Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NOVI JESIKA LASABUNG

NPM : 22031158
KELAS : MANAJEMEN C
MATKUL : PENGANTAR AKUNTANSI II

JAWABAN UAS

1. a. Kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan timbulnya selisih perhitungan


sebesar Rp. 310.000 dapat diidentifikasi sebagai berikut:
 Penagihan piutang wesel sebesar Rp. 500.000 tidak tercatat dalam laporan
bank.
 Setoran dalam perjalanan sebesar Rp. 150.000 tidak tercatat dalam laporan
bank.
 Cek kosong sebesar Rp. 80.000 tidak tercatat dalam laporan bank.
 Biaya administrasi bank sebesar Rp. 5.000 tidak tercatat dalam laporan bank.
 Cek yang beredar dengan nomor 162 sebesar Rp. 185.000 tidak tercatat dalam
laporan bank.
 Cek yang beredar dengan nomor 165 sebesar Rp. 200.000 tidak tercatat dalam
laporan bank.
b. Berikut adalah rekonsiliasi yang benar:
Saldo per buku: Rp. 5.200.000 Ditambah:
 Penagihan piutang wesel: Rp. 500.000
 Setoran dalam perjalanan: Rp. 150.000 Saldo yang disesuaikan: Rp. 5.850.000
Saldo per laporan Bank: Rp. 5.850.000 Dikurang:
 Biaya administrasi bank: Rp. 5.000
 Cek yang beredar: Rp. 390.000 Saldo yang disesuaikan: Rp. 5.455.000
c. berikut adalah jurnal yang diperlukan menyesuaikan rekonsiliasi bank :
KET DEBIT KREDIT
Piutang wesel Rp, 500.000
Pendapatan penagihan wesel Rp, 500.000
Kas dalam perjalanan Rp, 150.000
kas Rp, 150.000
Beban cek kosong Rp, 80.000
kas Rp, 80.000
Biaya administrasi bank Rp, 5.000
kas Rp, 5.000
Cek yang beredar 162 Rp, 185.000
kas Rp, 185.000
Cek yang beredar 165 Rp, 200.000
kas Rp, 200.000

2. A. Jurnal untuk mencatat transaksi

KET DEBIT KREDIT


MARET 15 : piutang dagang (tuan rudi) Rp, 1.500.000
Pendapatan piutang dagang Rp, 1.500.000
MEI 22 : piutang dagang (tuan deni) Rp, 3.500.000
Pendapatan piutang dagang Rp, 3.500.000
AGUSTUS 3 : kas Rp, 2.000.000
Piutang dagang (tuan deni) Rp, 2.000.000
OKTOBER 14 : piutang dagang (ny. Lita) Rp, 1.200.000
Pendapatan piutang dagang Rp, 1.200.000
DESEMBER 31 : cadangan kerugian piutang Rp, 2.800.000
Pendapatan kerugian piutang Rp, 2.800.000

B. Jurnal penyesuaian untuk mencatat kerugian piutang yang di taksir sebesar


2% dari saldo piutang dagang :
KET DEBIT KREDIT
Cadangan kerugian piutang Rp, 2.800.000
Kerugian piutang dagang Rp, 2.800.000
Penjelasan : dalam jurnal penyesuaian, kerugian piutang ditaksir sebesar 2%
dari saldo piutang dagang pada akhir tahun. Jumlahnya adalah Rp. 140.000.000 ×
2% = Rp. 2.800.000.

3. A. Jika kerugian piutang ditaksir sebesar 1% dari penjualan bersih :


Jurnal penyesuaian.
KET DEBIT KREDIT
Cadangan kerugian piutang Rp, 8.000.000
Kerugian piutang Rp, 8.000.000
Penjelasan :
Penjualan Bersih = Penjualan Kredit - Retur dan Potongan Penjualan Penjualan
Bersih = Rp. 840.000.000 - Rp. 40.000.000 = Rp. 800.000.000
Kerugian Piutang Ditaksir = 1% x Penjualan Bersih Kerugian Piutang Ditaksir =
1% x Rp. 800.000.000 = Rp. 8.000.000
B. jika kerugian ditaksir sebesar 6% dari saldo piutang dagang :
Penjelasan :
Kerugian Piutang Ditaksir = 6% x Saldo Piutang Dagang Kerugian Piutang
Ditaksir = 6% x Rp. 195.000.000 = Rp. 11.700.000
Jurnal penyesuaian :
KET DEBIT KREDIT
Cadangan kerugian piutang Rp, 11.700.000
Kerugian piutang Rp, 11.700.000

C. jika kerugian piutang dihitung berdasarkan daftar umur piutang di atas :


Penjelasan :
Kerugian Piutang Ditaksir = (Jumlah Piutang x Persentase Tak Tertagih)
dari setiap umur piutang
Kerugian Piutang Ditaksir = (Rp. 76.000.000 x 0,5%) + (Rp. 62.000.000 x 1%) +
(Rp. 22.000.000 x 3%) + (Rp. 15.000.000 x 5%) + (Rp. 20.000.000 x 10%)
Kerugian Piutang Ditaksir = Rp. 380.000 + Rp. 620.000 + Rp. 660.000 + Rp.
750.000 + Rp. 2.000.000 Kerugian Piutang Ditaksir = Rp. 4.410.000
Jurnal penyesuaian :
KET DEBIT KREDIT
Cadangan kerugian piutang Rp, 4.410.000
Kerugian piutang Rp, 4.410.000
4. Jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran mesin tersebut adalah sebagai
berikut :
KET DEBIT KREDIT
Mesin baru Rp, 45.000.000
Mesin lama Rp, 62.000.000
Biaya pengangkutan dan Rp, 1.100.000
pemasangan
Kas Rp, 7.000.000
Kerugian atas pertukaran Rp, 1.100.000

5. Biaya perolehan tanah dapat dihitung dengan menjumlahkan harga tanah dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang terkait dengan pembelian tersebut:
Biaya perolehan tanah = Harga tanah + Komisi perantara + Biaya balik
nama + Biaya pembongkaran gedung tua + Biaya perataan tanah + Pajak
bumi dan bangunan - Hasil penjualan bongkaran bangunan
Biaya perolehan tanah = Rp. 120.000.000 + Rp. 3.600.000 + Rp. 900.000 + Rp.
6.000.000 + Rp. 2.000.000 + Rp. 6.000.000 - Rp. 1.200.000
Biaya perolehan tanah = Rp. 137.300.000
Jadi, biaya perolehan tanah tersebut adalah Rp. 137.300.000.
6. A. Metode Garis Lurus: Depresiasi tahunan = (Harga beli - Nilai residu) / Umur
ekonomis
Depresiasi tahunan = (Rp. 86.000.000 - Rp. 5.000.000) / 5 tahun Depresiasi
tahunan = Rp. 81.000.000 / 5 tahun Depresiasi tahunan = Rp. 16.200.000
Depresiasi untuk tahun pertama sampai dengan tahun ke lima:
Tahun Pertama: Rp. 16.200.000 Tahun Kedua: Rp. 16.200.000 Tahun Ketiga: Rp.
16.200.000 Tahun Keempat: Rp. 16.200.000 Tahun Kelima: Rp. 16.200.000
B. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance): Depresiasi
tahunan = (2 / Umur ekonomis) x Saldo buku awal
Saldo buku awal = Harga beli - Akumulasi depresiasi sebelumnya
Tahun Pertama: Depresiasi tahunan = (2 / 5) x Rp. 86.000.000 = Rp. 34.400.000
Akumulasi depresiasi tahun pertama = Rp. 34.400.000
Saldo buku awal tahun kedua = Harga beli - Akumulasi depresiasi tahun pertama
Saldo buku awal tahun kedua = Rp. 86.000.000 - Rp. 34.400.000 = Rp. 51.600.000
Tahun Kedua: Depresiasi tahunan = (2 / 5) x Rp. 51.600.000 = Rp. 20.640.000
Akumulasi depresiasi tahun kedua = Rp. 34.400.000 + Rp. 20.640.000 = Rp.
55.040.000
Saldo buku awal tahun ketiga = Harga beli - Akumulasi depresiasi tahun kedua
Saldo buku awal tahun ketiga = Rp. 86.000.000 - Rp. 55.040.000 = Rp. 30.960.000
Tahun Ketiga: Depresiasi tahunan = (2 / 5) x Rp. 30.960.000 = Rp. 12.384.000
Akumulasi depresiasi tahun ketiga = Rp. 55.040.000 + Rp. 12.384.000 = Rp.
67.424.000
Saldo buku awal tahun keempat = Harga beli - Akumulasi depresiasi tahun ketiga
Saldo buku awal tahun keempat = Rp. 86.000.000 - Rp. 67.424.000 = Rp.
18.576.000
Tahun Keempat: Depresiasi tahunan = (2 / 5) x Rp. 18.576.000 = Rp. 7.430.400
Akumulasi depresiasi tahun keempat = Rp. 67.424.000 + Rp. 7.430.400 = Rp.
74.854.400
Saldo buku awal tahun kelima = Harga beli - Akumulasi depresiasi tahun
keempat Saldo buku awal tahun kelima = Rp. 86.000.000 - Rp. 74.854.400 = Rp.
11.145.600
Tahun Kelima: Depresiasi tahunan = (2 / 5) x Rp. 11.145.600 = Rp. 4.458.240
Akumulasi depresiasi tahun kelima = Rp. 74.854.400 + Rp. 4.458.240 = Rp.
79.312.640
Jadi, depresiasi untuk tahun pertama sampai dengan tahun ke lima
menggunakan metode garis lurus adalah Rp. 16.200.000, dan
menggunakan metode saldo menurun ganda adalah sebagai berikut:
Tahun Pertama: Rp. 34.400.000 Tahun Kedua: Rp. 20.640.000 Tahun
Ketiga: Rp. 12.384.000 Tahun Keempat: Rp. 7.430.400 Tahun
Kelima: Rp. 4.458.240

Anda mungkin juga menyukai