Prognosis adalah prediksi dari kemungkinan durasi, hasil (outcome) dari sebuah panyakit
atau kelainan berdasarkan pada pengetahuan umum dari patoogenesis sebuah penyakit dan
keberadaan faktor-faktor resiko penyakit tersebut. Prognosis dibuat setelah diagnosis
ditegakkan dan sebelum dilakukan rencana perawatan (Carranza, 2012). Terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi prognosis diantaranya,
1. Umur pasien
Prognosis akan lebih baik pada muda daripada pasien yang sudah tua karena
masih memiliki jaringan periodontal dengan dukungan tulang alveolar yang masih
baik. Namun, pada pasien muda prognosisnya dapat berubah menjadi buruk apabila
penyakit periodontal yang diderita merupakan tipe agresif karena durasi destruksi
jaringan periodontalnya pendek (Carranza, 2012).
2. Keparahan penyakit
Pasien yang sudah pernah menderita penyakit periodontal sebelumnya akan
lebih mudah terindikasi penyakit periodontal lagi pada masa yang akan datang
daripada pasien yang belum pernah menderita penyakit periodontal. Penyakit
periodontal yang terulang dapat terjadi karena pasien tersebut tidak dapat menjaga
kesehatan rongga mulutnya dengan baik. Prognosis pada pasien yang seperti ini dapat
bergantung pada tingginya tulang alveolar yang masih tersisa (Carranza, 2012).
3. Plaque control
Bakteri plak merupakan faktor primer yang menyebabkan penyakit
periodontal, sehingga pembersihan plak yang efektif pada kebiasaan menjaga
kebersihan mulut sehari-hari yaitu gosok gigi merupakan titik tertinggi kesuksesan
perawatan penyakit periodontal (Carranza, 2012).
4. Pasien yang kooperatif
Prognosis pada pasien dengan penyakit gingival/periodontal bergantung pada
sikap pasien, di samping dari faktor giginya, kemauan dan kemampuan untuk
menjaga kebersihan mulut (oral hygiene). Pasien harus diberikan informasi yang
lengkap supaya tingkat keberhasilan perawatannya tinggi (Carranza, 2012).
Penentuan Prognosis
Prognosis untuk gigi per gigi secara individual ditentukan setelah prognosis secara
menyeluruh. Misalnya pada pasien dengan prognosis secara menyeluruh jelek, praktisi
mungkin tidak perlu mempertahankan gigi yang prognosisnya meragukan karena kondisi
lokal. Apabila akan menentukan prognosis pada suatu gigi, praktisi harus mempertimbangkan
mengenai kegoyangan gigi, poket periodontal, masalah muko gingival dan furkasi, morfologi
gigi, gigi-gigi tetangga dan regio yang tidak bergigi, lokasi dari tulang yang masih tertinggal
pada permukaan akar, hubungan antar gigi, adanya gigi karies, gigi non vital, dan resorpsi
gigi.
Berbeda dengan skema berdasarkan angka kematian gigi, Kwok dan Caton25 telah
mengusulkan skema berdasarkan peluang mendapatkan stabilitas aparat pendukung
periodontal. Skema ini didasarkan pada kemungkinan perkembangan penyakit yang terkait
dengan faktor-faktor lokal dan sistemik (lihat box 33-1). Meskipun beberapa dari faktor-
faktor ini dapat mempengaruhi perkembangan penyakit lebih dari yang lain, pertimbangan
masing-masing faktor penting dalam menentukan prognosis.
Faktor lokal
1. Plak / Kalkulus
2. restorasi sub gingiva
3. Faktor anatomi
4. Kegoyanagan gigi
5. Faktor restorasi prosteti
6. Karies gigi non vital dan resorbsi akar
DAFTAR PUSTAKA
Carranza, F.A., 2012. Glickmans Clinical Periodontology 12th Edition. Philadelphia : W.B.
Saunders Company