Anda di halaman 1dari 6

TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

https://news.detik.com

I. PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.1 Kinerja aparatur pemerintahan di sebagian besar wilayah
pemerintahan masih menjadi sorotan tajam berbagai pihak sampai saat ini. Hal ini
disebabkan masih rendahnya tingkat produktivitas dari mereka jika dibandingkan dengan
kinerja karyawan yang bekerja di sektor swasta. Ada indikasi bahwa hal ini diantaranya
disebabkan kurang jelasnya sistem penilaian kinerja dan kurangnya insentif yang
diberikan pada aparat pemerintah untuk bisa lebih giat meningkatkan produktivitas
kinerjanya.2
Kedua penyebab di atas pada dasarnya berkaitan dengan penghasilan yang
diterima oleh pegawai. Akan sulit bagi mereka untuk dapat bekerja dengan optimal
apabila penghasilan yang diterimanya tidak sebanding dengan kontribusi yang mereka
berikan. Sementara di pihak lain, ada segolongan kecil institusi/posisi yang mendapat
banyak tambahan penghasilan diluar gaji pokok. Ketimpangan pendapatan tentunya
berdampak negatif bagi instansi pemerintahan itu sendiri. Hal ini bukan saja akan
menyebabkan menurunnya motivasi dan kinerja pegawai, tapi juga dapat memicu
timbulnya praktek korupsi di instansi tersebut.3

1
Pasal 1 angka 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
2
http://kamuskeuangandaerah.com/images/artikel/TPP.pdf
3
http://kamuskeuangandaerah.com/images/artikel/TPP.pdf
1
Salah satu unsur manajemen ASN adalah penggajian, tunjangan, kesejahteraan,
dan penghargaan. Gaji, tunjangan, dan kesejahteraan yang adil dan layak sesuai dengan
beban pekerjaan dan tanggung jawabnya sekaligus merupakan hak pegawai ASN. Gaji
harus dapat memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraan Pegawai ASN. Gaji
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain gaji,
pemerintah daerah dapat memberikan tunjangan kepada Pegawai ASN di daerah sesuai
dengan tingkat kemahalan. Dalam pemberian tunjangan, Pemerintah Daerah wajib
mengukur tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerahnya
masing masing. Tunjangan daerah tersebut dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) yang diatur dengan peraturan daerah4.
Pemberian gaji, tunjangan, dan kesejahteraan adalah bentuk penghargaan secara
langsung kepada pegawai. Pemberian gaji, tunjangan, dan kesejahteraan tersebut harus
diberikan secara adil dan layak kepada pegawai. Berkaitan pemberian gaji, tunjangan,
dan kesejahteraan tersebut, Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi Kerja
menyatakan bahwa “Kompensasi atau balas jasa didefinisikan sebagai pemberian
penghargaan langsung maupun tidak langsung, financial maupun nonfinancial yang adil
dan layak kepada pegawai atas sumbangan mereka dalam pencapaian tujuan
organisasi”.5
Pemberian gaji yang adil dan layak kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta
menjamin kesejahteraan PNS adalah dengan membayarkannya seusai dengan beban
kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan.6 Selain gaji tersebut, PNS juga menerima
tunjangan dan fasilitas. Tunjangan yang dimaksud meliputi tunjangan kinerja dan
tunjangan kemahalan. Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja dan
Tunjangan kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks
harga yang berlaku di daerah masing-masing.7
Pemberian tunjangan atau tambahan penghasilan kepada pegawai diharapkan
dapat meningkatkan kinerja. Setiap pekerja yang telah memberikan kinerja terbaiknya
mengharapkan imbalan di samping gaji atau upah sebagai tambahan berupa insentif atas
prestasi yang telah diberikannya. Dengan demikian, apabila organisasi dapat

4
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil Negara
5
Dharma, Agus, “Manajemen Prestasi Kerja”, Rajawali, Tahun 1994
6
Pasal 79 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara
7
Pasal 80 ayat (1), (2), (3), dan (4), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara
2
memberikannya, akan meningkatkan motivasi, partisipasi dan membangun saling
pengertian dan saling mempercayai antara pekerja dan atasan.8
Pemberian tambahan penghasilan bagi PNS Daerah (PNSD) diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah (PP Nomor 58/2005) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Permendagri 21/2011).

II. PERMASALAHAN
Permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan hukum ini yaitu:
1. Apa tujuan pemberian Tambahan Penghasilan bagi PNSD?
2. Dasar Pemberian Tambahan Penghasilan PNSD?

III. PEMBAHASAN
1. Tujuan Pemberian Tambahan Penghasilan
Berdasarkan penafsiran gramatikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), tambahan adalah “yang ditambahkan (dibubuhkan)” sementara penghasilan
adalah “pendapatan; perolehan (uang yang diterima dan sebagainya)”. Oleh karena
itu, sifatnya bukan sesuatu yang wajib namun diberikan sebagai suatu tambahan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Hal ini sejalan dengan Pasal 63 ayat (2) PP Nomor 58 Tahun 2005 yang
menyatakan bahwa Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan
kepada PNSD berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kata “dapat” pada ketentuan tersebut
mengandung arti “mampu; sanggup; bisa; boleh; mungkin”.9 Tambahan penghasilan
bukan merupakan suatu hak rutin yang harus diberikan setiap bulan. Oleh karena itu,
dengan diberikan atau tidak diberikannya tambahan penghasilan, PNSD tetap
diharuskan untuk memberikan kinerja optimal sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi
masing-masing.

8
Wibowo, “Manajemen Kinerja”, Rajawali Tahun 2013
9
https://kbbi.web.id/dapat diakses 6 Juni 2018
3
Hal ini sejalan dengan tujuan pemberian tambahan penghasilan yang memang
bukan bertujuan untuk peningkatan kinerja, namun dalam rangka peningkatan
kesejahteraan berdasarkan prestasi kerja, tempat bertugas, kondisi kerja dan
kelangkaan profesi.10
2. Dasar Pemberian Tambahan Penghasilan PNSD
Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai
negeri sipil berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Persetujuan DPRD tersebut dilakukan pada
pembahasan Kebijakan Umum APBD (KUA). 11
Tambahan penghasilan diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
pegawai berdasarkan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi,
prestasi kerja, dan/atau pertimbangan objektif lainnya dengan rincian sebagai
berikut:12
a. Beban Kerja
Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja diberikan kepada pegawai negeri
sipil yang dibebani pekerjaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai
melampaui beban kerja normal.13
b. Tempat Bertugas
Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugas diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya berada di daerah memiliki tingkat
kesulitan tinggi dan daerah terpencil. 14
c. Kondisi Kerja
Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerja diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya berada pada lingkungan kerja
yang memiliki resiko tinggi. 15

10
Penjelasan Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
11
Pasal 39 ayat (1) dan (1a) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
12
Pasal 39 ayat (2) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
13
Pasal 39 ayat (3) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
14
Pasal 39 ayat (4) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
15
Pasal 39 ayat (5) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
4
d. Kelangkaan Profesi
Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang dalam mengemban tugas memiliki keterampilan khusus dan
langka. 16
e. Prestasi Kerja
Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang memiliki prestasi kerja yang tinggi dan/atau inovasi. 17
f. Pertimbangan Objektif Lainnya
Tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan objektif lainnya diberikan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan umum pegawai, seperti pemberian uang
makan.
Kriteria pemberian tambahan penghasilan tersebut di atas ditetapkan dengan
peraturan kepala daerah. 18

IV. PENUTUP
Tujuan pemberian tambahan penghasilan adalah untuk peningkatan
kesejahteraan PNSD yang diberikan berdasarkan kriteria:
a. Beban Kerja
b. Tempat Bertugas
c. Kondisi Kerja
d. Kelangkaan Profesi
e. Prestasi Kerja
f. Pertimbangan Objektif Lainnya
Kriteria pemberian tambahan penghasilan tersebut diatas ditetapkan dengan
peraturan kepala daerah.

16
Pasal 39 ayat (6) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
17
Pasal 39 ayat (7) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
18
Pasal 39 ayat (8) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
5
DAFTAR PUSTAKA

Perundang-Undangan
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara
 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
 Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil Negara
Buku
 Dharma, Agus, “Manajemen Prestasi Kerja”, Rajawali, Tahun 1994
 Wibowo, “Manajemen Kinerja”, Rajawali Tahun 2013
Internet
 https://kbbi.web.id diakses 6 Juni 2018
 Novta, Andika, “Tambahan Penghasilan untuk Pegawai Negeri Sipil Daerah”,
http://kamuskeuangandaerah.com/images/artikel/TPP.pdf,

Penulis:
Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Lampung, 2018.

Disclaimer:
Seluruh informasi yang disediakan dalam Tulisan Hukum adalah bersifat umum dan
disediakan untuk tujuan pemberian informasi hukum semata dan bukan merupakan pendapat
instansi.

Anda mungkin juga menyukai