Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN

KESELAMATAN PASIEN

Jeni Fiana Bauw

Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia

Email: jhenyfianabauw@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan, Pasien Safety atau keselamatan pasien merupakan masalah yang sangat global dalam
dunia kesehatan. Pasien safety juga bisa diartikan sebagai suatu disiplin sektro dalam pelayanan
kesehatan yang mengaplikasikan metode ilmu keselamatan (safety) untuk menuju sistem pelayanan
kesehatan yang terpercaya. Dalam mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang terpercaya maka di
butuhkan beberapa hal yang dapat mendukung sistem yang di terapkan di rumah sakit seperti,
kemampuan perawat, tingkat pengetahuan, dan sikap, sikap sangat berperan penting dalam
pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan terutama pada pelaksanaan keselamatan pasien. Dalam
sistem keselamatan pasien memiliki faktor yang mempengaruhi penerapan keselamatan pasien, hal
tersebut dapat menghambat atau menjadi kendala dalam menerapkan sistem keselamatan pasien dan
juga mempengaruhi mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

Kata kunci : penerapan keselamayan, pasien safety. System pelayanan

ABSTRACT

Introduction, Patient Safety or patient safety is a very global problem in the world of health. Patient
safety can also be interpreted as a sectarian discipline in health services that applies safety science
methods (safety) to get to a trusted health care system. In realizing a trusted health service system, it
is needed several things that can support the system implemented in hospitals such as, the ability of
nurses, level of knowledge, and attitudes, attitude is very important in the implementation of the
health care system, especially in the implementation of patient safety. In the patient safety system has
factors that affect the application of patient safety, it can hamper or become an obstacle in
implementing patient safety systems and also affect the quality of services available in the hospital.

Keywords: application of safety, patient safety, servant system


PENDAHULUAN Salah satu komponen penting yang
membantu mewujudkan sistem pelayanan
Keselamatan pasien (pasien safety)
keselamatan pasien di dalam pelayanan
adalah proses rumah sakit dalam
Rumah Sakit yaitu prasarana dan
memberikan pelayanan pasien yang aman
peralatan, seperti yang di sebutkan atau
termasuk dalam pengkajian risiko,
dijelaskan dalam Undang-Undang
identifikasi, dan menejemen risiko
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
terhadap pasien, pelapo r dan analisis
bahwa prasarana harus memenuhi standar
insiden, kemampuan untuk belajar dan
pealayanan, keamanan serta keselamatan
menindaklanjuti insiden, dan menerapkan
dan kesehatan kerja penyelenggaraan
solusi untuk mengurangu serta
Rumah Sakit, serta harus dalam keadaan
meminimalisir timbulnya risiko (UU
terpelihara dan berfungsi denngan baik.
44/2009 tentang Rumah Sakit pasal 43
Untuk mencapai hal tersebut , diperlukan
dala KKPRS, 2015). Pada tahun 2002,
manajemen yang baik pada instansi terkait
anggota WHO dar berbagai negara telah
yaitu bagian logistik mulai dari
menyepakati resolusi World Health
perencanaan, pengaggaran, pengadaan,
Assembly pada pasien safety. Berbagai
penyimpanan dan pendistribusian, serta
negara di dunia sedang berusaha
pemulihan dan penghapusan (Amonim,
membangununtuk meningkatkan kualitas
2009).
dan keamanan pelayanan dan pemerintah
di berbagai negara juga sangat menyadari Adapun faktor yang berhubungan

pentingnya mendidik profesional dengan keselamatan pasien yang bisa di

kesehatan dengan memberikan katakan penting dah yang di utamakan

pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan dalam dunia kesehatan terutama pada

konsep-konsep keselamatan pasien (WHO, tenaga profesional sebagai perawat.

2011). Kejadian yang berkaitan dengan Menurut Lambogia (2016), perilaku

keselamatan pasien semakin marak masuk perawat dengan kemampuan perawat

ke ranah hukum bahkan sampai ke sangat berperan penting dalam

pengadian (Anatha dalam Suparna, 2015). pelaksanaan keselamatan pasien. Perilaku


yang tidak aman, lupa, kurang
perhatian/motivasi, kecerobohan, tidak
teliti dan kemampuan yang tidak METODE
mempedulikan dan menjaga keselamatan
Literature Riview ini menganalisi
pasien berisiko untuk terjadinya kesalahan
Ariket Jurnal dan buku-buku referensi
dan akan mengakibatkan sedera pada
yang berfokus pada metode klinik dalam
pasien, berupa Near Miss (Kejadian Nyaris
hal faktor hubungan dalam penerapan
Cedera/KNC) atau adverse Event
keselamatan pasien dalam dunia perawat.
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD)
selanjutnya untuk mengurangi tingkat HASIL
kesalahan dapat dilakukan dengan
memodifikasi perilaku. Perawat harus Berdasarkan hasil yang di dapatkan

melibatkan kognitif,afektif, dan tindakan faktor-faktor yang berhubungan dengan

yang mengutamakan keselamatam penererapan keselamatan pasien yaitu,

pasien. Faktor selanjutnya yaitu faktor antara lain :

pendukung terdiri dari lingkungan fisik Ketepatan indentifikasi pasien


dan tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana Identifikasi pasien dan pencocokan

kesehatan. Faktor terakhir yaitu faktor pasien dengan pengobatan merupakan

pendorong terdiri dari sikap perilaku kegiatan yang dilakukan secara rutin di

petugas kesehatan atau petugas lain yang semua rangkaian perawatan (Australian

merupakan kelompok referensi dari Comission on Safetyand Quality in

perilaku masyarakat. HealthCare 2017). Karena hal ini


merupakan sesuatu yang rutin maka
TUJUAN sebelum melakukan tindakan pasien harus
di identifikasi terlebih dahulu. Rumah sakit
Kajian ini bertujuan untuk
perlu menyediakan kebijakan dan/atau
memudahkan pembaca dalam memahami
prosebur yang secara kolaboratif
faktor-faktor yang berhubungan dengan
dikembangkan untuk memperbaiki proses
penerapan keselamatan pasien terutama
identifikasi (KARS, 2011). Risiko
pada profesi kesehatan yang dimana
terhadap keselamatan pasien terjadi apa
keselamatan pasien sangatlah penting dan
bilas ada ketidakcocokan antara pasien dan
sangat di utamakan dalam system
komponen perawatan yang diberikan, baik
pelayanan yang dilakukan.
itu komponen diagnostik, teraupetik
maupun pendukung. Kesalahan karena
keliru saat mengidentifikasi pasien dapat
terjadi saat pasien terbius, mengalami pasien jika tidak digunakan secara tepat.
disiorentasi, tidak sadar, bertukar tempat Di karenakan obat yang perlu di waspadai
tidur/kamar/lokasi di Rumah Sakit, ada sangat memiliki resiko bahaya yang
kelainan sensori atau akibat situasi lain tingggi jika terjadi kesalahan maka untuk
(KARS, 2011). menghidari bahaya yang tidak di inginkan
maka perawat harus melakukan salah satu
Peningkatan Komunikasi Efektif
prosedur keperawatan yang bahkan rutin di
Komunikasi efektif yang tepat gunakan dalam pelayanan pasie yaitu
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang di prosedur benar dalam pemberian obat.
pahami oleh pasien akan mengurangi Setiap penyerahan obat kepada pasien
kesalahan, dan meningkatkan peningkatan perawat harus melakukan verifikasi 7
keselamatan pasien. Berdasarkan laporan (tujuh) benar untuk mencapai medications
FDA Safety, Thomas Maria R, et al, safety diantara lain :
(2014) menemukan bahwa komunikasi
1. Benar obat
dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
2. Benar waktu dan frekuensi
obat 19%. Komunikasi yang baik antar
pemberian obat
perawat dapat menjalin kerjasama yang
3. Benar dosis
baik dalam melakukan pelayanan
4. Benar rute pemberian
keperawatan . misalnya dalam oergantian
5. Benar identitas pasien
shift perawat yang disebut dengan operan
- Kebenaran nama pasien
perawat. Salah satu cara untuk
- Kebenaran nomor rekam medis
mendapatkan kerjasama yang baik dalam
pasien
hal komunikasi maka perawat bisa
- Kebenaran umur/tanggal lahir
melakukan pelaporan pelayanan dengan
pasien
menggunakan metode Situation,
- Kebenaran alamat rumah
Background, Assesment, Recommendation
pasien
(SBAR).
6. Benar informasi
Peningkatan Keamanan Obat Yang 7. Benar dokumentasi
Perlu Diwaspadai

Obat yang perlu di waspadai (


Kepastian Tepat Lokasi, Tepat
High- Alert Medications) adalah sejumlah
Prosedur, Tepat Pasien Operasi
obat-obat yang memiliki resiko tinggi
menyebabkan bahaya yang besar pada
Ketepatan lokasi, ketepatan  Infeksi umumnya dijumpai dalam
prosedur danpasien adalah suatu usaha semua bentuk pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk infeksi saluran kemih – terkait
yang di rumah sakit untuk menjamin kateter, infeksi aliran darah (blood stream
pasien yang akan menjalani suatu tindakan infections) dan pneumonia (seringkali
operasi mendapatkan tindakan operasi dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
yang sesuai dengan lokasi keadaan yang Pokok dari eliminasi infeksi adalah cuci
perlu di tindak, prosedur yang tepat untuk tangan (hand hygiene) yang tepat.
melakukan tindakan dan diberikan pada
a.  Kebersihan tangan merupakan
pasien yang benar membutuhkan tindakan
proses membersihkan tangan
operadid.
dengan menggunakan sabun
Salah lokasi, salah prosedur dan dan air yang menghalir (hand
pasien salah pada operasi adalah suatu wash) atau dengan
yang mengkhawatirkan dan tidak jarang menggunakan antiseptik
terjadi di rumah sakit. Untuk menghindari berbasis alkohol (hand rub)
terjadinya hal tersebut agar menjamin sisi b. Semua orang yang berada di
operasi yang tepat, prosedur yang tepat, RS wajib menjaga dan
serta pasien yang tepat dengan penerapan melaksanakan kebersihan
checklist keselamatan pasien atau tangan
mengurangi tindakan berisiko maka c. Rumah Sakit memfasilitasi
sebelum pasien di lakukan tindakan akan sarana prasarana kebersihan
melalui prosedur Check In, Sign In, Time tangan yang dibutuhkan.
Out, Sign Out, Check Out.
 Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Pengurangan Resiko Infeksi Terkait
a. Perawat wajib melakukan
Pelayanan Kesehatan
pengkajian resiko jatuh untuk
setiap pasien yang dirawat, guna
meminimalkan resiko jatuh dengan
metode “Morse Fall” untuk pasien
dewasa dan metode “Humpty
Dumpty” untuk pasien anak.
b. Pengurangan resiko jatuh
dilakukan dengan memberikan
identifikasi jatuh pada setiap (Setiowati, 2010). Keselamatan pasien
pasien, memberikan intervensi merupakan sistem yang dibentuk
pada pasien yang beresiko serta rumah sakit untuk mencegah dan
memberikan lingkungan yang mengurangi kesalahan dalam
aman. perawatan terhadap pasien akibat dari
kelalaian atau kesalahan asuhan yang
diberikan. Joint Commossion
PEMBAHASAN
International (JCI) menetapkan salah
Keselamatan pasien (pasien safety) satu standar keselamatan pasien yaitu
merupakan pencegahan kesalahan dan sasaran pelaksanaan keselamatan
efek samping yang terjadi pada pasien pasien di rumah sakit atau disebut
berkaitan dengan kelayanan kesehatan dengan National Patient Safety Goals
(WHO, 2016). Pasien safety juga bisa for Hospital merangkap pada
di artikan sebagao suatu disiplin dalam identifikasi pasien dengan benar,
sektor pelayanan kesehatan yang meningkatkan komunikasi efektif,
mengaplikasikan metode ilmu menggunakan obat secara aman,
keselamatan (safety) untuk menuju kepastian tepat lokasi, prosedur dan
sistem pelayanan kesehatan yang tepat pasien, menurunkan risiko infeksi
terpercaya (Stavert, 2016). Pengertian pasien dan mendeteksi risiko jatuh
lain yang di ungkapkan bahwa pasien (JCI, 2011).
keselamatan pasien merupakan suatu
Keselamatan pasien juga
atribut dari sistem pelayanan kesehatan
memberikan asuhan kepada pasien
yang meminimalisir insiden beserta
secara aman serta mencegah terjadinya
efeknya dan memaksimalkan proses
cidera akibat kesalahan karena
pemulihan (recovery) dan adverseevent
melaksanakan suatu tindakan atau
(Stavert, 2016).
tidak melaksanakan suatu tindakan
Keselamatan pasien di rumah sakit yang seharusnya di lakukan atau di
merupakan suatu bentuk pelayanan ambil. Sistem tersebut meliputi
kesehatan kepada pasien dirumah sakit pengenalan resiko, identifikasi dan
yang aman dan tidak merugikan pengelolaan hal yang berhubungan
pasien. Seluruh komponen pelayanan dengan resiko pasien pelaporan dan
kesehatan rumah sakit meliputi dokter, analissis insiden, kemampuan belajar
perawat, tenaga kesehatan lainnya dari insiden, tidak lanjut dan
implementasi solusi untuk terhadap keselamatan pasien.
meminimalkan resiko (depkes, 2008). Pengkajian tersebut meliputi
pengkajian dalam bidang sebagai
Pelayanan keperawatan yang baik
berikut :
adalah pelayanan keperawatan yang
memperhatikan keselamatan pasien. 1. Struktur
Setiap tindakan keperawatan yang 2. Lingkungan
dilakukan beserta dengan peralatan dan 3. Peralatan dan teknologi
lingkungan sekitar sudah seharusnya 4. Proses
dikondisikan secara sempurna untuk 5. Orang
menunjang keselamatan pasien. Oleh 6. Budaya
karena itu, diperlukan pengkajian

PENUTUP evaluasi dan program peningkatan


keselamatan pasien, peran
Keselamatan pasien adalah proses
kepemimpinan dalam meningkatkan
dalam suatu rumah sakit yang
keselamatan pasien, mendidik staf
memberikan pelayanan pasien secara
tentang keselamatan pasien, dan
aman. Proses tersebut meliputi
komunikasi merupakan kunci bagi staf
pengkajian mengenai resiko,
untuk mencapai keselamatan pasien.
identifikasi, manajemen resiko
Selain mengacu pada tujuh standar
terhadap pasien, pelaporan dan analisis
pelayanan tersebut, keselamatan pasien
insiden, kemampuan untuk belajar dan
juga dilindungi oleh undang-undang
menindaklanjuti insiden, dan
kesehatan sebagaimana yang diatur
menerapkan solusi untuk mengurangi
dalam UU Kesehatan No. 36 tahun
serta meminimalisir timbulnya risiko.
2009 serta UU Rumah Sakit No. 44
Pelayanan kesehatan yang diberikan
tahun 2009.
tenaga medis kepada pasien mengacu
kepada tujuh standar pelayanan pasien DAFTAR PUSTAKA
rumah sakit yang meliputi hak pasien,
anonim. 2009. Jurnal Manajemen Sumber
mendididik pasien dan keluarga,
Daya Manusia.
keselamatan pasien dan
http://www.jurnalsdm.blogspot.com
kesinambungan pelayanan,
penggunaan metode- metode
peningkatan kinerja untuk melakukan
Daud, A. (2010). Budaya Keselamatan dle/123456789/5447/JURNAL.pdf?
Pasien Rumah Sakit, Slide Workshop sequence 23 April 2014 13.30 WIB.
Pasien Safety, Jakarta : Persi.
Rezkiki, F, Utami, G. S. (2017). Faktor
Yang Berhubungan Dengan Penerapan
Departemen kesehatan Republik
Komunikasi Sbar Di Ruang Rawat Inap.
Indonesia. (2008). Pedoman Jurnal human care,3(1), 1-13.
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar
penanggulangan Nasional TBC. Jakarta:
Keselamatan Pasien Melalui Terima
Depke RI. Departemen Kesehatan.
Pasien Berbasis Komunikasi Efektif:
Repunlik Indonesia.
SBAR.
Kemenkes. (2011). Peraturan Menteri
Viraman, K. M. (2012). Faktor-faktor yang
Kesehatan no 1691 tahun 2011 tentang,
mempengaruhi kepatuhan staf perawat dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta:
staf farmasi menggunakan enam benar
Menkumham, Berita Negara RI.
dalam menurunkan kasus kejadian yang
KKP-RS. (2008). Pedoman Pelaporan tidak diharapkan dan kejadian nyaris
Insiden Keselamatan Pasien. Jakarta : cidera di Rumah Sakit Umum Surya
KKPRS. Husada, Tesis. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Liestari, P. (2013). Gambaran Budaya
Keselamatan Pasien oleh Perawat dalam Yasmi, Y, Thabrany, H. (2015). Faktor-
melaksanakan Pelayanan di Instalasi Faktor yang Berhubungan dengan Budaya
Rawat Inap RSUP Dr Wahidin Sudiro Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Karya
diunduh dari Bhakti Pratiwi Bogor Tahun 2015.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han

Volume 1 No.2 Tahun 2017


Jurnal Human Care Ju

Anda mungkin juga menyukai