Anda di halaman 1dari 16

BUPATI BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL


NOMOR 24 TAHUN 2008

TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
PADA TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, DAN SMK
DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, DAN
KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BANTUL
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
BUPATI BANTUL,

Menimbang : a. bahwa kegiatan penerimaan peserta didik baru perlu dilaksanakan


untuk menerima anak didik dan peserta didik secara tepat dalam
rangka memenuhi hak-hak mereka untuk memperoleh layanan
pendidikan;

b. bahwa pelaksanaan penerimaan peserta didik baru harus


dilaksanakan dengan transparan, demokratis, aman, dan lancar
serta dapat dipertanggungjawabkan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, dan


huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bantul tentang
Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK di Lingkungan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kantor Departemen Agama
Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2008/2009;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Kabupaten Bantul dalam Lingkungan Daerah
Istimewa Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan


Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standard
Nasional Pendidikan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2007


tentang Ujian Nasional SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan
SMK Tahun Pelajaran 2007/2008;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2007


tentang Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk
SD/MI/SDLB Tahun Ajaran 2007/2008;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2008


tentang Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan Tahun 2008;

10. Peraturan Gubernur Daerah Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2008


tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru
pada Taman Kanak-Kanak dan Sekolah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009;

11. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Sistem


Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Bantul;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 13 Tahun 2007


tentang Penetapan Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan
Kabupaten Bantul;

13. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan


Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bantul;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, DAN SMK DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN, DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BANTUL TAHUN
PELAJARAN 2008/2009.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bantul.
2. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Bantul.
3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Bantul.
4. Kantor Departemen Agama adalah Kantor Departemen Agama Kabupaten Bantul.
5. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.
6. Dinas Pendidikan Propinsi adalah Dinas Pendidikan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
7. Kanwil adalah Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
8. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah kegiatan penerimaan calon peserta didik
yang memenuhi syarat tertentu untuk memperoleh pendidikan pada bentuk satuan
pendidikan, mengikuti suatu jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
9. Perpindahan peserta didik adalah penerimaan peserta didik dari suatu sekolah ke
sekolah lain.
10. Nilai Ujian Sekolah adalah angka yang diperoleh dari hasil ujian sekolah yang
dicantumkan dalam Surat Tanda Lulus (STL) atau Surat Tanda Kelulusan (STK), Surat
Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN), Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah Daerah
(SKHUSD) atau Surat Keterangan yang Berpenghargaan Sama (SKYBS).
11. Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik yang telah
menyelesaikan jenjang pendidikan dan diselenggarakan secara nasional.
12. Ujiaan Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) adalah kegiatan penilaiaan hasil
belajar peserta didik yan telah menyelesaikan jenjang pendidikan yang diselenggarakan
secara nasional untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasyah Ibtidaiyah (SD/MI).
13. Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (SKHUASBN) adalah
surat resmi yang yang menerangkan bahwa pemegangnya telah mengikuti seluruh mata
pelajaran yang diujikan dalam UASBN.
14. Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disebut SKHUN, dan Surat
Keterangan Yang Berpenghargaan Sama yang selanjutnya disebut SKYBS adalah surat
resmi yang menerangkan bahwa pemegangnya telah mengikuti seluruh mata pelajaran
yang diujiakan secara nasional.
15. Ujian Sekolah Daerah adalah kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik yang telah
menyelesaikan jenjang pendidikan SD/MI yang diselenggarakan oleh Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
16. Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah Daerah yang selanjutnya disebut SKHUSD adalah
surat resmi yang menerangkan bahwa pemegangnya telah mengikuti seluruh mata
pelajaran yang diujikan dalam Ujian Sekolah Daerah.
17. Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar yang selanjutnya disebut STTB adalah surat pernyataan
resmi dan sah yang menerangkan bahwa pemegangnya telah tamat belajar pada satuan
pendidikan sekolah.
18. Surat Tanda Lulus yang selanjutnya disebut STL adalah surat resmi yang menerangkan
bahwa pemegangnya telah mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan dan dinyatakan
lulus.
19. Surat Tanda Kelulusan yang selanjutnya disebut STK adalah surat resmi yang
menerangkan bahwa pemegangnya telah mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan
dan dinyatakan lulus.
20. Program Paket A adalah program pendidikan pada jalur pendidikan non formal yang
diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan setara
dengan Sekolah Dasar (SD).
21. Program Paket B adalah program pendidikan pada jalur pendidikan non formal yang
diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan setara
dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
22. Sekolah adalah SD, SMP, SMA, SMK, baik negeri maupun swasta di lingkungan
pembinaan Dinas Pendidikan.
23. Madrasah adalah MI, MTs, MA, baik Negeri maupun Swasta di lingkungan Kantor
Departemen Agama.
24. SMP Terbuka adalah pendidikan sekolah dengan sebagian besar kegiatan belajar
mengajarnya di luar gedung SMP dengan prinsip belajar mandiri baik melalui program
modul, radio maupun kaset, dan secara berkala diadakan tatap muka di SMP Induk.
25. Surat Keterangan yang berpenghargaan sama dengan Ijazah adalah Surat Keterangan
resmi yang menerangkan bahwa pemegangnya mempunyai pengetahuan/kemampuan
setingkat dengan tamatan suatu jenjang pendidikan formal tertentu, yang dihargai sama
dengan STTB Ijazah tingkat dengan jenjang pendidikan formal tertentu.
26. Seleksi adalah cara perangkingan nilai UASDA/UASBN/UN beserta prestasi non akademik
calon peserta didik baru.
27. Tes adalah cara menentukan calon peserta didik baru yang dapat diterima karena yang
bersangkutan tidak mempunyai nilai UASDA.
28. Tes khusus adalah cara menentukan calon peserta didik baru yang masuk SMK
berdasarkan minat, bakat, dan kemampuan.
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Azas
Pasal 2

(1) Penerimaan peserta didik baru dilaksanakan berdasarkan azas obyektivitas,


transparansi, akuntabilitas dan tidak diskriminatif.

(2) Obyektivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penerimaan peserta didik, baik
peserta didik baru maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang diatur di
dalam Peraturan Bupati ini.

(3) Transparansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelaksanaan penerimaan
peserta didik bersifat terbuka dan dapat diketahui orang tua calon peserta didik dan
masyarakat.

(4) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penerimaan peserta didik
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya.

(5) Tidak diskriminatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah setiap warga negara
yang berusia sekolah dapat mengikuti program pendidikan tanpa membedakan suku,
daerah asal, agama, dan golongan.

Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3

Penerimaan peserta didik baru bertujuan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak
usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya.

BAB III
PERSYARATAN PENDAFTARAN
Bagian Kesatu
TK/RA
Pasal 4

Persyaratan calon peserta didik TK/RA adalah:


a. berusia 4 sampai dengan 5 tahun untuk kelompok A; dan
b. berusia 5 sampai dengan 6 tahun untuk kelompok B.

Bagian Kedua
SD/MI
Pasal 5

Persyaratan calon peserta didik kelas I SD/MI adalah:


a. berusia 7 tahun sampai dengan 12 tahun wajib diterima; dan
b. berusia 6 tahun dapat diterima.

Bagian Ketiga
SMP/MTs
Pasal 6

Persyaratan calon peserta didik kelas VII (SMP/MTs) adalah:


a. lulus SD/SDLB/SLB Tingkat Dasar/MI/Program Paket A;
b. memiliki Ijazah SKHUASBN/SKYBS atau Surat Keterangan lain yang berpenghargaan
sama;
c. berusia setinggi-tingginya 18 Tahun pada tanggal 14 Juli 2008; dan
d. bagi calon peserta didik yang lulus sebelum Tahun 2005/2006 memiliki STTB, STK,
SKHUSD/ SKYBS/Program Paket A.

Pasal 7

Pengaturan dan persyaratan calon peserta didik kelas VII (SMP bertaraf Internasional)
mengacu pada surat Direktorat Jenderal Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Nomor 533/C3/DS/SSN-2007, Tanggal 13 Maret 2007.

Bagian Keempat
SMA/MA
Pasal 8

Persyaratan calon peserta didik kelas X (SMA/MA) adalah:


a. lulus SMP/SMPLB/MTs/Program Paket B;
b. memiliki Ijazah, SKYBS, STL, STK atau SKHUN;
c. berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada 14 Juli 2008;
d. bagi tamatan sebelum tahun 2005/2006 memiliki STTB, STK, DANEM/DANUAS/ SKYBS/
Program Paket B; dan
e. bagi calon peserta didik yang lulus sebelum tahun 2005/2006 memiliki STTB, SKYBS
dengan STK, DANEM/DANUAS.

Bagian Kelima
SMK
Pasal 9

Persyaratan calon peserta didik kelas X (SMK) adalah :


a. lulus SMP/SMPLB/MTs/Program Paket B;
b. memiliki Ijazah SKYBS, STL, STK atau SKHUN;
c. berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada tanggal 14 Juli 2008;
d. diwajibkan mengikuti tes khusus bagi Kelompok Seni dan Kerajinan, Pertanian dan
Kehutanan, Teknologi, Industri, Pelayaran, dan Pariwisata; dan
e. memenuhi persyaratan fisik sesuai dengan ciri khas Kejuruan/program keahlian.

BAB IV
PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
Bagian Kesatu
Tahapan Pelaksanaan
Pasal 10

Kegiatan penerimaan peserta didik baru dilaksanakan oleh sekolah dengan memperhatikan
kalender pendidikan melalui tahapan :
a. pemberitahuan ke masyarakat;
b. pendaftaran;
c. pengumuman peserta didik yang diterima; dan
d. pendaftaran ulang.

Bagian Kedua
Pendaftaran
Paragraf Kesatu
TK/RA dan SD/MI
Pasal 11

(1) Pendaftaran calon peserta didik TK/RA dan SD/MI Negeri dilaksanakan pada
tanggal 1 Juli 2008 sampai dengan 3 Juli 2008.
(2) Pengumuman calon peserta didik TK/RA dan SD/MI Negeri dilaksanakan pada tanggal 5
Juli 2008.

(3) Bagi TK/RA dan SD/MI Negeri yang pendaftarannya telah melebihi daya tampung dapat
menutup pendaftaran sebelum tanggal 3 Juli 2008.

(4) Bagi RA/Madrasah Negeri yang belum memenuhi daya tampung dapat menerima
peserta didik sampai dengan tanggal 14 Juli 2008.

Pasal 12

(1) Pendaftaran calon peserta didik TK/RA dan SD/MI Swasta dilaksanakan pada
Tanggal 1 sampai dengan 5 Juli 2008.

(2) Pengumuman calon peserta didik TK/RA dan SD/MI Swasta dilaksanakan pada
Tanggal 7 Juli 2008.

(3) Bagi TK/RA dan SD/MI Swasta yang pendaftarannya telah melebihi daya tampung dapat
menutup pendaftaran sebelum tanggal 5 Juli 2008.

(4) Bagi RA/Madrasah Swasta yang belum memenuhi daya tampung dapat menerima
peserta didik sampai dengan tanggal 14 Juli 2008.

Pasal 13

Pelaksanaan pendaftaran calon peserta didik TK/RA dan SD/MI Negeri dan TK/RA dan SD/MI
Swasta dilaksanakan pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB.

Paragraf Kedua
SMP/MTs
Pasal 14

(1) Pendaftaran calon peserta didik SMP/MTs Negeri dilaksanakan pada tanggal 7 sampai
dengan 9 Juli 2008 dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB.

(2) Seleksi atau tes SMP/MTs Negeri dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2008.

(3) Pengumuman calon peserta didik SMP/MTs Negeri dilaksanakan pada 11 Juli 2008 pada
pukul10.00 WIB.

(4) Pencatatan kembali calon peserta didik yang dinyatakan diterima dilaksanakan pada
tanggal 11 sampai dengan 12 Juli 2008.

Pasal 15

(1) Pendaftaran calon peserta didik SMP/MTs Swasta dilaksanakan pada tanggal 7 sampai
dengan 12 Juli 2008 dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB.

(2) Seleksi atau tes SMP/MTs Swasta dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2008.

(3) Pengumuman calon peserta didik SMP/MTs Swasta dilaksanakan pada 14 Juli 2008
pada pukul 10.00 WIB.

(4) Pencatatan kembali calon peserta didik yang dinyatakan diterima dilaksanakan pada
tanggal 11 sampai dengan 12 Juli 2008.
Pasal 16

Pendaftaran calon peserta didik SMP Terbuka pendaftaran dilaksanakan pada tanggal 14 Juli
2008 sampai dengan tanggal 31 Juli 2008.

Paragraf Ketiga
SMA/MA/SMK
Pasal 17

(1) Pendaftaran calon peserta didik SMA/MA/SMK Negeri dilaksanakan pada tanggal 3
sampai dengan 5 Juli 2008 dari Pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB, khusus
hari Jumat sampai dengan pukul 11.00 WIB.

(2) Seleksi atau tes SMA/MA/SMK Negeri dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2008.

(3) Pengumuman calon peserta didik SMA/MA/SMK Negeri dilaksanakan pada 8 Juli 2008
pada pukul10.00 WIB.

(4) Pencatatan kembali calon peserta didik yang dinyatakan diterima dilaksanakan pada
tanggal 9 sampai dengan 11 Juli 2008.

Pasal 18

(1) Pendaftaran calon peserta didik SMA/MA/SMK Swasta dilaksanakan pada tanggal 3
sampai dengan 8 Juli 2008 dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB, khusus
hari Jumat sampai dengan pukul 11.00 WIB.

(2) Seleksi atau tes SMA/MA/SMK Swasta dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2008.

(3) Pengumuman calon peserta didik SMA/MA/SMK Swasta dilaksanakan pada 10 Juli 2008
pada pukul10.00 WIB.

(4) Pencatatan kembali calon peserta didik yang dinyatakan diterima dilaksanakan pada
tanggal 10 sampai dengan 12 Juli 2008.

Bagian Keempat
Khusus
Pasal 19

Bagi sekolah dengan standar Internasional untuk tingkat SMP/MTs dan SMK dapat
melaksanakan tes khusus sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Mandikdasmen Nomor
543/C3/KEP/2007.

Pasal 20

Dalam rangka melaksanakan Program Retrievel bagi keluarga miskin yang putus sekolah dan
untuk mendukung Program Wajib Belajar 12 Tahun, sekolah dapat menerima calon peserta
didik untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK sampai bulan September 2008.

Bagian Kelima
Seleksi
Pasal 21

Sekolah dapat mengadakan seleksi calon peserta didik jika pendaftar melebihi daya tampung
sekolah yang bersangkutan.
Pasal 22

Seleksi calon peserta didik kelas I SD/MI dilakukan semata-mata berdasarkan usia, tidak
dipersyaratkan telah mengikuti TK/RA/TKLB dan tidak boleh diadakan test.

Pasal 23

(1) Seleksi calon peserta didik kelas VII (SMP/MTs) dilaksanakan dengan menggunakan
SKHUASBN tiga (3) mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika.

(2) Bagi calon peserta didik yang lulus sebelum Tahun 2007/2008 dilaksanakan dengan
menggunakan hasil dari Ujian Sekolah Daerah atau dengan tes yang soalnya disusun
oleh Tim Penyusun soal Ujian Sekolah Daerah.

(3) Bagi calon peserta didik kelas VII (SMP/MTs) dari di luar Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan siswa lulusan di luar Provinsi DIY sebelum Tahun Pelajaran 2007/2008
dalam pelaksanaan seleksi dilakukan dengan cara tes dengan ketentuan:
a. mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA;
b. nilai maksimum masing-masing mata pelajaran adalah 10 sehingga jumlah nilai
maksimum untuk tiga (3) mata pelajaran adalah 30.

Pasal 24

(1) Seleksi calon peserta didik kelas X (SMA/MA) dilaksanakan dengan menggunakan
SKHUN empat (4) mata pelajaran UN, yaitu Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika dan
Bahasa Inggris, dengan nilai rata rata.

(2) Bagi calon peserta didik kelas X (SMA/MA) yang lulus sebelum Tahun 2007/2008 dapat
SKHUN tiga (3) mata pelajaran UN, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa
Inggris, dengan nilai rata rata.

Pasal 25

(1) Seleksi calon peserta didik kelas X (SMK) dengan seleksi SKHUN dilaksanakan dengan
menggunakan SKHUN empat (4) mata pelajaran Ujian Nasional, yaitu Bahasa Indonesia,
IPA dan Matematika dan Bahasa Inggris, dengan nilai rata rata, serta dapat
mempertimbangkan bakat dan kemampuan peserta didik.

(2) Bagi calon peserta didik kelas X (SMK) ujian nasional dan bagi siswa lulusan sebelum
tahun 2007/2008 menggunakan SKHUN tiga (3) mata pelajaran Ujian Nasional yaitu
Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris, dengan nilai rata rata, serta dapat
mempertimbangkan bakat dan kemampuan peserta didik.

Bagian Keenam
Tata cara Pendaftaran
Pasal 26

(1) Calon peserta didik yang mendaftarkan diri pada sekolah wajib:
a. mengambil formulir pendaftaran sekolah;
b. mengembalikan formulir yang telah diisi;
c. menyerahkan SKHUN/SKHUASBN/SKHUSD/SKBY asli/SKYBS yang dimasukkan
dalam stop map;
d. menyerahkan foto copy ijasah, SKHUN, STL, atau STK asli; dan
e. apabila diminta kembali sebelum pengumuman, maka dianggap mengundurkan diri.
(2) Sekolah wajib menyediakan formulir pendaftaran calon peserta didik baru dan
pernyataan mengikuti pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh guru yang seagama.

(3) Pendaftaran calon peserta didik SMP Terbuka dilaksananakan di Tempat Kegiatan
Belajar (TKB), Sekolah Induk atau dapat melalui Guru Pembimbing/Guru Pamong.

Bagian Ketujuh
Daya Tampung
Pasal 27

(1) Jumlah daya tampung dan rombongan belajar untuk tiap sekolah disesuaikan dengan
kemampuan sekolah dan/atau sarana dan prasarana SDM.

(2) Sekolah tidak diperbolehkan melaksanakan KBM pagi dan sore.

Bagian Kedelapan
Jumlah Peserta Didik Tiap Rombongan Belajar/Kelas
Pasal 28

(1) Jumlah peserta didik tiap rombongan belajar diatur sebagai berikut:
a. TK/RA maksimum 24;
b. SD/MI minimum 10 maksimum 30;
c. SMP/MTs minimum 10 maksimum 36;
d. SMA/MA minimum 10 maksimum 36; dan
e. SMK :
1) Kelompok Pertanian dan Kehutanan, Teknologi dan Industri, Kesejahteraan.
Masyarakat, Peternakan, Kelautan, Bisnis dan Manajemen minimum 16
maksimum 36.
2) Kelompok Pariwisata minimum 10 maksimum 36.
3) Kelompok Seni dan Kerajinan untuk :
a) Program Studi Seni Tari dan Seni Musik minimum 16 maksimum 24;
b) Program Studi Seni Pedalangan dan teater tidak ada batasan minimum
maksimum 16; dan
c) Program Keahlian Seni Rupa, Kerajinan Kayu, Kerajinan Tekstil, Kerajinan
Logam, Kerajinan Kulit dan Kerajinan Keramik minimum 16 maksimum 32.

(2) Untuk SD, tiap sekolah hanya diperbolehkan menerima calon peserta didik kelas 1 sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Sekolah yang akan menerima peserta didik baru tidak boleh melebihi batas maksimum
dan sesuai dengan kemampuan masing-masing sekolah.

(4) Calon Peserta Didik dari luar (asal sekolah) dari Kabupaten Bantul diatur sebagai berikut:
a. Luar Negeri maksimum 5% (lima perseratus);
b. Luar Propinsi maksimum 20% (dua puluh perseratus) kecuali dari daerah perbatasan;
c. Luar Kabupaten maksimum 30% (tiga puluh perseratus); dan
d. Sekolah yang terletak di perbatasan Kabupaten/pinggiran maksimum 50% (lima puluh
perseratus).
Bagian Kesembilan
Penerimaan Peserta Didik Pindahan
Pasal 29
(1) Penerimaan perpindahan peserta didik pindahan yang mengikuti orangtua yang
melaksanakan kewajiban pindah tugas/kepindahan domisili baik dari luar negeri maupun
dari propinsi/wilayah lainnya, diatur sebagai berikut:
a. peserta didik anak dari PNS/TNI/POLRI/BUMN yang dimutasikan dengan
menunjukkan/melengkapi surat pindah tugas orangtua/wali peserta didik yang
bersangkutan;
b. peserta didik anak dari mereka yang bukan PNS/TNI/POLRI/BUMN agar melengkapi
fotocopy/Kartu Keluarga/ KTP orangtua/wali peserta didik atau surat keterangan
pindah dari Lurah setempat yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah
berdomisili di wilayah yang baru;
c. perpindahan peserta didik dari sekolah di luar negeri harus dilampiri hasil penilaian
kesetaraan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
d. perpindahan peserta didik dari sekolah di luar lingkungan Dinas Pendidikan atau
sekolah yang tidak diselenggarakan dan tidak dibina oleh Pemerintah Indonesia ke
sekolah dalam lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah dapat dilakukan dengan tes penempatan oleh sekolah yang bersangkutan,
setelah mendapatkan rekomendasi dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah;
e. perpindahan peserta didik dari sekolah di luar lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi
harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kab/Kota setempat,
sedangkan sekolah yang tidak diselenggarakan dan tidak dibina oleh Pemerintah
Indonesia ke sekolah dalam lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Menejemen
Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilakukan dengan tes penempatan oleh
sekolah yang bersangkutan, setelah mendapatkan rekomendasi dari Direktur Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah;
f. perpindahan peserta didik dengan mempertimbangkan flexsibilitas pilihan dan waktu
penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multi entry/multi exit) Mata
pelajaran yang lama dapat dikonversikan pada mata pelajaran baru dengan
mempertimbangkan kompetensi peserta didik.
g. perpindahan peserta didik dengan alasan mengikuti perpindahan tugas orang tua
sesuai surat tugasnya;
h. perpindahan peserta didik kelas VII dan X dengan alasan mengikuti perpindahan
tugas orang tua pelaksanaannya setelah semester I; dan
i. kepala sekolah asal dan Kepala Sekolah yang dituju agar memberi kemudahan atas
mutasi tersebut.
(2) Perpindahan peserta didik akibat kasus khusus, seperti pindah dari daerah
bencana/konflik wajib diterima, selama daya tampung memungkinkan dan dibuktikan
dengan surat keterangan yang sah.
(3) Dalam pelaksanakan perpindahan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dilengkapi dengan surat keterangan bebas narkoba dari instansi yang berwenang
dan akte perwalian.
BAB V
PRESTASI
Bagian Kesatu
Prestasi Non Akademis
Pasal 30
(1) Calon peserta didik baru yang berasal dari SD/MI, dan SMP/MTs di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang memiliki prestasi di bidang olahraga/seni/kreativitas dan minat mata
pelajaran perorangan maupun beregu, diberikan penghargaan dalam bentuk penambahan
nilai pada jumlah nilai SKHUASBN/SKHUSD/SKHUN hasil tes yang diperhitungkan dalam
penentuan peringkat PPDB.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan salah satu cara untuk
memotivasi peserta didik dalam menekuni bidangnya masing-masing, karena disadari
bahwa untuk mencapai prestasi itu memerlukan waktu lama dan usaha yang keras.

(3) Penghargaan terhadap prestasi olahraga/seni/kreativitas, dan minat pelajaran yang


diselenggarakan secara resmi dan berjenjang oleh Dinas Pendidikan/Depdiknas,
Departemen Agama, dan Induk Induk Organisasi diberikan untuk PPDB SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bersifat Kompetitif:

Penambahan Jumlah Nilai


No Kejuaraan Tingkat Juara I Juara II Juara III

1 Internasional 1.5 1.4 1.3


2 Nasional 1.2 1.1 1.0
3 Regional Wilayah 0.9 0.8 0.7
4 Propinsi 0.6 0.5 0.4
5 Kabupaten 0.3 0.2 0.1

b. Bersifat Non Kompetitif:

No Keikutsertaan Calon Peserta didik Penambahan Nilai

1 Mewakili negara mengikuti event olahraga resmi tingkat 1.0


Internasional
2 Mengikuti pemusatan latihan (Pelatnas) POPNAS 0.4
3 Mengikuti kegiatan POPWIL atau eksibisi kesenian 0.1
tingkat Internasional
4 Seni Kreativitas dan Mata Pelajaran tingkat 0.4
Internasional

(4) Pemberian penghargaan/bukti rekomendasi/pengesahan penghargaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) diatur sebagai berikut :
a. prestasi tingkat Internasional oleh Depdiknas/Depag di Jakarta;
b. prestasi tingkat Nasional, Regional, dan Propinsi oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan
Kanwil Departemen Agama Propinsi di Propinsi; dan
c. prestasi tingkat Kabupaten oleh Dinas Pendidikan atau Kandepag.

(5) Penghargaan terhadap calon peserta didik diberikan dengan ketentuan prestasi yang
dimiliki paling lama tiga tahun sebelum penerimaan peserta didik baru yang sedang
berlangsung.

(6) Apabila peserta didik baru memiliki lebih dari satu prestasi bidang yang sejenis atau
kegiatan yang berbeda, maka pemberian penghargaannya ditentukan pada salah satu
prestasi yang tertinggi atau yang diminati oleh peserta didik yang bersangkutan, bukan
nilai komulatif.

(7) Bagi calon peserta didik yang berasal dari SD/MI, SMP/MTs dari luar Propinsi DIY yang
diperhitungkan adalah Prestasi Tingkat Nasional dan Internasional sedangkan dari luar
kabupaten yang diperhitungkan adalah prestasi tingkat Propinsi, Nasional, dan
Internasional.
(8) Sekolah dapat menerima calon peserta didik yang memiliki prestasi bertaraf
Kabupaten/Kota/Propinsi/Nasional/Internasional tanpa mengikuti Seleksi.

(9) Ketentuan lebih lanjut penerimaan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
akan di atur sekolah dan mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan atau Kantor
Departemen Agama.

Bagian Kedua
Program Percepatan
Pasal 31

Sekolah yang menyelenggarakan program percepatan dalam mengadaan seleksi dengan


persyaratan sebagai berikut :
a. calon peserta didik telah memiliki ijazah serta SKHUN/SKHUSBN pada jenjang
sebelumnya; dan
b. memilik kecerdasan luar biasa yang dibuktikan dengan prestasi akademis dan atau tes
psikologis.

BAB VI
BIAYA DAN PEMANTAUAN
Bagian Kesatu
Biaya
Pasal 32

(1) PPDB SD/MI, SMP/MTs tidak dipungut biaya, tetapi biaya pelaksanaannya dibebankan
pada APBS melalui dana BOS/BOP.

(2) Biaya PPDB dan biaya-biaya lain yang akan dibebankan pada calon peserta didik Baru
untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK harus sesuai dengan RAPBS Tahun Ajaran
2008/2009.

(3) Biaya PPDB TK/RA, SMA/MA, dan SMK diatur sebagai berikut :
a. TK/RA sebesar Rp 7.500,00.
b. SMA/MA Negeri dan Swasta sebesar Rp. 25.000,00.
c. SMK :
1) Kelompok yang melaksanakan seleksi sebesar Rp 35.000,00; dan
2) Kelompok yang tidak seleksi sebesar Rp 25.000,00.

(4) Peserta didik yang mengalami hambatan sosial ekonomi apabila dibuktikan dengan surat
keterangan yang sah/Kartu Gakin berhak mendapatkan keringanan biaya dan/atau
dibebaskan dari biaya pendaftaran.

(5) Penggunaan biaya pendaftaran untuk kegiatan:


a. penyelenggaraan kegiatan PPDB;
b. penyusunan/penggandaan soal dan pelaksanaan seleksi;
c. test khusus, koreksi dan perangkingan; dan
d. evaluasi dan pelaporan.

(6) Segala biaya diluar PPDB dilaksanakan setelah peserta didik dinyatakan diterima dan
berdasarkan musyawarah antara dewan sekolah dengan orang tua peserta didik.

Bagian Kedua
Pemantauan
Pasal 33

Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya melaksanakan koordinasi dan pemantauan


pelaksanaan penerimaan peserta didik baru.
BAB VII
KEGIATAN AWAL SEKOLAH
Pasal 34

(1) Kegiatan awal masuk sekolah dimulai pada hari Senin tanggal 14 Juli 2008.

(2) Kegiatan awal masuk sekolah dilaksanakan selama tiga (3) hari yaitu tanggal 15 sampai
dengan tanggal 17 Juli 2008 diisi dengan kegiatan sebagai berikut :
a. peserta didik TK/RA, TKLB, dan SD/MI dilaksanakan kegiatan pengenalan sekolah;
b. peserta didik kelas VII SMP/MTs, kelas IX SMA/MA, dan SMK dilaksanakan kegiatan
Masa Orientasi, yang diarahkan agar tidak menjurus pada perpeloncoan atau
sejenisnya;
c. peserta didik kelas II sampai dengan kelas VI SD/MI diisi dengan kegiatan yang
edukatif sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, misalnya bakti sosial,
pembenahan 7 K (Keamanan, Kebersihan, Keindahan, Ketertiban, Kerindangan,
Kekeluargaan dan Kesehatan), Porseni, lomba antar kelas, pendalaman materi, tes
penyegaran mata pelajaran, diskusi kelompok dan lain sebagainya;
d. peserta didik kelas VIII sampai dengan IX SMP/MTs, kelas XI sampai dengan XII
SMA, MA dan SMK, dilaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan
situasi dan kondisi sekolah setempat.

BAB VIII
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 35

(1) Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh guru yang seagama.

(2) Calon peserta didik adalah peserta didik yang belum menikah dan selama dalam
pendidikan dilarang menikah.

(3) Calon peserta didik yang diterima wajib mentaati semua peraturan sekolah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX
SANKSI
Pasal 36

(1) Sekolah/Madrasah yang tidak melaksanakan pedoman penerimaan peserta didik baru
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bupati ini dikenakan sanksi.

(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa sanksi administratif dan/atau sanksi
kepegawaian oleh pejabat yang berwenang.

BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 37

(1) Sekolah/Madrasah wajib menyiapkan jadwal pelajaran sebelum hari pertama masuk
sekolah, sehingga pada permulaan Tahun Pelajaran kegiatan belajar mengajar sudah
dapat dilaksanakan.

(2) Sekolah/Madrasah wajib membuat program kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS) Tahun Pelajaran 2008/2009 dan setelah siswa masuk
wajib membuat APBS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dalam rangka memberikan pelayanan kepada calon peserta didik yang berkebutuhan
khusus, misalnya tunanetra, tunarungu, tunawicara dan tunadaksa, Kepala Sekolah wajib
menerima calon peserta didik tersebut sepanjang memenuhi persyaratan yang berlaku
dan wajib melapor kepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi.
(4) Pakaian seragam sekolah.
a. pakaian seragam sekolah meliputi satu stel seragam OSIS, satu stel seragam
pramuka, dan untuk SMK dapat ditambah satu stel pakaian praktik;
b. pakaian seragam menjadi kewajiban orang tua dan diusahakan sendiri oleh masing-
masing orang tua/wali peserta didik atau dengan cara lain yang disepakati
berdasarkan musyawarah antara sekolah dengan dewan sekolah /orang tua peserta
didik, dengan ketentuan apabila orang tua mengusahakan sendiri pengadaan pakaian
seragam, maka pakaian seragam tersebut wajib sama dengan ketentuan yang dibuat
oleh Sekolah;
c. peserta didik baru yang orangtuanya mengalami hambatan sosial ekonomi yang
dibuktikan dengan kartu Gakin termasuk korban gempa bumi, diizinkan tidak
menggunakan pakaian seragam sekolah dan/atau Kepala Sekolah mengusahakan
bantuan/melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut; dan
d. pengadaan sarana belajar dan alat perlengkapan lainnya untuk peserta didik tidak
boleh dikaitkan dengan kegiatan PPDB.

(5) Dewan Sekolah maupun pihak lain tidak dibenarkan turut campur dalam
penyelenggaraan PPDB.
(6) Pelaporan pelaksanaan PPDB dilakukan secara berjenjang mulai dari sekolah, Dinas
Pendidikan atau Kantor Departemen Agama dan Dinas Pendidikan Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 38
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun 2007
Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2007/2008 dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Peraturan Bupati ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul.
Ditetapkan di Bantul
pada tanggal

BUPATI BANTUL,

M. IDHAM SAMAWI
Dimuat dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul
Nomor Tahun 2008
Tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANTUL,

GENDUT SUDARTO
DRAF

PEDOMAN
PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
PADA TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, DAN SMK
DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, SE
KABUPATEN BANTUL
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2008

Jalan RA. Kartini No 38, Bantul, Telp. (0274)-367237/367171

Anda mungkin juga menyukai