Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL KAJIAN PENGUSULAN TPP

DI LINGKUNGAN RSUD LAWANG KABUPATEN MALANG

KETUA : ERNA RACHMAWATI, A.Md.Keb


SEKRETARIS : DWI KUSWONO, A.Md.Kep
ANGGOTA : 1. SUPRAYOGI, S. Kep. Ners
2. RINI BUDIARTI, A.MRad
3. RISKHI INDAH MARINI, A.Md.Kep
4. WIDYA YUSTININGTYAS, S.Farm., Apt
5. NANDA CITRA andriani, A.Md.Gz
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur bagi Allah SWT, karena dengan rahmat serta karunia-Nya,
kami dapat menyelasaikan Proposal tentang Kajian Pemberian Tambahan Pengahasilan
Pegawai (TPP) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang kususnya RSUD Lawang
Kabupaten Malang. Dokumen kajian TPP ini berhasil disusun setelah melalui beberapa tahapan
Sebagai berikut:

1. Kajian referensi terbatas terkait TPP dalam bentuk PPT


2. Survey menggunakan google form terkait pengusulan TPP dilingkungan RSUD Lawang
3. Pembentukan tim pengusulan TPP internal RSUD Lawang
4. Penyusunan proposal kajian TPP

berdasarkan data dan informasi yang tersedia dibuat proposal kajian TPP dengan mengacu
kepada peraturan perundangan yang berlaku, antara lain:

1. PP nomor 17 Tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 11


tahun 2017 tentang manajemen pegawai negeri sipil.
2. PP Nomor 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah.
3. Kepmendagri nomor 900-4700 tahun 2020 tentang tatacara persetujuan menteri dalam
negeri terhadap tambahan penghasilan pegawai aparatur sipil negara di lingkungan
pemerintah daerah
4. Permenpan no 1 tahun 2020 tentang pedoman analisis jabatan dan analisis beban kerja
5. Perbup Malang nomor 126 tahun 2019 tentang kelas jabatan di lingkungan pemerintah
kabupaten malang
6. Perbu malang nomor 210 tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan bupati malang
nomor 8 tahun 2020 tentang pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai negeri
sipil di lingkungan pemerintah kanbupaten malang
7. Peraturan walikota malang nomor 2 tahun 2021 tentang pemberian tambahan
penghasilan kepada aparatur sipil negara
8. Perbup kediri nomor 8 tahun 2021 tentang tambahan penghasilan pegawai aparatur sipil
negara di lingkungan pemerintah kabupaten kediri
9. Perwali surabaya nomor 4 tahun 2021 tentang kriteria pemberian tambahan penghasilan
kepada pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota surabaya

kemudian, dimatangkan dalam focus group discussion (FGD) bersama pihak-pihak terkait di
lingkungan RSUD Lawang. Tim Penyusun telah berusaha mengakomodir berbagai
masukan dan kritikan yang disampaikan para pihak selama proses penyusunan dokumen
kajian pengusulan TPP di lingkungan RSUD Lawang Kabupaten Malang. Laporan ini berisi
4 bab, yaitu:

1. Bab I : Pendahuluan
2. Bab II : Tinjauan Pustaka
3. Bab IV : Analisa dan Pembahasan
4. Bab V : Kesimpulan

Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas semua kritik, saran dan masukan
dari semua pihak, sehingga penyusunan dokumen kajian pengusulan TPP di RSUD Lawang
Kabupaaten Malang dapat terselenggara dengan baik.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tambahan Penghasilan Pegawai adalah penghasilan yang diberikan


kepada PNS Pemerintah Daerah yang merupakan keberhasilan dari
pelaksanaan reformasi birokrasi dan didasarkan pada kehadiran dan capaian
kinerja PNS tersebut yang sejalan dengan capaian kinerja organisasi dimana
PNS tersebut bekerja sesuai dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 210 tahun
2020 tentang perubahan atas peraturan bupati malang nomor 8 tahun 2020 tentang
pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah
kanbupaten malang. PNS berhak menerima tambahan penghasilan pegawai setiap
bulan dengan melihat pagu anggaran yang dihitung melalui Basic Tambahan
Penghasilan Pegawai. Tambahan penghasilan pegawai yang diterima PNS setiap bulan
sebagaimana dibayarkan berdasarkan komponen:
a. beban kerja;
b. prestasi kerja;
c. tempat bertugas;
d. kondisi kerja;
e. kelangkaan profesi; dan/atau
f. pertimbangan objektif lainnya;
sesuai point (d) Rincian Kriteria TPP berdasarkan kondisi kerja
sebagaimana dimaksud adalah seluruh Pegawai ASN yang melaksanakan tugas
pada kriteria sebagai berikut:
a. pekerjaaan yang berkaitan langsung dengan penyakit menular;
b. pekerjaaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia
berbahaya/radiasi/bahan radiokatif;
c. pekerjaan yang berisiko dengan keselamatan kerja;
d. pekerjaan ini berisiko dengan aparat pemeriksa dan penegak hukum;
e. pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya tidak ada pejabatnya; dan/atau
berdasarkan kriteria TPP pada point-point diatas seharusnnya ASN di RSUD
Lawang Kabupaten Malang juga mendapatkan TPP, namun pada Peraturan Bupati
Malang Nomor 210 tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan bupati malang nomor
8 tahun 2020 tentang pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil di
lingkungan pemerintah kabupaten malang pasal 14 point g dan h yang menerangkan
bahwa Tambahan penghasilan pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
tidak diberikan kepada PNS yang menjalankan tugas pelayanan kesehatan
dan/atau telah memperoleh uang jasa pelayanan kesehatan serta PNS yang
bekerja pada BLUD. Akan tetapi besaran Jasa Pelayanan yang diterimakan
kepada Karyawan RSUD Lawang belum memenuhi prinsip-prinsip pemberian
TPP sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun 2020 Tentang
Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan
Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah yaitu:

1. kepastian hukum dimaksudakn bahwa pemberian TPP mengutamakan landasan


peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan
2. akuntabel dimaksudakan bahwa TPP ASN dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Proporsionalitas dimaksudkan pemberian TPP ASN mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban pegawai
4. Efektif dan efisien dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN sesuai dengan target
atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan kinerja yang
ditetapkan
5. Kesejahteraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN diarahkan untuk
menjamin kesejahteraan pegawai ASN
6. Optimalisasi dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN sebagai hasil optimalisasi
pagu anggaran belanja pemerintah daerah.

Penerimaan TPP ASN di lingkungan pemerintah kabupaten malang


nominalnya lebih besar daripada jasa pelayanan yang diterimakan ASN RSUD
Lawang Kabupaten Malang dengan golongan dan masa jabatan yang sama.
Oleh karena itu kami mohon untuk dipertimbangkan terkait usulan penerimaan
TPP ASN di lingkungan RSUD Lawang Kabupaten Malang guna memberikan
motivasi untuk semangat bekerja dan dalam rangka mencapai target kinerja yang
baik di kalangan ASN di lingkungan RSUD Lawang serta menjamin
kesejahteraan ASN di RSUD Lawang Kabupaten Malang yang sesuai dengan
MISI RSUD Lawang point 5 yaitu mensejahterakan karyawan RSUD Lawang.

B. Rumusan masalah
Dengan diberlakukannya Peraturan Bupati Malang Nomor 210 tahun 2020
tentang perubahan atas peraturan bupati malang nomor 8 tahun 2020 tentang
pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah
kanbupaten malang maka perlu ditindaklanjuti dengan mengidentifikasi kriteria
Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP ASN) di lingkungan pemerintah Kabupaten
Malang khususnya di RSUD Lawang Kabupaten Malang. Hal-hal pokok yang harus
dirumuskan yaitu:
1. Model pemberian tunjangan yang selama ini diberlakukan di lingkungan RSUD
Lawang belum dapat mendorong motivasi pegawai untuk berkinerja lebih baik,
timbulnya kecemburuan dan ketidakpuasan pegawai berimbas pada rendahnya
performansi kinerja pegawai. Hal ini disebabkan oleh tunjangan yang diberikan
belum memenuhi prinsip-prinsip yang seharusnya ditempuh dalam pemberian TPP,
yaitu proporsionalitas, efektif dan efisien, keadilan dan kesetaraan, kesejahteraan
serta optimalisasi. Dalam prinsip-prinsip tersebut digambarkan bahwa tunjangan
yang diberikan haruslah didasarkan pada harga jabatan, sesuai dengan beban tugas
dan tanggung jawab pekerjaan, dapat memenuhi kebutuhan hidup, efektif dan
efisien (pemberian TPP ASN/jasa pelayanan sesuai dengan target atau tujuan
dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan kinerja yang ditetapkan),keadilan
dan kesetaraan (harus mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk
memperoleh akan fungsi dan peran sebagai ASN), Kesejahteraan (pemberian TPP
ASN/jasa pelayanan diarahkan untuk menjamin kesejahteraan pegawai ASN) serta
Optimalisasi (artinya pemberian TPP ASN/jasa pelayanan sebagai hasil optimalisasi
pagu anggaran belanja pemerintah daerah). Hal ini sesuai dengan amanat
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun 2020 tentang Tatacara
Persetujuan Menteri Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai
Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah.
2. Dengan diberlakukannya tunjangan berbasis kinerja dalam bentuk TPP, RSUD
lawang harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan untuk tunjangan
berbasis kinerja dan merumuskan mekanisme pembiayaan tunjangan berbasis
kinerja sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan kemampuan APBD
Pemerintah Kabupaten Malang maupun pendapatan yang berasal dari lainnya.

C. Dasar hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6477);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Tidak Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6323);
8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
9. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 182);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang
Pedoman Evaluasi Jabatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 454);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012
tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 483);
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2018 tentang
Pedoman Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sipil
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1252);
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2018 tentang
Nomenklatur Jabatan Pelaksana bagi Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1273);
15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 26);
16. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700
Tahun 2020 tentang Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam
Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur
Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2006
Nomor 6/A), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Malang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2010 Nomor 4/A);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016
Nomor 1 Seri C), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 12
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2018 Nomor 1 Seri C);
20. Peraturan Bupati Malang Nomor 56 Tahun 2005 tentang
Pengaturan Hari dan Jam Kerja bagi Satuan Kerja
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang (Berita
Daerah Kabupaten Malang Tahun 2005 Nomor 22/E),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati
Malang Nomor 31 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Malang Nomor 56 Tahun 2005 tentang
Pengaturan Hari dan Jam Kerja bagi Satuan Kerja
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang (Berita
Daerah Kabupaten Malang Tahun 2013 Nomor 9 Seri D);
21. Peraturan Bupati Malang Nomor 43 Tahun 2017 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan
Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Malang (Berita Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2017 Nomor 10 Seri D);
22. Peraturan Bupati Malang Nomor 126 Tahun 2019 tentang
Kelas Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Malang (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2019
Nomor 107 Seri D);
23. Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2020 tentang
Pemberian Tambahan Penghasilan kepada Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang (Berita
Daerah Kabupaten Malang Tahun 2020 Nomor 1 Seri A);

D. Maksud dan tujuan


1. Maksud dari penyusunan kajian ini adalah dengan diberlakukannya tunjangan
berbasis kinerja dalam bentuk Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) diharapkan
dapat mendorong motivasi PNS di lingkungan RSUD Lawang Kabupaten Malang
untuk berkinerja maksimal dan menciptakan PNS yang profesional dan produktif,
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan lebih cepat dan lebih baik
2. Adapun tujuan dari penyusunan kajian ini adalah untuk menjadi bahan masukan bagi
Pemerintah Kabupaten Malang dalam memberikan tunjangan berbasis kinerja (TPP)
yang sesuai dengan amanat peraturan perundangundangan yang berlaku dan
mekanisme pembiayaan tunjangan berbasis kinerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan kemampuan APBD Pemerintah Kabupaten Malang.

E. Output kajian
Keluaran dari penyusunan kajian ini adalah:
1. Sebagai bahan Pimpinan di RSUD Lawang untuk mengkaji dan mengusulkan terkait
TPP ASN di lingkungan RSUD Lawang Kabupaten Malang.
2. Terumuskannya TPP yang sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
900-4700 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri
Terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan
Pemerintah Daerah dan berdasarkan kondisi faktual di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Malang
3. Mekanisme pembiayaan tunjangan berbasis kinerja ditinjau dari kesesuaian
terhadap ketentuan perundang- undangan dan kemampuan APBD Pemerintah
Kabupaten Malang.
BAB II
TINJAUAN REFERENSI

Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun


2020 Tentang Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri Terhadap Tambahan
Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah
ada beberapa aturan-aturan yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam
pemberian TPP yaitu:
A. Prinsip-prinsip Pemberian TPP ASN PEMDA
TPP ASN merupakan fungsi dari keberhasilan pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan diharapkan dananya bersumber
dari efisiensi/optimalisasi pagu anggaran belanja Pemerintah Daerah dan/atau
peningkatan pendapatan daerah yang dihasilkan. TPP ASN diberikan secara
bertahap sesuai dengan kelas jabatan, indeks Kapasitas Fiskal Daerah, Indeks
kemahalan konstruksi dan kemajuan keberhasilan/capaian indeks
penyelenggaraan pemerintah daerah. TPP ASN diberikan berdasarkan beban
kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, prestasi kerja, kelangkaan profesi, dan/atau
pertimabngan obytektif lainnya.
Pemberian TPP ASN menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. kepastian hukum dimaksudakn bahwa pemberian TPP mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan
2. akuntabel dimaksudakan bahwa TPP ASN dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Proporsionalitas dimaksudkan pemberian TPP ASN mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban pegawai
4. Efektif dan efisien dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN sesuai
dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan
perencanaan kinerja yang ditetapkan
5. Keadilan dan kesetaraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN
harus mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk memperoleh
kesempatan akan fungsi dan peran sebagai pegawai ASN.
6. Kesejahteraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN diarahkan
untuk menjamin kesejahteraan pegawai ASN
7. Optimalisasi dimaksudkan bahwa pemberian TPP ASN sebagai hasil
optimalisasi pagu anggaran belanja pemerintah daerah.

B. TATA CARA PERSETUJUAN MENTERI DALAM NEGERI


I. KRITERIA PEMBERIAN TPP ASN
1. Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai ASN di lingkungan Pemerintah
Daerah dapat diberikan TPP.
2. TPP ASN sebagaimana dimaksud pada angka (1) adalah:
a. TPP ASN berdasarkan beban kerja.
 TPP berdasarkan beban kerja diberikan kepada pegawai ASN
yang dalam melaksanakan tugasnya melampaui beban kerja
normal minimal 112,5 jam perbulan atau batas waktu normal
minimal 170 jam perbulan; dan
 Besaran persentase TPP berdasarkan beban kerja sesuai
kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP.
b. TPP ASN berdasarkan Prestasi kerja
 TPP berdasarkan prestasi kerja diberikan kepada ASN yang
memiliki prestasi kerja yang tinggi sesuai bidang keahliannya
atau inovasi dan diakui oleh pimpinan diatasnya; dan
 Besaran persentase TPP berdsarkan prestasi kerja sesuai
kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP.
c. TPP ASN berdasarkan Tempat bertugas
 TPP ASN berdasarkan tempat bertugas diberikan kepada
pegawai ASN yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
daerah memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil.
 Tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil berdasarkan pada
indeks TPP tempat bertugas, yang didapatkan dari perbandingan
indeks kesulitan geografis kantor berada dibagi indeks kesulitan
geografis terendah di wilayah propinsi atau kabupaten/kota.
 Indeks kesulitan kelurahan adalah sama dengan indeks kesulitan
geografis desa terendah di propinsi atau kabupaten/kota
 Alokasi TPP berdasarkan tempat bertugas propinsi atau
kabupaten/kota adalah paling tinggi sebesar 50% dari basic TPP
ASN provinsi atau kab/kotaa apabila indeks TPP tempat
bertugas diatas 1,50.
d. TPP ASN berdasarkan Kondisi kerja
1. Kriteria TPP ASN berdasarkan kondisi kerja diberikan kepada Pegawai
ASN yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab memiliki resiko
tinggi seperti resiko kesehatan, keamanan jiwa dan lainnya.
2. Rincian kriteria TPP ASN berdasarkan kondisi kerja sebagaimana
dimaksud pada angka 1, adalah seluruh pegawai ASN yang
melaksanakan tugas pada kriteria sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan penyakit menular
b. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia
berbahaya/radiasi/bahan radioaktif
c. Pekerjaan yang beresiko dengan keselamatan kerja.
d. Pekerjaan ini beresiko dengan aparat pemeriksa dan penegak hukum.
e. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya dibutuhkan analis atau jabatan
yang setingkat, namun tidak ada pejabat pelaksananya; dan/atau
f. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya sudah di dukung oleh jabatan
fungsional dan tidak ada jabatan struktural dibawahnya.
3. Besaran persentase TPP ASN berdasarkan Kondisi kerja provinsi atau
Kab/Kota sesuai kemampuan keuangan daerah dari basic TPP ASN.
e. TPP ASN berdasarkan Kelangkaan profesi
1. Kriteria TPP ASN berdasarkan kelangkaan profesi diberikan kepada
Pegawai ASN yang melaksanakan tugas pada kriteria sebagai berikut:
a. Keterampilan yang dibtuhkan untuk pekerjaan ini Khusus;dan/atau
b. Kualifikasi pegawai pemda sangat sedikit/hampir tidak ada yang bisa
memenuhi pekerjaan dimaksud
2. Atau TPP ASN berdasarkan kelangkaan profesi diberikan kepada
Pegawai ASN yang melaksanakan tugas pada jabatan pimpinan tertinggi
di pemerintah daerah
3. Penetapan kriteria TPP ASN berdasarkan kelangkaan profesi oleh
kepala daerah; dan
4. Alokasi TPP ASN berdasarkan kelangkaan profesi provinsi, kab/kota
adalah minimal 10% dari basic TPP ASN Provinsi atau Kab/Kota
f. TPP ASN berdasarkan Pertimbangan objektif lainnya
1. Kriteria TPP ASN berdasarkan Pertimbangan objektif lainnya diberikan
kepada pegawai ASN sepanjang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan; dan
2. Alokasi TPP ASN berdasarkan Pertimbangan objektif lainnya sesuai
kemampuan keuangan daerah dan karakteristik daerah.
3. Tim pelaksanaan TPP ASN pada Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota mengklasifikasikan pejabat/unit kerja perangkat daerah
kedalam kriteria TPP ASN pada TPP ASN berdasarkan beban kerja,
prestasi kerja, tempat bertugas, kondisi kerja dan kelangkaan profesi
serta pertimbangan objektif lainnya.
II. PEMBENTUKAN TIM PELAKSANAAN TPP ASN PADA PEMERINTAH
DAERAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Dalam rangka persetujuan pemberian TPP ditetapkan:
a. Tim pelaksanaan TPP ASN pada Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupate/Kota dengan Ketua adalah Sekretaris daerah serta sekurang-
kurangnya terdiri dari unsur perangkat daerah yang membidangi, antara
lain:
1. Pengeloaam keuangan daerah bertugas melakukan perhitungan terkait
penganggaran TPP ASN Pemerintah Daerah;
2. Organisasi bertugas untuk melakukan penghitungan indeks
penyelenggaraan pemerintah daerah serta mengidentifikasi jabatan-
jabatan yang masuk dalam kriteria beban kerja, prestasi kerja, kondisi
kerja, kelangkaan profesi dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
3. Kepegawaian bertugas untuk melakukan perhitungan pemangku jabatan
berdasarkan masing-masing kelas jabtaan
4. Hukum menyusun perkada TPP ASN Pemerintah Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pembentukan produk
hukum daerah
5. Perencanaan bertugas untuk memastikan penganggaran terkai TPP
ASN pemerintah daerah; dan/atau
6. Pengawasan bertugas untuk melakukan pengawasan pelaksanaan TPP
ASN pada Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Tim pelaksanaan TPP ASN pada Pemerintah Daerah Provinsi dan


Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

III. PERSETUJUAN MENTERI DALAM NEGERI TERKAIT TPP ASN


PEMDA
Pemerintah daerah dapat memberikan tambahan penghasilan pegawai
ASN Pemerintah Daerah dari Menteri Dalam Negeri melalui Ditjen Bina
Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota,
melaksanakan hal-hal sebagai berikut;
1. Melakukan penginputan data terkait penjabaran TPP ASN pada masing-
masing jabatan melaui aplikasi simona.kemendagri.go.id, dan
melaporkan pelaksanaan penginputan kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Sekretaris Jenderal.
2. Penjabaran TPP ASN pada masing-masing jabatan yaotu dengan
mengidentifikasi jabatan-jabatan yang masuk dalam kriteria beban kerja,
prestasi kerja, kondisi kerja, tempat bertugas kelangkaan profesi
dan/atau prtimbangan objektif lainnya.
3. Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan
angka 2 (dua) mendapatkan validasi dari Menteri Dalam Negeri melalui
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri
IV. PENETAPAN BESARAN TPP ASN PEMDA PERMASING-MASING
JABATAN
Peraturan kepala daerah mengenai TPP memuat diantaranya mengenai
penetapan besaran TPP ASN pada Pemerintah Daerah yang didasarkan
pada parameter sebagai berikut;
a. Kelas Jabatan
Kelas jabatan ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi jabatan sebagai
suatu proses manajemen sumber daya manusia yang digunakan untuk
menilai suatu jabatan secara sistematis dengan menggunakan kriteria-
kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan terdiri dari;
1. Faktor jabatan struktural, terdiri dari;
a. Ruang lingkup dan dampak program
b. Pengaturan organisasi
c. Wewenang penyeliaan dari manajerial
d. Hubungan personal
e. Kesulitan pengarahan dalam pekerjaan; dan
f. Kondisi lain
2. Faktor jabatan fungsional, terdiri dari;
a. pengetahuan yang dibutuhkan jabtaan
b. pengawasan penyelia
c. pedoman
d. kompleksitas
e. ruang lingkup dan dampak
f. hubungan personal
g. tujuan hubungan
h. persyaratan fisik
i. lingkungan pekerjaan
kelas jabatan diatur dengan peraturan Kepala Daerah tersendiri
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah


Indeks kapasitas fiskal daerah adalah kemampuan keuangan masing-
masing daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi
dengan pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja
tertentu. Kapasitas fiskal daerah dikelompokkan berdasarkan indeks
kapasitas fiskal daerah berdasarkan peraturan menteri keuangan yang
mengatur mengenai peta kapasitas fiskal daerah.
Bobot masing-masing kategori kapasitas fiskal dalam penentuan besaran
TPP ASN adalah sebagai berikut:
1. Kelompok kapasitas fiskal sangat tinggi : bobot 1
2. Kelompok kapasitas fiskal tinggi : bobot 0,85
3. Kelompok kapasitas fiskal sedang : bobot 0,7
4. Kelompok kapasitas fiskal rendah : bobot 0,55; dan
5. Kelompok kapasitas fiskal sangat rendah : bobot 0,4
c. Indeks Kemahalan Konstruksi; dan
Indeks kemahalan konstruksi (IKK) digunakan sebagai proxy untuk
mengukur tingkat kesulitan geografis suatu daerah, semakin sulit letak
geografis suatu daera, semakin sulit letak geografis suatu daerah maka
semakin tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut. Oleh karena itu, IKK
digunakan sebagai faktor koreksi tingkat kemahalan masing-masing
daerah dengan IKK Provinsi DKI Jakarta dan Kota Jakarta Pusat, sesuai
peraturan perundang-undangan.
Contoh;
1. Perbandingan indeks kemahalan konstruksi Provinsi Jawa Timur
(103,86) dengan indeks kemahalan konstruksi Provinsi DKI Jakarta
(109,14) = 0,95 sehingga diperoleh bobot IKK Provinsi Jawa Timur
sebesar 0,95.
2. Perbandingan indeks kemahalan konstruksi Kabupaten TulungAgung
(102,07) dengan indeks kemahalan konstruksi Jakarta Pusat (104,96) =
0,97 sehingga diperoleh bobot IKK Kabupaten TulungAgung sebesar
0,97
d. Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Indeks penyelenggaraan Pemerintah Daerah terdiri atas variabel
pengungkit dan variabel hasil terkait penyelenggaraan pemda, dengan
bontot masing-masing sebesar 90% dan 10%.
Komponen variabel pengungkit adalah terdiri atas:
1. Opini laporan keuangan
2. Laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (LPPD)
3. Kematangan penataan perangkat daerah
4. Indeks inovasi daerah
5. Prestasi kerja pemerintah daerah
6. Rasio belanja perjalanan dinas, dan
7. Indeks reformasi birokrasi pemerintah daerah
Dengan masing-masing nilai rincian komponen variabel pengungkit
diatas adalah sebagai berikut;
a. Opini laporan keuangan (bobot 30%), skor opini laporan keuangan
diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
1. WTP pada tahun terakhir, nilai 1.000
2. WDP tahun terakhir nilai 750
3. Tidak wajar tahun terakhir nilai 500
4. Tidak memberikan pendapat tahun terakhir nilai 250

Skor opini laporan keuangan (SCLK) = Nilai x bobot

b. LPPD (bobot 25%), skor LPPD diperoleh dari tingkat capaian skor kinerja
LPPD daerah dengan rincian sebagai berikut:
1. LPPD sangat tinggi, nilai 1000
2. LPPD Tinggi, nilai 750
3. LPPD sedang, nilai 500
4. LPPD Rendah, nilai 250

Skor LPPD (SLPPD) = Nilai X bobot


c. Kematangan penataan perangkat daerah (bobot 10%), skor penataan
perangkat daerah diperoleh dari perhitungan kemataangan penataan
perangkat daerah dengan rincian sebagai berikut:
1. Tingkat kematangan sangat tinggi, nilai 1000
2. Tingkat kematangan Tinggi, nilai 800
3. Tingkat kematangan Sedang, nilai 600
4. Tingkat kematangan Rendah, nilai 400
5. Tingkat kematangan Sangat Rendah, nilai 200

Skor kematangan penataan perangkat daerah (SKPPD) = Nilai X bobot

d. Indeks inovasi daerah (bobot 3%), skor indeks inovasi daerah dihitung
berdasarkan indeks inovasi daerah sebagai berikut:
1. Indeks inovasi daerah diatas 1000, nilai 1000
2. Indeks inovasi daerah 501-1000, nilai 800
3. Indeks inovasi daerah 301-500, nilai 600
4. Indeks inovasi daerah 1-300, nilai 400
5. Indeks inovasi daerah dibawah 1, nilai 200

Skor indeks inovasi daerah (SIID) = Nilai X bobot

e. Prestasi kerja pemerintah daerah (bobot 18%). Skor prestasi kerja


pemerintah daerah dihitung berdasarkan permendagri Nomor 12 Tahun
2008.
1. Rata-rata besaran efektifitasnya dan efisiensi unit kerja diatas 1 dengan
prestasi kerja sangat baik (A), nilai 1000
2. Rata-rata besaran efektifitas dan efisiensi unit kerja 0,9-1,00 dengan
prestasi kerja baik (B), nilai 80
3.
f. Rasio belanja perjalanan dinas (bobot 2%), skor rasio belanja perjalanan
dinas dihitung berdasarkan persentase belanja perjalanan dinas
terhadap APBD diluar Belanja Pegawai sebagaio berikut:
g. Skor indeks reformasi birokrasi pemerintah daerah (bobot 2%). Skor
indeks reformasi birokrasi pemerintah daerah di hitung sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan:

Besaran basic TPP ASN yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah
diperoleh menggunakan rumus:

“Besaran Tunjangan Kinerja BPK per kelas jabatan sesuai ketentua


peraturan perundang-undangan) X (indeks kapasitas fiskal daerah) X
( indeks kemahalan konstruksi) X (indeks penyelenggaraan pemerintah
Daerah)”

V. PERHITUNGAN AKHIR BESARAN TPP ASN PEMDA


Perhitungan akhir besaran TPP ASN pemda dilakukan dengan
melakukan penjumlahan dari total perkalian antara Basic TPP ASN
dengan masing-masing kriteria TPP ASN Pemda yang meliputi (beban
kerja, prestasi kerja, kondisi kerja, tempat bertugas, dan/atau kelangkaan
profesi), serta dan/atau pertimbangan objektif lainnya.

VI. PEMBERIAN DAN PENGURANGAN TPP ASN KEPADA TIAP


PEGAWAI ASN
1. Pemberian TPP ASN
Pemberian tambahan penghasilan untuk setiap jabatan yang ada di
lingkungan Pemerintah daerah berdasarkan kelas jabatan didasarkan
pada surat persetujuan Menteri Dalam Negeri yakni Ditjen Bina
Keuangan Daerah.
2. TPP ASN tidak diberikan kepada:
a. Pegawai ASN di lingkumgan Pemerintah Daerah yang nyata-nyata tidak
mempunyai tugas/jabatan/pekerjaan tertentu pada perangkat daerah.
b. Pegawai ASN di lingkungan Pemerintah daerah yang diberhentikan
untuk sementara atau dinonaktifkan;
c. Pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberhentikan
dengan hormat atau tidak dengan hormat;
d. Pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Daerah yang
diperbantukan/dipekerjakan pada instansi/lembaga Negara dan/atau
lembaga lainnya di luar Pemerintah Daerah; dan
e. Pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberikan cuti di
luar tanggungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa
persiapan pensiun.
3. Pengurangan TPP ASN
Pengurangan Tambahan Penghasilan diberlakukan kepada:
a. Pegawai yang tidak masuk kerja pada bulan berjalan, maka diberikan
pengurangan tambahan penghasilan:
1. Sebesar 3% (tiga persen) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja; dan
2. Paling banyak sebesar 100% (seratus persen) untuk tiap 1 (satu) bulan
tidak masuk kerja.
b. Pegawai yang terlambat masuk kerja pada bulan berjalan, maka
diberikan pengurangan tambahan penghasilan sebagai berikut:

KETERLAMBATA LAMA PERSENTASE


N (TL) KETERLAMBATAN PENGURANGAN
TL 1 1 menit s.d <31 0.5%
menit
TL 2 31 menit s.d <61 1%
menit
TL 3 61 menit s.d <91 1,25%
menit
TL 4 ≥91 menit dan atau 1,5%
tidak mengisi daftar
hadir masuk kerja

c. Pegawai yang pulang kerja sebelum waktunya pada bulan berjalan,


dinberikan pengurangan tambahan penghasilan sebagai berikut;

PU LAM PER
LA A SEN
NG MEN TAS
SE ING E
BE GAL PEN
LU KAN GUR
M PEK ANG
W ERJ AN
AK AAN
TU SEB
(P ELU
S M
W) WAK
TUN
YA
PS 1 0.5%
W menit
1 s.d
<31
menit
PS 31 1%
W menit
2 s.d
<61
menit
PS 61 1,25
W menit %
3 s.d
<91
menit
PS ≥91 1,55
W menit %
4 dan
atau
tidak
men
gisi
dafta
r
hadir
pulan
g
kanto
r

4. Pelaksanaan pemberian dan pengurangan tambahan penghasilan


mengingat kondisi dan situasi berbagai jenis jabatan di lingkungan
Pemerintah Daerah yang sangat beragam, maka pelaksanaan
pemberian dan pengurangan tambahan penghasilan, diatur lebihlanjut
dalam peraturan/keputusan Kepala Daerah masing-masing sesuai
karakteristik dan kondisi masing-masing daerah.
Apabila pemerintah daerah akan mengatur pemberian dan pengurangan
tambahan penghasilan diluar ketentuan diatas dilakukan usulan kepada
Menteri Dalam Negeri melalui Sekretaris Jenderal untuk mendapatkan
persetujuan.
VII. PENILAIAN TPP ASN
1. Pembayaran TPP ASN setiap bulan dinilai berdasarkan produktifitas
kerja dan disiplin kerja.
2. Pembayaran TPP ASN pada angka 1 dibayar berdasarkan pada;
3. Penilaian produktifitas Kerja dilakukan berdasarkan;
4. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a antara
lain:
5. Pelaksanaan tugas menetapkan sasaran dan target kinerja individu pada
awal tahun anggaran paling lambat minggu kedua bulan januari setiap
tahunnya.
6. Penilaian disiplin kerja dilakukan berdasarkan rekapitulasi kehadiran
pegawai
7. Kehadiran Pegawai pada saat masuk kerja dan pada saat pulang kerja.
8. Apabila pemerintah daerah akan mengatur penilaian TPP ASN diluar
ketentuan angka 1 s.d angka 7 dapat dilakukan usulan kepada Menteri
Dalam Negeri untuk mendapatkan persetujuan.
VIII. LAIN-LAIN
1. Pembayaran TPP ASN setiap bulan dinilai berdasarkan produktifitas
kerja dan disiplin kerja dikecualikan terhadap pegawai ASN yang
memiliki jabatan tertentu dengan hari dan jam kerja khusus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pembayaran TPP ASN bagi CPNS dibayarkan sesuai dengan jabatan
yang tercantum pada surat keputusan pengangkatan sebagai CPNS.
3. Pembayaran TPP ASN CPNS bagi CPNS dibayarkan terhitung mulai
tanggal surat pernyataan menjalankan tugas.
4. Pembayaran TPP ASN bagi CPNS formasi jabatan pelaksana
dibayarkan sebesar 80% dari nilai TPP kelas jabatannya sampai dengan
terbitnya keputusan pengangkatan dari CPNC menjadi PNS.
5. Pembayaran TPP bagi CPNS formasi jabatan fungsional dibayarkan
sebesar 80% dari nilai TPP jabatan fungsional tersebut.
6. Dalam hal setelah terbitnya keputusan belum ditetapkan kelas jabatan
dan/atau tidak tersedianya kotak/wadah jabatan pada peta jabatan, TPP
ASN diberikan sebesar 100% dari nilai TPP ASN kelas jabatan terendah
sesuai jenis jabatan sesuai peraturan perundang-undangan.
7. Setiap pegawai ASN tidak mengikuti apel pada senin pagi dan upacara
pada hari kerja dikenakan pengurangan TPP Pegawai ASN sebesar 2%
dari penilaian disiplin kerja.
8. Dalam hal pegawai ASN tidak mengikuti apel pada senin pagi dan
upacara pada hari kerja karena alasan yang sah tidak dikenakan
pengurangan TPP ASN dengan melampirkan dokumen pendukung.
9. Plt. Atau plh. Atau pejabat diberikan TPP ASN tambahan, yang menjabat
dalam kurun waktu paling singkat 1 (satu) bulan kalender.
10. Ketentuan mengenai TPP ASN tambahan yaitu:
a. Pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung yang merangkap
sebagai plt atau plh atau pejabat menerima TPP ASN tambahan,
ditambah 20% dari TPP ASN dalam jabatan sebagai Plt atau Plh atau
pejabat pada jabatan yang dirangkapnya.
b. Pejabat setingkat yang merangkap Plt atau Plh atau pejabat lain
mnerima TPP ASN yang lebih tinggi, ditambah 20% dari TPP ASN yang
lebih rendah pada jabatan definitif atau jabatan yang dirangkapnya.
c. Pejabat satu tingkat dibawah pejabat definitif yang berhalangan
sementara yang merangkap sebagai Plt atau Plh atau pejabat lainnya
hanya menerima TPP ASN pada jabatan TPP ASN yang tertinggi; dan
d. TPP Pegawai ASN tambahan bagi pegawai yang merangkap sebagai Plt
atau Plh atau pejabat dibayarkan terhitung mulai tanggal menjabat
sebagai Plt atau Plh atau Penjabat.

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL SURVEY PENGUSULAN TPP


ASN DI RSUD LAWANG
Berdasrkan data yang diperoleh dari 39 responden ASN pegawai RSUD
Lawang yang terdiri dari paramedis (perawat dan bidan) dan nakes lain
adalah seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Kondisi kesesuaian harapan penerimaan jasa pelayanan
saat ini

Menurut anda apakah Jasa pelayanan yang


anda terima sekarang sudah sesuai dengan
harapan anda?
3%
YA
TIDAK

97%

Berdasarkan gambar 1 diatas bahwa 97% responden jasa pelayanan


yang diterimakan saat ini belum memenuhi harapan masing-masing
responden (pegawai ASN RSUD Lawang) dengan alasan sebagai
berikut:
1. Jasa pelayanan tidak pasti
2. Menurun seiring pandemic
3. Jasa pelayanan Tidak pasti dan tidak sesuai beban kerja
4. Jaspel tidak lancer
5. Semakin lama JP semakin turun dan setiap bulan tidak tentu keluar
atau tidak
6. Nominal yg didapat ditentukan oleh kunjungan pasien, sehingga yg
didapat tidak tetap setiap bulan nya
7. karena td setara dengan tpp daerah lain nya
8. Besar jp tiap bulan tidak jelas dan tidak pasti
9. Pembayaran jaspel sering telat dan sering dibayarkan hanya 50%

Gambar 2. Pengusulan TPP di RSUD Lawang


Pengusulan TPP ASN di RSUD Lawang

100%

Berdasarkan gambar 2 diatas bahwa 100% responden setuju untuk


pengusulan TPP ASN RSUD Lawang dengan alasan sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan nakes
2. Sesuai dengan apa yang dikerjakan dan beban kerja
3. Tpp diterimakan pasti tanpa dipengaruhi jumlah pasien
4. Dengan adanya TPP diharap lebih bisa menjamin dan setiap bulan
diterima
5. Berharap Dengan pengusulan tpp kesejahteraan kami terpenuhi
6. Kejelasan ttg pembayaran
gambar 3. ASN yang memilih antara TPP DAN JASPEL

PEGAWAI ASN RSUD LAWANG YANG MEMILIH


ANTARA JASPEL ATAU TPP

40
35
jumlah (orang)

30
25
20
15
10
5
0
JASPEL TPP

Berdasarkan gambar 3 diatas bahwa semua responden sejumlah 39


orang memilih untuk diberikan TPP daripada jaspel dengan berbagai
harapan dan saran dari responden sebagai berikut:
1. TPP demi kesejahteraan bersama pegawai ASN RSUD, sehingga untuk
jasa pelayanan bisa difokuskan untuk karyawan BLUD/Kontrak
2. Semoga tpp untuk pns segera bisa terealisasi, sehingga diharapkan
kesejahteraan bersama bisa terjadi antara pns (dari tpp) dan non
pns( dari jp). Terutama disaat kondisi rumah sakit sedang tidak stabil.
3. Semoga semua PNS mendapat kesejahteraan yang sama.
2. ANALISA DAN PEMBAHASAN REFERENSI-REFERENSI TERKAIT TPP ASN
I. Adapun analisa dan pembahasan referensi yang digunakan terkait pemberian TPP ASN antara Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri Terhadap Tambahan
Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah dengan Peraturan Bupati Malang Nomor
210 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Pemberian Tambahan
Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang.

NO VARIABEL/PE Keputusan Menteri Dalam Negeri


Peraturan Bupati Malang Nomor 210 Tahun
RBEDAAN Nomor 900-4700 Tahun 2020 Tentang
2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam
Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2020 Tentang
Negeri Terhadap Tambahan KETERANGAN
Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada
Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil
Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Negara di Lingkungan Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Malang
Daerah
1. Kriteria Rincian kriteria TPP ASN berdasarkan Rincian kriteria TPP ASN berdasarkan kondisi ASN RSUD LAWANG memenuhi
pemberian kondisi kerja adalah seluruh ASN yang kerja adalah seluruh ASN yang melaksanakan kriteria tersebut baik sesuai
TPP melaksanakan tugas pada kriteria tugas pada kriteria sebagai berikut dengan Kepmendagri nomor 4700
sebagai berikut a. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan tahun 2020 dan perbup Malang
a. Pekerjaan yang berkaitan langsung penyakit menular nomor 210 tahun 2020 namun
dengan penyakit menular b. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan tidak mendapatkan TPP ASN.
b. Pekerjaan yang berkaitan langsung bahan kimia berbahaya/radiasi/bahan
dengan bahan kimia radioaktif
berbahaya/radiasi/bahan radioaktif c. Pekerjaan yang beresiko dengan
c. Pekerjaan yang beresiko dengan keselamatan kerja.
keselamatan kerja. d. Pekerjaan ini beresiko dengan aparat
d. Pekerjaan ini beresiko dengan pemeriksa dan penegak hukum.
aparat pemeriksa dan penegak e. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya
hukum. dibutuhkan analis atau jabatan yang
e. Pekerjaan ini satu tingkat setingkat, namun tidak ada pejabat
dibawahnya dibutuhkan analis atau pelaksananya; dan/atau
jabatan yang setingkat, namun f. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya
tidak ada pejabat pelaksananya; sudah di dukung oleh jabatan fungsional
dan/atau dan tidak ada jabatan struktural
f. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya.
dibawahnya sudah di dukung oleh
jabatan fungsional dan tidak ada
jabatan struktural dibawahnya.
2.
2. TPP ASN tidak a. Pegawai ASN di lingkungan a. PNS yang tidak mempunyai jabatan Jika mengacu pada Keputusan
diberikan Pemerintah Daerah yang nyata- b. PNS yang diberhentikan sementara atau Menteri Dalam Negeri Nomor 900-
nyata tidak mempunyai dinonaktifkan 4700 Tahun 2020 Tentang Tata
tugas/jabatan/pekerjaan tertentu c. PNS yang diberhentikan dari jabatan Cara Persetujuan Menteri Dalam
pada perangkat daerah organiknya dengan diberikan uang tunggu Negeri Terhadap Tambahan
b. Pegawai ASN di lingkungan dan belum diberhentikan sebagai PNS Penghasilan Pegawai Aparatur
Pemerintah Daerah yang d. PNS yang diberikan cuti di luar tanggungan Sipil Negara di Lingkungan
diberhentikan untuk sementara negara atau dalam bebas tugas untuk Pemerintah Daerah tidak ada yang
atau dinonaktifkan mengambil masa persiapan pensiun menjelaskan bahwa pegawai ASN
c. Pegawai ASN di lingkungan e. PNS yang diberbantukan atau dipekerjakan yang bekerja di BLUD tidak
Pemerintah Daerah yang yang pada instansi selain instansi Pemerintah diberikan TPP ASN
diberhentikan dengan hormat atau Daerah
tidak dengan hormat f. PNS JF Guru, Kepala Sekolah, atau
d. Pegawai ASN di lingkungan Pengawas sekolah
Pemerintah Daerah yang g. CPNS JF Guru
diperbantukan/dipekerjakan pada h. PNS atau CPNS yang menjalankan tugas
instansi/lembaga negara dan/atau pelayanan kesehatan dan/atau telah
lembaga lainnya di lua Pemerintah memperoleh uang jasa pelayanan
Daerah; dan kesehatan
e. Pegawai ASN di lingkungan i. PNS dan CPNS yang bekerja di BLUD
Pemerintah Daerah yang diberikan j. PNS yang dibebastugaskan dari jabatannya
cuti di luar tanggungan negara karena melaksanakan tugas
atau dalam bebas tugas untuk pengembangan kompetensi
menjalani masa persiapan pensiun

II. Adapun analisa dan pembahasan referensi yang digunakan terkait pemberian TPP ASN antara Peraturan Bupati Malang Nomor
210 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Pemberian Tambahan
Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang dengan Peraturan Walikota Malang
Nomor 2 tahun 2021 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada Aparatur Sipil Negara

NO VARIABEL/ Peraturan Bupati Malang Nomor 210 Tahun Peraturan Walikota Malang Nomor 2 KETERANGAN
PERBEDAAN 2020 tentang Perubahan atas Peraturan tahun 2021 tentang Pemberian
Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2020 Tambahan Penghasilan Kepada
Tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Aparatur Sipil Negara
Kepada Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang
1. Kriteria Rincian kriteria TPP ASN berdasarkan kondisi a. Pekerjaan yang berkaitan langsung Kedua peraturan terkait TPP
pemberian kerja adalah seluruh ASN yang melaksanakan dengan penyakit menular baik yang ada di Perbup
TPP tugas pada kriteria sebagai berikut b. Pekerjaan yang berkaitan langsung Malang dan Perwali Kota
a. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia Malang bahwa ASN RSUD
dengan penyakit menular berbahaya/radiasi/bahan radioaktif Lawang juga memenuhi kriteria
b. Pekerjaan yang berkaitan langsung c. Pekerjaan yang beresiko dengan mendapatkan TPP ASN antara
dengan bahan kimia keselamatan kerja. lain:
berbahaya/radiasi/bahan radioaktif d. Pekerjaan ini beresiko dengan aparat a. Pekerjaan yang
c. Pekerjaan yang beresiko dengan pemeriksa dan penegak hukum. berkaitan langsung
keselamatan kerja. e. Pekerjaan yang satu tingkat dengan penyakit
d. Pekerjaan ini beresiko dengan aparat dibawahnya dibutuhkan analis atau menular
pemeriksa dan penegak hukum. jabatan yang setingkat, namun tidak b. Pekerjaan yang
e. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya ada pejabat pelaksananya; dan/atau berkaitan langsung
dibutuhkan analis atau jabatan yang f. Pekerjaan yang satu tingkat dengan bahan kimia
setingkat, namun tidak ada pejabat dibawahnya sudah di dukung oleh berbahaya/radiasi/baha
pelaksananya; dan/atau jabatan fungsional dan tidak ada n radioaktif
f. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya jabatan struktural dibawahnya. c. Pekerjaan yang
sudah di dukung oleh jabatan fungsional beresiko dengan
dan tidak ada jabatan struktural keselamatan kerja
dibawahnya. d. Pekerjaan yang
beresiko dengan aparat
pemeriksa dan penegak
hukum
2. TPP ASN tidak a. PNS yang tidak mempunyai jabatan a. Guru yang telah menerima ASN di Pemerintah Kota
diberikan b. PNS yang diberhentikan sementara atau tunjangan profesi Malang khususnya Tenaga
dinonaktifkan b. Pengawas sekolah yang telah kesehatan baik di puskesmas
c. PNS yang diberhentikan dari jabatan menerima tunjangan profesi maupun di Rumah Sakit tetap
organiknya dengan diberikan uang tunggu c. ASN yang diberhentikan mendapatkan TPP ASN.
dan belum diberhentikan sebagai PNS sementara dari ASN atau
d. PNS yang diberikan cuti di luar dinonaktifkan.
tanggungan negara atau dalam bebas d. ASN yang diberhentikan dengan
tugas untuk mengambil masa persiapan hormat atau tidak dengan hormat
pensiun e. ASN yang diperbantukan seain
e. PNS yang diberbantukan atau pada badan pengawas
dipekerjakan pada instansi selain instansi Pemilu/dipekerjakan/dititipkan
Pemerintah Daerah pada badan/instansi lain di luar
f. PNS JF Guru, Kepala Sekolah, atau Pemerintah Kota Malang
Pengawas sekolah f. ASN yang melaksanakan tigas
g. CPNS JF Guru belajar
h. PNS atau CPNS yang menjalankan tugas g. ASN yang melaksanakan cuti
pelayanan kesehatan dan/atau telah diluar tanggungan negara dan/atau
memperoleh uang jasa pelayanan pelaksanaan usia bebas tugas
kesehatan untuk persiapan pensiun
i. PNS dan CPNS yang bekerja di BLUD h. PNS dengan status titipan di
j. PNS yang dibebastugaskan dari lingkungan Pemerintah Daerah.
jabatannya karena melaksanakan tugas i. PNS pindahan dari luar
pengembangan kompetensi Pemerintah Daerah di Tahun
Anggaran Berjalan.
III. Adapun analisa dan pembahasan referensi yang digunakan terkait pemberian TPP ASN antara Peraturan Bupati
Malang Nomor 210 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2020 Tentang
Pemberian Tambahan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang dengan
Peraturan Bupati Kediri Nomor 8 Tahun 2021 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara di
Lingkungan Pemerintah Kediri

NO VARIABEL/ Peraturan Bupati Malang Nomor 210 Peraturan Bupati Kediri Nomor 8 Tahun 2021 KETERANGAN
PERBEDAAN Tahun 2020 tentang Perubahan atas tentang Tambahan Penghasilan Pegawai
Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Aparatur Sipil Negara di Lingkungan
Tahun 2020 Tentang Pemberian Pemerintah Kediri
Tambahan Penghasilan Kepada
Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Malang
Kriteria Rincian kriteria TPP ASN berdasarkan Rincian Kriteria TPP berdasarkan kondisi Kedua peraturan terkait TPP
pemberian kondisi kerja adalah seluruh ASN yang kerja adalah baik yang ada di Peraturan
TPP melaksanakan tugas pada kriteria seluruh Pegawai ASN yang melaksanakan Bupati Malang Nomor 210
sebagai berikut Tahun 2020 tentang Perubahan
tugas pada kriteria
g. Pekerjaan yang berkaitan langsung atas Peraturan Bupati Malang
sebagai berikut :
dengan penyakit menular Nomor 8 Tahun 2020 dan
a. pekerjaaan yang berkaitan langsung
h. Pekerjaan yang berkaitan langsung Peraturan Bupati Kediri Nomor
dengan penyakit
dengan bahan kimia 8 Tahun 2021 tentang
berbahaya/radiasi/bahan radioaktif
menular; Tambahan Penghasilan
i. Pekerjaan yang beresiko dengan b. pekerjaan yang berkaitan langsung Pegawai Aparatur Sipil Negara
keselamatan kerja. dengan bahan kimia di Lingkungan Pemerintah
j. Pekerjaan ini beresiko dengan aparat berbahaya/radiasi/bahan radiokatif; Kediri bahwa ASN RSUD
pemeriksa dan penegak hukum. c. pekerjaan yang berisiko dengan Lawang juga memenuhi kriteria
k. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya keselamatan kerja; mendapatkan TPP ASN antara
dibutuhkan analis atau jabatan yang d. pekerjaan yang berisiko dengan lain:
setingkat, namun tidak ada pejabat a. Pekerjaan yang berkaitan
aparat pemeriksa dan
pelaksananya; dan/atau langsung dengan penyakit
penegak hukum;
l. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya menular
e. pekerjaan yang satu tingkat
sudah di dukung oleh jabatan b. Pekerjaan yang berkaitan
dibawahnya dibutuhkan
fungsional dan tidak ada jabatan langsung dengan bahan kimia
struktural dibawahnya.
analis atau jabatan setingkat, namum berbahaya/radiasi/bahan
tidak ada pejabat radioaktif
pelaksananya; b. Pekerjaan yang beresiko
f. pekerjaan yang satu tingkat dengan keselamatan kerja
dibawahnya sudah didukung c. Pekerjaan yang beresiko
oleh jabatan fungsional dan tidak ada dengan aparat pemeriksa dan
jabatan struktur penegak hukum
dibawahnya.
TPP ASN a. PNS yang tidak mempunyai jabatan Pegawai ASN yang tidak berhak menerima ASN yang bekerja di Rumah
tidak b. PNS yang diberhentikan sementara TPP ASN adalah: Sakit dan Puskesmas di
diberikan atau dinonaktifkan a. Pegawai ASN yang tidak mempunyai wilayah Kabupaten Kediri tetap
c. PNS yang diberhentikan dari jabatan tugas/jabatan/ bisa mendapatkan TPP ASN
organiknya dengan diberikan uang pekerjaan tertentu pada PD termasuk sesuai dengan pilihan ASN
tunggu dan belum diberhentikan yang bersangkutan
ASN yang
sebagai PNS
mengambil masa persiapan pensiun;
d. PNS yang diberikan cuti di luar
b. Pegawai ASN yang diberhentikan
tanggungan negara atau dalam bebas untuk sementara dari jabatan
tugas untuk mengambil masa negeri atau dinonaktifkan;
persiapan pensiun c. Pegawai ASN yang diberhentikan
e. PNS yang diberbantukan atau
dengan hormat atau tidak dengan
dipekerjakan pada instansi selain
hormat;
instansi Pemerintah Daerah
d. Pegawai ASN yang
f. PNS JF Guru, Kepala Sekolah, atau
diperbantukan/dipekerjakan pada
Pengawas sekolah
g. CPNS JF Guru
instansi/lembaga negara dan/atau

h. PNS atau CPNS yang menjalankan lembaga lainnya


tugas pelayanan kesehatan dan/atau diluar Pemerintah Kabupaten Kediri;
telah memperoleh uang jasa pelayanan e. Pegawai ASN yang diberikan Cuti di
kesehatan Luar Tanggungan
i. PNS dan CPNS yang bekerja di Negara;
BLUD f. Pegawai ASN yang menduduki
j. PNS yang dibebastugaskan dari
jabatan fungsional guru,
jabatannya karena melaksanakan
pengawas sekolah, dan kepala
tugas pengembangan kompetensi
sekolah

Opsi pilihan Tidak ada opsi pilihan untuk Pegawai ASN pada Perangkat Daerah yang Opsi pilihan penerimaan TPP
pemberian penerimaan TPP ASN atau Insentif/jasa diberikan opsi ASN atau Insentif/jasa
TPP dan pelayanan (pilihan) adalah : pelayanan bisa dijadikan
Insentif a. Sekretaris Daerah sebagai pilihan untuk ASN yang
koordinator pengelola bekerja di fasyankes agar
keuangan daerah bagi PD penghasil
prinsip-prinsip penerimaan
pajak dan retribusi
daerah, memilih antara TPP ASN TPP berjalan yaitu
atau Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
b. Pegawai ASN, CPNS dan CPPPK
pada PD Penghasil
Pendapatan Asli Daerah sesuai
Peraturan Bupati Kediri,
memilih antara TPP ASN atau
Insentif Pemungutan Pajak
Daerah atau Retribusi Daerah; dan
c. Pegawai ASN, CPNS dan CPPPK
pada Puskesmas atau
Rumah Sakit Umum Daerah,
memilih antara TPP ASN
atau Insentif Jasa Pelayanan.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:


1. Sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun 2020 Tentang
Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan
Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah ASN yang
bertugas di BLUD/fasyankes tetap memenuhi kriteria mendapatkan TPP sesuai
dengan kriteria TPP ASN berdasarkan kondisi kerja.
2. Sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun 2020 Tentang
Tata Cara Persetujuan Menteri Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan
Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah bahwaTidak
ada point yang menjelaskan ASN yang bertugas di BLUD/fasyankes tidak berhak
menerima TPP ASN
3. Perlu diusulkannya pemberian TPP kepada ASN di RSUD Lawang Kabupaten
Malang kepada Tim TPP Kabupaten Malang sesuai dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 900-4700 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Persetujuan
Menteri Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil
Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah.
4. Perlu diusulkannya kepada Tim TPP Kabupaten malang dengan pemberian opsi
atau pilihan kepada ASN untuk tetap mendapatkan TPP ASN atau Insentif/Jasa
Pelayanan atau bisa mendapatkan keduanya selama tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

TIM KAJIAN TPP INTERNAL RSUD LAWANG

Ketua Sekretaris

ERNA RACHMAWATI, A.Md.Keb DWI KUSWONO, Amd. Kep

Anda mungkin juga menyukai