Anda di halaman 1dari 36

Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

STRUKTUR GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL:


1
Upaya Pencapaian Keadilan Internal dan Eksternal PNS
Oleh:
Janry Haposan U. P. Simanungkalit

Abstrak
Tulisan ini didasari pada kenyataan bahwa Struktur Gaji PNS yang berlaku hingga saat ini
belum mampu berfungsi sebagai pemacu peningkatan kinerja dan produktivitas PNS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara gaji yang diterima oleh
PNS saat ini dengan KHL PNS. Dari sisi Keadilan Internal PNS, gaji yang diterima oleh PNS
saat ini belum memperhitungkan kinerja, kedisiplinan, beban kerja, dan keahlian kerja
PNS, sedangkan dari sisi Keadilan Eksternal PNS, memperlihatkan ketidakadilan antara
besaran gaji yang diterima oleh PNS saat ini dengan yang diterima oleh Pegawai Swasta.
Berdasarkan hasil analisis, direkomendasikan tindak lanjut penelitian, yakni: (1) dalam
penetapan Gaji Pokok PNS terendah hendaknya didasarkan pada Standar KHL PNS pada
masing-masing Daerah; (2) perlu adanya dukungan dan good will Pemerintah untuk
menyediakan anggaran negara secara memadai; dan (3) dengan ditetapkannya Sistem
Penggajian yang baru yang berbasis Bobot Jabatan hendaknya diikuti oleh perubahan-
perubahan sebagai pre-requisite, seperti Sistem Penilaian Kinerja PNS, Sistem Pensiun,
Penatalaksanaan Organisasi, dan lain-lain.

Kata Kunci: Struktur Gaji PNS, Bobot Jabatan, Keadilan Internal dan Keadilan
Eksternal

1
I. PENDAHULUAN Effendi (1999) merupakan salah
satu faktor yang turut berkontribusi
A. Latar Belakang pada aktivitas pelayanan publik
yang sangat buruk. Di samping itu,
Pendapat umum yang hingga
sebagian pihak beranggapan bahwa
saat ini masih sangat populer me-
gaji PNS yang rendah akan men-
ngemuka menyebutkan bahwa Pe-
dorong (stimulate) terjadinya “ke-
gawai Negeri Sipil (PNS) bergaji
bocoran” Keuangan Negara yang
rendah. Hal tersebut bagaimana-
dikenal dengan korupsi (inefisiensi
pun dalam kenyataannya menurut
dan inefektivitas).
Uraian di atas setidaknya me-
1
Tulisan ini diadaptasi dari hasil penelitian dengan merlukan perbandingan, mengingat
judul: ”Penyusunan Struktur Gaji Pegawai
Negeri Sipil: Berbasis Bobot Jabatan dan
gaji bersifat relatif. Pada Tahun
Kebutuhan Hidup Layak Dalam Rangka Keadilan 1975, Theodore Smith dari Yayasan
Internal dan Eksternal Pegawai Negeri Sipil”,
yang dilaksanakan oleh penulis dengan anggota tim
Ford dalam hasil penelitiannya yang
peneliti lainnya, yakni: Anita Tarigan, Endang berjudul “Stimulating Performance
Kosasih, dan Wakiran pada Pusat Pengkajian dan
Penelitian Kepegawaian BKN (2006).
in the Indonesian Bureucracy: Gaps

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 143


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

in the Administrator’s Tool Kit” di dingkan dengan gaji karyawan


dalam Jurnal Economic Develop- swasta (Tjiptoherijanto, 2002:14-
ment and Cultural Change menge- 15).
mukakan bahwa diantara pegawai Dengan pendekatan Kebutuhan
Pemerintah sedunia, PNS Indonesia Hidup Minimum dan Pengeluaran
termasuk yang paling murah di- (Expenditure), hasil penelitian Se-
bayar. Menurutnya, gaji bulanan kretariat Jenderal Ketahanan Na-
tak sanggup menutup biaya hidup sional mengungkapkan bahwa pe-
lebih dari setengah bulan (hanya ngeluaran untuk Kebutuhan Hidup
cukup untuk satu sampai dengan Minimum seorang PNS dan ke-
dua minggu saja), sehingga PNS-lah luarganya adalah sebesar Rp
yang sebetulnya mensubsidi Peme- 1.096.250,00 (Wanhannas, 1999).
rintah (Seldadyo, 2005). Sedangkan hasil penelitian Badan
Sumber-sumber lainnya antara Kepegawaian Negara (BKN) meng-
lain hasil penelitian Clive Gray ungkapkan bahwa rata-rata pe-
dalam Jurnal BIES yang berjudul ngeluaran PNS Guru Sekolah Dasar
“Civil Service Compensation in sebesar Rp 1.556.524,28, Guru
Indonesia” pada Tahun 1979 dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
laporan hasil penelitian konsultan sebesar Rp 1.488.834,03, Guru
internasional, Watson Wyatt pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-
Tahun 1999 (Indonesia: Compen- besar Rp 1.529.127,07, dan Guru
sation Report) juga memberikan Sekolah Menengah Kejuruan se-
impresi yang sama. Penelitian ter- besar Rp 1.527.530,59 (Tim Peneliti
sebut mengungkapkan bahwa ke- BKN, 2000). Demikian halnya
senjangan gaji pegawai Pemerintah dengan hasil penelitian Indarto
dan Swasta mulai terlihat sejak (2004) yang mengungkapkan bahwa
jabatan Sopir, Sekretaris Junior hampir semua PNS (94,7% dari
hingga Staf Administrasi. Kesen- responden) menyatakan gaji dan
jangan tersebut melebar agresif tunjangan yang mereka terima saat
dari Jabatan Penyelia, Kepala Biro, ini belum mencukupi kebutuhan
Deputi Direktur Jenderal hingga hidup PNS dan keluarganya.
Direktur Jenderal. Pada jabatan Fenomena di atas pada dasar-
terakhir tersebut, gaji Pegawai nya telah direspon oleh Peme-
Swasta 10 (sepuluh) kali lebih besar rintah, yakni yang paling terkini
daripada Gaji PNS. Sementara itu, dengan menetapkan Peraturan Pe-
hasil penelitian lainnya meng- merintah Nomor 9 Tahun 2007
ungkapkan bahwa apabila diban- (Tanggal 10 Januari 2007) tentang
dingkan dengan negara-negara te- Perubahan Kesembilan Atas Per-
tangga di Asia Tenggara, gaji PNS di aturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
Indonesia hanya berkisar antara 1997 tentang Peraturan Gaji Pega-
seperempat dan sepertiga diban- wai Negeri Sipil. Di dalam Per-70

144 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

aturan Pemerintah tersebut tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,


di-cantumkan bahwa gaji yang yang mengemukakan bahwa gaji
paling rendah yang diterima PNS adalah sebagai balas jasa atau
adalah sebesar Rp 760.500,- penghargaan atas hasil kerja se-
(Golongan I, Masa Kerja Golongan 0 seorang (PNS). Selanjutnya, pada
Tahun) dan gaji yang paling tinggi Bagian Ketiga tentang Hak, tepat-
adalah se-besar Rp 2.405.400,- nya pada Pasal 7 pada Undang-
(Golongan IV, Masa Kerja Golongan Undang tersebut juga menyebutkan
32 Tahun). Namun demikian, bahwa:
dalam kenyata-annya respon 1. Setiap Pegawai Negeri (PNS,
Pemerintah tersebut masih belum Anggota TNI, dan POLRI) berhak
mampu juga “mere-dam” anggapan memperoleh gaji yang adil dan
pesimis dan keluh-an PNS tentang layak sesuai dengan beban pe-
besarnya gaji yang diterimanya kerjaan dan tanggung jawab-
belum mampu mening-katkan nya.
kesejahteraan PNS dan ke-
luarganya, sehingga belum mampu 2. Gaji yang diterima oleh Pegawai
untuk mendorong produktivitas dan Negeri harus mampu memacu
kreativitas PNS. produktivitas dan menjamin ke-
sejahteraannya.
Kebijakan kenaikan gaji PNS
tersebut dirasakan belum seimbang 3. Gaji Pegawai Negeri yang adil
(disequilibirum) dengan kenaikan dan layak ditetapkan dengan
harga-harga, terlebih lagi dengan Peraturan Pemerintah.
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) dan Tarif Dasar Listrik be- Pernyataan tersebut di atas
berapa tahun belakangan ini yang mempertegas bahwa merupakan
memiliki efek domino terhadap ke- bagian dari tugas Pemerintah untuk
naikan harga barang-barang lain- memberikan gaji yang adil dan
nya, terutama harga kebutuhan layak bagi seluruh Pegawai Negeri,
pokok, yang mengakibatkan daya termasuk PNS. Pengertian gaji yang
beli (purchasing power) PNS tidak adil dan layak adalah bahwa gaji
mengalami peningkatan yang signi- PNS harus mampu memenuhi ke-
fikan, apalagi untuk mencapai ke- butuhan hidup keluarganya, se-
hidupan yang dianggap adil dan hingga PNS yang bersangkutan
layak. dapat memusatkan perhatian,
pikiran, dan tenaganya hanya untuk
Pada tataran normatif, gaji melaksanakan tugas yang diper-
PNS tercantum di dalam Undang- cayakan kepadanya. Pengaturan
Undang Nomor 43 tahun 1999 gaji PNS yang adil dimaksudkan
(Tanggal 30 September 1999) untuk mencegah kesenjangan ke-
tentang Perubahan Atas Undang- sejahteraan, baik antara PNS mau-
Undang Nomor 8 tahun 1974

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 145


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

pun antara PNS dengan Swasta. gaji dasar bagi semua pekerjaan
Sedangkan gaji yang layak di- dalam organisasi. Proses tersebut
maksudkan untuk menjamin ter- disebut dengan “Evaluasi Jabatan/
penuhinya kebutuhan pokok dan Pekerjaan (Job Evaluation)”. Eva-
dapat mendorong produktivitas dan luasi Jabatan bertujuan untuk
kreativitas kerja PNS. menetapkan nilai relatif suatu
jabatan, yang merupakan per-
Mengacu pada Undang-Undang
bandingan formal dan sistematis
Nomor 43 Tahun 1999 tersebut di
dari jabatan untuk menetapkan
atas dapat dinyatakan bahwa struk-
nilai dari satu jabatan dalam
tur gaji PNS yang harus dipenuhi
hubungan dengan jabatan lain, dan
adalah struktur gaji yang adil dan
akhirnya menghasilkan suatu hirarki
layak. Struktur Gaji PNS dikatakan
gaji. Prosedur dasarnya adalah
memenuhi prinsip keadilan atau
membandingkan Bobot Jabatan
kesetaraan (konsistensi) apabila
yang satu dengan Bobot Jabatan
kesenjangan (gap) kesejahteraan
yang lainnya, misalnya dari sisi
antar PNS maupun antara PNS
keterampilan, usaha (fisik dan
dengan Pegawai Swasta dapat di-
mental), tanggung jawab, dan kon-
cegah atau dieliminir. Dengan
disi kerja para pegawai (Dessler,
demikian, keadilan sangat penting
1997:93). Terlepas dari metode apa
diperhatikan dalam penyusunan
yang digunakan, Evaluasi Jabatan
Struktur Gaji PNS, baik secara
pada hakekatnya bertujuan untuk
internal (internal equity) maupun
menyusun suatu sistem yang ber-
eksternal (external equity). Ke-
manfaat, terukur, dan realistis
adilan internal berarti bahwa
untuk menentukan sistem peng-
besarnya gaji harus dikaitkan
gajian dalam organisasi (Mathis dan
dengan nilai relatif pekerjaan, di-
Jackson, 2002:143).
mana pekerjaan-pekerjaan sejenis
memperoleh gaji yang sama. Dalam kaitannya dengan Eva-
Sedangkan keadilan eksternal me- luasi Jabatan, pada Tanggal 21
nyangkut pembayaran kepada pe- Nopember 2003, BKN telah me-
gawai pada tingkat gaji yang relatif netapkan Keputusan Kepala BKN
sama dengan pekerjan pegawai Nomor 46B Tahun 2003 tentang
pada organisasi atau perusahaan Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Ja-
lain dengan pekerjaan yang sejenis batan Dalam Rangka Penyusunan
(Handoko, 2001:157-161). Klasifikasi Jabatan Pegawai Negeri
Sipil Nasional. Pedoman tersebut
Sebagai langkah pertama (se-
dimaksudkan untuk memberikan
telah melakukan survei gaji) dalam
bimbingan teknis kepada seluruh
menyusun struktur gaji pegawai
Instansi Pemerintah yang selanjut-
(PNS) yang adil, perlu ditetapkan
nya dapat digunakan untuk me-
suatu hubungan yang konsisten dan
nyusun pemeringkatan jabatan yang
sistematis di antara tingkat-tingkat

146 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

selanjutnya dapat digunakan untuk N o mo r PE R - 17/ME N /V I I I /200 5


berbagai keperluan Manajemen (Tanggal 26 Agustus 2005) tentang
Kepegawaian, antara lain pene- Komponen dan Pelaksanaan Taha-
tapan/penyusunan Struktur Gaji pan Pencapaian Kebutuhan Hidup
PNS. Sesuai dengan jadwal pada Layak disebutkan bahwa Kebutuhan
keputusan tersebut, pada akhir Hidup Layak merupakan standar
Tahun 2005 diharapkan semua Ins- kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
tansi Pemerintah telah menyelesai- seorang pekerja/buruh lajang untuk
kan Evaluasi Jabatan di lingkungan- dapat hidup layak, baik secara
nya masing-masing (Kepala BKN, fisik, non fisik, dan sosial, untuk
2004:7). kebutuhan 1 (satu) bulan. Nilai
KHL tersebut selanjutnya digunakan
Adapun Struktur Gaji PNS
sebagai salah satu bahan per-
dikatakan layak apabila dengan
timbangan dalam penetapan Upah
struktur gaji yang diterima PNS
Minimum.
mampu menjamin terpenuhinya
kebutuhan pokok PNS. Dalam Secara keseluruhan, komponen
kaitannya dengan hal tersebut, KHL terdiri atas 46 (empat puluh
salah satu parameter yang dapat enam) item, lebih banyak di-
dijadikan acuan adalah Kebutuhan bandingkan dengan komponen KHM
Hidup Layak (KHL). Selama ini, ter- yang terdiri atas 43 (empat puluh
minologi kebutuhan hidup pekerja/ tiga) item. Keseluruhan item KHL
pegawai sering dikaitkan dengan tersebut yang dibagi ke dalam 7
Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). (tujuh) komponen selanjutnya di-
Namun, seiring dengan perkem- tentukan nilainya selama sebulan
bangan Ilmu Pengetahuan dan Tek- (dalam Rupiah) berdasarkan survei
nologi (IPTEK) serta sosial ekonomi harga yang dilakukan oleh Tim
masyarakat yang cukup pesat, Penetapan KHL pada suatu Daerah,
maka timbul pemikiran bahwa yang pada akhirnya akan meng-
kebutuhan hidup pekerja ber- hasilkan Total Nilai KHL pada
dasarkan kebutuhan hidup “mini- Daerah yang bersangkutan.
mum” perlu dirubah menjadi Ke-
butuhan Hidup Layak. Sebab, Ke-
butuhan Hidup Layak dianggap B. Identifikasi Masalah
dapat meningkatkan produktivitas Secara empiris, sebagian besar
dan kreativitas kerja pegawai pada penelitian menghasilkan kesimpul-
organisasi Pemerintah atau per- an bahwa gaji PNS relatif rendah,
usahaan dan pada akhirnya dapat baik dibandingkan dengan ke-
meningkatkan produktivitas nasio- butuhan untuk hidup layak maupun
nal. dibandingkan dengan gaji yang
Berdasarkan Peraturan Menteri diterima oleh pegawai-pegawai
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI lainnya, seperti yang berkerja pada

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 147


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Badan Usaha Milik Negara/Daerah 3. Unsur-unsur yang digunakan se-


(BUMN/D) maupun para pegawai bagai dasar dalam penentuan
Swasta lainnya. Kondisi yang demi- gaji dan Kenaikan Gaji Berkala
kian tentu saja akan berpengaruh (KGB) PNS masih belum didasar-
terhadap kondisi kinerja dan pro- kan pada suatu perhitungan
duktivitas serta pelayanan PNS atau formula yang jelas dan
kepada masyarakat. Apabila per- belum mencerminkan rasa ke-
soalan kebutuhan dasar manusia adilan dan tidak didasarkan
berupa “perut” saja belum dapat pada prinsip equal pay for equal
teratasi, bagaimana seorang PNS work.
dapat bekerja dengan baik, tanpa 4. Berdasarkan Peraturan Peme-
harus mencari sambilan atau rintah Nomor 9 Tahun 2007
tambahan penghasilan (Effendi, diperoleh rasio perbandingan
1999:21). yang relatif rendah antara Gaji
Berikut ini dapat diidentifikasi Pokok Minimum, yakni 1 (satu)
beberapa permasalahan yang ter- berbanding 3 (tiga). Kondisi
kait dengan Sistem Penggajian PNS, yang demikian dianggap kurang
yakni: memacu PNS berprestasi.
Sebab, perbedaan antara Gaji
1. Sistem Penggajian PNS sebagai
untuk PNS Golongan I, II, III, dan
tuntutan setiap PNS maupun
IV relatif sedikit, yang sama
keluarganya, yang meliputi gaji
kondisinya pada saat diber-
pokok maupun tunjangan-tun-
lakukannya Peraturan Peme-
jangan lainnya guna memenuhi
rintah sebelumnya. Dampak
kebutuhan hidup sehari-hari
lanjutannya antara lain pada
secara layak, khususnya bagi
sistem Pensiun PNS yang meng-
PNS yang memiliki Gaji Pokok
paling rendah belum didasarkan akibatkan penghasilan beberapa
pensiunan menjadi relatif sama
pada unsur-unsur Kebutuhan
meskipun memiliki golongan
Hidup Layak dan belum mampu
yang berbeda.
meningkatkan kesejahteraan
PNS, bahkan cenderung semakin
sulit untuk memenuhi kebutuh-
C. Tujuan
annya.
Tujuan dilakukannya peneliti-
2. Besaran gaji yang diberikan
an ini adalah untuk:
kepada PNS belum didasarkan
pada Bobot Jabatan dan Kom- 1. Mendeskripsikan kondisi dan
petensi, sehingga kurang men- perkembangan Struktur Gaji
dorong PNS untuk lebih ber- yang diterima oleh PNS selama
prestasi sesuai dengan kompe- ini.
tensinya.

148 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

2. Mengukur dan menentukan nomy); dan (5) Timbal-balik (Feed-


Bobot Jabatan dan Kebutuhan back).
Hidup Layak PNS serta pe- Selanjutnya, Kompensasi Eks-
ngaruhnya terhadap Struktur trinsik (Extrinsic Compensation)
Gaji PNS. dikendalikan oleh organisasi (Gaji,
3. Merumuskan rekomendasi kebi- Upah, Promosi, Penghargaan, dan
jakan bagi pengambil atau pe- lain-lain), yang terdiri dari peng-
nentu kebijakan dalam upaya hargaan yang bersifat moneter
mewujudkan Struktur Gaji PNS (monetary) dan non-moneter (non-
yang adil dan layak, baik secara monetary). Kompensasi yang ber-
internal maupun eksternal sifat moneter merupakan Kom-
dengan berbasis pada Bobot pensasi Inti (Core Compensation),
Jabatan dan Kebutuhan Hidup meliputi:
Layak. 1. Basis/Dasar Pembayaran (Base
Pay).
II. LANDASAN TEORITIS 2. Penyesuaian Biaya Hidup (Cost-
of-Living Adjustment/COLAs).
A. Kompensasi 3. Pembayaran atas Senioritas
Martocchio (2004:2) men- (Seniority Pay).
definisikan kompensasi sebagai 4. Pembayaran berbasis Merit
penghargaan yang bersifat intrinsik (Merit Pay).
dan ekstrinsik yang diterima
pegawai yang berperan terhadap 5. Pembayaran Insentif (Incentive
pekerjaannya. Definisi tersebut Pay).
membagi kompensasi menjadi kom- 6. Pembayaran atas Perencanaan
pensasi yang bersifat intrinsik dan Pengetahuan (Pay-for Know-
ekstrinsik. Kompensasi Intrinsik ledge Plans) dan Pembayaran
(Intrinsic Compensation) berkaitan atas Keahlian (Skill-Based Pay).
dengan kinerja individu, yang
merupakan kondisi kritis psikologis Sedangkan kompensasi yang
pegawai yang dihasilkan untuk bersifat non-moneter atau sering
membentuk pekerjaan pegawai. disebut dengan Fringe Compen-
Adapun dimensi-dimensi yang mem- sation (Kompensasi Tambahan)
bentuk Kompensasi Intrinsik me- mencakup program-program pro-
liputi (1) Keragaman Kahlian (Skill teksi (misalnya Asuransi Ke-
Variety); (2) Identitas Tugas/Pe- sehatan), Pembayaran untuk Cuti
kerjaan (Task Identitiy); (3) Signi- (misalnya Liburan), dan Pelayanan-
fikansi/Kepentingan Tugas (Task pelayanan lainnya (misalnya
Significance); (4) Otonomi (Auto- Bantuan/Pertolongan Perawatan
Harian).

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 149


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Pada pendapat lainnya, yakni 5. Insentif sebagai penghargaan


Robbins (1998:36) mengemukakan untuk prestasi, termasuk komisi
bahwa terdapat 2 (dua) bentuk bagi tenaga penjualan.
kompensasi, yaitu kompensasi in- 6. Segala jenis pembagian catu (in
trinsik dan ekstrinsik. Kompensasi natura/in kind) yang diterima
instrinsik adalah nilai (non-materi) rutin.
yang diterima dari suatu tugas.
Contohnya adalah partisipasi dalam 7. Pembagian Saham, Liburan,
pengambilan keputusan, rasa ber- Cuti, dan Keuntungan organi-
tanggung jawab, kesempatan untuk sasi/perusahaan.
mengembangkan diri, adanya ke-
leluasan dalam menjalankan tugas, Sedangkan komponen dari
menjadikan pekerjaan lebih me- kompensasi tidak langsung terdiri
narik, dan keanekaragaman tugas. atas:
Sedangkan kompensasi ekstrinsik 1. Fasilitas/Kemudahan, seperti
adalah imbalan yang diterima dari transportasi, pemeliharaan ke-
lingkungan yang mengelilingi tugas sehatan, dan lain-lain.
itu sendiri, yaitu kompensasi
langsung (direct compensation), 2. Gaji/Upah yang tetap diterima
kompensasi tidak langsung (in- oleh pekerja selama cuti dan
direct compensation), dan non- izin meninggalkan pekerjaan.
financial. 3. Bantuan dan santunan untuk
Kompensasi langsung adalah musibah.
imbalan yang diterima pegawai 4. Bantuan biaya pendidikan cuma-
secara langsung karena telah mem- cuma.
berikan kontribusi yang cukup besar
5. Iuran Jaminan Sosial Tenaga
terhadap lembaga. Komponen dari
Kerja yang dibayarkan
kompensasi langsung terdiri atas:
organisasi/perusahaan.
1. Gaji/Upah Pokok.
6. Iuran Dana Pensiun yang
2. Tunjangan Tunai sebagai suple- dibayarkan organisasi/
men gaji yang diterima setiap perusahaan.
bulan atau minggu.
7. Premi Asuransi Jiwa dan
3. Tunjangan Hari Raya Keagama- Kesehatan, dan lain-lain.
an, Gaji ke-13, Gaji ke-14, dan
seterusnya. Adapun kompensasi non-
financial adalah segala fasilitas
4. Bonus yang dikaitkan atau tidak
yang diberikan oleh organisasi.
dikaitkan dengan prestasi kerja
atau kinerja organisasi/per- Lebih lanjut, Milkovich dan
usahaan. Newman (2005:14) menggambarkan
tentang Model Pembayaran (Pay

150 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Model) Kompensasi sebagai-mana pegawainya. Hal ini terutama


tersaji pada Gambar 1. Pada sisi dilakukan dalam merekrut pe-
lain, efektif atau tidaknya sistem gawai yang mempunyai keahlian
kompensasi yang berlaku sangat dalam bidang tertentu yang
bergantung pada Kebijakan Kom- sangat dibutuhkan oleh orga-
pensasi yang diterapkan. Menurut nisasi.
Megginson (1981:401), terdapat be- 3. Standar dan Biaya Hidup
berapa faktor yang mempengaruhi Pegawai (Standard and Cost of
Kebijakan Kompensasi, yakni: Living)
1. Faktor Pemerintah (Government Kebijakan Kompensasi perlu
Factors) mempertimbangkan standar dan
Peraturan Pemerintah yang ber- biaya hidup minimal pegawai.
hubungan dengan penentuan Sebab, kebutuhan dasar pega-
standar gaji minimal, pajak wai harus terpenuhi. Dengan
penghasilan, penetapan harga terpenuhinya kebutuhan dasar
bahan baku, biaya transportasi/ pegawai dan keluarganya, maka
angkutan, inflasi, maupun deva- pegawai akan merasa aman.
luasi sangat mempengaruhi Terpenuhinya kebutuhan dasar
organisasi (perusahaan) dalam dan rasa aman pegawai akan
menentukan Kebijakan Kompen- memungkinkan pegawai dapat
sasi pegawai. bekerja dengan penuh motivasi
untuk mencapai tujuan orga-
2. Penawaran Bersama antara
nisasi. Banyak hasil penelitian
Organisasi (Perusahaan) dan
yang menunjukkan bahwa ter-
Pegawai (Collective Bargaining)
dapat korelasi yang tinggi
Kebijakan dalam menentukan antara motivasi kerja pegawai
kompensasi dapat dipengaruhi dan prestasi kerjanya, serta
pula pada saat terjadinya terdapat korelasi positif antara
tawar-menawar mengenai be- motivasi kerja dan pencapaian
sarnya upah yang harus di- tujuan organisasi.
berikan oleh organisasi kepada

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 151


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Kebijakan
Kebijakan Teknik-teknik
Teknik-teknik Tujuan-tujuan
Tujuan-tujuan
(Policies)
(Policies) (Techniques)
(Techniques) (Objectives)
(Objectives)

Efisiensi :
Analisis Struktur
Kesetaraan Pekerjaan
Evaluasi/Serti-
Internal • Kinerja
Deskripsi fikasi
(Work (Description) (Evaluation/Cer- (Internal (Performance)
(Alignment) Analysis) tification) structure)
• Kualitas
(Quality)
• Pelanggan &
Pihak yang
Struktur Berkepentingan
Daya Saing Definisi Pasar Survei Lini Kebijakan Pembayaran (Customers &
(Market (Surveys) (Policy Lines) (Pay
(Competitveness) Definition) Stockholders)
structure)
• Biaya (Costs).

Basis Program
Kontribusi Senioritas
Basis Kinerja Panduan Merit Insentif Keadilan
(Performance (Merit (Incentives
(Seniority
(Contributions) Base)
Base) Guidelines) Programs)
(Fairness)

Manajemen Evaluasi
Biaya Komunikasi Perubahan Pemenuhan
(Costs) (Communication) (Change) (Evaluation) (Compliance)
(Management)

Gambar 1. Model Pembayaran (The Pay Models).

4. Ukuran Perbandingan Upah mempertimbangkan tingkat per-


(Comparable Wages) sediaan dan permintaan pasar.
Artinya, kondisi pasar pada saat
Kebijakan dalam menentukan
itu perlu dijadikan sebagai
kompensasi dipengaruhi pula
bahan pertimbangan dalam
antara lain oleh ukuran besar
menentukan tingkat upah
kecilnya organisasi, tingkat pen-
pegawai.
didikan pegawai, dan masa
kerja pegawai. Artinya, per- 6. Kemampuan Membayar (Ability
bandingan tingkat upah pegawai to Pay)
perlu memperhatikan tingkat Dalam menentukan Kebijakan
pendidikan, masa kerja, dan Kompensasi pegawai, perlu di-
ukuran organisasi. dasarkan pada kemampuan
5. Permintaan dan Persediaan organisasi dalam membayar
(Supply and Demand) upah pegawai. Artinya, jangan
sampai menentukan Kebijakan
Dalam menentukan Kebijakan
Kompensasi di luar batas ke-
Kompensasi pegawai, perlu

152 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

mampuan yang ada pada tanggung jawab serta kompleksitas


organisasi. pekerjaan yang lebih rendah.
Selanjutnya, pengertian Ke-
adilan Eksternal (External Compe-
C. Keadilan Internal dan Eksternal titiveness) menurut Malkovich dan
Menurut Malkovich dan Newman (2005:17) merupakan
Newman (2005:17), Keadilan Inter- hubungan-hubungan kompensasi
nal (Internal Alignment) mengacu dalam lingkup eksternal organisasi
pada perbandingan diantara pe- (perbandingan dengan pesaing).
kerjaan-pekerjaan atau keahlian- Lebih lanjut dikemukakan bahwa
keahlian di dalam suatu organisasi. tujuan untuk menetapkan ke-
Pekerjaan dan Keahlian para putusan Sistem Kompensasi yang
pegawai dibandingkan dalam berkeadilan secara eksternal adalah
kaitannya dengan kontribusi relatif (1) untuk meyakinkan bahwa pem-
masing-masing terhadap pencapai- bayaran yang diberikan cukup
an Tujuan Organisasi. Sedangkan untuk menarik dan mempertahan-
menurut Martocchio (2004:480), kan pegawai dan (2) untuk
Keadilan Internal (Internal Consis- mengendalikan biaya tenaga kerja
tent) merupakan nilai relatif dari (labor costs) sehingga harga produk
setiap pekerjaan diantara semua (barang dan jasa) yang dihasilkan
pekerjaan di dalam suatu organi- oleh organisasi dapat bertahan.
sasi/perusahaan. Pengertian ter- Dalam penjelasan secara
sebut memberi arti sekelompok skematis, Maarif (2005) men-
pekerjaan yang menunjukkan struk- jelaskan Keadilan Internal dan
tur atau hirarki pekerjaan. Pe- Eksternal dalam Fase Garis Besar
kerjaan-pekerjaan yang membutuh- Manajemen Kompensasi (Major
kan kualifikasi dan tanggung jawab Phase of Compensation Mana-
yang lebih tinggi, serta pekerjaan- gement) sebagaimana yang tersaji
pekerjaan yang lebih kompleks pada Gambar 2.
harus dibayar lebih tinggi di-
bandingkan dengan kualifikasi dan

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 153


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

JOB ANALYSIS
PHASE I
Identify & Study Jobs Position Job Job
Description Description Standards

JOB EVALUATION

PHASE II
I Job Job Factor Point
Internal Equity Ranking Grading Comparison System

PHASE III
E
External Equity WAGE & SALARY SURVEYS

Dept. State Employer Professional Self Conducted


of Labor Unemployment Association Associations Surveys
Offices

PHASE IV PRICING JOBS

Matching
Internal &
External
Worth Job Match
= Labor
= Market
Evaluation Worth

Rate Range for Each Job

Gambar 2. Major Phase of Compensation Management.

D. Struktur Gaji Pegawai Negeri dimana penentuannya didasar-


Sipil kan pada Pangkat dan Golo-
ngan/Ruang Penggajian serta
Dalam realitanya saat ini,
Masa Kerja yang dimiliki PNS.
Struktur Gaji PNS sangat kompleks,
Terdapat beberapa pengecuali-
sehingga sulit dijadikan barometer
an dalam ketentuan penggajian,
kinerja bagi seorang PNS. Ber-
misalnya Gaji Hakim yang diatur
dasarkan Peraturan Pemerintah
secara khusus dengan Peraturan
Nomor 7 Tahun 1977 tentang Per-
Pemerintah, dengan alasan:
aturan Gaji Pegawai Negeri Sipil,
Struktur Gaji PNS terdiri atas Gaji 1) Agar Hakim sebagai Pejabat
Pokok, Kenaikan Gaji Berkala, yang melaksanakan tugas
Kenaikan Gaji Istimewa, dan Tun- kekuasaan kehakiman dan
jangan serta Honoraria. sebagai salah satu aparat
hukum perlu terus ditingkat-
Berikut ini merupakan pen-
kan kualitas dan kemampuan
jelasan dari masing-masing unsur
profesionalnya.
struktur gaji tersebut:
2) Untuk mendukung kedudukan
a. Gaji Pokok
kekuasaan kehakiman dan
Gaji Pokok PNS ditetapkan agar melakukan tugasnya
dengan Peraturan Pemerintah, dengan baik serta bertang-

154 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

gung jawab, maka kepada kan (misalkan dengan Surat


hakim perlu diberikan jami- Keputusan) Pimpinan Instansi/
nan hidup yang sesuai Lembaga yang bersangkutan.
dengan kedudukan dan tang- d. Tunjangan
gung jawabnya.
Tunjangan diatur di dalam
b. Kenaikan Gaji Berkala (KGB) Peraturan Pemerintah, antara
Sistem Kenaikan Gaji Berkala lain Peraturan Pemerintah
(KGB) disusun dengan besaran Nomor 7 Tahun 1977 dan ter-
yang sesuai dengan golongan akhir dengan Peraturan Peme-
dan masa kerja. Sesuai dengan rintah Nomor 3 Tahun 2006.
namanya, sistem ini dilakukan Tunjangan yang diterima oleh
secara berkala dan diberikan PNS terdiri atas Tunjangan Ke-
setelah mencapai masa kerja luarga (Isteri/Suami dan Anak),
golongan yang ditentukan dan Tun-jangan Pangan/Beras, Tun-
penilaian pelaksanaan pekerja- jangan untuk Jabatan Struk-
an rata-rata “cukup”. Dengan tural, Tunjangan untuk Jabatan
kata lain, PNS akan diberikan Fungsional, Tunjangan Kemahal-
KGB apabila yang bersangkutan an, Tunjangan Penyesuaian
memenuhi syarat-syarat sebagai Risiko Pekerjaan, Tunjangan
berikut: Penyesuaian Indeks Harga, dan
Tunjangan Perbaikan Penghasil-
1) Telah mencapai Masa Kerja
an (saat ini sudah tidak
Golongan (MKG) yang di-
diberlakukan lagi). Keseluruhan
tentukan untuk KGB.
ketentuan tentang tunjangan
2) Memiliki Nilai DP-3 sekurang- tersebut diatur tersendiri, baik
kurangnya “cukup”. dalam bentuk Peraturan Peme-
Selanjutnya, KGB diatur di rintah, Peraturan Presiden,
dalam Keputusan Presiden dan maupun dalam bentuk peraturan
Peraturan Pemerintah. perundang-undangan lainnya.

c. Kenaikan Gaji Istimewa e. Honoraria

Kenaikan Gaji Istimewa di- Honoraria biasanya diterima


berikan sebagai bentuk peng- oleh PNS melalui pelaksanaan
hargaan kepada PNS atas hasil Program dan Kegiatan pada
pelaksanaan kerja dengan kate- masing-masing Instansi/Lem-
gori “amat baik”. Kenaikan Gaji baga, yang besarnya disesuaikan
Istimewa ini hanya diberikan dengan ketentuan peraturan
kepada pegawai yang telah perundang-undangan yang ber-
nyata-nyata menjadi teladan laku.
bagi pegawai di lingkungan
kerjanya. Hal tersebut diputus-

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 155


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

E. Evaluasi Jabatan/Pekerjaan secara rinci (lebih sederhana), atau


dan Kebutuhan Hidup Layak lebih sering dikenal dengan metode
non kuantatif. Dalam metode ini,
1. Evaluasi Jabatan/Pekerjaan pekerjaan dinilai sebagai suatu
keseluruhan dengan lebih men-
Evaluasi Jabatan lebih meng-
dasarkan pada deskripsi pekerjaan
arah pada sarana untuk mengukur
daripada spesifikasi pekerjaan.
Bobot Jabatan secara analitis atau
Oleh karena itu, metode ini banyak
non analitis dalam hubungannya
diterapkan pada organisasi-organi-
dengan pekerjaan lain di dalam
sasi pemerintah. Metode ini terdiri
suatu organisasi atau perusahaan
atas 2 (dua) jenis, yaitu yang me-
(Dessler, 1997:59). Sasaran Evaluasi
nyangkut job ranking dan job
Jabatan adalah untuk meng-
grading.
identifikasikan pekerjaan-pekerja-
an mana yang harus dibayar lebih Metode kedua lebih dikenal
tinggi daripada yang lainnya dan dengan pendekatan kuantitatif.
menentukan besarnya upah di- Dalam metode kuantitatif ini,
ferensial antara dua pekerjaan faktor-faktor pekerjaan dipilih dan
yang berlainan. diukur serta program analisis pe-
kerjaan harus menghasilkan spe-
Dasar penilaian dalam proses
sifikasi pekerjaan dengan meng-
Evaluasi Jabatan adalah faktor
uraikan persyaratan-persyaratan
pekerjaan. Hal ini dilakukan karena
untuk setiap faktor pekerjaan.
untuk melaksanakan suatu pe-
Adapun yang termasuk dalam
kerjaan, seorang pemegang pe-
metode kuantitatif ini terdiri dari 2
kerjaan dituntut untuk mem-
(dua) metode, yakni metode per-
pergunakan berbagai faktor pe-
bandingan faktor dan point system.
kerjaan yang berhubungan erat
dengan pekerjaan itu sendiri
2. Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
(Flippo, 1984:47). Beberapa faktor-
faktor pekerjaan dimaksud, sesuai Berdasarkan Struktur Gaji PNS
dengan Keputusan Kepala BKN sebagaimana yang telah dikemuka-
Nomor 46B Tahun 2003, yakni: (1) kan sebelumnya, gaji pokok hanya
Tanggungjawab; (2) Kompleksitas sebagian kecil dari total gaji yang
Pekerjaan; (3) Pengetahuan; dan diterima oleh PNS. Sudah tentu gaji
(4) Keterampilan. pokok tersebut tidak mampu me-
wujudkan kehidupan seorang PNS
Handoko (2001:42) menyebut-
ke jenjang yang dianggap layak.
kan bahwa dalam Evaluasi Jabatan
Salah satu alternatif untuk mem-
terdapat 2 (dua) metode yang
perbesar gaji pokok tersebut adalah
dapat digunakan. Metode pertama
dengan mengakomodir konsep Ke-
adalah metode yang tidak meng-
butuhan Hidup Layak (KHL).
gunakan faktor-faktor pekerjaan

156 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Konsep KHL muncul sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmi-


pengganti konsep Kehidupan Hidup grasi Nomor PER-17/MEN/VIII/2005
Minimum (KHM). Hal tersebut me- tentang Komponen dan Pelaksanaan
rupakan implikasi dari pesatnya Tahapan Pencapaian Kebutuhan
perkembangan IPTEK dan kondisi Hidup Layak, yakni Pasal 1 bahwa
sosial-ekonomi masyarakat, se- yang dimaksud dengan Kebutuhan
hingga timbul pemikiran bahwa Hidup Layak (KHL) adalah standar
kebutuhan hidup pegawai (pekerja) kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
berdasarkan kondisi “minimum” seorang pekerja/buruh lajang untuk
perlu dirubah menjadi Kebutuhan dapat hidup layak, baik secara
Hidup Layak. KHL dianggap dapat fisik, non fisik dan sosial, untuk
meningkatkan produktivitas kerja kebutuhan 1 (satu) bulan.
pegawai dan organisasi yang di-
harapkan dapat berakumulasi se-
cara nasional. F. Kerangka Pemikiran
Secara keseluruhan, KHL me- Kerangka pemikiran penelitian
liputi 7 (tujuh) komponen pokok, ini didasari pada kenyataan bahwa
yaitu (1) Makanan dan Minuman Struktur Gaji PNS yang berlaku
(Pangan), (2) Sandang, (3) Pe- hingga saat ini belum dapat ber-
rumahan (Papan), (4) Pendidikan, fungsi sebagai pemacu peningkatan
(5) Kesehatan, (6) Transportasi, (7) kinerja dan produktivitas PNS. Hal
Rekreasi dan Tabungan. Hal ter- tersebut disebabkan besaran gaji
sebut tidak jauh berbeda dengan yang diterima PNS saat ini masih
apa yang tertuang di dalam belum mencerminkan keadilan dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun kelayakan bagi kehidupan PNS, baik
2003 tentang Ketenagakerjaan, secara internal maupun eksternal
yakni pada Pasal 88 Ayat (1) sesuai dengan harapan PNS.
disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan penghasilan yang memenuhi Permasalahan tersebut tentu-
penghidupan yang layak adalah nya harus dicarikan solusinya guna
jumlah penerimaan atau pen- mengantisipasi kemungkinan mun-
dapatan pekerja/buruh dari hasil culnya dampak negatif yang di-
kerjanya, sehingga mampu me- timbulkannya. Oleh karena itu,
menuhi kebutuhan hidup pekerja/ prinsip-prinsip keadilan, baik se-
buruh dan keluarganya secara cara internal maupun eksternal
wajar, yang meliputi makanan dan harus diupayakan dapat tercapai.
minuman, sandang, perumahan, Hal tersebut antara lain dengan
pendidikan, kesehatan, rekreasi, menggunakan Hasil Penentuan
dan jaminan hari tua. Bobot Jabatan yang diperoleh dari
hasil pelaksanaan Evaluasi Jabatan.
Uraian di atas sesuai dengan Selanjutnya, prinsip kelayakan pada
yang tercantum di dalam Peraturan

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 157


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Struktur Gaji PNS yang akan disusun Jabatan dan Kebutuhan Hidup
berdasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak dalam rangka perwujudan
Layak PNS. Hal tersebut dilakukan keadilan internal maupun eks-
dengan menggunakan konsep KHL ternalnya.
dalam Struktur Gaji PNS. Kedua Dari hasil analisis di atas di-
aspek tersebut, yakni Bobot Ja- peroleh informasi mengenai faktor-
batan dan Kebutuhan Hidup Layak faktor yang mempengaruhi pem-
dijadikan sebagai basis dalam bentukan Struktur Gaji PNS yang
penyusunan Struktur Gaji PNS. sesuai dengan kebutuhan dan
Selanjutnya, analisis akan ditekan- harapan PNS dengan menyelaraskan
kan pada aspek keadilan internal (matching) antara aspek keadilan
maupun eksternalnya. Kemudian internal maupun eksternalnya.
diformulasikan Struktur Gaji PNS Hasil analisis terhadap faktor-faktor
sesuai dengan yang diharapkan oleh tersebut selanjutnya akan menjadi
segenap komunitas PNS dan Pe- dasar penyusunan dan pengem-
merintah agar memacu produk- bangan Struktur Gaji PNS di masa
tivitas dan menjamin kesejahteraan mendatang. Proses tersebut me-
PNS secara menyeluruh.
rupakan proses yang dinamis dan
Secara keseluruhan kerangka senantiasa mengalami perkem-
pemikiran penelitian ini dapat di- bangan, sehingga maka dalam
gambarkan seperti yang disajikan kerangka pemikiran penelitian ini
pada Gambar 3. Dari gambar ter- diberikan umpan balik (feed back),
sebut dapat dilihat bahwa PNS yaitu apakah Struktur Gaji PNS yang
mempunyai kebutuhan dan harapan telah disusun dan dikembangkan
atas pekerjaannya. Keadaan ter- dapat meningkatkan produktivitas
sebut mencermikan suatu Struktur PNS dan menjamin kesejahtera-
Gaji yang diharapkan untuk dapat annya secara berkesinam-bungan.
diterapkan bagi PNS. Struktur Gaji Dengan demikian, kerangka pe-
yang diharapkan tersebut diban- mikiran ini menggambarkan suatu
dingkan dengan yang diterapkan siklus yang berulang sesuai dengan
saat ini dan yang diterapkan pada perkembangan lingkungan. Meng-
Sektor Swasta (Private) serta BUMN ingat keterbatasan waktu, analisis
(benchmarking). Dari perbandingan untuk hasil umpan balik tersebut
tersebut kemudian dianalisis dapat dilakukan untuk penelitian
dengan mempertimbangkan Bobot berikutnya.

158 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Sistem Penggajian PNS Sistem Penggajian PNS


yang Diharapkan: Saat Ini:
• Adil. • Gaji Pokok.
• Layak (Kebutuhan Hidup). • KGB & KGI.
• Tunjangan & Honoraria.

Keadilan Internal Penyelarasan Keadilan Eksternal


(Internal Equity) (Matching) (External Equity)

Bobot Jabatan Survei :


(Hasil Evaluasi Jabatan) Struktur Gaji Swasta & BUMN
(Benchmarking)

Rancangan
Rancangan
Struktur
Struktur Gaji
Gaji PNS
PNS Baru
Baru

Feed Back
Produktivitas
Produktivitas dan
dan Kesejahteraan
Kesejahteraan PNS
PNS

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN Primer dan Data Sekunder. Data


Primer merupakan data yang di-
A. Pendekatan peroleh dari hasil survei langsung
ke lapangan, baik melalui wawan-
Pendekatan yang digunakan
cara (interview) kepada para res-
dalam penelitian ini adalah pen-
ponden penelitian dengan meng-
dekatan deskriptif (descriptive
gunakan instrumen penelitian
approach), yakni menjelaskan se-
(daftar pertanyaan/kuesioner)
luruh fenomena objek dan subjek
maupun melalui pengamatan lang-
penelitian secara komprehensif
sung yang berkaitan dengan sistem
berdasarkan berbagai permasalahan
penggajian PNS. Responden pene-
yang teridentifikasi. Dengan meng-
litian diambil dengan menggunakan
gunakan pendekatan tersebut di-
teknik pengambilan sampel acak
harapkan dapat menyajikan atau
secara stratifikasi (stratified
mengungkapkan informasi yang ter-
sampling), yakni berdasarkan
kait dengan Struktur Gaji PNS.
Golongan Kepegawaian, mulai dari
Golongan I s/d IV, yang mencakup
B. Sumber Data dan Teknik
semua PNS yang menduduki jabatan
Pengumpulan Data
struktural, fungsional, maupun staf
Data yang digunakan dalam pada Instansi Pemerintah Pusat dan
penelitian ini terdiri dari Data Daerah. Selanjutnya Data Sekunder

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 159


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

diperoleh dari berbagai sumber, 4. DKI  Dep. Hukum  14 Orang


Jakarta dan HAM
seperti buku/referensi, laporan,
 PT. Telkom, PT.  Non
tulisan, dan lain-lain yang memiliki SUCOFINDO, Resp.
relevansi dengan topik/permasalah- dan KPK
an penelitian yang akan diteliti. 5. Jawa Barat  BKD Provinsi  14 Orang
Jabar
 BKD Kab.  12 Orang
C. Lokasi dan Jumlah Sampel Sumedang
Penelitian 6. Yogyakarta BKD Kota 12 Orang
Yogyakarta
Lokasi (lokus) penelitian men- 7. Jawa BKD Provinsi Jatim @ 14 Orang
cakup Instansi Pemerintah seluruh Timur & BKD Kab.
Indonesia, dengan pertimbangan Jember
8. Kal-Tim BKD Kota Tarakan 13 Orang
keterwakilan wilayah Indonesia
9. Gorontalo  BKD Provinsi  14 Orang
Barat, Timur, dan Tengah, serta Gorontalo
Populasi PNS pada setiap Instansi.  BKD Kab.  13 Orang
Dasar pertimbangan pemilihan Gorontalo
lokasi penelitian adalah dikaitkan 10. Bali BKD Provinsi Bali & @ 14 Orang
BKD Kab. Gianyar
dengan variasi Nilai Kebutuhan 11. NTB BKD Provinsi NTB @ 14 Orang
Hidup Layak pada setiap Daerah, & BKD Kab.
hasil monitoring Direktorat Peng- Lombok Barat
upahan, Jaminan Sosial, dan Ke- 12. NTT BKD Provinsi NTT @ 14 Orang
& BKD Kab.
sejahteraan, Departemen Tenaga Kupang
Kerja dan Transmigrasi RI serta Jumlah 284 Orang
Sistem Penggajian yang diterapkan,
khususnya untuk Instansi Swasta
dan BUMN. Lokasi penelitian ini D. Metode Pengolahan dan Ana-
secara rinci dapat dilihat pada lisis Data
Tabel 1. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan metode kuantita-
Tabel 1. Lokasi Penelitian tif, yakni berdasarkan perhitungan
Penyusunan Struktur Gaji Pegawai dengan menggunakan Analisis Sta-
Negeri Sipil. tistik Tabel Frekuensi, dan Statistik
Deskriptif. Selain itu, dalam
Daerah Unit
No. Sampel*) penelitian ini juga menggunakan
Provinsi Kerja/Instansi
Formula Gaji yang dengan pen-
1. SUMUT BKD Provinsi @ 14 Orang
Sumut & BKD Kab. dekatan Point System.
Karo
2. Jambi BKD Provinsi Jambi @ 14 Orang
& BKD Kab. Batang
Hari
3. Kep. Riau BKD Provinsi Kep. @ 14 Orang
Riau & BKD Kota
Batam

160 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

IV. KARAKTERISTIK SAMPEL besar responden menjabat sebagai


PENELITIAN Pejabat Eselon III dan IV, yakni
masing-masing sebanyak 37 orang
A. Karakteristik Responden ber- (13.0%) dan 32 orang (11.3%).
dasarkan Golongan Ruang Ke- Sedangkan responden yang men-
pangkatan jabat sebagai Pejabat Eselon II
adalah sebanyak 4 orang (1.4%).
Berdasarkan golongan ruang
Adapun responden yang menjabat
kepangkatan, responden penelitian
sebagai Pejabat Fungsional adalah
sebagian besar adalah memiliki
sebanyak 6 orang (2.1%).
golongan kepangkatan yakni Golo-
ngan II, yakni sebanyak 147 orang
C. Karakteristik Responden ber-
responden atau sebanyak 51.76%.
dasarkan Status Perkawinan
Selanjutnya, diikuti secara ber-
dan Jumlah Anak
urutan oleh responden Golongan III
(66 orang; 23.24%), Golongan IV (40 Berdasarkan status perkawin-
orang; 14.08%), dan Golongan I (31 an, sebagian besar responden sudah
orang; 10.92%). Relatif sedikit-nya menikah, yakni sebanyak 257 orang
responden Golongan I me-rupakan (90.5%), sedangkan yang belum
implikasi dari relatif se-dikitnya menikah atau lajang adalah se-
PNS Golongan I pada hampir semua banyak 27 orang (9.5%). Kemudian,
Instansi Pemerintah. Berdasarkan dari sisi jumlah anak, sebagian
komposisi tersebut, terlihat bahwa besar responden memiliki jumlah
komposisi responden terbesar anak 1 sampai dengan 2 anak, yakni
adalah responden yang memiliki sebanyak 158 orang (55.63%), di-
Golongan I dan II, yakni sebanyak mana yang dominan adalah yang
178 orang (62.68%). memiliki 2 anak, yakni sebanyak
101 orang (35.6%). Sedangkan yang
B. Karakteristik Responden ber- memiliki lebih dari 2 anak adalah
dasarkan Eselonering sebanyak 85 orang (29.93%), di-
mana sebagian besar memiliki anak
Sesuai dengan komposisi res-
sebanyak 3 orang anak (50 orang
ponden berdasarkan golongan ruang
responden; 17.6%), dan secara
kepangkatan, komposisi responden
berurutan diikuti responden yang
berdasarkan eselonering sebagian
memiliki 4 orang anak (21 orang;
besar didominasi oleh responden
7.4%), yang memiliki 5 orang anak
yang non eselonering atau yang
(10 orang; 3.5%), 6 orang anak (3
belum menjabat sebagai pejabat
orang; 1.1%), dan 7 orang anak (1
struktural, yakni staf/pelaksana
orang; 0.4%).
(fungsional umum), yakni sebanyak
205 orang responden (72.2%). Ber- Selanjutnya berdasarkan jum-
dasarkan eselonisasi jabatan yang lah anak yang masih sekolah (dalam
dijabat oleh responden, sebagian tanggungan pendidikan), sebagian

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 161


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

besar responden memiliki sebanyak tingkatkannya gaji PNS saat ini,


1 sampai dengan 2 orang anak yang sehingga dapat memenuhi Kebutuh-
masih sekolah (157 orang; 55.28%), an Hidup Layak PNS. Kondisi ter-
yang didominasi dengan 2 orang sebut mencerminkan bahwa nilai
anak yang masih sekolah (91 orang; gaji yang diterima oleh PNS saat ini
32.0%). Sedangkan jumlah anak masih belum memenuhi kebutuhan
yang masih sekolah di atas atau hidup PNS dan keluarganya (bagi
lebih dari 2 orang anak adalah yang sudah berkeluarga) secara
sebanyak 39 orang responden layak.
(13.73%).
b. Kesesuaian Gaji yang diterima
oleh PNS saat ini dengan Upaya
V. HASIL ANALISIS DATA yang telah diterapkan atau
PENELITIAN digunakan oleh PNS
Demikian halnya dengan ke-
A. Persepsi/Pendapat Responden sesuaian antara Gaji yang diterima
tentang Kondisi Struktur Gaji oleh PNS saat ini dengan upaya
PNS
yang telah diterapkan atau di-
1. Sistem Penggajian PNS gunakan oleh PNS, dimana sebagian
besar responden (77.5%) berpen-
a. Kesesuaian Gaji yang diterima
dapat bahwa hal tersebut masih
oleh PNS saat ini dengan KHL
belum sesuai, 10.9 % berpendapat
PNS
ragu-ragu, dan 11.3 % berpendapat
Berdasarkan analisis terhadap telah sesuai. Sebagian besar PNS
pendapat para responden diperoleh berpendapat bahwa nilai dari
hasil bahwa ditinjau dari sisi upaya-upaya yang mereka lakukan
kesesuaian gaji yang diterima oleh dalam melaksanakan pekerjaan
PNS saat ini dengan KHL PNS sehari-hari jauh lebih tinggi di-
sebagian besar (92.6%) berpendapat bandingkan dengan feed-back yang
belum sesuai, 4.2 % berpendapat mereka peroleh dari Pemerintah,
ragu-ragu, dan 3.2 % berpendapat yakni berupa gaji.
telah sesuai. Dengan demikian,
sebagian besar responden menge- c. Daya Motivasi Gaji yang di-
mukakan bahwa gaji yang diterima terima oleh PNS saat ini dalam
PNS saat ini tidak layak untuk PNS bekerja dan berprestasi
dan keluarganya setiap bulan,
Ditinjau dari sisi kemampuan
sehingga perlu kiranya dilakukan
atau daya motivasi Gaji yang
penyesuaian gaji dengan kondisi
diterima oleh PNS saat ini dalam
yang dihadapi oleh PNS saat ini.
bekerja dan berprestasi, sebagian
Pengertian penyesuaian dimaksud
besar responden (61.6%) berpen-
mengarah pada harapan untuk di-
dapat bahwa hal tersebut belum

162 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

mampu memberikan motivasi ke- tentang besaran gaji yang mereka


pada PNS, 19.4% berpendapat ragu- harapkan berdasarkan hasil analisis
ragu, dan 19.1% berpendapat memperlihatkan bahwa sebagian
mampu memberikan motivasi. besar responden (21.5 %) berharap
Kondisi yang demikian disebabkan dapat memperoleh besaran gaji
oleh besaran atau nilai gaji yang minimum yang dianggap adil dan
diterima oleh PNS masih jauh di layak oleh PNS untuk diterima
bawah harapan PNS termasuk setiap bulan adalah rata-rata
dalam upaya memenuhi kebutuhan sebesar Rp 3.000.000,00. Harapan
hidup PNS dan keluarganya. nilai gaji tertinggi adalah sebesar
Rp 16.000.000,00 sedangkan harap-
d. Rasa aman/ketenangan bagi an nilai gaji terendah terendah
PNS dalam bekerja dengan adalah sebesar Rp 1.900.000,00.
kondisi Gaji yang diterima oleh Nilai atau besaran gaji yang
PNS saat ini diharapkan oleh masing-masing PNS
tersebut apabila diambil nilai rata-
Dari sisi rasa aman/ketenang-
ratanya adalah sebesar Rp
an bagi PNS dalam bekerja dengan
3.701.172,54. Nilia tersebut apabila
kondisi gaji yang diterima oleh PNS
dibandingkan dengan nilai harapan
saat ini, berdasarkan hasil analisis
dominan para responden hampir
memperlihatkan bahwa sebagian
mendekati, yakni dengan selisih
besar responden berpendapat
sebesar Rp 701.172,54. Kondisi ini
(61.3%) belum memberikan rasa
memeperlihatkan bahwa kisaran
aman, 19.7% berpendapat ragu-
gaji yang diharapkan oleh PNS
ragu, dan 19.0% berpendapat telah
secara keseluruhan adalah men-
memberikan rasa aman. Kondisi ini
dekati angka Rp 3.000.000,00.
mencerminkan bahwa ketidak-
tenangan PNS dalam bekerja di
2. Keadilan Internal Sistem Peng-
samping disebabkan oleh faktor-
gajian PNS
faktor lain, salah satu pengaruh
yang dominan adalah dari sisi gaji
a. Pertimbangan Kinerja PNS
yang diterima PNS yang masih harus
dipikirkan lagi oleh PNS untuk Dari sisi keadilan internal,
mencari tambahannya (di luar yakni dalam hal perhitungan gaji
pekerjaan kantor sehari-hari). yang diterima oleh PNS saat ini
dengan Kinerja (Prestasi Kerja)
e. Rata-rata Besaran/Nilai Gaji yang telah diberikan oleh PNS
yang menurut Responden Adil berdasarkan analisis dihasilkan se-
dan Layak untuk diterima bagian besar responden (53.2%)
Setiap Bulan berpendapat bahwa gaji yang di-
terima oleh PNS saat ini belum
Selanjutnya, dengan memper-
memperhitungkan Kinerja (Prestasi
tanyakan langsung kepada PNS

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 163


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Kerja) yang telah diberikan oleh sesuatu yang sudah pasti dan
PNS, 13.7% berpendapat ragu-ragu, konstan/tetap (fixed).
dan 26.1% berpendapat telah mem-
perhitungkan Kinerja PNS. Para c. Pertimbangan Beban Kerja PNS
responden berpendapat bahwa Paralel dengan permasalahan
kinerja atau prestasi kerja yang kinerja sebagaimana yang telah
telah mereka hasilkan tidak mem- dibahas sebelumnya, dari aspek
berikan pengaruh apa-apa terhadap Beban Kerja yang diemban/dikerja-
gaji yang mereka terima. Hal ini kan oleh PNS sebagian besar res-
mencerminkan bahwa berprestasi ponden (55.3%) juga berpendapat
maupun tidak berprestasi gaji yang bahwa gaji yang diterima oleh PNS
diterima sama saja. Tentu saja saat ini belum memperhitungkan
kondisi yang demikian apabila terus Beban Kerja yang diemban/dikerja-
berlanjut akan berpengaruh ter- kan oleh PNS, 15% berpendapat
hadap kinerja dan produktivitas ragu-ragu, dan 28.9% berpendapat
organisasi (Pemerintah) secara ke- telah memperhitungkan Beban
seluruhan. Kerja PNS. Para responden berpen-
dapat bahwa berat maupun ringan-
b. Pertimbangan Kedisiplinan PNS nya beban kerja yang harus di-
Dari sisi kedisiplinan, tidak laksanakan oleh PNS akan mem-
jauh berbeda dengan hasil se- berikan dampak yang sama ter-
belumnya, sebagian besar res- hadap gaji yang mereka terima.
ponden (46.5 %) juga berpendapat Para responden juga berpen-
bahwa gaji yang diterima oleh PNS dapat bahwa hal tersebut sangat
saat ini belum memperhitungkan tidak adil, khususnya bagi PNS yang
Kedisiplinan masing-masing PNS. menanggung beban kerja yang
Hasil analisis juga memperlihatkan setiap harinya lebih berat/tinggi
bahwa terdapat sebanyak 61 res- dibandingkan dengan yang me-
ponden yang merasa ragu-ragu nanggung beban kerja yang ringan/
apakah aspek kedisiplinan juga kecil. Untuk itu, para responden
berpengaruh terhadap gaji yang berpendapat bahwa perbedaan
mereka terima. Akan tetapi, secara besar/kecilnya beban kerja yang
keseluruhan berdasarkan analisis ditanggung oleh masing-masing PNS
pendapat para responden tersebut haruslah diperhitungkan secara
memperlihatkan bahwa sebagian adil, sehingga dapat memacu pres-
besar berpendapat kedisiplinan tasi mereka dalam bekerja.
saling terlepas dengan gaji yang
diterima oleh PNS. Para responden d. Pertimbangan Keterampilan/
berpendapat bahwa gaji yang sudah Keahlian Kerja PNS
dan akan mereka terima merupakan

164 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Dari sisi keterampilan/keahli- (relatif sama) dengan pe-


an kerja yang dimiliki oleh PNS, kerjaan/jabatan yang dikerja-
sebagian besar responden (53.2%) kan/dijabat oleh PNS saat ini
berpendapat bahwa gaji yang di- Berdasarkan kesetaraan/keadilan
terima oleh PNS saat ini belum gaji PNS apabila dibandingkan
memperhitungkan Keterampilan/ dengan Gaji teman/rekan sekerja
Keahlian Kerja yang dimiliki oleh se sa ma P N S ya ng me mi li ki
PNS, 16.9% berpendapat ragu-ragu, pekerjaan/jabatan yang sama
dan 40.00% berpendapat telah (relatif sama) dengan pekerjaan/
memperhitungkan Keterampilan/ jabatan yang dikerjakan/dijabat
Keahlian Kerja PNS. Hal ini juga oleh PNS saat ini menurut sebagian
menjadi faktor penyebab mengapa besar responden (57.0%) bahwa hal
PNS tidak termotivasi untuk me- tersebut tidak setara/adil, 17.3%
ningkatkan atau mengembangkan berpendapat ragu-ragu, dan 25.7%
keterampilan atau keahlian mereka berpendapat telah setara/adil.
dalam menyelesaikan pekerjaan. Di Para responden berpendapat ke-
samping dari faktor kebijakan tidaksetaraan maupun ketidak-
pengembangan PNS pada masing-
adilan tersebut disebabkan oleh
masing instansi juga disebabkan faktor-faktor sebelumnya, mulai
oleh faktor gaji yang mereka terima dari beban kerja, kinerja (prestasi
yang dianggap tidak akan ber- kerja), upaya yang mereka lakukan,
dampak signifikan terhadap pe- dan lain-lain yang menurut
ningkatan gaji yang akan mereka pendapat para responden masih
terima. belum adil.
Pada sisi lain, untuk me-
ningkatkan keterampilan maupun
keahlian secara mandiri, dengan 3. Keadilan Eksternal Sistem
gaji yang ada para responden Penggajian PNS
berpendapat hal tersebut sulit di-
wujudkan. Sebab, menurut mereka a. Kesetaraan/Keadilan Besaran/
bahwa untuk memenuhi kebutuhan Nilai Gaji yang diterima oleh
hidup saja sudah sulit bagaimana PNS saat ini dengan Besaran/
mungkin untuk memenuhi kebutuh- Nilai Gaji yang diterima oleh
an lain yakni untuk meningkatkan Pegawai Swasta
keterampilan/keahlian mereka. Dari sisi keadilan eksternal,
yakni berdasarkan kesetaraan/
e. Kesetaraan/keadilan Gaji PNS keadilan besaran/ nilai gaji yang
apabila dibandingkan dengan diterima oleh PNS saat ini dengan
Gaji teman/rekan sekerja se- besaran/nilai gaji yang diterima
sama PNS yang memiliki pe- oleh Pegawai Swasta oleh sebagian
kerjaan/jabatan yang sama besar responden (88.4%) berpen-

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 165


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

dapat bahwa besaran/nilai Gaji responden (44.7%) berpendapat


yang diterima oleh PNS saat ini bahwa besaran/nilai gaji yang
dengan besaran/nilai gaji yang di- diterima oleh PNS saat ini masih
terima oleh Pegawai Swasta belum/ belum belum/tidak setara/adil,
tidak setara/adil, 6.0% berpen- 17.6% berpendapat ragu-ragu, dan
dapat ragu-ragu, dan 5.7% ber- 37.7% berpendapat telah setara/
pendapat telah setara/adil. Para adil. Untuk kelompok responden
responden berpendapat bahwa yang berpendapat demikian meng-
besaran gaji yang diterima oleh anggap bahwa beban kerja PNS
Pegawai Swasta relatif lebih tinggi yang relatif lebih berat/tinggi
dibandingkan dengan gaji yang dibandingkan dengan pegawai
mereka terima (pada setiap daerah swasta namun memiliki gaji yang
penelitian). lebih kecil. Meskipun demikian,
pendapat tersebut memang masih
Hasil tersebut apabila di-
debateable, sebab terdapat se-
bandingkan dengan survei yang
bagian responden yang berpen-
dilakukan pada PT. Telekomunikasi
dapat bahwa beban kerja PNS lebih
Indonesia, Tbk, PT. PT. SUCOFINDO
kecil dibandingkan dengan pegawai
(PERSERO) maupun pada Komisi
swasta, sehingga gaji pegawai
Pemberantasan Korupsi (KPK) mem-
swasta lebih tinggi dibandingkan
perlihatkan perbedaan yang sangat
dengan gaji PNS.
signifikan, dimana gaji pegawai
pada perusahaan/instansi tersebut
lebih besar dibandingkan dengan
c. Kesetaraan/Keadilan
gaji yang diterima oleh PNS.
Besaran/Nilai Gaji yang di-
terima oleh PNS saat ini
b. Kesetaraan/Keadilan
berdasarkan Keterampilan/Ke-
Besaran/Nilai Gaji yang di-
ahlian Kerja yang dipersyarat-
terima oleh PNS saat ini ber-
kan bagi PNS dibandingkan
dasarkan Beban Kerja yang
dengan yang dipersyaratkan
diemban/dikerjakan oleh PNS
bagi Pegawai Swasta
dibandingkan dengan Beban
Kerja yang diemban/dikerjakan Berbeda dengan hasil yang
oleh Pegawai Swasta diperoleh sebelumnya, dari sisi
kesetaraan/keadilan besaran/nilai
Selanjutnya dari sisi kesetara-
gaji yang diterima oleh PNS saat ini
an atau keadilan besaran/nilai gaji
berdasarkan keterampilan/keahlian
yang diterima oleh PNS saat ini
kerja yang dipersyaratkan bagi PNS
berdasarkan beban kerja yang
dibandingkan dengan yang diper-
diemban/dikerjakan oleh PNS di-
syaratkan bagi Pegawai Swasta oleh
bandingkan dengan Beban Kerja
sebagian besar responden (46.1 %)
yang diemban/dikerjakan oleh
berpendapat bahwa besaran/nilai
Pegawai Swasta sebagian besar

166 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

gaji yang diterima oleh PNS saat ini bagi PNS, 13.0% berpendapat ragu-
berdasarkan keterampilan/keahlian ragu, dan 18.3% berpendapat telah
kerja yang dipersyaratkan bagi PNS memberikan ketenangan bagi PNS.
dibandingkan dengan yang diper- Hasil ini konsisten dengan hasil
syaratkan bagi Pegawai Swasta sebelumnya yang menyangkut ten-
sudah setara/adil, 13.0% berpen- tang ketenangan PNS dalam bekerja
dapat ragu-ragu, dan 18.3% berpen- terkait dengan gaji yang diterima
dapat telah setara/adil. Sebagian saat ini. Berbeda dengan pegawai
besar responden berpendapat swasta, yang menurut sebagian
bahwa secara keseluruhan, khusus- responden lebih tentang hidup dan
nya untuk jenis pekerjaan yang bekerja, sehingga berpengaruh
bersifat ketatausahaan keterampil- terhadap kehidupan pribadi dan
an/keahlian kerja yang dipersyarat- keluarganya.
kan pada instansi Pemerintah dan
perusahaan swasta relatif sama. f. Kebutuhan akan Standarisasi
Meskipun demikian, sebagian res- Gaji yang Adil dan Layak,
ponden berpendapat bahwa hal antara Gaji yang diterima oleh
tersebut masih belum dapat di- PNS dengan Gaji yang diterima
generalisir, mengingat jenis pe- oleh Pegawai Swasta yang
kerjaan (core competency) per- memiliki Pekerjaan/Jabatan
usahaan swasta berbeda dengan sejenis
jenis pekerjaan (core competency) Aspek keadilan eksternal lain-
instansi Pemerintah yang lebih nya adalah ditinjau dari sisi ke-
menitik beratkan pada Pelayanan butuhan akan standarisasi gaji yang
Publik. adil dan layak, antara gaji yang
diterima oleh PNS dengan Gaji yang
e. Ketenangan yang dialami oleh diterima oleh Pegawai Swasta yang
PNS dengan kondisi Gaji yang memiliki Pekerjaan/Jabatan se-
diterima oleh PNS saat ini
jenis, dimana dari hasil analisis
dibandingkan dengan Pegawai data memperlihatkan bahwa se-
Swasta bagian besar responden (90.1%)
Dari sisi ketenangan yang berpendapat bahwa standarisasi
dialami oleh PNS dengan kondisi gaji PNS yang adil dan layak, antara
Gaji yang diterima oleh PNS saat ini gaji yang diterima oleh PNS dengan
dibandingkan dengan Pegawai gaji yang diterima oleh Pegawai
Swasta oleh sebagian besar res- Swasta yang memiliki pekerjaan/
ponden (68.7%) berpendapat bahwa jabatan sejenis perlu distan-
dengan kondisi Gaji yang diterima darisasi, 1.4% berpendapat ragu-
oleh PNS saat ini dibandingkan ragu, dan 8.4% berpendapat belum/
dengan Pegawai Swasta masih tidak perlu distandarisasi. Hal ini
belum memberikan ketenangan menurut para responden, baik dari

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 167


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

sisi internal PNS dan instansi seluruhan, rata-rata nilai KHL PNS
Pemerintah juga dari sisi eksternal berdasarkan daerah penelitian ada-
di masyarakat akan memberikan lah sebesar Rp 2.603.323,62.
pengaruh, sehingga tidak terjadi Khusus untuk nilai KHL PNS
kesenjangan (gap) yang sangat pada Daerah Provinsi DKI Jakarta
tajam (signifikan) antara gaji yang yang dapat dijadikan sebagai baro-
diterima oleh PNS dan pegawai meter KHL nasional menempati
swasta. peringkat keempat, yakni dengan
Standarisasi dimaksud adalah nilai KHL sebesar Rp 2.946.055,13.
adalah suatu tolok ukur (acuan) Hasil ini memperlihatkan bahwa
bagi masing-masing instansi, baik nilai KHL PNS di Provinsi DKI
Pemerintah maupun Swasta dalam Jakarta masih berada di atas rata-
menetapkan Struktur Gaji para rata nilai KHL daerah-daerah yang
pegawainya, sehingga dapat men- lainnya (Tabel 2).
cerminkan satu sama lain. Acuan
dimaksud mencakup komponen- Tabel 2. Rata-rata Jumlah KHL PNS
komponen yang membangun Struk- per Bulan berdasarkan Daerah
tur Gaji dimaksud, antara lain Penelitian.
dengan berdasarkan pada KHL Daerah Jumlah KHL
Peringkat
sebagaimana yang dianalisis melalui No. (Max s/d
Penelitian (Rupiah)
Min)
penelitian ini dengan mengkom- Kota
binasikannya dengan aspek-aspek 1. 2.979.203,57 1
Tarakan
yang lainnya. Khusus tentang Provinsi
standarisasi dimaksud lebih lanjut 2. Kepulauan 2.963.284,52 2
perlu dianalisis dan dielaborasi Riau
secara komprehensif. Kota
3. 2.955.990,48 3
Batam
Provinsi
B. KHL PNS pada masing-masing 4. 2.946.055,13 4
DKI Jakarta
Daerah Penelitian Provinsi
5. 2.862.062,50 5
Bali
Berdasarkan hasil pengolahan Kabupaten
dan analisis data terhadap nilai 6. 2.743.367,26 6
Gianyar
atau jumlah Kebutuhan Hidup Provinsi
Layak (KHL) PNS per Bulan pada 7. Sumatera 2.729.650,60 7
masing-masing Daerah Penelitian Utara
Kabupaten
memperlihatkan bahwa nilai KHL 8.
Karo
2.699.583,33 8
terbesar terdapat pada Daerah Kota Kota
Tarakan, yakni sebesar Rp 9. 2.579.717,60 9
Yogyakarta
2.979.203,57, sedangkan nilai KHL 10.
Provinsi
2.537.932,14 10
terkecil terdapat pada Daerah Gorontalo
Kabupaten Sumedang, yakni se- Kabupaten
11. 2.522.084,82 11
Gorontalo
besar Rp 2.335.252,08. Secara ke-

168 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

12.
Provinsi
2.465.615,83 12 nya, yakni Komponen Makanan dan
NTT Minuman, Komponen Sandang,
Kabupaten
13. 2.460.285,71 13 Komponen Kesehatan, Komponen
Kupang
Provinsi Rekreasi dan Tabungan, Komponen
14. 2.448.608,93 14 Transportasi, dan Komponen Pen-
Jatim
15.
Kabupaten
2.426.036,90 15
didikan (Tabel 3).
Jember
Provinsi Tabel 3. Rata-rata Jumlah KHL PNS
16. 2.420.616,67 16
Jambi
Kabupaten
per Bulan berdasarkan Komponen
17. Batang 2.416.517,86 17 KHL.
Hari Komponen Jumlah
Provinsi No. Kebutuhan Hidup KHL
18. 2.413.250,00 18 Layak (Rupiah)
NTB
Kabupaten Komponen Makanan
1. 606.448,88
19. Lombok 2.408.459,52 19 dan Minuman
Barat 2. Komponen Sandang 454.647,90
Provinsi Komponen
20. 2.356.220,63 20 3. 964.434,23
Jawa Barat Perumahan
Kabupaten 4. Komponen Pendidikan 67.289,61
21. 2.335.252,08 21 5. Komponen Kesehatan 175.427,11
Sumedang
Rata-rata Komponen
2.603.323,62 6. 120.866,20
Keseluruhan Transportasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2006). Komponen Rekreasi
7. 171.392,61
dan Tabungan
Komponen Aktivitas
Lebih lanjut, apabila dianalisis 8.
Sosial
47.847,08
berdasarkan masing-masing kom- Sumber : Hasil Pengolahan Data (2006).
ponen KHL tanpa melihat per-
bedaan daerah-daerah yang diteliti
juga memperlihatkan kecenderung- C. KHL PNS berdasarkan Golongan
an yang sama bahwa Komponen Ruang Kepangkatan
Perumahan memiliki proporsi ter-
besar dibandingkan dengan kom- Apabila ditinjau berdasarkan
ponen-komponen yang lainnya. golongan ruang kepangkatan PNS,
Artinya, secara keseluruhan ke- hasil analisis memperlihatkan
butuhan PNS atau dapat juga di- bahwa PNS Golongan I memiliki
nyatakan proporsi gaji PNS sebagian nilai KHL yang paling rendah (Rp
besar dialokasikan untuk mem- 2.368.687,71) dibandingkan dengan
biayai kebutuhan perumahan di- PNS dengan golongan yang lainnya
bandingkan dengan kebutuhan ter- (Golongan II (Rp 2.515.482,16), III
hadap komponen-komponen lain- (Rp 2.774.592,35), dan IV (Rp
nya. Kemudian, secara berurutan 2.861.103,51)). Sedangkan KHL ter-
diperoleh nilai dari komponen ter- tinggi terdapat pada PNS yang
besar sampai dengan terkecil lain- bergolongan IV. Selanjutnya, secara
berurutan nilai KHL PNS Golongan II

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 169


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

lebih besar daripada nilai KHL PNS istri dan anak-anak menjadi tam-
Golongan I dan lebih kecil di- bahan kebutuhan dari masing-
bandingkan dengan nilai KHL PNS masing keluarga PNS. Sedangkan
Golongan III serta nilai KHL yang masih berstatus Lajang ke-
Golongan III lebih kecil dibanding- butuhannya lebih kecil dibanding-
kan dengan nilai KHL PNS Golongan kan dengan kebutuhan PNS yang
IV. Nilai KHL dari masing-masing telah berkeluarga.
PNS sesuai dengan golongan ruang
kepangkatannya memperlihatkan E. KHL PNS berdasarkan Jumlah
bahwa semakin tinggi golongan Anak (Bagi yang Sudah Menikah)
ruang kepangkatan PNS semakin
nilai KHL-nya. Apabila dianalisis lebih lanjut,
khususnya terhadap nilai KHL PNS
yang berstatus sudah kawin
D. KHL PNS berdasarkan Status (menikah) berdasarkan jumlah anak
Perkawinan yang dimiliki memperlihatkan
bahwa semakin banyak jumlah anak
Sesuai dengan amanat Undang- yang dimiliki oleh PNS, maka nilai
Undang Nomor 43 tahun 1999 KHL-nya juga semakin besar.
bahwa gaji PNS harus mampu Artinya, setiap tambahan anak akan
memenuhi kebutuhan hidup keluar- menambah kebutuhan atau beban
ganya, sehingga PNS yang ber- PNS yang harus ditanggung atau
sangkutan dapat memusatkan per- dipenuhi.
hatian, pikiran, dan tenaganya
hanya untuk melaksanakan tugas Berdasarkan hasil pengolahan
yang dipercayakan kepadanya. dan analisis data diperoleh bahwa
Mengacu pada hal tersebut, maka sebagian besar responden memiliki
dalam penelitian ini juga di- jumlah anak 1 sampai dengan 2
bandingkan antara KHL PNS ber- orang anak, selebihnya memiliki
dasarkan status perkawinannya. lebih dari 2 orang anak dengan
jumlah anak terbanyak yakni se-
Hasil pengolahan dan analisis banyak 7 orang anak (hanya 1 orang
data memperlihatkan bahwa nilai responden). Secara rinci, nilai KHL
KHL PNS yang berstatus sudah PNS berdasarkan jumlah anak yang
kawin/menikah (Rp 2.639.394,37) dimiliki masing-masing dapat di-
lebih besar dibandingkan dengan lihat pada Tabel 4.
nilai KHL PNS yang masih berstatus
Lajang/Bujangan (Rp 2.312.891,75).
Hasil tersebut merupakan kon-
sekuensi logis atas kebutuhan atau
beban yang harus dipenuhi oleh
setiap PNS, khususnya yang sudah
kawin (menikah), dimana suami/

170 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Tabel 4. Rata-rata Jumlah KHL PNS Secara rata-rata, perbedaan


per Bulan berdasarkan Jumlah atau selisih antara nilai KHL PNS
Anak. yang memiliki jumlah anak yang
Jumlah Anak
Jumlah KHL menjadi tanggungan sekolah 1
No. (Bagi yang Sudah sampai dengan 2 orang anak dengan
(Rupiah)
Menikah)
jumlah anak leih dari 2 orang anak
Tidak Mempunyai Anak
1. 2.392.908,51 adalah sebesar Rp 377.842,44.
(14 Keluarga PNS)
Anak 1 Orang (57 Meskipun demikian, selisih tersebut
2. 2.451.521,64
Keluarga PNS) masih belum dapat digeneralisir
Anak 2 Orang (101 mengingat tingkat variasi pen-
3. 2.541.877,00
Keluarga PNS) didikan yang diikuti oleh masing-
Anak 3 Orang (50
4.
Keluarga PNS)
2.642.385,87 masing anak PNS.
Anak 4 Orang (21
5. 2.780.950,99
Keluarga PNS)
6.
Anak 5 Orang (10
2.812.756,67
F. KHL PNS dan Bobot Jabatan
Keluarga PNS) sebagai Basis Dalam Penyusun-
Anak 6 Orang (3 an Struktur Gaji PNS
7. 3.020.433,33
Keluarga PNS)
8.
Anak 7 Orang (1
3.137.323,33 Nilai-nilai KHL sebagaimana
Keluarga PNS) yang telah diuraikan pada bagian
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2006).
sebelumnya selanjutnya diopera-
sionalisasikan untuk kemudian me-
Selanjutnya, apabila ditinjau nyusun Struktur Gaji PNS dengan
berdasarkan jumlah anak yang berbasis pada Bobot Jabatan.
menjadi tanggungan sekolah juga Adapun landasan yang digunakan
memperlihatkan perbandingan yang adalah mengacu pada Keputusan
paralel, dimana semakin banyak Kepala BKN Nomor 46B Tahun 2003,
jumlah anak yang menjadi tang- yakni dengan menggunakan 4
gungan sekolah PNS maka ke- (empat) Faktor Jabatan, yang ter-
butuhan atau nilai KHL-nya juga diri dari Tanggung Jawab, Kom-
semakin besar, dimana KHL untuk pleksitas Tugas, Pengetahuan, dan
jumlah anak lebih dari 2 orang Keterampilan. Selanjutnya, asumsi-
adalah sebesar Rp 2.581.200,11, asumsi yang digunakan adalah se-
sementara untuk yang kurang dari bagaimana yang telah diuraikan
ata sama dengan 2 orang anak pada Bab III.
adalah sebesar Rp 2.959.042,55. Berdasarkan nilai-nilai KHL
Kondisi ini mencerminkan bahwa yang telah diperoleh kemudian
KHL PNS ternyata berkorelasi signi- dapat diuraikan hasil simulasi
fikan dengan jumlah anak, baik dengan klasifikasi penetapkan Gaji
yang termasuk dalam tanggungan Pokok PNS Terendah (untuk PNS
sekolah maupun tidak. dengan Pangkat (Golongan Ruang)
Juru Muda (I/a) dengan Masa Kerja

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 171


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Golongan (MKG) 0 (nol) tahun Pusat, Pejabat Negara, dan


setara dengan KHL sebagai berikut: Pensiun, serta Rp 522,28
triliun untuk PNS Daerah
1. Berdasarkan nilai rata-rata KHL
Otonom.
PNS berstatus Lajang:
3. Berdasarkan nilai rata-rata KHL
a. Nilai Gaji PNS Terendah
Daerah Provinsi DKI Jakarta:
(Juru Muda (I/a), MKG 0
tahun: Rp 2.312.900,00. a. Nilai Gaji PNS Terendah
(Juru Muda (I/a), MKG 0
b. Nilai Gaji PNS Tertinggi
tahun: Rp 2.946.100,00.
(Pembina Utama (IV/e), MKG
32 tahun: Rp 23.127.700,00. b. Nilai Gaji PNS Tertinggi
(Pembina Utama (IV/e), MKG
c. Perbandingan antara Gaji
32 tahun: Rp 29.459.000,00.
Tertinggi dan Terendah: 1 :
10. c. Perbandingan antara Gaji
Tertinggi dan Terendah: 1 :
d. Total Kebutuhan Dana (Ang-
10.
garan) Negara adalah se-
besar Rp 692,54 triliun, d. Total Kebutuhan Dana (Ang-
dengan rincian Rp 228,52 garan) Negara adalah se-
triliun untuk PNS Pusat, besar Rp 861,52 triliun,
Pejabat Negara, dan Pensiun, dengan rincian Rp 270,48
serta Rp 464,01 triliun untuk triliun untuk PNS Pusat,
PNS Daerah Otonom. Pejabat Negara, dan Pen-
siun, serta Rp 591,04 triliun
2. Berdasarkan nilai rata-rata KHL
untuk PNS Daerah Otonom.
Daerah:
4. Berdasarkan nilai rata-rata KHL
a. Nilai Gaji PNS Terendah
Daerah Tertinggi dan Terendah:
(Juru Muda (I/a), MKG 0
tahun: Rp 2.603.300,00. KHL Daerah Tertinggi (Daerah
Kota Tarakan)
b. Nilai Gaji PNS Tertinggi
(Pembina Utama (IV/e), MKG a. Nilai Gaji PNS Terendah
32 tahun: Rp 26.031.900,00. (Juru Muda (I/a), MKG 0
tahun: Rp 2.979.200,00.
c. Perbandingan antara Gaji
Tertinggi dan Terendah: 1 : b. Nilai Gaji PNS Tertinggi
10. (Pembina Utama (IV/e), MKG
32 tahun: Rp 29.790.500,00.
d. Total Kebutuhan Dana (Ang-
garan) Negara adalah se- c. Perbandingan antara Gaji
besar sebesar Rp 770,05 Tertinggi dan Terendah: 1 :
triliun, dengan rincian Rp 10.
247,77 triliun untuk PNS

172 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

d. Total Kebutuhan Dana (Ang- c. Perbandingan antara Gaji


garan) Negara adalah se- Tertinggi dan Terendah: 1 :
besar Rp 870,36 triliun, 10.
dengan rincian Rp 272,67 d. Total Kebutuhan Dana (Ang-
triliun untuk PNS Pusat, garan) Negara adalah se-
Pejabat Negara, dan Pen- besar Rp 707,43 triliun,
siun, serta Rp 597,69 triliun dengan rincian Rp 232,22
untuk PNS Daerah Otonom. triliun untuk PNS Pusat,
Terendah (Daerah Kabupaten Pejabat Negara, dan Pen-
Sumedang) siun, serta Rp 475,21 triliun
untuk PNS Daerah Otonom.
a. Nilai Gaji PNS Terendah
(Juru Muda (I/a), MKG 0
VI. KESIMPULAN DAN
tahun: Rp 2.335.300,00.
REKOMENDASI
b. Nilai Gaji PNS Tertinggi
(Pembina Utama (IV/e), MKG A. Kesimpulan
32 tahun: Rp 23.351.300,00.
Beberapa butir kesimpulan
c. Perbandingan antara Gaji yang dapat diambil melalui hasil
Tertinggi dan Terendah: 1 : penelitian ini:
10.
1. Ditinjau dari sisi kesesuaian gaji
d. Total Kebutuhan Dana (Ang- yang diterima oleh PNS saat ini
garan) Negara adalah se- dengan: (1) KHL PNS; (2) upaya
besar Rp 698,51 triliun, yang telah diterapkan atau di-
dengan rincian Rp 230,01 gunakan oleh PNS; (3) daya
triliun untuk PNS Pusat, motivasi gaji yang diterima oleh
Pejabat Negara, dan Pen- PNS dalam bekerja dan ber-
siun, serta Rp 468,50 triliun prestasi; serta (4) rasa aman
untuk PNS Daerah Otonom. atau ketenangan bagi PNS dalam
5. Berdasarkan nilai rata-rata KHL bekerja dengan kondisi gaji
Kepangkatan (Golongan Ruang yang diterima oleh PNS saat ini
Kepangkatan): sebagian besar responden ber-
pendapat belum sesuai.
a. Nilai Gaji PNS Terendah
(Juru Muda (I/a), MKG 0 2. Sebagian besar responden
tahun: Rp 2.368.700,00. berpendapat bahwa rata-rata
besaran/nilai gaji yang dianggap
b. Nilai Gaji PNS Tertinggi adil dan layak oleh PNS untuk
(Pembina Utama (IV/e), MKG diterima setiap bulan sebesar Rp
32 tahun: Rp 23.685.600,00. 3.000.000,-.

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 173


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

3. Dari sisi Keadilan Internal PNS syaratkan bagi PNS dibandingkan


saat ini dapat disimpulkan dengan yang dipersyaratkan bagi
bahwa sebagian besar respon- Pegawai Swasta sudah setara/
den berpendapat bahwa gaji adil; (4) dengan kondisi Gaji
yang diterima oleh PNS saat ini: yang diterima oleh PNS saat ini
(1) belum memperhitungkan dibandingkan dengan Pegawai
Kinerja (Prestasi Kerja) yang Swasta masih belum memberi-
telah diberikan oleh PNS; (2) kan ketenangan bagi PNS; dan
sudah memperhitungkan Ke- (5) standarisasi gaji PNS yang
disiplinan masing-masing PNS; adil dan layak, antara gaji yang
(3) belum memperhitungkan diterima oleh PNS dengan gaji
Beban Kerja yang diemban/ yang diterima oleh Pegawai
dikerjakan oleh PNS; (4) sudah Swasta yang memiliki pekerjaan/
memperhitungkan keterampilan/ jabatan sejenis perlu distandari-
keahlian Kerja yang dimiliki oleh sasi.
PNS; dan (5) tidak setara/adil 5. Dalam penetapan Struktur Gaji
dengan gaji teman/rekan se- Pokok PNS Terendah (untuk
kerja sesama PNS yang memiliki
Pangkat Juru Muda) didasarkan
pekerjaan/jabatan yang sama (basis) pada KHL, yakni KHL
(relatif sama) dengan pekerjaan/ berbasis pada PNS berstatus
jabatan yang dikerjakan/dijabat Lajang (Simulasi I, yakni Rp
oleh PNS saat ini. 2.312.891,75), KHL berbasis
4. Dari sisi Keadilan Eksternal PNS pada rata-rata KHL Daerah
saat ini dapat disimpulkan ( S i mu l a s i II, ya k n i Rp
bahwa sebagian besar res- 2.603.323,62), KHL berbasis
ponden berpendapat bahwa: (1) pada KHL Daerah Provinsi DKI
besaran/nilai Gaji yang diterima Jakarta (Simulasi III, yakni Rp
oleh PNS saat ini dengan 2.946.055,13), KHL berbasis
besaran/nilai gaji yang diterima pada KHL Daerah Tertinggi dan
oleh Pegawai Swasta belum/ Terendah (Simulasi IV, Tertinggi
tidak setara/adil; (2) besaran/ yakni KHL Kota Tarakan Rp
nilai gaji yang diterima oleh PNS 2.979.203,57 dan Terendah
saat ini berdasarkan beban kerja yakni KHL Kabupaten Sumedang
yang diemban/dikerjakan oleh Rp 2.335.252,08), dan KHL
PNS dibandingkan dengan beban berbasis pada KHL berbasis
kerja yang diemban/dikerjakan Golongan Ruang Kepangkatan
oleh Pegawai Swasta belum/ PNS (Simulasi V, yakni Golongan
tidak setara/adil; (3) besaran/ I Rp 2.368.687,71). Hasil ini me-
nilai gaji yang diterima oleh PNS rupakan acuan (tolok) untuk
saat ini berdasarkan Keteram- kemudian digunakan dalam me-
pilan/Keahlian Kerja yang diper- nyusun Struktur Gaji PNS sesuai

174 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

dengan masing-masing Bobot (Rp 606.448,88), Komponen


Jabatan pada setiap tingkatan Sandang (Rp 454.647,90), Kom-
jabatan yang ada. ponen Kesehatan (Rp 175.427,11),
K o mp on en Re krea si da n
6. KHL masing-masing Daerah yang
Tabungan (Rp 171.392,61), Kom-
disurvei bervariasi satu sama
ponen Pendidikan (Rp 67.289,61),
lain, dimana KHL Daerah yang
Komponen Transportasi (Rp
tertinggi adalah KHL Daerah
120.866,20), dan Komponen
Kota Tarakan, yakni rata-rata
Aktivitas Sosial (Rp 47.847,08).
sebesar Rp 2.979.203,57, sedangkan
KHL Daerah yang paling rendah 9. Berdasarkan Status Perkawinan,
adalah KHL Daerah Kabupaten maka KHL bagi PNS yang sudah
Sumedang, yakni rata-rata se- menikah adalah rata-rata se-
besar Rp 2.335.252,08. besar Rp 2.639.394,37, sedang-
7. KHL berdasarkan Kepangkatan kan bagi PNS yang berstatus
Lajang adalah rata-rata sebesar
juga memperlihatkan perbedaan
Rp 2.312.891,75. Adapun untuk
satu sama lain, dimana untuk
PNS yang berstatus sudah me-
KHL dengan Pangkat Juru Muda
nikah (berkeluarga) yang tidak
sampai dengan Juru Tingkat I
mempunyai anak adalah rata-
adalah rata-rata sebesar Rp
rata sebesar Rp 2.392.908,51,
2.368.687,71, KHL dengan Pangkat
sedangkan yang mempunyai 1
Pengatur Muda sampai dengan
sampai dengan 2 anak adalah
Pengatur Tingkat I adalah rata-
rata-rata sebesar Rp 2.496.699,32,
rata sebesar Rp 2.515.482,16,
sedangkan bagi yang mempunyai
KHL dengan Pangkat Penata
lebih dari 2 anak (hasil survei
Muda sampai dengan Penata
maksimum 7 anak) adalah rata-
Tingkat I adalah rata-rata se-
besar Rp 2.774.592,35, dan rata sebesar Rp 2.878.770,04.
untuk KHL dengan Pangkat Pem- 10. Berdasarkan hasil perbandingan
bina sampai dengan Pembina antara PNS yang berstatus sudah
Tingkat I adalah rata-rata se- menikah yang memiliki anak
besar Rp 2.861.103,51. yang sudah sekolah, maka dapat
disimpulkan bahwa KHL untuk
8. Apabila ditinjau berdasarkan
PNS yang memiliki 1 sampai
masing-masing komponen KHL,
dengan 2 anak yang bersekolah
maka dapat disimpulkan bahwa
adalah rata-rata sebesar
KHL tertinggi terdapat pada
Rp 2.581.200,11, sedangkan
Komponen Perumahan, yakni
bagi yang memiliki lebih dari 2
dengan rata-rata sebesar Rp
anak yang bersekolah adalah
964.434,23. Kemudian secara
rata-rata sebesar Rp 2.959.042,55.
berurutan diikuti oleh Kom-
ponen Makanan dan Minuman

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 175


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

11. Berdasarkan simulasi Struktur B Tahun 2003, sehingga Sistem


Gaji PNS pada seluruh simulasi Penggajian PNS ke depan yang
yang dihasilkan dalam peneliti- berbasis Bobot Jabatan dapat
an, Gaji PNS pada setiap ting- segera direalisasikan.
katan jabatan telah memenuhi 4. Untuk dapat mengimplementasi-
aspek Keadilan Eksternal, di- kan Struktur Gaji PNS ber-
mana besaran/nilai Gaji PNS dasarkan simulasi-simulasi yang
pada seluruh simulasi dimaksud dihasilkan melalui penelitian ini,
relatif selaras dengan Gaji maka dituntut dukungan dan
Pegawai Sektor Swasta (PT. good will Pemerintah untuk me-
SUCOFINDO dan PT. TELKOM). nyediakan anggaran negara se-
cara memadai.
B. Rekomendasi 5. Dengan ditetapkannya Sistem
Penggajian yang baru yang
Beberapa butir rekomendasi berbasis Bobot Jabatan di-
yang dapat diusulkan melalui hasil maksud, hendaknya diikuti oleh
penelitian ini: perubahan-perubahan pada ber-
1. Dalam penetapan Gaji Pokok bagai sektor lainnya sebagai
PNS terendah hendaknya di- pre-requisite, seperti Sistem
dasarkan pada Standar Ke- Penilaian Kinerja PNS, Sistem
butuhan Hidup Layak (KHL) PNS Pensiun, Akuntabilitas PNS dan
dengan mempertimbangkan Organisasi, Penatalaksanaan
rata-rata KHL seluruh Daerah, Organisasi, Sistem Penganggar-
sehingga dapat memenuhi ke- an, dan lain-lain.
butuhan PNS dan Keluarganya 6. Dalam kaitannya dengan Ke-
sesuai dengan amanat Undang- adilan Eksternal, hendaknya
Undang Nomor 43 Tahun 1999. penetapan besaran Gaji Pokok
2. Komponen-komponen yang di- PNS pada seluruh tingkatan
gunakan dalam menghitung KHL jabatan dilakukan dengan mem-
dalam penelitian dapat diper- pertimbangkan besaran Gaji
timbangkan untuk ditetapkan Pokok Pegawai pada seluruh
dan dibakukan sebagai Pedoman tingkatan jabatan pada Sektor
dalam penyusunan KHL PNS Swasta.
secara nasional.
3. Dalam menyusun Sistem Gaji
PNS di masa mendatang perlu
didasarkan pada hasil pelak-
sanaan Evaluasi Jabatan sesuai
dengan Keputusan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 46

176 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

REFERENSI TERPILIH
Kepala Badan Kepegawaian Negara.
2004. Implementasi Arah
Affandi, M. Joko. 2000. Beberapa
Kebijakan Manajemen Kepe-
Pokok Pikiran tentang
gawaian. Materi Rapat Koor-
Peningkatan Kesejahteraan
dinasi Pendayagunaan Apa-
Pegawai Negeri Sipil. Pusat
ratur Negara Tingkat Nasio-
Penelitian dan Pengembang-
nal Tahun 2004, 2-4 Maret
an Badan Kepegawaian
2004, Makasar.
Negara, Jakarta.
Manihuruk, A. E. 1998. 50 Tahun
Dessler, Gary. 1997. Manajemen
Pengabdian BAKN: Uraian
Sumber Daya Manusia. Edisi
Singkat dan Tumbuh Kem-
Bahasa Indonesia, Jilid 2.
bangnya BAKN. Badan Admi-
Prenhallindo, Jakarta.
nistrasi Kepegawaian Negara,
Dewan Ketahanan Nasional. 1999. Jakarta.
Hasil Penelitian. Sekretariat
Martocchio, Joseph J. 2004. Stra-
Jenderal Ketahanan Nasio-
tegic Compensation: A
nal, Jakarta.
Human Resouce Management
Effendi, Sofian. 1999. Prestasi Approach. 3rd Edition.
Kerja Penting Dibanding Pearson Education, Upper
Pangkat. Majalah Netral. Saddle River, New Jersey.
Nomor 01, Tahun I Bulan
Mathis, Robert L. dan Jackson, John
Desember 1999.
H. 2002. Manajemen Sumber
Flippo, E. B. 1984. Personnel Daya Manusia. Buku 2,
Management. Mc. Graw Hill Terjemahan. Salemba Empat,
Inc., Singapore. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2001. Mana- Megginson, Leon C. 1981. Per-
jemen Personalia dan Sumber- sonnel Management: A
daya Manusia. Edisi 2. BPFE, Human Resources Approach.
Yogyakarta. Richard D. Irwin Inc.
Indarto, Walujo D. 2004. Sistem Milkovich, Carolyn and Newman,
Penggajian, Insentif Pegawai Jerry M. 2005. Compen-
Negeri Sipil, dan Reformasi sation. 8th Edition. McGraw-
Birokrasi. Bunga Rampai Hill International Edition,
Hasil Penelitian, Badan Singapore.
Analisa Fiskal, Jakarta.
Robbins, S. P. 1998. Organization
Theory: Strcture, Design and
Application. 3rd Edition.
Prentice Hall International

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian 177


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS

Editions Inc., New Jersey, aturan Gaji Pegawai Negeri


USA. Sipil.
Seldadyo, Ha rry. 200 5. G a j i Peraturan Menteri Tenaga Kerja
P e ga wa i d a n K oru p si . dan Transmigrasi Nomor Per-
K o mp a s, 17 J u ni 200 5. 17/MEN/2005 tentang Kom-
Harian Kompas, Jakarta. ponen dan Pelaksanaan
Tahapan Pencapaian Kebu-
Simanjuntak, Pa yama n . 1985.
tuhan Hidup Layak.
Pengantar Ekonomi Sumber
Daya Manusia. Lembaga Himpunan Peraturan Kepegawaian.
Penerbit Fakultas Ekonomi, Buku I – VII. Badan Kepe-
Universitas Indonesia. gawaian Negara, Jakarta.
Tim Peneliti Badan Kepegawaian
Negara. 2000. Peta Potensi
Kepegawaian: Kasus Guru di
Tiga Propinsi. Pusat Peneliti-
an dan Pengembangan Badan
Kepegawaian Negara, Jakarta.
Tjiptoherijanto, Prijono. 2002.
Kualitas Aparatur Peme-
r i n ta h E ra Re forma si .
Wacana Pengembangan Ke-
pegawaian, Badan Kepe-
gawaian Negara, Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan
RI:
Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian.
Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2007 (Tanggal 10
Januari 2007) tentang Per-
ubahan Kesembilan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor
7 Tahun 1997 tentang Per-

178 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian

Anda mungkin juga menyukai