Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No.

1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU
PADA SATU RUMAH SAKIT DI KABUPATEN GARUT

Hendrawati*, Iceu Amira Da*


*PSDKU Universitas Padjadjaran Kampus Garut

Tuberkulosis paru adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Indonesia adalah urutan
nomor 3 di asia dalam jumlah pasien dengan tuberculosis paru (WHO, 2009). Dari beberapa penyakit
menular yang ditangani di RSUP Dr.Slamet Garut selama tahun 2013 kejadian pasien tuberkulosis paru
masih tinggi sebanyak 2.100 pasien. Salah satu komplikasi tuberkulosis paru adalah gangguan psikologis
seperti kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan pada pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Slamet Garut.
Penelitian termasuk penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan cross-sectional dengan populasi
62 orang. Teknik pengambilan sampel purposive sampling untuk memperoleh sampel sebanyak 54 orang.
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis ini menggunakan uji Chi - Square univariat dan
bivariat. Hasilnya menunjukkan; Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang tingkat kecemasan (p-
value = 0,008), Ada hubungan antara usia dan tingkat kecemasan (p-value = 0,002), Ada hubungan antara
jenis kelamin dengan tingkat kecemasan ( p-value = 0,008), Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan
tingkat kecemasan (p-value = 0,001), Ada hubungan antara status ekonomi dengan tingkat kecemasan (p-
value = 0,003). Berdasarkan hasil penelitian, yang perlu ditingkatkan pelayanan keperawatan; konseling
tentang tuberkulosis, memberikan dukungan sosial kepada pasien yang lebih tua, memberikan motivasi
kepada pasien wanita, dan kerjasama lintas sektoral.

Kata kunci: Kecemasan, tuberkulosis, pengetahuan, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
ekonomi

LATAR BELAKANG dan yang meninggal sebanyak 150 orang


(Dinkes Jabar, 2012). Berdasarkan data
Tuberkulosis (TB) Paru merupakan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut tahun
masalah kesehatan masyarakat yang 2012, jumlah penderita TB Paru BTA
penting didunia ini.Indonesia merupakan positif yang berhasil ditemukan dan di
urutan nomor 3 di asia dalam jumlah obati berjumlah 1.659 orang, sisanya
penderita TB Paru setelah India dan China sebanyak 890 orang belum ditemukan.
(WHO, 2009). Pada tahun 2009 Indonesia Tuberkulosis adalah penyakit
menduduki peringkat ke lima di dunia menular langsung yang disebabkan oleh
setelah India, Cina, South Afrika, dan kuman TB (Mycobacterium tuberculosis),
Nigeria dengan jumlah prevalensi sebagian besar kuman TB menyerang
285/100.000 penduduk, dan angka paru, tetapi dapat juga mengenai organ
kematian telah turun menjadi 27/100.000 tubuh lainnya (Manaf, dkk, 2006).
penduduk (Kemenkes, 2011). Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi
Prevalensi TB Paru di Indonesia menular yang berbahaya yang disebabkan
masih cukup tinggi diantara Negara-negara oleh kuman TB dengan gejala yang
ASEAN lain mencapai 285 orang per bervariasi. Setiap penderita tuberkulosis
100.000 penduduk (Depkes, 2012). Secara dapat menularkan penyakitnya pada orang
kasar di perkirakan pada setiap 100.000 lain yang berada disekelilingnya dan atau
penduduk Indonesia terdapat 130 penderita yang berhubungan erat dengan penderita
TB Paru dengan BTA (Basil Tahan Asam) (Jaorana, dkk, 2009). Umumnya
positif (Depkes, 2012). Penderita TB Paru menyerang paru, tetapi bisa juga
di Jawa Barat tercatat sekitar 61.429 jiwa menyerang bagian tubuh lainnya seperti
[21]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, Penyakit TB paru bila tidak ditangani
tulang dan persendian, usus, ginjal dan dengan benar akan menimbulkan
organ tubuh lainnya (PPTI, 2010). komplikasi. Komplikasi dibagi atas
Pasien TB dengan keadaan umum komplikasi dini (pleuritis, efusi pleura,
masih baik tanpa komplikasi lanjut di laryngitis, menjalar ke organ lain seperti
indikasikan untuk rawat jalan sementara usus) dan komplikasi lanjut (kerusakan
pasien TB yang sudah mengalami parenkim berat, karsinoma paru).
komplikasi lanjut dengan keadaan umum Komplikasi psikologis juga dapat di
tidak baik di indikasikan untuk rawat inap timbulkan dari penyakit tuberkulosis yakni
(Jaorana, dkk, 2009). Menurut Nanda bahwa setiap orang memiliki reaksi yang
(2006) masalah yang dapat terjadi pada berbeda-beda ketika dihadapkan dengan
pasien yang mengalami TB Paru suatu penyakit, reaksi perilaku dan emosi
diantaranya : Bersihan jalan nafas tidak tersebut tergantung pada penyakit, sikap
efektif akibat adanya akumulasi sekret, orang tersebut dalam menghadapi suatu
Infeksi resiko tinggi penularan, Rasa penyakit, reaksi orang lain terhadap
nyaman nyeri karena kontraksi otot penyakit yang dideritanya, dan lain-lain.
pernafasan yang secara terus-menerus Penyakit dengan jangka waktu yang
tanpa disertai relaksasi, Sesak napas yang singkat dan tidak mengancam kehidupan
terjadi karena adanya jalan napas yang hanya sedikit menimbulkan sedikit
tidak efektif sehubungan dengan eksudasi perubahan perilaku dalam fungsi orang
cairan rongga pleura yang menyebabkan tersebut dan keluarga, sedangkan penyakit
rangsangan pada impuls saraf pusat lapar berat seperti tuberkulosis paru yang dapat
yaitu hypothalamus sehingga mengancam kehidupan dapat
menimbulkan anorexia. Gangguan Istirahat menimbulkan perubahan emosi dan
tidur karena adanya sesak napas sebagai perilaku yang lebih luas, seperti ansietas,
kegiatan pada system pengaktivasi syok, penolakan, marah, dan menarik diri
retukulasis sehingga tidur terganggu, (Perry & Potter, 2005).
Penurunan suplai oksigen akan Salah satu perubahan emosi dari
menghambat metabolisme sebagai sumber penyakit tuberkulosis adalah
energi terhambat maka akan menyebabkan ansietas/kecemasan. Kecemasan (ansietas/
keluhan dan kelemahan, Rasa cemas akibat anxiety) adalah gangguan alam perasaan
kurangnya pengetahuan tentang (affectiv) yang ditandai dengan perasaan
penyakitnya. ketakutan atau kekhawatiran yang
Pengobatan TB Paru dilakukan mendalam dan berkelanjutan, tidak
secara bertahap dan teratur, tahapan mengalami gangguan dalam menilai
pengobatan TB Paru diantaranya tahap realitas (Reality Testing Ability),
intensif dan tahap lanjutan. Untuk itu para kepribadian masih tetap utuh, perilaku
penderita harus mengenal, memahami, dapat terganggu tetapi masih dalam batas –
bagaimana cara pencegahan, tanda gejala batas normal. Ada segi yang disadari dari
dan penatalaksanaan dari TB Paru. TB kecemasan itu sendiri seperti rasa takut,
Paru dapat sembuh bila dilakukan tidak berdaya, terkejut, rasa berdosa atau
pengobatan secara teratur selama 6-8 terancam, selain itu juga segi – segi yang
bulan. Karena pengobatan memerlukan terjadi di luar kesadaran dan tidak dapat
waktu yang lama maka penderita TB Paru menghindari perasaan yang tidak
sangat memungkinkan mengalami stress menyenangkan (Jatman, 2001).
yang cukup berat (Rachmawati & Tingkat kecemasan dipengaruhi oleh
Turniani, 2006). Tuberkulosis pada beberapa faktor yang terkait meliputi hal
penderita memiliki tanda dan gejala seperti berikut: Potensi stressor ; Stresor
perilaku tidak biasa dan perubahan status psikososial adalah setiap keadaan atau
mental, demam, anoreksia, dan penurunan peristiwa yang menyebabkan perubahan
berat badan (Smeltzer dan Bare, 2008). dalam kehidupan seseorang. Status
pendidikan dan status ekonomi ; Status

[22]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

pendidikan dan status ekonomi yang orang, hepatitis 187 orang, HIV 3 orang.
rendah pada seseorang menyebabkan orang Dari data tersebut terlihat bahwa angka
tersebut lebih mudah mengalami cemas kejadian penyakit TB masih tinggi
dan stres dibanding dengan mereka yang (Medical Record RSUD Dr.Slamet, 2013).
status pendidikan dan status ekonomi yang Setelah dilakukan studi pendahuluan
tinggi. Tingkat pengetahuan ; Tingkat dari 12 pasien ternyata 9 diantaranya
pengetahuan yang rendah pada seseorang kurang mengetahui sepenuhnya tentang TB
akan menyebabkan orang tersebut mudah Paru, 8 diantaranya berusia >50 tahun, 8
stress dan cemas.Semakin banyak diantaranya berjenis kelamin perempuan, 9
pengetahuan yang dimiliki seseorang maka diantaranya berpenghasilan sekitar Rp.
seseorang tersebut akan lebih siap 1.000.000-Rp. 2.000.000 per bulan, 5
menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi diantaranya berpendidikan hanya lulus
kecemasan. SMP, 3 tidak tamat SD, 2 lulusan SMA, 2
Ketidaktahuan terhadap suatu hal lulusan SD. Dari 12 pasien tersebut 7
dianggap sebagai tekanan yang dapat diantaranya mengalami gelisah, khawatir
mengakibatkan krisis dan dapat dengan keadaan nya, dan emosi tidak
menimbulkan kecemasan. Stress dan stabil.
kecemasan dapat terjadi pada individu
dengan tingkat pengetahuan yang rendah,
disebabkan karena kurangnya informasi METODE
yang diperoleh. Keadaan fisik ; Individu
yang mengalami gangguan fisik seperti Penelitian ini termasuk penelitian
cidera, penyakit badan, operasi, cacat deskriptif korelatif, karena peneliti ingin
badan lebih mudah mengalami cemas dan mengetahui hubungan antara tingkat
stres.Tipe kepribadian ; Individu dengan pengetahuan, jenis kelamin, umur, tingkat
tipe kepribadian tipe A lebih mudah pendidikan, dan status ekonomi dengan
mengalami gangguan akibat adanya cemas tingkat kecemasan pada pasien TB Paru.
dan stres dari individu dengan kepribadian Penelitian ini menggunakan pendekatan
B. Sosial Budaya ; cara hidup individu di Cross Sectional. Pada pendekatan Cross
masyarakat yang sangat mempengaruhi Sectional ini, penelitian menekankan
pada timbulnya stres. Individu yang waktu pengukuran/observasi data variabel
mempunyai cara hidup sangat teratur dan independen dan dependen dinilai secara
mempunyai falsafat hidup yang jelas maka simultan pada suatu saat, jadi tidak ada
pada umumnya lebih sukar mengalami tindak lanjut. Adapun varibel bebas dalam
stres. Demikian juga keyakinan agama penelitian ini adalah Tingkat pengetahuan,
akan mempengaruhi timbulnya stres. usia, jenis kelamin, status pendidikian,
Lingkungan atau situasi ; Individu yang dan status ekonomi, sedangkan variabel
tinggal pada lingkungan yang dianggap terikat dalam penelitian ini adalah tingkat
asing akan lebih mudah mangalami cemas kecemasan.
dan stress. Usia ; Ada yang berpendapat Populasi dalam penelitian ini adalah
bahwa faktor usia tua lebih mudah semua pasien TB Paru yang sedang
mengalami cemas dan stres dari pada usia dirawat di ruang penyakit Kecubung dan
muda. Jenis kelamin ; Umumnya wanita Zamrud RSUD Kabupaten Garut.
lebih mudah mengalami cemas dan stres, Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik
tetapi usia harapan hidup wanita lebih pengambilan sampel Nonprobability
tinggi dari pada pria (Isaacs, 2004). sampling, dengan teknik Purposive
Dari data yang diperoleh ketika sampling.Purposive sampling adalah suatu
melakukan pendataan awal terdapat 5 dari teknik penetapan sampel dengan cara
beberapa penyakit infeksi menular yang memilih sampel diantara populasi sesuai
ditangani RSUD Dr.Slamet Garut selama dengan yang dikehendaki peneliti
tahun 2013 yaitu : TB Paru 2100 orang, (tujuan/masalah dalam penelitian),
konjungtivitis 1509 orang, dermatitis 751 sehingga sampel tersebut dapat mewakili

[23]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

karakteristik populasi yang telah dikenal


sebelumnya (Nursalam, 2003). Jumlah Berdasarkan tabel di atas dapat
sampel yaitu 54 orang.Dalam penelitian dilihat bahwa jenis kelamin pada 54
ini, instrumen penelitian yang digunakan responden sebagian besar responden
adalah kuesioner yang disampaikan berjenis kelamin perempuan (57.4%).
langsung kepada responden untuk
mengetahui tingkat pengetahuan, umur, Tabel 4: Distribusi Frekuensi Responden
jenis kelamin, status pendidikan, dan status Berdasarkan Tingkat Pendidikan
ekonomi.Sedangkan untuk mengukur
tingkat kecemasan digunakan lembar Tingkat Pendidikan f %
kuesioner ZSAS meliputi tanda dan gejala Rendah 42 77.8
cemas. Tinggi 12 22.2
Jumlah 54 100

HASIL Berdasarkan tabel di atas dapat


dilihat bahwa Tingkat Pendidikan pada 54
Analisis Univariat responden hampir seluruh responden
memiliki tingkat pendidikan rendah
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden (77.8%).
Berdasarkan Pengetahuan
Tabel 5: Distribusi Frekuensi Responden
Pengetahuan f % Berdasarkan Status Ekonomi
Baik 4 7.4
Cukup 17 31.5 Status Ekonomi f %
Kurang 33 61.5 Bawah 48 88.9
Jumlah 54 100 Atas 6 11.1
Jumlah 54 100
Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa tingkat pengetahuan pada 54 Berdasarkan tabel di atas dapat
responden sebagian besar responden dilihat bahwa status ekonomi pada 54
berpengetahuan kurang (61.5%). responden hampir seluruh responden
berstatus ekonomi kelas bawah (88.9%).
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Usia Tabel 6: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Usia f %
Muda 21 38.9 Tingkat Kecemasan f %
Tua 33 61.1 Ringan 7 13
Jumlah 54 100 Sedang 13 24.1
Berat 34 63
Berdasarkan tabel di atas dapat Panik 0 0
dilihat bahwa usia pada 54 responden Jumlah 54 100
sebagian besar responden berusia tua
(61.1%). Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa tingkat kecemasan pada 54
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Responden responden sebagian besar responden cemas
Berdasarkan Jenis Kelamin berat (63%).

Jenis Kelamin f %
Laki-laki 23 42.6
Perempuan 31 57.4
Jumlah 54 100

[24]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

Analisis Bivariat kelamin dengan tingkat kecemasan p-value


0.008 (p-value ≤ 0.05).
Tabel 7: Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Tingkat Kecemasan Pada Tabel 10: Hubungan Tingkat Pendidikan
Pasien TB Paru dengan Tingkat Kecemasan
Pada Pasien TB Paru
Kecemasan
Tingkat Total
Ringan Sedang Berat Kecemasan
Pengetahuan Tingkat Total
f % f % f % f % Ringan Sedang Berat
Baik 1 25 2 50 1 25 4 100 Pendidikan
f % f % f % f %
Cukup 3 17,6 8 47,1 6 35,3 17 100 Rendah 3 7,1 7 16,7 32 76,2 42 100
Kurang 3 9,1 3 9,1 27 81,8 33 100 Tinggi 4 33,3 6 50 2 16,7 12 100
Total 7 13 13 24 34 63 54 100 Total 7 13 13 24 34 63 54 100
p value 0,008 p value 0,001

Berdasarkan tabel di atas Berdasarkan tabel di atas


menunjukan bahwa berdasarkan analisis menunjukan bahwa berdasarkan analisis
uji Chi Square ada hubungan antara tingkat uji Chi Square ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan tingkat kecemasan p- pendidikan dengan tingkat kecemasan p-
value 0.008 (p-value ≤ 0.05) sehingga Ho value 0.001 (p-value ≤ 0.05).
ditolak dan Ha diterima.
Tabel 11: Hubungan Status Ekonomi
Tabel 8: Hubungan Usia dengan Tingkat dengan Tingkat Kecemasan
Kecemasan Pada Pasien TB Paru Pada Pasien TB Paru

Kecemasan Kecemasan
Total Status Total
Usia Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat
f % f % f % f % Ekonomi
f % f % f % f %
Tua 2 6,1 4 12,1 27 81,8 33 100 Bawah 5 10,4 9 18,8 34 70,8 48 100
Muda 5 23,8 9 42,9 7 33,3 21 100 Atas 2 33,3 4 66,7 0 0 6 100
Total 7 13 13 24 34 63 54 100 Total 7 13 13 24 34 63 54 100
p value 0,002 p value 0,003

Berdasarkan tabel di atas Berdasarkan tabel di atas


menunjukan bahwa berdasarkan analisis menunjukan bahwa berdasarkan analisis
uji Chi Square ada hubungan antara usia uji Chi Square ada hubungan antara status
dengan tingkat kecemasan p-value 0.002 ekonomi dengan tingkat kecemasan p-
(p-value ≤ 0.05). value 0.003 (p-value ≤ 0.05).

Tabel 9: Hubungan Jenis Kelamin dengan


Tingkat Kecemasan Pada Pasien PEMBAHASAN
TB Paru
Hubungan tingkat pengetahuan dengan
Kecemasan tingkat kecemasan pada pasien TB
Total
Usia Ringan Sedang Berat
paru
f % f % f % f %
Perempuan 2 6,5 3 9,7 26 83,8 31 100
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Laki-laki 5 21,7 10 43,5 8 34,8 23 100 dilihat bahwa dari 54 responden dari
Total 7 13 13 24 34 63 54 100 karakteristik tingkat pengetahuan yang
p value 0,008 memiliki tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 33 responden (61.5%), dari
Berdasarkan tabel di atas karakteristik kecemasan yang memiliki
menunjukan bahwa berdasarkan analisis kecemasan berat sebanyak 34 responden
uji Chi Square ada hubungan antara jenis (63%), responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang dengan kecemasan

[25]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

berat sebanyak 27 responden. Dari hasil Hubungan usia dengan tingkat


analisis uji Chi Square ada hubungan kecemasan pada pasien TB paru
antara Tingkat Pengetahuan dengan tingkat Berdasarkan hasil penelitian dapat
kecemasan p-value 0.008 (p-value ≤ dilihat bahwa dari 54 responden dari
0.05).Hal ini terjadi karena kurang nya karakteristik usia yang masuk kategori usia
informasi dan pengetahuan yang dimiliki tua sebanyak 33 responden (61.1%), dari
oleh responden tentang tuberkulosis karakteristik kecemasan yang memiliki
paru.Perlunya pendidikan kesehatan kecemasan berat sebanyak 34 responden
tentang tuberkulosis paru kepada (63%), responden yang masuk kategori
responden untuk menambah informasi dan usia tua dengan kecemasan berat sebanyak
pengetahuan tentang tuberkulosis paru agar 27 responden. Berdasarkan analisis uji Chi
dapat mengurangi rasa kecemasannya Square ada hubungan antara usia dengan
(Notoadmodjo, 2007). Semakin banyak tingkat kecemasan p-value 0.002 (p-value
pengetahuan yang dimiliki seseorang maka ≤ 0.05). Hal ini terjadi karena kurang
seseorang tersebut akan lebih siap perhatian dari orang-orang
menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi terdekat.Perlunya dukungan dan motivasi
kecemasan. Ketidaktahuan terhadap suatu dari orang-orang terdekat untuk
hal dianggap sebagai tekanan yang dapat meningkatkan rasa semangat pada diri
mengakibatkan krisis dan dapat responden yang dapat mengurangi
menimbulkan kecemasan.Kecemasan kecemasannya (Jong, 2005).Usia
dapat terjadi pada individu dengan tingkat merupakan salah satu faktor internal yang
pengetahuan yang rendah, disebabkan berkontribusi terhadap timbulnya
karena kurangnya informasi yang kecemasan pada orang tua. Penelitian ini
diperoleh. sejalan dengan hasil penelitian Priyatin
Tingkat pengetahuan seseorang (2007) yang menyatakan ada hubungan
memiliki hubungan positif terhadap tingkat yang signifikan antara faktor usia dengan
kecemasan yang dirasakan seseorang tingkat kecemasan. Ditambahkan dalam
(Hawari, 2001). Semakin tinggi tingkat penelitian Arifin (2005), bahwa faktor usia
pengetahuan responden maka tingkat memberikan kontribusi terhadap teriadinya
kecemasannya semakin rendah karena kecemasan.
semakin tinggi pengetahuan semakin besar
kemampuan menyerap dan menerima Hubungan jenis kelamin dengan tingkat
informasi sehingga pengetahuan dan kecemasan pada pasien TB paru
wawasan lebih luas (Suparyanto, 2011). Berdasarkan hasil penelitian dapat
Tingkat pengetahuan seseorang yang dilihat bahwa dari 54 responden dari
rendah akan cenderung lebih mudah karakteristik jenis kelamin yang berjenis
mengalami kecemasan dibanding kelamin perempuan sebanyak 31
seseorang yang mempunyai tingkat responden (57.4%), dari karakteristik
pengetahuan yang tinggi (Hidayat, 2004). tingkat kecemasan yang memiliki
Penelitian ini sesuai dengan kecemasan berat sebanyak 34 responden
penelitian umar (2003) yang menyatakan (63%), responden yang berjenis Kelamin
terdapat pengaruh yang signifikan antara perempuan dengan kecemasan berat
pengetahuan dengan kecemasan pasien sebanyak 26 responden. Berdasarkan hasil
tuberkulosis paru, dimana jika analisis uji Chi Square ada hubungan
Pengetahuan rendah maka Kecemasan antara jenis kelamin dengan tingkat
tinggi, jika Pengetahuan sedang maka kecemasan p-value 0.008 (p-value ≤
Kecemasan sedang dan jika pengetahuan 0.05).Hal ini terjadi karena responden
tinggi maka kecemasan rendah. peremplebih sensitif dalam memikirkan
penyakitnya dan merasa kurang percaya
diri.Perlu adanya dukungan dan motivasi
untuk meningkatkan rasa percaya diri yang

[26]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

dapat mengurangi kecemasannya (Stolte, dalam menerima informasi sehingga


2004). semakin banyak pula pengetahuan yang
Penelitian ini sesuai dengan beberapa dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang
teori diantaranya ; stuart dan sundenn kurang akan menghambat perkembangan
(1998) yang menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap nilai yang baru di
perempuan lebih mudah mengalami cemas perkenalkan untuk menghadapi suatu
daripada laki-laki. Perempuan cenderung masalah (Kuncoroningrat, 1997, dikutip
lebih mudah mengalami kecemasan oleh Nursalam dan Pariani, 2001).
dibandingkan laki-laki. Hal ini Tingkat pendidikan rendah pada seseorang
dikarenakan perempuan lebih sensitif akan lebih mudah mengalami kecemasan
terhadap permasalahan, sehingga karena semakin tinggi tingkat pendidikan
mekanisme koping perempuan lebih nya akan berpengaruh terhadap
kurang baik di banding kan laki-laki kemampuan berfikir nya (stuart &
(Gunarso, 2005). sundeen, 2000). Tingkat pendidikan yang
Penelitian ini sejalan dengan hasil cukup akan lebih mudah dalam mengiden
penelitian Priyatin (2007) yang tifikasi stresor dalam diri sendiri maupun
menyatakan bahwa ada hubungan yang dari luar dirinya. Tingkat pendidikan juga
kuat dan signifikan antara jenis kelamin mempengaruhi kesadaran dan pemahaman
dengan kecemasan pada pasien dan terhadap stimulus (Jatman, 2000).
keluarga terhadap TB Paru, seperti halnya Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Junait hasil penelitian Priyatin (2007) bahwa ada
(2003) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara
hubungan antara jenis kelamin dengan pendidikan dengan kecemasan, seperti
tingkat kecemasan. halnya penelitian yang dilakukan oleh
Junait (2003) dengan hasil ada hubungan
Hubungan tingkat pendidikan dengan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
tingkat kecemasan pada pasien TB kecemasan. Penelitian Astria (2004) yang
paru menyatakan ada hubungan yang signifikan
Berdasarkan hasil penelitian dapat antara tingkat pendidikan dengan
dilihat bahwa dari 54 responden dari kecemasan pasien TB. Penelitian yang
karakteristik tingkat pendidikan yang serupa tentang faktor-faktor yang
masuk kategori tingkat Pendidikan rendah mempengaruhi tingkat kecemasan orang
sebanyak 42 responden (77.8%), dari tua oleh Maryaningtyas (2005),
karakteristik kecemasan yang memiliki menunjukkan bahwa faktor pendidikan
kecemasan berat sebanyak 34 responden adalah salah satu faktor eksternal yang
(63%), responden yang memiliki tingkat dapat berkontribusi terhadap kecemasan
pendidikan rendah dengan kecemasan seseorang
berat sebanyak 32 responden. Berdasarkan
hasil analisis uji Chi Square ada hubungan Hubungan status ekonomi dengan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat tingkat kecemasan pada pasien TB
kecemasan p-value 0.001 (p-value ≤ paru
0.05).Hal ini berhubungan dengan tingkat Berdasarkan hasil penelitian dapat
pengetahuan rendah yaitu terjadi karena dilihat bahwa dari 54 responden dari
kurangnya informasi dan pengetahuan karakteristik status ekonomi yang masuk
yang dimiliki oleh responden.Perlu adanya kategori status ekonomi kelas bawah
pendidikan kesehatan untuk menambah sebanyak 48 responden (88.9%), dari
informasi dan pengetahuan agar dapat karakteristik kecemasan yang memiliki
mengurangi kecemasannya (Machfoed, kecemasan berat sebanyak 34 responden
2005). (63%), responden yang masuk status
Makin tinggi tingkat pendidikan ekonomi rendah dengan kecemasan berat
seseorang, semakin jarang mengalami sebanyak 34 responden. Berdasarkan
kecemasan yang berat karena mudah analisis uji Chi Square ada hubungan

[27]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

antara status ekonomi dengan tingkat (2003) dengan hasil ada hubungan antara
kecemasan p-value 0.003 (p-value ≤ tingkat sosial ekonomi dengan tingkat
0.05).Hal ini terjadi karena adanya beban kecemasan. Hal ini dikuatkan dalam
pikiran untuk biaya sehari-hari yang harus penelitian Maryaningtyas (2005), bahwa
dikeluarkan selama sakit. Untuk hal ini faktor ekonomi adalah salah satu faktor
perlu adanya kerja sama lintas sektoral yang dapat berkontribusi terhadap
untuk pemberdayaan masyarat untuk timbulnya kecemasan.
meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat, ini sesuai dengan undang-
undang Nomor 17 tahun 2007 tentang KESIMPULAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 Faktor-faktor yang berhubungan
mencantumkan bahwa: Pembangunan dengan tingkat kecemasan pasien TB paru
bidang kesehatan diarahkan salah satunya yaitu: tingkat pengetahuan, usia, jenis
pada kemampuan hidup sehat bagi setiap kelamin, tingkat pendidikan, dan status
orang agar peningkatan derajat kesehatan ekonomi. Sebagian besar responden
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat memiliki tingkat pengetahuan kurang,
terwujud. Pembangunan kesehatan sebagian besar responden kategori usia tua,
dilaksanakan melalui peningkatan upaya sebagian besar responden berjenis kelamin
kesehatan, sumber daya manusia perempuan, hampir seluruh responden
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan memiliki tingkat pendidikan rendah, dan
yang ditandai oleh peningkatan hampir seluruh responden berstatus
pengawasan dan pemberdayaan ekonomi kelas bawah.Ada hubungan
masyarakat serta manajemen kesehatan. antara tingkat pengetahuan, usia,jenis
Penelitian ini sesuai dengan beberapa kelamin, pendidikan, status ekonomi
teori diantaranya ; stuart dan sundenn dengan tingkat kecemasan.
(1998) yang menyatakan bahwa Status Hasil penelitian ini dijadikan bahan
ekonomi yang rendah pada seseorang masukan untuk membuat kebijakan kepada
menyebabkan orang tersebut mengalami perawat untuk lebih meningkatkan
stres cemas dan dibanding dengan mereka pelayanan keperawatan berupa penyuluhan
yang status pendidikan dan status ekonomi tentang tuberkulosis, memberikan
yang tinggi. Status ekonomi yang rendah dukungan sosial kepada pasien usia tua,
umumnya memiliki tekanan dan tuntutan memberikan motivasi kepada pasien
yang lebih tinggi untuk menghadapi perempuan. Memberikan masukan kepada
kehidupan sehingga mudah mengalami pemerintah daerah tentang kondisi status
cemas dalam menghadapi masalah. ekonomi pasien agar dicarikan solusi untuk
Faktor lain yang mempengaruhi meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang
kecemasan antara lain ancaman terhadap dapat meningkatkan derajat kesehatan.
integritas biologi yaitu meliputi Sebaiknya meningkatkan kualitas
ketidakmampuan fisiologis yang akan dan kuantitas pendidikan kesehatan tentang
datang atau menurunnya kapasitas untuk tuberkulosis paru untuk memberikan
melakukan aktifisehari-hari dapat berupa informasi dan meningkatkan pengetahuan
penyakit trauma fisik dan ancaman pasien agar dapat mengurangi rasa
terhadap konsep diri dan harga diri yaitu kecemasan pasien.Memberikan motivasi
meliputi proses kehilangan, perubahan dan memberikan masukan kepada anggota
peran, perubahan hubungan, dan status keluarga untuk memberikan perhatian
ekonomi (Kaplan & Sadock, 2000). lebih kepada pasien usia tua agar
Penelitan ini sejalan dengan meningkatkan rasa semangat yang dapat
penelitian Priyatin (2007) bahwa ada mengurangi kecemasan. Memberikan
hubungan yang kuat dan signifikan antara motivasi kepada pasien perempuan dan
ekonomi dengan kecemasan, seperti halnya memberikan masukan kepada anggota
penelitian yang dilakukan oleh Junait keluarga untuk memberikan motivasi

[28]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

kepada pasien perempuan agar Kader Komunitas. Jakarta: GF


meningkatkan rasa percaya diri yang dapat ATM-TB ROUND 8.
mengurangi kecemasan. Manaf, dkk.(2006). Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi
2. Jakarta: DEPKES RI.
DAFTAR PUSTAKA Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Keperawatan : Pedoman Skripsi,
Indonesia Tesis dan Instrumen Penelitian.
2011.http://www.depkes.go.id. Jakarta : Salemba Medika.
Dinkes Garut. (2012). Profil Kesehatan Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan
Kabupaten Garut 2011 .Dinkes Kab Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka
Garut :Garut. Cipta
Dinkes Jabar. (2012). Profil Kesehatan Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Jawa Barat Fundamental Keperawatan :
2011.http://www.depkes.go.id Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi
Hawari.(2006). Manajemen Stress, Cemas, 4.Volume 2. Jakarta:EGC.
Depresi. Jakarta, FKUI. PPTI.(2010). Buku Saku
Hidayat.(2004). Pengantar Konsep Dasar PPTI.www.ppti.info.
Keperawatan.Jakarta : Salemba Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. (2008).Buku
Medika. Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jatman D. (2001).Psikologi Perkembangan Edisi 8 Vol.2.Jakarta : EGC.
Edisi 1. Semarang : Badan Penerbit Stuart, G. W. (2007). Buku Saku
Diponegoro. Keperawatan Jiwa .Edisi 5. Jakarta.
Jaorana, dkk. (2009). Pelatihan
Penanggulangan Tuberkulosis Bagi

[29]

Anda mungkin juga menyukai