PEMBAHASAN
ρ<0,05 (p=0,0001) sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan a
ntara Bukti Langsung terhadap Kepuasan Pasien antara Peserta BPJS PBI dan
BPJS Mandiri di Puskesmas Sidodadi Tahun 2022. Hal ini berarti responden mera
munikasi dan alat-alat pendukung seperti ruang tunggu, ruang operasi dan peralata
n. Semakin Tangibles dirasakan oleh pasien maka semakin tinggi nilai dari kepuas
an pasien yang dapat dilihat dari hasil kuesioner. Hasil tersebut sebagian besar me
mberikan jawaban bahwa dari segi tangibles fasilitas yang diberikan kurang baik.
Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya fasilitas fisik seperti ruang tunggu, dan pe
ralatan yang digunakan. Ruang tunggu yang digunakan oleh pasien tidak dapat me
nampung seluruh pasien yang sedang menunggu antrian. Semakin bukti langsung
dirasakan oleh pasien maka semakin tinggi nilai dari kepuasan pasien dan member
ikan jawaban bahwa dari segi bukti langsung yang diberikan kurang baik. Sehingg
kurang puas akan kenyamanan berobat. Hal ini dapat dirasakan dan dilihat secara l
angsung oleh responden dengan merasakan pelayanan dari fasilitas fisik dan saran
dan Siallagan, (2017). Menunjukkan bahwa ada hubungan antara Bukti Langsung
55
56
dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Glugur Kota Medan. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Esthi, dkk. (2017) menunjukkan
pelayanan pasien di Poli Kebidanan RSUD Wonosari. Hasil ini menguatkan teori
Parasuraman, Zeithml dan Berry dalam Lidiana, (2017), Mutu pelayanan kesehata
rasarana yang kurang memadai. Tenaga kesehatan kurang mampu bekerja secara
Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Matondang, dkk. (2019) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara faktor Bukti Langsung (Tangibles) dengan mutu Kepuasan Pasie
diberikan kurang baik dengan mutu Kepuasan Pasien yang kurang baik sebanyak
70,4%.
ρ>0,05 (p=0,120) sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubun
gan antara Kehandalan terhadap Kepuasan Pasien antara Peserta BPJS PBI dan B
yang diberikan nilai baik dengan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
nan sesuai yang dijanjikan seperti kecepatan dan keakuratan dalam memberikan p
elayanan. Hampir seluruhnya mengatakan bahwa dari segi reliability seperti kema
n sudah setuju. Hal ini disebabkan oleh responden merasakan bahwa pelayanan ya
ng diberikan oleh dokter teliti dan bersungguh-sungguh. Dengan kata lain, kehand
alan berarti sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah dijanjikan kepad
emiliki hubungan sebab akibat satu sama lain. Kehandalan berkaitan dengan kema
mpuan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara tepat dan
akurat dapat menjadi hal baik terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Sidodadi, sehingga pasien yang datang berobat percaya terhadap pelayanan puske
smas.
kk. (2019) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor
wa faktor Kehandalan (reliability) yang diberikan nilai kurang baik dengan mutu
Kepuasan Pasien yang kurang baik sebanyak 71,9%. Hal ini disebabkan oleh 41 d
ari 96 responden merasakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh dokter tidak tel
Rantang Medan Petisah Tahun 2019. Menurut asumsi peneliti diketahui bahwa
58
responden menjawab tidak puas sebanyak 7 orang (25,9%). Hal ini berarti
Dari 34 responden yang kehandalan dalam pelayanan kesehatan nya tidak baik,
dan mutu pelayanan kesehatan memiliki hubungan sebab akibat satu sama lain.
pelayanan kesehatan secara tepat dan akurat dapat menjadi hal positif terhadap
kan kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang ditawarka
n. Penilaian mutu pelayanan dilihat dari kemampuan tenaga kesehatan yang berkai
Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Esthi, dkk. (201
7) menunjukkan bahwa ada hubungan yang yang bermakna antara kehandalan (re
liability) dengan Kepuasan Pasien di Poli Kebidanan RSUD Wonosari. Dalam pen
elitian ini menunjuukan bahwa semakin baik mutu kehandalan (reliability) maka a
kan semakin tinggi tingkat kepuasan pasien. Penelitian ini juga tidak sejalan penel
itian yang dilakukan oleh Lahdji, dkk. (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubun
gan yang bermakna antara kehandalan (reliability) dengan Kepuasan Pasien terha
59
dap kepuasan pasien BPJS di Klinik Penyakit Dalam RSUD Sunan Kalijaga Dem
ρ<0,05 (p=0,0001) sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan a
ntara Daya Tanggap terhadap Kepuasan Pasien antara Peserta BPJS PBI dan BPJS
iabel pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas dalam melakukan hubungan kom
unikasi yang kurang baik, perhatian yang kurang kepada pasien dan kurang menge
rti kebutuhan pasien dan sikap tim medis maupun non medis dalam menanggapi k
eluhan serta masalah yang dihadapi oleh pasien. Diantaranya adalah sulit diakses,
lama menunggu, dan kurang bersedia mendengar keluh kesah pasien. Pelayanan y
ang diberikan oleh petugas dalam melakukan hubungan komunikasi yang kurang
baik, perhatian secara individual kepada pasien yang kurang mengerti kebutuhan p
asien dan sikap tim medis maupun non medis dalam menanggapi keluhan serta ma
salah yang dihadapi oleh pasien. Diantaranya adalah mudah sulit diakses, lama me
nunggu, dan kurang bersedia mendengar keluh kesah pasien. Indikator yang dinila
kurang tepat, pemberian informasi jasa secara lambat dan kurang tepat juga dirasa
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaukan oleh Boy Susanto (2
011) tentang Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pada
Rumah Sakit Umum Kota Banjar yaitu terdapat pengaruh daya tanggap dengan m
60
utu pelayanan Kesehatan. Hal ini menguatkan teori Parasuraman Zeithml (2018),
daya tanggap merupakan respon atau kesigapan dalam memberikan pelayanan yan
g cepat dan tanggap yang meliputi kecepatan petugas kesehatan dalam menangani
kebutuhan pasien.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahya, dkk.
(2018) bahwa terdapat hubungan anatara Daya tanggap dengan kepuasan Kepuasa
n Pasien di ruang rawat jalan RS Royal Prima Jambi. Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung dan Wau, (2019) bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara daya tanggap dengan Kepuasan Pasien
Selaian itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
antara Daya Tanggap dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Glugur Kota Medan.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Esthi, dkk.
ρ<0,05 (p=0,001) sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan an
tara Jaminan terhadap Kepuasan Pasien antara Peserta BPJS PBI dan BPJS
Mandiri di Puskesmas Sidodadi Tahun 2022. Hal ini petugas kesehatan yang terda
lam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan petugas kurang mampu menanamka
61
aan pasien terhadap jaminan kesembuhan dan keamanan sehingga akibat pelayana
dakan pelayanan. Aspek ini juga mencakup kesopanan dan sifat dapat dipercaya y
ang dimiliki oleh petugas, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan. Dari segi ass
urance, indicator yang dinlai berupa kesopanan dan keramahan, ketrampilan petug
gung jawab atas tindakan terhadap pasien. Indikator tersebut sudah dirasakan baik
bila dibandingkan hasil yang setuju, berarti responden merasa kurang puas akan ja
bahwa yang terpenting adalah ketepatan dan keakuratan dalam pemberian pelayan
dkk. (2019) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor
juga sejalan dengan Lahdji, dkk. (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara Jaminan dengan Kepuasan Pasien terhadap kepuasan pasien
BPJS di Klinik Penyakit Dalam RSUD Sunan Kalijaga Demak Periode Mei-
Oktober 2015.
Selain itu penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh
Cahya, dkk. (2018) bahwa terdapat hubungan anatara Jaminan dengan kepuasan K
ρ<0,05 (p=0,0001) sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan a
ntara Kepedulian terhadap Kepuasan Pasien antara Peserta BPJS PBI dan BPJS M
andiri di Puskesmas Sidodadi Tahun 2022. Kemampuan para dokter dan perawat
khusus kepada pasien dan tanggung jawab pasien atas kenyamanan dan keamanan
dan keinginan dokter dan perawat untuk membuat para pasien dan memberikan pe
kasi yang kurang baik dan kurang memahami kebutuhan pasien yang terwujud dal
am penuh perhatian terhadap setiap pasien. Adapun indikator yang dijadikan pern
yataan tentang kualitas pelayanan variabel Empathy / empati terdiri dari 5 pertany
aan yang berkaitan variabel empati yaitu perhatian, memahami kebutuhan, mudah
erti kesulitan pasien. Indikator tersebut juga sudah dirasakan baik oleh pasien. Me
nurut Parasuraman et al. dalam Ojah (2012), emphaty (empati) adalah perhatian y
ang diberikan oleh penyelenggara pelayanan kepada pelanggan. Hal ini dapat diart
ikan jika kemudahan untuk memberikan keterangan dan perhatian kepada pasien d
engan baik belum tentu meningkat, Artinya empati atau pemberian perhatian dala
asuk sikap individual tersendiri yang diberikan petugas kesehatan kepada pasien.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cahya, dkk. (2018)
oleh ada hubungan yang signifikan assurance (jaminan) dengan kepuasan pasien d
63
i ruang rawat jalan RS Royal Prima Jambi. Penelitian ini juga sejalan dengan pene
litian yang dilakukan oleh Esthi, dkk. (2017) menunjukkan bahwa Kepedulian me
miliki korelasi hubungan yang bermakna dengan pelayanan pasien di Poli Kebida
Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan o
leh Hutagalung dan Wau (2019) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang si
gnifikan antara empati dengan mutu Kepuasan Pasien di Puskesmas Rantang Med
berapa keterbatasan yang dialami dan didapat menjadi beberapa faktor yang dapat
tian ini. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam proses pengambi
lan data, informasi yang diberikan responden melalui kuesioner terkadang tidak m
enunjukkan pendapat responden yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena kadang p