Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dwi Kuswono

NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

ESSAY PENUGASAN HARI 2 ROHANI ISLAM PKKMB FIKES UB 2022

1. Menurut anda, bagaimana pentingnya sikap intelektualitas sebagai calon tenaga


kesehatan dalam ajaran agama Islam? Jelaskan dalil naqli dan dalil aqli yang
mendasari hal tersebut!

Menurut Cattel (dalam Clark, 1983) intelektual adalah kombinasi sifat-sifat


manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih
kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan
masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru. David Wechsler (dalam
Saifuddin Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas
kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara
rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif.

Menurut saya sebagai seorang perawat sikap intelektualitas sangat


dibutuhkan karena dengan itu seorang perawat mampu bertindak dengan tujuan
yang jelas dalam memberikan asuhan keperawatan dan mampu berpikir secara
rasioanl serta mampu menghadapi lingkungan secara efektif dan efisien.

Sejalan dengan pernyataan diatas maka seorang perawat dalam


memberikan pelayanan kepada pasien, jika memiliki intelektualitas yang tinggai
maka seorang perawat tersebut akan lebih memahami tindakan apa yang akan
dilakukan kepada pasien yang membutuhkan pertolongannya, dan juga bila
seorang perawat memiliki intelektualitas yang tinggi, akan tercermin dalam sikap
dan perilaku sehari-hari baik dalam bentuk ritual ibadah yang dilakukan,
perkataan- perkataan yang diucapkan, aktifitas yang dilakukannya dan juga pada
akhlak kepribadiannya. Dimana nantinya apabila seorang perawat bekerja akan
mengemban tugasnya dengan tulus ikhlas, merawat sesama tanpa membedakan
suku, agama, ras dan antar golongan.

Dalil naqli adalah dalil yang berasal dari alquran dan hadist sedangkan
dalil aqli adalah dalil yang berasal dari akal atau logika. Dalil naqli yang
mendasari tentang pengembangan profesionalisme. Implementasi sikap
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

profesionalisme dalam kehidupan seorang muslim yang baik sebagai berikut :

intelektual yaitu “Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang
belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan
janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (HR
Baehaqi).

Sedangkan dalil akli yang mendasari tentang intelektual dimana pendapat


para ulama tentang ilmu sebelum amal. Amal tanpa ilmu sesat . (imam Al-Ghazali).
Semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah memiliki 4 sifat wajib. Salah satunya
adalah fathanah atau cerdas. Sifat ini jugalah yang dimiliki oleh Nabi Muhammad
sebagai rasul penutup. Kecerdasan yang merupakan perpaduan dari kecerdasan
intelektual, emosional serta spiritual membawa Nabi Muhammad sebagai seorang
pendidik yang baik bagi umatnya. (Tharmizi)
Sumber :

1. PENGARUAH KEMAMPUAN INTELEKTUALITAS DAN MORALITAS TERHADAP


TINGKAT KESUKSESAN DALAM PENGEMBANGAN KARIER KARYAWAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA PADANG | Syahril | Menara
Ilmu (umsb.ac.id)
2. Alquran dan Hadits

2. Buatlah kerangka singkat terkait implementasi sikap profesionalisme dalam


kehidupan seorang Muslim yang baik!

a. Ajaran Islam sebagai agama universal sangat kaya akan pesan-pesan yang
mendidik bagi muslim untuk menjadi umat terbaik, menjadi khalifa, yang
mengatur dengan baik bumi dan seisinya. Pesan-pesan sangat mendorong
kepada setiap muslim untuk berbuat dan bekerja secara profesional, yakni
bekerja dengan benar, optimal, jujur, disiplan dan tekun. Akhlak Islam yang di
ajarkan oleh Nabiyullah Muhammad SAW, memiliki sifat-sifat yang dapat
dijadikan landasan bagi Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran ini menjadi salah satu
dasar yang paling penting untuk membangun profesionalisme.
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

b.
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

a. Sifat tanggung jawab (amanah).


Suatu perusahaan/organisasi/lembaga apapun pasti hancur bila orang-orang
yang terlibat di dalamnya tidak amanah.
b. Sifat komunikatif (tabligh).
Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif dan transparan. Dengan sifat
komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan akan dapat menjalin
kerjasama dengan orang lain lebih lancar.
c. Sifat cerdas (fathanah).
Dengan kecerdasannya seorang profesional akan dapat melihat peluang dan
menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah organisasi,
kepemimpinan yang cerdas akan cepat dan tepat dalam memahami
problematika yang ada di lembaganya. Ia cepat memahami aspirasi anggotanya,
sehingga setiap peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan
problem dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran.

Sumber :
- Profesionalisme dalam Islam.doc (ipb.ac.id)
3. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Bagaimana cara Anda
menerapkan sikap kolegalitas terhadap rekan sejawat sebagai seorang calon
tenaga kesehatan dan sekaligus seorang Muslim yang bertaqwa!
Manusia adalah makhluk berketuhanan sekaligus makhluk sosial. Sebagai
makhluk berketuhanan, wajib baginya mengabdi, tunduk dan patuh, serta
berpegang teguh pada ajaran agama Allah yakni al-Islam. Sementara sebagai
makhluk sosial yang merupakan bagian dari aktualisasi sebagai makhluk
berketuhanan, mereka harus menjalin shilaturahmi dan kerjasama yang baik,
jujur, amanah, yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dari kondisi tersebut, manusia menjadi berkembang secara dinamis, sehingga
kebutuhan hidup manusia juga semakin berkembang, begitu juga tantangan
hidupnya pun berkembang pesat. Sehingga ketergantungan manusia kepada
sesamanya juga semakin tinggi. Dari sini kemudian, lahirlah lapangan pekerjaan,
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

yang dengan lapangan pekerjaan seseorang dapat memenuhi kebutuhannya


sekaligus menolong pemenuhan kebutuhan orang lain.
Cara saya menerapkan sikap kolegalitas terhadap rekan sejawat sebagai
seorang tenaga kesehatan dan sekaligus seorang Muslim yang bertaqwa yaitu
dengan bersama-sama bekerja dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien, berusaha membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan saat
melakukan perawatan kepada pasien, memberikan kesempatan kepada teman
sejawat untuk beribadah apabila sudah tiba waktu beribadah, meghormati rekan
sejawat yang memiliki keyakinan berbeda, menghargai dan menghormati rekan
sejawat.

Sumber :
- Profesionalisme dalam Islam.doc (ipb.ac.id)
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

Tugas mentoring
KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB SAAT SEORANG LAKI-LAKI
BERTANYA KEPADA BELIAU MENGENAI EMPAT PERKARA KEHIDUPAN

Ali bin Abi Thalib adalah seorang sahabat yang sangat jenius. Ia dibesarkan oleh
Nabi Muhammad Saw. dan berkesempatan menemani Nabi selama 30 tahun. Beliau
dikenal sebagai orang paling faqih berkat penguasaan ilmu yang didapatnya langsung
dari Rasulullah shallalalhu 'alaihi wa sallam. Dalam satu riwayat disebutkan, Rasulullah
memberi julukan Ali bin Abi Thalib sebagai pintu gerbang ilmu: "Aku adalah kota ilmu,
sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya."
Sayyidina Ali adalah sepupu Nabi Muhammad yang kemudian menjadi menantu
beliau setelah menikahi Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha. Kalamnya penuh lautan
ilmu, kebijaksanaannya bertabur hikmah. Beliau dikenal cerdas karena menguasai
banyak ilmu secara mendalam. Nasehat dan fatwanya selalu didengar para sahabat dan
khalifah sebelumnya. Beliau kerap menjadi tempat bertanya para sahabat baik tentang
kalam Allah (Al-Qur'an) maupun ilmu fiqih.
Dikisahkan ketika beliau menjabat Amirul Mukminin, seorang laki-laki bertanya
kepadanya tentang empat masalah. Jawaban Sayyidina Ali benar-benar luar biasa.
Selain mengandung nasihat berharga, jawaban beliau sarat motivasi bagi kita untuk
menjalani kehidupan lebih baik. Berikut empat pertanyaan yang dilontarkan kepada
beliau:
Seorang laki-laki datang kepada Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib
dan berkata, aku ingin bertanya kepadamu tentang empat masalah:
1. Perkara apa yang wajib dan yang lebih wajib?

2. Perkara apa yang dekat dan yang lebih dekat?

3. Perkara apa yang mengherankan dan yang lebih mengherankan?


Perkara apa yang sulit dan yang lebih sulit?

4. Maka Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjawab:


Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

1. Perkara yang wajib adalah ta'at kepada Allah dan yang lebih wajib
meninggalkan maksiat.
2. Perkara yang dekat adalah hari Kiamat dan yang lebih dekat lagi adalah kematian.

3. Perkara yang mengherankan adalah dunia dan yang lebih mengherankan lagi
adalah cinta kepada dunia.
4. Perkara yang sulit adalah kuburan dan yang lebih sulit lagi adalah masuk ke
dalam kubur tanpa membawa bekal.
Demikian jawaban Sayyidina Ali yang mengandung hikmah. Meski menjawab
dengan singkat, kandungan pesannya bertabur mutiara. Semoga pesan beliau dapat
mengobati hati dan memotivasi kita untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.

Sumber:

Kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang Memukau - Islami[dot]co

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 07 Agustus 2021 -
18:17 WIB oleh Rusman H Siregar dengan judul "Kecerdasan Sayyidina Ali Saat
Menjawab 4 Pertanyaan Sulit".

Anda mungkin juga menyukai