Gambaran Umum Kecamatan Kota Kisaran Barat
Gambaran Umum Kecamatan Kota Kisaran Barat
Kecamatan Kota Kisaran Barat memiliki luas area ± 32,8052 km². Kecamatan Kota
Kisaran Barat terletak / berbataswilayahsebagaiberikut :
10
maret dan april masing-masing dengan curah hujan 35 dan 48 mm sedangkan jumlah
hari hujan terendah pada bulan yang sama masing-masing sebanyak 7 dan 6 hari.
Berdasarkan data hasil proyeksi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik, penduduk
Kecamatan Kota Kisaran Barat Padatahun 2017 berdasarkan hasil proyeksi yang
diterbitkan Badan Pusat Statistik disebutkan jumlah penduduk Kecamatan Kota Kisaran
meningkat menjadi 59.579 jiwa. Pendataan tahun 2018 berdasarkan hasil proyeksi yang
diterbitkan Badan Pusat Statistik disebutkan jumlah penduduk Kecamatan Kota Kisaran
meningkat menjadi 60.044 jiwa. Pada tahun 2019 berdasarkan hasil proyeksi yang
diterbitkan Badan Pusat Statistik disebutkan jumlah penduduk Kecamatan Kota Kisaran
meningkat menjadi 60.490 jiwa. Pada tahun 2020 berdasarkan hasil proyeksi yang
diterbitkan Badan Pusat Statistik disebutkan jumlah penduduk Kecamatan Kota Kisaran
meningkat menjadi 60.929 jiwa. Sedangkan Pada tahun 2021 berdasarkan hasil
proyeksi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik disebutkan jumlah penduduk Kecamatan
Kota Kisaran menurun menjadi 60.724 jiwa.
Jumlah rumah tangga yang ada pada tahun 2021, tercatat sebanyak 13.915
rumah tangga dengan sebaran terbanyak secara berturut-turut adalah berada di
Kelurahan Sendang Sari, dan yang paling rendah berada di Kelurahan Kisaran Kota.
Lampiran Tabel 1.
Dari hasil analisa terhadap kepadatan penduduk Kecamatan Kota Kisaran Barat
selama lima tahun terakhir terlihat bahwa pada tahun 2017 meningkat menjadi 1,816
jiwa per Km², pada tahun 2018 meningkat menjadi 1,830 jiwa per Km², pada tahun
2019 meningkat menjadi 1,843, pada tahun 2020 meningkat menjadi 1,846, sedangkan
pada tahun 2021 menurun menjadi 0,19 dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1 dan
Tabel 2.1 berikut.
10
Tabel 2.1
KepadatanPendudukBerdasarkan Luas Wilayah
Di Kecamatan Kota Kisaran Barat
Tahun 2017 s/d 2021
1 2 3 4 5
1 2017 59.579 32.8052 1.816
2 2018 60.044 32.8052 1.830
3 2019 60.490 32.8052 1.843
4 2020 60.929 32.8052 1.846
5 2021 60.724 32.8052 0.19
Tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat pada Kelurahan Sendang
Sari sebanyak 6.436 jiwa per Km 2, sebaliknya tingkat kepadatan penduduk yang paling
rendah terdapat di Kelurahan Kisaran Kota sebesar 2.979 jiwa per Km 2. Lampiran
Tabel 1.
Distribusi jumlah penduduk pada tahun 2021 berdasarkan jenis kelamin adalah
sebagai berikut: jumlah penduduk laki-laki sebanyak 30.532 jiwa (50,27 %), dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 30.192 jiwa (49,73 %).
Selanjutnya bila jumlah penduduk dibedakan menurut jenis kelamin maka tidak
terdapat perbedaan yang cukup bermakna, dimana jumlah penduduk laki-laki lebih
10
banyak dari pada jumlah penduduk perempuan (30.532 penduduk laki-laki atau 50,27
%, dan 30.192 penduduk perempuan atau 49,73 %), Lampiran Tabel 2.
Pada tahun 2019, jumlah usia yang belum produktif adalah sebanyak 26.964
orang (46 %), sedangkan usia produktif adalah sebanyak 31.579 orang (54 %).
Dengan demikian maka rasio beban tanggungan Kecamatan Kota Kisaran Barat adalah
sebesar 57,55 %.
Pada tahun 2020, jumlah usia yang belum produktif adalah sebanyak 25.365
orang (41,95 %), sedangkan usia produktif adalah sebanyak 35.365orang (58,04 %).
Dengan demikian maka rasio beban tanggungan Kecamatan Kota Kisaran Barat adalah
sebesar 57,55 %.
Pada tahun 2021, jumlah usia yang belum produktif adalah sebanyak 23.980
orang (39,49 %), sedangkan usia produktif adalah sebanyak 36.744 orang (60,51 %).
Selanjutnya jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, rasio beban
tanggungan, dan rasio jenis kelamin selengkapnya dapat dilihat pada LampiranTabel
2.
10
2.7. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Sex Ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin
antara banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan pada suatu daerah dan waktu
tertentu. Biasanya dinyatakan dengan jumlah penduduk laki-laki untuk 100 penduduk
perempuan.
Dari data tersebut terlihat bahwa sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2021,
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan.
Informasi selengkapnya tentang perkembangan sex ratio sejak tahun 2017 s/d 2021
dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2
10
2.8. Sosial, Ekonomi dan Budaya
2.8.1 Pekerjaan
Jenis pekerjaan penduduk Kecamatan Kota Kisaran Barat dikelompokkan
berdasarkan atas PNS, TNI/POLRI, Petani, Wiraswasta, dll. Secara terperinci jenis
pekerjaan dimaksud adalah PNS ± 1.767 jiwa, TNI/POLRI ± 276 jiwa, Petani ± 310 jiwa
Karyawan ± 4.156 jiwa dan wiraswasta ± 27.510 jiwa.
2.8.2 Pendidikan
Gambaran tentang kondisi pendidikan di Kecamatan Kota Kisaran Barat
merupakan salah satu indikator yang sering digunakan dalam mengukur tingkat
pembangunan manusianya. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan tahun
2020 disebut bahwa terdapat 21 Unit Taman Kanak-kanak dengan jumlah murid 824
murid, PAUD 14 unit dengan murid 198, SD 37 Unit dengan murid 8.409, SMP 16 unit
murid 4.183, SLTA 16 Unit murid 9.087,selain pendidikan menengah keatas juga
terdapat beberapa perguruan swasta ( strata 1 dan Diploma) Sekolah Tinggi
IlmuEkonomi (STIE), Institut Agama Islam Daarul Ulum (IAIDU), Akademi manajemen
Informatika Komputer (AMIK), Akademi Kebidanan Ikhtisam Aulia dan lain-lain.
10
dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan rata-rata penduduk maka akan
semakin mudah untuk menyerap dan mengaplikasikan segala sesuatu yang terkait
dengan perubahan dalam upaya menuju perbaikan khususnya perbaikan ekonomi.
2.8.4 Kebudayaan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik bahwa jenis kebudayaan/ Suku
bangsa yang ada sesuai dengan jumlah terdiri dari suku Jawa (59,41 %) suku Batak
(29,40%) suku Melayu (5,19 %) sisanya sebanyak 6% terdiri dari suku Minang, suku
Banjar, suku Aceh dan etnis Tionghoa. Data ini memberikan gambaran bahwa
penduduk Kecamatan Kota Kisaran Barat terdiri dari budaya/suku bangsa yang cukup
beragam (multi etnis). Dengan demikian pendekatan sosiologis yang digunakan untuk
intervensi berbagai program khususnya program kesehatan memerlukan metode-
metode yang tentu saja berbeda dengan daerah lain yang relative lebih homogen.
Dengan demikian ukuran keberhasilan program (efisien dan efectivitas) harus
senantiasa mempertimbangkan nilai-nilai keragaman budaya yang ada.
10
10
10