Panduan Penulisan Modul Ajar Paud Rev
Panduan Penulisan Modul Ajar Paud Rev
Tim penulis berharap panduan ini dapat membantu guru secara efektif dan efisien
dalam mengembangkan Modul Ajar. Semoga!
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Landasan 3
C. Tujuan dan Manfaat 4
D. Ruang lingkup 5
BAB IV PENUTUP 19
GLOSARIUM 20
REFERENSI 21
LAMPIRAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi dan
perkembangan zaman. Kurikulum disusun untuk masa depan dan bukan masa kini,
saat ini telah terjadi perubahan dan perkembangan terutama pada teknologi yang
sangat besar atau disebut disruption. Jenis pekerjaan banyak yang hilang digantikan
dengan teknologi. Transaksi jual beli tidak lagi dilakukan tatap muka tetapi dibantu
dengan teknologi digital dalam bentuk pasar online. Setiap orang pada saat
sekarang ini dapat mengakses dunia digital sesuai dengan kebutuhan. Dunia digital
memberi fasilitas setiap kebutuhan orang, mulai dari kesehatan, pendidikan, hobi,
dan juga hiburan. Pendidikan pada saat pandemi mengandalkan digital sebagai
sarana pembelajaran dalam bentuk daring.
Kondisi ini merupakan salah satu alasan mengapa kurikulum berubah disesuaikan
dengan perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat, dan dunia kerja yang
kelak akan ditekuni oleh peserta didik. Kurikulum dengan menekankan pada
Capaian Pembelajaran (CP) digagas dan dikembangkan untuk menyiapkan generasi
Indonesia yang lebih kompetitif menghadapi persaingan global. Kurikulum CP ini
merupakan kurikulum prototype, sehingga sekolah dapat mengembangkan sendiri
sesuai dengan karakteristik lingkungan peserta didik. Kurikulum CP di daerah
pesisir tentu berbeda dengan daerah pegunungan. Kondisi geografis, demografis,
sosial budaya, sosial ekonomi, merupakan pertimbangan sekolah dalam
mengembangkan kurikulum CP ini.
B. LANDASAN
Landasan yuridis yang digunakan dalam pengembangan panduan penyusunan
tujuan pembelajaran serta modul ajar yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020
dan Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Tahun Pelajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di
Masa Pandemi Covid-19.
4. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi
Khusus Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
5. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
Tentang Pencegahan Corona virus (Covid-19) Pada Satuan Pendidikan.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penulisan panduan ini antara lain.
1. Pembelajaran Paradigma Baru
2. Pengembangan Modul Ajar
3. Contoh-contoh Modul Ajar
A. MERDEKA BELAJAR
Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini tidak hanya
pada minat, bakat, cara belajar, tetapi juga cita-cita masa depan. Peserta didik juga
memiliki kecenderungan cara belajar yang berbeda-beda. Ada kecenderungan tipe
belajar dengan mengandalkan audio (mendengar), ada juga dengan tipe visual
(melihat), tipe kinestetik (bergerak), dan ada juga dengan tipe audio visual (melihat
dan mendengarkan). Pembelajaran di kelas seyogyanya menyediakan moda
pembelajaran yang mampu mengembangkan setiap kecenderungan belajar siswa.
Merdeka belajar merupakan salah satu upaya guru dalam mengembangkan potensi
peserta didik yang berbeda-beda. Setiap peserta didik belajar cara mereka sendiri,
sesuai Modul Ajar yang telah dikembangkan oleh guru. Pada konteks merdeka
belajar, guru dapat menyediakan bermacam-macam bahan ajar untuk mencapai
Tujuan Pembelajaran.
Daryanto (2011) seperti mengutip pernyataan Dale yang menyatakan bahwa siswa
atau siapa pun yang melalui pembelajaran dimulai dari pengalaman nyata,
kemudian menjadi pengamat nyata, kemudian menuju pada pengamat dengan
menggunakan penyajian melalui media, dan terakhir siswa sebagai pengamat
kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkret abstrak ini ditunjukkan
dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment) berikut ini.
Modul ajar merupakan perencanaan yang disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan
tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang.
Komponen Modul Ajar
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses
penyusunan. Komponen modul ajar dalam panduan dibutuhkan untuk kelengkapan
persiapan pembelajaran. Guru dalam satuan pendidikan diberi kebebasan untuk
2. Komponen inti
● Tujuan pembelajaran
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Asesmen
● Refleksi siswa dan guru
3. Lampiran
● Lembar kerja siswa
● Bahan bacaan guru dan siswa
● Glossarium
● Daftar pustaka
BAB IV
MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Pengembangan Modul bahan ajar dapat dilakukan dengan berbasis buku bahan
bacaan dan berbasis kontesk daerah. Modul Bahan ajaran berbasis buku bacaan
tersebut dapat dipilih yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
pendidikan anak usia dini. Bekaitan dengan hal tersebut sudah banyak buku
bahan bacaan anak yang cocok dengan perkembangan dan kebutuhan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah banyak menilai buku bahan
bacaan anak tersebut baik buku bahan bacaan berbentuk cetak maupun ebook.
Modul ajar yang lain dapat disusun sesuai dengan konteks daerah
masing-masing. Modul ajar ini disesuaikan dengan visi misis sekolah atau ciri
dan kekhasan dari satuan pendidikan tersebut
A. Contoh modul bahan ajar berasis bahan bacaan anak
Panduan ini bersifat pedoman atau petunjuk praktis bagi guru, sekolah, atau
stakeholder dalam mengembangkan Modul Ajar (MA). Guru, sekolah, atau
stakeholder dapat menggunakan referensi lain yang sesuai dengan kondisi dan
lingkungan peserta didik. Pada panduan ini lebih menekankan pada konsep, prinsip,
dan prosedur dalam mengembangkan Modul Ajar. Materi atau bahan ajar, guru
dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi sosial, budaya, kemampuan
peserta didik, serta tingkat ekonomi masyarakat sekitar.
Contoh pada Modul Ajar bukan sesuatu yang mutlak untuk diikuti atau digunakan,
tetapi hanya contoh untuk memberi inspirasi bagi guru untuk membuat yang lebih
baik sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Contoh yang diberikan belum tentu
sesuai dengan kebutuhan di sekolah dan peserta didik. Guru hanya perlu
memahami konsep, prinsip, dan prosedur dalam mengembangkan Modul Ajar
untuk kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Dimensi : ukuran
baru
pengetahuan
Konteks : bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau
f. Model Pembelajaran
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan
gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran
dapat berupa model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh
dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ
Luring), dan blended learning.
2. Komponen Inti
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dimiliki peserta didik dalam satu (atau lebih) kegiatan
pembelajaran, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai Capaian
Pembelajaran. Sebagai guru merdeka belajar, guru Tujuan pembelajaran
bukan tentang aktivitas apa yang akan dilakukan murid, tetapi apa yang
akan mereka pelajari. Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal
penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk
asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran
menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian
dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.
Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk: pengetahuan yang
berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman
konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan
strategi komunikasi.
b. Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan
peserta didik peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat
tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh kalimat pemahaman bermakna:
- Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai
suatu tujuan.
- Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.
c. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin
tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.
Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh pemahaman
bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Contohnya pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mendorong
pertanyaan pemantik sebagai berikut.
- Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?
- Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa
yang akan kamu usulkan?
d. Kegiatan Pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang dituangkan secara konkret, disertakan
opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan belajar siswa. Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara
berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga
tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode
pembelajaran aktif.
e. Asesmen
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir
kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Prinsip asesmen:
- Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
- Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
- Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif).
3. Lampiran