2. Pengertian (Definisi) Periodontitis kronis adalah inflamasi gingiva yang meluas ke pelekatan jaringan
di sekitarnya. Penyakit ini ditandai dengan kehilangan pelekatan klinis akibat
destruksi ligamen periodontal dan kehilangan tulang pendukung di sekitarnya.
3. Gambaran Klinis Gejalanya: edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing dan surpurasi, serta
keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela gigi, rasa kemeng/rasa tidak nyaman,
rasa nyeri saat mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
Periodontitis kronis dengan destruksi tulang alveolar ringan – sedang ditandai
dengan kehilangan kurang dari sepertiga jaringan periodontal. Pada gigi molar,
bila ada keterlibatan furkasi biasanya kehilangan pelekatan klinis yang terjadi
termasuk kelas I. Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing
periodontal sampai dengan 4 mm dengan kehilangan pelekatan sampai
dengan 2 mm. Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman probing
periodontal sampai dengan 6 mm dengan kehilangan pelekatan sampai
dengan 4 mm. Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan tulang,
sehingga terjadi peningkatan kegoyangan gigi. Periodontitis kronis dengan
kehilangan jaringan periodontal ringan – sedang dapat bersifat lokal yang
melibatkan kehilangan pelekatan dari satu gigi atau bersifat general yang
melibatkan kehilangan pelekatan beberapa atau seluruh gigi. Seseorang bisa saja
mengalami dua kondisi secara bersamaan yaitu daerah yang sehat dan
periodontitis ringan – sedang.
4. Alat poles
Rubber segala bentuk dan ukuran yang sesuai sikat poles gigi (brush) , Pumice,
kapur poles , Bor, stone untuk koreksi restorasi mengemper
Kuret Gracey (set), Castroviejo (NH 5020) , Scaler tips mikro untuk sub gingival
, Pisau gingivektomi (Kirkland) , Bone Rongeurs , Rasparatorium, Prichard
Periosteum (PR – 3), Rasparatorium Buser , Bone file, bone graft pistol,
Kirkland Bonechisel (13K) , Pinset jaringan dan pinset untuk GTR
Needle holder , Gunting kawat, gunting benang dan gunting jaringan , Jarum +
benang jahit atraumatik, monofilament (4 – 0), (5 – 0) , Osteotome, gingivotome
D. Electocauter
6. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan setelah interval waktu tertentu yang
disesuaikan terhadap adanya pengurangan inflamasi dan perbaikan jaringan. Re-
evaluasi periodontal dinilai berdasarkan temuan klinis yang relevan dengan
keadaan
8. Prognosis Baik, karena kondisi tulang alveolar masih memadai, faktor etiologi dapat
dihilangkan, bila pasien kooperatif, tidak disertai penyakit/kondisi sistemik dan
pasien tidak merokok.
Sedang, bila kondisi tulang alveolar kurang memadai, beberapa gigi goyang,
terjadi kelainan furkasi derajat satu, tetapi kemungkinan dapat dipertahankan
bila pasien kooperatif, tidak disertai kondisi/ penyakit sistemik dan pasien tidak
merokok.
Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang, kelainan furkasi sampai
dengan derajat dua, kooperasi pasien meragukan, kondisi sistemik sulit
dikendalikan dan pasien perokok berat.
9. Informed consent dan Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan keras
rekam medik maupun jaringan lunak ,harus ada persetujuan tertulis dari pasien untuk
menerima prosedur perawatan.