Jarak antara pupil mata (titik tengah iris mata) ke rima oris ( pertemuan bibir atas dan bibir
bawah ) akan sebanding dengan jarak antara dasar hidung ke batas terbawah dagu
Pengukuran dimensi vertikal ada 2 cara :
a. Dengan Willis Bite Gauge
Pada alat ini ada 3 bagian penting :
- Fixed arm, yang diletakkan di bawah hidung.
- Sliding arm, yang dapat dogeser dan mempunyai sekrup, diletakkan di bawah dagu.
- Vertical orientation gauge, yang mempunyai skala dalam mm atau cm, ditempatkan sejajar
dengan sumbu vertikal dari muka.
b. Two Dot Technique
Mengukur 2 titik (satu pada rahang atas, satu lagi pada rahang bawah), yang ditempatkan pada
daerah yang tidak bergerak yaitu di atas dan di bawah garis bibir dan kedua titik diukur dengan
jangka sorong.
Dalam kasus pengukur Willis, tiga poin memerlukan perhatian untuk meminimalkan
potensi kesalahan teknik ini.
Posisi lengan tetap di bawah hidung
jika pasien memiliki sudut naso-labial yang terdefinisi dengan baik, lengan tetap dapat diposisikan
dengan akurasi yang masuk akal. Namun, jika sudut naso-labial tumpul, posisi pengukur menjadi
kurang tepat. Dalam keadaan seperti ini, jika tanda kecil dibuat pada kulit pada sudut sehingga
lengan tetap dapat diposisikan dalam kaitannya dengan itu ( Gambar 11.2 ).(a) Bentuk sudut naso-
labial memungkinkan lengan tetap alat pengukur Willis ditempatkan secara akurat. (b) Tanda
lokasi dapat digunakan di mana sudut naso-labial tumpul.
Posisi lengan geser di bawah dagu
Lengan geser harus digerakkan sehingga hanya menyentuh permukaan di bawah dagu,
karena jika tekanan diterapkan pada jaringan sub-mental menurut alat pengukur, kesalahan akan
terjadi akibat mandibula didorong ke atas. Juga, jaringan akan dikompres dengan jumlah yang
tidak mungkin untuk diproduksi secara konsisten pada pengukuran berikutnya.
Ketidakakuratan lebih lanjut mungkin timbul jika bentuk dagu sedemikian rupa sehingga
mencegah lokasi positif dari lengan geser. Namun, kesulitan ini dapat dihindari dengan
memodifikasi alat pengukur untuk mengurangi panjang lengan dan untuk mengubah sudutnya
( Gambar 11.3 ). (a) Bentuk dagu mencegah lokasi positif dari lengan geser alat pengukur
Willis. (b) Lengan geser dimodifikasi agar posisi lebih akurat.
Rumus Hayakawa
Pengukuran DVF secara tidak langsung dapat dengan rumus yang telah dikemukakan oleh
Hayakawa (1999), melalui pengukuran beberapa titik referensi pada wajah dan tangan, serta
disesuaikan dengan jenis kelamin pasien dan profil wajah pasien. Jika dimasukkan ke dalam rumus
Hayakawa maka akan di dapatkan besar DVF tersebut. Alat yang digunakan adalah alat modifikasi
Hayakawa dengan menggunakan lembaran plastic millimeter dan standar penahan dagu.
Foto profil atau foto sefalo dibuat dengan posisi kepala lurus ke depan sepanjang outline
profil yang dievaluasi. Pada posisi kepala yang lurus dengan visual axis diambil dari panduan
bidang horizontal pada analisa proporsi (AP). Sumbu tersebut dapat diperkirakan sejajar dengan
Frankfort horizontal plane (FHP). Dianjurkan untuk menggunakan foto lama dari pasien dan
membandingkan jarak interpupil dan jarak alis ke dagu dari foto lama tersebut dengan kondisi
pasien pada saat pemeriksaan.
2. Pengukuran DVF melalui foto digital
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kamera foto digital dengan jarak pemotretan 56 cm
antara ujung hidung subyek dengan lensa kamera dengan ketinggian 112 cm pada tripod.
Dilakukan pengukuran dari jarak sudut mata ke sudut bibir dan jarak dasar hidung ke ujung dagu
menggunakan software HL image ++97, kedua jarak ini dinyatakan sama besarnya. Posisi pasien
adalah duduk tegak menghadap kamera, dengan posisi rahang dalam posisi DVF.