Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) Ditetapkan

PROSEDUR TINDAKAN Direktur RSUD Kabupaten


Jombang
Tentang

RSUD Periodontitis yang Berhubungan


KAB. JOMBANG dengan Kondisi Sistemik dr. PUDJI UMBARAN, MKP
Nomor Dokumen 21/YANMED.KSM.GIGI/PP
Revisi Ke - 0 Tanggal : 01 November 2017
1. Nama penyakit (ICD) Periodontitis yang Berhubungan dengan Kondisi Sistemik
(K. 05. 5)
2. Pengertian (Definisi) Berbagai faktor sistemik telah diketahui dapat mempengaruhi jaringan
peiodontal dan atau perawatan penyakit periodontal. Pengaruh faktor sistemik
dapat dicurigai bila pasien mengalami derajat inflamasi atau kerusakan
periodontal yang tidak sepadan dengan faktor lokal yang ada. Para klinikus
harus waspada terhadap kondisi sistemik dan atau obat-obatan yang mungkin
mempengaruhi penyakit periodontal, serta menetapkan langkah untuk
mengevaluasi hal tersebut. Perawatan periodontal dapat dimodifikasi
berdasarkan status medik pasien. Bakteri patogen periodontal dapat merupakan
sumber infeksi pada bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, infeksi periodontal
dapat mempengaruhi kesehatan sistemik.
3. Gambaran Klinis Evaluasi pada pasien :

1. Pemeriksaan periodontal komprehensif harus dilakukan sesuai prosedur


yang baku.

2. Kondisi yang menunjukkan adanya kelainan sistemik harus diidentifikasi


sebagai berikut :

- Ketidakmampuan fisik
- Tanda dan gejala dari xerostomia, lesi mukosa, pembesaran gingiva,
perdarahan berlebihan pada gingiva, atau indikator lain tentang adanya
penyakit sistemik yang tidak terkontrol dan tidak diharapkan.
- Penggunaan obat-obatan.
- Tanda dan gejala dari perokok, ketergantungan kimiawi, dan perilaku
ketergantungan lainnya.
- Riwayat penyakit kronis terkini dan terdahulu.
- Bukti adanya faktor psikologis/ emosional.
- Riwayat adanya riwayat penyakit sistemik dalam keluarga.

3. Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.

4. Merujuk atau konsultasi dengan petugas kesehatan lain dan dicatat dalam
rekam medik.
4. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis.

5. Peralatan dan bahan obat 1. Dental unit lengkap scaler ultrasonik.

2. Alat pemeriksa standar :


Larutan pewarna plak gigi , Kaca mulut , Sonde semilunar dan lurus ,
Ekskavator , Pinset , Probe periodontal dan probe Nabers

3. Alat oral prophylaxis (OP)


Alat scaler manual , Alat scaler makro dan mikro tips , Rubber cup , Sikat
poles gigi (brush) , Benang gigi (dental floss) , , Sikat gigi dan sikat celah gigi

4. Alat poles
Rubber segala bentuk dan ukuran yang sesuai sikat poles gigi (brush) ,
Pumice, kapur poles , Bor, stone untuk koreksi restorasi mengemper

6. Prosedur Tindakan Perawatan : Pertimbangan perawatan pada periodontitis yang berhubungan


dengan kondisi/ penyakit sistemik, umumnya sama dengan perawatan
periodontitis kronis parah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Kondisi Metabolik
A. Diabetes Melitus

Pasien yang tidak terdiagnosis atau kontrol buruk DM tipe 1 atau DM tipe 2,
dapat rentan sekali terhadap penyakit periodontal. Sebaliknya, banyak dari
pasien DM

terkontrol, menunjukkan kesehatan periodontal yang baik dan mampu


memberi respon yang positif terhadap perawatan periodontal. Pertimbangan
perawatan untuk pasien periodontitis dengan DM sebaiknya meliputi :
1. Identifikasi dari tanda dan gejala DM yang tidak terdiagnosis atau terkontrol
buruk.
2. Konsultasi dengan dokter yang merawat pasien tersebut jika diperlukan.
3. Menentukan diagnosis dan lamanya DM,

tingkat kontrol glukosa, obat-obatan yang dikonsumsi dan riwayat perawatan.


4. Menyarankan pasien DM untuk mengkonsumsi obat yang dianjurkan dan
menjaga diet yang tepat pada hari terapi perawatan periodontal.
5. Mempertimbangkan untuk memberi tambahan obat anti mikroba sistemik
bila kontrol DMnya buruk.
6. Mengupayakan untuk mengurangi rasa cemas/ stres.

B. Kehamilan

Fluktuasi hormonal pada pasien wanita dapat mengubah status kesehatan


periodontal. Perubahan tersebut mungkin terjadi selama masa pubertas, siklus
menstruasi, kehamilan atau menopause. Perubahan juga mungkin berhubungan
dengan pemakaian lat kontrasepsi. Perubahan status periodontal yang paling
mencolok terjadi saat kehamilan. Pertimbangan perawatan untuk pasien hamil
dengan penyakit periodontal meliputi :
1. Konsultasi dengan dokter yang merawat pasien jika diperlukan.
2. Menunda perawatan periodontal selama trimester pertama kehamilan.
3. Siap untuk melakukan perawatan periodontal darurat sewaktu-waktu selama
masa kehamilan.
4. Menunda tindakan bedah periodontal

sampai sesudah kelahiran.


5. Melakukan perawatan pemeliharaan periodontal yang diperlukan.
6. Berhati-hati dalam memberi obat anti mikroba dan obat-obatan lain yang
berbahaya bagi kehamilan.
7. Memilih untuk menggunakan anestesi lokal daripada anestesi umum atau
sedasi.

C. Kelainan/ Penyakit akibat penggunaan obat-obatan

Obat-obatan dapat berperan sebagai faktor etiologi pada penyakit periodontal.


Obat-obatan ini antara lain antikonvulsan, agen calcium channel blocking, dan
siklosforin dapat menyebankan pembesaran gingiva.
Kontrasepsi oral dapat berperan sebagai faktor tambahan yang mengubah
jaringan gingiva. Selain itu, obat-obatan dapat menyebabkan xerostomia,
osteoporosis, reaksi lichenoid, dan reaksi hipersensitivitas lainnya.

D. Kelainan Darah/Leukimia

Pembesaran gingiva hemorrhagic dengan atau tanpa peradangan/nekrosis


biasanya merupakan manifestasi awal dari leukimia akut. Pasien dengan
leukimia kronis mengalami hal yang sama tetapi perubahan periodontalnya
tidak separah leukimia akut. Kemoterapi atau terapi yang berhubungan dengan
transplantasi sumsum tulang belakang juga dapat berpengaruh buruk pada
gingiva.
7. Tenaga medis Dokter gigi spesialis periodonsia
Dokter gigi (terapi inisial, terapi pemeliharaan )
8. Prognosis Sedang, bila kondisi tulang alveolar kurang memadai, beberapa gigi goyang,
terjadi kelainan furkasi derajat satu, tetapi kemungkinan dapat dipertahankan
bila pasien kooperatif, tidak disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien
tidak merokok.

Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang, kelainan furkasi sampai
dengan derajat dua, kooperasi pasien meragukan, kondisi sistemik sulit
dikendalikan dan pasien perokok berat.

9. Informed consent dan Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan keras
rekam medik maupun jaringan lunak ,harus ada persetujuan tertulis dari pasien untuk
menerima prosedur perawatan.

Sesuai dengan yang ditetapkan PB PDGI (odontogram, disaster victim


identification)
Tersurat secara rinci dan ditandatangani doktergigi yang
merawat disertai periode waktu perawatan (tanggal, bulan, tahun dan jam)

10. Penelaah Kritis Drg. Rahardi Satrya Nugraha, Sp. Perio


11. Kepustakaan Standar Kompetensi Periodonsia. Parameters of Care. Suplements Journal of
Periodontology vol.71, no.5, May 2000, hal. 847 – 883.
Carranza’s Clinical Periodontology 10th Ed, 2006.
Rose:Periodontics Medicine, Surgery and Implants, 2004. S.H Daliemunthe:
Terapi Periodontal, 2006. S.W Prayitno : Periodontologi Klinik: Fondasi
Kedokteran Gigi Masa Depan, 2003.
Edward’s Cohen : Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal Surgery
13th Ed, 2009.

Jombang, 01 November 2017

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Ketua KSM Gigi

dr. Rustam Effendi, SpP drg. Rahardi Satrya N, Sp.Perio


NIP. 19580628 198812 1 001 NIP. 19851008 201410 1 076 HR

Anda mungkin juga menyukai