Anda di halaman 1dari 11

REMUNERASI DAN RASA KEADILAN MASYARAKAT

Oleh : LAILA SARI- 031417437

Abstract
The acceptance of remuneration allowance for civil servants or members of bureaucracy has
disturbed people's sense of justice. It is due to services performances that still unwell managed, and
many of our people still live in bad condition, such as malnutrition, unemployment, broken school
buildings, and poverty. Therefore, civil bureaucrats should balance it with real actions. In particular
they must be friendly, uncorrupt, and unpicky. While in general, civil bureaucrats should improve
their performances in each functions and duties, either as village or sub-dictrict apparatus, police,
military, in legal, and so forth. Those steps should be accompanied by a spesific performance
evaluation's parameters and community involvement.

Keywords :remuneration, sense of justice, performance reforms

PENDAHULUAN Yang perlu diperhatikan dalam pemberian


insentif adalah ukuran kinerja yang jelas dan
obyektifitas dalam pemberiannya.
Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar Remunerasi atau pemberian dana tunjangan
informasi baik melalui media massa maupun dari khusus bagi pegawai di lingkungan Kementerian
mulut ke mulut tentang penerimaan dana dan lembaga mulai dilaksanakan pada tahun
2008
remunerasi bagi sejumlah Pegawai Negeri Sipil dengan pilot project di tiga lembaga yaitu
(PNS) atau anggota organisasi birokrasi. Jumlah Departemen Keuangan (Depkeu), Badan
yang diterima berkisar antara tiga sampai Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Mahkamah
sepuluh kali gaji sebelumnya. Jumlah yang Agung (MA). Pada Tahun 2010 remunerasi
fantastis dan menggembirakan bagi mereka yang birokrasi akan dilaksanakan di 1
menerimanya. Padahal, birokrasi Indonesia 2 Kementerian/Lembaga. Anggaran untuk
secara riil masih banyak mengecewakan. Dalam pelaksanaan remunerasi tersebut mencapai lebih
beberapa survey yang sudah dilakukan kurang Rp 10 Triliun. Kementerian/Lembaga
menunjukkan bahwa nilai capaian kinerja yang akan melaksanakan sistem REMUNERASI
birokrasi dalam hal produktifitas, kualitas adalah Kejaksaan Agung, Departemen
layanan, responsivitas, responbilitas dan Pertahanan, Departemen Hukum dan HAM,
akuntabilitas masih rendah. Dari segi orientasi Kantor Menko Perekonomian, Kantor Menko
pelayanan, cenderung tidak sepenuhnya Kesra, Kantor Menko Polhukam, Kantor Meneg
mencurahkan waktu dan tenaganya untuk untuk PPN/Bappenas, Kepolisian Negara RI, Lembaga
melayani masyarakat. Pelayanan yang tidak Administrasi Negara, BKN dan BPKP.
ramah, berbelit-belit, tidak transparan, tidak ada Meski sudah dilaksanakan, beberapa pihak
kepastian, sombong, cuek, mata duitan, serta mulai meragukan manfaat dari remunerasi yang
berbagai perilaku buruk birokrasi senantiasa dikatakan merupakan salah satu strategi
muncul dalam pelayanan birokrasi di Indonesia. reformasi birokrasi. Pengamat politik Andrinof A
Dari penilaian masyarakat tentang kinerja Chaniago menduga remunerasi justru akan
pelayanan birokrasi tersebut maka pemerintah menimbulkan dampak negatif karena akan
telah berupaya untuk mereformasinya, dan salah menimbulkan degradasi mental bagi pegawai di
satu upaya untuk mereformasi birokrasi di instansi lain yang tidak terkena remunerasi.
Indonesia yang mulai dicoba dilaksanakan adalah Lebih lanjut dikatakan, Anggaran untuk
pemberian remunerasi. Remunerasi adalah remunerasi akan lebih baik jika digunakan dalam
pemberian tunjangan atau insentif bagi para perbaikan sistem rekruitmen pegawai dan
Pegawai Negeri Sipil disamping gaji tetap yang penataan organisasi pemerintah. Selain itu
diterimanya. mantan presiden Megawati Soekarno Putri
Remunerasi sebagai bagian dari reformasi mengkritik bahwa dengan adanya pemberian
birokrasi merupakan terobosan yang dicoba tunjangan remunerasi tersebut, pemerintah telah
dilaksanakan di Indonesia dengan harapan dapat mengkerdilkan arti reformasi bi rokrasi i tu
mendorong individu dan organisasi memiliki sendiri. Mantan Menko Perekonomian Rizal
kinerja yang baik. Ukuran kinerja merupakan Ramli mengatakan bahwa menurutnya biaya
ukuran yang dipakai dalam pemberian insentif. untuk reformasi birokrasi yang
hambatan internal
mencapai Rp 13,92 Trilyun di APBN-P 2010 itu
amat mahal (http://www.media indonesia.com
diunduh pada 26 Mei 2001 jam 11.35 WIB).
Sadar akan pendapat pro dan kontra di
dalam masyarakat, maka dalam rangka
memperoleh kepastian bahwa program reformasi
birokrasi dilaksanakan secara sungguh-sungguh
di semua instansi pemerintah yang telah
menerima tunjangan remunerasi tesebut,
pemerintah telah menyiapkan parameter untuk
mengevaluasi pelaksanaan remunerasi tersebut.
Sementara itu di sisi lain, kita menyaksikan
juga kondisi di beberapa masyarakat yang masih
sangat memprihatinkan. Selain kinerja pelayanan
yang masih sangat amburadul, masih banyak
gedung sekolah yang hampir roboh, adanya
balita penyandang gizi buruk, masih banyaknya
pengangguran, masih banyaknya kemiskinan,
dan lain-lain. Kontroversi fakta tersebutlah yang
akan kita bahas di sini. Dengan fokus utama
untuk menjawab pertanyaan : apakah pemberian
tunjangan remunerasi yang jumlahnya fantastis
tersebut mengusik arsa keadilan dalam
masyarakat?

PEMBAHASAN

B.1. Reformasi Birokrasi dan Remunerasi


Ada beberapa alasan atau variabel alasan
kenapa birokrasi itu harus direformasi (Budi
Setiyono; 2004, hlm 129-142) :
1. Ketidakpuasan masyarakat luas kepada
pemerintah, karena dianggap pemerintah
memiliki organisasi yang terlalu besar,
selalu melakukan campur tangan, dan cara
tindaknya telah usang.
2. Adanya globalisasi dan perdagangan bebas
yang menuntut pemerintah untuk dapat
memenuhi keinginan dan melayani
kebutuhan pasar.
3. Munculnya teori-teori ekonomi baru yang
menyebabkan kinerja pemerintah yang
menggunakan paradigma lama harus segera
dirubah.
4. Adanya perkembangan teknologi yang
mensyaratkan pemerintah harus mampu
mengadopsinya.
5. Telah munculnya gerakan reformasi sejak
tahun 1998 yang sampai saat ini masih
stagnan.
6. Telah munculnya era otonomi daerah sejak
tahun 1999 yang menuntut perubahan
paradigma, mindset, dan komitmen
pemerintah.
Selama ini kinerja birokrasi sering
dipandang tidak optimal akibat adanya
monetary payment for services rendered, as in an
employment. Usage of the word is considered
maupun hambatan eksternal. Sorensen (Budi formal."
Setiyono; 2004, hlm 111) mengemukakan Remunerasi adalah merupakan imbalan atau
bahwa setidaknya ada enam faktor yang balas jasa yang diberikan perusahaan kepada
menyebabkan peran dan fungsi birokrasi tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang
tidak optimal dalam memberikan pelayanan telah diberikannya dalam rangka mencapai
kepada masyarakat : tujuan
- Tiadanya iklim kompetisi dalam model
bekerjanya birokrasi
- Sumber pendapatan yang tidak berasal
dari usaha organisasinya sendiri
- Tiadanya ukuran kinerja
- Tiadanya insentif
- Tiadanya tantangan administratif
kepada pejabat birokrasi secara
personal
- Tiadanya kepemimpinan yang aktif
Sementara itu Agus Dwiyanto (2006; hlm 37),
memberikan ide tentang reformasi birokrasi yaitu
:
1. Perubahan struktur birokrasi;
perubahan struktur ini dilakukan
sehingga pelayanan menjadi sederhana
dan responsif
2. Perubahan non-srtuktur (atau kultur)
birokrasi ; yaitu melakukan perubahan
budaya dan etika pelayanan
3. Perubahan lingkungan ; maksudnya
adalah lingkungan birokrasi itu sendiri
sehingga akan muncul kontrol yang
efektif terhadap p e r i l a k u- pe r i l a
ku b i r ok ra s i ya ng menyimpang.
Dari beberapa ide atau masukan tentang
cara, makna, dan langkah reformasi
birokrasi, maka pemerintah Republik
Indonesia berdasar pada beberapa kajian
yang telah dilakukan, kemudian memilih
untuk menerapkan prinsip-prinsip
pemberian insentif bagi pegawainya yang
dikenal dengan istilah remunerasi.
Remunerasi adalah sebuah kata yang
sulit diingat. Beberapa orang kadang salah
menulis dan melafalkan kata
remunerasi. Ada yang mengatakan
remonerasi, ada pula yang menuliskan
renumerasi. Yang benar adalah
REMUNERASI. Arti harafiahnya adalah
"payment" atau penggajian, bisa juga uang.
Menurut PP Nomor 69 Tahun 2010
remunerasi adalah tambahan penghasilan
yang diberikan untuk meningkatkan
kinerja. Sedangkan pengertian resmi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah pemberian hadiah (penghargaan atas
jasa dsb); imbalan. Remunerasi berasal dari
bahasa Inggris yaitu Remuneration.
Wikipedia memberi penjelasan,
"Remuneration is pay or salary, typically a
perusahaan. Pengertian ini mengisyaratkan
kenaikan gaji ini, didasarkan pada penerapan
bahwa keberadaannya di dalam suatu organisasi reformasi birokrasi di departemen lainnya.
perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja.
Keputusan Presiden (Keppres) Republik
Sebab, akan terkait langsung dengan pencapaian
Indonesia (RI) Nomor:195/VII/2009 tanggal 27
tujuan perusahaan. Remunerasi yang rendah
juli 2009 tentang Perbaikan Gaji PNS dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik dilihat
Tunjangan (REMUNERASI) menjadi Keppres
dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi
paling disukai oleh sebagian besar Pegawai
kelangsungan
Negeri
hidup perusahaan. Tujuannya, tercipta good Sipil di seluruh Indonesia. Karena Kepres RI No
governance, salah satunya dengan menaikkan 195/VII/2009 menyebutkan tentang Kenaikan
kesejahteraan sampai pada tingkat kebutuhan Gaji dan Tunjangan PNS terdapat perubahan
hidup layak. yang sangat signifikan melebihi 100 persen.
Dalam rangka mewujudkan tata kelola Besaran Kenaikan Gaji Menurut Keputusan
pemerintahan dan pelayanan publik yang baik, Presiden (Kepres) RI Nomor:195/VII/2009
sejak tahun 2008 pemerintah telah memberikan disesuaikan berdasarkan Golongan dengan
remunerasi pada beberapa kementerian/lembaga rincian sebagai berikut :
yang telah dan sedang melakukan reformasi ⬩ Besaran Gaji PNS Golongan I menurut
birokrasi. Diharapkan pada tahun 2011 ini, seluruh Keppres No:195/VII/2009 tanggal 27 Juli
proses reformasi birokrasi akan tuntas 2009 adalah sebesar Rp.3.000.000,- (Tiga
dilaksanakan pada semua kementerian/lembaga. Juta Rupiah).
Secara teoritis dapat dibedakan dua sistem ⬩ Besaran Gaji PNS Golongan II menurut
remunerasi, yaitu yang mengacu kepada teori Karl Keppres No:195/VII/2009 tanggal 27 Juli
Mark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik. 2009 adalah sebesar Rp.5.000.000,- (Lima
Kedua teori tersebut masing-masing memiliki Juta Rupiah).
kelemahan. Oleh karena itu, sistem pengupahan ⬩ Besaran Gaji PNS Golongan IIIa/IIIb
yang berlaku dewasa ini selalu berada diantara dua menurut Keppres No:195/VII/2009 tanggal
sistem tersebut. Berarti bahwa tidak ada satupun 27 Juli 2009 adalah sebesar Rp.7.500.000,-
pola yang dapat berlaku umum. Yang perlu (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
dipahami bahwa pola manapun yang akan ⬩ Besaran Gaji PNS Golongan IIIc/IIId
dipergunakan seyogianya disesuaikan dengan menurut Keppres No:195/VII/2009 tanggal
kebijakan remunerasi masing-masing perusahaan 27/7/2009 adalah sebesar Rp.8.500.000,-
dan mengacu kepada rasa keadilan bagi kedua (Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
belah pihak (perusahaan dan karyawan). Besarnya ⬩ Besaran Gaji PNS Golongan IVa/IVb
tingkat remunerasi untuk masing-masing menurut Keppres No:195/VII/2009 tanggal
perusahaan adalah berbeda. Perbedaan tersebut 27 Juli 2009 adalah sebesar Rp.9.500.000,-
disebabkan oleh beberapa faktor yang (Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
mempengaruhinya diantaranya, yaitu permintaan ⬩ Besaran Gaji PNS Golongan IVc/IVd/IVe
dan penawaran tenaga kerja, kemampuan menurut Keppres Nomor 195/VII/2009
perusahaan, kemampuan dan keterampilan tenaga tanggal 27 Juli 2009 adalah sebesar
kerja, peranan perusahaan, serikat buruh, besar Rp.12.000.000,- (Dua Belas Juta Rupiah).
kecilnya resiko pekerjaan, campur tangan
pemerintah, dan biaya hidup. Menurut Wahyudi Kumorotomo (2005; hlm
Dilihat dari sistem pemberiannya 21-24) dalam teori administratif ada dua model
remunerasi dapat dibedakan atas prestasi kerja, sistem penggajian pegawai yaitu : (1) behavior
lama kerja,
senioritas atau lama dinas, kebutuhan, dan premi oriented contract yakni sistem penggajian
atau upah borongan. Di Indonesia, kebijakan pemerintahan yang akan datang. Besarnya
remunerasi diterapkan dengan sistem penggajian
yang adil karena disesuaikan berdasarkan kinerja
PNS. Dengan sistem remunerasi ini gaji pegawai
di lingkungan pemerintahan bersangkutan naik
secara signifikan.
Gaji sebagian besar pegawai negeri yang
mendapat remunerasi diperkirakan akan naik
paling tinggi 10 kali lipat dari besarnya gaji yang
diterima biasanya. Kenaikan ini seiring dengan
upaya perbaikan kesejahteraan seluruh pegawai
pemerintah baik pusat maupun daerah pada
pegawai berdasarkan pembayaran tetap dan produktifitas dan kinerja yang jelek. Model
penetapan alokasi anggaran, (2) outcome pembayaran yang tetap (fixed salaries)
oriented contract yakni sistem penggajian membuat birokrasi akan mendapatkan gaji yang
pegawai yang berdasarkan pada komisi dan konstan, walaupun mereka mungkin memiliki
pengaturan harga. Penerapan sistem produktifitas dan kinerja yang baik. Situasi ini
pembayaran birokrasi Indonesia berdasar menyebabkan pegawai bekerja tanpa motivasi
behaviour oriented contract seringkali untuk dapat berprestasi sebaik-
membuat para pegawai memiliki
baiknya, karena bila mereka berprestasi tetap wilayah. Keberhasilan TNI dalam
tidak akan ada tambahan penghasilan. bertempur melawan perompak Somalia,
patut diteruskan jiwa kepahlawanannya.
B.2. Upaya-upaya Jangka Pendek
b.3. Untuk Ditjen Pajak : dari beberapa bagian di
Jika remunerasi sudah diterima sedangkan Kementerian Keuangan, Ditjen Pajak adalah
pelayanan masih semaunya sendiri dan bagian yang paling disorot masyarakat.
amburadul, dan kondisi sebagian masyarakat Oleh karena itu mereka harus berbenah
yaitu :
masih memprihatinkan, tentu hal ini akan sangat memperbaiki mindset nya dengan
mengusik rasa keadilan masyarakat. Untuk menganggap bahwa mereka adalah bagian
mengatasi terusiknya rasa keadilan masyarakat, dari keluarga besar negara Indonesia.
maka organisasi birokrasi harus berbenah Dengan besarnya jumlah pajak yang akan
sesegera mungkin agar tunjangan remunerasi diterima oleh negara berarti adalah
yang sudah dinikmatinya juga berimbas pada pendapatan buat keluarganya, karena
kinerja pelayanan kepada masyarakat. Di bawah nantinya pendapatan itu untuk membiayai
ini adalah pendapat atau saran tentang langkah- program-program pembangunan yang
langkah atau program jangka pendek yang harus dibutuhkan bagi masyarakat di negaranya.
segera dilaksanakan. Ide ini sifatnya sederhana Dengan demikian tidak akan ada keinginan
tetapi tepat sasaran sehingga apabila organisasi untuk mengkhianati keluarganya.
birokrasi sudah mampu melaksanakan langkah- b.4. Untuk Dinas Pendidikan Nasional : yang
langkah ini, maka rasa keadilan masyarakat itu utama adalah tidak korup terhadap
akan teratasi. Hal-hal yang harus dibawah ini, pungutan- pungutan dari anak didiknya,
mengacu pada pendapatnya Keating dalam Budi terutama pengadaan buku-buku pelajaran.
Setiyono (2007; hlm 24), yang menyatakan Selain itu juga selalu mengingatkan para
bahwa kesuksesan sebuah sistem guru yang sudah memperoleh sertifikasi
pemerintahan bergantung kepada sikap dan guru untuk selalu berkarya dan
karakter pemerintah yang HARUS DEKAT meningkatkan kualitasnya.
dengan karakter dan nilai- nilai masyarakatnya b.5. Untuk Aparat Kelurahan dan Kecamatan :
(meliputi struktur, cara kerja, sumber meningkatkan pelayanan dalam pengurusan
kewenangan, dan lain-lain). Secara rinci, KTP, KK, surat pindah, dan surat
langkah-langkah jangka pendek itu ialah : keterangan lainnya, dengan penyelesaian
a. Secara umum : seluruh pegawai birokrasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan
yang melakukan pelayanan kepada dengan biaya yang serendah-rendahnya.
masyarakat harus bersikap ramah, terbuka Kalau mampu (harus diusahakan) selesai
terhadap kritik, dan tidak pilih-pilih (tidak dalam satu hari karena banyak penduduk
membedakan masyarakat dari yang bekerja sehingga hanya butuh ijin satu
penampilannya atau karena kenal/tidak hari.
kenal). Hanya tiga sikap itu yang dituntut b.6. Untuk Aparat hukum : selama ini yang
oleh masyarakat, sedangkan sikap yang perusuh-perusuh baik internal maupun
berbelit-belit, tidak efisien dan tidak efektif eksternal, terutama di daerah-daerah
akan dengan sendirinya tercapai apabila perbatasan yang rawan sengketa batas
ketiga sikap di atas sudah berhasil
diterapkan.
b. Secara khusus :
b.1. Untuk POLRI : selalu standby di tempat-
tempat yang rawan ketertiban, misalnya di
titik-titik kemacetan dan tempat-tempat
umum, misalnya terminal, stasiun, dan
pasar. Dalam menjalan fungsi penyidikan
dan penyelidikan harus betul-betul
independen dan tidak lagi melalukan
pungutan-pungutan tanpa dasar. Selain itu
juga meningkatkan kualitas pelayanan dan
pelayanan pembuatan SIM dan STNK yaitu
dengan waktu yang lebih singkat dan biaya
yang lebih ringan.
b.2. Untuk TNI : tingkatkan kewaspadaan pada
dikeluhkan adalah adanya suap, suap, dahulu menjadi Rp 5 juta, kemudian Rp 2,5
dan suap. Yang benar menjadi salah juta, kemudian Rp 1 juta, dan akhirnya bisa
dan yang salah menjadi benar karena bekerja dengan independen tanpa suap
suap. Oleh karena itu yang harus sepeserpun.
dilakukan adalah dengan menolak suap b.7. Untuk Aparat BPN : dalam melakukan
dari siapapun dengan alasan apapun. pelayanan pengurusan bidang pertanahan
Kalau misalnya secara tiba-tiba tidak atau dokumen kepemilikan tanah, mulai dari
boleh menerima dianggap terlalu berat, Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna
maka bisa dilakukan dengan sedikiti Usaha, atau peralihan hak atas tanah, harus
demi sedikit. Misalnya kalau awalnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan
biasa menerima suap sebesar Rp 10 biaya yang serendah-rendahnya. Tidak
juta, maka bisa diperkecil terlebih
melakukan manipulasi data pertanahan
pasti menginginkan yang terbaik untuk
dengan alasan apapun dan atas tekanan negaranya. Tetapi kalau mereka membenci
siapapun.
negaranya, maka apapun yang dilakukan
B.3. Upaya-upaya Evaluasi oleh negaranya tidak akan pernah berarti,
Berdasar pada hasil penelitian yang pernah selalu salah, selalu tidak betul, sehingga
dilakukan oleh penulis pada tahun 2010 yang negara akan sangat sulit untuk
lalu, dengan judul “Persepsi Mahasiswa Fisip memberlakukan kebijakan-kebijakannya.
Undip terhadap Kebijakan Remunerasi”,
Intinya, birokrasi tidak akan mampu
menunjukkan bahwa sebanyak 69% responden
melakukan reformasi dalam kinerjanya jika
menyatakan setuju atas diberlakukannya
hanya mengandalkan pada usahanya sendiri
kebijakannya remunerasi tersebut. Hasil
kecuali dibantu oleh pihak lain. Dan pihak lain
penelitian ini bisa dikatakan sebagai faktor
yang paling jitu untuk membantu melakukan
pendorong bagi pegawai birokrasi untuk
reformasi kinerja adalah pengguna atau user atau
melakukan perbaikan-perbaikan kinerja di semua
masyarakat itu sendiri.
sektor dan tahapan pelayanan kepada
masyarakat. Karena dukungan dari mahasiswa
sejatinya sangat sulit untuk diperoleh apalagi PENUTUP
berkaitan dengan penggunaan uang negar yang
tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu agar Berdasarkan pada uraian pembahasan dia
perbaikan-perbaikan atau langkah-langkah atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
reformasi bisa diketahui kena sasaran atau tidak, berikut :
sesuai dengan tujuan tidak, maka harus dilakukan 1. Bahwa penerimaan tunjangan remunerasi
evaluasi. Evaluasi ini digunakan untuk bagi PNS atau anggota birokrasi yang telah
memastikan sedini mungkin bahwa dana yang dimulai sejak tahun 2006 ternyata mengusik
telah dikeluarkan tidaklah sia-sia. rasa keadilan masyarakat.
Seperti telah disinggung di muka, bahwa 2. Terusiknya rasa keadilan masyarakat ini
pemerintah saat ini sedang menyiapkan dikarenakan kinerja pelayanan pemerintah
parameter untuk mengukur keberhasilan yang masih amburadul, dan banyak
kebijakan remunerasi ini. Meskipun begitu, masyarakat kita yang masih dalam kondisi
upaya untuk mengevaluasi tidak akan pernah memprihatinkan, misalnya menganggur,
berhasil jika hanya dilakukan oleh pemerintah gizi buruk, gedung sekolah yang ambruk,
saja. Ibarat kuman di seberang lautan tampak, miskin, dan sebagainya.
gajah di pelupuk mata tak tampak, maka evaluasi 3. Oleh karena itu, untuk mengurangi atau
ini juga harus melibatkan pihak lain, teruma bahkan menghilangkan terusiknya rasa
pengguna atau konsumen atau masyarakat itu keadilan masyarakat tersebut, maka pegawai
sendiri. Karena pemerintah jelas tidak mungkin birokrasi yang telah menerima tunjangan
untuk melihat dengan kacamatanya sendiri apa remunerasi harus mengimbanginya dengan
saja kelemahan- kelemahan, kekurangan- langkah-langkah nyata dan sesegera
kekurangan, dan ketidalpantasan yang ada pada mungkin, ramah, tidak korup, dan tidak
dirinya. Disinilah peran masyarakat sangat pilih- pilih adalah 3 sikap yang sangat
dibutuhkan, yaitu dalam hal memberi saran, didambakan oleh masyarakat.
kritik, masukna, dan pendapat yang membangun. 4. Selain itu aparat pemerintah atai pegawai
Masyarakat yang mampu melakukan birokrasi harus melakukan perbaikan
pengawasan atau evaluasi ini ada syaratnya, kinerjanya dalam masing-masing tugasnya,
yaitu antara lain : apakah sebagai aparat kelurahan,
1. Masyarakat dengan pendidikan yang kecamatan, kepolisian, TNI, hukum, dan
memadai. Pendidikan disini bukan hanya sebagainya.
pendidikan formal saja tetapi juga 5. Untuk memastikan bahwa perbaikan kinerja
pendidikan non formal dan informalnya. yang sudah dilakukan telah berhasil, maka
Artinya, dibutuhkan sekelompok orang yang dibutuhkan evaluasi kinerja dengan
rasional dan berhati dan berkepala “dingin”. parameter yang jelas dan juga melibatkan
2. Bukan masyarakat yang kaku atau keras masyarakat sebagai pengguna.
kepala, misalnya hanya bisa mengatakan Sedangkan saran yang diberikan adalah :
“pokoke” saja tanpa memberi alternatif bahwa seluruh pegawai birokrasi tidak boleh
jalan keluar yang baik. menunda-nunda langkah untuk perbaikan
3. Masyarakat yang mencintai negaranya atau kinerjanya, akerna masyarakat sudah semakin
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. kritis dan semakin nekad untuk bisa melakukan
Karena kalau mereka mencintai negaranya,
hal-hal yang tidak baik, apabila perbaikan kinerja Setiyono, Budi, Birokrasi dalam Perspektif
tidak segera terwujud. Politik dan Administratif. Semarang.
Puskodak Undip; 2004
Setiyono, Budi, Pemerintahan dan Manajemen
Sektor Publik. Jakarta. Penerbit Kalam
DAFTAR PUSTAKA Nusantara; 2007
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Dwiyanto, Agus, Reformasi Birokrasi Publik di Jakarta. Penerbit Balai Pustaka Departemen
Indonesia. Yogyakarta. Penerbit Gadjah Pendidikan Nasional; 2005
Mada University Press; 2006 Media Internet :
Kumorotomo, Wahyudi, Akuntabilitas Birokrasi http://www.wikipedia.com
Publik : Sketsa Pada Masa Transisi. Error! Hyperlink reference not valid.
Yogyakarta. Penerbit Pustaka Pelajar; 2005

Anda mungkin juga menyukai