Anda di halaman 1dari 7

JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XVI NOMOR 2 JULI 2022 ISSN : 1979-234

PENGETAHUAN PIJAT OKSITOSIN UNTUK KELANCARAN ASI


PADA IBU MENYUSUI

Rahma Nur Azizah1, Pipih Napisah1*, Laelasari1


1
Mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung
2,3
Dosen Program Studi Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung
pipihnapisah1980@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Menyusui sangat penting untuk kesehatan bayi dan ibu. Manfaat ASI untuk bayi,
yaitu sebagai antibodi dan ASI merupakan makan terbaik untuk bayi, sehingga dapat mencegah dari
berbagai penyakit, meningkatkan keterikatan antara bayi dan ibu, mencegah konstipasi, mengurangi
resiko kegemukan dan obesitas. Sementara itu, manfaat menyusui untuk ibu postpartum, yaitu sebagai
KB alami, mengurangi depresi, mencegah perdarahan, merangsang produksi ASI. Namun, menurut
data WHO 2 dari 3 bayi tidak disusui secara eksklusif. Tujuan penelitian : untuk mengetahu gambaran
tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pijat oksitosin di Desa Nanjungjaya Kecamatan
Kersamanah Kabupaten Garut Kersamanah Kabupaten Garut. Metode penelitian : jenis penelitian
adalah penelitian dekriptif. Populasi pada penelitian, yaitu semua ibu menyusui. Jumlah populasi
sebanyak 223 orang. Tenik sampling, menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel, yaitu 69
orang. Instrumen menggunakan kuisioner. Analisa data menggunakan univariate. Penelitian dilakukan
pada 20 Juni – 20 Juli 2021. Hasil penelitian : tingkat pengetahuan ibu tentang pijat oksitosin
menunjukkan bahwa sebagian besar dikategorikan kurang sebanyak 16 orang (53,3%), manfaat
sebanyak 19 responden (63,3%), tujuan sebanyak 19 responden (63,3%), dan cara melakukan pijat
oksitosin sebanyak 21 responden (70%). Saran : ibu menyusui diharapkan dapat menjadikan pijat
oksitosin sebagai salah satu tindakan untuk melancarkan dan meningkatkan produksi ASI.

Kata kunci : Ibu menyusui, Pengetahuan, Pijat oksitosin

PENDAHULUAN secara eksklusif.3 ASI sangat penting untuk


UNICEF dan WHO menganjurkan untuk kesehatan bayi karena dapat mencegah
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan berbagai penyakit dimasa yang akan datang.
ASI diberikan sampai usia 2 tahun untuk Menyusui sangat penting untuk kesehatan
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan ibu. Manfaat ASI untuk bayi, yaitu
bayi.1 Berdasarkan data WHO bahwa sebanyak sebagai antibodi dan ASI merupakan makan
2 dari 3 bayi tidak disusui secara eksklusif terbaik untuk bayi, sehingga dapat mencegah
sehingga bayi lebih beresiko mengalami dari berbagai penyakit, meningkatkan
penyakit dimasa remaja dan dewasa (kelebihan keterikatan antara bayi dan ibu, mencegah
2
berat badan dan obesitas). Sementara itu, konstipasi, mengurangi resiko kegemukan dan
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan obesitas. Sementara itu, manfaat menyusui
peraturan tentang pemberian ASI Nomor 33 untuk ibu postpartum, yaitu sebagai KB alami,
Tahun 2012 penjabaran dari Undang-Undang mengurangi depresi, mencegah perdarahan,
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 129 merangsang produksi ASI.1,4 Menyusui bayi
ayat 1 berisi tentang pemerintah bertanggung sangat penting untuk kesejahteraan ibu
jawab menjamin hak bayi mendapatkan ASI postpartum. Namun, masih ada ibu postpartum
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 308
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XVI NOMOR 2 JULI 2022 ISSN : 1979-234
yang tidak memberikan ASI dikarenakan pada punggung ibu untuk meningkatkan
terdapat masalah selama menyusui. hormon oksitosin. Hormon oksitosin disebut
Ibu postpartum dapat mengalami masalah “hormon kasih sayang” karena hampir 80%
menyusui. Masalah pada ibu menyusui, yaitu hormone dipengaruhi oleh pikiran ibu positif
masalah puting, produksi ASI kurang, ibu atau negatif. Pijat oksitosin dapat dilakukan
11
bekerja, payudara bengkak, kurang informasi oleh keluarga terutama oleh suami. Selain
(pengetahuan), mastitis, abses payudara, posisi itu, pijat oksitosin sangat praktis dalam
dan perlekatan yang buruk, ukuran puting, pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
4,5,6,7,8
candida dan saluran susu tersumbat. mudah oleh suami atau keluarga dan dapat
Salah satu penyebab ibu postpartum tidak dilakukan tanpa biaya.
menyusui bayi, yaitu terjadi produksi ASI
kurang. Salah atu masalah pada ibu menyusui, METODE
yaitu produksi ASI yang kurang. Produski ASI Jenis penelitian adalah penelitian dekriptif.
yang kurang dapat mempengaruhi Populasi pada penelitian, yaitu semua ibu
kesejahteraan ibu dan bayi. menyusui. Jumlah populasi sebanyak 223
ASI tidak keluar adalah kondisi tidak orang. Tenik sampling, menggunakan simple
diproduksinya ASI atau sedikitnya produksi random sampling. jumlah sampel, yaitu 69
ASI. Hal tersebut disebabkan pengaruh orang. Instrumen menggunakan kuisioner, uji
hormon oksitosin yang kurang bekerja sebab analisa data menggunakan univariate.
kurangnya rangsangan isapan bayi yang Penelitian dilakukan pada 20 Juni – 20 Juli
mengaktifkan kerja hormon oksitosin 2021
(Fikawati dkk, 2015). Hormon oksitosin
bekerja merangsang otot polos untuk meremas HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus
Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan
yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui karakteristik responden
putting susu. 10 Kategori (F) (%)
Produksi ASI yang kurang dapat Usia
<20 2 2,8 %
ditingkatkan baik secara farmakologi maupun 20-35 47 68, 1 %
35> 20 28,9 %
non farmakologi. Peningkata produksi ASI Kategori (F) (%)
menggunakan farmakologi, yaitu dengan cara Pendidikan
SD 4 5,7 %
mengkonsumsi obat-obatan. Sedangkan, non SMP 12 17,3 %
farmakologi dapat dilakukan dengan cara diet SMA 43 62,3 %
D3/S1 10 14,4 %
nutrisi, mobilisasi dini, perawatan payudara Pekerjaan
IRT 49 71,1%
(pijat oksitoksi). 12
PETANI 17 24,6 %
Pijat oksitosin merupakan salah satu WIRASWASTA 3 4,3 %
Jumlah 69 orang 100%
perawatan payudara untuk meningkatkan
produksi ASI. Pemijatan berupa back massage

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 309


JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XVI NOMOR 2 JULI 2022 ISSN : 1979-234
Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar
responden pada penelitian, yaitu usia antara responden kurang pemahaman dalam tujuan
20-35 tahun sebanyak 47 orang (68,1%), pijat oksitosin 75,3 %.
tingkat pendidikan, yaitu SMA sebanyak 43
Tabel 5 Distribusi frekuensi berdasarkan
orang (62,3%), pekerjaan IRT sebanyak 49
pengetahuan tentang cara pijat
(71,1 % ). oksitosin untuk kelancaran ASI pada
ibu menyusui
Kategori Frekuensi Presentase
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan (n=69 org) (%)
pengetahuan tentang pengertian pijat Baik 0 0%
oksitosin untuk kelancaran ASI pada Cukup 6 8,6 %
ibu menyusui Kurang 63 91,3 %
Jumlah 69 100 %
Kategori Frekuensi Presentase
(F) (%) Tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar
Baik 5 7,2 %
Cukup 12 17,3 % responden kurang pemahaman cara pijat
Kurang 52 75,5 %
oksitosin sebesar 91,3 %.
Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar
B. Pembahasan
responden kurang pemahaman dalam
Karakteristik responden
pengertian pijat oksitosin 75,5%.
Hasil analisa univariate pada penelitian
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan berdasarkan karakteristik responden,
pengetahuan manfaat pijat oksitosin
didapatkan bahwa dari sebanyak 69 responden
untuk kelancaran ASI pada ibu
menyusui sebagian besar umur antara 20-30 tahun
Kategori Frekuensi Presentase
(68,1%), pendidikan terakhir SMA (62,3%)
(F) (%)
Baik 4 5,7 % dan bekerja sebagai IRT (71,1%).
Cukup 12 17,3 %
Kurang 53 76,8 %
Total 69 orang 100% Gambaran Pengetahuan Tentang
Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar Pengertian Pijat Oksitosin
responden kurang pemahaman dalam manfaat Berdasarkan hasil analisa univariate
pijat oksitosin 76,8%. berdasarkan pengertian pijat oksitosin sebagian
besar berpengetahuan kurang sebesar 43,3%.
Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan tujuan pijat oksitosin Hasil analisa soal, dari sebanyak 6 soal yang
untuk kelancaran ASI pada ibu membahas pengertian pijat oksitosi dari total
menyusui
Kategori Frekuensi Presentase 20 soal di kuisioner, didapatkan bahwa
(n=69 org) (%)
sebanyak 5 responden menjawab benar semua
Baik 4 5.7 %
Cukup 13 18,8 % benar maka dikelompokan pengetahuan baik,
Kurang 52 75,3 %
Jumlah 69 orang 100 % sebanyak 12 responden menjawab benar tetapi
tidak semua pertanyaan yang diberikan penulis
maka di kelompokan pengetahuan cukup dan
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 310
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XVI NOMOR 2 JULI 2022 ISSN : 1979-234
sebanyak 52 reponden menjawab pertanyaan dikelompokan pengetahuan kurang. Hal
salah dikelompokan pengetahuan kurang. Hal tersebut sesuai dengan Eko (2011) manfaat
tersebut sesuai dengan Depkes RI (2007) pijat pijat oksitosin yaitu untuk meningkatkan
oksitosin adalah tindakan yang dilakukan hormon oksitosin yang dapat menyenangkan
untuk meningkatkan hormon oksitosin. Pijatan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar. Efek
ini dilakukan untuk merangsang reflex pijat oksitosin adalah sel kelenjar payudara
oksitosin atau refleks let down. Hormon mensekresi ASI sehingga bayi mendapatkan
oksitosin dapat dilepaskan untuk menanggapi ASI sesuai dengan kebutuhan dan berat badan
stres dan menimbulkan rangsangan mental bayi bertambah. Bedasarkan penelitian Yusari
yang positif dan menyenangkan dalam (2017) ada pengaruh signifikan antara pijat
menanggapi bahaya. Ketika oksitosin oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
dilepaskan dalam menanggapi rasa sakit dan postpartum (0,037).
rangsangan stres, oksitosin akan memainkan
peran dalam beberapa jenis stres, dan dengan Gambaran Pengetahuan Tentang Tujuan
Pijat Oksitosin
demikian juga dapat bertindak untuk
merendam reaksi stres. Pijat oksitosin Berdasarkan hasil analisa univariate
dilakukan dengan cara menggosok kearah berdasarkan tujuan pijat oksitosin sebagian
bawah dikedua sisi tulang belakang, pada saat besar berpengetahuna kurang sebesar 63,3 %.
yang bersamaan, dari leher ke arah tulang Hasil analisa soal dari 6 soal yg membahas
belikat sampai costa ke 5-6. 13 tujuan pijat oksitosi dari total 20 soal
kuisioner. Pada pembahasan tujuan pijat
Gambaran Pengetahuan Tentang Manfaat oksitosin yang terdiri dari 4 pertanyaan, dari 69
Pijat Oksitosin
responden yang menjawab pertanyan yang
Berdasarkan hasil analisa univariate benar, yaitu 4 orang maka dikelompokan
berdasarkan manfaat pijat oksitosin sebagian pengetahuan gambaran pengertian pijat
besar responden memiliki pengetahuan kurang oksitosin baik, 13 responden menjawab benar
sebesar 63,3%. Hasil analisis soal, dari tetapi tidak keenam petanyaan dijawab maka
sebanyak 3 soal yang membahas manfaat pijat dikelompokan pengetahuan cukup dan 52
oksitosin, didapatkan bahwa dari 69 responden reponden menjawab pertanyaan salah maka
yang menjawab pertanyaan yang benar dari itu dikelompokan menjadi pengetahuan
responden (66,7%) maka dikelompokan kurang mengetahui pijat oksitosin adalah
pengetahuan baik, sebanyak 12 responden kurang pengethuan tujuan pijat oksitosin bagi
menjawab benar tetapi tidak semua pertanyaan kelancaran ASI. Hal teresbut sesuai dengan
dijawab dengan benar maka di kelompokan Widuri (2013) pijat oksitosin bertujuan untuk
pengetahuan cukup dan 53 reponden memperlancar produksi ASI dari payudara
menjawab pertanyaan salah maka yang membengkak dengan cara merangsang
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 311
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XVI NOMOR 2 JULI 2022 ISSN : 1979-234
tulang punggung belakang menggunakan neurotransmitter akan merangsang medulla
pijatan. oblongata langsung mengirim pesan ke
hypothalamus di hypofise posterior untuk
Gambaran Pengetahuan Tentang Cara mengeluarkan oksitosin sehingga
Melakukan Pijat Oksitosin
menyebabkan buah dada mengeluarkan air
Berdasarkan hasil analisa univariate susunya. Pijat oksitosin bisa dilakukan
sebesar 70%. Hasil analisa soal dari 6 soal kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5 menit,
membahas cara melakukan pijat oksitosin dari lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui
total 20 soal kuisioner. Pada pembahasan cara atau memerah ASI
melakukan pijat oksitosin yang terdiri dari 6 Jadi tingkat pengetahuan ibu tentang pijat
pertanyaan, dari 69 responden tidak ada oksitosin untuk kelancaran ASI pada ibu
responden yang menjawab pertanyaan benar menyusui di Desa Nanjungjaya Kecamatan
semua, 6 responden menjawab benar tetapi Kersamanah Kabupaten Garut termasuk
tidak keenam petanyaan ada yang benar 3 kategori kurang. Hal tersebut terjadi karena
pertanyaan dan ada yang 4 maka responden sebagian besar responden berpendidikan SMA

dikelompokan pengetahuan cukup dan 63 dan tidak bekerja. Selain itu, masyarakat di

reponden menjawab pertanyaan salah maka Desa Nanjungjaya mempunyai paradigma

dari itu dikelompokan menjadi pengetahuan bahwa seorang wanita tidak perlu
berpendidikan tinggi dan pendidikan bukan
kurang mengetahui cara melakukan pijat
merupakan prioritas utama karena urusan kerja
oksitosin bagi kelancaran ASI. Hal tersebut
adalah tanggung jawab suami dan istri hanya
sesuai dengan Yusari dan Risneni (2016)
mengurus rumah saja. Kurangnya informasi
menjelaskan bahwa cara melakukan pijat
yang diterima masyarakat tentang pengertian
oksitosin, yaitu dengan cara ibu duduk
pijat oksitosin disebabkan oleh kurangnya
bersandar di depan, lipat lengan diatas meja
penyebarluasan informasi dan lingkungan yang
dan meletakkan kepala diatas lengannya,
sangat percaya akan budaya yang melekat di
payudara tergantung lepas tanpa pakaian,
masyarakat yaitu jika terjadi sesuatu segera
seseorang memijat sepanjang kedua sisi tulang
datang ke paraji. Hal tersebut sesuai dengan
belakang ibu, menggunakan ibu jari atau
Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa
kepalan tangan. Kemudian tekan kuat untuk
edukasi merupakan strategi untuk
membentuk gerakkan melingkar kecil dengan
mempengaruhi orang lain, baik individu,
kedua ibu jari, pijat mulai dari leher, turun ke kelompok ataupun masyarakat sehingga
bawah kearah tulang belikat selama 2 – 3 mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
menit. Berdasarkan penelitian Delima, Arni, & pemberi pendidikan. Berdasarkan penelitian
Rosya (2016) ada pengaruh pijat oksitosin Napisah, Widiasih, Maryati, Hermayanti, &
terhadap peningkatan produksi ASI (0,000). Natasya (2021) menjelaskan bahwa sebagian
Pijatan atau pada tulang belakang, besar skor pengetahuan manajemen laktasi
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 312
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XVI NOMOR 2 JULI 2022 ISSN : 1979-234
sebelum edukasi, yaitu memiliki pengetahuan [2]
WHO. Breastfeeding. Melalui <
baik sebanyak 4 orang (13,3%) pada kelompok https://www.who.int/health-
intervensi dan sebanyak 6 orang (20%) topics/breastfeeding#tab=tab_1. 2018.
Diakses 06/11/21.
kelompok kontrol. Sedangkan, skor
[3]
pengetahuan setelah edukasi, yaitu memiliki Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2017. Ministry of Health Indonesia.
pengetahuan baik sebanyak 20 orang (66,7%) Retrieved from website:
pada kelompok intervensi dan sebanyak 21 http://www.kemkes.go.id. 2018
orang (70%) kelompok kontrol. [4]
Lowdermilk, Perry & Cashion.
Penelitian ini memiliki kekurangan dan Keperawatan Maternitas. Singapure :
Elsevier Mosby. 2013
keterbatasan. Kekurangan penelitian adalah
[5]
bebarapa responden mengisi kuisioner dengan Krisnadi & Pribadi. Obstetri Fisiologi
Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
tidak serius. Selain itu, keterbatasan peneliti, Sagung Seto. 2019
yaitu kurangnya pengalaman dan biaya dalam [6]
Suresh, Sharma, Saksena, Thukral,
penelitian. Agarwal, & Vatsa. Predictors of
Breastfeeding Problems in The First
Postnatal Week and Its Effect on
KESIMPULAN
Exclusive Breastfeeding Rate at Six
Pengetahuan ibu tentang pengertian pijat Months : Experience in A Tertiary Care
di Desa Nanjungjaya Kecamatan Kersamanah Centre in Northern India. 2014;58(4), 58–
61.
Kabupaten Garut termasuk kurang (75,5%).
[7]
Pengetahuan ibu tentang manfaat pijat Strong. Provider Management and Support
for Breastfeeding Pain. JOGNN - Journal
oksitosin di Desa Nanjungjaya Kecamatan of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal
Kersamanah Kabupaten Garut termasuk Nursing. 2011; 40(6), 753–764.
https://doi.org/10.1111/j.1552-
kurang (76,8%). 6909.2011.01303.x
Pengetahuan ibu tentang tujuan pijat [8]
Alekseev, Vladimir, & Nadezhda.
oksitosin di Desa Nanjungjaya Kecamatan Pathological postpartum breast
Kersamanah Kabupaten Garut termasuk engorgement: Prediction, prevention, and
resolution. Breastfeeding Medicine. 2015;
kurang (75,3%)
10(4), 203–208.
Pengetahuan ibu tentang cara melakukan https://doi.org/10.1089/bfm.2014.0047
pijat oksitosin di Desa Nanjungjaya [9]
Fikawati, Sandra; dkk. Gizi Ibu dan Bayi.
Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2015
termasuk kurang (91,3 %).
[10]
Walyani, Elisabeth Siwi dan Endang
DAFTAR PUSATAKA Purwoastuti. Asuhan Kebidanan Masa
[1] Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: PT.
SDKI. Survei Demografi dan Kesehatan Pustaka Baru. 2015
Indonesia 2012. Sdki. 2013;16.
https://doi.org/10.1111/j.1471- [11]
Widuri, H. Cara Mengelola ASI Eksklusif
0528.2007.01580.x Bagi Ibu Bekerja, Yogyakarta : Gosyen
Publishing. 2018.
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 313
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XVI NOMOR 2 JULI 2022 ISSN : 1979-234
[12] [16]
Depkes RI. Pelatihan Konseling Yusari, A. Pengaruh Pijat Oksitosin
Menyusui. Jakarta: Depkes RI. 2007 Terhadap Pengeluaran Dan Produksi Asi
Pada Ibu Nifas. Jurnal Keperawatan.
[13]
Suherni, S., dkk. Perawatan Masa Nifas. 2017,5(2), 61–70.
Cetakan kelima. Yogyakarta : Fitramaya. https://doi.org/10.52221/jurkes.v5i2.37
2010
[17]
Delima, M., Arni, G., & Rosya, E.
[14]
Eko, M. Efektivitas Kombinasi Teknik Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Marmet dan Pijat Oksitosin terhadap Peningkatan Produksi Asi Ibu Menyusui
Produksi ASI Ibu Post Partum di Rumah Di Puskesmas Plus Mandiangin. Jurnal
Sakit Wilayah Jawa Tengah. Keperawatan Ipteks Terapan. 2016, 9(4), 283–293.
Soedirman. The Soedirman Journal of https://doi.org/10.22216/jit.2015.v9i4.1238
Nursing. 2011,6
[15]
Yusari & Risneni. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Trans Info Media. 2016

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 314

Anda mungkin juga menyukai