Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) Ditetapkan

PROSEDUR TINDAKAN Direktur RSUD Kabupaten


Jombang
Tentang

RSUD APEKS RESEKSI


KAB. JOMBANG dr. PUDJI UMBARAN, MKP
Nomor Dokumen 28/YANMED.KSM.GIGI.SP.KG/PP
Revisi Ke - 1 Tanggal : 18 Oktober 2018
1.Pengertian (Definisi) Tindakan pemotongan bagian apikal gigi
2.Patofisiologi Adanya jejas yang menyebabkan terjadinya inflamasi pada jaringan pulpa
hingga jaringan periapikal dan menyebabkan timbulnya lesi pada periapikal
seperti kista radikuler, abses periapikal yang menimbulkan keluhan yang
persisten
3.Hasil anamnesis - Adanya keluhan gigi berlubang
- Simptomatik/Asimptomatik
- pernah dilakukan perawatan sebelumnya tetapi keluhan tidak hilang
4.Gejala klinis dan - Tanda klinis yang sering ditemui adalah karies yang luas pada gigi, jaringan
pemeriksaan pulpa mati
- kegagalan perawatan endodontic konvensional
- gigi tidak dapat dilakukan perawatan ulang (retreatment)
- Pada pemeriksaan rontgen tampak pengisian yang sudah hermetic tetapi lesi
semakin membesar dan menimbulkan keluhan
5. Peralatan dan bahan A. Alat
obat 1. sterilisator
2. disposable suction tip
3. alat diagnostic (sonde ½ lingkaran, sonde lurus, kaca mulut no 4 & 5, pinset
berkerat, ekskavator
4. dental radiographic
5. spatula semen
6. glass slab
7. K-file
8. Endo block
9. Spreader
10. Plugger
11. Plastic filling instrument
12. Dappen glass
13. scalpel dan mata pisau bedah
14. gunting operasi
15. jarum dan benang jahit
16. niddle holder
17. periosteal elevator
18. rasparatorium
19. flap retractor
20. bur tulang
21. alat kuret
22. botol steril untuk penyimpanan HPA
23. tensimeter dan tabung oksigen
24. low speed handpiece
25. ultrasonic endodontic instruments dengan tipnya

B. Bahan
1. masker dan sarung tangan
2. Alcohol 70%
3. Cotton roll
4. Cotton pellet steril
5. Obat anestesi local
6. Larutan irigasi (salin)
7. Betadine
8. Bone graft
9. membran
10. biodentin/MTA
11. formalin
6.Prosedur Tindakan 1. pengukuran tanda vital
2. Asepsis IO dengan betadine solution, asepsis EO dengan alkohol 70%
3. Isolasi daerah operasi
4. Anestesi infiltrasi lokal
5. Insisi sesuai kebutuhan dengan scalpel pada daerah sepertiga apeks dan
dilakukan pembukaan flap dengan rasparatorium sampai terlihat tulang
6. Dilakukan pembukaan tulang dengan bur tulang dan diirigasi menggunakan
larutan salin
7. Dilakukan kuretase dan diirigasi dengan saline
8. Pemotongan ujung apeks dengan ultrasonic endodontic instruments dengan
sudut 0°, irigasidengan larutan saline steril
9. Pengambilan gutta point pada ujung apeks dengan ultrasonic endodontic
instruments
10. Pengisian ujung akar dengan biodentin/MTA secara retrograde
11. Pemberian bone graft dan membrane pada kavitas pembedahan
12. Pengembalian flap ke posisi semula dan jahit dengan benang
13. Foto rontgen pasca apeks reseksi untuk melihat hasil pemotongan apeks
apakah sudah sesuai
14. Pemberian resep obat antibiotic, antiinflamsi dan analgesic sesuai kebutuhan
15. Instruksi pasien pasca pembedahan
16. Restorasi disesuaikan dengan kondisi jaringan sehat yang tersisa
7.Lama perawatan 2-3 kali kunjungan bergantung derajat kesukaran
8.Faktor penyulit - Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan
untuk mendapatkan perawatan.
-keadaan sistemik pasien
- variasi bentuk saluran akar
9.Tingkat pembuktian Grade B
10.Penelaah Kritis drg. Adeline Jovita Tambayong, Sp.KG
11.Kepustakaan Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi Departemen Ilmu Konservasi
Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, 2011

Jombang, 18 Oktober 2018

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Ketua KSM Gigi

dr. Rustam Effendi, SpP drg. Rahardi Satrya N, Sp.Perio


NIK. 19580628 201807 1 009 HR NIK. 19851008 201410 1 076 HR

Anda mungkin juga menyukai