Anda di halaman 1dari 3

Pemberian TPP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Kepastian hukum dimaksudkan bahwa pemberian TPP mengutamakan landasan


peraturan perundang- undangan, kepatutan, dan keadilan.
2. Akuntabel dimaksudkan bahwa TPP dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
3. Proporsionalitas dimaksudkan pemberian TPP mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban pegawai.
4. Efektif dan efisien dimaksudkan bahwa pemberian TPP sesuai dengan target atau tujuan
dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan kinerja yang ditetapkan.
5. Keadilan dan kesetaraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP harus mencerminkan rasa
keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai
pegawai ASN.
6. Kesejahteraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP diarahkan untuk menjamin
kesejahteraan pegawai ASN.
7. Optimalisasi dimaksudkan bahwa pemberian TPP sebagai hasil optimalisasi pagu
anggaran belanja Pemerintah Daerah. (KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 900 – 4700 TAHUN 2020 TENTANG TATA CARA PERSETUJUAN
MENTERI DALAM NEGERI TERHADAP TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
DAERAH)

Kajian Perwali No.8 Tahun 2022 :


1. Pada bagian Mengingat :
a) Kota Kupang belum memiliki Perda tentang Peningkatan Prestasi Kerja dan
Kesejahteraan PNS
b) Belum ada Perwali tentang penilaian kinerja pegawai di Kota Kupang yang
menjadi dasar perhitungan besaran TPP → oleh karenanya kolom penilaian
kinerja ada yang dihitung sedangkan untuk nakes tidak ada atau kosong. Jika
belum ada seharusnya berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil serta Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
Sipil.

Page 1 of 3
c) Belum merujuk pada PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2022
2. Kepmendagri yang dipakai untuk acuan Perwali no.8 tahun 2022 kenapa pakai
kepmendagri No. 900-4700 tahun 2020, kenapa tidak pakai yang tahun 2021?
3. Masih adanya kekurangan klausula atau bagian “memperhatikan : …? Seharusnya ada
rujukan perhitungan TPP berdasarkan Surat Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah perihal Pemberian Tambahan
Penghasilan Pegawai (TPP) Kepada ASN Daerah Tahun Anggaran 2022. Hal ini tidak
ada dalam Perwali No.8 Tahun 2022.
4. Perhitungan TPP dalam perwali ini cacat hukum dan tidak sesuai dengan Prinsip
Perhitungan dan Pembagian TPP berdasarkan kepmendagri karena TPP Nakes utk
berbagai jenis profesi yaitu perawat, bidan, dokter dan tenaga Kesehatan lain disama
ratakan dan tidak dihitung berdasarkan jenjang jabatan, beban kerja dan prestasi kerja
dan indicator lainnya bahkan TPP Dokter ahli atau spesialis dan tenaga Kesehatan lain
di RSUD SK Lerik tidak bisa disamakan dengan tenaga Kesehatan dibawah naungan
Dinas Kesehatan Kota Kupang. Sumber-sumber dananya pun untuk dinkes dan
puskesmas berbeda dengan Rumah Sakit.
5. Jenis, jenjang dan tingkatan Pendidikan tenaga Kesehatan sangat bervariatif, risiko
pekerjaannyapun sangat tinggi (Pasal 1 ayat 15) jika disamakan semuanya berarti tidak
berprinsip keadilan dan asas kepatutan.
6. Sesuai dengan Pasal 1 ayat 11 menyatakan TPP bisa diberikan di luar gaji dan tunjangan
lainnya yang sah dalam rangka peningkatan kinerja dan motivasi.
7. Sesuai pasal 1 ayat 15, pelaksanaan TPP harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku… → sesuai dan terkini.
8. Perwali ini belum menjelaskan indicator-indikator perhitungan yang jelas dan
berkeadilan, misalnya :
Pasal 1 ayat 15 tentang kondisi kerja yang memiliki risiko tinggi meliputi
pekerjaan yang berkaitan dengan penyakit menular dst…
9. Mengacu pada kepmendagri …. Ruang lingkup pengaturan perwali pada pasal 4 masih
kurang terutama tentang :
a) Persyaratan pemberian TPP ASN
b) Mekanisme penetapan TPP ASN
Page 2 of 3
10. Pasal 5 ayat 2, penetapan kriteria perhitungannya tidak sesuai dengan kepmendagri,
masih kurang kriteria tempat bertugas
11. Berbagai jenis kriteria dalam pasal 5 ayat 2 tidak dijabarkan secara jelas dalam perwali
ini.
12. Pasal 6 ayat 1 perhitungan TPP untuk ASN Tenaga pendidik dan ASN Tenaga Kesehatan
kenapa tidak dihitung kriteria berdasarkan beban kerja dan prestasi kerja? Dasar
hukumnya mana?
13. Pasal 7 ayat 1 sangat diskriminatif karena TPP berdasarkan kondisi kerja kenapa hanya
diberikan pada ASN lingkup pemkot kupang saja sedangkan Nakes dan Tenaga Pendidik
tidak dapat?
14. Pasal 7 ayat 5 ada keterangan ASN Fungsional nakes tapi kenapa tidak ada diperhitungan
besaran TPP kriteria ini?
15. Pasal 8 ayat 5 ada besaran TPP untuk ASN di RSUD dan Puskesmas sebesar 1% tetapi
hitungannya tidak ada terutama untuk nakes dan tenaga pendidik
16. Penetapan besaran TPP ASN Pemda belum berdasarkan perhitungan indeks yang
tercantum dalam kepmendagri
17. TPP berdasarkan kelangkaan profesi pada pasal 9 ayat 1 yaitu dokter spesialis di RSUD
yang sama dengan sekda yaitu 10% dari besaran dasar TPP tetapi tidak tercantum dalam
lampiran perhitungan.
18. Pasal 10 ayat 1, kenapa dokter spesialis tidak dapat TPP berdasarkan kriteria
pertimbangan objektif lainnya? Dasar hukum atau aturan nya mana? Sedangkan Sekda
dapat padahal sama2 dapat TPP Kelangkaan profesi.
19. Kenapa RSUD SK Lerik tidak masuk dalam Tim Pelaksanaan TPP sedangkan dinkes
masuk, lihat Pasal 15.
20. Pasal 12 bagian j, TPP tidak diberikan pada yang masih berstatus Calon ASN padahal
berdasarkan Kepmendagri Nomor 900-4700 Tahun 2020 bagian lain-lain tetap
dibayarkan dengan besaran tertentu.
21. Perhitungan TPP pada lampiran tidak lengkap dan kurang benar karena tidak tersusun
berdasarkan tingkatan jabatan, kelas, nilai jabatan dan besaran TPP sesuai dengan jabatan
structural dan fungsional, tidak seperti contoh yaitu SK Perwali Bandung
no.841/Kep.133-BKPP/2020 tentang Penetapan TPP lingkup pemerintah Kota Bandung
tahun 2020. Perwali Kupang no.8 th 2022 malah menyamakan semua jenjang tenaga
Kesehatan dan guru dengan nilai besaran yang sama sehingga penetapan tidak sesuai
peraturan yang berlaku, tidak wajar dan tidak adil.
Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai