Anda di halaman 1dari 3

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS Sebagai

Pelaksana Keuangan Pada Subbagian Keuangan


Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa
Yogyakarta
Oleh :

Dewi Nurhidayati, S.E.

12 / Diklat Prajab / Reg. III / III / 2016

Pendahuluan

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai
ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara, yang melaksanakan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah, harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Maka
dibentuklah peraturan baru tentang ASN yang tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014
sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat
bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi
pelayanan publik.

Untuk membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut diatas perlu dilaksanakan
pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan, dan salah satu jenis diklat yang
strategis untuk mewujudkan PNS yang profesional adalah Diklat Prajabatan. Inovasi
dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan dilakukan dengan tujuan agar peserta diklat
mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara mengalami sendiri
dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga dapat merasakan
manfaatnya secara langsung. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pra Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa
salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS menjadi bagian dari ASN
menjadi profesional adalah dengan melalui Diklat Prajabatan. Diklat ini dilaksanakan
dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang mampu bersikap dan
bertindak profesional dalam melayani masyarakat.

Agenda Aktualisasi
1. Menghimpun bukti-bukti pengeluaran sebagai lampiran SPJ, Khususnya dengan
mengorganisir belanja kena pajak dan melakukan penghitungan serta pencatatan kedalam
rekapitulasi pajak pada Ms. Excel.
2. Melakukan input ke dalam aplikasi Direktorat Pajak (http://djponline.pajak.go.id) untuk
membuat Surat Setoran Elektronik (SSE Pajak) dan menerbitkan kode ebilling atas belanja
kena pajak Sat Pol PP DIY.
3. Melakukan kewajiban pembayaran atas pajak yang harus disetor melalui Bank
4. Membuat buku bantu belanja.
5. Melakukan input belanja kedalam aplikasi SIPKD atas belanja Bidang Penegakan Perundang
–undangan.
6. Menjadi duta efilling membantu pegawai di satuan Polisi Pamong Praja dalam mebuat
laporan SPT Tahunan Pribadi elektronik.
7. Menyusun dokumen laporan keuangan atas belanja/ pengeluaran SKPD.
8. Melakukan Finalisasi verifikasi penyusunan SPJ atas belanja Bidang Penegakan Perundang-
undangan berdasarkan rincian obyek yang akan diserahkan sebagai lampiran laporan
keuangan.

Analisa Dampak

1. Akuntabilitas, mengorganisir belanja kena pajak dan belanja tidak kena pajak tidak akan
tercapai apabila tidak dilakukan secara jelas dan konsisten, dan akan mengganggu proses
selanjutnya yaitu proses penghitungan pajak
2. Nasionalisme, mengorganisir belanja kena pajak dengan jumlah SPJ yang begitu banyak, dan
melakukan penghitungan pajak tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya rasa ikhlas dalam
menjalankannya serta adanya jalinan kerjasama yang baik dengan pegawai yang lain.
3. Etika Publik, dalam menjalankan pekerjaan ini jika tidak dilandasi dengan prinsip etika
public yaitu teliti dan cermat makan tentu akan memberikan dampak negatif yaitu terjadinya
kesalahan pada pengelompokan SPJ kena pajak dan SPJ tidak kena pajak, terjadinya
kesalahan dalam membuat rumus serta melakukan penghitungan pajak
4. Komitmen Mutu, tanpa adanya pemikiran untuk melakukan inovasi, maka SKPD tidak akan
mengalami kemajuan dan kinerja yang baik. Salah satu contoh yaitu inovasi dalam
penghitungan pajak, dengan membuat rumus menggunakan MS. Excel dapat membantu
dalam penghitungan pajak dan meminimalisir kesalahan. Apabila tidak dilakukan, maka
selamanya akan menggunakan sistem manual yang rentan dengan kesalahan penghitungan
dan memakan waktu yang jauh lebih banyak. Pegawai tidak bisa melakukan pekerjaan lain
dikarenakan sibuk menghitung pajak secara manual
5. Anti Korupsi, apabila prinsip antikorupsi tidak diterapkan dalam penghitungan pajak maka
akan berdampak pada ketidakjujuran dalam penghitungan pajak yang akan berdampak pada
berkurangnya penerimaan negara jika melakukan penghitungan pajak degan memperkecil
pajak yang harus dibayarkan atau bertambahnya beban SKPD dikarenakan
menggelembungkan nilai pajak dengan harapan mendapatkan tambahan penghasilan dari
penggelembungan pajak tersebut.
Kesimpulan

Berdasarkan aktualisasi yang telah dilaksanakan dan dilaporkan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Rancangan aktualisasi yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik, dari 8 rancangan
kegiatan semuanya dapat terlaksana dan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
2. Nilai- nilai dasar profesi PNS sangat bermanfaat dalam pelaksanan tugas dan fungsi kita
sebagai ASN yaitu sebagai kontrol agar tugas yang akan dan telah kita kerjakan senantiasa
sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta memberikan motivasi dan dorongan agar dapat
bekerja lebih baik lagi.
3. Apabila kita menjalankan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam kehidupan sehari-hari, maka
secara tidak langsung kita telah memberikan edukasi kepada lingkungan terdekat mengenai
nilai-nilai profesi dasar PNS ini, dan apabila semua pihak baik ASN maupun masyarakat
menerapkannya, maka akan tercipta sinergisitas dalam membangun sistem pemerintahan
yang baik.
4. Melalui diklat ini diharapkan bahwa nilai-nilai dasar tersebut akan dipahami, diaplikasikan,
dan selanjutnya akan melekat kuat pada pribadi seorang ASN sehingga mampu melahirkan
sosok yang bertanggung jawab, profesional, berdaya saing tinggi, serta memiliki komitmen
untuk melayani masyarakat dengan pelayanan prima.
5. Nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dapat diterapkan dan direfleksikan pada kegiatan yang
dilaksanakan di instansi tempat bertugas apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai
dengan perencanaan dan peraturan yang berlaku.
6. Perlu inovasi dan pembaharuan-pembaharuan sederhana untuk mempermudah pekerjaan
sehari-hari agar pekerjaan menjadi efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai