Anda di halaman 1dari 78

SPESIFIKASI TEKNIS

SKPD : DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL


PAKET PENGADAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS KRAMAT
PPK : dr. RUSZAENI, SH., MM
ID RUP : 43928752

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan misi Presiden yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Puskesmas merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan kepada individu pasien,
keluarga, dan masyarakat dengan inti pelayanan medis dari segi preventif (pencegahan),
kuratif (penyembuhan), rehabilitatif (pemulihan) dan promotif (penerangan) serta edukatif
(pendidikan) yang kesemuanya dilakukan dalam suatu sistem yang terpadu agar diperoleh
pelayanan yang maksimal dan optimal
Pembangunan gedung pelayanan puskesmas sejalan dengan arah kebijakan
pembangunan dibidang kesehatan guna mendukung percepatan pencapaian MDGs yang
terkait dengan kesehatan, pelaksanaan SJSN bidang kesehatan (Jaminan Kesehatan
Nasional), melalui pembangunan/ perbaikan/ peningkatan sarana prasarana dan peralatan di
Puskesmas dan jaringannya, pemenuhan fasilitas sarana prasarana dan peralatan di
Kabupaten Tegal.
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/
puskemas pembantu dan jaringannya merupakan salah satu upaya program upaya kesehatan
masyarakat untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam mendukung
capaian kinerja dalam RPJMD Kab. Tegal 2019-2024.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud Pembangunan Puskesmas
Maksudkan dari pengadaan pekerjaan Pembangunan gedung Puskesmas Kramat
yang ada Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2023 adalah mendukung
daerah dalam penyediaan dana pembangunan bidang kesehatan untuk mencapai target
prioritas nasional bidang kesehatan serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dalam mendukung capaian kinerja Kabupaten Tegal dalam RPJMD Tahun
2019-2024.
2. Tujuan
Tujuan dari pengadaan pembangunan gedung Puskesmas Kramat Kabupaten Tegal
adalah:
a. Meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan alat kesehatan di Puskesmas sesuai
standar;
b. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar (PONED) di Puskesmas pada kabupaten Tegal lokus kegiatan penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2023;
c. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, bersalin dan nifas
serta bayi baru lahir.
d. Meningkatkan manajemen mutu dan manajemen pelayanan kesehatan di puskesmas.

1
C. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
1. Sumber Dana :
Pekerjaan Pembangunan Gedung Puskesmas Kramat Kabupaten Tegal pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal menggunakan Dana Alokasi Umum yang ditentukan
penggunaannya melalui APBD Kab. Tegal Tahun Anggaran 2023
2. Total perkiraan biaya yang diperlukan :
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Puskesmas Kramat Kab. Tegal Tahun 2023
adalah sebesar Rp 5.200.188.000,- (Lima milyard dua ratus juta seratus delapan puluh
delapan ribu rupiah ).

D. LOKASI PEKERJAAN
1. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan adalah di Puskesmas Kramat berlokasi di
Jalan Raya Garuda Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.

E. KELUARAN / PRODUK YANG DIHASILKAN


Produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah tersedianya sarana dan
prasarana gedung pelayanan kesehatan di Puskesmas Kramat Kabupaten Tegal.

F. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Spesifikasi Fungsi Umum dan Volume Pekerjaan
a. Pusat layanan Kesehatan (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventrif di wilayah
kerjanya;

b. Volume Pekerjaan

No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pas. Papan Nama Kegiatan Ls 1,00 bh
2 Pengukuran + Pas. Patok/profil Ls 1,00 pkt
3 Pengadaan Listrik dan Air Kerja Ls 1,00 pkt
4 Pek. Pembersihan Lapangan Ls 1,00 pkt
5 Sewa Direksi keet, Gudang dan Barak Kerja Ls 1,00 pkt
6 Uji Laboratorium (Besi , Beton, IWF) Ls 1,00 pkt
7 Alat Bantu (Scafolding, pancang) Ls 1,00 pkt
8 Mobilisasi dan demobilisasi alat Ls 1,00 pkt
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
9 Ls 1,00 pkt
Kerja SMK3
10 Pas. Pagar Pembatas Ls 1,00 pkt

B GEDUNG PELAYANAN
B.1 LANTAI 1
I PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian tanah biasa A.1.5.1.2 92,12 m3
2 Pek. Galian tanah Keras A.1.5.1.4 146,25 m3
3 Pek. Urugan Kembali tanah bekas galian BG.1.5.1.4 37,99 m3
4 Pek. Urugan Pasir Bawah pasangan A.1.5.1.10 8,14 m3
5 Pek. Urugan tanah pilihan BG.1.5.1.5 198,40 m3
6 Pek. Urugan sirtu BG.1.5.1.7 99,20 m3

2
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 24,42 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 89,54 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 598,50 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 1197,01 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 1197,01 m2
6 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 296,60 m'
7 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (polish) BG.4.4.3.1 369,16 m2
8 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (unpolish) BG.4.4.3.2 49,12 m2
9 Pas. Lantai Keramik 40/40 (anti slip) BG.4.4.3.9 9,32 m2
10 Pas. Dinding Homogeneous tile 60/60 BG.4.4.3.14 43,12 m2
11 Pas. Rabat Beton Bawah lantai A.4.1.1.1 22,40 m3

III PEKERJAAN BETON


1 Pas. Lantai Kerja K.100 A.4.1.1.1 2,93 m3
2 Pas. Footplate 150/150
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 29,00 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 5973,38 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.7 139,88 m2
3 Pas. Sloof 20/35
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 14,25 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 4664,49 kg
c. Bekisting A.4.1.1.19 142,45 m2
4 Pas. Kolom K1 40/40
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 18,72 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 4795,69 kg
c. Bekisting A.4.1.1.20 140,40 m2
5 Pas. Kolom Pintu 25/30
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 0,41 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 56,18 kg
c. Bekisting A.4.1.1.20 5,94 m2
6 Pas. Kolom Praktis 12/12
a. Beton K. 200 A.4.1.1.6 2,00 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 1176,83 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.10 33,26 m2
7 Pas. Balok B1 (25/50)
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 12,99 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 4243,47 kg
c. Bekisting Papan Lokal A.4.1.1.21 205,77 m2
8 Pas. Balok B2 (25/40)
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 2,96 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 1208,06 kg
c. Bekisting A.4.1.1.21 62,37 m2
9 Pas. Balok B3 (30/60)
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 6,27 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 922,64 kg
c. Bekisting Papan Lokal A.4.1.1.21 55,12 m2
10 Pas. Balok Latai 12/20
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 1,91 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 373,40 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 27,72 m2
11 Pas. Plat Kantilever tbl. 7cm
3
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 1,25 m3


b. Pembesian A.4.1.1.15 290,38 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.15 20,38 m2
12 Pas. Plat tangga
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 1,95 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 339,54 kg
c. Bekisting Papan Lokal A.4.1.1.25 18,78 m2
13 Pas. Plat Lantai tbl. 13cm
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 61,87 m3
c. Pembesian A.4.1.1.5 5464,98 kg
c. Bekisting Plat lantai A.4.1.1.22 481,10 m2
14 Pas. Plat Meja dapur
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,31 m3
c. Pembesian A.4.1.1.15 58,75 kg
c. Bekisting Plat lantai BG.4.1.1.13 4,41 m2

IV PEKERJAAN PINTU & JENDELA


1 Pas. Pintu Kaca type PJ1 Dihit 1 1,00 bh
2 Pas. Pintu type P1 Dihit 2 2,00 bh
3 Pas. Pintu type P2 Dihit 3 9,00 bh
4 Pas. Pintu type P3 Dihit 4 4,00 bh
5 Pas. Pintu type P4 Dihit 5 2,00 bh
6 Pas. Pintu type P5 Dihit 6 4,00 bh
7 Pas. Jendela type J1 Dihit 7 14,00 bh
8 Pas. Jendela Type J3 Dihit 9 1,00 bh
9 Pas. Boven type BV1 Dihit 13 4,00 bh
10 Pas. Boven type BV2 Dihit 14 9,00 bh

PEKERJAAN RANGKA ATAP &


V
LANGIT - LANGIT
Pas. Rangka Plafond 36 x 36 x 0.3mm modul 60
1 A.4.2.1.21 387,90 m2
x 60cm
2 Pas. Langit - langit Gypsum tbl. 9mm A.4.5.1.7 387,90 m2
3 Pas. List Langit - Langit Gypsum A.4.5.1.8 345,72 m'

VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1 Pas. Titik Instalasi Listrik Ls 51,00 ttk
2 Pas. Lampu RM 2x18wat + kap Ls 19,00 bh
3 Pas. Lampu Jari 13watt Ls 32,00 bh
4 Pas. Stop Kontak + instaslasi Ls 14,00 bh
5 Pas. Saklar tunggal Ls 17,00 bh
6 Pas. Saklar ganda Ls 3,00 bh
Pek. Pengadaan, Pemasangan Penangkal Petir +
7 Ls 1,00 pkt
instlasi

VI PEKERJAAN SANITAIR
1 Pas. Kloset Duduk A.5.1.1.1 2,00 bh
2 Pas. Kloset Jongkok A.5.1.1.2 1,00 bh
3 Pas. Wastafel A.5.1.1.15 13,00 bh
4 Pas. Kitchen Zink A.5.1.1.33 2,00 bh
5 Pas. Kran Air A.5.1.1.35 3,00 bh
6 Pas. Kran Wastafel Ls 13,00 bh
4
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

7 Pas. Pipa PVC type AW 3/4" A.5.1.1.26 101,00 m'


8 Pas. Pipa PVC type AW ø 1" A.5.1.1.27 39,00 m'
9 Pas. Pipa PVC type AW ø 3" A.5.1.1.31 102,00 m'
10 Pas. Pipa PVC type AW ø 4" A.5.1.1.32 30,00 m'
11 Pas. Septitank + resapan
a. Pek. Galian tanah A.1.5.1.1 5,40 m3
b. Pek. Urugan Pasir Bawah Pasangan A.1.5.1.10 0,18 m3
c. Pas. Lantai Kerja A.4.1.1.4 0,18 m3
d. Pas. Sloof 15/20
- Beton K.175 A.4.1.1.5 0,28 m3
- Pembesian A.4.1.1.15 47,24 kg
- Bekisting BG.4.1.1.8 3,72 m2
e. Pas. Kolom 12/12
- Beton K.175 A.4.1.1.5 0,07 m3
- Pembesian A.4.1.1.15 5,40 kg
- Bekisting BG.4.1.1.10 0,29 m2
f. Pas. Balok 15/20
- Beton K.175 A.4.1.1.5 0,05 m3
- Pembesian A.4.1.1.15 7,62 kg
- Bekisting BG.4.1.1.13 0,60 m2
g. Pas. Batu Bata 1 : 5 A.4.4.1.10 9,05 m2
h. Pas. Plesteran A.4.4.2.5 11,07 m2
i. Pas. Acian A.4.4.2.27 11,07 m2
J. Pas. Plat Beton Penutup
- Beton K.175 A.4.1.1.5 0,36 m3
- Pembesian A.4.1.1.15 59,23 kg
- Bekisting BG.4.1.1.13 3,60 m2
11 Pas. Resapan Ls 1,00 bh

VII PEKERJAAN PENGECETAN DLL


1 Pek. Cat Tembok Baru BG.4.7.1.3 1197,01 m2
2 Pek. Pengecetan Plafond A.4.7.1.11 387,90 m2
3 Pek. Pengecetan tembok lama A.4.7.1.11 352,00 m2
4 Pas. Handrell Km/wc stainless stell Ls 38,50 m2

B.2 LANTAI 2
I PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 824,26 m2
2 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 1648,52 m2
3 Pas. Acian A.4.4.2.27 1648,52 m2
4 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 235,00 m'
5 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 BG.4.4.3.1 335,71 m2
6 Pas. Lantai Keramik 30/30 (anti slip) BG.4.4.3.9 12,49 m2
7 Pas. Dinding Homogeneous tile 60/60 BG.4.4.3.14 50,40 m2

II PEKERJAAN BETON
1 Pas. Kolom K1 40/40
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 10,08 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 1650,58 kg
c. Bekisting A.4.1.1.20 75,60 m2
2 Pas. Kolom Praktis 12/12
a. Beton K. 200 A.4.1.1.6 1,56 m3
5
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

b. Pembesian A.4.1.1.15 920,76 kg


c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.10 25,92 m2
3 Pas. Ringbalk 30/50 (RB1)
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 23,96 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 3502,27 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 159,70 m2
4 Pas. Ringbalk 12/20 RB2)
a. Beton K. 250 A.4.1.1.8 0,96 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 196,85 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 16,00 m2
5 Pas. Balok Latai 12/20
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 1,02 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 200,81 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 14,24 m2
6 Pas. Plat Kantilever tbl. 7cm
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 6,68 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 780,94 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 129,00 m2
7 Pas. Plat Meja Dapur
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,14 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 31,75 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 1,56 m2

III PEKERJAAN PINTU & JENDELA


1 Pas. Pintu type P1 Dihit 2 1,00 bh
2 Pas. Pintu type P2 Dihit 3 3,00 bh
3 Pas. Pintu type P3 Dihit 4 2,00 bh
4 Pas. Pintu type P5 Dihit 6 4,00 bh
5 Pas. Jendela type J1 Dihit 7 16,00 bh
6 Pas. Jendela type J2 Dihit 8 1,00 bh
7 Pas. Jendela type J4 Dihit 10 1,00 bh
8 Pas. Jendela type J5 Dihit 11 3,00 bh
9 Pas. Boven type BV1 Dihit 13 7,00 bh

PEKERJAAN RANGKA ATAP &


IV
LANGIT - LANGIT
1 Pas. Tiang Kuda - Kuda Besi IWF 300.150.6.9 BG.4.2.1.1 8048,48 kg
2 Pas. Kuda - kuda besi IWF 150.75 5.7 BG.4.2.1.1 1047,00 kg
3 Pas. Gording C 125.50.20 .3 (double) BG.4.2.1.1 5040,00 kg
4 Pas. Kait angin besi 10 A.4.1.1.15 81,44 kg
5 Pas. Trekstang Besi 12 A.4.1.1.15 479,52 kg
6 Pas. Baud Ls 472,00 bh
7 Pas. Plat Plendes tbl. 10mm BG.4.2.1.1 394,86 kg
8 Pas. Plat Stifner tbl. 10mm BG.4.2.1.1 80,54 kg
9 Pas. Besi Angkur Ls 88,00 bh
10 Pas. Rangka Atap Baja Ringan (Usuk, reng) Ls 391,50 m2
11 Pas. Rangka Langit - langit Besi Hollow A.4.2.1.21 433,39 m2
12 Pek. Menie Besi BG.4.7.1.8 486,90 m2
Pas. Besi siku 50.50.5 dudukan Gording dan
13 BG.4.2.1.1 174,80 kg
usuk

6
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

PEKERJAAN PENUTUP TAP &


V
LANGIT - LANGIT
1 Pas. Atap Genteng Morando Glasur BG.4.5.2.3 391,50 m2
2 Pas. Bubungan Atap Morando Glasur BG.4.5.2.6 54,00 m'
3 Pas. Langit - langit Gypsum Board A.4.5.1.7 433,39 m2
4 Pas. List Langit - langit Gypsum A.4.5.1.8 232,30 m'
5 Pas. Listplank Kayu Kruing 3/30 BG.4.6.1.18 92,00 m'

VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1 Pas. Titik Instalasi Listrik Ls 49,00 ttk
2 Pas. Lampu RM 2x18wat + kap Ls 12,00 bh
3 Pas. Lampu Jari 13watt Ls 37,00 bh
4 Pas. Stop Kontak + instaslasi Ls 11,00 bh
5 Pas. Stop Kontak AC + instalasi Ls 4,00 bh
6 Pas. Saklar tunggal Ls 9,00 bh
7 Pas. Saklar ganda Ls 5,00 bh

VII PEKERJAAN SANITAIR


1 Pas. Kloset Duduk A.5.1.1.1 3,00 bh
2 Pas. Kloset Jongkok A.5.1.1.2 1,00 bh
3 Pas. Wastafel A.5.1.1.5 2,00 bh
4 Pas. Kitchen Zink A.5.1.1.33 1,00 bh
5 Pas. Kran Air A.5.1.1.35 4,00 bh
6 Pas. Kran Wastafel Ls 2,00 bh
7 Pas. Pipa PVC type AW 3/4" A.5.1.1.26 20,00 m'
8 Pas. Pipa PVC type AW ø 1" A.5.1.1.27 8,00 m'
9 Pas. Pipa PVC type AW ø 3" A.5.1.1.31 24,00 m'
10 Pas. Pipa PVC type AW ø 4" A.5.1.1.32 24,00 m'
11 Pas. Floordrain A.5.1.1.136 3,00 bh
12 Pas. Tandon air Kapasitas 1000ltr Ls 2,00 bh
13 Pas.Pompa Air Jet pump Ls 1,00 bh

VIII PEKERJAAN PENGECETAN DLL


1 Pek. Cat Tembok Baru BG.4.7.1.3 1648,52 m2
3 Pek. Pengecetan Plafond A.4.7.1.11 433,39 m2
4 Pek. Pengcetan kayu Listplank A.4.7.1.4 27,60 m2
Pas. Plat Besi Finishing Cat Cutting Laser rk.
5 Taksir 25,74 m2
Besi
6 Pas. ACP rangka Besi Taksir 65,06 m2
7 Pas. Logo Puskesmas Taksir 1,00 bh
Pas. Huruf Stainless stell lapis Acrilic Lampu +
8 Taksir 600,00 cm
rangka
9 Pas. Ralling tangga stainless stell Taksir 10,80 m'

B.3 PEKERJAAN SALURAN


I PEKERJAAN PASANGAN
1 Pek. Galian tanah A.1.5.1.1 26,10 m3
2 Pek. Urugan tanah Kembali BG.1.5.1.4 8,70 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 87,00 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 113,10 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 113,10 m2
6 Pas. Buis Beton 1/2 Ø 30cm Ls 87,00 m'
7
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

7 Pas. Rabat Beton A.4.1.1.1 6,80 m3


8 Pas. Grill Besi Penutup saluran
a. Pembesian A.4.1.1.15 304,15 kg
b. Besi Siku 40.40.4 BG.4.2.1.1 377,30 kg
c. Pengelasan Ls 620,00 cm
d. Menis Besi BG.4.7.1.8 12,32 m2

C DAPUR,PI & LAUNDRY


I PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian tanah A.1.5.1.1 14,28 m3
2 Pek. Urugan Kembali tanah BG.1.5.1.4 4,76 m3
3 Pek. Urugan Pasir Bawah pasangan A.1.5.1.10 1,19 m3
4 Pek. Urugan tanah pilihan BG.1.5.1.6 8,50 m3
5 Pek. Urugan sirtu BG.1.5.1.7 3,57 m3

II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 3,57 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 10,20 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 127,28 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 254,56 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 254,56 m2
6 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 48,40 m'
7 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (polsih) BG.4.4.3.1 38,72 m2

III PEKERJAAN BETON


1 Pas. Sloof 15/20
a. Beton K. 225 A.4.1.1.7 2,38 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 208,51 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.8 23,80 m2
2 Pas. Kolom Praktis 12/12
a. Beton K. 225 A.4.1.1.7 0,58 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 340,90 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.10 9,60 m2
3 Pas. Ringbalk 15/20
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 1,02 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 263,27 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 13,60 m2
4 Pas. Balok Latai 12/20
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,27 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 55,12 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 4,48 m2
5 Pas. Plat Kantilever tbl. 7cm
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,46 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 166,31 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 7,41 m2
6 Pas. Plat Meja Dapur
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,24 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 103,50 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 3,05 m2

IV PEKERJAAN PINTU & JENDELA


1 Pas. Pintu type P3 Dihit 4 4,00 bh
8
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

2 Pas. Boven type BV1 Dihit 13 2,00 bh


3 Pas. Boven type BV2 Dihit 14 5,00 bh

PEKERJAAN RANGKA ATAP &


V
LANGIT - LANGIT
Pas. Rangka atap baja ringan (kuda- kuda , usuk,
1 Ls 52,47 m2
reng)
Pas. Rangka Plafond 36 x 36 x 0.3mm modul 60
2 A.4.2.1.21 38,72 m2
x 60cm
3 Pas. Atap Genteng Press Jatiwangi A.4.5.2.1 52,47 m2
4 Pas. Langit - langit Gypsum tbl. 9mm A.4.5.1.7 52,47 m2
5 Pas. List Langit - Langit Gypsum A.4.5.1.8 38,72 m'
6 Pas. Listplank woodplank Ls 41,00 m'

VI PEKERJAAN SANITAIR
1 Pas. Kitchen Zink A.5.1.1.33 1,00 bh
3 Pas. Kran Air A.5.1.1.35 1,00 bh
4 Pas. Pipa PVC type AW 3/4" A.5.1.1.26 12,00 m'
5 Pas. Pipa PVC typr AW 1 " A.5.1.1.27 2,00 m'
5 Pas. Pipa PVC type AW 3" A.5.1.1.33 12,00 m'

VII PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1 Pas. Titik Instalasi Listrik Ls 16,00 ttk
3 Pas. Lampu Jari 13watt Ls 11,00 bh
4 Pas. Stop Kontak + instaslasi Ls 5,00 bh
5 Pas. Saklar tunggal Ls 4,00 bh

VIII PEKERJAAN PENGECETAN DLL


1 Pek. Cat Tembok Baru BG.4.7.1.3 254,56 m2
2 Pek. Pengecetan Plafond A.4.7.1.11 38,72 m2
3 Pek. Pengecetan Listplank A.4.7.1.4 8,20 m2

D RUANG JAGA
I PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian tanah A.1.5.1.1 14,03 m3
2 Pek. Urugan Kembali tanaH BG.1.5.1.4 4,68 m3
3 Pek. Urugan Pasir Bawah pasangan A.1.5.1.10 1,17 m3
4 Pek. Urugan tanah pilihan BG.1.5.1.6 8,50 m3
5 Pek. Urugan sirtu BG.1.5.1.7 8,50 m3

II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 3,51 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 10,02 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 130,69 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 261,37 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 261,37 m2
6 Pas. Sponengan A.4.4.2.20 34,60 m'
7 Pas. Lantai Homogeneous tile 60/60 (polish) BG.4.4.3.1 21,09 m2
8 Pas. Lantai Keramik 40/40 (Anti slip) BG.4.4.3.9 1,82 m2
9 Pas. Dinding Homogenoeus tile 60/60 BG.4.4.3.14 8,28 m2

9
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

III PEKERJAAN BETON


1 Pas. Sloof 15/20
a. Beton K. 225 A.4.1.1.7 2,34 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 204,83 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.8 23,38 m2
2 Pas. Kolom Praktis 12/12
a. Beton K. 225 A.4.1.1.7 0,63 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 374,99 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.10 10,56 m2
3 Pas. Ringbalk 15/20
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 1,00 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 258,63 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 13,36 m2
4 Pas. Balok Latai 12/20
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,16 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 32,48 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 2,64 m2
5 Pas. Plat Kantilever tbl. 7cm
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,21 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 47,02 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.13 3,42 m2

IV PEKERJAAN PINTU & JENDELA


1 Pas. Pintu type P2 Dihit 3 1,00 bh
2 Pas. Pintu type P4 Dihit 5 1,00 bh
3 Pas. Pintu type P5 Dihit 6 1,00 bh
4 Pas. Boven type BV1 Dihit 13 1,00 bh
5 Pas. Jendela type J6 Dihit 12 4,00 bh

PEKERJAAN RANGKA ATAP &


V
LANGIT - LANGIT
Pas. Rangka atap baja ringan (kuda- kuda , usuk,
1 Ls 51,00 m2
reng)
Pas. Rangka Plafond 36 x 36 x 0.3mm modul 60
2 A.4.2.1.21 26,28 m2
x 60cm
3 Pas. Atap Genteng Metal A.4.5.2.34 51,00 m2
4 Pas. Langit - langit Gypsum tbl. 9mm A.4.5.1.7 26,28 m2
5 Pas. List Langit - Langit Gypsum A.4.5.1.8 52,70 m'
6 Pas. Listplank woodplank Ls 29,00 m'

VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1 Pas. Titik Instalasi Listrik Ls 9,00 ttk
3 Pas. Lampu Jari 13watt Ls 7,00 bh
4 Pas. Stop Kontak + instaslasi Ls 2,00 bh
5 Pas. Saklar tunggal Ls 2,00 bh
6 Pas. Saklar ganda Ls 1,00 bh

VII PEKERJAAN SANITAIR


1 Pas. Kloset Duduk A.5.1.1.1 1,00 bh
2 Pas. Kran Air A.5.1.1.35 1,00 bh
3 Pas. Pipa PVC type AW 3/4" A.5.1.1.26 7,00 m'
4 Pas. Pipa PVC type AW ø 3" A.5.1.1.31 8,00 m'
10
No Uraiaan Pekerjaan Analisa Volume

5 Pas. Pipa PVC type AW ø 4" A.5.1.1.32 8,00 m'


6 Pas. Floordrain A.5.1.1.136 1,00 bh
VIII PEKERJAAN PENGECETAN DLL
1 Pek. Cat Tembok Baru BG.4.7.1.3 261,37 m2
2 Pek. Pengecetan Plafond A.4.7.1.11 26,28 m2
3 Pek. Cat Kayu A.4.7.1.4 5,80 m2

E PAGAR KELILING
I PEKERJAAN TANAH
1 Pek. Galian tanah A.1.5.1.1 31,72 m3
2 Pek. Urugan Kembali tanah BG.1.5.1.4 10,57 m3
3 Pek. Urugan Pasir Bawah pasangan A.1.5.1.10 1,98 m3
4 Pek. Bongkaran pagar lama Ls 1,00 pkt
II PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Pondasi Batu Kosong (aanstampeng) A.3.2.1.9 5,95 m3
2 Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 5 BG.3.2.1.2 13,45 m3
3 Pas. Batu Bata 1 : 5 tbl. 1/2 bata A.4.4.1.10 62,41 m2
4 Pas. Plesteran 1: 5 A.4.4.2.5 74,17 m2
5 Pas. Acian A.4.4.2.27 74,17 m2
6 Pek. Sponengan A.4.4.2.20 38,56 m'
7 Pas. Batu Tempel Susun Sirih A.4.4.3.16 70,08 m2
III PEKERJAAN BETON
1 Pas. Lantai Kerja A.4.1.1.1 0,15 m3
2 Pas. Footplate 50/50
a. Beton K. 175 A.4.1.1.5 0,78 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 71,37 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.7 3,60 m2
3 Pas. Sloof 15/20
a. Beton K. 225 A.4.1.1.5 1,70 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 287,69 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.8 22,66 m2
4 Pas. Kolom Praktis 12/12
a. Beton K. 225 A.4.1.1.7 0,50 m3
b. Pembesian A.4.1.1.15 141,01 kg
c. Bekisting Papan Lokal BG.4.1.1.10 6,66 m2

IV PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1 Pas. Titik Instalasi Listrik Ls 7,00 ttk
2 Pas. Lampu Jari 13 watt Ls 7,00 bh
3 Pas. Saklar tunggal Ls 2,00 bh

V PEKERJAAN PENGECETAN DLL


1 Pek. Cat Tembok Baru BG.4.7.1.3 74,17 m2
2 Pas. Pagar Besi Hollow Stainless stell Ls 16,80 m2
3 Pas. Pintu Besi Hollow Stainless stell Ls 30,00 m2
4 Pas. Huruf Stainless stell tg. 50cm Ls 950,00 cm
5 Pas. Penutup Lampu Pagar Acrilic Ls 1,62 m2
6 Pas. PavingBlock tbl. 6cm K.175 Motif Bata A.4.4.3.63 662,00 m2

2. Spesifikasi Kinerja Bangunan


11
a. Struktur dan Stabilitas
1) Kekuatan struktur : Sesuai dengan standar SNI;
2) Percepatan gempa rencana: Sesuai dengan zona gempa setempat dan peraturan yang
berlaku.
3) Struktur bangunan Puskesmas harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil dalam
penahan beban/kombinasi beban, baik beban muatan tetap maupun beban muatan
sementara yang timbul, antara lain beban gempa dan beban angin, dan memenuhi
aspek pelayanan (service ability) selama umur layanan yang direncanakan dengan
mempertimbangkan fungsi bangunan
b. Sistem Penghawaan (Ventilasi)
1) Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar ke dalam bangunan
gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, bertujuan menghilangkan gas-gas
yang tidak menyenangkan, menghilangkan uap air yang berlebih dan membantu
mendapatkan kenyamanan termal.
2) Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi alami dan/atau
ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap
luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem ventilasi
mekanis diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak memadai.

3. Uraian Spesifikasi Teknis


a. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
Berdasarkan analisis harga dan HPS yang telah ditetapkanm maka Spesifikasi Teknis
Bahan Material Bangunan Konstruksi Paket pekerjaan Pembangunan Gedung
Puskesmas Kramat adalah sebagai berikut :

12
SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI :

URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
1. Pekerjaan Sipil / 1. Kolom : menggunakan bahan besi baja
Struktur 2. Balok : menggunakan bahan besi baja
Galian : Dihitung
berdasarkan gambar dengan acuan
dimensi dan tinggi elevasi yang
direncanakan
2. Pekerjaan 1. Finishing lantai : Luas
Arsitektur dihitung bersih batas dinding
dalam
2. Pasangan bata : Panjang
pasangan dihitung bersih
dikurangi kolom struktur dan kolom non strukstur,
luas kusen dan balok struktur dan non struktur.
3. Volume acian : Volume
dinding bersih dikurangi dikurangi keramik dinding
3. Pekerjaan Beton http://tkdn.kemenpe
1. Pekerjaan Beton Struktur Semen rin.go.id/sertifikat.ph
a) Mutu beton Fc 7,4 Mpa K 100 Gresik p?id=s1yGZ6guL8DUe
b) Mutu beton fc 14,5 Mpa K175 97,01% 07CTnJFh3JC29zcbMK
c) Mutu beton Fc 16,90 Mpa K 200 saB5E1Cn9Ou4,
d) Mutu beton fc 19,3 Mpa K 225
e) Mutu beton Fc 21,7 Mpa K 250 http://tkdn.kemenpe
2. Pekerjaan Beton Non Struktur Semen tiga rin.go.id/sertifikat.ph
a) Semen, merk Gresik, Tiga Roda roda p?id=LSOgSMGeBb1H
b) Pasir, Lokal 85,14% R4gALEqzfNxF8qRYj0
c) Split, Lokal k9doLLItgX_vU
d) Air, Lokal

13
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
3. Pembesian : Master http://tkdn.kemenpe
- Besi Beton polos BJTP 280 merk Master Steel, Steel rin.go.id/sertifikat.ph
Lautan Steel, Perwira 48.38% p?id=LSOgSMGeBb1H
R4gALEqzfNxF8qRYj0
k9doLLItgX_vU

Lautan Steel http://tkdn.kemenpe


52,79% rin.go.id/sertifikat.ph
p?id=0fgSZ5vaTwpqRl
nhkl8rXo0HJiZgZb177
- Besi Beton ulir BJTS 420 merk Master 7rHkiAf9kg,
Steel, Lautan Steel, Perwira
Perwira
50,87%
http://tkdn.kemenpe
rin.go.id/sertifikat.ph
p?id=4OIaiRTJD5MVD
xJAx2YaGN0SOBasNC
ecFgAoXOmzgEw,

http://tkdn.kemenpe
Master
rin.go.id/sertifikat.ph
Steel
51,47% p?id=TfRjWTnpl4zMC-
ey4PbJ3cKRljUqI1Mb
vqCj58liIxU,

Lautan Steel
53,22% http://tkdn.kemenpe
rin.go.id/sertifikat.ph
p?id=0fgSZ5vaTwpqRl
nhkl8rXo0HJiZgZb177
7rHkiAf9kg,

14
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
http://tkdn.kemenpe
rin.go.id/sertifikat.ph
Perwira p?id=4OIaiRTJD5MVD
50,87% xJAx2YaGN0SOBasNC
ecFgAoXOmzgEw,

4. Bekisting :
- Balok dan papan kayu lokal 100%
- Triplek 12mm Miranti campur
- Paku

15
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
PEKERJAAN
ATAP 1. IWF 150x75x5x7mm merk Gunung
Garuda, Krakatau Steel. Lautan steel 52,8%

2. Canal 125.50.20.2,3 mm merk


Gunung Garuda, Krakatau Steel.
52,8%

1. Usuk dan reng menggunakan merk


Giga Steel
2. Termasuk Talang Jurai baja ringan
3. Garansi 10 Tahun (sertifikat)
4. Dilaksanakan oleh aplikator
Dilengkapi dengan perhitungan struktur

Penutup Atap
- Genteng morando glazur
- Bubungan Genteng morando glazur

16
Lisplang GRC motif kayu lebar 20 merk nusa plank. Genteng
Kalsi board 99,76 %
bubungan
99,6 %

1. Pintu
• Material Kusen Almunium White
ukuran 4” tebal minimal 1,2 mm
PEKERJAAN
merk Inkalum
PINTU DAN
• Daun pintu dan jendela rangka
JENDELA almunium brown merk Inkalum
• daun pintu Multipleks uk. tbl=12
mm (2 lapis) finishing High Presure
Laminated (HPL motif)
• Kaca bening tebal sesuai gambar
merk asahimas
• Aksesoris (Kunci, handle, engsel
dll) merk Dekkson

PEKERJAAN 1. Pipa Air Bersih, Kotor, Bekas, http://tkdn.kemen


SANITASI menggunakan PVC AW Class Merk 89,80% perin.go.id
RUCIKA /sertifikat.php?id
2. Pipa Air Hujan, Menggunakan PVC AW =6YKXdzaTlfzZ0
Class Merk N5LApNJJ8PL_
RUCIKA a1YQmk17
3. Pipa Air Bersih, Menggunakan PVC AW 4ATnPaj3mA,
Class Merk
RUCIKA
41,15%

4. Closet Duduk Merk TOTO

17
5. Roof Drain
52,2%

6. Floor Drain stainless steel merk


PALOMA

7. Kran Air dia. 1/2" merk 94,9%


INDOKRAN, ONDA, SOLIGEN

70,48%

8. Wastafel merk TOTO

18
Kran leher angsa 1/2"

7. Pekerjaan
pengecatan 1. Cat Tembok interior Dulux http://tkdn.kemenpe
• cat dasar merk DULUX, MOWILEX Catylac rin.go.id/sertifikat.ph
• cat penutup merk Catylac interior, Cat Dasar p?id=_gypZk6gUU43Y
MOWILEX interior 70,28%
LPwOFVbRMikh3_NB
2. Cat Tembok eksterior
bLTLShG6ozZeKg,
• cat dasar merk DULUX, MOWILEX
• cat penutup merk DULUX eksterior,
MOWILEX eksterior

Gambar 13. Cat dasar

Dulux http://tkdn.kemenpe
Catylac rin.go.id/sertifikat.ph
Interior p?id=EFIHJAD9yB21g
17,13%
4bTA_RYGe3eRhXVr6
e27XrzeQQqAbM,

Gambar 14. Cat interior

19
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN

Dulux http://tkdn.kemenpe
Catylac rin.go.id/sertifikat.ph
Exterior p?id=y1q7nHnd12V1
39,65%
nH6eyiiZ5GOxdXvpc_
YhkPL8Xe2dhvo,

Gambar 15. Cat eksterior

3. Menie besi merk Nippon, Avian 39,65%

Gambar 17. Menie besi Nippon Paint

8. Pekerjaan
8 1. RangkaPlafondBesiHollow36.36.0,3mod 38,80%
langit - langit ul60x60cm

2. Plafon Gypsum tebal ±9mmmerkGypsum


board,nusaboard, Elephant dll sekualitas

20
9. Pekerjaan
Penutup Atap 1. Atap Genteng Press Jatiwangi 57,85%
99,76%
2. Atap Genteng Morando Glasur 99,76%

3. Bubungan atap genteng morando glasur

Gambar 28. genteng morando glazur

10 Pekerjaan 1. Kusen Aluminium 4” brown merk. YKK, Alexindo


Aluminium inkalum dll
2. Daun Pintu kaca rk. Aluminium brown merk.
YKK, Alexindo inkalum dll
3. Kaca tbl. 5mm
4. Kunci tanam Dekson, Kuda dll
5. Engsel Pintu Merk Kuda dll
6. Engsel Jendela Merk Kuda dll
7. Casment
8. Rambuncis

21
URAIAN Nilai
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI KETERANGAN Link TKDN
PEKERJAAN TKDN
10. Pekerjaan
Elektrikal 1. Lampu RM 2 x 18watt
2. Lampu Jari 13watt Merk Philpis, Panasonic dll

4. Saklar Tunggal Merk Panasonic, Boton, Broco dll 33,13%

Gambar 15. Saklar tunggal

5. Saklar Ganda Merk Panasonic, Boton, Broco dll 33,13%

Gambar 16. Saklar ganda


4. Stop Kontak daya 10 A, 1 ph Merk Panasonic
27,92%

Gambar 17. Stop kontak

22
b. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan
1) Peralatan Utama
No. Jenis Kapasitas Jumlah
1 Tamper Rammer/Stemper 70 kg 1 unit
Kuda
2 Concrete Mixer 0,3-0,6 M3 1 unit

3 Concrete Vibrator 5,5 HP 1 unit

2) Peralatan Penunjang
No. Jenis Kapasitas Jumlah
1 Pick Up 1,25 m3 1 unit
2 Scafolding - 50 unit
3 Peralatan terkait
pemasangan kuda-kuda IWF
antara lain :
a. Welding Machine 300 A 1 unit
b. Generator Set 5 KVA 1 unit
c. Tripod/Tackel & 2 ton 1 unit
Handle Crane

c. Spesifikasi Proses/Kegiatan
1) Pekerjaan Persiapan (minggu __ s.d. __)
2) Pekerjaan Gedung Pelayanan (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Lantai I
(1) Pekerjaan Tanah
(2) Pekerjaan Pasangan
(3) Pekerjaan Beton
(4) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
(5) Pekerjaan Atap dan Langit Langit
(6) Pekerjaan Instalasi Listrik
(7) Pekerjaan Sanitasi
(8) Pekerjaan Pengecetan, dll
b) Pekerjaan Lantai II
(1) Pekerjaan Pasangan
(2) Pekerjaan Beton
(3) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
(4) Pekerjaan Atap dan Langit langit
(5) Pekerjaan Rangka Atap & Langit Langit
(6) Pekerjaan Instalasi Listrik
(7) Pekerjaan Sanitasi
(8) Pekerjaan Pengecetan, dll
c) Pekerjaan Saluran
(1) Pekerjaan Pasangan
3) Pekerjaan Dapur dan Laundry (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pasangan
c) Pekerjaan Beton
d) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
e) Pekerjaan Rangka Atap dan Langit Langit
f) Pekerjaan Instalasi Listrik
g) Pekerjaan Sanitasi
h) Pekerjaan Pengecetan, dll
4) Pekerjaan Ruang Jaga (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pasangan
c) Pekerjaan Beton
d) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
e) Pekerjaan Rangka Atap dan Langit Langit
f) Pekerjaan Instalasi Listrik
g) Pekerjaan Sanitasi
h) Pekerjaan Pengecetan, dll
5) Pekerjaan Pagar Keliling (minggu __ s.d. __) Item Pekerjaan Meliputi :
a) Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pasangan
c) Pekerjaan Beton
d) Pekerjaan Instalasi Listrik
e) Pekerjaan Pengecetan, dll

d. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


Persyaratan Umum
1. Persyaratan dan Peraturan Umum
a. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia
(NI), Standar Industri Indonesia (SII), Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda
setempat lainnya yang berlaku atas jenis pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan
tersebut antara lain :
1). Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan.
2). Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-5 1971.
3). Peraturan Standar Beton, SKSNI-T15-1991-03.
4). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, NI-5 1961.
5). Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 –
2002.
6). Tatacara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03 – 1729 –
2002.
7). Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8.
8). Peraturan Plumbing Indonesia.
9). Peraturan Umum Instalasi Listrik.
10). Peraturan / Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI-1.3.53.1987, UDC :
887.2.
11). Peraturan Pelaksanaan Bangunan Jalan Raya (No. 1)/ST/B.M/72.
12). Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 1987.
13). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1989.
14). Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas,
maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau
persyaratan teknis dari pabrik / produsen yang bersangkutan.
15). Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam Dokumen / Gambar, RKS,
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan / Aanwijzing dan
ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Penyedia harus menyediakan :
1). Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai baik kualitas maupun
kuantitasnya (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2). Alat-alat yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya.
3). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup dan didatangkan
tepat waktunya, sehingga tidak terjadi stagnasi yang mengakibatkan keterlambatan
pada waktu penyerahan pertama.
c. Merk Dagang
1) Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam
Persyaratan Teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal
bentuk, model, mutu, jenis dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai
persyaratan merk yang mengikat.
2) Penyedia dapat mengusulkan merk dagang lain yang setaraf (sekualitas setelah
mendapat persetujuan dari direksi pelaksana.
3) Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan yang
sama, maka Penyedia diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari padanya
(bukan setaraf) untuk diperiksa dan disetujui direksi.
d. Syarat Pemeriksaan Bahan
1) Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan Persyaratan
Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3.
2) Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan, Penyedia
diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Direksi untuk
diminta persetujuannya.
3) Bahan-bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui.
4) Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui,
maka Direksi berhak menolak / memerintahkan Penyedia untuk mengeluarkan
bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pekerjaan) selambat-lambatnya 2 x 24
jam sejak ditolaknya bahan-bahan tersebut.
5) Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh Direksi,
apabila ternyata Penyedia tetap menggunakan bahan-bahan tersebut diatas baik
secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi berhak membongkar pekerjaan
yang menggunakan bahan-bahan tersebut dengan biaya dibebankan kepada
Penyedia.
6) Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara direksi
dengan Penyedia, Penyedia diwajibkan memeriksa kualitas-kualitas bahan itu ke
Lembaga Penelitian Bahan Bangunan di Depok dan sekitarnya, atau ditempat lain
yang disetujui Direksi Pelaksana, dengan biaya ditanggung oleh Penyedia.
7) Dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum diperoleh
hasil pemeriksaan tersebut, Penyedia tidak diperkenankan menggunakan bahan
bangunan tersebut didalam pekerjaannya.
e. Ukuran / Dimensi
1) Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat dan
mutlak harus ditepati.
2) Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :
a) Milimeter (mm).
b) Centimeter (cm).
c) Meter (m)
d) Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan umum
yang berlaku.
3) Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam jenis
yang sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih besar
(gambar detail).
4) Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar ME atau
ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa diatasi
menurut point no. 3 diatas, Penyedia harus melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas untuk diberi keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan/acuan di dalam pelaksanaan pekerjaan.
5) Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya
Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak
saling menghilangkan, demikian pula gambar-gambar, antara gambar Arsitektur,
Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan tidak saling
menghilangkan.
f. Letak Bangunan
Keterangan mengenai letak banguan ditentukan dalam gambar situasi dan untuk awal
pelaksanaan harus diadakan pengukuran dulu dibawah pengawasan Konsultan
Pengawas.
g. Tinggi Lantai (Peil)
1) Sebagai ukuran tinggi lantai diambil ± 65 cm dari tanah bangunan yang ada (setelah
pekerjaan mematangan lahan oleh penyedia yang ditentukan oleh direksi pekerjaan,
atau sesuai dengan penjelasan pekerjaan / aanwijzing.
2) Ukuran yang merupakan tanda tetap, tidak boleh berubah letak dan ukurannya.
Dengan ini tanda tersebut harus dibuat dengan beton atau tembokan yang harus
dijaga dan dipelihara selama pelaksanaan dan sampai pekerjaan selesai.
3) Supaya dibuat beberapa patok duga juga untuk ordinat / koordinat dan elevasi yang
dibuat dari patok beton yang kuat dan terpelihara sehingga bangunan tidak
kehilangan ukuran awal.
2. Jenis Pekerjaan Yang Dikerjakan
a. Pekerjaan Struktur termasuk pekerjaan pondasi.
b. Pekerjaan Arsitektur & Finishing.
c. Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal
d. Pekerjaan Sarana Luar Gedung

Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan
kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian
Penyediaan dan pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan / RKS dan Spesifikasi Teknis
b. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan lainnya.
d. Petunjuk Direksi
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
2. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.
3. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Penyedia, sebagaimana keadaannya.
Untuk itu Penyedia harus meneliti keadaan tapak, terutama keadaan tanah (kontur, letak
bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-lain yang dapat memperngaruhi
harga penawarannya.
4. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan,
untuk itu setiap penyedia jasa diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan
rencana
5. Lahan bangunan akan diserahkan kepada penyedia jasa dengan kondisi seperti pada saat
Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau
lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak PENYEDIA
6. Kelalaian atau kekurang telitian PENYEDIA dalam mengevaluasi keadaan lapangan segala
sesuatunya menjadi tanggungjawab PENYEDIA dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.

Persyaratan Teknis Pekerjaan


1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia seperti
mobilisasi, pengukuran dan pematokan lahan sesuai dengan gambar dan RKS.
1.2. Mobilisasi Alat
Penyedia wajib mengadakan peralatan-peralatan kerja yang diperlukan, minimal
dapat mendukung kelancaran pelaksanaan, sehingga pekerjaan dapat selesai pada
waktunya.
1.3. Mobilisasi Tenaga Kerja
Penyedia wajib mendatangkan/mempekerjakan tenaga kerja yang cukup jumlahnya
dan kemampuannya/skill yang tinggi.
1.4. Penggunaan / Pemanfaatan Lahan
Penyedia wajib untuk berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas Konstruksi dalam
merancang penggunaan, pemanfaatan lahan bagi keperluan pelaksanaan dari
Pekerjaan. Dimana Konsultan Pengawas Konstruksi dimintakan persetujuannya
atau gambar rencana dari tata letak Bangunan Sementara yang akan dibangun
berikut pembagian ruang, tampak dan potongan serta bahan-bahan yang akan
dipakai. Bangunan Sementara yang dimaksud adalah Direksi Keet, Kantor
Penyedia, Ruang Rapat, Gudang Bahan, Los Kerja, tempat penumpukan bahan dan
sejenisnya. Khusus untuk Direksi KIt penempatannya terpisah dari Bangunan
lainnya dan Penyedia wajib menyediakan perlengkapan seperti : meja, kursi, lemari
penyimpanan arsip, rak contoh bahan, helm dan kelengkapan lain yang diperlukan
bagi pelaksanaan proyek.
1.5. Perataan Tanah
Tanah/Site dimana gedung akan dibangun harus diratakan dan dirapihkan sampai
betul-betul rapih, rata dan bebas dari segala kotoran.
1.6. Pembuatan Titik Acuan
Titik acuan merupakan patok tetap yang akan dijadikan sebagai acuan atau referensi
pada segala pengukuran ketinggian, pengecekan atau pengontrolan. Titik ini harus
kuat serta terlindung dari gangguan sampai pekerjaan selesai dan terbuat dari tiang
pipa diameter 1 ½” dengan dicor beton atau pasangan batu kali.
Elevasi atau ketinggian dari titik acuan adalah + 0,00 sesuai dengan Gambar
rencana. Tulisan dari titik acuan harus menggunakan cat minyak.
1.7. Pengukuran Batas Pekerjaan
Untuk menentukan batas-batas pekerjaan, Penyedia wajib melaksanakan pekerjaan
pengukuran dan pelaksanaannya harus disaksikan oleh Direksi Konsultan Pengawas
dan atau dengan instansi yang berwenang jika memang diperlukaan atau harus
demikian.
Pelaksanaan pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan as-as bangunan dan
kemudian ditandai dengan patok-patok yang tidak dapat berubah oleh pengaruh-
pengaruh luar dan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.
Hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam suatu catatan atau berita acara yang
ditandatangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan proyek.
1.8. Pemasangan Bouwplank
Dari hasil pengukuran as-as bangunan maka Penyedia harus membuat bouwplank
pada sekitar batas bangunan dengan jarak setiap 2 meter. Bahan yang digunakan
adalah papan kayu dengan bagian atau dan salah satu sisinya diserut halus dan lurus,
untuk perkuatannya dipergunakan kayu dolken atau kaso yang ditancapkan kedalam
tanah. Pada bouwplank dicantumkan as-as bangunan dan ketinggian atau elevasi
bouwplank diukur dari titik acuan. Antara bouwplank yang satu dengan lainnya
harus waterpass dan posisinya dijaga agar tidak berubah dan dikontrol pada
saat-saat tertentu. Bahan bouwplank dari kayu Meranti Merah / Borneo, dengan
ukuran balok tanam 5 x 7 cm jarak maksium 1,5 m, ukuran papan 2 x 20 cm bagian
atas diserut rata dan halus.
1.9. Direksi Keet
Penyedia wajib membuat Direksi Keet dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut
:
a. Luas lebih kurang 36 m².
b. Rangka kayu, atap asbes / seng gelombang, dinding triplek, pintu triplek, lantai
plesteran, plafon triplek, jendela kaca nako seperlunya.
c. Peralatan-peralatan Keet :
- Meja rapat 120 x 240 cm : 1 unit
- Kursi rapat : 6 unit
- Meja kursi ½ biro : 3 unit
- White board 1 x 2 m lengkap : 1 unit
- Rak contoh bahan : 1 unit
- Helm proyek dan sepatu proyek : 4 unit
Bangunan Direksi Keet harus terpisah dari Keet yang lain. Penempatannya di Site
harus dibicarakan dengan Pemberi Tugas dan Konsultan pengawas Konstruksi.
1.10. Gudang Bahan
Demikian pula dengan gudang bahan, besarnya tergantung kebutuhan Penyediaan,
dan pelaksanaannya harus memperhatikan keadaan lokasi dan keserasian
lingkungan yang ada
a. Pembersihan Lapangan
Penyedia jasa harus membersihkan segala sesuatu yang kemungkinan akan
dapat mengganggu pelaksanaan, pada waktu ataupun setelah selesainya
pekerjaan. Diantaranya: Pembabatan rumput, penebangan pohon, pembersihan
humus diseluruh area. Tidak dibenarkan apabila memulai pekerjaan pengurugan
tanah tanpa terlebih dahulu membersihkan dari semua humus, rumput dan lain
sebagainya.
b. Pengukuran dan pemasangan profil / bowplank
- Penyedia jasa harus melakukan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
titik patok / pedoman yang telah ditentukan agar dicapai tingkat kelandaian
sehingga aliran air dapat lancar menuju lubang penampungan dan
pembuangan.
- Dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan
Penyedia Jasa harus melapor pada Pengelola kegiatan
c. Pada lokasi pekerjaan dibuat juga bangunan yang digunakan untuk gudang
bahan bangunan yang tertutup rapat dan dapat dikunci berikut barak kerja untuk
para pekerja.
d. Penyedia Jasa harus membuat papan nama proyek dengan ukuran minimal 90
cm x 120 cm
e. Selama berlangsungnya pekerjaan Pelaksana harus dapat menjaga lingkungan
yang terganggu oleh jalannya kegiatan.
2. Situasi/Lokasi
2.1 Lokasi proyek yang akan dilaksanakan terletak di Kramat Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal.
2.2 Lokasi pembangunan akan ditunjukkan kepada Pengelola/Rekanan/Calon Pengelola
sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu Calon Pengelola wajib
meneliti situasi medan, terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan
dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
2.3 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar (alasan)
untuk mengajukan klaim (keberatan) di kemudian hari.

3. Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok


3.1 Semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dinyatakan dalam centimeter
dan meter, kecuali ukuran baja/besi yang dinyatakan dalam inci atau milimeter.
3.2 Permukaan lantai atas ubin (P ± 0,00) adalah sesuai yang tertuang dalam gambar,
kecuali kondisi/keadaan tertentu terdapat perubahan yang akan dijelaskan pada saat
penjelasan pekerjaan.
3.3 Ukuran penduga adalah ukuran (induk ukuran) dari mana ketinggian dan kedalaman
diambil. Dibuat dari papan/kayu Terentang 5/7 cm x 3 m diketam rata semua sisi-
sisinya, kemudian ditanam/dipancang tegak lurus ke tanah sedalam 100 cm. Ukuran
penduga ini dinyatakan dengan huruf P, dan merupakan titik tetap yang harus dibuat
oleh Pengelola dengan pengamatan Pengawas Lapangan dan dijaga posisinya selama
pelaksanaan.
3.4 Ketentuan letak bangunan diukur sesuai dengan ketentuan garis sempadan pagar dan
garis sempadan bangunan yang berlaku sesuai petunjuk Direksi yang dalam hal ini
diwakili oleh Pengawas lapangan. Posisi bangunan ditetapkan dengan menggunakan
patok-patok yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisi-sisinya.

4. Penerapan Prinsip K3
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan
konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja
sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.
4.1 Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi
K3, meliputi:
a. Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat
b. Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja (Astek)
c. Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek
d. Ijin dari kantor kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatan yang menuju
lokasi untuk lalu-lintas alat berat
e. Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang
berwenang memberikan rekomendasi
f. Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat
4.2 Penyusunan Safety Plan
Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar
dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit
sehingga menghasilkan produktivitas kerja yangtinggi. Safety plan berisi:
a. Pembukaan yang berisi:
1) Gambaran proyek dan Pokok perhatian untuk kegiatan K3
2) Resiko kecelakaan dan pencegahannya
3) Tata cara pengoperasian peralatan
4) Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam
kebakaran.
b. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan
Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi:
1) Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama
dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.
2) Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
a) Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan
K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan.
b) Safety supervisor; adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi
K3.
c) Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan
safety patrol maupun safety supervisor
3) Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari:
a) Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
b) Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
c) Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
d) Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat
c. Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
1) Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di
proyek, misalnya:
a) Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada
proyek bangunan gedung
b) Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
c) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
d) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing luar
e) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan
elektrikal
f) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing dalam
g) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
h) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian
i) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
j) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka baja
k) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
l) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
m) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pondasi pile dan
strutting
n) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembongkaran
2) Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal proyek dan di tengah
periode pelaksanaan proyek sebagai penyegaran, dengan peserta seluruh
petugas yang terkait dalam pengawasan proyek, dengan materi tentang
pengetahuan umum tentang K3 atau Safety plan proyek yang bersangkutan
Perlengkapan dan Peralatan K3
d. Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3,meliputi: promosi
program K3; yang terdiri dari:
1) pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
2) Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang
mengingatkan perlunya be-kerja dengan selamat
e. Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan
perlindungan diri (personal protective equipment), diantaranya:
1) Pelindung mata dan wajah,
a) Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan
sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata
biasa, namun kaca mata safety lebih kuat dan tahan benturan serta tahan
panas dari pada kaca mata biasa. safety glass sebab lebih menempel pada
wajah.
b) Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari
bahaya percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi.
Banyak dari pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan
penggunaan helm. Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada
wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus yang
menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas yang dihasilkan dari
kegiatan pengelasan.
c) kaca mata safety
d) goggle
e) pelindung wajah
f) helm pengelas
2) Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan: foam
earplugs, PVC earplugs, earmuffs
3) Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena
memiliki hal berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan
yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak
sebagai penahan goncangan; beberapa jenis dirancang tahan terhadap
sengatan listrik; serta melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari
percikan, tumpahan, dan tetesan.
f. Jenis-jenis pelindung kepala , antara lain:
1) Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh; dan melindungi dari
sengatan listrik sampai 2.200 volts.
2) Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi
dari sengatan listrik sampai 20.000 volts.
3) Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi
dari sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak
(korosif)
g. Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada
1) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari kejatuhan benda
2) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian
tuas sampai jari
3) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan
melindungi dari tusukan pada kaki
4) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya
cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
5) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di
tempat becek
6) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan
darah
7) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia
h. Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya seperti terlihat pada
gambar -,antara lain:
1) Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan
melindungi tangan dari terpotong
2) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
3) Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun
4) Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
5) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang
dan kotor.
6) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
7) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman
i. Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain:
1) Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim yang dirancang
untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui
pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan
desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali
paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian penahan bahaya jatuh
ini dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak dibelakang dan di depan
dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang
dapat dipasangkan
2) Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik minimum 500
kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung
secara vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan
secara horisontal
3) Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait yang
sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang menggunakan
tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah
kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika memungkinkan harus ditempatkan
lebih tinggi dari bahu pemakainya
4) Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman tali, digunakan
untuk menghubungkan pakaian pelin-dung jatuh pekerja ke tempat kaitan atau
tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang
kancing pengaitnya dapat mengunci secara otomatis
5) Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang digunakan
untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali tersebut akan
memanjang dan memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun
pada saat turun.
j. Sarana peralatan lingkungan berupa:
1) Tabung pemadam kebakaran
2) Pagar pengamanan
3) Penangkal petir darurat
4) Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
5) Jaring pengamanan pada bangunan tinggi
6) Pagar pengaman lokasi proyek
7) Tangga
8) Peralatan P3K
k. Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:
1. peringatan bahaya dari atas
2. peringatan bahaya benturan kepala
3. peringatan bahaya longsoran
4. peringatan bahaya api
5. peringatan tersengat listrik
6. penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)
7. penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
8. penunjuk batas ketinggian penumpukan material
9. larangan memasuki area tertentu
10. larangan membawa bahan-bahan berbahaya
11. petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
12. peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
13. peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
14. peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orangorang
tertentu)

4.3 Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19


1. Ruang klinik kesehatan
2. Tabung oksigen include isinya (tabung + regulator)
3. Pengukur suhu badan nir-sentuh (termoscan)
4. Pengukur tekanan darah
5. Obat-obatan
6. Wastafel dan instalasi
7. Hand sanitizer
8. Sabun cuci tangan
9. Masker
10. Vitamin dan nutrisi tambahan

2. PEKERJAAN TANAH
2.1 Pekerjaan Galian Tanah
1. Lingkup Pekerjaan Galian Tanah
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-
peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian
galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
secepatnya memberitahukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, atau
kepada intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
c. Pengurugan dan Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi
selapis, dan ditumbuk sampai padat.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus
digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang
memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus,
untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar galian.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
2.2 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk
pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi
/ Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut dengan menggunakan bahan bekas galian atau
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,
bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
b. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
c. Besarnya nilai plastycity Index (PI) tidak boleh melebihi dari 20 %
Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-
tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
c. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Konsultan Pengawas
maka pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/stamper.
d. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujan dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
e. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur
dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama.
f. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu
yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
2.3 Pekerjaan Urugan Pasir Urug / Sirtu Padat
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
Pekerjaan urugan pasir urug /sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu / pasir urug yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih, tajam
dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 50 cm,
hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan dengan
alat pemadat.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
e. Tebal lapisan minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditnjukkan dalam
gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal
padat.
f. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

3. PEKERJAAN PONDASI DAN LANTAI KERJA


3.1 Pekerjaan Pasangan Batu Belah
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk pondasi
bangunan, talud serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Batu kali yang digunakan adalah batu gunung berwarna abu-abu hitam dan harus
batu belah/tidak bulat dan tidak porous serta mempunyai keras (tidak rapuh).
Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton;
Lapisan batu gunung yang digunakan :
Jenis : batu belah/batu gunung
Bahan Perekat : adukan : 1 Pc : 5 pasir pasang.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah dasar
harus diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan dipadatkan.
b. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian dalam
harus terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan kricak.
c. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari. Sisi samping
pondasi harus diplester kasar sesuai adukan perekat pondasinya.
d. Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu kososng
(aanstamping), pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi panjang tengah
dan bersilang kemudian diberi / ditabur pasir bagian atasnya hingga pasir
mengisi lobang-lubang yang terdapat disela-sela batu. Ketinggian pasangan
aanstamping mengikuti gambar kerja. Setelah pasir merata kemudian ditimbris.

3.2 Pekerjaan Lantai Kerja


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenega kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing / struktur pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
Semen Portland, Pasir Beton, Kerikil/split , Air kerja harus memenuhi
persyaratan yang memenuhi persyaratan pekerjaan beton.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh Direksi
/ Konsultan Pengawas.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan (tanah dan pasir
urug) dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai
daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran beton mutu f’c=7,4 Mpa (K-
100), Slump (3-6) cm, w/c = 0,87”,
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas. Kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
4. PEKERJAAN PASANGAN
4.1 Pekerjaan Pasangan Batu Bata dan Plesteran
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
- Pekerjaan pasangan dinding 1/2 bata 1 PC : 5 Psr
- Pekerjaan Plesteran 1 PC : 5 Psr

2. Persyaratan Bahan
a. Batu Bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf
bata F ukuran 5 x 11 x 23 cm, dengan pembakaran sempurna dan merata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini, Penyedia diwajibkan
mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semen
1) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI.8 atau ASTM
C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK,
atau TIGA RODA serta memenuhi persyaratan NI.8.
3) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh
cuaca sepanjang waktu dan perletakkannya harus terangkat dari lantai
untuk menghindari kelembaban.
c. Bahan Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir yang
dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Pengawas/Direksi.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimasukan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Penyedia harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari
semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Penyedia harus
menyerahkan pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg dari pasir
alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum
diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan
dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah
pasir dan kerikil yang tidak dipakai harus disingkirkan. Timbunan harus
diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan
kegunaan dari timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat mika dan hal-hal yang merugikan dan substansi yang
merusak. Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan
beratnya tidak boleh lebih dari 5 % berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai modulasi kehalusan butir antara 2 sampai 32 atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
d. Bahan Air
1) Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortal dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam junlah yang dapat merusak.
2) Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada didalam PBI-1971 untuk bahan campuran
beton.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh pada saat diletakan, tidak boleh ada genangan air diatas
permukaan batu bata tersebut.

5. PEKERJAAN BETON BERTULANG


5.1 Pekerjaan Beton Bertulang
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pekerjaan beton (sloof, kolom, ringbalk, balok, plat lantai, angkur
beton setempat, plat meja) serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
1) Semen Portland:
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari memenuhi NI-8.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari
tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
2) Pasir Beton:
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971 / SKSNI T-15-1991.
3) Koral Beton/Split:
1) Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 /
SKSNI T-15-1991.
2) Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu
dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
3) Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lainnya yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang
perlu Direksi Pengawas dapat minta kepada Penyedia Jasa Konstruksi
supaya air yang dipakai diperiksa di Gedung pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
4) Besi Beton:
Digunakan BJTU U-24 (Tulangan Ulir), besi harus bersih dari lapangan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpi-serpih dan sebagainya.
Penampang besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971/ SKSNI
T-15-1991.
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan, bila dipandang perlu untuk
memeriksa mutu besi beton ke Gedung pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah campuran antara PC, pasir beton dan
kerikil atau split dengan mutu K.250 dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
b. Pembesian
1) Pembuatan tulang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
PBI-1971/ SKSNI T-15-1991.
2) Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam
PBI-19771/ SKSNI T-15-1991.
4) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi Pengawas.
c. Cara Pengadukan
1) Cara pengadukan harus menggunakan ready mix.
2) Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang
ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
3) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump,
minimum 8 cm dan maksimum 10 cm.
d. Pengecoran Beton
1) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai
jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
2) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi
Pengawas.
3) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi
Pengawas.
5) Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya
dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran
disingkirkan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, “Calbond” harus dilapiskan
merata seluruh permukaan.
e. Pekerjaan Acuan/Bekesting
1) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar..
2) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada
kedudukan selama pengecoran.
3) Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
4) Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat
yang dicantumkan dalam PBI-1971/ SKSNI T-15-1991.
5) Kayu yang dipakai adalah papan dengan tebal 2.5 cm

e. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
f. Pekerjaan pembongkaran Acuan/Bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin Direksi / Pengawas.
g. Pelaksana/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas kesempurnaan
pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
h. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti semua peraturan, baik yang
terdapat pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam
gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.
i. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memberikan contoh-contoh material: besi , koral, pasir, PC untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pengawas.
j. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton
di Gedung yang akan ditunjuk kemudian. ( Untuk pengecoran mencapai 5
m3 minimal 1 sampel kubus beton )
k. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24
jam setelah pengecoran.
l. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
m. Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
n. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai
dengan ketentuan dalam PBI-1971/ SKSNI T-15-1991).
o. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton:
1) Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
2) Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi

5.2 Pemasangan Plat Beton Bondek


Bondek (bondeck) / Pengganti kayu adalah sejenis plat lantai berlapis galvanis
atau yang sering disebut dengan Structural Floor Decking (Struktur Plat Lantai) yang
berfungsi sebagai alternatif pengganti sistem konvensional yang selama ini
menggunakan triplex sebagai bekisting cor plat lantainya.
Berbeda dengan triplex yang hanya berfungsi sebagai bekisting, plat bondek
memiliki kelebihan yaitu sebagai bekisting tetap dan berfungsi sebagai tulangan
positif pada struktur plat lantai.
Pemasangannya cukup mudah yaitu sewaktu kita buat bekisting balok
sekalian digelar bondeknya. Over lapping antar bondek langsung klip tdk
menggunakan baut atau las. Untuk hubungannya dengan balok adalah pakai shear
connector yg dilas ke tulangan balok (bila balok dr betonatau kw wf bila balok er
baja) Bila tdk mau beli shear connector cukup pakai besi beton, potong kira - kira
15cm, las ke bondek dan ke besi balok.
Pengecorannya barengan dengan balok. kemudahan bondek tidak perlu pakai
perancah atau scafolding dibawahnya, dan tidak perlu dibuka lagi. Tulangannya pun
hanya selapis karena profil bondek juga sebagai tulangan positif. Lebar efektif bondek
adalah 1 meter dan tebal 0,75 mm, bahan galvanis dan panjang sesuai kebutuhan. Bisa
sampai 12m tapi untuk memudahkan membawanya kalau bisa kurang dari 8m.
panjang bisa cutting list sesuai kebutuhan.
1. Dibagian tepi digunakan Shear Stud
2. Antar Bondek tidak dilas, hanya Overlap.
Bondex bisa diorder sampai panjang 8m (untuk mengurangi sambungan), ini
cocok untuk rangka baja dimana material bondex berada diatasa profil bajanya (tapi
tetep saja bentang antar profilnya umumnya 4m). Kalau untuk struktur beton,
bondexnya ya tinggal di tumpangin diatas bekesting dinding balok. Balok sama pelat
yang pake bondeknya itu dibuat monolit...jadi bukan sekedar cuma menumpu di atas
balokan.
Bondek dengan struktur penopang kayu menurut saya bisa saja tapi harus
dengan jarak yang lebih rapat, sehingga percuma memakai bondek karena
keuntungan bondek adalah memberikan lebih banyak memberikan ruang bebas
dibawahnya dan tidak perlu cabut bekisting. Kalau dengan stuktur kayu saya rasa
lebih tepat menggunakan GRC 15mm untuk lantainya.
Kesalahan yang sering dijumpai adalah shear connector nya terlalu jarang atau
lupa dipasang sehingga menyusul dengan cara di bor dan ditancapkan. Metode
pengeboran untuk menancapkan shear connector ini sudah benar, tapi karena di
daerah sambungan ini terjadi tegangan, maka pemasangan shear connector lebih baik
menggunakan chemical set (Lem khusus), seperti Hilti, Ramset, Fischer. Agar tidak
terjadi retak pada permukaan atas plat betonnya. Dan lagi saat mau dilakukan cor,
jangan lupa memasang perancah dibawah bondek, utk menghindari lendutan.

6. PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA


6.1 Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela
1. Persyaratan Umum
Pasal ini menjelaskan semua pekerjaan kosen, pintu dan jendela yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia.
2. Kontrol dan Batasan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Penyedia harus mengikuti RKS ini, PKKI 1961,
SII.0458-81, SII.079-83, SII.0404-80, SII.0797-83, PUBI 1982 dan semua petunjuk
yang diberikan oleh Direksi/Konsultan pengawas Konstruksi selama pekerjaan
berlangsung.
3. Persyaratan Bahan
a. Aluminium, dari bahan aluminium framing system buatan Merk YKK.
b. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana dan
Pengawas untuk kusen jendela.
c. Warna profil : White
d. Ukuran profil : Sesuai AHSP (Analisa Harga Satuan Pekerjaan) (4”)
e. Pewarnaan : White
f. Karet : Gasket Neoprene
4. Penyelenggaraan Pekerjaan
a. Kosen, pintu dan jendela harus di pabrikasi di bengkel, baik yang berada di dalam
site maupun yang berada diluar, yang memiliki perangkat peralatan pemrosesan
kayu maksimal yang lengkap. Bilamana Penyedia tidak memiliki perangkat
peralatan tersebut, maka pekerjaan tersebut harus di borongkan kepada bengkel
kayu yang terkenal baik dan memiliki mesin-mesin yang lengkap. Dalam
keadaan seperti ini, maka sebelum pekerjaan kosen dapat dimulai, Sub-Penyedia
wajib untuk disetujui secara tertulis.
b. Semua Daun pintu harus difabrikasi sesuai dengan dimensi dan detail yang
ditunjukkan dalam gambar, dan dirakit dengan menggunakan sambungan lidah
dan lubang, kemudian dipasak dengan menggunakan pasak kayu, sedemikian
rupa sehingga diperoleh sambungan yang kuat, kaku dan baik. Semua kosen
harus benar-benar siku dan rata.
c. Permukaan kusen dan pintu jendela yang akan terlihat harus rata, halus dan bebas
dari bekas-bekas mesin yang tampak, serta siap untuk dicat.
d. Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari pintu dan jendela harus disiapkan dan
didatangkan ke lapangan, untuk disetujui oleh Konsultan pengawas Konstruksi.
Selama fabrikasi, Penyedia harus memberikan kesempatan kepada Konsultan
pengawas Konstruksi untuk melakukan tugas pemeriksaan guna mengetahui
perkembangan pekerjaan tersebut di bengkel.
e. Pemasangan dari kosen, pintu dan jendela hanya boleh dilaksanakan, setelah
pekerjaan lantai dan langit-langit selesai dikerjakan. Kosen yang menempel ke
dinding atau kolom, harus difiser tidak boleh lebih dari 60 cm.
f. Kosen, pintu dan jendela tidak boleh didatangkan ke lapangan sampai
perkembangan pekerjaan telah siap untuk menerimanya. Kosen, pintu dan
jendela yang disimpan, harus dilindungi dari cuaca, terutama dari panas matahari
dan hujan.

6.2 Pekerjaan Kunci dan Penggantung


1. Keterangan Umum
Pada bagian ini menguraikan semua pekerjaan kunci dan alat penggantung yang
dibutuhkan untuk pemasangan pintu dan jendela, yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia berdasarkan kontrak.
2. Kontrol dan Batasan
Kecuali bilamana disebutkan lain, semua pekerjaan kunci, dan alat penggantung
yang dipakai harus memenuhi syarat yang tercantum dalam SII.0406-81, SII.0407-
81, SII.0409-81, SII.0783-83, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan oleh
Konsultan pengawas Konstruksi.
3. Persyaratan Bahan
1) Engsel Pintu
Engsel pintu harus dari type “Full Mortise Butt Hinge” yang dilengkapi dengan
ring plastik produksi lokal. atau yang setaraf. Panjang engsel harus 4”, untuk tiap
daun pintu harus dipasang tiga buah engsel, kecuali untuk pintu yang lebarnya
lebih besar dari 1 meter, harus dipasang 4 buah engsel tiap daun pintunya.
2) Window Stay
Window Stay harus dari type dan merk yang sama seperti engsel pintu, dengan
ukuran panjang 3”.
3) Kunci
Semua kunci harus dari type mortise lockset dengan kwalitas seperti merk
DEKSSON/SETARA.
4) Grendel tanam yang akan dipasang pada pintu ganda harus merupakan grendel
tanam yang baik yang ada di pasaran merk DEKSSON/ SETARA.
5) Grendel jendela yang dipakai harus dari kwalitas baik yang ada di pasaran merk
DEKSSON/SETARA.
4. Penyelenggaraan Pekerjaan
Semua kunci dan alat penggantung harus dipasang oleh tukang kayu yang baik
dan trampil. Sebelum kunci dan alat penggantung dapat didatangkan ke tempat
pekerjaan, Penyedia harus menyiapkan dan mengajukan kepada Konsultan
pengawas Konstruksi untuk disetujui secara tertulis disertakan semua contoh,
katalog dan brosur dari kunci dan alat penggantung yang akan dipakai, untuk
memungkinkan Konsultan pengawas Konstruksi melakukan pengecekan silang atas
keasliannya.
Pemasangan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terhindar dari
cacat atau kerusakan, baik terhadap kunci dan alat penggantung itu sendiri, maupun
terhadap pintu, kosen atau jendela dimana kunci dan alat penggantung itu akan
dipasang.

6.3 Pekerjaan Kaca


1. Keterangan Umum
Pada bagian ini menguraikan semua pekerjaan kaca yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia berdasarkan kontrak, yang terdiri dari atas penyediaan, pengiriman, dan
pemasangan semua kaca yang harus dipasang pada kusen, jendela dan pintu.
2. Kontrol dan Batasan
Semua kaca dan cermin harus dilaksanakan dengan mengikuti semua syarat yang
tercantum di dalam SII.0189-78, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan
oleh Konsultan pengawas Konstruksi selama berlangsungnya pekerjaan.
3. Persyaratan Bahan
a. Kaca yang dikirim dan dipasang oleh Penyedia harus merupakan kaca bening
dari jenis “sheet glass” yang memenuhi syarat dalam SII.0189-73, dengan
ketebalan tempered 12 mm, tempered 8 mm, 8mm, 10mm dan 5 mm yang
mempunyai permukaan rata dan tidak bergelombang, seperti yang diproduksi
oleh “ASAHIMAS”.
b. Kaca harus dikirim di dalam peti aslinya, yang masih dilengkapi dengan nama
pabriknya, type kaca, kualitas dan ukuran ketebalannya. Pemotongan hanya
boleh dilaksanakan di tempat pekerjaan.
c. Semua kaca harus disimpan di tempat yang bersih dan tidak lembab, dengan
temperatur di atas titik embun.
d. Bilamana kaca tidak mungkin disimpan di dalam ruangan, maka ia harus
dilindungi dengan terpal atau penutup plastik dan harus diperiksa secara berkala
untuk menghindarkannya dari akumulasi uap air yang dapat merusak kaca.
4. Penyelenggaraan Pekerjaan
a. Contoh kaca yang akan dipakai harus diajukan kepada Konsultan pengawas
Konstruksi untuk disetujui, dan harus dilengkapi dengan semua keterangan yang
perlu, untuk meyakinkan bahwa bahan yang diajukannya memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam RKS ini.
b. Sebelum memulai pekerjaan memasang kaca, Penyedia harus memeriksa semua
sponingan dimana kaca akan dipasang, untuk meyakinkan kelurusannya,
kesikuannya dan kerataannya.
c. Semua ukuran kaca harus diambil dari ukuran yang terdapat dilapangan, dimana
kaca akan dipasang. Penyedia bertanggung jawab atas ketepatan waktu yang
dipasang.
d. Ukuran kaca harus sedemikian rupa sehingga terdapat celah yang cukup untuk
memungkinkan kaca bergerak tanpa restriksi dari sponingan yang ada.
e. Cermin harus dipasang dengan menggunakan bracket yang disetujui oleh
Konsultan pengawas Konstruksi. Cermin yang telah terpasang harus benar-benar
waterpass dan serasi dengan granit dinding yang telah terpasang.
f. Semua kaca yang pecah yang diakibatkan oleh pemasangan atau pekerjaan, harus
diganti oleh Penyedia tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi tugas.
g. Kaca yang dipasang tidak benar atau kaca yang tidak memenuhi persyaratan ini
tidak akan diterima. Kaca tersebut harus diganti sampai diterima oleh Konsultan
pengawas Konstruksi, tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

7. PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA ATAP


7.1 Pekerjaan Atap Genteng
Pada bagian ini menguraikan pengiriman dan pemasangan atap Genteng Bitumen
Selulosa merk. Onduline yang harus dikerjakan oleh Kontraktor sebagaimana yang
tertera pada gambar.
1) Penutup Atap Genteng Bitumen Bergelombang Memanjang (Onduline Tile)
Jenis penutup atap gelombang dengan spesifikasi sebagai berikut:
a) Deskripsi: Lembaran bitumen bergelombang monolayer yang terbuat dari
serat organik, diberi warna dengan pigmen mineral dan resin thermosetting
pada kedua sisi (atas dan bawah) dengan model genteng 7 gelombang dan
memanjang.
b) Terbuat dari bahan dasar : Bitumen Selulosa
c) Dimensi / ukuran : Panjang 1950 mm (-0 s/d +20)
d) Lebar 960 mm (-20 s/d + 20)
e) Tebal 3.0 mm (±0,3)
f) Korugasi / gelombang : 7 korugasi + 6 bagian datar per lembar;
g) Lebar 96 mm (±2)
h) Tinggi 38 mm (±2)
i) Berat : 5.90 Kilogram per Lembar ; 3,15 Kilogram per meter persegi
j) Warna : Dual Red 3D
k) Standar Spesifikasi Material: EN 534:2010.

2) Pelaksanaan
Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur Onduline Tile, dengan
jarak antar reng 45 cm. Atap Onduline Tile memiliki garansi 10 tahun terhadap
waterproofing dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
a) Pemasangan sesuai dengan persyaratan yang di tetapkan oleh pihak Onduline.
b) Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari pihak
Onduline atau distributor secara berkala.
c) Pemasangan menggunakan asesoris (screw, Nok, dll) dari produk pihak
Onduline.
d) Tata cara pemasangan atap Onduline tile:
(1) Pemasangan Atap Onduline Tile

(a) Pastikan kemiringan rangka kuda-kuda atap adalah lebih dari 10 derajat.
(b)Pastikan jarak antar reng adalah 38 cm pada reng pertama (paling bawah
setelah listplang), dan selanjutnya jarak reng 45 cm secara menerus.
(c) Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap,
dengan panjang overhang maksimal adalah 3.50 cm dari listplang.
(d)Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang sesuai
dengan lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang
yang terdapat garis timbul (embosement) pada lembaran atap.
(e) Urutan penyekrupan lembaran atap dimulai dari posisi reng pertama dan
di screw di setiap gelombang lembaran atap, dan di posisi reng kedua
penyekrupan di lakukan dengan melompati setiap satu gelobang
lembaran atap, di posisi reng ke tiga, lima , dst mengacu penyekrupan
seperti di posisi reng pertama. Dan pada posisi reng ke empat, enam, dst
mengacu pada penyekrupan seperti di posisi reng ke dua.
(f) Pemasangan lembaran atap harus menggunakan susunan pasangan bata.
Baris pertama pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris
kedua dari bawah diawali dengan menggunakan lembaran atap yang
dipotong menjadi dua. Baris ketiga, kelima dan seterusnya seperti
pemasangan pada baris pertama. Baris keempat, keenam dan seterusnya
seperti pemasangan pada baris kedua.
(g)Selama pemasangan atap agar menggunakan papan yang di letakkan di
atas lembaran atap dengan posisi papan tegak lurus rangka reng untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan lembaran atap dan
beban bekerja dapat tersalurkan dengan merata ke tumpuan tumpuan
pada rangka reng.
(2) Pemasangan Penutup Listplang Samping.

a) Pemasangan penutup listplang samping dengan menggunakan


aksesoris Verge Piece dari pihak Onduline.
b) Penyekrupan pada verge piece berada di setiap posisi reng yang
menyatu dengan lembaran atap onduline tile yang berada di bawah
lembaran verge piece.
(3) Pemasangan Nok.

a) Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Onduline.


b) Penyekrupan pada nok harus berada di lembaran nok yang bersentuhan
dengan gelombang Onduline Tile.
e) Kontrol dan Batasan
Dalam melaksanakan pekerjaan atap Genteng Bitumen Selulosa merk.
Onduline ini, Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum di
dalam PUBI 1982, SII.0447.81, Spesifikasi Teknis ini dan semua perintah yang
disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama berlangsungnya pekerjaan.
f) Persyaratan Bahan
1) Genteng Bitumen Selulosa merk. Onduline harus berkualitas baik,
2) Nok Genteng Bitumen Selulosa merk. Onduline yang dipakai harus dari
jenis yang sama.

7.2 Pekerjaan Rangka Atap


1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan meliputi:
a. Rangka atap baja ringan
b. Pemasangan Kuda-kuda bajaringan
c. Pemasangan Konsol IWF 150.75.5.7
2. Penyelenggaraan Pekerjaan
a. Rangka atap baja ringan
Rangka Atap Menggunakan Rangka Baja Ringan dan harus dipasang
dengan jarak yang sesuai dengan jarak yang disyaratkan oleh pabrik pembuat
(Pabrikasi). Rangka Baja Ringan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam SII.0583-81, seperti yang diproduksi oleh merk GIGASTEEL /
GALVASTEEL.
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang
terdiri dari:
1) Rangka utama atas (top chord)
2) Rangka utama bawah (bottom chord)
3) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4) Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi),
3) Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4) Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6) Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
1) Pemasangan penutup atap
2) Pemasangan kap finishing atap
3) Talang selain jurai dalam
4) Accesories atap

3. Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
a. Baja Mutu Tinggi G 550
b. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
c. Tegangan Maksimum 550 Mpa
d. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
e. Modulus geser 80.000 Mpa
f. Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat (coating):
1) Galvanised (Z220)
a) Pelapisan Galvanised
b) Jenis Hot-dip zinc
c) Kelas Z22
d) katebalan pelapisan 220 gr/m2
e) komposisi 95% zinc, 5% Alumunium
2) Galvalume (AZ100)
a) Pelapisan Zinc-Aluminium
b) Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
c) Kelas AZ100
d) katebalan pelapisan 100 gr/m2
e) komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
Multigrip ( MG )

g. Lapisan anti karat :


1) Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
2) Galvabond Z275
3) Yield Strength 250 MPa
4) Design Tensile Strength 150 MPa
h. Brace System (bracing)
1) BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah
(bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
2) LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda
baja ringan, sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling)
pada batang tekan (web), standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-
kuda tersebut.
3) DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing
diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama
dan letak berdampingan.
4) STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan
bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace
berdasarkan perhitungan desain struktur.
5) Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan
talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan
material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar
diatas.

i. Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi
screw sebagai berikut:
1) Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
2) Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
3) Kepadatan Alur 16 alur/inci
4) Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
5) Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
j. Kekuatan Mekanikal
1) Gaya geser satu baut 5,10 KN
2) Gaya aksial 8,60 KN
3) Gaya Torsi 6,90 KN

4. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Penyedia wajib memberikan Surat Dukungan Asli, Brosur Asli dan pemaparan
produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan
RKS (Rencana Kerja dan Syarat) / Spesifikasi Teknis.
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
c. Penyedia wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah
alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi
diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang
menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Penyedia wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Penyedia wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari Lab Uji
Balai Bahan dan Barang Teknik Jakarta.

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada
standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak penyedia harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain
sistem rangka atap.
e. Pihak penyedia harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
f. Pihak penyedia bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan
genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural
1) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
2) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain
kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2)
dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the
building and construction industries”(Australian Standard 3566).
h. JAMINAN PEKERJAAN BAJA RINGAN
Jaminan ini meliputi:
1) Jaminan jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan
yang terjadi pada Struktur Rangka Atap Baja Ringan, meliputi; kuda-kuda,
pemakuan-pemakuan dan reng.
2) Kekuatan struktur baja ringan dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti
yang tercantum pada "Cold Formed Code For Structural Stell" (AS/NZS
4600:1996) dengan desain kekuatan struktur berdasarkan "Dead and Live
Loads and Load Combinations " ( AS 1170.1 Part. 1) & "Wind Load" (AS
1170.1 Part. 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan "Screws - Self
Drilling For The Building and Construction Industries" (AS3566).
3) Kuda-kuda baja ringan menggunakan stell grade G550 diberi lapisan
Galvanised Coating Hot-dipped Zinc Z220 (220/m2) sebagai perlindungan
terhadap korosi.
4) Jaminan yang diberikan baik jaminan struktural maupun jaminan terhadap
diberikan selama 10 (Sepuluh) Tahun berdasarkan Undang-undang Nomor
18 tahun 1999 tentang "Jasa Konstruksi"
5) Memberi masa pemeliharaan sesaui dengan kontrak.

i. JAMINAN INI TIDAK BERLAKU KONDISI:


1) Adanya keruntuhan struktur atap yang diakibatkan oleh defomasi atau
keruntuhan struktur penyangga rangkap atap yang bersangkutan.
2) Adanya kerusakan struktur yang diakibatkan karena perawatan yang tidak
benar terhadap penutup atapnya (missal : dibiarkan bocor untuk waktu yang
lama)
3) Adanya bagian rangka atap yang dipergunakan, dibebankan ataupun
menerima kondisi yang tidak umum atau tidak sesuai dengan fungsinya dan
tidak sesuai dengan beban desainya.
4) Dimana struktur atap diubah (ditambah, dikurangi maupun dilakukan
pengganjalan) tanpa supervise atau tidak dilakukan oleh perusahaan kami.
5) Dimana struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai tumpuan Kuda-kuda
dikemudian hari ditambahkan dan diubah sehingga kemudian struktur
tersebut menyangga atau menempel pada bagian dari kuda-kuda.
6) Dimana pihak konsumen/penyedia / konsultan tidak menjamin kekuatan
struktur penyangga rangka atap (ring balok maupun kolom penopangannya)
yang bersangkutan untuk menahan seluruh beban yang terjadi pada rangka
atap sesuai dengan kriteria desain yang telah discpakati dalam Surat Kontrak
Kerja tersebut diatas.
7) Keadaan memaksa (Force Majeure) seperti bencana alam, huru-hara, perang
atau keadaan mekasa yang ditetapkan oleh pemerintah.
8) Genteng Morando Glazur harus dipasang sedemikian rupa sehingga
terancang dengan baik pada semua jurusan/ sudut untuk menjamin bahwa
semua Genteng terikat dengan baik satu dengan yang lainnya. Rangka atap
Baja Ringan dan jarak antara Genteng harus dirancang agar lebar atap sesuai
dengan ukuran dari Genteng itu sendiri.
8. PEKERJAAN PLAFOND
8.1 Keterangan Umum
Pada bagian ini menguraikan semua pekerjaan penyediaan, pengiriman dan
pemasangan plafond dan Gypsum pada langit-langit yang harus dikerjakan oleh
Penyedia berdasarkan kontrak.
8.2 Kontrol dan Batasan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Penyedia harus mengikuti semua persyaratan yang
tercantum di dalam PUBI 1982, SII.0404-80, SII.0194-84, RKS ini dan semua petunjuk
perintah Konsultan pengawas Konstruksi selama pekerjaan berlangsung.
8.3 Persyaratan Bahan
a. Bahan yang dipakai adalah Gypsum dengan ketebalan 9 mm dan Kalsiboard 4 mm
yang bebas dari retak, pecah atau cacat-cacat lainnya yang dapat merusak
penampilannya.
b. Rangka Plafond yang digunakan besi metal Hollow 36.36.0,3 mm; Modul 60x60
8.4 Penyelenggaraan Pekerjaan
a. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
b. Gypsum datar boleh dipasang setelah seluruh rangka untuk langit-langit tersebut
sudah terpasang sesuai yang tertera dalam gambar dan diterima oleh Konsultan
pengawas Konstruksi.

9. PEKERJAAN LANTAI
9.1 Keterangan Umum
Pada bagian ini menguraikan pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan
semua ubin lantai dan dinding kamar mandi yang harus dilaksanakan oleh Penyedia
sebagaimana dalam gambar.
9.2 Kontrol dan Batasan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Pekerjaan LANTAI granit harus dilaksanakan
dengan mengikuti semua syarat yang tercantum di dalam SII.0023-73, SII.0243-79,
SII.0583-81, PUBI 1982, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan Konsultan
pengawas Konstruksi selama pekerjaan berlangsung.
9.3 Persyaratan Bahan
a. Ubin granit lantai yang dipakai harus merupakan ubin granit yang terbaik ukuran
60 x 60 polish. Granit Kamar mandi 60 x 60 unpolish, Untuk dinding kamar mandi
60x60 polish, Untuk Step noising 30x60 Granit harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam SII.0583-81, seperti yang diproduksi oleh Granit Niro.
b. Sebelum Granit dapat dikirim ke tempat pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan
dan mengajukan contoh granit yang akan dipakai, secara tertulis kepada Konsultan
pengawas Konstruksi untuk disetujui, yang harus dilengkapi dengan keterangan
tentang nama pabrik asalnya, serta keterangan lainnya yang mungkin dibutuhkan
oleh Konsultan pengawas Konstruksi.
c. Semua Granit harus didatangkan ke tempat pekerjaan dikemas dalam doos-doos
aslinya, yang masih dilengkapi dengan keterangan tentang nama pabriknya,
type/nomor produksi, dan keterangan lainnya. Ubin granit yang dipakai harus bebas
dari cacat dan harus merupakan ubin granit kwalitas I.
9.4 Penyelenggaraan Pekerjaan
a. Pasangan ubin granit harus dilaksanakan oleh tukang yang berpengalaman. Sebelum
ubin granit dapat dipasang, Penyedia harus memeriksa kerataan dari beton tumbuk
yang diatasnya akan dipasang ubin granit
b. Pemasangan ubin granit untuk lantai harus dilaksanakan dengan menggunakan
adukan 1 pc : 5 ps. Selama pemasangan, daerah yang sedang dipasang harus
dibebaskan dari lalu-lintas. Ubin harus dipasang sedemikian rupa sehingga
diperoleh nat yang seragam dan lurus, dengan besar nat tidak lebih dari 2 mm. Nat
harus diisi dengan menggunakan campuran semen putih dengan zat warna dengan
perbandingan 1 : 1.
c. Granit dinding harus dipasang dengan menggunakan adukan 1 pc : 3 ps pasang, nat
antar granit harus disesuaikan dengan keterangan diatas.
d. Pemotongan granit harus dilaksanakan denan menggunakan mesin potong granit
yang disetujui oleh Konsultan pengawas Konstruksi. Ubin yang cacat tidak boleh
dipasang dan akan ditolak oleh Konsultan pengawas Konstruksi.
e. Semua ubin yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam RKS ini, baik
kualitas bahannya maupun cara pelaksanaan-nya harus dibongkar dan diganti tanpa
tambahan biaya dari Pemberi tugas

10. PEKERJAAN PENGECATAN, DLL


10.1 Pekerjaan Pengecatan
1. Keterangan Umum
a) Bagian ini menguraikan tentang semua pekerjaan pengecatan serta finishing
pada semua permukaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia berdasarkan
kontrak, seperti pengecatan dinding, langit-langit, hand railling dan lain
sebagainya.
b) Semua pekerjaan pengecatan dilaksanakan oleh Penyedia sesuai dengan
persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1982, SII.1253-85 atau sesuai
dengan standard seperti berikut HI-3-197-, NI-4.
c) Spesifikasi pengecatan yang dikeluarkan oleh pabrik, RKS ini dan semua
petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.
2) Kontrol dan Batasan
Semua pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan oleh Penyedia sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam PUBI 1982, SII.1253-85. Spesifikasi pengecatan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, RKS ini dan semua petunjuk dan perintah
Konsultan pengawas Konstruksi selama pekerjaan berlangsung.
3) Persyaratan Bahan
a) Plamur Tembok
Plamur tembok harus merupakan plamur acrylis emulsion yan berkualitas baik.
b) Cat Tembok
Cat tembok yang dipakai untuk pengecatan tembok dan langit-langit harus
merupakan cat emulsi yang baik, kelas I seperti merk dulux, nippon, mowilex.
Untuk cat exterior harus menggunakan cat kelas I Weather Shield / Weather
Coad dari merk dulux, nippon, mowilex .
c) Cat Enamel/Besi
Cat enamel yang dipakai untuk pengecatan pintu, railing tangga dan besi-besi
pada tempat parkir harus merupakan cat enamel yang baik yang setaraf dengan
yang diproduksi oleh “Glotex, Mowilex”. Cat yang akan digunakan harus masih
dalam kaleng yang tersegel, tidak cacat dan tidak bocor, serta telah mendapat
persetujuan Konsultan pengawas Kontstruksi.
d) Penyedia harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicamtu pengawasan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan
jenis (dari dasar s/d lapisan akhir).
e) Standart Pengerjaan (Mock Up)
1) Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Penyedia harus melakukan
pengecatan pada suatu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan bidang-bidang ini akan dipakai sebagai satndart minimal bagi
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
3) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis Konsultan pengawas
Konstruksi, Penyedia melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti
tercantum diatas.
4) Untuk lapisan plamur dipakai sesuai produk pabrik yang ditentukan, pada
bagian-bagian dimana banyak reaksi alkali dan rembesan air harus diberi
lapisan wall sealer.
4) Penyelenggaraan Pekerjaan
a. Semua dinding dan plafond yang akan dicat dengan cat emulsi harus
dibersihkan terlebih dahulu, dan sebelum dicat permukaan dinding dan plafond
harus diplamur dengan plamur yang telah disebutkan diatas sampai
permukaannya menjadi rata, kemudian diamplas. Pengecatan dengan cat emulsi
harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam 3 lapisan, sampai diperoleh
warna cat yang merata.
b. Cat enamel harus dilaksanakan dengan cara penyemprotan atau pelaburan.
Sebelum pengecatan dilaksanakan, seluruh permukaan besi atau kayu harus
dimeni terlebih dahulu dengan meni besi (untuk bahan besi) atau meni kayu
(untuk bahan kayu), kemudian diamplas sampai rata.
c. Selama pengecatan semua bagian-bagian bangunan yang tidak dicat, seperti
lantai, list, allumunium, plafond, fan coil, kosen dan lain sebagainya, harus
dilindungi dari kemungkinan kena cat.
d. Bilamana dalam pengecatan, bagian-bagian tersebut terlebur atau tertetesi
cairan cat, maka ia harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain lain
yang bersih. Pekerjaan cat ini harus dilaksanakan sampai diterima oleh
Konsultan pengawas Konstruksi.
e. Meskipun demikian, bilamana selama pekerjaan atau masa pemeliharaan
bidang-bidang yang sudah dicat dan diterima oleh Konsultan pengawas
Konstruksi, ternyata terkotori atau cacat akibat pekerjaan atau orang-orang
yang berada dibawah tanggung jawab Penyedia, maka bidang tersebut harus
dicat kembali sampai diterima oleh Konsultan pengawas Konstruksi.

10.2 Pekerjaan Watter Profing


1. Keterangan Umum
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan dan
peralatan / alat bantu lainnya termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dangan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian dan syarat-syarat dan memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
2. Persyaratan Bahan
a) Standard Mutu Bahan
Standard dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya seperti PUBI 1982 (NI-3) ASTM 828, ASTME : TAPPI
803 dan 407. Penyedia tidak dibenarkan merubah dengan standard dengan
cara apapun tanpa ijin dari Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas.
b) Penyedia harus menyediakan data teknis produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan di setujui Konsultan
Pengawas.
c) Penyedia wajib mengajukan contoh dari semua bahan.
d) Bahan waterproofing atap menggunakan Bumindo, Beton Teknik, Sika, dan
untuk waterproofing jenis liquit menggunakan bahan Ex No Drop, Beton
Teknik, Damdeks, Aqua Proof, Aqua Seal.
e) Bagian-bagian yang harus diberi lapisan waterproofing adalah:
(1) Pelat-pelat atap beton.
(2) Lantai-lantai toilet, kamar mandi dan WC : type liquid
(3) Bagian-bagian lain yang ditentukan pada gambar

3. Pelaksanaan
a) Sebelum pekerjaan dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan
harus dibersihkan cukup halus, kering dan bebas dari tonjolan / legokan dan
bekas tumpahan cor-coran beton.
b) Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara
pelapisan, ketebalan sampai dengan perlindungan dengan plesteran dan
acian, setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik.
c) Permukaan harus memiliki kemiringan lantai antara 1-2% atau lebih ke arah
drain outlet.
d) Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistem kwas atau rol. setelah
primer coating mengering kurang lebih 1 jam (bila keadaan cuaca cerah)
barulah dimulai pemasangan Bithutene Water Proofing Membrane.
pemasangan di mulai dari titik terendah (drain), daerah-daerah kritis diberi
dengan mastic.
e) Sistem Aplikasi :
(1) Permukaan beton rata (bebas dari keroposan dan tonjolan).
(2) Pemasangan lapisan primer (dibiarkan 3-24 jam, tergantung kondisi
cuaca).
f) Setelah selesai seluruhnya pekerjaan water proofing kemudian dilakukan
test rendam (flood test) selama 24 jam / 1 hari dengan tinggi kurang lebih 5
cm.

10.3 Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)


1) Keterangan Umum
Sebelum mulai pelaksanaan, Penyedia terlebih dahulu mengajukan contoh-
contoh bahan yang akan digunakan kepada Direksi / Konsultan pengawas
Konstruksi, untuk disetujui oleh Perencana dan Direksi/ Konsultan pengawas
Konstruksi.
2) Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b) Meliputi seluruh pekerjaan dinding lapis ACP dengan rangka utama besi
profil “L” dan rangka pembagi hollow galvanis sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar.
3) Bahan/Produk
a) Alumunium Composite Panel (ACP)
b) Jenis : Setara Alucomp, Alustar, Alcopla.
c) Ukuran : Ditentukan dalam gambar perencanaan.
d) Ketebalan : Minimum 4 mm – 5 mm
e) Type dan warna : standard ditentukan kemudian.
f) Kandungan : 55% aluminium, 43, 5 zinc dan1.5 silikon
g) Coating : PVDF

4) Bahan/Produk
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan peraturan:
a) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, 1982.
b) Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan Besi/Baja), SNI-
03-6861.2-2002.
c) Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C (Bahan Bangunan dari Logam bukan
Besi), SNI-03-6861.3-2002.
5) Bahan rangka dan Accessories:
a) Rangka
(1) Terpasang dengan Rangka besi profil “L” dan hollow galvanis 40x40 dan
20x40 (sesuai gambar) system produk dalam negeri yang disetujui
Perencana/ Konsultan pengawas Kostruksi.
(2) Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.
(3) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan. Persyaratan bahan yang
digunakan harus memenuhi ketentuanketentuan/persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan.
b) Accessories
(1) Angkur, sekrup, sealant, dinabolt (mur dan baut) jika ada harus
digalvanis.
(2) Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran
panel dan material rangka panel yang dipasang.

6) Cara pemasangan ACP exterior


a) Persiapan
(1) Bagian dinding bangunan minimal sudah diplester dan pada beton
sudah dapat digunakan untuk dipasang dynabolt sebagai pemaku
rangka pada dinding
(2) Marking, marking area dinding dan sesuaikan dengan ukuran ACP
yang akan dipasang. Marking juga berfungsi pedoman tempat posisi
rangka ditempatkan.

b) Pembuatan Rangka ACP


(1) Rangka ACP terbuat dari Aluminium atau menggunakan rangka hollow
40×40
(2) Bagian rangka dipasang plat siku dan dikunci kebagian dinding dengan
dynabolt
(3) Bagian antar rangka dapat disambung satu sama lain dengan pengelasan
atau dengan diskrup
(4) Rangka ACP dapat difabrikasi terlebih dahulu menjadi rangkaian rangka
yang sudah disambung-sambung atau disebut bracket kemudian secara
sekaligus dipasang pada dinding bangunan
c) Fabrikasi ACP
(1) Persiapan lembaran ACP, merk ACP sesuai dengan spesifikasi gambar
rencana
(2) Potong lembaran ACP mengacu kepada jarak dan ukuran rangka hollow.
Dimana lembar ACP dipotong melebihi 4 cm dari rangka. Misal untuk
rangka 60x60cm maka lembar ACP yang dipotong menjadi 64x64cm.
Dimaksudkan supaya sisa 4 cm digunakan untuk ditekuk atau dilipat
sehingga ACP berbentuk sebuah kotak.
(3) Proses Routing yaitu dengan me routing atau memangkas lapisan
logam/aluminium pada ACP sehingga mudah untuk menekuk bagian
ujung (4cm) sebanyak 90 deg.
(4) Lipat bagian ACP sehingga membentuk kotak, dan gunakan potongan
siku untuk mengikat lipatan menggunakan paku rivet.
(5) Pasang 2 buah bracket / plat siku pada 2 sisi lembar ACP sehingga
terdapat 8 buah bracket atau plat siku yang akan dibaut atau dikunci ke
rangka hollow.
d) Pemasangan ACP pada rangka
(1) Persiapkan alat bantu seperti mesin bor, mata bor/baut dan sekrup.
Gunakan material sekrup yang terbuat dari logm kuat dan tidak mudah
berkarat.
(2) Pasang lembaran ACP yang sudah disiapkan pada rangka dengan
mengunci dibagian bracket ACP ke rangka.
(3) Pasang lembar berikut nya dengan cara yang sama sehingga semua
bagian ACP terpasang pada rangka
(4) Sealant bagian celah antar ACP agar saling mengikat dan mencegah air
masuk ke sisi dalam rangka acp dan dinding bangunan.

11. PEKERJAAN MEKANIKAL – ELEKTRIKAL


11.1 Pekerjaan Elektrikal
1. Peraturan dan Persyaratan
Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap
dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan,
penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
a. Dalam melaksanakan instalasi ini, penyedia harus mengikuti semua persyaratan
yang ada seperti :
1) Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000
2) VDE, ISO, LMK, dan lain-lain.
b. Penyedia harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti:
1) Persyaratan Umum.
2) Spesifikasi Teknis.
3) Gambar Rencana.
4) Berita Acara Aanwijzing.
c. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
d. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :
1) Penerangan dalam bangunan.
2) Outlet listrik, Outlet Tenaga.
3) Telepon, data.
4) Air conditioning, Exhaust fan, dan ventilating.
5) Pompa transfer, Pompa Drain.
e. Persyaratan Penyedia Listrik.
Harus dapat disetujui oleh Pemberi tugas/Konsultan Pengawas/MK yang
mempunyai SIKA-PLN diutamakan golongan D atau C yang masih berlaku.
f. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core
dimana core yang ketiga merupakan jaringan pertanahan disatukan ke panel
listrik. Sedangkan instalasi dari panel pembagi menggunakan 4 core kabel.
g. Semua panel listik harus diberi pertanahan dengan kawat BC atau core ke 5 dari
toevoer yang digunakan.
h. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi
pelindung anti karat.
i. Semua pipa instalasi di luar cor-coran pelat beton dan yang tidak tertanam
dalam tanah harus diberi marker dgn warna yang akan ditentukan kemudian
pada ujung-ujung pipa atau kabel dan pada pipa atau kabel setiap jarak 10
meter.
j. Sistem tegangan 220 V/380 V, 3 phase, 50 Hz, instalasi penerangan dan stop
kontak 220 V – 1 phase – 50 Hz.

2. Lingkup Pekerjaan Listrik


Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera dalam
spesifikasi ini, namun Penyedia tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan yang tertera di dalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen
tambahan seperti yang tertera di dalam berita acara Aanwijzing.
a. Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan.
b. Menyediakan dan memasang semua toevoer (kabel) listrik.
c. Memasang dan menyediakan grounding.
d. Menyediakan dan memasang Panel-panel.
e. Seluruh instalasi pertanahan (Panel Listrik, P Pompa).
f. Instalasi penangkal petir.
g. Semua feeder lain yang terdapat dalam gambar.
h. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
i. Menyediakan dan memasang : Semua armature lampu penerangan dalam .
j. Membuat gambar kerja dan menyerahkan As Built drawing.
k. Melakukan pengetesan dan training.
l. Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan Instalasi dari AKLI, Konsuil.
m. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang
jelas dari bahan yang tahan lama.
n. Pengurusan ijin Penangkal Petir ke Depnaker.
3. Persyaratan Umum dan Peralatan
Syarat-syarat dasar/umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut :
a. Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merek atau
pabrik yang sama.
b. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku cadang dari peralatan yang jumlahnya
jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan
itu diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap. Apabila suatu bahan
atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau merek, hal ini dimaksud
untuk mengikat mutu, tipe perencanaan dan karakteristik.
c. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikiasi adalah minimum.
d. Penyedia boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat:
1) Mengajukan persetujuan kepada Pemberi Tugas.
2) Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
3) Tidak menyebabkan penambahan bahan.
4) Tidak meminta penambahan ruang.
5) Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
6) Tidak menurunkan kualitas pekerjaan.
4. Sistem Catu Daya dan Distribusi Listrik
1. U m u m
Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama
masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem
catu daya dan distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :
a. Penyambungan daya listrik tegangan menengah 3 fasa, 20 kV ke PLN
setempat.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan transformator, tegangan primer
20 kV, tegangan sekunder 240-400 V, 50 Hz. (kebijakan PLN)
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah
(MDP), panel distribusi (SDP), panel-panel penerangan/daya(PP/LP) dan
panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar perancangan.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya:
• Dari PLN menuju ke trafo, menggunakan kabel XLPE 20 kV jenis
N2XSY, dengan ukuran sesuai gambar perancangan. (kebijakan PLN)
• Dari transformator daya menuju ke MDP, dan selanjutnya dari SDP,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, dengan ukuran sesuai
gambar perancangan.
• Dari SDP menuju ke panel-panel pompa,dan panel-panel daya lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel
tegangan rendah sesuai dengan gambar perancangan.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap
dengan kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.
g. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu
rak kabel dan peralatan bantu lainnya).
5. Spesifikasi Bahan dan Peralatan
a. Kabel Listrik
1) Kabel Instalasi Penerangan dan Outlet.
a) Kelas kabel sesuai kebutuhan.
b) Inti penghantar tembaga.
c) Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
d) Jumlah inti satu atau lebih.
e) Jenis kabel: NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
f) Produksi dalam Negeri standard PLN/ LMK dan SII. Merek kabel:
Superme, kabel Metal, Kabelindo, atau setara
2) Kabel Feeder
a) Kelas kabel sesuai kebutuhan.
b) Inti penghantar tembaga.
c) Isolasi PVC, Sheated.
d) Jenis Kabel NYY dan NYFGBY, sesuai dengan gambar rencana.
3) Kabel Grounding
a) Inti tembaga.
b) Jenis kabel BC atau NYA.
b. Pipa dan Fitting
1) Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan exhaust fan
dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk
dalam bangunan kecuali untuk feeder dalam trench atau tertanam dalam
tanah memakai pipa galvanis.
2) Sparing menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa
instalasi.
3) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa
flexible jenis PVC.
4) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan, dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket,
elbouw, T-doos, croos-doos diberi warna untuk memudahkan maintenance,
terminal 3 M, isolasi ban, klem besi dan lain-lain.
5) Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus
diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-
ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
6) Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan
pemasangan sparing kabel.
c. Cable tray, rak kabel dan hanger.
1) Cable tray/cable ladder
a) Bahan penyangga terbuat dari perforated steel plate yang UCP.
b) Bahan support dari besi siku yang dicat.
c) Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.
d) Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan besi.
e) Gantungan memakai besi beton Ø 3/8”.
f) Setiap jarak 40 cm diberi tulangan penguat sehingga berbentuk cable
ladder.
g) Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
2) Rak kabel dan hanger
a) Pada shaft riser
(1) Terpasang rak kabel bentuk cable ladder.
(2) Bahan besi siku untuk angkur dan rangka.
(3) Palang tangga dari besi siku.
(4) Klem besi plat dan mur baut.
(5) Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
b) Hanger
(1) Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan besi
plat yang diklem setiap jarak 100 cm. Gantungan ke plat dengan
ikatan ramset atau fischerplug.
(2) Mur baut dan besi plat.
(3) Semua bahan besi plat harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
d. Alat Bantu instalasi
1) Bak control dan tutupnya dari beton bertulang untuk pertanahan.
2) Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
3) Pondasi beton cor untuk tiang lampu halaman/taman.
e. Saklar dan stop kontak
1) Mekanisme saklar rocker dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar
putih, jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam suplai
sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
2) Stop kontak standard dengan rating 16 A – 250 volt. 2 kutub ditambah 1
untuk pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating 16 A – 380 volt. 3 atau
4 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam suplai stop kontak harus
lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan
recessmounted atau surfacemounted.
f. Armature Lampu
1) Balk lamp TL 1 x 36 W
a) Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal minimal 0.7 mm.
b) Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar merk ICI.
c) Ballast Philip 40 Watt, 220 V, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar
6.5 Watt atau low-loss ballast.
d) Fitting dan starter older Phillips.
e) Capasitor Phillips factor kerja minimal 0.85.
f) Tabung TL T5 36 Watt Phillips.
g) Terminal Grounding pada badan.
h) Baut expose dengan kepala khusus.
i) Wirring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
j) Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
2) TKI RM 2x36 Watt /54 Standar class untuk R. kerja
a) Bahan kotak dan komponen idem (a)..
3) TKI RM 1x36 Watt /54 Standar class untuk R. kerja
Bahan kotak dan komponen idem (a)..
4) Barret Lamp ( BSA 32 )
a) Kotak lampu terbuat dari Steel sheet 0.7 mm.
b) Proses anti karat.
c) Pengecatan menggunakan sistem cat baker / powder coating.
d) Capasitor Philips, Fitting, Starter ballast.
e) Sistem terminal blok.
f) Cover acrylic putih susu.
g) Ess 18 Watt.
5) Down Light E27 18 Watt .
a) Bahan kotak lampu aluminium, sedangkan reflector menggunakan
mirror reflector.
b) Terminal Grounding pada badan.
c) Baut expose dengan kepala khusus.
d) Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
g. Panel listrik
Untuk proyek ini, panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Panel MDP
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan Generator
set dengan sistem Interlock. Main Breaker dan Branch Breaker
menggunakan MCCB dan sebagai pengaman sesuai dengan gambar
rencana.
2) Umum.
a) Tegangan kerja: 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
b) Interupting capacity untuk main breaker 50 kA dan cabang-cabangnya
minimal 30 kA.
c) Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu.
d) Lalu lintas feeder :
(1) menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
(2) Dalam gedung menggunakan kabel NYY
e) Setiap incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi dengan
Arrester :
(1) Untuk panel utama (LVMDP) harus dilengkapi Arrester 100 KA.
(2) Untuk panel distribusi harus dilengkapi Arrester 15 KA,
f) Gambar detail harus dibuat oleh Penyedia dan disetujui oleh MK sebelum
pembuatan.
3) Pemutusan Daya
a) Rated breaking capacity pada 220 volt/380 volt – 1 fase/3 fase – AC tidak
kurang dari 50 kA.
b) Release harus mengandung :
(1) Under Voltage relay disisi PLN.
(2) Thermal overload release.
(3) Magnetic short circuit release (mempunyai setting range).
4) Rumah panel dan Busbar.
a) Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
b) Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan
dengan mudah.
c) Rumah panel tipe Free Standing dari besi pelat dengan tebal tidak kurang
dari 2 mm, sedang tipe wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.2 mm.
d) Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan
pembersihan sejenis “Phospatizing treatment“ atau sejenisnya. Bagian
dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
e) Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
f) Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam
dan digrafir esuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.
g) Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.
h) Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel
berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
i) Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan
dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang
dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai
ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis pada level hubung
singkat.
j) Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal
kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar.
Busbar harus di cat secara standart untuk membedakan fasa-fasanya.
k) Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai
penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari
rating Breaker.
l) Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan
pelindung(Tinned).
m) Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari dan sarung kabel berwarna
bahan tembaga.
5) Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
a) Instrument dan peralatan penunjuk (Ampere, Volt, Frekuensi, Cos Ø,
killo watt) menggunakan tipe digital.
b) Pilot lamp.
c) Kwh meter double tarif lengkap current transformer.
h. Material Pentanahan.
Semua sistem listrik menggunakan sistem pentanahan di dalam bangunan
menggunakan Cooper Bar dengan Penampang 40 x 5 mmdibuat dipasang di
ruang perangkat tiap lantai. Penyambungan antara Cooper Bar dengan kabel
BC menggunakan sepatu kabel di mur baut dan dilas, sedangkan
penyambungan kabel BC dengan electrode pentanahan menggunakan sistem
cadwell, semua penyambungan kabel tray/ladder dihubungkan dengan kabel
BC 35 mm2 dan grounding cooper bar. Penyambungan yang tidak disebutkan
harus sesuai dengan peraturan yang ditentukan dalam PUIL 2000.
6. Persyaratan Pemasangan
a. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
1) Penyedia harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat Surat Perintah Kerja (SPK). Dan bisa mengajukan usul-usul
kepada MK, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar semua instalasi
dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan bekerja sebaik- baiknya.
a) Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah
pengukuran, meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya.
b) Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data
kepada MK.
c) Membuat foto dokumentasi pada prestasi fisik 0%- 25% - 50% - 75% dan
100 %.
2) Penyedia harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan
mendapat persetujuan dari MK.
3) Penyedia harus berkonsultasi dengan penyedia lain, sehingga pemasangan
instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
4) Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari MK.
b. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
1) Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran
plat beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
2) Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai
berikut :
a) Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau di
klem ke hanger besi plat.
b) Untuk jalur kabel lebih dari 2 instalasi harus lewat kabel tray.
c) Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan Cable Ladder.
3) Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa
pelindung.
4) Di bawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai berikut:
a) Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke
kolom atau tembok. Saklar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk
peralatan tertentu.
b) Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai, sedangkan stop kontak di partisi
jauh dari tembok menggunakan conduit.
5) Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft
riser setiap jarak 150 cm.
6) Setiap sambungan cable tray/cable ladder dilengkapi kabel BCC diameter
35 mm.
7) Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
a) Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di
bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis.
b) Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah
permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.
8) Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung
terminal 3 M kemudian doos tersebut ditutup.
9) Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.
10) Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi
marker setiap jarak 10 m dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
11) Ramset atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.
12) Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke
dalam besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau
fischerplug.
13) Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur-baut
ke angkur.
14) Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
15) Tidak diperkenankan melakukak penyadapan atau penyambungan di
tengah jalan kecuali pada tempat penyambungan.
16) Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
17) Armature lampu:
a) Balk TL 1 x 36 w, Barret lamp, bracket lamp, terpasang surface
mounted ke plat beton atau plafond dengan di sekrup atau mur baut pada
2 tempat.
b) TKI RM 2 x 36 W terpasang rata dengan plafond dengan di setup atau
dimur baut pada 2 tempat.
c) Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada
2 tempat.
18) Panel Listrik
a) Panel utama MDP, terpasang freestanding atau wall mounted sesuai
kebutuhan
b) Panel Penerangan, panel Air Condition, PP Pompa dan panel peralatan
terpasang wall mounted rata dengan dinding.
c. Urug
1) Penyedia listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai
dengan spesifikasi yang diminta.
2) Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat
gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana MK.
3) Kesalahan yang timbul karena kelalaian penyedia listrik menjadi tanggung
jawabnya.
4) Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan
sirtu sampai padat.
5) Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain
harus diperbaiki kembali oleh penyedia listrik dengan beban biaya
tanggungan sendiri.
d. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan.
Sistem pentanahan baik peralatan elektronik maupun panel listrik dan
sebagainya dijadikan satu selanjutnya dihubungkan dengan grounding
(pentanahan) pondasi bangunan.
7. Pengujian dan Testing
a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila
diperlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh MK untuk
diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya penyedia.
b. Tahap - tahap pengujian adalah sebagai berikut :
1) Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah
bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil baik menurut PLN,
spesifikasi dan pabrik.
2) Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem
kerjanya sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
3) Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
4) Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan tidak
terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
5) Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
6) Pengujian harus bersama Direksi dan dibuat laporan tertulis.
8. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan
a. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
1) Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik dan penangkal petir sebanyak 4
set.
2) Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
3) Menyerahkan Brosur, operation dan maintenancemanual dalam bahasa
Indonesia.
4) Penyerahan surat jaminan/garansi yang ditujukan kepada pemilik bangunan.
5) Menyerahkan hasil pengetesan.
b. Setelah penyerahan I, Penyedia wajib melaksanakan masa pemeliharaan secara
cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang ditentukan pada persyaratan
umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan
bekerja sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan
harus diperbaiki dan bila perlu diganti baru.
c. Setelah penyerahan I, Penyedia wajib melakukan masa jaminan selama 12
bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.
d. Setelah penyerahan I, Penyedia wajib melatih dan membantu mengoperasikan
instalasi yang terpasang, sehingga operator pemilik bangunan mengetahui dan
lancar dalam tugasnya. Lamanya petugas penyedia di proyek 30 hari kalender
selama jam kerja.
9. Produk, Bahan dan Peralatn
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Penyedia dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke
Direksi/Perencana/MK. Penyedia baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Direksi/MK.
12. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH AIR KOTOR DAN AIR HUJAN
12.1 Pekerjaan Pengecatan
1. Umum
a. Penyedia harus mengikuti/memenuhi persyaratan yang ditulis dalam buku ini,
juga mengikuti/memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
b. Dalam penawaran, Penyedia wajib melampirkan daftar perincian peralatan/
bahan yang akan dipasang.
c. Dalam penawaran, Penyedia wajib menyertakan brosure, katalog, diagram
ukuran, warna, keterangan-keterangan lain yang diterbitkan oleh pabrik
pembuat dan menandai spesifikasi peralatan/bahan yang akan dipasang
dengan jelas.
d. Penyedia wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat peralatan
yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel peralatan-
peralatan sehingga sistem beroperasi dengan sempurna.
e. Jika Penyedia menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan, atau
spesifikasi teknisnya maka Penyedia wajib memberikan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi secara tertulis untuk mendapat penjelasan.
f. Penyedia harus membuat gambar-gambar instalasi yang diperlukan sebelum
memulai pekerjaan untuk diperiksa dan disyahkan oleh Konsultan Perencana,
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas (Shop Drawing).
g. Penyedia wajib menyerahkan contoh peralatan/bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi jika diminta. Jika contoh yang
diberikan di tolak oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, Penyedia wajib
mengganti.
h. Peralatan yang dipasang harus memenuhi persyaratan-persyaratan pengujian,
yaitu pengujian pabrik dan pengujian dari instalasi yang bersangkutan.
i. Semua peralatan/bahan/instalasi harus baru dan dirancang khusus untuk
daerah tropis dan mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.
j. Jika dikarenakan pekerjaan, Penyedia harus membongkar, membobok
menggali dan lain-lain, Penyedia harus mengembalikan seperti keadaan
semula.
k. Penyedia harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding untuk
pemasangan plumbing.
l. Penyedia harus membersihkan lingkungan kerja setelah pemasangan.
m. Penyedia wajib menyediakan tenaga ahli yang di tempatkan dilokasi Full
Time.
n. Penyedia harus melakukan koordinasi dengan Penyedia lain (Sipil dsb), atas
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi sehingga diperoleh hasil kerja
yang baik dan memuaskan.
o. Jika karena kesalahan atau kelalaian Penyedia, menyebabkan instalasi berbeda
dengan “Shop Drawing” yang sudah disetujui atau peralatan-peralatan yang
dipasang tidak memenuhi syarat, maka Penyedia harus membongkar,
memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan mengem-balikan keadaan
sekelilingnya. Biaya-biaya yang ditimbulkan karena hal diatas, menjadi
tanggung jawab Penyedia.
p. Penyedia wajib menyerahkan gambar terpasang (As-Built Drawing) kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi dengan jumlah rangkap yang akan
ditentukan kemudian, untuk semua pekerjaan yang telah dikerjakan.
q. Setelah pemasangan sistem selesai, Penyedia wajib mengadakan
pengetesan/percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan
benar, memenuhi persyaratan dan bekerja dengan baik.
r. Dalam pekerjaan ini Penyedia harus mempunyai PAS INSTALATUR PAM
(Perusahaan Air Minum), golongan yang sesuai dan masih berlaku pada saat
pelaksanaan pekerjaan.
s. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan Plumbing yang baik dan memuaskan,
maka persyaratan peralatan dan instalasi harus sesuai dengan Pedoman
Plumbing Indonesia yang baru.

2. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi plumbing meliputi :
a. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air bersih serta
kelengkapannya untuk bangunan.
b. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air kotor serta
kelengkapannya untuk bangunan.
c. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan fixture-fixture plumbing dan
kelengkapannya untuk bangunan.
d. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan pompa air bersih dan
kelengkapannya.

3. Ketentuan-Ketentuan Teknis
a. Instalasi Pipa Air Bersih Untuk Bangunan
1) Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah Pipa PVC
Class AW dengan kadar racun rendah.
2) Katup Pipa (Gate Valve)
Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang,
menggunakan katup penutup dari bronze dengan sistem penyambungan
menggunakan ulir.
3) Katup Satu Arah (Check Valve & Foot Valve)
Untuk katup satu arah yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang,
menggunakan katup satu arah dari bahan bronze dengan sistem
penyambungan menggunakan ulir.
4) Tee, Knee, Reducer, Elbow, Plug dan Socket
Semua sambungan-sambungan pipa seperti tee, knee, reducer, union,
elbow, plug, socket terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipanya.
Semua sambungan-sambungan tersebut di atas harus buatan pabrik.
Sambungan dengan diameter 3 inci ke bawah menggunakan sambungan
ulir.
5) Standar Kwalitas
Pipa, tee, elbow, union, Knee, socket, reducer, plug, ex lokal buatan
pabrik (Bakrie Tube Maker, Bumi Kaya, PPI).

b. Instalasi Pipa Air Kotor untuk Bangunan


1) Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor ini adalah pipa PVC
kelas AW dan D, dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 8 kg/cm2.
2) Sambungan-Sambungan
Sambungan-sambungan pipa seperti clean out, reducer, tee Y, elbow, harus
buatan pabrik dengan bahan yang sama dengan pipanya.
3) Standard Kwalitas
a. Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air bersih menggunakan
ex lokal (Wafin, Rucika, Vinilon).
b. Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air Kotor dan Bekas serta
air Hujan menggunakan ex lokal (Supralon, Langgeng, Winlon, Super
Intilon).
c. Pompa
Pompa air bersih harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1. Supply Water Pump
Kapasitas : Q= 85 liter / menit
Head : H = 37 meter
Daya : N = 375 Kw
Putaran : n = 1450 rpm
2. Pompa Air Bersih Terdiri Atas Komponen-komponen :
1. Casing
Casing dari pompa terbuat dari besi cor.
2. Impeller
Impeller dari pompa terbuat dari bahan bronze
3. Shaft
Shaft (poros) dari pompa terbuat dari bahan stainless steel.
4. Gland Packing
Gland packing dari pompa terbuat dari bahan asbestos.
5. Coupling
Coupling yang menghubungkan poros pompa dengan poros
motor listrik, digunakan jenis coupling flens yang luwes.
6. Motor listrik
Motor listrik yang digunakan bertegangan 380 Volt, tiga phasa,
frekwensi 50 Hz. Motor listrik ini di-start dengan “Star-Delta”
Starter.
7. Bed Plate
Bed Plate dari pompa dan motor listrik harus dari bahan besi
cor.
8. Standard Kwalitas
Pompa air bersih : Jetpump Merk Shimitzu.

d. Primary Tank
1. Primary tank berfungsi untuk pengisian air pancingan sewaktu
menjalankan pompa pada saat pertama dijalankan.
2. Kapasitas dari Primary Tank = 4 m3, dilengkapi dengan lubang untuk
drain dan overflow. Selain itu Primary Tank juga dilengkapi dengan
gelas penduga untuk mengetahui air di Primary Tank habis atau tidak.
3. Primary Tank terbuat dari Fibreglass dengan ketebalan minimum 2
mm.
4. Standard kwalitas Primary Tank ex lokal buatan Pabrik.

e. Water Level Control


1. Water Level Control dilengkapi pada Reservoir air bawah dan pada
menara air, dan semuanya berhubungan dengan Panel Control Pompa.
2. Water Level Control yang digunakan dari jenis electroda.
3. Standard Kwalitas Water Level Control ex Omron atau yang setara.
1.3.5 Panel Kontrol Pompa
Perlengkapannya pada Panel Control terdiri dari :
1. Pilot lamp yang menunjukkan power supply berfungsi pada setiap
phasa dari motor. Kegagalan power pada satu phasa dari supply untuk
pompa akan menjalankan alarm secara otomatis.
2. On/Off/Auto Selector Switch harus dilengkapi untuk semua pompa.
3. “Start” dan “Stop” Push Button Switch harus dilengkapi untuk semua
pompa.
4. Lampu penunjuk “Running” dan “Stop” dilengkapi untuk seluruh
pompa. Lampu dengan warna hijau untuk menunjukkan pompa
“Running” dan lampu warna merah untuk menunjukkan pompa
“Stop”.
12.2 Pemasangan
a. Umum
1) Sebelum mulai pelaksanaan, Penyedia terlebih dahulu mengajukan contoh-
contoh bahan yang akan digunakan kepada Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi, untuk disetujui oleh Perencana dan Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2) Tempat dimana akan dipasang alat-alat sanitair tersebut harus disiapkan terlebih
dahulu dengan teliti. Ukuran-ukuran harus diperiksa kembali, apakah masih
sesuai dengan gambar perencanaan, apabila alat-alat tersebut sudah terpasang.
Khusus untuk type kloset lubang yang tersedia harus diukur kembali posisinya
terhadap ruang toilet apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam gambar.
3) Pemasangan alat-alat sanitair tersebut diatas dilakukan dengan memperhatikan
pedoman-pedoman yang diajurkan dari pabriknya.

b. Pipa dan Sambungan-sambungannya


1) Pipa Di Atas Tanah
- Pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, atau balok,
tanpa mendapatkan ijin dari Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi.

- Semua pipa harus diikat dengan kuat, dengan penggantung atau angker,
untuk menjaga agar tidak berubah tempat, agar inklinasinya tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan berekspansi oleh perubahan temperatur.
- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat diatur
dengan jarak antara penggantung maximal 3 (tiga) meter. Untuk pipa air
kotor kemiringan pipa minimum 1%.
- Penyedia harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantungan untuk
disetujui Direksi/Pegawas. Penggantung dari kawat atau rantai tidak boleh
digunakan.
- Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi bangunan
dengan “Angker” yang dipasang pada waktu pengecoran beton, atau dengan
cara penembakan dengan baut tembok (ramset).
- Type vertikal harus ditumpu dengan klem, jarak maksimum antara 2 meter.

2) Pipa di Dalam Tanah


- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan
yang tepat. Kemiringan pipa minimum adalah 2%.
- Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata, sehingga seluruh panjang
pipa terletak/tertumpu dengan baik.
- Pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletakkan pada
lubang yang sama.
- Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran dibuang dari
lubang galian dan setelah diperiksa oleh Direksi/Konsultan Manajemen
Konstruksi, maka lubang-lubang galian tersebut dapat ditutup dengan tanah
bekas galian tersebut, atau dengan bahan lain yang disetujui.
- Pipa air bersih sebelum diletakkan di dalam tanah harus dicat dengan cat
anti karat atau flinkote.
- Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu/mengubah letak pipa.

3) Sparing Untuk Pipa-pipa


- Sparing untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
- Sparing harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran kira-kira 5 mm diluar pipa.
- Sparing untuk dinding dibuat dari pipa baja yang dilas ke beberapa anker.
- Rongga antara pipa dan sparing harus di-seal.
4) Sambungan-sambungan Pipa
- Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang
yang berbeda harus menggunakan “Reducer” buatan pabrik.
- Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan (elbow) dengan “Long
Radius” belokan-belokan dengan jenis “SHORT RADIUS” hanya di
belokan untuk penggunakan yang tak mungkin dipasang dengan long radius,
dan Penyedia harus memberitahukan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.
- Sambungan-sambungan atau alat-alat yang akan menimbulkan tahan aliran
yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
- Untuk semua jenis sambungan yang menggunakan flens, harus dari jenis
yang berpermukaan timbul (Raised Face Flange). Sebelum diadakan
pengikatan dengan baut, antara kedua flens harus disisipkan packing dari
jenis yang sesuai dengan untuk pemakaian air bersih. Untuk memudahkan
pembukaan kembali pada waktu pemeliharaan, maka setiap baut yang akan
dipasang harus dilumasi dengan suatu kompound anti karat. Jenis kompound
harus mendapat persetujuan dari Direksi Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Fixture-Fixture
1) Semua pengering lantai yang dipasang pada lantai harus dilapisi dengan
lapisan water proofing, dan dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa
sehingga dapat mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.
2) Semua peturasan, pengeringan lantai, kakus, bak cuci tangan (wastafel),
harus diberi “Water Trap” yang sudah ada pada fixturenya (built in).

12.3 Pengujian
a. Pengujian Sistem Pembuangan Air Kotor
- Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai lubang vent tertinggi untuk tiap lantai.
- Sistem tersebut harus bisa menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas minimal selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.
- Bila Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi menginginkan
pengujian dengan cara lain disamping pengujian diatas, Penyedia harus
melaksanakan tanpa ada tambahan biaya.
b. Pengujian Sistem Pemipaan Air Bersih
- Seluruh sistem distribusi air bersih diuji dengan tekanan hidrostatik
sebesar 1 s/d 1,5 kali tekanan kerjanya.
- Apabila sesuatu bagian instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau
konstruksi bangunan lainnya maka bagian dari instalasi tersebut harus
diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan
tembok atau bagian bangunan lainnya.
- Setiap pompa air bersih, sebelum dinyatakan siap untuk operasi, harus
diuji apakah pompa memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh Pabrik
pembuat pompa. Pengujian ini dilakukan bersama-sama dengan Direksi
Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Kegagalan Uji
- Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan
atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi, maka Penyedia harus
mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan
pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai cukup memuaskan.
- Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak/gagal tersebut harus
dengan pipa atau bahan yang baru. Penambahan (caulking) dengan
bahan apapun tidak diperkenankan.

12.4 LAIN-LAIN
a. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Penyedia, sehingga
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan,
tanpa tambahan biaya.
b. Penyedia harus mengurus segala perijinan yang diperlukan.

12.5 Masa Pemeliharaan Dan Jaminan

a. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi Plumbing yang di-supply dan


dipasang adalah sesuai tertera pada kontrak, terhitung sejak penyerahan
pekerjaan untuk yang pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini, segala
kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab dari
Penyedia yang bersangkutan.
b. Masa pemeliharaan untuk seluruh Instalasi Plumbing yang dipasang adalah
sesuai yang pada kontrak, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang
kedua kalinya. Segala kerusakan yang timbul Penyedia wajib memperbaiki,
dimana biaya tenaga kerja dan transport menjadi tanggung jawab Penyedia dan
Spare Parts yang diperlukan akan dibayar oleh Pemberi Tugas.

13. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR


1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan Peralatan dan Perlengkapan Sanitair ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
ini termasuk alat-alat bantunya.
b. Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat dalam
RKS.
2. Persyaratan Bahan
a. Material sanitair yang digunakan merk Toto.
b. Closet duduk
c. Mono block (Closet duduk lengkap dengan bak glontor dan jet spray)
d. Shop Holder
e. Kran air stainless tipe swing handle atau push handle
f. Shower spray tipe flexible (dengan slang)
g. Floor Drain stainless
h. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
i. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
j. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tapa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus
disetujui Direksi / Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai dengan gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkannya
kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
g. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti bila
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik/Pemberi Tugas.
h. Ketinggian untuk saniter terpasang dari lantai maksimal adalah :
1) Mono block; 45 cm (bibir monoblock)
2) Shower spray ; 120cm
3) Kran air stainless steel; 85cm

14. PEKERJAAN INSTALASI UDARA


14.1 Penjelasan Pekerjaan Air Conditioning dan Ventilasi Mekanis.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran dan
pemasangan kembali Split Air Conditioning serta testing sampai berjalan dengan baik
dari semua peralatan dan semua kelengkapan lainnya seperti piping, instalasi listrik,
control dan sebagainya sesuai dengan persyaratan teknis berikut ini :
a. Pemasangan dan penyetelan seluruh peralatan air conditioning seperti : Outdoor
Unit, Indoor Unit, fan, thermostat, control, dan lain – lain dengan syarat sebagai
berikut:
1) Cassete Air Conditioning lengkap dengan accesoriesnya.
2) Split Air Conditioning lengkap dengan accessorisnya.
3) Peralatan – peralatan control untuk system ini (High, Medium, Low).
4) Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dari peralatan – peralatan
(Outdoor Unit, Indoor Unit, fan) ke panel peralatan tersebut dengan jenis
kabel NYY.
5) Dudukan – dudukan mesin termasuk dumper – dumper dan peredam suara
di dalam ruangan – ruangan mesin sehingga suara yang timbul di dalam
ruangan – ruangan kerja masih dalam batas – batas persyaratan yang tidak
mengganggu.
6) Testing dan balancing instalasi AC.
7) Memberikan service dan maintenance selama masa pemeliharaan khusus
pada instalasi AC yang telah dibongkar.
8) Mengadakan perbaikan – perbaikan dari semua kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan ini dan lain – lain dalam masa pemeliharaan.
b. Sistem pengkondisian udara dengan ventilating fans untuk ruang – ruang yang
tidak dikondisikan dengan AC, yaitu :
1) Untuk toilet pria dan wanita, ruang panel, ruang arsip, gudang dan lain -
lain.
2) Dudukan – dudukan termasuk peredam suara.
3) Mengadakan testing dan balancing serta perbaikan – perbaikan yang
diakibatkan oleh pekerjaan ini dan lain – lain.
c. Sarana – sarana penunjang lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini,
yaitu :
1) Penyedia harus mengadakan semua peralatan/perlengkapan kerja, seperti :
generator, tool kit, alat – alat ukur, alat – alat keselamatan kerja dan
lain – lain sesuai dengan sifat pekerjaannya. Pengadaan dan perawatan
peralatan menjadi tanggung jawab penyedia.
2) Penyedia harus mempersiapkan pekerjaan – pekerjaan sesuai dengan
instruksi PENGAWAS Lapangan lengkap dengan peralatan – peralatannya.

2. Standart Dan Peraturan Instalasi Air Conditioning


Dalam melaksanakan pekerjaan ini penyedia harus mengacu pada standard- standard
baik internasional maupun nasional yang memungkinkan kenyamanan bagi penghuni
dan peralatan-peralatan/perangkat yang ada didalamnya maupun bagi para pekerja
yang melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat bekerja dengan baik. Adapun
standard-standard yang digunakan antara lain adalah :

1) ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning


Engineers)
2) ASHVE (American Society for Heating and Ventilating Engineers)
3) SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association)
4) ASTM (American Society For Testing And Material)
5) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 2000
6) National Fire Protection Association (NFPA)
7) Hand Book of Air Conditioning System Design, Carrier Air Conditioning
Company
8) Spesifikasi teknis, standart serta peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat peralatan
9) Standart dan peraturan lain (Nasional dan Internasional) yang diijinkan oleh
instansi yang berwenang
10) Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang
(Pemda setempat) dan telah diakui penggunaannya

14.2 Metodologi Pelaksanaan


1. Dalam pelaksanaan proyek ini, pihak penyedia harus melihat bahwa pekerjaan
ini dilakukan dengan tanpa mengganggu peralatan /perangkat- perangkat yang
ada di gedung, untuk itu beberapa langkah perlu untuk dilakukan.
2. Langkah Pertama adalah pihak penyedia harus membuat :
a. Perencanaan detail pelaksanaan dari sistem AC yang tertuang di dalam RKS
dan gambar perencanaan yang telah dibuat oleh pihak konsultan serta sesuai
dengan schedule pelaksanaan yang telah ditetapkan.
b. Penyedia harus mengecek dan mere-chek terhadap unit-unit eguipment yang
akan dipakai dan apabila terdapat keragu-raguan harus segera menanyakan
ke Konsultan Perencana/PENGAWAS dan apabila terjadi kesalahan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia.
3. Langkah ke dua adalah mengadakan konsultasi dengan pihak Konsultan
PENGAWAS yang telah ditunjuk oleh pihak pemberi tugas tentang detail
desain, perencanaan detail pelaksanaan kontruksi dari sistem AC. Jika Pemberi
Tugas belum setuju dengan perencanaan penyedia, karena dianggap tidak sesuai
dengan RKS dan Desain yang telah ditentukan konsultan, maka harus
mengadakan perubahan sesuai dengan permintan dan hasil diskusi dengan pihak
Pemberi Tugas. Pihak Pemberi Tugas berhak memutuskan untuk merubah
sedikit dari desain yang telah ditentukan oleh konsultan seandainya terjadinya
perubahan bentuk dan ukuran fisik dari gedung, sehingga tidak memungkinkan
desain dari konsultan diterapkan.
4. Langkah ke tiga adalah seandainya pihak Pemberi Tugas setuju dengan
Perencana, Penyedia berhak untuk melakukan pekerjaannya dengan memasang
terlebih dahulu peralatan-peralatan yang telah disiapkan dan diperiksa bersama
dengan pihak Pemberi tugas / Konsultan PENGAWAS baik dari segi spesifikasi
peralatan, Bill Of Quantity.
5. Langkah ke empat adalah jika pihak penyedia akan memasang unit-unit AC
seperti Outdoor Unit (OU), Indoor Unit (IU), ventilasi mekanis dan
assesorisnya, maka pihak penyedia, Konsultan PENGAWAS dan pemberi tugas
harus mengadakan diskusi tentang cara terbaik untuk pemasangan tersebut.
6. Langkah ke lima adalah penyedia perlu memperhatikan bahwa pemasangan
peralatan harus berada pada ruang peralatan utama dan assesoris lainnya serta
sudah dihubungkan dengan central kontrol panel, maka sistem AC siap untuk
dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
7. Langkah ke enam adalah jika pihak penyedia telah memasang semua unit
peralatan utama, alat pembantu dan assesoris lainnya serta sudah dihubungkan
dengan central control panel, maka sistem AC siap untuk dihubungkan dengan
Catu Daya (PU-AC).
8. Langkah ke tujuh adalah pihak penyedia dan Konsultan PENGAWAS
disaksikan oleh Pemberi Tugas mengadakan pengujian semua unit AC dan
ventilasi mekanis bersama-sama.
9. Langkah ke Delapan adalah pihak penyedia harus membuat laporan tentang
semua pekerjaan yang telah dilakukan kepada pihak Konsultan PENGAWAS.
10. Jika terdapat kesalahan/kekeliruan dalam memilih unit/equipment maka
penyedia harus bersedia menggantinya tanpa biaya tambahan.

14.3 Kondisi Dari Perencanaan Dan Operasi


1. Perencanaan sistem air conditioning dan ventilasi harus mengacu pada data-
data meteorologi setempat.
2. Kondisi perencanaan :
a. Temperatur ruangan : 22 C ± 2 C.
b. Kelembaban nisbi : 55 - 60%.
3. Fungsi dari sistem tata udara dan ventilasi :
a. Menjaga penghuni yang ada di dalamnya dari kondisi terburuk.
b. Menjaga kenyamanan bagi penghuninya.
c. Menjaga ruangan dari asap rokok yang mengganggu.
d. Menciptakan udara yang segar bagi penghuni yang ada di dalam ruangan.
4. Uraian sistem AC yang akan dipasang.
a. Sistem AC yang dikehendaki adalah Air Cooled Type, sistem ini adalah Self
Contained dimana Outdoor Unit (compressor, condensor) dan Indoor Unit
(Evaporator, Fan, kontrol-kontrol) terpisah, Satu Outdoor Unit (OU) hanya
dapat dihubungkan dengan satu Indoor Unit (IU). Outdoor Unit ditempatkan
di luar ruangan (udara terbuka) dan Indoor Unit ditempatkan di dalam
ruangan.
b. Pengoperasian AC secara keseluruhan harus dapat dilakukan melalui central
controller yang ditempatkan pada ruangan tertentu seperti ditunjukkan pada
gambar perencanaan.

e. Keterangan Gambar (terlampir)

f. Identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada


Pekerjaan Konstruksi

Deskripsi Resiko
Nilai
No. Identifikasi Bahaya / Skenario Resiko
Uraian Pekerjaan
Bahaya (FxA)

1 2 3 9

1 PEKERJAAN PERSIAPAN - Tangan lecet 3


- Kena pecahan bongkaran 2
Mata kemasukan serpihan
- bongkaran 2
- Menghirup debu
Deskripsi Resiko
Nilai
No. Identifikasi Bahaya / Skenario Resiko
Uraian Pekerjaan
Bahaya (FxA)

2 PEKERJAAN TANAH - Terjatuh/terperosok 2


- Tertimbun bahan galian 2
- Pencemaran udara (debu) 2

3 PEKERJAAN PONDASI - Terjatuh/terperosok 2


- Terkena reruntuhan material 2
- Terkena peralatan kerja 2

4 PEKERJAAN STRUKTUR
A. Pekerjaan Bekisting
Pengangkutan
1 kayu/papan - Tersandung kayu 1
(tenaga manusia) - Kaki Terpeleset 1
- Kejatuhan balok kayu 1
- Tangan terjepit 1

Penggergajian
2 kayu/papan - Tangan lecet 3
- Tangan tergores 2
- Terhirup serbuk kayu 2
- Mata kemasukan serbuk kayu 2

3 Menginstal kayu/papan - Tangan terjepit 3


- Tangan terkena palu 1
- Kaki kejatuhan kayu/alat bantu 2
- Kaki kena paku 1

4 Pemasangan bekisting - Tangan terjepit 3


- Tangan lecet 2
- Tangan atau kaki terkena paku 2
- Kejatuhan kayu / cedera badan 2

B Pekerjaan Pembesian
1 Pengangkutan besi - Tersandung besi 3
- Tangan terjepit 2
- Kejatuhan besi / cedera badan 1

2 Pemotongan besi - Tangan lecet 3


- Tangan terjepit 1
- Tangan tergores 1

3 Membengkokkan besi - Tangan lecet 3


- Tangan terjepit 1
- Kaki kesandung 1
- Kaki tertusuk besi 2
- Tangan terpotong 1
Deskripsi Resiko
Nilai
No. Identifikasi Bahaya / Skenario Resiko
Uraian Pekerjaan
Bahaya (FxA)

4 Memasang Pembesian - Tangan terjepit 3


- Kaki kesandung 3
- Kaki tertusuk besi 3
- Pembesian plat roboh 2
- Tertimpa besi 2
- Tangan lecet 4

5 Pengecoran - Tertabrak truck 3

Pembongkaran
C Bekisting - Tangan terjepit 2
- Tangan lecet 4
- Tersandung stek besi 3
- Kejatuhan kayu 3
- Kaki atau tangan kena paku 4

5 PEKERJAAN DINDING
A. Memasang bata - Tersandung material 2
- Kejatuhan bata 3
- Pasangan bata roboh 3
- Jatuh dari ketinggian 4
- Perancah kayu roboh 3

Memplester dan
B.
mengaci - Terciprat adukan semen 2
- Terpeleset 3
- Tersandung 3
- Jatuh dari ketinggian 4
- Perancah kayu roboh 2

6 PEKERJAAN FINISHING
A. Memasang lantai - Terkena alat potong 2
- Terkena percikan 3
- Tersandung material 4
- Tangan kena bahan kimia 3

Pekerjaan Ralling
B.
tangga - Tersandung material 1
- Hirup udara kotor / debu 4
- Tangan kena bahan kimia 3
- Kaki kena bahan kimia 2

PEKERJAAN ATAP &


7
PLAFOND
A. ATAP - Tangan tergores 3
- Tersandung material 4
Deskripsi Resiko
Nilai
No. Identifikasi Bahaya / Skenario Resiko
Uraian Pekerjaan
Bahaya (FxA)

- Tangan tergores 3
- Jatuh dari ketinggian 4

B. PLAFOND - Tangan tergores 2


- Tersandung material 4
- Tangan tergores 3
- Jatuh dari ketinggian 2

8 PEKERJAAN ELEKTRIKAL - Tersengat listrik 3


- Terjatuh 2

PEKERJAAN
9
PENGECATAN
- Tersandung material 3
- Hirup udara kotor / debu 3
- Tangan kena bahan kimia 3
- Jatuh dari ketinggian 4
- Perancah roboh 4

10 PEKERJAAN BUIS BETON - Jatuh 4


Buis Beton 1/2 Ø30cm - Tangan tergencet 3
- Hirup udara kotor / debu 3
- Tersandung 2

Berdasarkan Tabel Identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko Keselamatan


Konstruksi di atas, PPK menetapkan bahwa tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi (RKK)
untuk paket pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah RISIKO KESELAMATAN
KONSTRUKSI KECIL

g. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


1) Personil Inti
Jabatan dalam
Pengalaman
No pekerjaan yang akan Sertifikat Kompetensi Kerja
Kerja
dilaksanakan
1 Pelaksana 2 (dua) tahun Pelaksana Bangunan Gedung
(TA 022/TS
051) kelas 1 atau Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Gedung
(TS 052) kelas 1 atau Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Gedung
Muda (Jenjang 4)
2 Petugas Keselamatan ___ Ahli K3 Konstruksi atau
Konstruksi Sertifikat Petugas Keselamatan
Konstruksi atau Petugas K3
Konstruksi
2) Personil Pendukung
Jabatan dalam
No pekerjaan yang akan Jumlah Sertifikat Kompetensi Kerja
dilaksanakan
1 Quantity Surveyor 1 orang Quantity Surveyor (TL003)
2 Drafter 1 orang Juru Gambar – Sipil (TS003)

h. Spesifikasi Waktu
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : selama 135 (seratus tiga puluh lima) hari untuk pelaksanaan
pekerjaan Pembangunan Gedung Puskesmas Kramat sejak penandatanganan Surat Perintah
Melaksanakan Kerja (SPMK) dan 360 (tiga ratus enam puluh) hari Kalender (12 bulan) untuk
masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi terhitung mulai tanggal serah terima barang / hasil
pekerjaan dan diakhiri pada saat setelah serah terima pekerjaan kedua.

Slawi, 12 Juli 2023


Mengetahui dan Menyetujui Di tetapkan Oleh :
Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen

dr. RUSZAENI, SH, MM. SALIYEM, S.Kep., MM


NIP. 19710118 200312 1 001 NIP. 19710503 199503 2002

Anda mungkin juga menyukai