Anda di halaman 1dari 13

KISI KISI PAS GEOGRAFI KELAS 12 IPS

1. Proyeksi peta mempunyai ketentuan umum yaitu; conform, equivalent, dan


equidistant
A. Equivalen: Luas pada peta disesuaikan dengan luas gambar aslinya.
B. Equidistant: Jarak pada peta harus sama dengan jarak sebenarnya.
C. Conform: Bentuk pada peta harus sesuai dengan aslinya.
2. Sudut azimuth
A. Azimuth: sudut antara satu titik dari arah utara searah jarum jam dari
pengamat (pengguna kompas)
B. Back Azimuth: kebalikan dari azimuth, sudut yang berbentuk berbalik dari
azimuth titik sasaran
3. MENGHITUNG jarak SEBENARNYA
A. Untuk menghitung jarak sesungguhnya, maka rumus yang digunakan
adalah jarak sebenarnya = ukuran pada peta : skala peta

4. MENGHITUNG Skala peta DENGAN 4 CARA


A. Membandingkan dengan jarak di bumi
i. → Sk = JP/JS
ii. Sk = Skala
iii. JP = Jarak di peta
iv. JS = Jarak sebenarnya
B. Membandingkan dengan peta lain yang berskala
i. → P2 = D1/D2 x P1
ii. D1 = Jarak pada peta berskala
iii. D2 = Jarak pada peta tidak berskala
iv. P1 = Penyebut peta berskala
v. P2 = Penyebut peta tidak berskala
C. Membandingkan dengan garis lintang
i. → 10 = 111 Km
ii. Keliling bumi 3600 = 40.000 km, Jadi 40000/360 = 110,56 dan
dibulatkan jadi 111 km
D. Membandingkan dengan garis kontur
i. → Ci = 1/2000 x Sk
ii. Ci = Contour interval
iii. Sk = Skala
5. MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL PETA
A. Skala kecil → Tidak detail, angkanya kelihatan besar
B. Skala besar → Detail, angkanya kelihatan kecil
C. Diperbesar → Skala besar, penyebut dibagi angka perbesaran
D. Diperkecil → Skala kecil, penyebut dikali angka perkecilan
6. MENAFSIRKAN PETA CONTOUR
A. Garis yang menggambarkan tinggi rendahnya permukaan bumi
B. Garis rapat : Curam / Terjal
C. Garis renggang : Landai
7. jenis proyeksi PETA:

A. Datar/Azimuth/Zenithal: proyeksi di bidang datar, cocok untuk kutub (azimuth


normal)
B. Kerucut: proyeksi di bidang kerucut, cocok untuk wilayah Lintang tinggi,
negara-negara eropa, Cina, jepang 400 LU- 66,50 LS, bias atas atau bawah
C. Silinder/tabung: proyeksi di bidang tabung, cocok untuk equator/khatulistiwa
(silinder transversal).
8. CONTOH Jenis peta UMUM DAN tematik
A. Peta Umum → Menggambarkan kenampakan fisik / alami (dataran, laut) baik
secara sosial (jalan, ibu kota, pelabuhan, bandara) atau keseluruhan (umum).
Dibedakan jadi:
i. Peta Topografi : PU gambarin tinggi rendahnya suatu daerah (pake
warna) berskala besar (permukaan bumi)
ii. Peta Korografi : PU gambarin sebagian wilayah Permukaan bumi,
skala sedang, meliputi daerah yang luas
iii. Peta Dunia : PU gambarin seluruh permukaan bumi, skala lebih kecil
lagi
B. Peta Khusus (tematik) → Menggambarkan kenampakan tertentu di permukaan
bumi.
i. Contoh : Peta curah hujan, kepadatan penduduk, transportasi, arus
laut dunia, dan kontur (Peta kontur: tinggi rendahnya permukaan
bumi dengan garis kontur)
9. LATERING/TATA CARA PENULISAN DI PETA
A. Judul peta: kapital, tegak, di atas, bold. Contoh: “BALI”
B. b. Yang berkaitan dengan air: miring, tulisan anak sungai sejajar dgn arah
sungai dan dapat terletak di atas/di bawahnya.
C. Nama samudera, selat, dan laut kapital warna biru. Contoh: “SELAT
BADUNG”,
D. Gunung: “G. Merbabu”
E. Ibu kota: hurufnya lebih besar daripada tulisan nama kota-kota lain, kapital,
bold sedangkan kota lain tidak diberi bold atau kapital
F. Kabupaten disingkat jadi kab., warna merah, bold, kapital. Contoh: “KAB.
BULELENG”
10. Urutan cara menggunakan kompas yang benar adalah ….
A. Letakkan kompas diatas permukaan datar
B. Tunggu jarum jarum kompas tidak bergerak dan menunjukkan arah utara dan
selatan
C. Bidik sasaran dengan menggunakan visir, melalui celah pada kaca pembesar,
setelah itu miringkan kaca pembesar sekitar 50° dengan kaca dial
D. Apabila penglihatan visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca
pembesar, luruskan garis pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran
bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar
E. Apabila sasaran bidik 30°, maka bidiklah ke arah 30°. Sebelum menuju
sasaran, tetapkan dahulu titik sasaran sepanjang jalur 30°. Cari benda yang
menonjol atau tinggi diantara benda lain disekitarnya sebagai patokan untuk
mencegah kehilangan jalur
F. Sebelum bergerak menuju sasaran bidik, tetapkan pula Sasaran Balik (Back
Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali ke tempat semula
apabila tersesat. Rumus menentukan sasaran balik adalah:
i. Apabila sasaran < 180° = ditambah 180°. Contoh: 30° sasaran
baliknya adalah 30° + 180° = 210°
ii. Apabila sasaran > 180° = dikurang 180°. Contoh: 240° sasaran
baliknya adalah 240° – 180° = 60°
11. Sistem Informasi Geografi adalah,
A. SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memberikan 4 kemampuan
untuk menangani data bereferensi geografis, yaitu pemasukan, pengelolaan
atau manajemen data (penyimpanan dan pengaktifan kembali), manipulasi dan
analisis,
12. komponen SIG adalah.…
A. Hardware: perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang
bisa mendukung analisis geografi dan pemetaan
B. Software: perangkat lunak/program/modul. Contoh: Microsoft windows,
Linux
C. Brainware: kemampuan manusia dalam pengelolaan/pemanfaatan SIG
13. Manfaat SIG DIBERBAGAI BIDANG
A. Pada prinsipnya, SIG sangat bermanfaat dalam bidang pekerjaan yang
melibatkan data keruangan / spasial, Seperti :
i. Inventarisasi SDA (pendataan): Pengelolaan hutan, pertanian,
pertambangan.
1. Contoh : Minyak bumi, barang tambang, hasil laut, dan hutan
ii. Perencanaan pola pembangunan wilayah: Perencanaan tata ruang
wilayah dan kota, lokasi pemukiman, lokasi industri dan daerah
transmigrasi
14. Unsur penginderaan jauh yang dapat menjadi sumber data SIG
A. Citra satelit
B. Foto udara
15. Sistem Informasi Geografi terdiri atas beberapa subsistem, SEBUT DAN
JELASKAN
A. Subsistem masukan data (input) => mengumpulkan dan mempersiapkan data
geografi
i. Sumber data SIG:
1. Data penginderaan jauh
a. Citra satelit
b. Foto udara
2. Data terestris/ primer
a. Data kependudukan
b. Peraturan perundangan
c. Data jenis tanah
3. Data peta => dari peta
4. Bentuk data SIG:
a. Data spasial/keruangan
b. Data tabular/atribut
ii. Subsistem pengelolaan/ manajemen data (proses)
1. dilakukan proses penyimpanan dan pengaktifkan kembali
semua data/file
iii. Subsistem manipulasi (mengubah) dan analisis data memiliki 3
fasilitas:
1. Penyuntingan untuk pemutakhiran data: peta yang datanya
usang dapat diperbaharui dengan cepat tanpa harus
menggambar kembali seluruh peta
2. Interpolasi spasial: peta (continue) yang rumit seperti peta
elevasi dan peta lereng dapat dibuat dengan cepat dan mudah
hanya dengan memasukkan data tertentu. Contoh: peta
topografi
iv. Kalkulasi peta
1. sekumpulan operasi untuk manipulasi data spasial yang
menghasilkan informasi baru berupa peta turunan, dapat
dilakukan melalui operasi tumpang susun peta tematik
(overlay).
16. Keunggulan DAN KELEMAHAN dari Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah ...
A. Keuntungan
i. Prosesnya lebih cepat dan akurat
ii. Media penyimpanan datanya lebih ringkas sehingga mudah
dipindah/ditransformasikan
iii. Data mudah diperbaharui
iv. Biaya lebih murah
v. Data tersimpan lebih aman
B. Kekurangan
i. Memerlukan ruangan khusus (agar computernya, bebas debu)
ii. Perlu aliran listrik yang stabil (bisa menimbulkan risiko seperti
kebakaran)
iii. Jauh dari induksi magnetic (karena induksi magnet bisa
menyebabkan komponen-komponen dari computer tertarik dan
rusak/korslet)
17. Tahapan kerja yang benar untuk menginterpretasi citra
A. Deteksi
i. Tahapan deteksi adalah kegiatan pengamatan suatu objek dalam hasil
rekaman citra. Di tahap inilah ditentukan ada atau tidaknya suatu
objek. Misalnya, di dalam sungai terdapat objek bukan air.
B. Identifikasi
i. Tahapan ini dilakukan untuk mengenali objek yang tergambar pada
citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh
sensor menggunakan alat stereoskop. Contohnya, berdasarkan bentuk,
ukuran, dan letaknya, objek bukan air yang terdapat pada sungai
terdeteksi sebagai gosong sungai.
C. Analisis
i. Tahap analisis ini memiliki kaitan dengan proses keterangan lebih
lanjut. Misalnya, pengumpulan keterangan dilakukan dengan
mengamati kenampakan objek secara lebih detail. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa gosong sungai yang telah dideteksi
dimanfaatkan untuk menanam padi.
18. MENHITUNG SKALA FOTO UDARA

19. Pemanfaatan pengindraan jauh dibidang TERTENTU


A. Bidang Kelautan
i. Pengamatan sifat fisis air laut
ii. Pengamatan pasang surut air laut & gelombang laut
iii. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
B. Bidang Hidrologi
i. Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) & konservasi sungai
ii. Pemetaan sungai & studi sedimentasi sungai
iii. Pemanfaatan luas daerah & intensitas banjir
C. Bidang Geologi
i. Menentukan struktur geologi & macamnya
ii. Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) & pemantauan debu
vulkanik
iii. Pemantauan distribusi SDA
iv. Pemantauan pencemaran laut & lapisan minyak di laut
v. Pemanfaatan di bidang pertahanan & militer
vi. Pemantauan permukaan di samping pemotreran dengan pesawat &
aplikasi sistem informasi geografi
D. Bidang Meteorologi & Klimatologi
i. Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah
& bertekanan tinggi, daerah hujan, & badai siklon
ii. Mengetahui sistem/pola angin permukaan
iii. Permodelan meteorologi & data klimatologi
iv. Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat
kewarnaan & kandungan air di udara.
E. Bidang Oseanografi
i. Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam, & arus
laut
ii. Pengamatan pasang surut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi,
arah)
iii. Mencari distribusi suhu permukaan

20. Disajikan gambar citra, SISWA DAPAT MENUNJUKAN AKTIFITAS OBJEK


DIPERMUKAAN BUMI.

A. Berdasarkan citra / gambar objek permukaan bumi berikut, merupakan gambar


apa?
B. Jawab: Masjid
21. DISAJIKAN PERNYATAAN CIRI CIRI Sebuah citra SISWA DAPAT
MENGINTERPRETASIKAN OBJEK DI PERMUKAAN BUMI
A. Disajikan pernyataan :
i. Rona cerah hingga abu-abu
ii. Bentuk seperti bulu
iii. Pola bergerombol
iv. Tekstur halus seragam karena tinggi pohon sama
B. Tutupan vegetasi yang sesuai dengan hasil interpretasi tersebut adalah .…
i. Jawaban: rumpunan bambu
22. Hitunglah Index konektivitas
23. GAMBAR DAN PENJELASAN TEORI CONCENTRIS, SEKTORAL DAN
INTIGANDA
A. Konsentrik: Teori Konsentris dari Ernest W. Burgess, kota berkembang
kesegala arah, merata, dan bentuknya melingkar.

i. Zona 1, yaitu daerah pusat kegiatan (central business district).


ii. Zona 2, yaitu zona peralihan (zona perdagangan beralih ke
permukiman).
iii. Zona 3, yaitu permukiman kelas pekerja buruh.
iv. Zona 4, yaitu permukiman kelas menengah.
v. Zona 5, yaitu zona penglaju (zona permukiman beralih ke zona
pertanian)
B. Sektoral: Dikemukakan oleh Hommer Hoyt, Hoyt berkesimpulan bahwa
proses pertumbuhan kota lebih ditentukan oleh sektor-sektor dari pada sistem
melingkar.

i. Zona 1: PDK (CBD)


ii. Zona 2: Zona tempat grosir dan manufaktur
iii. Zona 3: Zona permukiman kelas rendah
iv. Zona 4: Zona permukiman kelas rendah
v. Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi
C. Inti ganda: Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945.
Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk
kompleks karena muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan,

seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini
tidak ada urutan-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada
teori kosentris dan sektoral.
i. Zona 1 Sebagai pusat kota dan kegiatan inti, seperti bisnis dan
pemerintahan atau central business district (CBD).
ii. Zona 2 adalah daerah grosir dan manufaktur, yang banyak terdapat
pada daerah ini.
iii. Zona 3 adalah permukiman kelas bawah. Zona ini dipilih karena
pekerja kelas bawah umumnya akan memilih tempat tinggal yang
mendekati pusat kota untuk meminimalisir biaya transportasi.
iv. Zona 4 adalah Permukiman kelas menengah. Daerah ini juga dekat
dengan pusat kota, namun tata letaknya tidak begitu menjamur
seperti daerah permukiman di zona 3
v. Zona 5 adalah permukiman bagi orang-orang yang menginginkan
tempat tinggal yang tenang dan jauh dari keramaian kota.
vi. Zona 6 adalah daerah manufaktur berat. Zona ini umumnya terletak
jauh dari permukiman atau pusat kota, agar tidak mengganggu
kenyamanan akibat hasil polusi industri
vii. Zona 7 khusus bagi daerah pusat bisnis di luar kota. Umumnya
terbentuk karena ada orang-orang yang memiliki kepentingan bisnis,
namun tidak ingin melakukannya di pusat kota.
viii. Zona 8 adalah permukiman di pinggiran kota (suburban)
ix. Zona 9 adalah daerah penunjang kota, namun terletak di pinggiran
kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di wilayah
pinggiran kota (suburban)

24. KLASIFIKASI DESA Menurut aktifitas penduduknya,


A. Desa nelayan
B. Desa agraris
C. Desa industri
25. Pola pemukiman penduduk desa MEMUSAT, LINIER, MENYEBAR
A. Pola Memanjang atau Linier
i. Pola desa memanjang memiliki ciri pemukiman yang berada
disamping jalan, rel kereta, pantai atau sungai.
B. Pola Tersebar atau Dispersed
i. Pola desa tersebar memiliki ciri pemukiman yang tidak merata di
satu titik tetapi menyebar ke segala penjuru desa. Pola desa seperti
ini banyak terdapat di daerah pegunungan.
C. Pola Memusat atau Nucleated
i. Pola desa memusat merupakan bentuk desa yang memiliki
kenampakan yang cenderung memusat atau bertemu pada satu titik.
Pola keruangan desa yang memusat paling banyak terdapat di daerah
dataran rendah.
26. Daya tarik kota yang memicu terjadinya urbanisasi oleh penduduk pedesaan
adalah…
A. Upah lebih tinggi
B. Banyak lapangan pekerjaan
C. Fasilitas pelayanan sosial mudah
D. Gaya hidup relatif bebas
E. Sarana transportasi mudah didapat
27. LOKASI TITIK HENTI, Jika akan dibangun fasilitas umum, jarak yang paling
ideal diantara kedua kota terletak pada …
A. THAB= Jarak lokasi titik henti (kota A)
B. JAB = Jarak antara Kota A dan B
C. PA = jumlah penduduk kota yang lebih besar (A)
D. PB = jumlah penduduk kota yang lebih kecil (B)
28. Pengaruh interaksi desa-kota.
A. a. Sosial-budaya
i. Meningkatnya hubungan desa-kota
ii. Peningkatan wawasan, pendidikan, dan wisatawan
iii. Perubahan perilaku masyarakat
iv. Budaya desa dikenal masyarakat banyak
B. b. Ekonomi
i. Meningkatknya pendapatan
ii. Merangsang pertumbuhan desa
iii. Pemenuhan tenaga kerja & bahan mentah
iv. Kebutuhan di desa terpenuhi dari kota
29. Ciri-ciri desa : desa swasembada, desa swadaya, desa swakarya
A. Swadaya
i. Penduduk jarang
ii. Adat istiadat mengikat
iii. Lembaga sosial sederhana
iv. Mata pencaharian homogen
v. Hubungan antar masyarakat erat
vi. Pendidikan rendah
vii. Produktifitas rendah
viii. Tergantung dengan alam
ix. Letaknya terpencil
x. Hasil untuk sendiri
xi. Sarana-prasana masih kurang
B. b. Swakarya
i. Adat mengalami perubahan
ii. Pengaruh luar mulai masuk
iii. Mata pencharian mulai beragam
iv. Produktifitas meningkat
v. Tumbuh kesadaran
vi. Pemerintah/lembaga desa berfungsivii. Hasil mulai meningkat
vii. Bantuan pemerintah
viii. Sarana-prasarana mulai meningkat
ix. Teknologi mulai berkembang
C. c. Swasebada
i. Adat istiadat longgar
ii. Hubungan antar masyarakat bersifat rasional
iii. Mata pencaharian heterogen
iv. Semua kebutuhan dapat tercukupi
v. Produksi, pemasaran baik
vi. Teknologi modern
vii. Lembaga sosial baik
viii. Tingkat pendidikan & kesehatan baik
ix. Sarana-prasarana lengkap
30. Ciri-ciri kota
A. Ciri Fisik
i. Tersedianya sarana perekonomian (pasar, supermarket)
ii. Tempat parkir yang memadai
iii. Tersedianya tempat rekreasi dan olahraga
iv. Banyak gedung-gedung tinggi
v. Terdapat pusat-pusat pemerintahan
B. ii. Ciri Sosial
i. Adanya keanekaragaman penduduk
ii. Penduduk bersifat individualisme
iii. Hubungan sosial bersifat geselsechaft / patembayan
iv. Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk
kompleks-kompleks tertentu
v. Norma agama tidak ketat
vi. Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional
vii. Kesenjangan sosial sangat mencolok

Anda mungkin juga menyukai