PERJANJIAN KERJA
DENGAN
Nomor:…...../BPSDM-PMD/PPK-V/I/2021
Pada hari ini ..... tanggal ....bulan ............ tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, yang
bertanda tangan di bawah ini:
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Satuan Kerja Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
Nama :
NIK :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan Sesuai SPT :
Nomor : 01/KP.05.01/2021
NPWP :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
Perjanjian kerja ini adalah perjanjian dimana PIHAK KESATU mengikat PIHAK
KEDUA sebagaimana pula PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK KESATU
dalam hubungan kerja untuk melaksanakan tugas dalam Surat Perjanjian ini
sesuai dengan ketentuan yang disepakati PARA PIHAK seperti yang terdapat pada
pasal-pasal berikut ini.
PASAL 2
HUBUNGAN KERJA DAN JANGKA WAKTU IKATAN KERJA
(1) PIHAK KESATU memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan bidang dan keahliannya sebagaimana dimaksud oleh Standar
Operasional Prosedur Pembinaan dan Pengendalian Tenaga Pendamping
Profesional, dan PIHAKKEDUA menerima baik penugasan dari PIHAK
KESATU tersebut dan menjabarkannya dalam Rencana Kerja, serta untuk
bertindak sebagai Pendamping Lokal Desa sebagaimana lokasi tugas yang
ditetapkan dalam Surat Perintah Tugas oleh PIHAK KESATU;
(3) Mengesampingkan dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, PIHAK KESATU dapat memutuskan Kontrak PIHAK KEDUA
melalui pemberitahuan tertulis setelah terjadinya hal-hal sebagaiberikut:
a. PIHAK KEDUA dinyatakan tidak layak untuk diperpanjang berdasarkan
hasil evaluasi kinerja yang ditetapkan oleh PIHAK KESATU; dan
b. tidak atau belum adanya Dokumen Anggaran Pemerintah dan Peraturan
perundangan yang berlaku (DIPA), sebagaimana ditetapkan dalam surat
pemberitahuan PIHAK KESATU;
(4) PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan melaporkan
hasil kerjanya kepada PIHAK KESATU;
(5) Jika dalam periode waktu penugasan yang telah ditetapkan terdapat
pekerjaan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Kerja yang belum
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan
dengan konsekuensi tidak ada penambahan pembiayaan;
(6) Selama Perjanjian Kerja ini berlangsung, PIHAK KEDUA tidak
diperkenankan mengadakan ikatan kerja dengan pihak lain.
PASAL 3
KEWAJIBAN
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (3) diatas, PIHAK
KEDUA harus mengikuti petunjuk sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan maupun Standar Operasional Prosedur Pembinaan dan Pengendalian
Tenaga Pendamping Profesional yang diterbitkan Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dan apabila dalam melaksanakan tugas seperti tercantum dalam
Pasal 3 ayat (3) tersebut di atas terjadi kesalahaan yang semata-mata dilakukan
oleh PIHAK KEDUA, maka atas kesalahan tersebut menjadi tanggungjawab
PIHAK KEDUA, termasuk didalamnya kesalahan prosedural dan konseptual
terhadap program dan administrasi, meliputi:
a. Pelaksanaan Rencana Kerja dan perubahaannya;
b. Penyusunan laporan bulanan dan perubahannya;
c. Penyusunan laporan lembar waktu kerja (timesheet) dan perjalanan
dinas; dan
d. Pelanggaran yang bersifat pidana atau perdata.
PASAL 4
HAK
(5) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d diberikan oleh PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan:
a. Cuti tahunan diberikan paling banyak 12 (dua belas) hari kerja selama
satu tahun dengan syarat PIHAK KEDUA telah bekerja paling sedikti 3
(tiga) bulan secara terus menerus;
b. Cuti bersama ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan mengurangi cuti
tahunan.
c. Cuti melahirkan diberikan paling banyak 3 (tiga) bulan berturut-turut;
d. Cuti sakit diberikan paling banyak 15 (lima belas) hari dengan
melampirkan bukti surat keterangan dokter; dan
e. Cuti lainnya diberikan dengan mengacu pada Standar Operasional
Prosedur Evaluasi Kinerja Pendamping Profesional.
PASAL 5
TATA CARA DAN SYARAT PEMBAYARAN
(1) PIHAK KESATU akan memverifikasi dokumen PIHAK KEDUA sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur yang sudah ditetapkan.
PASAL 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Jika terjadi perselisihan kerja antara PARA PIHAK maka diselesaikan
melalui proses musyawarah dan mufakat;
(2) Apabila perselisihan kerja antara PARA PIHAK sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) tidak dapat diselesaikan melalui proses musyawarah dan mufakat
maka PARA PIHAK menyelesaikan peselisihan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PASAL 7
SANKSI
(1) PIHAK KESATU dapat memberikan sanksi secara sepihak dalam Perjanjian
Kerja ini berupa menonaktifkan sementara tanpa pemberian gaji dan
tunjangan apabila PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai terdakwa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(2) PIHAK KESATU wajib mencabut sanksi sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1) apabila PIHAK KEDUA dinyatakan tidak bersalah secara hukum oleh
pengadilan dan berkekuatan hukum tetap;
(3) PIHAK KESATU dapat memberikan sanksi secara sepihak dalam Perjanjian
Kerja ini berupa teguran tertulis sampai dengan pemberhentian apabila
PIHAK KEDUA terbukti:
a. Memasukan data dan informasi palsu ke dalam aplikasi Laporan Harian
yang ada di Sistem Informasi Desa; dan/atau
b. Melakuka pelanggaran Kode Etik Tenaga Pendamping Profesional.
c. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan Pasal (3) diatas.
PASAL 8
PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA
(1) PIHAK KESATU dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian Kerja ini apabila:
a. PIHAK KEDUA meninggal dunia;
b. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja,
setelah mengajukan pemberitahuan dan permohonan kepada PIHAK
KESATU selambat-lambatnya satu bulan sebelumnya, dan yang
bersangkutan wajib menyelesaikan tugas dan kewajibannya serta
meyerahkannya kepada pengganti yang ditunjuk PIHAK KESATU;
c. PIHAK KEDUA menderita sakit yang berakibat tidak dapat
melaksanakan pekerjaannya selama 3 (tiga) bulan secara terus-
menerus;
d. PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas tanpa keterangan selama 10
hari kerja berturut- turut atau 20 hari kerja dalam satu tahun;
e. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar nilai evaluasi kinerja reguler;
f. PIHAK KEDUA mendapatkan teguran secara tertulis dari PIHAK KESATU
sebanyak 3 (tiga) kali dikarenakan terbukti melakukan pelanggaran
Kode Etik Tenaga Pendamping Profesional;
g. PIHAK KEDUA dinyatakan bersalah secara hukum oleh pengadilan dan
berkekuatan hukum tetap;
h. PIHAK KEDUA terbukti menjadi pengurus partai politik, calon anggota
legistaltif, calon kepala daerah/wakil kepala daerah, calon kepala Desa,
tim pemenangan dalam pemilihan presiden, tim pemilihan legislatif
dan/atau tim pemilihan kepala daerah;
i. PIHAK KEDUA terbukti bekerja rangkap dengan penghasilan tetap yang
pendanaannya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau swasta;
j. PIHAK KEDUA mendapatkan teguran secara tertulis dari PIHAK KESATU
sebanyak 3 (tiga) kali dikarenakan terbukti memasukan data dan
informasi palsu ke dalam aplikasi Laporan Harian yang ada di Sistem
Informasi Desa; dan
k. Adanya kebijakan pemerintah perihal penghentian kegiatan
pendampingan Desa oleh tenaga pendamping profesional, atau adanya
kebijakan pemerintah yang menyebabkan berkurangnya kemampuan
pendanaan tenaga pendampingan profesional.
(4) Selain dari yang tersebut dalam ayat (1) dan ayat (3)maka Perjanjian Kerja
ini dapat dibatalkan dengan persetujuan tertulis PARA PIHAK.
PASAL 9
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
Dengan berakhirnya hubungan kerja antara PIHAK KESATU dengan PIHAK
KEDUA maka:
a. PIHAK KEDUA tidak mendapatkan uang pesangon dan status
kepegawaiandariPIHAK KESATU;
b. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh tugas dan tanggung jawabnya
yang telah diselesaikan kepada PIHAK KESATU atau pihak lain yang
ditunjuk oleh PIHAK KESATU;
c. PIHAK KESATU wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada PIHAK
KEDUA sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerja ini; dan
d. PIHAK KESATU wajib memberikan Surat Keterangan Kerja kepada PIHAK
KEDUA.
PASAL 10
LAMPIRAN
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja
ini, berupa Standar Perilaku (Code of Conduct), Kode Etik Tenaga Pendamping
Profesional, Daftar Honorarium, Biaya Operasional dan Tunjangan Asuransi,
Tugas Pokok dan Fungsi sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Aspek-aspek
Penilaian Evaluasi Kinerja yang ditetapkan PIHAK PERTAMA.
PASAL 11
PENUTUP
(1) Perjanjian Kerja ini dibuat rangkap 2 (dua) yang terdiri dari 2 (dua) asli
bermaterai Rp. 10.000,- untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, selebihnya
diberikan kepada pihak yang berkepentingan yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini.
(2) Perjanjian Kerja sebagaimana pada ayat (1), masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(3) Perjanjian Kerja ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(4) Perubahan Perjanjian Kerja dapat dilakukan antara PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK.
________________________________
NIK. ............................................ MUSTAKIM, S.T.
........... NIP. 19810515 201001 1 007
Lampiran I
Nama :
Alamat :
Jabatan :
LokasiTugas
Nama Item Jumlah
Kecamatan Kabupaten
Honorarium Rp.
Asuransi Rp.
Total Rp.
Keterangan:
Nama :
Alamat :
Jabatan :
Lokasi Tugas
Nama Item Jumlah
Kecamatan Kabupaten
Honorarium
Bantuan Biaya
Operasional
Asuransi
Total
Keterangan:
4. Dilarang bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu
suplier atau berfungsi sebagai perantara.
8. Wajib menjunjung dan menghormati tata nilai, norma agama, norma hukum,
norma susila, norma kesopanan dan adat istiadat setempat.
Pelanggaran terhadap Tata Perilaku dan Etika Profesi adalah perbuatan yang
bertentangan dengan Tata Perilaku dan Etika Profesi di atas dikenai sanksi
sesuai kategorisasi sebagai berikut:
a. Sanksi Adminstratif;
b. Sanksi Pemutusan Hubungan Kerja.
3) Fasilitasi OPD dan pihak OPD dan pihak lain Terfasilitasinya OPD Kabupaten/Kota
lain yang bermaksud dapat mendampingi dan pihak lain untuk mendampingi
untuk mendampingi Desa dalam Desa dalam rangka meningkatkan
Desa dalam meningkatkan pelayanan sosial dasar.
meningkatkan pelayanan sosial
pelayanan sosial dasar. dasar.
CATATAN
Untuk lampiran TUGAS POKOK DAN FUNGSI TENAGA PENDAMPING
PROFESIONAL disesuaikan dengan tupoksi posisi dan jabatannya, PLD, PD, atau
TA sesuai dengan bidangnya (contoh di atas tupoksi TA PSD)
ASPEK PENILAIAN EVALUASI KINERJA
TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL
A. Kinerja Pendampingan
1) Kewajiban Pendampingan
2) Indikator Penilaian
B. Kinerja Supervisi
1) Kewajiban Supervisi
Yang dimaksud dengan kinerja supervisi adalah unjuk kerja tenaga pendamping
profesional dalam bekerja sesuai Tupoksi sebagai Supervisor. Untuk itu, tenaga
pendamping profesional berkewajiban memenuhi pelaksanaan Tupoksi dengan
mengacu pada:
Norma kebijakan yang secara sistematik terkandung dalam asas—asas
Undang-undang Nomor 6/2014 tentang Desa yakni: rekognisi,
subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, gotong royong, kekeluargaan,
musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi, kesetaraan,
pemberdayaan dan keberlanjutan;
Uraian tugas, yakni paparan tugas teknis penjabaran Tupoksi tenaga
pendamping profesional sebagai supervisor.
2) Indikator Penilaian
2) Indikator Penilaian