Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

KECAMATAN TANJUNGANOM
DESA GETAS

PERATURAN DESA GETAS


NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA GETAS,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 26 ayat (4) huruf b Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, ditegaskan
Kepala Desa berkewajiban meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa;
b. bahwa berdasarkan Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa, dinyatakan Pembangunan Desa
bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan
kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal,
serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan;
c. bahwa berdasarkan Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, ditegaskan
Pemerintah Desa melaksanakan penanganan fakir miskin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. bahwa berdasarkan Pasal 123 Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2016 tentang Desa, mengamanatkan Pemerintah Desa
wajib mengalokasikan sebagian APB Desa untuk program
dan kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diselaraskan
dengan program Pemerintah Daerah;
e. bahwa upaya penanggulangan kemiskinan harus
dilaksanakan secara terarah, terpadu, berkelanjutan, dan
partisipatif yang melibatkan seluruh unsur di Desa;
f. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf
e, serta untuk memberikan landasan hukum program
penanggulangan kemiskinan di desa, maka perlu
menetapkan Peraturan Desa tentang Penanggulangan
Kemiskinan Di Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
8. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 1 Tahun
2016 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk
Tahun 2016 Nomor 2);
14. Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 35 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa.
Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA GETAS


dan
KEPALA DESA GETAS

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA GETAS TENTANG PENANGGULANGAN


KEMISKINAN DI DESA.

BAB I
UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa
Timur.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Nganjuk.
4. Desa adalah Desa Getas.
5. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa Getas.
6. Kepala Desa adalah Kepala Desa Getas.
7. Perangkat Desa adalah Perangkat Desa Getas.
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat
BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa Getas.
9. Masyarakat adalah perseorangan, keluarga, kelompok,
organisasi sosial dan/atau organisasi kemasyarakatan.
10. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah Lembaga
Kemasyarakatan Desa yang ada di Desa Getas.
11. Penanggulangan kemiskinan di desa adalah kebijakan
Pemerintah Desa yang dilakukan secara sistematis,
terencana, dan bersinergi dengan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan pihak ketiga untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka
meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.
12. Pihak ketiga adalah perseorangan, organisasi, lembaga
usaha yang berada di desa atau di luar desa.
13. Kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan pokok
hidup sehari-hari, seperti pemenuhan hak dasar, sandang,
pangan dan papan yang harus segera terpenuhi.
14. Masyarakat miskin adalah warga desa yang tidak mampu
memenuhi hak-hak dasarnya.
15. Pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya
disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa.
17. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
18. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama BPD.
19. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa yang bersifat menetapkan dalam rangka
melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan Kepala
Desa.
20. Hak dasar adalah hak masyarakat yang harus dilindungi
dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat terutama hak ekonomi, sosial
dan budaya.
21. Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang
mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kehidupan sosial, kesehatan, pendidikan,
ekonomi, dan pemerintahan.
22. Tim Penanggulangan Kemiskinan Desa, yang selanjutnya
disebut TINANGKIS, adalah tim di desa yang anggotanya
lintas unsur yang berfungsi membantu Pemerintah Desa
dalam penanggulangan kemiskinan di desa.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Peraturan Desa ini disusun dengan maksud untuk menjadi
dasar hukum pelaksanaan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan di desa.

Pasal 3
Peraturan Desa ini disusun dengan tujuan:
a. Mempercepat penurunan angka kemiskinan di desa;
b. Memberikan perlindungan hak dasar masyarakat miskin;
c. Memperkuat partisipasi masyarakat miskin; dan
d. Mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin.

Pasal 4
Sasaran penanggulangan kemiskinan adalah untuk
menurunkan angka kemiskinan di desa.
Pasal 5
Ruang lingkup penanggulangan kemiskinan adalah:
a. Perlindungan terhadap hak dasar masyarakat miskin;
b. Keterpaduan program dan kegiatan penanggulangan
kemiskinan:
1. antar program dan kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan Pemerintah Desa; dan
2. antara program dan kegiatan Pemerintah Desa dengan
program dan kegiatan Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan Pemerintah Kabupaten; dan
c. Membangun kerjasama percepatan penanggulangan
kemiskinan.

BAB III
HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 6
Masyarakat miskin sebagai warga negara mempunyai hak:
a. Memperoleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan;
b. Memperoleh pelayanan kesehatan;
c. Memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan
martabatnya;
d. Mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun,
mengembangkan, dan memberdayakan diri dan keluarganya
sesuai dengan karakter budayanya;
e. Mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi sosial dalam
membangun, mengembangkan, serta memberdayakan diri
dan keluarganya;
f. Memperoleh derajat kehidupan yang layak
g. Memperoleh lingkungan hidup yang sehat;
h. Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang
berkesinambungan;
i. Memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha;
j. Mendapatkan informasi tentang kebijakan percepatan
penanggulangan kemiskinan;
k. Terlibat dalam proses pengambilan kebijakan; dan
l. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
percepatan penanggulangan kemiskinan.

Pasal 7
Pemerintah Desa bersama dengan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban:
a. Melindungi hak-hak dasar masyarakat miskin;
b. Membuka ruang informasi dan partisipasi masyarakat
miskin;
c. Menyusun kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin;
d. Mempermudah pelayanan masyarakat miskin;
e. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin sesuai
dengan kemampuan keuangan desa;
f. Menyalurkan bantuan secara tepat sasaran dan tepat guna;
g. Menyusun perencanaan dan penganggaran desa yang
berpihak pada masyarakat miskin; dan
h. Memberdayakan TINANGKIS.

Pasal 8
Masyarakat miskin bertanggungjawab meningkatkan taraf
hidupnya dan wajib mentaati peraturan dan/atau pedoman
pelaksanaan program, kegiatan dan/atau pelayanan
penanggulangan kemiskinan.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DESA
Pasal 9
Tugas dan Wewenang Pemerintah Desa dalam penanggulangan
kemiskinan meliputi:
a. Menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan;
b. Mengalokasikan anggaran penanggulangan kemiskinan;
c. Membentuk dan memfasilitasi TINANGKIS;
d. Menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat;
dan
e. Kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan dalam rangka penanggulangan kemiskinan

BAB V
STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN
Pasal 10
Strategi penanggulangan kemiskinan meliputi:
a. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin;
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin;
c. Meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat
miskin;
d. Mengembangkan perekonomian desa yang berdampak pada
pengurangan angka kemiskinan; dan
e. Mensinergikan program penanggulangan kemiskinan yang
berlokasi di desa.
Pasal 11
Strategi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 diwujudkan
oleh Pemerintah Desa dalam bentuk program penanggulangan
kemiskinan yang meliputi:
a. Program bantuan masyarakat miskin;
b. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin;
c. Program pemberdayaan pendidikan dan kesehatan
masyarakat miskin; dan
d. Program-program lainnya yang langsung atau tidak langsung
dapat mencegah atau mengurangi angka kemiskinan di desa.

Pasal 12
Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dijabarkan
dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dimuat dalam
perencanaan desa dan dianggarkan dalam APB Desa sesuai
peraturan perundang-undangan.

BAB VI
TINANGKIS
Pasal 13
(1) Dalam rangka penanggulangan kemiskinan di desa, Kepala
Desa membentuk TINANGKIS melalui Musyawarah Desa dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Keanggotaan TINANGKIS terdiri atas unsur Pemerintah Desa,
Lembaga Kemasyarakatan Desa, tokoh masyarakat, unsur
masyarakat miskin dan unsur perempuan.

Pasal 14
Susunan kepengurusan TINANGKIS sebagai berikut:
a. Ketua
b. Kelompok Kerja I membidangi program bantuan masyarakat
miskin
c. Kelompok Kerja II membidangi program pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin
d. Kelompok Kerja III membidangi program pemberdayaan
pendidikan dan kesehatan masyarakat miskin

Pasal 15
(1) TINANGKIS mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa
dalam penanggulangan kemiskinan dengan uraian tugas
sebagai berikut:
a. Melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan
kemiskinan di desa;
b. Membantu memutakhirkan data kemiskinan;
c. Melakukan monitoring proses dan hasil kegiatan
penanggulangan kemiskinan;
d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan kemiskinan;
e. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga; dan
f. Memberikan laporan atas tugasnya kepada Kepala Desa
secara periodik.
(2) Anggaran kegiatan TINANGKIS dapat dialokasikan dalam
APB Desa.

BAB VII
DATA KEMISKINAN
Pasal 16
(1) Program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di desa
dilaksanakan dengan berpedoman pada data kemiskinan.
(2) Data kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari data kemiskinan yang disusun Pemerintah
sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Pemerintah Desa dan TINANGKIS membantu Pemerintah dan
Pemerintah Kabupaten dalam menyusun dan/atau
memutakhirkan data kemiskinan di desa.
(4) Tata cara penyusunan dan/atau pemutakhiran data
kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3)
dilaksanakan sesuai peraturan perundangan-undangan.
(5) Hasil penyusunan dan/atau pemutakhiran data kemiskinan
diinformasikan kepada masyarakat.

BAB VIII
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 17
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan
kemiskinan, Pemerintah Desa dan TINANGKIS mengembangkan
partisipasi masyarakat.

Pasal 18
(1) Masyarakat mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
penanggulangan kemiskinan.

(2) Partisipasi masyarakat dilakukan mulai dari tahapan


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program dan
kegiatan penanggulangan kemiskinan.
BAB IX
PENDANAAN
Pasal 20
(1) Program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan
pendanaannya bersumber dari APB Desa dan/atau sumber
lain yang tidak mengikat sesuai peraturan perundang-
undangan.
(2) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa membahas
dan menetapkan besaran persentase minimal dana
penanggulangan kemiskinan dari APB Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Besaran persentase minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dihitung dari total pendapatan APB Desa dikurangi
belanja penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa dan
Perangkat Desa, tunjangan BPD, operasional Pemerintah
Desa, operasional BPD, operasional Lembaga
Kemasyarakatan Desa.

BAB X
PENUTUP
Pasal 21

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Desa.

Ditetapkan di …….
pada tanggal
KEPALA DESA GETAS

(nama terang)
Diundangkan di Getas
pada tanggal
SEKRETARIS DESA GETAS

(nama terang)

LEMBARAN DESA GETAS TAHUN … NOMOR …

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


SEKRETARIS DESA GETAS

(nama terang)
Pangkat
NIP.
Tanggal

Anda mungkin juga menyukai