Anda di halaman 1dari 7

DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAY KANAN

UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG


Jln Jendral Sudirman, Kec.Negeri Agung, Kab.Way Kanan, Provinsi Lampung. Pos 34761
E-mail : pkmnegeriagung1.wk@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG


NOMOR : 800/ 119 /PKM-NA /1 /2018

TENTANG

PELAYANAN KLINIS YANG BERORIENTASI PASIEN


UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG
KEPALA UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis di UPT puskesmas negeri agung dilaksanakan


sesuai dengan kebutuhan pasien
b. bahwa pelayanan klinis di UPT puskesmas negeri agung perlu
memperhatikan mutu dana keselamatan pasien
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai kebutuhan
pasien,bermutu dana memperhatikan keselamatan pasien,maka perlu
disusun kebijakan pelayananmklinis di UPT Puskesmas Negeri Agung.
Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tetang kesehatan (lembaran negara
republik indonesia tahun 2009 no.114,tambahan lembarana negara
republik indonesia no.5063);
2. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia no.75 tahun 2014 tentang
pusat kesehatan masyarakat.
3. Peratutan menteri kesehatan republik indonesia no.46 tahun 2015 tentang
akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG


TENTANG PELAYANAN KLINIS YANG BERORIENTASI PASIEN
DI UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG.
Kesatu : kebijakan pelayanan klinis di UPT puskesmas negeri agung sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini.
Kedua : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan maka akan dilakukan perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Negeri Agung


Pada tanggal : januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG

DINI TRI MERTI


Lampiran : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Negeri Agung
Nomor : C/ /SK/ /2018
Tentang : pelayanan klinis yang berorientasi pasien

A. PENDAFTARAN PASIEN
1) petugas informasi bertugas melakukan identifikasi awal pasien dengan cara membedakan
warna nomor antrian dengan ketentuan sebagai berikut.
- warna merah untuk pasien prioritas dimana urutan prioritas pertama adalah pasien
infeksius dan selanjutnya adalah pasien anak.
- warna biru untuk pasien BPJS
- warna hijau untuk pasien umum.
2) pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
3) pendaftaran harus dilakukan dengan petugas pendaftaran.
4) pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
5) identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, nama ibu kandung, alamat /tempat tinggal, dan
nomor rekam medis.
6) informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi ;tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur,
dan informasi tentang kerja sama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan ditempat pendaftaran.
7) kendala, hambatan serta penghalang lain dalam proses pelayanan wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti.

A. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN,DAN RENCANA LAYANAN


1. kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian.
2. kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain
oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
5. proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak
perlu baik pemeriksaan penunjang atau pemberian terapi.
6. proses koordinasi dan komunikasi dilakukan dalam pelayanan klinis baik pada waktu
transfer maupun pergantian shift, maupun pelapotan kasus dan istruksi tindakan sesuai
dengan SOP, demikian juga koordinasi pada kasus yang memerliukan penanganan
terintegrasi antar praktisi klinis.
7. informasi harus yang dicatat dan diidentifikasi dalam rekam medis adalah kajian baik
medis, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan lain, pencatatan pemberian cairan
intravena, semua pemeriksaan penunjang, diagnosa tindakan, pengobatan, resume klinis,
tanda tangan praktisi klinis, kajian kebutuhanpsikologis, social, spiritual, tata nilai budaya
pasien, informasi rujukan yaitu alasan rujukan, tempat rujukan, kapan harus dirujuk,bukti
catatan rujuk, proses monitoring pasien selama rujukan, pelayanan yang di berikan kepada
pasien, rencana perubahan pelayanan, dan perkembangan pasien.
8. jika diperlukan pelayanan secara tim, maka wajib tim kesehatan antar profesi.
9. pasien dengan kondisi gawat atau rarurat harus diprioritaskan dalan pelayanan.
10. kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesionl yang
kompeten.
11. pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang.
12. pendelegasian wewenang diberika kepaa tenaga kesehatan profesional yang memenuhi
persyaratan.
13. proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanandilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai dan tidak menggunakan ulang alat disposible.
14. peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
15. rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan.
16. jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
17. rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
18. penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
19. rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya.
20. resiko yang mungkin terjadi pada pasien dipertimbangkan sejak awal dalam menyusun
rencana layanan.
21. resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan wajib diidentifikasi sejak kajian
awal.
22. efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien.
23. rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
24. rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

B. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi; pelayanan medis, keperawatan, kebidanan,
dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. pelaksanaan layanan dilkukan sesuai rencana layanan.
4. rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk
diagnosis.
5. dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas
sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan.
6. hasil pelayanan klinis tergantung dari ketepatan dalam penyusunan rencana layanan yang
sesuai dengan kondisi pasien dan standar pelayanan klinis.
7. pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
8. jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
9. tindakan medis /pengobatan yang beresiko wajaib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapat persetujuan.
10. pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan.
11. pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
12. evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
13. kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilakukan sesuai prosedur pelayanan
pasien gawat daarurat .
14. kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
beresiko tinggi.
15. kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
16. pemberian obat atau cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat
atau cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
17. kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
18. hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian pelayanan.
19. keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindaklnjuti.
20. pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindri
pengulangan yang tidak perlu.
21. pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan
pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
22. pasien berhak untuk menolak pengobatan.
23. pasien berhak menolok jika dirujuk kesarana kesehatan lain.
24. penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
25. jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka
berkenaan dengan keputusan tersebut.
26. pelayanan anastesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
27. pelayanan anastesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten.
28. status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anastesi dan pembedahan.
29. sebelum melakukan anastesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent.
30. petugas wajib melakukan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada pasien sesuai
dengan rencana layanan.

C. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
2. umpan balik dari pasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani .
3. jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.
4. rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
5. resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
6. pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
7. pasien dengan kebutuhan khusus harus didampingi oleh petugas yang kompeten
8. kriteria merujuk pasien meliputi:
1) Pengobatan atau tindakan yang didperlukan tidak bisa dilakukan dipuskesmas.
2). Membutuhkan fasilitas atau peralatan yang tidak dimiliki puskesmas atau peralatan
yang dibutuhkan sedang rusak.
3). Tenaga profesional (ahli) tidak dimiliki puskesmas
4). Atas permintaan pasien atau keluarga untuk pindah rawat kerumah sakit yang dituju.
9. pada saat pemulangan pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak lanjut
layanan, pendidikan tentang perawatan pasien dirumah, pendidikan penanganan nyeri,
serta diet pasien.

Ditetapkan di : Negeri Agung


Pada tanggal : januari 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG

DINI TRI MERTI

Anda mungkin juga menyukai