Askep CKD 2023
Askep CKD 2023
Oleh :
KELAS 22 F
KELOMPOK
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................4
1.1 Latar Belakang ...............................................................................6
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar Penyakit ..................................................................7
2.1.1. Pengertian ..........................................................................7
2.1.2. Etiologi ...............................................................................7
2.1.3. Tanda dan Gejala................................................................8
2.1.4. Patofisiologi........................................................................
2.1.5. Komplikasi .........................................................................
2.1.6. Pemeriksaan Penunjang .....................................................
2.1.7. Penatalaksanaan Medis ......................................................
2.2 Konsep Dasar Keperawatan
2.2.1. Pengkajian ..........................................................................
2.2.2. Pemeriksaan Fisik...............................................................
2.2.3. Diagnosis Keperawatan .....................................................
2.2.4. Intervensi Keperawatan .....................................................
BAB 3 Laporan Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian
3.1.1. Identitas..............................................................................
3.1.2. Keluhan Utama...................................................................
3.1.3. Riwayat Penyakit Sekarang................................................
3.1.4. Riwayat Penyakit Dahulu...................................................
3.1.5. Riwayat Penyakit Keluarga................................................
3.1.6. Pemeriksaan Fisik...............................................................
3.1.7. Data Penunjang...................................................................
3.2 Analisa Data...................................................................................
3.3 Diagnosa Keperawatan...................................................................
3.4 Intervensi Keperawatan..................................................................
3.5 Implementasi Keperawatan............................................................
3.6 Evaluasi..........................................................................................
BAB 4 Penutup
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B..Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tahap ini penurunan fungsi ginjal, tetapi tidak terjadi penumpukan sisasisa
metabolik dan ginjal yang sehat akan melakukan kompensasi terhadap
gangguan yang sakit tersebut
2.1.7 Komplikasi
Menurut Brunner & Suddarth, (2016) penyakit ginjal kronis
apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan beberapa komplikasi
sebagai berikut:
1. Anemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi
4. Hiperkalemia
5. Dislipidemia
6. Penyakit mineral dan gangguan tulang
c. Ultrasonografi ginjal
Tes noninvasif dilakukan untuk mendeteksi ginjal atau massa
perirenal, mengidentifikasi obstruksi, dan mendiagnosis kista ginjal dan
massa padat. Ultrasonografi ginjal dilakukan dengan mengoleskan gel
konduktif ke kulit dan menempatkan probe ultrasound eksternal kecil
pada kulit pasien. Gelombang suara direkam di komputer diarahkan ke
jaringan.
d. Sistouretrogram berkemih
Tes ini dilakukan untuk menilai penyebab kapasitas kandung
kemih dan fungsi neuromuscular kandung kemih, tekanan uretra, dan
disfungsi kandung kemih. Beberapa cairan dimasukkan ke dalam
kandung kemih dan kapasitas pengisian dan tekanan buang air kecil
diukur.
Nilai normal: aliran urin yang kuat dan tidak terputus, pola pengisian
normal dan perasaan penuh, kapasitas kandung kemih : 300-600 mL,
keinginan untuk buang air kecil: > 150mL, kepenuhan: 300 mL
e. Pielogram intravena
Tes radiasi dilakukan untuk memvisualisasikan seluruh saluran
ginjal untuk mengidentifikasi ukuran, bentuk, dan fungsi ginjal yang
abnormal, serta untuk mendeteksi adanya batu ginjal, tumor dan kista.
Serangkaian pemeriksaan sinar X dilakukan dengan menyuntikkan zat
yang kedap radiasi secara intravena. Pielogram retrograde adalah tes
radiasi yang dilakukan untuk mengevaluasi struktur ureter dan
pielogram. Pielogram intravena dapat dilakukan secara individual atau
dalam kombinasi dengan sistoskopi.
15
6. Riwayat psikososial
Kondisi ini tidak selalu menjadi masalah jika pasien memiliki
strategi koping adaptif yang tepat. Pada pasien ginjal kronis,
perubahan psikososial biasanya terjadi ketika pasien mengalami
perubahan struktur fungsi fisik dan menjalani proses dialysis.
Pasien menjadi pendiam dan lebih mengurung diri. Selain itu,
kondisi tersebut juga disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan
selama pasien menjalani pengobatan, sehingga pasien engalami
kecemasan.
Intervensi :
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
Tujuan dan Kriteria Hasil :
i. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
ii. Keluhan lelah menurun
iii. Tekanan darah sedang
Intervensi :
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
b) Fasilitasi duduk disisi tempat tidur
c) Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
d) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
e. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan neuropati
perifer (D.0192)
Tujuan dan Kriteria Hasil :
a. Kerusakan jaringan menurun
b. Nyeri menurun
c. Kemerahan menurun
d. Perdarahan menurun
e. Intervensi :
kering
c) Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
d) Anjurkan meningkatkan asupan nutr
21
22
23
24
25
26
A. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cedera
fisik (pergesearan fragmen tulang )
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
tulang
3. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik,
medikasi, bedah perbaikan, perubahan pigmentasi, dan perubahan
sensasi, laserasi kulit.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan
B. Intervensi Keperawatan
Table 1. Intervensi Keperawatan
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon
nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
meringankan nyer
Manajemen Nyeri (I.08238)
Tindakan :
Observasi
dentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon
nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
meringankan nyeri
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
- Identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kua
litas,intensitas nyeri
- Identifkasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat
dan meringankan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
- Identifikasi respon nyeri terhadap
kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
- Berikan tekhnik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis:TENS,hipnosis,akupreasure,dll)
- Kontrol lingkungan yang memperberat
29
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu (mis: pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika
perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis: duduk di tempat
tidur, duduk di sisi tempat tidur,
pindah dari tempat tidur ke kursi)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sistem musculoskeletal merupakan sistem yang terdiri dari otot, tulang,
tendon, ligament kartilago, facia dan brusae serta persendian. Trauma
merupakan keadaan ketika mengalami cedera sehingga mengakibatkan trauma
yang disebabkan sering terjadi adalah kecelakaan lalu lintas, olahraga, industri,
dan pekerjaan rumah tangga. Trauma musculoskeletal kondisi dimana seorang
mengalami cedera atau trauma pada system muskoloskeletal yang
mengakibatkan disfungsi di bagian struktur di sekitarnya dan pada bagian yang
dilindungi dan penyangganya.
Ketika terjadi trauma muskuloskeletal harus segera ditangani karena jika
tidak ditangani secara dini maka akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Imobilisasi, reduksi dan traksi untuk fraktur merupakan penatalaksanaan untuk
pasien fraktur. Imobilisasi dini harus dilakukan untuk mencegah deformitas dan
sebagai penyangga tulang yang patah. Ketika dicurigai adanya fraktur cervical,
maka pasang neck collar untuk membatasi gerakkan leher sehingga tidak
memperburuk keadaan leher. Jika fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut
bersih (steril) untuk mencegah kontaminasi bakteri.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa, agar melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan
mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan tindakan agar tidak
terjadi kesalahan yang fatal.
2. Untuk tenaga kesehatan (perawat), ketika memberikan pelayanan kesehatan
pada pasien selalu mengutamakan keamanan. Baik pada pasien itu sendiri
maupun pada perawat, dengan selalu menggunakan APD dan SOP yang
benar.
33
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Saferi Andra. (2019). Kegawatdaruratan Dasar. Jakarta: CV. Trans Info
Media.