NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam
Dalil naqli adalah dalil yang berasal dari alquran dan hadist sedangkan
dalil aqli adalah dalil yang berasal dari akal atau logika. Dalil naqli yang
mendasari tentang pengembangan profesionalisme. Implementasi sikap
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam
intelektual yaitu “Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang
belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan
janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (HR
Baehaqi).
a. Ajaran Islam sebagai agama universal sangat kaya akan pesan-pesan yang
mendidik bagi muslim untuk menjadi umat terbaik, menjadi khalifa, yang
mengatur dengan baik bumi dan seisinya. Pesan-pesan sangat mendorong
kepada setiap muslim untuk berbuat dan bekerja secara profesional, yakni
bekerja dengan benar, optimal, jujur, disiplan dan tekun. Akhlak Islam yang di
ajarkan oleh Nabiyullah Muhammad SAW, memiliki sifat-sifat yang dapat
dijadikan landasan bagi Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran ini menjadi salah satu
dasar yang paling penting untuk membangun profesionalisme.
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam
b.
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam
Sumber :
- Profesionalisme dalam Islam.doc (ipb.ac.id)
3. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Bagaimana cara Anda
menerapkan sikap kolegalitas terhadap rekan sejawat sebagai seorang calon
tenaga kesehatan dan sekaligus seorang Muslim yang bertaqwa!
Manusia adalah makhluk berketuhanan sekaligus makhluk sosial. Sebagai
makhluk berketuhanan, wajib baginya mengabdi, tunduk dan patuh, serta
berpegang teguh pada ajaran agama Allah yakni al-Islam. Sementara sebagai
makhluk sosial yang merupakan bagian dari aktualisasi sebagai makhluk
berketuhanan, mereka harus menjalin shilaturahmi dan kerjasama yang baik,
jujur, amanah, yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dari kondisi tersebut, manusia menjadi berkembang secara dinamis, sehingga
kebutuhan hidup manusia juga semakin berkembang, begitu juga tantangan
hidupnya pun berkembang pesat. Sehingga ketergantungan manusia kepada
sesamanya juga semakin tinggi. Dari sini kemudian, lahirlah lapangan pekerjaan,
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam
Sumber :
- Profesionalisme dalam Islam.doc (ipb.ac.id)
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam
Tugas mentoring
KISAH KECERDASAN ALI BIN ABI THALIB SAAT SEORANG LAKI-LAKI
BERTANYA KEPADA BELIAU MENGENAI EMPAT PERKARA KEHIDUPAN
Ali bin Abi Thalib adalah seorang sahabat yang sangat jenius. Ia dibesarkan oleh
Nabi Muhammad Saw. dan berkesempatan menemani Nabi selama 30 tahun. Beliau
dikenal sebagai orang paling faqih berkat penguasaan ilmu yang didapatnya langsung
dari Rasulullah shallalalhu 'alaihi wa sallam. Dalam satu riwayat disebutkan, Rasulullah
memberi julukan Ali bin Abi Thalib sebagai pintu gerbang ilmu: "Aku adalah kota ilmu,
sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya."
Sayyidina Ali adalah sepupu Nabi Muhammad yang kemudian menjadi menantu
beliau setelah menikahi Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha. Kalamnya penuh lautan
ilmu, kebijaksanaannya bertabur hikmah. Beliau dikenal cerdas karena menguasai
banyak ilmu secara mendalam. Nasehat dan fatwanya selalu didengar para sahabat dan
khalifah sebelumnya. Beliau kerap menjadi tempat bertanya para sahabat baik tentang
kalam Allah (Al-Qur'an) maupun ilmu fiqih.
Dikisahkan ketika beliau menjabat Amirul Mukminin, seorang laki-laki bertanya
kepadanya tentang empat masalah. Jawaban Sayyidina Ali benar-benar luar biasa.
Selain mengandung nasihat berharga, jawaban beliau sarat motivasi bagi kita untuk
menjalani kehidupan lebih baik. Berikut empat pertanyaan yang dilontarkan kepada
beliau:
Seorang laki-laki datang kepada Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib
dan berkata, aku ingin bertanya kepadamu tentang empat masalah:
1. Perkara apa yang wajib dan yang lebih wajib?
1. Perkara yang wajib adalah ta'at kepada Allah dan yang lebih wajib
meninggalkan maksiat.
2. Perkara yang dekat adalah hari Kiamat dan yang lebih dekat lagi adalah kematian.
3. Perkara yang mengherankan adalah dunia dan yang lebih mengherankan lagi
adalah cinta kepada dunia.
4. Perkara yang sulit adalah kuburan dan yang lebih sulit lagi adalah masuk ke
dalam kubur tanpa membawa bekal.
Demikian jawaban Sayyidina Ali yang mengandung hikmah. Meski menjawab
dengan singkat, kandungan pesannya bertabur mutiara. Semoga pesan beliau dapat
mengobati hati dan memotivasi kita untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.
Sumber:
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 07 Agustus 2021 -
18:17 WIB oleh Rusman H Siregar dengan judul "Kecerdasan Sayyidina Ali Saat
Menjawab 4 Pertanyaan Sulit".