Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI RI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
Jalan TMP Kalibata Nomor 17 Jakarta Selatan 12740Telepon 021-7912244, Faksimili 021-7912242
www.kemendesa.go.id

PERJANJIAN KERJA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


SATUAN KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MASYARAKAT DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI

DENGAN

TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL


PENDAMPING LOKAL DESA

Nomor:…...../BPSDM-PMD/PPK-V/I/2021

Pada hari ini ..... tanggal ....bulan ............ tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, yang
bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MUSTAKIM, S.T.


NIP : 19810515 201001 1 007
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) V
Alamat Kantor : Jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata Nomor 17, Jakarta
Selatan 12740

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Satuan Kerja Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

Nama :
NIK :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan Sesuai SPT :
Nomor : 01/KP.05.01/2021
NPWP :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

Untuk selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama


disebut PARA PIHAK.
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian
dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Pendampingan Desa pada Satuan
Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut:

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

Perjanjian kerja ini adalah perjanjian dimana PIHAK KESATU mengikat PIHAK
KEDUA sebagaimana pula PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK KESATU
dalam hubungan kerja untuk melaksanakan tugas dalam Surat Perjanjian ini
sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK seperti yang terdapat pada
pasal-pasal berikut ini.

PASAL 2
HUBUNGAN KERJA DAN JANGKA WAKTU IKATAN KERJA

(1) PIHAK KESATU memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan bidang dan keahliannya sebagaimana dimaksud oleh Standar
Operasional Prosedur Pembinaan dan Pengendalian Tenaga Pendamping
Profesional, dan PIHAKKEDUA menerima baik penugasan dari PIHAK
KESATU tersebut dan menjabarkannya dalam Rencana Kerja, serta untuk
bertindak sebagai Pendamping Lokal Desa sebagaimana lokasi tugas yang
ditetapkan dalam Surat Perintah Tugas oleh PIHAK KESATU;

(2) Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), PIHAK KEDUA bekerja dengan jangka waktu bulan Januari hingga
Desember 2021;

(3) Mengesampingkan dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, PIHAK KESATU dapat memutuskan Kontrak PIHAK KEDUA
melalui pemberitahuan tertulis setelah terjadinya hal-hal sebagaiberikut:
a. PIHAK KEDUA dinyatakan tidak layak untuk diperpanjang berdasarkan
hasil evaluasi kinerja yang ditetapkan oleh PIHAK KESATU; dan
b. tidak atau belum adanya Dokumen Anggaran Pemerintah dan Peraturan
perundangan yang berlaku (DIPA), sebagaimana ditetapkan dalam surat
pemberitahuan PIHAK KESATU;

(4) PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan melaporkan
hasil kerjanya kepada PIHAK KESATU;

(5) Jika dalam periode waktu penugasan yang telah ditetapkan terdapat
pekerjaan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Kerja yang belum
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan
dengan konsekuensi tidak ada penambahan pembiayaan;
(6) Selama Perjanjian Kerja ini berlangsung, PIHAK KEDUA tidak
diperkenankan mengadakan ikatan kerja dengan pihak lain.

PASAL 3
KEWAJIBAN

(1) PIHAK KESATU mempunyai kewajiban:


a. Mengawasi, memeriksa, dan mengevaluasi pekerjaan yang dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA; dan
b. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban:


a. Memberikan data dan informasi diri yang benar dan lengkap serta
bertanggungjawab penuh terhadap data-data yang diberikan jika
terdapat permasalahan di kemudian hari;
b. Memasukan data dan informasi diri terbaru ke dalam aplikasi Laporan
Harian yang meliputi nama lengkap, NIK, tempat dan tanggal lahir,
alamat rumah, nomor telepon, dan alamat e-mail;
c. Bertempat tinggal di ibukota kabupaten/kota lokasi tugas dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan dan berkewajiban memberitahukan alamat
tempat tinggal di lokasi tugas kepada PIHAK KESATU;
d. Bekerja purna waktu, dengan jumlah waktu kerja minimal 7 jam/hari
atau 40 jam/minggu, mengingat lingkup pekerjaan meliputi jasa
fasilitasi, asistensi, konsultasi dan pendampingan masyarakat di
pedesaan, maka jam kerja disesuaikan dengan kebutuhan tugas, situasi
dan kondisi pelayanan kepada masyarakat;
e. Melakukan supervisi, monitoring, asistensi teknik, pemberdayaan dan
koordinasi ke Desa-Desa paling sedikit 15 (lima belas) hari dalam setiap
bulannya;
f. Menyimpan semua tanda bukti hasil pekerjaan untuk sewaktu-waktu
dilakukan pemeriksaan oleh PIHAK KESATU atau pihak lain yang
ditunjuk serta pihak lain karena jabatan yaitu instansi pemerintah
bidang perpajakan, pengawasan, serta penyidikan;
g. Memiliki dan menyediakan peralatan kerja pribadi, serta
bertanggungjawab atas pengelolaan alat-alat kerja dan inventaris kantor
apabila disediakan oleh PIHAK KESATU;
h. Memiliki jaminan perlindungan kecelakaan kerja; dan
i. Memberikan data-data dan dokumen pendukung lainnya perihal hasil
pekerjaannya kepada Auditor yang ditunjuk oleh PIHAK KESATU.

(3) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas yang meliputi:


a. Mendampingi organisasi perangkat daerah kabupaten/kota untuk
terlibat aktif dalam mendukung desa melakukan upaya pencapaian
SDGs Desa;
b. Mempercepat penyelesaian dokumen administrasi di tingkat
kabupaten/kota sebagai dasar penyaluran, perencanaan, pemanfaatan
dan rekapitulasi pelaporan Dana Desa;
c. Memonitor kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pembangunan Desa, kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan
pihak ketiga di tingkat kabupaten/kota;
d. Melakukan sosialisasi kebijakan SDGs Desa;
e. Mentoring PD dan PLD;
f. Mengadvokasi kebijakan percepatan laju pencapaian SDGs Desa melalui
dukungan program dan/atau kegiatan pemerintah daerah
kabupaten/kota yang difokuskan pada upaya pencapaian SDGs Desa;
g. Terlibat aktif mencatat dan melaporkan kegiatan-kegiatan sehari-hari di
kabupaten/kota yang berkaitan dengan fasilitasi implementasi SDGs
Desa, kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan pihak ketiga ke
dalam aplikasi Laporan Harian dalam Sistem Informasi Desa;
h. Terlibat aktif mencatat dan melaporkan kegiatan-kegiatan sehari-hari di
kabupaten/kota yang berkaitan dengan BUMDesa dan BUMDesa
Bersama ke dalam aplikasi Laporan Harian dalam Sistem Informasi
Desa;
i. Melaksanakan penilaian mandiri melalui aplikasi Laporan Harian dalam
Sistem Informasi Desa;
j. Melaksanakan sosialisasi dan publikasi kebijakan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui media sosial;
k. Melaksanakan penugasan lainnya dari Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
l. Melaksanakan penugasan lainnya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dari kementerian, lembaga pemerintah non kementerian,
dan/atau pemerintah daerah setelah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan
m. Meningkatkan kapasitas diri secara mandiri maupun melalui komunitas
pembelajar.

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (3) diatas, PIHAK
KEDUA harus mengikuti petunjuk sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan maupun Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Pengendalian
Tenaga Pendamping Profesional yang diterbitkan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dan apabila dalam melaksanakan tugas seperti tercantum dalam
Pasal 3 ayat (3) tersebut di atas terjadi kesalahaan yang semata-mata dilakukan
oleh PIHAK KEDUA, maka atas kesalahan tersebut menjadi tanggungjawab
PIHAK KEDUA, termasuk didalamnya kesalahan prosedural dan konseptual
terhadap program dan administrasi, meliputi:
a. Pelaksanaan Rencana Kerja dan perubahaannya;
b. Penyusunan laporan bulanan dan perubahannya;
c. Penyusunan laporan lembar waktu kerja (timesheet) dan perjalanan
dinas; dan
d. Pelanggaran yang bersifat pidana atau perdata.
PASAL 4
HAK

(1) PIHAK KESATU berhak:


a. Memperoleh laporan harian mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA melalui aplikasi Laporan Harian dalam
Sistem Informasi Desa;
b. Mengevaluasi kinerja PIHAK KEDUA berdasarkan ketentuan dalam
Standar Operasional Prosedur Evaluasi Kinerja Pendamping Profesional;
dan
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK KEDUA berhak:


a. Mendapatkan pelatihan atau pembekalan termasuk penjelasan terkait
poin penting pada Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan
Pengendalian Tenaga Pendamping Profesional dan Standar Operasional
Prosedur Evaluasi Kinerja Pendamping Profesional, sebelum dilakukan
penempatan di lokasi kerja terhadap PIHAK KEDUA;
b. Menerima imbalan jasa berupa honorarium, dan tunjangan asuransi;
c. Mendapatkan bantuan biaya operasional secara lumpsum untuk
perumahan, komunikasi, transportasi, pelaporan dan lain sebagainya;
d. Mendapatkan insentif dan/atau dukungan operasional yang bersumber
dari APBD dan/atau APBN di luar DIPA Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi; dan
e. Mendapatkan cutiyang meliputi cuti tahunan, cuti bersama, cuti
melahirkan, cuti sakit dan cuti lainnya.

(3) Honorarium, bantuan biaya operasional, dan tunjangan asuransi


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c. diberikan oleh
PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan:
a. Honorarium diberikan secara lumpsum, kecuali pada bulan pertama
bertugas dan bulan terakhir penugasan pembayaran honorarium akan
diperhitungkan sesuai dengan jumlah kehadiran di lokasi tugas dengan
rumus: honorarium yang diterima = (jumlah hari kehadiran/hari kerja
pada bulan pertama atau bulan terakhir) X besaran pagu honorarium
perbulan;
b. Tunjangan asuransi diberikan untuk jaminan kecelakaan kerja dan
kesehatan selama masa kontrak;
c. Honorarium, bantuan biaya operasional, dan tunjangan asuransi
dibayarkan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA setiap tanggal 1
sampai dengan 7 awal bulan berikutnya, dengan catatan tidak adanya
keterlambatan penyusunan laporan dan pengiriman seluruh data
pendukung bulan sebelumnya dari PIHAK KEDUA;
d. Honorarium, bantuan biaya operasional, dan tunjangan asuransimulai
berlaku terhitung sejak PIHAKKEDUA melaksanakan pekerjaan di lokasi
tugas yang dibuktikan dengan pengesahan Surat Perintah Tugas dari
PIHAK KESATU;
e. Pembayaran honorarium, bantuan biaya operasional, dan tunjangan
asuransi dilakukan PIHAK KESATU secara langsung ke rekening PIHAK
KEDUA;
f. Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA dan atau pajak-pajak lain yang timbul
jika ada, akan ditanggung dan dibayar sendiri oleh PIHAK KEDUA
sebagai wajib pajak, sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan
yang berlaku, untuk itu PIHAK KEDUA wajib memiliki NPWP; dan
g. Khusus biaya bantuan operasional kantor di kabupaten/kota disalurkan
melalui rekening koordinator Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat di
kabupaten/kota lokasi tugasnya.

(4) Insentif dan/atau dukungan operasional yang bersumber dari APBD


dan/atau APBN sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) huruf d. dapat
diberikan kepada PIHAK KEDUA apabila kementerian, lembaga pemerintah
non kementerian, dan/atau pemerintah daerah dalam memberikan
penugasan kepada PIHAK KEDUA disertai pembiayaan.

(5) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d diberikan oleh PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan:
a. Cuti tahunan diberikan paling banyak 12 (dua belas) hari kerja selama
satu tahun dengan syarat PIHAK KEDUA telah bekerja paling sedikti 3
(tiga) bulan secara terus menerus;
b. Cuti bersama ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan mengurangi cuti
tahunan.
c. Cuti melahirkan diberikan paling banyak 3 (tiga) bulan berturut-turut;
d. Cuti sakit diberikan paling banyak 15 (lima belas) hari dengan
melampirkan bukti surat keterangan dokter; dan
e. Cuti lainnya diberikan dengan mengacu pada Standar Operasional
Prosedur Evaluasi Kinerja Pendamping Profesional.

(6) Daftar honorarium, bantuan biaya operasional, dan tunjangan asuransi


tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Perjanjian Kerja ini.

PASAL 5
TATA CARA DAN SYARAT PEMBAYARAN

(1) PIHAK KESATU akan memverifikasi dokumen PIHAK KEDUA sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur yang sudah ditetapkan.

(2) Selanjutnya PIHAK KESATU akan meminta PP-SPM untuk melakukan


pembayaran kepada pihak kedua.

(3) PP-SPM akan mengeluarkan surat perintah membayar kepada KPPM.


(4) Pembayaran oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilakukan dengan
syarat;
a. Perjanjian kerja telah ditandatangani oleh kedua pihak
b. Laporan bulanan
c. Foto Copy rekening yang aktif
d. Foto Copy NPWP.

PASAL 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Jika terjadi perselisihan kerja antara PARA PIHAK maka diselesaikan
melalui proses musyawarah dan mufakat;

(2) Apabila perselisihan kerja antara PARA PIHAK sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) tidak dapat diselesaikan melalui proses musyawarah dan mufakat
maka PARA PIHAK menyelesaikan peselisihan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PASAL 7
SANKSI

(1) PIHAK KESATU dapat memberikan sanksi secara sepihak dalam Perjanjian
Kerja ini berupa menonaktifkan sementara tanpa pemberian gaji dan
tunjangan apabila PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai terdakwa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(2) PIHAK KESATU wajib mencabut sanksi sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1) apabila PIHAK KEDUA dinyatakan tidak bersalah secara hukum oleh
pengadilan dan berkekuatan hukum tetap;

(3) PIHAK KESATU dapat memberikan sanksi secara sepihak dalam Perjanjian
Kerja ini berupa teguran tertulis sampai dengan pemberhentian apabila
PIHAK KEDUA terbukti:
a. Memasukan data dan informasi palsu ke dalam aplikasi Laporan Harian
yang ada di Sistem Informasi Desa; dan/atau
b. Melakuka pelanggaran Kode Etik Tenaga Pendamping Profesional.
c. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan Pasal (3) diatas.

PASAL 8
PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA

(1) PIHAK KESATU dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian Kerja ini apabila:
a. PIHAK KEDUA meninggal dunia;
b. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja,
setelah mengajukan pemberitahuan dan permohonan kepada PIHAK
KESATU selambat-lambatnya satu bulan sebelumnya, dan yang
bersangkutan wajib menyelesaikan tugas dan kewajibannya serta
meyerahkannya kepada pengganti yang ditunjuk PIHAK KESATU;
c. PIHAK KEDUA menderita sakit yang berakibat tidak dapat
melaksanakan pekerjaannya selama 3 (tiga) bulan secara terus-
menerus;
d. PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas tanpa keterangan selama 10
hari kerja berturut- turut atau 20 hari kerja dalam satu tahun;
e. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar nilai evaluasi kinerja reguler;
f. PIHAK KEDUA mendapatkan teguran secara tertulis dari PIHAK KESATU
sebanyak 3 (tiga) kali dikarenakan terbukti melakukan pelanggaran
Kode Etik Tenaga Pendamping Profesional;
g. PIHAK KEDUA dinyatakan bersalah secara hukum oleh pengadilan dan
berkekuatan hukum tetap;
h. PIHAK KEDUA terbukti menjadi pengurus partai politik, calon anggota
legistaltif, calon kepala daerah/wakil kepala daerah, calon kepala Desa,
tim pemenangan dalam pemilihan presiden, tim pemilihan legislatif
dan/atau tim pemilihan kepala daerah;
i. PIHAK KEDUA terbukti bekerja rangkap dengan penghasilan tetap yang
pendanaannya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau swasta;
j. PIHAK KEDUA mendapatkan teguran secara tertulis dari PIHAK KESATU
sebanyak 3 (tiga) kali dikarenakan terbukti memasukan data dan
informasi palsu ke dalam aplikasi Laporan Harian yang ada di Sistem
Informasi Desa; dan
k. Adanya kebijakan pemerintah perihal penghentian kegiatan
pendampingan Desa oleh tenaga pendamping profesional, atau adanya
kebijakan pemerintah yang menyebabkan berkurangnya kemampuan
pendanaan tenaga pendampingan profesional.

(2) PIHAK KESATU wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA paling


lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja
sepihak oleh PIHAK KESATU;

(3) PIHAK KEDUA dapat melakukan pemutusan perjanjian kerja secara


sepihak apabila PIHAK KESATU secara sengaja atau karena kelalaian tidak
memenuhi hak PIHAK KEDUA;

(4) Selain dari yang tersebut dalam ayat (1) dan ayat (3)maka Perjanjian Kerja
ini dapat dibatalkan dengan persetujuan tertulis PARA PIHAK.

PASAL 9
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
Dengan berakhirnya hubungan kerja antara PIHAK KESATU dengan PIHAK
KEDUA maka:
a. PIHAK KEDUA tidak mendapatkan uang pesangon dan status
kepegawaiandariPIHAK KESATU;
b. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh tugas dan tanggung jawabnya
yang telah diselesaikan kepada PIHAK KESATU atau pihak lain yang
ditunjuk oleh PIHAK KESATU;
c. PIHAK KESATU wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada PIHAK
KEDUA sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerja ini; dan
d. PIHAK KESATU wajib memberikan Surat Keterangan Kerja kepada PIHAK
KEDUA.

PASAL 10
LAMPIRAN

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja
ini, berupa Standar Perilaku (Code of Conduct), Kode Etik Tenaga Pendamping
Profesional, Daftar Honorarium, Biaya Operasional dan Tunjangan Asuransi,
Tugas Pokok dan Fungsi sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Aspek-aspek
Penilaian Evaluasi Kinerja yang ditetapkan PIHAK PERTAMA.

PASAL 11
PENUTUP

(1) Perjanjian Kerja ini dibuat rangkap 2 (dua) yang terdiri dari 2 (dua) asli
bermaterai Rp. 10.000,- untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, selebihnya
diberikan kepada pihak yang berkepentingan yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini.
(2) Perjanjian Kerja sebagaimana pada ayat (1), masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(3) Perjanjian Kerja ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(4) Perubahan Perjanjian Kerja dapat dilakukan antara PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Pendamping Lokal Desa Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) V

________________________________
NIK. ............................................ MUSTAKIM, S.T.
........... NIP. 19810515 201001 1 007
Lampiran I

Perjanjian Kerja Tenaga Pendamping Profesional


Nomor : .........................................................

Nama :
Alamat :
Jabatan :

LokasiTugas
Nama Item Jumlah
Kecamatan Kabupaten

Honorarium Rp.

Bantuan Biaya Rp.


Operasional

Asuransi Rp.

Total Rp.

Keterangan:

1. Honorarium dan Bantuan Biaya Operasional dikenakan pajak sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, dan
ditanggung serta dibayarkan sendiri oleh PIHAK KEDUA sebagai wajib pajak.
2. Biaya Asuransi dapat diterimakan sesuai jumlah riil asuransi yang dibayarkan
dalam polis, dengan ketentuan maksimal sesuai Keputusan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 44 Tahun 2019
tentang Honorarium dan Bantuan Biaya Operasional Tenaga Pendamping
Profesional, dan dibayarkan setelah bukti asuransi diterima oleh PIHAK
KESATU setiap bulannya.
Lampiran I

Perjanjian Kerja Tenaga Pendamping Profesional


Nomor : ………………………….

Nama :
Alamat :
Jabatan :

Lokasi Tugas
Nama Item Jumlah
Kecamatan Kabupaten

Honorarium

Bantuan Biaya
Operasional

Asuransi

Total

Keterangan:

3. Honorarium dan Bantuan Biaya Operasional dikenakan pajak sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, dan
ditanggung serta dibayarkan sendiri oleh PIHAK KEDUA sebagai wajib pajak.
4. Biaya Asuransi dapat diterimakan sesuai jumlah riil asuransi yang dibayarkan
dalam polis, dengan ketentuan maksimal sesuai Keputusan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 44 Tahun 2019
tentang Honorarium dan Bantuan Biaya Operasional Tenaga Pendamping
Profesional, dan dibayarkan setelah bukti asuransi diterima oleh PIHAK
KESATU setiap bulannya.
Lampiran II

STANDAR PERILAKU, KODE ETIK, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

TATA PERILAKU (Code of Conduct) TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL

1. Tunduk Terhadap Hukum, Peraturan dan Adat-istiadat


Pendamping Profesional tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas atau
berpartisipasi dalam aktivitas yang melawan hukum, peraturanserta adat
istiadat masyarakat setempat yang akan berpengaruh buruk terhadap citra
Satker/Pemerintah.
2. Kebenaran Data Pribadi
Data pribadi Pendamping Profesional yang diberikan kepada Satker/Pemerintah
harus benar dan dijamin kebenarannya sehingga secara yuridis tidak
merugikan Satker/Pemerintah sebagai Pihak Pemberi Kerja.
3. KonflikKepentinganPribadi
Setiap Pendamping Profesional, dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya, harus selalu berpedoman pada panduan yang digariskan serta
melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Konflik kepentingan pribadi
baik yang menyangkut keuangan maupun proses pelaksanaan tugas harus
dihindarkan.
4. Menerima Imbalan
Pendamping Profesional tidak diperbolehkan menerima atau meminjam uang
dan/atau barang sebagai imbalan pengerjaan sesuatu atau kegiatan yang
bersumber dari APBDes.
5. Tingkat Kehadiran di Lokasi Pekerjaan
Setiap Pendamping Profesional harus menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya serta berada di lokasi tugas secara purna waktu, sehingga tidak ada
keluhan dari masyarakat atau pihak terkait tentang sulitnya melakukan
pertemuan dan koordinasi.
6. Laporan dan Akurasi Data
 Setiap Pendamping Profesional harus menyampaikan laporan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
 Permintaan data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen program
dan Satker/Pemerintah harus segera dipenuhi;
 Pendamping Profesional harus memberikan data alamat, nomor handphone
dan nomor rekening tabungan yang benar guna menjamin kelancaran
komunikasi dan transfer pembayaran honorarium dan tunjangan;
 Setiap perubahan alamat, nomor handphone dan nomor rekening tabungan
harus diberitahukan secara cepat dan tertulis;
7. Jabatan Publik
Pendamping Profesional dilarang menduduki jabatan publik.
8. Pengurus partaipolitik
Pendamping Profesional dilarang menjadi pengurus partai politik.
9. Fitnah, Hasutan, Propaganda Negatif
Pendamping Profesional dilarang menyebarkan fitnah, hasutan, propaganda
yang merugikan masyarakat, pemerintah dan program.
10. Narkoba
Pendamping Profesional dilarang Terlibat dalam penggunaan dan peredaran
Narkoba.
11. Kerja Rangkap
Dilarang terlibat kontrak kerja dengan institusi lain.
KODE ETIK TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL

Etika Tenaga Pendamping Profesional:

1. Tidak memaksakan kehendak: Peran Tenaga Pendamping Profesional


dalam memfasilitasi musyawarah atau kegiatan hanya bersifat fasilitasi dan
mediasi, boleh memberikan masukan sesuai etika profesi dan tidak
diperbolehkan memaksakan kehendak apalagi mengambil atau menentukan
keputusan.

2. Tidak manipulatif: Tenaga Pendamping Profesional tidak boleh melakukan


manipulasi data, baik yang bersifat dokumen administratif maupun yang
bersifat informatif untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu
atau pendamping dan dapat merugikan masyarakat.

3. Menghormati pendapat dan kedudukan orang lain: Tenaga Pendamping


Profesional harus menghormati pendapat dan kedudukan orang lain dalam
melaksanakan tugasnya.

4. Dilarang bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu
suplier atau berfungsi sebagai perantara.

5. Dilarang bertindak sebagai juru bayar, menerima titipan uang, atau


merekayasa pembayaranatau administrasi atas pengelolaan keuangan
pemerintah desa.

6. Dilarang menyalahgunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa


(APBDesa) untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok.

7. Dengan sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau menutupi proses


penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan desayang
mengakibatkan kerugian Negara dan masyarakat.

8. Wajib menjunjung dan menghormati tata nilai, norma agama, norma hukum,
norma susila, norma kesopanan dan adat istiadat setempat.

Sanksi pelanggaran tata perilaku dan etika Tenaga Pendamping Profesional:

Pelanggaran terhadap Tata Perilaku dan Etika Profesi adalah perbuatan yang
bertentangan dengan Tata Perilaku dan Etika Profesi di atas dikenai sanksi
sesuai kategorisasi sebagai berikut:
a. Sanksi Adminstratif;
b. Sanksi Pemutusan Hubungan Kerja.

Tatacara pemberian sanksi diatur dalam Standar Operasional Prosedur


Pembinaan dan Pengendalian Tenaga Pendamping Profesional (SOP P2TPP).
TUGAS POKOK DAN FUNGSI TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL
Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD)

No Tugas Pokok Output Kerja Indikator Kinerja


1) Meningkatkan kapasitas Terwujudnya a) Tersedianya kurikulum dan modul
PD dan PLD dalam peningkatan pelatihan terkait pelayanan sosial
mendampingi kapasitas PD dan dasar;
Desa/antar Desa terkait PLD terkait b) Terselenggaranya peningkatan
pelayanan sosial dasar. pelayanan sosial kapasitas PD dan PLD dengan
dasar. menggunakan modul pelatihan.
2) Memfasilitasi Ditetapkannya a) Terfasilitasinya penyusunan
pemerintah regulasi tentang regulasi tentang standar pelayanan
Kabupaten/Kota dalam pelayanan sosial minimum;
penyusunan regulasi dasar. b) Terfasilitasinya pelayanan
tentang pelayanan sosial sosial dasar dalam PJMDes,
dasar. RKPDes, dan APBDes.

3) Fasilitasi OPD dan pihak OPD dan pihak lain Terfasilitasinya OPD Kabupaten/Kota
lain yang bermaksud dapat mendampingi dan pihak lain untuk mendampingi
untuk mendampingi Desa dalam Desa dalam rangka meningkatkan
Desa dalam meningkatkan pelayanan sosial dasar.
meningkatkan pelayanan sosial
pelayanan sosial dasar. dasar.

4) Membantu PD dan Meningkatnya a) Adanya pembiayaan kegiatan-


PLD dalam fasilitasi pelayanan kegiatan pelayanan pendidikan
pelayanan pendidikan pendidikan dan dan kesehatan dalam
dan kesehatan bagi kesehatan bagi APBDesa;
masyarakat Desa secara masyarakat Desa. b) Terfasilitasinya kegiatan
terpadu. pelayanan pendidikan dan
kesehatan di Desa.

5) Membantu PD dan PLD Meningkatnya a) Adanya pembiayaan kegiatan-


dalam fasilitasi akses dan kegiatan pemberdayaan perempuan,
pemberdayaan pelayanan sosial anak, kaum difabel/berkebutuhan
perempuan, anak, dasar bagi khusus, kelompok miskin dan
kaum perempuan, anak, masyarakat marginal
difabel/berkebutuhan kaum difabel/ dalam APBDesa;
khusus, kelompok berkebutuhan b) Terfasilitasinya kegiatan
miskin dan masyarakat khusus, kelompok pemberdayaan perempuan, anak,
marginal. miskin dan kaum difabel/berkebutuhan khusus,
masyarakat kelompok miskin dan masyarakat
marginal. marginal di Desa.
Tersedianya data kaum
difabel/berkebutuhan khusus,
kelompok miskin dan masyarakat
marginal.
6) Membantu PD dan PLD Adat, kearifan lokal, a) Kegiatan pembangunan dan
dalam fasilitasi seni dan budaya pemberdayaan masyarakat Desa,
pelestarian dan Desa terjaga dengan tidak merusak tatanan adat,
pengembangan adat, baik. kearifan lokal, seni dan budaya di
kearifan lokal, seni dan Desa;
budaya Desa. b) Adanya kegiatankegiatan
pelestarian dan pengembangan
adat, kearifan lokal, seni dan
budaya di Desa.
7) Membantu Pemerintah Terlaksananya Tersedianya data dan informasi terkait
Daerah dan Pemerintah koordinasi dalam peningkatan pelayanan sosial dasar.
Desa dalam koordinasi hal peningkatan
peningkatan pelayanan pelayanan sosial
sosial dasar. dasar
8) Mendorong Terlaksananya tata a) Adanya sarana informasi
terlaksananya kelola desa yang pembangunan Desa
prinsipprinsip tata partisipatif, b) Adanya dokumen keterlibatan aktif
kelola desa yang transparan dan masyarakat Desa
partisipatif, transparan, akuntabel c) Adanya dokumen laporan
dan akuntabel pertanggungjawaban pembangunan
Desa

CATATAN
Untuk lampiran TUGAS POKOK DAN FUNGSI TENAGA PENDAMPING
PROFESIONAL disesuaikan dengan tupoksi posisi dan jabatannya, PLD, PD, atau
TA sesuai dengan bidangnya (contoh di atas tupoksi TA PSD)
ASPEK PENILAIAN EVALUASI KINERJA
TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL

Aspek penilaian dalam evaluasi kinerja tenaga pendamping profesional mencakup 4


(empat) aspek utama yaitu: kinerja pendampingan, kinerja supervisi, kinerja
koordinasi, dan kinerja administrasi.

A. Kinerja Pendampingan
1) Kewajiban Pendampingan

Yang dimaksud dengan kinerja pendampingan adalah unjuk kerja tenaga


pendamping profesional dalam bekerja sesuai Tupoksi. Untuk itu, pendamping
profesional berkewajiban memenuhi pelaksanaan Tupoksi dengan mengacu pada:
 Etika profesi sebagai tenaga pendamping profesional;
 Norma kebijakan yang secara substansial terkandung dalam asas-asas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yakni, rekognisi,
subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan,
musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi, kesetaraan,
pemberdayaan dan keberlanjutan;
 Uraian tugas, yakni paparan tugas teknis penjabaran Tupoksi tenaga
pendamping profesional.

2) Indikator Penilaian

Kinerja pendampingan oleh tenaga pendamping profesional dinilai berdasarkan


pencapaian output sesuai dengan Tupoksi setiap individu dengan rincian indikator
penilaian sebagai berikut:
 Konsistensi dan ketegasan tenaga pendamping profesional menerapkan
etika profesi;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional dalam memfasilitasi
pelaksanaan Undang-undang Nomor 6/2014 tentang Desa dan peraturan
pelaksanaannya;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional untuk memfasilitasi
penggunaan data dalam pengambilan keputusan;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional untuk menganalisis situasi
untuk mengambil tindakan yang tepat dan memberikan solusi terhadap
masalah yang terjadi.

B. Kinerja Supervisi
1) Kewajiban Supervisi

Yang dimaksud dengan kinerja supervisi adalah unjuk kerja tenaga pendamping
profesional dalam bekerja sesuai Tupoksi sebagai Supervisor. Untuk itu, tenaga
pendamping profesional berkewajiban memenuhi pelaksanaan Tupoksi dengan
mengacu pada:
 Norma kebijakan yang secara sistematik terkandung dalam asas—asas
Undang-undang Nomor 6/2014 tentang Desa yakni: rekognisi,
subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan,
musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi, kesetaraan,
pemberdayaan dan keberlanjutan;
 Uraian tugas, yakni paparan tugas teknis penjabaran Tupoksi tenaga
pendamping profesional sebagai supervisor.

2) Indikator Penilaian

Kinerja supervisi oleh tenaga pendamping profesional dinilai berdasarkan


pencapaian output sesuai dengan Tupoksi sebagai supervisor untuk setiap individu
dengan rincian indikator penilaian sebagai berikut:
 Kemampuan tenaga pendamping profesional dalam melakukan pelatihan
dan peningkatan kapasitas masyarakat dan tenaga pendamping
profesional di bawahnya;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional dalam memberikan
bimbingan kerja dan umpan balik terhadap kinerja tenaga pendamping
profesional di bawahnya;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional dalam memantau
pelaksanaan kegiatan;
 Jumlah kunjungan lapangan dalam rangka supervisi pendampingan
sesuai wilayah tugasnya.
C. Kinerja Koordinasi
1) Kewajiban Koordinasi

Tenaga pendamping profesional berkewajiban untuk berkoordinasi dan bekerja


sama dengan pihak lain seperti; birokrasi, supervisor, sesama pendamping,
lembaga lain dan tokoh masyarakat dalam setiap kegiatan seperti: pendampingan
masyarakat, supervisi, pelatihan, penanganan masalah dan lain—lain.
2) Indikator Penilaian

Tenaga pendamping profesional dinilai kinerjanya terkait kualitas koordinasi dan


kerjasama dengan pihak lain berdasarkan indikator penilaian sebagai berikut:
 Kemampuan tenaga pendamping profesional dalam kerjasama dengan
OPD Kabupaten, Camat, Kepala Desa, tenaga pendamping profesional
lainnya serta pemangku kepentingan terkait;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional memanfaatkan peluang
kerjasama dan koordinasi secara optimal;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional untuk bekerja secara
sistematis dan terkontrol sesuai standar pelayanan maupun prosedur
kerja sehingga pihak—pihak yang berkoordinasi dapat bekerja sama
secara baik;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional dalam memfasilitasi
kerjasama Desa dengan OPD Kabupaten dan kerjasama Desa dengan
pihak lain;
 Kepemimpinan tenaga pendamping profesional dalam pengelolaan
pekerjaan secara kolektif.
D. Kinerja Administrasi
1) Kewajiban Administrasi
Tenaga pendamping profesional berkewajiban memenuhi tanggung jawab
administrasi yang meliputi:
 Lembar Waktu Kerja (LWK) sebagai bukti kehadiran di lokasi tugas
 Laporan Individu (Rencana dan Realisasi Kegiatan Bulanan)
 Form Kunjungan Lapangan
 Laporan Kegiatan.
 Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)
 SPPD dan laporan hasil kunjungan (jika ada kegiatan kunjungan
lapangan)

2) Indikator Penilaian

Indikator kinerja administrasi meliputi:


 Kepatuhan tenaga pendamping profesional pada standar pelayanan
maupun prosedur kerja;
 Ketaatan dan kedisiplinan dari tenaga pendamping profesional dalam
menyusun dan menyampaikan laporan, dokumen dan bukti-bukti
administrasi kepada Satker Provinsi melalui supervisor secara reguler;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional untuk menyusun laporan,
dokumen dan bukti—bukti administrasi secara benar sesuai dengan
format yang berlaku;
 Akurasi tenaga pendamping profesional dalam pembuatan laporan,
dokumen administrasi secara lengkap sesuai ketentuan yang ditetapkan;
 Kemampuan tenaga pendamping profesional untuk menyampaikan
dokumen administrasi secara cepat dan tepat waktu sesuai jadwal yang
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai