PENDAHULUAN
1
Maka diperlukan keterlibatan berbagai pihak dan sektor dalam masyarakat,
kalangan swasta, organisasi profesi dan organisasi sosial serta LSM, terutama profesi
Apoteker di Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit maupun tempat lain yang
melayani masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya akan obat TB.
Apoteker dalam hal ini dapat membantu : mengarahkan pasien yang diduga
menderita TB untuk memeriksakan diri terhadap TB (case finding), memotivasi
pasien untuk patuh dalam pengobatan, memberikan informasi dan konseling,
membantu dalam pencatatan untuk pelaporan (Direktorat Bina Farmasi Komunitas
dan Klinik, 2005).
Berdasarkan hal diatas, dibutuhkan ketersediaan informasi yang memadai
mengenai penyakit ini dan terapinya.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang
tuberkulosis (TB) dan contoh pelayanan resep pasien TB.
2
BAB II
PENGENALAN PENYAKIT
1.1 Etiologi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Bakteri
Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
Bakteri ini berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak
berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 µm dan panjang 1 – 4 µm. Dinding
M.tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%) yang
sulit ditembus zat kimia. Struktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan
bakteri M.tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai, tahan
terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol.
1.3 Patofisiologi
Infeksi terhadap M. Tuberkulosis yang paling umum adalah akibat paparan
paru-paru atau membran mukosa terhadap droplet penderita. Ketika terhirup, droplet
akan tersimpan dalam rongga udara terminal paru-paru. Organisme ini akan tumbuh
selama 2-12 minggu hingga mencapai jumlah 1000-10,000 yang cukup untuk
menimbulkan respon imun seluler yang dapat dideteksi dengan reaksi terhadap tes
tuberkulin pada kulit.
3
Ketika seseorang terinfeksi M.Tuberkulosis, infeksi dapat melalui satu dari
berbagai jalur, yang kebanyakan tidak mengarah ke TB yang sebenarnya. Infeksi
dapat dibersihkan oleh sistem imun inang (host) atau ditekan menjadi bentuk tidak
aktif yang disebut infeksi TB laten (Latent Tuberculosis Infection=LTBI) sebelum
berkembang menjadi penyakit yang aktif. Pasien dengan LTBI tidak dapat
menyebarkan TB (Herchline, 2014).
1.4 Epidemiologi
Secara global, 1 dari 3 orang terinfeksi TB. Menurut WHO, ada 8.8 juta
insiden kasus TB di seluruh dunia pada tahun 2010, dengan 1.1 juta kematian akibat
TB dengan HIV-negatif dan tambahan 0.35 juta kematian dari TB dengan HIV. Pada
tahun 2009, hampir 10 juta anak-anak menjadi yatim piatu akibat kematian orangtua
yang disebabkan oleh TB.
Lima negara dengan jumlah insiden kasus tertinggi pada tahun 2010 adalah
India, China, Afrika Selatan, Indonesia, dan Pakistan. India sendiri menyumbang
sekitar 26% dari semua kasus TB di seluruh dunia, dan China serta India bersama-
sama menyumbang 38% (Herchline, 2014).
5
1.7 Diagnosis
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang
perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, bronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma
& mediastinum.
Pemeriksaan laboratorium umumnya dilakukan dengan pemeriksaan dahak
untuk penegakan diagnosis dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa dahak Sewaktu-Pagi-
Sewaktu (SPS):
S(sewaktu): dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama
kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan
dahak pagi pada hari kedua.
P(Pagi): dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
S(sewaktu): dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan
dahak pagi.
lnterpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :
2 kali positif, 1 kali negatif → Mikroskopik positif
1 kali positif, 2 kali negatif → ulang BTA 3 kali , kemudian
bila 1 kali positif, 2 kali negatif → Mikroskopik positif
bila 3 kali negatf → Mikroskopik negatif
Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun
pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi
sebagai berikut:
− Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru
BTA positif.
6
− Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non-OAT (non fluoroquinolon).
− Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang
memerlukan penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa,
efusi perikarditis atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis berat
(untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).
Uji tuberkulin merupakan pemeriksaan yang paling bermanfaat pada anak
untuk menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan sering
digunakan dalam “Screening TBC”. Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC
dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%. Penderita anak umur kurang dari 1
tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif 100%, umur 1–2 tahun 92%,
2–4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%, dan umur 6–12 tahun 51%. Dari persentase tersebut
dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin semakin
kurang spesifik.
Uji ini dilakukan dengan cara Mantoux (penyuntikan dengan cara intra kutan).
Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri
bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin
dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan
(indurasi) yang terjadi:
1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–4mm, uji mantoux negatif.
Arti klinis : tidak ada infeksi Mycobacterium tuberculosis.
2. Pembengkakan (Indurasi) : 5–9mm, uji mantoux meragukan.
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mycobacterium
atypikal atau pasca vaksinasi BCG.
3. Pembengkakan (Indurasi) : >= 10mm, uji mantoux positif.
Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.
7
Gambar alur diagnosis TB paru (PDPI,2006).
8
BAB III
PENGOBATAN
9
3.3 Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
Tabel 1. Jenis, sifat dan dosis OAT.
11
Paduan OAT Sisipan (HRZE), diberikan setiap hari selama satu bulan (28 hari)
kepada pasien BTA positif yang pada akhir pengobatan intensif masih tetap BTA
positif (Depkes, 2007).
12