Abstrak
Tulisan ini didasari pada kenyataan bahwa Struktur Gaji PNS yang berlaku hingga saat ini
belum mampu berfungsi sebagai pemacu peningkatan kinerja dan produktivitas PNS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara gaji yang diterima oleh
PNS saat ini dengan KHL PNS. Dari sisi Keadilan Internal PNS, gaji yang diterima oleh PNS
saat ini belum memperhitungkan kinerja, kedisiplinan, beban kerja, dan keahlian kerja
PNS, sedangkan dari sisi Keadilan Eksternal PNS, memperlihatkan ketidakadilan antara
besaran gaji yang diterima oleh PNS saat ini dengan yang diterima oleh Pegawai Swasta.
Berdasarkan hasil analisis, direkomendasikan tindak lanjut penelitian, yakni: (1) dalam
penetapan Gaji Pokok PNS terendah hendaknya didasarkan pada Standar KHL PNS pada
masing-masing Daerah; (2) perlu adanya dukungan dan good will Pemerintah untuk
menyediakan anggaran negara secara memadai; dan (3) dengan ditetapkannya Sistem
Penggajian yang baru yang berbasis Bobot Jabatan hendaknya diikuti oleh perubahan-
perubahan sebagai pre-requisite, seperti Sistem Penilaian Kinerja PNS, Sistem Pensiun,
Penatalaksanaan Organisasi, dan lain-lain.
Kata Kunci: Struktur Gaji PNS, Bobot Jabatan, Keadilan Internal dan Keadilan
Eksternal
1
I. PENDAHULUAN Effendi (1999) merupakan salah
satu faktor yang turut berkontribusi
A. Latar Belakang pada aktivitas pelayanan publik
yang sangat buruk. Di samping itu,
Pendapat umum yang hingga
sebagian pihak beranggapan bahwa
saat ini masih sangat populer me-
gaji PNS yang rendah akan men-
ngemuka menyebutkan bahwa Pe-
dorong (stimulate) terjadinya “ke-
gawai Negeri Sipil (PNS) bergaji
bocoran” Keuangan Negara yang
rendah. Hal tersebut bagaimana-
dikenal dengan korupsi (inefisiensi
pun dalam kenyataannya menurut
dan inefektivitas).
Uraian di atas setidaknya me-
1
Tulisan ini diadaptasi dari hasil penelitian dengan merlukan perbandingan, mengingat
judul: ”Penyusunan Struktur Gaji Pegawai
Negeri Sipil: Berbasis Bobot Jabatan dan
gaji bersifat relatif. Pada Tahun
Kebutuhan Hidup Layak Dalam Rangka Keadilan 1975, Theodore Smith dari Yayasan
Internal dan Eksternal Pegawai Negeri Sipil”,
yang dilaksanakan oleh penulis dengan anggota tim
Ford dalam hasil penelitiannya yang
peneliti lainnya, yakni: Anita Tarigan, Endang berjudul “Stimulating Performance
Kosasih, dan Wakiran pada Pusat Pengkajian dan
Penelitian Kepegawaian BKN (2006).
in the Indonesian Bureucracy: Gaps
pun antara PNS dengan Swasta. gaji dasar bagi semua pekerjaan
Sedangkan gaji yang layak di- dalam organisasi. Proses tersebut
maksudkan untuk menjamin ter- disebut dengan “Evaluasi Jabatan/
penuhinya kebutuhan pokok dan Pekerjaan (Job Evaluation)”. Eva-
dapat mendorong produktivitas dan luasi Jabatan bertujuan untuk
kreativitas kerja PNS. menetapkan nilai relatif suatu
jabatan, yang merupakan per-
Mengacu pada Undang-Undang
bandingan formal dan sistematis
Nomor 43 Tahun 1999 tersebut di
dari jabatan untuk menetapkan
atas dapat dinyatakan bahwa struk-
nilai dari satu jabatan dalam
tur gaji PNS yang harus dipenuhi
hubungan dengan jabatan lain, dan
adalah struktur gaji yang adil dan
akhirnya menghasilkan suatu hirarki
layak. Struktur Gaji PNS dikatakan
gaji. Prosedur dasarnya adalah
memenuhi prinsip keadilan atau
membandingkan Bobot Jabatan
kesetaraan (konsistensi) apabila
yang satu dengan Bobot Jabatan
kesenjangan (gap) kesejahteraan
yang lainnya, misalnya dari sisi
antar PNS maupun antara PNS
keterampilan, usaha (fisik dan
dengan Pegawai Swasta dapat di-
mental), tanggung jawab, dan kon-
cegah atau dieliminir. Dengan
disi kerja para pegawai (Dessler,
demikian, keadilan sangat penting
1997:93). Terlepas dari metode apa
diperhatikan dalam penyusunan
yang digunakan, Evaluasi Jabatan
Struktur Gaji PNS, baik secara
pada hakekatnya bertujuan untuk
internal (internal equity) maupun
menyusun suatu sistem yang ber-
eksternal (external equity). Ke-
manfaat, terukur, dan realistis
adilan internal berarti bahwa
untuk menentukan sistem peng-
besarnya gaji harus dikaitkan
gajian dalam organisasi (Mathis dan
dengan nilai relatif pekerjaan, di-
Jackson, 2002:143).
mana pekerjaan-pekerjaan sejenis
memperoleh gaji yang sama. Dalam kaitannya dengan Eva-
Sedangkan keadilan eksternal me- luasi Jabatan, pada Tanggal 21
nyangkut pembayaran kepada pe- Nopember 2003, BKN telah me-
gawai pada tingkat gaji yang relatif netapkan Keputusan Kepala BKN
sama dengan pekerjan pegawai Nomor 46B Tahun 2003 tentang
pada organisasi atau perusahaan Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Ja-
lain dengan pekerjaan yang sejenis batan Dalam Rangka Penyusunan
(Handoko, 2001:157-161). Klasifikasi Jabatan Pegawai Negeri
Sipil Nasional. Pedoman tersebut
Sebagai langkah pertama (se-
dimaksudkan untuk memberikan
telah melakukan survei gaji) dalam
bimbingan teknis kepada seluruh
menyusun struktur gaji pegawai
Instansi Pemerintah yang selanjut-
(PNS) yang adil, perlu ditetapkan
nya dapat digunakan untuk me-
suatu hubungan yang konsisten dan
nyusun pemeringkatan jabatan yang
sistematis di antara tingkat-tingkat
Kebijakan
Kebijakan Teknik-teknik
Teknik-teknik Tujuan-tujuan
Tujuan-tujuan
(Policies)
(Policies) (Techniques)
(Techniques) (Objectives)
(Objectives)
Efisiensi :
Analisis Struktur
Kesetaraan Pekerjaan
Evaluasi/Serti-
Internal • Kinerja
Deskripsi fikasi
(Work (Description) (Evaluation/Cer- (Internal (Performance)
(Alignment) Analysis) tification) structure)
• Kualitas
(Quality)
• Pelanggan &
Pihak yang
Struktur Berkepentingan
Daya Saing Definisi Pasar Survei Lini Kebijakan Pembayaran (Customers &
(Market (Surveys) (Policy Lines) (Pay
(Competitveness) Definition) Stockholders)
structure)
• Biaya (Costs).
Basis Program
Kontribusi Senioritas
Basis Kinerja Panduan Merit Insentif Keadilan
(Performance (Merit (Incentives
(Seniority
(Contributions) Base)
Base) Guidelines) Programs)
(Fairness)
Manajemen Evaluasi
Biaya Komunikasi Perubahan Pemenuhan
(Costs) (Communication) (Change) (Evaluation) (Compliance)
(Management)
JOB ANALYSIS
PHASE I
Identify & Study Jobs Position Job Job
Description Description Standards
JOB EVALUATION
PHASE II
I Job Job Factor Point
Internal Equity Ranking Grading Comparison System
PHASE III
E
External Equity WAGE & SALARY SURVEYS
Matching
Internal &
External
Worth Job Match
= Labor
= Market
Evaluation Worth
Struktur Gaji PNS yang akan disusun Jabatan dan Kebutuhan Hidup
berdasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak dalam rangka perwujudan
Layak PNS. Hal tersebut dilakukan keadilan internal maupun eks-
dengan menggunakan konsep KHL ternalnya.
dalam Struktur Gaji PNS. Kedua Dari hasil analisis di atas di-
aspek tersebut, yakni Bobot Ja- peroleh informasi mengenai faktor-
batan dan Kebutuhan Hidup Layak faktor yang mempengaruhi pem-
dijadikan sebagai basis dalam bentukan Struktur Gaji PNS yang
penyusunan Struktur Gaji PNS. sesuai dengan kebutuhan dan
Selanjutnya, analisis akan ditekan- harapan PNS dengan menyelaraskan
kan pada aspek keadilan internal (matching) antara aspek keadilan
maupun eksternalnya. Kemudian internal maupun eksternalnya.
diformulasikan Struktur Gaji PNS Hasil analisis terhadap faktor-faktor
sesuai dengan yang diharapkan oleh tersebut selanjutnya akan menjadi
segenap komunitas PNS dan Pe- dasar penyusunan dan pengem-
merintah agar memacu produk- bangan Struktur Gaji PNS di masa
tivitas dan menjamin kesejahteraan mendatang. Proses tersebut me-
PNS secara menyeluruh.
rupakan proses yang dinamis dan
Secara keseluruhan kerangka senantiasa mengalami perkem-
pemikiran penelitian ini dapat di- bangan, sehingga maka dalam
gambarkan seperti yang disajikan kerangka pemikiran penelitian ini
pada Gambar 3. Dari gambar ter- diberikan umpan balik (feed back),
sebut dapat dilihat bahwa PNS yaitu apakah Struktur Gaji PNS yang
mempunyai kebutuhan dan harapan telah disusun dan dikembangkan
atas pekerjaannya. Keadaan ter- dapat meningkatkan produktivitas
sebut mencermikan suatu Struktur PNS dan menjamin kesejahtera-
Gaji yang diharapkan untuk dapat annya secara berkesinam-bungan.
diterapkan bagi PNS. Struktur Gaji Dengan demikian, kerangka pe-
yang diharapkan tersebut diban- mikiran ini menggambarkan suatu
dingkan dengan yang diterapkan siklus yang berulang sesuai dengan
saat ini dan yang diterapkan pada perkembangan lingkungan. Meng-
Sektor Swasta (Private) serta BUMN ingat keterbatasan waktu, analisis
(benchmarking). Dari perbandingan untuk hasil umpan balik tersebut
tersebut kemudian dianalisis dapat dilakukan untuk penelitian
dengan mempertimbangkan Bobot berikutnya.
Rancangan
Rancangan
Struktur
Struktur Gaji
Gaji PNS
PNS Baru
Baru
Feed Back
Produktivitas
Produktivitas dan
dan Kesejahteraan
Kesejahteraan PNS
PNS
Kerja) yang telah diberikan oleh sesuatu yang sudah pasti dan
PNS, 13.7% berpendapat ragu-ragu, konstan/tetap (fixed).
dan 26.1% berpendapat telah mem-
perhitungkan Kinerja PNS. Para c. Pertimbangan Beban Kerja PNS
responden berpendapat bahwa Paralel dengan permasalahan
kinerja atau prestasi kerja yang kinerja sebagaimana yang telah
telah mereka hasilkan tidak mem- dibahas sebelumnya, dari aspek
berikan pengaruh apa-apa terhadap Beban Kerja yang diemban/dikerja-
gaji yang mereka terima. Hal ini kan oleh PNS sebagian besar res-
mencerminkan bahwa berprestasi ponden (55.3%) juga berpendapat
maupun tidak berprestasi gaji yang bahwa gaji yang diterima oleh PNS
diterima sama saja. Tentu saja saat ini belum memperhitungkan
kondisi yang demikian apabila terus Beban Kerja yang diemban/dikerja-
berlanjut akan berpengaruh ter- kan oleh PNS, 15% berpendapat
hadap kinerja dan produktivitas ragu-ragu, dan 28.9% berpendapat
organisasi (Pemerintah) secara ke- telah memperhitungkan Beban
seluruhan. Kerja PNS. Para responden berpen-
dapat bahwa berat maupun ringan-
b. Pertimbangan Kedisiplinan PNS nya beban kerja yang harus di-
Dari sisi kedisiplinan, tidak laksanakan oleh PNS akan mem-
jauh berbeda dengan hasil se- berikan dampak yang sama ter-
belumnya, sebagian besar res- hadap gaji yang mereka terima.
ponden (46.5 %) juga berpendapat Para responden juga berpen-
bahwa gaji yang diterima oleh PNS dapat bahwa hal tersebut sangat
saat ini belum memperhitungkan tidak adil, khususnya bagi PNS yang
Kedisiplinan masing-masing PNS. menanggung beban kerja yang
Hasil analisis juga memperlihatkan setiap harinya lebih berat/tinggi
bahwa terdapat sebanyak 61 res- dibandingkan dengan yang me-
ponden yang merasa ragu-ragu nanggung beban kerja yang ringan/
apakah aspek kedisiplinan juga kecil. Untuk itu, para responden
berpengaruh terhadap gaji yang berpendapat bahwa perbedaan
mereka terima. Akan tetapi, secara besar/kecilnya beban kerja yang
keseluruhan berdasarkan analisis ditanggung oleh masing-masing PNS
pendapat para responden tersebut haruslah diperhitungkan secara
memperlihatkan bahwa sebagian adil, sehingga dapat memacu pres-
besar berpendapat kedisiplinan tasi mereka dalam bekerja.
saling terlepas dengan gaji yang
diterima oleh PNS. Para responden d. Pertimbangan Keterampilan/
berpendapat bahwa gaji yang sudah Keahlian Kerja PNS
dan akan mereka terima merupakan
gaji yang diterima oleh PNS saat ini bagi PNS, 13.0% berpendapat ragu-
berdasarkan keterampilan/keahlian ragu, dan 18.3% berpendapat telah
kerja yang dipersyaratkan bagi PNS memberikan ketenangan bagi PNS.
dibandingkan dengan yang diper- Hasil ini konsisten dengan hasil
syaratkan bagi Pegawai Swasta sebelumnya yang menyangkut ten-
sudah setara/adil, 13.0% berpen- tang ketenangan PNS dalam bekerja
dapat ragu-ragu, dan 18.3% berpen- terkait dengan gaji yang diterima
dapat telah setara/adil. Sebagian saat ini. Berbeda dengan pegawai
besar responden berpendapat swasta, yang menurut sebagian
bahwa secara keseluruhan, khusus- responden lebih tentang hidup dan
nya untuk jenis pekerjaan yang bekerja, sehingga berpengaruh
bersifat ketatausahaan keterampil- terhadap kehidupan pribadi dan
an/keahlian kerja yang dipersyarat- keluarganya.
kan pada instansi Pemerintah dan
perusahaan swasta relatif sama. f. Kebutuhan akan Standarisasi
Meskipun demikian, sebagian res- Gaji yang Adil dan Layak,
ponden berpendapat bahwa hal antara Gaji yang diterima oleh
tersebut masih belum dapat di- PNS dengan Gaji yang diterima
generalisir, mengingat jenis pe- oleh Pegawai Swasta yang
kerjaan (core competency) per- memiliki Pekerjaan/Jabatan
usahaan swasta berbeda dengan sejenis
jenis pekerjaan (core competency) Aspek keadilan eksternal lain-
instansi Pemerintah yang lebih nya adalah ditinjau dari sisi ke-
menitik beratkan pada Pelayanan butuhan akan standarisasi gaji yang
Publik. adil dan layak, antara gaji yang
diterima oleh PNS dengan Gaji yang
e. Ketenangan yang dialami oleh diterima oleh Pegawai Swasta yang
PNS dengan kondisi Gaji yang memiliki Pekerjaan/Jabatan se-
diterima oleh PNS saat ini
jenis, dimana dari hasil analisis
dibandingkan dengan Pegawai data memperlihatkan bahwa se-
Swasta bagian besar responden (90.1%)
Dari sisi ketenangan yang berpendapat bahwa standarisasi
dialami oleh PNS dengan kondisi gaji PNS yang adil dan layak, antara
Gaji yang diterima oleh PNS saat ini gaji yang diterima oleh PNS dengan
dibandingkan dengan Pegawai gaji yang diterima oleh Pegawai
Swasta oleh sebagian besar res- Swasta yang memiliki pekerjaan/
ponden (68.7%) berpendapat bahwa jabatan sejenis perlu distan-
dengan kondisi Gaji yang diterima darisasi, 1.4% berpendapat ragu-
oleh PNS saat ini dibandingkan ragu, dan 8.4% berpendapat belum/
dengan Pegawai Swasta masih tidak perlu distandarisasi. Hal ini
belum memberikan ketenangan menurut para responden, baik dari
sisi internal PNS dan instansi seluruhan, rata-rata nilai KHL PNS
Pemerintah juga dari sisi eksternal berdasarkan daerah penelitian ada-
di masyarakat akan memberikan lah sebesar Rp 2.603.323,62.
pengaruh, sehingga tidak terjadi Khusus untuk nilai KHL PNS
kesenjangan (gap) yang sangat pada Daerah Provinsi DKI Jakarta
tajam (signifikan) antara gaji yang yang dapat dijadikan sebagai baro-
diterima oleh PNS dan pegawai meter KHL nasional menempati
swasta. peringkat keempat, yakni dengan
Standarisasi dimaksud adalah nilai KHL sebesar Rp 2.946.055,13.
adalah suatu tolok ukur (acuan) Hasil ini memperlihatkan bahwa
bagi masing-masing instansi, baik nilai KHL PNS di Provinsi DKI
Pemerintah maupun Swasta dalam Jakarta masih berada di atas rata-
menetapkan Struktur Gaji para rata nilai KHL daerah-daerah yang
pegawainya, sehingga dapat men- lainnya (Tabel 2).
cerminkan satu sama lain. Acuan
dimaksud mencakup komponen- Tabel 2. Rata-rata Jumlah KHL PNS
komponen yang membangun Struk- per Bulan berdasarkan Daerah
tur Gaji dimaksud, antara lain Penelitian.
dengan berdasarkan pada KHL Daerah Jumlah KHL
Peringkat
sebagaimana yang dianalisis melalui No. (Max s/d
Penelitian (Rupiah)
Min)
penelitian ini dengan mengkom- Kota
binasikannya dengan aspek-aspek 1. 2.979.203,57 1
Tarakan
yang lainnya. Khusus tentang Provinsi
standarisasi dimaksud lebih lanjut 2. Kepulauan 2.963.284,52 2
perlu dianalisis dan dielaborasi Riau
secara komprehensif. Kota
3. 2.955.990,48 3
Batam
Provinsi
B. KHL PNS pada masing-masing 4. 2.946.055,13 4
DKI Jakarta
Daerah Penelitian Provinsi
5. 2.862.062,50 5
Bali
Berdasarkan hasil pengolahan Kabupaten
dan analisis data terhadap nilai 6. 2.743.367,26 6
Gianyar
atau jumlah Kebutuhan Hidup Provinsi
Layak (KHL) PNS per Bulan pada 7. Sumatera 2.729.650,60 7
masing-masing Daerah Penelitian Utara
Kabupaten
memperlihatkan bahwa nilai KHL 8.
Karo
2.699.583,33 8
terbesar terdapat pada Daerah Kota Kota
Tarakan, yakni sebesar Rp 9. 2.579.717,60 9
Yogyakarta
2.979.203,57, sedangkan nilai KHL 10.
Provinsi
2.537.932,14 10
terkecil terdapat pada Daerah Gorontalo
Kabupaten Sumedang, yakni se- Kabupaten
11. 2.522.084,82 11
Gorontalo
besar Rp 2.335.252,08. Secara ke-
12.
Provinsi
2.465.615,83 12 nya, yakni Komponen Makanan dan
NTT Minuman, Komponen Sandang,
Kabupaten
13. 2.460.285,71 13 Komponen Kesehatan, Komponen
Kupang
Provinsi Rekreasi dan Tabungan, Komponen
14. 2.448.608,93 14 Transportasi, dan Komponen Pen-
Jatim
15.
Kabupaten
2.426.036,90 15
didikan (Tabel 3).
Jember
Provinsi Tabel 3. Rata-rata Jumlah KHL PNS
16. 2.420.616,67 16
Jambi
Kabupaten
per Bulan berdasarkan Komponen
17. Batang 2.416.517,86 17 KHL.
Hari Komponen Jumlah
Provinsi No. Kebutuhan Hidup KHL
18. 2.413.250,00 18 Layak (Rupiah)
NTB
Kabupaten Komponen Makanan
1. 606.448,88
19. Lombok 2.408.459,52 19 dan Minuman
Barat 2. Komponen Sandang 454.647,90
Provinsi Komponen
20. 2.356.220,63 20 3. 964.434,23
Jawa Barat Perumahan
Kabupaten 4. Komponen Pendidikan 67.289,61
21. 2.335.252,08 21 5. Komponen Kesehatan 175.427,11
Sumedang
Rata-rata Komponen
2.603.323,62 6. 120.866,20
Keseluruhan Transportasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2006). Komponen Rekreasi
7. 171.392,61
dan Tabungan
Komponen Aktivitas
Lebih lanjut, apabila dianalisis 8.
Sosial
47.847,08
berdasarkan masing-masing kom- Sumber : Hasil Pengolahan Data (2006).
ponen KHL tanpa melihat per-
bedaan daerah-daerah yang diteliti
juga memperlihatkan kecenderung- C. KHL PNS berdasarkan Golongan
an yang sama bahwa Komponen Ruang Kepangkatan
Perumahan memiliki proporsi ter-
besar dibandingkan dengan kom- Apabila ditinjau berdasarkan
ponen-komponen yang lainnya. golongan ruang kepangkatan PNS,
Artinya, secara keseluruhan ke- hasil analisis memperlihatkan
butuhan PNS atau dapat juga di- bahwa PNS Golongan I memiliki
nyatakan proporsi gaji PNS sebagian nilai KHL yang paling rendah (Rp
besar dialokasikan untuk mem- 2.368.687,71) dibandingkan dengan
biayai kebutuhan perumahan di- PNS dengan golongan yang lainnya
bandingkan dengan kebutuhan ter- (Golongan II (Rp 2.515.482,16), III
hadap komponen-komponen lain- (Rp 2.774.592,35), dan IV (Rp
nya. Kemudian, secara berurutan 2.861.103,51)). Sedangkan KHL ter-
diperoleh nilai dari komponen ter- tinggi terdapat pada PNS yang
besar sampai dengan terkecil lain- bergolongan IV. Selanjutnya, secara
berurutan nilai KHL PNS Golongan II
lebih besar daripada nilai KHL PNS istri dan anak-anak menjadi tam-
Golongan I dan lebih kecil di- bahan kebutuhan dari masing-
bandingkan dengan nilai KHL PNS masing keluarga PNS. Sedangkan
Golongan III serta nilai KHL yang masih berstatus Lajang ke-
Golongan III lebih kecil dibanding- butuhannya lebih kecil dibanding-
kan dengan nilai KHL PNS Golongan kan dengan kebutuhan PNS yang
IV. Nilai KHL dari masing-masing telah berkeluarga.
PNS sesuai dengan golongan ruang
kepangkatannya memperlihatkan E. KHL PNS berdasarkan Jumlah
bahwa semakin tinggi golongan Anak (Bagi yang Sudah Menikah)
ruang kepangkatan PNS semakin
nilai KHL-nya. Apabila dianalisis lebih lanjut,
khususnya terhadap nilai KHL PNS
yang berstatus sudah kawin
D. KHL PNS berdasarkan Status (menikah) berdasarkan jumlah anak
Perkawinan yang dimiliki memperlihatkan
bahwa semakin banyak jumlah anak
Sesuai dengan amanat Undang- yang dimiliki oleh PNS, maka nilai
Undang Nomor 43 tahun 1999 KHL-nya juga semakin besar.
bahwa gaji PNS harus mampu Artinya, setiap tambahan anak akan
memenuhi kebutuhan hidup keluar- menambah kebutuhan atau beban
ganya, sehingga PNS yang ber- PNS yang harus ditanggung atau
sangkutan dapat memusatkan per- dipenuhi.
hatian, pikiran, dan tenaganya
hanya untuk melaksanakan tugas Berdasarkan hasil pengolahan
yang dipercayakan kepadanya. dan analisis data diperoleh bahwa
Mengacu pada hal tersebut, maka sebagian besar responden memiliki
dalam penelitian ini juga di- jumlah anak 1 sampai dengan 2
bandingkan antara KHL PNS ber- orang anak, selebihnya memiliki
dasarkan status perkawinannya. lebih dari 2 orang anak dengan
jumlah anak terbanyak yakni se-
Hasil pengolahan dan analisis banyak 7 orang anak (hanya 1 orang
data memperlihatkan bahwa nilai responden). Secara rinci, nilai KHL
KHL PNS yang berstatus sudah PNS berdasarkan jumlah anak yang
kawin/menikah (Rp 2.639.394,37) dimiliki masing-masing dapat di-
lebih besar dibandingkan dengan lihat pada Tabel 4.
nilai KHL PNS yang masih berstatus
Lajang/Bujangan (Rp 2.312.891,75).
Hasil tersebut merupakan kon-
sekuensi logis atas kebutuhan atau
beban yang harus dipenuhi oleh
setiap PNS, khususnya yang sudah
kawin (menikah), dimana suami/
REFERENSI TERPILIH
Kepala Badan Kepegawaian Negara.
2004. Implementasi Arah
Affandi, M. Joko. 2000. Beberapa
Kebijakan Manajemen Kepe-
Pokok Pikiran tentang
gawaian. Materi Rapat Koor-
Peningkatan Kesejahteraan
dinasi Pendayagunaan Apa-
Pegawai Negeri Sipil. Pusat
ratur Negara Tingkat Nasio-
Penelitian dan Pengembang-
nal Tahun 2004, 2-4 Maret
an Badan Kepegawaian
2004, Makasar.
Negara, Jakarta.
Manihuruk, A. E. 1998. 50 Tahun
Dessler, Gary. 1997. Manajemen
Pengabdian BAKN: Uraian
Sumber Daya Manusia. Edisi
Singkat dan Tumbuh Kem-
Bahasa Indonesia, Jilid 2.
bangnya BAKN. Badan Admi-
Prenhallindo, Jakarta.
nistrasi Kepegawaian Negara,
Dewan Ketahanan Nasional. 1999. Jakarta.
Hasil Penelitian. Sekretariat
Martocchio, Joseph J. 2004. Stra-
Jenderal Ketahanan Nasio-
tegic Compensation: A
nal, Jakarta.
Human Resouce Management
Effendi, Sofian. 1999. Prestasi Approach. 3rd Edition.
Kerja Penting Dibanding Pearson Education, Upper
Pangkat. Majalah Netral. Saddle River, New Jersey.
Nomor 01, Tahun I Bulan
Mathis, Robert L. dan Jackson, John
Desember 1999.
H. 2002. Manajemen Sumber
Flippo, E. B. 1984. Personnel Daya Manusia. Buku 2,
Management. Mc. Graw Hill Terjemahan. Salemba Empat,
Inc., Singapore. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2001. Mana- Megginson, Leon C. 1981. Per-
jemen Personalia dan Sumber- sonnel Management: A
daya Manusia. Edisi 2. BPFE, Human Resources Approach.
Yogyakarta. Richard D. Irwin Inc.
Indarto, Walujo D. 2004. Sistem Milkovich, Carolyn and Newman,
Penggajian, Insentif Pegawai Jerry M. 2005. Compen-
Negeri Sipil, dan Reformasi sation. 8th Edition. McGraw-
Birokrasi. Bunga Rampai Hill International Edition,
Hasil Penelitian, Badan Singapore.
Analisa Fiskal, Jakarta.
Robbins, S. P. 1998. Organization
Theory: Strcture, Design and
Application. 3rd Edition.
Prentice Hall International
Peraturan Perundang-Undangan
RI:
Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian.
Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2007 (Tanggal 10
Januari 2007) tentang Per-
ubahan Kesembilan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor
7 Tahun 1997 tentang Per-