Spek Teknis Kramat 2023revisi2ok
Spek Teknis Kramat 2023revisi2ok
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan misi Presiden yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Puskesmas merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan kepada individu pasien,
keluarga, dan masyarakat dengan inti pelayanan medis dari segi preventif (pencegahan),
kuratif (penyembuhan), rehabilitatif (pemulihan) dan promotif (penerangan) serta edukatif
(pendidikan) yang kesemuanya dilakukan dalam suatu sistem yang terpadu agar diperoleh
pelayanan yang maksimal dan optimal
Pembangunan gedung pelayanan puskesmas sejalan dengan arah kebijakan
pembangunan dibidang kesehatan guna mendukung percepatan pencapaian MDGs yang
terkait dengan kesehatan, pelaksanaan SJSN bidang kesehatan (Jaminan Kesehatan
Nasional), melalui pembangunan/ perbaikan/ peningkatan sarana prasarana dan peralatan di
Puskesmas dan jaringannya, pemenuhan fasilitas sarana prasarana dan peralatan di
Kabupaten Tegal.
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/
puskemas pembantu dan jaringannya merupakan salah satu upaya program upaya kesehatan
masyarakat untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam mendukung
capaian kinerja dalam RPJMD Kab. Tegal 2019-2024.
1
C. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
1. Sumber Dana :
Pekerjaan Pembangunan Gedung Puskesmas Kramat Kabupaten Tegal pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal menggunakan Dana Alokasi Umum yang ditentukan
penggunaannya melalui APBD Kab. Tegal Tahun Anggaran 2023
2. Total perkiraan biaya yang diperlukan :
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Puskesmas Kramat Kab. Tegal Tahun 2023
adalah sebesar Rp 5.200.188.000,- (Lima milyard dua ratus juta seratus delapan puluh
delapan ribu rupiah ).
D. LOKASI PEKERJAAN
1. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan adalah di Puskesmas Kramat berlokasi di
Jalan Raya Garuda Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
F. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Spesifikasi Fungsi Umum dan Volume Pekerjaan
a. Pusat layanan Kesehatan (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventrif di wilayah
kerjanya;
b. Volume Pekerjaan
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pas. Papan Nama Kegiatan Ls 1,00 bh
2 Pengukuran + Pas. Patok/profil Ls 1,00 pkt
3 Pengadaan Listrik dan Air Kerja Ls 1,00 pkt
4 Pek. Pembersihan Lapangan Ls 1,00 pkt
5 Sewa Direksi keet, Gudang dan Barak Kerja Ls 1,00 pkt
6 Uji Laboratorium (Besi , Beton, IWF) Ls 1,00 pkt
7 Alat Bantu (Scafolding, pancang) Ls 1,00 pkt
8 Mobilisasi dan demobilisasi alat Ls 1,00 pkt
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
9 Ls 1,00 pkt
Kerja SMK3
10 Pas. Pagar Pembatas Ls 1,00 pkt
B GEDUNG PELAYANAN
B.1 LANTAI 1
I PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian tanah biasa A.1.5.1.2 92,12 m3
2 Pek. Galian tanah Keras A.1.5.1.4 146,25 m3
3 Pek. Urugan Kembali tanah bekas galian BG.1.5.1.4 37,99 m3
4 Pek. Urugan Pasir Bawah pasangan A.1.5.1.10 8,14 m3
5 Pek. Urugan tanah pilihan BG.1.5.1.5 198,40 m3
6 Pek. Urugan sirtu BG.1.5.1.7 99,20 m3
2
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume
II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 24,42 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 89,54 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 598,50 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 1197,01 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 1197,01 m2
6 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 296,60 m'
7 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (polish) BG.4.4.3.1 369,16 m2
8 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (unpolish) BG.4.4.3.2 49,12 m2
9 Pas. Lantai Keramik 40/40 (anti slip) BG.4.4.3.9 9,32 m2
10 Pas. Dinding Homogeneous tile 60/60 BG.4.4.3.14 43,12 m2
11 Pas. Rabat Beton Bawah lantai A.4.1.1.1 22,40 m3
VI PEKERJAAN SANITAIR
1 Pas. Kloset Duduk A.5.1.1.1 2,00 bh
2 Pas. Kloset Jongkok A.5.1.1.2 1,00 bh
3 Pas. Wastafel A.5.1.1.15 13,00 bh
4 Pas. Kitchen Zink A.5.1.1.33 2,00 bh
5 Pas. Kran Air A.5.1.1.35 3,00 bh
6 Pas. Kran Wastafel Ls 13,00 bh
4
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume
B.2 LANTAI 2
I PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 824,26 m2
2 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 1648,52 m2
3 Pas. Acian A.4.4.2.27 1648,52 m2
4 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 235,00 m'
5 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 BG.4.4.3.1 335,71 m2
6 Pas. Lantai Keramik 30/30 (anti slip) BG.4.4.3.9 12,49 m2
7 Pas. Dinding Homogeneous tile 60/60 BG.4.4.3.14 50,40 m2
II PEKERJAAN BETON
1 Pas. Kolom K1 40/40
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 10,08 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 1650,58 kg
c. Bekisting A.4.1.1.20 75,60 m2
2 Pas. Kolom Praktis 12/12
a. Beton K. 200 A.4.1.1.6 1,56 m3
5
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume
6
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume
II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 3,57 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 10,20 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 127,28 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 254,56 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 254,56 m2
6 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 48,40 m'
7 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (polsih) BG.4.4.3.1 38,72 m2
VI PEKERJAAN SANITAIR
1 Pas. Kitchen Zink A.5.1.1.33 1,00 bh
3 Pas. Kran Air A.5.1.1.35 1,00 bh
4 Pas. Pipa PVC type AW 3/4" A.5.1.1.26 12,00 m'
5 Pas. Pipa PVC typr AW 1 " A.5.1.1.27 2,00 m'
5 Pas. Pipa PVC type AW 3" A.5.1.1.33 12,00 m'
D RUANG JAGA
I PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian tanah A.1.5.1.1 14,03 m3
2 Pek. Urugan Kembali tanaH BG.1.5.1.4 4,68 m3
3 Pek. Urugan Pasir Bawah pasangan A.1.5.1.10 1,17 m3
4 Pek. Urugan tanah pilihan BG.1.5.1.6 8,50 m3
5 Pek. Urugan sirtu BG.1.5.1.7 8,50 m3
II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 3,51 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 10,02 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 130,69 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 261,37 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 261,37 m2
6 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 34,60 m'
7 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (polish) BG.4.4.3.1 21,09 m2
8 Pas. Lantai Keramik 40/40 (Anti slip) BG.4.4.3.9 1,82 m2
9 Pas. Dinding Homogenoeus tile 60/60 BG.4.4.3.14 8,28 m2
9
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume
E PAGAR KELILING
I PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian tanah A.1.5.1.1 31,72 m3
2 Pek. Urugan Kembali tanah BG.1.5.1.4 10,57 m3
3 Pek. Urugan Pasir Bawah pasangan A.1.5.1.10 1,98 m3
4 Pek. Bongkaran pagar lama Ls 1,00 pkt
II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 5,95 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 13,45 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 62,41 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 74,17 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 74,17 m2
6 Pek. Sponengan A.4.4.2.20 38,56 m'
7 Pas. Batu Tempel Susun Sirih A.4.4.3.16 70,08 m2
III PEKERJAAN BETON
1 Pas. Lantai Kerja A.4.1.1.1 0,15 m3
2 Pas. Footplate 50/50
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,78 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 71,37 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.7 3,60 m2
3 Pas. Sloof 15/20
a. Beton K. 225 A.4.1.1.5 1,70 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 287,69 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.8 22,66 m2
4 Pas. Kolom Praktis 12/12
a. Beton K. 225 A.4.1.1.7 0,50 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 141,01 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.10 6,66 m2
12
SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI :
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
1. Pekerjaan Sipil / 1. Kolom : menggunakan bahan besi baja
Struktur 2. Balok : menggunakan bahan besi baja
Galian : Dihitung
berdasarkan gambar dengan acuan
dimensi dan tinggi elevasi yang
direncanakan
2. Pekerjaan 1. Finishing lantai : Luas
Arsitektur dihitung bersih batas dinding
dalam
2. Pasangan bata : Panjang
pasangan dihitung bersih
dikurangi kolom struktur dan kolom non strukstur,
luas kusen dan balok struktur dan non struktur.
3. Volume acian : Volume
dinding bersih dikurangi dikurangi keramik dinding
3. Pekerjaan Beton http://tkdn.kemenpe
1. Pekerjaan Beton Struktur Semen rin.go.id/sertifikat.ph
a) Mutu beton Fc 7,4 Mpa K 100 Gresik p?id=s1yGZ6guL8DUe
b) Mutu beton fc 14,5 Mpa K175 97,01% 07CTnJFh3JC29zcbMK
c) Mutu beton Fc 16,90 Mpa K 200 saB5E1Cn9Ou4,
d) Mutu beton fc 19,3 Mpa K 225
e) Mutu beton Fc 21,7 Mpa K 250 http://tkdn.kemenpe
2. Pekerjaan Beton Non Struktur Semen tiga rin.go.id/sertifikat.ph
a) Semen, merk Gresik, Tiga Roda roda p?id=LSOgSMGeBb1H
b) Pasir, Lokal 85,14% R4gALEqzfNxF8qRYj0
c) Split, Lokal k9doLLItgX_vU
d) Air, Lokal
13
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
3. Pembesian : Master http://tkdn.kemenpe
- Besi Beton polos BJTP 280 merk Master Steel, Steel rin.go.id/sertifikat.ph
Lautan Steel, Perwira 48.38% p?id=LSOgSMGeBb1H
R4gALEqzfNxF8qRYj0
k9doLLItgX_vU
http://tkdn.kemenpe
Master
rin.go.id/sertifikat.ph
Steel
51,47% p?id=TfRjWTnpl4zMC-
ey4PbJ3cKRljUqI1Mb
vqCj58liIxU,
Lautan Steel
53,22% http://tkdn.kemenpe
rin.go.id/sertifikat.ph
p?id=0fgSZ5vaTwpqRl
nhkl8rXo0HJiZgZb177
7rHkiAf9kg,
14
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
http://tkdn.kemenpe
rin.go.id/sertifikat.ph
Perwira p?id=4OIaiRTJD5MVD
50,87% xJAx2YaGN0SOBasNC
ecFgAoXOmzgEw,
4. Bekisting :
- Balok dan papan kayu lokal 100%
- Triplek 12mm Miranti campur
- Paku
15
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
PEKERJAAN
ATAP 1. IWF 150x75x5x7mm merk Gunung
Garuda, Krakatau Steel. Lautan steel 52,8%
Penutup Atap
- Genteng morando glazur
- Bubungan Genteng morando glazur
16
Lisplang GRC motif kayu lebar 20 merk nusa plank. Genteng
Kalsi board 99,76 %
bubungan
99,6 %
1. Pintu
• Material Kusen Almunium White
ukuran 4” tebal minimal 1,2 mm
PEKERJAAN
merk Inkalum
PINTU DAN
• Daun pintu dan jendela rangka
JENDELA almunium brown merk Inkalum
• daun pintu Multipleks uk. tbl=12
mm (2 lapis) finishing High Presure
Laminated (HPL motif)
• Kaca bening tebal sesuai gambar
merk asahimas
• Aksesoris (Kunci, handle, engsel
dll) merk Dekkson
17
5. Roof Drain
52,2%
70,48%
18
Kran leher angsa 1/2"
7. Pekerjaan
pengecatan 1. Cat Tembok interior Dulux http://tkdn.kemenpe
• cat dasar merk DULUX, MOWILEX Catylac rin.go.id/sertifikat.ph
• cat penutup merk Catylac interior, Cat Dasar p?id=_gypZk6gUU43Y
MOWILEX interior 70,28%
LPwOFVbRMikh3_NB
2. Cat Tembok eksterior
bLTLShG6ozZeKg,
• cat dasar merk DULUX, MOWILEX
• cat penutup merk DULUX eksterior,
MOWILEX eksterior
Dulux http://tkdn.kemenpe
Catylac rin.go.id/sertifikat.ph
Interior p?id=EFIHJAD9yB21g
17,13%
4bTA_RYGe3eRhXVr6
e27XrzeQQqAbM,
19
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
Dulux http://tkdn.kemenpe
Catylac rin.go.id/sertifikat.ph
Exterior p?id=y1q7nHnd12V1
39,65%
nH6eyiiZ5GOxdXvpc_
YhkPL8Xe2dhvo,
8. Pekerjaan
8 1. RangkaPlafondBesiHollow36.36.0,3mod 38,80%
langit - langit ul60x60cm
20
9. Pekerjaan
Penutup Atap 1. Atap Genteng Press Jatiwangi 57,85%
99,76%
2. Atap Genteng Morando Glasur 99,76%
21
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
10. Pekerjaan
Elektrikal 1. Lampu RM 2 x 18watt
2. Lampu Jari 13watt Merk Philpis, Panasonic dll
22
b. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan
1) Peralatan Utama
No. Jenis Kapasitas Jumlah
1 Tamper Rammer/Stemper 70 kg 1 unit
Kuda
2 Concrete Mixer 0,3-0,6 M3 1 unit
2) Peralatan Penunjang
No. Jenis Kapasitas Jumlah
1 Pick Up 1,25 m3 1 unit
2 Scafolding - 50 unit
3 Peralatan terkait
pemasangan kuda-kuda IWF
antara lain :
a. Welding Machine 300 A 1 unit
b. Generator Set 5 KVA 1 unit
c. Tripod/Tackel & 2 ton 1 unit
Handle Crane
c. Spesifikasi Proses/Kegiatan
1) Pekerjaan Persiapan (minggu __ s.d. __)
2) Pekerjaan Gedung Pelayanan (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Lantai I
(1) Pekerjaan Tanah
(2) Pekerjaan Pasangan
(3) Pekerjaan Beton
(4) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
(5) Pekerjaan Atap dan Langit Langit
(6) Pekerjaan Instalasi Listrik
(7) Pekerjaan Sanitasi
(8) Pekerjaan Pengecetan, dll
b) Pekerjaan Lantai II
(1) Pekerjaan Pasangan
(2) Pekerjaan Beton
(3) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
(4) Pekerjaan Atap dan Langit langit
(5) Pekerjaan Rangka Atap & Langit Langit
(6) Pekerjaan Instalasi Listrik
(7) Pekerjaan Sanitasi
(8) Pekerjaan Pengecetan, dll
c) Pekerjaan Saluran
(1) Pekerjaan Pasangan
3) Pekerjaan Dapur dan Laundry (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pasangan
c) Pekerjaan Beton
d) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
e) Pekerjaan Rangka Atap dan Langit Langit
f) Pekerjaan Instalasi Listrik
g) Pekerjaan Sanitasi
h) Pekerjaan Pengecetan, dll
4) Pekerjaan Ruang Jaga (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pasangan
c) Pekerjaan Beton
d) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
e) Pekerjaan Rangka Atap dan Langit Langit
f) Pekerjaan Instalasi Listrik
g) Pekerjaan Sanitasi
h) Pekerjaan Pengecetan, dll
5) Pekerjaan Pagar Keliling (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pasangan
c) Pekerjaan Beton
d) Pekerjaan Instalasi Listrik
e) Pekerjaan Pengecetan, dll
Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan
kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian
Penyediaan dan pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan / RKS dan Spesifikasi Teknis
b. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan lainnya.
d. Petunjuk Direksi
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
2. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.
3. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Penyedia, sebagaimana keadaannya.
Untuk itu Penyedia harus meneliti keadaan tapak, terutama keadaan tanah (kontur, letak
bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-lain yang dapat memperngaruhi
harga penawarannya.
4. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan,
untuk itu setiap penyedia jasa diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan
rencana
5. Lahan bangunan akan diserahkan kepada penyedia jasa dengan kondisi seperti pada saat
Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau
lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak PENYEDIA
6. Kelalaian atau kekurang telitian PENYEDIA dalam mengevaluasi keadaan lapangan segala
sesuatunya menjadi tanggungjawab PENYEDIA dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
4. Penerapan Prinsip K3
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan
konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja
sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.
4.1 Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi
K3, meliputi:
a. Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat
b. Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja (Astek)
c. Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek
d. Ijin dari kantor kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatan yang menuju
lokasi untuk lalu-lintas alat berat
e. Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang
berwenang memberikan rekomendasi
f. Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat
4.2 Penyusunan Safety Plan
Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar
dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit
sehingga menghasilkan produktivitas kerja yangtinggi. Safety plan berisi:
a. Pembukaan yang berisi:
1) Gambaran proyek dan Pokok perhatian untuk kegiatan K3
2) Resiko kecelakaan dan pencegahannya
3) Tata cara pengoperasian peralatan
4) Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam
kebakaran.
b. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan
Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi:
1) Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama
dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.
2) Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
a) Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan
K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan.
b) Safety supervisor; adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi
K3.
c) Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan
safety patrol maupun safety supervisor
3) Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari:
a) Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
b) Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
c) Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
d) Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat
c. Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1) Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di
proyek, misalnya:
a) Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada
proyek bangunan gedung
b) Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
c) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
d) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing luar
e) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan
elektrikal
f) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing dalam
g) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
h) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian
i) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
j) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka baja
k) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
l) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
m) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pondasi pile dan
strutting
n) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembongkaran
2) Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal proyek dan di tengah
periode pelaksanaan proyek sebagai penyegaran, dengan peserta seluruh
petugas yang terkait dalam pengawasan proyek, dengan materi tentang
pengetahuan umum tentang K3 atau Safety plan proyek yang bersangkutan
Perlengkapan dan Peralatan K3
d. Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3,meliputi: promosi
program K3; yang terdiri dari:
1) pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
2) Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang
mengingatkan perlunya be-kerja dengan selamat
e. Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan
perlindungan diri (personal protective equipment), diantaranya:
1) Pelindung mata dan wajah,
a) Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan
sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata
biasa, namun kaca mata safety lebih kuat dan tahan benturan serta tahan
panas dari pada kaca mata biasa. safety glass sebab lebih menempel pada
wajah.
b) Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari
bahaya percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi.
Banyak dari pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan
penggunaan helm. Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada
wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus yang
menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas yang dihasilkan dari
kegiatan pengelasan.
c) kaca mata safety
d) goggle
e) pelindung wajah
f) helm pengelas
2) Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan: foam
earplugs, PVC earplugs, earmuffs
3) Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena
memiliki hal berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan
yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak
sebagai penahan goncangan; beberapa jenis dirancang tahan terhadap
sengatan listrik; serta melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari
percikan, tumpahan, dan tetesan.
f. Jenis-jenis pelindung kepala , antara lain:
1) Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh; dan melindungi dari
sengatan listrik sampai 2.200 volts.
2) Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi
dari sengatan listrik sampai 20.000 volts.
3) Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi
dari sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak
(korosif)
g. Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada
1) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari kejatuhan benda
2) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian
tuas sampai jari
3) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan
melindungi dari tusukan pada kaki
4) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya
cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
5) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di
tempat becek
6) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan
darah
7) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia
h. Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya seperti terlihat pada
gambar -,antara lain:
1) Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan
melindungi tangan dari terpotong
2) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
3) Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun
4) Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
5) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang
dan kotor.
6) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
7) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman
i. Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain:
1) Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim yang dirancang
untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui
pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan
desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali
paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian penahan bahaya jatuh
ini dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak dibelakang dan di depan
dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang
dapat dipasangkan
2) Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik minimum 500
kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung
secara vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan
secara horisontal
3) Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait yang
sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang menggunakan
tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah
kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika memungkinkan harus ditempatkan
lebih tinggi dari bahu pemakainya
4) Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman tali, digunakan
untuk menghubungkan pakaian pelin-dung jatuh pekerja ke tempat kaitan atau
tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang
kancing pengaitnya dapat mengunci secara otomatis
5) Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang digunakan
untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali tersebut akan
memanjang dan memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun
pada saat turun.
j. Sarana peralatan lingkungan berupa:
1) Tabung pemadam kebakaran
2) Pagar pengamanan
3) Penangkal petir darurat
4) Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
5) Jaring pengamanan pada bangunan tinggi
6) Pagar pengaman lokasi proyek
7) Tangga
8) Peralatan P3K
k. Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:
1. peringatan bahaya dari atas
2. peringatan bahaya benturan kepala
3. peringatan bahaya longsoran
4. peringatan bahaya api
5. peringatan tersengat listrik
6. penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)
7. penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
8. penunjuk batas ketinggian penumpukan material
9. larangan memasuki area tertentu
10. larangan membawa bahan-bahan berbahaya
11. petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
12. peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
13. peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
14. peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orangorang
tertentu)
2. PEKERJAAN TANAH
2.1 Pekerjaan Galian Tanah
1. Lingkup Pekerjaan Galian Tanah
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-
peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian
galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
secepatnya memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, atau
kepada intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
c. Pengurugan dan Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi
selapis, dan ditumbuk sampai padat.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus
digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang
memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus,
untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar galian.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
2.2 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk
pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi
/ Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut dengan menggunakan bahan bekas galian atau
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,
bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
b. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
c. Besarnya nilai plastycity Index (PI) tidak boleh melebihi dari 20 %
Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-
tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
c. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Konsultan Pengawas
maka pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/stamper.
d. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujan dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
e. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur
dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama.
f. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu
yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
2.3 Pekerjaan Urugan Pasir Urug / Sirtu Padat
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu / pasir urug yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih, tajam
dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 50 cm,
hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan dengan
alat pemadat.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
e. Tebal lapisan minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan dalam
gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal
padat.
f. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
a. Batu Bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf
bata F ukuran 5 x 11 x 23 cm, dengan pembakaran sempurna dan merata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini, Penyedia diwajibkan
mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semen
1) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI.8 atau ASTM
C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK,
atau TIGA RODA serta memenuhi persyaratan NI.8.
3) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh
cuaca sepanjang waktu dan perletakkannya harus terangkat dari lantai
untuk menghindari kelembaban.
c. Bahan Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir yang
dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Pengawas/Direksi.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimasukan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Penyedia harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari
semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Penyedia harus
menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg dari pasir
alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum
diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan
dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah
pasir dan kerikil yang tidak dipakai harus disingkirkan. Timbunan harus
diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan
kegunaan dari timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat mika dan hal-hal yang merugikan dan substansi yang
merusak. Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan
beratnya tidak boleh lebih dari 5 % berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai modulasi kehalusan butir antara 2 sampai 32 atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
d. Bahan Air
1) Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortal dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam junlah yang dapat merusak.
2) Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada didalam PBI-1971 untuk bahan campuran
beton.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh pada saat diletakan, tidak boleh ada genangan air diatas
permukaan batu bata tersebut.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah campuran antara PC, pasir beton dan
kerikil atau split dengan mutu K.250 dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
b. Pembesian
1) Pembuatan tulang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
PBI-1971/ SKSNI T-15-1991.
2) Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam
PBI-19771/ SKSNI T-15-1991.
4) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi Pengawas.
c. Cara Pengadukan
1) Cara pengadukan harus menggunakan ready mix.
2) Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang
ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
3) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump,
minimum 8 cm dan maksimum 10 cm.
d. Pengecoran Beton
1) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai
jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
2) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi
Pengawas.
3) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi
Pengawas.
5) Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya
dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran
disingkirkan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, “Calbond” harus dilapiskan
merata seluruh permukaan.
e. Pekerjaan Acuan/Bekesting
1) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar..
2) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada
kedudukan selama pengecoran.
3) Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
4) Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat
yang dicantumkan dalam PBI-1971/ SKSNI T-15-1991.
5) Kayu yang dipakai adalah papan dengan tebal 2.5 cm
e. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
f. Pekerjaan pembongkaran Acuan/Bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin Direksi / Pengawas.
g. Pelaksana/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas kesempurnaan
pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
h. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti semua peraturan, baik yang
terdapat pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam
gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.
i. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memberikan contoh-contoh material: besi , koral, pasir, PC untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pengawas.
j. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton
di Gedung yang akan ditunjuk kemudian. ( Untuk pengecoran mencapai 5
m3 minimal 1 sampel kubus beton )
k. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24
jam setelah pengecoran.
l. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
m. Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
n. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971/ SKSNI T-15-1991).
o. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton:
1) Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
2) Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi
2) Pelaksanaan
Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur Onduline Tile, dengan
jarak antar reng 45 cm. Atap Onduline Tile memiliki garansi 10 tahun terhadap
waterproofing dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
a) Pemasangan sesuai dengan persyaratan yang di tetapkan oleh pihak Onduline.
b) Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari pihak
Onduline atau distributor secara berkala.
c) Pemasangan menggunakan asesoris (screw, Nok, dll) dari produk pihak
Onduline.
d) Tata cara pemasangan atap Onduline tile:
(1) Pemasangan Atap Onduline Tile
(a) Pastikan kemiringan rangka kuda-kuda atap adalah lebih dari 10 derajat.
(b)Pastikan jarak antar reng adalah 38 cm pada reng pertama (paling bawah
setelah listplang), dan selanjutnya jarak reng 45 cm secara menerus.
(c) Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap,
dengan panjang overhang maksimal adalah 3.50 cm dari listplang.
(d)Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang sesuai
dengan lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang
yang terdapat garis timbul (embosement) pada lembaran atap.
(e) Urutan penyekrupan lembaran atap dimulai dari posisi reng pertama dan
di screw di setiap gelombang lembaran atap, dan di posisi reng kedua
penyekrupan di lakukan dengan melompati setiap satu gelobang
lembaran atap, di posisi reng ke tiga, lima , dst mengacu penyekrupan
seperti di posisi reng pertama. Dan pada posisi reng ke empat, enam, dst
mengacu pada penyekrupan seperti di posisi reng ke dua.
(f) Pemasangan lembaran atap harus menggunakan susunan pasangan bata.
Baris pertama pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris
kedua dari bawah diawali dengan menggunakan lembaran atap yang
dipotong menjadi dua. Baris ketiga, kelima dan seterusnya seperti
pemasangan pada baris pertama. Baris keempat, keenam dan seterusnya
seperti pemasangan pada baris kedua.
(g)Selama pemasangan atap agar menggunakan papan yang di letakkan di
atas lembaran atap dengan posisi papan tegak lurus rangka reng untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan lembaran atap dan
beban bekerja dapat tersalurkan dengan merata ke tumpuan tumpuan
pada rangka reng.
(2) Pemasangan Penutup Listplang Samping.
4. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Penyedia wajib memberikan Surat Dukungan Asli, Brosur Asli dan pemaparan
produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan
RKS (Rencana Kerja dan Syarat) / Spesifikasi Teknis.
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
c. Penyedia wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah
alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi
diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang
menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Penyedia wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Penyedia wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari Lab Uji
Balai Bahan dan Barang Teknik Jakarta.
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada
standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak penyedia harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain
sistem rangka atap.
e. Pihak penyedia harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
f. Pihak penyedia bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan
genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural
1) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
2) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain
kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2)
dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the
building and construction industries”(Australian Standard 3566).
h. JAMINAN PEKERJAAN BAJA RINGAN
Jaminan ini meliputi:
1) Jaminan jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan
yang terjadi pada Struktur Rangka Atap Baja Ringan, meliputi; kuda-kuda,
pemakuan-pemakuan dan reng.
2) Kekuatan struktur baja ringan dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti
yang tercantum pada "Cold Formed Code For Structural Stell" (AS/NZS
4600:1996) dengan desain kekuatan struktur berdasarkan "Dead and Live
Loads and Load Combinations " ( AS 1170.1 Part. 1) & "Wind Load" (AS
1170.1 Part. 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan "Screws - Self
Drilling For The Building and Construction Industries" (AS3566).
3) Kuda-kuda baja ringan menggunakan stell grade G550 diberi lapisan
Galvanised Coating Hot-dipped Zinc Z220 (220/m2) sebagai perlindungan
terhadap korosi.
4) Jaminan yang diberikan baik jaminan struktural maupun jaminan terhadap
diberikan selama 10 (Sepuluh) Tahun berdasarkan Undang-undang Nomor
18 tahun 1999 tentang "Jasa Konstruksi"
5) Memberi masa pemeliharaan sesaui dengan kontrak.
9. PEKERJAAN LANTAI
9.1 Keterangan Umum
Pada bagian ini menguraikan pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan
semua ubin lantai dan dinding kamar mandi yang harus dilaksanakan oleh Penyedia
sebagaimana dalam gambar.
9.2 Kontrol dan Batasan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Pekerjaan LANTAI granit harus dilaksanakan
dengan mengikuti semua syarat yang tercantum di dalam SII.0023-73, SII.0243-79,
SII.0583-81, PUBI 1982, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan Konsultan
pengawas Konstruksi selama pekerjaan berlangsung.
9.3 Persyaratan Bahan
a. Ubin granit lantai yang dipakai harus merupakan ubin granit yang terbaik ukuran
60 x 60 polish. Granit Kamar mandi 60 x 60 unpolish, Untuk dinding kamar mandi
60x60 polish, Untuk Step noising 30x60 Granit harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam SII.0583-81, seperti yang diproduksi oleh Granit Niro.
b. Sebelum Granit dapat dikirim ke tempat pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan
dan mengajukan contoh granit yang akan dipakai, secara tertulis kepada Konsultan
pengawas Konstruksi untuk disetujui, yang harus dilengkapi dengan keterangan
tentang nama pabrik asalnya, serta keterangan lainnya yang mungkin dibutuhkan
oleh Konsultan pengawas Konstruksi.
c. Semua Granit harus didatangkan ke tempat pekerjaan dikemas dalam doos-doos
aslinya, yang masih dilengkapi dengan keterangan tentang nama pabriknya,
type/nomor produksi, dan keterangan lainnya. Ubin granit yang dipakai harus bebas
dari cacat dan harus merupakan ubin granit kwalitas I.
9.4 Penyelenggaraan Pekerjaan
a. Pasangan ubin granit harus dilaksanakan oleh tukang yang berpengalaman. Sebelum
ubin granit dapat dipasang, Penyedia harus memeriksa kerataan dari beton tumbuk
yang diatasnya akan dipasang ubin granit
b. Pemasangan ubin granit untuk lantai harus dilaksanakan dengan menggunakan
adukan 1 pc : 5 ps. Selama pemasangan, daerah yang sedang dipasang harus
dibebaskan dari lalu-lintas. Ubin harus dipasang sedemikian rupa sehingga
diperoleh nat yang seragam dan lurus, dengan besar nat tidak lebih dari 2 mm. Nat
harus diisi dengan menggunakan campuran semen putih dengan zat warna dengan
perbandingan 1 : 1.
c. Granit dinding harus dipasang dengan menggunakan adukan 1 pc : 3 ps pasang, nat
antar granit harus disesuaikan dengan keterangan diatas.
d. Pemotongan granit harus dilaksanakan denan menggunakan mesin potong granit
yang disetujui oleh Konsultan pengawas Konstruksi. Ubin yang cacat tidak boleh
dipasang dan akan ditolak oleh Konsultan pengawas Konstruksi.
e. Semua ubin yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam RKS ini, baik
kualitas bahannya maupun cara pelaksanaan-nya harus dibongkar dan diganti tanpa
tambahan biaya dari Pemberi tugas
3. Pelaksanaan
a) Sebelum pekerjaan dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan
harus dibersihkan cukup halus, kering dan bebas dari tonjolan / legokan dan
bekas tumpahan cor-coran beton.
b) Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara
pelapisan, ketebalan sampai dengan perlindungan dengan plesteran dan
acian, setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik.
c) Permukaan harus memiliki kemiringan lantai antara 1-2% atau lebih ke arah
drain outlet.
d) Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistem kwas atau rol. setelah
primer coating mengering kurang lebih 1 jam (bila keadaan cuaca cerah)
barulah dimulai pemasangan Bithutene Water Proofing Membrane.
pemasangan di mulai dari titik terendah (drain), daerah-daerah kritis diberi
dengan mastic.
e) Sistem Aplikasi :
(1) Permukaan beton rata (bebas dari keroposan dan tonjolan).
(2) Pemasangan lapisan primer (dibiarkan 3-24 jam, tergantung kondisi
cuaca).
f) Setelah selesai seluruhnya pekerjaan water proofing kemudian dilakukan
test rendam (flood test) selama 24 jam / 1 hari dengan tinggi kurang lebih 5
cm.
4) Bahan/Produk
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan peraturan:
a) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, 1982.
b) Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan Besi/Baja), SNI-
03-6861.2-2002.
c) Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C (Bahan Bangunan dari Logam bukan
Besi), SNI-03-6861.3-2002.
5) Bahan rangka dan Accessories:
a) Rangka
(1) Terpasang dengan Rangka besi profil “L” dan hollow galvanis 40x40 dan
20x40 (sesuai gambar) system produk dalam negeri yang disetujui
Perencana/ Konsultan pengawas Kostruksi.
(2) Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.
(3) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan. Persyaratan bahan yang
digunakan harus memenuhi ketentuanketentuan/persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan.
b) Accessories
(1) Angkur, sekrup, sealant, dinabolt (mur dan baut) jika ada harus
digalvanis.
(2) Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran
panel dan material rangka panel yang dipasang.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :
a. Penyambungan daya listrik tegangan menengah 3 fasa, 20 kV ke PLN
setempat.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan transformator, tegangan primer
20 kV, tegangan sekunder 240-400 V, 50 Hz. (kebijakan PLN)
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah
(MDP), panel distribusi (SDP), panel-panel penerangan/daya(PP/LP) dan
panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar perancangan.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya:
• Dari PLN menuju ke trafo, menggunakan kabel XLPE 20 kV jenis
N2XSY, dengan ukuran sesuai gambar perancangan. (kebijakan PLN)
• Dari transformator daya menuju ke MDP, dan selanjutnya dari SDP,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, dengan ukuran sesuai
gambar perancangan.
• Dari SDP menuju ke panel-panel pompa,dan panel-panel daya lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel
tegangan rendah sesuai dengan gambar perancangan.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap
dengan kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.
g. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu
rak kabel dan peralatan bantu lainnya).
5. Spesifikasi Bahan dan Peralatan
a. Kabel Listrik
1) Kabel Instalasi Penerangan dan Outlet.
a) Kelas kabel sesuai kebutuhan.
b) Inti penghantar tembaga.
c) Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
d) Jumlah inti satu atau lebih.
e) Jenis kabel: NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
f) Produksi dalam Negeri standard PLN/ LMK dan SII. Merek kabel:
Superme, kabel Metal, Kabelindo, atau setara
2) Kabel Feeder
a) Kelas kabel sesuai kebutuhan.
b) Inti penghantar tembaga.
c) Isolasi PVC, Sheated.
d) Jenis Kabel NYY dan NYFGBY, sesuai dengan gambar rencana.
3) Kabel Grounding
a) Inti tembaga.
b) Jenis kabel BC atau NYA.
b. Pipa dan Fitting
1) Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan exhaust fan
dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk
dalam bangunan kecuali untuk feeder dalam trench atau tertanam dalam
tanah memakai pipa galvanis.
2) Sparing menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa
instalasi.
3) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa
flexible jenis PVC.
4) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan, dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket,
elbouw, T-doos, croos-doos diberi warna untuk memudahkan maintenance,
terminal 3 M, isolasi ban, klem besi dan lain-lain.
5) Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus
diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-
ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
6) Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan
pemasangan sparing kabel.
c. Cable tray, rak kabel dan hanger.
1) Cable tray/cable ladder
a) Bahan penyangga terbuat dari perforated steel plate yang UCP.
b) Bahan support dari besi siku yang dicat.
c) Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.
d) Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan besi.
e) Gantungan memakai besi beton Ø 3/8”.
f) Setiap jarak 40 cm diberi tulangan penguat sehingga berbentuk cable
ladder.
g) Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
2) Rak kabel dan hanger
a) Pada shaft riser
(1) Terpasang rak kabel bentuk cable ladder.
(2) Bahan besi siku untuk angkur dan rangka.
(3) Palang tangga dari besi siku.
(4) Klem besi plat dan mur baut.
(5) Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
b) Hanger
(1) Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan besi
plat yang diklem setiap jarak 100 cm. Gantungan ke plat dengan
ikatan ramset atau fischerplug.
(2) Mur baut dan besi plat.
(3) Semua bahan besi plat harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
d. Alat Bantu instalasi
1) Bak control dan tutupnya dari beton bertulang untuk pertanahan.
2) Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
3) Pondasi beton cor untuk tiang lampu halaman/taman.
e. Saklar dan stop kontak
1) Mekanisme saklar rocker dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar
putih, jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam suplai
sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
2) Stop kontak standard dengan rating 16 A – 250 volt. 2 kutub ditambah 1
untuk pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating 16 A – 380 volt. 3 atau
4 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam suplai stop kontak harus
lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan
recessmounted atau surfacemounted.
f. Armature Lampu
1) Balk lamp TL 1 x 36 W
a) Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal minimal 0.7 mm.
b) Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar merk ICI.
c) Ballast Philip 40 Watt, 220 V, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar
6.5 Watt atau low-loss ballast.
d) Fitting dan starter older Phillips.
e) Capasitor Phillips factor kerja minimal 0.85.
f) Tabung TL T5 36 Watt Phillips.
g) Terminal Grounding pada badan.
h) Baut expose dengan kepala khusus.
i) Wirring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
j) Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
2) TKI RM 2x36 Watt /54 Standar class untuk R. kerja
a) Bahan kotak dan komponen idem (a)..
3) TKI RM 1x36 Watt /54 Standar class untuk R. kerja
Bahan kotak dan komponen idem (a)..
4) Barret Lamp ( BSA 32 )
a) Kotak lampu terbuat dari Steel sheet 0.7 mm.
b) Proses anti karat.
c) Pengecatan menggunakan sistem cat baker / powder coating.
d) Capasitor Philips, Fitting, Starter ballast.
e) Sistem terminal blok.
f) Cover acrylic putih susu.
g) Ess 18 Watt.
5) Down Light E27 18 Watt .
a) Bahan kotak lampu aluminium, sedangkan reflector menggunakan
mirror reflector.
b) Terminal Grounding pada badan.
c) Baut expose dengan kepala khusus.
d) Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
g. Panel listrik
Untuk proyek ini, panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Panel MDP
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan Generator
set dengan sistem Interlock. Main Breaker dan Branch Breaker
menggunakan MCCB dan sebagai pengaman sesuai dengan gambar
rencana.
2) Umum.
a) Tegangan kerja: 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
b) Interupting capacity untuk main breaker 50 kA dan cabang-cabangnya
minimal 30 kA.
c) Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu.
d) Lalu lintas feeder :
(1) menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
(2) Dalam gedung menggunakan kabel NYY
e) Setiap incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi dengan
Arrester :
(1) Untuk panel utama (LVMDP) harus dilengkapi Arrester 100 KA.
(2) Untuk panel distribusi harus dilengkapi Arrester 15 KA,
f) Gambar detail harus dibuat oleh Penyedia dan disetujui oleh MK sebelum
pembuatan.
3) Pemutusan Daya
a) Rated breaking capacity pada 220 volt/380 volt – 1 fase/3 fase – AC tidak
kurang dari 50 kA.
b) Release harus mengandung :
(1) Under Voltage relay disisi PLN.
(2) Thermal overload release.
(3) Magnetic short circuit release (mempunyai setting range).
4) Rumah panel dan Busbar.
a) Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
b) Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan
dengan mudah.
c) Rumah panel tipe Free Standing dari besi pelat dengan tebal tidak kurang
dari 2 mm, sedang tipe wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.2 mm.
d) Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan
pembersihan sejenis “Phospatizing treatment“ atau sejenisnya. Bagian
dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
e) Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
f) Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam
dan digrafir esuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.
g) Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.
h) Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel
berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
i) Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan
dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang
dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai
ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis pada level hubung
singkat.
j) Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal
kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar.
Busbar harus di cat secara standart untuk membedakan fasa-fasanya.
k) Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai
penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari
rating Breaker.
l) Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan
pelindung(Tinned).
m) Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari dan sarung kabel berwarna
bahan tembaga.
5) Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
a) Instrument dan peralatan penunjuk (Ampere, Volt, Frekuensi, Cos Ø,
killo watt) menggunakan tipe digital.
b) Pilot lamp.
c) Kwh meter double tarif lengkap current transformer.
h. Material Pentanahan.
Semua sistem listrik menggunakan sistem pentanahan di dalam bangunan
menggunakan Cooper Bar dengan Penampang 40 x 5 mmdibuat dipasang di
ruang perangkat tiap lantai. Penyambungan antara Cooper Bar dengan kabel
BC menggunakan sepatu kabel di mur baut dan dilas, sedangkan
penyambungan kabel BC dengan electrode pentanahan menggunakan sistem
cadwell, semua penyambungan kabel tray/ladder dihubungkan dengan kabel
BC 35 mm2 dan grounding cooper bar. Penyambungan yang tidak disebutkan
harus sesuai dengan peraturan yang ditentukan dalam PUIL 2000.
6. Persyaratan Pemasangan
a. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
1) Penyedia harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat Surat Perintah Kerja (SPK). Dan bisa mengajukan usul-usul
kepada MK, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar semua instalasi
dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan bekerja sebaik- baiknya.
a) Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah
pengukuran, meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya.
b) Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data
kepada MK.
c) Membuat foto dokumentasi pada prestasi fisik 0%- 25% - 50% - 75% dan
100 %.
2) Penyedia harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan
mendapat persetujuan dari MK.
3) Penyedia harus berkonsultasi dengan penyedia lain, sehingga pemasangan
instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
4) Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari MK.
b. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
1) Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran
plat beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
2) Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai
berikut :
a) Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau di
klem ke hanger besi plat.
b) Untuk jalur kabel lebih dari 2 instalasi harus lewat kabel tray.
c) Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan Cable Ladder.
3) Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa
pelindung.
4) Di bawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai berikut:
a) Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke
kolom atau tembok. Saklar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk
peralatan tertentu.
b) Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai, sedangkan stop kontak di partisi
jauh dari tembok menggunakan conduit.
5) Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft
riser setiap jarak 150 cm.
6) Setiap sambungan cable tray/cable ladder dilengkapi kabel BCC diameter
35 mm.
7) Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
a) Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di
bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis.
b) Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah
permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.
8) Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung
terminal 3 M kemudian doos tersebut ditutup.
9) Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.
10) Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi
marker setiap jarak 10 m dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
11) Ramset atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.
12) Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke
dalam besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau
fischerplug.
13) Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur-baut
ke angkur.
14) Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
15) Tidak diperkenankan melakukak penyadapan atau penyambungan di
tengah jalan kecuali pada tempat penyambungan.
16) Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
17) Armature lampu:
a) Balk TL 1 x 36 w, Barret lamp, bracket lamp, terpasang surface
mounted ke plat beton atau plafond dengan di sekrup atau mur baut pada
2 tempat.
b) TKI RM 2 x 36 W terpasang rata dengan plafond dengan di setup atau
dimur baut pada 2 tempat.
c) Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada
2 tempat.
18) Panel Listrik
a) Panel utama MDP, terpasang freestanding atau wall mounted sesuai
kebutuhan
b) Panel Penerangan, panel Air Condition, PP Pompa dan panel peralatan
terpasang wall mounted rata dengan dinding.
c. Urug
1) Penyedia listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai
dengan spesifikasi yang diminta.
2) Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat
gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana MK.
3) Kesalahan yang timbul karena kelalaian penyedia listrik menjadi tanggung
jawabnya.
4) Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan
sirtu sampai padat.
5) Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain
harus diperbaiki kembali oleh penyedia listrik dengan beban biaya
tanggungan sendiri.
d. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan.
Sistem pentanahan baik peralatan elektronik maupun panel listrik dan
sebagainya dijadikan satu selanjutnya dihubungkan dengan grounding
(pentanahan) pondasi bangunan.
7. Pengujian dan Testing
a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila
diperlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh MK untuk
diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya penyedia.
b. Tahap - tahap pengujian adalah sebagai berikut :
1) Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah
bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil baik menurut PLN,
spesifikasi dan pabrik.
2) Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem
kerjanya sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
3) Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
4) Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan tidak
terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
5) Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
6) Pengujian harus bersama Direksi dan dibuat laporan tertulis.
8. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan
a. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
1) Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik dan penangkal petir sebanyak 4
set.
2) Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
3) Menyerahkan Brosur, operation dan maintenancemanual dalam bahasa
Indonesia.
4) Penyerahan surat jaminan/garansi yang ditujukan kepada pemilik bangunan.
5) Menyerahkan hasil pengetesan.
b. Setelah penyerahan I, Penyedia wajib melaksanakan masa pemeliharaan secara
cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang ditentukan pada persyaratan
umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan
bekerja sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan
harus diperbaiki dan bila perlu diganti baru.
c. Setelah penyerahan I, Penyedia wajib melakukan masa jaminan selama 12
bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.
d. Setelah penyerahan I, Penyedia wajib melatih dan membantu mengoperasikan
instalasi yang terpasang, sehingga operator pemilik bangunan mengetahui dan
lancar dalam tugasnya. Lamanya petugas penyedia di proyek 30 hari kalender
selama jam kerja.
9. Produk, Bahan dan Peralatn
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Penyedia dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke
Direksi/Perencana/MK. Penyedia baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Direksi/MK.
12. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH AIR KOTOR DAN AIR HUJAN
12.1 Pekerjaan Pengecatan
1. Umum
a. Penyedia harus mengikuti/memenuhi persyaratan yang ditulis dalam buku ini,
juga mengikuti/memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
b. Dalam penawaran, Penyedia wajib melampirkan daftar perincian peralatan/
bahan yang akan dipasang.
c. Dalam penawaran, Penyedia wajib menyertakan brosure, katalog, diagram
ukuran, warna, keterangan-keterangan lain yang diterbitkan oleh pabrik
pembuat dan menandai spesifikasi peralatan/bahan yang akan dipasang
dengan jelas.
d. Penyedia wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat peralatan
yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel peralatan-
peralatan sehingga sistem beroperasi dengan sempurna.
e. Jika Penyedia menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan, atau
spesifikasi teknisnya maka Penyedia wajib memberikan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi secara tertulis untuk mendapat penjelasan.
f. Penyedia harus membuat gambar-gambar instalasi yang diperlukan sebelum
memulai pekerjaan untuk diperiksa dan disyahkan oleh Konsultan Perencana,
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas (Shop Drawing).
g. Penyedia wajib menyerahkan contoh peralatan/bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi jika diminta. Jika contoh yang
diberikan di tolak oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Penyedia wajib
mengganti.
h. Peralatan yang dipasang harus memenuhi persyaratan-persyaratan pengujian,
yaitu pengujian pabrik dan pengujian dari instalasi yang bersangkutan.
i. Semua peralatan/bahan/instalasi harus baru dan dirancang khusus untuk
daerah tropis dan mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.
j. Jika dikarenakan pekerjaan, Penyedia harus membongkar, membobok
menggali dan lain-lain, Penyedia harus mengembalikan seperti keadaan
semula.
k. Penyedia harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding untuk
pemasangan plumbing.
l. Penyedia harus membersihkan lingkungan kerja setelah pemasangan.
m. Penyedia wajib menyediakan tenaga ahli yang di tempatkan dilokasi Full
Time.
n. Penyedia harus melakukan koordinasi dengan Penyedia lain (Sipil dsb), atas
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi sehingga diperoleh hasil kerja
yang baik dan memuaskan.
o. Jika karena kesalahan atau kelalaian Penyedia, menyebabkan instalasi berbeda
dengan “Shop Drawing” yang sudah disetujui atau peralatan-peralatan yang
dipasang tidak memenuhi syarat, maka Penyedia harus membongkar,
memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan mengem-balikan keadaan
sekelilingnya. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena hal diatas, menjadi
tanggung jawab Penyedia.
p. Penyedia wajib menyerahkan gambar terpasang (As-Built Drawing) kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi dengan jumlah rangkap yang akan
ditentukan kemudian, untuk semua pekerjaan yang telah dikerjakan.
q. Setelah pemasangan sistem selesai, Penyedia wajib mengadakan
pengetesan/percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan
benar, memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik.
r. Dalam pekerjaan ini Penyedia harus mempunyai PAS INSTALATUR PAM
(Perusahaan Air Minum), golongan yang sesuai dan masih berlaku pada saat
pelaksanaan pekerjaan.
s. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan Plumbing yang baik dan memuaskan,
maka persyaratan peralatan dan instalasi harus sesuai dengan Pedoman
Plumbing Indonesia yang baru.
2. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi plumbing meliputi :
a. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air bersih serta
kelengkapannya untuk bangunan.
b. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air kotor serta
kelengkapannya untuk bangunan.
c. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan fixture-fixture plumbing dan
kelengkapannya untuk bangunan.
d. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan pompa air bersih dan
kelengkapannya.
3. Ketentuan-Ketentuan Teknis
a. Instalasi Pipa Air Bersih Untuk Bangunan
1) Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah Pipa PVC
Class AW dengan kadar racun rendah.
2) Katup Pipa (Gate Valve)
Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang,
menggunakan katup penutup dari bronze dengan sistem penyambungan
menggunakan ulir.
3) Katup Satu Arah (Check Valve & Foot Valve)
Untuk katup satu arah yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang,
menggunakan katup satu arah dari bahan bronze dengan sistem
penyambungan menggunakan ulir.
4) Tee, Knee, Reducer, Elbow, Plug dan Socket
Semua sambungan-sambungan pipa seperti tee, knee, reducer, union,
elbow, plug, socket terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipanya.
Semua sambungan-sambungan tersebut di atas harus buatan pabrik.
Sambungan dengan diameter 3 inci ke bawah menggunakan sambungan
ulir.
5) Standar Kwalitas
Pipa, tee, elbow, union, Knee, socket, reducer, plug, ex lokal buatan
pabrik (Bakrie Tube Maker, Bumi Kaya, PPI).
d. Primary Tank
1. Primary tank berfungsi untuk pengisian air pancingan sewaktu
menjalankan pompa pada saat pertama dijalankan.
2. Kapasitas dari Primary Tank = 4 m3, dilengkapi dengan lubang untuk
drain dan overflow. Selain itu Primary Tank juga dilengkapi dengan
gelas penduga untuk mengetahui air di Primary Tank habis atau tidak.
3. Primary Tank terbuat dari Fibreglass dengan ketebalan minimum 2
mm.
4. Standard kwalitas Primary Tank ex lokal buatan Pabrik.
- Semua pipa harus diikat dengan kuat, dengan penggantung atau angker,
untuk menjaga agar tidak berubah tempat, agar inklinasinya tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan berekspansi oleh perubahan temperatur.
- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat diatur
dengan jarak antara penggantung maximal 3 (tiga) meter. Untuk pipa air
kotor kemiringan pipa minimum 1%.
- Penyedia harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantungan untuk
disetujui Direksi/Pegawas. Penggantung dari kawat atau rantai tidak boleh
digunakan.
- Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi bangunan
dengan “Angker” yang dipasang pada waktu pengecoran beton, atau dengan
cara penembakan dengan baut tembok (ramset).
- Type vertikal harus ditumpu dengan klem, jarak maksimum antara 2 meter.
c. Fixture-Fixture
1) Semua pengering lantai yang dipasang pada lantai harus dilapisi dengan
lapisan water proofing, dan dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa
sehingga dapat mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.
2) Semua peturasan, pengeringan lantai, kakus, bak cuci tangan (wastafel),
harus diberi “Water Trap” yang sudah ada pada fixturenya (built in).
12.3 Pengujian
a. Pengujian Sistem Pembuangan Air Kotor
- Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai lubang vent tertinggi untuk tiap lantai.
- Sistem tersebut harus bisa menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas minimal selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.
- Bila Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi menginginkan
pengujian dengan cara lain disamping pengujian diatas, Penyedia harus
melaksanakan tanpa ada tambahan biaya.
b. Pengujian Sistem Pemipaan Air Bersih
- Seluruh sistem distribusi air bersih diuji dengan tekanan hidrostatik
sebesar 1 s/d 1,5 kali tekanan kerjanya.
- Apabila sesuatu bagian instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau
konstruksi bangunan lainnya maka bagian dari instalasi tersebut harus
diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan
tembok atau bagian bangunan lainnya.
- Setiap pompa air bersih, sebelum dinyatakan siap untuk operasi, harus
diuji apakah pompa memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh Pabrik
pembuat pompa. Pengujian ini dilakukan bersama-sama dengan Direksi
Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Kegagalan Uji
- Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan
atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi, maka Penyedia harus
mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan
pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai cukup memuaskan.
- Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak/gagal tersebut harus
dengan pipa atau bahan yang baru. Penambahan (caulking) dengan
bahan apapun tidak diperkenankan.
12.4 LAIN-LAIN
a. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Penyedia, sehingga
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan,
tanpa tambahan biaya.
b. Penyedia harus mengurus segala perijinan yang diperlukan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tapa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus
disetujui Direksi / Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai dengan gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkannya
kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
g. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti bila
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik/Pemberi Tugas.
h. Ketinggian untuk saniter terpasang dari lantai maksimal adalah :
1) Mono block; 45 cm (bibir monoblock)
2) Shower spray ; 120cm
3) Kran air stainless steel; 85cm
Deskripsi Resiko
Nilai
No. Identifikasi Bahaya / Skenario Resiko
Uraian Pekerjaan
Bahaya (FxA)
1 2 3 9
4 PEKERJAAN STRUKTUR
A. Pekerjaan Bekisting
Pengangkutan
1 kayu/papan - Tersandung kayu 1
(tenaga manusia) - Kaki Terpeleset 1
- Kejatuhan balok kayu 1
- Tangan terjepit 1
Penggergajian
2 kayu/papan - Tangan lecet 3
- Tangan tergores 2
- Terhirup serbuk kayu 2
- Mata kemasukan serbuk kayu 2
B Pekerjaan Pembesian
1 Pengangkutan besi - Tersandung besi 3
- Tangan terjepit 2
- Kejatuhan besi / cedera badan 1
Pembongkaran
C Bekisting - Tangan terjepit 2
- Tangan lecet 4
- Tersandung stek besi 3
- Kejatuhan kayu 3
- Kaki atau tangan kena paku 4
5 PEKERJAAN DINDING
A. Memasang bata - Tersandung material 2
- Kejatuhan bata 3
- Pasangan bata roboh 3
- Jatuh dari ketinggian 4
- Perancah kayu roboh 3
Memplester dan
B.
mengaci - Terciprat adukan semen 2
- Terpeleset 3
- Tersandung 3
- Jatuh dari ketinggian 4
- Perancah kayu roboh 2
6 PEKERJAAN FINISHING
A. Memasang lantai - Terkena alat potong 2
- Terkena percikan 3
- Tersandung material 4
- Tangan kena bahan kimia 3
Pekerjaan Ralling
B.
tangga - Tersandung material 1
- Hirup udara kotor / debu 4
- Tangan kena bahan kimia 3
- Kaki kena bahan kimia 2
- Tangan tergores 3
- Jatuh dari ketinggian 4
PEKERJAAN
9
PENGECATAN
- Tersandung material 3
- Hirup udara kotor / debu 3
- Tangan kena bahan kimia 3
- Jatuh dari ketinggian 4
- Perancah roboh 4
h. Spesifikasi Waktu
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : selama 135 (seratus tiga puluh lima) hari untuk pelaksanaan
pekerjaan Pembangunan Gedung Puskesmas Kramat sejak penandatanganan Surat Perintah
Melaksanakan Kerja (SPMK) dan 360 (tiga ratus enam puluh) hari Kalender (12 bulan) untuk
masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi terhitung mulai tanggal serah terima barang / hasil
pekerjaan dan diakhiri pada saat setelah serah terima pekerjaan kedua.