Anda di halaman 1dari 9

RELEVANSI SISTEM CIVIL LAW DAN COMMON LAW DALAM

PENGATURAN HUKUM PERJANJIAN BAKU DI INDONESIA


Ernu Widodo
Fakultas Hukum Universitas Dr. Soetomo Surabaya
E-mail: erwidos3@yahoo.com

Abstrak
Legislation and court decisions have limited the power of the freedom principle of contract en-
forcement. In the business world, it has been imposed the restrictions on the principle of free-
dom of contract through a standard agreement (standard contract). In the practice realm, this
restriction do not preclude the parties to fulfill their legal interests through definite agreement.
This kind of agreement has been growing to meet legal needs of society despite its substantial
and procedural material has not fulfilled the principle of freedom of contract. This assessment
system is to show the relevance of the Civil Law and Common Law in the development of stan-
dard contract arrangement.
Peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan telah membatasi daya berlakunya
asas kebebasan berkontrak. Di dalam dunia bisnis, telah diberlakukan pembatasan pula atas
asas kebebasan berkontrak melalui perjanjian baku (standard contract). Di dalam prakteknya,
pembatasan tersebut tidak menghalangi para pihak untuk memenuhi kepentingan hukumnya
melalui perjanjian baku. Perjanjian baku semakin berkembang dalam memenuhi kebutuhan hu-
kum masyarakat meskipun perjanjian baku baik secara substansiil maupun prosedural belum
memenuhi sepenuhnya berlakunya asas kebebasan berkontrak. Pengkajian ini hendak menun-
jukkan relevansi sistem Civil Law dan Common Law dalam pengembangan pengaturan per-
janjian baku.

Kata Kunci: Civil law system, Common Law system, Hukum Perjanjian baku.

Mariam Darus Badrulzaman mengutip tu- kehidupan masyarakat. Salah satu fungsi
lisan Pitlo bahwa seorang ahli filsafat Yunani hukum adalah mengabdi dan menjaga per-
yang bernama Heraclitus telah mengungkap- gerakan yang ada pada masyarakat menuju
kan sebuah pernyataan yang penting artinya ke arah perubahan sehingga dapat berjalan
di dalam kehidupan manusia yang berbunyi: tertib dan berkeadilan. Oleh karena itu un-
‘pantarei‘, yaitu segala sesuatu berubah atau tuk memenuhi kepentingan-kepentingan
‘all things flow’.1 Sejalan dengan pemikiran masyarakat yang menuju ke arah perubah-
‘pantarei’ maka dapatlah dipahami sebagai an (transisi) maka tidak dapat dihindari ke-
tanda kehidupan suatu masyarakat adalah butuhan akan pembaharuan hukum yang
kenyataan yang tak dapat diingkari adanya diupayakan dapat mengakomodasi kepen-
suatu perubahan. tingan–kepentingan yang ada dan baru di
Masyarakat bergerak ke arah perubah- masyarakat.
an, termasuk hukum yang inheren dalam Sebagaimana halnya dengan adanya per-
gerakan perubahan masyarakat-masyarakat
1
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Baku (Stan- di dunia atau negara-negara yang sedang
dard): Perkembangannya Di Indonesia dalam Kumpulan Pi-
dato-Pidato Pengukuhan (Bandung: Alumni, 1981)..., 2. berkembang lainnya, maka Indonesia juga
120
Ernu Widodo Relevansi Sistem Civil Law dan Common Law..... | 121

mengalami suatu proses pergerakan menu- tidak hanya identik dengan Kitab Undang-
ju ke arah perubahan (transisi). Dalam hal ini Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),
proses transisional meliputi aneka macam melainkan lebih luas sebab di dalamnya ter-
kehidupan di masyarakat, diantaranya ada- cakup semua peraturan-peraturan baru, pe-
lah bidang hukum. Salah satu aspek bidang raturan-peraturan modern yang berubah
hukum yang memasuki proses transisio- dan berkembang sebagaimana tercantum
nal adalah dari sistem hukum tidak tertulis dalam perundang-undangan negara Repub-
menuju sistem hukum tertulis. lik Indonesia yang tumbuh dan berkembang
Pergeseran dari hukum tidak tertu- pada masa kemerdekaan dan dikenal da-
lis menuju hukum tertulis (hukum perun- lam praktek perbankan, perkreditan, jaminan,
dang-undangan) menurut Soetandjo Wig- perindustrian, penanaman modal, perjanjian
njosoebroto yang mengutip pendapat Niklas pemborongan dan lain-lain. Di dalam prak-
Luhman, bahwa positivisasi hukum selalu teknya berbagai transaksi hukum yang sejalan
memperoleh prioritas utama dalam setiap dan memenuhi kebutuhan masyarakat sering
upaya pembangunan hukum di negara-ne- menggunakan perjanjian baku (standar).
gara yang tengah tumbuh berkembang dan Sejak beberapa puluh tahun terakhir ini
menghendaki kesatuan dan atau penyatu- berkenaan dengan asas kebebasan berkon-
an, tak cuma yang menuju ke nation state me- trak telah mendapat pembatasan baik yang
lainkan juga yang dulu menuju ke colonial berasal dari negara berupa peraturan perun-
state. Positivisasi hukum selalu berhakikat dang-undangan dan putusan pengadilan
sebagai proses nasionalisasi dan etatisasi hu- maupun pembatasan dengan diberlakukan-
kum dalam rangka menyempurnakan ke- nya perjanjian-perjanjian baku dalam du-
mampuan negara dan pemerintah (sebagai nia bisnis. Demikian kuatnya pembatasan
pengemban kekuasaan negara) untuk me- terhadap asas kebebasan berkontrak seba-
monopoli kontrol sosial yang formal melalui gai akibat digunakannya perjanjian-perjan-
pemberlakuan atau pendayagunaan hukum jian baku dalam dunia bisnis oleh salah satu
positif (notabene adalah hukum perundang- pihak, sehingga bagi pihak lainnya kebeba-
undangan).2 san yang tinggal hanyalah berupa pilihan
Salah satu bidang hukum yang mengala- antara menolak atau menerima (take it or
mi masa transisional tersebut adalah bidang leave it) syarat-syarat perjanjian baku yang
hukum perdata. Bidang hukum perdata ini disodorkan kepadanya.3
adalah hukum perdata tertulis sebagaima- Dalam kaitannya dengan arus perubahan
na tercantum dalam Kitab Undang-Undang masyarakat baik dari kondisi internal mau-
Hukum Perdata beserta segenap peraturan- pun kondisi eksternal maka sangat diperlu-
peraturan khusus (yang berwujud undang- kan suatu pengkajian yang mendalam ten-
undang, peraturan pemerintah, keputusan tang aspek-aspek hukum perjanjian incasu
pemerintah, keputusan presiden, keputusan perjanjian baku (standar) yang meliputi asas-
menteri dan lain-lain) yang ada yang meli- asas, konsepsi-konsepsi, teori-teori, aturan-
puti semua aspek-aspek hukum perdata, se- aturan hukum termasuk kebiasaan yang
bagaimana tumbuh dan berkembang, sam- dapat dijadikan landasan hukum perjanji-
pai perkembangannya terbaru sesuai dengan an Indonesia sehingga bisa diharapkan da-
perkembangan kebutuhan masyarakat dan pat menyelesaikan masalah-masalah hukum
modernisasi hukum pada umumnya ser- bagi masyarakat Indonesia khususnya ser-
ta menunjang perkembangan ekonomi dan ta masalah yang menyangkut kondisi transi-
pembangunan pada khususnya. Hal demiki- sional maupun pengaruh globalisasi.
an itu berarti pengertian hukum perdata Beranjak dari latar belakang permasalahan
2 3
Soetandyo Wignyosoebroto, Dari Hukum Kolonial Ke Sutan Remy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Per-
Hukum Nasional: Suatu Kajian Dinamika Sosial Politik lindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perjan-
Dalam Perkembangan Hukum Di Indonesia (Jakarta: Raja jian Kredit Bank di Indonesia (Jakarta: Institut Bankir
Grafindo Persada, 1994)..., h 13. Indonesia, 1997)..., h 65.
122 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 2 Nomor 2, Desember 2010, hlm. 120-128

di atas maka dapat ditarik suatu permasalah- fat umum belum terbentuk sehingga penga-
an bagaimana relevansi sistem Civil Law dan dilan dari orang-orang yang bebas (freeman)
Common Law dalam perkembangan hukum disebut ‘County’ atau ‘Hundred Courts’ hanya
perjanjian incasu pengembangan asas-asas, menerapkan adat kebiasaan setempat yang
konsepsi-konsepsi, dan pengaturan hukum berbeda-beda. Oleh karena itu di negara-
perjanjian baku (standar) di Indonesia. negara dengan sistem Common Law terdapat
ketidakpastian hukum dan untuk menghin-
Klasifikasi Kelompok Hukum yang Berlaku
dari hal tersebut, maka mulai abad ke sem-
di Dunia
bilan belas berpegang pada asas hukum ‘the
Menurut Hardiyan Rusli, untuk meng- rule of precedent’, yaitu keputusan–keputu-
kaji hukum perjanjian incasu perjanjian san hakim yang sudah harus menjadi pegan-
baku (standar), kiranya perlu mengungkap gan atau keputusan hakim itu harus mengi-
pendapat Rene David dan John E.C.Brierly, kuti keputusan hakim sebelumnya. The rule
yaitu adanya klasifikasi empat kelompok of precedent sering disebut juga sebagai dok-
Hukum Romano-Germanic (civil law), Socialist trin ‘stare decisis’ yang berarti sebagai to stand
Law, Common Law, dan other conception of Law. by (previous) decisions (berpegang/berpatokan
Adapun sebagai landasan dalam kajian ini pada putusan-putusan sebelumnya).5
hanya dua kelompok hukum yang dominan,
yaitu Civil Law dan Common Law atau Anglo Relevansi Civil Law dan Common Law
American Law. 4 Wilayah Civil Law yang pen- dalam Perkembangan Hukum di Indonesia
ting adalah Eropa daratan dan Amerika latin Dalam mengkaji dan menelusuri relevansi
dan juga meliputi Indonesia berdasarkan tra- sistem Common Law dan Civil Law dalam per-
disi dan sejarah. Landasan bersama kelom- janjian baku di Indonesia maka perlu dipa-
pok ini adalah diterimanya hukum Romawi hami lebih dahulu keberadaan hukum di In-
(reception of the Roman Law). Berkembangnya donesia, khususnya hukum perjanjian masih
sistem hukum Romawi Jerman adalah berkat dianggap dibawah pengaruh hukum Roma-
usaha dari Napoleon Bonaparte yang beru- no-Germanic (Civil Law) berdasarkan tradisi
saha menyusun Code Civil atau Code Napoleon dan sejarah. Menurut Ifdhal Kasim, bahwa
dengan bersumber hukum Romawi. Sistem masuknya arus utama aliran pemikiran hu-
hukum ini pertama kali berkembang dalam kum ini ke bumi Indonesia, selain memang
hukum perdatanya atau Civil Law. karena dampak dari kolonisasi pemerintah
Berikutnya yang termasuk kelompok Hindia Belanda, juga tidak dapat dilepas-
Anglo Amerika adalah Inggris, Irlandia, kan dari peranan kaum academic jurist Be-
Australia, Selandia Baru, Canada (kecuali landa yang mengawali tonggak pengajaran
Quebec), dan Amerika Serikat (kecuali Lou- dan kajian hukum di sini. Sebagai negara
siana). Sistem Common Law bersumber dari yang meneruskan tradisi Civil Law, perkem-
hukum Inggris yang berkembang dari ke- bangan hukum sangat ditentukan oleh aca-
tentuan atau hukum yang ditetapkan hakim demic jurist karena ia memiliki kewenangan
dalam keputusan-keputusannya (judge made akademik dan profesional dalam menginter-
law). Perkataan Common Law ini berasal dari pretasi hukum. Hal ini membedakan dengan
‘comune, ley’, yang berarti adalah suatu adat negara yang di bawah tradisi Common Law,
kebiasaan (custom) yang bersifat umum bu- dimana perkembangan hukumnya ditentu-
kan hanya adat kebiasaan setempat/lokal. kan oleh kaum profesional lawyers, seperti
hakim dan pengacara sehingga memungkin-
Menurut Hardiyan Rusli dengan mengu-
kan lahirnya berbagai aliran pemikiran da-
tip pandangan Rene David dan John E.C.
lam memahami hukum di luar aliran pe-
Brierly bahwa pada abad kesebelas dapat
mikiran yang dominan.6
dikatakan bahwa adat kebiasaan yang bersi-
5
Hardiyan Rusli, Hukum Perjanjian…, 16
4 6
Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Com- Ifdhal Kasim, Membebaskan Hukum dalam Wacana ( Yo-
mon Law (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996).., h15 gyakarta: Insist Press, 2000)..., h 4
Ernu Widodo Relevansi Sistem Civil Law dan Common Law..... | 123

Common Law yang lahir dan berkembang yang berasal dari peraturan perundang-un-
dalam keadaan khusus baik berdasarkan se- dangan tersebut merupakan bahan hukum
jarah maupun kebudayaan Inggris dan nega- primer yang diharapkan dapat mencermin-
ra-negara yang terkait dengannya, pada kan pengaturan hukum perjanjian baku yang
awalnya belum berpengaruh dan tidak ses- berlaku bagi para pelaku bisnis. Berikutnya,
uai terhadap keberadaan hukum di Indone- penelusuran bahan hukum sekunder mela-
sia. Di dalam perkembangannya pengaruh lui bahan kepustakaan (buku-buku, karang-
Common Law makin terasa di Indonesia kare- an-karangan ilmiah, pendapat para ahli)
na semenjak komunitas hukum berinteraksi yang membahas masalah pengaturan hu-
dengan kekuatan ekonomi internasional dan kum perjanjian baku yang digunakan seba-
tidak dapat diingkari bahwa bahasa Inggris gai pelengkap untuk memberikan gambaran
menjadi bahasa pergaulan dunia yang uta- sebenarnya maupun penafsiran terhadap ke-
ma. Adapun pengaruh Common Law yang tentuan hukum perjanjian baku.
bersifat mendunia adalah penggunaan isti- Langkah penelitian ini dilakukan dengan
lah-istilah Common Law dalam perjanjian bis- menganalisis isi dan struktur hukum untuk
nis internasional, seperti halnya mortgage, in menghasilkan pengaturan yang sebenarnya
consideration of, liquidated damages, dan lain- tentang perjanjian baku di Indonesia. Anali-
lain.7 sis hukum merupakan sistem terbuka, yang
berarti bahwa aturan hukum harus dipikir-
Metode Penelitian
kan dalam suatu hubungan dari norma hu-
Sudut pandang pengkajian permasalahan
kum yang bertumpu atas asas dan konsep
pengaturan hukum perjanjian baku adalah
hukum. Dalam langkah kajian ini digunakan
bertolak dari sudut normatif, yakni untuk
penafsiran hukum yang meliputi :
mengetahui dan memaparkan perkemban-
Penafsiran historis, yaitu penafsiran atas
gan (dinamika) internal hukum. Istilah pe-
risalah proses pembuatan peraturan-perun-
nelitian hukum normatif menurut Soerjono
dangan;
Soekanto dan Sri Mamudji adalah penelitian
hukum kepustakaan, yang bisa disejajar- Penafsiran teleologis, yaitu penafsiran
kan dengan istilah legal research atau legal re- tentang latar belakang tujuan diterbitkan-
search instruction.8 Bertolak dari pemahaman nya peraturan-perundangan tersebut apak-
penelitian hukum normatif di atas, maka ah masih sesuai dengan keadaan yang dih-
pendekatan terhadap permasalahan tersebut adapi;
dilakukan melalui conceptual approach, statute Penafsiran gramatikal, yaitu penafsiran
approach dan comparative approach.9 sesuai makna kata yang digunakan dalam
ketentuan hukum.10
Dalam rangka pengumpulan bahan hu-
kum untuk penelitian ini dilakukan dengan Hasil dan Pembahasan
prosedur sebagai berikut: Penelusuran terha- Praktik Hukum di Indonesia: Perjanjian
dap peraturan perundang-undangan yang Baku di bawah Pengaruh Sistem Civil Law
berkaitan dengan pengaturan hukum perjan- dan Common Law
jian baku di Indonesia. Bahan-bahan hukum
Sebelum mengkaji perkembangan perjan-
7
Djasadin Saragih, Sekilas Perbandingan Hukum Kontrak jian baku di Indonesia maka perlu dipaha-
Civil Law dan Common Law dalam Hukum Kontrak di In- mi lebih dulu bahwa secara tradisional suatu
donesia (Jakarta: ELIPS, 1998)..., h 2.
8
Soerjono Soekanto,& Sri Mamudji, Penelitian Hukum perjanjian terjadi berlandaskan asas kebe-
Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. (Jakarta: Rajawali basan berkontrak diantara dua pihak yang
Press)..., h 27.
9
Philipus Mandiri Hadjon, Pengkajian Ilmu Hukum mempunyai kedudukan yang seimbang dan
10
dalam Pelatihan Metode Penelitian Hukum Normatif, P.M. Marzuki, Penelitian Hukum. Dalam Pelatihan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum Lembaga Metode Penelitian Hukum Normatif, Pusat Penelitian dan
Penelitian Universitas Airlanggga Bekerjasama dengan Pengembangan Hukum Lembaga Penelitian Universi-
Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 11- tas Airlanggga Bekerjasama dengan Fakultas Hukum
12 Juni 1997. Universitas Airlangga, Surabaya, 11-12 Juni 1997.
124 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 2 Nomor 2, Desember 2010, hlm. 120-128

kedua belah pihak berusaha untuk mencapai adalah yang pertama berkenaan dengan ke-
kesepakatan yang diperlukan bagi terjadi- absahan dari perjanjian baku itu dan yang ke-
nya perjanjian itu melalui proses negosiasi dua sehubungan dengan pemuatan klausul-
di antara mereka. Namun pada perkemba- klausul atau ketentuan-ketentuan yang
ngannya ada kecenderungan makin memper- secara tidak wajar sangat memberatkan bagi
lihatkan bahwa banyak perjanjian didalam pihak lainnya.13
transaksi bisnis yang terjadi bukan melalui
Perihal Persyaratan Tertulis
proses negosiasi yang seimbang di antara
(Statue of Frauds)
para pihak, tetapi perjanjian itu terjadi de-
ngan cara di pihak yang satu telah menyiap- Dalam praktek hukum di Indonesia su-
kan syarat-syarat baku pada suatu formulir dah berlaku aturan-aturan tersendiri untuk
perjanjian yang sudah dicetak dan kemudi- perjanjian-perjanjian khusus yang dimuat di
an disodorkan kepada pihak lainnya untuk dalam BabV- Bab XVIII Buku III Kitab Un-
disetujui dengan hampir tidak memberikan dang-Undang Hukum Perdata (yang diang-
kebebasan sama sekali kepada pihak lain- gap dibawah pengaruh Hukum Romawi)
nya untuk melakukan negosiasi atau syarat- yang bersifat sebagai pelengkap, sehingga
syarat yang disodorkan. pada dasarnya dapat disimpangi oleh para
pihak. Hal ini berarti terbukanya kesempa-
Mariam Darus Badrulzaman menyata-
tan yang begitu luas untuk membuat per-
kan bahwa pada asasnya bentuk perjanjian
janjian berdasarkan asas kebebasan berkon-
itu bebas. Perjanjian tidak terikat pada ben-
trak yang tersurat dalam pasal 1338 (1) Kitab
tuk tertentu dapat lisan atau tertulis. Di da-
Undang-Undang Hukum Perdata. Hal ini
lam praktek perjanjian ini tumbuh sebagai
sangat berbeda dengan pengaruh hukum
perjanjian dalam bentuk tertulis.11 Perbua-
tan hukum sejenis yang selalu terjadi ber- Anglo Amerika (Common Law) yang selama
ulang-ulang dan teratur yang melibatkan periode tertentu tidak berdasarkan aturan-
banyak orang, menimbulkan kebutuhan un- aturan khusus sehingga besar kemungkinan
tuk mempersiapkan isi perjanjian itu ter- perjanjian tersebut dirumuskan secara pan-
lebih dahulu dan kemudian dibakukan dan jang lebar dan lebih rinci. Dengan demiki-
seterusnya dicetak dalam jumlah yang ba- an di dalam tradisi Common Law tidak begitu
nyak sehingga memudahkan penyediaan se- dibutuhkan aturan-aturan tersendiri untuk
tiap saat jika masyarakat membutuhkannya. perjanjian-perjanjian khusus yang bersi-
Perjanjian yang demikian ini menurut Sutan fat pelengkap. Perjanjian-perjanjian khusus
Remi Syahdeni dinamakan perjanjian stan- baru dibuat ketika timbul kebutuhan akan
dar, perjanjian baku atau perjanjian adhesi.12 aturan-aturan khusus yang bersifat memak-
sa (imperative).
Penggunaan perjanjian baku dalam kehi-
dupan bermasyarakat dan khususnya di ka- Perjanjian-perjanjian baik yang dibawah
langan dunia bisnis sudah lazim. Namun pengaruh Common Law maupun Civil Law
penggunaan perjanjian baku ini bukan tanpa sistem keduanya tidak menentukan atau me-
menghadapi masalah-masalah hukum yang maksakan adanya persyaratan tertulis (statue
mendapat sorotan para ahli hukum, yaitu of frauds). Hal demikian berarti kebanyakan
seperti antara lain dikemukakan oleh P.S. perjanjian yang dibuat adalah sah meskipun
Atiyah dalam Sutan Remy Syahdeni: ‘By dilakukan dalam bentuk lisan atau tidak da-
mid-century these standard-form contracts had lam bentuk tertulis. Statue of frauds ditetap-
become one of the mayor problems of the law of kan di Inggris pada tahun 1667 karena ber-
contract’. Beranjak dari pemahaman ini maka tujuan untuk menghindari atau menolak
dapat dikemukakan masalah-masalah yang tuntutan yang bersifat penipuan (fraudulent
dihadapi dalam penggunaan perjanjian baku claims) dengan menentukan syarat bagi yang
mengajukan claim untuk mempelihatkan
11
Mariam Darus Badrulzaman , Perjanjian Baku ..., h 51
12 13
Sutan Remi Syahdeni, Kebebasan Berkontrak ...,h 66 Sutan Remi Syahdeni, Kebebasan Berkontrak ..., h 66
Ernu Widodo Relevansi Sistem Civil Law dan Common Law..... | 125

atau mengajukan sesuatu yang tertulis agar yang terdapat di dalam pasal 1338 Kitab Un-
dapat membuktikan claim tersebut. Hal ini dang-Undang Hukum Perdata. Asas kebe-
dapat dipahami bahwa banyak perjanjian- basan berkontrak berhubungan dengan isi
perjanjian yang dilakukan secara lisan baik perjanjian yaitu kebebasan menentukan apa
yang terjadi dalam sistem Civil Law, Common dan dengan siapa perjanjian itu akan diada-
Law maupun sistem yang lain akan meng- kannya.
hadapi persoalan pembuktian di pengadi- Perjanjian yang dibuat sesuai dengan
lan.14 pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata ini mempunyai kekuatan mengikat.
Perihal Keabsahan Perjanjian Baku
Kalau dikaji masalah ‘ada’ dan ‘kekuatan
Sehubungan dengan permasalahan keab-
mengikat’ perjanjian baku maka secara teor-
sahan perjanjian baku maka dapat dipahami
itis juridis, perjanjian ini tidak memenuhi el-
bahwa di Indonesia yang diyakini menganut
emen yang dikehendaki pasal 1320 jo 1338
tradisi Civil Law akan berpijak pada ketentu-
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hal
an pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
ini berdasarkan alasan bahwa perbedaan po-
Perdata yang menentukan empat syarat sah-
sisi para pihak ketika perjanjian baku diada-
nya perjanjan yaitu kesepakatan, kecakapan,
kan adalah tidak memberikan kesempatan
obyek tertentu, dan causa yang halal. Menu-
pada debitur untuk mengadakan ‘real bar-
rut Common Law, keabsahan perjanjian men-
gaining’ dengan kreditur.
syaratkan kesepakatan, kecakapan, obyek
Menurut Hondius, didalam perjanjian
tertentu dan ditambahkan unsur penting
baku terdapat pelanggaran terhadap asas ke-
yaitu consideration. Makna consideration ham-
bebasan berkontrak. Hal tersebut merupak-
pir sama dengan makna causa dalam Code
an pendirian umum Inggris. Dengan demiki-
Civil Perancis yaitu prestasi yang dilakukan
an secara teoritis juridis perjanjian baku ini
atau disanggupkan oleh para pihak. Makna
tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang
causa menurut Pitlo dalam Djasadin Saragih
dan beberapa ahli hukum menolaknya. Na-
adalah apa yang diinginkan para pihak. Cau-
mun kenyataannya kebutuhan masyarakat
sa tidak lain daripada isi perjanjian yang se-
berjalan dalam arah yang berlawanan den-
lanjutnya tidak boleh bertentangan dengan
gan keinginan hukum.18
undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban
umum. 15 Di dalam perkembangannya perlu dike-
mukakan pendapat beberapa ahli hukum
Menurut Asser-Rutten dalam Mariam
diantaranya Stein mengatakan bahwa per-
D.B, bahwa asas esensial dari hukum perjan-
janjian baku dapat diterima sebagai perjan-
jian adalah sepakat mereka yang mengikat-
jian berdasarkan fiksi adanya kemauan dan
kan dirinya. Asas ini dinamakan juga asas
kepercayaan yang membangkitkan pema-
konsensualisme yang menentukan adanya
haman bahwa para pihak mengikatkan diri
(raison d’etre) perjanjian.16 Demikian pula da-
pada perjanjian itu. Jika debitur menerima
lam hukum Inggris, asas ini dikenal juga da-
dokumen perjanjian itu berarti ia secara su-
lam Anson’s Law of Contract. Asas konsensu-
karela setuju pada isi perjanjian tersebut.
alisme ini bersifat universal karena ada baik
Berikutnya Asser Rutten mengatakan pula
di wilayah Common Law maupuan Civil Law
bahwa setiap orang yang menandatangani
in casu hukum perjanjian di Indonesia.17
perjanjian bertanggungjawab pada isi dan
Asas konsensualisme ini mempunyai apa yang ditandatanganinya. Jika ada orang
hubungan yang erat dengan asas kebebasan yang membubuhkan tanda tangan pada for-
berkontrak dan asas kekuatan mengikat mulir perjanjian baku, tanda tangan itu mem-
14
Djasadin Saragih , Sekilas Perbandingan Hukum..., h bangkitkan kepercayaan bahwa yang bertan-
3-4 da tangan mengetahui dan menghendaki isi
15
Djasadin Saragih, Sekilas Perbandingan Hukum..., h 4
16
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Baku..., h 81 formulir yang ditanda tangani. Hondius di
17 18
Djasadin Saragih, Sekilas Perbandingan Hukum..., h 4 Sutan Remi Syahdeni, Kebebasan Berkontrak..., h 66
126 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 2 Nomor 2, Desember 2010, hlm. 120-128

dalam disertasinya menyatakan bahwa per- dasarkan equety, sehingga disamping legal
janjian baku mempunyai kekuatan mengikat remedy (ganti rugi) termasuk juga equitable
berdasarkan kebiasaan yang berlaku di ling- remedy (pemenuhan prestasi).22 Hal ini dapat
kungan masyarakat dan lalu lintas perdaga- diambil contoh ketentuan pasal 1266 Kitab
ngan.19 Dalam hukum Inggris juga terdapat Undang-Undang Hukum Perdata yang me-
pandangan dari tulisan J.R. Spencer sebagai nyatakan akan membubarkan perjanjian.
berikut:’ where there is a signed document, the Namun ketentuan ini sering disimpangi oleh
court that some kind of magic operated to take para pihak dan hakim di dalam praktek dan
contract out of the usual rules that govern the for- menganggap aturan tersebut bersifat pelengkap.
mation of contract and to bind the signature al- Sejalan dengan pemikiran ini, break of con-
most absolutely’.20 tract yang diatur dalam Common Law menya-
Sutan Remy Syahdeini berpendapat bah- takan tidak setiap break of contract menim-
wa keabsahan berlakunya perjanjian baku bulkan hak untuk membubarkan perjanjian
tidak perlu dipersoalkan oleh karena per- karena terbatas pada pelanggaran yang be-
janjian baku eksistensinya sudah merupa- rat (substansial). Namun secara umun dapat
kan kenyataan yaitu dengan telah dipakai- dikatakan bahwa kemungkinan pembubaran
nya perjanjian baku secara meluas dalam perjanjian di Indonesia lebih luas dibanding-
dunia bisnis sejak lebih dari 80 tahun lama- kan dengan common law system. Gugatan gan-
nya. Kenyataan itu terbentuk karena perjan- ti rugi yang normal akibat wanprestasi ada-
jian baku memang lahir dari kebutuhan lah real damages atau ordinary damages. 23
masyarakat sendiri. Dunia bisnis tidak dapat
Di dalam prakteknya para pihak sewak-
berlangsung tanpa perjanjian baku. Perjanji-
tu penutupan perjanjian sudah menentukan
an baku dibutuhkan oleh dan karena itu di-
jumlah ganti rugi yang harus dibayar apabi-
terima masyarakat. Namun perlu ditentukan
la terjadi wanspretasi yang dinamakan liqui-
aturan-aturan dasarnya sebagai pegangan
dated damages. Hal ini harus dibedakan dari
agar klausul-klausul atau ketentuan-ketentu-
janji denda (pelnaties) yang menurut hukum
an dalam perjanjian baku itu, baik sebagian
Anglo-Amerika tidak dapat dipaksakan lain
atau seluruhnya mengikat para pihak.21
dengan hukum Indonesia (bandingkan pasal
Perihal Ingkar Janji (Break of Contract) 1304 Kitab Undang-Undang Hukum Per-
data). Liquidated damages dapat bermakna
Di dalam tradisi Civil Law perihal ingkar
positif bagi para pihak yaitu bagi kreditor
janji diatur bahwa jika terjadi wanprestasi
akan bebas dari beban pembuktian yang be-
oleh debitur maka timbullah tuntutan kre-
rat tentang besarnya jumlah kerugian yang
ditur untuk pemenuhan, pembatalan/pem-
dideritanya dan bagi debitur juga diuntung-
bubaran, pemenuhan atau pembatalan den-
kan karena ia tidak akan dihadapkan dengan
gan pembayaran ganti rugi sebagaimana
kejutan besarnya gantirugi yang harus dipi-
tersebut dalam pasal 1236-1250 Kitab Un-
kulnya.
dang-Undang Hukum Perdata. Menurut
Djasadin Saragih bahwa hal ini berbeda de- Perihal Klausula Eksonerasi di dalam
ngan Common Law, jika terjadi ingkar jan- Perjanjian Baku
ji (break of contract) maka timbulah tuntutan
Masalah hukum berikutnya yang terpent-
kreditur kepada debitur yang hanya memba-
ing berkenaan dengan banyaknya penggu-
yar ganti rugi (damages) dan bukan pemenu-
naan perjanjian-perjanjian baku di dunia bis-
han prestatie (performance). Kalaupun dalam
nis adalah masalah yang berkaitan dengan
perkembangannya yang diinginkan adalah
pencantuman klausul-klausul atau ketentuan
pemenuhan prestatie maka sebenarnya ber-
yang secara tidak wajar sangat memberatkan
19
Sutan Remi Syahdeni, Kebebasan Berkontrak..., h 66 bagi pihak lainnya. Di antara klausul-klausul
20
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Baku..., h 63-
22
64 Djasadin Saragih, Sekilas Perbandingan Hukum..., h 6
21 23
Sutan Remi Syahdeni, Kebebasan Berkontrak..., h 71 Ibid..., h 6
Ernu Widodo Relevansi Sistem Civil Law dan Common Law..... | 127

yang dinilai sebagai klausul yang memberat- wujudan dari klausul yang secara tidak wa-
kan dan yang banyak muncul dalam perjan- jar sangat memberatkan. Suatu klausul yang
jian – perjanjian baku menurut Sutan Remy tidak membebaskan atau membatasi tang-
Syahdeini, adalah yang disebut klausul ek- gung jawab salah satu pihak terhadap guga-
semsi.24 Menurut Mariam Darus Badrulza- tan pihak lainnya dapat saja diperkirakan se-
man, bahwa untuk penamaan klausul ini da- bagai memberatkan pihak lainnya. Misalkan
pat menggunakan istilah klausula eksonerasi apabila di dalam praktek perjanjian kredit
sebagai terjemahan exoneratie clausule yang bank di Indonesia ada ketentuan yang mem-
dipakai dalam bahasa Belanda.25 berikan hak kepada bank untuk tanpa ada
Pengertian hukum dari klausul eksemsi alasan apapun juga menghentikan, baik un-
menurut para ahli hukum diantaranya ada- tuk sementara maupun untuk selanjutnya
lah Mariam Darus Badrulzaman yang me- izin tarik kredit oleh nasabah debitur.
nyatakan bahwa sebagai klausul yang beri- Penggunaan perjanjian baku dalam tran-
si pembatasan pertanggungan jawab dari saksi bisnis di Indonesia semakin banyak se-
kreditor.26 Berikutnya menurut David Yates hingga sejogyanya memerlukan perhatian
dalam Sutan Remy Syahdeini adalah: ‘any yang besar kepada aturan dasar yang harus
term in a contract restricting, excluding or mod- dipatuhi oleh semua pihak dalam memper-
ifying a remedy or a liability arising out of a con- gunakan perjanjian baku, seperti halnya di
tractual obligation.’ Dari pemahaman terse- negara-negara yang menganut sistem Com-
but dapat diartikan bahwa klausul eksemsi mon Law yaitu berpijak pada aturan-aturan
adalah klausul yang bertujuan untuk mem- dasar yang dikembangkan oleh berbagai
bebaskan atau membatasi tanggung jawab yurisprudensi sehubungan dengan penera-
salah satu pihak terhadap gugatan pihak pan asas public policy dan unconscionability.
lainnya dalam hal yang bersangkutan tidak Menurut Sutan Remy Syahdeini, bahwa
atau tidak dengan semestinya melaksanakan aturan dasar yang berupa moral, ketertiban
kewajibannya yang ditentukan di dalam per- umum, dalam pasal 1337, kepatutan dan
janjian tersebut.27 atau keadilan dalam pasal 1339 serta itikad
Klausul-klausul eksemsi dapat muncul baik yang didalamnya terkandung keadilan
dalam berbagai bentuk. Menurut Sutan Remy dalam pasal 1338 ayat 1 Kitab Undang-Un-
Syahdeini yang mengutip pendapat David dang Hukum Perdata adalah sejalan dengan
Yates, bahwa klausul tersebut dapat berben- Public Policy dan Unconscionability dalam
tuk pembebasan sama sekali dari tanggung sistem Common Law.29
jawab yang harus dipikul oleh pihaknya ap- Di dalam perkembangannya hal ini ter-
bila terjadi ingkar janji (wanprestasi). Selain lihat dalam salah satu putusan Mahkamah
itu dapat pula berbentuk pembatasan jum- Agung tanggal 14 Maret 1987 No 3431 K/
lah ganti rugi yang dapat dituntut atau ber- Pdt/1985 berkenaan dengan tolok ukur ‘pe-
bentuk pembatasan waktu bagi orang yang nyalahgunaan keadaan’. Konsep baru ini
dirugikan untuk dapat mengajukan gugat- menurut Z. Asikin Kusumah Atmadja ada-
an atau ganti rugi. Dalam hal yang terakhir lah untuk mencakup keadaan yang tidak da-
ini batas waktu tersebut lebih pendek dari pat dimaksudkan dalam itikad baik, patut,
yang ditentukan oleh undang-undang bagi dan adil atau bertentangan dengan keter-
seseorang untuk dapat mengajukan gugatan tiban umum sebagai pengertian klasik ka-
atau ganti rugi.28 rena akan memperkaya tolok ukur bagi hu-
Klausul eksemsi hanyalah salah satu per- kum Indonesia dalam menentukan ada atau
24
Sutan Remy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak..., h 72 tidak adanya bargaining power yang seim-
25
Mariam Darus Badrulzaman , Perjanjian Baku..., h bang dalam suatu perjanjian.30
109
26 29
Ibid , Perjanjian Baku..., h 109 Sutan Remy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak..., h 122-
27
Sutan Remy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak..., h 75 123
28 30
Sutan Remy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak..., h 76 Ibid..., h 123-124
128 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 2 Nomor 2, Desember 2010, hlm. 120-128

Kesimpulan dan Saran mon Law maupun Civil Law in casu di Indo-
Di dalam era globalisasi yang telah me- nesia. Kedua sistem hukum ini mempunyai
landa dunia, telah mengkondisikan berba- relevansi dalam pengembangan hukum per-
gai warga negara untuk saling berhubungan janjian baku, diantaranya, perihal persyara-
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup- tan tertulis (statue of frauds), perihal keabsah-
nya. Hal demikian ini mengakibatkan ter- an perjanjian baku, perihal ingkar janji (break
jadinya pertemuan antara berbagai sistem of contract) dan perihal klausula eksonerasi
hukum yang ada dan bisa memenuhi ke- yang tercantum dalam perjanjian baku. Pe-
butuhan hukum para pihak yang menjalan- ngaturan tersebut sejogyanya perlu dibaku-
kan kepentingannya. Pemenuhan kebutuhan kan demi kepastian hukum dan memenuhi
hukum para pihak banyak dilakukan mela- keadilan bagi para pihak sekaligus membe-
lui perjanjian baku yang berlaku umum di rikan kemanfaatan bagi pemenuhan kebutu-
masyarakat, baik yang menganut sistem Com- han hukum masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Djasadin Saragih. 1998. Sekilas Perbandingan ------------------------------------,1981.
Hukum Kontrak Civil Law dan Common Perlindungan Terhadap Konsumen Dilihat
Law dalam Hukum Kontrak di Indonesia, Dari Sudut Perjanjian Baku (Standard)
Jakarta: ELIPS. dalam Pembentukan Hukum Nasional Dan
Hardijan Rusli, 1996. Hukum Perjanjian Indo- Permasalahannya, Bandung: Alumni.
nesia dan Common Law, Cet. II, Jakarta: Soetandyo Wignyosoebroto, 1994. Dari Hu-
Pustaka Sinar Harapan. kum Kolonial Ke Hukum Nasional: Suatu
Ifdhal Kasim, 2000: Membebaskan Hukum da- Kajian Dinamika Sosial Politik Dalam
lam Wacana, Edisi ke VI, Yogyakarta: Perkembangan Hukum Di Indonesia, Ja-
Insist Press. karta: Raja Grafindo Persada.
Mariam Darus Badrulzaman, 1981. Perjanji- Sutan Remy Syahdeini, 1997. Kebebasan
an Baku (Standard), Perkembangannya Di Berkontrak dan Perlindungan yang Seim-
Indonesia dalam Kumpulan Pidato-Pidato bang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian
Pengukuhan, Bandung: Alumni. Kredit Bank Di Indonesia, Jakarta: Insti-
tut Bankir Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai