Anda di halaman 1dari 25

PEMANFAATAN KULIT BATANG TUBA (Derris elliptica)

DAN DAUN MIMBA (Azadirachta indica) SEBAGAI PESTISIDA


ORGANIK PEMBASMI MOLUSCA SAWAH (Pila ampullacea)

KARYA ILMIAH

OLEH :
DIAN PARTA WIJAYA
NPM : 19021040

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ASAHAN
KISARAN
PEMANFAATAN KULIT BATANG TUBA (Derris elliptica)
DAN DAUN MIMBA (Azadirachta indica) SEBAGAI PESTISIDA
ORGANIK PEMBASMI MOLUSCA SAWAH (Pila ampullacea)

KARYA ILMIAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengajukan
Usulan Penelitian Pada Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Asahan

Oleh :

DIAN PARTA WIJAYA


NPM : 19021040

Diketahui Oleh
Ketua Program Studi, Pembimbing

Rita Mawarni.CH.SP.MP Deddy Wahyudin Purba,SP.M.Si

Mengetahui Oleh :
Dekan

Safruddin,SP.MMA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ASAHAN
KISARAN
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT,yang


telah memberikan rahmad dan hidayah-NYA yang telah diberikan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik.
Adapun judul Karya Ilmiah ini “Pemanfatan Kulit Batang Tuba
(Derris elliptica) dan Daun Mimba (Azadirachta indica) Sebagai Pestisida
Organik Pembasmi Molusca Sasawh (Pilaampullacea) “ yang merupakan
salah satu syarat untuk mengajukan usulan penelitian pada Fakultas Pertanian
Universitas Asahan.
Dengan Penulisan Karya Ilmiah ini,penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Safruddin SP.MMA selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Asahan.

2. Ibu Rita Mawarni CH,SP.MP selaku Ketua Prodi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Asahan.

3. Bapak Deddy Wahyudin Purba,SP.MSi sebagai pembimbing yang telah

memberikan masukan ,dan saran dalam penulisan Karya Ilmiah ini.

4. Keluarga Sahabat yang banyak membantu dan memberikan informasi

yang amat sangat berguna sehingga Penulisan karya Ilmiah Ini dapat di

selesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Karya Ilmiah

ini,untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan guna penyempurnaannya.

Kisaran, Maret 2022

Penulis ,
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. I


DAFTAR ISI ........................................................................................................... II
I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. LATAR BELAKAN.....................................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN ...............................................................................2
C. KEGUNAAN PENULISAN ........................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
A. TAKSONOMI ..............................................................................................3
1. TUBA ( Derris elliptica) .........................................................................3
a. Klasifikasi Tanaman Tuba ...............................................................3
b. Morfologi Tanaman Batang Tuba ..................................................4
1.1. Batang .....................................................................................4
1.2. Daun .......................................................................................4
1.3. Buga ........................................................................................4
1.4. Buah ........................................................................................5

B. Taksonomi dan Morfologi Daun Mimba (Azadirachta indica) ...................5


1. Klasifikasi Tanaman Mimba ................................................................6
2. Morfologi Tanaman Mimba ..................................................................6
3. Manfaat Kegunaan Tanaman ................................................................7
C. Taksonomi dan Morfologi Keong Sawah (Pomacea canaliculata L) ..........7
1. Ciri Khusus ............................................................................................8
2. Gejala Serangan.....................................................................................8
III. TEKHNIK PEMBUATAN HERBISIDA NABATI DARI BAHAN
BATANG TUBA ( Derris elliptica) DAN DAUN MIMBA
(Azadirachta indica) ......................................................................................10
A. Pembuatan Ekstrak Batang Tuba .............................................................10
1. Bahan ..................................................................................................10
2. Alat ......................................................................................................10
3. Cara Pembuatan Ekstrak Batang Tuba ................................................10
B. Pembuatan Ekstrak Air Daun Mimba ........................................................12
C. TEKHNIK PENGAPLIKASIAN ...............................................................14
IV. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................15
A. KESIMPULAN ..........................................................................................15
B. SARAN ......................................................................................................16
C. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................18
I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Peningkatan jumlah akan kebutuhan beras harus diimbangi dengan

peningkatan produksi dan penangan Pengendalian OPT yang baik Pada Saat

Proses Budi Daya Tanaman Padi Sawah Dilahan , salah satunya adalah

Serangan Hama jenis Molusca.Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

merupakan salah satu faktor penghambat dalam upaya peningkatan

produktivitas tanaman padi. OPT dapat memanfaatkan bagian-bagian tanaman

baik sebagai sumber makanannya ataupun sebagai tempat berlindung dari sinar

matahari atau pun dari serangan predator.Penggunaan insektisida kimia sintetis

merupakan masalah yang sangat perlu dipertimbangkan terutama dampak

residu terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan terhadap mahluk hidup

lainnya serta satwa-satwa liar. Oleh karena itu harus dicari alternatif lain yang

lebih aman dalam pengendalian hama diantaranya dengan mengusahakan

budidaya pertanian organik yang pada prinsipnya meminimalkan input produksi

seperti pupuk dan pestisida dari senyawa kimia sintetis (Susanto, 2013).

Pengendalian hama secara organik dipandang lebih aman dan menjadi

trobosan baru di masa mendatang.Jaman dahulu Batang tuba biasa digunakan

untuk meracuni ikan. Sekarang justru banyak digunakan untuk memberantas

hama tanaman karena mengandung rotenon.Menurut hasil penelitian Singh

(2015).Tanaman liar yang berpotensi sebagai pestisida organik adalah Tanaman

Tuba (Derris elliptica) dan Mimba (Azadirachta indica).


Tanaman mimba telah berhasil diisolasi dan mengandung lebih dari 140

senyawa kimia. Kandungan senyawa tersebut yang berperan besar sebagai

pestisida pembasmi hama adalah senyawa Azadirachtin. Soegihardjo (2017),

Berdasarkan penelitian diatas,saya akan melakukan Penulisan Karya

Ilmiah pestisida organik tentang “pemanfaatan kulit batang tuba (Derris

elliptica) dan daun mimba (Azadirachta indica) sebagai pestisida organik

pembasmi molusca sawah (Pila ampullacea)” Singh (2015).

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Karya Ilmiah Ini adalah Untuk mengetahui Tekhnik-

tekhnik Pembuatan Pestisida Nabati dan Reaksi Pestisida Nabati terhadap OPT

tanaman Panaman Padi sawah.

C. Kegunaan Penulisan

1. Sebagai Salah satu Syarat bagi Maha Siswa Prodi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Asahan dalam mengajukan usulan penelitian

,sekaligus bagian atau komponen persyaratan dalam mata kuliah Tekhnik

Penulisan Karya Ilmiah dengan bobot 0 + 1 SKS.

2. Sebagai bahan Referensi bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

asahan yang menyangkut mengetehaui tekhnik Pembuatan Pestisida

Nabati.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi

1. TUBA ( Derris elliptica)

Tuba adalah nama jenis-jenis tumbuhan dari Asia Tenggara dan

kepulauan di Pasifik barat-daya yang biasa digunakan untuk meracun ikan.

Meski ada beberapa jenis tuba, yang umumnya diacu sebagai tuba adalah

dari jenis Derris elliptica , anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Nama-

nama lainnya adalah tuba Batang, tuwa laleur, areuy kidang ( Sd .), jenu,

jelun, tungkul ( Jw. ), tobha, jheno, mombul ( Md .) dan lain-lain.Seperti

disebutkan oleh namanya, Batang tumbuhan ini memiliki

kandungan rotenona (rotenone), sejenis racun kuat untuk ikan

dan serangga (insektisida). Di Jawa dan Sumatera Tanaman Tuba ini

didapati mulai dari dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1500 m dpl.

(Melya, 2017)

a. Klasifikasi Tanaman Tuba

Berikut ini kita akan memperlajari klasifikasi tanaman Batang tuba:

 Kingdom : Plantea

 Sub Kingdom : Viridiplantea

 Infra Kingdom : Striptophyta

 Super Devisi : Embryophyta

 Devisi : Tracheophyta

 Sub Devisi : Spermatophytina

 Super Ordo : Rosanae


 Ordo : Fabales

 Famili : Fabaceae

 Genus : Paraderris (Miq.) R. Geesink

 Species : Paraderris Elliptica (Wall.) Adema

Setelah ini, kami akan memberikan penjelasan lengkap

mengenai morfologi dari tanaman Batang tuba ini.

b. Morfologi Tanaman Batang Tuba

1.1. Batang

Batang dari tanaman Batang tuba ini berkayu, ia mampu

membelit dan merambat hingga ke ketinggian berkisar sepuluh

meter. Bantang kayunya memiliki ranting-ranting yang memiliki

lensitel serupa jerawat dan berwarna cokelat tua (pada ranting

yang telah tua). ( Dewi Maysaroh,2012)

1.2. Daun

Daunnya menyebar luas, dengan karakteristik majemuk

menyirip ganjil. Pada umumnya daun pada tanaman Batang tuba

beranak daun mulai dari tujuh hingga lima belas helai.Anak-anak

daun ini bertangkai pendek, memiliki sisi berwarna kebiruan atau

keabu-abuan. Daunnya sendiri saat masih muda akan dihiasi

dengan warna cokelat-ungu. ( Dewi Maysaroh,2012)

1.3. Bunga

Bunga Batang tuba memiki tangkai berukuran kurang lebih

dua belas hingga dua-puluhan enam sentimeter,bunganya

berkumpul pada tandan,dan memiliki rambut sumbu yang cukup


rapat.Tinggi dari kelopak bunganya berkisar antara enam hingga

delapan milimeter, berbentuk cawan, dan memiliki rambut

berwarna cokelat yang rapat. Mahkotanya memiliki warna hijau

dan ros pucat, berbentuk oval lebar hinga bundar telur. ( Dewi

Maysaroh,2012 )

1.4. Buah

Batang tuba memiliki buah polong yang membentuk oval

hingga memanjang,memiliki panjang sekitar tiga-setengah hingga

tujuh sentimeter (panjang) dan lebar berkisar dua

sentimeter.Buahnya tidak membuka dan bersayap di daerah sekitar

tepi bagian bawah.Memiliki biji yang berjumlah mulai dari satu

hingga dua jumlah biji lebih dari itu tergolong jarang terjadi.(Dewi

Maysaroh,2012)

B. Taksonomi dan Morfologi Daun Mimba (Azadirachta indica)

Mimba atau Daun Mimba (Azadirachta indica) adalah daun-daun

yang tergolong dalam tanaman perdu/terna yang pertama kali ditemukan

didaerah Hindustani,di Madhya Pradesh,India. Mimba datang atau tersebar

ke Indonesia diperkirakan sejak tahun 1.500 dengan daerah penanaman

utama adalah di Pulau Jawa Tumbuh di daerah tropis,pada dataran

rendah.Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat,Jawa Timur,dan Madura

pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering

berkala,sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang.Mimba

merupakan tanaman tahunan yang tumbuh dengan baik di dataran rendah

pada tanah miskin,dangkal,berpasir,berbatu dan kering dengan suhu udara


yang panas.Dapat tumbuh pada daerah yang memiliki curah hujan di bawah

500 mm per tahun.Ketika pohon mimba tumbuh di daerah yang memiliki

curah hujan yang tinggi, tanaman akan menghasilkan daun lebih banyak

(vegetatif), namun ketika tumbuh di dataran rendah yang panas dengan curah

hujan di bawah 500 mm/tahun, tanaman akan menghasilkan biji

(generatif).(Puslitbangbun,2012)

1. Klasifikasi Tanaman Mimba

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Subkelas : Dialypetaleae

Ordo/ Bangsa : Rutales

Famili/ Suku : Meliaceae

Genus/ Marga : Azadirachta

Spesies/ Jenis : Azadirachta indica A.Juss

(Puslitbangbun,2012)

2. Morfologi Tanaman

Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali

setahun,berbentuk oval,bila masak daging buahnya berwarna kuning,biji

ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah

berwarna putih. Batangnya agak bengkok dan pendek,oleh karena itu

kayunya tidak terdapat dalam ukuran besar.Daun mimba tersusun spiralis,


mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap.

Anak daun berjumlah genap diujung tangkai, dengan jumlah helaian 8-

16.Tepi daun bergerigi,bergigi,beringgit,helaiandaun tipis seperti kulit

dan mudah layu.Bangun anak daun memanjang sampai setengah lancet,

pangkal anak daun runcing,ujung anak daun runcing dan setengah

meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-

10,5 cm.Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan,bentuk bundar

telur memanjanga tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak

melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm. Ujung

daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi kasar. Tulang

daun menyirip,tulang cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan

lainnya.(Puslitbangbun,2012)

3. Manfaat/ Kegunaan Tanaman

Mimba adalah suatu tumbuhan yang telah dikenal memiliki sifat

pestisida berspektrum luas.Komponen utama yang terdapat pada mimba

adalah Azadirachtin (C35H44O16),namun terdapat bahan lainnya yang

terkandung dalam mimba,yaitu meliantriol, nimbin, nimbidin, salanin

dan komponen lainnya. Azadirachtin terdiri dari sekitar 17 komponen

yang bekerja dengan cara mengganggu hormon eklosi dan juvenile,

sehingga proses Daun mimba mengandung senyawa-senyawa

diantaranya adalah β-sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin,

quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya

diungkapkan memiliki aktivitas antikanker. Daun mimba mengandung


nimbin, nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin.

(Darmanti, 2018).

C. Taksonomi dan Morfologi Keong Sawah (Pomacea canaliculata L)

Keong Sawah ( Pomacea canaliculata L.) dapat berpotensi menjadi

hama utama yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi berkisar 10

– 40 % bila tidak dikendalikan secara baik dan benar, dikarenakan hama

dari golongan moluska ini berkembang biak dengan cepat dan menyerang

tanaman padi yang masih muda. Daerah penyebarannya di wilayah

Indonesia antara lain Jawa, Sumatra, Kalimantan, NTB, dan Bali. (Fatih

R.G.W.P, &Rindi W.S,2020)

Phylum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Sub kelas : Prosobranchia

Ordo : Mesogastropoda

Superfamily : Cyclophoracea/ Architaenioglossa

Family : Ampullaridae

Genus : Pomacea

Spesies : Pomacea canaliculata, Pomacea glauca

1. Ciri khusus

Ciri-ciri. Keong sawah ini bisa memiliki tinggi cangkang sampai 85-100

mm dengan diameter 85–90 mm,bentuknya seperti kerucut membulat dengan

warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan. Puncak cangkang agak runcing,


tepi cangkang menyiku tumpul pada yang muda, jumlah seluk 6-7, agak

cembung, seluk akhir besar. (Fatih R.G.W.P, &Rindi W.S,2020)

2. Gejala Serangan

Keong Sawah merusak tanaman padi yang baru di tanam dengan cara

memarut jaringan tanaman lalu memakannya. Gejala serangan hama ini terlihat

pada batang, tangkai dan helai daun yang rusak akibat bekas gigitan dan pada

batang muda terpotong – potong, bahkan serangan berat dapat memakan

seluruh tanaman padi.Populasi Keong Sawah pada tanaman padi sawah umur

21, 28 dan 35 hst. kecenderungan bahwa makin bertambah umur tanaman padi,

populasi Keong Sawah cenderung menurun.Faktor umur pada tanaman dapat

mempengaharui tingginya serangan hama Keong Sawah . Pada waktu tanaman

berumur 21 hari sesudah tanam, Keong Sawah dapat dengan mudah menyerang

tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman lalu memakanya. Karena

struktur batang, tangkai, dan helai daun pada tanaman masih muda. (Fatih

R.G.W.P, &Rindi W.S,2020)


III. TEKHNIK PEMBUATAN HERBISIDA NABATI DARI BAHAN
BATANG TUBA( Derris elliptica) DAN DAUN MIMBA (Azadirachta
indica)

A. Pembuatan Ekstrak Batang Tuba

1. BAHAN

1. Akar tuba sebanyak 1kg

2. Detergen atau Sabun colek 1 sendok teh

3. Air 10 liter

2. ALAT

1. Pisau

2. Penumbuk/Blender

3. Ember/wadah penampung

4. Saringan

3. Cara Pembuatan Ekstrak Batang Tuba dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Ambil Batang tuba dari pekarangan,Hutan atau tempat tumbuh tanaman

tersebut.

2. Cuci dan Bersihkan Batang tuba dari kotoran-kotoran yang menempel.

3. Batang tuba ditumbuk menggunakan alu/blender sampai menjadi halus.

4. kemudian hasil tumbukan tadi rendam dalam air sebanyak 10 liter selama

kurang lebih 3 hari, Batang tuba dan air yang digunakan adalah 1kg : 10

liter.

5.Setelah masa perendaman selesai tambahkan 1 sendok sabun/detergen

kemudian aduk hingga merata.


6. Hasil ekstrak yang didapatkan disaring dan dimasukan ketempat yang telah

disediakan

Kulit batang tuba mengandung zat beracun yaitu rotenon (C23H22O6)

yang secara kimiawi digolongkan kedalam flavonoid.Zat-zat beracun lainnya

adalah 8 deguelin,tefrosin dan toksikarol,tetapi daya racunnya tidak sekuat

rotenon. Rotenon adalah racun kuat bagi serangga dan ikan. Rotenon 15 kali

lebih toksik dibandingkan nikotin dan 25 kali lebih toksik dibanding Potassium

ferrosianida. Namun rotenon tidak ada efeknya terhadap manusia atau hewan

berdarah panas. Bahan aktif rotenon mempunyai beberapa sifat yaitu,sangat

beracun terhadap ikan dan babi,bekerja sebagai racun perut dan racun kontak

yang selektif.(Fajar Dwi Asrini,2013)

Racun lambung (racun perut, stomach poison) adalah racun yang

membunuh hama sasaran dengan cara masuk kedalam organ pencernaan. Racun

tersebut diserap dinding saluran pencernaan makanan dan dibawa oleh cairan

tubuh hama sasaran. Racun kontak merupakan racun yang masuk kedalam

tubuh hama lewat kulit dan ditransportasikan kedalam seluruh tubuh hama

sasaran. Hama akan mati jika bersinggungan langsung dengan senyawa kimia

racun kontak tersebut .Menurut hasil penelitian,kandungan racun nitrat dalam

batang tuba adalah cukup tinggi yaitu sekitar 2000 mg/kg dan mengandung

rotenon (insektisida) maka ekstrak batang tuba dapat digunakan sebagai bahan

pestisida dan insektisida. Tuba (Derris elliptica) mengandung zat racun yang

dapat digunakan untuk membasmi hama pada tanaman.Senyawa zat racun

tersebut adalah sedegeulin, tefrosin, toksikarol, dan rotenon. Kadar rotenon


mencapai 5%, racun ini tersebar di seluruh bagian tumbuhan tuba seperti pada

Batang , batang dan daun (Fajar Dwi Asrini,2013)

B. Pembuatan Ekstrak Air Daun Mimba

a. Blender 50 g daun mimba segar dengan 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata,

kemudian rendam semalam (12 jam).

b. Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing

c. Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau

0,5 ml perata (apsa), aduk rata dan larutan siap Untuk di aplikasikan.

Mimba merupakan tanaman yang mengandung senyawa azadirachtin

yang berfungsi sebagai racun saraf. Racun saraf bekerja dengan

menstimulasi sistem saraf.Racun saraf bekerja dengan menghambat enzim

kolin esterase pada sinaps saraf sehingga aktivitas saraf tidak terkendali.

Antagonis pada reseptor asetil kolin mengakibatkan stimulasi pada kerja

saraf dan hiperaktivitas. Racun saraf bekerja dengan cara menyerang sistem

saraf sehingga menimbulkan eksistasi, konvulsi dan paralisis ( Rusli, R.,

Martinius, & Marsuki, D. 2019).).

Daun mimba mengandung senyawa azadirachtin (C35H44O16).

Azadirachtin dapat bekerja sebagai chemosterilant, yaitu mengakibatkan

kemandulan pada hama sasaran sehingga hama tidak menghasilkan

keturunan.Daun mimba (Azadirachta indica) mengandung senyawa antara

lain disetil vilasinin, nimbadiol, 3-desasetil salanin, salanol dan

Azadirachtin. Daun mimba juga mengandung paraisin merupakan suatu

alkaloid dan komponen minyak atsiri. Senyawa azadirachtin dapat

digunakan sebagai pestisida organik.Daun dan biji mimba mengandung


beberapa komponen aktif pestisida antara lain azadirachtin, salanin,

azadiradion, salannol, salanolacetat,deasetil salanin,epoksi azadiradion,

gedunin, nimbin, dan deasetil nimbin. Dari beberapa komponen tersebut ada

empat senyawa yang diketahui sebagai pestisida, yaitu azadirachtin, salanin,

nimbin, dan meliantriol. Kandungan azadirachtin dalam biji mimba sebesar

2-4 mg azadirachtin per gram biji kering.Azadirachtin tidak langsung

mematikan serangga, tetapi melalui mekanisme menolak makanan,

mengganggu pertumbuhan dan reproduksi serangga. Salanin bekerja sebagai

penghambat makan.Nimbin bekerja sebagai anti virus,sedangkan meliantriol

sebagai penolak serangga.(Wiwin, dkk. 2014)

Biji dan daun mimba mengandung beberapa komponen dari produksi

metabolit sekunder yang sangat bermanfaat sebagai pestisida.Kandungan

senyawa azadirachtin, salanin, meliantiol, nimbin dan nimbidin merupakan

senyawa yang digunakan sebagai pestisida.Mekanisme kerja mimba 10 tidak

membunuh hama secara cepat,namun mengganggu hama pada proses makan,

pertumbuhan, reproduksi dan lainnya.Azadirachtin berperan sebagai ecdyson

blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson,yaitu suatu

hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa.Hama sawah akan

terganggu pada proses pertumbuhannya.Nimbin dan nimbidin berperan

sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus,bakterisida,fungisida,sangat

bermanfaat untuk digunakan dalam mengendali penyakit ( Rusli, R.,

Martinius, & Marsuki, D. 2019).


C. TEKHNIK PENGAPLIKASIAN

1.Cairan Ekstra Batang Tuba 250 Ml

2. Cairan Ekstra Daun Mimba 250 Ml

3. Air 14 liter

- Kedua Cairan Dicampur dalam wadah ( Ember ) dan di campur dengan air,

- Aduk –aduk agar ke dua cairan tercampur secara merata

- Kemudian masukkan ke dalam Sprayer dgan menggunakan saringan,agar

kotoran tidak ikut masuk ke dalam Sprayer,

- Kemudian semprotkan di lahan yang banyak populasi keong sawah.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

1. Pemberian Pestisida Organik dari Kulit Batang Tuba dan daun Mimba

Berpengaruh dalam pemberantasan Molusca.

2. Racun pada tuba pada masa lalu dikenal sebagai derrids dan sekarang

diketahui sebagai rotenona. Bahan aktif ini ditemukan pada Batang tuba

dengan kadar antara 2½-3%, paling banyak terkandung dalam kulit Batang

. Derrids hampir tidak terlarut dalam air.

3. Racun tuba dimanfaatkan pula sebagai insektisida untuk mengatasi kutu-kutu

dan ulat yang menjadi hama di perkebunan.Selain untuk mengatasi hama

pada kebun-kebun tembakau dan kol, racun ini dapat digunakan pula untuk

membasmi caplak dan kutu pada anjing, tungau pada ayam,

gangguan lalat dan lain-lain.

4. Mimba merupakan tanaman yang mengandung senyawa azadirachtin yang

berfungsi sebagai racun saraf. Racun saraf bekerja dengan menstimulasi

sistem saraf.Racun saraf bekerja dengan menghambat enzim kolin esterase

pada sinaps saraf sehingga aktivitas saraf tidak terkendali. Antagonis pada

reseptor asetil kolin mengakibatkan stimulasi pada kerja saraf dan

hiperaktivitas. Racun saraf bekerja dengan cara menyerang sistem saraf

sehingga menimbulkan eksistasi, konvulsi dan paralisis.

5. Daun mimba mengandung senyawa azadirachtin (C35H44O16). Azadirachtin

dapat bekerja sebagai chemosterilant, yaitu mengakibatkan kemandulan pada

hama sasaran sehingga hama tidak menghasilkan keturunan. Daun mimba


(Azadirachta indica) mengandung senyawa antara lain disetil vilasinin,

nimbadiol, 3-desasetil salanin, salanol dan Azadirachtin. Daun mimba juga

mengandung paraisin merupakan suatu alkaloid dan komponen minyak

atsiri. Senyawa azadirachtin dapat digunakan sebagai pestisida organik.

6. Keong Sawah (Pomacea canaliculata L.) dapat berpotensi menjadi hama

utama yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi berkisar 10 – 40 %

bila tidak dikendalikan secara baik dan benar, dikarenakan hama dari

golongan moluska ini berkembang biak dengan cepat dan menyerang

tanaman padi yang masih muda.

7. Keong Sawah merusak tanaman padi yang baru di tanam dengan cara

memarut jaringan tanaman lalu memakannya. Gejala serangan hama ini

terlihat pada batang, tangkai dan helai daun yang rusak akibat bekas gigitan

dan pada batang muda terpotong – potong, bahkan serangan berat dapat

memakan seluruh tanaman padi.Populasi Keong Sawah pada tanaman padi

sawah umur 21, 28 dan 35 hst. kecenderungan bahwa makin bertambah

umur tanaman padi, populasi Keong Sawah cenderung menurun.

B.SARAN

Keunggulan Kulit Batang Tuba Dan Daun Mimba Sebagai Pestisida

organic adalah bahan-bahan yang murah dan mudah di buat,aman terhadap

lingkungan,tidak menyebabkan keracunan, dan menghasilkan produk bebas

residu pestisida kimia.Pestisida organik dipandang lebih aman dibanding

pestisida anorganik. Salah satu alternatif untuk menjaga kestabilan

ekosistem
lingkungan sekitar adalah penggunaan pestisida organik. Pengendalian

hama harus mempertimbangankan ekologi, ekonomi dan sosiologi.

Pengendalian hama secara organik dipandang lebih aman dan menjadi trobosan

baru di masa mendatang. Dengan dikembangkan pemanfaatan pestisida

organik oleh petani atau pengguna dapat mempersiapkan sendiri dalam

mengendalikan hama secara terpadu. Pembuatan pestisida organik sangat

mudah dan sederhana karena mengambil bahan-bahan hayati dari alam.

Pestisida organik dapat dibuat sendiri sehingga menekan biaya produksi.


DAFTAR PUSTAKA
Adzlan, F. (2020). Manfaat Daun Mimba Beserta Efek Samping.
“https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-daun-mimba-beserta-efek-
sampingnya.Tanggal akses 10 februari 2022,

Aristya, R. (2013). Uji Beberapa Konsentrasi Ekstrak Akar Tuba (Derris


elliptica Benth) untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun (Aphis
craccivora Koch) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.).
Pekan baru: Fakultas Pertanian ,Universitas Riau.

Balista, H. (2014). Tiga Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik


Penyemprotan Pestisida. Lembang:
https://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/342-
tiga-hal-penting-yang-perlu-diketahui-dalam-teknik-penyemprotan-
pestisida.html.diakses Pada 11 Februari 2022.

BPS. (2022). Rata-rata Konsumsi Perkapita Seminggu di Daerah Perkotaan


Menurut Komoditi Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita
Seminggu (Satuan Komoditas), 2020-2021. jakarta:
https://www.bps.go.id/indicator/5/2087/1/rata-rata-konsumsi-perkapita-
seminggu-di-daerah-perkotaan-menurut-komoditi-makanan-dan-
golongan-pengeluaran-per-kapita-seminggu.htmlAccess Time: February
1, 2022,.

Chanel, B. (2020). Cara Membuat Racun hama Menggunakan Akar Tuba dan
Tembakau. https://www.youtube.com/watch?v=cIT4jBhsuDY,di akses
pada 11 Februari 2022,

Gita, F. R. (2020). Pengendalian Hama Keong Emas (Pomacea.sp) Menjadi


Sumber Protein. Proteksi Tanaman, 137-143.

Jayanti, S. (2017). Pengaruh Akar Tuba (Derris eliptica) Sebagai Pestisida


Organik Pembasmi Keong Sawah ( Ampullaria ampullaceae) Di Desa
Tenggulung. Aceh Tamiang:
https://ejurnalunsam.id/index.php/jempa/issue/view/51.
Lantiva, M. C. (2020, juni 12). Hama Keong Mulai Serang Tanaman Padi.
Retrieved from https://pertaniansehat.com/read/2012/06/12/bagaimana-
membuat-pestisida-nabati.html.diakses pada 7 februari 2022.01:13

Lonta, G. (2020). Populasi Hama Keong Mas ( Pomacea Carikulata L.) Dalam
Umpan Dan Jebakan Tanaman Padi sawah ( Oryza sativa L.). Manado:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/article/view/30656/29486, .

Maysaroh, D. (2011). Aplikasi Nnematisida Nabati Rendaman Akar Ttuba


(Derris elliptica). JEMBER:
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/8574/Dewi%2
0Maysaroh_001.pdf?sequence=1&isAllowed=y.

Puslitbangbun. (2012). Mengenal Tanaman Mimba. SULUT:


https://id.wikipedia.org/wiki/Mimba. 6 February 2022.

R.Megumi, S. (2019). Tuba ,Biopestisida Andal Pembasmi Hama Tanaman san


Ikan Liar. https://www.greeners.co/flora-fauna/tuba-biopestisida-andal-
pembasmi-hama-tanaman-dan-ikan-liar.diakses pada 6 February 2022.

Rusli, R. (2019). Efektifitas Ekstrak Beberapa Tumbuhan untuk Pengendalian


Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck ) pada Tanaman Padi
Sawah. Jurnal Proteksi Tanaman, 1-9. Padang:
http://jpt.faperta.unand.ac.id/index.php/.

Soim, A. (2020). Formulasi dan Cara Penggunaan Daun Mimba dari BPTP
Kepri untuk Pestisida sayuran. Kepri:
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/horti/13591-Formulasi-dan-
Cara-Penggunaan-Daun-Mimba-dari-BPTP-Kepri-untuk-Pestisida-
Sayuran. Tanggal akses 10 februari 2022, .

Sulistiono. (2012). Cara Mengendalikan Keong Mas .Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan Institut 6 Pertanian Bogor (FPIK-IPB ). Bogor: ). http://
dinpertantph.jatengprov.go.id/artikel1 10310a.htm. Tanggal akses
February 1, 2022,.
Suwardiyasa, P. (2019). Aplikasi Penggunaan Pestisida Nabati Menuju
Pertanian Ramah Lingkungan. Buleleng,Bali:
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/aplikasi-
penggunaan-pestisida-nabati-menuju-pertanian-ramah-lingkungan-
40,diakses 8 Februari 2022.

Turang, A. (2016). Mengenal Tanaman Mimba. Sulut:


https://sulut.litbang.pertanian.go.id/ mengenal- tanaman- Mimba.diakses
pada 6 February 2022.

Wiwin. (2014). Mimba Pestisida Nabati Ramah Lingkungan. Malang:


https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/mimba-pestisida-nabati-
ramah-lingkungan/Diakses 07 Januari 2022.

Anda mungkin juga menyukai