Anda di halaman 1dari 34

BUPATI BLITAR

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BLITAR


NOMOR 62 TAHUN 2022
TENTANG
INOVASI DAERAH KABUPATEN BLITAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja


penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan
pelayanan publik, dan peningkatan potensi sumber
daya daerah guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan daya saing daerah Kabupaten Blitar
diperlukan inovasi daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (2) huruf
b Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Inovasi Daerah, mengamanatkan penerapan hasil
inovasi daerah yang berkaitan dengan tata laksana
internal Pemerintah Daerah dan tidak mengakibatkan
pembebanan kepada masyarakat, pembatasan kepada
masyarakat, dan/atau pembebanan pada anggaran
pendapatan dan belanja daerah ditetapkan Peraturan
Bupati;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Inovasi Daerah
Kabupaten Blitar;
-2-

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II
Surabaya dengan mengubah Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Kota Besar
dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6801);
-3-

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Inovasi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 206, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6123);
10. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi
dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan
Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem
Inovasi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 484);
-4-

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015


tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 157);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016
tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di
Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
546);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun
2018 tentang Penilaian dan Pemberian Penghargaan
dan/atau Insentif Inovasi Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1611);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2005–2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2008 Nomor 1/C);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun
2016 Nomor 10/D, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Blitar Nomor 17);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun
2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2021-2026
(Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2021
Nomor 2/E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Blitar Nomor 61);
-5-

17. Peraturan Bupati Blitar Nomor 49 Tahun 2022 tentang


Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar (Berita Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2022 Nomor 49/D);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG INOVASI DAERAH
KABUPATEN BLITAR.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.
3. Bupati adalah Bupati Blitar.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Blitar.
5. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang
selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar.
7. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.
8. Pembangunan Daerah adalah rangkaian penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Daerah.
9. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Bupati yang pelaksanaannya
dilakukan oleh PD untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
-6-

10. Inovasi Daerah yang selanjutnya disebut Inovasi adalah


semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
11. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang atau jasa dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
12. Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disebut SIDa
adalah keseluruhan proses dalam suatu sistem untuk
menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar
institusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga yang
memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang penelitian dan
pengembangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang
inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah.
13. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang selanjutnya disebut
IPTEK adalah suatu sumber informasi yang dapat
meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang
di bidang teknologi.
14. Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau
produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan
nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan
peningkatan mutu kehidupan manusia.
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)
tahun.
16. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
17. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut Renstra PD adalah dokumen perencanaan PD
untuk periode 5 (lima) tahun.
-7-

18. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut


Renja PD adalah dokumen perencanaan PD untuk periode
1 (satu) tahun.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN PRINSIP

Pasal 2
Peraturan Bupati ini dimaksudkan untuk memberi kepastian
hukum bagi penerapan Inovasi Daerah yang telah
dilaksanakan di Daerah.

Pasal 3
(1) Inovasi Daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
a. peningkatan pelayanan publik;
b. pemberdayaan dan peran serta masyarakat; dan
c. peningkatan daya saing daerah.

Pasal 4
Inovasi Daerah diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. peningkatan efisiensi;
b. perbaikan efektivitas;
c. perbaikan kualitas pelayanan;
d. tidak menimbulkan konflik kepentingan;
e. berorientasi kepada kepentingan umum;
f. dilakukan secara terbuka;
g. memenuhi nilai kepatuhan; dan
h. dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk
kepentingan diri sendiri.
-8-

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 5
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini terdiri atas:
a. fungsi dan peran Pemerintah Daerah;
b. bentuk dan kriteria Inovasi Daerah;
c. gerakan one agency one innovation (satu perangkat daerah
satu inovasi);
d. pengusulan dan penetapan inisiatif Inovasi Daerah;
e. uji coba Inovasi Daerah;
f. penerapan dan pemberian penghargaan Inovasi Daerah;
g. pendanaan;
h. diseminasi dan pemanfaatan Inovasi Daerah; dan
i. informasi Inovasi Daerah.

BAB IV
FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH DAERAH

Bagian Kesatu
Fungsi

Pasal 6
Fungsi Pemerintah Daerah dalam Inovasi Daerah yaitu sebagai:
a. pengembang dan pembudaya inovasi daerah;
b. motivator;
c. stimulator dan fasilitator; dan
d. pencipta iklim yang kondusif bagi pertumbuhan inovasi
serta sinergi unsur kelembagaan, sumber daya, dan
jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi.
-9-

Bagian Kedua
Peran

Paragraf 1
Umum

Pasal 7
Dalam merumuskan penyelenggaraan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5, Pemerintah Daerah mempunyai peran
dalam:
a. pengembangan instrumen kebijakan;
b. pemberian penghargaan; dan
c. pemetaan potensi inovasi unggulan Daerah.

Paragraf 2
Pengembangan Instrumen Kebijakan

Pasal 8
(1) Pengembangan instrumen kebijakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a berupa kemudahan dan
dukungan yang dapat mendorong pertumbuhan dan sinergi
semua unsur penelitian, pengembangan, dan penerapan
IPTEK di Daerah.
(2) Kemudahan dan dukungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berbentuk dukungan sumber daya,
dukungan dana, pemberian insentif, penyelenggaraan
program IPTEK, pembentukan lembaga, dan fasilitasi
lainnya.
(3) Pembentukan lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat berupa pembentukan lembaga penelitian dan
pengembangan serta lembaga penunjang.
(4) Pelaksanaan instrumen kebijakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan secara adil, demokratis,
transparan, dan akuntabel.
-10-

Paragraf 3
Pemberian Penghargaan

Pasal 9
(1) Salah satu peran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b dapat diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dengan
memberikan penghargaan dan/atau insentif kepada
penyelenggara pemerintahan daerah, perguruan tinggi,
lembaga, individu atau PD, dan anggota masyarakat yang
melakukan Inovasi.
(2) Penghargaan dan/atau insentif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan berdasarkan penilaian atas inovasi.
(3) Berdasarkan penilaian inovasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) penerima penghargaan dan/atau insentif
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Paragraf 4
Pemetaan Potensi Inovasi Unggulan Daerah

Pasal 10
(1) Dalam rangka pengembangan inovasi yang berbasis
kearifan lokal dan kesesuaian dalam penerapan teknologi
tepat guna, Pemerintah Daerah melakukan pemetaan
potensi inovasi unggulan Daerah.
(2) Hasil pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan inovasi
di Daerah.
(3) Pelaksanaan pemetaan potensi inovasi unggulan Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Bappeda.
-11-

BAB V
BENTUK DAN KRITERIA INOVASI DAERAH

Bagian Kesatu
Bentuk Inovasi Daerah

Pasal 11
Bentuk Inovasi Daerah:
a. inovasi tata kelola pemerintahan daerah;
b. inovasi Pelayanan Publik; dan/atau
c. inovasi Daerah lainnya sesuai dengan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

Pasal 12
(1) Inovasi tata kelola pemerintahan daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf a merupakan inovasi
dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan daerah
yang meliputi tata laksana internal dalam pelaksanaan
fungsi manajemen dan pengelolaan unsur manajemen.
(2) Inovasi Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 huruf b merupakan inovasi dalam penyediaan
pelayanan kepada masyarakat yang meliputi proses
pemberian pelayanan barang/jasa publik dan inovasi jenis
dan bentuk barang/jasa publik.
(3) Inovasi Daerah lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 huruf c merupakan segala bentuk inovasi dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah, baik pada urusan wajib
yang berkaitan dengan pelayanan dasar, urusan wajib
yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, maupun
urusan pilihan.
-12-

Bagian Kedua
Kriteria Inovasi Daerah

Pasal 13
Kriteria Inovasi Daerah meliputi:
a. mengandung pembaharuan seluruh atau sebagian unsur
dari Inovasi;
b. memberi manfaat bagi daerah dan/atau masyarakat;
c. tidak mengakibatkan pembebanan dan/atau pembatasan
pada masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
d. merupakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah;
e. dapat direplikasi; dan
f. dapat diterapkan, kompatibel, sesuai dengan lingkungan
dan tidak melanggar sistem yang ada.

BAB VI
GERAKAN ONE AGENCY ONE INNOVATION
(SATU PERANGKAT DAERAH SATU INOVASI)

Pasal 14
(1) Setiap PD menyampaikan 1 (satu) atau lebih Inovasi Daerah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya setiap tahun
anggaran.
(2) Penyampaian usulan Inovasi Daerah dari PD dapat
dijadikan bahan pertimbangan penilaian kinerja Kepala PD.
-13-

BAB VII
PENGUSULAN DAN PENETAPAN INISIATIF INOVASI DAERAH

Bagian Kesatu
Pengusulan Inisiatif Inovasi Daerah

Pasal 15
(1) Usulan inisiatif Inovasi Daerah dapat berasal dari:
a. Bupati dan/atau Wakil Bupati;
b. anggota DPRD;
c. ASN;
d. PD; dan
e. anggota masyarakat.
(2) Inisiatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi
dengan proposal Inovasi Daerah yang sekurang-kurangnya
memuat:
a. bentuk Inovasi Daerah;
b. rancang bangun Inovasi Daerah dan pokok perubahan
yang dilakukan;
c. tujuan Inovasi Daerah;
d. manfaat yang diperoleh;
e. waktu uji coba Inovasi Daerah; dan
f. anggaran, jika diperlukan.

Pasal 16
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari Bupati dan/atau
Wakil Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(1) huruf a disiapkan oleh Bupati dan/atau Wakil Bupati
dan dapat dibantu oleh pihak lain yang ditunjuk oleh
Bupati.
(2) Inisiatif Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilengkapi dengan proposal Inovasi Daerah.
(3) Proposal Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dibahas, dirancang dan disusun secara komprehensif
oleh tim independen yang dibentuk secara insidental pada
saat dibutuhkan untuk dinyatakan layak atau tidak layak.
-14-

(4) Tim independen sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang beranggotakan
unsur perguruan tinggi, praktisi, pakar dan/atau unsur
lainnya sesuai dengan kebutuhan.
(5) Tim independen sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dalam membahas inisiatif Inovasi Daerah dikoordinasikan
oleh Kepala Bappeda melalui Bidang Penelitian dan
Pengembangan sesuai dengan petunjuk Bupati.

Pasal 17
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota DPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b
dituangkan dalam usulan proposal Inovasi Daerah inisiatif
anggota DPRD.
(2) Proposal Inovasi Daerah inisiatif anggota DPRD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas dan
ditetapkan layak atau tidak dalam rapat paripurna DPRD.
(3) Usulan proposal Inovasi Daerah inisiatif anggota DPRD
yang telah dibahas dan ditetapkan layak dalam rapat
paripurna DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
disampaikan kepada Bupati.
(4) Dalam pengusulan, penyusunan, pengembangan dan
pembahasan proposal Inovasi Daerah inisiatif anggota
DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) dapat dibentuk dan dibantu tim khusus Inovasi
Daerah inisiatif anggota DPRD yang bersifat insidentil.
(5) Bappeda melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan
melakukan verifikasi kesesuaian proposal sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dengan kriteria Inovasi Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
(6) Bupati menetapkan proposal inovasi anggota DPRD sebagai
Inovasi Daerah berdasarkan laporan hasil kajian, verifikasi,
dan penilaian kelayakan proposal Inovasi Daerah.
-15-

Pasal 18
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari ASN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf c disampaikan
kepada kepala PD yang menjadi atasannya disertai usulan
proposal Inovasi Daerah untuk mendapatkan izin tertulis.
(2) Usulan proposal Inovasi Daerah yang berasal dari ASN yang
disetujui dan ditetapkan pimpinan PD, diajukan kepada
Bupati melalui Bappeda disertai dengan proposal Inovasi
Daerah.
(3) Bappeda melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan
melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap usulan
proposal Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan menentukan layak atau tidak layak sesuai dengan
kriteria Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13.
(4) Dalam hal hasil verifikasi dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dinyatakan layak, Bappeda melalui
Bidang Penelitian dan Pengembangan menyampaikan
inovasi ASN kepada Bupati.
(5) Dalam hal hasil verifikasi dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dinyatakan tidak layak, Bappeda
melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan memberikan
alasan dan penjelasan, serta masukan dan saran/
rekomendasi atas proposal Inovasi Daerah kepada ASN
bersangkutan.

Pasal 19
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari PD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf d disampaikan
dalam bentuk usulan proposal Inovasi Daerah dari PD.
(2) Usulan proposal Inovasi Daerah dari PD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan PD dan
diajukan kepada Bappeda melalui Bidang Penelitian dan
Pengembangan untuk dilakukan verifikasi dan evaluasi.
-16-

(3) Dalam hal hasil verifikasi dan evaluasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dinyatakan layak, Bappeda melalui
Bidang Penelitian dan Pengembangan mengajukan kepada
Bupati, dilengkapi dengan proposal Inovasi Daerah dari PD.
(4) Bupati menetapkan proposal inovasi dari PD sebagai
Inovasi Daerah berdasarkan usulan Bappeda sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).

Pasal 20
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
huruf e disampaikan kepada Ketua DPRD dan/atau Bupati
disertai dengan proposal Inovasi Daerah yang disusun
sesuai dengan kriteria sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13.
(2) Dalam hal inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Ketua DPRD, usulan Inovasi Daerah
tersebut diteruskan oleh Ketua DPRD kepada Bupati untuk
kemudian dievaluasi oleh Bappeda melalui Bidang
Penelitian dan Pengembangan.
(3) Dalam hal inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Bupati, usulan proposal Inovasi
Daerah tersebut dievaluasi oleh Bupati melalui Bidang
Penelitian dan Pengembangan Bappeda.
(4) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) dinyatakan layak, Bappeda melalui Bidang
Penelitian dan Pengembangan menyampaikan inisiatif
Inovasi Daerah tersebut kepada Bupati.
(5) Bupati menetapkan inisiatif Inovasi Daerah dari anggota
masyarakat sebagai Inovasi Daerah berdasarkan usulan
Bappeda sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
-17-

Bagian Kedua
Penetapan Inovasi Daerah

Pasal 21
(1) Inovasi Daerah ditetapkan dengan Keputusan Bupati
disertai dengan penetapan PD sesuai bidangnya untuk
ditugaskan melaksanakan uji coba Inovasi Daerah.
(2) Penetapan Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pada saat:
a. untuk inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari Bupati,
dilakukan setelah dibahas dan dinyatakan layak oleh
tim independen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (3).
b. untuk inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota
DPRD, dilakukan setelah dibahas dalam rapat
paripurna DPRD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (2), dan setelah diverifikasi oleh Bappeda
melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (5); dan
c. untuk inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari ASN,
PD, dan anggota masyarakat, dilakukan setelah
dievaluasi dan dinyatakan layak oleh Bappeda melalui
Bidang Penelitian dan Pengembangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4), Pasal 19 ayat (3) dan
Pasal 20 ayat (3).
(3) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurang-kurangnya memuat:
a. PD yang ditugaskan melaksanakan Inovasi Daerah;
b. bentuk Inovasi Daerah;
c. rancang bangun Inovasi Daerah dan pokok perubahan
yang dituju dan akan dilakukan;
d. tujuan Inovasi Daerah;
e. manfaat yang diperoleh;
f. waktu uji coba Inovasi Daerah; dan
g. anggaran, jika diperlukan.
-18-

(4) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disampaikan oleh Bupati kepada Menteri Dalam Negeri.

BAB VIII
UJI COBA INOVASI DAERAH

Pasal 22
(1) Pelaksana Inovasi Daerah melaksanakan uji coba Inovasi
Daerah berdasarkan Keputusan Bupati sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21.
(2) Uji coba Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh PD yang ditugaskan melaksanakan
Inovasi Daerah sebagai laboratorium uji coba.
(3) Selama masa uji coba, PD yang dipilih sebagai laboratorium
uji coba dapat menerapkan tata laksana yang berbeda
dengan yang telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan, kecuali terhadap hal yang dapat membahayakan
kesehatan, keamanan, dan keselamatan manusia dan
lingkungan.
(4) Pelaksana Inovasi Daerah menyampaikan laporan secara
berkala pelaksanaan uji coba Inovasi Daerah kepada
Bappeda melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan.

Pasal 23
(1) Pelaksanaan uji coba Inovasi Daerah harus
didokumentasikan oleh pelaksana Inovasi Daerah untuk
menilai perkembangan dan keberhasilan setiap tahap
pelaksanaan uji coba Inovasi Daerah.
(2) Pelaksana Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyampaikan hasil pelaksanaan seluruh tahapan
uji coba Inovasi Daerah kepada Bappeda melalui Bidang
Penelitian dan Pengembangan.
(3) Selama masa uji coba, pelaksana Inovasi Daerah dapat
melakukan penyesuaian rancang bangun Inovasi Daerah
untuk menghasilkan Inovasi Daerah yang diinginkan.
-19-

(4) Bappeda melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan


melakukan evaluasi menyeluruh terhadap hasil tahapan
pelaksanaan uji coba Inovasi Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(5) Hasil evaluasi tahapan pelaksanaan uji coba Inovasi Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), disampaikan
Bappeda melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan
kepada Bupati.
(6) Dalam hal uji coba Inovasi Daerah tidak berhasil, pelaksana
Inovasi Daerah menghentikan pelaksanaan uji coba Inovasi
Daerah dan melaporkan kepada Kepala Bappeda melalui
Bidang Penelitian dan Pengembangan.
(7) Penghentian uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dilakukan atas persetujuan Bupati dan diberitahukan
kepada Menteri.

Pasal 24
Inovasi Daerah yang sederhana, tidak menimbulkan dampak
negatif kepada masyarakat, dan tidak mengubah mekanisme
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan peraturan
perundang-undangan langsung diterapkan tanpa melalui uji
coba Inovasi Daerah.

BAB IX
PENERAPAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN
INOVASI DAERAH

Pasal 25
(1) Inovasi Daerah hasil uji coba maupun tanpa melalui uji
coba diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
(2) Bupati menetapkan Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) beserta dengan PD pengampu sesuai tugas
pokok dan fungsinya.
(3) Penerapan Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
-20-

(4) Petunjuk teknis pelaksanaan Inovasi Daerah akan diatur


lebih lanjut dengan Keputusan Kepala PD pengampu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 26
(1) Hak kekayaan intelektual atas Inovasi Daerah menjadi milik
Pemerintah Daerah dan tidak dapat dikomersialisasikan.
(2) Penerapan Inovasi Daerah dilaporkan oleh Bupati kepada
Menteri.

Pasal 27
(1) Pemerintah Daerah memberikan penghargaan dan/atau
insentif kepada individu atau PD yang mengusulkan Inovasi
Daerah yang berhasil diterapkan.
(2) Dalam hal Inovasi Daerah diusulkan oleh ASN, pemberian
penghargaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.

BAB X
PENDANAAN

Pasal 28
(1) Kegiatan Inovasi Daerah yang sudah ditetapkan oleh Bupati
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dituangkan dalam
RKPD dan dianggarkan dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah serta pendanaan lain sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal kegiatan Inovasi Daerah belum tertuang dalam
RKPD dan belum dianggarkan dalam anggaran pendapatan
dan belanja daerah tahun berjalan, kegiatan Inovasi Daerah
dituangkan dalam perubahan RKPD dan dianggarkan
dalam perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah
tahun berjalan.
-21-

Pasal 29
(1) Penganggaran kegiatan Inovasi Daerah dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 dianggarkan pada PD yang akan
melaksanakan kegiatan Inovasi Daerah.
(2) Dalam hal PD sudah mendapatkan anggaran untuk
kegiatan Inovasi Daerah tetapi kegiatan Inovasi Daerah
dinyatakan tidak berhasil, maka alokasi anggaran Inovasi
Daerah tidak diberikan pada tahun anggaran berikutnya.

BAB XI
DISEMINASI DAN PEMANFAATAN INOVASI DAERAH

Pasal 30
(1) Bappeda melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan
melakukan diseminasi terhadap penerapan Inovasi Daerah.
(2) Diseminasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dengan cara menyebarkan penerapan Inovasi
Daerah yang telah berhasil kepada PD dan/atau wilayah
lainnya.

Pasal 31
(1) PD dan/atau wilayah yang berhasil menerapkan Inovasi
Daerah dapat dijadikan rujukan bagi PD dan/atau wilayah
lainnya.
(2) PD dan/atau wilayah lain dapat mereplikasi dan
menerapkan Inovasi Daerah yang telah didiseminasikan
oleh Bappeda melalui Bidang Penelitian dan
Pengembangan.
-22-

BAB XII
INFORMASI INOVASI DAERAH

Pasal 32
(1) Pemerintah Daerah menyediakan informasi Inovasi Daerah.
(2) Informasi Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah, peningkatan Pelayanan Publik, dan
peningkatan potensi sumber daya daerah.

Pasal 33
(1) Informasi Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 dikelola dalam sistem informasi Pemerintah
Daerah.
(2) Informasi Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikelola oleh Bappeda melalui Bidang Penelitian dan
Pengembangan.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34
(1) Inovasi Daerah yang dihasilkan sebelum Peraturan Bupati
ini mulai berlaku dinyatakan sebagai Inovasi Daerah
sepanjang memenuhi kriteria yang diatur dalam Peraturan
Bupati ini.
(2) Pendataan terhadap Inovasi Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bappeda melalui
Bidang Penelitian dan Pengembangan.
-23-

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar
pada tanggal 4 Juli 2022

BUPATI BLITAR,

RINI SYARIFAH

Diundangkan di Blitar
pada tanggal 4 Juli 2022

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

IZUL MAROM

BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2022 NOMOR 62/E

Paraf Koordinasi
1. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
2. Peneliti Ahli Muda Subkoordinator Litbang Sosial dan Pemerintahan
pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Perancang Peraturan Perundang-undangan Ahli Muda Subkoordinator
Perundang-undangan pada Bagian Hukum
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 62 TAHUN 2022
TENTANG
INOVASI DAERAH KABUPATEN
BLITAR

PENETAPAN INOVASI DAERAH KABUPATEN BLITAR


PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
1. DAPODIK SILATURAHMI
2. GASAK (Gerakan Kembali Ke Sekolah)
3. SIMPINTAR (Sistem Informasi Manajemen
DINAS PENDIDIKAN
Pendidikan Kabupaten Blitar)
4. SILANTIP (Sistem Informasi Layanan Terpadu
Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar)
5. SIGAB (Servis Gawat Darurat Blitar)
6. GRIYA SEHAT
7. LAPAK DINKES
8. SIMPUSTRONIK (Sistem Informasi Pusat
DINAS KESEHATAN
Kesehatan Masyarakat Elektronik)
9. SATRIO (Sistem Antrian Online)
10. ISO KONSUL
11. TELEKONSULTASI
12. BLITAR SERASI (Bahagia, Berkualitas
dengan Strategi Terapi Self-Healing, Latihan
Fungsi Gerak dan Musik di Ruang Stroke
Center)
13. DAR DER DOR (Pendaftaran Digital
Terjadwal Door to Door)
14. DAR DER DOR RAME (Pendaftaran Digital
Terjadwal Door to Door dan Rekam Medis
DINAS KESEHATAN -
Elektronik)
RSUD NGUDI WALUYO
15. ARJUNA (Apotek Rawat Jalan Non Antrian)
WLINGI
16. SI OREO (Sistem Order Rongent Melalui E-
Radiologi)
17. BANK SAMPAH ABILOWO (Aku Bisa Ubah
Limbah Jadi Wow)
-25-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
18. MANJA CERIA (Bermain, Bekerja Sama,
Bercerita, Edukasi dan Bergembira)
19. IDAMAN (Informasi Dalam Genggaman)
20. WINGS (Wlingi Emergency Medical Services)
21. SI ANOMAN (Sistem Antrean Nomor Mandiri)
22. E-REKAM MEDIK
23. UZISA MEAL (Unggul Gizi Unggul Rasa)
24. BUMANDARTI (Buku Pemantauan Darah DINAS KESEHATAN –
Tinggi) PUSKESMAS
PANGGUNGREJO
25. IKAN RAMES MAS BRO (Implementasi Kode DINAS KESEHATAN –
Warna Rekam Medis di Puskesmas Boro) PUSKESMAS BORO
26. CENTING MBAK PUR SAMPING KENEK
(Cegah Stunting Masyarakat Balita dan Anak
Selopuro serta Pendampingan Kakek Nenek )
DINAS KESEHATAN –
27. MARKISA HITAM MANIS (Mari Periksa
PUSKESMAS
Hipertensi dan Kencing manis)
SELOPURO
28. PIRAMIDA (Pemeriksaan Dini Risiko Kanker
Mulut Rahim dan Payudara)
29. OM JUMANJI (Omah Siji Jumantik Siji)
30. BEST VISION (Bersama Sehat Dengan Video
Edukasi Inovasi)
DINAS KESEHATAN –
31. BESTARI-BERTARO (Bersama Sehat Sedari
PUSKESMAS WLINGI
Dini – Bersama Sehat Dengan Orang Tua)
32. BESTRU (Bersama Sehat di Usia Produktif)
33. WAJIK KLETIK (Wanita Enerjik Pemburu
DINAS KESEHATAN –
Dahak Tanpa Jijik)
PUSKESMAS TALUN
34. Posyandu Jiwa SEROJA WARTA
35. LASKAR CINTA SEJATI (Layanan Kesehatan
DINAS KESEHATAN –
Masyarakat Cinta Ibu dan Balita)
PUSKESMAS
36. MAS BERTO (Masyarakat Sehat Bersama Si
GANDUSARI
Toga)
37. BUNGLIZITA (Puskesmas Slumbung Peduli DINAS KESEHATAN –
Gizi Balita) PUSKESMAS
38. SESAMBUNG SLUMBUNG
-26-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
39. BUNG SAHAT
40. MAS DOI ARIJALING (Masyarakat Doko DINAS KESEHATAN –
Peduli Jamban Sehat Dengan Arisan Jamban PUSKESMAS DOKO
Keliling)
41. PENTOL RAJA (Pendaftaran Online Pasien
Rawat Jalan) DINAS KESEHATAN –
42. DEDI DORA (Deteksi Dini Kesehatan, Donor PUSKESMAS GARUM
Darah dan Iva)
43. GISELA (Gigi Sehat Kala Hamil) DINAS KESEHATAN –
44. KOLAK MANIS (Konseling Pelaksanaan PUSKESMAS
Pemantauan Penyakit Kronis) KANIGORO
45. AKU CINTA DITA (Ayo Usahakan Kecamatan DINAS KESEHATAN –
Sutojayan Ini Terbebas Dari TB Aktif) PUSKESMAS
SUTOJAYAN
46. MASDUL TERHARU (Masyarakat Peduli DINAS KESEHATAN –
Terhadap Penyakit TBC Paru) PUSKESMAS
BINANGUN
47. MASDUL SAKTIMEN (Masyarakat Peduli
Sakit Tidak Menular)
48. DALANG SAMBOTIK ECOBRICK (Daur Ulang DINAS KESEHATAN –
Sampah Botol dan Plastik Menjadi Ecobrick) PUSKESMAS WATES
49. CAH PENTING (Catatan Hasil Pemantauan
Stunting)
50. PINTAR (Pelayanan INformasi Obat yang
DINAS KESEHATAN –
TepAt dan Rasional)
PUSKESMAS
51. JEMPOL WD PTM (Jemput Bola Wonotirto
WONOTIRTO
dalam Genggaman Penyakit Tidak Menular)
52. GAMAN SAKTI (Keluarga Mandiri dengan
Sarana Asuhan Keperawatan Terintegrasi) DINAS KESEHATAN –
53. BAMBU RUNCING (Bersama Masyarakat PUSKESMAS BAKUNG
Bakung Turunkan dan Cegah Stunting)
54. IKATAN CINTA (Ibu Melahirkan dengan DINAS KESEHATAN –
Selamat dan Sehat, Anak Ceria Sehat dan PUSKESMAS
Tangkas) KADEMANGAN
-27-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
55. SATE PARU ENDOS (Sanankulon Tempat
DINAS KESEHATAN –
Bebas dari TB Paru Kenali dan Obati Hingga
PUSKESMAS
Tuntas)
SANANKULON
56. SABAR (Sanankulon Bebas Antrian)
57. PALU GADA (Pemantauan Kadaluarsa Obat
dengan Google Spreadsheet)
DINAS KESEHATAN –
58. CAK SIMAR KEMBALI (Checklist
PUSKESMAS SRENGAT
Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam
Medis Kembali)
59. JARING ASMARA (Jaring Aku Stop Masalah
Rawan AIDS) UPT Puskesmas Wonodadi DINAS KESEHATAN –
60. PESAN BERDOA (Peningkatan Stamina PUSKESMAS
Penderita Tuberculosis dengan TOGA dan WONODADI
Akupresure)
61. Program Monitoring APEL SEHATKU (Ayah
DINAS KESEHATAN –
Peduli Seribu Hari Pertamaku)
PUSKESMAS
62. AMANDA JAGOAN (Asuhan Mandiri
UDANAWU
Udanawu Bijak Gunakan Antibiotik)
63. GAPOLITA (Gerakan Ponggok Eliminasi
Kusta)
DINAS KESEHATAN –
64. KOMPOSISI TOSS (KOMitmen POnggok
PUSKESMAS PONGGOK
eliminaSI tuberculosiS melaluI Temukan
Obati Sampai Sembuh)
65. DETEKTIF DARA CANTIK (Deteksi Aktif
DINAS KESEHATAN –
Payudara dan Kanker Serviks)
PUSKESMAS BACEM
66. BPOP (Bacem Peduli Pasung dan ODGJ)
67. SETANGKAI MELATI (Selamatkan dan
Turunkan AKI/AKB Melalui Kelas Ibu Hamil
Resiko Tinggi)
68. PENDEKAR CANTIK IVA SARI (Pencegahan DINAS KESEHATAN –
dan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Tes PUSKESMAS NGLEGOK
IVA plus Pemeriksaan Payudara Sendiri)
69. APEL BUMIL SERALINE (Antrian Pelayanan
Ibu Hamil Secara Online)
-28-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
70. SEMPOL MAS SAM (SistEM Pendaftaran DINAS KESEHATAN –
OnLine puskesMAS keSAMben) PUSKESMAS
KESAMBEN
71. SITAAT POL PP (Aplikasi Sistem Informasi SATUAN POLISI
Data Kegiatan Satpol PP Kab Blitar) PAMONG PRAJA
72. PETA MITIGASI KONFLIK BADAN KESATUAN
BANGSA DAN POLITIK
73. SIMAK PRB (Sistem Informasi Manajemen
Kebencanaan) BADAN
74. SIKK (Sistem Informasi Kebencanaan PENANGGULANGAN
Kabupaten) BENCANA DAERAH
75. SAPA DESTANA
76. PELAN DIK (Pelatihan Layanan Disabilitas
Membatik)
77. SIDAKSOS (Sistem Informasi Data
DINAS SOSIAL
Kesejahteraan Sosial)
78. SIPEKA (Sistem Peningkatan Kesejahteraan
Sosial Masyarakat)
79. PAK CAMAT PMI (Pelatihan Kewirausahaan
bagi Calon dan Mantan Pekerja Migran
Indonesia)
80. LTSA PMI (Layanan Terpadu Satu Atap DINAS TENAGA KERJA
Pekerja Migran) KABUPATEN BLITAR
81. Aplikasi GO TKI
82. SINAGA (Sistem Informasi Tenaga Kerja)
83. SI KEREN (Sistem Informasi Keluarga DINAS PENGENDALIAN
Berencana) PENDUDUK,
84. BAJUKU LIBAS DOSA (Bangkit Menuju KELUARGA
Keluarga Religius Bahagia Sejahtera BERENCANA,
Berorientasi Surga) PEMBERDAYAAN
85. Pos Bantu Perlindungan Perempuan dan PEREMPUAN DAN
Anak (PPA) PERLINDUNGAN ANAK
86. Kegiatan Jemput Sampah di OPD Pemerintah
DINAS LINGKUNGAN
Kabupaten Blitar
HIDUP
87. BANK POHON
-29-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
88. BALISTIK (Blitar Libas Sampah Plastik)
89. GETAR KASIH (Gerakan Terpadu Kali Bersih)
90. Gerakan Blitar Menanam
91. SERULING (Sejahtera Bersama Rumah
Ramah Lingkungan)
92. PELAYANAN DRIVE TRU
93. TLA (Tempat Layanan Adminduk)
94. AKAM (Akte Kematian Terbit Sebelum
Pemakaman)
95. ALASAR (Akte Lahir Sebelum Sepasar)
96. ELEKTRONIK SISTEM APLIKASI DINAS
PENDAFTARAN ONLINE (E-SIAP ONLINE) KEPENDUDUKAN DAN
97. SI JARAN IJO (Inovasi Jemput Bola Rentan PENCATATAN SIPIL
Adminduk Iso Jujuk Omah)
98. JEBOL ADMINDUK (Jemput Bola
Administrasi Kependudukan)
99. LAPAK SARAH (Layanan Pendaftaran
Adminduk Desa dan Kelurahan)
100. SKAKEL ON (Surat Keputusan Kelembagaan
Online)
101. DINDAMADDE GOES DIGITAL (Tata Kelola
Media Sosial Dinas PMD)
102. SI KEMBANG DESA BLITAR (Sistem DINAS
Informasi Perkembangan Desa Berbasis Data PEMBERDAYAAN
Indeks Desa Membangun Kabupaten Blitar) MASYARAKAT DAN
103. GO BUMDES (Layanan Pemberdayaan Desa) DESA
104. IDM FAST (Strategi Percepatan
Pemutakhiran Data Indeks Desa
Membangun)
105. INOVASI JOGROTORO DESO
106. UKIR MAS (Uji Kendaraan secara Elektronik)
107. TAKSI LANTAS (Taman Edukasi Lalulintas)
DINAS PERHUBUNGAN
108. E-TRAFFIC (Data Perlengkapan Jalan dan
Pengaduan Masyarakat)
-30-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
109. BANG ANJAR (Bus Angkutan Khusus Pelajar
Blitar)
110. BLITAR SIAP 112
111. BLITAR DALAM GENGGAMAN
112. COMMAND CENTER DESA
113. PUBLIC SERVICE CENTER
DINAS KOMUNIKASI
114. JENG RISDA (Reliable Intelligent System Data
DAN INFORMATIKA
Assistant)
115. E-HEALTH: Pelayanan Kesehatan dan
Monitoring Perkembangan Ibu Hamil dan Gizi
Balita Berbasis Elektronik
116. BEJO (Program Belajar Online)
117. OPOP (One Pesantren One Product)
118. UM BERDASI (UMKM Berdaya Saing) DINAS KOPERASI DAN
119. BESAN (Bedah Kemasan) USAHA MIKRO
120. KEPPO (Konsultasi Pendampingan
Pemasaran Online)
121. CANTING OSS (KECAMATAN PENDAMPING
OSS)
122. LOSS DOL (Layanan OSS di Desa Online)
123. LOSS BERSAMA MANTAN (Layanan OSS
Bersama Ansor dan Fatayat NU)
124. FAST - DS (Fasilitasi Aplikasi Sistem Terpadu
Digital Signature)
125. INI BARU JOSS BANGET MAS (Izin dan DINAS PENANAMAN
Investasi Bisa Dari Rumah, Jemput OSS MODAL DAN
Bersama Instansi Terkait, Malam Hari Bisa) PELAYANAN TERPADU
126. SI-JaBRIC (Sistem Informasi Jaringan Blitar SATU PINTU
Regency Investment Corridor)
127. JOSS BANGET MAS (Jemput Online Single
Submission / OSS Bersama Instansi Terkait
dan Malam Hari Bisa)
128. SI-DATIZ (Sistem Informasi Data Perizinan)
129. SIAPnLOSS (Sistem Aplikasi Perizinan Non
Layanan OSS)
-31-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
130. BAPER (Berbagi Agenda Perpustakaan DINAS PERPUSTAKAAN
Edukatif, Rekreatif) DAN ARSIP
131. “CAKRA PALAH” sebagai Motif Batik Khas
DINAS PARIWISATA,
Kabupaten Blitar
KEBUDAYAAN,
132. Paket wisata OLAS KEMBAR (Ojo Lungo Adoh
PEMUDA DAN OLAH
Saurunge Kemput Blitar)
RAGA
133. AYO KUNJUNG MUSEUM
134. PUPUK KANCA (Pupuk Kandang Curah Cair)
135. KANCA TEA (Kandang Cair Curah Teh)
DINAS PERTANIAN DAN
136. Padi PIM 3 (Petani Indonesia Maju)
PANGAN
137. BIOSAKA (Sisa Alam Kembali ke Alam)
138. E-TANI (Aplikasi Enterprise Pertanian)
139. KAWAN KECE (Pelayanan Kesehatan Hewan
Dengan Reaksi Keren dan Cepat)
140. KOI EKSOTIK (Konsultasi Pengobatan Ikan
DINAS PETERNAKAN
yang Efektif, Solutif dan Aplikatif)
DAN PERIKANAN
141. GEBYAR NELAYAN
142. BANK PAKAN TERNAK
143. PELATIHAN PAKAN MANDIRI
144. KANG JIMBANG (Tukang Uji Timbangan)
145. ABANG INFORMAL (Audisi Pengembangan
Sektor Informal)
146. ADI MARKO (Audisi Inkubasi Marketing DINAS PERINDUSTRIAN
Online) DAN PERDAGANGAN
147. ADI EXPORT (Audisi dan Inkubasi Export)
148. PRIMBON (Pembayaran Retribusi Pasar
Mblitar Berbasis Online)
149. KOPI LYPULARA
150. SISOP (Sistem Informasi Standar Operasional SEKRETARIAT DAERAH
Prosedur)
151. KOI (Konsutasi Online Inspektorat) INSPEKTORAT DAERAH
152. SILANDAK (Sistem Informasi Laporan Dana
BADAN PERENCANAAN
Alokasi Khusus)
PEMBANGUNAN
153. BIG RICE (Blitar Regency Research and
DAERAH
Innovation Center)
-32-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
154. SIJARIK (Sistem Informasi Jaring Aspirasi
Anak)
155. PEJANTAN ANOM (Pelatihan Kewirausahaan
dan Jalin Kemitraan Pertanian/Pertanian/
Peternakan Non-Mainstream)
156. DISANDING (Diseminasi Hasil Kelitbangan
dalam Jaringan)
157. SIEVA RKPD (Sistem Informasi Evaluasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah)
158. MONAS INDAH (Monitoring, Pembinaan dan
Pengawasan Inovasi Daerah)
159. BIG ACTOR (Blitar Regency Innovation
Communication Forum): Forum Komunikasi
Inovasi Daerah
160. SIRIDOAJA (Sistem Informasi Data Online
Pajak Daerah)
161. E-POTENSI (Elektronik Potensi Pajak
BADAN PENDAPATAN
Daerah)
DAERAH
162. EMON HORE (Elektronik Monitoring dan
Evaluasi Pajak Hotel Restoran Parkir dan
Hiburan)
163. SIKANDA (Sistem Aplikasi Kinerja Daerah)
BADAN KEPEGAWAIAN
164. SIDARA (Sistem Aplikasi Daftar Kehadiran)
DAN PENGEMBANGAN
165. SIDAWAI (Sistem Informasi Data Pegawai)
SUMBER DAYA
166. SITAMPAN (Sistem Informasi Tambahan
MANUSIA
Penghasilan)
167. SIMPEADES (Sistem Informasi
KECAMATAN
Pembangunan dan Penyerapan Anggaran
PANGGUNGREJO
Desa)
168. JALIN ASMARA (Jaga Lingkungan Aman
KECAMATAN WLINGI
Sejahtera Maju Bersama Masyarakat)
169. MAS SAJAK (Masyarakat Sadar Pajak) KECAMATAN
KANIGORO
170. PEPAT GRAM (Pelayanan Cepat Gratis KECAMATAN
Ramah Mudah) SUTOJAYAN
-33-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
171. JALASUTRA (Jenis Layanan Apa Saja Cukup
di Kantor Kecamatan)
172. POS KETAN "Posyandu Lansia di Setiap
Rukun Tetangga"
KECAMATAN WATES
173. POS WILIAM "Pos Kampling Free Wi-Fi,
Lingkungan Aman"
174. MUSA "Sistem Musyawarah Desa"
175. REPUBLIK MELON
176. SUDIRJA (Sukses Mandiri dan Berkarakter
Melalui Pelatihan Kerja dan Bekerja Sama
Dengan Dinas Sosial) KECAMATAN
177. SIPEDES (Sistem Pelayanan Masyarakat WONOTIRTO
Desa/Kelurahan)
178. DESA CERDAS
179. SIDADU (Sistem Data Penduduk) KECAMATAN BAKUNG
180. NANCAPIN.MAS "Layanan Cepat Informasi KECAMATAN
Masyarakat Desa" KADEMANGAN
181. PROGRAM SUKMA (Sanankulon UMK Maju)
KECAMATAN
182. PROGRAM SEMI (Sanankulon Melek
SANANKULON
Teknologi Informasi)
183. Posyandu Kesehatan Jiwa “PANJI ASMORO” KECAMATAN SRENGAT
184. SEHAT BERSAMA TOGA KECAMATAN
WONODADI
185. PERUMI (perizinan Usaha Mikro Masuk KECAMATAN
Desa) UDANAWU
186. DUMAS NGLEGOK (Pengaduan Masyarakat)
KECAMATAN NGLEGOK
Nglegok
187. SIPAPA (Sistem Informasi Pengawasan
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan) KECAMATAN
188. SIAPD (Sistem Informasi Absensi Perangkat SELOREJO
Desa)
-34-

PERANGKAT DAERAH
NO NAMA INOVASI
PENGAMPU
189. SIMPELDES GOGONITI (Sistem Pelayanan
KECAMATAN
Desa Ngawulo Kanggo Wargo Kanthi Cepet
KESAMBEN
Lan Teliti)

BUPATI BLITAR,

RINI SYARIFAH

Paraf Koordinasi
1. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
2. Peneliti Ahli Muda Subkoordinator Litbang Sosial dan Pemerintahan
pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Perancang Peraturan Perundang-undangan Ahli Muda Subkoordinator
Perundang-undangan pada Bagian Hukum

Anda mungkin juga menyukai