Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI RI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
Jl. TMP Kalibata No. 17 Jakarta Selatan 12740, Telp. 021-7989925 Fax. 021-7974488

PERJANJIAN KERJA BERSAMA


Nomor :
Nomor :1

TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
BAGI TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL PROVINSI ……………

Pada hari ini …………………………. bulan Mei tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga, bertempat di
Provinsi ………………., kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Febrian Alyuswar.


NIP : 19690806 199603 1 003
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen 3 Satuan Kerja Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Alamat : Jl. TMP Kalibata No. 17 Jakarta Selatan

Dalam hal ini, berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 126 Tahun 2023 tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) di Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, bertindak
dalam jabatan tersebut untuk dan atas nama Satuan Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KESATU.
2. Nama : ……………………….
NPK : .........................................
Jabatan : Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang
………………………………..
Alamat : ………………………………..
Dalam hal ini diangkat berdasarkan Keputusan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor
…………………, tentang …………………………… dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan
atas nama Direksi BPJS Ketenagakerjaan, yang berkedudukan dan berkantor di Kantor Cabang
………………………….. selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja ini adalah perjanjian dimana PIHAK KESATU
mengikat PIHAK KEDUA sebagaimana pula PIHAK KEDUA telah sepakat untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kerja ini.
2. Perjanjian Kerja ini ditandatangani berdasarkan kesepakatan PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA tanpa ada unsur paksaan.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK KESATU mengadakan kerja sama dengan PIHAK KEDUA, dengan lingkup pekerjaan
sebagai berikut:
(1) Melaksanakan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Tenaga Pendamping
Profesional (TPP) di Provinsi ………………………..;
(2) Program BPJS Ketenagakerjaan bagi Tenaga Pendamping Profesional yang diikuti terdiri
dari:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK);
b. Jaminan Kematian (JKM);
c. Jaminan Hari Tua (JHT). (Optional)
(3) Output kegiatan yang harus diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU berupa
dokumen pengelolaan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Tenaga Pendamping Profesional,
yaitu:
a. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan kegiatan sosialisasi manfaat Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan kepada PIHAK KESATU dan Tenaga Pendamping Profesional di
wilayah provinsi ………………;
b. Memproses pendaftaran Tenaga Pendamping Profesional sebagai peserta Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan;
c. PIHAK KEDUA wajib memberikan Bukti Kepesertaan bagi PIHAK KESATU dan Tenaga
Pendamping Profesional berupa kartu fisik dan elektronik;
d. Memberikan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada Tenaga Pendamping Profesional
yang dilaporkan PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA yang telah menjadi peserta;
e. PIHAK KEDUA wajib menjamin pelayanan klaim Tenaga Pendamping Profesional di
kantor BPJS Ketenagakerjaan di seluruh wilayah Provinsi …………………;
f. Bersama dengan PIHAK KESATU melakukan rekonsiliasi data peserta setiap bulan untuk
menjadi dasar pembayaran iuran setiap bulan;
g. PIHAK KEDUA menyampaikan laporan tertulis pelaksanaan kegiatan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan Tenaga Pendamping Profesional kepada PIHAK KESATU paling lambat
31 Desember 2023, paling sedikit memuat:
- Data TPP yang terdaftar;
- Data TPP yang dinonaktifkan;
- Data TPP yang telah mengajukan klaim;
- Data TPP yang telah selesai proses klaim dan telah dibayarkan.

Pasal 3
DASAR PELAKSANAAN
(1) Pelaksanaan Perjanjian Kerja ini didasarkan pada:
a. Memorandum Of Understanding (MoU) antara Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia dengan Direktur Utama Badan
Penyelenggaran Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Nomor: 03/M/HK.07.01/III/2021;
Nomor: MOU/2/R/032021 tanggal 30 Maret 2021;
b. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dengan Direktur Kepesertaan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan Nomor: 03/BPSDM/HK.07.01/III/2021; Nomor: PER/32/032021 tanggal
31 Maret 2021;
c. DIPA Satuan Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor: SP DIPA-
067.09.1.350475/2023 tanggal 30 November 2022.
(2) Apabila terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang satu dengan yang lain, maka masing-
masing mempunyai kekuatan hukum dengan urutan sebagai berikut:
a. Memorandum of Understanding (MoU).
b. Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
c. Perjanjian Kerja.
Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Tenaga Pendamping Profesional
sebagaimana dimaksud Pasal 1 dilaksanakan dalam jangka waktu 1 (satu) Tahun Anggaran
Sejak waktu Penandatangan Perjanjian Kerja ini, yaitu dimulai tanggal ..... dan harus sudah
selesai selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2023, dengan hasil yang dapat diterima
dengan baik dan disetujui oleh PIHAK KESATU;
(2) Jangka waktu pelaksanaan yang ditentukan pada ayat (1) dapat diperpanjang selama jangka
waktu MoU masih berlaku atas kesepakatan bersama.

Pasal 5
CARA PEMBAYARAN
(1) Jumlah pembayaran akan berubah dan menyesuaikan tagihan setiap bulannya sesuai dengan
jumlah tenaga kerja masuk/keluar, perubahan data posisi dan/atau lokasi tugas yang
mengakibatkan perubahan besaran iuran yang akan dilaporkan oleh PIHAK KESATU
kepada PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KESATU melalui Koordinator Provinsi menyampaikan informasi Tenaga
Pendamping Profesonal yang masuk/keluar, perubahan data posisi dan/atau lokasi tugas yang
mengakibatkan perubahan besaran iuran setiap bulan kepada PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KEDUA menerbitkan tagihan dengan kode iuran dan jumlah yang dibayar setiap
bulan sesuai data tenaga kerja masuk/keluar, perubahan data posisi dan/atau lokasi tugas yang
mengakibatkan perubahan besaran iuran yang telah diinformasikan.
(4) PIHAK KESATU melakukan pembayaran kepada Tenaga Pendamping Profesional paling
lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya dan menyampaikan informasi tanggal SP2D
pembayaran kepada PIHAK KEDUA dan Koordinator Provinsi.
(5) PIHAK KEDUA dan Koordinator Provinsi menyampaikan informasi kepada Bank Pelaksana
untuk melakukan autodebet dari rekening Tenaga Pendamping Profesional sesuai dengan
besaran iuran.
(6) Bank Pelaksana melakukan proses autodebet dari rekening Tenaga Pendamping Profesional
dan selanjutnya melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan tagihan.
(7) Dalam hal terdapat kegagalan dalam proses autodebet, maka pihak Bank Pelaksana
berkoordinasi dan menyampaikan data Tenaga Pendamping Profesional yang gagal dilakukan
autodebet kepada PIHAK KESATU dan Koordinator Provinsi untuk ditindaklanjuti sesuai
ketentuan.
(8) Setelah proses pembayaran selesai, PIHAK KEDUA menyampaikan formulir rincian iuran
Tenaga Kerja kepada PIHAK KESATU dan Koordinator Provinsi.

Pasal 6
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Apabila terjadi hal-hal di luar kemampuan PARA PIHAK atau disebut sebagai keadaan kahar
dan mengakibatkan isi Perjanjian ini tidak dapat dilaksanakan baik sebagian maupun
seluruhnya maka PARA PIHAK akan menyesuaikan isi Perjanjian ini dan apabila tidak
memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian, masing-masing Pihak tidak akan mengadakan
tuntutan apapun dan kerugian yang timbul karenanya akan diselesaikan secara musyawarah
oleh PARA PIHAK demi tercapainya penyelesaian yang sebaik-baiknya.
(2) Yang dimaksud dengan keadaan kahar dalam Perjanjian ini antara lain bencana alam, huru
hara, pemberontakan, pemogokan yang dengan jelas dinyatakan sebagai keadaan kahar serta
perubahan kebijakan Pemerintah yang mendasar dalam bidang keuangan/moneter, serta
keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan hubungan sebab akibat secara langsung dengan
kerugian yang dialami PARA PIHAK.

Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Dalam hal terjadinya perselisihan atau perbedaan pendapat dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini,
PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 10
LAIN-LAIN

1. Perjanjian Kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak;
2. Biaya yang timbul akibat perjanjian ini termasuk materai ditanggung oleh kedua belah pihak;
3. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan/kesalahan dalam Perjanjian Kerja ini
sehingga menghambat pelaksanaan tugas, maka dapat dibuat Surat Kuasa/Pelimpahan Kegiatan
tambahan atas persetujuan kedua belah pihak yang pada dasarnya tidak bertentangan dengan
perjanjian ini.

Perjanjian Kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam rangkap 2 (dua) pada
lembar pertama dan kedua ditandatangani di atas materai Rp. 10.000,- oleh PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA, satu dipegang oleh PIHAK KESATU dan satu dipegang oleh PIHAK KEDUA
yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

…………………, ………… Mei 2023

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Satuan Kerja Badan Pengembangan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Ketenagakerjaan,
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi,

Febrian Alyuswar …………………………..


NIP. 19690806 199603 1 003 Kepala Cabang ……………….
Pejabat Pembuat Komitmen 3

Anda mungkin juga menyukai