Anda di halaman 1dari 26

PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH

MAKALAH
Disusun guna memunuhi tugas
Mata Kuliah: Kapita Selekta Politik dan Kenegaraan
Dosen Pengampu: Dr. Wakhudin, M.Pd.

Disusun oleh :

MUJI IRIYANI (2220110076)

NURUL RAHMA TUNISA (2220110067)

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
PURWOKERTO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH" dengan baik
dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita
Selekta Politik dan Kenegaraan.
Pada kesempatan kali ini tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Wakhudin, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Karakter yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
tugas ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Demikian makalah ini kami buat, dan kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf
sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Purwokerto, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i


KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 2
C. Tujuan ……………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….. 3
A. Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia …………………. 3
B. Lembaga Pemerintah Daerah …………………….………… 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………… 21
A. KESIMPULAN ……………………………………………... 21
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 22

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan
baik apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang saling
berhubungan satu sama lain dalam kesatuan untuk mewujudkan nilai-nilai
kebangsaan sesuai dengan kedudukan, peran, kewenangan dan tanggung
jawabnya masing-masing. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi yang dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah
kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai
lembaga pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah
Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Lembaga pemerintahan daerah
memiliki kedudukan yang penting dalam sistem pemerintahan Negara
Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana struktur dan fungsi
lembaga pemerintahan daerah ini karena sebagai warga negara kita memiliki
kewajiban untuk ikut mengawasi jalannya pemerintahan, khususnya
pemerintahan daerah kita sendiri. Apalagi pada saat ini daerah sudah
memiliki otonomi sehingga lembaga pemerintahan daerah memiliki posisi
yang benar-benar penting dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
daerah.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas mengenai
penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia di dalam makalah ini
agar pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai lembaga pemerintahan
daerah yang memiliki peran, kedudukan serta fungsi yang penting di dalam
jalannya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di daerah.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah :
1. Bagaimana Sistem Pemerintahan Daerah Di Indonesia ?
2. Apa saja yang termasuk dalam Lembaga Pemerintahan Daerah?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Sistem Pemerintahan Daerah Di Indonesia
2. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam Lembaga Pemerintahan
Daerah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA


Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
Provinsi. Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah
Kota. Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai
Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah
daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada Daerah Provinsi, Perangkat
Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis
Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan
Kelurahan. Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah
berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah.
Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat
dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi

3
perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh
Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-
undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan
yang menjadi urusan Pemerintah Pusat meliputi :
1. politik luar negeri;
2. pertahanan;
3. keamanan;
4. yustisi;
5. moneter dan fiskal nasional; dan
6. agama
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dibagi berdasarkan
kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan
keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan
berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi
merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah urusan.
Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan
pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah yang bersangkutan.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan

4
pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan
tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber
daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang,
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar
susunan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten atau
daerah kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten atau kota dan
DPRD kabupaten atau kota.
Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintah pusat
menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah, pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan
tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai
hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut diwujudkan dalam bentuk
rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan,
belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan
keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud dilakukan secara
efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada
peraturan perundang-undangan. Setiap daerah dipimpin oleh kepala
pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten
disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh
satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk
kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota.
Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban
serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada

5
masyarakat. Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai
wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam
pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali
pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata
pemerintahan kabupaten dan kota. Dalam kedudukannya sebagai wakil
pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur bertanggung jawab
kepada Presiden.
Pemerintah daerah bersama-sama DPRD mengatur (regelling) urusan
pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah daerah
mengurus (bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangannya. Pemerintah daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah
diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang
telah diundangkan dalam Berita Daerah.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari
Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga
keuangan bukan bank, dan masyarakat untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang
berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan
atas nama Pemerintah setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam
Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman tersebut dilakukan antara Menteri
Keuangan dan Kepala Daerah.
Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan
obligasi daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan
daerah. Pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat
memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau
investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu
Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal
tersebut dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat

6
dialihkan kepada badan usaha milik daerah. Pemerintah daerah dapat
memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan,
dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada
peraturan perundangundangan.
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai
kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun
anggaran. Pengaturan tentang dana cadangan daerah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD
kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam
tahun anggaran berjalan. Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda
tentang perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen
pendukungnya kepada DPRD.
Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan
di kawasan perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan
perkotaan. Pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan,
dan pengelolaan kawasan perkotaan

B. LEMBAGA PEMERINTAHAN DAERAH


Lembaga adalah proses yang terstruktur, yang digunakan orang untuk
menyelenggarakan kegiatannya. Jadi lembaga pemerintahan daerah adalah
sistem aturan atau proses yang terstruktur, yang digunakan untuk
menyelenggarakan pemerintahan daerah. Sistem aturan ini lalu dikonkritkan
menjadi organisasi. Jadi, organisasi adalah wujud konkrit lembaga yang
bersifat abstrak. Melalui wujud organisasi inilah, lembaga pemerintahan
daerah menjalankan kegiatannya untuk mencapai tujuan.
Masing-masing lembaga daerah menjalankan peranannya sesuai
dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem administrasi
negara Indonesia. Selanjutnya akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai
lembaga-lembaga pemerintahan daerah ini.

7
1. Kepala Daerah
Kepala daerah adalah pimpinan lembaga yang melaksanakan
peraturan perundangan. Dalam wujud konkritnya, lembaga pelaksana
kebijakan daerah adalah organisasi pemerintahan. Kepala daerah provinsi
disebut gubernur, kepala daerah kabupaten disebut bupati, dan kepala
daerah kota disebut walikota. Kepala daerah memiliki tugas, wewenang
dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban
untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban
kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada masyarakat. Dalam UU No. 23 Tahun 2014
pasal 65 sampai 67 Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Kepala Daerah
(baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota) ditentukan sebagai berikut :
Ayat (1) Kepala daerah mempunyai tugas:
a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
c. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama
DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan
Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas
bersama;
e. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
f. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

8
Ayat (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepala daerah berwenang:
a. mengajukan rancangan Perda;
b. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
c. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;
d. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat
dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;
e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Ayat (3) Kepala daerah yang sedang menjalani masa tahanan
dilarang melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2).
Ayat (4) Dalam hal kepala daerah sedang menjalani masa tahanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau berhalangan sementara, wakil
kepala daerah melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah.
Ayat (5) Apabila kepala daerah sedang menjalani masa tahanan
atau berhalangan sementara dan tidak ada wakil kepala daerah, sekretaris
daerah melaksanakan tugas sehari-hari kepala daerah.
Ayat (6) Apabila kepala daerah dan wakil kepala daerah sedang
menjalani masa tahanan atau berhalangan sementara, sekretaris daerah
melaksanakan tugas sehari-hari kepala daerah.
Ayat (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas dan
wewenang kepala daerah oleh wakil kepala daerah dan pelaksanaan tugas
sehari-hari kepala daerah oleh sekretaris daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) sampai dengan ayat (6) diatur dalam peraturan pemerintah.
Pasal 66 Ayat (1) Wakil kepala daerah mempunyai tugas:
a. membantu kepala daerah dalam:
1) memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah;
2) mengoordinasikan kegiatan Perangkat Daerah dan menindaklanjuti
laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan;

9
3) memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah provinsi bagi
wakil gubernur; dan
4) memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah kabupaten/kota, kelurahan,
dan/atau Desa bagi wakil bupati/wali kota;
b. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam
pelaksanaan Pemerintahan Daerah;
c. melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah
menjalani masa tahanan atau berhalangan sementara; dan
d. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Ayat (2) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan kewajiban
pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala daerah yang ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
Ayat (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), wakil kepala daerah bertanggung jawab kepada
kepala daerah.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepala daerah dan
wakil kepala daerah mempunyai kewajiban yang di atur dalam pasal 67
yaitu :
Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. menaati seluruh ketentuan peraturan perundangundangan;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah;

10
e. menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
f. melaksanakan program strategis nasional; dan
g. menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah
dan semua Perangkat Daerah.
UU No 23 Tahun 2014 pasal 78 mengatur tentang pemberhentian
Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah.
Ayat (1) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan.
Ayat (2) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena:
a. berakhir masa jabatannya;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah/wakil kepala
daerah;
d. tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b;
e. melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf i,
dan huruf j;
f. melakukan perbuatan tercela;
g. diberi tugas dalam jabatan tertentu oleh Presiden yang dilarang untuk
dirangkap oleh ketentuan peraturan perundang-undangan;
Kepala daerah terbagi menjadi Kepala Daerah Pemerintah Provinsi,
Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten dan Kepala Daerah Pemerintah Kota.
a. Kepala Daerah Pemerintah Provinsi
Untuk daerah provinsi, lembaga pelaksana kebijakan daerah
adalah pemerintah provinsi yang dipimpin oleh gubernur. Dalam
menjalankan tugasnya gubernur dibantu oleh perangkat pemerintah

11
provinsi. Gubernur dan perangkatnya ini disebut birokrat/perangkat
pemerintah provinsi.
Gubernur adalah kepala daerah otonom sekaligus kepala wilayah
administrasi. Sebagai kepala daerah otonom gubernur adalah kepala
pemerintah daerah provinsi, yang bertanggung jawab kepada rakyat
daerah setempat. Sedangkan sebagai kepala wilayah administrasi (local
state government), gubernur adalah wakil pemerintah pusat di wilayah
administrasi provinsi yang bersangkutan. Adanya kedudukan ganda
pada gubernur tersebut karena pemerintah pusat menyerahkan
kewenangan (desentralisasi) kepada daerah provinsi dan melimpahkan
kewenangan (dekonsentrasi) kepada gubernur selaku wakil pemerintah.
Dalam statusnya sebagai kepala daerah otonom, gubernur dan
perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah. Sedangkan dalam
kedudukannya sebagai kepala wilayah administrasi, gubernur dan
perangkatnya adalah pelaksana kebijakan pemerintah pusat.
Menurut UU No. 23 Tahun 2014 pasal 91, gubernur dalam
kedudukan sebagai wakil pemerintah pusat memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut :
Pasal 91 ayat (1) Dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota dan Tugas Pembantuan
oleh Daerah kabupaten/kota, Presiden dibantu oleh gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat.
Pasal 91 Ayat (2) Dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas:
a. mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Tugas Pembantuan di Daerah kabupaten/kota;
b. melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota yang ada di
wilayahnya;

12
c. memberdayakan dan memfasilitasi Daerah kabupaten/kota di
wilayahnya;
d. melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota
tentang RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD,
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang daerah, pajak
daerah, dan retribusi daerah;
e. melakukan pengawasan terhadap Perda Kabupaten/Kota; dan
f. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 91 ayat (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
ayat (2), gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai
wewenang:
a. membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali
kota;
b. memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/wali kota
terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
c. menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi
pemerintahan antar-Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah
provinsi;
d. memberikan persetujuan terhadap rancangan Perda
Kabupaten/Kota tentang pembentukan dan susunan Perangkat
Daerah kabupaten/kota; dan
e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten
Lembaga pelaksana kebijakan daerah kabupaten adalah
pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh bupati. Pemerintah
kabupaten yang daerahnya termasuk ke dalam suatu provinsi tertentu
merupakan daerah otonom di bawah koordinasi pemerintah provinsi
yang bersangkutan.

13
Pemerintah kabupaten dipimpin oleh bupati. Bupati dan aparatnya
adalah pelaksana kebijakan daerah kabupaten. Daerah kabupaten adalah
daerah otonom penuh, karena hanya berasaskan desentralisasi.
Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi. Kabupaten maupun kota
merupakan daerah otonom yang diberi wewenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahannya sendiri. Dalam menjalankan
tugasnya bupati dibantu oleh wakil bupati. Masa jabatan bupati adalah 5
tahun.
c. Kepala Daerah Pemerintahan Kota
Seperti halnya pemerintah kabupaten, pemerintah kota juga bukan
bawahan pemerintah provinsi. Pemerintah kota adalah daerah otonom
lain di bawah koordinasi pemerintah provinsi.
Walikota dan perangkatnya adalah pelaksana kebijakan daerah
kota yang dibuat bersama DPRD Kota. Kedudukan walikota adalah
sebagai kepala pemerintahan kota yang bertugas melaksanakan
kebijakan daerah kota dan peraturan perundangan lain yang menjadi
kewajibannya.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan
berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD
memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPRD mempunyai
tugas dan wewenang. DPRD mempunyai hak interpelasi, hak angket dan hak
menyatakan pendapat.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan
kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang
setara bermakna bahwa di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki
kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini
tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah.
Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD
adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk
melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga

14
antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya
saling mendukung bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain
dalam melaksanakan fungsi masing-masing. DPRD terbagi menjadi :
a. DPRD Provinsi
DPRD Provinsi adalah lembaga yang mewakili rakyat untuk daerah
provinsi yang bersangkutan. Fungsi utama DPRD Provinsi adalah legislasi,
pengawasan, dan anggaran. Kedudukannya adalah sebagai lembaga
perwakilan rakyat daerah provinsi.
b. DPRD Kabupaten
DPRD Kabupaten adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah
kabupaten yang bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan
kewajiban, alat kelengkapan, dan hubungannya dengan rakyat dan kepala
daerah sama dan sebangun dengan yang dimiliki DPRD Provinsi. Yang
membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang lingkup
kabupaten.
c. DPRD Kota
DPRD Kota adalah lembaga yang mewakili rakyat daerah kota yang
bersangkutan. Kedudukan, fungsi, susunan, hak dan kewajiban, alat
kelengkapan, dan hubungannya dengan rakyat dan kepala daerah sama dan
sebangun dengan yang dimiliki DPRD Provinsi dan Kabupaten. Yang
membedakan hanya ruang lingkupnya saja, yaitu pada ruang lingkup kota.
3. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah
karena kedudukannya sebagai pembina pegawai negeri sipil di daerahnya.
Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi
persyaratan. Sekretaris Daerah Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden atas usul Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah Provinsi dan Sekretariat
Daerah Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

15
4. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD
Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dengan persetujuan
DPRD Provinsi. Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD
Kabupaten/Kota.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD)
merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Tugas sekretariat DPRD antara
lain:
1) Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
2) Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
3) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
4) Menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan
DPRD dalam pelaksanaan fungsinya sesuai kemampuan daerah.
5. Dinas Daerah
Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin
oleh kepala dinas. Kepala dinas diangkat dan diberhentikan oleh kepala
daerah. Contoh dinas daerah antara lain dinas pendidikan, dinas pekerjaan
umum, dinas kesehatan, dinas pendapatan daerah, dan sebagainya.
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas
Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas
dan Badan. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah.
Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan
kepala daerah, yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah. Kepala
dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah
melalui sekretaris daerah.
Dinas daerah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:
1) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

16
2) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan
lingkup tugasnya;
3) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Dinas daerah yang harus dibentuk sekurang-kurangnya, terdiri atas :
1) Dinas Pendidikan;
2) Dinas Kesehatan;
3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
5) Dinas Pekerjaan Umum (Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Tata
Ruang);
6) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
7) Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan;
8) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset;
9) Dinas lainnya sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah masing-
masing.
6. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala
daerah. Tugasnya berperan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat khusus. Lembaga teknis daerah dapat berbentuk badan,
kantor, dan rumah sakit umum daerah.
 Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala
badan, yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, dan yang
berbentuk rumah sakit dipimpin oleh direktur. Mereka diangkat oleh kepala
daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul sekretaris
daerah. Kepala dan direktur berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada gubernur melalui sekretaris daerah. Pada badan dapat dibentuk unit
pelaksana teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau
beberapa daerah kabupaten/kota.

17
Lembaga teknis daerah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan
fungsi:
1) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
2) pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugasnya;
3) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Badan, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor dan
Rumah Sakit Daerah) sekurang-kurangnya, terdiri atas :
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal;
2) Badan/Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
3) Badan/Kantor Lingkungan Hidup;
4) Badan/Kantor Ketahanan Pangan;
5) Badan/Kantor Penelitihan, Pengembangan dan Statistik;
6) Badan/Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi;
7) Badan/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8) Badan/Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
9) Badan Kepegawaian dan diklat;
10) Inspektorat; dan
11) Rumah Sakit Daerah.
12) Lembaga teknis daerah lainnya sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah masing-masing.
7. Kecamatan
Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten. Wilayah
kecamatan terdiri atas beberapa desa/kelurahan. Kecamatan dibentuk di
wilayah kabupaten/kota dengan Perda berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota
untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat diangkat oleh
Bupati/Walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai

18
negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
8. Kelurahan
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda
Kabupaten/Kota yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan
dipimpin oleh seorang lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan dari Bupati/Walikota. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas
usul Camat dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis
pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

9. Desa
Dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk pemerintahan
desa yang terdiri dari pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 juga mengakui adanya otonomi
yang dimiliki oleh desa ataupun sebutan lainnya dan kepada desa melalui
pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari
pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan
pemerintah tertentu. Sementara itu, terhadap desa di luar desa geneologis
yaitu desa yang bersifat administrasi seperti desa yang dibentuk karena
pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang
warganya pluralistis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi desa akan
diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti
perkembangan dari desa itu sendiri.
Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara
Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur
dengan Perda yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Calon kepala
desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa

19
sebagaimana dimaksud, ditetapkan sebagai kepala desa. Masa jabatan kepala
desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu)
kali masa jabatan berikutnya. Masa jabatan kepala desa dalam ketentuan ini
dapat dikecualikan bagi kesatuan masyarakat hukum adat yang
keberadaannya masih hidup dan diakui yang ditetapkan dengan Perda.
Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan desa
bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Di
desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan dengan
peraturan desa dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan desa dalam ketentuan ini
seperti Rukun Tetangga, Rukun Warga, PKK, karang taruna, lembaga
pemberdayaan masyarakat.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:
a. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa;
b. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa;
c. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau
pemerintah kabupaten/kota;
d. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-perundangan
diserahkan kepada desa.
10. Instansi Vertikal
Instansi vertikal adalah lembaga milik pusat yang ditempatkan diluar
kantor pusatnya.
a. Instansi Vertikal pada Wilayah Provinsi
Keberadaan instansi vertikal di provinsi berdasarkan kebutuhan
akan tugas dekonsentrasi yang ditentukan oleh pemerintah dan
departemen teknis yang bersangkutan. Instansi vertikal yang berada di
provinsi adalah kantor cabang departemen pusat di provinsi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri yang bersangkutan.
b. Instansi Vertikal pada Wilayah Kabupaten/Kota

20
Keberadaan instansi vertikal di kabupaten/kota disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan departemen yang bersangkutan dan penilaian
pemerintah mengenai perlu tidaknya suatu wilayah dibentuk instansi
vertikal tertentu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan
pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah yang meliputi hubungan
wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan
sumber daya lainnya. Agar kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah
berjalan lancar, dibutuhkan lembaga pemerintahan daerah yang menjalankan
peranannya sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya dalam
sistem pemerintahan negara Indonesia.
 
B. Saran

21
Negara kita adalah negara yang kaya dan dibutuhkan pengelolaan yang
baik agar kekayaan ini dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh warga
negara. Salah satu cara pengelolaannya adalah melalui lembaga pemerintahan
daerah. Lembaga pemerintahan daerah dapat dioptimalisasi fungsinya agar
kegiatan pemerintahan di daerah dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Karena daerah adalah bagian dari negara Indonesia yang memiliki berbagai
potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu saya harap pemerintah
pusat dapat mengawasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah melalui
lembaga-lembaga pemerintahan daerah untuk bersama-sama membangun
daerah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Gie, The Liang, 1993, Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik


Indonesia, Jilid I dan II, Yogyakarta: Liberty Offset.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia
http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/sejarah-lembaga-
lembaga-negara-indonesia/
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38685/uu-no-23-tahun-2014
http://pkbmcibanggala.blogspot.com/2011/06/mengenal-sistem-pemerintahan-
di.html
https://slideplayer.info/slide/3196584/
https://suduthukum.com/2017/09/otonomi-desa.html

23

Anda mungkin juga menyukai