Anda di halaman 1dari 342

Prqsetyo:.

inS
ISTAM KIRI
JATAN MENUJU REVOTUSI SOSIAT
ISTAM KIRI
JATAN MENUJU REVOTUSI SOSIAT
EKO PRASETYO

inW
Katalog Perpustakaan Nasional Dalam Terbitan (KTD)

EKO, PRASETYO
ISLAM KIRI: JALAN MENUJU REVOLUSI SOSIAL_ EKO
PRASETYO, Yogyakarta: INSIST Press, Oktober 2003

338 halaman, i- vii, 14,5 X 21 cm, indeks


tsBN 979-3457-08-2

1. ISLAM KlRl: JALAN MENUJU REVOLUSI SOSIAL 2. Tdori $osial 3. Gerakan Sosial
l. Judul

Cetakan Pertama, Oktober 2003


Cetakan Kedua, Februari 2004

Rancang Sampul: Windu


Setting: Darmawan

Diterbitkan oleh:
INSIST PRESS
Pogunglor C-145
Yogyakarta, 55284 lndonesia
Telp/fax: +62 27 4 519513
E-mail: insistpress@eudoramail.com
insistbook@yahoo.com
Website www.insist.or.id\Press

Didistribusikan oleh:
INSIST Press Penyalur lnti (lPPl)
Pogunglor C-145
Yogyakarta, 55284 lndonesia
Telp/fax: +62 27 4 51 951 3
Email : distro@insist.or.id

Dicetak oleh:
INSIST Press Printing
Doo 6oum g"t * 3(r"r:

Au6an6r, /6a
@
nan/r'o.6u SerJ'u^pa dengon musuilu, fie"ikf o.6u

- u u 6y ang /angg " 6 do n p et6o" a. V.6u 5e. u s a6o n * 5u n uSny a


" ^
dan dia fieru"atro prk mem6unu66u. Org.6ou fie"rtran
6e - n n o ng on,6ep o dol,
"
s e6ngg a ar{ u 5e.6as f
t m em 5u, u 6ny a
/on *engo*6r{miftf,nya
Doa Sa'ad 5n VL'baTatl
- -
Daftar Isi

Daftar Isi + vii

PROLOG
Keimanan yang Kiri, Sebuah Pilihan + I
Bukan Sekedar Motif Pasar * 8
Islam Kiri; Penjelasan Dini + l6

BAB 1
Revolusi Sosial Dalam Dinamika Gerakan Islam + 39
Pengantar * 39
Para Kekasih Tuhan:
Menyusun Taktik dan Strategi Revolusi * 43
Kaum Revolusioner Islam:
Diantara Wahyu Radikaldan Realitas Politik + 76
Kesimpulan 100f
BAB 2
Kapitalisme Global: Musuh Terbesar Revolusi + 105
Pengantar* 105
Kapitalisme dan Neoliberalisme:
Tinjauan Historis dan Dinamika Perkembangan f I l0
Kebiadaban Sistem Kapitalisme * 135
Sejarah Masuknya Neoliberalisme di Indonesia
Dari Kolonialisme Menuju Penindasan f 147
Kesimpulan 168
R

BAB 3
Revolusi:Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep + 171
Revolusi Sosial: Dari Wacana menuju Gerakan Praksis + 174
Sejarah Pergulatan Revolusi "Kiri" di Indonesia * 207
Kesimpulan * 239

BAB 4
Revolusi Islam Kiri Dari Mana Kita Mulai? +,245
Pengantar * 245
Mendorong Kesadaran Keagamaan:
Dari Kesadaran Magis menuju Kesadaran Revolusioner o 247
Menciptakan Massa pasif
menjadi Massa yang Revolusioner $ 268
Merebut 'kuasa' Agama,
Dari penguasa yang eksploitatif ke kuasa rakyat n 282
Kesimpulan * 293

EPILOG
Wahai Kaum Muslimin,
Mari Kita Jalankan Revolusi!! +297
Pustaka + 309
Indeks +325
Biodata + 338
prolog
Keimanan yang Kiri,
Sebuah Pitihan
Hanya orang bodoh yang tergesa-gesa
menghukum seseorang sebagai orang kafir
(lmam AlGazali)

Revolusi adalah festival dari kaum tertindas dan terhisap. Tak pernah
massa rakyat sanggup tampil ke depan, dan begitu aKif berperan sebagai
pencipta sisfem-g.sfem sosial baru, selain pada waffiu Revolusi
(Lenin)'

Aku bukan aftis pembuat beita


Tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa
(WrjiThukul, Aku masih utuh dan kata-kata belum binasa)2

ika tidak ada orang yang melakukan dosa, banyak hal ber-
manfaat yang akan hilang. Kalimat itu diucapkan oleh
Thomas Aquinas. Saya membacanya beberapa tahun
yang lalu dan masih saja kata itu menghunjam jauh dalam akal
sehat saya. Dosa terlanjur menjadi kata yang lapuk artinya. Du-
lu saat saya tinggal di pesantren, jauh di kota Ponorogo, dosa
itu identik dengan lupa mengerjakan sholat; malas membaca
Qur'an, dan bogaul dekat dengan perempuan yang bukan mukh-
rimnya. Bahkan sewaktu saya diterima bekerja menjadi guru
taman kanak-kanak Islam, dosa makin vulgar dalam benruk-
nya. Merekayanglupa membaca doa sebelum tidurakan men-

fl"ih Edy Haryadi, Lenin, Pikiran, Tindakan dan Ucapan, Komunitas


Studi Perubahan, 2000
2Lih Suluh Pembebasan. No.l tahun I juli 1997
ISLAM KIRI

jadi tersangka dalam perbuatan dosa. Mereka yang memelihara


anjing rumahnya pasti tidak bisa dimasuki malaikat. Dosa men-
jadi kata yangpaling tepat untuk mendiamkan anak-anakyang
sedanggaduh. Sungguh dosa irubukan hanya kata sifat, tapi
di siru juga berdampingan dengan segala benruk kesengsaraan
yangmenimpabadan. Bayangkan jika kisah tentang neraka me-
muat segala benruk teknologi yang menyakitkan. Ada lidah di-
potong dan ada tangan yang disetrika. Itulah imbalan yang la-
yak unfuk manusia yang kehidupannya beibalut dengan dosa.
Beruntung ketika saya merantau, kesukaan saya bukan hanya
membaca buku tentang dosa dan neraka; tapi juga membaca
karya sastra. Ada buku yang menghantui rasa keimanan saya,
yakni karya Naguib Mahfouz dan Fyodor Dostoyevsky. Dua
karya iru membuat saya bertanya-tanya tentang dosa. saya se-
lalu tertegun kalau ingatb agaimana Raskolnikov diburu-buru
oleh'pembenaran' sekaligus kesalahannya dalam melakukan
pembunuhan. Tiba-tiba kebimbangan Raskolnikov menyelimu-
ti diri saya dalam menyaksikan segala fenomena. Hidup lagi-
lagi bukan ditentukan oleh pahala dan dusta. Kehidupan lebih
kaya dari itu, sebab kehidupan, iidak di.amaikan dengan keba-
jikan-kebajikan besar, melainkan juga perilaku sederhana, tapi
indah. Saya ingat tokoh Omar-dalam novel pengemis, karya
Naguib Mahfouz-yang dihanrui oleh kegelisahan yang men-
cekik dan melepaskannya dalam belantara pengalaman yang
menukik. Saya memang bukan Omar, tapi kegelisahan yang
menghanyutkannya dalam badai pengalaman yang mengiris-
iris akal sehat, kadang menyertai kehidupan ini. Mungkin benar
apayangdikatakan Zeinab istri Omar, manusia yang merasa
puas dan sukses takberdaya di mata iblis. Kegundahan iru pu-
lalah yang menyelimuti saya saat membacakarya Umar Ka-
yam, Bawuk.Karya yang kadang membuat saya meneteskan
air mata, melihat ketegaran, kelugasan bahkan keceriaan Ba-
wuk dalam menemani Hassan, pemuda kiri yang dicintai oleh
gadis yang baekhan. Revolusi kiri di Indonesia telah mengusung

2
Prolog

korban yang kadang tidak tahu apa-apa. Revolusi kerapkali


membawa tragedinya sendiri.
Mungkin film yang berjtdul Adaptation yang mengilhami
saya. Seorang yang hidupnya dihabiskan untuk mencari bunga
anggrek. Sedang disitu ada penulis yang hendak berkisah ten-
tang bunga. Lalu muncul seorang penulis naskah yang resah
hendak membuat skenario tentang bunga. Bunga telah mem-
pertemukan ketiga pribadi ini dalam jalinan kisah yang rapi,
segar, imajinati{ dan mengharukan. Saya mungkin tergetar saat
menyaksikan kebesaran Tuhan yang dilukis secara visual oleh
Harun Yahya, tapi di film Adaption, saya jadi malu melihat se-
rangga yang hanya dengan tarian kecil telah membuat dunia
itu jadi menawan. Mungkin ini kesukaan 'borjuis'sebagaimana
Zhivago,yang lebih memilih untuk menulis puisi dan menolong
ketimbang terlibat ramai-ramai dengan revolusi Oktober. Saya
memang bukan Zhiv ago, tapi kary a B oris Pasternak yang fi lm-
nya saya tonton berulang-ulang itu, ikut menghantui tulisan ini.
Dosa dan kiri memang bukan sebuah persamaan, tapi kedua-
nya, tidak bisa tinggal lama di negeri ini. Sebuah negeri yang
berpenduduk besar dan semuanfa memiliki agama.Mayoritas
memeluk Islam. Tiap hari Jum'at, masjid penuh sesak dengan
kehadiran kaum muslim. Ada yang tidur setelah sampai disana,
ada pengkhutbah yang mengulang-ulang temanya, ada pengu-
rus masjid yang selalu mengumumkan pendapatan infaq, dan
tentu ada selebaran kecil yang dikeluarkan oleh gerakan Islam.
Hari Jum' at itu j adi perhelatan mingguan yang kadang berj alan
datar,lazim, dan kurang ada gatah. Keimanan saya, entahlah
tidakbisa mudah tergetar, menyaksikan rentetan doa para kho-
tib. Saya pun tak ingin mengusut lebih dalam, kenapa keimanan
bisa jadi loyo. Karenasayapercayabunyi puisi Ajip Rosidi: Cu-
ma bulan mampu mencium hatiku/bulan yangbiru. Cuma pe-
rempuan yang bakal ngerti dukaku/perempuan yang rindu.
Rasa loyo itu rnakin menegang ketika saya menyaksikan
manusia berkopyah hidup mewah. Rasa-rasanya Tuhan tak per-
ISLAM KIRI

nahberkelebat di keningnya, karena, kehidupanya terasa ang-


kuh di muka wajah para pengemis yang jumlahnya sama de-
ngan rumput liar; takbisa dihirung.3 Berkopyah dan duduk se-
bagai anggota parlemen, tidak bisa hanya bermental jujur, sebab
jujur takbisa jadi modal untuk melawan keperkasaan 'musuh'
yang berlindung di balik ketiak pemodal serta seragam para ser-
dadu. Jujur ternyata menjadi 'memalukan' saat rakyat dijepit
dengan uang sekolah yang mahal dan anda-yang mengaku
beriman-hanya diam. Tidakkah mereka ingat kalimat yang
Rasullulah SAW ucapkan: Ketahuilah, akan aku kabarkan kepada-
mu bagaimana seorong tnukmin itu dapat disebut mukmin yaitu de-
ngan memperbaiki kcadaanmasyarakat dengan dii dan harta mere-
ka. Saya kurang yakin kita punya ingatan dengan peruah ini,
bahkan mereka yang mengaku-aku ketua partai Islam sekali-
pun. Ribut diantara sesama partai Islam, tidak ada yang berto-
lak dari strategi memperjuangkan rakyat, melainkan lebih ba-
nyak disebabkan karena berebut kursi dan jabatan. Mental me-
reka, sungguh keterlaluan dan bagaimana kita mau memilih
kualitas parlemen macam beginian? Saya geli membaca maja-
lah bulanan Suara Hidayatullah'yangmenampilkan perilaku
dusta para anggota parlemen; aktivitas dusta mereka bahkan
melebihi kreativitas iblis. Dari memalsu ijazah,bandar narkoba
hingga hobi berzina. Sayang media ini tidak memberi saran
yang cukup revolusioner. Saya geli karena, majalah Islam masih
meributkan hal-hal beginian, sebab hal itu semua sudah umum
diketahui. Umum kalau perzinahan dilakukan oleh sejumlah
pejabat, apala$ soal mengenai pemalsuan, dari ijazah hingga

rMereka pasti tak pernah dengar lagu bimbo, 'warisan' yang syairnya
ditulis oleh Sams Bimbo dan Taufik Ismail, bunyinya: Menjelang Rasul kita
akan wafat/dan sakit Beliau terasa berat/uang sedikit yang masih adal
disedekahkan pada orang melarat...Ketika Khalil bin walid meninggal/
pahlawan perang yang gagah berani/Ditinggalkannya seorang pembantu/
sebilah pedang dan seekor kuda..Waktu Umar gagahperkasa wafatlPenakluk
kerajaan Persia dan Roma/Warisannya sehelai baju Cuma/Dan uang
sebanyak lima dinar saja...

4
prolog r

akte peminjaman uang. Dosa memang sudah menumpuk dan


berdoa saja bukan jawaban yang andal. Diperlukan gerakan,
sekali lagi, gerakan yang ralsasa!! Seperti apakah itu? Saya me-
mimpikan munculnya Imam Khomeini yang niscaya kalau di-
kasih waktu satu jam memimpin salah satu organisasi Islam
disini maka tindakan pertama yang dilakukannya adalah me-
lakukan pemecatan. Bayangkan organisasi Islam yang memiliki
segala-galanya, dari sekolah hingga rumah sakit, hanya berani
bersuara lantang saat ada RUU Pendidikan. Tapi mereka diam
kalau menyangkut tentang pelanggaran HAM atau pencabut-
an subsidi. Ada pula organisasi Islam yangbesar tapi membuat
partaisaja tidak mampu. Bahkan sempat-dalam istilah mere-
ka sendiri-'dikadali' oleh partai oppurtunis. Alangkah konyol-
nya, partai yang mengaku-aku membawa nama Islam, tapi ter-
puruk suaranya di negeri yang mayoritas berpenduduk muslim.
Saya yakin, para anggotanya tak pernah kenal dengan gerakan
Politik di Alj azai ata,tTuanku Guru, pemimpin PAS Malaysia,
yang keduanya menang dalam Pemilu. Dan mereka pasti tak
pernah nonton Gangs of New York, y angberturur tentang kelicin-
an pemilu. Dalam film indah kiiya Martin Scorsese; William
'Boss'Twed mengatakan: Ingat aturan utama dalam politik.
Hasil pemilihan umum tak ditentukan oleh jumlah suara, tapi
oleh yang menghirung suara. Ayo, hirung terus!4
Karena itulah buku kedua ini saya rulis; dengan latar be-
lakang rumah yang ngonffak sana-sini dan menyaksikan sendiri
bagaimana memalukannya paras muka para pemimpin agama.
Buku ini hendak bertutur tentang sebuah keingintahuan dan
keresahan yang membabi-buta. Keresahan terhadap apa saja?
Terhadap banyak hal tentu saja! Yang utama karena matinya
naluri beragama. Kebosanan saya terhadap para khotib yang

aFilm Gangs Of New York (2002) diproduksi oleh Miramax Films,


sutadara: Martin Scorsese, Skenario: Jay Cock, Steven Zaillian dan Kenneth
Lonergan, pemainnya, antara lain: Daniel Day Lewis, Leonardo Di Caprio
ISLAM KIRI

mengulang-ulang tema, sama dengan bosannya saya atas gagas-


an demokrasi yang hanya jadi 'proyek' kaum yang mengaku-
aku aktivis. Doapara khatib yangdari dulu sampai sekarang
sama, membuat telinga saya seperti sebuah salon usang. Seperti
mereka yang sibuk kampanye urusan yang memalukan-saya
sebagai muslim-yakni poligami. Perilaku yang kini seolah-
olah menjadi amal yang lebih utama ketimbang melawan pe-
nguasa lalim. Begitulah kebrengsekan ummat yang tak bisa dio-
bati dengan dzikir kolektif atau trainingpembersihan hati; sebab
semua itu seperti nikotin yang dihisap unfuk sesaat, tapi tidak
sanggup mengubah dasar-dasar Kejahiliahan. Karena saya per-
caya metodenya bukan iru; sejarah menufurkan kisah heroik
yang tak pernah jadi isi khutbah, yakni gerakan Sarekat Islam.
Anggotanya dari Samanhudi hingga Mas Marco yang pasti
usianya waktu itu masih muda. Saya sering membayangkan,
aktivis-aktivis ituberkumpul, tidak sekedar mengaji di masjid,
tapi di perkebunan tebu untuk mengorganisirpara petani. Nafas
kaum miskin seperti menjadi-oksigen buat kaum pergerakan
Islam. Hidup bukan sekedar disyukuri, seperti yang diomong-
kan oleh para pengkhutbah, ni€lainkan juga diperjuangkan.
Pembuangan, pemenjaraan bahkan pembunuhan menjadi 'ba-
han bakar'buat mereka untuk makin militan. Di sirulah saya
memilih keyakinan; suatu keber-agama-an yang tidak menen-
tramkan, mengusut. kenapa dan mengapa bangsa ini makin
tenggelam dalam kebodohan, kezaliman, dan jeratan para kapi-
talis global; di sisi lain, para pemeluk agamanya tidak meyentuh
'api' ajaran, tapi hanya'abu'dogma dan doktrin.
Penghormatan saya terdalam unrukbeberapa orang yang
sudah memprovokasi buku ini untuk terbit: kawan-kawan
KAMMI, LMND, PRD,IMM, HMI, PartaiProletar, Formen
76: mereka semua yang telah banyak memberi kesempatan un-
tuk menjadi 'kompor'. Juga unruk sejumlah orang yang boleh
saya katakan menjadi guru terbaik, mas Mansour Fakih, bang
Noer Fauzi, bang Roem Topatimasang, bang Yando, mas Saleh

6
piolog a

Abdullah, bang Parman, bang Artidjo, dan pak Busyro. Kepada


mereka saya taruh penghormatan terdalam atas dukungannya.
Juga unruk beberapa makhluk yang saya sayangi dan rindukan
selalu; istri saya Irma, si kecil Amartya dan orang tua saya. Ingat
mereka saya selalu ingin membaca sejumput karya Zamawilm-
ron: kasih sayang tanpa aksara/diterima bekal dari istrinya/
disandang bahu kekar nya / ditinggalkan rumah kecil berhala-
man laut/o i / alang$ah dingin dinihari I (Pelaut Muda) Begitu
pula untuk teman-teman yangbekerja dengan cara mengagum-
kan, buat Aan, Wawan, Fitria, Nur, Unun, Totok, Mamad,
Ipung, dan pak Pino. Dari merekalah s ayabelajar tentang peker-
jaandanbagaimana cara untuk menghormati sebuah gagasan.
Di komunitas yang lain, tak lupa saya berterimakasih pada Im-
ron, Sari, Wawan, Zikin, Ariana, Ima yang tergabung dalam
Pusham UII. Juga terimakasih untuk teman karib saya: Laode,
Khamdani, Muhhidin, J Sumardianto, yang banyak menjadi
sumber belajar. Mereka telah menjadi kawan yang membang-
kitkan gairahkemudaan saya, untuk selalu mengeluarkan can-
da segar. Ditelan oleh berbagai kesibukan dari mengurus polisi
hingga menyiapkan si kecil untiit sekolah di play group; saya
bersyukur dapat menyelesaikan buku ini. Saya berterimakasih
karena Tuhan memberikan 'mukjizat' yangtak kalah saktinya
dari tongkat Nabi Musa, yakni pengalaman untuk bertemu ber-
bagai sahabat dan mencicipi berbagaihal. Dari saya mengenal
Windu-pembuat desain cover yang saya ucapkan terimakasih
yang dalam-hingga sejumlah orang di lembaga donor, sosok
yang pasti tak pernah berfikir unruk meledakkan revolusi. Gun-
cangan penyakitparu-paru yang menimpa saya hari-hari ini ti-
dak pernah menghentikan gagasan Islam Kiri yang saya anut.
Penyakit yang bikin saya menelan obat seperti menelan nasi
ini telah mencambuk saya untuk menatap layar komputer. Ga-
gasan Islam Kiri yang telah mendekatkan saya dengan Tuhan
serta kemurahan-Nya yang luar biasa. Sebagaimana sajak
Chairil Anwar: Tuhanku/Dalam termangu/ Aku menyebut
ISLAM KIRI

namaMu/Biar susah sungguh/Mengingat Kau penuh seluruh/


Caya Mu panas suci/ Tinggal kerdip lilin dikelam sunyi (Chai-
ril Anwar: Doa)

Bulan $eledan Molil Pasar

Bangsa yang dikejar hutang


Sebaiknya dipimpin
Oleh seorang buronan
(Acep Zamzam Noor, Dongeng dari Negeri Sembako)

Islam Kiri mungkin merupakan istilah yang paling sering


mendapat gugatan. Sejak penulis memahat istilah ini dalam bu-
l<tr Islam Kiri Melawan Kapitalisme Modal: dai Wacana menuju
Gerakans terdapat banyak pertanyaan, gugatan bahkan sejum-
lah vonis. Sebagian orang menilai gagasanini kurang memberi-
kan pemahaman yang rinci, detail dan memadai sebagai sebuah
konsep. Mungkin karena itu kemudian Islam Kiri terjatuh pada
slogan yang gagah dalam soal retorika, tapi lemah pada dataran
teoritis. Sebagian yang lain malah menyebut ini bukan Islam
Kiri melainkan Islam Fundamentalis yang membalut persoal-
an dengan warna yang lebih kontemporer. Dari diskusi ke dis-
kusi penulis selalu mendapat pertanyaan yang berbau teoritis
mengenai dasar-dasar asumsi yang hendak dibangun oleh Islam
Kiri. Malahan sebagian kalangan mulai kuatir kalau penulis
terjerembab dalam limbah propaganda yang bisa jadi akan
membuat ide ini jadi dangkal danbanal. Anggapan ini sebagian
memang benar dan unruk iru penulis mengucapkan banyak te-
rimakasih. Penulis merasa berunrung bertemu dengan pembaca

5Buku ini mendapat sambutan diskusi hampir dari semua elemen


gerakan Islam di Yogyakarta. Dari PMII Yogya, Bandung, dan Kebumen;
KAMMI, HMI, IMM, dan IRM. Penulis juga mengucapkan terimakasih
atas diskusi yang diselenggarakanoleh teman-teman PMII Kediri maupun
Kebumen. Bersama mereka penulis banyak memperoleh masukan, dan se-
bagian besar diantara mereka telah memberikan bahan tak langsung untuk
pembuatan buku kedua ini.

8
prolog r

yang kritis, tajam, dan pintar. Bertolak dari diskusi yangdiada-


kan oleh hampir semua gerakan muda Islam, penulis merasa
terhormat baik sebagai seorang muslim maupun sebagai orang
yang mulai belajar tentang gerakan. Penulis baru tahu, kalau
di lingkungan gerakan kaum muda'Islam ini ternyata banyak
bersembunyi anak-anak belia yang energik, berwawasan global,
dan dalam banyak hal, sangat radikal. Merekalah yang meng-
hentak dan menggebrak penulis dengan sejumlah peftanyaan
yang tajam, kritis, dan kadangkala sangat"nakal. Bertolak dari
gogatan,sanggahan dan beberap a pertanyaan inilah maka buku
Islam Kiri ini akan menjadi sebuah karya trilogi yang mengawal
daidataranpraksis dan berakhir pada sebuah paparan konsep
yang lebih teoritis. Di sini mungkin buku kedua ini akan meme-
nuhi sebagian kecil dari runtutan beberapa pembaca.
Buku kedua ini memang tidak dipadati oleh konsep ten-
tang Islam Kiri. Buku ini lebih banyak akan menguraikan ten-
tang sejumlah konsep revolusi dan sejarah sosialnya. Mengapa
buku ini tak membahas tentang konsep Islam Kiri? Penulis
menganggap 'belum waktunya'konsep Islam Kiri dibentang-
kan secara rinci. Kata 'belum wikrunya' ini merujukpada dua
sebab utama. Pertama, memang penulis merasa belum perlu
untuk menjabarkan konsep ini secara lebih mendetail pada ka-
langan pembaca. Dalam pertimbangan 'pasar', penulis menilai
konsep tentang Islam Kiri lebih tepat untuk ditempatkan pada
buku ketiga yang secara khusus akan memberikan pandangan
akhir pada dua buku penulis sebelumnya. Buku ketiga ini
yang direncanakan akan keluar tidak lama setelah buku yang -
kedua-akan merangkai dasar epistemologi dan sejumlah ru-
jukan baik teologis maupun akademis dat', gagasan mengenai
Islam Kiri. Pertimbangan kedua adalah keburuhan yang me-
nyala-nyala dari beberapa aktivis Islam untuk bicara soal praksis
gerakan. Kebutuhan ini nampaknya menjadi prioritas penulis
karenanya hal-hal yang berbau 'konsep' terpalca untuk ditunda
pada buku ketiga nantinya. Persoalan tentang konsep Islam kiri
ISLAM KIRI

memang akan mendapat sentuhan, bukan dalam kaitan dengan


dasar epistimologi melainkan lebih bersangkut-paut dengan ga-
gasan revolusi sosial. Apa yang memikat dari revolusi sosial?
Ada beberapa alasan yang memotivasi penulis untuk mengang-
kat gagasan revolusi. Pertama, konteks sosial Indonesia yang
nampaknya mengalami kemacetan serius dalam proses pemba-
haruan sosialnya. Aktivis gerakan mulai mengalami kebuntuan
imajinasi dalam memahami serta melakukan analisis sosial. Be-
berapagagasan yang mencuat makin menjiiuh dari kebutuhan
dan aspirasi mayoritas rakyat sehingga kata 'revolusi'bisa di-
angkat sebagai alternatif. Revolusi yang sepertiapa danbagai'
mana bentuknya?
Iru yang menjadi sebab kedua, yakni masih adanya kesa-
daran naif dalam memahami sejarah. Sejarah bukan semata-
mata himpunan dari peristiwa yang terjadi di masa lalu, melain-
kan bagaimana kita mampu-dalam istilah Nietzche-'menye-
ret masa lampau ke pengadilan, memeriksanya dengan seksa-
ma, dan akhirnya menghukumnya' Ukuran untuk menilai seja-
rah tak ada lain, kecuali kebenaran atau keadilan. Ingatan ten-
tang masa lampau tampaknya mdnjadi beban yang dipikul oleh
aktivis gerakan Islam dari generasi ke generasi sehingga kadang-
kala mereka mengalami kesulitan dalam menempatkan diri pa-
da kancah persoalan global. Konsep revolusi sosial menjadi
amat penting dalam kaitan ini, yakni belajar tentang perubah-
an yang berjalan secara radikal yangteriadi pada masyarakat
Islam dalam kurun waktu tertentu. Dalam revolusi sosial maka
akan ditemukan sebuah 'identitas', dimana terjalin di dalamnya
hubungan-hubungan baik dengan rakyat, kekuasaan maupun
tatanan global. Pelajaran mengenai sejarah inilah yang menja-
di karakteristik Islam Kiri karena dari sana asal-usul maupun
tipologi sebuah gerakan akan ditemukan. Justru dengan belajar
sejarah, gerakan Islam taklagi menjadi 'pewaris'persoalan ma-
sa lalu yang membuatnya menjadi gerakan yang tidak kreatif
dan terus berada dalam kukungan masa lalu. Melalui buku ini

l0
Prolog {

akan lebih banyak uraian mengenai sejarah gerakan sosial yang


memicu proses perubahan radikal dan gerakan Islam nampak-
nya perlu belajar banyak dari sana. Revolusi bukan sebatang
konsep melainkan gumpalan peristiwa yangdapat digunakan
untuk memahami jalannya sebuah nilai, keyakinan, ideologi,
bahkan agamasekalipun. Revolusi, sebagaimana yang dinyata-
kan oleh Karl Mannheim, bukan sebuah peristiwa naas dalam
sebuah sistem yang teratur, akan tetapi sebagai'ekspresi yang hi-
dup dari kekuatan-kekuatan sosial funddmentalyang di da-
lamnya kehidupan, kelangsungan, dan perkembangan masyara-
kat tergantung. Sehubungan dengan hal inilah, konsep revolusi
membuat Islam tidak lagi menjadi agama yang privat melain-
kan agama publik yang menawarkan pilihan besar.
Faktor ketiga adalahkecenderungan pemikiran Islam di
tanah air yang kurang meyenfuh sejumlah persoalan riil yang
terjadi di masyarakat. Kondisi ini ditengarai oleh membesarnya
arus pemikiran yang memasung realitas keagamaan sekedar se-
buah pengalaman individual sehingga potensi politis sebuah
agama mengalami penghancuran serius. Segala nilai seperti de-
mokrasi, hak asasi manusia, sefulerisme, bahkan kapitalisme
global mulai didekatkan dengan sejumlah prinsip-prinsip dasar
keagamaan. Dengan menggunakan senjata penafsiran mulai
digoyang sendi-sendi pemahaman keagamaan yang disebut se-
bagai ahistoris, tidak kontekstual, dan kurang responsif dengan
tuntutan perubahan global. Semua keyakinan keagamaan harus
menghambapada gagasan demokrasi, hak asasi manusia dan
yang membahayakan adalah adopsi terhadap kapitalisme glo-
bal. Ide keagamaanyangbercorak moderat ini akan menyerang
habis-habisan keyakinan kaum fundamentalis yang selalu per-
caya akan keabsolutan sebuah doktrin. Spirit keagamaan ka-
langan moderat ini tidak mengilhami sebuah gerakan sosial
yang progresil melainkan mengucilkan agamadalam pojok ni-
lai yang hanya bermuatan etis dan diorientasikan untuk meng-
ambil peran sebagai'penyemai' nilai. Kecenderungan intelek-

u
ISLAM KIRI

tual Islam yang 'konformis' ini telah menempatkan agama seba-


gai kekuatan yang'buta' atas b etbagaiketimpangan global. Apa
yang penulis senruh dalam buku Islam Kiri yang pertama ba-
nyak menyinggung hal-hal demikian. Cetusan gagasan revolusi
akan mulai menggilas kesadaran demikian, dan pada dimensi
tertenfu akan memunculkan kesadaran intelekrual baru. Sebu-
ah kesadaran yang dicerminkan oleh apa yar.g disebut-sebut
Gramsci, sebagai intelekrual organik. Buah dari pemikiran ini
adalah pengorganisasian massa yang memiliki agenda perubah-
an sosial serta tuntutan politik yang memihak pada kepenting-
an rakyat miskin.
Ketiga faktor inilah yang melatar-belakangi mengapa tu-
lisan ini kemudian mengambil judul Islarn Kiri: Jalan Menuiu
Revolusi Sosral. Melalui buku ini ada keprihatinan penulis yang
mendalam terhadap beberapa perso alan yangselama ini mem-
bayangi kehidupan mayoritas muslim. Diantaranya, yangperta'
ma adalah geliat dari proyek pembangunan yang ber-ideologi
neoliberalisme dimana negara'dikarantina' mandat publiknya
untuk melayani kepentingan pasar. Kaum'fundamentalis pa-
sar' ini sangat percayadengan hukum pasar yang memihak pa-
da kepentingan korporasi. Berulang-ulang gagasan mengenai
pasar bebas ini digulirkan bukan saja oleh sejumlah ekonom,
melainkan kaum agamawan yang menyakini kebenaran dari
kepercayaan 'tolol' ini. Proyek privatisasi yang menjadi kebijak-
an dominan nega:a secara sukses telah mengantarkan bangsa
ini masuk dalam kolonialisme primitif yang secara perlahan
akan menguras kekayaan alam yang kita miliki. Persoalan ke-
dua adalah memamah-biaknya berbagai Ornop (Organisasi
Non-Pemerintah) yang memiliki mandat sebagai penyemai ga-
gasan demokrasi dan hak asasi manusia. Jumlah Ornop yang
besar seiring dengan ambruknya kekuasaan Orde Baru ini me-
mang membawa banyak perubahan. Keyakinan akan demokra-
si maupun Hak Asasi Manusia ini ternyata tidak meyentuh di'
mensi yangpaling diburuhkan oleh mayoritas rakyat. Gagasan

t2
piolog h

demokrasi beradadi seputar lingkar politik dan hal yang sama


juga bertautan dengan ide mengenai Hak Asasi Manusia. Ide
demokrasi tidak menyinggung tentang aset ekonomi yang mus-
tinya dibagi secara ratadankesadaran tentang HAM juga tidak
memberikan perlindunganpada masyarakat yang jadi korban
pembangunan. Demokrasi maupun HAM masih bergerak di
tingkatan wacana dan legislasi belum meyentuh pada wilayah
praksis. Hal ini ditengarai oleh sejumlah Ornop yang memang
tidak memiliki akar di masyarakat. Ornop bahkan melalui se-
jumlah anggotanya telah menjadi barisan elite sendiri yang me-
miliki gaya hidup yang bertolak belakang dengan ralcyatyang
dibelanya. Persoalan ketiga yang menjadi beban gerakan Islam
adalah digunakannya lambang maupun bendera Islam untuk
kepentingan segelintir elite politik yang ter-obsesi untuk duduk
dalam lingkaran kekuasaan. Gagasan politik Islam ini hanya
melayani kepentingan segelintir orang, bahkan bertentangan
dengan serangkaian prinsip-prinsip etis yang sebenarnya menja-
di dasar terpenting doktrin Islam. Situasi ini diperuncing oleh
banyaknya politisi yang berada di bawah payung partai Islam
melakukan tindakan korupsi atau mendorong lahirnya produk
perundang-undangan yang fasis. Tiga masalah ini yang kemudi-
an melatarbelakangi gagasan ini.
Andaikan sejumlah alasan diatas dipandang sebagai mo-
tivasi maka adabeberapa tujuan yang ingin disampaikan penu-
lis melalui buku ini. Yang pertama-tama, buku ini ditujukan
khusus untuk sejumlah gerakan muda Islam yang kini hendak
mencebur dalam proses perubahan sosial. Penulis berharap bu-
ku ini dapat memberikan sedikit modal teoritis dan prakis bagi
gerakan muda Islam mengenai revolusi sosial yangberbasis pa-
da Islam Kiri. Di sampingitu, buku ini juga diorientasikanpada
bagaimana proses pengorganisasian harus ditempuh berikut
mekanisme kaderisasi. Dua hal ini dipandang penting serra
mendesak mengingat tantangan serta tuntutan yang harus diha-
dapi oleh sejumlah gerakan muda Islam. Kedua tujuan buku

t3
ISLAM KIRI

ini adalah membuka kembali perdebatan wacana di lingkung-


an gerakan Islam yang selama ini hanya diisi oleh Islam Funda-
mentalis dan Islam Liberal. Berbeda dengan buku sebelumnya
maka buku ini memang sengaja mengundangtantangan dati
berbagai kubu untuk memberikan tanggapan. Bagi keyakinan
penulis, Islam Kiri memang bukan sekedar slogan, tapi seben-
ruk 'ijtihad' yang memerlukan siraman perdebatan dan pole-
mik. Trilogi ini disusun dengan maksud kurang lebih sama, yak-
ni mencoba merumuskan sebenrukkeyakiniin tentang Islam Ki-
ri yang dipertautkan dengan proses pertumbuhan gerakan sosi
al. Tujuan ketiga buku ini, sebagaimana sebelumnya, sebagai
penghormatan penulis untuk semua teman dan organ yangbe*
ada baik di sisi 'kiri' maupun 'kanan' jalan. Buku ini lahir dari
sebuah catatanpengalaman ketika penulis melakukan diskusi,
pelatihan, maupun ketika ikut membela mereka. Buah dari
pengalaman itulah yang mendorong penulis mengukir serta me-
neriakkan kembali Islam Kiri. Keyakinan keagamaan yangber-
proses dari pergulatan rasanya akan lebih 'panas' ketimbang
keyakinan yang timbul dari meja diskusi. Ucapan terimakasih
karenanya penulis sampaikan pdda semua orang yang penulis
kenal, siapa saja, baik di masa lalu maupun di masa depan. Ka-
rena tiga tujuan inilah penulis menghabiskan waktu unruk me-
nuliskan gagasanyang memang masih serba sederhana ini.
Berkaitan dengan tujuan inilah maka penulis mencoba
menuliskan sejumlah pemilahan bab yang berbeda dengan bu-
ku sebelumnya. Pada bab pertama akan dirumuskan dan diba-
has mengen ai apayang dinamakan dengan konsep revolusi. Ka-
jian dalam bab ini akan menekankan sisi teoritis dan historis
dari revolusi sosial. Bab ini akan mencoba unruk mengungkit
gagasan revolusi serta pengalamannya diberbagai negara' Mak-
sud utama bab ini adalah memberikan pendasaran teoritis bagi
gagasan revolusi sekaligus aspek-aspek yangada di dalamnya.
Kemudian dalam bab kedua akan disajikan uraian tentang ta-
tanan masyarakat yang sedang mengalami transisi serta bagai-

r4
piolog 4

mana teori revolusibisa dipraktekkan. Di bab ini juga dikemu-


kakanbagaimana gerakan Islam di Indonesia mengalami perso-
alan krusial khususnya dalam keterlibatannya padaisu-isu glo-
balyangmenuntut metodologi serta siasat gerakan yang berbe-
da ketimbang sebelumnya. Maksud bab ini adalahmemberikan
kerangka sosiologis bagi disemaikannya gagasan revolusi yang
kontekstual dengan altar sosial Indonesia. Bab ketiga akan
memberikan pemahaman mengenai bagaimana gagasan revo-
lusi diadopsi oleh gerakan sosial Islam seria prasyarat apa saja
yang harus dipunyai. Kerangka di bab ketiga akan meyenruh
sisi-sisi praksis dari sebuah revolusi sosial yangdapat diterje-
mahkan dalam sebuah gerakan serta memberikan panduan
praktis yang bisa dioperasionalkan pada tingkatan lapangan.
Bab keempat akan memberikan semacam pendasaran atas ma-
salah-masalah krusial yang dihadapi oleh gerakan Islam di In-
donesia dan kira-kira apayangpatut dilakukan untuk perumus-
an sebuah gerakan sosial Islam yang progresif dan memihak
pada kepentingan rakyat tertindas. Bab ini merupakan refleksi
teoritis serta praksis yang bisa dijadikan panduan bagi gerakan
Islam yang masih dilanda persoalan penetapan agenda. Bab ke-
lima menjadi epilog bagi semua bab yang akan memberikan
semacam agenda aksi sebagaimana buku Islam Kiri yang per-
tama.
Buku ini memang tidak diberi pengantar maupun epilog
oleh intelektu al yang ternama, sebagaimana buku yang perta-
ma. Buku ini menjadi sangat pribadi karena tulisan yang ada
di dalamnya sepenuhnya merupakan bagian dari perjalanan pe-
nulis selama ini. Sebuah pe{alananyang menyiratkan di dalam-
nya rangkaian diskusi, sejumlah bacaan, dan perkenalan de-
ngan banyak kelompok. Buku ini persis seperti sebuah ,napak
tilas' dari apayangterjadi serta dilakukan oleh penulis selama
ini. Karenanya, buku ini menghimpun bukan saja sejumlah te-
ori, kasus melainkan juga segenggam cerita yang dipertautkan
oleh sebuah keyakinan Islam. Satu keyakinan yang hingga kini

l5
ISLAM KIRI

telah mendorong penulis untuk mengaitkan Islam dengan sega-


la hal terutama persoalan yang menyangkut ketidakadilan. Ke-
yakinan penulis sama dengan buku-buku sebelumnya, bahwa
Islam bukan semata-mata kepercayaan akan ritual dan sekum-
pulan norma etik melainkan juga spirit bagi proses perubahan
sosial. Mungkin ini hampir mirip dengan kalangan yang dina-
mai dengan fundamentalis, tapi jauh melampui keyakinan me-
reka, spirit ini, bahkan dapatbertaut dengan keyakinan akan
perlindungan bagi kaum minoritas serta meteka yang kerapkali
jadi korban pelanggaran berat HAM. Jika di awal-awal buku
penulis memang tidak melakukan telaah mendalam atas konsep
Islam, maka pada buku kedua, sudah saatnya untuk menggali
dasar keperc ayaan Islam sebagai kekuatan pembebas. Sebuah
kekuatan yang akan menjadi pis avyangtajam bagi proses pem-
belahan persoalan-persoalan sosial dan akan memprakarsai se-
buah perjalanan baru sejarah sosial Islam di Indonesia. Mung-
kin melalui penelusuran konsep Islam Kiri kita akan melakukan
terobosan teoritis dan sosial tentang pertautan Islam Kiri de-
ngan jalan menuju sebuah revolusi sosial.

lslrm lfinl; Penlelrran 0lnl


Kutundukkan kepalaku
Kepada semua kalian Para korban
Sebab hanya kepadamu kepalaku tunduk
Kepada penindas
Tak pemah aku membungkuk
Aku selalu tegak
(WijiThukul, Tujuan Kita Satu lbu)

Problem yang sekarang menyelimutibanyak kalangan Is-


lam adalah soal penafsiran. Tafsir seperti apayang mampu
memberikan landasan normatif, bahkan mungkin ideolo gibagi
umat Islam dalam berh adapandengan tatanan ekonomi global
yang amat represif. Perhatian besar penulis padatatanan ekono-

r6
{
eiaog
mi global sebagai masalah utama dilandasi oleh sejumlah alas-
an. Yang pertama-tama tatanan ekonomi ini mengandaikan se-
jumlahprinsip yang mempercayakan sepenuhnya pada hukum
pasar. Pasar dalam kaitan ini bukan medan yang neffal, mengi-
ngat disana yang palingberpengaruh tak lain adalahkekuatan
badan-badan keuangan internasional dan korporasi yang me-
miliki kepentingan meraup laba. Tatanan ekonomi ini memiliki
disiplin serta aturan yang menjerat semua negara hingga semua
kekayaan yang dipunyai dapatterjual semua. Langkah privati-
sasi adalah contoh dari jerat tatanan ekonomi global yang me-
maksa setiap negara untuk menjual aset-aset publiknya. De-
ngan kata lain tatanan ekonomi global ini telah menjadikan ke-
kuasaan untuk melaksanakan hak-hak kepemilikan telah ber-
pindah tangan kepada badan-badan keuangan global yang bu-
kan manusia. Kekuasaan uang telah diputus kaitannya dengan
perasaan kemanusiaan sehingga manusia itu sendiri hanya
menjadi tawanan dari sebuah sistem yang tidak setia kepada
keburuhan-kebutuhan mereka sendiri.6 Kedua, tidak semua ka-
langan kiranya memahami bahaya dari 'pasar bebas' ini, bah-
kan sebagian besar ilmuwan telah menjadi pasukan intelekrual
yang mencari pembenaran akan berlakunya ideologi ekonomi
ini. Demikian pula sejumlah kalangan agamawan yang menye-
diakan basis teologis bagi pemberlakuan sejumlah prinsip yang
menyertai sistem ekonomi pasarbebas. Dampak dari ini semua
adalah melemahnya gerakan-gerakan keagamaan untuk terlibat
dalam sejumlah aksi perlawanan terhadap tatanan ekonomi
global. Moralitas keagamaan yang'berpihak' pada yang kuat
berdampak pada mandulnya kesadaran kritis dan transformatif
di lingkungan ummat. Ictiga, mulai berkembang sejumlah ke-
yakinan bahwa sistem ekonomi global beserta nilai-nilai di da-
lamnya merupakan sebuah keniscayaan sejarah yang tak bisa

6l"ih David C Korten, The Post Corporate World, Kehidupan Setelah


Kapitalisme, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002.

t7
ISLAM KIRI

ditolak. Dengan mempercayai itu semua maka agama beserta


doktrin-doktrinya harus ikut memberikan sandaran teologis
yang berdaptasi dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar bebas.
Gagasan toleransi memang semula diorientasikan agar ummat
beragamasatu-sama lain dapat hormat-menghormati keyakin-
annya tapi lama kelamaan agamaiuga diminta untukbertole-
ransi terhadap ketidakadilan ekonomi yang ditanam oleh atur-
an sistem ekonomi global. Dengan latar.belakang masalah se-
perti ini maka kebutuhan untuk memberikan dasar teologi per-
lawanan terhadap tatanan ekonomi yang eksploitatif menjadi
kebutuhan mendesak. Diperlukan semacam metodologi pema-
haman keagamaan yang aktual, menantang dan memberikan
fasilitas perlawanan bagi rakyat yang masih tertindas.
Memang secara metodologis telah banyak sumbangan di
berikan olehberbagai kalangan Islam dalam menjawab soal pe-
nafsiran ini. Diantaranya adalah Hassan Hanafi, dimana ia
mendeklrasikan konsep keagamaan yang dinamainya dengan
Kiri Islam. Suatu kesadaran keagamaan yang menghasilkan taf-
sir perseptif ftesadaran), yakni tafsir atas kesadaran humanistik
yang dapat berbicara tentang kemanusiaan, hubungan manusia
dengan manusia lain, tugas-tugasnya di dunia, kedudukannya
dalam sejarah untuk membangun sistem sosial dan politik. Se-
hingga dalam melihat Al Qur'an Hassan Hanafi menyatakan
kalau Al Qur'an lebih baik dilihat dan berfungsi sebagai sebuah
etos atau sumber motivasi bagi sebuah tindakan. Karenanya
penafsiran atas teks Qur'an harus didasarkan pada 'persepsi ke-
hidupan manusiawi'. Hassan Hanafi kemudian mengajukan
apa yang disebutnya sebagai 'hermeneutika sosial' dimana yang
diutamakan bukan sekedar menjelaskan melainkan juga mema-
hami;tidak hanya mengetahui tapi sekaligus juga menyadari.
Sosok penafsir bukan hanya menerima teks, melainkan juga
memberi makna. Ia menerima makna dan meletakkanya dalam

l8
Pnilq 4

struktur yang rasional dan nyata.T Dalam bahasan menarik ten-


tang Kiri Islam, Kazuo Shimogaki, menyatakan kalau Kiri Islam
mencurahkan segala potensi untuk menghadapi puncak proble-
matika zamanini, yakni imperialisme, zionisme dan kapitalis-
me yang merupakan puncak ancaman eksternal; serta kemiskin-
an, ketertindasan dan keterbelakangan yang merupakan ancam-
an internal. Dalam artian inilah Kiri Islam sejalan dengan spirit
kaum fundamentalis'Persaud araanAllah' dalam perlawanan
terus-menerus terhadap zionisme sebagai akidah, dan menolak
seluruh penguasaan mereka atas umat Islam.s Penguasaan dan
kekuasaan saat ini, dipandang oleh Hassan Hanafi sebagai ke-
kuasaan yang tiranis karena dibesarkan dan didukunglewat kai-
dah kekerasan dan milterisasi. Perlu ada 'revolusi' keyakinan
keagamaan yangdiawali dengan pemahaman mendasar terha-
dap apayang disebut sebagai Tauhid. Tauhid, dalam pemaham-
an Hassan Hanafi, adalah jihad dan penaklukan. Tauhid terbagi
dalam dua sisi, yakni tauhid ucapan dan tauhid perbuatan yang
berimplikasi pada dua tindakan mendasar. Tindakan meniad-
akan bermula dari syahadat yang.pertam a'TiadaTuhan selain
Allah' dimana dengan peniadaan, seseorang hendaklah mem-
bebaskan kemanusiaan dari berbagai bentuk pemaksaan, pe-
nganiayaan, ototerianisme dan kekejaman. Sedangkan kalimat
syahadat yang kedua 'bahwa sesungguhnya Muhammad itu
utusan Allah' adalah peryataan tentang kesempurnaan wahyu,
terciptanya sebuah sistem yang terbenruk dalam negara.
Karenanya syirik bukan semata-mata tindakan yang ujud-
nya adalah peyembahan berhala atau kesukaan pergi ke ku-
buran yang maknanya syirikdalam ibadah melainkan juga pe-
nguasaan manusia atas manusia lain. Menurut Hassan Hanafi,

TLih Ilham B Saenong, Hermeneutika Pemfubasan,


Metodologi Ta$ur Al
Quran Menurut Hassan Hanaf ,Teraju,2002
sl.ih Kazuo Shimogaki, Kiri antara Islam Modernisme dan
Postmodemisme, Telaah Kitis atas Pemikiran Hasnn Hanaf, LkiS, 1994

l9
ISLAM KIRI

selama di dalam sistem sosial masyarakat masih ada kesenjang-


an antara si kaya dan miskin, adanya golongan penindas dan
tertindas maka selama irupula masyarakat dibalut olehpaham
syirike. Persis sebagaimana tafsir Hassan Hanafi pada teks yang
dikatakanya, meskipun menurut teks Al Qur'an, kita adalah
satu komunitas, dalam realitasnya kita adalah dua: komunitas
miskin dan komunitas kaya...kekayaan (di dalam Islam) me-
rupakan kekayaan Tuhan yang dipercayakan pada kita. Kita
memiliki hak untuk menggunakan, menyiritpan dan memanfa-
atkannya; kita tidak berhak mengeksploitasi, menyalahgunakan
atau memonopoli...Misi Islam Kiri adalah pendistribusian
kembali kekayaan muslim di antara sesama Muslim sebagaima-
na ketentuan Islam, berdasarkan pekerjaan, usaha, dan keri-
ngat.r0 Pemahaman ini sejajar dengan apayangdikemukakan
oleh Farid Essack, yang juga memandang Qur'an sebagai wah-
yu progresif. Dinyatakannya, Al Qur'an meski secara internal
bersifat koheren, tak pernah diformulasikan dalam keseluruh-
an yang saling terkait, namun diwahyukan sebagai tanggapan
pada situas i yangkonkret. Sehingga'banyaknya klaim bahwa
untuk memahami Al Qur'an, tak ada bimbingan yang lebih
penting daripadapengetahuan tentang kapan dan dalam situasi
apa ayat Al Qur'an diturunkan. Prinsip dasar pewahyuan
Qur'an adalah progresif.rr Apa yang kemudian menjadi agen-
da Islam Kiri? Hassan Hanafi menyatakan setidaknya ada tu-
juh tantangan yang dihadapi oleh ummat Islam saat ini, yakni:
(1) Membebaskan tanah air dari serangan ekstra kolonialisme
dan zionisme; (2) Kebebasan universal melawan penindasan,
dominasi dan kediktatoran dari dalam; (3) Keadilan sosial
menghadapi kesenjangan lebar antara kaum miskin dan kaya;

el-ih. Hassan H anafi, Dai Ahidah ke Ra'olusi, Siknp Kita Terhadap Tradisi
Lama,Paramadina, 2003
fol-ih. John L Espito dan John O Voll, Tokoh Kunci Getakan Islam
Kontemp orer, Murai Kenca na, 2002
iltih. parid Essack, Membebaskan yangTertindas, Mizan, 2000
Prolog 4

(4) Persatuan menghadapi keterpecabelahan dan diaspora; (5)


Pertumbuhan melawan keterbelakangan sosial, ekonomi, poli-
tik, danbudaya; (6) Identitas diri menghadapi westernisasi dan
kepengikutan; (7) Mobilisasi kekuatan massa melawan apatis-
me.r2 Kegelisahan Hassan Hanafi terhadap persoalan yang me-
nimpa kalangan muslim, terutama yang tinggal di Timur Te-
ngah, mendorongnya untuk menginvestigasi seluruh'warisan,
masa lalu. Hassan Hanafi menyakini kalau sebuah tradisi tidak
memiliki kebenaran yangabadidan juga bukan sebuah doktrin
yang tidak dapat salah, tetapi merupakan realisasi spesifik dari
banyak keyakinan dan sikap tertentu di bawah kondisi historis
tertentu pula. Karenanya sebuah pengkajian tradisi merupakan
proyek terbesar Hassan Hanafrr, sebab lewat pengkajian, tradisi
dapat menyingkirkan elemen kelemahan dan kemunduran, ju-
ga tradisi dapat mengukuhkan elemen-elemen positif berupa
kekuatan dan 'aotentisitas' yang ada di dalamnya dan kemudi-
an menjadikannya sebagai dasar kebangkitan menuju perubah-
an dan kemajuan.rJ
Dalam melacak perkembangan tradisi irulah keberadaan
intelekrual seperti Asghar Ali Eiigineer tidak bisa dilupakan.
Asghar mencoba untuk menganalisis riwayat (Sirah) Nabi da-
lam konteks pertarungan antar kelas. Islam menurut Asghar,
adalah agama yang berwatak monotheisme yang tegas, egalita-
rianisme, penekananya pada ide persamaan derajad diantara
semua orang beriman. Islam dan bukan kristen yang berkem-
bang di Arab, karena orang Arab menganggap Kristen sebagai:
(1) Agama yang akrab dengan penguasa Romawi sedang orang
Arab adalah pedagangyang hendak mempertahankan keman-
dirian; (2) Dogma kristen terlalu rumit dan tidak cocok bagi
kaum nomad Arab yang terlalu keras kepala; (3) Keban ggaan

f2l,ih. Hassan Hanafi, Oksidentalisme, paramadina,


2000
l3l,ih. Issa J Boullata, Dekonstruksi
Tradisi, Gelegar pemikiran Arab Islam,
Lkis,2001

2t
ISLAM KIRI

orangArab terhadap ras mereka membuatnya tidak mudah tak-


luk dengan ideologi atau keyakinan yang menurut mereka
'asing'.ra Watak atau sifat orang Arab seperti ini yang mendo-
rong Islam mengambil misi 'pembebasan'. Sebuah misi yang
akan mendekatkan Islam dengan misi revolusi, sebagaimana
Asghar Ali mengutip perkataan khalifah Ali: Revolusi Islam
akan terus berjalan sampai mereka yang berada dalam status
paling rendah di antara kamu menjadi yang piiling tinggi dan
mereka yang paling tinggi di antara kamu akan menjadi yang
paling rendah dan mereka yang melampaui akan dilampaui''s
Yang parut disimak dari penjelasan riwayat (Sirah) adalah sikap
penolakan kaum Mekkah pa da ajaran Islam bukan semata-ma-
ta karena ajaranTauhid melainkan seruannya pada keadilan
yang sangat tegas dan keras. Dengan mengutip ucapan Nabi;
tidak ada dosa yang lebih cepat mendapatkan balasan kecuali
menindas orang lain dan memutuskan tali persaudaraan. Serang-
an yang keras Islam terhadap penindasan, diungkapkan oleh
Asghar Ali, melalui pemikir sosialis Islam Iran Bani Sadr' Bani
Sadr menyatakan kalau di dalam Islam, ketentuan mengenai
hak milik tidak bersifat absolut, iiianusia tidak mempunyai hak
milik absolut terhadap barang yang diproduksi oleh buruh' Da-
lam Islam hak mutlak hanya menjadi milik Allah semata' De-
ngan tegas Bani Sadr menyatakan kalau rujuan nyata masyara-
kat Islam adalah membebaskan manusia dan ini hanya dapat
dilakukan dalam suatu masyarakat, dimana kekayaan bukan
diperoleh dengan kekuatan, namun dengan hasil kerja, yairu
melalui buruh. Menarik jika kemudian dalam konsep Teologi
Pembebasannya, Asghar Ali mengutip filsuf kiri Arnerika, Her-
bert Marcuse, tentang kebebasan: Universalitas hubungan ma-
nusia tidak dijembatani oleh pasar, tidak didasarkan pada ek-

talih. Asghar Ali Engineer, Asal-usul dan Perkembangan /s/arz, Insist


Press dan Pustaka Pelajar, 1999
rsl-ih. Asghar Rii Engineet, Islam dan Pembebasan, 1993, LKiS

22
prolog i

sploitasi, atau teror yang kompetitif, namun berganfungpada


sensitifitas yang bebas dari kepuasan represif masyarakat yang
tidak bebas; sebuah sensitifitas yang reseptif terhadap bentuk
dan model kehidupan yang sebegitu jauh telah dibimbing oleh
imajinasi estetis.16
Keberpihakan Asghar Ali Engineer terhadap kaum tertin-
das juga didasari oleh latar belakangnya sebagai seorang akti-
vis. Sosok Asghar Ali lebih dikenal sebagai pemimpin salah saru
kelompok Syi'ah Isma'illiyah Daudi Bohras, (Guzare Daudi)
yang berpusat di Bombay India. Daudi Bohras dipimpin oleh
Imam sebagai pengganti Nabi yang dijuluki Amiru'l Mukmi-
nin yang terdiri atas 2l orang Imam. Imam mereka yang tera-
khirMawlana Abu 'l-Qasim al Thayyib menghilang dan me-re-
ka masih percaya ia hidup hingga sekarang. Kepemimpinanya
kemudian digantikan oleh para Da'i yang selalu berhubungan
dengan Imam yang terakhir. Unruk menjadi Da'i tidaklah mu-
dah, sekurang-kurangnya ada 94 kualifikasi yang kalau diring-
kas ada empat kualifikasi utama, yakni: (l) kualifikasi pendi-
dikan, (2) kualifikasi administralr..f, (3) kualifikasi moral dan reo-
ritikal, (4) kualifikasi keluarga dan kepribadian. Yang menarik
bahwa diantara kualifikasi itu, seorang Da'i harus tampil seba-
gai pembela umat yang tertindas dan berjuang melawan keza-
liman. Asghar Ali Engineer adalah seorang Da'i. Kedudukan
seperti itulah yang membikin Asghar Ali bersuara keras terha-
dap berbagai penindasan. Suatu suara yang mengindentikkan
dirinya dengan figur, sebagaimana istilah Gramsci, intelekrual
organik. Marxisme sebagai kerangka teoritis menjadi sandaran
baik untuk Hassan Hanafi maupun Asghar Ali Engineer. Has-
san Hanafi menggunakanya untuk melihat bagaimana Islam
sebenarnya memiliki sentuhan ideologis dan bermuatan politis
dalam semua wahyunya. Dengan pisau Kiri Islam, Hassan Ha-

pembebamn, 1999, pustaka


'6l.ih. Asghar AliEnglneeq Islam dan Teologi
Pelajar

23
ISLAM KIRI

nafi mulai melihatbahwa teologi sebagai hermeutika bukan me-


rupakan ilmu pengetahuan yang sakral, tetapi merupakan ilmu
pengetahuan sosial yang dibuat oleh manusia,rT yangmereflek-
sikan konflik-konflik sosial-politik. Sedangkan Asghar Ali de-
ngan pendekatan kiri mulai membentangkan tahapan perjuang-
an Nabi dalam kerangka konflik antar kelas sosial. Mirip de-
ngan gagasan Teologi Pembebasan Amerika Latin, yang me-
maknai pembebasan dalam tiga kerangka besar, yakni: (l) Pem-
bebasan dari belenggu penindasan ekonomi, sosial, politik atau
alienasi kultural atau kemiskinan atau ketidakadilan;(2) Pem-
bebasan dari kekerasan yang melembaga yang menghalangi ter-
ciptanya manusia baru dan digairahkannya solidaritas antar
manusia. Dalam kontels Asghar Ali adalah pembebasan untuk
keberpihakan, dimana mustadh'afn(orang-orang yang dilemah-
kan) mengalahkan kaum mustakbiin (orang-orang yang som-
bong) agar terbangun sistem sosial yang tidak eksploitatif; (3)
Pembebasan dari dosa yang memungkinkan manusia mengim-
plementasikan semua nilai-nilai keimanan dalam tatanan sosi-
al. Rasul Muhammad SAV/ dalam konstruk Asghar Ali Engi-
neer telah berperan besar dalam mewujudkan gagasan pembe-
basan, terutama dalam kaitan dengan, terbangunnya masyara-
kat yang egaliter dan emansipatif.
Teologi Pembebasan ini mendapatkan makna yang dalam
dan menjadi filsafat aksi, ketika muncul ilmuwan Islam Roger

rTSebagaiman a yangdinyatakan oleh Hisham Sharabi, yang, menya'


takan bahwaletiap bahasa simbolik Islam, untuk memahami makna dan
pesannya yang paling dalam haruslah disekularisasikan dan dirasionalkan.
Tanpa meiakukan bCrpikir sejarah (historical thinking) atau mencari kebe-
narin dalam proses (truth a process), teks hanya akan menghasilkan pengikut-
pengikut yang imannya bersemangat, tetapi mereka hidup dalam kesadaran-
iesaAuran palsu yang menentramkan. Untuk itu dinyatakan bahwa gerakan
Islam harui melakukan transformasi pada tingkatan ekonomi, yakni pena-
taan infra-struktur material, kedua pembaruan kelembagaan sosial, ketiga
dalam praktek politik yakni mendudukkan posisi yangjelas hubungan negara
dan warganya. Berpikir Islam itu mustinya 'terbuka' dan transformatif. Lih.
Dr Moeilim Abdurrahman (pengant), Islam Pribumi, Erlangga 2003

24
Prolog

Garaudy. Seorang aktivis partaiKomunis yang di kemudian ha-


ri mendeklarasikan masuk Islam sembari menyatakan: 'Datang
ke Islam bagi saya tidak berarti menyangkal Yesus atau Marx.
Saya sekarang telah menemukan titik yang selalu susah saya
cari, yairu titik dimana kreativitas artistik, aksi politik, dan ke-
imanan membenruk kesatuan sungguh-sungguh. Kendatipun
ada sarkasme dan ancaman, saya telah mencapai-sebagaima-
na sudah saya tulis-kegembiraan yang paling tiesar, yairu bah-
wa pada usia hampir 70 tahun saya masih tetap setia pada im-
pian saya ketika berusia 20 tahun'r8 Sebagai penganut setia ge-
rakan Marxist dan kemudian mengalami kekecewaan menda-
lam Garaudy termotivasi untuk menempatkan agama sebagai
bagian dari gerakan perubahan. Agama menurut Garaudy ada-
lah sebuah filsafat aksi, filsafat yang menjadikan upaya meng-
ubah dunia sebagai fugas utamanya, dan tidak berhenti pada
proses memikir dan menafsir saja. Filsafat aksi adalah filsafat
amal, perjuangan politik dan terus berpikir tentang kasus-kasus
masyarakat untuk memecahkan berbagai problema yang ditim-
bulkan oleh kenyataan hidup. Jika demikian maka Iman, bu-
kanlah 'pantulan' dari kenyataari, tetapi adalah 'proyek' atau
rencana terhadap kenyataan lain. 'Iman kepada wahyu mema-
sukkan kita ke dalam pertarungan dengan kenyataan. Iman-
sekali lagi-adalah protes internal terhadap kenyataan dan do-
rongan menuju perubahan dan bukan mencari penyesuaian de-
ngan kenyataan. Sebabnya ialah karena wahyu mempunyai
pandangan tertentu terhadap manusia, alam, dan kebenaran.
Karena itu, zaman wahyu adalah zamanperlawanan dan ekso-
dus, zaman hijrah dan pertarungan melawan kekuatan-kekuat-
an yang menarik mundur ke belakang.re Akan tetapi, penyafu-

lEl,ih K Bertens, Filsafat Barat abad XX lilid II Praqcis, Gramedia, 1996


reDalam pandangan Marx, agama adalah agen moral yang aktif dan
bukan sekedar ekpresi ideologi dari hierarki sosial yang berkuasa. Bagi Karl
Marx, di tangan dan doa kaum tertindas,agama berubah menjadi 'protes':
Ia merupakan perlawanan terhadap'penderitaan yang nyata' bukan pende-

25
ISLAM KIRI

an antarawahyu dan beberapa penampilan historisnya berten-


tangan dengan wahyu itu sendiri karena wahyu adalah harap-
an terus-menerus menuju tujuan idealis, sementara penampil-
an-penampilan ini adalah penerapan-penerapan yang relatif
yang tidak mengklaim bahwa ia sesungguhnya telah sampai pada
kebenaran teraktrir. Pengaruh Marxisme masih kental dalam di-
rinya, ketika Garaudy mendefinisikan apa itu atheisme Mancist,
yang disebutnya 'tidaklah sebuah atheis.me metafisis, tetapi se-
buah atheis metodologis yang menyingkirkan Tuhan pemberat
dan Tuhan pemberi imbalan' Atheisme Marxis adalah human-
isme dan pemantapan kemampuandan kemerdekaan manusia.
Ini berarti ateisme revolusioner dan pembebasan karena ia me-
menuhi syarat-syarat aksi revolusioner pembebasan, yakni tran-
sendensi, relatifitas, dan harapan. Manusia mewujudkan diri-
nya dalam ketransendenannya atas alam dan pengubahan ter-
hadap alam melalui aksi. Sebab itulah Garaudy mengatakan
kalau pengganti sesungguhnya dari agamasebagai opium rak-
yat....adalah iman pejuang dan inovator. Kesimpulan yang di-
kemukakannya tentang Iman sungguh layak dihormati: Setiap
pukulan yang ditujukan kepadaiman seperti ini sesungguhnya
adalah pukulan yang dirujukan kepada revolusi.2o
Jika filsafat alsi yang menjadi motor gerakan Islam, perta-
nyaannya, mengapa gerakan pembaharuan keagamaan kurang
menyentuh isu-isu praksis. Muh Iqbal dalam bukunya Rekon-
sttaksi Pmikiran Agatna dalam Islam;menyebut akan pentingnya
pengalaman dan kesadaran sejarah, di samping eksplorasi peng-

ritaan-penderitaan yang mengilusi seperti rasa takut hukuman Tuhan, atau


penderitaan yang disebabkan oleh sejumlah 'dosa' yang diwarisi oleh
kehidupan sebelumnya. Sehingga agama bukan menjadi 'kesadaran
terbalik'-kesadaran yang memandang dunia dari atas sana. Agama harus
menjejak di bumi. Lih Prof Dr John Reins, Marx tentang Agama, Mizan,
2003
rl-ih Muhsin Al-Mayli, Pergulatan Mencari klam, Perjalanan Religius
Roger Garaudy, Paramadina, 1996

26
prolq n

alaman empiris dan rasional. Tanpa kesadaran dan pengetahu-


an sejarah, yairu sejarah Islam secara umum dan sejarah Islam
di tanah air, eksistensi ummat Islam tidak mempunyai landasan
yangkuat dalam kehidupan politik dan kulrural. Untuk melang-
kah menuju pada kesadaran sejarah2t itulah maka gerakan pem-
baharuan Islam memerlukan: pertama, integrasi paham na-
sionalisme dengan paham gerakan pembaharuan keagamaan
dan kebudayaan baru; kedua, pembaharuan ini perlu disesuai-
kan dengan konstruksi cita-cita kebangunan Asia. Asia yang
bukan saja bebas dari kolonialisme, melainkan juga berhak me-
nentukan azas sefia prinsip pembangunan sendiri. Ketiga, cita-
cita pembaharuan ini takkan dapat tercapai tanpa adagerckan
ekonomi, politik dan sosial. Dan yang menarik adalah cita-cita
pembaharuan ini tak mungkin menyentuh dimensi budaya, jika
tidak diekspresikan dalam sebuah karya. Perhatian pada kebu-
dayaan ini menjadi penting karena menurut Iqbal, pada sisi ini-
lah kedalaman ilmu pengetahuan dan kesadaran akan eksistensi
Tuhan muncul. Kebudayaan, sebagaimana yang didiskripsikan
oleh Marx, akan memberikan senjata ampuh dalam membedah
kondisi ekonomi dan sosial yangt'eralienasi. Alienasi yang men-
jadi problem utama kapitalisme dapat mendorongkarya kebu-
dayaan menjadi kekuatan progresif tersendiri. Karena sebagai-
mana yang dikatakan oleh Lukacks,22 karya seni memiliki ke-
mampuan menghancurkan mitos-mitos yang disebarkan oleh
kapitalisme. Karenanya sebuah karya kebudayaan mampu

2rSejarah, dipahami dalam analisis Fernand


Braudel, adalah sejarah
yang diberi aspek sruktural; disini sejarah merupakan akibat yang berlang-
sung perlahan dan tidak segera terasakan dari pengaruh ruang, waktu, iklim
dan tekhnologi dalam tindakan manusia pada masa lalu. Dalam konteks ini
sejarah memiliki tiga tingkatan, pertama tingkaan lingkungan, tingkatan
waktu kedua tingkatan sejarah sosial dan kultura dan tingkatan yang ketiga
adalah tingkatan waktu dan peristiwa. Lih John Lecte, 50 Filsuf Kontempo-
rer, Kanisius,200l
22Penulis merasa tertolong oleh buku yang ditulis oleh Greg Soetomo,
Krisis Sni Krisis Kesadaran, Kanisius, 2003
:-
ISLAM KIRI
mengubah kesadaran bagi mereka yang menikmatinya, sebab
dapat membongkar segala distorsi sekaligus penyatuan esensi
dan bentuk luar. Kapasitas inilah yang dimiliki oleh Al Qur'an,
sebagai kitab suci yang juga bisa dipandang s ebagaimanifestasi
dari kesadaran kebudayaan. Dalam pembacaan 'kiri', gagasan
kebudayaan dalam Islam, yang menjadi inti revolusi, tak lain
akan mendorong kesadaran progresif yang akan membongkar
segala bentuk kepalsuan dari kapitalisme. Sebab kapitalisme
telah menghasilkan kebudayaan baru, yakni kebudayaan yang
mendefinisikan semua nilai, termasuk nilai seseorang menurut
nilai yang diberikan oleh pasar. Ini artinya, kesadaran kebuda-
yaan dalam Islam adalah awal dari pemahaman ummat terha-
dap dialektika hidup kesehariannya. Sebuah dialektika yang
akan mendorong timbulnya kesadaran spirirual yang penuh.
Pendekatan inilah yang menjadi spirit Islam Kiri, sebuah
keimanan yang beranjak dari pergulatannya atas semua prob-
lem sosial untuk dipecahkan mengikuti sabda Illahi. Kenapa
harus Kiri? Karena ada dua peninggalan Man-menurut Louis
Althusser-yang tampaknya bisa dijadikan 'alat bantu' analisis:
pertama, Marx menemukan koiisep cara produksi dalam seja-
rah dan secara khusus cara produksi kapitalis (nilai lebih, nilai
tukar, komoditas) yang selama ini mengambil peranan dalam
membentuk tatanan sosial. Asghar Ali Engineer secara piawai
melukiskan bagaimana cara produksi ikut mempengaruhi ter-
benruknya keimanan, bahkan konsep mengenai Tauhid yang
dijadikan ujung tombak dalam dakwah Islam. Karena ifu, pe-
ninggalan kedua yang terpenting dari Marx adalah penemuan-
nya mengenai'ilmu sejarah', di mana sejarah harus dipahami
sebagai sejarah cara produksi. Menurut Man< sekarang ini tidak
ada 'masyarakat', yang ada hanya cara produksi yang ber-evolu-
si dalam sejarah. Cara produksi ini selalu imanen dalam berba-
gai tingkatan yang relatif otonom dari keseluruhan struktur so-
sial. Paling tidak dari keyakinan ini, perubahan dalam ekonomi
(infrastruktur) akan tercermin dalam masyarakat dan kultur(su-

28
Prolog {
perstrukfur) Dalam pola inilah'ideologi' mengambil peranan
yangbesar, termasuk di dalamnya model keberagamaan. Ideo-
logi-dalam analisis Marxist-adalah sebuah mekanisme yang
dipakai kaum borjuis unfuk mereproduksikan dominasi kelas-
nya. Dalam keadaan yang terdistorsi, ideologi tidak mewakili
hubungan-hubungan produksi yang ada (dan hubungan-hubung-
an lain yang diturunkan darinnya), tetapi mewakili semua hu-
bungan (imajiner) para individu pada hubungan-hubungan pro-
duksi serta semua hubungan yang diturunkan darinya. Ideologi
memberikan kerangka kerja yang di dalamnya manusia menja-
lani hubungannya dengan realitas sosial tempat merekaberada.
Bahkan lebihjauh, ideologi telah membentuk subjek dan mele-
takkan mereka dalam rangkaian hubungan yang membuatpo-
sisi kelas sosial yang ada bisa bertahan. Islam Kiri, menjadi cu-
riga pada ideologi agama-yang oleh Garaudy-dinyatakan
menjadi opium ketika dihadapkan pada kondisi: (1) Ketika arah
menuju Tuhan menghendaki untuk lari dari problem-problem
kehidupan dan konflik-konflik sejarah; (2)Ketika manusia men-
cari Tuhan dalam keadaan lemah, bodoh dan guncang. Hal ini
nampak pada dua tingkat, yakdi ilmu pengetahuan dan aksi
politik; (3) Ketika agama menjadi aliran resmi atau bentuk ideo-
logis yang digerakkan oleh sayap politik yang konservatif. Keti-
ga kondisi inilah yang penulis lihat menaungi gerakan Islam
di Indonesia, yang dalam praktik sosialnya ditimpa berbagai
macam tragedi.
Gejala pertama ketika Islam didoronguntuk menjadi kon-
sep negara dan perundang-undangan. Yang menjadi cita-cita
hingga sekarang adalah tegaknya negara maupun syariah Is-
lam, dengan capaian bahwa Islam akan didorong untuk menja-
di 'aliran resmi'politik kenegaraan. Dorongan untuk merebut
lembaga kekuasaan ini, kerapkali mengalami masalah, ketika
gerakan Islam masih ditimpa penyakit laten gerakan. Yang per-
tama-tama patut diperso alkan adalah kepemimpinan yang rela-
tif lemah dengan daya dukung massa yang masih rendah. Ke-
ISTAM KIRI

pemimpinan yang diterima, dikenal dan diakui oleh semua go-


longan hampirmenjadi modal yangminim dimiliki oleh gerak-
an Islam. Terlebih-lebih kepemimpinan yang dikenal karena
kualitas gagasan serta kemampuan untuk merumuskan cita-cita
politik yang lebih universal. Tampaknya ini bukan saja masalah
dalam kepemimpinan gerakan Islam semata, akan tetapi di ge-
rakan sipil lainnya punya soal serupa. Kelemahan kedua me-
nyangkut orientasi program yang meletakkan agama menjadi
rezim kebenaran yang pro status quo bukan sebagai ideologi
pembebas. Jika dinilai dari sisi keanggotaan maupun visi ger-
akan akan tampak compang-campingnya gerakan Islam yang
berorientasi politik. Yang menjadi kritik baku terhadap gerakan
ini adalah sikap intoleran terhadap pemeluk agama lain, tidak
akomodatif terhadap paham Hak Asasi Manusia, sangat nega-
tif pandangan terhadap demokrasi dan lemah dalam memba-
ngun gagasan perubahan sosial. Bahkan berbagai gerakan Islam
kerapkali membenarkan tindakan yang melanggar prinsip
HAM maupun demokrasi. Selanjutnya yangagakpayah juga
koalisi pragmatis dengan organ politik yang berwatak oportunis
dan malahan memakai 'alumnriS' militer dalam mengisi posisi
dalam kepengurusan.
Gerakan Islam yangber-madzhab kekuasaan ini karena-
nya mengalami kekalahan yang telak di medan manapun;baik
itu di dalam Pemilu atau dalam menjaring dukungan massa
yang luas. Yang akrual bagaimana gerakan Islam dengan mu-
dah 'dijadikan' sasaran intel. Analisis tentang strukfur sosial,
apalagi pandangan tentang kelas sosial masyarakat benar-benar
menjadi 'ilmu pengetahuan' yang tidak mampu dikuasai. Sorot-
an terhadap kekuasaan masih diletakkan dalam bingkai kesa-
daran yang normatif, konservatif, dan bahkan agakzalim.Ke-
kuasaan adalah 'pusat segala perubahan'dan kuasa identik de-
ngan milik yang teruraikan dalam bentuk pranata kenegaraan.
Gerakan Islam belum mampu meyentuh kuasa sebagaimana
yang dilukiskan oleh Foucault, kuasa yang tidak dimiliki, tetapi

30
Prolog 4

dipraktekkan dalam suatu ruang lingkup, dimana ada banyak


posisi yang secara strategis berkaitan safu sama lain dan meng-
alami penggeseran. Disinilah kuasa tidak selalu bekerja melalui
penindasan dan represi tetapi juga lewat normalisasi dan regula-
si. Normalisasi dalam artian, menyesuaikan dengan norma-
norma, mengadakan norma-norma. Sedangkan regulasi dalam
arti; menyesuaikan dengan aturan-aturan, mengadakan aturan-
afuran. Dalam konteks inilah maka pengetahuan berada sepe-
nuhnya dalam relasi kuasa dan ini berdampak dalam muncul-
nya pandangan kalau, semua pengetahuan akan selalu bersifat
politis, bukan sesuatu yang netral. Karenanya kuasa biasanya
bergerak dalam rangkai an car a yangpositif sekaligus produktif,
bahkan kuasa irulah yang kerapkali ditegaskan dalam benruk
'disiPlin'.zi
Kuasa semacam ini yang tidak memperoleh perhatian se-
layaknya dari berbagai organ gerakan Islam. Kuasa seringkali
dipandang secara negatif atau kuasa identik dengan lembaga
negara. Karenanya cita-cita politik dari gerakan Islam selalu
saja terbatas dan kering, atau dalam istilah Karl Mannheim,
terperangkap dalam ideologi. taebtogi dalam pengertian Mann-
heim, adalah proyeksi ke depan tentang gejala yang akan terjadi
di kemudian hari berdasarkan sistem yang ada. Cita-cita politiknya
tidak pernah meyenruh utopia, ramalan tentang masa depan
yang didasarkan atas sistem yang lain. Keadaan ini diantaranya,
seperti yang dinyatakan oleh Mannheim, karena dasarpengeta-
huan yang dimiliki mempunyai kaitan erat dengan eksistensi
para aktivis gerakan. Terlebih-lebih jika aktivis gerakan Islam
berada dalam sffuktur yang tertata sebagai suatu kasta dan me-
monopoli semua acarakeagamaan, dari mengajar, berkhotbah,
dan menafsirkan perubahan.
Mereka mampu melakukan itu semua karena dukungan
mereka atas suatu kolektivitas yangtertatasecara ketat dan arus

rl,ih. K Bertens, Fibafat Barat Afud XX Jilid II kancis,Gramedia, 1996

3l
ISLAM KIRI

pemikirannya biasanya cenderung--dalam istilah Mannheim-


'skolatisisme'. Pikiran yang diikat secara dogmatis dengan di-
imbuhi sanksi ontologi dan epistimologi yang cenderung mem-
bdwa keseragaman. Resiko yang harus diambil dengan penerap-
an ini semua adalah menghindar dari konflik dan iru berakibat,
gerakan Islam di Indonesia kering dan kurang memiliki pemi-
kiran akademis yang cukup berkualitas. Itu banyak disebabkan
karena tidak adanya kebutuhan yang besar unfuk melakukan
sistematisasi terhadap serangkaian fakta'yang berkembang.
Sumbangan Man<isme sangat penting untuk dipakai oleh gerak-
an Islam karena memberi pelajaranberharga untuk melakukan
sistematisasi terhadap fakta maupun gejala-gejala sosial yang
rumbuh. Diantaranya pertama, teori marxisme menunjukkan
bahwa lingkup politis dalam suaru masyarakat tertenfu didasar-
kan pada dan selalu dicirikan oleh keadaan hubungan-hubung-
an produktif yang berlangsungpada masa ifu. Hubungan-hu-
bungan produktif tidak dipandang secara statis sebagai daur
ekonomis yang terus-menerus berulang kembali, melainkan
secara dinamis dianggap sebagai hubungan struktural yang
terus menerus berubah melewatiwaktu.2a Kedua, teori man<is-
me melihatbahwa perubahan-perubahan dalam faktor ekono-
mis ini paling erat berkaitan dengan perubahan-perubahan di
dalam hubungan-hubungan kelas yang pada saat yangbersama-
an merupakan suatu peralihan dalam macam-macam kekuasa-
an dan pembagian kekuasaan yang selalu beraneka rcgam.
Yang ketiga, teori ini melihat bahwa tak mungkin memahami

2alika gerakan Islam belajar Teori Kritis Madzhab Frankfurt, dianta-


ranya Jurgen Habermas, maka akan terbaca bagaimana pengaruh dan pe-
ran kesadaran (subjek) untuk mengubah strukrur objektif. Teori kritis muncul
diantaranya untuk melakukan kritikan pada determinisme ekonomi Marxis
ortodoks yang memahami sejarah secara positivistik.. Usaha untuk meng-
hindarkan diri dari sikap positivistik memang diperlukan oleh gerakan Islam
sehingga bisa memahami konsep tentang dunia kehidupan, pemahaman
dan tindakan komunikatil yang sebenarnya amat penting sebagai basis epis-
temologi gerakan. Lih F Budi Hardiman, Melampaui positivisme dan modemitas,
Kanisius, 2003

32
ProloS r

struktur dalam sistem gagasan-gagasan yang mengusai manusia


pada setiap masa dan secara teoritis menentukan arah setiap
penrbahan atau modifikasi di dalam struktur ini. Di sini struktur
ideologis tak lepas dari stnrktur kelas, dan struktur kelas tidak
lepas dari sffuktur ekonomis. Makanya dilihat secara sosiologis,
Marxisme merupakan teori tentang peningkatan kelas yang ti-
dak memusatkan perhatian pada keberhasilan-keberhasilan se-
mentara, dan yang karenanya tak akan menggunakan suatu
'penggulingan kekuasaan' sebagai sarana' untuk memperoleh
kekuasaan, melainkan yang karena kecenderungan-kecende-
rungan revolusionernya harus selalu peka dan berjaga-jagater-
hadap konstelasi-konstelasi tak terduga dalam situasi iru.2s
Memahami logika berpikir Marxis akan membuat gerak-
an Islam menghargai apa yang disebut oleh Althusser sebagai
Jalan putar teoritis', yakni usaha teoritis yang akan membuat
gerakan Islam tidak lagi terjebak dalam sikap politikyangberco-
rak dogmatis di satu pihak dan politik yang bercorak empiristis
di pihak lain. Politikbercorak dogmatis jika selalu berpegangte-
guh pada pendapat-pendapat yang dianggap sebagai kebenaran
begtu saja, sedangkan corak emiriristis jika mengikuti keadaan
yang konkret. Penemuan tentang 'materialisme historis' akan me-
narikkaitan yang eratantara ilmu pengetahuan tentang masya-
rakat dan perubahan-perubahan sosial yang menyertainnya.
Karenanya lewatpemahaman inigerakan Islam harus merintis
pendekatan masyarakat lewat berbagai aspek; aspek produksi
(cara produksi, artinya kekuatan produksi dan hubungan-hu-
bungan produksi) aspek politis (perjuangan kelas) aspek yuridis,
aspek ideologis dan aspek simbolik. Karenanya pandangan teo-
logis yang terbangun akan selalu bertolak dari dimensi strukru-
r al yang ada dan diorientasikan pada vpaya ffansformatif yang

bertolak dari dimensi praksis. Pada konteks inilah, serupa de-


ngan teologi pembebasan, agamatak berkeinginan menjadi ku-

25lih Karl Mannheim, Ideologi dan Utopia,Kanisius, l99l

33
ISLAM KIRI

asa politikbaru sebagaimana konsep diktator proletariat komu-


nis, melainkan agama sebagai kritik abadi atas tatanan sosial-
ekonomi politik yang ada. Sebagai 'kitik abadr' maka Islam
akan mendorong munculnya tatanan yang berkeadilan, dimana
gerakan Islam dituntut unfuk melakukan sejumlah langkah
praksis yang dapat diidentifikasi sebagai pembela, pelindung
dan pejuang kaum tertindas. Praktek pembebasan ini yang oleh
penulis di buku sebelumnya tertuang dalam gerakan advokasi,
pendidikan dan pengorganisasian massa.
Tapi, lebih jauh dari itu konsep itu Islam Kiri dalam
pemahaman penulis adalah Islam yangmeletak*an doktrin rev-
olusi sebagai alat perjuangan. Lagi-lagi kenapa mengambil
praksis revolusi? Karena ummat Islam kini berada dalam ta-
hapan kebuntuan terutama dalam: (1) menafsirkan realitas ke-
hidupan ummat yang secara struktural berhubungan dengan
jalin-menjalinnya kepentingan ekonomi global. Efek dari sis-
tem ini diantaranya adalah proletarisasi yang membabi buta
yang kini bukan saja berdampak pada landasan ekonomi,
melainkan juga hancurnya modal sosial dan kulrural rakyat.
Ummat Islam kini beradadi bawdh cengkaman ekonomi pasar
yang telah membawa mereka ke dalam lingkaran penindasan.
Salah safu contoh yang bisa dipakai adalah ekspansi kekuatan
bisnis yang telah mendorong terkonsentrasinya kekayaan pada
segelintir kelompok yang tidak terikat pada basis teritorial apal-
agi prinsip-prinsip keagamaan; (2) pemahaman yang masih
terbatas kalau sumber kekuasaan sesungguhnya tidak runggal
melainkan jamak. Gerakan Islam masih memandangnegaft
sebagai entitas yang harus direbut dan mengabaikan kekuatan
modal yang kini bergerak mempengaruhi semua produk kebi-
jakan negara. Kekuatan finansial ini bahkan mampu merusak
tata hukum danpemerintahan dengan melakukan jual-beli pu-
tusan. Akan segera tampak-mengikuti istilah Herry Priyono--
kekuatan modal menjadi'raksasa-raksasa Frankenstein' yang
mengunyah habis semua bentuk ketetapan maupun peraturan

34
Piotq

perundang-undangan yang tidak sesuai dengan kepentingan-


nya; (3) klaim bahwa Islam ajaran yang unggul dan kompre-
hensif kini dibatasi hanya sebagai 'obat' penyakit kaum bor-
juis, yakni kehampaan dan keresahan hidup. Makanya train-
ing keagamaan dikemas seperti paket kebugaran yang masuk
dalam jeratan modal karena harus mengeluarkan ongkos yang
tidak murah. Ajaran ini akuntabilitasnya tidak diukur dari ke-
mampuannya menjadi pelayan kepentingan kaum miskin, tapi
bagaimana 'menyegarkan'paras muka kaum borjuis yang ku-
sut karena menjadi 'buruh' dari sistem kapitalisme.
Sudah saatnya penulis melihat bahwa agama perlu dise-
garkan kembali, bukan lewat training melainkan perubahan
yang radikal. Revolusi sosial mungkin jawaban yang tidak sem-
purna, tetapi melalui jalur inilah, agama mengambil benruk ke-
berpihakan yangjelas. Unruk apa harus menggunakan Islam Ki-
ri? Yang pertama-tama karena kategori 'kiri' akan mendorong
ummat untuk belajar lebih banyak mengenai 'materialisme his-
toris' yangbisa dijadikan alat analisis persoalan yang sekarang
sedang dialami; yang kedua, kiri.pdalah kategori yang akan me-
ngembalikan Iman dalam perseteruannya dengan para penin-
das. Iman akan dihadapkan dengan kezaliman maupun kekua-
saan otoriter yang kini menjadi 'tuhan'baru. Ateisme dalam
kiri, mengikuti Garaudy, adalah peniadaan kekuasaan apapun
dengan meletakkan peran manusia dalam kedudukan yang do-
minan. Karenanya ateisme yang mendasar dan radikal itu, se-
perti yang diungkapkan oleh Camus, bahwa kehidupan sesung-
guhnya tidak berhak untuk dihayati, tetapi ia harus dihadapi
dengan pemberontakan dan perlawanan. Usaha penegasan
'hargadiri manusia' memang menjadi jalan kaum eksistensialis-
me, tapi iru tidak memadai. Pembebasan iru harus diikuti de-
ngan transendensi, harapan, dan relatifitas. Di sinilah konsep
tauhid Islam memiliki kedekatan dengan konsep ateisme
marxist;yakni peniadaan tuhan-fuhan lain selain Tuhan yang
mengambil peran sebagai pembebas. Lewat tauhid manusia me-

35
ISLAM KIRI

wujudkan diri dalam ketransandenannya atas alam dan peng-


ubahan terhadap alam dilalui melalui aksi. Manusia yangme-
meluk keyakinan tentang Tuhan yang runggal adalah mereka
yang bekerja melalui aksi pembebasan terhadap sistem sosial
yang masih dikukung oleh tuhan-tuhan palsu. Di titik jalan itu-
lah revolusi mutlak diledakkan. Revolusi yang melawan segala
benruk sistem sosial-yang menurut Nietzche-hanya meng-
hasilkan 'moralitas budak'. Revolusi akan melawan segala ben-
tuk kesyirikan yang kini melembaga dalam sistem sosial, ekono-
mi dan politik. Karenanya buku ini akanberisikan: (l) riwayat
gerakan revolusi yang menggunakan Islam sebagai lambang
ideologi maupun Islam sebagai pengikat hubungan dengan ba-
sis massa; (2) kapitalisme global yang telah merajai semua ben-
tuk hubungan manusia selama ini dan memenjarakan agama
dalam wilayah yang privat; (3) akar teoritis dari konsep revolusi
dan digunakannya metodologi revolusi pada sejumlah gerakan
kiri dan; (4) bagaimana kita akan mengawali sebuah revolusi
Islam Kiri disini. Buku ini sebagaimana buku sebelumnya-
akan diturup-dengan sebuah rencana aksi dan refleksi pendek
penulis mengenai jalan revolusi."
Akhirnya selamat revolusi........
Buku ini memang tidak ditulis di bawah bimbingan se-
orang ilmuwan, karenanya, secara akademis mungkin buku ini
jauh dari bobot judulnya. Tapi, buku ini muncul di bawah bim-
bingan pemuda-pemuda revolusioner yangberada di berbagai
gerakan. Mereka yang datang membonceng saya di motorbu-
ruk guna bicara tentang perubahan global; mereka yang naik
sepeda ke rumah hanya untuk meminjam buku; mereka yang
kerapkali ke toko buku tapi hanya mampu melihat cover; mere-
ka anak-anak muslim yang meramaikan masjid dengan khut-
bah perlawanan; merek a yangdunianya disibukkan oleh'turun'
ke jalan dan hidup bersama massa.26 Yang saya hormati semua

IPenghormatan saya yang dalam untuk Johnson (LMND) Farid

36
prolqg !
teman-teman mahasiswa maupun mereka yang kini sedang ge-
lisah menatap perubahan, untukmerekalah saya menulis karya
ini. Juga pada sejumlah kawan yang mungkin tidak menyukai
gagasanrevolusi, melalui mereka, saya dihela untuk belajar ba-
nyak teori. Kalau ditanya apakah memang saya sungguh-sung-
guh ingin menegakkan revolusi? Saya memangberharap akan
meledaknya sebuah revolusi, sebagaimana saya berharap bisa
tetap membaca syair yang indah. Iru pulalah yang membangun
keyakinan 'Iman kiri' saya karena melaluinya, bentangan cinta,
pengharapan, keberanian diaduk untuk menjadi'kibaran' ben-
dera melawan segala benruk perbudakan. Kalau anda pernah
menyaksikan film Amores petos, love is bitcht2T Tentu kita akan
sadar, kalau hidup terkadang memuakkan dan cinta terkadang
sebuah kekonyolan. Irulah mengapa revolusi kadang diperlu-
kan untuk'membersihkan' segala bentuk kemunafikan maupun
kejahatan yang terselubung.Lagi-lagi, karena saya mungkin hi-
dup dalam'dua belahan'yang menyimpan kontradiksi: aktif
di Pusham menuntut saya untukmenghargai HakAsasi Manu-
sia, tapi perjalanan saya dengan aktivis muslim membuat saya
'gemas' dengan keberingasan Amerika cs. Walau saya masih
menyimpan kesangsian besar, apakah revolusi akan menghasil-
kan semua yang kini menjadi 'dambaan kita'? Buku ini hanya
menebar gagasan dan keyakinan. . . ..di tangan andalah keputus-
an revolusi iru dibuat. Sebagaimana bunyi sebait kata mutiara:
Kita bersikap seakan-akan kenyamanan dan kemewahan me-
rupakan tujuan utama hidup kita, padahalyangkita perlukan

(IMM) Yusuf (Kammi) Dian (Formen 97) dan teman-teman radikal yang
bermukim di APMD. Sekaligus sejumlah teman yang tidak bisa saya sebut
namanya, mereka yang terus bergerak di jalan Islam yang kiri. Semoga pahala
Tuhan akan menyertai semangat mereka.
27lni film pertama Alejandro Gonzales yang mengambil gaya
Quentin
Tarantino. Ameros Perros berkisah tentang seekor anjing yang bernama Cofi
yang memberikan efek berbeda pada kehidupan tiga orang yang tak saling
mengenal. Ketiganya diikat oleh kisah cinta yang kelam dan berbalut ke-
setiaan yang kerapkali konyol.

37
ISLAM KIRI

untuk berbahagia seben arnya,hal-hal yang membangkitkan se-


mangat kita. Pada akhirnya, penulis berterimakasih pada anda
semua, yang sudi, menikmati gagasan 'tragis'ini. Saya menyu-
kai kalimat Muhammad Iqbal, yang menjadi inspirasi bagi pe-
nulisan ini: Berhenti, tak ada tempat jalan di jalan ini/sikap
lamban berarti mati/mereka yang bergerak, merekalah yang
maju ke muka/mereka yang menunggu, sejenak sekalipun, pas-
ti tergilas. Sedangkan yang selalu menjadi ingatan dan penghela
rulisan ini hanya sebuah firman Allah: Kemanapun kamuber-
paling, di sana wajah Allah (QS 2: 115)

Wassalam

Eko Prasetyo

38
oI
Revolusi Sosial
Datam Dinamika
Gerakan Istam
Siapa yang tidak matioleh pedang akan matijuga oleh sebab yang lain, ada
begitu banyak sebab kematian, tetapimatiitu cuma sekali
(Syair yang dikutip dari Usama bin Laden)

Jika halinibenar, bahwa sebuah revolusibisa saja keliru sekalipun dilandasi


dengan sebuah teoriyang paling sempurna-namun belum pemah ada
seorangpun yang berhasil dalam sebuah revolusi tanpa teoi revolusioner
(Amilcar Cabral)'

Pengrnlan

ada suatu malam, seorang perempuan tua datang ke ru-


mah. Dengan membawa seorang puterinya ditemuilah
istri saya yang sedang membaca buku. Paras mukanya
tampak pucat apalagi pakaiannya yang kusut. Dan memang
keluhannya terdengar menyakitkan, sudah beberapa hari ini
anak dan suaminya tidak makan. Unrung di rumah ada sisa
sayur yang belum sempat kami makan. Sedang wakru iru di
depan saya tergeletak buku yang berkisah tentang perilaku
orang-orangkaya di negeri ini. Buku ifu secara menjijikkan
memberikan lukisan tentang kesukaan kaum kay a y angmeng-
koleksi mobil hingga wisata ke luar negeri. Nasib perempuan
ini persis dengan tukangbangunan yangtinggal di dekatrumah.
Ia punya anak yang semestinya harus bersekolah, tapibiaya

tLrh. Suara Pembebasan No 6/Tahun IllMaret 2003

39
ISTAM KIRI

pendidikan membuatnya harus berfikir ulang. Entah apayang


ada di benak piayangmenjadi bapak ini, yang jelas, hatinya
serupa dengan seorang ibu pengasuh anak jalanan. Ibu ini me-
nempati rumah kontrakan yang digunakan unruk mengasuh
semua anak yang perlu ditolong. Memang ia tidak searif Ibu
Theresia tapi tindakannya amat memukau. Di bilik kontrakkan
yang sederhana dan kotor ini terdapat sejumlah anak yang di-
buang oleh lingkungannya. Ada anak y.ang dibuang tepat di
depan pintu saat masih bayi orok. Bayi itu katanya hasil 'kecela-
kaan dari pasangan muda mahasiswa yang masih ingin kuliah
ketimbang menjadi orang rua. Tiap hari, si ibu pengasuh ini,
menghadapi persoalan yang mungkin remeh-temeh, konffakan
habis, biaya pendidikan yang makin tinggi dan baju anak-anak
yang harus diganti. Kemiskinan yang menyelimuti diantara me-
reka sangat kontras dengan perilaku dan gaya hidup orang'
orang di sekelilingnya. Jarak tiga rumah dari bilik perempuan
rua yang susah makan ini terpancang bangunan mewah yang
dihuni oleh sebuah keluarga kecil. Mobilnya yang berjumlah
lebih dari satu kadang dibikin tontonan anak-anak. Kekayaan-
nya menjadi banyolan di tengah jeritan kemiskinan. Tapi, ba-
nyolan itu menjadi kegemaran. Bayangkan, negeri yang terjerat
hutang masih memberi wakru pemimpinnya untuk memperi-
ngati ulang tahun. Sama dengan memalukannya aturan yang
membolehkan orang yang terkena sanksi pidana untuk menja-
di presiden. Peraturan itu menghasilkan bunyi yang sumbang,
Indonesia diperkenankan dipimpin oleh penjahat. Negeri yang
penduduknya mayoritas Islam, yang akan marah besar kalau
pendidikan agamatidak diajarkan sesuai dengan keyakinan sis-
wa; tapi tidak pernah marah saat melihat pemimpinnya yang
mengaku muslim melakukan korupsi. Majelis Ulama yang rajin
mengeluarkan fatwa, tapi hanya diam melihatpara koruptor
bebas dari hukuman.
Maka saya memberikan hormat terdalam pada mahasis-
wa yang kembali turun ke jalan untuk mengutuk pemerintah

40
Reyo/usi Sosia/ Dalam Dinamika Gerakan Nan

bahkan membakar foto para pemimpin. Paras pemimpin yang


biasanya dipasang di atas papan rulis sekolah kini diinjak-injak
oleh kaki-kaki anak muda yang ingin segera melihat perubah-
an. Mereka marah, jengkel dan mungkin benci para para pe-
mimpinnya sendiri. Penggulingan kekuasaan kini menjadi tun-
rutan bahkan diangkat kembali tema mengenai koalisi nasional.
Sebuah koalisi tempat berhimpunnya sejumlah oposisi y ang y a-
kin kalau pemimpin negeri ini memang sudah habis mandat-
nya. Oposisi terhadap pemerintah menyebar luas seperti virus
yang ingin memulihkan kembali harapan yang hilang. Tapi di
zaman ini, model perubahan terlanjur makin sulit dipercaya
karena bergerak dari hal-hal yang terlampau jauh dari runtutan
raky at sehari-hari. Tingginya harga bahan-bahan pokok, keluh-
an mengenai biaya pendidikan yang terlampau mahal, ongkos
kesehatan yang tidak dapat dijangkau, dan yang pokok, biaya
BBM maupun tarif listrik yang semakin sulit dpahami oleh akal
sehat. Mungkin para politisi tak sempat mengecek nurani dan
akal sehatnya, ketika dengan enaknya, berwisata ke beberapa
negara-memakai uangrakyat tenrunya- dengan motif studi ban-
ding. Apalagi yang keterlaluan b'i:ramai-ramai naik haji dengan
ongkos uang negara, seolah-olah kunjungan ke rumah Tuhan,
lebih mulia ketimbang menolong pengungsi, Barisan oposisi
masih dihuni oleh peserta lama, yakni gerakan mahasiswa yang
konon berideologi kiri dan kanan. Entah apa maksud kiri dan
kanan karena mereka toh sama-sama hanya meniupkan revolu-
si dalam slogan dan bukan tindakan. Aksi demonstrasi tak per-
nah mengalami kemajuan selain aksi massayangmembuat ma-
cet jalanan dan ini kentara, bagaimanaimajinasi gerakan betul-
berul terbatas. Revolusi menjadi gugur karena itu hanya bunyi
kalimat spanduk dan kehilangan greget karena gerakan ini men-
jadi 'pelayan' isu-isu sesaat.
Di balik itu yang lebih mencemaskan adalah gerakan ke-
agamaan yang'diam' menyaksikan ketimpangan itu semua.
Mereka menjadi kekuatan yang mampu berbisik, karena sikap-

4l
ISLAM KIRI

nya yang hanya'mengingatkan' menyerukan bahkan memberi


nasehat pada pelaku-pelaku kejahatan negara yang sesungguh-
nya sudah tuli. Tapi, dengan gampang gerakan keagamaan
akan tersinggung hanya oleh goyangpantat seorang biduan
dangdut atau media porno yang menyajikan gambar makhluk
telanjang. Iman mereka kurang tersentuh oleh kemiskinan
maupunkegiatan korupsi ataupelanggaran HAM yang dilaku-
kan secara gila-gilaanoleh sesamanya. Qerakan keagamaan ti-
dak cemas dengan ketergantungannegata fiada hutang luar ne-
geri, bahkan mungkin juga tidakmarah melihatbanyakBUMN
dijual secara murah. Kaum ini bisa marah besar kalau Israel
meluncurkan roket ke pemukiman Palestina, tapi entah kenapa
tidak gampang marah terhadap kekejaman sejumlah serdadu
pada mahasiswa yang masih hilang atau perempuan TKW yang
teraniaya di negeri luar. Iman yang terus-menerus disuarakan,
ternyata hanya terbatas pada urusan pornografi, belum meyen-
ruh pada struktur yang merasuk kehidupan yang lebih dalam.
Kapitalisme bukan menjadi musuh, akan tetapi seperti 'karu-
nia' yang patut untuk disyukuri. Maka, bukanlah hal yang
menggelikan, jika seorang ulama ikut dalam peresmian pasar
bursa karena sesungguhnya melalui itulah gelombang kapitalis-
me itu berawal. Karenanya, pendidikan mengenai 'keadilan'
mustinya menjadi materi yang lebih diutamakan ketimbang
perbedaan antaralslam dengan agamayang lain. Amat mema-
lukan, negeri yang sering menyombongkan diri karena pendu-
duk Islamnya mayoritas, tetapi tertinggi dalam segala bentuk
perbuatan tercela: dari korupsi hingga pelanggaran berat I{AM.
Mungkin ada baiknya kaum agamawan Islam belajar mengenai
Revolusi, karena itu yang akan membuatnya memperoleh 'pen-
cerahan' tentang makna keadilan. Apa yang dilakukan oleh se-
mua ufusan Tuhan sesungguhnya merupakan upaya revolusi
besar, bukan sekedar perjuangan ala kadarnya. Bahkan, hasil
kemerdekaan ini merupakan perjalanan panjang dari sejarah
revolusi yang sedikit banyak, pendidikan sejarah kita menyem-

42
Revo/usi Sosra/ Dalan Dinamika Gerakan lslan

bunyikannya rapat{apat.Terlampau banyak yang kita tidak ke-


tahui tentan gbagaimana Islam sesungguhnya menyokong per-
ubahan dengan cara-cara revolusi karena memang yang kita
dapatkan sementara ini adalah Islam yang damai dan toleran
terhadap kapitalisme.

Panr l(elrsl[ Iulan:


ilenrusun lallll ilrn tlrelcll leuolurl

lslam tumbuh melalui pengorbanan dan kesyahidan putra-putra tercintanya.


Sejak pertama diwahyukan hingga kini,
lslam selalu diwamaisyahadah dan heroisme
(lmam Khomeini)

Setiap Revolusi punya dua segi: darah dan pesan


(AliSyariati)

Sebagai seorang pelaku Revo]usi, Imam Khomeini adalah


sosok yang memiliki jasa besar dalam mendekatkan doktrin ke-
agamaandengan sejumlah persoalan struktural. Pemerintahan
Islam merupakan keyakinan yang menjadi landasan Imam
Khomeini dalam memperjuangkan cita-cita dan komitmennya.
Sebagai keturunan Nabi melalui jalur Imam kerujuh Syi'ah,
Musa Al-Kazhim, Khomeini rumbuh di tengah keluarga yang
terhormat. Keluarga kakeknya tergolong ulama terkemuka, Mir
Hamed Hindi Nesyaburi, yangkaryanya, Abaqat AI-Anwar,
menjadi kebanggaan Syi'ah India. Keluarga Khomeini tidak
saja dikenal sebagai keluarga yangtaatberagama,bahkan ayah-
nya-Sayyid Musthafa Musawi-dikenal sebagai sosok Ayatullah
yang sering melakukan protes. Malahan, sang ayah terbunuh
di tangan Wali Kota Khomein ketika memprotes pemerasan
danpajakyang tidak adil serta praktik-praktik penindasan yang
dilakukan oleh aparat Dinasti Qajar di daerahnya. Ketika masih
kanak-kanak Khomeini belajarbahasa Arab, puisi Persia, dan
kaligrafi di sekolah pemerintah dan maktab (sekolah agama ting-

43
ISLAM KIRI

kat dasar, semacam Diniyah) Kelak dari bekal pendidikan ini-


lah, Khomeini andal dalam merumuskan prinsip-prinsip etik
yangakanmenjadi tesisnya dikemudian hari, dalam melawan
arus modernisasi dan sekulerisasi Barat. Di samping itu, Kho-
meini kecil, setelah ayahnya meninggal diasuh oleh ibu danbi-
binya, Sahiba yang jvgawafat saat usia Khomeini masih belia.
Wafatnya orang-oran g yang disayang itu bagaimanapun juga
memukul jiwa muda Khomeini. Berbagai riwayat menufurkan,
ia pun besar sebagai anak muda yang serius, banyak merenung
bahkan menyendiri di padang pasir dekat tempat kediaman-
nya.z Pada tahun 1929 Khomeini menikah dengan puteri se-
orang ulama di Teheran dan dialah istri satu-sarunnya yang
memberinya fujuh orang putera. Puteranya yang sulung, Mus-
tafa meninggal dan adiknya Ahmad wafatpada tahun 1995.
Menempuh pendidikan Madrasah di bawah bimbingan
Syaikh Abd Al-Karim Ha"iri Yazdi (1859-1936) dan belajar
pengetahuan inti, yakai fqh dan ushui(gtrinsip-prinsip Yurispru-
densi) Mengusai dua mata pelajaran ini sangatlah pentingbagi
karier seorang ulama. Walaupun kemampuan Khomeini sangat
cepat dalam menguasai dua mata pelajaran ini, Khomeini se-
sungguhnya sangat tertarik untuk mempelajari filsafat, hikmah,
dan mistisisme. Pengetahuannya yang mendalam pada dua pela-
jaran ini mendorongnya untuk membuka kelas-kelas privat. Ke-
mudian, pada tahun 1930-an Khomeini mulai mengajarkan eti-
ka dimana ratusan atau ribuan sarjana mengikuti sesi ini. Dise-
butkan pekarangan yang luas di MadrasayiFayziyahyang ter-
kenal, tempat Khomeini melangsungkan kuliah-kuliahnya sela-
lu dipenuhi oleh banyak orang. Selain iru, disana Khomeini ju-
ga memberi kuliah di tempat umum yang terkenal, yakni sebe-
lah Makam Fathimah dibazar. Khomeini memilih hari Kamis
dan Jum'at, ketika beribu-ribu jamaah berdatangan di kota iru.
Pengetahuan mendalam mengenai etika membuat Khomeini

2l"ih Yamani, Filsafat Politik Islam, Mizan, 2002

44
Revo/usi Sosra/Dalam Dinamika Gerakan lslam

tumbuh menjadi pribadi yang asketik, sederhana, dankemam-


puan untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat material.
Kelak perbedaan inilah yang membedakannya dengan gaya pa-
ra ayafullah lain, yang memakai humor sebagai cara menarik
perhatian para pengikut; sedang Khomeini menanamkan baha-
sa konfrontasi populis (kerakyatan) dan gaya propagandahiper-
bol. Sementarapara ulama lain berbicara dalam bahasa yang
dianggap ulama, Khomeini berbicara dengan bahasa orang bi-
asa, dengan menyerang para cendekiawari dan cerdik pandai,
orang kaya, dan elit. Seperti serangannya padaReza Syah selalu
mengacu kepada monarki dengan gelar pra keraj aannya, "Reza
Khan". Sejumlah pelajaran-pelajaran tentang moral yang dia-
suh oleh Khomeini selalu dibumbui dengan sindiran-sindiran
anti Pahlevi. Tetapi, serangan padarczimini diawali dari keikut-
sertaan Khomeini untukturut menyusun tuntutan yangdisam-
paikan dan dipimpin oleh Nurullah Ifahani.
Karya politik pertama Khome-ini diberi jvdvl Kasyf at-
,4srar (lvlenyingkap Rahasia) D engan gaya tulisan yang berpole-
mik, yang didapatnya di sekolah teologi, Khomeini berbicara
secara retoris bahwa Reza Syah aiialah 'prajurit buta huruf yang
tahu bahwa jika dirinya tak menindas mereka (ulama) dan
membungkam mereka dengan bayonet maka mereka akan me-
nentang perlakuannya terhadap negara dan agama.3' Buku ini
ditujukan terutama kepada Reza Syah dan sejumlah ulama
pengkhianat. Karya ini mencerminkan bagaimana perlawanan
kelas ulama, yang sangat terpukul oleh reformasi pembaratan
yang dikerjakan oleh Reza Syah. Karya ini muncul pada saat
yang aman karena saat itu ulama besar, yakni Ayarullah Buru-
jerdi lebih mengambil sikap akomodasionis terhadap pemerin-
tah. Burujerdi adalah mullah terkemuka yang terkenal luas pe-
ngetahuan teologinya dan fiqhnya. Kepribadian Burujerdi dan

rl.ih Baqir Moin, 'Ayatullah Khomeini Mencari Kesempurnaan: Teori


& Realitas" dalam Para Perintis hman Baru Islam,Mizan 1995
ISLAM KIRI

kemampuan administratif serta visi reformisnya telah menja-


dikan dirinya sebagai pemimpin dari ulama Syiah yang terke-
muka. Khomeini menjadi pembantu dekat Burujerdi, bahkan
pernah menjadi wakil resminnya. Sikap pasif Burujerdi tetap
diikuti oleh Khomeini, bahkan pada saat kaum nasionalis
mengalami kebangkitan besar, di bawah pimpinan Dr Mosad-
deq. Dengangaya kepemimpinan yang nasionalis, Mosaddeq
mengimplementasikan kebijakan nasionalisasi, yakni menutup
pabrik penyulingan milik Inggris. Tindakan yang membuahkan
permusuhan, bahkan pemutusan hubungan diplomatik dengan
Inggris. Pada saat iru Amerika yang dimintai bantuan oleh Mos-
sadeq untuk ikut membantu menyelesaikan krisis mulai kuatir
dengan perkembangan Iran, terutama aktivitas yang dilakukan
oleh Partai Tudeh (Partai Komunis) Iran. Mossadeq dianggap
membanfu aktivitas partai Tudeh, dan untuk itu tiada jalan lain
kecuali dengan melakukan kudeta terhadap kekuasaan Mossa-
deq. Kejatuhan Mossadeq, dan diangkatnya Syah kembali ke
tampuk kekuasaan membenarkan apa yang dikatakan oleh
Khomeini. Khomeini jauh hari telah mengatakan, 'Niat Mossa-
deq baik. Dia ingin melayani bangsa, namun kekeliruan utama-
nya adalah Mossadeq tak menyingkirkan Syah ketika Mossa-
deq sedang kuat, sementara Syah sedang lemah' Kekuasaan
Syah yang kembali dipegang setelah kegagalan kudeta Mossa-
deq, mulai membangun jarak dengan ulama hingga pada saat
Burujerdi meninggal pada bulan Maret 1961. Meninggalnya
Burujerdi menjadi titik penenru hubungan antaraulama dengan
negata.
Khomeini tampil pertama ketika adanya suafu peraturan
baru yang menghapus syarat legal Islam, mengganti Al-Quran
dengan Kitab Suci. Rancangan Undang-Undang ini diprotes
oleh banyak ulama dan kemudian Syah-yang didemonstrasi be-
sar-besaran- lebih memilih untuk membatalkan produk hukum
ini. Mulai saat iru, Khomeini mengkonsolidasikan kekuasaan
bahkan mulai membenruk sistem pengorganisasian yang lebih

46
Reyo/usi Sosial Dalam Dinanika Gerakan lslam

tertata guna menyerang Syah yang mengelola kekuasaan tidak


dengan nilai-nilai Islam. Kembali Syah mencoba menggulirkan
kebijakan landreformdan pembaharuan hukum pemilihan yang
melibatkan perempuan. Akibatnya pada 23 Januari I 963 terjadi
amarah besar yang berujung pada kerusuhan berdarah. Kebi-
jakan yang dinamakan dengan Revolusi Putih hanya kamuflase
dari kecendenrngan otoriter Syah untuk tetap mempertahankan
tanah-tanah miliknya. Khomeini men'€rang relasi sistem, yang
diatas permukaan kelihatan reformis, tapi sesungguhnya me-
nyimpan persoalan struktural yang berbahaya.a Dengan kebera-
niannya, diseranglah sistem korup itu yang mengakibatkan ke-
kuasaan Syah harus meringkus Khomeini. Khomeini ditahan
dan dimasukkan bui, bahkan akan dikenai sanlai hukuman ma-
ti. Diselamatkan oleh beberapa Ayatullah, yang dipimpin oleh
Ayarullah Muhammad Kazem Syariatmadari maka Khomeini
Iepas dari eksekusi. Khomeini dibebaskan dan pulang kembali
ke Qum tidak lagi dikenal sebagai Ayarulllah melainkan se-
orang pemimpin politik. Figur sebagai pemimpin politik ini ma-
kin menjulang, ketika pada musim gugur 1964,parlemen me-
ngesahkan Rancangan undang-iihd algyangmemberikan hak-
hak ekstra terotorial kepada personel Amerika Serikat. Suatu
kebijakan yang menjadi bahan amunisi Khomeini untuk menye-
rang kekuasaan Shah. Kali ini Khomeini ditahan untuk selan-
jutnya dibuang ke Turki dan kemudian ke Irak. Dibuang ke luar
tidak lantas surut pengaruh, karena Khomeini kemudian mem-
bina hubungan dengan pelajar Iran di luar negeri, diantaranya

aDalam prakteknya sejumlah tanah yang akan dibagikan keplda pe-


tani merupakan lahan yang hampir tidak dapat ditanami. Tanah itupun tidak
dibagikan secara percuma melainkan harus dibayar dengan menyetor se-
jumlah uang ke bank-bank di bawah kekuasaan keluarga raja, sedangkan
bidang-bidang tanah yang luas dan subur dikecualikan dari undang-undang
land reform, dimasukkan ke bawah pemilikan langsung keluarga raja atas
nama Yayasan Pahlevi. Yayasan itu merupakan selubungbagi kegiatan bisnis
keluarga kerajaan dan digunakan untuk tanaman-tanaman yang disediakan
untuk pasaran asing. Lih. Zubaidi Mastal, Ide dan Pemikiran Imam Khomeini,
Bandar Lampung: Yapi, 1989.

47
ISLAM KIRI

Abul Hasan Bani Sadr, Ibrahim Yazdidan Sadeq Qotbzadeh.


Disamping itu, bantuan dari Ali Syariati ikut mempengaruhi
dukungan besar rakyat Iran pada Imam Khomeini. Dari luar
negeri itulah Khomeini melancarkan serangan secara berrubi-
tubi kepada kekuasaan Syah, bahkan dari tempat pelarian itulah
konsep mengenai pemerintahan Islam disemaikan. Khomeini
rajin memproduksi deklarasi yang ditujukan kepada pemerin-
tahan Syah yang berkuasa.
Syah adalah kekuasaan boneka yang bodoh dan makin
kehilangan legitimasi dihadapan rakyat. Kemarahan rakyat ter-
picu cepat ketika sebuah surat kabar pemerintah mulai memfit-
nah Imam Khomeini. Rakyat yang marah turun melakukan de-
monstrasi dan pemerintahan yang kalap menghadapinya de-
ngan senjata. Mulanya gerakan demonstrasi meminta pemerin-
tah untuk menarik artikel itu akan tetapi ditolak oleh pemerin-
tah. Sehingga kemarahan rakyat meledak dan Khomeini me-
minta rakyat untuk berani membeberkan kekejaman pemerin-
tah melalui masjid-masjid. Khomeini mulai meyakinkan pada
rakyat tentang pentingnya pemerintahan Islam didirikan sem-
bari mendorong ambruknya kikuasaan Syah. Gerakan aksi
yang kemudian mulai terbentuk dalam jaringan yang integratif
ini, bergerak dan menuju puncak ketika pemerintah menetap-
kan darurat militer pada kota Isfahan. Pada tanggal 11 Agustus
dan20 Agustus 1978, dua gedung bioskop terbakar yang beraki-
bat ratusan massa mati di dalamnya. Seperti biasa pemerintah
kemudian menuduh bahwa kelompok anti Syah yang melaku-
kan teror atas kedua gedung bioskop ini. Siasat yang menambah
energi rakyat untuk melawan hingga pemerintah kemudian mu-
lai berjanji akan menegakkan hukum Islam dan menunip segala
tempat maksiat. Janji pemerintah ini ditolak mentah-mentah
oleh Imam Khomeini sembari mengatakan untuk tidak tertipu
oleh janji dan mendorong rakyat unfuk tetap melawan Syah.
Khomeini dari pengasingan menegaskan pada rakyat Iran, ha-
nya adadua pilihan: kehormatan di hadapan Allah atau kehina-

48
Reyolusi Sosra/ Dalan Dinamika Gerakan lslam

an yang abadi.Pemerintah yang tentaranya makin buas dihada-


pi oleh gelombang demonstrasi rakyat melalui cara menabur-
kan bunga. Imam Khomeini pun menyeru pada rakyat untuk
melakukan mogok, setelah para serdadu menembaki para de-
monstran. Pemerintah mulai kewalahan dan mengganti posisi
kabinet Emami dengan penguasa militer yang dipimpin oleh
Gholam Azhari. Penggantian yang tak ada gunanya sebab Kho-
meini, pada bulan Muharram menyerukanpada rakyat kalau
demonsffasi kali ini, diperkenankan untuk mengadakan perla-
wanan fisik. Seruan yang membuat sebagian tentara berfikir
untuk kemudian memilih membelot mendukung demonstrasi
rakyat. Syah yang melihat gelagat buruk kembali mengganti
penguasa, yakni Shapour Bahtiar yang berjanji untuk melaksa-
nakan hukum dan kehendakTuhan. Dari Paris, Khomeini tam-
paknya menyakini usia kekuasaan Syah tidak lama dan memin-
ta rakyat unfuk terus menggencarkan perlawanan hingga ak-
hirnya mengalahkan kekuasaan Hasil perlawanan iru tidak sia-
sia, perdana Menteri Bahtiar angkat kaki dari kursi kekuasaan
dan Syah melarikan diri ke luarnegeri.
Tepatnya I Pebruari 1979, setelah empat belas tahun di
pengasingan, Khomeini memenangkan revolusi. Kemudian,
p ada tanggal 24 Mar et 19 7 9, r aky at Iran d ihimbau unf uk ambil
bagian dalam referendum yang berlangsung tanggal30 Maret
1979 dengan hasil98,2 persen rakyat menghendaki didirikan-
nya Republik Islam Iran. Kemenangan revolusi ini sudah tenru
dilandasi oleh sejumlah faktor, diantaranya figur Imam Kho-
meini yang memiliki daya tarikbesar. Pertama, legenda keseng-
saraan yang meliputi perjalanan hidupnya yang mer4iliki hu-
bungan erat dengan kisah kesyahidan Karbala. Sosok yang
ayalnya dibunuh oleh penguasa yang menjadi kaki tangan Reza
Syah telah membentuk satu prototipe keluarga yang terus-me-
nerus mencari nilai-nilai keadilan. Komponen berikut tenrunya
adalah pembuangan Khomeini ke luarnegeri yang dapat diana-
logkan dengan sosok Mahdi yang tinggal di pengasingan. Lalu

49
ISLAM KIRI

juga kematian puteranya yang tertu akarenadibunuh oleh agen


SAVAK, dinas rahasia Syah, membuat keluarga Khomeini
menjadi kekuatan oposisi yang besar dihadapan pemerintah.
Di samping ifu, tentu asketisme yangadadalam diri Khomeini
telah menjadikannya sebagai potret pemimpin yang sederhana
dan jauh dari kemewahan hidup yang dianut oleh Shah. Berta-
lian dengan legenda pribadi yang menyelimuti figur Imam Kho-
meini, keberhasilan revolusinya juga ditunjang'oleh, siasat dan
taktik yang dijalankan. Pertama-tama sistem dan nilai keaga-
maan yang baru diperkenalkan oleh Imam Khomeini, terasa
memberi sentuhan yang besar bagi massa, terutama mereka
yang selama ini berada dalam ketertindasan. Tuhan tidak hanya
memiliki sifat'pengasih dan penyayang' ,akan tetapi juga 'peng-
hancur Tiran'. Pandangannya ini tidak saja diceramahkan
dalam sejumlah forum, melainkan juga diorganisir unruk ke-
mudian diperoleh banyak pengikut yang setia. Hal yang tidak
banyak dilakukan oleh ulama di tanah air adalah menuliskan
pandangan-pandangan ini dalam sebuah karya politik dengan
model tulisan bergaya polemik. Faktor berikutnya, kemahiran
Khomeini dalam membina hubiingan dengan kaum ulama di
seputarnya telah banyak menolongnya di awal karir sebagai
ulama yang berpolitik. Kesan ambisius yang dikikis serta ke-
dalaman pengetahuan maupun tradisi asketik yang dipegang-
nya secara teguh telah membuat Khomeini memiliki keduduk-
an yang khusus. Hal ini kemudian dipupuk dengan membangun
hubungan yang aktif dengan kaum muda terpelajar Iran di luar
negeri, sehingga semakin mengukuhkan posisi Khomeini seba-
gai pemimpin gerakan. Faktor lain yang tak kalah pentingnya,
gaya berpolitik Khomeini yang tidak mau membuka kompronai
dengan Syah telah membuatnya mampu melatih pengikutnya
dalam jalan revolusi yang keras. Ledakan korban akibat ben-
trokan massa dengan Syah tidak membuat Khomeini menem-
puhjalan reformis, melainkan tetap melanjutkan revolusi. Peng-
amat lain melihat keberhasilan ini dirunjang pula oleh posisi

50
Revo/usi Sosra/ Dalam Dinanika Gerakan lslam

geopolitik Iran yang memang dikepung oleh sejuml ah negara


yang non muslim dan Sunni serta tenfu perubahan formatpoli-
tik lokal.5
Sudah pasti adaberbagai sosok yang ikut mempengaruhi
kesuksesan Imam Khomeini selain massa, yakni keberadaan
sejumlah ulama dan intelekru al y angmempengaruhi jalannya
revolusi, diantarannya Murthada Mutahhari, Ali Syariati,
Mehdi Bazargan,Bani Sadr, dan Mahmud Thaliqani. Mutah-
hari adalah murid terbaik Imam Khomeini serta menjadi pe-
tarung tangguh pemikir Marxis di Iran. Partai Tudeh adalah
partaikomunis yang memang berpengaruh besar di Iran wakru
iru selain Front Nasional. Filsafat materialisme yang menjadi
konsep pemikiran serta dipelajari secara mendalam oleh Mu-
tahhari membuatnya memiliki kemampuan untuk melakukan
kritik terhadap man<isme. Gagasannya mengenai gerakan sosial
tenfu cukup menarik. Dikatakannya, gerakan sosial haruslah
berrumpu pada gerakan pemikiran dan kultural atau ia akan
terjerumus dalam perangkap gerakan yang memiliki landasan
budaya dan luluh di dalamnya sehingga berubah arah tanpa
bisa dicegah.6 Landasan pada ptmikiran filsafat yang kokoh
telah membuat Mutahhari dikenal sebagai penulis yang mampu
menjelaskan segala persoalan sosial secara sistematis. Kemati-
annya di ujung peluru telah menambatkan sosok Mutahhari,
bukan saja sebagai pemikir, tapi juga seorang martir. Berbeda

5Dalam sebuah analisis disebutkanbahwa dukungan atas keberhasilan


revolusi diantaranya, pertama kalangan nasionalis sekular-para pengikut Mo-
ssadeq-kurang bersatu dan memandang enteng keberadaan ulama, kedua
kuatnya perasaan seluruh masyarakat Iran karena telah dimanipulasi oleh
seorang despot domestik yang bahu membahu dengan kekuatan asing untuk
menguasai Iran,ketiga tak kalah pentingnya tulisan Syariati yang telah ikut
mengkondisikan kaum muda untuk mendukunggagasan revolusioner Imam
Khomeini.Lih L Carl Brown, Wajah Islam Politik,Serambi,2003
6lih, Haidar Bagir (peny) Murtadha Muthahhari, Sang Mujahid, ya-
yasan Muthahhari, 19987 Lih Abdul Aziz Sachedina, 'Ali Syariati, Ideolog
Revolusi Iran" dalam John L Espito (ed) Drzamika Kebangkitan Islam, Watak,
Prosa & Tantangan, Rajawali Press, I 987

5t
ISLAM KIRI

dengan Syariati yang lebih tepat sebagai sosok aktivis, yang pe-
nguasaannya pada ilmu agamasering mendapat kritik, tapi pen-
dekatannya yang relatif baru telah meraup banyak dukungan
kaum muda. Kecakapan dalam pengetahuan sosiologi barat
membekali Syariati untuk melihat penindasan dalam perspektif
yang baru. Jika Ayarullah Khomeini merupakan lambang hi-
dup dan arsitek revolusi, maka Ali Syariati sering dicerminkan
sebagai ideolog revolusi Iran. Sebagai seorang yang pro Mossa-
deq, Syariati mendapatkan pengawasair khusus dari pemerin-
tah hingga sering sekali dipenjarakan oleh rezim Syah. Kredo-
nya yang amat terkenal di kalangan kaum muda Iran, "Tiap
bulan adalah Muharram, tiap hari adalah hari Asyura (suatu
hari perjuangan untuk melaksanakan cita-cita Islam, sekalipun
perjuangan iru harus mencapai puncaknya dalamkesyahidan),
dan setiap tempat adalah Karbala (suatu tempat, dengan cara
beroposisi mewujudkannya)7 Juga penghormatannya yang
mendalam pada Abu Dzar, untukhal ini Syariati menulis secara
khusus, membuatnya dengan bangga mengatakan: Abu Dzar
adalah leluhur segenap mazhab egalitarian pasca-Revolusi
Prancis. Karena sumber pengetehuan yang berasal dari berba-
gai dunia kebudayaan yang berbed a maka ada sejumlah gagas-
an Syariati yang kontroversial. Seperti ketika bertemu dengan
pemimpin spiritual kedua, Ayatullah Khamenei dan ideolog
Republik Islam, Ayatullah Muthahhari, Syariati berpendapat
bahwa Islam merupakan ancamanbagi ideologi Islam lain. Ori-
entasi Islam jelas, yakni anti-imperialis, anti diktator dan anti
kapitalis. Menurut Syariati, pertentangan imperialisme dan ka-
pitalisme bersifat antagonistis, tidak dapat dirujukkan sedang-
kan pertent angan Islam dengan marxisme bersifat non-antago-
nistis. Bagi Syariati, kubu imperialis merupakan musuh sedang
kubu marxis merupakan rival. Dengan tetap setia, Syariati lebih
setuju dengan konsep kepemimpinan revolusioner Lenin de-
nganberharap tampilnya figurpemimpin semacam ifu mampu '
melakukan'pensucian revolusioner atas lingkungannya dan

52
Revolusi Sosial Dalan Dinamika Gerakan lslan

melakukan pendidikan revolusioner atas masyarakat' Gagasan


menarik iru sayang harus ditebus oleh kematian Syariati yang
terlalu dini dan dilakukan dengan carayanglicik oleh agenra-
hasia Syah,dinas SAVAK.
Mehdi Bazargan merupakan figur penting dalam revolusi
Iran, mengingat jasa dalam mengkombinasikan strategi perju-
angan radikal dengan penghayatan atas nilai-nilai Islam. Seba-
gai seorang nasionalis Bazarganpertama amat tertarik dengan
pendangan Mussadiq lewat Front Nasionalnya . Bazarganbe-
kerja-sama dengan Ayarullah Muthahhari memberikan kuliah
bulanan, yakni Kuliah Masyarakat Religius. Di samping iru,
Bazargan bergabung dengan gerakan perlawanan nasionalis,
Nazhat-I Muqavamat-I Milli (NIMR) yang dirumpas pada ta-
hun 1957. Kemudian pada tahun 1961, bersama Ayarullah Tha-
liqani dan Yadullah Shahabi, mendirikan Gerakan Pembebasan
Iran (LMI) yang menyeru diakhirinya dominasi asing dan pe-
mulihan hak-hak konstirusional dan demokrasi. Aktivitas yang
mengantarkannya ke penjara dan setelah keluar tanpa takut
kembali mendirikan Perhimpunan Hak Asasi Manusia pada
tahun 1977 gunamembela trat<-tiat demokratis oposisi. Ketika
terjadi ledakan rwolusi, adalah jasa Bazargandalam mengorga-
nisasi para pekerja minyak. Saat Khomeini memenangkan re-
volusi Bazargan menjadi perdana menteri pertama, meskipun
tak lama kemudian harus mengundurkan diri. Sepanjang karir
politiknya Bazargan mempertemukan antara teologi Syi'ah, du-
nia modern, dan aspirasi demokratisnya sendiri. Jika retorika
Syariati yang berkobar-kobar memikat kaum muda, dan Kho-
meini mengartikulasikan kebencian kaum tertindas dan kelom-
pok sosial tradisional, maka yang t ertank pada Bazarganhanya-
lah anggota kelompok menengah muda yang tercerahkans. Se-
lain Bazargan sosok lain yang tak kalah pentingnya adalah

tl.ih John L Espito, EnsiHopediOxford, Dunia IslamModern,Mizan,2}}l


ISLAM KIRI

Aboulhasan Bani Sadr yang memiliki jasa, terutama dalam me-


nyusun tahapan sistem ekonomi pasca kemenangan revolusi.
Memulai aktivitas politik dengan ikut dalam program nasionali-
sasi dan sempat diruduh oleh SAVAK sebagai Islam Marxis,
Bani Sadr memiliki pandangan brillian dalam konsep hubung-
an buruh dan majikan. Gagasan sosialis Bani Sadr yang dikom-
binasikan dengan pendekatan Islam membuatnya dipercaya un-
tuk menjabat sejumlah posisi penting di awal-awal revolusi. Na-
sibnya memang sama denganBazarganharus menyingkir dari
Iran karena kekuasaan ulama yang makin sulit menerima ga-
gasan pembaharuannya yang amat radikal.e Sedangkan, Mah-
mud Thaliqani merupakan anggota tim inti perumus revolusi
Iran dan menjadi pelawan tangguh ideologi komunis bersama
Mehdi Bazargan.Menjadi imam di Masjid Hidayat, tempat di
mana pengikut Mossadeq diorganisir. Adalah Thaliqani yang
setuj u dengan pro gr am I and refo rm y ang dilancarkan oleh Syah,
ketidakserujuannya lebih karena kebijakan ini ditetapkan sepi-
hak. Thaliq ani yangmemfokuskan pada persoalan pemilikan,
dengan menyatakan Islam-tidak seperti sosialisme-menerima
hak milik pribadi, tetapi-tidak iieperti kapitalisme-hak milik
itu bukan bersifat mutlak, melainkan harus digunakan pemilik-
nya secara produktif. Karyanya tentang'Cahaya Qur'an' me-
muat tema tentang kebebasan manusia dalam menenfukan ma-
sa depannya. Mereka semua memberikan jasa luar biasa bagi
perumusan kebijakan Iran dan memberikan peran penting, ter-
utama dalam mengorganisir gerakan perlawanan. Melalui se-
jumlah tokoh ini gagasan revolusi diberi makna penting, teruta-

eBani Sadr diangkat sebagai Presiden pada bulan Januari 1980. Sebagai
ahli ekonomi Islam kebijakannya adalah menempatkan sejumlah ahli
ekonomi didikan Barat. Ketegangan mulai muncul antara Bani Sadr dengan
kaum ulama.Di sisi lain Mujahidin-I Khalq mulai memberikan dukungan
pada Bani Sadr yang akhirnya dicopot dari tampuk kekuasaan Presiden.
Mujahidin dan Bani Sadr kemudian membuat aliansi dan menyerukan
pemberontakan massal pada kekuasaan Khomeini. Terjadi perang kota yang
dimenangkan lags-la$oleh Khomeini. John LEspito, ibid.

54
Reyolusi Sosral Dalan Dinanika Gerakan lslam

ma dalam kaitan dengan bangunan gerakan sosial yang hendak


dijalankan dan tuntutan politik yang akan diperjuangkan.
Arsitek utama revolusi Iran memangada di tangan Kho-
meini dan keberhasilan revolusi ditunjang selain oleh dirinya,
juga beberapa sahabat, murid maupun pengikutnya. Selain fak-
tor figurjuga adasebab lain yang mempengaruhi keberhasilan
revolusi. Diantaranya adalah sejarah perubahan sosial Iran, ter-
utama dalam kaitan dengan pembenrukan nasionalisme. Terda-
pat dua peristiwa besar, yakni Protes Tembakau (l19l-l1g2)
dan Revolusi Konstitusional (1 905 -1919),yang masing-masing
merupakan tanggapan terhadap pengaruh Barat. Yang pertama
motivasinya adalahunfuk melindungi Iran dari infiltrasi asing
dan ketergantungan ekonomi, sedangkan yang kedua motivasi-
nya adalah keburuhan untuk membatasi kekuasaan sewenang-
wenang Syah dengan cara mengadakan pembaharuan konstitu-
si yang diilhami Barat. Dalam dua kejadian ini, ulama meme-
gang peranan penting, khususnya masjid-masjid dimanfaatkan
sebagai pusat kegiatan politik serta dijadikan areal mobilisassi
massa. Baik para pedagangtradisional (bamn) maupun kelom-
pok keagamaan melihat keterganrungan Iran pada Barat seba-
gai ancaman terhadap status, kepentingan ekonomi, dan nilai-
nilai religio-kultural mereka. Karenanya Iran marak dengan ke-
lompok oposisi yang mewakili keseluruhan ideologi, diantara-
nya kelompok Nasionalis, kelompok kiri, dan kaum ulama. Ka-
um nasionalis yang mendirikan satu Front Nasional di bawah
pimpinan Mossadeq sempat berkuasa, bahkan melakukan pro-
gram nasionalisasi yang cukup berani. Front Nasional ini kelak
akan melahirkan berbagai organ dan orientasi politiknya yang
anti-asing telah menanam pengaruh di kalangan intelektual mu-
da. Bahkan, Mossadiq secara berani menyinggung wewenang
Syah dalam soal pengendalian militer. Kekuatiran Inggris dan
Amerika atas kebijakan Mossadeq membuat kedua negara ini
memutuskan untuk menjadi suporter kudeta terhadap kekuasa-
an Mossadeq. Lemah karena tekanan dari dalam maupun luar

55
ISLAM KIRI

pemerintahan membuat kekuasaan Mussadiq jatuh. Kelompok


politik lain yang cukup kuat di Iran tentunyapaftai Komunis'
Setidaknya Revolusi Oktober I9I7 sangat berpengaruh pada
tumbuhnya gagasan komunis disana. Partai Komunis yang di-
dirikan dengan sejumlah perbedaan ini memiliki pengaruh luas,
terutama di kalangan buruh Iran. Aktivitasnya dalam pemo-
gokan membuatnya menjadi kekuatan yang diperhitungkan.
Meskipun, dukungan massa yang cukup.besar nampaknya par-
tai Komunis Iran menghadapi soal akut, tdrutama dalam soal
kepemimpinan dan bagaimana mengorientasikan arah perjuang-
an; apakah menuju revolusi demokratis nasional lebih dulu se-
belum bergerak menuju revolusi sosialis, atau langsung sampai
pada tujuan revolusi sosialis. Pilihan taktis strategis yang tak
bisa ditetapkan inilah yang membuat partai komunis Iran selalu
kalah dalam memimpin perubahan, baikketika Iran dibawah
pimpinan Front Nasional maupun saat Revolusi para Mullah.
Karena gagasan kiri memiliki akar yang sangat kuat, ter-
utama secara geografis Iran memang dekat dengan Rusia, maka
visi Marxis tidak hanya dimonopoli oleh Partai Tudeh (Partai
Komunis) Iran, melainkan juga oleh sayap gerakan radikal lain.
Salah satunya adalah Mujahidin-I Khalq yang lebih dikenal se-
bagai Mujahidin Iran. Ideologi Mujahidin menggabungkan
ajaransyiah dengan Marxisme. Sebagaiman a yangdikemuka-
kan dalam buku pegangannya'Kami mengatakan'tidak' untuk
filosofi Marxis, terutama ateisme. Akan tetapi, kami mengata-
kan'ya' untuk pemikiran sosial Marxist, khususnya analisisnya
tentang feodalisme, kapitalisme, dan imperialisme. Didirikan
pada tahun I960-andari sekelompok mahasiswa yang pernah
belajar Al Qur'an dan Nahj Al-Balaghah karya Imam Ali kepa-
da Ayatullah Mahmud Thaliqani. Diantara para pendiri adalah
mantan anggota Gerakan Pembebasan Iran yang dipimpin oleh
Mehdi Bazargan.Anggota kelompok Mujahiddin ini sangat ter-
kesan dengan gerakan gerilya kontemporer, khususnya yang
ada di Kuba, Vietnam, dan Aljazair. Kesimpulan mereka, satu-

56
Revolusl Sosia/ D atan Dinamika Gerakan lstam

satunya jalan unfuk menghancurkan kekuasaan Shah adalah


melalui perjuangan bersenjata dan sejumlah tindakan heroik
sebagai martir. Para Syuhada Syiah, menurut mereka, seperti
sosok Che Guevara: mereka menerima tugas kesyahidan seba-
gai tugas revolusioner dan mengaruggap perjuangan bersenjata
melawan penindasan kelas sebagai kewajiban suci mereka. Mu-
jahidin mengembangkan metode tafsir mereka sendiri untuk
memahami Kitab Suci, khususnya Al-Qur' an dan Nahj Al-Bala-
ghah.Kitab-kitab ini, menurut Mujahhidin; tidak boleh diperla-
kukan sebagai kertas atau benda mati saja, akan tetapi harus
dijadikan 'pedoman' dan'inspirasi hidup untuk tindakan revo-
lusioner'. Membaca kitab-kitab itu, harus 'mendapatkan intisari
radikalnya yang sejati'. Melalui Mujahiddin ini ada banyak ko-
sa kata kunci yang kemudian ditafsirkan secara radikal bahkan
digunakan oleh Imam Khomeini ketika menjalankan revolusi.r0
Akan tetapi, yang patut disayangkan, organ gerakan ini kemudi-
an pecah serta kehilangan ulama sebagai payung utamanya,
seperti Thaliqani, dan beberapa kalangan menilai sejak gerakan
ini pecah, kaum mullah mulai mengambil alih kepemimpinan
oposisi. Metode teror tidak saja'ilimiliki oleh gerakan Mujahi-
din, melainkan juga gerakan yang bernama Fida'iyan-Islam
yang dibentuk pada tahun 1945 di Teheran oleh Sayyid Mujtabi
Nawwab Safawi, Gerakan ini memiliki reputasi dalam membu-
nuh sejumlah lawan politik, yang pertama-tama adalah Ahmad
Kasravi yang dibunuh karena tulisannya yang anti ulama. Kor-
ban kedua adalah mantan perdana menteri dan merangkap

roAda banyak makna yang diubah, mustadh'a-fan piubah dari orang


penurut menjadi kaum tertindas, ummah dari komunitas religius menjadi
'masyarakat dinamis yang terus bergerak menuju masyarakat tanpa klas,
jihad dari 'perang suci' menjadi 'perjuangan kemerdekaan',mu'min dari
'orang beriman yang saleh' menjadi 'pejuang sejati untuk keadilan sosial'
syahid dari'martir religius' menjadi 'pahlawan revolusioner', mujahid dari
'perang suci' menjadi 'pejuang kebebasan' dan yang paling ironis dari se-
muanya imam dari 'pemimpin agama' menjadi pemimpin revolusioner ka-
rismatik'John L Espito, Ibid

57
ISLAM KIRI

menteri Kehakiman, Abd A-Hussain Hazhirpada November


1949. Meski sejumlah pembunuhnya dihukum gantung, ger-
akan ini tidak menjadi surut, bahkan makin meningkatkanagi-
tasi dan melakukan pembunuhan terhadap Perdana Menteri
Husain Husain Ali Razmara,yangdibunuh pada maret 1951,
saat sedang menyusun kebijakan persetujuan minyak baru de-
ngan Inggris. Kurang dari dua pekan setelah kematian Razma-
ra, Dekan Fakultas Hukum Universitas.Teheran, Abd Al Ha-
midZanganah dibunuh juga. Setelah Front Nasional Mossadeq
berkuasa Fida iyan mencoba unfuk melakukan pembunuhan
Dr Husain Fathimi anggota Parlemen Front Nasional. Hukum-
an untuk Nawwab dipenjara dan bebas pada awal 1 953. Ketika
Syah kembali berkuasa, gerakan ini berupaya membunuh Per-
dana Menteri Husain Ali pada November 1955 saat akan ber-
kunjung ke Irak untuk menandatangani partisipasi Iran dalam
Pakta Baqdad pro-Barat. Percobaan pembunuhan ini berakibat
Nawwab beserta tiga sekuru terdekatnya dieksekusi mati. Ge-
rakan ini masih melanjutkan aksi pembunuhannya hingga ke-
menangan revolusi Islam 1979 dengan methode yang sama ali-
ansi kritis antara ulama dengan''aksi teror mereka.rr
Seperti revolusi yanglain tantangan yang dihadapi setelah
kemenangan revolusi Iran adalah melakukan konsolidasi ke-
kuasaan untuk menjamin stabilitas dan pernrmbuhan ekonomi.
Di sisi lain, ancaman dari sekuru Syah tidak dapat diremehkan,
terutama Amerika dan Inggris yang berkeinginan menjatuhkan
rezim Khomeini. Kepiawaian Khomeini diuji pertama-tama
oleh persekutuan politik yang sebenarnya terdiri dari berbagai

rrBuku ideologi utama yang ditulis oleh gerakan ini berjudul, Rah-
manah-yi Haqa iq (Panduan Menuju Kebenaran) yang terbit pada tahun
1950, memuat peryataan lengkap mereka dan cetak biru tata Islam Syah.
Buku ini membayangkan sebuah negarayangdi dalamnya agama dan politik
merupakan bagian penting sistem dan sebuah masyarakat tempat hukum
dan perintah Tuhan menjadi basis moral dan legal segenap tindakan. Peran
ulama dalam kaitan ini total dan menyeluruh dalam setiap aspek tindakan.
John L Espito, ibid

58
Revo/usi Sosla/ D atamDinanika Gerakan lstan

kalangan yang berasal dari bermacam-macam ideologi. Dipicu


oleh tindakan pemerintah Amerika yang mengizinkan Syah un-
tuk masuk dan mendap atperuwatan medis di Amerika, sejum-
lah mahasiswa Iran memerintahkan penyerangan dan pendu-
dukan kedutaanbesar. Sandera Amerika ini kemudian diguna-
kan oleh Irnam Khomeini setidaknya untuk dua tujuan: mema-
lukan Amerika Serikat, dan mengalahkan kaum liberal dan re-
zimnya, yakni mereka yang dinilai kurang setia dengan kebijak-
an Khomeini. Penyanderaan yang berlangsung 444 hari ini te-
lah mencoreng habis kekuasaan Jimmy Carter, yang membuat-
nya mengakhiri jabatan Kepresidenan. Penyanderaan ini pula
yang telah memberikan garis demarkasi yang tegas antara kaum
liberal dengan kalangan ulama. Dengan tingkat dukungan yang
memang tidak sekuat ketika awal revolusi, rezim Khomeini
bahkan secara bertahap mulai menyingkirkan berbagai kelom-
pok gerilya yang kini hendak menarik imbalan karena dukung-
annya atas revolusi. Perlawanan kelompok gerilya yang utama,
yakni Mujahidin-i Khalq yang berakibat pada kematian sejum-
lah ulama penting telah mendorong Khomeini untuk melancar-
kan seranganbalik. Memakan wdktu satu setengah tahun untuk
menumpas pemberontakanpara gerilyawan, dan berakhir de-
ngan kemenangan Khomeini. Kemenangan yang kemudian
mendorong adanya kebijakan untuk melakukan plebisit nasio-
nal guna merubah struktur politik monarki pada republik teo-
kratis. Mereka yang loyal dan merupakan jaringan inti Khomei-
ni menduduki posisi-posisi penting lembaga negara. Selain itu,
jaringan inti membuat instrumen-instrumen kelembagaan yang
kuat yang dimanfaatkan untuk mengonffol kaum oposisi. Kon-
trol yang menyebabkan gerakan oposisi bergerak di bawah ta-
nah dan menjaring pengaruh di kaum muda. Di tengah badai
masalah dalam negeri pada bulan September 1980 Irak mengin-
vasi Iran. Tujuan utama invasi adalahmenggulingkan Khomei-
ni yang malahan berakibat pada tingginya dukungan rakyat pa-
da sang Imam. Imam Khomeini nampaknya optimis Irakdapat

59
i:-

ISLAM KIRI
dikalahkan dan mengabaikan Resolusi PBB yang menghendaki
adanya gencatan senjata. Hanya setelah pada pertengahan ta-
hun 1980-an muncul kasus 'Iran Contra', dimana pemerintah-
an Reagan diam-diam memberikan persenjataan pada Irak un-
ruk melawan Iran. Setelah mengetahui kebijakan memberi ban-
tuan kepada Irak tersebut, Khomeini mengambil keputusan
yang digambarkan'lebih mematikan daripada minum racun'.
Khomeini akhirnya menerima resolusi PFB No'598 tahun 1988
tentang gencatan senjata. Apalagi, setelah'Amerika terang-te-
r angan ikut terlibat konfl ik dengan menembak Pesawat Airbus
Iran Air yang menewaskan 290 penemumpang dan serangan
rudal Irak ke kawasan kota Iran. Kelak Amerika, di bawah pim-
pinan sejumlah presiden, menjadi negara yang sulit untuk mem-
bangun hubungan diplomatik dengan Iran karena kekuatirnya
akan keperkasaan revolusi mullah. 12
Revolusi Iran, apapun hasilnya, telah meruntuhkan ba-
nyak tesis tentang ketidak-mampuan kaum agamawan dalam
mengurusi problem sosial-politikt3. Sebagian analisis memang
mengaitkan keberhasilan revolusi ini dengan konsep Syiah me-

r2Kecemasan Amerika pada Iran terletak pada, sumber'sumber


seluruh kebudayaan (Islam) untuk menggalang kekuatan melawan bangsa
setan Amerika dan juga karena 'seruanya mengangkat isu penderitaan Dunia
Ketiga untuk melawan Barat. Di samping itu, ketakutan pada ideologi revo'
lusioner Iran disebabkan: pertama, bahasa revolusioner Iran berbahaya
karena menyerang langsung pada pemahaman yang secara umum sudah
diterima mengenai peran pasif agama dalam politik. Kedua, modus operandi
rahasia revolusi Iran menyerang langsung jantung Amerika Serikat dan juga
sekutu-sekutunya. Lih Fawas A Gerges, Amerika dan Islam Politik, Jakarta,
Alvabet,2002
r3Ketika Ayatullah Khomeini meninggal pada Juni 1989 tidak ada
perebutan kekuasaan antara kelompok pragmatis dan radikal. Kedua ke'
lompok ini merapatkan barisan dan mendorong proses peralihan kekuasaan
dengan cara yangjauh dari kekerasan. Hashemi Rafsanjani dan Ayatullah
Khomeini memegang peran utama. Raftanjani terpilih sebagai Presiden Iran
dan Khomeini sebagai wali faqih Iran. Kepemimpinan yangbaru ini bekerja'
sama untuk melakukan perbaikan ekonomi dan normalisasi hubungan in'
ternasional Era keterbukaan yang selanjutnya dikerjakan oleh pemimpin
baru, Khatami. Lih John L E spito, Ancaman Islam Mitos atau Realitas, Mizan
t995

60
Revolusi Sosial Dala m Dinanika Gerakan tslam

ngenai kepemimpinan, imamah.Dalam dunia syiah kepemim-


pinan ini amat bermanfaat terutama ketika kepemimpinan di-
beri mandat untuk menyelesaikan masalah sosial dan politik.
Kritikan keras Khomeini pada kaum ulama yang berlepas diri
dengan masalah sosial, tercermin dalam seruannya'bagi mere-
ka yang menganggap Islam memisahkan pemerintahan dan po-
litik, harus dikatakan kepada orang-orang lalai ini bahwa Quran
suci dan Sunnah Nabi mengandung lebih banyak peraturan ten-
tang pemerintahan dan politik dari pada hal-hal lain'Apalagi
kemudian Khomeini secara brillian mengintrodusir kepemim-
pinan ini dalam konsep wilayah al faqih dalam struktur peme-
rintahan. Diagnosis kemenangan revolusi Iran dengan menga-
itkan pada ajaranSyiah tampak dari diangkatnya kisah Karbala
yang menjadi peringatan besar dalam ajaran Syiah. Kisah per-
tempuran antara cucu nabi dengan penguasa Muawiyyah men-
jadi inspirasi utama dalam melawan kekuasaan otoriter. Kisah
mengenai Karbala ini kerapkali digunakan oleh pemimpin revo-
lusi unruk memotivasi massa guna tetap melakukan perlawan-
an terhadap kekuasaan. Meminjam pendapat Clifford Geertz,
ritual agamayangkuat menyattikan etos dan pandangan dun-
ia, membangkitkan suasana hati dan motivasi yang besar di satu
pihak, dan konsepsi metafiSis di lain pihak. Peristiwa Karbala
yangterjadipada hari kesepuluh asyura, telah menjadi ikhtisar
kesadaran spiritual kaum Syi'ah, pandangan dunia yang dikoto-
mis, di mana kekuatan korup tegak di atas kaum yang dirugi-
kan dan tertindas, serta etos pengorbanan, keberanian dan kepe-
dihan yangdapat ditolerir. Ritual yang kuat bukanlah pengun-
dangan masa lalu,namun pengingat masa sekarang. As Sayyid
Musa Ash-Shadr menyatakan mitos 'asyura membentuk kem-
bali makna politik baru yang dapat digunakan untuk 'repoliti-
sasi Islam'.
Manifestasi revolusi ini selain berakar dari ajaran Syiah
juga dipengaruhi oleh interpretasi atas sejumlah doktrin yang
dilakukan oleh Imam Khomeini. Akan tetapi, yang jauh lebih

6l
ISLAM K]RI

menenrukan keberhasilan tenru rang$aian taktik dan strategi


yang ditempuh oleh Khomeini. Keputusan unfuk meledakkan
revolusi bertepatandengan kebijakan ekonomi yang kacau, ter-
utama alokasi pendapatan minyak digunakan oleh pemerintah
untukpembelian sejumlah senjata. Syah lebih menyukai peme-
rintah untuk membiayai proyek semacam instalasi nuklir ketim-
bang program-program ekonomi yang populis. Ketergantungan
dengan Amerika, hubungan diplomatik dengari Israel dan kebi-
jakan ekonomi yang memiskinkan rakyat makin mendorong
kemarahan rakyat. Kombinasi kekecewaan irulah yang oleh
Imam Khomeini dijadikan sasaran kritik melalui tempat peng-
asingannya. Komunikasi intensif Khomeini dengan p ar a pela-
jar Iran di luar negeri telah mengikat solidaritas antar sesama
oposisi. Di samping itu pengorganisasian massa yang dilakukan
oleh sejumlah cendekiawan dan ulama pendukung Khomeini
sangat menentukan kejatuhan rezimSyah. Jika diliput kejadian
demi kejadian, akan ketahuan, bagaimana Khomeini sangat
mahir menggabungkan sejumlah orang, dengan kemampuan
yang berbed a-beda, unruk berada di bawah kepemimpinannya.
Meskipunbanyak pandangan m€nyatakan visi Islam Khomeini
cenderung reaktif, yang ditekankan adalah apayang tidak Is-
lam. Bukan karena memberi cetakbiru masyarakat ideal seperti
apa; tetapi sikap anti kompromi ketika menjalankan revolusi
membuatnya jauh lebih unggul ketimbang strategi banyak ka-
um revolusioner yang lain. Dikepung oleh serangan dari luar
dan ancaman Amerika membuatnya mengambil langkahJang-
kah pragmatis yang kadang disebut-sebut sebagai kebijakan
yang melanggar HAM. Kebijakannya unfuk tetap mendukung
Komitehra yangbanyak melakukan pembersihan pada kaum
oposisi merupakan cara untuk menjaga kesinambungan revolu-

r4Komiteh adalah komite-komite revolusioner yang aktif dalam


Revolusi lran 1979. Banyak anggota Komiteh yang melakukan eksekusi
terhadap sejumlah pejabat maupun tentara yang terkait dengan monarki
ketika itu. Banyak pihak mengeluh atas perilaku Komiteh yang sewenang-

62
Revolusi Sosral Dalam Dinanika Gerakan lslam

si agar tetap mendukung Khomeini. Hingga saat ini pemerin-


tahan hasil Revolusi Iran masih menghadapi ancaman, baikda-
ri tetangga maupun kekuatan international, akan tetapi apa
yang ditanam oleh Khomeini membuktikan sekali lagi kombi-
nasi antara revolusi dengan prinsip-prinsip dasar ajaranlslam.
Khomeini tidak sendirian dalam merintis gerakan sosial
revolusioner, akan tetapi jauh sebelumnya telah bergerak keku-
atan Islamyangtergabung dalam Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Didirikan oleh Hassan al Banna yang didasari oleh keinginan
unfuk menjawab problem sosial-politik dan kebudayaan yang
menimpa masyarakat Mesir waktu iru. Banna sama dengan
Khomeini, yang kesal dengan sikap ulama yang hanya mengge-
luti persoalan-persoalan klasik dengan metode zaman silam.
Keinginan untuk menyatakan bahwa Islam merupakan ajaran
yang komplit dan bisa memecahkan semua masalah membuat
Banna memandang Islam dalam pemahaman yanglebih prak-
sis. Banna menyesuaikan visi negara Islamnya dengan sistem
politik yangada di Mesir dan iru sebabnya Banna berbeda de-
ngan Khomeini, Banna menghindari konfrontasi dengan nega-
ra, sedangkan Khomeini sebalikhya. Prinsip ini memang kelak
akan berangsur-angsur berubah seiring dengan dinamika politik
di Mesir. Didirikan pada tahun 1929, Jam'iyah Al-Ikhwan Al-
Muslimin, menjadi mesin organisasi yang tertata secara rapi.
Ikhwanul Muslimun yang memiliki markas besar di Kairo
memperkerjakan sekret ais secarafulltime. Tiap cabang memili-
ki dewan administrasi dan majelis umumnya sendiri. Bannaju-
ga menciptakan hierarki unit sejak dari distrik hingga cabang
sampai ke sel, yang dikenal dengan sebutan keluarga (al-usrah)
Banna memiliki kelebihan dalam penataan or$anisasi,'seperti

wenang dan aktivitasnya dalam melakukan pembubaran Dewan Pekerja di


pabrik-pabrik menuai banyak kecaman. Menjadi lawan Mujahidin-I Khalq
dalam bentrokan bersenjata serta melakukan ekekusi terhadap ribuan orang
Kurdi. Pada tahun l99l Komiteh digabungkan dalam angkatan Kepolisian
dan tidak lagi menjadi entitas yang independen. John L Espito,ibid

63
ISLAM KIRI

apa yangdilakukannya dalam al-usrah. Ada berbagai prinsip


yang digunakan unfuk menata unit terkecil, bahkan dilakukan
pertemuan mingguan untuk membahas kalau ada masalah
hingga mengikat solidaritas diantara anggota al-usrah dengan
melakukan tamasya. Al-usrah, menurut Banna, merupakan mi-
krokosmos masyarakat muslim, dimana saru-sama lain terikat
seperti saudara. Dilengkapi dengan model vertikal, gerakan
Ikhwan ini membentuk komite yang bertanggung jawab dalam
fungsi finansial, legal, dan kesejahteraan organisasi. Akhirnya,
kerangka organisasi yang disebut seksi, kira-kira dapatdisama-
kan dengan pembagian masyarakat Mesir menjadi pekerja ur-
ban, petani, pelajar, dan profesional. Seksi lainnya berhubungan
dengan pendidikan fisik, pers, dan penyebaran ajaran organi
sasi ke negarc-negara muslim lainnya. Untukpendidikan fisik
ada seksi yang dinamai dengan pengembara Ikhwanul Musli-
min yang bisa diibaratkan sebagai kekuatan militer sehingga
anggotanya kelak akan menjadi bagian dari aparat khusus. Pa-
sukan inilah yang melakukan gerak cepat untuk Islam sehingga
harus bersiap secara fisik dan spirirual untuk menjalankan sebu-
ah misir5 Berkat pendekatan orgdnisasi yangtertataini, dalam
penelitian Micthell gerakan Ikhwan mengalami kemajuan ang-
gota yang pesat: empat cabang pada tahun 1929,lima pada
tahun 1930, l0padatahun 1931, l5padatahun 1932,300pada
1938, 500 pada 1940,2000pada 1949. Kuncinya menurut Ban-
na memang bukan terletak pada sffukhr organisasi semata, me-
lainkan bagaimana semangat aktivisme yang akan mempenga-
ruhi perilaku anggota organisasi dan kelompoknya. Untuk itu,
Banna memberikan contoh pada dirinya yang secara aktif me-

rsSumpah prasetia untuk anggota ini dilakukan dalam ruangan ge-


lap,sumpah untuk menjaga rahasia, dengan menggunakan Al Quran dan
pistol. Banna menyerukan jihad, kesyahidan dan'seni untuk mati'yang di-
perkua0rya dengan ayat Al-Quran yang mendesak kaum muslim untuk lebih
cinta mati, ketimbang cinta hidup. Lih David Commins, Hassan Al Banna
(1906-1949) dalam Ali Rahmena (ed) Para Perintis ZamanBaru Islam, 1995

64
Reyolusi Sosra/ Dalam Dinamika Gerakan lslam

lakukan relcruitmen melalui pidato, kuliah umum, upacara, dan


penerbitan. Dalam pandangan berbagai kalangan Hassan al
Banna mendekati tugas memperbaharui masyarakat muslim,
bukan sebagai ahli teori yang sistematis, namun sebagai pemim-
pin masyarakat yang pragmatis. Gagasannya sebagian besar be-
rangkat bukan dari perspektif filsafat yang objektif, namun ber-
dasar pada peristiwa dan keadaan langsung.
Mesir waktu Ikhwan berkembang adalah daerah dimana
pengaruh kekuasaan Inggris telah meluas. Selama setengah
abad negeri ini hanya menjadi pengekspor kapas mentah ke Ing-
gris. Pengendalian Terusan Suez oleh pemegang saham Eropa
terus mengikat Mesir dalam sistem ekonomi global. Sektor
swasta Mesir menggerakkan negara di jalur substitusi impor dan
industrialisasi yang diilhami oleh Barat. Dalam melihat masa-
lah semacam ini, Banna melakukan dua perlawanan gigih; yang
pertama-tama adalah menerapkan etika'Islam Sosial' dalam
kegiatan dan layanan yang nyata menjangkau komunitas. Pada
saat yang sama Ikhwan melakukan perlawanan secara politik,
terutama atas pendudukan Inggris di terusan Suez dan kaum
zionis di Palestina. Aksi militanihi telah membantu mengukuh-
kan jaringan Ikhwan dengan bagian dunia Arab lain, seperti
Suriah dan Yordania. Aktlvitas politik itu pulalah yang telah
mendorong Ikhwanul Muslimun untuk mengembangkan kegi
atan media cetak dan melaluinya Banna mengkomunikasikan-
1936-gagasannya secara langsung kepada raja,
-padatahun
perdana menteri serta semua kepala negara-negara Arab. Dua
tahun kemudian, Banna menyeru raja unruk membubarkan
partai-partai Politik karena perilaku korupsi dan dampaknya
yang memecah belah negara. Aktivitas politik ini mencapai
puncaknya ketika salah saru anggota Ikhwan melakukan pem-
bunuhan terhadap perdana menteri MesirNuqrasyi Pasya pada
tanggal28 Desember 1948, yang kemudian menyebabkan
pemerintah mengatur siasat unfuk membunuh Banna kurang
lebih dua bulan kemudian, yakni pada 12 Februari 1949 . Sepe-

65
ISLAM KIRI

ninggal Banna Ikhwan mengalami perpecahan, pada saru sisi


ada upaya untuk menampilkan wajah yang lebih moderat dan
mendapatkan sekurang-kurangnya, resru tak bersemangat dari
rczimMesir. Kelompok ini muncul terutama sejak diangkatnya
Hasan al-Hudaybi, menggantikan Banna, pada tahun 1 950-an,
seorang hakim yang terkenal karena sikap moderatnya. Di ke-
lompok lain ada kelompok yang percaya bahwa perubahan ha-
nyabisa dilakukan dengan cara penentangan pada pemerintah.
Perbedaan yang tak terjembatani ini termanifestasi dalam keti-
kapadaakhir tahun I94}-andan awal 1950-an anggota Ikhwan
melakukan kontak rahasia dengan Perwira Bebas Mesir yang
hendak melakukan kudeta.
Pragmatisme politik yang ditempuh oleh Ikhwan me-
mang memberi keuntungan pada jan$a pendek. Kudeta para
perwira muda, yang dipimpin oleh Nasser serta dibantu oleh
gerakan Ikhwanul Muslimun, terhadap Raja Faruqpada tahun
1952telah mengokohkan posisi Ikhwan untuk sementara wak-
tu. Ikhwanul Muslimun dengan kemampuan memainkan peran
organisasional serta jaringan ideologi membuatnya tetap diper-
tahankan eksistensinya oleh reziin, meskipun semua partai po-
litik lain dilarang. Tapi, Gamal Abdul Nasserr6bukan seorang
yang menganut kepercayaan akantesis Islam Politik, melainkan
figur yang yakin dengan gagasansosialisme Islam. Gagasannya
banyak dipengaruhi oleh Marxisme yang dikombinasikan de-
ngan nasionalisme Arab. Pada awal Nasserberkuasa, ideologi

'6Gamal Abdel Nasser dan Anwar Sadat serta beberapa


perwira tinggi
lainnya tergabung dalam Free Officer (Perwira Merdeka) melakukan kudeta
bersama Ikhwanul Muslimun. Tapi, Gamal pula yang menyatakan pembu-
baran IM dan melakukan penangkapan banyak pada aktivisnya. Pembaha'
ruan masyarakat menurut cetak biru Gamal memang bertentangan dengan
apa yang dirumuskan oleh IM. Karenanya arah revolusi yang dilakukan IM
sasarannya sekarang adalah pemerintahan Gamal danitu yang mendorong
kepufusan Gamal untuk melakukan penangkapan pada aktivis IM. Terma-
suk, menjatuhkan hukuman mati terhadap Abdul Qadir Audah dan Sayyid
Qutb. Lih. Panjimas, Mei 2003

66
Revo/usi Sosia/ Dalam Dinanika Gerakan lslan

ini bahkan bersaing dengan Ba'tsime, yang memiliki tujuan Pan


Arab. Kesamaan Nasser dengan Ikhwanul Muslimun hanya ke-
sadaran kalau Mesir diancam oleh kolonialisme Inggris dan ke-
kuatan asing yang lain. Di saat ifulah Ikhwanul Muslimun me-
miliki seorang ideolog yang fulisan-rulisannya turut berpenga-
ruh dalam revolusi Iran. Sayyid Qutb merupakan ideolog Ikh-
wanul Muslimun yang karyanya sangatbanyak, di samping taf-
sir Quran, juga menghasilkan 24bukudan ribuan artikel untuk
majalah al-Risalah. Tulisannya selain lebih menegaskan 'Islam
yang unggul' dibanding sistem yang lain juga secara tajam me-
lukiskan berbagai benruk kesenjangan yang dialami oleh ma-
syarakat Mesir. Diantar any a adalahpolitik kolonialisme Inggris
dan kebijakan berpihak Amerika terhadap Israel. Pandangan
Sayyid Qutb terhadap kolonialisme yang kemudian membuat
dirinya berkesimpulan bahwa masyarakat kini dibelah menja-
di dua golongan yakni yang menindas dan yang tertindas. Pada
awal Revolusi 1952 Qutb ikut memberikan dukungan pada se-
jumlah perwira muda yang hendak melakukan kudeta dan sela-
ma enam bulan diberi kedudukan sebagai penasehat pemerin-
tahan.Tapi kekecewaanya timbul ketika sejumlah sarannya pa-
da pemerintah tidak diterima. Pufusan untuk mengambil sikap
oposisi yang keras telah mengantarkan Qutb ke dalam bui, teru-
tama karena tuduhan berkomplot hendak membunuh Gamal
Abdul Nasser. Qutb diadili dan dijatuhi hukuman 15 tahun pen-
jara serta hukuman kerja paksa. Seperti sosok Gramsci, di da-
lam bui Qutb menulis sejumlah karya termasuk tafsir Qur'an
dan beberapa buku yang menandaskan sosoknya sebagai se-
orang ideolog Ikhwanul Muslimun. Dibebaskan dari penjara
akibat campur tangan pribadi presiden lrak, Abtl al-Salem Arif
tak membuat Qutb kemudian diam. Efek dari siksaan fisik yang
dialaminya telah menimbulkan pandanganya yangkritis pada
pemerintah, dan itu yang mendorongnya untuk menulis Maalim
Fi al-Tariq yang berakibat penangkapan terhadapnya. Dalam
karya iru, Qutb menyakini akan adanya suatu pemerintahan

67
ISIAM KIRI

yang berada di bawah hukum Tuhan, dan karenanya pemerintah-


an selainnya wajib unruk tidak ditaati. Qutb kemudian dijatuhi
hukuman matipada 22 Agusrus 1966 dan dikuburkan secara
rahasia di safu kuburan yangtiadabertanda.rT
Hassan al Banna dan Sayyid Qutb merupakan martirdari
sebuah gerakan yang hingga saat ini tetap memiliki pengaruh
luas. Sejak meninggalnya kedua figur besar ini Ikhwanul Musli-
mun tetap menjadi organisasi politik yang bersuara keras terha-
dap pemerintah. Setelah Nasser digantikan oleh Anwar Sadat
pada tahun 1970 sejumlah aktivis Ikhwan dibebaskan. Pembe-
basan ini memiliki tujuan untuk membantu rezimguna mela-
wan kelompok kiri dalam pemerintahan. Meski status Ikhwanul
Muslimun kini bukan lagi partai politik atau organisasi suka
rela swasta, tapi pimpinannya Al-Tilimsani tetap melakukan
kritikan keras pada pemerintah. Upaya pemerintahan Sadat un-
tuk mengkooptasi Ikhwanul Muslimun selalu mengalami kega-
galan, meski muncul tawaran tentangperubahan status organi-
sasi. Kembali mengalami pemenjaraanpada tahun 1981 dan
dibebaskan setelah Anwar Sadat terbunuh. Sejak itu garis orga-
nisasi Ikhwan mengalami perubdhan dengan tidak memilih ja-
lan kekerasan. Al-Tilimsani sebagai pemimpin mulai menerima
pluralisme politik dan demokrasi parlementer. Bahkan tanpa
ragu, karena tidak bisa membentuk partai sendiri, melakukan
aliansi dengan Partai Wafd dalam pemilu Parlemen 1984. Ali-
ansi dengan partai Wafd runtuh menjelang tahun 1987 dan ke-
mudian Ikhwan melakukan aliansi baru unfuk menyambut pe-

rTPenggunaan metode kekerasan yang akhirnya disetujui oleh Sayyid

Qutb dilatar-belakangi oleh silsaan yang dialami oleh diri cian saudara-
saudaranya. Kader rahasia Ikhwan yang dibentuknya semula berawal dari
tugas pembelaan diri, tapi menjelma menjadi kekuatan perlawanan saat rezim
mulai melakukan tindakan sewenang-wenang. Pengadilan terhadap Qutb
yang tertutup dari peliputan wartawan menjadi sasaran kritik di kalangan
gerakan Islam. 15 tahun vonis penjara untuk Qutb banyak dihabiskan di
lingkungan rumah sakit. Kematiannya yang disembunyikan tak membuat
karya serta gagasannya lenyap. Konsep Qutb mengenai Jahiliyah dan jihad
telah tertanam kuat di lingkungan gerakan Islam.Lih LEspito, ibid.

68
Reyolusi Sosial Dalan Dinamika Gerakan lslam

milu parlementer tahun 1987.Kaliini membenruk aliansi de-


ngan Partai Buruh Sosialis dan Partai Liberal. Jalan parlemen-
ter yang ditempuh ini telah membuat Ikhwanul Muslimun
memperoleh dukungan dari segala lapisan, bahkan dari Kristen
Kopti Mesir. Daya tarik Ikhwanul Muslimun meliputi semua
kelas sosial, diantaranya mahasiswa, guru, dokter, pengacara,
serta kaum profesional lainnya. Lapisan kelas menengah yang
menjadi tulang punggung gerakan ini makin mendorong gerak-
an Ikhwan untuk bekerja dalam sektor kemasyarakatan. Ikhwan
tidak saja mendirikan sekolah, pelayanan kesehatan, pelatihan
kerja, proyek-proyek pembangunan melainkan juga memiliki
perusahaan tersendiri. Gerakan ini hingga saat ini telah meluas
ke sejumlah negaradan sampai sekarang tetap menjadi kekuat-
an politik penting di Mesir. Walaupun perpecahan internal tidak
dapat dielakkan, tapi Ikhwanul Muslimun memberikan contoh
ideal, dari gerakan Islam yang semula bergerak hanya pada bi-
dang sosial-politik dalam negeri kini menjadi sebuah gerakan
yangbergerak dalam problem global. Bahkan, hingga saat ini
banyak aktivisnya yang pikiran serta sikapnya masih menjadi
panutandaiberbagaigerakan-lerakanlslamdiberbagainega-
ra. Dalam pengamatan John L Espito dan John o Voll, prestasi
terpenting lk*rwan AlMuslimin sekaligus sumber kekuatan dan
kredibilitasnya adalah sejauh mana ia dapatmenciptakan suatu
tatanan alternatif dan normatif dengan landasan agama dan
pertimbangan-pertimbangan politik, sosial dan ekonomi. Ta-
tanan alternatif iru memberikan suatu pandangan dunia ideo-
logis yang didasarkan atas dan dilegitimasi oleh agama serta
menawarkan sistem pelayanan sosial alternatif yang menunjuk-
kan relevansi dan efektifitas agama dengan realitas dan masa-
lah-masalah sosial. Akibatnya, Islam akan dianggap sebagai
agen perubahan yang efektif dan sekaligus sebagai tantangan
atau ancaman.18

fsl.ih John L Espito dan John O Voll, Detnokrasi Di Negara-Negara


Muslim,Mizan, 1999
ISLAM KIRI

Tentu masih banyak gerakan Islam yang bisa diruliskan


dalam menjalankan peran sebagai agen perubahan. Penulis me-
ngutip kasus di Iran dan Mesir karena keduanya memiliki ka-
rakter sebagai gerakan revolusioner. Sebenarnya dalam perkem-
bangan politik kontemporer masih banyak gerakan Islam yang
juga berhasil duduk di kursi parlemen lewat Pemilu, seperti FIS
di Aljazair dan PAS di Malaysia maupun kemenangan gagasan
sosialis Muammar Qadahafi. Gerakan Islam itu semua sama-
sama berhadapan bukan saja dengan penguasa, melainkan juga
kapitalisme yang berwajah primitif, yakni imperialisme. Didu-
kung oleh kalangan terpelajar serta kelas menengah perkotaan
gerakan Islam ini merumuskan sejumlah aksi oposan pada ne-
gara sekaligus kekuatan asing. Diantarannya, dengan menye-
barkan pandangan serta menawarkan sejumlah tesis tentang
keunggulan sistem nilai dan pemerintahan muslim. Di tengah
keterpurukan perekonomian serta pemerintah yang berlaku se-
perti boneka kekuatan asing, maka kedua gerakan ini-baik
Khomeini, maupun Banna-mengembangkan corak pendekat-
an keagamaan yangberbeda. Iran melalui Khomeini serta pen-
dukungnya mencoba unruk metlgungkit kembali spirit Syiah
yang selalu melawan penguasa otoriter. Sedangkan Hassan al
Banna dan Sayyid Qutb mendidik dan melatih masyarakat un-
tuk membangun organisasi yang terintegrasi dari tingkatan ke-
luarga hingga jamaah yang lebih luas. Ikhwanul Muslimun
menjelma bukan semata-mata sebagai gerakan keagamaan me-
lainkan juga gerakanpolitik yang berujung pada penguatan ge-
rakan sosial. Baik Imam Khomeini maupun Hassan al Banna
sama-sama bertarung dengan keyakinan ideologi lain, yang me-
miliki sejarah dan pengikut sama-sama besar. Karenanya di
awal pertumbuhan, baik Khomeini maupun Hassan al Banna,
menyandarkan pada identitas yang digantungkan pada sejum-
lah aksi-aksi yang ekspresif. Penguatan identitas itu dikerjakan
oleh sejumlah ideolog sertakalangan cendekiawan dengan, per-
tama-tama menyajikan tulisan-tulisan untuk melawan paham

70
Revo/usi Sosral Dalam Dinanika Gerakan lslam

yang berseberangan, entah itu kaum Marxis atau nasionalis se-


kuler. Para ideolog kerapkali mendefinisikan mengenai konfl ik
di tingkatan kesadaran antarupaham Islam dengan paham yang
lain. Bersamaan dengan itu, secara bersemangat mereka kemu-
dian mengembangkan gagasan perlawanan unfuk menopang
konsepsi mereka mengenai sistem Islam yang unggul. Mutah-
hari menuliskan filsafat materialisme dan kelemahan-kelema-
hannya, lalu dilanjutkan dengan Bani Sadr yang mencoba me-
ngupas tentangbagaimana sistem ekonomi lslam dapat ditegak-
kan. Hal serupa dilakukan oleh Sayyid Qutb yang menulis tafsir
Fi Zhilal Qur'an kemudian dilanjutkan dengan kitab 'perunjuk
jalan'. Tampaknya mengawalinya dari konsepsi yangjelas terle-
bih dahulu, mengenai siapa musuh kita dan identitas diri, lebih
utama sebelum melanjutkan pada langkah-langkah yang lain.
Kemahiran berikutnya adalah pelibatan massa dengan
mendorong kesadaran kolektif mengenai krisis yang dialami.
Dalam kasus ini, Khomeini dan Banna mencoba untuk menan-
tang tatanan sosial yangberbalut dengan korupsi, ketimpang-
an hingga kekejaman penguasa. Dikuasainya sejumlah uraian
yang bersifat 'materialistis' mehgenai kondisi ekonomi yang
timpang, penguasaan asing yang terlalu dominan, dan perilaku
penguasa yang sewenang-lt'enang. Pendekatan ini dikombina-
sikan oleh sejumlah wahyu Tuhan yang berorientasi pada pen-
ciptaan tatanan yang lebih adil. Bukan sekedar wahyu, bahkan
kisah para Nabi serta sahabat yang ikut memperjuangkan kea-
dilan. Mendifinisikan ketimpangan dalam bahasa yang lebih
material akan meyentuh kesadaran kritis publik. Apalagi, jika
diingat bagaimana proses penyadaran iru dilakukan dengan ca-
ra populis, baik oleh Banna maupun Khomeini. Latar belakang
keduanya memang berbeda, tapi keduanya tahu, bagaimana
saat berhadapan dengan anggota masyarakat awam. Hassan
al Banna kemudian mengembangkan organisasi yanghingga
hari ini sudah melakukan sejumlah pelayanan sosial dalam ber-
bagai bentuk, sedangkan Khomeini merebut pengaruh pada se-

7r
ISLAM KIRI

jumlah kelompok strategis. Khomeini lewat khutbah yang d!


siarkan melalui kaset dengan dibantu oleh Mehdi Bazarganun-
ruk masuk ke lingkungan buruh pertambangan. Pengorganisasi-
an di tingkatan bawah merupakan ketrampilan dasaryang me-
mang perlu dimiliki oleh sosok pemimpin, dalam pengertian
jalur untuk berhubungan dengan massa, tidak melalui struktur
yang hierarkis. Pemimpin memiliki kemampuan komunikasi
serta daya tarik gagasan yang secara langsung bisa dirasakan
oleh massa pendukung. Dalam kaitan inilah kampanye agitasi
politik menjadi kelebihan, baik dalam diri Khomeini maupun
Hassan al Banna. Seperti aktivitas Banna menjalankan serang-
kaian ceramah di kedai yang dikunjungi hampir oleh segala ke-
lompok di Mesir. Hal yang sama dikerjakan oleh Imam Kho-
meini yang berceramah di sejumlah tempat yang banyak dikun-
jungi oleh Jamaah Syiah. Setelah pengorganisasian massa ini
dikerjakan maka kegiatan lanjutan yang tak kalah penting,
mendorong ffansformasi sosial dengan mengerjakan sejumlah
agenda: pertama-tama pemufusan batas sosial sehingga akan
jelas mana wilayah kekuasaan dimana Tuhan masih berkuasa
dan manabatas kekuasaan sekulei. Proses sekularisasi yangdra-
matis dan dilakukan oleh berbagairczim, baik Iran maupun
Mesir, telah menancapkan tonggak permusuhan dengan para
alim ulama. Penentangan iru makin keras karena sekulerisasi
ini berdampingan dengan proyek pembangunan ekonomi yang
kapitalistik. Pada titik ini maka gerakan yangberorientasi trans-
formatif ini akan mengambil wajah politis dan kerapkali senjata
'kekerasan' dipakai. Walaupun, siklus kekerasan itu resungguh-
nya diawali dari kebijakan rezim. Kebijakan yang menyerahkan
semua urusan ekonomi ke sektor swasta dan menghapuskan
kebijakan ekonomi yang lebih populis. Kedua, aksi penentang-
an itu biasanya akan melahirkan perlawanan yang kadang jauh
lebih keras dan hal ini terjadi pada diri Banna yang terbunuh
serta Khomeini yang diasingkan. Menggunakan regulasi yuri-
dis yang dibuat unruk mempertahankan kekuasaan rezim, citra

72
Revo/usi Sosia/ Dalam Dinanika Gerakan lslam

gerakan kian berubah radikal, jika pimpinannya menjadi martir.


Setelah Hassan al Banna meninggal diteruskan oleh Sayyid
Qutb yang meninggalkan karya raksasanya tentangjihad. Siksa-
anrezim pada Qutb yang kemudian berujung penjaruhan hu-
kuman mati, makin membuat rakyat berani melawan. Demiki-
an pula kematian yang menyongsong Syariati tidak membuat
gagasannya mati. Pikirannya telah menyebar ke luar Iran dan
mengilhami berbagai gerakan muda di sejumlah negeri. Aksi
penentangan yang kemudian berujung pida pemberontakan
akan membawa hasil yang berbeda; untuk Khomeini kemenang-
an itu membawanya duduk dalam kursi pemerintahan, sedang-
kan Ikhwanul Muslimun harus menebus kekalahannya dengan
pemenjaraan ratusan pengikut, yang kemudian mendorong
munculnya strategi baru dalam perumusan gerakan. Hanya saja
sebagai organgerakan, Ikhwanul Muslimun memberikan con-
toh terbaik, mengenai pengelolaan basis massa.
Buah berkuasanya para pemimpin revolusioner pada
awalnya akan mengh adapitantangan yangjauh lebih berat. Me-
nyambut kemenangan revolusi bukan dimulai dengan penrbah-
an radikal terhadap sistem, melainkan kewaspadaan penuh ter-
hadap kekuatan kontra revolusi yang melakukan gelombang
penyerangan. Untuk kasus lran, serangan kaum konffa revolusi
iru berwujudpadaserbuan Irak serta tekanan bertubi-rubi Ame-
rika. Di dalam negeri tangan para oposisi yang ikut terlibat da-
lam revolusi meminta bayaran dan kaum pemenang revolusi
yang tidak memberikannya akan diserang. Khomeini mengha-
dapi itu semua dengan mengkombinasikan kebijakan yang
membatasi kebebasan individual sembari mengkonsolidasi se-
luruh elemen unfuk melakukan agresi atau perlawan terhadap
semua kekuatan konffa, baik dalam negeri maupun luar nege-
rire. Serbuan Irak tidak merontok*an sedikitpun kekuasaan sang

jika diingat Partai (Komunis) Tudeh Iran mempunyai pen-


'eApalagi,
dukung sangat kuat di kalangan pekerja minyak, dan belum lagi kelompok
yang hendak memadukan gagasan Marxis, Leninis, dan Islam (Fida iyan

73
ISLAM KIRI

Imam, tapi justru memperkuat legitimasinya. Hingga saat ini,


Republik Islam Iran memiliki konstitusi yang kukuh, meski ba-
nyak mengalami kritik. Hasil Revolusi Iran adalahkemuncul-
annegarayang kuat, terpusat, dan lebih memiliki kekuasaan
yang otonom dari dalam dan luar negeri. Elemen organik (yang
relatif permanen) dengan gerakan pendukung (yang muncul
sesekali dan spontan) menjadi kekuatan laten pada Revolusi
Iran maupun IM di Mesir. Tentu kunci kemenangan Iran sangat
berbeda dengan kesuksesan IM dalam mela'kukan pengorgani-
sasian. Berhadapan dengan Militer, Khomeini memutuskan un-
tuk melawan mengingat gelombang dukungan massa yangber-
ada di belakangnya. Sedang IM yang menilai kelompok Nasser
dan perwira muda yangtergabung di dalamnya memiliki cita-
cita yang sama, memilih unruk bergabung bersama. Kesalahan
yang kelak akan diulang oleh Partai Komunis Cina ketika ber-
gabung dengan kaum Nasionalis. IM diburu habis, bahkan ba-
nyak aktivisnya dijaruhi hukuman dan iru sebabnya. terjadi per-
ubahan paradigma gerakan. IM tampaknya harus petcayapada
dalil revolusi 'Tidak akan ada revolusi yang berhasil menang
melawan angkatan bersenjata doihestik modern (dalam negeri)
apabila angkatan bersenjata mengeluarkan seluruh kekuatan-
nya untuk melawan pemberontakan tersebut' Apalagi, kalau
negara-negara luar yang menjadi sekutu memberikan suplaiba-
nyak pada angkatan bersenjata tersebut. IM memang gagal
menjadi penguasa, tapi berhasil dalam membentuk pengaruh
gerakan hingga saat ini, bahkan jauh melampaui apa yang dtla-
kukan oleh gerakan Islam lainnYa.

dan Mujahidin). Khomeini menghancurkan itu semua dengan mengorganisir


ulama Syiah untuk menentang rezim syah dan menciptakan kerangka
institusional dan teoritis bagi pengalihan kekuasaan pada ulama, yang
tertuang dalam konsep wilayah al faqih. Pada tahun 1984 Republik Islam
Iran sudah sangat mapan, dan berhasil menghancurkan oposisi internalnya,
seperti kelompok-kelompok Islam radikal dan marxis. LEspito, ibid.

74
Revolusi Sosra/ Dalam Dinanika Gerakan Nam

Pertanyaanya lalu, apa yangmenggerakkan, baik Kho-


meini maupun Sayyid Qutb untuk menjalankan revolusi? Selain
sebab'luar' seperti kontradilsi ekonomi yang terjadi di masya-
rakat atau makin merosotnya kewibawaan pemerintah karena
tunduk dengan perintah negara asing, tentu ada yang lebih men-
dalam dari itu. Secara pasti mungkin kita akan menyatakan ka-
lau ada kesadaran yang berasal dari pemahaman atas wahyu.
Kerangka acuan ini digunakan sebab keprihatinan semula gerak-
an ini, yang tampak, adalah tidak dipafuhinya perintah Tuhan
oleh para penguasa. Khomeini sosok ulama yangbelajar kon-
sep mengenai etika sebelum bergulat dalam politik. Hal serupa
juga terjadi pada diri Banna, yang mengawali karir sebagai
pengajar, untuk kemudian menceburkan diri dalam pembentuk-
an organisasi rakyat. Sampai pada keputusan untuk melawan
penguasa, itu setelah mereka menyaksikan, makin bertolak-be-
lakangnya kebijakan rezim dengan ketentuan firman Tuhan.
Andai benar seperti yang dikatakan oleh beberapa pengamat,
kalau visi Islam Khomeini iru reaktif, tapi kedudukannya seba-
gai pemimpin tertinggi Iran telah menyajikan safu kebenaran
besar;bahwasanya Islam mamliu unfuk mengurus soal peme-
rintahan. Hal yang sama juga terjadi dalam diri Banna, yang
memang tidak berorientasi pada penggulingan pemerintahan,
melainkan jalan pembaharuan dengan didasari oleh pergulat-
an mendalam dengan doktrin. Baik Banna maupun Khomeini,
sama-sama membuat terobosan, yakni menjadikan isu
ekonomi, sosial, dan politik sebagai bagian dari pembaharuan
pemahaman keagamaan. Bersaing dengan gagasannasionalis,
sosialis, dan mancis telah memancing mereka untuk melakukan
pertengkaran opini yang tajamdan keras. Basis dukungan mas-
sa dipelihara, tidak saja melalui organisasi, melainkan juga di-
semaikannya paham, keyakinan, dan dokrin keagaamaan Saat-
nya kita untuk melihat,berkaca, dan belajar, pemahaman macam
apayang ditanamkan mereka pada kaum pendukung sehingga
mereka ikut dalam gelombang perubahan revolusi. Di lain pi-

75
ISLAM KIRI

hak, pemahaman keagamaanseperti apayangdapat membuat


kekuasaan Syah terjungkal serta Nasser menjadi begitu kuatir
sehingga melakukan banyak pembunuhan terhadap aktivis Ikh-
wan. Perilaku gerakan maupun kaum pemimpin ini pasti dida-
sari oleh sumber yang dasar, primer dan aotentik. Islam-di
mata pankekasih Tuhan-kini bukan berbicara'perdamaian'
melulu melainkan juga secara tegas meneriakkan'perlawanan'
terhadap kekuasaan yang bengis!!

l(aum leuotustonsn l$lam


0lanlana Wahyu fiailifial dan Bealllrs P0lllit

Revolusi diciptakan oleh orang-orang te ftindas


Maka mereka harus menerima hak-hak mereka
Sebagaimana mereka berhak mendapatkannya
(lmam Khomeini)

Bentuk Tirani yang paling berbahaya


Adalah Tirani Ulama
(Thaliqani)

Sejarawan Edmund Burke (I7 29 -I7 97) pernah menyata-


kan bahwa jika suatu kelompok berkeinginan untuk menentang
ideologi yang diakui (yang mungkin juga sebelumnya merupa-
kan ideologi revolusioner) maka mereka harus mengembang-
kan ideologi konffarevolusi mereka sendiri. Hal yang sama bisa
dikatakan mengenai ideologi agama, yang bisa dibangkitkan,
jika mitos serta simbol tradisi yangadadalam kandungan ajar-
an agama dibentuk ulang. Pembentukan ulang harus secara me-
yakinkan bisa terealisir sehingga mendorong orang-orang untuk
bangkit dan menyelamatkan agama mereka dari kepunahan.
Pandangan inilah yang muncul dari Imam Khomeini. Baginya,
agamabukanlah suatu penerimaan teoritis terhadap suatu ke-
percayaan, melainkan suatu sikap dangayahidup yang mengek-
spresikan perjuangan revolusioner untuk mencapai kebahagia-
an dan integritas yang dikehendaki Tuhan bagi umat manusia.

76
Revolusi SosialDalam Dinamika Gerakan l3lam

Dalam bahasa yang lebih ringkas, Khomeini meyakini, ketika


agamadatang, segala hal mengikutinya. Keyakinan ini bersan-
dingdengan visi transformatif Illahiah yang menjadi perjalanan
spirirual Khomeini sehingga Khomeini berpendapat, 'jika se-
orangpercaya kepadaTuhan yangMahabesar dan dengan mata
hatinya melihat Dia sejelas dia melihat Matahari maka musta-
hil dia akan melakukan perbuatan dosa'. Sehingga Hamid Al-
gar menyatakan bahwa ketika Khomeini mulai menentang
Syah pada tahun 1963, ia telah menyelesaikan'perjalanan me-
nuju Tuhan' sebagai pendahuluan yang esensial, dan merasa
siap unruk terjun secara aktif di gelangangpolitik. Seperti so-
sok Imam dalam tradisi Syiah, Khomeini menentang pemerin-
tahan yang zalimdan korup, mengalarni pemenjaraan, dipaksa
hidup dalam pengasingan, dan dirampas hak-haknya. Menye-
rupai sosok Imam Gaib, Khomeini memang secara fisik tidak
bisa berhubungan dengan pendukungnya, tapi masih membim-
bing mereka dari kejauhan dan suatu hari akan kembali. Kepri-
badian Khomeini merupakan gabungan semangat spirirual dan
keyakinan dasar Syiah. Dari Khomeini tambangajaranagama
yang berkombinasi dengan sisttjin politik alternatif bermula.
Sayyid Qutb yang rumbuh dalam tradisi Sunni meman-
dang krisis yang diderita oleh kalangan muslim karena belenggu
yang diciptakan oleh sistem Barat. Konsep yang populer digu-
nakannya dan kemudian diwarisi oleh generasi selanjutnya,
adalah jahiliah. Sebuah sistem yang telah mengalienasi manu-
sia unruk menjauh dari prinsip-prinsip Islam dan mengembali-
kannya pada watakkebinatangan. Maka, menurut Qutb, prin-
sip-prinsip fundamental Islam bersifat revolusioner. Ia adalah
revolusi melawan pendewaan manusia, melawan ketidakadil-
an, melawan prasangka politik, ekonomi, ras, dan agama. Aga-
ma sejati-dalam artian Islam-didefinisikan sebagai revolusi
total dan serba melingkupi melawan kedaulatan manusia dalam
segalajenis dan bentuk, segala sistem dan keadaan, serta beron-
tak sepenuhnya melawan setiap sistem di mana otoritas bisa-
''' '

]SLAM KtRl
berada di tangan manusia dalamsegalabentuknya atau dengan
kata lain, di mana dia bisa merebut kedaulatan dalam segala
bentuknya. Terminologi pemaham an agamaseperti ini menya-
kinkan Qutb bahwa Islam harus memegang otoritas kekuasaan.
Kekuasaan diperlukan semata-mata untuk menyingkirkan ke-
kuasaan yang dibuat oleh manusia dan memberikan jalan bagi
berkuasanya hukum Tuhan. Untuk meraih tujuan itulah maka
jihad ofensif harus dilakukan dan itu kadang kala memerlukan
cara kekerasan. Kekerasan, menurut Qutb, bagian dari proses
alami menuju pembebasan. Jasa Qutb yang latnadalahkonsep-
nya mengenaiparasyahid, yang merelakan hidupnya demi ja-
lan Tuhan.20 Menyalahpahami hal ini sama saja dengan me-
renggut kesempatan bagi komunitas Islam untuk keluar dari
kejahiliahan. Selain dengan jihad ofensif, Sayyid Qutb menya-
kini perlunya memiliki ideologi, sebab bagi Qutb, 'sang indivi-
du tanpa ideologi menyeluruh yang mengikatnya pada langit
dan bumi, adalah orang kerdil yang melarat dan anak pungut
yang tersia-sia. Karenanya, ideologi perlu. Ideologi memberi-
kan kepada individu tujuan yang lebih besar daripada dirinya
sendiri. Tujuan tersebut mewujud menjadi masyarakat, dimana
di dalamnya dia hidup, dan sekaligus kemanusiaan yang mana
dia adalah salah seorang anggotanya'.
Baik Khoemini maupun Qutb mengutuk sistem ideologi
selain Islam. Dalam bahasa Qutb Kapitalisme tidak menghor-
mati bangsa-bangsa Arab, dengan menyatakan 'iutaan orang
kelaparan, dungu, kurus-kering, yang membanting tulang siang
malam mencari makan dan tidakdapat menyisakan waktu da-

mDalam pandangan Qutb suatu agama bisa bertahan hidup hingga


jangka waktu tak terbatas tanpa para pemikir tetapi tidak tanpa para syahid'
Bagaimanapun, Al Qur'an secara terus menerus menuntut kematian dan
bila perlu membunuh-karena-Allah sebagai bagian dari kewajiban agama.
Ini merupakan capaian monumental Qubyang menekankan kembali tentang
konsep ientralitas kesyahidan. Lih Shabbir Akhtar, Merancang Teologi
Pembebasan Islam, Nuansa, 2002

78
Revo/usr iosia, D alam Dinamika Gerakan lslam

lam melaksanakan apayangdisebut 'hak unfuk memilih' dan


'kebebasan memilih', maka'sebaiknya' mereka mengikuti'pe-
rintah majikan yang menguasai sumber penghidupan mereka'.
Kapitalisme bagi Qutb hanya menghasilkan penderitaan dan
ketergantungan. Apa kata Qutb tentang Komunisme? 'Komu-
nisme itu sendiri' kata Qutb 'merupakan suatu gagasan yang
tidak layak dihormati oleh mereka yang berfikir manusiawi,
yang berfikir lebih dari sekedar keperluan pangan dan minum'
Khomeini juga mulai melancarkan serangan pada kapitalisme
dengan merujuk logika hutang luar negeri yang diperoleh Iran
dan mengembalikannya dengan bun ga y angtinggi. Imperialis-
me Amerika yang dikuruk oleh Khomeini makin menyakinlan-
nya untuk memberi definisi baru mengenai apayang dinama-
kan dengan Ulama. Ulama adalah mereka yang berani menen-
tang kesewenang-wenangan serta bersama-sama umat Islam la-
innya, mendidik, mengontrol, dan mereformasi beberapa kepa-
lanegaranyayang telah dibeli oleh musuh, dan membangunkan
mereka dengan nasehat atau ancaman, dari ketiduran nyenyak
yang akan mengakibatkan kehancuran mereka sendiri maupun
kepentingan negara-negara Islaih. Keberhasilan revolusi Iran
telah mendorong Khomeini untuk mengekspor Islam revolusio-
ner karena menurutnya 'Kami menginginkan Islam tersebar di
mana-mana...tetapi itu tidak berarti bahwa Kami bermaksud
mengekspornya dengan bayonet. . . Jika pemerintah-pemerintah
iru mau berbuat sesuai dengan hukum Islam, dukunglah mere-
ka;jika tidak, perangilah mereka tanpa sedikitpun rasa takut'
Unruk apa Islam harus tersebar ke seluruh dunia? Bagi Syaria-
ti, Islam harus menjadi ideologi serta sistem yangunggul karena
ajarannyatidak mengenal sekat-sekat kelas sosial, karena Islam
'telah menjanjikan kepada orang-oran g yang tertindas bahwa
mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin umat manusia; Tu-
han telah menjanjikan kepada orang-orang yang tertindas bah-
wa mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin umat manusia;
Tuhan telah menjanjikan kepada orang-orang yang tertindas

79
IsLAM KIRI

bahwa mereka akan mewarisi bumi dari orang-orang yang ber-


kuasa'.
Peryataan politik yang pertama ditulis oleh Khomeini,
mengutip salah satu ayat Qur'an yang artinya "Katakanlah:
Aku nasehatkan kepadamu satu hal; agar engkau bangkit demi
Allah, bersama-sama atau sendiri-sendiri" (Qs...) Gagasan
bangkit demi atau dengan nama Allah ini menjadi pendasaran
bagi Khomeini akan keterbelakangan Islam selama ini. Masya-
rakat Islam mengalami kelumpuhan karena terbelenggu oleh
egoisme sehingga sukar untuk bangkit kembali. Khomeini begi-
tu gelisah dengan ajaran Islam yang tidak meyentuh sejumlah
aspek sosial, dikatakan oleh Khomeini 'Tentu saja penting bagi
kalian....untuk mengajarkan tata ritual. Akan tetapi yang be-
nar-benar penting adalah masalah-masalah politik, ekonomi,
dan hukum Islam. Ini telah, dan akan selalu menjadi pusat ak-
tivitas (kita)' Tafsir sosio-politik Khomeini jauh lebih dominan
ketimbang doa dan ritual, meskipun Khomeini tidak mengabai-
kan yang terakhir begitu saja. Hal yang sama dinyatakan oleh
Sayyid Qutb sewaktu menafsirka n ayat'Hai orang-orang beri-
man, masuklah kamu dalam Isldm secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya
setan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi, jika kamu menyim-
pang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti
kebenaran, maka ketahuilah bahwasannya Allah Mahaperkasa
lagi Mahabijalsana (al Baqarah:208-209) Dalam analisis Qutb
dinyatakan bahwa melalui ayat ini sebenarnya Islam telah
membentuk sebuah tatanan sosial dimana masyarakat diba-
ngun menurut manhaj Rabbani yang bernaung di bawah arur-
an yang bersumber dari akidah yang bagus dan mulia. Akidah
telah meleburkan semua unsur kesukuan, kebangsaan, warna
kulit dan semua unsur baru yang tidak ada hubungannya de-
ngan esensi manusia. Bagaimana pandangan Qutb terhadap so-
sok mukmin? Qutb nyatakan 'sesungguhnya orang yang tidak
masuk Islam secara keseluruhan, orang yang tidak menyerah-

80
Reyo/usi Sosral Dalam Dinamika Gerakan lslan d

kan dirinya secara ikhlas untuk memaruhi Allah dan syariat-


Nya, dan orang yang tidak membersihkan pandangan hidupnya
dari pandangan hidup lain, dari jalan hidup lain, dan dari syari-
at lain, maka ia berada di jalan setan, menempuh langkah-lang-
kah setan. Disini tidak ada jalan tengah, tidak ada manhajper-
tengahan antara manhaj Islam dan manhaj setan, tidak ada
langkah yang separonya dari sini (Islam) dan separonya dari
sana (setan) Setiap penyimpangan akan berhaddrpan dengan Al-
lah'Mahaperkasa' yang mengisyaratkan kdkuatan, kekuasaan
dan kemenangan serta Allah 'Mahabijaksana' yangmengan-
dung isyarat bahwa apayangdipilihkanNya adalahyang baik
dan yang dilarangNya adalah keburukan.2r
Dalam mempersiapkan langkah menuju revolusi, Kho-
meini memberikan petuah pada kalangan muslim unruk selalu:
(1) mengikuti perkembangan ummat Islam; (2) Banyak-banyak-
lah membaca buku (agama, sosial, politik, sains, filsafat, seja-
rah, sastra, dll); (3) Pelajari ilmu-ilmu teknik yang diburuhkan
negara Islam; (4) Pandanglah fakir miskin dari segi material,
dan ulama dari segi spiritual; (5) Hindari tempat-tempat pesta
pora dan janganlah Anda mengidakannya2z Penempaan diri
ini merupakan konsep lanjutan dari apa yang diteorikan Kho-
meini sebagai manusia serhpurna. Konsep yang melanjutkan
apa yang dikerjakan oleh lbn Arabi, Mulla Shadra, Hafizh, dan
Rumi yang berpandangan bahwa:' . . . .Manusia Sempurna ada-
lab pemegang rantai eksistensi, yang melengkapi siklusnya. . .
Dia adalah tanda agung Allah, yang diciptakan dalam imaji
Allah' Bagaimana mencapai kedudukan seperti itu? Khomeini-
ana kalangan Sufi elaskan dal am bentuk per-
-sebagaim -menj pertamd
jalanan mistis dan filosofis. Perjalanan 'dari makhluk
ke Tuhan' (min al khalq ila AI-Haqq) di mana sang musafir (sali\

Sayyid Qu6, Tafir Fi Z,ilalil


'?'Lih. Qd an, Jthd2, Ganalnsani Press, 2000
zl.ih. Pesan Sang Imam, Ayatullah Ruhullah al-Musawi al-Khomeini,
Al Jawad Publisher, 2000

8t
ISLAM KIRI

yang mencari'Kebenaran' berupaya keras meninggalkan wi-


layah batas-batas manusia. Perjalanan keduanya adalahdengan
Tuhan dalam Tuhan. Dia akan mengetahui keindahan nama-
nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan berbagai perwujudan
sejatinya, pengaruh dan kekuas aanya. Perjalanan ketiganya
adalah perjalanan di mana sang musafir kembali ke masyara-
kat, namun tak lagi terpisah dari Tuhan karena dia kini dapat
melihat zat mahakuasa-Nya. Perjalanan terakhirnya adalah di
mana sang musafir mendapat sifat-sifat Tuhan sehingga dia da'
pat membimbing dan membanfu orang lain mencapai Tuhan.
Dalam tahapan ini, seorang harus memandu manusia dari yang
banyak ke yang funggal, dari penghujatan ke iman;dari kemu-
syrikan ke tauhid, dari kekurangan ke kesempurnaan.23 Pende-
katan mistis dan filosofis ini kemudian diterapkan dalam sistem
pemerintahan Islam, yang memulai langkah dengan 'menying-
kirkan' semua kekuatan munkar dan dengan kekuatanyangada
memulihkan kembali kuasa Tuhan. Kekuatan munkar dianta-
ranya adalah pengikut rezimlama, yakni Amir Abbas Hovey-
da, mantan Perdana Menteri, dan lebih dua rarus jenderal dan
mafi. Yang kemudian diikuti ekse-
lpejabatteras Syah dihukum
kusi atas personel militer, pejabat, danpatapelaku berb agaike-
jahatan. Tuhan yang disebut-sebut oleh kebanyakan kaum revo-
lusioner sudah tak lagi hanya 'pengasih dan penyayang' seperti
termaktub dalam Qur'an melainkan juga'penghancur Tiran'
Sedangkan Hassan al Banna memiliki kapasitas dalam
pengelolaan organisasi yang ditata dengan disiplin yang ketat
serta ditunjangpadalandasan teologis yang kukuh. Seperti yang
diungkapkan oleh Banna mengenai karakteristik dakwah Ikh-
wanul Muslimun, yakni: (1) Menjauhi titik-titik khilafyah de'
ngan menghilangkan sikap fanatik terhadap satu pendap atyang
akan membatasi ruang lingkup berpikir manusia; (2) Menja-

23lih Baqer M oin, Ayatullah Khomeini Mmcari Kesempurnaan: Teoi dan


Realitas,Mizan, 1995

82
Reyo/usi Sosla/ D atamDinanika Gerakan tstan

uhi dominasi tokoh dan pembe sar; agar selalu terhindar dari
pemanfaatan Ikhwan sebagai'kendaraan' kepentingan oleh ka-
langan tertenfu. Apalagi Ikhwan percaya, sebagian besar tokoh
rata-rata kurang dalam hal pemahaman Ke-Islam-an; (3) Men-
jauhi partai-partai dan golonganyangselama ini selalu mem-
pertentangkan dan merendahkan safu sama lain dan itu akan
mengoyak ukhuwwah; (4) Memperhatikan masalah takwin
(pembentukan kepribadian) dan tadaruj (bertaliap) dalam lang-
kahnya. Pada tahapan ini siklus pemerkuatan organisasi Ikh-
wan menempuh berbagai fase yang punya mandat untuk mem-
perjelas fokus serta sasaran dakwah; (5) Mengutamakan sisi ama-
liah produktif di atas seruan-senran dan propagandapropaganda
kosong. Disinilah aktivitas Ikhwan meluas hingga ke sejumlah
wilayah serta beranggotakan berbagaikalangan yang bekerja di
berbagai tempat; (6) Sangat menaruh perhatian pada pemuda,
karena pemuda, memiliki energi, kesempatan, inisiatif dan krea-
tivitas yang tinggi; dan(7) Cepat berkembang di pedesaan dan
perkotaan karena diakui oleh Banna, imperialisme dan koloni-
alisme Barat telah menyebabkan masyarakat Mesir teralienasi
dan iru sebabnya Ikhwan berkenibang pesat disana.24 Bagaima-
na tipe Ke-Islam-an yqngdibentuk oleh gerakan Ikhwan? Islam,
seperti, yang diungkafkanoleh Qutb adalah ajaranyang leng-
kap, karena meliputi: akidah dan ibadah, pemerintahan dan
umat, dien dan daulah,spiritualisme dan amal serta mushaf dan
pedang. Terdapat landasan ayat suci yang menjadi dasar ga-
gasan atas sistem sosial yanglengkap ini. Maka, menurutBan-
na, barang siapa beranggapan bahwa agama-terlebih lagi Is-
lam-tidak mengungkap masalah politik, maka sungguh ia te-
lah menganiaya diri sendiri dan pengetahuannp. Dikutip pen-
dapat Imam Al Ghazali, "Ketahuilah bahwa syari'at itu ponda-
si, dan raja itu penjaganya. Sesuatu yang tidak ada pondasinnya

2a
Lih Hassan al Banna, Risalah Pergerakan lkhwanul Muslimin jilid t,
Intermedia, 1999
ISLAM KIRI

pasti akan hancur, dan sesuatu yang tidak a dapenjaganyanisca-


ya akanhilang" Makanya, gerakan Ikhwanul Muslimun dalam
berpolitik, mendasarkanpada konsep inti dalam Islam, yakni
memberi nasehat, amar ma'ruf dan nahi munkar sebagaimana
hadis Rasullullah saw Agama itu nasehat'Mereka kemudian
berkata, "Bagi siapa wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab,
"Bagi Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, para pemimpin kaum mus-
limin dan kalangan umum mereka' Bahkan, Rasulullah juga
bersabda "Jika aku melihat umatku takut berkata kepada orang
yang berbuat zhalim (dengan perkataan), 'Wahai si Zhalim',
maka ia telah keluar dari kelompok mereka' Bahkan, pada riwa-
yat lain dinyatakan'Penghulu para syuhada' adalahHamzah
bin Abdul Muthalib dan orangyangberdiri di hadapan pemim-
pin durjana dengan memerintah (berbuat ma'ruf) dan mela-
rangnya (dari perbuatan munkar), kemudian ia dibunuh'.
Menyiapkan sebuah barisan yang militan dan mau ber-
korban untuk Islam juga dilakukan oleh Ali Syariati. Tafsir Sya-
riati atas perjuangan Rasulullah saw dan Ali, menantunya, te-
lah meletakkan Islam dalam kategori agama perjuangan mela-
wan kelaliman penguas a.Bagairhana Ali Syariati mengisahkan
tentang Muhammad?... Kulihat pengikut Muhammad sama
sepertiku, Bilal, seordng budak, anak seorang budak dari Abys-
sina; Salman, gelandangan dari Persia yang diciduk menjadi
budak; Abu Zar manusia gurun yang ditimpa kemiskinan, dan
teralhir Salim, seorang budak istri Khuzaifah, seorang hitam
yang terasing dan diremehkan. Aku p etcayapada kenabian Mu-
hammad karena istananya tidaklebih dari tumpukan tanah liat.
Ia terlihat diantara para pekerj ayangmengangkut barang dan
membangun ruangan. Lalu bagaimana dengan Ali? Ali adalah
orang-oran g yangberasal dari kelompok kita, kelompok yang
menderita. Ali ayunkan pedang untuk menyelamatkan kita pa-
da setiap tahapan hidup ini. . ...Bahkan Syariati telah memberi
penafsiran yang progresif terhadap konsep penantian Imam
Mahdi. Konsep menunggu Imam ini jauhberbeda dengan Sa-

84
Revolusi Sosia/ D alamDinanika Gerakan lslam

muel Beckeet dalam Menunggu Godot.Penantian yang mendo-


rong manusia untuk melakukan pemberontakan keras terhadap
kondisi yang dialaminya. Pemberontakan dalam bentuk penen-
tangan segala benruk penindasan karena meyakini bahwa ke-
menangan ada ditangan kaum tertindas.'Penantian'-menurut
Syariati-adalah suaru jalan untuk mengatakan'tidak'terhadap
realitas yang sedang berlaku. 'Penantian yang positif' berarti
penolakan untuk menerima stafus quo dalam pikiran, kehidup-
an dan keyakinan orang yang menanti. Diliutipnya penjelasan
Imam Shadiq as:'Kekuatan-kekuatan kriminal dan penindasan
akan menghabiskan begitu banyak energi untuk saling beme-
rang sehingga mereka akan melemah secara militer, dan menja-
di sedemikian rusaksehingga mereka akan membusuk dari da-
lam dan akan kehilangan kehendak untukbertahan. Pada saat
yang sama, kaum tertindas akan bangkit dari tidurnya, dan di-
persenjatai dengan senjata keyakinan dan kesadaran. Mereka
akan menyergap kekuatan yang menindas dari luar dan dalam'2s
Ringkasnya, penantian menyakini satu konsep sejarah yang se-
dangbergerak menuju kemenan.gan keadilan yang tidak dapat
dihindari, pembebasan kaum mustadh'afin, dan penghapusan
kezaliman dan ketidakadilan. Syariati telah menggoreskan
makna teologis yang amat'berarti dalam merumuskan gerak
sebuah revolusi. \
Konsep yang sama dikerjakan oleh Murtadha Muthahha-
ri dengan konsep manusia sempurna. Sebuah konsep yang
mengilusffasikan bagaimana seorang mukmin perlu memiliki
kepekaan dan kepedulian atas ketimpangan yang dialami oleh
sesamanya. Karenanya 'manusia sempurna' adalah mereka
yang berani menentang benruk tirani. Dikutipnfa ayat: Orang-
orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yangmenafkah-
kan hartanya (di jalan Allah) dan yang memohon ampun di

25lih Dr Ali Syanatt, Pemimpin Musndh'afn, Muthahhari Paperbacks,


2001

85
ISIAM KIRI

waktu sahur (Qs Ali Imran: l7)Katasabar-menurut Mutahha-


ri-dalam Al Quran berarti 'perlawanan', terutama mereka
yang tulus ikhlas dalam pertempuran. Itu sebabnya Muttahari
tidak berkenan dengan kebijakan Umar yang menghilangkan
kalimat " hayya 'ala khair al-'amal" (mailah beramal yang baik)
dari seruan azan untuk diganti dengan "al-shalatukhairmin al-
ttaum' (salat lebih baik daripada tidur) Umar beralasan wakru
itu, apabila umat dipanggil untuk salatyangmerupakan ibadah
dan amal yang terbaik, maka mereka akan merasa tak perlu
berbuat baik lainnya, seperti jihad. Dengan demikian, akan me-
nyesatkan mereka, dan akan menyebabkan mereka mengganti
amal-amal lain dengan salat. Sebaliknya, menurut Mutahhari,
kemenangan Islam bukan karena senjata melainkan kekuatan
iman yang muncul ketika ada seruan 'hayya'alakhairal-'amal'.
Sholat ituriil hanyabila ia menunjukkan pengaruhnya: $ence-
gah kemunkaran. Bagi Mutahhari, syarat sholat yang diterima
Allah ialah melakukan jihad, sedang syarat jihad yang diterima
Allah ialah mendirikan sholat. Di samping jihad, pandangan
yang penting dari Mutahhai adalah mengenai apa itu hidup?
Hidup adalah perjuangan dan peilawanan terhadap para pengu-
asa yang menindas, bahkan dikutipnya ucapan Imam Ali saat
berperang dengan Muawiyah, Apakah hidup hanya sekedar
berjalan, makan dan tidur? Apakah kematian hanyalah diku-
burkan di bawah tanah? Tidak, itu bukan hidup, dan bukan pula
mati. Hidup adatah mati yang menaklukkan dan mati adalah
hidup yang ditaklukkan' Pandangan inilah yang menempatkan
Islam sebagai ajaran yang mendidik ummatnya untuk menja'
di manusia terhormat. Sebagaimana yang dinyatakan oleh
Imam Husain: 'Lebih baik mati dalam kehormatan daripada
hidup dalam kehinaan' Kehormatan itulah yang mendorong
nabi mengajarkan: Apabila Anda dalam keperluan, janganlah
mengemis secara hina kepada siapapun. Mintalah iru dengan
sikap menghargai diri. Kehormatan dan martabat seorang mus-
lim, mengikuti apa yang difirmankan Allah: Dan orang-orang

86
nevotusr Sosial O alam DhatmkaGerakan tslam

yang bersama dengan dia adalahkeras terha dap orang-orang


kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka (Qs al Fath: 28)
Sebab Islam, sebagaimanayang dikatakan oleh Will Du-
rant,'tidak ada agamayang mengajak manusia kepada kekuat-
an dan kekuasaan sebagaimana Islam.'
Hassan al Banna memiliki pemahaman serupa tentang
Islam, yakni merupakan keimanan yang melawan kesewenang-
wenangan dengan jihad sebagai landasannya. Jihad untuk me-
negakkan keimanan yang mengurus semui hal, dari pemerin-
tahan hingga pelayanan sosial. Bagaimana caramelakukannya?
Hassan al Banna dengan Ikhwanul Muslimun, menyatakan
bahwa diperlukan perbaikan, peftama-tama di bidang hukum,
dengan bersandar pada firman Allah 'Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mere-
ka iru adalah orang-orang kafir' (A1-Maidah:44)perbaikan ke-
dua adalah wajah sosial yang di Mesir saat iru terjadi penerap-
an sekulerisasi progresif. Waj ah sosial sepert i ap a y angdiubah?
Wajah sosial yang membuat masyarakat jaruh dalam gayahi-
dup hedonis. Proyek ini berlandaskan pada firman Allah 'Dan
janganlah belas kasihan kepada iieduanya mencegah kamu un-
ruk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada
Allah dan hari akhirat, dan'hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang beriman
(An-Nuur:2) sebuah firman yang memberi 'kelugasan' pada me-
reka yang telah berbuat zina.Perbaikan berikutnya yang utama
adalah di bidang pendidikan dimana gerakan Islam harus men-
dorong pengikutnya untuk menyakini, menerima, dan merea-
lisasikan ajaranlslam dalam kehidupan praksis di masyarakat.
Sebagaiman a yaagdifirmankan oleh Allah "Katakanlah,'ini-
lah jalan (agama) ku, aku dan orang-orungyangmengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjahyangnyata. Ma-
hasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orangyangmusy-
rik (Qs Yusuf: 108). Sesudah semuanya itu dikerjakan, maka
kemenangan Islam bisa dicapai dengan mengikat rasa persau-
.:-

IsLAM KIRI
daruandiantara sesama ummat. Hassan al Banna banyak mem-
berikan dorongan untuk mengikat persaud araan, melalui peng-
galian sejumlah ayat-ayatsuci yang berhubungan dengan duku-
ngan untuk membangun solidaritas. Diantaranya: 'Dan berpe-
ganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah; dan ja-
nganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-mu-
suhan, maka Allah mempersatukan hatimu,lalu menjadi-lah
kamu karena nikmat Allah orang-orangyan1bersaudara (Ali
Imron: 103) 'sesungguhnya orang-orang mukmin iru adalah
bersaudara' (Al Hujurat: l0) Seruan yang telah membuat gerak-
an Ikhwanul Muslimun hingga sekarang telah merambah ke
berbagai wilayah.
Oleh Sayyid Qutb, pola perjuangan Islam melawan keza-
liman iru didasari dengan ulasan mengenai perjalanan hidup
Nabi. Pertama-tama Tuhan mengungkapkan Rencana-Nya ke-
pada seorang manusia, Muhammad, yang kemudian melanjut-
kannya dengan membentuk jamaah, atau kelompok yang terdi-
ri dari orang-orangyang memiliki komitmen, yang bertekad
untuk melaksanakan perintah'Tuhan dan menggantikan jahi-
liah Mekkah dengan masyarakat adil dan egaliter yang meng-
akui satu kedaulatan Tuhan. Tahapan kedua adalah memisah-
kan secara tegas antara mereka yangtinggal di daerah muslim
dengan daerah kafir, atau katakanlah harus dilakukan segregasi
antara kaum beriman dengan kavm jahili. Segregasi ini untuk
membentukdaerah komunitas muslim yang akan membangun
hubungan dengan non muslim lain sebatas posisi nonkooperasi
saja. Pada tahapan ketiga dari programnya, Nabi mendirikan
negara Islam. Tahap ini adalah masa konsolidasi, penegasan
persaudaraan, dan integrasi saat jamaah mempersiapkan diri
untuk perjuangan di masa mendatang. Sedangkan pada tahap
keempat atau akhir program, Muhammad memulai suatu peri-
ode perjuangan bersenjata melawan Mekah. Pada awalnya' se-
rangan kecil-kecilan terhadap Kafilah di Mekkah, dan kemudi-

88
Revolusi Soslal D alam Dinanika Gerakan tslan

an melanjutkan serangan terhadap angkatan perang di Mekkah.


Padatahapan keempat ini tentu yang tak terhindarkan adalah
digunakannya kekerasan. Qutb memangbanyak mendapat kri-
tikan, karena dianggap mendangkalkan perjalanan hidup nabi,
seolah-olah apa yang dilakukannya dalam penyebaran Islam
melulu lewat jalan peperangan. Tapi, banyak pengamat menga-
takan gagasan Qutb ini dilatar-belakangi oleh apa yang dialami-
nya selama pemerintahan Mesir yang represif dan kejam. Ke-
daulatan Tuhan yang menjadi cita-cita Qutb, serupa dengan al
Maududi, telah menjadikannya sebagai sosok fundamentalis ter-
penting di abad 20. Deklarasi kemerdekaan yang bunyinya:
. . . . ...sebuah deklarasi universal kebebasan manusia di perrnu-

kaan Bumi dari perbudakan oleh manusia lain atau oleh nafsu-
nafsu manusia. . . .Mendeklarasikan kedaulatan Tuhan berarti:
Revolusi besar melawan pemerintahan manusia dalam semua
pengertian, bentuk, sistem dan kondisinya dan menolak mutlak
terhadap setiap kondisi di mana manusiaberkuasa. Sebuah de-
krit yang dikemudian hari telah mengantarkanya ke tianggan-
tungan dan sejumlah prinsipnya diwarisi oleh sejumlah gerakan
radikal Islam diberbagai tempat:'Sayyid Qutb memberikan in-
spirasi yang radikal terutama bagi sejumlah gerakan perlawan-
an, untuk menarik secara tEgas garis batas, antata Islam yang
aotentik dan Islam kebanyakan. Dalam bahasa Qutb, Muslim
sejati (aotentik) berbeda dengan muslim kebanyakan, bukan
berdasar ap a yangmereka percayaiatau kekhusyukan cara me-
reka bersemb ahyang, melainkan bagaimana mereka bertindak
di dunia ini. Cara'bertindak' itulah yang mendorong generasi
selanjutnya untuk lebih mengkristalkan sejumlah gagasan Islam
politik dalam pranata kekuasaan.
Seperti yang dilakukan oleh Khomeiniyang memenang-
kan revolusi Islam mulai merumuskan praktek perubahan sosial
dengan'memanifestasikan secara struktural' semua ajaran Is-
lam. Dimana konsepnya bermula dari perlunya pemerintahan
Islam di zaman gaibnya Iman. Setelah gaibnya Imam Kedua

89
ISLAM KIRI

Belas semua tanggung jawab dan kekuasaan lain Nabi berpin-


dah ke ulama, dengan pengecualian hak istimewa menerima
wahytr Illahiah. Konsep yang diuji-cobakan adalahwilayah al
faqih, dimana fuqaha merupakan pewaris alamiah yang bertin-
dak sebagai kekuatan kontrol atas kehidupan orang-orang muk-
min. Pemerintahan Islam, dalampemikiran Khomeini, meru-
pakan pemerintahan perpanjangan dari otoritas Nabi dan para
Imam Suci, karenanya peran politik fuqaha inenjadi penting.
Apa maksud pemberian otoritas politik fuqaha yangbesar ini?
Khomeini mendasarkan ketetapan politiknya pada firman: 'Na-
bi itu hendaknya lebih utamabagiorang-orang mukmin daripa-
da diri mereka sendiri (Qs 33: 6) Khomeinimenilaifuqaha'ada-
lah kepercayaan para Nabi dalam semua persoalanyangberkait-
an dengan Kenabian, yang mencakup persoalan paling jelas be-
rupa kepemimpinanumat dan pemerataan keadilan sosial'Me-
nurut Ayatullah Khumaini, fuqaha memiliki domain kekuasa-
an, dimana orang-orang wajib untuk mengikutinya. Dalam ba-
hasa Ayatullah al-Ha'iri kekuasaan para fuqaha ini dimaksud-
kan untuk mengatasi kekurangan manusia yang berkenaan de-
ngan kesadaran atau melengkdpi kepentingan pribadi mereka.
Ibaratnya, kedudukan faqih bagaikan seorang ayah yang mera-
wat anak-anaknya, atau bagaikan seorang wali terhadap anak
yatim. Dalam pandangan Hamid Enayat, kontribusi Khomeini
dalamwacana modern mengenai negara Islam adalah penegas-
annya bahwa esensi negara Islam bukan terletak pada konstitu-
sinya, bahkan bukan juga pada komitmen penguasanya untuk
mengikuti syariah, namun kualitas khusus pemimpinnya. Kua-
litas seperti apa yang dibutuhkan? Oleh Khomeini sang pemim-
pin harus memiliki: (I) Faqahah, yakni berpengetahuan (yaitu
mengenai ketentuan dan aturan Islam); dan(2) adalah,bersifat
adil, yaitu sangat terpuji iman dan moralnya. Konsep ini kemu-
dian dirumuskan dalam struktur pemerintah Republik Islam
Iran yang memilih untuk menetapkan bentuk pemerintahan Re-
publik. Sistem republik ini memperkenalkan diadakannya pe-

90
Revolusi Sosia/ D alan'DinannikaGerakan lslam

milu untuk membentuk tiga lembag anegara;pertama, pemilu


untuk membentuk Dewan Ahli (Majlis-I Khubregan); kedua, pe-
milu untuk memilih anggota parlemen, yakni Dewan Permu-
syawaratan Islam sebagai lembaga tertinggi negara yangdipilih
langsung oleh rakyat dalam suafu pemilu berdasarkan sistem
distrik; ketiga, pemilu untuk memilih presiden secara langsung.
Di luar itu, Konstitusi Iran juga mewajibkan pemungutan suara
secara langsung oleh rakyat-referendurn-dalam penetapan
perundang-undangan yang berkaitan dengbn masalah ekono-
mi, politik dan sosial bu daya yang amat penting.26 Sistem inilah
yang kemudian mendekatkan antara aspirasi rakyat, yang men-
jadi pemegang kedaulatan di parlemen dengan prinsip-prinsip
syariah yang menjadi keputusanpara pemimpin revolusi.
Gagasan teologis mengenai pemerintahan juga didampi-
ngi oleh konsep perekonomian yang secara khusus menyorot
tentang bagaimana hubungan buruh dan majikan. Perhatian
pada kalangan buruh ini, diantaranya dikumandangkan perta-
ma kali oleh Bani Sadr (kelak akan disingkirkan dalam pemerin-
tahan Khomeini). Buruh menjadi titik perhatian Bani Sadr dan
kalangan ulama Iran karena jasihya yangbesar dalam keikut-
sertaan revolusi mullah. Di samping itu, Bani Sadr berangkat
dari gagasan teologis bahwa 'kerja' adalahdasar hubungan ma-
nusia dengan Tuhan, sebagaimanabunyi firman Allah: Bahwa
seorang manusia tidak akan memperoleh sesuafu, selain apa
yang dia kerjakan (Qs 53:39) Karenanya kedudukan buruh
menjadi lapisan sosial yang mulia di dalam Islam sebagaimana

26Sistem ini telah membuat Fouad Ajami, seoranganalis kritis terha-


dap sruktur pemerintahan Timur Tengah mengatakan bahwa Iran merupa-
kan negara yang mempunyai kekuatan populis yang istimewa, sebuah negara
yang memiliki kecerdikan, yang mampu mengorganisasikan kampanye-kam-
panye besar, mau melangkah mundur dan menyesuaikan diri dengan hal-
hal yangmungkin dan yangtidak mungkin....bahkan pengalaman Iran mem-
buktikan kesesuaian antara pemerintahan perwakilan dengan nilalnilai tra-
disional yang dihormati. Lih Yamani, Antara Al Farabi dan Khomeini, Filsafat
Politik Islam, Mizan, 2002

9l
ISTAM KIRI

tercermin dalam firman Allah: 'Kami hendak memberi karunia


kepada orang-orangyangtertindas dibumi ini dan hendak men-
jadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka sebagai
orang-orangyang mewarisi bumi' (Qs 28:5) Kemuliaan para
pekerja ini bahkan melebihi mereka yang duduk dalam posisi
cendekiawan apalagimereka yangberadadi kursi kekuasaan.2T
Elaborasi pertama yang dilakukan oleh Bani Sadr adalah peng-
hargaan Islam pada keberadaan buruh dan bahkan penghinaan
atasnya disamakan dengan dosa syirik. Tidakada kepemilikanke-
cuali yang drpunyai oleh Allah dan karenanya semua kepemilik-
an harus berfungsi sosial. Konsep ini dielaborasi untuk menen-
tukan seberapa 'layak' upah seorang buruh, sebagai manusia
yang bermartabat, bukan sekedar alat produlsi. Karena bermar-
tabat itulah maka upah seorang buruh, selain sekedar dihirung
dari pengeluaran istri dan anak-anaknya, juga yangjauh lebih
penting adalah mendapatkan hak kepemilikan pabrik. Buruh
harus memiliki saham dalamproduksi, sehingga Bani Sadrme-
nyimpulkan, sistem ekonomi Islam, adalah sistem dimana oto-
ritas produksi harus terpisah dari kepemilikan kapital. Produksi
dilakukan oleh kaum buruh, kdi'enanya otoritas atas produksi
harus pula berada di tangannya. Selama ini sistem kapitalisme

2TKonsep struktur masyarakat Islam menurut Bani Sadrbukan dengan


mengejar kebutuhan material melainkan spiritual. Itu sebabnya tidak adil
jika mereka yang lebih berpendidikan menghasilkan pendapatan yang lebih
tinggi, karena telah mengeluarkan biaya banyak untuk pendidikannya. Ka-
rena sesungguhnya masyarakat juga mengorbankan banyak, terutama buruh,
untuk menjadikan seseorang menjadi ilmuwan. Karena itu menurut Bani
Sadr, konsep kerja yang harus dipunyai seorang muslim, pertama adalah
kerja manual seperti kerja fisik, kedua kerja adminisradf dimana seseorang
harus ikut terlibat dalam penyelesaian masalah kemasyarakatan dan negara
kemudian yang ketiga adalah kerja inovatif atau kerja kreatif. Setiap muslim
harus mengerjakan ketigannya dengan didasari oleh iklim kebebasan yang
dimiliki, karenanya dalam konsep Bani Sadr, prinsip pertama yang harus
dimiliki adalah setiap orang adalah pemilik atas kerjanya, dan prinsip kedua,
setiap orang harus mengerjakan tiga bentuk kerja, yakni: manual, mental
dan inovasional. Lih Bani Sadr, Buruh, Kerja dan Islam, Shalahuddin Press,
1985.

92
Revolusi Sosia/ D atam Dinanika Gerakan lstam

selalu memberikan otoritas produksi pada tangankaum pemo-


dal sehingga buruh bera da dalamketertindasan. Pemilikan mo-
dal, menurut Bani Sadr agar sesuai dengan ajaranlslam, harus
dipegang oleh rakyat, dan pemerintah yang mengaturnya seba-
gai pemegang amanah, tetapi aktivitas produksi dan konffol
yang sesungguhnya harus langsung berada di tangan kaum pe-
tani, buruh, dan teman sekerja mereka. Elaborasi yang kedua
adalahkonsep Bani Sadr mengenai pemerintahan Mustadh'a-
fin, dimana kesejahteraan kaum buruh menjadi ciri utamanya,
dengan mengutip Imam Ali yang mengatakan'Bukan orang
yang tertindas, dan bukan penindas. Bantulah orang-orang yang
tertindas melawan kaum penindas'. Bani Sadr, sebagai pemim-
pin Islam, mulai mengerjakan riset tentang bagaimana layaknya
perumahan untuk kalangan buruh. Sebagai negara yang kerap-
kali terguncanggempa, Iran menurut Bani Sadr, harus melaku-
kan pembangunan perumahan untuk para buruh dengan pon-
dasi yang kokoh. Diperlukan biaya yangbesar untuk mengerja-
kan iru semua dan iru wajib dilakukan kalau pemerintah berpi-
hak pada kaum buruh. Keberpihakan ini berbeda dengan kaum
Marxis, yang oleh Bani Sadr, mefidasarkan sistem ekonomi pa-
da paksaan dan kekuatan. Baik Komunis maupun Kapitalis
menganggap bahwa modal mempunyai hak atas pendapatan
dan produksi, sedang konsep Bani Sadr, produksi itu milik bu-
ruh. Buruh dan petani yang harus menentukan dirinya sendiri
terhadap persoalan yang mereka hadapi, bahkan tak perlu ada
wali yang akan menjadi perantara atas soal-soalyang mereka
hadapi. Karenanya pemerintahan Islam mendasarkah dirinya
pada kerja, dimana modal merupakan bagian dari kekayaan
nasional yang merupakan milik rakyat dan harus digunakan
untuk membuka sektor-sektor yang akan melibatkan rakyat.
Kerangka teologi keberpihakan ini juga dikerjakan oleh
Ikhwanul Muslimun dengan mendirikan secara konkret lemba-
ga sosial ekonomi alternatif. Dalam pengamatan Saad Eddin
Ibrahim, lembaga ini dikelola secara lebih baik dibandingkan

93
.' '
ISLAMKIRI
lembaga-lemb aga yang dipunyai pemerintah, tidak terlalu biro-
kratis dan memberikan pelayanan secara manusiawi....orien-
tasi mereka adalahmasyarakat akarrumput, jauh lebih murah
dan jauh lebih sederhana dibandingkan lembagalembaga milik
pemerintah. Setelah mengalami kebijakan represif yang dilaku-
kan oleh pemerintah, Ikhwanul Muslimun lebih memilih untuk
menjalankan program reformasi. Sebuah program yang me-
mang dirintis oleh Hassan al Banna sejak awa{ pendirian;bah-
kan dalam catatan Karen Amstrong, simua institusi Ikhwanul
muslimun memiliki identitas dan karakter kerja yang 'khas' Is-
lam28. Proses yang jauh lebih signifikan, gerakan Ikhwan lalu
mendorong reformasi Islam, yaitu menamkan nilai-nilai Islam
di berbagai bidang, diantaranya bidang politik, ekonomi, sosi-
al, pendidikan, dan media. Bahkan, sejumlah aliansi dilakukan
dengan memasukkan orang-orang Koptik (kristen) dalam daftar
kandidatnya, dan dalam programnya pada tahun 1981. Aliansi
yang didasarkan pada peryataan 'saudara-saudara kaum Koptik
khususnya dan para Ahli Kitab umumnya mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan kaum muslim' Pesan ini berdam-
pingan dengan apayangdikenrukakan oleh Hassan al Banna
sebagai keistimewaan orientasi Islam yang dianut oleh Ikhwa-
nul Muslimun. Islam yang unggul dimengerti oleh Banna me-
nyimpan potensi, antara lain: (1) kebenaran utuh yang telah
teruji dan sejarah menjadi saksi atas keunggulannya1;(2) Islam
yang telah berhasil mencetak ummat paling kuat, paling utama,
dan bahkan paling diberkati diantara bangsa-bangsa yangada;
(3) Karena kesucian ajarcninilah yang membuat Islarn menjadi
mudah diterima semua kalangan, mudah dipahami, dan mudah
diikuti pesan-pesannya; (4) Bersinggungan dengan itu Islam

aPabrik-pabrik yang dimiliki Ikhwan memiliki masjid dan memberi-


kan waktu kepada para pekerja untuk melaksanakan salat wajib; sesuai de-
ngan risalah sosial Al Quran, upah dan kondisi pekerjajuga baik; para pekerja
mendapatkan asuransi kesehatan dan liburan yang pantas; perselisihan di-
selesaikan secara baik.Lih Karen Amstrong, Berpaang Demi Tuhan, Seram-
bi, 2000

94
Revolusi Sosial D alamDinanika Gerakan tslan

akan mengokohkan persatuan Arab dan persatuan Islam; (5)


Karenanya, ajaranlslam menjadi makin sempurna dan menye-
luruh, malahan menjadi sistem yang akan memandu kehidupan
manusia secara umum. Pendasaran teologis inilah yang telah
menjadikan Ikhwanul Muslimun bukan semata-mata sebagai
gerakan massa melainkan juga gerakan sosial, karena Banna
mengakui kalau keimanan bukan penerimaan membuta terha-
dap suatu doktrin; keimanan bukan ses.uafu yang hanya bisa
dipahami, tetapi juga harus diimplementasikan. Enam program
utama yang dicanangkan oleh Banna ketika mendirikan gerak-
an Ikhwanul Muslimun, yaitu: (1) Penafsiran Qur'an sesuai de-
ngan semangat/konteks zamani (2) Persaruan negara-negara
Islam; (3) Peningkatan taraf hidup dan peningkatan keadilan
sosial dan ketertiban; (4) Pemberantasan buta huruf dan ke-
miskinan; (5) Pembebasan tanah-tanah kaum muslim dari do-
minasi asing; (6) Memajukan kedamaian dan persaudaraan Is-
lam ke seluruh dunia. Sebuah gelombang counter budaya dila-
kukan dengan antusias oleh pendukungnya hingga sampai saat
ini gerakan Ikhwan telah memberi pengaruh luas ke sejumlah
negaramuslim.
Keyakinangerakan Ikhwanul Muslimun dan Imam Kho-
meini tentang Islam yang unggul telah membawa kedua gerak-
an ini dalam proses perubahan politik. Seperangkat nilai-nilai
dasar telah menjadi motor kedua gerakan sosial diatas; nilai
yang mengklaim bahwa Islam adalah ideologi yang diinginkan
dan paling pas bagi dasar pertumbuhan masyarakat. Penis seba-
gaigagasanmengenai aotentisitas, Islam bukan lagi agama ritu-
al melainkan 'cara hidup dan cara bertindak' Pandangan ini
menyakini bahwa manusia saat ini terbelenggu oleh berbagai
ideologi, sistem politik, dan keyakinan yang keliru. Lebih jauh
lagi, belenggu ini muncul ketika struktur politik dan pemerin-
tahan terbukti telah menyelewengkan kepentingan rakyat. Un-
tuk kasus Mesir, adalah kebijakan pemerintah yang menjalan-
kan program swastanisasi progresif ikut memicu kemarahan

95
ISLAM KIRI

ra$at. Sedang di Iran, kebijakan untuk menjalankan program


kapitalisme kroni telah mempercepat melesatnya ang$akemis-
kinan. Bencana ekonomi yang diakibatkan oleh penanganan
'keliru' pemerintah dalam merumuskan proyek pembangunan
menjadi sasaran'serangan' kaum muslim. Pertanyaan yang te-
rus mendera kalangan muslim, seberapa jauh peningkatan kua-
litas masyarakat terangkat dengan diadakannya proyek pemba-
ngunan? Dari Hassan al Banna hingga Khomdini, selalu melu-
kiskan mengenai dampak-dampak yang nyata, yang diakibat-
kan oleh penerapan ideologi sekuler. Sekulerisme yang menjadi
roh sistem ekonomi yang kapitalistik telah memunculkan se-
rangkaian krisis yang hingga saat ini menjadi pertanyaan raksa-
sa para pemimpin muslim. Sebut saja Mohammad Khatami,
yang menyebut gejala demikian sebagai krisis peradaban,yang
muncul pada saat, pandangan dunia yang dominan dalam sua-
tu masyarakat tidak lagi dapat memuaskan kebutuhan psikolo-
gis, material, dan sosial para pendukungnya. Pandangan dunia
yangberwujud sistem dan pranata ekonomi kapitalis ini, telah
melupakan aspek-aspek dasar dari doktrin Islam, diantaranya
keadilan dan keberpihakan terhadap kalangan miskin. Kondisi
historis masyarakat yang mengalami'luka' pembangunan ini
telah menyalakan kembali makna agama. Agama, sebagaima-
na Khatami nyatakan, memiliki seperangkat ajaran yang akan
membimbingbakat manusia unfuk mencapai puncak ketinggi-
annya, menanamkan tanggung j awab padamanusia dalam kon-
disi sejarah yang berbed a. Agama akan menentang segala ben-
tuk kehidupan yang menjauh dari prinsip-prinsip dasarnya,
yang oleh Sayyid Qutb dinam ai dengan Jahiliah. Jahiliah adalah
suatu kondisi yang berulang-ulang setiap kali masyarakat me-
nyeleweng dari jalan Islam, baik di masa lampau, sekarang atau
di masa depan. Bahkan setiap usaha untuk menolak realitas
dan kedaulatan Tuhan adalah jahili. Sistem apa saja yang dise-
but-sebut Jahili, diantaranya Nasionalisme (yang menganggap

96
Revolusi Sosra/ Dalam Dinamika Gerakan lslan

negarasebagai nilai tertinggi) komunisme (yang ateis) dan de-


mokrasi (di mana manusia merampas kedaulatan Tuhan)
Bersinggungan dengan keyakinan itu, gerakan revolusi Is-
lam menguat saat imperialisme melanda duniaKetigayang me-
lahirkan berbagai dislokasi dan alienasi yang akut. Marshall
Hodgson melihat bahwa bangkitnya kesetiaan-kesetiaan keaga-
maan iniberkait dengan proses yang diistilahkan sebagai Trans-
mutasi Barat Raya. TransmutasiBaratRaya siftitnya sangat glo-
bal; dimana norrna-norma kekuasaan politik Eropa serta pertu-
karan sosial ekonomi diterapkan di seluruh Asia dan Afrika.
Situasi ini tercermin, menjelang periode pasca PD II, dimana
seluruh elit di sejumlah negara yang mayoritas berpenduduk
muslim-didorong secara paksaan atau diam-diam-untuk
membenfuk pranata atau safuan politik sebagaimana pengha-
rapan-pengharupanyangditanam oleh kaum Eropa. Berada da-
lam tekanan, yang diiringi dengan pengubahan identitas, mem-
buat Islam menjadi satu-satunya sumber simbolis yang sama-
sama dimiliki dan diperdebatkan. Simbol ini berpengaruh besar
terutama jika diukur dari jumlah pengikut Islam itu sendiri. Jika
diukur dari sisijumlah ummat Isfam mencapai antaraseperem-
pat dan sepertiga penduduk dunia, dengan ummat Islam Asia
jauh lebih banyak dibandirtgkan dengan ummat Islam Afrika,
begitu pula ummat Islam Afrika lebih banyak dibandingkan de-
ngan ummat Islam Arab. Kawasan yang luas ini berada dalam
cengkraman imperialisme bahkan anugerah emas hitam-sebut-
an untuk minyak-telah mendorong munculnya kekuasaan ka-
um pribumi yang tiranis, boros dan menjadi kaki tangan Barat.
Dalam pengamatan Bruce B Lawrence, yang paling banyak di-
persoalkan ummat Islam bukan Palestina semata, melainkan
fakta ketimpangan serta pembagian yang tidak adil dalam tatan-
an dunia sekarang ini. Bukan sekedar tatanan dunia tapijuga
kekuasaan yang despotis yang memakai keuntungan dari minyak
untuk membangun dinastinya sendiri. Apalagi infrastrukrur in-
dustri yang belum mapan membuat kekayaanminyak tidak me-
ISLAM KIRI

miliki artibagSpara penduduk sekitar, karena dimanfaatkan un-


tuk foya-foya rezim2e. Sinisme terhadap penguasa yang zalim
ini kemudian berujung pada ketidak-puasan yang menimbulkan
serangkaian protes. Protes ini ditanggapi dengan perlawanan
yang jauh lebih keras, bukan dengan mendengarkan, akan te-
tapi dengan kebijakan yang represif. Kebijakan yang bermula
dari upaya mencangkokan pasukan militer menurut gaya Eropa
dan mendirikan banyak industri bersenjata. Jurang perbedaan
antarapenguasa dengan rakyatini diperuncing dengan belanja
negara yang boros dan diperoleh dari hutang. Hutang yang di-
dapatkan dari organisasi perdagangan Eropa atau pasar uang
Eropa yangberbunga tinggi. Karena sebagian pinjaman ini di-
pakai bukan untuk pengembangan kapital, maka negara meng-
alami penumpukan hutang yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Keadaan inilah yang mempercepat kendali intervensi
Eropa, sebagaimanayangsecara nyata dapat dilihat di Turki,
Mesir, Tunisia, Indonesia, dan Iran. Tiga dari lima negara-
Tunisia, Mesn, dan Maroke-mengalami krisis fiskal ditambah
hilangnya legitimasi negara tak lama setelah g agalnyaberbagai
upaya untuk' mengej ar' proyek'industrialisasi B arat.
Sengketa inilah yang menampilkan berbagai tokoh dan
organisasi untuk secara lantang mencoba memberikan jawab-

2eDalam ungkapan George Corn uang hasil minyak telah menghasil-


kan'kepanikan belanja', seperti yang diungkapkannya: Dunia Arab, sejak
jatuhnya imperium Abbasiyah (di abad -13) belum pernah melihat perge-
rakan penduduk yang sedemikian luasnya. Seperti halnya Libya, negara-
negara pengekspor minyak di kawasan Teluk Parsi hampir tidak memiliki
sumber daya manusia, staf managerial, tekhnisi, karyawan dan guru yang
memadai guna memenuhi kebutuhan maupun permintaan dari proyek-pro-
yek yang dipicu oleh kakayaan baru minyak. Sementara negara-negara Arab
lainnya pun mendadak menjadi'kekeringan' tenaga-tenaga paling dinamis
mereka, yang semakin jauh merongrong struktur sosial mereka yang sudah
terkikis itu. Andalannya adalah kaum ekspariat, yang mendapatkan gaji
tinggi, tetapi dikirim ke negara asal mereka, yang bukan saja memacu arus
dana keluar melainkan juga konsumsi yang disertai dengan inflasi yang me-
ningkat. Lih Bruce C Lawrence, Menepis Mitos, Islam di Balik Kekerasan?
Serambi,2000

98
Revolusi Sosial Dalam Dinamika Gerakan lelam

an,yangselalu bertolak dari: Kita harus mampu mengalahkan


Barat dengan mengangkat kekuatan dan kedigdayaan ajaran
Islam. Sebelum Hassan al Banna, Imam Khomeini, dan Sayyid
Qutb telah muncul pemimpinyangmelakukan perlawanan in-
tensif terhadap penguasa kolonial. Diantaranya, Abd al-Qadir
yang melawan secara intens penguasa Perancis di Aljazair
(1832-1847), gerakan mujahidin di India muslim yang dipimpin
oleh Sayyid Ahmad Brevli, dan Syah Ismail Syadid padapem-
berontakan India pada tahun 1 857- 1 858, -kebangkitan Mahdi
di Sudan dan pendiri an negar a Mahdi ( 1 88 1 - 1 898) Menariknya,
diantara mereka, terutama di Asia Tengah dan Afrika lJtara,
perlawanan terhadap penguasa asing sering dilakukan oleh ber-
bagai tarekat sufi. Seperti dalam menghadapi serangan koloni-
alis Rusia maka tarekat Naqsyabandiah, khususnya Imam Sya-
mil memimpin perlawanan tiga dekade terhadap Rusia, meski-
pun akhirnya kalah pada tahun 1859. Bahkan, rarekat Naqsya-
bandiah dan Qadariyah bekerja-sama dalam mengusir Rusia
pada tahun 1877 -1879, juga hal yang sama dilakukan oleh pen-
diri tarekat Sanusiyah, Muhamad ibn Ali al Sanusi (1787-lBS9)
yang ikut melawan pasukan agrd'sor Eropa. Sampai pada tokoh
yang namanya menjadi sumber ilham bagi gerakan Pan Islam
di abad l9-l20,yakni Jamal al-Din al Afghani, yang oleh Sultan
Hamid II dari Turki dianut sebagai sebuah program pemerinta-
han. Berbagai kalangan malah mensejajarkan Jamal al-Din al
Afghani seperti Che Guevara dari Argentina; keduanya sama-
sama penulis dan aktivis politik, kedua-duanya memiliki penga-
ruh yang jauh melampaui batas tanah air mareka (Argentina
dan Iran), keduanya memiliki karisma yangbesar selama serta
sesudah hidup mereka. Paling tidak, jasa besar Jamal al-Din
Afghani adalah 'membangkitkan bukan hanya kesetiaan Islam
tradisional, tetapi juga sentimen antiimperialis dan protonasio-
nalis yang baru saja muncul'; Gagasan yang belum kehilangan
kejituannya, bahkan hingga sekarang ini Gagasan Pan Islamis-
me hingga saat ini masih berada di bilik kesadaran gerakan Is-
ISLAM KIRI

lam di berbagai tempat, apalagi diperuncing oleh kekalahan


militer negara muslim atau ketergantungan rezim pada skenario
pembangunan yang kapitalistik. Sistem kapitalisme ini telah
menjadi ancaman, dan memahaminya sebagai'strukfur' yang
menindas tampaknya menjadi keburuhan yang tak bisa ditun-
da. Adalah tidak mungkin membangkitkan sentimen pan Isla-
misme, tetapi buta terhadap imperialisme modal yang kini
menggantikan wajah bengis negara kolonial. Wahyu dan dok-
trin Islam, telah memberikan pelajaran ybng berharga bagi kita,
untuk melawan segala sistem politik dan ekonomi yang ek-
sploitatif.

l(aslmlulan

Riwayatperlawanan dari Hassan al Banna hingga Imam


Khomeini, boleh dibilang belum secara tuntas menyelesaikan
cita-cita revolusi, yakni meratakan ketimpangan sosial-ekono-
mis hingga ke akar-akarnya. Keadilan yang menjadi motor dari
cita-cita revolusi Islam memang belum terealisir kalau melihat
dari contoh gerakan sosial dan politik diatas. Akan tetapi, di
wakru yangbersamaan, melalui $erakan ini, kita dapat menyak-
sikan bagaimana kesetiaan pada nilai-ntlai ajaranmampu terar-
tikulasikan dalam bentuk bangkitnya kesadaran untuk menja-
lankan revolusi. Benih revolusi iru diantaranya, melawan pen-
dekatan ulama yang akomodatif pada rezim boneka, melawan
secara keras rezim yang hendak melakukan kompromi pragma-
tis hingga melawan tatanan struktural yang timpang.Pada da-
sarnya perlawanan ini selalu berawal dari 'kebangkitan' kesa-
daran baru, untuk melihat secara jelas berbagai ketimpangan
sosial yang menyelimuti mayoritas warga masyarakat. Di ba-
wah bimbingan wahyu, dipropagandakan berbagai doktrin
yang punya sentuhan dengan realitas yang timpang. Islam pada
intinya agama kaum tertindas dan diamalkan untuk melawan
penindasan. Islam memiliki komitmen yang tinggi pada tegak-
nya nilai-nilai keadilan, bahkan secara simbolik roh perlawan-

100
Revolusi Sosia/ Dalam Dinanika Gerakan lslam

an itu terdapat pada serangkaian praktek ritualnya. Seperti, jil-


babyang menjadi simbol perlawanan atas kolonialisme dankar-
bala yang menjadi perayaan besar untuk melawan penguasa
yangzalim. Permusuhan pada semua tatanan yang-dalam is-
tilah Qutb--jahiliah telah memotivasi berba gai gerakan diatas,
untuk membangun infrastrukrur Islam yang bersemangatkan
pelayanan dan keberpihakan. Ikhwanul Muslimun menjadi
'ikon yang utama dalam strategi gerakan,diatas dan lewat Sayid
Qutb, ekspresi gerakan itu didasarkan atas konsep-konsep kunci
Islam. Seperti jihad yang berarti perang melawan kebatilan, bu-
kan sekedar usaha yang sungguh-sungguh. Khomeini dan Mu-
tahhari melakukan pendifinisian mengenai konsep 'manusia
sempurna'. Jerih payah mereka dalam melakukan interpretasi
atas teks keagamaan menjadi makin bermakna, ketika digulir-
kan, dalam sebuah gerakan revolusi.
Revolusi sosial itu bukan tidak menemui kendala, terda-
pat halangan yang berat, diantaranya persaingan politik antar
berbagai ideologi, campur tangan pihak luar dan penindasan
sistematis yang dilakukan oleh rezim. Dalam bahasa yang lebih
ringkas, Mohammad Khatami ni'enyatakan bahwa keberhasil-
an revolusi sangat tergantung pada kemampuanya untuk me-
mecahkan tiga masalah utama, yakni harapan tinggi rakyat,
pengkhianatan dan persekongkolan musuh, dan perselisihan
diantara anggota masyarakat. Diantara persoalan pelik yang
menjadi kendala adalah masih menguatnya kesadaran konser-
vatif yang ada di lingkungan ulama. Pendeknya, mengikuti Mo-
hammad Khatami, perjuangan melawan Barct adalah masalah
hidup dan mati. Menyangkut hidup dan mati karena, revolusi
sosial itu, berangkat dan bersandar dari paham yang berbeda.
Barat bersan dar pada paham kemerdekaan atau kebebasan dan
Islam, mau tidak mau, meletakkan aspek keadilan jauh melam-
paui kebebasan. Aspek keadilan irulah yang menuntut jawab-
an yang jauh lebih bermakna dan praktis. Jawaban iru dianta-
ranya dengan menerapkan berbagai strategi yang berangkat dari

l0l
ISLAM KtRI

dalil yang sama, bahwa Islam telah menjadi simbolperlawan-


an y aigmenawarkan secara komplit semua tatanan alternatif.
Simbol iru kemudian bersimbiosis dengan mesin gerakanyang
secara cekatan disusun, diatur dan dikelola dengan agresif. Or-
gan itulah yangkemudian menjadi mesin yang menyerangseca-
ra sengit, cepat dan terkadangberlebihan terhadap para musuh
revolusi. Kaum revolusioner ini yang menggerakkan sayap mo-
derat hingga radikalnya untuk menyerang sernua pertahanan
musuh dengan memakai sejumlah metode. Khomeini dibanru
oleh sejumlah cendekiawan organik, mulai membimbing pema-
haman ummat tentang ketertindasan dan menampilkan sejum-
lah contoh menarik, dari Nabi hingga parasahabat bukan da-
lam konteks sebagai utusan Tuhan melainkan 'aktivis sosial'.
Kemudian Hassan al Banna yang piawai dalam menyusun ke-
rangka organisasi serta membuat srruktur yang mirip dengan
'negara' untuk beroperasi melayani dan mendidik ummat. Me-
reka diikat oleh moralitas puritan dan disiplin tinggi yangdiilha-
mi oleh kaum tarekat. Secara subyektif para pemuka revolusi
iru menyirami dirinya dengan ajaran rohani yang ketat, lugas,
dan berdisiplin tinggi. Penguasdhn mereka semua atas tasawuf
bukan saja membuatparapemimpin revolusi ini menjadi aske-
tik, melainkan juga mampu mendorong munculnya sejumlah
program-program politik yang jauh lebih progresif. Makanya
tekanan hingga pembunuhan terhadapnya telah menjadikan
mereka menjadi martir dan simbol perubahan.
Tampaknya Revolusi akan selalu dihadapi dengan cara
kekerasan, bukan semata-mata karena tujuanya yang mengan-
cam, melainkan juga 'model masyarakat', yang secara tegas ber-
beda dengan sebelumnya , diangap akan meruntuhkan berba-
gai kepentingan yang sudah mapan. Walaupun Iran secara luar
biasa mampu memantapkan sistem pemerintahan, tetapi inti-
midasi dan ancaman terhadap sistem yang dibangunnya tidak
berhenti. Kelompok pertama yang mengancam keberhasilan
revolusi adalah sejumlah negar a y angterlanjur memiliki kekua-

102
Reyo/usi Sosial D alam Dinamika Gerakan lslam

saan besar dan pengaruh yang tidak bisa surut. Mereka telah
meyakini adanya sistem ekonomi dan sosial yang runggal se-
hingga sistem di luarnya disebut-sebut sebagai awal dari mala-
petaka. Dengan perasaan was-was mereka selalu akan meliput
sejumlah negara yangmengalami perubahan struktur kekuasa-
an dan meminta dengan sangat untuk mengawasi gerak dari
kaum-yang biasa disebut-fundamentalis kanan maupun kiri.
Kelompok kedua tentu yang jauh lebih raksasa pengaruhnya
adalah serikatperdagangan bebas, yang telah menempatkan en-
titas negara sebagai kelompok produsen dan konsumen yang
dibatasi kedaulatannya. Merekalah yang memprakarsai ide me-
ngenai pasarbebas dan menyatukannegara,bukan dalam kon-
teks ideologi, melainkan dalam sistem pasar tunggal. Kini, me-
reka membangun persekutuan dengan negara, bahkan mulai
menjajagi kemungkinan untuk bermitra dengan organisasi se-
macam PBB. Negara bukan ditatap sebagai wilayah berdaulat
yang diperbolehkan membangun sistem ekonomi yang merde-
ka, melainkan bagian dari jalur distribusi dan produki. Kelom-
pok ketiga adalah organisasi cendekiawan yang berlindung di
balik gerakan masyarakat sipil, d'an mendapat pendanaan yang
melimpah dari sana. Mereka menolak segala bentuk perubah-
anyang menggunakan mdtode revolusi, karenanya mereka
akan memberikan anggaran dalam porsi yang besar unfuk se-
mua kelompok sosial yang menjalankan metode reformasi. Ki-
ni kelompok seperti ini bertebaran dimana-mana dan mampu
bertahan di tengah himpitan krisis ekonomi. Mereka mengge-
rakkan inteleknral kampusbahkan kaum aktivis keagamaan un-
tuk menolak semua pendekatan perubahan yang memakai cara
revolusi. Secara keseluruhan memang tantangan itu tidak diha-
dapi oleh Hassan al Banna maupun Khomeini wakru iru, tetapi
modal untuk menghadapi masalah diatas sudah diwariskan se-
jak lama oleh para kaum revolusioner. Saru diantaranya adalah
memahami secara kritis struktur penindasan yang membelit
dan memaknainya sebagai tantangan yang tidak mustahil bisa

103
ISLAM KIRI

dikalahkan. Perlawanan atas semua musuh revolusi iru akan


menjadi komitmen politik yang aktif, dan bukan sekedar senti-
men pasif, jikalau, ummat memahami kukungan strukfur pe-
nindasan. Yang terpenting, saat ini, adalah arus kapitalisme glo-
bal yangkeberadaawryaakan menjadi lawan dari revolusi Islam
sesungguhnya. Kapitalisme global menggantikan sistem imperi-
alisme konvensional maupun sekulerisme agresif yang dulunya
dilawan oleh para pemuka revolusi. Jauh lebih penting untuk
memahami kapitalisme global lebih dulu, sebelum kita secara
gegabah, memilih untuk menjalankan revolusi.

r04
o2
Kapitatisme Globat,
Musuh Terbesar Revolusi

Tak ada yang lebih membifin kita rikuh dalam pergaulan hidup biasa,
selain patiotisme orang Ameika yang gampang terusik
(Alexis de Tocqueville, Democracy in America)l

PenIanlrn

erang itu memang seperti panggung yang penuh dengan


bau anyir darah. Berita yang tersebar luas perang ini
telah menenggelamkan semua kisah buram yang me-
nimpa republik ini. Kasus korupsi mulai terhapus demikian pu-
la sejumlah agresi militer di daerah konflik yang dilakukan de-
ngan cara yang sadis. Invasi Amerika ke Irak memang menuai
cercaan yangbesar ketimbang invasinya ke Afganistan.2 Meski-
pun, dua-duanya telah mengorbitkan kembali kenyataan buram

'Kalimat diatas dikutip dari'Amerika", Goenawan Mohamad, Tempo


6 April2003
2Hanya dalam waktu 17 bulan Bush telah mendeklarasikan perang
terhadap dua negara,yakni Afganistan dan Irak. Ketika melengserkan rezim
Taliban, tujuanya adalah memburu Osama bin Laden, tapi pada waktu yang
sama Amerika punya keuntungan strategis, yakni menempatkan pangkalan
militer di sekujur Asia Tengah. Hal yang sama pada Irak, dengan kekayaan
minyaknya yang melimpah ruah. Dengan memiliki 65 pangkalan militer
Amerika kini hendak menetapkan sebagai penguasa tunggal. Lth. Gatra l0
Mei 2003

105
IsLAM KIRI

bahwa dunia bukan lagi panggung, tetapi ju ga dramab,erdarah.


Stasiun televisi saling berlomba untuk menyiarkan berita terak-
hir langsung dari medan. Irak yang terkenal dengan negeri 1001
malam luluh lantak dibombardir oleh bom yang diluncurkan
oleh pasukan Amerika beserta sekutunya. Wajah anak dan ka-
um perempuan yang menjadi korban peperangan telah membu-
at paras dunia seperti kain lusuh. Perbincangan tentang hak asa-
si manusia maupun masyarakat sipil hanya jadi cemooh karena
Amerika menjadi negeri pertama yang mengkhianatinya. Kecam-
an maupun aksi demonstrasi tidak melunrurkan ambisi gila
Amerika untuk menjatuhkan Saddam Hussein. Sebagaimana
keinginanya untuk memburu semua pelaku teroris yang tinggal
di semua penjuru dunia. Amerika bahkan sama sekali tidak pe-
duli dengan eksistensi PBB, dimanalembaga ini, sebenarnya
didirikan atas usulan Amerika juga. Bersama dengan Inggris
nampaknya Amerikaberambisi unfukmembuat peta dunia se-
bagaimana yang dikehendakinya. Meskipun, mulai terungkap
kalau alasan Amerika dan Inggris melakukan penyerangan di-
sebabkan Irak menyimpan senjata ternyata bohong belaka.3
Upayanya untuk melakukan ref6imasi yang menyeluruh kem-
bali dilakukan dalam konteks kawasan Timur Tengah, sebagai-
mana usahanya untuk menjadi pendukung loyal eksistensi Isra-
el. Kepentingan utamanya bukan tegaknya demokrasi maupun
pemuliaan hak asasi manusia, akan tetapi yang jauh lebih men-
desak adalah motif ekonomi.a Amerika punya keinginan yang

rlni semua terjadi hanya gara-gala Microsoft Word, program yang


memang dikenal tidak bisa menjamin kerahasiaan,
a
Ketika pasukan Amerika berhasil menguasai Baghdad maka terjadi
penjarahan besar-besaran dan pasukan Amerika membiarkanya. Pasukan
Amerika lebih peduli dengan pengamanan ketat kantor Departemen Permi-
nyakan Irak sebagai upaya untuk mengontrol produksi dan penjualan emas
hitam. Sejumlah konrak bisnis atas kilang minyak dikelola oleh Badan Pem-
bangunan International AS (The US Agmcy for International Detelopment/
USAID) dan Korps Insiyur Militer AS (The Army Corps of Engineers). Llh.
Kompas20 Mei 2003.

106
Kapitalisme Gtobal Musuh Terbesar Revolusi

tak dapat ditunda, yakni penguasaan minyak yang selama ini


berpusat di Timur Tengah.
Ambisi Amerika didasarkan atas keinginan unruk mela-
kukan kontrol atas minyak, terutama untuk kepentingan peru-
sahaan AS dan perusahaan otomotifrrya. Apa yang telah dila-
kukan Presiden Amerika Harry Trumans kiranya ingin diraih
kembali oleh penguasa sekarang, terutama setelah ambruknya
Rusia. Irak yang memiliki cadangan minyak22} milyar dollar
barrel berada pada posisi nomer dua setelah Arab Saudi. De-
ngan melihat sumber daya minyak Irak maka penguasaan terha-
dap kawasan ini akan menyelamatkanAmerika dari kekurang-
an pasokan minyak selama satu abad. Motif minyak ini hampir
mendominasi seluruh konflik yang terjadi di kawasan Timur
Tengah, apalagi keguncangan harga minyak akan menaikkan
suhu politik di berbagai tempat. Amerika tentu masih punya
ingatan yang kuat, bagaimana boikot terhadap Amerika Serikat
dan sekurunya dilakukan oleh negara-negara Arab menyusul
perang Arab-Israel pada tahun 1973. Intinya memang AS sa-
ngat kuatir kalau kontrol minyak jaruh pada negara-neganyang
anti-Barat. Menjadi mengkuatiikan mengingat ketergantungan
negara-negara industri, khususnya AS, pada minyak impor.
Motif minyakini makin mdnyolokketika ada sejumlahperusa-
haan, yang diantaranya Bush-sang pencetus perang-bekerja
di dalamnya, ikutberperan dalam penguasaan. Dengan mem-
perbesar anggaran pertahananya, Amerika Serikat kini menjadi
satu-satunya negara yang berambisi untuk memimpin dunia de-
ngan menerapkan standar seragam kebijakan ekonomi.6 Skena-

t Harry Truman telah melakukan serangkaian perubahan, sebagai


peletak dasar lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Pakta Pertahanan
Atlantik Utara (NATO) serta sosok yang bertanggung jawab atas masuknya
Jepang dan Jerman dalam sistem kenegaraan barat. Llh. Gatra l0 Mei 2003
6Ada proyek yang dinamai dengan The Projea the Nau Amedcan
for
Century @NAC) adalah proyek pengendalian dunia. Disusun pada tahun
1997 oleh Dick Cheney (wakil Presiden Bush), Donald Rumsfeld (menteri
pertahanan Bush) Richard Pele (Kepala Dewan Kebijakan Pertahanan) dan

r07
ISLAM KIRI

rio yang dibentangkan selalu saja sama, mengintip pengalaman


S erbia s etel ah' pergantian r ezim' atav p engalaman Afganistan,

nantinya akan ada sejumlah bantuan keuangan yang dikawal


oleh Bank Dunia. Hampir semua berujung pada nasib yang sa-
ma, bantuan keuangan itu akan menjerat si peminjam dalam
libatan hutang. Lama-kelam aan rezim pasar bebas akan men-
cengkram safu kawasan hingga semua benfuk program pembe-
nahan sosial akan mengikuti skenario y?ng dittrlis oleh Bank
Dunia.
Perang yang memiliki motif ekonomi ini adalah perang
kaum kapitalis yang hendak menumpas kekuasaan rakyat yang
ingin menentukan pola perekonomiannya sendiri. Bayangkan-
lah Irak, negeri yang berpenduduk24 jvtayang tak punya indus-
tri kuat, negeri yang pemah kalah perang, negeri yang tak bisa
menolak rombongan PBBT yang menggeladahnya dan negeri
yang selama 13 tahun harus menghadapi embargo. Situasi yang
juga pernah dialami oleh Afganistan, yang pernah mengalami
hukuman embargo, yang digempur habis-habisan oleh pasukan

Paul Wolfowitz (Wakil Menteri Pertahanan Bush) dimana mereka mengi-


nginkan'kepemimpinan global Amerika', dimana dalam jangka pendekAS
'harus siap memimpin aksi militer,tanpa mempedulikan diplomasi', dalam
jangka panjang AS harus 'melucuti Saddam dan rezimnya', bahkan kata
dokumen itu 'dalam keadaan apapun tak boleh politik Amerika dilumpuhkan
oleh desakan yang salah arah dari Dewan Keamanan untuk mendapatkan
kata mufakat. Lih Tempo 13 April2003
TSanlsi ekonomi itu dimulai pada tahun l99l dan dibentuk Komite
661 PBB yang didirikan untuk sebuah tugas khusus, yakni mengawasi dan
menyeleksi barang-barang mana yang boleh dan tidak boleh masuk ke wila-
yah lrak. Komite 661 beranggotakan 15 negara, yang seluruhnya adalah
anggota Dewan Keamanan. Program Oil foor Food Programm (program
minyak untuk pangan) lebih menampakkan PBB sebagai antek imperialis
karena diberi mandat untuk memastikan agar hasil penjualan minyak sebesar
l,Tjuta banel/hari dialokasikan 'sepenuhnya', tapi sesungguhnya hanya 59
persen dari OFP dialokasikan kepada pemerintah lrak,25% terpaksa dialo-
kasikan untuk klaim perang kepada Kuwait, 13 persen unruk Suku Kurdi
dan 3 persen dipakai untuk bayar gajiparapekerja PBB, yang dimanapun di
seluruh dunia gajinya tiga-empat kali lipat diatas standar. Lih.Pembebasan
No 7 Tahun II Mei 2003

108
Kapitalisme Globat Musuh Terbesar Revolusi

Amerika dengan motif yang sama, perebutan kilang minyak.


Amerika yang menghabiskan lebih dari US$ 60 milyar (Rp 500
triliun) unruk menyerang Irak tahu kalau Irakpunya kandungan
emas hitam-julukan untuk minyak bumi-yang jumlahnya
sekitar 1 12 miliar b arel dan cadangan yang'tak terduga' menca-
pai 100 milliar barel. Motif perebutan minyak ini yang membu-
at Amerika menempatkan tokoh-tokoh bonekanya dalam bisnis
minyak.8 Motif ini kadang ditutup-rurupi dengan semangat
memberantas terorisme atau menggulingkan pemerintahan oto-
riter atau menghapus persediaan senjata nuklir.e Kedua nega-
ra ini dipimpin oleh penguasa-yang menurutpenilaian Ame-
rika-otoriter dan tidak demokratis. Tapi sesungguhnya me-
reka adalah penguasa yang tidak mau diajak untuk kolaborasi
dengan Amerika dalam menjalankan sistem politik dan eko-
nomi liberal. Pemerintahan Afganistan di bawah kepemimpin-
an Mullah Mohammad Ommar maupun Saddam Husein telah
menggabungkan semangatagama, nasionalisme Arab dan so-
sialisme. Tiga pilar keyakinan yang menentang sistem keyakin-
an Amerika jelas amat membahayakan, apalagi keduanya, de-
ngan mahir mendorong sentimifi anti imperialisme dan koloni-
alisme Barat. Cita-cita Arab bersatu yang diikat oleh ajaran Is-
lam ini menantang kekuathn kapitalisme yang selama ini de-
ngan enteng memasuki wilayah Asia. Dengancarapenyebar-
luasan gagasan ekonomi pasar bebas kemudian mendorong pri-

slni tampak dari penunjukan Phillip J Caroll, bekas CEO Shell Oil
Company sebagai Ketua "Dewan Penasehat" Kementrian Perminyakan Irak.
Caroll yang akan menetapkan kontraktor, pengaturan pola produksi hingga
pemasaran minyak Irak. Bahkan hingga karya ini ditulis Amerika telah me-
mompa 235 ribu barel minyak mentah per hari. Lih. Tenpo 18 Mei 2003
ePadahal kalau Amerika mau konsisten, negara yang paling
banyak
menyimpan senjata nuklir adalah Israel. Negara ini setidaknya menyimpan
200 hululedak nuklir yang terpasang di rudal balistik dan tergendong di pe-
sawat. Bahkan rrcgara macam Mesir, Pakistan, India dan Taiwan juga me-
miliki senjata nuklir. Bahkan menurut John B Wolfsthal, direktur Proyek
Non Proliferasi menyatakan kalau kemampuan persenjataan Israel jauh me-
lebihi keempatnegata diatas. Negara-negara diatas ini tidak dikuruk karena
merupakan sekutu AS. Lih. Republika 16 April2003

109
I.
ISLAM KIRI
vatisasi sejumlah sektor-sektor penting sebenarnya Amerika be-
serta sekutunya hendak menegakkan bangunan ekonomi yang
eksploitatif. Apalagi setelah Rusia dengan rczim komunisme-
nyaberantakan maka wilayah Asia Tengahyangkaya akan mi-
nyak menjadi ladang bisnis baru bagi semua sekutu kapitalisme.
Bahkan jauh dari perkiraan Karl Marx sendiri, kapitalisme kini
menggunakan senjata mesiu dan media, untukmempropagan-
dakan keyakinanya. Keyakinan itu tunggal yakni bagaimana
rezim perdaganganlnternational diakui bleh semua negara se-
kaligus diterapkan secara seragam di berbagai belahan dunia.
Pengangung-agungan pasar bebas ini diawali dari sejarah pan-
jang, dimana melalui pergulatan teoritis sekaligus peperangan
panjang, ideologi ini muncul dengan segala kecacatannya. Ada-
lah mustahil menentang semua bentuk ketidakadilan dunia tan-
pa memahami bagaimana beroperasinya mesin kapitalisme ini.
Sebuah mesin yang meletakkan nilai manusia setara dengan
sebuah peti kemas.

Itallhllsme dan tleolllenEllsms


Ilnlauan lllstonls dan 0inamlla Penltcm[an[an

Masyarakat apa yang tidak mengenal keserakahan?


Masalah tata sosia/ seka rang adalah bagaimana menciptakan sistem dimana
keserakahan tidak begitu menyakitkan: dan itulah kapitalisme
(Milton Friedman)

Saya tidak tahu mengapa industri farmasiterus dituntut untuk berbuat (baik).
Tak seorang pun menuntut Renauft memberi mobilkepada orang yang belum
punya mobil
(Bernard Lemoine, direktur asosiasi industrifarmasi Perancis, Januari 2000)

Ada kebutuhan besar bagikalangan Islam untuk mema-


hami konsep maupun sejarah Kapitalisme, karena melaluinya,
ummat akan mengetahui dimana posisi dan peranya selama
ini. Tentu pertumbuhan kapitalisme dipengaruhi oleh sejumlah
faktot akan tetapi tinjauan ini akan lebih menitikberatkan pada
bagaimana para pemikir sekaligus sejumlah rezim ikut mem-

ll0
Kapitatisme Gtobai Musuh Terbesar Revotusi

prakasai hadirnya ideologi kapitalisme ini. Malahan dalam per-


kembangan kontemporer, ideologi Kapitalisme ini memasuki
apa yangkemudian diistilahkan sebagai proyek Neo Liberalis-
me. Yang terpokok dari ideologi neo-liberalisme adalah dika-
rantinanya peran sosial negara dan menjadikan pasarbebas se-
bagai kiblat dari semua ffansaksi ekonomi. Karenanya ideologi
neoliberalisme ini membawa akibat serius bagi kehidupan ma-
yoritas rakyat yang masih berada dalam krisis. Segala kritik
yang dirumpahkan oleh sejumlah aktivis tidakmengurangi ke-
yakinan penguasa untuk tetap menerapkan ideologi neolibera-
lisme dalam berbagai proyek pembangunan. Kerasnya suara
perlawanan di tingkat akarrumput ini telah memperluas waca-
na ideologi neo-liberalisme pada semua komunitas masyarakat
sipil. Aksi penentangan yang tidak percuma mengingat saat ini,
banyak kalangan mulai kembali menelaah, apa sesungguhnya
yangadadi balik ideologi neoliberalisme dan bagaimana kip-
rahnya. Sejarah tentang pergerakan modal tak lagi ditatap seba-
gai soal ekonomi semata akan tetapi juga ditinjau dari sudut
politik, sosial bahkan persentuhannya dengan keyakinan aga-
ma. Dinamika konflik antara m6dal dengan negarasaat ini me-
nemukan babak baru dan melaluinya beberapa teori perubah-
an sosial kini dirumuskan.'
Kita akan memulai dengan paparanAnthony Giddens
yang menyatakan kalau modernitas disangga oleh kekuatan ka-
pitalisme, negarabangsa, organisasi militer, dan industrialisasi.
Kapitalisme merujuk pada sejumlah prinsip strukrural yang
mendasari praktik akumulasi modal dalam konteks pasar pro-
duksi dan tena5a kerja yang kompetitif. Dalam melihat satu
gejaladinamakan kapitalisme, oleh Lenin, disebut sejumlah ci-
ri-ciri dasar. Pertama, konsenffasi produksi dan kapital yang
telah berkemb ang dalam tingkat yang tinggi sehingga mencip-
takan monopoli dan memainkan peran yang menentukan; ke-
dua, penggabungan kapital industrial dan kapital finansial yang
memonopoli segala bentuk perdagangan; dan terakhir, pemba-

lll
Is[AM KIRI

gian wilayah-wilayah dunia yang dikuasai oleh kekuatan kapi-


talis besar. Sedang negara-bangsa menunjukpada prinsip stnrk-
rural yang mengoordinasi praktik kontrol atas informasi, super-
visi sosial dan pemata-mataan. Dalam bahasa Giddens negara,
dipahami sebagai 'power container' atau sebuah peti kemas ke-
kuasaan yang tertutup dan mampat. Dimana dalam legara ter-
dapat seluruh resources dankemampuan dalam membangun sis-
tem yang surveillance.to Kemudian militerisme menyangkut prin-
sip strukfural yangmendasari praktik pengontrolan atas alat-
alat kekerasan dalam konteks industrialisasi perang. Salah saru
kenyataan yang mencemaskan adalahbagaimana negara-nega-
ra besar terbukti menjadi eksportir persenjataan. Mereka yang
tergabung dalam G-8 (Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Pe-
rancis, Inggris, Italia, Jerman dan Ausffalia) adalah penjual sen-
jata dan bahkan didakwa sebagai pemicu pertikaian. Dalam
laporan Amnesty International sebanyak dua pertiga dari se-
mua pengiriman senjata antara periode 1997-200I justru da-
tang dari lima anggota utama G-8.rr Akhirnya, industrialisme
menyangkut prinsip struktural yang mendasari praktik-praktik
yang berrujuan untuk mengubah'alam atau pembangunan ling-
kungan non alami.12 Industri dan persenjataan ini menjadi ba-

t0Sumeillantce adalah penimbunan informasi dan pengawasan secara


langsung. Negara mengumpulkan semua data tentang warganya untuk tujuan
administrasi dan penarikan pajak. Sedang yang dimakud dengan'resources'
adalah authorative resources dan allocative resources.Yangpertama adalah sum-
berdzya material, termasuk sumberdaya alam; yang kedua adalah aparat
administrasi. Lih. I Wibowo, Negara dan Masyarakar, Gramedia, 2000
"Amerika Serikat ternyata merupakan ekportir terbesar persenjataan
dunia.Kesepakatan penjualan persenjataan tahun 2001 saja telah mencapai
lebih dari l2 milliar dollar AS, dan total nilai senjata yang sudah diserahkan
sebesar l0 milliar dollar AS. Ada dua mekanisme penjualan senjata, yakni
lewat penjualan senjata pemerintahan ke pemeintahan(foreign military sales/
FMS) dan lewat izin penjualan senjata secara komersial oleh pemerintah
AS terhadap perusahaan swasta AS. Meski perekonomian dunia melemah,
tren penjualan senjata AS menunjukkan peningkatan, berdasarkan data tahun
2002.Lih. Kompas2T Mei 2003
r2lih B Herry Priyono, Anthony Giddens: Suatu Pmgantar, KPG, 2003

112
Kapitalisme G lob al Mu s;uh TerbesarReyo/usi

gian yang erct dalammensukseskan proyek kapitalisme global


sekaligus melindungi kepentingan negara-negara industri. Ke-
empatnya merupakan tulang punggung yang menghamba pada
modernitas dan darinya proses transformasi sosial masyarakat
bekerja. Dalam konteks perbincangan kali ini, kapitalisme ki-
ranya menjadi sistem yang berkait-erat dengan proses berjalin-
kelindannya modal. Kapitalisme membawa duniapada sistem
perekonomian yang tunduk sepenuhnya pada mekanisme pa-
sar. Terobosan kapitalisme adalah membentuk sistem pasar
yang hegemonik dimana kekuasaan privat diberi peran yang
lebih dominan ketimbang kuasa negara. Pefianyaanyakemudi-
an, siapa pencetus pertama ideologi kapitalisme itu lahir?
Adam Smith adalahpeletak dasar pemikiran kapitalisme
yang menjelaskan bekerjanyamekanisme hukum pasar atas da-
sar dorongan kepentingan-kepentingan pribadi karena kompeti-
si dan kekuatan individualisme dalam menciptakan keteratur-
an ekonomi.'3 Melaluinya kapitalisme melakukan klasifikasi
antatanilai guna dengan nilai rukar yangadapadasetiap komo-
diti. Ukuran riil dari nilai rukarkomoditi, harus dilihat dari kon-
disi perrukaran, dimana 'ukuraririil'dari nilai komoditi adalah
kuantitas dari kerja yangberadadalam baran g-barunglain yang
dapat dipertukarkan di pasdr. Siapa yang mengatur mekanisme
pasar ini yang akan melindungi kepentingan masing-masing
orang? Adam Smith menggunakan metafor "tangan-tangan ter-
sembunyi" untuk menjelaskan bagaimana tindakan-tindakan
yangpadadasarnya mementingkan diri sendiri dan paraindivi-
du akan membawa kemakmuran pada semua orang. Di sinilah

13
Kalimat yang populer dari Adam Smith "Bukanlah dari kemurahan
hati tukang daging, tukang bir atau tukang roti , kita mengharapkan mendapat
makanan; melainkan dari penghargaan mereka atas kepentingan diri mereka
masing-masing. Kita camkan dalam diri kita, bahwa bukanlah dari rasa ke-
manusiaan, melainkan dari rasa cinta terhadap diri-sendiri; dan tak akan
kita berbicara pada mereka mengenai kebutuhan-kebutuhan kita bersama,
melainkan atas dasar laba yang bisa mereka raih" Lih Bonnie Setiawan,
Peralihan Kapitalisme Di Dunia Kaiga,lnsist Press, 1999

lr3
ISLAM KlRI

masuk konsep Allah yang akan menjadi penjamin bagi nilai-


nilai moral yang akan mengacu standar benar dan salah. Di
sini Adam Smithberdiri diantara individualisme anatomis ek-
strem dan psikologis dari Hobbes dan teori-teori sosiologis yang
lebih holistik pada abad sembilan belas. Gagasan liberal Adam
Smithta yang tertuang dalam kebebasan ilmiah merupakan da-
sar ideologi liberal, yang menyatakan, "setiap orang selama dia
tidak melangar hukum keadilan, dibiarkan Qebas sepenuh-penuhnya
untuk mengejar kepentingannya sendiri dengan'caranya sendii, dan
membawa baik industrinya maupun modalnya ke dalam persaingan
dengan industi dan modal orang-orang lain" Yang pentin g dai ga-
gasan ini adalah penjelasan Adam Smith mengenai peran pe-
merintah, yang hanya ditempatkan sebagai instrumen adminis-
tratif sehingga bukan merupakan tugas pemerintah untuk cam-
pur tangan dalam moralitas sosial. Dalam banyak hal Adam
Smith memiliki jasa besar khususnya dalam mengembangkan
konsep teori pembangunan, dimana menurutnya, kemakmur-
an bisa dicapai jika ada akumulasi kapital melalui peningkat-
an jumlah tabungan dimana dengannya akan diperluas areal
pasar yang pada gilirannya akan meningkatkan pola pembagian
kerja. Itu semua menghendaki tidak adanya campur tangan dari
lembaga atau instifusi manapun. Ringkasnya pemerintah ja-
ngan sekali-kali campur tangan dalam hukum permintaan dan
penawaran yang berlangsung di pasar. 5 Walaupun ada b any ak
I

'alih Tom Campbell, Tujuh Teori Sosial, Skasa, Penilaian, dan Petban'
dingan, Kanisius, 1994
tsDalam analisis Sony Keraf ini merupakan salah satu penafsiran,
terdapat berbagai pendekatan menyangkut soal peran pemerintah. Pertama,
pendekatan libertarian anarkistis, dimana Smith dianggap pembela harmoni
iosial tanpa campur tangan dari luar. Kedua, pendekatan kelembagaan di-
mana dalam seluruh argumennya Smith menyatakan akan perlunya mem-
bangun tatanan kelembagaan dimana para pengusaha yang mengejar ke-
pentingan pribadinnya akan dipaka sedemikian rupa untuk ikut memajukan
kepentingan bersama. Ketiga, pendekatan negara minimal efektif' yakni pe'
ran negara dikurangi sampai tingkat minimal sehingga fungsi negara hanya
bumpei yang akan menjaga tatanan masyarakat agar harmonis. Lih Dr. A.
Sony Keraf, Pascr Bebas Keadilan & Peran Pemerintah, Kanisius, 1996

rt4
Kapititisne Global Musuh Terbesar Revotusi

'pembela' Adam Smith yang menolak atas kesimpulan diatas,


mengingat adakaryalain Adam Smith yang memusuhi mono-
poli serta mereka yang menggunakan kekuasaan pasar dengan
sewenang-wenang.16
Tokoh berikutnya, penanam dasar-dasar kapitalisme yang
penting adalahDavid Ricardo,rT yang melakukan kritik terha-
dap Adam Smith, terutama yangberkaitan dengan nilai komo-
diti. Menurutnya nilai komoditi terdapat pada kerja manusia
berikut bahan-bahan mentah dan alat-alat kerja. Ricardo mene-
mukanbahwa harga jual suatu komoditi, kira-kira akan setara
dengan jumlah kerja yang diperlukan untuk memproduksi ko-
moditi tersebut. Ia berasumsi satu-safunya nilai tukar, berawal
dari jumlah kerja yang digunakan untuk memprodu*si. Karena-
nya dari Ricardolah sifat parasit dari seluruh pendapatanyang
tidak diperoleh dari kerja terbongkar, sebab darinya, kelak akan
ditemukan apayangdinamai dengan nilai lebih dan kerja lebih.
Dalam bukunya Pinciplesdinyatakan beberapa tesis penting Ri-
cardo, yakni (1) Nilai setiap komoditi sepenuhnya dan satu-sa-

r6Ada dua buku Adam


Smith ,kalau The Weahh of Nations, berkenaan
dengan pandangannya tentang kehidupan ekonomi dan sistem perdagangan
(terbit tahun 1776) makabuku The Teory of Moral Smtimmrr mengemikafan
pandangannya tentang motivasi dan perilaku moral manusia. Dalam selu-
ruhtehidupannya semasa dewasa, ia secara teratur merujuk kepada buku
terakhir ini, karena itu Adam smith telah menerbitkannya dalarnenam edi-
si yang berlainan. Kalimat pertama dalam buku kedua ini, membantah se_
mua pendapat yang menyatakan kalau Adam Smith menganggap manusia
hanya dapat bertindak bedasarkan kepentingan pribadi yang se;pit. Bahkan
secara terang-terangan Adam Smith men gatakan negara harus menghalang-
halangi sepak-terjang orang yang mengabaikan tanggung-jawab terhadap
kepentingan publik. Lih David C Korten, The post Corp,oran World, yOi,
2002
rTDavid Ricardo, lahir
di London tanggal l8 April 1772 danberkarir
di Bursa Saham London. Karya yang ditulis diantaranya,,, Bullion Contrcver-
sy", temudian An Essay on the Influence of a Low pice Corn on the profts of
.ltoc& (1815) d1n karya terbesarnya adalah The pinciple of politicat Econoiy
and Taxation (3 edisi 1817, l8l9,l82l) dan pernah menjadi anggota majelis
rendah, Portarlington, Irlandia. Lih Adam Kuper dan Jessicfkuper, Easi-
klopedi llnu-Ilmu Sosial, Rajawali, 2000

ll5
ISLAM KIRI

tunya oleh kuantitas kerja yang dibutuhkan dalam produksi (2)


Produksi dari keseluruhan kerja sosial dibagi diantata tiga ke-
las: kelas tuan tanah (sewa), kelas kapitalis (laba) dan kelas pe-
kerja (upah) Dalam konteks ini nilai komoditi, oleh Ricardo,
terdapat pada kerja manusia berikut bahan-bahan mentah dan
alat-alatkerja. Sehingga mengikuti penjelasan Ricardo, modal
adalah sesuafu nilai; yang sangat ditentukan dan didasarkan
oleh jumlah kerja yang dibutuhkan unruk me'mproduksinya.
Dari Ricardo inilah maka komoditi yang dijual padaharganya,
kira-kira akan setara dengan jumlah kerja yang diburuhkan un-
tuk memproduksinya. Yang kemudian menjadi pertanyaan un-
tuk Ricardo adalah kerj a maca m apa yangbisa menambahkan
tingkat kegunaan sehingga bisa dipertukarkan? Dari pertanyaan
inilah Karl Man< kemudian mengawali sejumlah penemuannya
yang dituang dalam buku Das Kapital.rs Tulisan di bab ini tidak
menyinggung soal ini lebih jauh, melainkan hanya ingin menya-
takan, melalui Adam Smith dan Ricardo inilah, kuasa modal
dan nilai komoditi mulai memiliki kaitan erat dengan kerja-
kerja industri. Tonggak kapitalisme melalui Adam Smith dan
David Ricardo, sebagaimana dittrrurkan oleh Karl Polanyi me-
landaskan pada tiga prinsip utama, yakni tenaga kerja harus
mendapatkan harga di pasar, kedua bahwa penciptaan uang ha-
rus tunduk pada mekanisme otomatis dan ketiga batang-barang
harus bebas mengalir dari safu negarcke negara yang lain tanpa
satu pun halangan.

rEKarl Marx dengan cerdas menyodorkan pertanyaan untuk fucardo,


kerja macam apa sih yang dimaksud Ricardo? Jika kerja bermanfaat me-
nambahkan tingkat kegunaan suaru produk, apa yang membuatnya dapat
dipertukarkan? Kerja apa yang membuat setangkai mawar dapat dipertu'
karkan? Kerja yangberguna? Dari pertanyaan inilah Marx kemudian mene-
mukan tiga prinsip mendasar dari sistem kapitalisme yakni, komoditas, nilai
guna yang diproduki untukjual beli, uang adalah komoditas universal yang
ietara dengan kemoditas lain, modal adalah uang yang ditanamkan untuk
meraih lebih banyak I agr. Dari sinilah konsep Komoditas-Uang-Komoditas
dimiliki oleh pekerja, sedang bagi kapitalis adalah Uang-Komoditas-Uang.
Lih David Smith dan Phil Evans,Das Kapital untuk Pemul4, Insist Press, 2002

ll6
ffisne etota Musuh Terbesar Revdusi

Kedua ilmuwan ini menjadi peletak dasarbagi ideologi


kapitalisme awal dan keduanya hidup pada masa transisi dari
ekonomi subsisten menuju pada sistem ekonomi pasar, yang
mengandalkan pada laba. Karenanya gagasan-gagasan kedua
orang ini makin sempurna seiring dengan perubahan tatanan
sosial yang berlangsung saat itu. Perubahan tatanan yang di-
tandai oleh sejumlah indikator: pertama, meningkatnya output
pertanian yang bersamaan dengan pemigahan petani-petani da-
ri tanahnya; kedua, pernrmbuhan produksi komoditi dan pem-
bagsankerja; ketiga, akumulasi modal oleh pedagang dan peta-
ni kaya. Paul Baran menyatakan bahwa kapitalisme terbentuk
ketika terjadi akumulasi modal dalam bentuk modal dagang
yang kemudian menjadi dasar ekspansi Eropa, dimana negara
memberikan dukungan terhadap kompetisi. Dengan demikian,
Baran melihat perkembangan kapitalisme sebagai perkembang-
an di satu wilayah dengan mengorbankan wilayah-wilayah lain-
nya. Baran berjasa dalam meletakkan dasar-dasar ekploitasi
kapitalisme yang dilanjutkan oleh sejumlah teoritisi neo marxis
yang menjelaskan tentangbagaimana ekspansi kolonial ini te-
lah mengakibatkan ketergantuigan pada sejumlah negara.
Apalagi, setelah ketahuan kalau strukturekonomi makin mem-
perkuat sektor-sektor ekonomi dari sejumlah perusahaan ralsa-
sa yangjuga dibawa oleh kekuasaan kolonial, dimana investasi
dan ekspansi pasar bukan lagi berdasarkan permintaan pasar,
melainkan karena pertimbangan keuntungan. Hal yang sama
dinyatakan oleh Rosa Luxemburg dalam karyanya "Die Akku-
mulation da Kapitalis" , dimana ia menyatakan kalau kapitalisme
tidak mungkin terjadi dalam sistem yang tertutup, karenanya
diperlukan sistem yang terbuka, dan untuk menJamin berhasil-
nya perluasan pasar maka dibutuhkan penetrasi sistem ekonomi
dan politik. Dari sinilah imperialisme bermula dan melaluinya
kekuatan persenjataan menjadi pengawal. Itu sebabnya ekspan-
si kapitalisme juga memperkenalkan kemajuan dari organisasi
militer, yang oleh Amartya Sein, telah membawa pada dua ting-

tt7
ISLAM KIRI

kat; pertama, karakter massal tuntutan militer telah merangsang


rasionalisasi proses produksi dan kedua tentara itu sendiri me-
rupakan model bagi organisasi industri dan organisasi sosial'
Tentara dan industrinya telah membuat kapitalisme memiliki
pengawal bahkan sistem ketentaraanini mendorong menyulut-
nya sejumlah peperangan.
Diantaranya adalah perang Dunia II yang disulut oleh
perkembangan fasisme. Penyebab munculnya fasisme, dianta-
ranya adalahambruknya ekonomi di sejumlah negata dan ke-
tidakpercayaan yang besar atas ideologi demokrasi maupun ide-
ologi komunis. e Fasisme memfasilitasi ketakut an or ang pada
I

perampasan hak milik sebagaimana yangdigerakkan oleh re-


zim komunis dan kecemasan orang pada diskusi keras dalam
parlemen sekaligus kejenuhan terhadap pemilu. Fasisme ber-
gerak dengan menumpas segala bentuk pemogokan maupun
aksi demonstrasi yang dilancarkan oleh kaum buruh. Fasisme
menawarkan pemerintahan diktator yang mengandalkan pada
penggunaan massa sekaligus kebencian pada etnis tertentu. Ke-
untungan kaum kapitalis pada fasisme ini adalah pengamanan
produksi mereka dari tuntutan kaum buruh, bahkan melalui
fasisme diperoleh tenagakerja secara gratis. Fasisme juga me-
nopang monopoli sejumlah kalangan pemodal yang sebelum-
nya mengalami krisis yang mengkuatirkan. Perang Dunia II se-
benarnya bukan perang melawan kediktatoran fasisme melain-
kan perang kalangan borjuasi nasional melawan ekspansi dari
kaum kapitalis yang berlindung di bawah ideologi fasis.
Bahkan, lebih jauh dari iru ideologi fasisme memberi pelaiaran

reFasisme muncul dilatar-belakangi oleh: pertama, Jerman yang


merasa dipermalukan oleh kekalahan mereka terutama dalam perjanjian
Versailles, dimana Jerman dipaksa untuk menyerahkan wilayah mereka.
Apalagi tuduhan kalau Jerman adalah penyulut perang dan kalah pula dalam
peperangan. Kedua adalah kemiskinan yang merayap di Jerman dan Italia,
ipalagi dengan melambungnya angka pengangguran' Ketiga adalah
kekecewaan pada demokrasi dan ketakutan akan menyebar'luasnya ajaran
komunis. Lih Hugh Purcell, Fasisme,Insist Press, 2003.

ll8
Kapital*me Global Musuh Terbesar Revolusi

penting tentang keutamaan industri persenjataan. Senjata men-


jadipengawal ideal bagi elspansi kaum kapitalis yang hendak
menjalankan praktek monopoli. Fasisme memangupaya untuk
memecahkan persoalan yang menghantui kaum kapitalis ter-
utama dalampencarian bahanbaku serta pasaran untukkomo-
ditinya.m Jepang yang menginvasi kawasan Asia memiliki motif
perluasan pasar dan mencari bahan mentah, mulai mengibuli
penduduk, dengan menyatakan: hendak mengenyahkan para
penjajah dan mengangkat martabat pendriduk Asia. Kebuasan
fasisme yang mulai berlawanan dengan semangat ekspansi ka-
um kapitalis ini telah mendorong percepatan perang dunia II.
Perang yang telah mengorbitkan sejumlah prinsip-prinsip Hak
Asasi Manusia dan menempatkan posisi Amerika sebagai nega-
ra yang memimpin ideologi kapitalis di samping Rusia yang
menjadi kiblat bagi keyakinan komunis. Sesudah kejatuhan fa-
sisme maka ideologi kapitalis mulai unjukgigi dengan mendo-
rong penyeragaman pola pembangunan yang mengikuti jalur
mereka.
Terbukti kemudian Perang Dunia II telah mendorong
upaya untuk penyusunan kembdli pemikiran ekonomi yang ke-
mudian melahirkan ekonomi pembangunan. Gunnar Myrdal
menyatakan gagasan pembangunan ini dilatar-belakangi oleh:
pertama, likuidasi kekuasaan struktur kolonial yang cepat; ke-
dua, adanya harapan akan perkembangan di negara-negarater
belakang itu sendiri; ketiga, ketegangan International, yang me-
muncak pada perang dingin, yang membuat nasib neg ara-nega-
ra terbelakang menjadi keprihatinan kebijakan luar negeri.2r
Paska Perang Dunia II ini telah membawa upaya beberapa ne-
gara, terutama Amerika, untuk memimpin proses rekonstruksi.
Paling tidak Amerika mulai menjalankan apayangkemudian

20lih. Erry Syahrian, Fasisme Teoisme Negara. Pondok Edukasi, 2003


2'Lih. Bjorn Hettne, Teoi Pembangunan Dan Tiga Dunia, Gramedia,
2001

l19
ISLAM KIRI

hendak disebarluaskan, yakni orientasi internasionalisme libe-


ral, dimana perekonomian dunia harus terbuka lebar untuk se-
mua ffansaksi. Dalam konteks inilah maka pemb enfiikan Inter-
national Monetary Fund(IMF) menjadi penting. Akan tetapi, un-
ruk membantu beroperasinya IMF tentu harus ada kestabilan
kurs mata uang dan langkah menuju kesana akan diawali de-
ngan pemberian bantuan besar-besaran pada masing-masing
negara. Instrumen untuk ini ada dalam program yang dinamai
dengan Marshal Aid yang bertujua n ganda, pertama untuk men-
jalankan ekonomi dunia (menurut sistem Bretton Woods) dan
menahan laju komunism e. Marshal Aid initelahberhasil mena-
namkan benih-benih ideologi, institusi dan praktik-praktik neo-
liberal dari Amerika di Eropa. Paling tidak adatigapllar di balik
pemunculan teori pembangunan, yakni pertumbuhan, perenca-
naan, dan banruan. Dalam pengertian Gramscian, tatanan du-
nia pasca perang-yang memunculkan gagasan pembangun-
an-ini sangat hegemonik, mengingat: pertama, secara gemi-
lang AS berhasil mendifinisikan kepentingan korporasi ekono-
minya dalam sebuah kerangka global dan bersedia memikul
beban kepemimpinan; kedua, kdpemimpinan AS atas sekutu-
sekutu Eropa tidak semata-matadibangun di atas dominasi eko-
nomi, politik atau keunggulan militer, tetapi lebih didasarkan
pada konvergensi kepentingan dan sikap elite di negara-negata
itu, dan semakin meningkatnya penerimaan visi internationalis
liberal AS mengenai ekonomi dunia yang terbukayangdiran-
cang mengunrungkan para pesertanya, meski tidak seimbang.22
Ketidak-seimbangan ini juga dipicu, selain oleh penerap-
an ideologi pembangunan juga didorong terutama oleh tiga ge-
jala penting, yakni cakupan pinjaman international yang kian
meluas, inovasi keuangan dan konglomerasi keuangan. Arus
peminjaman uang ini berjalan dengan sangat pesat, bahkan

2 Lih Muhadi Sugiono, Kn?* Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan


Dunia Ketiga, Pustaka Pelajar, 1999

r20
Kapitalisme Global Musuh Terbesar Revolusi

mengubah pola peminjaman uang yang selama ini ada. Kalau


pada masa sebelumnya pinjaman digunakan umumnya untuk
investasi dalam aset riil dan berjangkapanjang, kini pinjaman
dipakai untuk aset keuangan. Inovasi keuangan yangadame-
nyangkut, terutama pergeseran dari peminjaman uang menja-
di surat berharga. Perkembangan surat berharga kini makin
canggih, bahkan menyuli&an kontrol institusi-instirusi Interna-
sional. Apalagi dengan kecanggihan tekhnologi informasi arus
perdagangan surat berharga ini kian sulit rintuk dikontrol. Per-
soalan terakhir yang makin menjebloskan posisi negara adalah
rumbuh dan berkembangnya konglomerasi keuangan. Industri
jasa keuangan makin memantapkan posisinya, bahkan menjadi
pemain globalyangdapat memainkan secara mahir kurs kzuang-
an suafu negata. Apalagi konglomerat keuangan ini bermain
dalam struktur perusahaan yang rumit dan sulit unfuk dikon-
trol. Perubahan ini semua selain karena orientasi baru dari seku-
tu juga tidakbisa dilepaskan dari mekanisme ekonomi interna-
sional yang mulai meninggalkan sejumlah prinsip yang dulu
dikedepankan oleh Standar E1nas.23 Sejak sistem ekonomi
menetapkan 'mata uang pilihan' dollar AS dalam setiap ffan-
saksi International dengan kebijakan nilai rukar mengambang
dan kebijakan moneter yan! bebas, maka negara-negara lemah
mulai mengalami masalah berat. Derita yang dialami oleh ne-
gara-negaru dunia ketiga ini bukan saja dipukul oleh sistem ma-
ta uang melainkan efek dari kebijakan-kebijakan ideologi pem-

2rDasar sistem ini adalah menetapkan harga resmi


dalam emas untuk
setiap mata uang, dan kemudian mengizinkanekpordan imporemas dengan
bebas tanpa membatasi transaksi berjalan ataupun modal. Lalu lintas emas
yang terus menerus masuk dan keluar dari suatu negara itu kemudidn mung-
kin mempengaruhi persediaan uang dalam negeri di setiap negara. Dengan
demikian, penerbitan uang kertas bank dan uang logam secara langsung
dikaitkan dengan persediaan emas. Di sini muncul kaitan yang penting antara
kondisi dalam negeri dan kondisi international: upah dan h arga/biaya dalam
negeri harus flekibel, agar nilai nominalnya dapat ditentukan di dalam negeri
oleh permintaan dan persediaan emas di seluruh dunia. Lih Paul Hirst &
Grahame Thompson, Globalisasi Adalah Mitos, YOI, 2001

t2l
ISLAM KIRI

bangunan mulai membawa resiko bagi sejumlah warga.Proyek


pembangunan yang dipropagandakan ifu mengalami masa-ma-
sa suram, terutama di negara-negarayangsemula menjadi pa-
sien tetap lembaga-le mbaga keuangan International.
Baik ideologi pembangunan maupun pemberlakuan sis-
tem kurs mengambang ini kenyataannya membawa efekmem-
bahayakan. Kedua proyek ini ternyata membawa kegagalan se-
rius, sebagaimana yang dinyatakan oleh berbagai kalangan,-
'pertumbuhan dengan tanpa pembangunan, tetapi dengan ke-
miskinan. H Cheners menyatakan "sekarang jelas bahwa lebih
dari satu dekade, pertumbuhan yang pesat di negara-negarater-
belakang menghasilkan sedikit sekali keuntungan bagi sekitar
sepertiga penduduknya" Yang lebih berbahaya dampak dari
adopsi kebij akan pembangunan adalah timbunan hutang yang
ada di negara-negara berkembang. Karenanya, diperlukan sebu'
ah strategi baru, yang kemudian dikenal dengan neoliberalisme'
Pada dasarnya neoliberalisme adalah sebuah reaksi terhadap
membesarnya peran rtegara yangmenyebabkan kehancuran sis-
tem pasar. Jalan keluaryangdiusulkan oleh ideologi neolibera-
lisme adalah melucuti peran negiradan mengembalikan semua
transaksi ekonomi ke dalam hukum pasar. Sehingga ketika In-
donesia terjatuh pada krisis, neoliberalisme memberikan bebe-
rapa penjelasan tentang sebab-musababnya.2a Pertama, krisis
terjadi karena kebijakan makro yang diterapkan sehingga krisis
dipandang dalam konteks balance of payment (depresiasi uang'
jatuhnya nilai rukar) . Kedva, fnancial panic, yakni kepanikan
nasabah Bank. Ketiga, Bubble Colaps atau model balon mengem-
pis karena prilaku para spekulator. Keempat, moral hazarrd cyi-
sr's terhadap institusi perbankan. Dan terakhit, disodetly workout,

yakni kekacauan terjadi ketika peminjam tidak lancar mempro-


vokasi kreditor untuk berlomba dan memaksa likuiditas. De-

2alih. Mansour Fakih, Sesat Pikir Teoi Pembangunan dan Globalisasi,


Insist Press dan Pustaka Pelajat,200l

r22
Kapitalilne Global Musuh Terbesar Rewlusi

ngan neoliberalisme sesungguhnya telah terjadi pergeseran be-


sar, khususnya menyangkut mengenai peran negara. Dasar libe-
ralisme yang coba diterapkan telah menggeser kekuasaan nega-
ra dari kuasa yang independen menjadi yang serba (diatur) oleh
pasar. Oleh Gill(1993) dikatakanbahwa tatanan ekonomi inter-
nasional semakin mendekati suatu bentuk "konstitusionalisme
baru" dimana perdagangan International dan sektor-sektor pen-
ting dalam negeri semua dikonstitusionalkan. Konstitusionalis-
me ekonomi menunjuk pada upayamempeilakukan pasar seba-
gai suatu tatanankonstitusional dengan segala pranata, tataca-
ra, danlembaga-lembaganya sendiri yang bekerja demi melin-
dungi pasar dari campur tangan politik. Karenanya, konstitusi-
onalisme ekonomi memberikan dan menempatkan lembaga-
lembaga pengatur pasar dalam kedudukan yang lebih otonom,
bahkan berada jauh di luar jangkauan massa.25
Konstitusionalisme ekonomi ini berawal dari kesepakat-
an umum perdagangan jasa (GATS= Gaz eral Agreement on Trade
in Senices) yang merupakan satu upaya untuk menentukan ting-
kat tarifperdaganganbarang dan bahan baku dengan satuja-
lan, yakni " non taiff barrier (hambatan nontarif). Motif aturan
itu semula memang untuk membebaskan perdagangan dari se-
gala bentuk halangan, tetapi berkat tekanan-tekanan yang dila-
kukan oleh sejumlah korporasibesarmaka terjadi upaya libera-
lisasi secara progresif sektor perda ganganhingga dalam bidang
jasa. GATS, sebagaimana dikatakan oleh sejumlah kalangan,
merupakan kesepakatan nasional pertama tingkat dunia dalam
bidang investasi, dimana kesepakatan ini tidak hanya menca-
kup perdagangan lintas batas, tetapi juga meliputi setiap ke-
mungkinan sarana penyediaan jasa publik, termasuk hak ber-
partisipasi secara komersial dalam pasar ekspor. Rentetan dari
GATS yang munanl kemudian adalah upaya untuk menegoi-

25lih Kanishka Jayasvriyadari Kekuesaan Negara kc Kekuasaan Pasar


II / 2000
G lobal, Wacana Y

t23
ISLAM KIRI

sasikan kawasan perdagangan bebas, yang dimulai dari kawas-


an Amerika, lebih dikenal dengan sebutan, FTAA (Free Trade
Area of The America) Dengan ketetapan afuran bebas di kawasan
irulah, maka muncul serangkaian konstirusi yang memihak ke-
pentingan korporasi, diantaranya:26 (1) Negara anggota GATS
diwajibkan memberikan perlakuan yang sama dari seluruh ang-
gota tanpa mempedulikan track record mereka; (2) Korporasi
asing harus mendapat perlakuan yang sama sebagaimana per-
usahaan dalam negeri; (3) Begitu neganseiakat membuka ak-
ses pasar dari sektorjasa tertentujaminan harus diberikan agar
penyedia jasa asing tidak menemui hambatan batasan apapun
di negara tersebut; (4) Sumber daya alam yang tak dapat diper-
baharui tidak dilindungi sehingg a negara membatasi kemampu-
annya untuk melindungi potensi alamnya;(5) Setiap sengketa
diselesaikan dalam peradilan perdagangan yang sifatnya terfu-
rup. Aturan-aturan ini ikut merontokkan perannegara dan me-
lapangkan jalan bagi berlakunya kebijakan neoliberalisme.2T
Rontoknya peran negara ini juga ditengarai oleh berga-
bungnya sejumlah negarc-negara besar yang hendak mencoba
menebarkan ideologi ekonominya. Diantara adalah NAFTA
dan pembentukan Uni Eropa yang didominasi oleh kekuatan-
kekuatan imperialis yang mencoba ingin mengukuhkan penga-
ruh. Uni Eropa juga muncul karena ingin memperkecil penga-
ruh luas dari Amerika yang mulai berambisi untuk menciptakan

6l-ih Seri Advokasi, GATS & FTAA, Cindelaras, Pustaka Cerdas, 2003
2TNeoliberal adalah ideologi yang menginginkan penghapusan segala
bentuk proteksi/hambatan bagi perdagangan dan investasi International,
dan menghapuskan berbagai bentuk subsidi perlindungan negata terhadap
rakyat kecil. Neoliberalisme bangkit akibat krisis kapitalisme international
sehingga mengakibatkan perang modal dan usaha efisiensi besar-besaran.
Pengurangan peran negara dalam konteks neo liberalisme, adalah
pengurangan peran negara dalam melindungi ekonomi lemah, bukan
pengurangan peran negnra yang represif. Lih. Pembebasan edisi 15/ThIY /
Desember/1999

r24
Kapitatlisne Global Musuh Terbesar Rewlusi

posisi hegemonik.2E Amerika menga nggapseluruh benua Ame-


rika sebagai "miliknya", kemudian Jepang berusaha ingin men-
ciptakan pengaruh ekonominya di Asia. Unruk menciptakan
pengaruh ini tak segan-segan Amerika mengobarkan peperang-
an dengan dukungan serta perlindungan NATO. Prinsip funda-
mental yang disepakati dalam perjanjian Westphalia di tahun
1648, yakni prinsip non-intervensi kini tidak dihiraukan sama
sekali oleh Amerika. Perang di Kosovo,.Afganistan hingga Irak
menjadi bukti bagaimana leluasanya Ameiika memperlakukan
negara-negara lain. Perang adalah instrumen mutakhir yang di-
gunakan untuk menciptakan pengaruh, bahkan tak sulit unruk
menyebut sejumlah contoh konflik antar kawasan yang mana
negara-negara besar terlibat. Seperti konflik antar kawasan yang
terjadi di kawasan Asia Tengah, pasca keruntuhan Rusia, seba-
gian besar diisi oleh 'boneka-boneka' Imperialis. Apalagi kalau
kawasan itu kaya dengan bahan tambang sebagaimana yang
ada di kawasan Kaukasus, pastilah disitu, baik Amerika mau-
pun negara imperialis lain terlibat aktif.2e Keterlibatanyangdi-
dasarkan oleh keinginan untuk menyebar-luaskan prinsip-prin-

rMelalui pertemuan sejurnlah pemimpin negara Eropa di Maastricht,


Belanda, pada tahun 1992 diputuskanapayangkemudian dinamai dengan
"Masstricht Treaty" dimana 15 negara sepakat untuk mendirikan Bank Sen-
tral Eropa. Dari 15 negara hanya ll negara yang sepakat menggunakan
mata uang Euro, yakni Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Belgia,
Austria, Portugal, Finlandia, Irlandia dan Lulaemburg. Empat ne garalarn-
Inggris,Denmark,Swedia dan Yunani untuk sementara belum mau berga-
bung. Sejak saat itu Uni Eropa dengan mata uangnya Euro menjadi musuh
besar Amerika. Lih Forum, 13 April 2003
2eDi kawasan Kaukasus yang kaya
akan bahan tambang ini terdapat
sejumlah konflik yang mencemaskan, ada perang antara Azerbaijan dan
Armenia, dimana Armenia didukung oleh Rusia, Iran, dan Yunani, sedang-
kan Turki yang didorong oleh Amerika mendukung Azerbaijan. Turki jelas
memiliki hubungan dengan Amerika serta Israel. Di sisi lain Georgia serta
Azerbaijan yang ingin bergabung dengan NATO membuat satu kekuatan
yang bernama GUUAM yang pro-Barat, dimana anggotanya antara lain
Ukraine, Uzbekistan, dan Maldova. GUUAM ini tugasnya adalah melin-
dungi pipa Baku-Supsa, dimana melalui pipa iru suatu rute minyak dari
Asia Tengah lepas dari konfrol Rusia. Perang juga terjadi di kawasan lain,

t25
ISLAM KIRI

sip pasar bebas, yang memang hendak berusaha untuk melucuti


kedudukan serta fungsi negara. Proyek ekonomi yangbetada
di bawah ideologi neo liberalisme kini menjadi safu-safunya
propaganda yang dikawal baik oleh NATO maupun PBB.
Susan George (2000) seperti dikutip Mochtar Mas'oed
menyebut pada intinya neoliberalisme mendorong pemerintah
untuk menerapkan kebijakan politik sebagai berikut: (1) Pasar
harus diberi kebebasan untuk membuat kepurusan sosial dan
politik penting; (2) Negara harus secara sukarela mengurangi
perananya dalam ekonomi; (3) Perusahaan harus diberi kebe-
basan total; (4) Serikat buruh harus diberangus; (5) Proteksi so-
sial bagi warga negara harus dikurangi. Mochtar Mas'oed juga
menyatakan kalau kemunculan Neoliberal memiliki tiga kon-
teks: konteks strukfural, konteks finansial, dankonteks ideolo-
gis. Konteks struktural berkaitan dengan fenomena persaingan
antar negara kapitalis besar yang sengit sejak tahun 1970-an.
AS versus Jepang, AS versus Eropa atau Eropa versus Jepang,
akibat da;i' ovu produksi yang kemudian akan memunculkan
konfl ik per dagangan yang keras. Efek dari over produksi ini ber-
mata ganda. Pertama, mendoibng sebuah kompetisi global
yang kemudian terlembagakan dalam aturan main yang teru-
muskan dalam GATT, kemudian menurun dalam sejumlah
aturan WTO. Mata kedua adalahpengembangan strategi pro-
duksi dengan cara mengkontrakkan ke perusahaan lain yang
mampu memasok komponen produksi sehingga perusahaan
mampu mendapatkan komoditas, tenaga kerja murah serta in-
vestasi yang dapat mengelak dari kerusakan lingkungan' Dalam
kontels finansial tentu terjadi pergeseran investasi, dari sektor
riil ke sektor finansial. Standar keberhasilan ekonomi suatu ne-

seperti Afrika, Amerika Serikat, dan Perancis terlibat dalam perjuangan ganas
untuk mengontrol sumber-sumber mineral yang melimpah. Rusia dan Ame'
rika juga terlibat bentrokan di daerah Kaukasus dan Asia Tengah. Lih Ted
Grant & Alan Woods, "Dunia Baru (yangbabakbelur)", hrnal KritikVolume
2/Tahunl,2000

t26
Kapitalisne Global Musuh Terbesar Reiolusi

gara menjadi amat tergantung padapasu modal yang meng-


gantungkan pada standar kurs mata uang. Sedangkan dalam
konteks ideologis, neoliberal adalah buah dari kemenangan po-
litik kanan baru, dengan pimpinan Hayek serta Friedman. Pe-
ngawal utama politik neoliberal adalah IMF yangkiprah mau-
pun peranannya sangat menonjol.30
Sebenarnya apa yangmendorong kebijakan Neolibera-
lisme. I Wibowo3r menyebutkan serangkaian faktor yang me-
munculkan kebijakan ini, diantarannya: pertama, adalah mun-
culnya perusahaan multinasional (multinational corporations-
sebagai kekuatan yangnyata. dan bahkan memiliki
-MNC)
aset kekayaan yang lebih besar danpada negara-negara kecil
di dunia. Mereka inirata-rata mempunyai kantorpusat di nega-
rc-negaramaju (Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Jepang,
dan Australia). Kedua, munculnya organisasi atau "rejim inter-
nasional" yang berfungsi sebagai szmeillance system. Untuk men-
jamin bahwa negara-negara di seluruh dunia patuh menjalan-
kan prinsip pasar dan perdaganganbebas. Ketiga, adanya revo-
lusi di bidang teknologi komunikasi dan transportasi yang
menggerakkan dan mengkoordinasikan produksi ke seluruh du-
nia. Sedangkan keempat adalah politik negara kuat (umumnya
negar4 maju) yang memakai kekuatannya untuk menaklukkan
negarc y angmasih lemah. Kehebatan politik ekonomi neolibe-
ral ini yang kemudian memunculkan sejumlah ironi-ironi, dian-
taranya; pertama adalah kekuasaan yang cukup kuat dari se-
jumlah perusahaan swasta untuk mempengaruhi kebijakan pe-
merintah; kedua, ironi negara yang menyerahkan semua urus-
anrryapada mekanisme pasar yang mengatur produksi, distribu-
si dan konsumsi. Kekuatan sejumlah organ-orgiin internasional
yang menjalankan'kepemimpinan' ekonomi. Sedangkan ironi

3oLih.Tradem, edisi keempat, "Global Insecuritas vs Perlawanan


Global", J anuari-Maret 2003
3'Lih. I Wibowo & Francis Wahono (ed), Neoliberalisme, Pustaka
Cindelaras,2003

t27
ISLAM KIRI

terakhir meskipun kepercayaan pada pasar bebas didengungkan


dimana-mana akan tetapi di negara-negarabesar sendiri ada
aneka macam subsidi yang diberikan, seperti untuk komoditi
pertanian.
Itu sebabnya kehadiran IMF menjadi diperlukan, teruta-
ma ketika banyak negara tidak mampu membayar hutangnya
kembali. Semula Meksiko yang gagal membayar hutangnya
yang jatuh tempo pada tahun 1982. IMR pada saat Meksiko
mengalami masalah, diperlukan untuk mi:mbantu menyela-
matkan neraca pembayatan dan mengatur perundingan re-
stnrkturisasi utang dengan kalangan Perbankan International.32
Perannya menjadi kian penting saatAsia memasuki krisis terbe-
ratnya pada dekade 1997, dimana IMF mencoba ikut meme-
cahkan. Salah satu program IMF yang populer dinamakan de-
ngan SAP (Structural Adjusment Program) yangdidasarkan atas
keyakinan bahwa sektor swasta lebih efektif, dinamis, dan bere-
aksi lebih baik terhadap ekonomi pasar datipada sektor peme-
rintah. Karenanya, IMF selalu mendorong setiap neganunfuk
berintegrasi dalam pasar dunia melalui beberapa kebijakan, di-
antaranya:33 pertama, menuruniian nilai tukar mata uangnya
agar lebih kompetitif;s kedua, mengurangi hambatan-hambat-

32Pada awal tahun 80-an ketika harga minyak mulai turun, Mekiko
mengalami hampir $ 6.milyar penurunan permintaan minyaknya. Menu-
runnya penenmaan mrnyak, ditambah dengan pinjaman luar negeri yang
meningkat da n ktxs yang over value (yang mendorong impor da_n membatasi
ekpor), telah menyibabkan kebangkutan ini. Meksiko memiliki utang da'
lam jumlah besar kepada bank-bank swasta di Amerika Serikat dan negarc'
negita utara lainnya. Selanjutnya Mekiko memasuki perundingan dengan
IMF dan bank-bank swasta kreditornya, dan selama itu pembayaran utang
ditangguhkan selama 120 hari.
- l3Carol
Welch , Panduan Mmgenai IMF,INFID Jakarta
llnilah yang populer kemudian dengan kebijakan pengetatan APBN
dengan cara mengurangi belanja atau menaikkan pajak, atau dua-duanya
untik tn.nyeimbingkan APBi{ dan menghapus kebutuhan pemerintah
untuk mencari pinjaman. Resep yangjusffu menurut sebagian pengkitiknya
menyebabkan 6eniana ekonomi dan menimbulkan biaya ekonomi yang sa-
ngat tinggi.

128
Kapitalisne Glohal Musuh lerbesar Reyo/usl

an perdagangan sehingga mendorong industri lokal lebih kom-


petitif dalam menghadapi produk impor yang lebih murah.
Inilah yang kemudian dinamakan dengan kebijakan liberalisasi
perdagangan, yang menurut mereka telah meluluh-lantakkan
industri lokal; Ketig4 memberikan insentif ekspor seperti ke-
ringanan pajak dan subsidi keuangan; keempat, merangsang
investasi asing dengan menciptakan wilayah perdagangan bebas
atau memberikan pembebasan pajak. Di samping sejumlah
program ini, juga ada sejumlah bantuan yangberada di bawah
program-program IMF yang tetap konsisten dengan paradigma
utamanya, yakni mencebur dalam mekanisme pasar bebas.
Peran IMF yang terpenting adalah melakukan liberal:sasi
finansial dan ini sepenuhnya mendapat dukungan penuhAme-
rika. Bill Clinton yang menetapkan ekonomi sebagai fokus ke-
bijakan luar negerinya membentuk Dewan Ekonomi Nasional
yang kedudukannya setara dengan Dewan Keamanan. Libera-
lisasi Finansial yang dipaksakan pada semua negantentu me-
miliki efek yang membahayakan. Apalagi ketika kebijakan li-
beralisasi Keuangan ini mendapat dukunganbesar dari NATQ
yang memiliki rujuan untuk "miinyebarluaskan keamanan dan
stabilitas yang dinikmati Eropa Barat sejak Perang Dunia II ke
Eropa Tengah dan Timur. Penyebarluasan tersebut akan men-
ciptakan prospek yang bagus untuk menarik investasi" Bahkan
Cohen menyatakan, sffategi pemerintah untuk menentang 'ke-
kerasan dan instabilitas-instabilitas yang membahayakan nyawa
manusia dan pasar"3s Tentu kebijakan ini akan membawa dam-
pakyangmuram, terutama ketika dikaitkan dengan pendapat
yang dikemukakan pertama kali oleh, John Maynard Keynes.
Dikatakan, liberalisasi kapital akan merampas ltemampuan ne-
gara untuk melaLrsanakan kebijakan ekonomi yang independen;
Keynes selalu menganggap pasar iru sesungguhnya birsifat ira-
sional. Tetapi, nampaknya Amerika bersikukuh untuk tetap me-

lsWilliam K Tabb, Tabir Politik Globalisasi, Yogyakarta: Lafadl,2003.

129
]SLAM KIRI

nyakini akan liberalisasi pasar. Dalam laporan subkomite senat


dikatakan, "teologi yang menggerakkan sistem ini adalah ke-
yakinan tak tergoyahkan terhadap pergerakan modal bebas tan-
pa batasan atau regulasi. Tujuan kebijakan AS adalah untuk
memastikan keamanan dan mobilitas modal" Sebuah keyakin-
an yang mesin utamanya adalahlMF dan kekuasaan otoriter
ini tentu memiliki, sejumlah kelemahan-kelemahan serius.
Tentu ada sejumlah kelemahan-kelemahan yang ada da-
lam IMF saat menjalankan programnya. Kritikan utama yang
selalu muncul adalah cara kerja IMF yang sangat teffutup. An-
daikan ada informasi maka itupun informasi yang sangat sepe-
le. Kritik lain adalah tidak adanya akuntabilitas dan evaluasi
terhadap sejumlah program IMF. Apalagi IMF selalumengaku
sebagai lembaga antar pemerintah sehingga tidak merasa perlu
bertanggung jawab kepada publik. Akuntabilitas dan evaluasi
tidak terjadi karena IMF selalu menghindar berurusan dengan
wakil pemerintah dari kalanganyanglebih luas, dengan berda-
lih pada artikel V statuta-nya,yangmenyatakan bahwa kernen-
trian keuangan dan para pejabat Bank Sentral adalah pihak
yang memiliki hubungan langsutig dengan IMF. Di sisi lain pen-
dekatan IMF terhadap penoalan tenaga kerja benar-benar meng-
acu pada pasar, fleksibilitas tenaga kerja akan memberi rangsang-
an bagi bisnis dan penanaman modal yang pasti akan mendo-
rong kenaikan upah maupun perubahan iklim kerja j ika negara
terus berkembang. Dampak pendekatan ini yang menyolok ada-
lah melejitnya angka pengangguran. Di samping iru basis akti-
vitas IMF yang berpij akpada pengetatan moneter dan fiskal,
seperti kebijakan uang ketat, meminta anggatansurplus, dan
mendongkrak tingkat suku bunga hanya menjadi 'obat gene-
rik'36 yang tambah membawa celaka, seperti yang dialami oleh

sseperti dalam pandangan Jeffiey Sachs, menyatakan dua kesa-


9d1
lahan terbisar IMF. Pertama, terapi suku bunga tinggi bersifat kontrapro-
duktif, karena hal ifu hanya akan membangkrutkan perusahaan-perusahaan.

130
Kapitalisme Global Musuh Terbesar Revblusi

Indonesia.3T Jugayang terus mendapat kritik adalah pengikut-


sertaan kreditor swasta sebagai syarat bantuan IMF memberi
kedudukan tawar menawar yang sangat besar kepada kreditor
swasta, walaupun kreditnya sangat kecil dibandingkan dengan
bantuan IMF.38 Selain itu juga yang tak kalah hebohnya, perha-
tian IMF padaperdagangan bebas dan pertumbuhan ekonomi
yang mengandalkan ekspor telah'berhasil' merusak lingkung-
an. Mengingat sejumlah kelemahan-kelemahan diatas iru pula-
lah maka ada kritik, bahkan tunfutan untukmembubarkan saja
instirusi ini.
Malahan ada orang Indonesia yang pernah menuntut
IMFdi Den Haag, tapi runtutan iru dibatalkan, karenapenu:rtut
harus negara bukan pribadi. Kini memang disiapkan sejumlah
tuntutan oleh sejumlah pengacara di Washington terutama me-
nyangkut conflict of interest para mantan pejabat tinggi IMF. Se-
bab adabanyak bukti dimana banyak pejabat IMR tak sedikit
terlibat dalam bisnis di negara yang menjadi sasaran program.
Seperti di Rusia dimana para penasehat IMF terlibat spekulasi

Kesalahan kedua, IMF menggunakan jalur pemotongan anggaran peme-


rintah @udget Cuts) yang berdar,npak pada melemahnya daya stimulus ter-
hadap perekonomian. Lih. A Tony Prasetiantono, IMF, Cinde Laras 2003
rTlni misalnya dilakukan pada awal 1998 dimana lewat dana IMF
digelontorkan banruan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 140 tri-
liun tetapi dipakai untuk membiayai capital flight melalui transaki derivatif,
yang jumlahnya seperti diakui oleh IMF, Rp 20 triliun. Kebijakan ini aneh,
setidaknya menurut pengkritik IMF, Stiglitz, yang menyatakan jika ekonomi
satu negara turun semestinya kebijakan monoter dan fiskal dilonggarkan,
sebagaimana terjadi di Amerika dan Jepang tahun 30-an, tapi ketika IMF
menghadapi soal yang sama, tambah negara dianjurkan untuk melakukan
pengetatan-yang justru-makin memperdalam krisis. 1.1h. Tempo 6 April
2003
38Contoh kasus yang dikutip adalah Rumania, yang mengalami
kekurangan US$ 36 juta yang harus dikumpulkan dari para keditor swasta
sebagai syarat untuk mendapatkan milliaran dollar bantuan IMF. Para
kreditor swasta benar-benar mengeksploitasi posisi kunci yang diberikan IMF
kepadanya. Mereka tak hanya berhasil memeras Rumania untuk membayar
bunga tinggi, tapi dalam satu kasus bahkan berjaya mendapatkan perlakuan
lunak dalam pelaksanaan suatu peraturan tertentu. Lrh. Tempo 6 April 2003

l3l
ISLAM KIRI

mata uang. Bahkan kini mulai dibeberkan sejumlah fakta ten-


tang efek-efek menjadi pasien IMF, sebagaimana yang dinyata-
kan oleh Bandow dan Vasquez.Dinyatakan, kalau pada tahun
1989 60 negarayang menggantungkan diri pada bantuan IMF
selama 30 tahun, Z{negaramenjadi pengutang selama jangka
waktu antara 20 sampai 29 tahw. Dan 4l atau sepertiga dari
negara-negara di dunia, memakai kredit dari IMF selama 10
sampai 19 tahun. Ini artinya IMF telah melakukan sejumlah
kesalahan fatal yang mengakibatkan negartidalam kondisi ma-
kin terpuruk. Kini dengan anggota yangjumlahnyalS2negata
pada tahun 2000, organisasi ini fumbuh dengan pengaruh yang
mencengkram sekaligus membahayakan. Itu seb abny aberbagai
gerakan oposisi terhadap IMF kian nyaring didengungkanbaik
oleh sayap intelektual maupun mantan orang IMF sendiri. De-
sakan untuk segera mengakhiri kontrak dengan IMF maupun
aksi untuk menuntut IMF ke pengadilan kini sama kuatnya de-
ngan gerakan menolak pemberlakuan pasar bebas' Barisan opo-
sisi yang nampaknya akan terus maju dan malahan mulai me-
nyuntikkan kesadaranbaru tentang ancaman IMF maupunba-
dan-badan keuangan Internatioiial lain.
Tuntutan yang makin mengeras ini telah mengetuk Wa-
shington untuk kembali memikirkan strategi penaklukan sejum-
lah gerakan oposisi. Diantara taktik yang diterapkan adalah:3e
( 1 ) Washington berusaha memecah-belah oposisi antidiktator

dengan mendanai dan mengatur kelompok borjuis liberal sam-


bil mengisolir dan mendemobilisasi getakan-gerakan kerakyat-
an sayap kiri; (2) Washington mengkampanyekan transisi hasil
negoisasi antaraliberal borjuis dan militer yang akan memper-
tahankan kekuatan bersenjata, memperkuat kebijakan-kebijak-
an "pasarbebas" dan memperkenalkan pemilihan umum. Ke-
munculan sejumlah Ornop yang menggerakkan agenda demok-

3elih. James Peffas dan Heltmeyer, Imperialisme Abad 21, Kreasi


Wacana,2002

r32
Kapitalisme Globat Musuh Terbesar Revotusi

ratisasi sebenarnya dilandasi oleh motif itu, karenanya bebera-


pa kalangan mulai menggulirkan beberapa kritik, yang berki-
sarpada: pertama, Ornop telah menjadi tempatberteduh yang
nyaman bagi sejumlah intelektual yang ingin 'bertahan hidup';
kedua, kegiatan Ornop telah menjadi komoditas yangberorien-
tasi semata-mata padaproyek yang bisa'dijual' ; ketiga, Ornop
menjadi lowongan kerja tersendiri yang memiliki potensi untuk
menampung tenaga kerja. Ringkasny4 gerakan Ornop telah
menjadi kekuatan proyek dan lama-kelariraan memang tidak
lagi berorientasi gerakan. Dalam kaitan inilah proyek neolibe-
ralisme ditegakkan, di tengah lesunya gerakan kerakyatan dan
buasnya kekuatan swasta yang hendak menggantikan kuasa da-
ri pemerintah. Kita akan menyinggung dalam bab berikutnya
mengenai pelumpuhan gerakan oposisi ini.
Selain dengan melumpuhkan gerakan radikal, juga dido-
rong kebijakan keras terutama menyangkut tentang instalasi
minyak di Timur Tengah. Amerika Serikat yang mulai dijang-
kiti oleh perasaan sebagai pemegang mutlak kekuasaan dunia
berkosentrasi pada masalah: di mana dapatdibangun instalasi
pipa minyak untuk menstranspiirtasi minyak bumi dari Baku
(Azerbaijan)40 ke negara -negaraBarat. Amerika punya kepen-
tinganbesar dalam mengontrol wilayah AsiaTengah demi dua
kepentingan strategis: Pertama, meningkatkan dan mendiversi-
fikasikan kebutuhan minyak bumi sebagai sumber energi selu-
ruh dunia. Artinya, kalau berhasil AS akan menjadi pengontrol
pemasokan minyakbumi. Baginegara Paman Sam, mengon-
trol minyakbumi sinonim dengan mengusai seluruh dunia. Ke-

asetelah jatuhnya Uni Sovyet mulailah terjadi transformasi


sejumlah
negara-negarc kecil dan kompetisi antar wilayah dimana sejumlah negara
besar berusaha ikut mempengaruhi. Azerbaijan Intelnational Operating Company
(AIOC) adalah konsorsium minyak bumi n egara Azerbaijan dan perusahaan-
perusahaan minyak asing milik AS dan Inggris, mengumumkan pada tahun
1999 bahwa instalasi pipa minyak bumi dapat dibangun dari Baku hingga
Ceyhan (melintasi Azerbaijan, Georgia dan Turki) Lih Martin Bhisu SVD,
"Di Balik Ancaman Militer AS terhadap bak", KompasT Maret2003

r33
ISLAM KIRl

dua, mengawasi kedaulatan negara- neganindependen di Asia


Tengah (yang notabene kaya akan minyak) dan menghindari
hubungan mereka dengan Iran. Akan tetapi, kontrol atas pipa
saluran ini harus berhadapan dengan sejumlah perusahaan-per-
usahaan besar, yang didominasi oleh perusahaan Perancis, Jer-
man, Cina, Jepang, danRusia. Waktu itu melaluiMenteri Per-
tambangan dan Energi Bill Richardson, mencanangkanbahwa
perlombaan harus dimenangi oleh AS dan menolak jalur pipa
minyak melalui Baku dan Rusia. Dalam kaitan iniiah perang
dengan Irak menjadi relevan bagipartaiRepublik yang sangat
neokonservatif. Dari sisi geografis Irak sangat strategis karena
barangsiapa mengontrol wilayah utara Irak akan mengontrol
semua pipa pengilangan minyak yang melewati Turki bagian
selatan, atau dapatmelancarkan serangan militer terhadap sa-
lah saru pipa pengilangan minyak yang melewati Iran. Dengan
memulai peperangan, dunia hendak diatur kembali terutama
peran serta fungsi dari PBB maupun pemerintah negaft-negara
tertentu. Meski ada pula motif ekonomi lain yang berkaitan
dengan posisi mata uang Euro dimana banyaknegara, terutama
di TimurTengah, yang ingin negarapembeli minyak memakai
uang Euro ketimbang dollar Amerika.a' Langkah ini secara lang-
sung memukul perekonomian Amerika sekaligus posisinya se-
bagai pemegang hegemoni. NeoKolonialisme ditebar memang
bukan melalui persenjataan, tapi kini melalui pengaturan eko-
norni yang kadang memakai mata uang.
Dalam konteks inilah maka neo kolonialisme, sebagai
benrukpenghisapan perusahaan multi national kepada negata
miskin berlangsung. Karakter NeoKolonialismea2 itu meliputi:
( I Penetrasi ekonomi oleh kapital monopoli Barat melalui
per-
)

arHal ini dikerjakan oleh Saddam Hussein yangpada dekade 2000


yang lalu minta pada PBB supaya semua minyaknya dibayar pakai Euro
ian"ini memukui dollar Amerika yang selama ini bertahta sebagai mata
uang dunia. Lih artikel yang disebarluaskan me-lalui email
- a,Lrh PembebasanNo 6/Tahun ll/Maret2003

134
Kapitalisne GIobal M usuh Terbesar Reiolusi

usahaan-perusahaan multinational ke negeri-negeri yang baru


merdeka; (2) bantuan ekonomi bersyarat dan praktek suap agar
sesuai dengan kepentingannegara donor; (3) pendirian pang-
kalan militer oleh kekuatan B arat; (4) Berlanjutnya sistem biro-
krasi, stnrkrur sosial dan sistem sosial politik yang ada sebelum
kemerdekaan yang bersekutu dengan kekuatan imperialis untuk
melawan semua kekuatan rakyat, baik yang kiri maupun kanan.
Negeri yangberpenduduk mayoritas muslim dimana memiliki
kekayaan alam dan tambang yang luar biasa besarnya, akan
menjadi sasaran utama dari gerak kapitalisme gilobal. Sudah
tentu akan ada serangkaian ketimpangan yang menimpa nkyat
dan ini akan dialami terutama oleh merekayangberada dalam
kedudukan marginal. Kita akan melihat dalamba$an selanjut-
nya bagaimana derita rakyat akibat dari penerapan sistem eko-
nomi global ini. Tinjauan yang sepatutnya akan membuat kita
sadar kalau sistem ini sudah saatnya untuk dihancurkan.

l(etladalrn
tlrlem l(apltrllsmo
....tapi, ditubuh tembok itu
telah kami sebar biji-biji
sualu saa( kami akan tumbuh bersama
dengan keyakinan:
Engkau harus tumbang!
(WijiThukul, Benih yang terus tumbuh...)

Sudah bisa dipastikan berapa besar kerugian akibat dari


penerapan sistem ekonomi yang kapitalistik ini. Sistem yang
makin lama mencabut tiga faktor yang selama ini menjadi dasar
dari produksibarangdan jasa: yakni, tanah (land), modal (mo-
nqt/kapital), dan tenaga kerja (labour) Dalam perkembangan-
nya, ekonomi neo liberal, melihat secara subyektif faktor modal
dan tenaga kerja sehingga titik berangkatnya, adalahsudut pan-
dang subyektif orang yang melakukan kerja. Dalam gagasan
neoliberal, misalnya upah (wageq salary) seseorang bukanlah

t35
ISLAM KIRI

'harga'bagitenagakerja yang dijual, melaink an'laba' dari 'mo-


dal'yang dipunyainya (otot, ketrampilan, pengetahuan, dan la-
in-lain) Sehingga setiap orang akan menjadi wirausahawanbagi
dirinya sendiri.a3 Itu yang menyebabkan persoalan eksploitasi
mampu disembunyikan secara rapi dalam bingkai kontrak ker-
ja. Setiap orang akan memanfaatkan kemampuannya sendiri,
karena itutah modal yang dapatdijadikannya terjun dalam are-
na pasar. Tapi, benarkan eksploitasi dan penindasan iru terhen-
ti? Perkembangan kapitalisme mutakhir dimana sistem ini
mengalami pengorganisasian yang tinggi telah membawa ke-
kuasaan multinasional melebihi kuasa dainegara. Dari sana-
lah peran dan konffolnegara, menjadi seperti yang dikatakan
berulang-ulang oleh Marx, sekedar perkakas dari kepentingan
kaum imperialis.
Awal perubahan yang mempercepat jatuhnya korban ke-
tika negara memufuskan unfuk menjalankan privatisasi. Mela-
lui privatisasi negara dieliminir perannya dalam menjalankan
perekonomian negara, bahkan saat ini telah dipangkas semua
fungsi pelayanan publik, seperti pendidikan dan kesehatan.
Langkah privatisasi ditempuh juga unfuk mempercepat arus
kosentrasi kekayaan pada sekelompok orang, artinya privatisasi
telah mendorong munculnya kaum monopolis yang hendak
menguasai kekayaan milik publik. Tapi,yangjauh lebih penting
privatisasi adalah strategi atau mekanisme yang hendak meng'
atur aset-aset ekonomi demi akumulasi imperial. Proses akumu-
lasi ini tampak dalam asset kepemilikan, dimana diantara 178
perusahaan yang go pubft'c di Indonesia, 67,1 persen dikuasai
oleh keluarga-keluarga bisnis, dan hanya 5,1 persen di tangan
publik. Lebih lugas lagi , 1 5 keluarga menguasai 6 I 7 penen dari
,

seluruh kapitalisme pasar. Itu sebabnya pada lingkup global,


tampak betapa culasnya program privatisasi ini, sebagaimana

43lih B Herry Priyon o, Dalam Pusaran Neo LiberaftSza, Pustaka Cinde


Laras, 2003

r36
Kapitatisne dob) Musuh ?erbesar Revdusi

tertera dalam Gini confcimr(indikator kesenjangan kekayaan)


melonjak dan 62,5 menjadi 66,0 hanya dalam waktu 5 tahun
( 1 998- 1 993), artinya safu persen (l%) w ar ga terkay a dunia me-

nguasai kekayaan yang diterima 57 persen warga termiskin.


Dalam contoh yang lebih konkrit: Gaji CEO Disney, Mi-
chael Eisner, sama dengan upah 10.000 buruh Haiti yang mem-
produksi boneka dan pakaian Disney. Pendapatannya dalam
sehari setara dengan upah seorang buruh selama 166 tahun.
Tentu upah dan kerja CEO ini yang membuat kesenjangan dan
eksploitasi menjadi hal yang tersembunyi karena berlindung
di bawah kalimat manajemen dan profesionalitas. Perusahaan
Nike di Indonesia, pada 1997 menghasilkan keuntung an yang
dibawa ke Oregon (AS) sebesar US$ 5,3 milyar. La$-lagiinves-
tasi asing langsung (Foreign Direct Investment) keuntungannya
tetap akan mengalir ke negara-negara industri maju, bukan pa-
da negara-negara miskin, meski perus ahaan cabangnya bertem-
pat disana. Sedangkan contoh yang lebih mengenaskan akumu-
lasi kekayaan dari proses privatisasi; tiga orang terkaya di dunia
ini berpendapatan lebih besar dari 48 negara berkembang dunia.
Kekayaan bersih 200 orang teikaya di dunia meningkat dari
US$,140 milyar di 1994 menjadi US$ I trilyun pada tahun 1 998.
Empat persen dari harta kekayaan mereka dapat mengatasi
problem kemiskinan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri ada
fakta yang menyedihkan, 64000 orang Indonesia memiliki sim-
panan sebesar US$ 257 milyar di luar negeri. Belum lagi ada
fakta, kalau dua orang terkaya di Indonesia masuk dalam daftar
538 orang terkaya di dunia. Sementara itu 19,5 persen dai?I0
juta penduduk Indonesia menjadi pengangguran. Kejahatan
swastanisasi yang membiarkan akumulasi kekajaan pada sege-
lintir orang ini telah menelantarkanbanyakpenduduk di muka
bumi ini dalam jurang kesengsaraan.
Bahkan denganberlakunya kebebasan dalam proses per-
daganganbarangdan jasa, sembari membiarkan gerak perusa-
haan multinational untuk menempatkan perusahaannya di ka-

137
ISLAM KIRI

wasan negara-negara miskin, akumulasi keunfungannya bisa


melebihi pendapatan satu negara. Dalam sebuah datadinyata-
kan, kekayaan perusahaan multinasional dewasa ini sudah jauh
melampaui pendapatan negara-negara di dunia. Pada tahun
L997 total penjualan General Motors sebesar US$ 164 milyar,
sementara GDP Norwegia hanya sebesar US$ 153 milyar dan
GDP Indonesia US$ 52 ,2 milyar. Karena pendapatan yang be-
sar itulah maka dengan mudah perusaha.an-perusahaan multi-
nasional membiayai sejumlah riset-riset ydng dilakukan oleh
perguruan tinggi. 60 persen kegiatan Litbangdi negara-negarc
maju, seperti AS, Jerman, Inggris, Perancis, dan Jepang, dibia-
yai oleh dan dilaksanakan di perusahaan swasta dan institusi
lain yang berafiliasi dengan usaha perdagangan. Apa yang di-
teliti jika yang membiayai riset adalah perusahaan? Dari data
dinyatakan, dalam tahun 1998 dengan total dana 70 milyar
dollar AS, hanya 300 juta dollar (0,43 persen) dirujukan bagi
pengembangan vaksin AIDS, dan hanya 100 juta dollar (0,34
penen) bagi riset obat malaria, sebagian besar biaya riset unruk
obat-obat kegemukan, kecantikan, dan yang sejenisnya. Dogma
perdagangan bebas yang selami ini didengung-dengungkan
akan membawa kemakrnuran ternyata hanyabohong sebab ada
serangkaian fakta kesenjangan yang tak bisa ditutup-rutupi.
Laporan Human Development UNDP tahun 199244
memperkiral<anbahwa}0 persen dari populasi dunia yang ting-
gal di negara-negara maju memperolehS2,T persen dari total
pendapatan dunia, sementara 20 persen lainnya yang tinggal
di negara-negara termiskin hanya menerima 1,4 penen (UNDP,
1992) Pada tahun 1989, rata-rata pendapatan dari 20 persen
masyarakat yang hidup di negara-n egarc palingkaya mencapai
60 kali lebih tinggi dari 20 persen masyarakat yang hidup di
negara-negara yang paling miskin. Rasio ini merupakan dua

al-ih Martin Khor, Globalisasi Paangkap Negara-Negara Selatan,Cinde


Laras Pustaka Cerdas, 2002

138
Kapitatisne Global Musuhlerbesar Revotusi

kali rasio tahun 1950, sebesar 30 kali. Laporan Human Deve-


lopment tahun 1996 menunjukkanbahwa selama tiga dekade
yang lalu, hanya I 5 negara yang mengalami tingkat pertumbuh-
an yang tinggi, sementara 89 negara menjadi lebih buruk seca-
ra ekonomi dibandingkan dengan keadaanya sepuluh tahun
yang lalu atau lebih. Secara rinci UNCTAD menunjukkail, P?-
da tahun 1965,rata-rata pendapatan per kapita dari negara-ne-
gara industri yang tergabung dalam G-7 mencapai20 kalinya
dari tujuh rLegafttermiskin di dunia; dan pdda tahun 1995 men-
jadi 39 kalinya. Kesenjangan ini juga ditengarai oleh ketidak-
merataanpendapatan di dalam negeri. Pendapatan dari kelom-
pok 20 persen penduduk terkaya makin meningkat hampir di
tiap negara, sedangkan 20 persen penduduk miskin gagal untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang paling standar sekalipun.
Harian The Wall Street Journalasmenampilkan serangkai-
an contoh bagaimana korporasi-korporasi besar dunia meng-
ambil keuntungan besar dari: (1) pengurasan sumber daya alam
secara agresif, lewat pembabatan hutan, perikanan, tambang
dan pembuangan sampah berbahaya; (2) terkurasnya modal
manusia dengan jalan mempertahankan kondisi kerja yangber-
ada di bawah standar, seperti memperkerjakan wanita-wanita
yang tadinya bergairah dan produktif hingga mereka menjadi
cacat seumur hidup karena kebutaan, alergi, sakit ginjal, dan
lain-lain; (3) pengurasan modal sosial dengan memecah belah
serikat buruh, memberi gaji yangrendah, memperlakukan bu-
ruh sebagai barang yang bisa dibuang demikian saja; dan (4)
terkurasnya modal kelembagaan dengan jalan menggerogoti
fungsi dan kepercayaan terhadap pemerintah yang sebenarnya
dibennrk oleh ralqyat sendiri. Apalagi, dalam usahanya korpora-
si akan menggunakan tenaga-tenagaterbaik, yangkadangber-
asal dari rakyat, seperti ahli hukum yang dimanfaatkan untuk
melindungi segala usahanya dari berbagai tekanan. Di Indo-

asl-ih David C Korten, The Post Corporate World, YOI, 2002

t39
ISLAM KIRI

nesia bahkan sejumlah perusahaan ini membiayai kegiatan Or-


nop, yang memang dijadikan sebagai, basis legitimasi usahanya.
Yang terpampang dengan keadaan seperti ini adalah ketim-
pangan yang makin menyakitkan dan membawa korban besar.
Segala ketimpangan ini diimbangi oleh bagaimana bisnis
persenjataan menjadi proyek utama berbagai negara-negara
maju. Dengan alasan pembasmian terorisme dibantulah sejum-
lah negara untukmelawan kaum teroris,.seperti Oman, Nepal,
Ethiopia, Jibuti, Kolombia, Filiphina, Georgia, dan Indonesia
yang menelan dana 372,5 jrfta dollar AS. Lewat AS dijuallah
sejumlah senjata dan kendaraan militer canggih ke Israel yang
nantinya dimanfaatkan untuk membantai rakyat Palestina. Se-
perti pada tanggal9 April2003, helikopter Apache Israel dan
pesawat jet tempur F-16-pembelian dari Amerika-diguna-
kan untuk menembakkan rudal pada mobil yang dirumpangi
warga Palestina. Setelah serangan itu Israel kemudian membu-
nuh sejumlah warga yang menonton termasuk dua anak yang
berusia 13 dan 16 tahun. Bahkan, presiden George W Bush me-
minta persetujuan dana 4,4lmilliar dollar AS untuk membiayai
penjualan senjata. Dana yang ditrsulkan iru termasuk 60 juta
dollar AS untuk bantuan militer ke Israel, 15 juta dollar ke Ya-
man, 110 juta ke Kolombia untuk melindungi Cano Limon-
jaringan pipa minyak-yang sebagian sahamnya dimiliki Occi-
dental Petroleum. Sikap serupa dilakukan oleh Perancis yang
memasok amunisi ke Senegal yang ternyata diguna.kan untuk
membunuhi rakyatnya sendiri. Inggris juga melakukan h alyang
sama yakni memberikan fasilitas tekhnologi pada pesawat F
16 Israel yang, kemudian dimanfaatkan untuk membunuhi war-
ga Palestina. Bahkan selama tahun 2001, 4000 warga sipil Ko-
lombia mati karena dibunuh oleh kelompok paramiliter, yang
persenjataanya diperoleh dari Amerika.a6 Kapitalisme menja-
diberwajah kejam karena ditopang oleh instlasibisnis persenja-
taan.
fLih. KompasTT Mei2003

140
Kapitalisme Global Musuh Terbesar Revdusi

Bahkan perang yang dikobarkan oleh kaum imperialis


ini tidak saja meninggalkan korban melainkanjuga menyisakan
banyakranj atdarat. Beberapa kawasan tempat peperangan kini
disibukkan dengan pembersihan ranjau. Menurut data yangter-
sebar, sekitar 60 persen dari total produksi ranjau dibuat oleh
Cina, Rusia, dan Amerika Serikat.aT Bahkan negaru kecil, se-
macam Singapura ikut menjadi produsen ranjau. Padahal 90
persen korban ranjau darat itu menimpa masyarakat sipil, bu-
kan tentara. Bahkan 2}hinga 30 persen korban ranjau darat
didominasi oleh anak-anak. Bertebarannya ranj au di berbagai
kawasan ini, memang bertentangan dengan ratifikasi pelarang-
an pemakaian ranjau yang disudah ditandatangani oleh 125 ne'
gara. Dan repotnya upaya pembersihan ranjau ini juga tidak
gampang. Pertama, berkaitan dengan masalah alam. Dalam
musimbanjir misalnya, ranjau akan dihanyutkan air dan kem-
bali terdampar di tanah yang sudah dibersihkan. Kedua, ternya-
tabiayapenghancuran ranjau jauh lebih besar dari biaya pem-
buatannya. Bayangkan untuk kawasan Thailand saja tersimpan
76.450 ranjau yang menempati sekitar 2,5 milyar meterpersegi
tanah di seluruh perbatasan Thtiiland dengan Myanmar, Laos,
Kamboja, dan Malaysiayangtercemar ranjau. Ranjau ini me-
rupakan warisan perang sebagaimana masih berkeliarnya ba-
nyak senjata pemusnah massala8 yang produsen maupun pema-

aTJika menilik data penyimpan cadangan ranjau terbesar akan tampak

negara Cina (110 juta), Rusia (60-70jua), Amerika Serikat(l I,2 juta) Ukraina
(6,35 juta) Belarusia (4,5 juta), Pakistan (6 juta) India (4-5 juta)Lih. TempoT
September 2003
asSenjata pemusnah massal (mass destruction weapons) yangpaling
besar dibangun di AS, satu berlokasi di Los Alamos, dan Sandia di New
Mexico, dan kedua terletak di Lawrence Livermore California. Bahkan, da-
lam melakukan pengeboman di Nagasaki, Presiden Truman merupakan
orang pertamayang menunjukkan kepada dunia kalau AS boleh menggu-
nakan cara apasaja dalam membasmi musuh-musuhnya. Semangat penak-
lukan AS pada negarc-negara lain, amat berpengaruh dalam penyusunan
kebijakan politik luar negeri. Kebijakan yang bertumpu pada pembatasan
senjata pemusnah massal dan pengawasan terhadap produki senjata. Lih,
Dominick Jenkins, The Final Frointer,Yerso, 2002

t4l
ISIAM KIRI

kaiannya adalah negara-negara kapitalis. Semua iru mengambil


korban banyak warga sipil, terutama anak-anak yang sebenarnya
jendela masa depan. Kapitalisme memang sistem yang tidak
menghargai sebuah masa depan yang lebih baik dan manusiawi.
Tidak manusiawinya kapitalisme ini, misalnya terdapat
dalam pengelolaan sumber daya at.Industri modern merupa-
kan industri yang'boros' dalam pemakaian air. Seperti industri
pembuatan kertas yang menggunakan 60.000 s'ampai 190.000
galon air per ton kertas atau rayon. Proses p'emutihan menggu-
nakan 48.000 hingga 72.000 galon air tiap ton kapas. Untuk
perdagangan jarak jauh, pemaketan buncis dan buah persik ma-
sing-masing menggunakan 17.000 hingga 4.000 galon air per
ton. Hal yang serupa terjadi pada industri komputer. Hal inilah
yang berujung pada'perebutan' pembangunan bendungan, di-
mana Bank Dunia kini memaksakan privatisasi air dengan
mengganti kontrol pemerintah menjadi kontrol oleh korporasi.
Dampak yang paling nyata dari proyek pembangunan bendung-
an adalah penggusuran besar-besaran. Komisi Dunia tentang
bendungan memperkirakan bahwa di seluruh dunia, 40 sampai
80 juta orang digusur oleh proyekbendungan. Pada tingkatan ter-
tentu, proyek bendungan ini melahirkan peperangan yang ber-
orienasi pada paebutan air. Perang antara orang Israel dan Palestina
adalah perang memperebutkan air. Sungai yang diperebutkan
adalah sungai Jordan yang digunakan oleh Israel, Jordania, Syi-
ria, Lebanon, dan Tepi Barat. Pertanian industrial lsrael yang
ekstensif memerlukan air sungai dan juga air tanah dari Tepi
Barat. Sementara, hanya 3 persen lembah Jordan yangberada
di wilayah Israel, namun sungai Jordan mensuplai 60 persen
kebutuhan air di negara tersebut. Bahkan, pendirian Israel dida-
sarkan pada jaminan ketenediaan air-sebagaimana diucapkan
oleh PM Israel, David Ben Gurion- "Pentingbahwa sumber

142
Kapitatisne Global Musuh Terbesar Revolusi

daya air, dimana masa depan tanah berganrung, harus tetap


berada di dalam batas wilayah tanah Yahudi'.ae
Bahkan air kini menjadi bagian penting dari komoditi
perdagangan sebagaimana banyaknya perusahaan-perusahaan
besar yang mengkomersilkan air. Dua pemain besar dalam in-
dustri airberasal dari Perancis, yakni, Vivendi Enviroment dan
Suez Lyonnaise des Eaux yang memiliki jangkauan bisnis di
120 negaru. Vivendi adalah raksasa dalam bisnis air dengan
pendapatan 17,1 milliar dollar dan Suei memiliki pendapatan
5,1 milliar dollar pada tahun 1996. Raksasa lain berasal dari
Spanyol dan Inggris yangtelah menjarah kekayaan air di kawas-
an Amerika Latin, Asia, dan Afrika Selatan, Bahkan, perusaha-
an seperti General Electric kini mulai bekerja sama dengan
Bank Dunia dalam rangfta menciptakan dana investasi untuk
memprivatisasi pembangkit listrik dan air di seluruh dunia. Jika
air menjadi sasaran maka sumber dayalaintentu menjadi sasar-
an berikutnya, diantaranya adalah tanah. Kasus Indonesia
membuktikanbagaimana Bank Dunia kini mulai membuat pro-
yek yang bernama'Proyek Administrasi Pertanahan' yang tuju-
annya adalah melakukan deregutasi semua perundang-undang-
an yang menyangkut tanah, khususnya menghapus distorsi in-
vestasi tanah yang dikelola irara pemodal. Ini merupakan bagi-
an dari strategi kapitalis untuk mendorong kebijakan pertanah-
an yangberbasis modal besar, seperti tanah untuk industri asing
maupun domestik,so industri kehutanan, agroindustri, industri
manufakrur hingga industri pariwisata. Orientasi kebijakan ta-
nah yang mengacu pada kapitalisme global ini akan berakibat
pada kesenjangan kepemilikan tanah dan memacu industriliasi
yang berskala berat, bahkan secara langsung, akdn mengganggu
sumber daya lingkungan.

aT-ih Vandana Shiva, Water Wan: Privatisasi, Proft dan Polzsi, Insist
Press, 2002
sUraian lebih mendalam, lih Noer Fauzi, Benaksi untuk Pembaharuan
Agraria,Insist Press, KPA dan Karsa, 2003

t43
ISLAM KIRI

Ujung dari kebijakan ekonomi yang nista ini adalah pe-


ngangguran dan meledaknya konflik sosial. Pengangguran ini
muncul juga karena begitu mudahnya perusahaan untuk ber-
pindah satu tempat ke tempat lain. Salah satu penyebabyang
kerapkali ditudingkan adalah buruh yang terlalu banyak me-
nuntut. Kapitalisme dalam mengembangkan usahanya me-
mangberusaha untuk menekan komponen produksi, diantara-
nyayangpaling empuk ditekan adalah buruh. Dengan gam-
pang perusahaan itu berpindah ke negara lain dan penganggur-
an akan mencuat sebagai masalah utama. Paul Krugman, pem-
bela kaum kapitalis, mengatakan kalau praktek pengisapan bu-
ruh itu memang jahat, tapi nasib buruh sejak munculnya peru-
sahaan besar lebih baik ketimbang sebelumnya. Peryataan aro-
gan Krugman, selain menunjukkan keberpihakannya juga tidak
jeli melihat motif sejumlah perusahaan ketika menanamkan
modal pertama kalinya. Sebagian perusahaan ifu memanfaat-
kan keberadaan buruh murah, bahan komoditi yang murah,
pasar konsumen yang besar, dan kepastian hukum yang belum
beres. Pengangguran yang kemudian berujung pada tingginya
perdagangan manusia (traffickiiag in persons) dan konflik sosial
yang meledak di berbagai tempat. Perdagangan manusia ini ter-
nyata juga menggemukkan devisa, seperti angka keuntungan
yang ditunjukkan pada periode 199l-2001 yang didapat oleh
pemerintah Indonesia. Penerimaan dari sektor perdagangan ini
bisa mencapai US$ 3,1 milliar dan tahun 2005 ditargetkan men-
capai US$ 5 milliar. Tapi sekali la$,perdagangan manusia yang
membawa korban anak dan perempuan tidak menyelesaikan
persoalan dasar, yakni pengangguran dan kemiskinan. Seba-
gaimana tertera di tabel di bawah ini, pengangguran tetap men-
jadi masalah besar disini.

r44
Kapilalisne GlobalMusuh Terbesar Revolusi *

abel Anokatan
Tahun Anqkatan Keria Penqanqqur
1 990 73.914 iuta 28.513 iuta
1 998 93.735 iuta 39.363 iuta
2000 95.661 iuta 37.596 iuta
2003 ! 98.000 juta ! 38.000 juta
*Termasuk
setengah penganggur dan penganggur terbuka
Sumber: Republika 17 Juli 2003

Kemiskinan, dalam sistem kapitalisme, sebagaimana di-


ungkapkan oleh Ivan Illich'memodernisasi dirinya. Ambang
batas finansialnya terus-menerus meningkat karena produk-
produk baru dari industri disajikan sebagai kebutuhan-kebutuh-
an dasar, bahkan ketika mereka tidakberada dalam jangkauan
masyarakat' Sehingga, dalam sistem kapitalisme'masyarakat
membayar harga yang terus meningkat hanya untuk semakin
direndahkan' Tingkat konsumsi masyarakat sengaja dirangsang
sehingga setelah massa konsumen memperoleh suatu produk,
produk itu telah terdevaluasi (mengalami penurunan nilai) Ino-
vasi dalam sistem kapitalisme telah melahirkan dogma 'bahwa
apa y angb aru adalah yang lebih baik' sehingga ia lebih banyak
'menciptakan kebutuhan daripada kepuasan' Logika'selalu le-
bih baik' ini menggantikan logika kebaikan yang sederhana se-
bagai prinsip panduan unruk bertindak. Yang paling tragis, ke-
miskinan ini diantaranya disebabkan oleh perubahan individu
menjadi konsumen yang pasif 'karena kebutuhan-kebutuhan
dasarnya pun tak dapat dipenuhi, kecuali dalam logika pasar.
Pada situasi seperti ini, maka Ivan Illich menyimpulkan'struk-
tur dan kekuatan produksi ifu membentuk relasi-relasi sosial'
Sehingga Illich menyatakan, kalau semua kesulitan kitaberawal
dari sistem produksi berbasis pasar, yang sama sekali tidak pu-
nya kepentingan atau minat kepada apayangbaik untuk semua
orang; iahanya tahu tentang nilai tukar, yang secara esensial
relatiFr.

srAndre Gorz, Ekologi dan Kisis Kapitalisme,Insist Press, 2002

r45
ISLAM KIRI

Begifulah sistem kapitalisme dengan kekejamann ya,yang


sebagian disebabkan oleh pertama perkembangan berlebihan
(over dewlopment) daikapasitas produksi yang didasarkan pada
teknologi yang bersifat merusak; dimana sumber daya alam
yang jumlahnya sangat terbatas dikelola dengan eksploitatif,
dan makin menguras kekayaan alamyangjumlahnya terbatas.
Kedua sistem kapitalisme ini juga telah mencabut peran negara,
hanya berdasar atas pengalaman, kalau negara banyak melaku-
kan kejahatan. Sebab 'pasar' sebagai pengganti negara tidak
akan mungkin mampu unfuk melindungi hak hidup masyara-
kat yang teralinenasi, menjamin akan adanya keadilan, bahkan
mempertahankan sifat'umum' sektor-sektor penting. Mengem-
balikan kontrol pada pemerintah mungkin merupakan cara
yang bertahap bisa dilakukan unruk membatasi kekuas aan y ang
dimiliki oleh korporasi. Indikator pertumbuhan ekonomi yang
berdasar pada kinerja pasar dan PDB, hanya bisa berrutur ten-
tang kecepatan kekayaan yang didapat seseorang ketimbang ku-
alitas yang didapatkan oleh kita selama dijalankannya pemba-
ngunan. Indonesia menjadi bukti paling menyedihkan dari seja-
rah perkembangan kapitalisme yangditopang oleh banyak ke-
yakinan sesat. Dengan mengetahui sosok kapitalisme di Indo-
nesia, akan diketahui, bagaimana sadisnya ideologi kapitalis-
me-yang kini mengambil wajah neoliberalisme-ini dalam
membunuh jutaan warga dan memusnahkan potensi sumber
daya alam.

146
Kapilalisme Globat Musuh Teftesar Revolusi

Selanalt Mrsuknya tlsolitslatl$me dl lndoneslr


llanl l(olonialisme Menulu Penlndasan

Ada banyak cara


U ntuk me m ulih kan ekonom i
Salah satunya
Menjual hati nurani
(Acep Zamzam Noor)

Sejarah penindasans2 bangsa ini diawali dari badan yang


bernama "Serikat Perseroan Hindia Timur" (Vereenigde Oostin-
dische Compagnle, VOC) yang mengawasi perdagangan Belanda,
tidak hanya di Nusantara, tetapi juga di Srilanka dan kekuasa-
annya merentang dari Tanjung Harapan hingga ke Jepang. Ba-
dan ini dipimpin oleh dewan pesero "de XVII Heeren" atau
'ke-17 Tuan-Tuan" dimana dewan ini menempatkan Gurbe-
nur Jenderal untuk bertanggung jawab atas setiap transaksi da-
gangyangada di daerah kewenangan VOC. Semula perhatian
VOC mengarah ke luar pulau Jawa, seperti Ambon (1605), Ban-
da(1621), dan MalakaQ6 D Perluasan pengaruh VOC men-
dulang kesuksesan ketika ikut dalam sejumlah intrik politik pa-
da penguasa-penguasa daerah. Perjanjian Bongaya (1667), yai-
ru perjanjian VOC dengan Sultan Makassar setelah terjadinya
peperanganyang sengit merupakan awal ikut campurnyaVOC
dalam urusan politik. Perjanjian pertama yang membuat VOC
mampu mengontrol perdagangan rempah-rempah sekaligus
melumpuhkan perdagangan orang-orang Bugis serta Portugis.
Novel karya Unry Tatang Sontani, yang berju dvl Tanbra,meng-
ilustrasikan bagaimana invasi VOC dalam melumpuhkan kaum
pedagang lokal. Rumusancarakerja VOC-juga disebut Kum-
peni-untuk meraih laba sederhana saja: Beli dengan inurah,
jual dengan mahal. Misalnya, dalam menerapkan strategi di

s2Tulisan mengenai perkembangan sejarah kekuasaan kolonial ini


banyak penulis kutip dari karya Denys Lombard, Nusa lcwa: Silang Budaya,
Gramedia,l996

t47
ISLAM KIRI

Maluku, VOC dengan ketat melakukan monopoli atas produksi


rempah-rempah, sampai melakukan perjalanan hongi untuk
menghancurkan pohon cengkeh yangbukan di bawah penga-
wasannya. Di Jawa, dimana sebagian besar terdapat perkebun-
an kopi dan gula, siasat VOC meliputi pemaksaan terhadap pe-
tani supaya menanam dan memanen tanaman untukKompeni
dengan sedikit atau sama sekali tanpa imbalan.s3
Hingga suatu saat, karena konflik Jawa-khususnya para
penguasa yang berkedudukan di Mataranr,Voc menawarkan
untuk menjadi penengah dan masuk terlibat dalam konflik.
Bahkan VOC masuk hingga kekuasaan teritorial pedalaman,
terutama kawasan Pesisiran, dimana VOC bersaing keras de-
ngan orang-orang Porfugis serta Spanyol. VOC menjadi lebih
gampangmasuk ketika di daerah terjadi konflik seputar masa-
lah 'suksesi', seperti pemberontakan Trunajaya dari Madura
(1677-L680), kemudian Unrung Surapati, seorang budak dari
Bali (1686-L706), terhadap kekuasaan Mataram. Campur ta-
ngan yang berbuah pada monopoli perdagangan sekaligus per-
musuhan diantara fihak-fihak yang bertikai. Bahkan pada ta-
hw 1721, sebuah komplotan ydiig dipimpin oleh seorang Indo-
Eropa, Pieter Erberveld melakukan perlawanan atas VOC. Juga
masyarakat Cina yang memberontak karena dibatasi ruang ge-
rak mereka, diberantas dan dibantai secara massal pada tahun
1740. Usaha penumpasan ini merupakan kebijakan represif
yang kemudian dicoba diperbaiki oleh sejumlah Gurbenur Jen-
deral, seperti yang dikerjakan oleh, Van Imhoff (1743-1750).
Perbaikan yang tidak membawa hasil karena buruknya manaje-
men dan korupsisa yang melanda di lingkungan VOC.

5!Lih Robert Cribb, "Bangsa: Menciptakan Indonesia dalam Indonesia


Beyond Soeharto", Donald K Emmerson (ed), Gramedia,200l
s Ada beberapa pola korupsi di VOC, pertama adalah perdagangan
pribadi yang dikenal dengan nama morshandel (perdagangan kecil) yang
sebenarnya tidak kecil karena mereka menggunakan fasilitas VOC. Dikatakan
bahwa pada abad ke -l 8 banyak kapal VOC tenggelam karena terlalu banyak

r48
Kapitatisme Global Musuh Terbesar Rewiiusi

Perubahan pasca ambruknya VOC ini diiringi dengan


persaingan antarbangsa Eropa selama Perang Revolusi dan Ke-
kaisaran Napoleon, terutama sekali setelah lahirnya "Eropa
Modern" pasca perjanjian Wina, dimana pulau Jawa menjadi
ladang konflik tiga negara besar yakni, Belanda, Inggris, serta
Perancis. Gurbenur Jenderal yang berkuasa pada zamanperu-
bahan ini bernama Herman Williem Daendels dengan kebija-
kannya yang terkenal kejam, yakni praktek kerja paksa. Di ba-
wah pimpinannya dibangun "Jalan Raya Fos" dari ujung ke
ujung pulau, sehingga hubungan timur-barat menjadi mungkin,
juga arus perdagangan komersial. Bahkan Daendels yang men-
jual hak atas tanah kepada para pengusaha Cina. Pasca peme-
rintahan Daendels Batavia jaruh pada kekuasaan Sir Thomas
Stamford Raffles (1781-1826) yang mengembangkan sistem se-
wa tanah. Dalam anggapan penguasa, karena tanah dangap
sebagai milik pemerintah, bersadar hukum kuno "semua tanah
adalah milik penguasa (raja)" maka setiap petani harus memba-
yar pajakdalam bentuk beras atau uang sesuai dengan luas ta-
nah yang disewa. Raffles juga mendukung pembenrukan tanah-
tanah pribadi yang luas dan memberi hak kepada teman-teman-
nya untuk memiliki lahan luas. Karena Perjanjian Wina (l8l 5)
Raffles dipaksa untuk merigembalikan Jawa ke Belanda dan
pimpinan wakru itu beralih ke tangan Gubenur Jenderal, Jo-
hannes van den Bosch.
Bosch memperkenalkan praktek politik yang kejam, yakni
sistem tanam paksa, dimana sistem ini berpandangan kalau Ja-
wa harus diperlakukan sebagai produsen komoditas-komoditas

dimuati barang dagangan pribadi. Kedua adalah menerima suap dari pejabat
VOC rendahan, pejabat Bupati dan dari orang Cina yang memegang hak
penjualan barang-barang VOC, seperti candu. Sebenarnya pada pertengahan
abad ke -18 VOC sudah bangkrut, akan tetapi karena subsidi dari berbagai
rakyat Belanda VOC masih dapat beroperasi, meski menjelang abadke-19
VOC akhirnya dibubarkan juga, dan koloninya diambil alih oleh Pemerintah
Belanda. Lih Onghokham. "Dari Soal Priyayi sampai Nyai Blorong," Kompas,
Oktobet 2002

r49
ISLAM KIRI

ekspor daipadasebagai pasar untuk produk-produknya. Pem-


bayannpajak yang didasarkan pada hasil-hasil pertanian diang-
gap lebih menguntungkan dan lebih mudah dikumpulkan dari-
pada pemb ayaran dalam bentuk uang. Sistem tanam paksa ini
berjalan dengan sukses karena didukung oleh sejumlah elemen,
diantarannya penguasa pribumi yang memiliki kekuasaan regi-
onal; kedua, adalah para residen; ketiga, pengusaha swasta
@ropa maupun Cina); dan keempat,negarakoloni sendiri. Ko-
aliasi ini menghasilkanlabayang besar budt pemerintah Belan-
da, tetapi mendatangkan musibah unfuk rakyat. Serangkaian
kegagalanpanen, epidemi, kelaparan, dan penyakit mulai ber-
jangkit di kalangan rakyat. Seputar tahun 1846-1850 demam
tipus telah mematikan sekurang-kurangnya 100.000 orang di
Jawa, malah sebelumnya pada kurun 1840-an di Demak serta
Grobogan terjadi kelaparan dan pada tahun 1849 serta 1850
wabah kelaparan di Semarang menghasilkan 80.000 orang me-
ninggal.ss Lontaran kritik yang keras itu muncul dalam karya
Multatuli, Max Havelaar,yangterbit pada tahun 1860. Dalam
pandangan Clifford Geertz,sistem tanam paksa telah membuat
para petani Jawa jaruh miskin uiituk selamanya karena mereka
diikat pada struktur bagi-nilai yang semakin rumit sehingga
pembangunan ekonomi berdasarkan pengumpulan nilai menja-
di hampir tidak mungkin, tesis yang kemudian dinamakan de-
ngan "involusi pertanian". Tahun 1870 sistim tanam paksa ak-
hirnya ditutup, apalagi pada tahun itu terusan Suez dibuka.
Dampak yangnyata terjadi perubahan besar khususnya pada
sejumlah komoditi tanaman-tanaman ffopis, seperti karet, tem-

ssKegagalan sistem tanam palsa, selain oleh kekejamannya, juga ron'


toknya koalisi pendukungberjalannya sistem ini. Seperti korupsi yang me'
rajalela yang menyebabkan sistem tanam paksa ini mengalami kegagalan.
Lih. RE Nelson, "Dari State ke State: Rezim yang Berubah dari Produksi
Ekpor Petani pada Pertengahan Abad ke 19 di Jawa," dalam J Thomas
Lindblad, Fondasi Histois Ekonomi Indonesra, Pustaka Pelajar & Pusat Studi
Sosial Asia Tenggara UGM, 2002

150
Xapitatisne Gtobal Musuh Terbesar Revolusi

bakau, dan kelapa sawit. Apalagi sistem tanam paksa telah


membawa akibat pada perluasan perkebunan.s6
Diam-diam terdapat perkembangan di lingkungan kaum
borjuasi Belanda, khususnya dalam melontarkan gagasan libe-
ralnya. Gagasan yang dalam kodteks ekonomi melakukan kritik
atas peran dominatif negara dalam mengatur lalu lintas pasar.
Kalangan borjuasi Belanda menuntut agar sistem merkantilis-
me negara digantikan dengan korporasi-korporbsi swasta. Me-
lalui Partai Liberal dilakukanlah sejumlah reformasi politik
yang puncaknya pada tahun 1870 mendesakkan pengundangan
Agraische Wet dan Agraische Besluit. Undang-undang yang me-
mudahkan jalan bagi pengusaha swasta untuk menginvestasi-
kan modalnya di sektor agroindustri. Inovasi hukum yang
memberikan kesempatan perusahaan swasta untuk menyewa
tanah dalam skala luas atas dasar kontrak secara teratur. Siruasi
yang membikin korporasi-korporasi besar swasta menguasai ja-
lur produksi dan distribusi komoditi strategis untuk kemudian
dilemparkan ke pasar swasta. Perkembangan pesat ini pada ta-
hun 1938 memunculkan}400 perusahaan dengan mengguna-
kan tanah penduduk 2.500.000 hbktar.s? Saat itulah kelompok
swasta melakukan perluasan pasar dengan mencari sasaran ta-
nah sekaligus tenaga buruh yang murah. Hubungan sosial yang
terbenruk antara buruh dengan pemilik modal membawa se-
jumlah ciri :58 (a) buruh menjadi mayoritas pekerjaan penduduk
miskin, dimana tenaga kerjanya diperlakukan sebagai komoditi

$Contoh kasus adalah penuosesan tebu menjadi gula untuk ekpor


semula hanya berlangsung di beberapa wilayah, tapi setelah penerapan prog-
ram tanam paka, maka perkebunan tebu meluas dan bahkan menjadi sebuah
industri padat modal. Di Jawa mulai muncul penggilingan-penggilingan gula
yang dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa BaratapalagS dengan per-
baikan jalan membuat transportasi menjadi dipermudah. Lih. Yoshifumi
Azuma, Abang Beca, Pustaka Sinar Harapan, 2001
57lih Rjkardo Simarmata, Kapitalisme Perkebanan dan Ifunry Pemilikan
Tanah oleh Negara, Insist Press, 2002
58lih Noer Fauzi, Petani dan Penguasa, Dinamika Pejalanan Politik
Agraria, Insist Press, 1999

l5l
ISLAM KIRI

yang dipertukarkan secara bebas dengan upah yang diterimanya;


(b) sementara itu, pemilik modal adalah segelintir manusia yang
memiliki alat produl'rsi dan bahan mentah produksi, dan mem-
beli komoditi tenaga kerja bebas melalui buruh, melalui meka-
nisme upah; (c) seluruhhasil kerjaburuh mengolahbahan men-
tah produksi dengan mempergunakan alat produksi, menjadi
milik pemilik modal. Dalam Prof Van Gelderen, melihat per-
kembangan ini, menyatakan "Perkembangan perusahaan asing
telah menjadikan rakyat pribumi suatu bangsa buruh, dan de-
ngan demikian Hindia Belanda (yairu Indonesia) menjadi bu-
ruh diantara bangsa-bangsa. "5e
Yang menyolok dari perkembangan ini adalah proletari-
sasi rakyat akibat kesenjangan antara pemilikan tanah dengan
usaha-usaha kapitalis. Di sini kelas dalam pemikiran Man< yang
berkaitan dengan kepemilikan menjadi telaah yang berarti.60
Jika diperbandingkan antara tanah yang digunakan untuk
perkebunan asing, pertanian rakyat, hutan, dan beberapa usaha
lain, akan tampak ketimpangan menyolok. Unruk Jawa peng-
gunaan tanah untuk kapitalis agro industri skala besar, meng-
ambil juml ah 1 .25 0 .7 86 ha, y angber arti 9,7 4 persen dari selu-
ruh tanah yangada di Jawa, sedangkan tanah yang diperguna-
kan untuk pertanian rakyat adalah8.662.600 ha. Unruk Suma-
tera Timur 888.000 ha yangberarti26,35 persen sementara jum-
lah yang dipergunakanuntuk pertanian rakyat 252.000ha. Po-
larisasi kepemilikan sebagai dampak dari politik perkebunan
irulah yang telah mendorong resistensi di kalangan rakyat. Apa-
lagi, petani mendapatkan beban pajak serta kewajiban kerja

el-ih. Gunawan Wiradi,Reforma Agraia, Insist Press, 2000


&Kilas menurut Marx dibedakan menurut hubungan kepemilikan,
dimana: (a) Satu minoritas mengendalikan alat produksi (the mean of
produaion) yang mampu menggunakan posisinya untuk merampas surplus;
(b) Mayoritas penghasil yang menghasilkan surplus yang merupakan sumber
kehidupan mereka. Lih. MM Billah "Perspektif Kelas Menengah di Indo-
nesia", Fikahati aneska, Jakarta, 1993, halaman 33.

152
Kapitalisme Gtobal Musuh Terbesar Revolusi

paksa. Tekanan yang kemudian memunculkan sejurnlah protes,


yang bervariasi antar wilayah. Peristiwa Cimamare l9I9 yang
sifatnya sekedar melakukan demonsffasi, kemudian yang popu-
ler, yakni pemberontakan petani Banten 1888 atau gerakan-ge-
rakan perlawanan individual yang dikerjakan oleh si Pirung
hingga pemberontakan yang terorganisir, sebagaimana dilaku-
kan oleh Sarekat Islam. Korporasi perkebunan yang memuncul-
kan perlawanan sengit rakyat ini terhenti ketika Indonesia di
duduki Jepang. Pemerintahan Jepang yang disibukkan oleh pe-
perungan melakukan kebijakan penyerahan produksi pangan
untuk kepentingan perang dan menjalankan praktek romusha.
Sejumlah tanah-tanah perkebunan diambil alih oleh kekuasaan
Jepang hingga kekalahanya dalam perang melawan sekuru.
Sejarah kemudian memberikan petunjuk kemerdekaan
melalui sejumlah perundingan telah mengangkat Soekarno se-
bagai Presiden. Dilandasi oleh visi sosialisnya Soekarno mulai
menghancurkan kekuatan ekonomi swasta asing, dengan mene-
rapkan kebijakan nasionalisasi. Melalui Perafuran Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang Nasionalisasi Per-
usahaan Milik Belan da yangberaba di wilayah Indonesia (Un-
dang-Undang No 86/1958, LN 1958, No 162) ditetapkanlah
sebuah kebijakan nasionalisasi. Perusahaan yang dapat dinasio-
nalisasi, diantaranya perusahaan milik Belanda perseorangan,
Badan Hukum yang sahamnya seluruh atau sebagian milik Be-
landa, perusahaan yang berkedudukan di Indonesia, dan per-
usahaan-perusahaan yang berkedudukan di Indonesi a yang di-
miliki oleh badan hukum yang domisilinya di Nederland. Efek
dari kebijakan ini sangatlah meluas, 38 perusahaan Tembakau
dinasionalisasi d wilayah Jawa dan Sumatera,20l aneka peru-
sahaan, perkebunan dan industri di Indonesia dinasionalisasi,
22 aneka perusahaan dan perkebunan di Sumatera dan Jawa
dinasionalisasi serta 12 anekaperusahaan dan cabang perusa-
haan di Bandungdinasionalisasi. Sosialisme ala Soekarno, yang
didukung oleh PKI, serta dijalankan melalui praktek Demokra-

t53
ISLAM KIRI

siTerpimpin membawa kecemasanbagi sejumlah investor ma-


upun modal swasta yanghendakmasuk. Tentu kondisi demiki-
an mendulang kecemasan serta ancaman khususnya bagi se-
jumlah investor yang mulai mengincar kekayaan alam. Soekar-
no yang menjalankan perubahan sosial dengan siraman ideo-
logi kiri secara berangsur-angsur ikut dalam arus perubahan
global yang telah memecah dunia dalam kutub yang salingber-
tentangan, antaramereka yang menjalankan ideologi kiri serta
di sisi lain kaum kapitalis. Tekanan Amerika yang menjalankan
praktek embargo telah memperuncing kondisi kebangkrutan
ekonomi apalagidengan jatuhnya sejumlah perusahaan rakyat.
Dalam analisis yang dikemukakan oleh DN Aidit, dekade ta-
hun 50-an, banyak perusahaan kapitalis nasional yang bangkrut
disebabkin oleh: rendahnya daya beli rakyat, ketidak-mampuan
bersaing dengan barang-barang imp o4 hargabahan baku impor
yang tinggi dan blokade Amerika.6r
Tekanan Amerika ini didukung pula oleh sejumlah per-
usahaan besar yang memang mengalami kesulitan dalam mem-
bangun hubungan dengan pemerintahan sosialis Soekarno. Ba-
dai kehidupan politik yang teriib-menerus didera konflik telah
meluncurkan kehidupan rakyat dalam kondisi yang makin
mengerikan. Kehidupan rakyat yang berada dalam situasi keti-
dak-pastian politik ini berpuncak pada peristiwa I Oktober
1965. Usaha kup yang menurut sejarah 'resmi' dilakukan oleh
PKI ini telah melucuti semua kekuatan politik yang berada di
bawah payung man<isme dan dalam jangka panjang mengorbit-
kan kembali kuasa tentara yangberada di bawah pimpinan Soe-
harto. Konsolidasi ekonomi dan politik yang dijalankan oleh
Soeharto ini ditandai dengan keluarnya IfU Penanaman Modal

6' Di Pekalongan terdapat 80 persen pabrik gulung tikar, Solo 60 per-


sen, kemudian dipicu juga oleh tingginya pengangguran kaum buruh. Di
tahun I 950 terdapat 179 .546 buruh menganggur kemudian pada tahun 195 I
ada 252.671 orang. Lih DN Aidit, Kaum Buruh Indonesia Brdjuang untuk
Hak-Haknya, Yayasan Pembaruan, 1959

t54
Kapitalis;ne Globat Musuh Terbesar Revolusi

Asing dan UU Pokok Kehutanan. Dua produk ini mencermin-


kan prioritas yang ditetapkan oleh Soeharto, yakni mendorong
masuknya investasi asing dan menggunakan kekayaan alam se-
bagai cara untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Ke-
kayaan alam dijadikan pokokperhatian juga dipengaruhi oleh
motif mengambil hati salah satu negara donor, yakni Jepang
yang tergabung dalam Inter Governmental Group on Indonesia
(GGIf'? Lewat kekuasaan Soeharto hubungan ilengan negara-
negaradonor mulai kembali dijalankan, bahkan melalui kekua-
saannya jalannya politik ketergantungan menjadi diabsahkan
kembali. Kalau pada masa kolonial ketergantungan sifatnya
merkantilis (pada waktu zaman penjajahan) maka pada masa
Soeharto, ketergantungan lebih bersifat finansial (ketergantung-
an yang kedua ini biasanya dialami setelah masa kemerdekaan
politik) Ketergantungan finansial ini dimungkinkan saat Soe-
harto mulai merasa perlu unruk menerapkan strategi industri
yang mengandalkan ekspor pada bahan-bahan mentah primer.
Lingkaran keterganrung an pada banfuan instirusi keuang-
an International ini, dalam perspektif teori ketergantungan63
dipengaruhi oleh sejumlah tesis: ii'ertama, hubungan yangterja-
di diantara Indonesia dengan negara-negara maju timbul dalam
s iruasi per dagangan international yang cenderung monopolis

yangpunya kecenderungan memperlemah tingkat harga bahan-


bahan mentah primer yang diekspor oleh Indonesia, dan seba-
liknya memperkuat hargabarang-barang hasil industri yang di-
ekspor oleh negara-negara maju ke Indonesia; kedua, masuk-
nya modal asing dalam sektor-sektor yangpaling dinamis da-
lam perekonomian di Indonesia mengakibatkan kemudahan
repatriasi keuntungan secara relatif besar yang mengakibatkan
efek negatif terhadap pos perkiraan modal dalam neraca pem-

62lih Adrinof A Chaniago, Gagalnya Pembangunan'. Kajian Ekonomi


Politik terhadap Akar Kisis Indonesia. LP3ES, 2001
6rPendekatan teoritis penulis ambil sebagian dari tulisan Adi Sasono,
Ketergantungan dan Hutang Dunia Ketiga, Prisrna, Maret, 1983

t55
ISLAM KIRI

bayaran;edan ketiga, sebagai dampak dari gejala pertama serta


kedua diatas, timbul kebutuhan besar akan foreign fnancing
(pembiayaan dari luar negeri) Pembiayaan luar negeri selain
untuk memperkecil defisit neraca pembayaran juga untuk mem-
biayai proyek-proyek pembangunan. Dalam analisis teori keter-
gantungan, pinjaman luar negeri iru masuk unfuk menambal
lubang-lubang yang telah ditanam dan diperbuat oleh pihak
asing di negara-negara terbelakang. Terlebih-lebih dengan sya-
rat yang mengikat pinjaman ini telah menjebak Indonesia da-
lam lubang yang terus digali semakin mendalam oleh rezim
Soeharto. Praktek kebijakan ekonomi yang lama kelamaan me-
ngembalikan bangsa ini dalam pengalaman penindasan, seba-
gaimanayang dulu dilakukan oleh VOC. Apalagi siruasi ini di-
perparah oleh aliansi-aliansi kelas, yang menjadi sekutu Soehar-
to, yang memiliki mandat menguras kekayaan dan menjaga ke-
pentingan akumulasi modal mereka sendiri. Kondisi keterbela-
kangan ini bukan saja dipercepat melalui hubungan pertukar-
an atau perdagangan yang tidakberimbang melainkan juga di-
pengaruhi oleh cara berproduksi, yang menitik beratkan pada
kelas-kelas sosial yang paling bhnyak mendapatkan laba dari
surplus ekonomi. Keadaan yang membawa penduduk dalam
kondisi yang memrpihatinkan karena eksploitasi yang dilaku-
kan oleh para pemilik modal.
Usaha rezimOrde Baru dalam memeluk erat proyek pem-
bangunan ini dilatar-belakangi oleh kompetisi di tingkatan in-
ternasional. Fondasi tatanan ekonomi International saat Soe-
harto mengambil alih kekuasaanberada di atas dukungan Ame-
rika. Oleh Amerika tatanan ekonomi ini dikembangkan melalui
dua mekanisme utama, yakni penerapan sistem Bretton Woods

aDalam catatan Sritua Arief dinyatakan, pada kurun waktu 1970-


1980 terjadi pelarian modal sebesar US$ 9,4 milyar. Rata-rata hampir US$ I
milyar setahun. Dan selama periode 1988-1991 pelarian modal ditaksir
sebesar US$ I l,l7 milyar atau sekitar US$ 3,7 milyar setahun. Lih Dr Sritua
Anef , Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia, Zaman dan CPSM, 1997

t56
Kapitatisne Globat Musuh Terbesu Revotusi

dan Marshall Plan. Sistem Bretton Wood dimaksudkan unfuk


menyediakan kerangka institusonal bagi sebuah tatanan ekono-
mi liberal yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan Ameri-
ka. Dari pertemuan yang diadakan di Hotel Mount Washing-
ton, Bretton Woods, New Hampshire, Amerika diputuskan
untuk dibentukbadan yangbernama Bank Dunia dan IMF. Mi-
si utama Bank Dunia ketika awal pendirian adalah "membantu
pembangunan dan rekonstruksi teritori para anggota Bank Du-
nia dengan memfasilitasi investasi kapital untuk tujuan produk-
si". Sedangkan misi IMF adalah merekonstnrksi dan menjaga
sistem moneter international, yang jugapada masa iru sedang
kolaps.65 Hubungan Indonesia dengan dengan IMF memiliki
sejarah yang panjangf dan disana'sini memang pernah terjadi
konflik. Meski penting, kedua instrumen ini tidak mencukupi
sehingga Amerika juga menginginkan adanya persepsi dan ke-
bijakan yang sama diantara parapengambil putusan, yakni de-
ngan menelurkan Marshall Plan. Marshall PIan memberi ke-
mungkinan bagi mereka untuk mengelola perekonomian dun-
ia pasca perangpadabasis komitmen bersama bagi perrumbuh-
an ekonomi dan produktivitas yang tinggi. Dari sinilah proyek
pembangunan dikembangkan serta disebarluaskan, dimana ne-
gara diletakkan sebagai pendorong utama perubahan.
Politik pembangunan yang berbasis pada teori pertum-
buhan ini didasarkanpada dua argumen utama. Pertama, ope-
rasi pasar semata-mata dipandang sebagaitidakpasti, kalau bu-

6l.ih Arimbi Hereopoetri & Sari Delyani Mochtan,Penjara ADB (Asian


Development Bank) Panduan Advoknsi Bagi Masyarakar, debtWATCH Indonesia,
2000
6lndonesia melamar menjadi anggota IMF pada tahun 1951, hanya
selisih beberapa hari dari Jepang. Namun karena panjangnya birokrasi yang
harus dilalui, Indonesia baru menjadi anggota IMF yang ke -56 April 1954.
Dalam perjalanan sejarah Indonesia Sukarno pernah memutuskan berhenti
dari IMF dan ini sahr-satunya negara yang keluar. Kemudian pada masa
Soeharto Indonesia melamar menjadi anggota IMF pada bulan Februari
1967. Sejak itu Indonesia mengikat kontrak dengan IMF. Lih Cyrillius
Harinowo, "Indonesia Lulus dari lMF", Tempo 25 Mei 2003

t57
ISIAM KIRI

kan tidak mungkin. Karenanya, diharapkan lewat intervensi ak-


tif pemerintah maka negara akan mencapai keberhasilan per-
rumbuhan ekonomi. Alasan yang kedua, peran negaruyang ak-
tif diperlukan untuk penciptaan 'big push' atau 'upaya kritis mi-
nimum' mula-mula bagi industrialisasi, dan pada gilirannya un-
ruk perrumbuhan ekonomi. Tenru peran negara ini tidak lalu
menjadi peran seperti laiknya dalam pemerintahan sosialis, te-
tapi yang dilakukan oleh negara dalam.perekonomian, adalah
menyediakan investasi infrastrukrur yangniemberi peluang bagi
para investor. Dengan kata lain, pembentukan perekonomian
kapitalis di negara-negara berkembang benar-benar mensyarat-
kan, sedikit banyaknya, perencanaan indikatif dan keterlibat-
an negar a yang mendalam.6T Tentu dengan demikian ide bantu-
an asingkemudian dilihat sebagai sebuah konsekuensi logis dari
struktur teori pertumbuhan yang berkaitan dengan keburuhan
akan modal demi target perrumbuhan yang diinginkan. Dalam
konteks Indonesia peran aktif negara dalam membuka ruang
bagi beroperasinya pasar, dilandaskan dengan Undang-Undang
No 1/1967 mengenai PMA yang disempurnakan dengan UU
Nomor 6 tahun 1968 kemudian oleh IJU Nomor 11 tahun 1971
dan Undang-undangNo 6/1968 mengenai PMDN serta fasili-
tas kredit investasi dengan bunga 10 persen pada tahun 1969.
Kemudian pada tahun 1983 secara aktif pemerintah melancarkan
sejumlah program deregulasi. Paket pertama yang dikeluarkan le-
wat UU PMA telah memikat dua perusahaan penambangan be-
sar untuk segera masuk ke Indonesia, yakni Freeport dari Ame-
rika Serikat yang hendak menggali tembaga dari Irian Jaya dan
Inco dari Canada untuk mengangkat nikel dari Sulawesi.
Kebijakan radikal yang ditempuh oleh pemerintah adalah
penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 yang dikeluarkan
padabulan Juni 1994. PP 20 praktis menghapus keharusanbagi

67lih Muhadi Sugiono, Kitik Antonio Gramsci Tahadap Pembangunan


Dunia Ketiga, Pustaka Pelajar, 1999

158
Kapitatisme Gtobal Musuh Terbesar Revolusi

pihak asing unfuk menyerahkan penguasaan perusah aannya,


bahkan mulai saat itu, tidak hanya dapat memiliki 100 persen
dari suaru perusahaan mulai dari awal, melainkan dapat juga
berharap mempertahankan 99 persen dari penguasaannya iru.
Sejak saat itu arus swastanisasi mulai berjalan secara berang-
sur-angsur, diawali dengan Satelindo yang sebesar 25 persen
sahamnya dibeli oleh Deustsche Telekom dari Jerman, kemu-
dian pada tahun 1994 Indosat berhasil menjuil 10 persen sa-
hamnya di BEJ dan 25 persen di New York Stock Exchange
(NTYSE). Angka total yang dihasilkan dari kedua penjualan iru
melebihi $ 1,1 milyar, termasuk $ 750 juta yang dipakai untuk
mengurangi hutang pemerintah.6s Posisi hutang inilah yang
memberikan efek bagi desakan swastanisasi, selain keterlibat-
an Indonesia dalam pasar International. Indonesia sejak I Janu-
ari1995, termasuk 133 negara, yang meratifikasi hasil putaran
Uruguay. Putaran Uruguay, merupakan negoisasi perjanjian
perdagangan terlama, dimana hasilnya adalah mendorong dia-
dakannya liberalisasi, tidak saj a di sektor pe r dagangan, melain-
kan juga di bidang jasa dan investasi. Pada putaran inilah lahir
Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO yang diberi mandat
untuk melakanakan hasil Putaran Uruguay, dimana Indonesia
terlibat menanda-tanganinya. WTO inilah yang kemudian me-
lakukan Konferensi Tingkat Menteri yang berlangsung selama
tiga kali. Yang pertama di Singapura tahun 1996, kedua di Ge-
newa tahun 1988 dan ketiga di Seattle tahun 1999. Proses libe-
ralisasi inilah yang menjadikan Indonesia didorong untuk berin-
tegrasi dalam struktur ekonomi global.
Padahal struktur ekonomi global sejak awal mengalami
ketimpangan, terutama ketika arus pasarbebas makin takbisa
dikendalikan. Paling tidak transaksi perdagangan International
diwarnai oleh tiga ciri pokok: pertama, cakupan pinjaman inter-

dlih Richard Borsuk, "Pasar: Batas-Batas Reformasi", dalam Donald


K Emmerson (ed) Indonesia Beyond Soeharto, Gramedia, 2001

t59
ISLAM KIRI

nasional yang makin meluas. Dalam konteks ini, Indonesia


mengalami masalah terutama yang bersangkut-paut dengan hu-
tang luar negeri. Kedua adalah inovasi keuangan dimana pinja-
man mengambil bentuk surat berhargayangmakin sulit unruk
dideteks,i dan ketiga, tampilnya konglomerasi keuangan dima-
na mulai berkembang sejumlah kecil perusahaan suratberharga
dan perbankan yang bermodal besar,yangmerupakan pemain
global dengan beragam kegiatan yang.sulit dikontrol.6e Pada
saat itulah peran negaramenjadi tidak dibtrtuhkan lagi, dalam
kalimat Robert Nozick, negara diharapkan kembali ke fungsi
minimalnya, yakni melindungi hukum dan ketertiban. Sehing-
ga dalam kaitan ini, negara didorong untuk makin memperkuat
strukf,ur modal International dengan mendukung program-pro-
gram liberalisasi, deregulasi, privatisasi serta program-program
yang serupa itu. Inilah janrung dari pendekatan ekonomi neo
liberalisme, yakni sebuah gagasan, yang sangat percaya kalau
pertumbuhan ekonomi akan optimal jika, dan hanya jika, lalu
lintas barang atau jasa atau modal tidak dikontrol oleh regulasi
apapun. Asumsi yang menjadi kepercayaan kaum neoliberalis-
me, kekuasaan ekonomi pertaiha-tama berupa kemampuan
yang semakinbesar untuk memindah hasil produksi yang dicip-
takan melalui keringat banyak warga masyarakat ke tangan se-
makin sedikit orang.To
Dalam konteks itulah Soeharto yang memang dikenal se-
bagai penguasa yang represif, apalagi mulai malas menerapkan
resep ekonomi pasar, mengalami nasib persis seperti Soekarno
yang harus terjungkal. Yang memprihatinkan, sebelum jaruh
Soeharto didorong oleh IMF untuk menjalankan sejumkah
program perubahan, yangmakin menelantarkan rakyat. Pada
tanggal 15 Januari 1998Indonesia resmi menjadi pasien IMF,

@Pembahasan lebih mendalam lih Paul Hirst dan Grahame Thomp-


son, Globalisasi adalah Mitos, YOI, 2001
70lih I Wibowo dan Francis Wahono (ed), Neo-Liberalisme,Cindelaras,
2003

160
Kapitalisme Globatt Musuh TerbesarReyolusi

yang diminta unfuk menjalankan serangkaian program yang


kelak akan mengakibatkan bencana tak berkesudahan. Perta-
ma, Indonesia ditekan untuk melakukan pengetatan APBN de-
ngancaramengurangi belanja atau menaikkan pajak, atau dua-
duanya untuk menyeimbangkan APBN dan menghapus kebu-
tuhan pemerintah untuk mencari pinjaman. Dalam kaitan ini-
lah program pencabutan subsidi diberlakukan. Siruasi yang
membuat meningkatnya jumlah kematian kareira sejumlah sub-
sidi penting dicabut.Tt Kedua, liberalisasi pddagangan, dimana
melauinya suatu negara jika ingin memperoleh kredit harus me-
lakukan liberalisasi. Ketiga adalah peningkatan suku bunga
yang digunakan unfuk memerangi inflasi, padahal melalui iru
banyak sektor usaha kecil yang gulung tikar. Keempat adalah
pembukaan pasar kapital yang akibat seriusnya adalah masuk-
nya lembaga keuangan asing serta runtuhnya sektorperbankan
dalam negeri. Kelima, yang paling utama adalah privatisasi,
dengan menganggap kalau sektorswasta berjalan lebih baik ma-
ka penjualan BTIMN ke sektor swasta menjadi prioritas utama.
Privatisasi ditempuh ju gakarcnadesakan utang atau untuk me-
nufup defisit APBN dan argum'en yang biasanya ditekankan,
privatisasi akan lebih meningkatkan efisiensi suatu BUMN/
BUMD, bahkan dapatdigunakan untuk menambah nilai aset.
Keburukan BUMN ini bahkan diperkuat dengan serang-
kaian studi yang dikerjakan oleh Bank Dunia.Dalamlaporan
yang berjudul Indonesia: Public Expenditure Review(lggS) T2ditun-
jukkan bagaimana pemerintah mengalami negative net transfer

TrSegera setelah pencabutan


subsidi terjadi peningkatan angka kema-
tian. UNICEF menunjukkan data pada tahun 1995, angka kematian bayi
per 1000 kelahiran berjumlah 55 bayi, dan pada tahun 1998 meningkat men-
jadi 100 bayi. Kemudian, kematian Balita akibat kurang $ziper tahunnya
berjumlah 174.000 balita yang meningkatpada tahun 1998 menjadi 180.000
balita. Data Departemen Sosial (1995) jumlah anak terlantar Indonesia pada
tahun 1995 sebanyak 5, 919 anak kemudian pada tahun 1998 meningkat
menjadi 6 juta orang. LIh. Pembebasan No 2 Juni-Juli 2002
72Lih Tempo 13 Januari2002

l6r
ISLAM KIRI

dari BUMN dan kehilangan penerima an pajakpenghasilan. Pe-


nyebab utamanya, BUMN gagal menjaga kinerja pada tingkat
yang minimum. Sekurang-kurangnya Rp 11 triliun hilang seti-
ap tahun dari penerimaan pajak karena ketidakmampuan
BUMN beroperasi secara efisien, bahkan pada tingkat mini-
mum. Menurut penelitian Bank Dunia, ketidakefisienan
BUMN terjadi di hampir semua sektor ekonomi. Misalnya, di-
ketahui bahwa biaya produksi di pabrik kertas pemerintah lima
kali lebih tinggi dibandingkan dengan biaya di pabrik kertas
swasta. Keadaan yang serupa juga terjadi di pabrik semen; ting-
kat efesiensi BUMN jauh lebih rendah dibandingkan dengan
pabrik semen swasta. Studi lain dari Bank Dunia bahkan me-
ngatakan polusi udara yang diciptakan oleh BUMN lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan swasta. Penyebabnya jelas,
mesin yang digunakan BUMN lebih tua dan kurang modern.
Apalagi studi Bank Dunia ini juga melihat bagaimana privati-
sasi yang dilakukan di Cile, Malaysia, Meksiko, dan Inggris me-
nunjullcan bahwa rujuh dari dua belas kasus privatisasi membe-
rikan dampak positif terhadap domestic welfare: produktivitas
meningkat dalam sembilan daridua belas kasus. Tenaga kerja
secara keseluruhan mengalami perubahan, terutama dalam hal
tingkat kesejahteraan, dan terakhir, privatisasi akan mengun-
tungkan konsumen karena terjadi peningkatan kuantitas pro-
duksi serta harga dan kualitas jasa pelayanan.
Pilihan swastanisasiT3 ini menjadi mutlak dilakukan, me-
nurut sebagian pengamat ekonomi, karena beberapa faktor. Per-
tama, menurunnyaharga minyak dan gas bumi serta menipis-

T'!Dalam soal istilah privatisasi menyimpan beberapa pengerfian, per-


tama adalah kehendakpemerintah untuk mengurangi campurtangan dalam
kehidupan ekonomi dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada pe-
ranan swasta. Kedua, penjualan sebagian atau semua.saham pemerintah di
BUMN kepada sektor swasta. Ketiga, perubahan gaya manajemen BUMN
dari model ambternaarmenjadi lebih business-like seperti halnya perusahaan
swasta murni yang benar-benar profesional. Lih Rustanto, "Privatisasi vs
Kepentingan Kelompok", Tempol3 Januari 2002

t62
Kapitalisne Globi Musuh Terbesar Revotusi

nya cadangan minyak mengurangi economic rmt yangselama


ini dinikmati oleh pemerintah. Padahal pemerintah menang-
gung biaya yang membengkak dalam perekonomian. Beban itu
harus diringankan dengan cara pemerintah melepaskan kendali
perekonomian kepada sektor swasta. Alasan kedua, perubahan
ekonomi ke arah globalisasi akan menyebabkan peningkatan
kompetisi. Kompetisi menuntut adanya unit ekonomi yangber-
gerak secara fleksibel, tanggap secara cepat terhadap perubahan
dan itu bukan dimiliki oleh BUMN, melainkan sektor swasta.Ta
Penyebab ketiga, defisit angg.aran dan utang pemerintah yang
besar mengakibatkan diperlukannya perubahan mendasar da-
lam pengeluaran pemerintah. Berbagai subsidi, baik eksplisit
maupun implisit harus dirurunkan unfuk mengurangi beban
anggaran. Alasan yang keempat, intervensi pemerintah sering-
kali mendistorsi cara kerja pasar yang sesungguhnya bisa ber-
langsung efisien. Alasan-alasan diatas irulah yang kemudian
membuat IMF ikut terlibat dalam menargetkan penerimaan pri-
vatisasi yang jumlahnya sekitar Rp 6,5 triliun dalam APBN
2001 sedangkan pada tahun 2003 ditargetkan oleh kementrian
Negara BUMN mencapai Rp 8'triliun. Langkah yang secara
politis merangsang timbulnya pertanyaan, dimana kedaulatan
yang dimiliki oleh bangsa ini jika targetpenerimaan privatisasi
saja IMF ikut terlibat. Meski alasan yang ditawarkan kelihat-
an masuk akal, privatisasi ternyatabanyak mendapat perlawan-
an, misalnya apayangterjadi pada kasus Semen Padang. Tetap
saja privatisasi dipandang bukan sebagai solusi terbaik, mengi-
ngat privatisasi sebagai ba$andari agenda neoliberalisme, me-
nyimpan motif dan cacat di banyak negara. Pengalaman yang

T4Menurut pakar manajemen 'gaek' Prof Peter F Drucker,dengan le-


pasnya kepemilikan negara pada swasta, dapat menjadikan BUMN iru lebih
sehat, efisien dan memberikan kontribusi besar kepada negara berupa pajak
karena membaiknya kinerja. Pemerintah tidak lagi menjadi'pengusaha' te-
tapi tinggal memerankan fungsi regulator dan konFol saja. Lih Kompas 20
Aprit 2003

163
ISLAM KIRI

bisa menjadi hikmah bagi Indonesia yang akan giat dalam pro-
yek swastanisasi.
Dalam konteks analisis kelas, privatisasi telah mempola-
risasikan strukrur kelas. Para pembeli BIIMN dalam banyak
kasus mendapat keuntungan dari penjualan yang sangat murah,
bahkan dapat meroketkannya dari jutawan menjadi milliader.
Sekedar contoh, Indomobil, salah safu aset Salim yang diambil
alih oleh pemerintah unfuk membayar hutant' Salim sebesar
Rp 52 triliun, ketika diserahkan ke BPPN dihargai sekitar Rp
2,5 triliun, oleh BPPN dijual hanya Rp 625 milliar. Di sisi lain,
'perampingan' manajemen telah membuang banyak pekerja
menjadi pengangguranbahkan paria di negeri sendiri. Di sam-
ping itu, swastanisasi menciptakan monopoli swasta yang mem-
buat kalahnya kuasa legislatif apalagi kekuatan rakyat. Di sini
akibat yang serius adalah terhapusnya kontrol legislatif pada
pengoperasian perusahaan-perusahaan yang diswastanisasi.
Tanggungjawab utama perusahaan diserahkan sepenuhnya pa-
da jajaran direksi, dimana hal ini makin membuat lenyapnya
akuntabilitas serta keterbukaan terhadap publik. Dalam konteks
inilah, maka tepat apa yang diriyatakan oleh James Petras,Ts
bahwa privatisasi akan membawa dampak membahayakan.
Pertama, dilakukannya privatisasi akan meniadakan sumber
akumulasi ekonomi nasional yang sesungguhnya mengunfung-
kan, apalagi privatisasi mempermudah jalan untuk larinya ke-
untungan ke luar negeriT6 dan kedua privatisasi membuat nega-
ra kehilangan kekuatan sffategisnya, khususnya dalam konteks
pembukaan sektor ekonomi baru yang mungkin tidak segera
menghasilkan keuntungan, akan tetapi bermanfaat bagi kehi-
dupan rakyat banyak. Privatisasi, seperti dalam banyak kasus,

75lih James Peftas dan Henry Veltmeyer,Imperialisme Abad 2l,Kreasi


Wacana,2002
76
Dengan adanya liberalisasi lalu lintas devisa,menurut Deputi Gu-
bernur Bank Indonesia, Anwar Nasution, sejak tahun 1997 -2001 , arus modal
yang lari ke luar negeri (capital fligh| rataiata berjumlah l0 USD setiap
tahunnya. Lih PembebasanNo l/2002

t64
Kapitat*me Gtobal Musuth Terbesar Revotusi

akan membuat urat perekonomian dari sektor-sektor penting


menjadi berfokus terhadap sektor skunder. Atau dalam bahasa
yang lebih ringkas, privatisasi telah menghancurkan sejumlah
pasar region al yangdihancurkan oleh sejumlah komoditas im-
por yang dijual murah oleh para petinggi privatisasi.
Apalagi dalam sejumlah aktivitasnya program swastani-
sasi dijalankan dengan praktek-praktek curang. Sebutlah kon-
troversi kasus BCA serta Indosa t yangmemuniulkan serangkai-
an konflik. Upayauntuk bergiat menjalankan swastanisasi ka-
renanya harus berhadapan dengan seluruh komponen masyara-
kat yang masih menginginkan beberapa penjelasan menyang-
kut itu semua. Kejelasan iruberkaitan dengan: pertama, prose-
dur yang berlangsung serta keterbukaan pada publik mengenai
sektor usaha yang akan terkena program swastanisasi. Sektor
ini tidak diukur dari efektifitas manajemen melainkan jvgaba-
gaimana kemampuanya untuk memenuhi hajat hidup rakyat.
Kedua, yang tak kalah mendesaknya adalah bagaimana tim
ekonomi yang dimiliki tidak hanya bekerja untuk kepuasan
IMF dan sejumlah lembaga keuangan International lainnya,
melainkan juga kemampuany'a'unruk dapat memenuhi serta
memberikan pelayanan sosial kepad a rakyat. Pencabutan subsi-
di yang dilakukan dengan 'beringas'yang tujuannya sebagai
perimbangan APBN mustinya tidak lagi menjadi tolak ukur ba-
gi pertumbuhan ekonomi.Tolak ukur yang tepat adalah bagai-
mana struktur perekonomian memberikan akses serta perlin-
dungan bagi kelompok rentan maupun kelompok miskin lain-
nya. Ketiga,yangperlu ditinjau ulang adalah regulasi peratur-
an yang bercorak liberal mau tidak mau harus dikontrol serta
dikendalikan.Visi sosialis yang mustinya ada dalam setiap ba-
tang peraruran tepat unfuk dijadikan bahan utama bagi pe-
ngembangan peraturan, khususnya menyangkut kepemilikan.
Kasus semen padang, merupakan illustrasi yang menarik, ba-
gaimanamasyarakat daerah mustinya diberikan hak kgpemilik-
anpada sektor-seklor yang menghasilkan laba besar. Monopoli

t65
]5LAM KIRI

sejumlah konglomer at yangdulu dijadikan sasaran kritik bisa


berubah menjadi monopoli yang dijalankan oleh perusahaan
multinational, jikalau, tidak ada regulasi yang memadai me-
nyangkut kepemilikan ini. Ringkasnya program swastanisasi,
yang menjadi kewajiban bagi setiap negarayangmemegang ide-
ologi neo-liberalisme, perlu dilakukan kritik dan pertanyaan
ulang terutama menyangkut bagaimana kemampuan untuk
memberikan pelayanan dan jaminan sosial terbbikbagi rakyat.
Sebab apapun ideologi itu namanya, selama tidak menjamin,
melindungi danberpihak pada rakyat miskin, maka itu merupa-
kan bentuk penindasan.
Seakan-akan kita tak punya pilihan lain dalam proses
pembangunan ekonomi saat ini. Proyek neoliberalisme seperti
seikatbahan peledakyang harus diikat ke badan rakyat, bahkan
perlawanan terhadapnya, dipandang sebagai kebodohan. Bukan
semata-mata karena privatisasi itu penting melainkan proyek ini
menciptakan komunitas epistemik-nya sendiri, yang membuat
pendasaran teoritis kalau program privatisasi itu adalah kebenar-
an yang tak bisa disangkal. Rongrongan privatisasi yang dirum-
pahkan di jalan-jalan tak membiiat analisis mengenai bahaya
privatisasi tampil ke permukaan. Keyakinan atas privatisasi,
hingga sejumlah pembelanya secara keterlaluan mengatakan,
kalau ini sudah hukum alam, Hegemoni wacana privatisasi ini
sangat merisaukan, setidaknya dipandang dari berbagai sudut
pandang. Pertama, wacana mengenai privatisasi telah meng-
kristalkan kembali hidupnya ideologi ekonomi yang berwatak
kapitalistik karena melaluinya proses akumulasi dan monopoli
berjalan tanpa kontrol. Kedua, dorongan untuk melakukan pri-
vatisasi seolah dipandang sebagai kemutlakan sehingga aspek
kedaulatan maupun jaminan akan otonomi talcyatterhapus se-
demikian rupa. Hal ini tampak dari maraknya sejumlah produk
hukum yang melindungi ekspansi modal tanpa disediakan pro-
duk hukum yang memproteksi sektor ekonomi rakyat. Hukum
lama-kelamaan menjadi industri yang akan memfasilitasi kebu-

r66
Kapitalisne Gtobal Musuh Terbesar Rewtusi

tuhan akan akumulasi modal, bukan aturan yang menjadi pa-


yung, bagi tumbuh dan menguatnya kedaulatan rakyat.
Secara berangsur-angsur tahapan untuk menjalankan pro-
yek neoliberalisme ini akan mengambil bentuk akhir, sebagai
kuasa pasar yang akan mengendalikan semua benruk transaksi
ekonomi. Ibarat bercermin maka yang terpampang di muka
bangsa ini, adalah masa-masa kejayaan VOC yang menguras
habis sumber ekonomi rakyat. Praktek.VOC dan swastanisasi
berada dalam kadar iman yang sama, kecluanya menolak ke-
daulatan rakyat dan keduanyaberoperasi dengan fujuan sema-
ta-mata, meraih keuntungan sebesar-besarnya. Baik VOC mau-
pun swastanisasi berjalan karena dukungan afuran dan yang
lebih penting lagi, golongan cendekiawan. Lapisan inilah yang
melalui media massa mulai melucuti peran negara, mengingat,
kekuasaanya yang represif, otoriter dan sangat korup. Negara
yang awalnya memiliki mandat memenuhi dan melayani kebu-
ruhan rakyat kini mulai tidak dibufuhkan lagi. Bersamaan de-
ngan itu mandat kekuasaan kini diambil alih oleh kaki tangan
korporasi, yang berorientasi akumulasi modal, tapi berlindung
di balik penguatan manajemen, efisiensi serta keterbukaan. Ba-
hayayangada di balik program ini, mengikuti pendekatan teori
Marxis, negara lagi-lagi hanya sekedar menjadi alat buat ke-
pentingan yangbergerak karena motif perolehan laba. Akumu-
lasi laba inilah yang membuat proyek privatisasi dapat dinilai
sebagai program pengkhianatan kedaulatan rakyat akan hak
serta kepemilikannya. Ringkasnya, privatisasi mengulang kem-
bali masa-masa suram negeri ini, yang pernah berada di bawah
kaki tangan pasukan kolonial. Sebuah masa yang membuat rak-
yat hidup dalam penindasan...

167
ISLAM KIRI

l(eslmIulan

Sistem kapitalisme yang memiliki akar historis panjang


ternyata membawa dampak luas bagi kehidupan masyarakat.
Pengalaman rakyat semasa kolonial tampaknya tidak banyak
berubah hingga saat ini. Apalagi dibawah kepemimpinan anak-
anak alumnus demokrasi-liberal, Indonesia kian berada di tubir
kehancuran. Sebab pada kenyataannya tema perybahan hampir
dikuasai oleh penataan struktur dan pembuatan aturan hukum
yang mengakomodasi kepentingan kaum liberal. Semua peru-
bahan itu tampaknya hanya berorientasi tunggal, yakni mem-
perlancar proses kapitalisme global. Dan sponsor untuk iru se-
mua ada di tangan sejumlah perusahaan multinasional,yang
kebijakannya mirip denganapayangdilakukan oleh VOC. Kini
perusahaan multinasional itu memperoleh dukungan lembaga
semacam Bank Duni a,Dana moneter International, serta kan-
tor keuangan bilateral dan multilateral lain. Tidak hanya ifu,
agenda ini juga dikawal oleh kalangan pergerakan dan sejumlah
intelekrual. Mereka bergabung dalam LSM/Ornop dan sebagi-
an juga bernaung di bawah kamBgs. Bersama-sama mengerja-
kan proyek yang dananya hampir semua berasal dari lembaga
donor. Perubahan itu memang pekerjaan yang raksasa, teruta-
ma sasaran mereka, adalah negarayang memiliki peran terlam-
pau luas. Negara diusahakan berperan seminimal mungkin dan
fungsi-fungsi pentingnya diserahk an pada masyarakat sipil.
Harus dikatakanbahwa perubahan yang digagas ini telah
membawa iklim perubahan politik yangbesar. Termasuk, dian-
taranya,model pembaharuan sosial yang disusun, didesain, dan
dikerjakan oleh berbagai gerakan. Tampak betapa penyediaan
danayangbesar dari sejumlah lembaga international ini telah
membawa motif kepentingan sendiri. Aliran dana yang deras
mengalir menimbulkan beban pertanyaan baik menyangkut
tentang tanggung jawab maupun transparansi kepada publik.
Pertanyaan yang tidak sekedar teknis, diantaranya menyangkut
model perubahan yang akan dikerjakan. Mengusut tentang mo-

168
Kapitalisne Global Musuh Terbesar Revslusi

del perubahan ini menjadi penting karena pertumbuh an gagas-


an perubahan kini hampir dikuasai sepenuhnya oleh aliran po-
litik liberal. Meskipun ada variasi penganut akan tetapi sebagian
besar memang dikhususkan pada pembaharuan tata pemerintah-
an sembari memberi perlindunganpada sektor produksi. Tran-
saksi perubahan yang bergaris liberal ini menyisakan banyak
pertanyaan gugatan, pertama-tama dimana sesungguhnya pu-
sat kedaulatan rakyat? Jika negara memang bukan aparatus
yang diperc aya makadimana letak kekuasaan yang sebenarnya.
Kekuasaan ini penting unruk didiskusikan karena dari sana pub-
lik akan mendapat pelayanan. Relasi kuasa kian kabur mengi-
ngat, sumber-sumber kekuasaan kini terpencar-pencar dan ma-
sing-masing memiliki daya cengkram pengaruh politik, ekono-
mi, dan budaya. Di sana arus perubahan yang bercorak refor-
mis tersebut mendapatkan kendala.
Kendala itu diantara adalah menarik garis batas yang te-
gas, antara kekuasaan yang bervisi lama dengan penguasa yang
memiliki komitmen-komitmen pembaharuan. Masih kuatnya
partairezimlama dan menyebar-luasnya kaum serdadu di ber-
bagai kekuatan politik, menurijukkan lemahnya komitmen
pembaharuan. Tapi, di sisi lain gelombang perlawanan rakyat
di berbagai daerah, yang melucuti kekuasaan lokal telah mem-
beri harapan akan perubahan tatanan politik. Perlawanan di
berbagaidaerah, dari tuntutan akan pimpinan yang sepenuhnya
langsung dipilih oleh rakyat hingga funtutan akan kemerdekaan
penuh, memberi sinyal akan meledaknya sebuah revolusi. Se-
panjang sejarah, revolusi yang terjadi di berbagai belahan dunia,
akan ditandai oleh kekecewaan rakyat akan pranata politik
yang berwatak konservatif dengan elit yang berkepala baru.
Kombinasi situasi inilah yang dihadapi oleh masyarakat Indo-
nesia saat ini dan jalan perubahan melalui revolusi mungkin
perlu untuk diuji. Pengujian yang bisa dilakukan sesudah kita
mempelajari sejarah di berbagai dunia dan revolusi yang ber-
langsung di Indonesia sepanjang abad ke-I9.

169
o3
Revolusi:
Meninjau Sejarah
dan Pergutatan Konsep

Sribaginda, itu bukan pemberontakan, itu revolusi!


(Hertog de la Rochefoucauld Liancourt)l

Lebih baik menderita kekalahan bersama massa daripada bersikap netral


(Bolshevik)

ayangkan tiba-tiba saja.penguasa diganti bukan mela-


lui Pemilu melainkan oleh tekanan rakyat. Coba terka
apa yangterjadi andaikata semua perusahaan dinasio-
nalisasi kemudian diberikan semuanya pada ralcyat. Dugaan
yang bermunculan, pasti ada kerusuhan, kemarahan bahkan
kericuhan massa. Prakiraan awal yang akan muncul adalah ke-
pemimpinan baru yang dapat dipastikan menolak segala apa
yang telah dilakukan oleh kekuasaan sebelumnya. Revolusi ti-

llni sebuah kisah di mana Louis XVI pada larut petang tanggal 14
Juli 1789 setelah diberitahu terjadinya serangan terhadap Bastille, raja itu
berealsi dengan mengatakan kalau kejadian itu sepertinya pemberontakan,
namun dibantah dengan mengatakan kalau itu revolusi. Dalam komentar
Hannah Arendt dikatakan, bahwa apayang sedang terjadi bukan sekedar
pembangkangan melainkan sesuafu yang tidak dapat dihindari bahkan me-
lampaui kekuasaan seorang raja sekalipun...itulah revolusi, suafu kejadian
yang tidak dapat dibendung dan dihindari. Lih WF Wertheim,Gelombang
Pasang Emansrpasi, ISAI, 1988.

t7l
ISLAM KIRI

dak saja menjanjikan pergantian total tapi memberikan peng-


alaman berbeda, dalam memilih kepemimpinan hingga merajut
institusi sosial. Seperti yang dinyatakan oleh Hermassi,2 "karak-
ter sejarah dunia-revolusi berarti bahwa revolusi menimbulkan
efek demonstratif yang melebihi batas-batas negeri asalnya, de-
ngan suatu kekuatan sanggup melerupkan gelombang revolusi
dan revolusi tandingan baik di dalam maupun di antara masya-
rakat." Revolusi menjadi memikat, karena meleinparkan rakyat
dalam kehidupan yang baru serta aturan yang berbeda. Buah
dari revolusi bukan saja pergantian kepemimpinan melainkan
yangpalingutama adalah digantikannya sistem sosial yang ada.
Revolusi menantang kita semua untuk masuk dalam lorong per-
ubahan yang takbisa kita ilusffasikan sejak dini, tapi kita mung-
kin, percaya di situ akan ada perubahan yang sebenarnya. Dan
tiap perubahan tak bisa dinilai secara moral, benar, dan salah,
melainkan seberapa besar mendatangkan manfaat untuk kehi-
dupan rakyat terutama yang selama ini berada dalam keduduk-
an yang marginal. Mungkin karena iru kita memerlukan kebe-
ranian unruk melangkah, memulai dan mencoba melakukan-
nya. Dalam definisi Aptheker diiiyatakan, suatu revolusi seku-
rang-kurangnya terjadi 'apabila suatu proses sejarah yang meng-
hasilkan dan mencapai titik puncaknya dalam suatu transfor-
masi sosial, di mana kelas berkuasa yang safu digantikan oleh
suaru kelas lainnya, dan di mana kelas baru itu, dibandingkan
dengan yanglama, mewakili suafu peningkatan daya produksi
dan peningkatan peluang-peluang sosial yang progresif.'
Mungkin karena itu, ingatan saya kemudian melayang pa-
da teman-teman yang dulu pernah berangkat ke Ambon. Mere-
ka menjadi pasukan milisi serta berperang dengan orang-orang
yang mereka anggap'musuh'. Mereka ternyata tidak sekedar
berperang akan tetapi mereka juga mendorong terbentuknya
sarana kesehatan yangberbeda dengan poliklinik kesehatan pa-

'?Lih
Theda Skocpol, Nqua dan RoolusiSosr'al, Surabaya: Airlangga, l99l.

t72
Revolusr Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

da umumnya. Poliklinik yang dikelola oleh anak-anak muda


yang dibuka sehari-semalam dengan biaya yangmurah. Mung-
kin perasaan serupa dialami pula oleh anak-anak muda yang
dulu menjadi korban penculikan rezim Soeharto. Mereka ada
yangberyabung di SMID dan PRD menghabiskan waktu de-
ngan diskusi, menelaah segala perubahan serta furun bersama
kaum buruh menentang kebuasan negara, militer dan pengusa-
ha. Nyala api revolusi yang hendak ditiupkbn ini memang
membuahkan resiko, diantaranya lenyapnya anak-anak muda
ini hingga tak ketahuan dimana keberadaannya saat ini. Mereka
semua bukan saja patut dikenang sebagai pahlawan melainkan
juga memberi ingatan pada semua anakbangsa, bahwa peruba-
han sekarang ini ditanam tidak saja dengan cara Pemilu atau
praktik-praktik pendidikan melainkan perlaw anan y angkeras,
sengit dan penuh pengorbanan. Meski darah mereka tak sang-
gup menumbangkan rezim yang otoriter dan represif namun
jalan yangmereka tempuh akan mengilhami munculnya kaum
pemberani. Kaum yang akan menentang keras kontrol baik ne-
gara maupun kuasa modal yang terus-menerus secara aktif me-
lakukan eksploitasi. Beruntung'mereka tidak sendi i, ada ba-
nyak anak-anak muda di berbagai negara yang menjalankan
apayangmereka praktikkan. Maka ada baiknya untuk mempe-
lajari apa yang berlangsung di berbagai belahan negara, yang
mempraktikkan revolusi sosial. Ada yang dinilai berhasil dan
beberapa diantaranya adayanggagal, tetapi hikmah yang dipe-
tik, revolusi merupakan keniscayaan sejarah.
Bukan kita hendak mempelajari keberhasilan akan tetapi
yang jauh lebih penting untuk disampaikan, revolusi bukan se-
suatu yang baru. Revolusi telah, sudah dan mungkin sedang
dijalankan di berbagai belahan negara. Tidak ada salahnya kita
untuk mengkaji, menelaah sekaligus menilai, apakah di sini ada
peluang untuk menjalankan revolusi. Peluang adalah kalimat
yang pas untuk melihat apakah kita cukup mempunyai kebera-
nian, kemauan sekaligus tindakan untuk memulai langkah-

t73
ISLAM KIRI

langkah revolusi. Meskipun, berulang-ulang penulis nyatakan,


revolusi sering dipandang sebagai kegiatan yang terlalu besar,
tidak strategis hingga dicibir sebagai impian siangbolong. Pan-
dangan ini kadang disebarluaskan bukan saja oleh negara akan
tetapi juga kelompok yang sering menamakan diri sebagai gerak-
an rakyat. Mereka yang memang ingin melucuti kata maupun
konsep revolusi karena dipandang sebagai aktivitas yanggega-
bah. Tetapi gambaran yang ingin penulis nyatakan disini, lebih
bertautan dengan bagaimana, teologi keigamaan sebagai sum-
ber nilai memiliki kekayaan yang jauh lebih besar ketika me-
maknai suatu proses perubahan. Disini kita mungkin memerlu-
kan sejumlah pelajaran yang sudah dirintis oleh sejumlah ka-
um, yang telah menanam benih revolusi dan hasilnya hingga kini
sedang dipanen. Jadi, revolusi bukan kaidah yang baru, bagi
mereka yang menyakini keberadaan Tuhan serta segenap ajar-
anya. Kita akan mencoba memulai perjalanan bahasan ini de-
ngan melibatkan sejumlah orang, yang berbeda motivasin ya, te-
tapi menempuh perubahan dengan cara serupa; lewat revolusi.

levolusl Sorlrl:
0anl Wacana menulu Senalan Pralslt
Dua hal untuk membuat revolusi;
massa yang tidak puas dan suatu elit yang berkepala batu
(Chalmers Johnson)
Sungguh mati, selama kamu, rakyat Hindia, tidak punya keberanian,
kamu pasti akan selalu diinjak dan drsebuf sebagai seperempat manusia
(Marco Kartodikromo)

Jika kita merunut sejumlah teori yang membahas menge-


nai revolusi,3 paling tidak ada tiga pendekatanyangmenonjol
yakni, pertama, teoi agregat psikologis yang berupaya menje-

3Merujuk kamus Pembebasan Revolusi didefinisikan sebagai (l) le'


dakan politik menggulingkan atau mengambil alih kekuasaan yang berdiri
di atas sistem tertentu (2) aktivitas yang diarahkan pada perubahan mendasar
dalam hal sfiuktur/formasi sosial ekonomi. Ada beberapa macam revolusi,

t74
Revotusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

laskan revolusi, melalui konsep motivasi psikologis rakyat un-


tuk melibatkan diri ke dalarn kekerasan politik atau untuk ber-
gabung dalam gerakan oposisi, kedua, adalah teori konsensus
sistem atau nilai yang berupaya menjelaskan revolusi sebagai
respon kekerasan dari gerakan ideologis terhadap ketimpangan
yang hebat dalam sistem social, dan kemudian yang ketiga, teori
konflik politik, yang menyatakan bahwa konflik yang terjadi
antara pemerintah dengan berbagai kelompok yang terorganisir
yang memperebutkan kekuasaan haruslah menjadi pusat perha-
tian dalam setiap upaya menjelaskan kekerasan kolektif dan
revolusi.a Dalam konteks teoi agregat psikologis, adabanyak
ilmuwan yang memberikan sumbangan bermakna, khususnya
menyangkut mengenai apa yang memotivasi sekelompok orang
untuk melibatkan diri ke dalam kekerasan. Di antaranya adalah
Ted Gurr yang menyatakan, kalau kekerasan politik terjadi ke-
tika banyak anggota masyarakat menjadi marah, khususnya ji-
ka kondisi praktis dan kondisi budaya yang ada merangsang
terjadinya agregasi terhadap sasaran-sasaran politik. Johnson
(1966) mengatakan hal serupa, disekuilibirium yang besar dan
lama di antarasektor-sektor ekiihomi, politik, dan budaya da-

yakni revolusi demokratik: perubahan struktur/formasi sosial-politik dari


feodalisme/monarkhi/otoritiarisme/otokrasi ke arah masyarakat demoka-
tis. Revolusi sosialis; perubahan struktur/formasi sosial ekonomi dari ma-
syarakatborjuis/kapitalis ke arah masyarakat sosialis. Revolusi sosial: perang
sipil, perang antara kelompok-kelompok masyarakat. Lih Pembebasan No
12 /Th.lV /Minggu III-N Agustus I 999.
aDalam definisi lain dinyatakan kalau revolusi dapat didefinisikan
dalam tiga teori utama, kelompok pertama melihat revolusi sebagai tran-
sformasi masyarakat yang fundamental dan berskala luas. Inti revolusi ter-
letak pada keluasan dan kedalaman perubahan. Kelompok kedua mendefi-
nisikan revolusi dengan titik berat pada penggunaan kekerasan dan perju-
angan, serta kecepatan perubahan. Sedangkan kelompok ketiga mengga-
bungkan kedua revolusi di atas sehingga dipahami kalau Revolusi sebagai
'perubahan domestik yang cepat, fundamental dan penuh kekerasan dalam
nilai-nilai dominan dan mitos masyarakat, dalam institusi politik, struktur
sosial, kepemimpinan dan kebijakan serta kegiatan pemerintahan. Lih Jala-
luddin Rakhmat, Rekayasa Sosrcl, Rosdakarya, 1999.

t75
]5LAM KIRI

lam sebuah masyarakat-seperti pendidikan yang meningkat


lebih cepat daripada output ekonomi, atau organisasi ekonomi
berubah lebih cepat daipada organisasi politik-bisa mengaki-
batkan individu-individu menarik kesetiaan mereka terhadap
rezim.s Keadaan yang memicu ini dinamai dengan depriviasi
relatif, dimana seorang atau sekelompok orang merasakan ada-
nya kesenjangan yang lebar antara apayangmereka miliki saat
ini dengan apa yang mestinya mereka anggap dapat diperoleh dan
dipelihara. Namun, pertanyaannya kemudian dari mana asal-
muasal agregasi? Pendekatan psikologis menawarkan berbagai
macam sumber, yangpada hakekatnya, hendak memberikan
seperangkat ciri mendasar mengapa seorang atau sekelompok
orang melakukan agregasi.
Asumsi pertama karena sumber genetik dimana agregasi
sesungguhnya bersifat instink yang didorong oleh perasaan frus-
tasi. Diantara pendukung teori ini adalah Freud serta Lorenz,
serta sebagianyanglain ada dalam pendapat Hobbes, yang me-
nyatakan adanya kapabilitas manusia unfuk marah, tak terken-
dali dan melakukan kekerasan berdarah. Tetapi pendekatan ini
ditolak oleh mereka yang percali1, kalau agregasi diperoleh ka-
rena proses belajar dan digunakan secara strategis unruk rujuan-
rujuan tertentu. Asumsi ini hendak menyatakan kalau kekeras-
an merupakan suafu respons yang dipelajari, dipilih secara ra-
sional namun tidak diterapkan dengan cara yang senanghati.
Sehingga, Timasheff pendukung pendekatan ini, percaya kalau
revolusi adalah peristiwa residual (sisa) dimana hal ini merupa-
kan usaha bijak bila cara lain mengatasi ketegangan telah gagal.
Asumsi yang ketiga menyatakan kalau agregasi terjadi sebagai

sHuntington lebih menekankan harapan -harapan dalam lingkungan


politik. Ia menekankan bahwa jika harapan-harapan rakyat dalam hal parti-
sipasi politik itu melebihi prosedur-prosedur kelembagaan sebuah negara
untuk partisipasi politik, maka ketidakmampuan memenuhi tuntutan parti-
sipasi politik dapat mengakibatkan ledakan aktivitas rakyat yang menentang
rezim.

t76
Revolusi:Meninjau Sejanhdan Pugulatan Konsep

respons terhadap frustasi. Frustasi merupakan gangguan de-


ngan prilaku yangdiarahkan oleh tujuan sedang agresi adalah
perilaku seseorang yang dirancang untuk melukai, secara fisik
atau lainnya, mereka yang melakukan agresi terhadap dirinya.
Dalam kalimat Dollard dikemukakan dalil'bahwa terjadinya
perilaku agresif selalu menyaratkan keberadaan frustasi dan se-
baliknya, bahwa keberadaan frustasi selalu menimbulkan be-
berapa bentuk agresi'. Namun demikian pendekatan psikologis
ini dipertanyatakanulang oleh Charles Tilty, yang berargumen,
bagaimanapun juga ketidakpuasan atau frustasi rakyat tidak
secara otomatis membuatnya melakukan kekerasan atau aksi
politik, kecualijika mereka menjadi bagiandari satu kelompok
yang terorganisir yang mempunyai beberapa sumber daya.
Charles Tilly memang menyakini kalau kekerasan kolektif itu
lebih cenderung muncul secara langsung dari pusat proses-pro-
ses politik dalam suatu masyarakat, ketimbang mencerminkan
ketegangan dan ketidakpuasan masyarakat. Sehingga menurut
Charles Tilly, insiden kekerasan kolektif sesungguhnya hanya
merupakan akibat dari proses normal dari persaingan kelom-
pok unruk memperebutkan kekirasaan dan tujuan tertentu.
Menurut Charles Tilly, revolusi adalah kasus khusus dari
aksi kolektif dimana kelompok-kelompok yang bersaing, berju-
ang untuk mendapatkan kedaulatan politik tertinggi atas ma-
syarakat, dan kasus dimana kelompok-kelompok penentang
berhasil, sekurang-kurangnya dalam beberapa hal tertentu,
menggantikan para pemegang kekuasaan yang ada.6 Dalam

6Revolusi merupakan perubahan yang dijalankan secara progresif


yang dimotori oleh kelompok revolusioner. Tujuanya tak lain adalah mem-
perluas kesempatan bagi semua orang, khususnya bagi kelompok yang sela-
ma ini tersingkir untuk mengalami mobilitas sosial; melakukan sejumlah
pertukaran posisi kelompok untuk menjamin kemanfaatan bagi kelompok
yang tidak punya; dan mengubah nilainilai dasar dalam meranking anggota
masyarakat sehingga kemampuan politik dan kesadaran ideologi menggan-
tikan kualitas pribadi yang bersifat warisan (yang menggunakan kriteria as-
oibed dan awiptiv). Lih Ramlan Surbakti, Memahami llmu Politik, Gramedia,
1992.

177
ISLAM KIRI

bahasa Rod Aya, revolusi adalahfenomena 'pergeseran perim-


bangan kekuatan dan pertarungan di antara para kontestan
untuk merebut hegemoni dan mengendalikan negara.'7
Sekurang-kurangnya ada sejumlah perkembangan yang dapat
diidentifikasi munculnya revolusi, menurut Chares Tilly, per-
tama kecenderungan jangka paniang masyarakat unfuk men-
galihkan sumber daya daribeberapa kelompok dalam masyar-
akat kepada kelompok lainnya (khususnya jika kelompok
pemegang kekuasaan semula disingkirkan dari masyarakat poli-
tik); kedua, adanya peristiwa perantara, seperti berkembang-
biaknya ideologi revolusi atau meningkatnya ketidakpuasan
masyarakat. Ideologi revolusi ini bisa dikatakan sebagai suatu
sistem nilai yang menyimpang dari sistem nilai yang dominan
dan mulai memiliki makna emosional yang kuat bagi seseorang
atau sekelompok orang. Peran utama ideologi dalam suatu rev-
olusi adalah mempersatukan berbagai penderitaan dan kepent-
ingan di bawah seperangkat simbol oposisi yang sederhana dan
memikat. Unruk fujuan revolusi, suaru ideolo gi yangmenciri-
kan tarik menarik antara kekuatan baik dan jahat, melihat
medan politik sebagai medan perthrungan antarakebajikan dan
kemunkaran, sangat berlaku bagai landasan ideologi revolu-
sioner. Dengan meningkatn ya kepercayaan pada sistem ideolo-
gi alternatif irulah maka kondisi prarevolusioner terbangun.
Siruasi prarevolusioner, dalam artian psikologis, dideskripsikan
sebagai adanya konflik nilai yang makin terbuka, dan pihak-
pihak yang mengerumuni seperangkat nilai yang saling berla-
wanan telah membangun satu atau lebih pusat kekuatan un-

TDalam karyanya Crane Brinton menyatakan dalam revolusi ada tanda


menonjol, yakni pembelotan kaum intelektual terhadap rezim. Sikap yang
kemudian ditunjukkan dengan mengungkapkan ketidakpuasan secara ter-
buka. Kaum ini melakukan pembangkangan dengan melawan hukum. Per-
lawanan terbuka memancing aki bersenjata dan inilah yang akan memulai
meledaknya revolusi. Lih Drs Zaiyatdam, Radikalisme Kaum Pingiran, lnsist
Press, 2003.

178
Revdusi: Meninjau Sejuah dan Pergulatan Koinsep

tuk menentang hierarki resmi. Jika kedua siruasi ifu bertemu


maka sukseslah sebuah revolusi, yang oleh Charles Tilly, diny-
atakan bahwa keberhasilan revolusi tergantung pada "pem-
bentukan koalisi antara anggota masyarakat politik dengan
kelompok-kelompok penentang yang mengajukan klaim-kla-
im alternatif yang eksklusif unfuk mengusai pemerintahan."
Dalam pandangan Charles Tilly, revolusi mendapat perhatian
penting, mengingat (l) sifat partisipasi dalam gerakan revolusi-
oner (2) kondisi sosial yang mempengaruhi kemungkinan terja-
dinya revolusi dalam masyarakat.8 Karenanya, unfuk menda-
patkan suaru penjelasan yang memadai mengenai revolusi sosi-
al, seseorang harus terlebih dulu menemukan problematik per-
tama, munculnya (bukan diciptakannya) situasi revolusioner.
Oleh Harry Eckstein siruasi revolusioner yang menjadi
syarat-syarat khusus timbulnya suaru revolusi sangatlah berva-
riasi. Dari syarat-syarat kejiwaan (sosialisme politik yang tim-
pang, mitos-mitose sosial yang saling bertubrukan, suatu filsafat
sosial yang telah aus, pengasingan kaum intelektual) kemudian
syarat-syarat ekonomi (bertamb.4hnya kemiskinan, pertumbuh-
an ekonomi yang pesat, ketidakseimbangan antara produksi
dan distribusi, pertumbuhan jangka panjang ditambah kemun-
duran jangka pendek)to juga syarat-syarat sosial (sesalan karena

sDalam analisis Charles Tilly disebut 7 tahap revolusi yakni (l) Mun-
culnya penantang secara gradual yang mulai mengajukan klaim pada keku-
asaan (2) Mobilisasi pendukung untuk menerima klaim ini (3) Upaya peme-
rintah untuk melakukan demobilisasi gagal (4) Penantang bersama koalisinya
berhasil mengusai sebagian pemerintahan (5) Penantang memperluas ke-
kuasaannya (6) Penantang memang dikalahkan atau dikooptasi oleh peme-
gang kekuasaan yang lama (7) Muncul lagi pemerintahan runggal yang me-
nguasai seluruh rakyat. ibid, hlm. 2l l.
eMalinowski mengklaimbahwa mitos adalah cerita yang mempunyai
fungsi sosial. Suatu mitos, menurutnya, adalah suatu cerita tentang masa
lampau yang berfungsi sebagai 'piagam' untuk masa kini. Artinya cerita itu
menjalankan fungsi menjustifikasi beberapa pranata yang ada di masa kini
sehingga dapat mempertahankan keberadaan pranata tersebut. Lih Peter
Bvrke, Sejarah dan Teoi Sosial,Yol,2002.
r0
Salah satu yang dikemukakan oleh Crane Brinton dalambvktt The

179
ISLAM KIRI

sirkulasi elit yang terbatas, kekacauan sebagai akibat pengerah-


an elit yang terlalu luas, anomi sebagai akibat mobilitas sosial
yang terlalu kuat, konflik disebabkan oleh bangkitnya kelas so-
sial yang baru) hingga syarat-syarat politik (pemerintahan yang
buruk, pemerintahan yang terpecah-pecah, pemerintahan yang
lemah, pemerintahan yang tiranis). Jika disebut berbagai
contoh dan menelaah sejumlah peristiwa, akan kentarabagaim-
ana revolusi di berbagai negara dibangkitkan oleh berbagai
sebab. Revolusi Rusia (tahun 1905 maupun tahun 1917) pecah
karena kesengsaraan yang elsffem yang diterima oleh massa
luas kaum tani dan penduduk kota. Hal yang serupa juga ter-
jadi pada revolusi komunis di Tiongkok. Tesis yang berkaitan
dengan hal ini, revolusi bangkit karena penindasan eksffem
yang terjadi, seperti yang terjadi pada Kuba di bawah Batista,
Tiongkok di bawah Chiang Kai-shek dan Rusia di bawah Ni-
cholas II yang merupakan amsal dari penguasa timnis yang me-
niadakan semua lembaga-lembaga demokratis. Apa benruk-ben-
rukpenindasan yang dilakukan oleh penguasa-penguasa di atas?
Satu di antara yang terpenting adalah penindasan dalam bidang
ekonomi. Keadaan yang kadangbukan disebabkan oleh bang-
krutnya ekonomi melainkan, apayangdi atas diistilahkan se-
bagai depriviasi.rrJames C Davies, menyatakan kalau revolusi
tidak terjadi dalam keadaan kebutuhan ekstrem, melainkan
lebih banyak dalam situasi tatkala suatu periode perbaikan dan

Anatomy of Ra,olaiondinyatakan kalau revolusi terjadi manakala (l) keadaan


rezim lama lemah atau dalam kea&an vakum sehing:ga dengan mudah kuasa
negara dapat direbut (2) kalau masyarakat inr berkembang secara ekonomis
dan bukan dalam suasana depresi ekonomi (3) Adanya golongan yang lebih
makmur dan ada golongan yang dirintangi ekspansi ekonominya. Lih Ong'
hokham, Wahyu yang Hilang Negeri yang Guncang, Jakarta, 2003.
ItDepriviasi relatif, kata Runciman, adalah perbedaan antara situasi
yang kita kehendaki dengan situasi kita sekarang ini. Tidak semua penderi'
taan atau kesengsaraan menimbulkan pemberontakan. Supaya terjadi revo'
lusi, penderitaan itu harus disadari oleh kebanyakan orang. Kesadaran itu
tumbuh kalau orang membandingkan apa yang ia miliki dengan apa yang
seharusnya ia miliki. Jallaludin Rakhmat, ibid.,hlm.202.

180
Revolusi:Mentinjau Sejarahdan Pergulatan Konsep

harapan-harapanmeningkat disusul oleh suafu kemunduran


jangka pendek, yang dalam prosesnya membawa frustasi-frus-
tasi yang gawat. Dalam bahasa Lawrence Stone dikatakan, rev-
olusi berhasil bukan pekerjaan penderita-penderita kekurangan,
juga bukan pihak-pihak yang dalam keadaan sejahtera, tetapi
dari pihak-pihak yang ke adaawrya yang sebenarnya tidak mem-
baik secepat yang mereka harapkan.
Kalau begitu, kelas sosial seperti.apa ydng ambil peran
aktif dalam meletupkan revolusi? Brinton berdasarkan sfudinya
mengenai empat revolusi besar menegaskan, bahwa "revolusi-
revolusi ini tidaklah direncanakan oleh orang-orang yang sepe-
nuhnya terhempas dalam kekurangan, oleh papa-miskin yang
kelaparan." Hal yang sama diungkap oleh Davies 'Jauh daripa'
da membuat orang-orang menjadi revolusioner maka kemiskin-
an berkepanjangan paling-paling akan berakibat bahwa orang
sepenuhnya terampas perhatiannya oleh diri-sendiri atau kelu-
arga-sendiri, dan paling jeleknya akan menghasilkan kepasrah-
an dan keputusasaan bisu."r2 Dari dua pendapat di atas, massa
miskin meskipun mendapatkan penindasan bukan berarti mere-
ka akan menjadi pendukung akiil revolusi. Seperti yang dinya-
takan oleh Barrington Moore, kemiskinan dan penghisapan iru
sendiri tidaklah cukup untuk melahirkan suafu sifuasi yang re-
volusioner' Siruasi yang memburuk malahan bisa kemudian
menampilkan kelompok kontrarevolusioner daripada hadirnya
kelompok revolusioner. Hal yang bisa didekatkan contohnya
pada peristiwa yang menimpa Indonesia pada tahun 1965, di-
mana militer yang otoriter kemudian berkuasa. Kontrarevolusi
oner bertujuan menghadang arus revolusi yang hendak mencip-

r2Dalam bahasa James Davies, Revolusi paling mungkin terjadi jika


periode panjang pembangunan ekonomi dan sosial diikuti oleh periode
pendek penurunan yang tajam. Efek yang muncul ekspetasi orang akan
meningkat dalam periode tertentu, dan kemudian pada periode berikutnya,
terjadilah keresahan dan frustasi ketika realitas yang tampakjauh dari yang
diharapkan. Jallaudin Rak'hmat, Ibid.

l8l
ISLAM KIRI

takan emansipasi dan justnr merekabangkit dalam siruasi dima-


napara pemegang kekuasaan hendak bertahan dari serangan-
serangan kekuatan baru yang sedang bangkit. Kontra revolusi
Indonesia pada tahun 1965 merupakan contoh yang terang ba-
gaimana kemunculannya merupakan reaksi atas serangan ter-
hadap anti-borjuasi. Hal yang sama diulang kembali pada Mei
1998 dimana kejatuhan Soeharto makin mengangkat kembali
peranan kalangan borjuasi. Meskipun memadg tak dapat di-
pungkiri bahwa massa kaum miskin akan menjadi pasukan uta-
ma ketika ledakan revolusi terjadi. Makanya penting sekali saat
ini unruk membedakan secara tegas mana yang tergolongrevo-
lusi burjuis dan mana yang merupakan bagian dari revolusi pe-
tani. Sebab kedua revolusi ini bukan saja memiliki gejala sosi-
al yangberbeda melainkan juga dipimpin sekaligus digerakkan
oleh kelompok sosial yang berbeda pula. Gejala sosial revolusi
borjuis dapat dicirikan bahwa situasi pra-revolusioner pada
umumnya berupa peningkatan mobilitas sosial vertikal, dimana
muncul kelompok elit-dalam istilah Chalmers Johnson-
'yang berkepala batu' yang menurup jalan bagi emansipasi ke-
las-kelas borjuis yang lain. Sebaliknya revolusi petani, dimung-
kinkan muncul karena meningkatnya mobilitas horisontal yang
diimbangi dengan munculnya keadaan darurat serta hancurnya
secara berangsur-angsur lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Theda Scokpo|3 melihat bahwa revolusi justru terjadi ketika
berbagaikesulitan-p er angdan krisis keuangan negara-berhasil
diatasi namun memiliki institusi yang rentan terhadap revolusi.
Skocpol mengidentifikasi tiga ciri kelembagaan yang menye-
babkan kerentanan tersebut, yakni (1) lembaga militer negara
sangat inferior terhadap militer dari negara-negara yang menja-
di pesaingnya, (2) Elit yang otonom mampu menentang atau
menghadang implementasi kebijaksanaan yang dijalankan oleh

'rlih Adam Kuper dan Jessica Kupet, Ensiklopedi llmu'Ilmu Sosial,


Rajawali Press, 2000.

182
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

pemerintah pusat, (3) Kaum petani memiliki organisasi pedesa-


an yang otonom dan sebagai tambahan, (4) Kosentrasi yang
besar dari para pekerja kasar dan buruh di seputar pusat-pusat
politik yang tidak terjaga dengan baik
Tentu sosok yang tidak dapat diabaikan ketika berbicara
mengenai Revolusi adalah Karl Marx. Marx memang menun-
jukkan esensi dalam revolusi terletak pada perubahan pola pro-
duksi umat manusia, yangpada gilirannya membawa perubah-
anpada pola tindak, pola pikir dan tatanan masyarakat secara
keseluruhan. Dalam analisis Man< memang persoalan ekonomi
tetap menjadi kunci utama, sehingga dalam manifesto komunis,
Marx secara piawai menguraikan sejumlah tahapan revolusi.
Tahapan itu diantaranya (l) Perlawanan individu dari kaum
buruh yang sudah tidak tahan ditindas oleh majikannya, (2)
Pemogokan yang dilakukan di pabrik oleh mayoritas pekerja.
Padatahapan ini perlawanan meluap tapi buruh masih bertin-
dak secara destruktif, (3) Kaum buruh merasa penting untuk
membangun sebuah gerakan dan perlunya sebuah serikatpeker-
ja dan ini dinamakan dengan tahapan ekonomisme, (4) Kema-
juan tekhnologi komunikasi adalah jembatanyang akan meng-
hubungkan serikat-serikat pekerja dan menempanya menjadi
saru partai proletariat, (5) setelah iru kaum Proletariat sebagai
kelas penguasa baru harus. . ...mengambil alih secara bertahap
seluruh kapital dari tangan borjuasi, memusatkan semua alat
produksi di tangan negara, yaitu di tangan proletariat sebagai
kelas penguasa dan untuk meningkatkan produktivitas total se-
lekas mungkin. Di sini kata kunci unfuk melakukan revolusi
adalah peralihan kekuasaan, sebab bagi Marx, hanya setelah
kekuasaan ada di tangankelas yang berbeda, pola produksi ma-
syarakat akan dapat diubah sesuai dengan pola produksi yang
memberikan keuntungan bagi kelas yang berkuasa tersebut. Da-
lam rumusan Marx, ...langkah pertama dalam revolusi oleh
kelas pekerja adalah menaikkan kaum proletariat ke tampuk
kekuasaan untuk memenangkan pertempuran demi demokrasi.

183
ISLAM KIRI

Dalam hal ini diperlukan alat organisasi, dimana kaum buruh


harus bisa mengorganisir dalam partai yang digerakkan oleh
diri mereka sendiri.ra Tulang punggung revolusi adalah organi-
sasi buruh yang kuat merupakan karakteristik pemikiran kaum
kiri. Rosa Luxemburgrs bahkan secara taktis memberikan dis-
kripsi mengenai bagaimana kalangan proletariat dalam mere-
but kekuasaan tidak ada cara lain, kecuali dengan 'caraprema'
tur'. Sebab serangan-serangan'premafur' akair menciptakan
syarat-syarat politik bagi sebuah kemenangan akhir. Gagasan
yang tampaknya telah memberikan perubahan yang tidak kecil
nantinya.
Analisis yang lebih praksis mengenai revolusi dapat kita
tinjau dari pendapat mereka yang menjadi 'pelaku' revolusi.
Di antara yang populer adalah Che Guevarat6 yang menjadi
aktor dalam Revolusi Kuba. Menurut Che, sebuah revolusi akan

ralih Ken Budha Kusumandaru, Karl Man, Revol*si, dan Sosialisme:


Sanggahan Terhadap Franz Magnis Suseno, Insist Press, 2003.
'5lahir pada bulan Maret l87l di Zanosc, sebuah kota kecil di Polan-
dia. Ia bergabung dengan pergerakan reVblusioner bawah tanah dan menjadi
ang,gota sel partai ploretariat yang bersekutu dengan kelompok Narodnik
(populis) di Rusia. Ia menjadi teoretisi Marxis yang terkemuka dan menda-
patkan gelar doktor pertama untuk kaum perempuan saat itu. Setahun setelah
revolusi Bolshevik, pada tengah malam Januari l9l9 ditangkap oleh rezim
Hitler. Dalam perjalanan ke penjara ia disiksa habis-habisan dan kepalanya
dihujani dengan peluru dan mayatnya dilempar ke sungai. Remuk dan sudah
membusuk, tapi mayatnya masih dikenali.Llh Pembebasen No 5/Tahun IIl
Februari 2003.
r6Ernesto 'Che' Guevara, ayah seorang arsistek yang lumayan kaya
di Rosario, Argentina. Dengan pendidikan kedokteran yang diperolehnya,
Che memasuki koloni penderita lepra dengan rakit di Sungai Amazon. Ia
pernah bekerja sebagai sopir, pencuci piring dan pelatih football. Di tahun
1956 bersama Fidel mendaratkan perahu motor di Gramma di pantai teng'
gara Kuba, dengan tujuan membebaskan Kuba dari kuku kekuasaan Batista.
Sukses revolusi baru diperoleh tanggal I Januari 1959 dan Che menjadi di'
rektur Bank Nasional Kuba. Tapi Che terus melanjutkan perang gerilya dan
gugur di tangan pasukan Bolivia. Musuhnya, sang Jendral Bolivia berko'
mentar tentang Che, "Ia salah memilih negeri, ia salah memilih kawan, ia
salah memilih medan. Ia seorang pemberani, tapi Tuhan tidak bersamanya
. . . " Lih Catatan Pinggir Goenawan Mohammad, " Che", Tempo 3 Mei I 980.

184
Revdusi: Mminjau Sejanhdm Pugulatan Konsep

dimungkinkan menuai keberhasilan, jika memenuhi sejumlah


prasyarat. Yang pertam a-tamaadalah menggumpalnya kekuat-
an tentara rakyatyangakan melawan tentara profesional. ELrsis-
tensi tentara rakyat irulah y ang dapat mendorong meledaknya
pusat-pusat pemberontakan. Dalam kasus Amerika Latin, are-
na perjuangan bersenjata atau pusat pemberontakan lebih tepat
didasarkan pada kawasan-kawasan pedesaan. Pusat Pemberon-
takan akan muncul jikalau kebencian raftyatberkombinasi de-
ngan provokasi aktif daripara penguasa. Dalam siruasi inilah
strategi perang gerilya kemudian ditempuh sebagai kebijakan.
Hal ini yangjvgadikerjakan oleh Mao yang memobilisasi mas-
sa pedesaan untuk melakukan pengepungan dan siruasi serupa
untuk kasus Vietnam di bawah pemimpin Ho Chi Minch. Kon-
tak dan komunikasi dengan massa petani, dikatakan oleh Che,
akan membuat para pejuang revolusi dapat memahami ketidak-
adilan secara lebih material. Sedangkan Lenin pemuka revolusi
Rusia-dalam artikelnya yangpopuler what is to bedone-menilai
bahwa prasyarat meledaknya revolusi adalah organisasi yang
kuat yang teruji dalam perjuangan politik di segala situasi dan
waktu. Membangun organisasi'revolusioner adalah mandat
utama dan untuk menuju kesana, tidak ada jalan lain, kecuali
dengan menerbitkan koran. Tugas koran revolusioner bukan
saja melakukan propaganda dan agitasi kolektifakan tetapi ju-
ga harus menjadi organisator kolektif. Bahkan dengan bantuan
koran, sebuah organisasi yang pennanen akan berkembang se-
eara alamiah. Api semangat revolusioner akan makin menyala,
justru ketika tidak adanya kepastian hukum, tidak mungkin di-
perbaikinya watak rezim dan tidak adanya harapan maupun
kemungkinan yang lebih baik di masa depan. Dalam pendapat
Lenin, Revolusi adalah pesta rakyat tertindas, rakyat yang ber-
abad-abaddihisap tak dapat kekuasaan apapun, mencapai kebe-
basannya dalam saat revolusi. Dalam kesimpulannya, Lenin
menyatakan, bahwa revolusi adalahkeruntuhan yang hebat da-
ri bangunan politik atas politik yang lama, pertentangan dian-

185
ISLAM KIRI

tara bangunan atas ini dengan hubungan-hubungan produksi


yang baru menyebabkan kerobohannya pada saat tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Alexander Berkman,rT
seorang anarkhis yang menjadi musuh besar kaum kapitalis
maupun kalangan komunis Soviet. Sebagai seorang penganut
anarkisme, Alexander membedakan antararevolusi politik dan
revolusi sosial. Revolusi politik adalah penggantian sistem peme-
rintahan yang bisa dilakukan jika rakya.t terorlanisir di seluruh
negeri kemudian menumbangkan kekuasaan pemerintahan pu-
sat. Sedangkan revolusi sosial-yang merupakan revolusi sesung-
guhnya-adalah penghapusan sistem perbudakan upah yang
akan menghapuskan kekuasaan dari satu kelas yang menindas
kelas yang lain. Sebuah revolusi yang akan mengubah keselu-
ruhan sifat masyarakat. Revolusi karenanya merupakan pembe-
rontakan yang sadar akan tujuannya. Revolusi bersifat sosialke-
tika ia berjuang untuk sebuah perubahan mendasar. Karena
struktur sosial iru mendasarkan pada ide, maka ide-ide sosial
iru harus berubah terlebih dulu sebelum sebuah struktur sosial

rTAlexander Berkman lahir pada bulan November, 1870 di Wilno


(Vilnius) Pada usia l5 tahun bergabung dengan suatu kelompok yang mem-
pelajari tulisan-rulisan revolusioner yang mengakibatkan dikeluarkan dari
sekolah dan meninggalkan Rusia. Berangkat ke Amerika di saat Johan Most,
penganjur kekerasan revolusioner mempunyai pengaruh luas. Alexander ak'
rab dengan seorang tokoh anarkhis lain yang bernama Emma Goldman.
Alexander membunuh Henry C Frick karena sikap brutalnya terhadap pe-
mogokan buruh. Gara-gara itu Berkman harus dipenjara selama 14 tahun
dan keluar untuk mencemplungkan diri dalam kegiatan kaum anarkhis. Kem-
bali ke Rusia setelah kemenangan Revolusi Oktober akan tetapi di sana kaum
anarkis diburu oleh tentara Bolshevik yang membuatnya protes dan dikelu-
arkan dari Rusia. Meski kemudian pandanganya berubah tentang terorisme
dan kekerasan, tapi sejumlah negara tetap menolak kehadirannya, dianta-
ranya Amerika dan Jerman. Pada awal 1939 Berkman menjalani operasi
prostat dan gagal kedua kalinya yang membuatnya mengambil pistol untuk
menembak dirinya. Dalam komentar Emma Goldman Alexander membenci
ketergantungan, ia benci menjadi beban orang-orangyang dicintai dan ia
melakukan apayangselalu ia katakan akan dilakukannya, ia segera meng-
akhiri hidupnya dengan tangannya sendiri' Lih Alexander Berkman, Anar-
kisme dan Revolusi Sosial, Teplok Press, 2001.

186
Revdusi: Meninjau Selarahdan Pagulatan Kmsep

yang baru dapatdidirikan. Karenanya revolusi sosial adalah


sebuah hasil dari perkembangan sosial di mana sejumlah orang
mengikuti sejumlah ide-ide baru dan memutuskan untuk mene-
rapkannya dalam praktik. Karena itu menurut Alexander Berk-
man, evolusi dan revolusi bukanlah dua hal yang terpisah dan
berbeda. Revolusi hanya titik mendidih dari evolusi. Dalam
analoginya, karena revolusi adalah evolusi di titik mendidihnya,
maka anda tidak dapat'membuat' sebuah revolusi yangnyata
dan hanya bisa mempercepat didihan seceret teh. Adalah api
di bawahnyayang membuat teh tersebut mendidih; seberapa
cepat teh itu mendidih tergantung dari seberapa kuat apinya.
Hal yang sama digariskan oleh Mao Tze Tung yang merumus-
kan 'Revolusi demokrasi baru ialah revolusi massa rakyat yang
antiimperialis dan antifeodal yang dipimpin oleh ploletariat'
Massa rakyat yang dimaksud di sini adalah kaum tani. Revolusi
ini berdasarkan persekunran buruh dan tani dan meliputi semua
orang yang menentang imperialisme, feodalisme dan kapitalis-
me birokratis. Mao Tse Tung yang terkenal dengan konsepnya
desa mengepung kota, menggunakan perang gerilya sebagai
strategi andalan, baik dengan nibdel'memecah dalam bentuk
sel', 'membagi segenap kekuatan untuk menggerakkan massa'
sedang dalam situasi lain 'memusatkan kekuatan untuk menye-
rang musuh'. Sesudah revolusi mencapai kemenangan, Mao
mengemukakan perlunya untuk membentuk tentara yang selu-
ruhnya modern untuk membela tanah air serta pentingnya pem-
benrukan front persatuan perjuangan untuk mempertahankan
revolusi.rs Pendapat yang nampaknya sejajarkalau kita membe-
ri amatanpada sejumlah kejadian rwolusi yang ada dibeberapa
negara.
Salah satu yang menarik diamati adalah apayangterjadi
di Cina, yang sebagian kalangan menyebut ini hanyalah sebuah

ltl.ih Tzen Po Ta, Mao Tze Tung, Dem Mengepung Kota, Dari Retolusi
Demokrasi ke Revolusi Sosialisme, Kreasi Wacana, 2000

187
ISLAM KIRI

pemberontakan bukan revolusi. Mereka yang menyebut ini se-


bagai gerakan revolusi, beralasan, kalau apa yang dilakukan
adalah pemberontakan rakyat, yang berrujuan melakukan per-
ubahan mendasar dalam tatanan sosial yangberkuasa dan seba-
gian besar perlawanan itu diarahkan terhadap aparatkekuasa-
an institusional. Bermula dari ambruknya sistem negara kekai-
saran yang telah membawa konsekuensi paling tidak dalam tiga
hal, pertamakeruntuhan kekaisaran telah mempeporak-poran-
dakan kepemimpinan masyarakat lokal dalam berhubungan sa-
tu dengan yang lain. Efek nyata dari keadaan ini adalah lemah-
nya pertahanan diri terhadap semua bentuk pemberontakan.
Kedua, runtuhnya negara kekaisaran mengeliminasi kontak-
kontak yang sudah melembaga dengan baik antara pusat-pusat
kekuasaan regional dan nasional dengan kaum elit lokal. Se-
hingga siapa yang ingin kokoh kekuasaanya haruslah memili-
ki hubungan dengan panglima perang atau partai yangberkua-
sa. Ketiga, berlalunya negara konfusian menurunkan bobot ka-
der-kader terdidik Konfusian, baik kaum berpendidikan mau-
pun para tuan tanah yang berbudaya dan meningkatnya bobot
kelompok sosial lain, seperti pedagang, para tuan tanah peng-
adu untung dan penyelundup. Kelompok yang terakhir ini yang
secara ekonomi selain lebih mengakar juga sekaligus menjadi
lebih rentan. Rentan, khususnya terhadap serangan dari kekuat-
an organisasi lokal yang mungkin lebih mudah bersekutu de-
ngan kaum tani yang sedang resah ketimbang dengan kelas-
kelas dominan lokal. Dalam kondisi demikian paling tidak ada
dua kekuatan besar, pertama kelompok Kuomintang yang men-
dasarkan diri terutama pada sokongan dan sumber daya kalang-
an urban, yangberikutnya, adalah Partai Komunis mendasar-
kan diri pada dukungan kaum tani dan sumber daya pedesaan.
Keduanya semula bersatu dan bersama-sama mengibarkan diri
sebaga pejuang nasionalis dan anti panglimaperang. Didukung
keduanya oleh Uni Soviet karena sama-sama memiliki fujuan

188
nwotuf: ue;iniau Sejarah dan Pergulatan Konsep

sama, yakni melakukan,' revolusi nasionalis demokratik.'re Te-


tapi persekutuan ini tidakbertahan lama, tepatnya pada tahun
1927, ChiangKai-shek20 melakukan pembersihan yang kejam
terhadap semua pimpinan komunis dan Kuomintang mulai me-
rintis suaru orientasi baru. Sejalan dengan upaya melakukan
pemberantasan terhadap komunis, Kuomintan gterny ata meng-
hadapi lawan yang besar, yakni invasi penuh Jepang pada ta-
hun 1937. TampakKuomintangtidak sanggup menghadapi ke-
kuatan Jepang, selain dari segi persenjataan kalahjuga karena
rezim yang terpusat dan mulai mengalami perpecahan lebih
serius. Apalagi ditambah dengan penarikan pajak yang dilaku-
kan oleh rezimpada penduduk pedesaan makin menjerumus-
kan petani dalam kesengsaraanyang mendalam.
Giliran partai komunis, yang setelah dibasmi mulai perca-
ya, suatu pelajaran yang pahit, bahwa tanpa kekuatan militer
sendiri, tanpa kerja sama dengan kaum elit, tanpa membentuk
organisasi dan kepemimpinan partai, gerakan buruh dan kaum
tani dalam era Warlord-Kuomintang akan sia-sia belaka. Ka-

re Dukungan yang membuat Kuomintang dan Partai Komunis Cina

seperti jiplakan kasar Partai Bolshevik Rusia dengan metode agitasi dan
propaganda yang dilakukan sebagaimana Bolshevik lakukan. Ada dua in-
stitusi utama yang dikembangkan oleh Kuomintang dan Partai Komunis
Cina, yakni Akademi Militer Whampoa, yang diorganisir pada tahun 1924,
yang bertugas menyediakan staf militer untuk usaha menghancurkan ke-
mandirian pemerintahan panglima perang di Cina dan menyediakan basis
pemerintahan yang tersentralisir secara efektif. Kedua Instirut Pelatihan Pe-
tani yang didirikan pada tahun 1924dan beroperasi hingga pada tahun 1926
yangbertujuan untuk melatih pemimpin-pemimpin pedesaan yang akan kem-
bali ke wilayah tempat tinggalnya dan mengorganisir petani lokal. Lih Erich
Wolf , Revolusi Petani (terj),Insist Press, 2003.
20lni adalah tokoh yang menggantikan Sun Yat-sen, sosok
lang me-
lakukan Revolusi 1911 (sering disebut Revolusi Xinghai) yang menghabisi
Dinasti Qing dan berarti juga mengakhiri sistem monarkhi. Sun Yat-sen
menjadi presiden pertama dari Repubik Rakyat Cina. Tapi seorang Jenderal
dari pemerintah sebelumnya, Yuan Shikai, menolak mengakui kepemim-
pinan Sun dan Yuan sendiri mati sebelum ambisinya unruk berkuasa itu
terkabul. Chiang Kai-shek, salah satu panglima perang yang menguasai wi-
layah paling luas, karenanya dianggap sebagai pemerintah yang sah.

189
ISLAM KIRI

langan komunis mulai membentuk satuan tentansendiri, na-


manya tentara Merah-dibentuk pada tahun 1927 me-
-yang
lakukan praktik perang gerilya yang dikombinasikan dengan
penyatuan ideologi politik. Yang menarik tentara komunis Cina
dilatih untuk'bersatu' dengan kaum tani sipil. Di mana tenta-
ra Cina dituntut untuk menghargai kehidupan, harta benda dan
adat istiadat petani. Setiap tentara merah melakukan penduduk-
an maka ada dva hal utama yang dilakukan,'pertama, kaum
tentara harus memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa mem-
bebani atau menganggu para petani, unit-unit tentara melibat-
kan diri dalam kegiatan-kegiatan produki. Kedua, untuk mem-
peroleh dukungan aktif dari petani, unit-unit Tentara Merah
memajukan pendidikan politik, aktivitas partai dan organisasi
milisia di desa-desa tempat mereka menjalin hubungan. Sing-
katnya untuk menjadi 'ikan yangberenang di lautan manusia'.
Anggota partai komunis akan selalu mengkhutbahi pasukan
dan para petani di desa-desa yang diduduki dengan prinsip-prin-
sip dasar serta tujuan-tujuan program komunis. Disamping itu,
setiap ada kesempatan tentara merah selalu menarik perhati-
anparapetani yang lebih miskiri dengan cara menyita dan me-
redistribusikan tanah-t anah para bangsawan dan petani kaya.
Dengan memanfaatkan siruasi perang maka kekuatan komu-
nis menggabungkan slogan yang bersifat nasionalis kepada ka-
um terdidikyangberpotensi untuk direkrut dengan respon kon-
kretterhadap kepentingan kaum tani (dalam hal ini kepenting-
an kaum tani akan sarana perlindunganyangefektif terhadap
serangan Jepang, dan kepentingan untuk menghapuskan pe-
nguasaan kaumbangsawan atas kehidupan ekonomi dan poli-
tik setempat). Pada tahun 1942, Komunis Cina mulai menya-
daripentingnya mobilisasi massa pada tingkat yang lebih tinggi
untuk menunjang perang melawan Jepang dan perang sipil me-
lawan kaum Nasionalis. Kebutuhan itulah yang menyebabkan
kaum komunis mengembangkan'metode-metode kongkret un-

190
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

tuk mengaitkan segala kegiatan militer dengan masalah sosial


dan ekonomi pedesaan melalui satu program tunggal, yakni,
mobilisasi masa-perang yang menyusup ke setiap desa dan ke-
lvarga, dan melibatkan semua orang'.
Ketika pada tahun 1946-1947 setelah peperangan dengan
Jepang berakhir maka kembali terjadi perang sipil antara ka-
langankomunis dengan Kuomintang. Komunis saat itu menja-
lankan kebijakan land reform yang radikal pada kawasan atau
daerah yang telah mereka bebaskan. Seluruh tanah milik para
tuan tanah, milik petani kaya dan tanah instirusi-instirusi disita
dan direstribusikan ke petani-petani miskin dan menengah serta
mungkin berdasarkan prinsip persamaan pemilikan tanah per-
orangan yang absolut. Land reform yang radikal ini kemudian
meletus menjadi revolusi yang mendulang keberhasilan karena
beberapa sebab, pertama, upaya kaum komunis terdahulu da-
lam mobilisasi massa telah menciptakan elite intradesa yang
baru, kader-kader petani muda dan miskin, telah ikut serta da-
lam konfl ik berkepanjangan melawan pimpinan-pimpinan lo-
kal tradisional mengenai penyelenggaraan urusan pedesaan dan
sebab kedua, partai komunis mempunyai alasan untuk mem-
bersihkan kelas dominan tradisional untuk selamanya. Karena,
selama kelompok dominan itu memiliki kekuasaan, mereka
mungkin masih mempunyai kehendak dan kemampuan untuk
mengorganisir perlawanan internal terhadap kaum komunis.
Keberhasilan revolusi Cina karenanya muncul melalui kombi-
nasi dari kekuatan kader-kader komunis lokal yang sanggup se-
kaligus berani untuk memberi'payung' administratif dan mili-
terbagi aksi-aksi petani. Karenanya revolusi Cina berkulminasi
padabergabungnya partai komunis dengan kekuatan petani.
Diktum Ma o Zedongyang menyatakan 'desa mengepung kota'
benar-benar secara efektif diterapkan. Maka padatanggal I Ok-
tober 1949 diumumkan berdirinya Republik Rakyat Cina
(RRC) oleh Mao Zedong. Di bawah kepemimpinannya Mao,

191
ISLAM KIRI

sang revolusioner,2r ditetapkan beberapa prioritas program, per-


tama, mereka harus menetapkan kontrol atas perbatasan, ke-
dua, mereka harus mendirikanbirokrasi, ketiga, mereka harus
membangun ekonomi, dan keempat, mencari pengakuan luar
negeri. Usaha raksasa ini memang menghadapi banyak masa-
lah akan tetapi jasa dan peran kepemimpinan Mao Zedongte-
lah mengukir serta menanam prestasi tersendiri. Bahkan strate-
gi Mao hingga saat ini banyak dipakai oleh sejumlah gerakan
bersenjata, diantaranya NPA (Tentara Rakyat Baru-sayap Mili-
ter Partai Komunis Filipina) melawan pemerintahan resmi Phi-
lipina.22
Jika ditinjau dari sisi lain keberhasilan revolusi Cina, tidak
bisa dipisahkan dari peran danjasa Partai Komunis yangberba-
sis dan berorientasi pada kaum proletar. Kesetiaan ideologis
pada kalangan proletar ini, telah membawa kalangan komunis
untuk secara aktif memobilisasi dukungan umum dan mendiri-
kan basis politik yang kokoh di pedalaman. Peran partai dalam
kaitan dengan keberhasilan revolusi Cina itu sangat penting dan
menentukan, di antaranya, kecenderungan partai untuk tidak
sekedar berperan sebagai pengarah dan pengawas atau ikut
campur dalam administrasi pemerintahan melainkan juga ikut
melangkah masuk dan menjalankan program pemerintahan
sendiri. Hal yang tak kalah penting juga adalah diberikannya
premi yang jauh lebih besar kepada kepemimpinan politik yang

2rRevolusioner: (l) Seseorang yang mempunyai pandangan/mengi-


nginkan revolusi; (2) seseorang yang terlibat dalam revolusi; (3) sifat/kondisi
yang diakibatkan atau bisa mengakibatkan revolusi. Lih PembebasanNo 12/
Th IVlMinggu III-IV Agustus 1999
22Mengikuti dokfrin pera g Revolusioner Mao Ze Dong berpegang
pada tiga tahap: pertama, tahap defensif strategis, kedua, tahap kebuntuan
strategis, dan ketiga, tahap ofensif strategis. Namun ada kebutuhan akan
'melompat'dari satu tingkatan ke tingkatan lain, terlepas dari tingkatan ob-
yektif, NPA berpegang erut pada doktrin Mao yang menganalogikan hu-
bungan gerilya dengan rakyat mirip ikan dengan air. Ikan hanya berkembang
di air yang sehat. Maka tugas gerilya menjaga ai agar tidak tercemar. Lih
Maruli Tobing, 'Antara Gerilya GAM dan NPN', Kompas 29 Juni 2003.

t92
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pagulatan Konsep

terorganisir. Dengan disusun secara hierarkhis di bawah pimpin-


an seorang Sekretaris Jenderal dengan prinsip komando, yang
dikenal dalam semua partai komunis, 'senffalisme demokrasi,'23
maka partai komunis Cina, beda dengan partailain, lebih ba-
nyak memberi arahan politis daipada pengerahan birokratis.
Kediktatoran proletariat dalam partai komunis Cina bergerak
melalui tiga jalur utama. Pertama, partai menetapkan prinsip-
prinsip politik maupun arah politik ba$.negarayang dirumus-
kan dalam pertemuan rutin. Kedua, partai juga memimpin da-
lam bidang pemikiran, sedangkan yang ketiga, partai menunjuk
kader-kadernya untuk menduduki posisi penting dalam setiap
tingkat administras i negara. Kiprah partaiyang demikian luas
ini telah mengukuhkan kekuasaan partai dan membimbingnya
dalam melakukan aktivitas politik. Mandat partai seperti ini
yang membuatnya mampu melakukan konsolidasi dan pemba-
ngunan dalam bidang perekonomian. Basis industri modern
yang dimiliki Cina memang terbatas apalag1adabanyak rintang-
an baik dalam bidang pemasaran maupun pasokan bahan baku
membuatnya untuk melakukan pendekatan pembangunan na-
sional yang egaliter, yang beroridhtasi utama pada sektor perta-
nian. Faktor yangtak kalah penting lainnya adalah rangsang-
an-rangsangan internationdl yang secara efektif mampu meng-
konsolidasikan partai komunis dengan basis massanya. Kesuk-
sesan yangbukan semata-mata milik Cina melainkan jrrga Ru-
sia, yang memulai revolusi, dengan merintis dasar-dasar keyakin-
an komunis.
Rusia sebelum revolusi, sama dengan Cina, adalah negara
kekaisaran yang perekonomianya sangat tergantung pada sek-
tor pertanian. Ekonomi pertanian ini ciri menyoloknya, tanah
dan klaim terhadap hasil pertanian dipisahkan antara golong-

23Sentralisme demokrasi adalah prinsip yang


mengatakan bahwa se.
mua boleh mengemukakan pendapat dalam sebuah diskusi dalampartai.
Tetapi ketika keputusan sudah dijatuhkan, semua harus taat. Kalau tidak
oranglkelompok tersebut akan dituduh'fakionalisme.'

t93
IsLAM KIRI

an keluarga petani dan kelas atas pemilik tanah. Kelas kelas


atas perdagangan dan industri mempunyai hubungan salingter-
gantung dengan kelas elit pemilik tanah, dan/atau sangat ter-
gantung pada negara kekaisaran. Hubungan eksploitatif yang
saling tergantung ini tidak bisa dipertahankan ketika terjadi le-
dakan Perang Dunia I. Konflik yang melanda semua kawasan
Eropa telah membuat kekaisaran Rusia memutuskan untuk
mengadakan mobilisasi pada tahun l9I{.,sebagai jawaban lang-
sung atas alsi militerAustria melawan Serbia yangmengancam
teritorial Rusia. Dengan mengungkit kesetiaan pada tanah air
kekuasaan kekaisaran, mencoba untuk menjalankan persetuju-
an politik, yang ternyata tidak lama bertahan. Apalagt kekalah-
an perang di perbatasan serta krisis ekonomi yang muncul-diiri-
ngi oleh membumbungnya harga dan ditengarai oleh sulitnya
memperoleh bahan pokok, telah membuat, sejumlah masyara-
kat dan didukung oleh militer menginginkan jatuhnya kekuasa-
an Tsar. Peristiwa Maret 1917 merupakan salah satu revolusi
yangberjalan secara spontan, anonim dan tak terkendali. Oto-
krasi Tsar yang menghilang yang kemudian membuat negara
terpecah-pecah telah membikin iiekuatan-kekuatan politik mu-
lai mendefinisikan kepentingannya dan beb erapa garnisun mi-
liter, sulit dikoordinasi dari atas. Hasil revolusi menghasilkan
kondisi kehidupan yangburuk dan persoalan utama yang mun-
cul, bukan lagi siapa yang memerintah melainkan siapa yang
ffiolnpu memerintah, dan dapatkah tertib nasional ditegakkan
kembali. Dalam kondisi yang demikian partai Bolshevik2a-

2aBolshevik berasal dari kata bol'shintsvo yang berarti mayoritas dan


merupakan bagian kelompok Lenin. Ini merupakan kelompok pecahan dari
kaum Menshevik (kaum 'minoritas' yang berasal dari kata Rusia men'shint-
svo) Perbedaan di antara mereka berkisar pada, progtam nasionalisasi tanah
dan diktator Proletariat. Perpecahan itu timbul pada saat Kongres Kedua
Partai Buruh Sosial Demolratik antara Martov dan Lenin. Soal Partai, Lenin
mengusulkan bahwa anggota partai harus menerima program partai, men'
dukung partai secara finansial dan harus masuk ke salah satu organ-
organnya. Sedangkan Martov mengusulkan seorang anggota tak perlu masuk

r94
nevotusi: uiiinlau sejarah dan Peryutatan Kon.v4

yang semul apartaikecil dan elstrem-mengembangkan sffa-


tegi untuk memperoleh dukungan rakyat lewat sejumlah propa-
gandakritisnya. Propaganda kritis yang sasarannya, buruh in-
dusffi, pasukan garnisun garis depan, mengajukan tuntutan per-
damaian, tanah, makanan, wewenang buruh dan seluruh ke-
kuasaan untuk rakyat Soviet. Taktik yang mendulang dukung-
an sekaligus banyaknya anggota baru yang masuk menjadi ang-
gota Bolshevik. Dengan tingkat dukungan inilah dilancarkan
revolusi oktober, satu revolusi yang akan mengantarkan Rusia
menjadi sebuah negar a sosialis-komunis.
Segera-sejak diproklamirkan tanggal 25 Oktober l9l7
kekuasaan beralih ke tangan Bolshevik, maka disetujuilah penyi-
-
taan petani atas tanah milik para fuan tanah, mengumumkan
keinginan untuk merundingkan penyelesaian perang dan me-
merintahkan pemilihan para perwira oleh para tamtama dan
menghapuskan perbedaan kepangkatan dalam angkatan ber-
senjata. Malahan Bolshevik dalam jangka waktu tertentu me-
nyetujui prinsip-prinsip kekuasaan buruh atas sarana-sarana in-
dustri. Akan tetapi perlawanan masih sengit dilakukan oleh ka-
um kontrarevolusi dan usaha ufituk menekan perlawanan iru
tiada lain, dengan membentuk satuan tentara merah yangber-
pusat, profesional dan disiplin. Dengan di bawah kendali ko-
mite sentral (partai komunis) pasukan tentara merah melaku-
kan dua langkah penting, pertama menaklukkan ancaman mi-
liter kontrarevolusioner bahkan dengan mahir mampu mem-
bangkitkan ketidaksenangan rakyat kepada kaum Rusia Putih
dan yang kedua telah berhasil menjadikan Tentara Merah seba-
gai organisasi militer yang memberikan dukungan pada peme-
rintahan yang secara terpusat dilakukan oleh Partai Komunis
Bolshevik. Persoalan yang masih menganga memangbagaima-
na memulihkan perekonomian dan ini dijawab Joseph Stalin

ke sebuah organ partai tetapi dapat bekerja di bawah arahan salah satu dari
mereka. Lih. Imin untuk Pemula,Insist Press 2003.

t95
ISLAM KIRI

dengan meluncurkan kebijakan perokonomian baru. Dalam ga-


gasannya diusulkan pemberlakuan investasi secara besar-besar-
an yangterus-menerus dalam industri berat, ditambah dengan
kolektivisasi pertanian dalam rangka memacu kaum tani untuk
menanam dan menyerahkan padi serta untuk memanfaatkan
sumber daya manusia untuk ekspansi industri perkotaan' Apa
sesungguhnya yang membikin kebijakan untuk ini berhasil? Per-
tama, pendekatan yang dirancang ini dapatmengangkat Rusia
secara cepatketingkat perkembangan ekonomi dan militer yang
lebih tinggi. Revolusi sosialis membuat Stalin percaya kalau
pembangunan ekonomi harus dijalankan di atas basis yang se-
cara nasional otonom.2s Sedangkan yang kedua keberhasilan
juga didukung oleh tulang punggung partai yang distrukturi-
sasikan dengan elemen negara sehingga pendekatan ini secara
tepat, telah membuat petani diberi kebebasan sekaligus tak ba-
nyak pilihan. Gagasan kolektivisasi pertanian ini berarti, upaya
negarauntuk memperoleh hasil pertanian dengan biaya mini-
mal. Dampak dari pendekatan ini tak lain adalahkendali nega-
rayangkuat atas jalanya industri dan sektor pertanian.
Pertanyaannya kemudi an-apayang membuat negara So-
viet hasil revolusi Bolshevik mampu memiliki usia panjang dan
bahkan dapat mengatasi segala benruk perlawanan dari kaum
konffa revolusioner? Pertama yang harus secara jujur dikatakan,
partai Komunis @olshevik) menggantikan Tsar serta jaringan
orang-orang yang setia pada Tsar sebagai agen koordinasi eks-
kutif untuk semua tugas pemerintahan. Apalagi ditunjang de-
ngan jumlah anggota yang besar serta ketaatan anggota pada
pucuk pimpinan partai.26 Sebab kedua negara dapat memiliki

slni sebagaimana yang dinyatakan oleh Befiand Russel, syarat utama


kesuksesan sebuah revolusi komunis adalah bahwa ia tidak boleh melum'
puhkan industri. Jika industri lumpuh, keburukan yang.sekarang ada di Rusia
hodern, atau hal lain yang sama buruknya, kelihatan tidak terhindarkan
lagi. Lih Betrand Russel, "syarat Suksesnya Sosialisme," Kritik, Jurnal
Pembaruan Sosialisme.
26Tiga tahun setelah keberhasilan Revolusi Oktober, Lenin menyim-

t96
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Kansep

daya jan$<au kekuasaan yang mendalam ini disebabkan ke-


mampuan partai komunis dalam mempertalikan eksekutif par-
tai dengan massa seerat mungkin, kemudian mengintegrasikan
semua orang pada aktivitas kerja dimana secara langsung mere-
ka terus berada dalam jaringan sistem negara-Partai. Sebab ke-
tiga Negara-Partai Bolshevik ini lebih besar dan kuat karena
masyarakatnya telah mengalami revolusi dimana telah terjadi
penghapusan semua hak-hak istimewa, teru tama da''ir para aris-
tokrat, pejabat Tsar dan parakapitalisnya. Efek sosial yang se-
cara langsung didapatkan taklain adalah terbukanya kesempat-
an baru bagi peningkatan sosial terutama untuk warga baru So-
viet yang berlatar kelas rendah. Tentu ada banyak kelemahan
yangterjadi, saat Stalin mengambil-alih jalanya revolusi, ke-
mudian melakukan kontrol yang ketat p ada warganya. Pertama
pola pengendalian yang hierarkhis ternyata tidakdidukung oleh
ganjaranekonomi yang memadai. Apalagi selama tahun 1930-
an, upaya untuk mencegah agar parapqabat danpegawai ad-
ministrasi Soviet tidak memiliki hak istimewa ternyata tidak
berlaku. Risikonya adalah kesewenang-wenangan dan puncak-
nya adalahberedar kembali peraiuran-peraturan yang berorien-
tasi pada upaya untuk melakukan kontrol sebagaimanayang
dilakukan oleh rezim sebelumnya. Kedua karena kebijakan ko-
lektivisasi maka banyak petani Rusia kehilangan hak atas lahan

pulkan ada empat hal yang mempengaruhi kemenangan revolusi Oktober.


Pertama, partai harus menjadi pelopor, dalam arti memasukkan kesadaran
kelas kepada kelas pekerja, seperti yang berkalikali diucapkannya 'tanpa
teori revolusioner tidak ada perubahan revolusioner'. Kedua, partai mem-
punyai kewajiban memimpin perjuangan kelas buruh dan kaum tani sebab
partai adalah bentuk tertinggi dari segala organisasi, merniliki pengalaman
dan sanggup mempraktikkan aktivitas revolusioner. Ketiga, selain sebagai
pelopor, partai harus terorganisir. Semua anggota tidak peduli pengurus atau
anggota cabang, harus mengikuti semua aturan atau regulasi yang dirancang
organisasi. Keempat, partai pelopor tidak boleh dan tidak dapat mengisolasi
diri dari massa. Kelima senffalisme sangatlah penring dalam menjalankan
roda organisasi dan harus ada satu perangkat aturan bagi semuanya untuk
diikuti. Lih Edy Haryadi, Lenin: Pikiran, Tindakan dan Ucapan, Komunitas
Studi untuk Perubahan, 2000.

197
ISLAM KIRI

keluarga yang dimiliki secara turun-temurun dan lenyapnya


otonomi politik kolektif atas desa-desa mereka. Sedangkan ke-
bijakan industri yang berjalan cepat pada kenyataannya tambah
menghapus serta meniadakan pengaruh pada serikat-serikat da-
gang. Bahkan kekuasaan beralih mutlak ke tangandirektur per-
usahaan yang ditunjuk oleh negara dan diawasi oleh pattai.
Bahkan sesudah tahun lg}S,rezimSoviet betul-betul tidak da-
pat meningkatkan kesejahteraan umum atau otonomi sosial-
politik bagi buruh-buruh perkotaan maupun kalangan petani
yang ikut dalam kebijakan kolektivisasi pertanian. Bahkan se-
jumlah prinsip egaliter yang dulu ada dalam partai Bolshevik
dibuang oleh StalinzT dan ujung dari semua ini adalah dilemba-
gakannya kekerasan.28 Mengapa kondisinya bisa berjalan seper-
ti ini? Yang menyolok dikatakan oleh Theda Stockpol, karena
negara Partai Bolshevik kurang mempunyai basis organisasio-
nal yang mantap di daerah pedalaman, sehingga dengan mudah
terperosok ke dalam krisis ekonomi nasional yang akut. Kele-
mahan ini makin menyolok ketika kepemimpinan maupun sis-
tem yang ada dalam lingkunganpartai berjalan keluar dari kon-
sep-konsep dasar. Jika di Cina kepemimpinan Mao dapat meng-
atasi berbagai bentuk perbedaan maka Stalin telah menjalankan
kepemimpinan yang otoriter dan sulit untukbisa memberi ru-
angbagi pihak lain.

2TPrinsip itu diantaranya ketentuan yang menyatakan kalau manajer,


spesialis dan pejabat partai tidak boleh menerima bayaran dan tur,tjqlgln
yang lebih beiai daripada yang diberikan kepada pekerja ahli, oleh Stalin
ditinggalkan bahkan dicemooh sebagai egaliterisme borjuis yang picik. Bah'
tan Statin mulai menangkapi banyak tokoh-tokoh tua Bolshevik dengan
alasan untuk melakukan stabilisasi berbagai institusi'
2EJauh sebelum kematian Lenin, dalam catatan yang ditulis pada tang-
gal 25 Desember 1922 dan 4 Januari 1923,Lenin menulis, "Kawan Stalin
ikan jadi Sekjen, ia akan memegang kekuasaan yang besar di tangannya,
namun saya tidak yakin dia akan mampu menggunakankekuasaanya dengan
alasan yang cukup." Menurut Lenin, Stalin terlampau kasar dan puny-a po-
tensi untulimenjadi seorang yang otoriter. Lih Edy Haryadi, Lenin: Pikiran,
Tindakan dan (Icapan, Komunitas Studi untuk Perubahan, 2000.

198
Rwolusi:Meninpu Sejuah dan Pergulatan Kbnsep

Kepemimpinan dalam revolusi Rusia memang sangat ma-


jemuk, seperti, konflik antaraTrosky yang teoretis dengan Sta-
lin yang pragmatis. Meskipun Lenin banyak memberikan pijak-
an dasar-dasar teoretis ketika revolusi hendak dilancarkan un-
ruk pertama kalinya. Sifat praktis Stalin yang membuatnya ber-
kuasapenuh dan mengambil sikap yang sangatberhati-hati apa-
bila yang menjadi masalah adalahdikerahkan atau tidak Tenta-
ra Merah. Dalam konteks inilah yang kemudian seringkali jadi
perdebatan 'apa perlu tidak' sebuah revolusi itu diekspor. Da-
lam kaitan ini terminologi yang dipegang oleh kaum Marxis
Soviet, bahwa suatu gerakan revolusi harus menjadi matang
di negeribersangkutan sendiri danbahwa intervensi militer oleh
suatu negara sosialis haruslah dihindari, agar massa rakyat ti-
dak berpaling dari ideologi sosialis. Soal ekspor revolusi ini
menjadi perdebatan yang menghangat di kalangan teoretisi
Manis, bahkan dalam praktiknya negara Soviet berulang kali
terjerembab dalam kebijakan aneksasi. Diawali sekitar tahun
t92O-anseorang perwira muda2e menyerbu Polandia hingga ke-
bijakan Stalin untuk melakukan eksporrevolusi. Cina pun juga
melakukan hal serupa ketika nielakukan peyerbuan ke Tibet.
Agresivitas yang dilakukan dengan melakukan peyerbuan bu-
kan saja dilatarbelakangi ol'eh keyakinan sebagai pusat revolusi
melainkan persaingan yang sengit dengan kekuatan imperialis
Amerika. Akan tetapi teori ekspor revolusi ini mendapat ham-
batan terutama sejak adanya pembagian daerah-daerah penga-
ruh yang ditetapkan melalui Konfrensi Yalta maupun penga-
kuan PBB pada kedaulatan serta penghukuman bagi negara
yang melakukan agresi. Hambatan lainnya juga konsolidasi

2eSeorang perwira muda,


Tukhatsyevski, menyerbu masuk ke polandia
dengan dukungan tertentu dari Lenin yang bertentangan keras dengan pen-
dapat Trosky. Dalam pandangan Trotsky intervensi militer akan mengham-
bat suasana revolusioner yang sebenarnya. Penyerbuan yang gagal itu ke-
mudian dicoba dibela di muka umum namun tidak berhasil. Teori bukan
ekspor ini kemudian diterima sebagai asas. Lih WF Wertheim.

t99
ISLAM KIRI

yang erat antarberbagai kekuatan kontrarevolusi untuk menin-


dak tegas semua kekuatan yang melakukan langkah-langkah
revolusi. Dukungan atas gerakan-gerakan konffarevolusi ini di-
motori oleh Amerika yang kuatir kepentingan-kepentingannya
terancam oleh gerak revolusi ralcyat. Intervensi Amerika seperti
yang dilakukan di Chili pada tahun 1973,30 di Guatemelapada
tahun 1954, diRepublik Dominika pada tahun 1965, di Afga'
nistan, Laos dan Kamboja hingga yang paling mutakhir di Af-
ganistan dan Irak. Intervensi ini pada hakikatnya hendak me-
lindungi kepentingan-kepentingan Amerika y ang ada di sana.
Proses perubahan sosial yang mendasar memang mengancam
eksistensi dari berbagai kepentingan Amerika apalagrsetiap re-
volusi mencirikan perjuangan kelas yang dalam kaitan tefientu
akan mencaplok dominasi ekonomi Amerika yang ada pada
sejumlah negara. Karakter campur tangan Amerika ini kentara
dalam beberapa kasus yang terjadi di banyak belahan negata.
Misalnya, di TimurTengah, sebagaimana yang dituturkan oleh
Jochen Hippler, alasan pengembangan senjata nuklir di kawas-
an Timur Tengah tidak ada hubungannya dengan keku atan ak'
rual militer, tapi lebih berkaitan"dengan pengontrolan minyak
di Timur Tengah. Hipler bahkan menyatakan, tidak setujunya
Barat terhadap "bom Islam" didasari ketakutan akan pembe-
rontakan Dunia Ketiga untuk keluar dari stnrknrr yang mendo-
minasi.3r
Aktivitas kaum kontrarevolusi ini dilakukanbahkan den-
gan melakukan penyerangan atas sejumlah wilayah yang ber-
hasil dimenangkan oleh kalangan revolusioner. Chile ketika
Salvador Allende seorang Marxis terpilih sebagai Presiden ta-

sDibawah kediktatoran Jenderal Augusto Pinochet dan pemerintahan


demokrasi palsu dari Presiden Alywin dan Frei para aktivis yang merupakan
anggota dari Front Patriotik Manuel Rodriguez (FPMR) mengalami berbagai
uentut penyiksaan dan itu bisa dilakukan karena dukungan negara-negara
kapitalis. Lih Pembebasan 05 /Maret/ 1997 .
' rllih Fawaz AGerges, Amerika dan Islam Politik,Jakarta: Nvabet2002'

200
Revolusi:Metninjau Sejmh dan Pergulatan Konsep

hun 1 970 dan populer di mata ralsyat, telah memancing kekuatir-


an Amerika akan kemunculan kembali ideologi komunis. CIA
dan seluruh mesin politik luar negeri AS melakukan segala jalan
untuk menumbangkan kekuasaan Allende, terutama mengga-
lang kemarahan militer. Akhirnya pada bulan September 1973,
militer menggulingkan pemerintah rakyat bahkan membunuh
Allende. Terjadi pembunuhan besar-besaran dan seluruh negeri
ditutup dari pantauan dunia luar dan kurang lebih 3000 orang
dieksekusi sementara ribuan orang lain lenyap. Kisah serupa
dialami oleh Nikaragvapada dekade tahun 1978-1989. Ketika
gerakan Sandinista berhasil menggulingkan kediktatoran So-
mozapadatahun 1978, AS langsung melihat bayangan muncul-
nya "Kuba yang lain" di wilayah Amerika Tengah. Amerika
pada masa pemerintahan Carter melakukan tekanan dengan
jalan diplomasi dan tekanan ekonomi kemudian ketika Roirald
Reagan berkuasa dilakukanberbagaipolitik kekerasan. Ronald
Reagan waktu itu memberikan dukungan selama kurang lebih
delapan tahun pada pasukan "gerilyawan" Kontra. Pasukan ge-
rilyawan kontra melakukan penghancuran secara sadis terhadap
semua asset ekonomi yang peiiting, diantaranya, pembakaran
sekolah, klinik medis, perkosaan, penyiksaan, peledakan pela-
buhan dll.32 Kejadian yang getir juga terjadi ketika Amerika me-
lakukan invasi ke Grenada pada kurun wakar 1979-1984. Mau-
rice Bishop dan para pengikutnya yang berhasil merebut kekua-
saan pada tahun 1979 telah mendorong Amerika kefakutan

r2Amerika melancarkan teror yang tidak mengindahkan sama sekali


peringatan Mahkamah International. Dalam catatan majalah Time, pasukan
teror yang didukung oleh Amerika, melakukan sabotase,terhadap stasiun
tenaga listrik, jembatan dan pertanian yang hancur. Peperangan itu dalam
catatan Carothers, dalam ukuran per kapita biaya yang dikeluarkan lebih
tinggi dari pada jumlah orang Amerika yang terbunuh dalam Perang Saudara
digabung dengan semua peperangan abadke-2}. Kepungan terhadap Nika-
ragua dikerjakan oleh sekutu Amerika Serikatyang ikut menjadi tulangpung-
gung sebuah Pemilu yang ditolak. Diantaranya Belanda yang bersikap ber-
musuhan dan mendukung kekejaman Reagan. Lih Noam Chomsky, Pasar
dalam Tatanan Neoliberal : Doktin dan Kenyataan, Diponegoro 7 4. N o 9 / 2001

201
ISLAM KIRI

akanmunculnya "Kubabaru". Padabulan Oktober 1983 Ame-


rika Serikat melakukan invasi dan tentu tidak mendapatkan per-
lawanan yang berarti. Ada 135 prajurit terbunuh atau terluka
dan 400 orang Kuba ikut menjadi korban. Pada akhir L984 dia-
dakan Pemilu yang dimenangkan oleh penguasa yang didukung
oleh Reagan dan setahun kemudian, sebuah organisasi Hak
Asasi Manusia menyebutkan, bahwa pasukan Anti-Pemberon-
takan Grenada yang dididik oleh AS semakin terkenal karena
kekejaman, penangkapan sewenang-wenang dan penyalahgu-
naan kekuasaan. Kejadian yang lain terjadi pula di Haiti pada
tahun 1987-1994 ketika kedikatoran keluarga Duvailer yang
berkuasa selama 30 tahun dengan dukungan penuh pemerin-
tahan AS mulai digulingkan. Jean Baptise Aristide yang progre-
sif kemudian terpilih menjadi Presiden tapi dikudeta kembali
oleh pengikut Duvalier. Washington bersedia menaikkan kem-
bali Aristide dengan syarat ia tidak akan membuat kebijakan
yang menguntungkan kaum miskin dan merugikan orang kaya,
dan bahwa ia akan berpegang teguh pada doktrin pasar bebas.33
Ada banyak contoh lain yang bisa disebutkan mengenai bagai-
mana kiprah kaum kontrarevold3i dalam menahan laju keme-
nangan kelompok revolusioner. Bahkan ada lembaga pendidik-
an khusus yang didesain untuk melakukan penyerangan atas
seluruh hasil kerja revolusi.s

33lih Sisipan Media Kerja BudayaNo 07,2002.


sTepatnya di Fort Benning, Georgia merupakan camp pelatihan te-
roris yang didirikan dan dimiliki oleh Amerika. Selama lebih dari 'lima de-
kade' tempat ini telah menjadi sebuah 'sekolah unggulan'bagi lebih dari
60.000 anggota militer dan pejabat hukum yangberasal dari Amerika Latin.
Di sekolah itulah dilatih berbagai cara teknik-teknik penyilaaan yang semua-
nya dibiayai penuh oleh pembayar pajak Amerika. SOA adalah sekolah yang
didirikan sejak tahun 1946 di Panama yang tujuanya memperkuat hegemoni
Amerika atas Amerika Selatan dan Tengah dengan kedok'memerangi ko-
munisme' Dari l0 Presiden di negara-negara Amerika T atin yang lulus dari
SOA, semuanya meraih kekuasaan dengan cara kudeta ilegal. 19 dari 27
pejabat El Salvador yang bertanggungjawab atas pembunuhan 8 orang di
Universitas Amerika Sentral adalah lulusan SOA, hampir tiga perempat pe-
jabat Savador bertanggung jawab atas 9 mahasiswa dan I profesor, tidak

202
Revolusi: Metninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

Serangan kaum kontrarevolusi atau ekspor kontrarevolusi


yang menyebar luas ini kadang dibela terang-terangan sebagai
upaya untuk membendung munculnya ideologi komunis atau
ekstrem Islam, yang sering diartikan sebagai ancaman bagi per-
damaian dunia. Revolusi menciptakan ancaman karena pencip-
taanrezimbaru dan pelembagaan organisasi negara selama re-
volusi menjadi lebih terpusat. Selain lebih terpusat juga dapat
membentuk kendali atas segala bentuk pengaruh. Meskipun ak-
tivitas kontra revolusi bisa jadi akan menemui kegagalan, jika-
lau kekuasaan hasil revolusi sosial mampu mengkonsolidasikan
diri untuk bersama-sama melakukan petualangan peperangan
secara terbuka dan mendapat dukungan besar dari kekuatan
lain. Contoh yang menarik adalah Kuba, negarakecil yangber-
ada hanya sepuluh mil dari musuh yakni Amerika.3s Revolusi
Kuba tahun 1959 dimana Fidel Castro mampu menjaruhkan
kediktatoran Batista tidak dapat diinvasi oleh Amerika. Castro
dengan kemahirannya sukses memimpin jalan revolusi dengan
melakukan aliansi domestik dengan Partai Komunis Kuba dan
secara International dengan Uni Sovyet.36 Dampaknya me-
mang Kuba menjadi tergantunisecara ekonomi maupun mili-

kurang dari 4 pejabat Honduras dituduh mengorganisir pasukan pembunuh


Batalion 316 yang sangat terkenal. Pembebasan No 7 Tahun II Mei 2003.
3sSelain Fidel Castro tokoh revolusioner yang memiliki jasa besar
da-
lam keberhasilan revolusi Kuba adalah Che Guevara. Setelah diangkat se-
bagaiwargarregara Kuba, Fidel yang memimpin Lembaga Reformasi Ag-
raria Nasional (INRA) mengangkat Che sebagai kefua Departemen Perin-
dustrian. Kebijakan awal yang ditempuh Che adalah mengambil alih Bank
Nasional dan membuat uang kertas baru Kuba. Kebijakan berikutnya adalah
menghentikan impor kemudian mengembangkan kerja sama ekonomi de-
ngan Cekoslowakia, Rusia, Cina dan Korea. Kebenciannya pada Amerika,
dilandasi oleh keyakinan, bahwa tak ada negaraterbelakang yang akan diizin-
kan untuk membangun industrinya sendiri jika industri itu akan bertentangan
dengan Amerika. Lih Che Guevara, Rnolusi Rakyat, Teplok Press, 2000.
sDalam kalimat Che Guevara, Tanpa bantuan Rusia kami menderita
kelaparan. . ..setiap revolusi sosial harus memiliki fase Stalinisnya. . .Kami ha-
rus menasionalisasi industri Amerika Serikat. . ...Saya yakin bahwa jika kami
benar-benar kaum Komunis, kami akan bisa memperbaiki keadaan, dengan
pariwisata, perdagangan, pertukaran pelajar dan lan-lain.I bid, hlm 41.

203
ISLAM KIRI

ter dengan Moskow, dan membuatnya menj adi negnra yang


melayani kepentingan Soviet melalui Dunia Ketiga. Di bawah
kepemimpinan Castro, penduduk dibimbing untuk terlibat aktif
dalam posisi antara radikal-revolusioner dengan usaha retoris
untuk tetap anti AS.37 Teknik pembangkrutan ekonomi merupa-
kan strategi andalan Amerika dalam aktivitas kontrarevolusi
dan ini akan menemui hambatan, jika rczim-rezim revolusi
secara geografis punya jarak dengan Amerika. Contoh yang
memikat adalah Vietnam dan Iran yang mengambil sikap
menentang'imperialisme Amerika' relatif tanpa serbuan inter-
vensi militer AS. Vietnam mempunyai benih partai komunis
yang kuat dan memiliki pengalamanpanjang dalambertarung
dengan kekuasaan kolonial. Semenjak penjajahan Prancis,
kaum terpelajar Vietnam telah mendirikan Partai Komunis
yang secara gigih menolak dominasi asing. Pertama mereka
berhadapan dengan Prancis kemudian selama Perang Dunia
kedua mereka berhadapan dengan Jepang, kemudian kembali
ke Prancis dan terakhir berhadapan dengan AS. Dalam istilah
Theda Skocpol, kaum komunis Vietnam adalah kaum nasiona-
lis yang paling tidak suka komprdmi.3s Kaum terdidik Vietnam
memiliki tekad, apabila kondisi diperlukan mereka akan me-
nyokong perang gerilya melalui mobilisasi petani. Di bawah
dukungan Rusia tampaknya Vietnam berhasil melakukan pe-
perangan gerilya di tengah gempuran Amerika, Cina dan Kam-
boja. Meski sudah dikupas mendalam tentang Iran di bab awal
tapi secara geopolitikkemenangan revolusi Iran ditentukan oleh

3TTerdapat banyak usaha yang dilakukan oleh Amerika untuk mem-


bunuh Castro, seperti operasi intelejen ClA, Bays of Pigs Piasco, yangdiran-
cang dengan merekrut 14.000 warga imigran Kuba untuk menyerang peme-
rintahan Castro dari wilayah tenggara Coastel. Skenario yang tambah mem-
bangkitkan perlawanan rakyat Kuba. Skenario lain adalah membunuh Castro
dengan memasukkan racun dalam rokoknya hingga menembak Castro de-
ngan senjata canggih, tapi semua usaha itu berakhir dengan kegagalan. Lih
Panjimas, Agusrus, 2003.
3tlih Theda Skocpol, "Revolusi Sosial di Dunia Modern dan Mobili-
sasi Rakyat Secara Militer", Unisia No 37IXVIII /l/1998.

204
Revolusi:Meninjau Sejuahdan Pergulatan Konsep

kemampuannya untuk melakukan konsolidasi ralryat untuk ter-


libat secara total dalam kegiatan politik nasional dan ekspor
minyak di pasar international yang terus berlanjut hingga mem-
buat Iran mudah melakukan proyek pembangunan ekonomi
pascarevolusi. Saddam Hussein tetanf1ga dekat Iran yang me-
lakukan penyerangandengan dukungan Amerika tapi gagalka-
rena kemampuan ulama dalam mengkonsolidasi pasukan mar-
tir hingga mampu mengusir Irak. Iran mementahkan tesis kaum
modernis bahwa kekuatan kaum ulama Syiah yang anti-Barat
tidak akan mampu menjalankan politik dalam kekuasaan kon-
temporer. Kaum Syiah telah membuktikan bahwa, konsolidasi
dan rekonstruksi kekuatan negaft melalui mobilisasi massa
yang dikoordinasikan secara ideologis, dan mengarahkan sema-
ngat rakyat melawan suatu adigdayayang'jauh' kemudian me-
nyalurkannya ke dalam suatu perang melawan negara yang ti-
dak banyak warga penduduknya, telah berhasil memperpan-
jang usia kemenangan revolusi.
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan
suatu revolusi, di tengah gencarnya perlawanan kaum konffare-
volusi, akan dipengaruhi oleh sbjumlah faktor. Yang pertama-
tama adalah kemampuan untuk mengintegrasikan semua ke-
kuatan dalam melawan arus kaum kontra danyangtak kalah
penting adalah dukungan maupun keterlibatan negara lain, ter-
utama dalam membantu pemulihan ekonomi pasca revolusi.
Ini bermakna bahwa keberhasilan suatu revolusi sangat ditentu-
kan dari bagaimana kelompok kaum revolusioner mampu meng-
hasilkan struktur kekuasaan yang lebih kuat, lebih terpusat, le-
bih birokratik dan lebih memiliki kekuasaan yang otonom di
dalam maupun luar negeri. Struktur kekuasaan yang lebih ter-
pusat ini sangat penting artinya, terutama dalammemobilisasi
rakyat guna melawan pesaing domestik-yang menolak keme-
nangan kaum revolusioner-dan para perusuh dari asing. Pro-
duk revolusi tentu tidak dapat dinilai dari takaran teoretis me-
lainkan juga harus mendasarkan diri pada perubahan atau ke-
ISLAM KIRI

untungan yang secara keseluruhan dinikmati oleh mayoritas


rakyat yang tertindas, seperti petani, buruh atau kaum miskin
kota. Faktor kedua yang tak kalah pentingnya adalahbagaima-
na kepemimpinan revolusioner mampu membangun organisa'
si-organisasi negara baru yang lebih kuat serta dukungan penuh
baik secara ekonomi maupun militer dari luar negeri. Tuntutan
akan penonjolan militer kepada pihak luar ini penting terutama
untuk pihak yang hendak ikut campur dalam niasalah domes-
tik. Sponsor ini tidak kemudian berarti negara hasil revolusi
akan lebih 'tergantung' padanegarasponsor, karena dalam ba-
nyak kaj ian, secara menyeluruh rezim hasil kemenangan revo-
lusi kedudukannya lebih otonom dibanding dengantezim pen-
dahulunya. Kasus yang paling ekstrem adalah Kuba dan Iran
yang berhasil mengatasi ketergantungan pada pemerintahan
Amerika. Faktor ketiga tentu yang tak kalah pengaruhnya ada-
lah perubahan konfigurasi pada tatanan International. Semua
revolusi yang terjadi pada masa pasca PD II palingbanyak di-
sebabkan oleh kekacauan kontrol kolonial atas wilayah jajah-
an. Ini secara langsung berarti revolusi akan mudah meletus
kalau terjadi kontradiksi inter den intra nasional serta sebuh
peristiwa yang keluar dari kendali. Peristiwa itu membuat sebu-
ah revolusi tidak perlu menunggu 'waktu' tapi memerlukan
'percikan' apiyangkeras. Pada akhirnya sebuah revolusi akan
sangat ditentukan oleh bagaimana hubungan 'kerja-sama' mau-
pun 'konflik' terjadi antar kelas-kelas sosial baik di lapis atas
maupun lapis bawah. Pola-pola revolusi yang berlainan safu
sama lain, membuat penting untuk dikaji bagaimanaperubah-
an revolusi yang terjadi di Indonesia. Menarik untuk diketahui
bagaimana pemberontakan, mobilisasi massa maupun peran
ideologi'perantara' terkadang harus mengalami kekalahan
yang menyakitkan. Kasus ini sengaja diangkat, untuk melihat
akar penyebab kekalahan dan mengapa berakibat seperti per-
ubahan politik yang berjalan seperti sekarang. Kita nampaknya

206
Revolusi:Metninjau Sejatrahdan Pergulatan Konsep

perlu menengok peluang ideologi 'komunis'dan Islam yang


pernah menguji-coba untuk melefuskan sebuah revolusi di In-
donesia.

teianalt Pen0ulrtan
lcuolurl "lfinl" dl lndonetlr

Justrutuiuanlah yang membedakan setiap gerakan r

Maka peftanyaan: Reformasi atau Revolusiadalah sama dengan


pertanyaan Jadi atau tidak jadi
(Rosa Luxemburg)

El Pueblo unido hamas sera vencindo


(Rakyat yang bersatu tak pemah terkalahkan)
(pepatah Cuba)

Laiknya pakaian yang kotor ia harus dicuci dengan sabun,


Begitupun dunia yang temoda, ia mestidicuci dengan darah
(HajiAchmad Chatib)3e

Revolusi adalah ungkapan yang dulu begitu marak ketika


Soekarno berkuasa. Kepada kalimat itu semua kekuatan sosial
memberikan loyalitas dan kepa.t-uhanya. Soekarno memilih un-
tuk mengatakan, kalau revolusi belum selesai dan ada jalan pan-
jang yang mesti ditempuh untuk menuntaskannya. Kemudian
semua lapisan masyarakat mengawal kata revolusi itu dengan
interpretasinya sendiri. Diantarayang paling getol unruk mene-
lurkan revolusi itu adalah PKI, yang dengan semangat mem-
bumbungtinggi, melakukan segala manuver. Khutbah mereka
tentang tujuh setan kota ini membuat banyak orang bergidik
dan ketakutan. Sebagian yang lain dengan gagah menjadi pen-
dukung utama barisan ini, bahkan dengan semangat menyala-
nyala mengamininya. Mungkin karena itu, Jakdrtasebagaima-
na yang terlukis dalam film Dangerous Daylight-dengan bin-
tang muda Mel Gibson-adalahJakarta yang sesak, miskin dan
kumuh. Kata Revolusi seperti manffa yang akan menyulap ke-

31lih Michael C Williams, Ait dan Bulan Sab4 Syarikat, 2003.

207
ISLAM KIRI

adaanitu semua. Jika kemudian PKI kalah dan ribuan pengi-


kutnya masuk bui mungkin kita bertanya-tanya, kenapakata
Revolusi ini tidak lagi manjur. Mengapa Aidit yang dulu begi-
tu gagah dan sedikit angkuh tidak mampu menyerupai Mao?
Aidit, Nyoto seperti mengikuti jejak Musso harus mengalami
kekalahan yang menyakitkan. Adagium yang menyatakan 're-
volusi memakan anaknya' sendiri mendapat pembenaran dari
kegagalan PKI. Partai ini bukan saja ditumpas oleh para pendu-
kungnya, tapi hingga hari ini, ajaranmaupun segalabentukke-
yakinan politik yang'kiri' tak mempunyai hak hidup. Dalam
novel Kubah,karya Aldtmad Tohari, sebagian pengikut PKI se'
cara ironis ditolong oleh beberapa kyai, yang dulu mereka amat
musuhi. Penuturan Umar Kayam dalam Bawukiugamenyirat-
kan hal serupa. PKI kalah dan harus menerima segala dampak-
nya, padahal PKI sebagai partaikomunis tertua di Asia, punya
sejarah panjang perlawanan. Sialnya gerakan ini berulang-ulang
mengalami kekalahan yang menyakitkan dan membuat kita
bertanya-tanya, ada apa dibalik kegagalan ini semua? PKI bu-
kan golongan politik yang sendirian mengalami kekalahan, hal
yang sama dialami oleh mereka,'yang mencita-citakan berdiri-
nya negara Islam. Paradoks sebuah gerakan revolusioneryang
ternyata tidak memiliki kemampuan melawan atau bertahan
ketika mengalami pergulatan politik yang keras. Bahkan tak
dapatdipungkiri, betapa mereka 'rentan' terhadap campur ta-
ngan bahkan mudah sekali 'diprovokasi' untuk melakukan tin-
dakan teror.
Andai kita membaca kembali sejarah berdirinya PKI,
yang didirikan pertama kali di Surabaya 9 Mei 1914, diawali
dari organisasi baru yangbernama Persatuan Sosial Demokrat
Hindia (Indische Social-Democ-ratische Vereeniging-ISDV) Berdiri
atas prakarsa seorang pemimpin buruh Nederland, Hendricus
Josephus Fransiscus Marie Sneevilt. Sneevilt adalahketua per-
satuan buruh kereta apiyangmasuk ke Hindia Belanda dengan
pekerjaan sebagai redaktur surat kabar di Surabaya. Berpindah

208
Revolusi: Meninjau Sejarahdan Pugulatan Konsep

ke Semarang serta menjadi sekretaris untuk Persafuan Dagang


Semarang dan membangun jaringan dengan aktivis sosialis di
sana. Jaringan ini makin lama melibatkan berbagai aktivis
pribumi yang menilai bahwa perlawanan terhadap pemerintah
kolonial, tak lain, harus melalui penerapan prinsip-prinsip rev-
olusioner. ISDV yang pertama kali memperkenalkan bentuk
protes dalam bentuk rally yang waktu itu dilakukan untuk
memprotes pengadilan terhadap Marco Martodikromo. Me-
skipun saat terbentuk pertama kali, ISDV terpecah menjadi dua
kekuatan akan tetapi kecenderungan yangdominan menilai
kalau prinsip revolusioner dapat diterapkan di Hindia Belan-
da.ao Aktivitas yang militan dengan mengejewantahkan prin-
sip-prinsip revolusioner membuat ISDV menjadi populer di
berbagai kalangan. Bukan saja populer melainkan telah men-
jadi ancaman membahayakan bagi pemerintah kolonial seh-
inga pada tanggal 5 Desember I 9 1 8, pemerintah memutuskan
untuk mengusir Sneevilt. Kemudian sejumlah orang yang men-
jadi pengikutnya ditangkap bahkan dihukum buang. ISDV yang
menjelma kemudian menjadi PKI ikut mempengaruhigerakan
SI yang dikemudian hari memtliki organ buruh yang radikal.
SI dalam sejarahnya menjadi gerukan yang pertama kali,
melakukan aksi protes derigan cara boikot dan kekerasan. SI
yang pertama kali memiliki koran gerakan yang secara mahir
mengikat solidaritas sebagai w argajajahan. Cefusan gagasan
yang dimiliki oleh aktivis SI ini kelak akan memberi inspirasi
bagi aktivis gerakan selanjutnya untuk membentuk sejumlah

{Begrtu terbentuk ISDV langsung terpecah mengeaai tujuan


organi-
sasi, sebagian kecil anggota menghendaki agar organisasi tersebut tidak men-
campuri politik dalam negeri Hindia-Belanda, karena prinsip revolusioner
dianggap tidak berguna di negeri yang masih terbelakang seperti Hindia
Belanda. ISDV lebih baik sebagai pemantau situasi, khususnya ekonomi
Hindia-Belanda, bagi kepentingan politik Parlementer SDAp di Nederland.
Sedangkan sebagian besar anggota berpendapat bahwa prinsip revolusioner
dapat dan harus diterapkan juga di Nusantara. Lih Parakitri T Simbolon,
Akar-Akar Kebangsaan Indonesia, Menjadi Indonesia, Bukul, Kompas 1995.

209
ISLAM KIRI

perlawanan aktif pada struktur kekuasaan kolonial. Diantara


yang menjadi pemikir utama gerakan Sarekat Islam pettama
kali, adalah RM Tirto Adhi Soerjo,at yangperjalanannya oleh
Pramoedya ditulis dalam karyanya Sang Pemula. Tirto adalah
aktivis sekaligus seorangjurnalis yang piawai dalam meracik kata
sekaligus melakukan investigasi atas berbagai penyelewengan
yangada dalam birokrasi kolonial.
Sifat sebagai gerakan oleh Tirto dicantumkan dalam lan-
dasan SDI yakni 'Kaum Mardika' terjemahan Belanda "Vie
Burgers" yaitu golongan sosial yang mendapatkan penghidupan
bukan dari pengabdian pada pemerintah kolonial melainkan
mereka yang mendapat penghidupan karena bekerja secara in-
dependen. Karenanya sejak awal Sarekat Daganglslam (yang
nantinya berubah menjadi Sarekat Islam) tidak diperkenankan
untuk menerima anggota yangberasal dari birokrasi kolonial,
meski aturan ini kemudian diubah. Dimasukkan dalam kelom-
pok Mardika ini adalah kaum pedagang, petani, pekerja tukang
dan peladang. Ikatan kaum mardika ini adalah spirit Islam.
Faktor Islam menjadi pengikat sekelompok saudagar ini me-
rupakan temuan brilian dari Tiito. Dalam pandangan Tirto
waktu itu, gerakan Pan-Islamisme yang menguat melawan pe-
merintah jajahan harus disambut dengan gerakan serupa di
Hindia Belanda. Karenanya tidak mengherankan jika pendiri-
an SDI, tanggal 27 Maret 1909, di rumah Tirto di Bogor, diang-
gap sebagai sambungan dari gerakan Pan-Islamisme yang se-
dang menguat. Pada saat yang bersamaan pendirian Sarekat
Islam, bersamaan pula dengan revolusi Cina yang melawan ke-
kuasaan Manchu. Ditengarai oleh sejumlah faktor geopolitik
International yang memperlihatkan keberanian sejumlah ka-
wasan unruk keluar dari mesin penjajah, maka SDI perlu untuk
melakukan perubahan keorganisasian, dengan memformat
menjadi SI. Perubahanyangdikemudian hari membuka pole-

arlih Pramoedya Ananta Toer, SangPemula, Lentera Dipantata,2}l3.

2t0
nevAusi:Ueninlau Sejarahdan Pergutatan Kcinsep

miktentang siapa sesungguhnya yang menjadi pendiri pertama


SI, apa H Samanhoedi atau RM Tirto Adhi Soerjo. Tapi pole-
mikinia2 tak membuang sejumlah kenyataan kalau Islampada
saat itu menjadi tali pengikatbag;war1a pribumi yang masih
mengalami penindasan. Dengan kemampuan Tirto dalam me-
nulis maka kenyataan ketimpangan, yang terjadi di wilayah ko-
lonial, disuarakan ke seantero negeri dan meninggalkan kesa-
daran kolektif tentang rasa kebangsaan. Melalui Tirto kesadar-
an akan perlawanan perlu menempuh carayanglain, bukan
dengan perang melainkan peyebar-luasan gagasan melalui me-
dia massa. Maka sejak inr perlawanan bukan dilakukan dengan
sembunyi dan sporadis melainkan lebih terbuka dan makin
mengkristal pada kesadaran sebagai bangsa yang berhak merde-
ka. Cipto mulai mengimbuhkan wawasan baru yakni emansipa-
si sosial, politik dan ekonomipadasemua warga pribumi. Tuli-
sannya tentang Turki pada masa itu, merupakan artikel tajam,
karena berani melakukan kritikan keras pada monopoli yang
dikerjakan oleh pemerintah kolonial. Ia melakukan serangan
tajam pada ulama yang melakukan perjanjian dengan pemerin-
tah Inggris dan memandang lewat Islam akan bisa diikat solida-
ritas antar sesama warga jajahan. Karena peran maupun ke-
dudukanya yang membahayakan, Tirto kemudian mengalami
pembuangan, ditambah urusan menyangkut keuangan membu-

4Polemik ini tak bisa dilepaskan dari hubungan yang


tidak cocok
antara Samanhudi dengan Tirto. Tirto beranggapan kalau Sarekat Dagang
Islam yang didirikan di Solo adalah cabang dari organisasi yang terdahulu
sedangkan Samanhudi beranggapan itu adalah proyeknya sendiri. Di balik
peftedaan itu keanggotaan bertambah cepat. Apalagi perbedaan ini ditunjang
oleh karakteristik daerah Solo, yang merupakan tempat dimana'aktivitai
kristen dan perdagangan Cina memukul kaum pedagangmuslim. Apalagr
mulai muncul masalah ketika Tirto mengelola koran Sarotomo, yangbeihenti
dan mulai dilakukan tekanan pada Sarekat Islam. Mau tidak mau Simanhudi
harus mencari penyusun organisasi baru yang kemudian terpilihlah Umar
Said Cokroaminoto dan sejak saat itu ada perubahan di lingkungan organ
Sarekat Islam. Lih Robert VanNiel, Munculnya Elit Modern Indonesia,pusAka
Jaya,1984.

2rt
ISLAM KIRI

at posisinya makin tergusur dari dari medan gerakan rakyat.


Tapi lewat Tirto, gaya tulisan serta serangan taj ampada koloni-
al menjadi identitas bagi generasi selanjutnya.
Diantara murid Tirto adalah Marco Martodikromo, pa-
man dari Kartosuwirjo, yang menyatakan bahwa satria sejati
bukanlah mereka yang di atas arena,melainkan ia sendiri lewat
tulisan serta tindakannya. Marco adalah murid dari dua orang
revolusioner, yakni Tirto dan Soewardi. $ejumlah tulisan Mar-
co termuat dalam Doenia Bergerak dan serdngannya pada DA
Rinkes, telah membuka tabirbagaimana SI selama ini didomi-
nasi oleh kepentingan Tjokroaminoto yang dibantu oleh Rin-
kes. Apa kelebihan tulisan Marco? Shiraishi menyatakan ,petta-
ma, Marco bahasanya sangat keras bahkan sindirannyayang
menyamakan doktor dengan doekoen, merupakan sindiran
yang tajam dan tepat untuk intelektual yang oppurtunis, sema-
cam Rinkes. Kedua, kemampuan muslihat Marco yang menya-
takan 'seandainya saya orang ketjil' telah menanam kesadaran
besar tentang persamaan antara orang pribumi dengan kaum
kolonial. Efek dari tulisan-rulisannya yang menyengat membu-
at Marco diadili dan kemudian dijatuhi hukuman. Solidaritas
muncul dari berbagai kalangan dan pengadilan memutuskan
unfuk memasukkan Marco ke bui. Soewardi menulis surat sim-
pati kepada Marco dengan gaya bahasa yang menggetarkan,
dengan menegaskan bagaimana kedudukan Marco sebagai sa-
tria dan penjara hanya tempatuntukmakin meningkatkan laedi-
bilitas dan tauladan bagi kaum aktivis lainnya. Dijebloskan ke
Semarang dan setelah keluar Marco tinggal di Belanda untuk
menulis rangkaian artikel yangberjudul "Sama Rata Sama Ra-
sa." Artikel yang lagi-lagi membawanya masuk penjara dan
mengalami masa penahanan sejak akhir 1915 hingga perte-
ngahan 1918. Ketika Marco ada di bui, terjadi perubahan besar
di tingkat global, yakni kemenangan revolusi Bolshevik. Sedang
pada awal November 1918 terjadi sebuah revolusi di Jerman
dimana kekaisaran runtuh dan sebuah republik sedang didiri-

212
Revotusi: Meninjau Seiarah dan Peryulatan Konsep

kan. Gema revolusi iru sampai di Hindia Belanda yang telah


merangsang sebuah gerakan aksi bukan semata-mata gerakan
pena. Kemenangan revolusi Bolshevik ini yang membuat Mar-
co menulis sebuah artikel yang berjudul "Tabeat apakah?" d!
mana ia menyejajarkan antaraTolstoy dengan Ronggowarsito
dan karena revolusi itu pula, Tjito pergi ke Blora untuk mempe-
lajari Saminisme yang diajarkan oleh Soerantiko Samin. Peris-
tiwa itulah yang makin mengeraskan sejumlah aktivis unfuk
memeluk keyakinan sosialisme dan demolaasi sebagai sebuah
alternatif ideologi untuk melawan penguasa kolonial.
Alternatif ideologi ini kemudian membentuk aksi yang
tidak saja lewat tulisan tapi juga melalui aksi massa. Dian;ara
aktivis yang merintis aksi massa dengan pemogokan adalah Se-
maoen. Pria yang dalam usia 18 tahuna3 telah menjadi pemim-
pin SI Semarang dan kelak akan membuat SI Semarang menja-
di lebih radikal. Semaoen jenis pemimpin gerakan yang baru,
karena, pertama Semaoen bukan sosok jurnalis tetapi berawal
karirnya dari seorang propagandis yang tekun belajar Man<isme
sekaligus cara melakukan pengorganisiran dan memimpin pe-
mogokan. Kedua, dari sisi ketrii"unan, Semaoen berbeda de-
ngan pemimpin pergerakan lain, anak buruh kereta api dan ma-
suk gerakan dalam usia yang masih sangat muda, Artinya Se-
maoen bukan lahir dari kalangan borjuasi melainkan kalangan
proletar yang kelak akan menjadi barisan pendukung utama-
nya. Dan ketiga, dalam catatan Shiraishi, Semaoen adalah pe-
muda yang cerdas dan baik hati sehingga pegawai Belanda

a3Semaoen dilahirkan tahun 1899 di Tjurah Mafang Modjokerto.


Ayahnya Prawiroaunojo adalah seorang pekerja rendahan fiawatan) kereta
api, tepatnya seorang tukang batu yang hidupnya sedikit cukup. Meski bukan
anakpriyayi tetapi Semaoen diterima di sekolah Tweede Klas, dan mendapat
pendidikan tambahan, terutama bahasa Belanda. Karena tidak dapat me-
lanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ia bekerja sebagai juru
tulis (klerk) kecil. Jalan menjadi 'propagandis ljiro' dimulai tahun 1914
ketika Semaoen memasuki SI Surabaya. Lih Soewarsono, Berbareng Berge-
ra,€, LkiS, 2000.

213
ISLAM KIRI

maupun pemimpin gerakan yang lebih tua tidak metihatnya se-


bagai sosok yang mengganggu. Konsepnya tentang pergerakan
merupakan perlawanan terhadap kalangan pemimpin yang
konservatif dan cenderung pada penegakan stabilitas. Pandang-
annya sangat keras, terus terang dan revolusioner. Dalam pan-
dangan Semaoen, ada tigakeyakinan yang terus-menerus dija-
dikan argumen, pertama orang Bumi Putera dengan Pemerin-
tah Kolonial selalu akan berhadap-hadapan. Meskipun sikap
ini dipicu oleh dasar ideologis yang ditanamkan oleh Indistje
Party,tetapi ini sumbangan politis terbesar, dalam membentuk
garis batas antara mereka yang jadi 'kawan'dan sebagian yang
lain sebagai 'lawan'. Pandangan lain yang mendasar adalah se-
rangannya pada konsep Jawa yakni 'tata tentrem'yang menu-
rutnya hanya akan menuju pada kemandegan. Sebuah perge-
rakan harus menuju pada kemajuan dan ini harus melawanke-
tentraman. Sedangkan konsepnya, mengenai perubahan sosial,
menurut Semaoen bukan tergantung pada sosok yang akan
mendidik keteladanan melainkan pada penggunaan kekuatan.
Semaoen terus-menerus melakukan kampanye, agitasi dan pro-
paganda untuk menentang serhua jalan perubahan reformis
bahkan melakukan tekanan lewat aksi pemogokan. Kemuncul-
an Semaoen di SI Semarang pada kurun t9l7-1918 telah mem-
beri warna'merah' pada Sarekat Islam, bahkan melaluinya ga-
gasan sosialisme mendapat banyak pendukung. Diantara pen-
dukung barisan Semaoen adalah Alimin, Sosrokardono dan
Darsono. Tetapi hanya satu orang yang kelak akan mengganti-
kan Semaoen jadi kerua PKI dan dikenal sebagai teoretisi gerak-
an yang cemerlang, yakni Tan Malaka.
Dibawa pertama kali dalam kongres SI di Yogya, Tan
Malakaberkenalan dengan Seamoen, Tjokroaminoto dan Dar-
sono. Dalam komentar Tan Malaka, Semaoen adalah seorang
yang menonjol meski pakaianya sederhana saja. Dari Tan Ma-
laka mulai diselenggarakan pendidikan untuk kaum muda SI,
yang kemudian menjadi tempat penyemaian ideologi komunis.

2t4
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

Pendidikan menurut Tan Malaka, harus disesuaikan dengan


keperluan dan cita-citaralcyat miskin. Karena mengabdi pada
cita-cita itulah maka pendidikan diselenggarakan dengan biaya
murah, bahkan resikonya menggaji guru dengan lebih rendah.
Improvisasi yang dilakukan oleh Tan Malaka karena hanya se-
dikitguru yangbisa direkrut maka dibuatlah sekolah untukgu-
ru, yang berada langsung di bawah asuhan Tan Malaka. Seko-
lah itu kemudian menyebar di Semarang, Kaliwungu, Salatiga,
dan Bandung dengan 250 orangmurid yairg menunjukkan ke-
berhasilan Tan Malaka dalam mengatasi kelangkaan sumber
dayagerakan. Keaktifan Tan Malaka kemudian tidak semata-
mata pendidikan melainkan didorong untuk berkecimpung da-
lam organ politik. Ia menjadi wakil dari Syarekat Pegawai Pelik-
an Hindia (SPPH) yang ketuanya adalah Semaoen. Kemudian
menjadi redaktur dari lima belas gerakan buruh yang membuat
Rnolutionaire Vakcentrale (RVC), dimana ketuanya juga Sema-
oen. Sebagai redaktur itulah Tan Malaka banyak menghasilkan
tulisan yang mencoba membentangkan garis Marxis untuk
menganalisis problem pokok Hindia Belanda. Dengan sorotan
tajam Tan Malaka mengurai kelemahan sejumlah elemen ge-
rakan yang tidak memasuk&an unsur kapitalisme sebagai masa-
lah utama penjajahan. Bahkan, terhadap serikat buruh yang
bermunculan, Tan Malaka mengungkapkan sisi kelemahan
yang menonjol; yakni kurangnya cendekiawan belum mempu-
nyai pengertian tentang sifat-sifat dan hakekat dasar kapitalis-
me, terlalu banyak rasa takut, pemimpin-pemimpin yang ku-
rang ahli dan terlalu banyak mementingkan kepentingan sendi-
ri. Analisisnya juga menyinggung kondisi geopolitik Internatio-
nal dimana adu kekuatan antara kaum komunis dengan kaum
kapitalis akan membawa efek bagi perjuangan pembebasan di
sejumlah negara. Brosur yang ditulis oleh Tan Malaka telah
mengisi kekosongan besar yang selama ini ada di negeri penja-
jahan, terutama yang dapat dipakai PKI untuk menjalankan
propaganda dan memberi pendidikan unfuk anggotanya. Ke-

215
ISLAM KIRI

mampuan intelektual yang didampingi dengan kemahiran


mengorganisir membuat Tan Malaka terpilih sebagai ketua PKI
pada bulan Desember 1921 . Posisi yang membuat Tan Malaka
menjadi incaran penguasa kolonial dan itu yang membuatnya
ditangkap dan kemudian dibuang lalu menjadi buruan abadi
pemerintah kolonial di berbagai regara, bukan saja di Hindia
Belanda. Sumbangan besar Tan Malaka yang penting, adalah
pandangannya tentang Pan-Islamisme dan teoiinya mengenai
aksi massa.
Pandangannya mengenai Pan-Islamisme yang membuat
Tan Malaka memiliki kedudukan istimewa di mata kaum per-
gerakan Islam. Apalagi, usaha kerasnya untuk menyatukan SI
dengan PKI yang menurut pandangannya akan dapat menya-
tukan semua gerakan rakyat. Pandangan itu dimuat dalam arti-
kel yang ditulis, pada bulan September 1922, dengan judul "De
Islam en het Boljsewisme" kemudian disampaikan lagi dalam per-
temuan Komite Eksekutif Komintern (EKKI) di Rusia pada 5
November hingga 5 Desember 1922. Tan Malaka melihat ba-
gaimana posisi Sarekat Islam sebagai gerakan rakyat yang men-
dapat dukungan besar karena sif,it revolusionernya. Propagan-
da Sarekat Islam; semua kekayaan ada di tangan petani miskin,
semua kekuasaan adapada kaum proletar merupakan tujuan
yang sama dengan PKL Karena itu, menurut Tan Malaka tak
ada perbedaan menyolok antara perjuangan kaum Islam unruk
pembebasan nasional dengan tuntutan pembebasan yang diper-
juangkan oleh gerakan komunis. Dalam bahasa Tan Malaka,
Pan-Islamisme sekarang berarti perjuangan kemerdekaan nasi-
onal, sedangkan agama Islam merupakan segala sesuafu bagi
kaum Muslim, bukan hanya agamanya saja, tetapi juganegan-
nya, ekonominya. . ..Pan-Islamisme berarti bersarunya segala
bangsa Muslim, perjuangan kemerdekaan, tidak hanya untuk
bangsa Arab, tetapi juga bangsa muslim yang tertindas. Persatu-
an itu secara praktis sekarang dinamakan perjuangan kemerde-
kaan bukan hanya terhadap kapitalisme Belanda, tetapi juga

2t6
Reyo/usi: Metninlau Sejarahdan Pergulatan Konsep

terhadap kapitalisme Inggris, Perancis, dan Italia. Perlawanan


terhadap kapitalisme seluruh dunia. Itulah makna Pan-Islamis-
me sekarang.....' Pendapat Tan Malaka ini juga dipengaruhi
oleh keyakinannya tentang Islam, yang menjadi agama ketika
masa pertumbuhannya sekaligus yang secara taat dianut oleh
kedua orang tuanya. Dalam pandangan Tan Malaka, Nabi Mu-
hammad adalah Nabi yang terlibat dalam aktivitas kemanusia-
an karena sosoknya adalah pemimpin propag'anda, panglima
perang dan kemudian pemuka masyarakai.e Karena itu, seba-
gai sebuah gerakan Islam, semangat proletar dan visi sosialis
menjadi identitas semua gerakan sosial yang mengatasnamakan
Islam. Karenanya, Tan Malaka yang menyatakan kalau SI saru-
satunya partai massa menilai gagal kepemimpinan Tjokroami-
noto. Tjokroaminoto dinilai tidak cakap dalam memimpin, ti-
dak adanya disiplin, tidak adanya program, tidak ada organi-
sasi, tidak ada taktik dan tak memiliki pandangan yang tepat
mengenai kedudukan kelas dan kelompok rasial di Indonesia.
Sedangkan pandangannya mengenai aksi massa didasari
oleh kekecewaannya atas keputusan Prambanan menjelang
pemberontakan PKI L926.Taiiran massa aksi ini dilakukan
oleh Tan Malaka karena "selama orang percaya bahwa kemer-
dekaan akan dicapai dengan anarkisme, iru hanyalah impian
seseorang yang lagr demam" Sehingga dalam argumennya, Tan
Malaka menyatakan bahwa, walaupun partai harus siap revolu-
si, partai tidak boleh bertindak sampai dipastikan bahwa selu-
ruh rakyatberada dibelakangnya. Dalam massa aksi Tan Ma-
laka mengingatkan kalau revolusi harus pertama-tama mengu-
pas situasi masyarakat Indonesia. Sebagai sosok Marxist, Tan
Malaka percaya bahwa tulang punggung revolusi dibenruk per-
tama-tama oleh kaum buruh industri, kaum pengusaha, dan
kaum tani. Mempercayai jalan parlementer dengan bekerja-sa-

al,ih Tan Malaka, Islam, dalam Islam dalam Tinjauan Madilog, Komu-
nitas Bambu, 2000

217
ISLAM KIRI

ma dengan golongan penjajah, menurut Tan Malak a, hanya


'percobaan untung-unfungan' dan itu merupakan pengkhianat-
an buat rakyat. Senjata-senjata komunis yang sejati adalah ren-
cana-rencana politik, organisasi, semboyan-semboyan, dan agi-
tasi propaganda. Pandangan negatifjuga Tan Malaka katakan
tentang aksi massa yang menggunakan cara anarkis atau keke-
rasan; dimana dalam komentar Tan Malaka, Kaum Anarkis
yang biasanya berkata bahwa kekuasaan Barat yang kokoh ini
dapat dirobohkan dengan beberapa butir telur yang 'meletup'
tidak lebih cerdik daripada seseorang yang menembakbatu de-
ngan kepalanya. Aksi Massa yang ditawarkan oleh Tan Malaka
bisa berbentuk mogok (menolak penjualan tenaga sendiri), boi-
kot (menolak kerja bersama, membeli atau menjual barang),
dan hak berdemonstrasi (mengumumkan cita-cita). Untuk aksi
massa seperti ini maka dibutuhkan kepemimpinan yangrevolu-
sioner, cerdas, tangkas, sabar, dan cepat. Pemimpin itu harus
pandai pula memberi rakyat semangat berkobar sehingga meng-
ubah "kemauan massa" menjadi "tindakan massa". Dalam ka-
itan inilah dipandang penting untuk mendirikan sebuah partai
revolusione r yangtidak diatur clbngan cara birokratis maupun
budaya yang aristokrat. Bahkan, partai harus mempunyai 'atur-
an besi', dimana anggota tidak saja menyatakan sefuju tetapi
harus membuktikannya dalam perbuatan. Karenanya, tidak
mungkin partairevolusioner dipimpin oleh kaum boriuis, tetapi
harus dipegang oleh kaum buruh dan tani revolusioner. Unruk
sukses sebuah revolusi, Tan Malaka menyebut perlunya faktor
'obyektif'yakni tingkat produksi tefientu dan taraf 'kesengsa-
raan' yang tertentu pula. Sedangkan faktor'subyektif ' adalah
kesediaan rakyat untuk membenruk suatu partai revolusoner
yang dewasa,yangberdisplin dan berakar di massa.
Tapi, keputusan Prambanan tidak dapat ditunda, dan ter-
jadilah pemberontakan sporadis yang tidak terkendali dan de-
ngan gampangdipadamkan. Hanya Banten dan Sumatera Ti-
mur, daerah yang menjalankan kegiatan revolusioner terbesar.

218
Revolusi:Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

Sejarah Banten yang berulang-ulang melakukan perlawanan


kembali terjadi dan disana ada ratusan orang PKI ditangkap,
dibuang, dan beberapa diantaranya divonis mad.45 Hal yang
sama terjadi di Sumatera Timur, dimana banyak simpatisan
PKI melakukan pemberontakan besar, meskipun tidak tersiste-
matis, sebagai akibatnya, dengan mudah dirumpas. Menarik
jika diamati siapa saja yang menjadi tulangpunggungatau kelas
sosial yangbergerak dalam pemberontakan Bairten. Beberapa
diantaranya disebut adalah pedagang, alini ulama, dan kaum
tani. Motivasi para pedaganguntuk terlibat dalam pemberon-
takan sebagian diantaranya karena situasi memburuk yang di-
alami oleh mereka. Sedangkan petani yang menduduki jumlah
mayoritas memilih untuk memberontak, karena kesulitan yang
membelenggunya. PKI tampaknya memang mengalami perso-
alan akut menyangkut mengenai kader-kader yangdimilikinya
dan pemberontakan itu telah membuat posisi PKI merosot dras-
tis di mata sebagian pendukungnya. Pukulan yangbenar-benar
telak, dilakukan dengan carayangsadis, dilakukan oleh peme-
rintah Kolonial terhadap sejumlah simpatisan PKI. Peristiwa-
peristiwa selama masa bulan Niivember L926 hinga Januari
1927 menunjukkan bagaimana partai komunis tidak lagi memi-
liki dukungan massa yang luas. Para anggota dan simpatisan
diburu oleh pemerintah Hindia Belanda dan ini secara perla-
hanlahan menghancurkan posisi PKI. Kelak dalam sebuah pi-
dato yang tajam-dalam Kongres Komitern Keenam, Semaoen
memberikan analisis mengapa pemberontakan itu gagal. Pidato

asJumlah keseluruhan mereka yang ditahan karena terlibatpemberon-


takan pada tahun 1926 adalah 13.000 orang. l0 persen, diantaranya adalah
orang Banten sehinggajumlah tawanan di Jawa Barat sebanyak 3000 orang.
Dikenai hukuman penjara sebanyak 700 orang, empat divonis mati dan 99
orang menjadi nterniran di Boven Digoel. Jika diamati 99 interniran Boven
Digul ternyata memiliki kaitan erat antara Komunisme dan Islam. Bahkan I I
orang diantara mereka adalah guru agama , s ementara 27 lainnya atau sepertiga
adalah Haji. Dari2l Haji asal Banten, 17 diantaranyapernah tinggal di tanah
suci. Lih, Michael C Williams, Arit dan Bulan Sabit, Syarikat,2003.

2t9
ISTAM KIRI

itu diberinya jvdvl Die Lage in Indonesian (Keadaan di Indonesia)


yang dikatakan oleh Semaoen, pemberontakan itu baginya me-
rupakan akibat dari pancingan teror polisi yang dipertajam. Da-
lam pemberontakan iru banyak kesalahan yang dibuat: meletus-
nya pemberontakan pada waktu yang berlainan, sedikit massa
buruh yang terlibat dalam pemberontakan, kurangnya persiap-
an politik dan organisasi, program ultrakiri tahun l9Z4,kwtang'
nya hubungan dengan komintern dan partai-partai lainnya.
Berdampingan dengan situasi yang memburuk iru adalah tid-
ak tetapnya pemimpin akibat dari banyaknya penangkapan.
Analisis Semaoen ini kelak akan bermanfaat jika kita menga-
nalisis pemberontakan yang diletupkan oleh PKI di masa-masa
selanjutnya. Pengejaran terhadap aktivis PKI makin menguat
ketika pada tahun 1930 pemerintah daerah jajahan Inggris dan
Belanda melakukan kerja-sama erat untuk melawan agitasi
komunis.
Bukan semata-mata kerja sama, tapi juga dibentuk apa
yang kemudian dinamakan dengan AP.D (Algerneene Recherche
Dienst-Dinas Investigasi Umum) yang dikepalai oleh sosok ke-
ras, A.E van der Lely. Ia juga niemimpin PID (Potitieke Inticht-
ingendienst, Dinas Intlejen Politik) yang memberikan gambaran
sekaligus laporan rinci mengenai PKI. Laporan ini sangat mem-
pengaruhi strategi dan kebijakan politik Belanda yang baru,
yang semula diarahkan untuk melawan gerakan komunis, tetapi
kemudian dimanfaatkan untuk meredam semua gerakan revo-
lusioner. Laporaniru berisi: pertama, sifat komunis internatio-
nal, dimana gerakan komunis Hindia Belanda disebarkan dari
luar, diffansfer dari Moskow kepada kepemimpinan PKI di Pu-
sat, kemudian diteruskan ke penduduk asli. Dalam pandangan
pemerintah Hindia Belanda, gerakan komunis adalah hanfu
agitasi dari luar yang bersifat politis dan dapat menjadi ancam-
an. Strategi dasar yang direkomendasikan untuk kemudian
menjadi kebijakan resmi adalah untuk melindungi Hindia Be-
landa dari konspirasi komunis internasional dan tidak pernah

220
Revolusi: Meninjau Sejarahdan Pugulatan Konsep

mengizinkan para kader komunis untuk mendirikan kembali


partai komunis. Karenanya, ydn9 kedua perlv ditempuh cara
untuk melakukan isolasi, dengan menghancurkan pusat-pusat
propaganda komunis di Singapura dan Makah (nama lain So-
viet), bahkan lebih jauh lagi, yakni mewaspadai setiap sinyal
yang menunjukkan kegiatan "Blok Anti-Imperialis" yang terdiri
dari Comitern, kaum nasionalis, dan intelektual muda Indone-
sia, menguntit para pelarian komunis dari luar, dan pengawasan
terhadap para propagandis Soviet-Cina. Bahkan, dibuat tempat
pembuangan yangbernama Boven Digoel, dimana kelakrarus-
an orang mengalami penahanan. Sejak pemberontakan itu di-
tumpas, tak kurang 1.300 orang ditahan, dimana 1000 orang
yang dibuang kebanyakan berasal dari Jawa dan sebagian besar
adalah anggotapartai lapis kedua, sebab para pimpinan sudah
banyak yang lari atau dibuang ke Hindia Timur sebelum pembe-
rontakan meletus. Sejak penangkapan irulah PKI menjadi ke-
kuatan bawah tanah, bahkan berbagaigerakan rakyat ikut me-
rasakan getahnya, yakni tidaklagi mencoba-coba untuk mela-
wan pemerintah kolonial dengan cara-cararevolusi. PKI han-
cur dan berusaha bangkit kembali sesaat setelah Indonesia
memproHamasikan kemerdekaanya.
Setelah proklamasi dibacakan oleh Soekarno-Hatta, ke-
pemimpinan politik kini berada di tangan kaum intelekrual. Se-
jumlah cendekiawan jebolan pendidikan tinggi, bahkan bebera-
pa diantaranya yang mengenyam pendidikan Belanda, mulai
mengambil posisi pemimpin menggantikan mereka, para pe-
muka gerakan rakyat, yang bersembunyi serta yang sedang me-
nerima hukuman. Diantara yang menonjol selain Soekarno
adalah Hatta, Sjahrir, dan Amir Sjariffudin. Keempatnya selain
memiliki gagasan sosialis juga menjadi pelaku aktif gerakan
politik. Tiga-tiganya memiliki hubungan 'khas dan unik'de-
ngan PKI. Hatta jika disebut adalah figur terkemuka yang men-
coba membangun analisis Marxian melalui sifat hubun gan an-
tara penjajahan dan daerah jajahan. Dalam analisisnya, impe-

221
ISLAM KIRI

rialisme merupakanwujud dari kapitalisme yang memerlukan


keberadaan pasar, sumber-sumber bahan mentah dan saluran-
saluran untuk menanamkan modal yang diekspor. Akan tetapi,
persepsinya mengenai perjalanan sejarah yang ditentukan oleh
perekonomian, tidak membuat Hatta setuju dengan cara pende-
katan kolektivis dalam memecahkan soal ekonomi. Menurut-
nyapengembangan Koperasi akan lebih sesuai dengan konsepsi
tradisional mengenai hubungan-hubungan ekonomi y ang ada
di Indonesia. Wawasan perekonomian berdasarkan prinsip ko-
perasi ini merupakan gagasan utamanya dan dalam dekade se-
lanjutnya akan memberikan ciri yang khas dalam pemikiran-
nya. Hatta memang amat menghormati apayangdipandang-
nya sebagai demokrasi tradisional yangadadi desa-desa Indo-
nesia. Pendekatan umumnya terhadap masalah-masalah poli-
tik, ekonomi dan sosial dapat dilukiskan. sebagai sosialisme de-
mokratis yang disesuaikan dengan kondisikondisi di Indonesia.
Yang menarik memang konsepnya mengenai Islam, karena se-
bagai seorang muslim, ia tidak menjadikan Islam sebagai lan-
dasan politik dan juga tidak menganggap negara harus berada
di tangan Islam. Sampai tingkat tertentu Hatta menarik garis
batas yang cukup tegas antara pemikiran keagamaan dengan
pemikiran politik, bahkan bagi Hatta, 'landasan pemikiran Is-
lam'berada dalam aras sosialisme, dan sangat mengharapkan
tercapainya'sintesis antaralslam dan Sosialisme' Pandangan
Nasionalisnya dibenruk dari analisisnya mengenai konsep im-
perialisme. Bagi Hatta 'konflik kepentingan tidak dapat dida'
maikan' antara'penjajah dan jajahannya' sehingga sungguh
mustahil Belanda akan memberikan konsesi-konsensinya kepa-
da gerakan kebangsaan. Karena pandangan irulah maka Hatta
ikut mewarnai arus gerakan politik yang ada di negeri jajahan.
Hatta pernah menjabat sebagai ketua Perhimpunan Indo-
nesia (PI) dan pernah bersama-sama dengan Semaoen, ketua

6Pandangan Hatta tentang orang-orang komunis waktu itu tidaklah

222
Revotusi: uen:tn1au Sejarahdan Pergulatan Konsep

PKI pada masa itu,46 ikut dalam konvensi terkenal yang mene-
tapkan bahwa PKI mengakui kepemimpinan PI dalam meng-
arahkan perjuangan kebangsaan Indonesia 47. Setelah pembe-
rontakan PKI gagal, Semaoen mendesak Hatta untuk menyetu-
jui sejumlah program revolusionernya, diantaranya adalah
pembentukan suatu partainasionalis baru yang didasarkan pa-
da non-kooperasi dan swadaya, dengan tugas khusus memben-
tuk suatu 'negara dalam negara'dan akhirnya mengorganisir
revolusi untuk menggulingkan Belanda.as Meski Hatta menolak
ide Semaoen, karena ditempunya cara-carakekerasan tetapi po-
lisi Belanda , ylng menemukan arsip perjanjian Hatta dengan
Semaoen, menyakini satu hal; yakni gerakan nasionalis di Indo-
nesia berada di bawah inspirasi dan pengaruh komunis. Dalam
berbagaipandangan Hatta mengenai siapa yang kelak akan me-
mimpin revolusi, mirip dengan kaum komunis, yakni massa bu-

negatif. Malahan dalam banyak hal Hatta kurang percaya kalau mereka be-
nar-benar komunis; artinya bahwa orang-orang komunis Indonesia itu me-
nyadari benar akan kedudukan kelas mereka, dan berjuang atas dasar per-
tentangan kelas, lepas dari perbedaan bdngsa. Menurut Hatta, orang-orang
komunis Indonesia itu masih bersifat nasional dan akan berguna dalam me-
wujudkan persatuan. Kata Hatta, orang-orang komunis Indonesia itu adalah
verkaptenationalisten: nasionalisberselubung. Lih DelliarNoer, Mohammad Hat-
ta: Biograf Politik, LP3ES, Mei 1991
a?Konvensi hanya berisi empat pasal singkat. Saat pemerintah Hindia
Belanda sedang melancarkan tekanan-tekanan kepada PKI, Semaoen, atas
nama PKI, menerima kepemimpinan PI dalam gerakan nasionalis, berjanji
untuk kerja sama dan menawarkan alat-alat percetakan PKI di Indonesia
agar dipakai oleh PI. Konvensi ini merupakan persetujuan pribadi Hatta
dengan Semaoen, dan pada tanggal 19 Desember dibatalkan oleh Komitern,
sehingga bisa disebut, ini hanya deklarasi keinginan. Iih. John Ingleson,
falan ke Pengasingan,LP3ES, 1988
atSemaoen ingin ada organisasi yang akan mempersiapkin revolusi
dengan kekerasan. Organisasi itu harus berjalan secara serentak dalam dua
arah: pertama, aksi terang-terangan seperti pendidikan dan kegiatan sosial,
dan kedua merongrong kekuatan dengan membentuk suatu kekuatan tempur
nasional melalui aksi bawah tanah. Kegiatan yang kedua yang dianggap
paling penting. Revolusi menurut Semaoen harus dijalankan secara serentak
di setiap wilayah dan itu akan membuat tentara Belanda terpencar-pencar
hingga melewati batas kemampuannya. Lih John Ingleson, Jalan Ke
Pengasingan, LP3ES, I 988

223
ISLAM KIRI

kan intelektual. 'Fakto r yangmenentukan dalam perjuangan


pembebasan nasional tidak terletak pada kelompok intelekrual
yang kecil, melainkan pada massa. Dan massa yang sudah bang-
kit, pada waktunya, akan melahirkan pemimpin-pemimpin me-
reka sendiri. Apa tugas kaum intelektual? Menurut Hatta, tugas-
nya, membangkitkan kekuatan nkyat, menafsirkannya, dan
memberikan landasan teoretis bagi tindakannya, tugas-tugas,
yangpada awal dasawarsa 1930, akan.merupakan fungsi dari
'PNI'baru. Mekipun ada kesaman ide derigan kalangan komu-
nis, Hatta kemudian mulai kuatir melihat perkembangan Per-
himpunan Indonesia yang mulai diwarnai pengaruh kuat PKI.
Apalagi sejak komunis menerapkan strategi "front persatuan
dari atas", dimana partai-partai komunis lokal bersedia berseku-
tu dengan kekuatan progresif, seperti Kuomintang di Cina, di-
geser oleh persepsibahwa kekuatan-kekuatan itu pada dasarnya
kontra revolusioner, suatu ruduhan yang dialamatkan pula pada
partai-partai sosial-demokrat di Eropa pada masa itu. Suaru
pandangan yang didasari oleh penilaian kalau kekuatan-kekuat-
an itu mendukung terbentuknyamasyarakat kapitalis.ae Dampak
pendekatan baru ini membuat Hatta dan Sjahrir dipecat dari
Perhimpunan Indonesia, pada bulan November 1931 . Pemecat-
an yang telah membuat posisi 'intelektual' Hatta maupun Sjahrir
menjadi penting, terutama dalam menghadapi tesis Marxisme.
Salah satu peran intelektual yang tidak dapat dipungkiri kean-
dalanya dalam melakukankritikan terhadap kaum marxis ada-
lah Sjahrir.
Dalam memandang sejarah materialisme Sjahrir tidak
dogmatis, karenanya, ia tidak percayaterhadap hukum sejarah
yang menuju pada satu tujuan yang tak terelakkan. Bahkan
Sjahrir sangat tidak percaya dengan partai yang tak mungkin
melakukan kesalahan dan yang mengaku memiliki otoritas un-

aT.ih JD Legge, Kaum Intelektual dan Pajuangan Kemerdekaan: Peranan


Kelompok Sj ahir, Gr afita, 199 3

224
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

fuk menerapkan suatu teori dan menerapkanya pada situasi


spesifik. Dalam pandangan Sjahrir kekhasan sistem kolonial
menimbulkan masalah-masalah yang nyata dalam pemikiran
Marxist. Dalam situasi kolonial, menurut Sjahria pergerakan
politik cenderung berdasarkan kebangsaan bukan kelas; sesung-
guhnya dalam siruasi iru kelas menengah belum berkembang
dan tidak ada kelas pekerja berdasarkan model Marxist, dan
penghancuran feodalisme akan merupakan nigas negara sete-
lah kemerdekaan muncul danbukan merupakan tugasborjuasi
yang sedang muncul. Meskipun, dalam komentar Sal Tas, bagi
Sjahrir meninggalkan man<isme berarti meninggalkan perjuang-
an radikal. Analisis Marxist memiliki daya tarik sendiri bagi
Sjahrir; misalnya, bagi Sjahria dalam semua perhitunganpoli-
tik, pemikiran harus konkret, harus berdasarkan situasi yang
sebenarnya, harus tegas dan dibatasi. Untuk itu, suafu kepe-
mimpinan politik harus'diperkuat oleh ideologi dan pengetahu-
an ilmiah' sehingga 'suatu partai revolusioner, dengan ideologi
dan teori yang koheren dan matang....adalah esensial unfuk
memimpin revolusi. ...50' Karya Sjahrir yang mengandung garis
besar haluan revolusi terruang'dalam judul Perjuangan Kita,
yang menjelaskan tentang konsepsi mengenai revolusi. Menu-
rutnya,. . .yang harus memimpin revolusi kita ini. . . .partai kerak-
yatan yang revolusioner. Kalau dapatditunjang oleh partai bu-
ruh yang revolusioner, pada larasnya angftatanmuda hanya da-
pat menjadi laskar perintis dari partai yang memimpin perjuang-
an. Tetapi, pandangan revolusioner Sjahrir ini, dalam pandang-
an sejumlah kaum marxis, dianggap ambigu. Penentangan
Sjahrir pada sejumlah pemberontakan, bahkan penolakan atas

s Inisiatif pembentukan partai revolusioner harus dilakukan oleh ke-


lompok yang maju yang, dalam istilah Lenin, dinamai dengan proletar inte-
lektual, pemuda radikal, dan proletar Indonesia. Dengan demikian definisi
gerakan revolusioner, menurut Sjahrfu, gerakan yang tidak sekedar mencapai
keadaan merdeka, tetapi lebih dari itu menciptakan revolusi yang sesung-
guhnya. Lih. John Ingleson, h. 167
srPada tahun 1946 Presiden Vietnam Ho Chi Minh mengirim surat

225
ISLAM KIRI

ajakan Ho Chi Minhsruntuk mengkoordinasikan perlawanan


atas imperialisme disebut sebagai bentuk pengkhianatan Sjahrir
atas gelombang revolusioner yang menyala di kawasan Asia.
Seperti kebanyakan kaum demokrat sosial, Sjahrir selalu meng-
hadapi dilema akut, antara dambaan akan adanya pembaharu-
an sosial dan berharap akan dapatmewujudkannya secara ber-
tahap melalui cara-cara konstitusional, tetapi di sisi lain, Sjahrir
kuatir akan adanya kekuatan reaksioner yang'dapat menyala-
kan pergolakan yang hebat. Persepsi Sjahrif mengenai lingkung-
an internasional mendominasi keputusan moderat yang ditem-
puhnya, sehingga, menurutnya unfuk menghindari permusuh-
an dengan pihak kapitalisme berarti keharusan Indonesia unruk
membuka masuknya modal asing. Bahkan lebih jauh, Sjahrir
tidak melihat munculnya suatu kelas kapitalis sebagai suatu hal
yang secara sosial berbahaya, sebaliknya ia memandang per-
kembangan seperti itu sebagai memperkuat nilai-nilai individu-
alisme dan sebagai suatu proses yang,pada wakrunnya, akan
menghasilkan persediaan orang-orang berkeahlian administra-
tif yang diperlukan dalam menjalankan sektor-sektor perekono-
mian publik. Tentu pandangan ifii berbeda dengan mereka yang
berada dalam lingkaran sosialis ortodoks dankalangan marxis.
Kaum Man<is, setelah digempur habis oleh penguasa ko-
lonial, baru mampu mengkonsolidasikan kekuatan tiga tahun
setelah proklamasi, yakni 1 September 1948. Pimpinan partai
ini terdiri dari 2l angota yang menggerakkan PKI berdasar
program dan teori yang baru. Pemrakasa organ ini, dari gene-
rasi pertama PKI adalah Muso, Alimin, Ngadiman, dan Sardjo-

kepada Bung Hatta yang mengajak agar Indonesia berjuang bersama-sama


Vietnam, menentang imperialisme dan kolonialisme. Hatta meneruskan surat
itu kepada PM Sjahrir dan Sjahrir tak langsung menjawab. Sjahrir memper-
hitungkan kenyataan bahwa Ho Chi Minh memimpin sebuah negara ko-
munis dan jika di bahu membahu berjuang dengan Vietnam, dia bisa meng-
undang kekuatan Amerika menghadapi Indonesia dan hal itu harus dielak-
kan. Lih H Rosihan Anwar, "Sjahrir Berdiplomasi dan Berjuang", dalam,
Guru Bangsa, Edisi Khusus Mengenang 90 th Sutan Sjahrir.

226
Revolusi:Meninjau Sejarah dan Pugulalan Konsep

no. Sedang berikutnya yang terlibat dalam pendirian PKI ada-


lah kelompok yang muncul di arena politik tahun 30-an dimana
mereka selama ini bekerja di bawah tanah. Mereka adalah gene-
rasi antifasis, garis, dan sikap yang berlainan dibanding gene-
rasi 20-an. Mereka ini diantaranya Ruskak, Djokosudjono, Su-
madi, dan Amir Sjafruddin yang didekati secara khusus oleh
Muso karena hubungannya dengan massa, dan sebagian adalah
anggota Partindo serta PNI Baru. Pada.tahun 1937, Amir me-
mimpin Gerindos2 dimana bagian pemudanya diisi oleh, Wika-
na, Sutrisno, dan Aidit, yang kelak menjadi generasi ke-3 PKI.
Salah saru yang dilakukan pertama oleh PKI adalah 'membe-
reskan' Muhammad Jusuf dan Soeprapto, yang memimpin
PKI, tapi menyimpan g dari geralcan komunis International, de-
ngan rnenyusun kembali strategibaru. Diantara tugas PKI ba-
ru53 adalah pembangunan komunisme, dengan membela dan
memperkuat pemerintah R[, sambil melaksanakan bangunan
demokrasi lewat pembentukan satu front nasional menentang
penjajah yang fasis-realsioner. Pada HUT Revolusi Rusia 7 No-
vember 1945, PKI dideklarasikan secara terang-terangan. Ge-
rakan ini setelah kekalahan Jepang, r,nenemukan lambang yang
cocok, yakni Uni Sovyet'palu arit dengan bendera merah sem-

s2Gerindo, Gerakan Rakyat Indonesia, dimana Amir Sjariffi.rdin men-


jadi ketuanya,mendasarkan gerakan ini pada dua srategi fundamental. Per-
tarna, pada analisisnya mengenai hubungan-hubungan international dan sis-
tem-sistem politik global. Kedua, pada idenya bahwa krisis ekonomi koloni-
al yang ada di Indonesia ditandai dengan runtuhnya perkebunan-perkebun-
an sehingga mengakibatkan krisis bagi politik kolonial. Dalam kalimat Amir,
inspirasi garis politik Gerindo ditarik dari analisis Komunisme Internasio-
nal, Lih. Jacques Leclerc, Amir Sjanfuddin, Antara Negara dan Revelusi, tanpa
tahun.
53PKI dengankepemimpinanbaru ini diisioleh, ketua Sardjono (Ketua
PKI 1924-1926), wakil ketua, Alibasah Winanta (Ketua PKI1924, kemudian
bendahara di bawah Sardjono); penulis pertama Soeleiman (pemimpin PKI
di Tegal pada awal tahun 1920-an) penulis kedua dan bendahara, Ali Kasim
(penulis kedua daam PKI Jusuf) pembantu, Haji Datuk Batuah (pemimpin
PKI di SumateraBarat dalam tahun 1920-an) Lih Ben Anderson, Rnoloesi
Pemuda, Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

227
ISLAM KIRI

bari menempelkan gambar Marx, Lenin, serta Stalin dalam be-


berapa kali pawainya. Bersamaan dengan itu pada tanggal 10
November 1945, tujuh organisasi non pemuda bergabung untuk
kemudian menyebut diri sebagai Pemuda Sosialis Indonesia.
Kaum sosialis dan komunis kini berhadapan dengan struktur
pemerintahanbaru, yang sebagian diantaranya adalah mereka
yang dulu menjadi kolaborator Jepang. Pada sisi yang lain ka-
binet Sjahrir-yangkini menjabat sebagai pemimpin partai sosi-
alis- mendapat serangan tajam: pertama, kaiena tidak mewakili
semua golongan, malahan dikuasai oleh partai sosialis dan be-
berapa profesional yang buta politik; dan kedua, isi program
kabinet dan cepatnya ia membuka pembicaraan-pembicaraan
dengan Belanda memperlihatkan kalau kabinet Sjahrir lebih
mengutamakan diplomasi ketimbang perlawanan bersenjata.
Perlawanan terjadi diberbagai tempat, diantaranya yang
cukup besar adalah aksi Surabaya. Ada ratusan penduduk Sura-
baya tewas karena perlawanan anarkis yang berbalut kekeras-
an. Melihat keadaan demikian itulah Sjahrir kemudian memu-
tuskan untuk memulai sejumlah perundingan. Rakyat yang ti
dak sabar untuk melakukan revdlusi, mulai merindukan mun-
culnya pemimpin radikal dan Tan Malaka mengisi kekosong-
an itu semua. Tan Malakayangsudah lama berada di luar ne-
geri, bahkan membentuk partai di luar PKI, kini mulai melihat
bahwa kekurangan yang dialami rakyat tak lain adalah kepe-
mimpinan dan pengorganisasian. Dengan membuat brosur ber-
judul Moeslihat, T an Malaka, secara dramatik, menyaj ikan dia-
log tentang bagaimana perlawanan iru disusun dan disatukan
dalam gelombang perlawanan rakyat yang besar. Tan Malaka
muncul kembali pada sebuah kongres yang diselenggarakan,
padatanggal3 Januari1946 di Purwokerto, dengan menyam-
paikan pidato mengenai 'sejarah' perpecahan PKI dengan Sa-
rekat Islam maupun kekalahan tragis yang menimpa Diponego-
ro. Dalam pidatonya Tan Malaka, lagi-lagi, menekankan persa-
ruan dan kesatuan serta menyampaikan serangkaian program,

228
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Konsep

yang merupakan perjuangan antikapitalis dan antiimperialis.


Selepas pertemuan di Purwokerto disusul pertemuan Surakarta
yangmana Tan Malaka mengambil peran utama dalam meru-
muskan kerangka kerjanya. Dengan merumuskan minimum
program-yakni tujuh inti pokok perjuangan-PP (Persaruan
Perjuangan) berhasil mengambil simpati berbagai organisasi
rakyat untuk terlibat ke dalamnya. Kini tinggal Pemerintah saja
yangberada di luar PP dan popularitasPP makin menaik, ter-
utama ketika pemerintah mengalami kegagalan dalam berha-
'
dapan dengan pasukan sekutu. Situasi ini diperparah dengan
'pemindahan'ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Hanya saja
pemerintah tampaknya tetap memutuskan untuk mengarnbil
jalan diplomasi dalam menghadapi Belanda maupun sekutu.
Sebuah jalan yang menuntut dikendalikannya kaum muda, per-
lindungan terhadap harta benda asing, dan repotnya harus me-
lakukan persekutuan dengan sejumlah pejabat tradisional yang
mulai kehilangan wibawa di mata rakyat. Jalan pemerintah ini
tentu berhadapan dengan tradisi perlawanan revolusioner yang
digencarkan oleh kaum muda. Kaum yang yakin kalau perjuang-
anbersenjata tidak dapatdielakltan lagi dan melalui pengalam-
an pertempuran itulah dasar-dasar sosial masyarakatlndonesia
dapat diubah. Tapi,lagi-lagi Tan Malaka harus kecewa, suatu
persatuan perjuangan nasional yang tidak berada di bawah saru
partaitunggal yang radikal dan ketat, akan menangguhkan ke-
timbang mempercepat perubahan sosial yang revolusioner.
Bahkan, akan selalu timbul godaan unfuk mengutamakan ra-
dikalisme yang keras menghadapi Belanda ketimbang'radika-
lisme ke dalam'yang dilakukan secara terpadu menghadapi ke-
kuatan-kekuatan koloni al yangmasih bercokol: Efeknya, per-
ubahan sosial cenderung dilahirkan secara spontan akibat tak
tersangka dari tindakan-tindakan pemerintah.
Revolusi sosial itu disulut pertama kali karena kekosong-
an kekuasaan dan keinginan untuk merebut kekuasaan dari ta-
ngan Jepang. Daerah sekitar Serang terjadi perlawanan yang
ISTAM KIRI

dipimpin oleh sejumlah kyai merebut kekuasaan Bupati Lebak,


R Hadiwinangun yang dibunuh dan jabatawryadigantikan oleh
Kiai Haji Hasgan. Kemudian hal yang sama terjadi di Pekalong-
an, yang dikenal sebagai peristiwa Tiga Daerah,sa dimana terja-
di pertempuran sengit antara Barisan Pelopor setempat yang
anggotanya kebanyakan pemuda menentang pangreh praja
yang pro-Jepang. Gerakan itu menyebar dan terjadilah pembe-
rontakan meluas di Tegal, Brebes dan Pemalang.Para Bupati
di tiga daerah itu digantikan oleh para pemuda atau jagoan se-
tempat; Pangreh Praja di Brebes ditahanbersama-sama keluar-
ga mereka dan seorang Bupati dipilih oleh rakyat, Kiai Satari;
sedangkan di Tegal kekuasaan jatuh ke tangan jagoan setempat,
dikenal dengan nama Kutil yang terkenal karena kekejaman
dan kesewenang-wenangannya; kemudian di Pemalang, Bupati
R Rahardjo ditahan dan kekuasaan setempat dijalankan oleh
R Soepangat, seorang aktivis Gerindo. Pemerintah yang meli-
hat banyaknya 'kedaulatan rakyat' ini kemudian menempuh
jalan pengiriman pasukan TKR unruk bergerak menyerang re-
zim hasil revolusi. Takbanyak perlawanan berarti dari pengua-
sa-penguasa lokal, tapi kebijakafi ini menunjukkan bagaimana
ambigu pemerintah; mula-mula seruan untuk menyingkirkan
unsur-unsur'feodal' dan'pro Jepang' tapi ketika berhadapan
dengan aksi 'spontan' rakyat, pemerintah lebih memilih pengu-
asa tradisional. Di sisi lain pemberontakan makin menyala ter-
utama ketika kelompokPKl Yusuf mengobarkan kegiatan anti

slni adalah sebuah revolusi kerakyatan yang memberi makna men'


dalam bagi revolusi secara keseluruhan. Pertama, revolusi ini dipengaruhi
oleh kombinasi kehidupan ekonomi yang makin menyengsarakan kehidupan
rakyat dan peran Sarekat Rakyat, PKI, dan kalangan nasionalis yang besar
dalam memobilisir perjuangan rakyat; kedua, penjajahan ekonomi Jepang
telah menimbulkan kelaparan yang besar dan diperuncing oleh korupsi yang
mendorong kebencian nkyatpada para birokrat; ketiga, terjadi revolusi di-
mana terjadi penggusuran/pengusiran elit-elit lama. Revolusi ini kemudian
bergerak dan dimainkan oleh golongan kiri, agama dan militer. Penjelasan
yang mendalam dan memikat mengenai revolusi tiga daerah ini ada dalam
Anton E Lucas, Peristiwa Tiga Daerah, Revolusi dalam Revolusi, Grafitti, 1989

230
nevauS: Mennpu Seiarah dan Pergulatan Konsep

pemerintah di Pekalongan dan di Cirebon pertengahan Februa-


nlg{f.Perlawanan sporadis ini kemudian dirumbangkan oleh
pemerintah setempat. Revolusi sosial ini bahkan menyebar
hingga ke Surakarta, dimana Barisan Banteng dan unsur-unsur
pemuda menerobos ke keraton dan memalsa Susuhunan untuk
menyerahkan wewenangnya kepada rakyat. Tekanan yang be-
sar kepada Susuhunan membuatnya menyerah dengan menca-
but status keistimewaan Surakarta. Tapi, Mangftunegoro masih
melawan gerakan anti-Swapraja (anti-Daerah Istimewa) de-
ngan mencoba meminta bantuan pemerintah pusat. Gerakan
rakyat itu menuntut pula pabrik maupun perkebunan yang di-
miliki oleh Sunan dan Mangkunegoro untuk dimasyarakatkan.
Usaha pemerintah untuk meredakan, bahkan menangkap para
pemimpin revolusi sosial menambah badai perlawanan yang
keras. Puncaknya pemerintah harus menerima keberadaan Pe-
merintah Daerah Rakyat dan Tentara, dimana dengan pemben-
tukan iru dihapus semua benruk kekuasaan Kasunanan dan
Mangkunegaran. Walaupun pemerintah kemudian memberla-
kukan 'keadaan darurat', tapi sejarah mencatat di Surakarta
pemerintah ditantang keras oleh barisan revolusi dan ditekan
untuk mendukung gerakan anti feodal yang mengeras.
Tindakan pemerintah membuka jalur diplomasi juga di-
maknai oleh PKJ sebagai kerundukan pemerintah pada kekuat-
an kaum kapitalis. Dengan menggelar sebuah rapat besar dila-
kukan suatu reorganisasi sayap Kiri dengan menyusun suatu
Front Demokrasi Rakyat atau FDR. Pada hakikatnyaprogram
ini serupa dengan yang pernah dicetuskan oleh Tan Malaka,
tetapi bedanya FDR memiliki dua dasar kekuatan prinsipil,
yakni dalam angkatan perang dan di kalangan buruh. Tokoh
yangberada di balik PKI kini adalah Amir Sjariffrrdin dan Mu-
so. Sebagai mantan menteri pertahanan, daitanggal3 Julil947
hingga2S Januari 1948, Sjarifuddin telahberhasil membina ke-
dudukan pribadi yang kuat dalam angkatan perang. Bersanding
dengan dua tokoh ini adalah kebijakan pemerintah Hatta yang

23r
ISLAM KIRI

memulai program "rasionalisasi", dimana lewat program ini


akan ada pengurangan angkatan perang yang secara langsung
mengurangi kekuatan FDR. Rasionalisasi ini lagi-lagi menda-
pat perlawanan di Surakarta, dimana disana terletak Divisi ke-
empat atau Senopati yangberkekuatan 5.000 anggota dan me-
rupakan simpatisan FDR. Mendapat amunisi demikian FDR
kemudian melontarkan serangan pada pemerintahan Hatta de-
ngan berpij ak padadua sayap ; pertama, .mendorong pemogok-
an-pemogokan luas di kalangan buruh kota dan buruh perke-
bunan dan meningkatkan gagasan pentingnya kesatuan nasio-
nal. Untuk makin meningkatk an' goyangan' pada pemerintah-
an Hatta, maka FDR mulai menginginkan sebuah perebutan
kekuasaan pemerintah secara politik murni. Rencana ini makin
matang ketika Musso kembali ke Indonesia dan membawa
'Rencana Gottwald', dimana salah satu capaian adalah melaku-
kan fusi dengan PKI. Pembentukan Politbiro PKI yang diperlu-
as yang akan mengikut-sertakan semua pemimpin FDR bukan
tidak mend apat ganjalan, setidaknya partaiBuruh dan Sosialis
di Sumatera dan Banten menentang fusi ini. Akan tetapi, situasi
ekonomi yang memburuk, kekeilewaan rakyat terhadap jalan-
nya perundingan, blokade Belanda dan rasionalisasi yang dite-
rapkan pada kalangan buruh dan serdadu menambah bahan
amunisi PKI Muso untuk menggalang dukungan. Akan tetapi,
jalan unruk melakukan revolusi seberulnya masih jauh dalam
benakpemimpin utama PKI. Walaupun demikian, sayap mili-
ter PKI nampaknya, terutama divisi empat Surakarta yang me-
nolak rasionalisasi, memutuskan untuk melancarkan serangan
pada pemerintah Pusat. Persisnya tanggal 13 September setelah
terjadi pertempuran di Surakarta dan divisi keempat terusir dari
sana, dipimpin oleh Sumarsono dan Djoko Suyono, PKI mulai
melakukan operasi di Madiun. Keadaan menjadi tidak menen-
tu, apalagi ketika Soekarno mengucapkan pidato pada jam 10
malam tanggal 19 September,yangmeminta rakyat untuk me-
milih dia sendiri (Soekarno) bersama Hatta atau ikut pemerin-

232
Revolusi: Meninjau Sejarah dan Pergulatan Kcinsep

tahan'Muso dan Partai Komunisnya'. Balasan pidato Muso


makin menguatkan sinyalemen kalau PK[ 'menusuk dari bela-
kang'pemerintahan sah Soekarno dan satu serangan keras dila-
kukan oleh pemerintah berhasil membekukan gerakan revolusi.
Terlebih-lebih harapan Muso kalau ada serangan meluas dari
rakyat untuk mendukungnya tidak terjadi. Pertempuran mulai
meluas, dimana serangan dari pemerintah mulai dilakukan dan
pertempuran terjadi secara berpindah,pindah. Tekanan pada
kekuatan komunis, membuat kesatuan kecil komunis makin ga-
nas melawan dan ini berakibat jaruhnya banyak korban.ss Muso
tertembak dan mati, kemudian Sjarifuddin serta Suripno di-
tangkap lalu sejak itu hancurlah PKI Muso. Kegagalan pembe-
rontakan PKI Madiun, oleh George Mc Turnan Kahin, adalah
kenyataan bahwa para pimpinannya terlalu dini melancarkan
aksi di mana mereka belum siap.s6 Hasil paling penting dari pe-
numpasan PKI Muso, selain mengangkat citra pemerintahan
Hatta di masyarakat internasional juga memantapkan aliansi
antara pemerintah dengan militer yang pro-pembaharuan se-
kaligus yang menyepakati perlurrya memberangus pasukan-pa-
sukan liar dan radikal.
Revolusi yang dileruskan oleh PKI gagal unruk kedua ka-
linya dan kegagalan itu ternyata tidak membuat PKI menarik
pelajaran, karena gerakan ini kemudian, melakukan aksi beru-
lang. Setelah PKI Musso jatuh kepemimpinan PKI berada di
tangan Aidit, Nyoto, Sudisman, dan Lukman yang mengambil-
alih kekuasaan PKI sebagai hasil konfrontasi aliran dalampar-

55Efek lain dari peristiwa Madiun ini


adalah konflik komunal antara
masyarakat santri dan abangan, sebagaimana terjadinya pemberontakan yang
spontan yang dilakukan kaum tani melawan kewenangan para pamong
praja.Kekejaman yang diakibatkan oleh peristiwa ini begitu luar biasa dan
hanya mungkin dilakukan oleh kelompok yang berada dalam kerasukan per-
musuhan yang luar biasa, baik karena alasan-alasan politik maupun keya-
kinan keagamaan. Lih David Charles Anderson, Peristiwa Madiun 1948, Ku-
deta atau KonJIik Internal Tentara?, Media Presindo, 2003
56lih George Mc Turnan, Nasionalisme dan Reyolusi di Indonesia,lJNS
Press dan Cornell University Press, 1995.

233
ISTAM KIRI

tai. Adalah Tan Ling Djie, yangberada pada posisi berseberang-


an, merumuskan partai Komunis sebagai partai dari orang ko-
munis dan bukan komunis yang merupakan simpatisan sejati,
tapi tidak cukup berani untuk menjadi komunis. Partai Komu-
nis yangbetul adalah partaidengan anggota militan yang asli,
keras dan berkeyakinan tinggi, terjun dalam pertarungan dan
tanpa kelemahan di tengah penindasan. Tan Ling Djie bersama
Alimin, tokoh yang berjasa dalam mengkonsolidasikan PKI
pasca-Madiun, tampaknya menghendaki strategi rasional-revo-
lusioner untuk membangkitkan dan menggerak&an partai, se-
dangkan golongan muda-yang diwakili salah satunya oleh Ai-
dit-lebih kentara semangat emosional-revolusioner dalam me-
ngendalikan dan menjalankan garis Politik partai. Bila ditinjau
dari segi sejarah, perbedaan itu akibatpengalaman masing-ma-
sing. Golongan tua dimatangkan oleh kondisi kolonial Belanda,
dimana mereka banyak mengalami penderitaan, seperti diburu,
dibuang, dan dikucilkan oleh pemerintah kolonial. Sedangkan
golongan muda terobsesi oleh masa pendudukan Jepang dan
dipengaruhi oleh romantika revolusi 1945. Sedangkan dalam
pandangan Aidit PKI terpecah rirenjadi dua garis pemikiran.
Pertama, berpikir empirik dimana PKI dikehendaki sebagai
partai terbuka, termasuk berbagaipenggalangan kekuatan mas-
sa. Kelemahan pemikiran ini, partaitidak bisa mengontrol ang-
gotanya. Sementara golongan kedua tetap menginginkan PKI
memegang garis politik yang keras dan ini mengandalkan ka-
der-kader yang teruji, kendati secara kuantitas tak terlampau
banyak. Aidit kemudian mengambil jalan tengah, yakni meng-
arahkan partai agar menjadi besar dan mendapat simpati dari
kalangan masyarakat luas, tetapi sekaligus membangun struktur
partaiyang tidak mudah goyah. Ujung dari perbedaan itu, Ali-
min karena alasan kesehatan pada bulan Oktober 1953 dengan
alasan kesehatan mulai mundur dan posisinya digantikan oleh
Ir. Sarkiman. Setahun kemudian menjelang Kongres Nasional
V, Tan Ling Djie dipecat dari Central Comite (CC) Hal yang

234
nevotus: iininpu Sejarah dan Pergulatan Kmsep

sama juga berlaku untuk Wikana yang juga dipecat dari CC.
Posisi pucuk pimpinan PKI kemudian diisi oleh'pancatunggal'
yang terdiri atas DN Aidit, MH Lukman, Njoto, Sudisman, dan
Ir Sakirman.sT
Diputuskan oleh Central Comitte PKI pada tahun 1963
untuk PKI menerapkan strategi revolusioner ala RRC (Maois-
me) dengan melalankan radikalisasi massa. Strategi ini dijalan-
kan dengan aksi sepihak di mana massa petani (BTI) mendu-
duki tanah-tanah. Alsi sepihak ini merupakan 'senam revolusi'
dan'gladi resik'yang diharapkan oleh PKI untuk meningkat-
kan militansi pendukung mereka sehingga siap ketika saat revo-
lusi tiba. Aidit juga membangun kerangka konseptual bagi revo-
lusi Indonesia, yakni pelenyapan hak milik kaum feodal dan
mendorong nasionalisasi perusahaan milik asing.ss Tesis ini,
di kemudian hari, mendorong berbagai negaraasing unruk terli-
bat dalam pelenyapan PKI sekaligus tesis ini diimplementasi-
kan dengan cara melakukan perubahan kepemilikan tanah,
yang repotnya menyenruh sejumlah tanah alim ulama. Yang
membikin PKI banyak musuh, radikalisasi ini disertai dengan
kegiatan seni budaya, utamanyd ludruk, yang melecehkan aga-
ma Islam. Pelecehan atas agama ini menggiring PKI berhadap-
an dengan gerakan keagamaan yang telah terlembagakan baik
dalam pesantren maupun partai politik. Terlebih-lebih, sedari
awal, Aidit memang menyatakan permusuhannya padapatai
Islam, terutama serangannya yang keras atas peristiwa DIITII.
Serangan yang tidak strategis dan membuat PKI mendapatkan
musuh serta memperoleh aksi balasan yang tak kalah kejamnya.
Meskipun berada dalam posisi keempat dalam Pemilu 1955,
dimana PKI dipilih oleh enam juta warga, tapi ifu tak membu-
at PI(I hati-hati dalam menjalankan pengaruhnya. Kedekatan
dengan Soekarno meskipun menjadi'payung' dalam berhadap-

s?Lih Subhan S d,IangkahMerah: Gerakan PKI 195G1955,'Bentang,1996


ssl.ih DN Aidit, Revolusi Indonesia,OesahaTerbiAn radja minyak,2002

235
ISLAM KIRI

an dengan musuh-musuh PKI, tetapi takmembuat PKI wasp-


ada dengan konflik di lingkungan tentara. Penculikan para Jen-
dral telah membuat PKI berada dalam posisi yang tersudut dan
iru dengan telak memukul PKI hingga ke akar-akarnya. Dalam
Cornell Paper digambarkan bagaimana Letkol Untung sejak
awal menyatakan kalau apa yang ia lakukan (menculik para
Jenderal) lebih sebagai konflik internal AD. Akan tetapi, keber-
adaanAidit di Halim menjadi bumerang, kalau PKI menjadi
pendularng gerakan 30 september sehingga penumpasan terha-
dap aktivis gerakan menjadi awal mula pembantaian tuntas PKI
beserta pengikutnya hingga ke akar-akarnya. Padahal, jika PKI
tetap berperan sebagai Parpol biasa dan tidak ikut terpancing
dalam kemelut para serdadu, niscaya kekuatan politik ini dapat
hidup sampai sekarang. Juga mustahil ketika gerakan ini ber-
langsungbeberapa pimpinan teras PKI tidakberada di Ibu Ko-
ta, misalnya Subandrio yangberada di Sumatera Utara'5e Tapi,
sejarah menunjukkan jalan lain, gerakan kiri nomer tiga terbe-
sar di Asia Tenggara itu rumbang, bukan semata-mata karena
kesalahan menerapkan taktik dan strategi melainkan terseret
dalam arus pusaran konflik yang'adadalam lingkungan serda-
du. PKI yang pernah memiliki kejayaan dalam menggalang
massa hancur dan sebagaimana terlihat pada tabel di bawah
ini, kentara bagaimana kepemimpinan pada masa September
1948, sesungguhnya memiliki corak dan keragaman yang be-
rangkat dari wakil dari berbagai generasi dan telah mengarungi
irama kehidupan politik Indonesia yang suhunya naik-turun.
Bahkan dalam biografi masing-masing orang terdapat latar be'

seBahkan dua koran sore PKI yang terbit padatanggal I Oktober juga
tidak meminta dukungan massa terhadap 'Gerakan 30 September' meskipun
ketika naik cetak gerakan itu sedang memegang kendali. Apalagi ketua De-
wan Redalsi Njoto dan Subandrio berada di Medan. Sehingga dalam bahasa
Ben Anderson, ironi I Oktober adalah bahwa dalam satu malam semua
gerakan politik yang rumit dari dasawarsa sebelumnya menyusut menjadi
ianpa arti, dengan aksi dimana tak satupun aktor utamanya memiliki
pemahaman yang nyata. Lih Benedict R O'G Anderson dan Ruth T McVey,
Kudeta t Oktober 1965: Sebuah Analisis AwaI,LKPSM-Syarikat, 2001

236
Revolusi: Meninjau Sejuah dan Pergulatan Ko'nsep i

lakang yang jauh lebih beragam, misalnya Lukman yang anak


seorang Haji atau Abdulmadjid dan Setiadjit yang masih punya
hubungan kekeluargaan dengan keraton.

Pimpinan Baru PKI September 1948


Kedudukan lnti dalam
Jabatan Nama Lahir Meninggal
PKI di tahun 1965
Sekretariat Muso 1898 Meninggal Oktober
1948
Maruto Ditembak mati
llenrcmen '1915 Desember 1948
Tan Ling Djie 1904 t\Ieninggal di penjara Komite Sentral urusan
sekitar 1970 keuangan

Ngadiman 1908 Hilang disekitar 1965 Komite Sentral Urusan


Hardiosubrata KeIandan
Adidamo 1904 Hilang lahun 1965
Urusan Ti^kr nm^t
Agraria D.N Aidit 1923 Menrngga NovemDer Ketua Biro Poliiik
1965
Sutrisno ? Hilang tahun '1948

Harjono 1907 ulemDaK Mail


Masalah Per Desember 1948
buruhan
Setiadiit 1907 Hilang tahun 1948
Diokosudiono 1909 Dilahan di Jakarta S€kretaris Komite
Abdulmadjid 1904 Meninggal di Sentral
Djojoadiningrat Belanda, 1977

Achmad Sumadi 1909 Ditahan di Jakarta Komile Sentral

Masalah Amir Sjariffudin 1 907 Ditembak Mati 1948


Mililer
Masalah Wikana 1914 Meninggal Februari Komite Sentral
Pemuda 1966
Hubungan Suripno 1 920 Ditembak Mati
lnter Desember 1948
nasional
Hubungan Nyoto 1925 Meninggal Desember Wakil Ketua Komite
dengan 1965 Sentral
Parlemen
Organisasi Sudisman 1920 Ditembak mati Biro Politik, sekretaris
,l968
Oktober Komite Sentral
Pro Lukman 1920 Meninggal April 1966
paganda Alimin 1889 1964
Wakil Ketua Biro Politik
Sardjono 1895 Ditembak Mati
Desember'1948
Bendahara Ruskak 1900 Hilano tahun 1948
Sumber: Jacques Leclerc, Kondlsi Kehidupan Paftai: Kaum Revolusioner lndonesia
dalan Mencai ldentitas, Pisma, No 8 Agustus I 979

237
ISLAM KIRI

Seperti yang dicatat dengan menarik oleh Jacques Lecrec,


sebenarnya dari sisi keanggotaan PKI memiliki keragaman dan
masing-masing mempunyai karakter politik yang khas. Akan
tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, PKI banyak mengala-
mi krisis identitas, baik karena pengaruh gejolak international
maupun siruasi politik nasional. Di tingkatan internasional se-
jak Internationale komunis pada l0 Jun! 1943 ada tekanan ke-
ras menyangkut kewajiban-kewajiban jangka pendek dan me-
nengah dari partai-partai komunis. Diantaranya, tugas mengha-
dapi perang dunia, dimana tugas untuk mempertahankan ke-
daulatan nasional berada diatas tugas revolusi sosialis. Itu se-
babnya beberapa partai komunis di beberapa negara berganti
nama, seperti Partai Komunis Indocina pada Ll November
1945 berganti nama menjadi Partai Buruh Vietnam. Hal ini
memberi tekanan pada tingkatan lokal hubungan antara Partai
Komunis dan Partai Sosialis, dimana polemik antara tugas dan
mandat negafa, partaidan masyarakat menjadi silang sengketa
yang tak pernah selesai. Gairah PKI untuk memenuhi setiap
tuntutan massa telah menimbulican rasa tidak aman betbagai
kelompok kepentingan, terutama penguasa yang tetap ingin
mempertahankan stabilitas. Kepulangan berbagai pemimpin
PKI dari luar negeri , yang membawa skenario revolusi, telah
membawa dampakbagi laju program PKI selanjutnya. Apalagi,
di tengah konsolidasi di tubuh angkatan bersenjata, PKI nam-
paknya kurang cermat dalam menghitung kekuatan dan dengan
mudah 'terpancing' untuk ikut dalam persoalan yang bukan
menjadi masalah partai sesungguhnya. Kematian Amir dan
Muso di depan para serdadu membuat PKI kehilangan para
pemimpin sekaligus pemikir andalannya. Upaya Aidit unruk
menjalankan dan menegakkan dispilin serta organisasi partai
yang rapi dan kuat, harus terkoyak oleh 'pancingan' militer,
yang membuat upayanya menjadi hancur berantakan. Kondisi
objektif yang menjadi syarat revolusi, tidak pernah menjadi per-

238
Revolusi:Meninjau SeJuah dan Pugulatan Katsep

hitungan para pemimpin PKI sehingga gerakan 'kiri' ini meng-


alami nasib paling tragis di kawasan Asia Tenggara. Kekalah-
an revolusi kaum 'kiri' di Indonesia, sejak masa kolonial, dida-
sari olehberbagai faktor, tekanan kolonial yang dialaminya me-
mang menempa banyak pimpinan untuk selalu berhati-hati da-
lam melangkah, akan tetapi di sisi lain, telah mengakibatkan
gerakan kiri mengalami krisis, baik secara teoretis maupun or-
ganis. Secara teoretis tampak kekacauan dalam merumuskan
taktik serta strategi gerakan, yang secara be'rulang, telah membi-
kin PKI memiliki banyak musuh ketimbang sek[tu. Kemudian
pada sisi organis, perpecahan dalam kepemimpinan telah mem-
buat upaya untuk mengkonsolidasik an par a pendukung menja-
di kegiatan yang kurang mendapat prioritas. Untuk menyebut
kemampuan PKI bertahan, selain karena kemahiran para pim-
pinannya dalam mengkonsolidasi, juga karena kepemimpinan
politik bercda di tangan politisi yang memahami arti kemaje-
mukan dan demokrasi. Memang sangat disayangkan, letupan
revolusi yangberjalan tergesa-gesa ini, pada akhirnya harus me-
makan anaknya sendiri. Kaum kiri menjadi'paia' di negeri
yang dulu ikut diperjuangkannlia.

lleslmlulrn

Ketika pengakuan kedaulatan telah diumumkan yangter-


jadi memang pergolakan untuk lepas dari kukungan apa saja
yang berbau penjajahan. Idrus dalam novelnya Surabaya de-
ngan gaya prosa yang khas, telah mengilustrasikan bagaimana
penrbahan mentalitas dan desakan untuk kemerdekaan berbaur
dengan keinginan untuk merampas, merampokbahkan mencu-
ri sebagian milik kaum sendiri. Hampir tidak ada perbedaan
yang tegas antaraapayangdinamai dengan revolusi sosial de-
ngan anarki. Mungkin Alexander Berkman secara tegas mam-
pu mengklasifi kasikan antar a b agaimana anarkhisme dij a a n- I

kan dan prasyarat meledaknya sebuah revolusi. Pembagian itu


tak berlaku ketika kolonialisme ingin melakukan cengkraman

239
ISLAM KIRI

kembali dan di sisi lain, proklamasi terlanjur diucapkan. Sejum-


lah gerakan sosial-politik mulai mendefinisikan kepentingan-
nya, didampingi dengan landasan ideologi yang dipegangnya
secara kukuh, telah berusaha untuk mendifinisikan makna ke-
bangsaan yang merdeka. Di titik persimpangan irulah, kaum
kiri yang memang memiliki sejarahperlawanan terhadap kaum
kolonial, juga ikut berusaha merumuskan sebuah gerak revolu-
si. Berpegangpada dalilnya yang khas, mengertai imperialisme
dan hubungan produksi, kaum kiri memberikan sumbangan
yang cukup berharga, terutama mengenai kemandirian sebuah
bangsa dan feodalisme. Pemahaman mengenai kapitalisme
yang rumit telah disederhanakan dengan bahasa awam, yakni
menyinggung soal tentang ketergantungan yang merupakan bi-
angbagSdistorsi strukfural. Distorsi yang mengakibatkan tidak
dimilikinya kekuatan produktif ekonomi dalam negeri dan ini
lebih-lebih dilandasi oleh sejumlah kepentingan international
yang hendak mendesakkan proyek kapitalisme secara sewe-
nang-wenang. Gerakan kiri, baik itu PKI maupun kelompok
soSialis lain dan juga kelompokTan Malaka, selalu melakukan
tunfutan dalam setiap perundin$an, dengan desakan pengaku-
an kemerdekaan 100%. Tapi kesamaan runfutan tidak berarti
terintegrasinya kekuatan-kekuatan politik ini dalam satu wa-
dah, bahkan ada banyak kesulitan ketika kepemimpinan dan
garis disiplin sejumlah kekuatan ini tidak berada dalam saru
tangan. Kepentingan yang saling bersengketa ini membuatnya
dengan cukup mudah diruntuhkan baik oleh kekuasaan resmi
maupun oleh campur tangan kalangan-kalangan di luarnya.
Di sisi lain konsolidasi kekuatan serdadujuga mengalami
persoalan karena ledakan laskar yang hendak dilakukan pener-
tiban. Kirany a perkaraini menjadi meruncing karena beberapa
pimpinan militer secara langsung turut dalam agenda-agenda
politik yang dirumuskan oleh sejumlah kalangan pergerakan.
Misalnya, keikutsertaan Sudirman dalam barisan Tan Malaka
telah membawa jiwa revolusi yang menjadi dasar bagi pemben-

240
Revolusi: Meninjau Seiarah dan Pryulatan Konsep

tukan citra sebagai tentara rakyat. Ketika tanda-tanda itu melu-


as, muncul tekanan dari sejumlah tentara 'profesionallyang
membaktikan aktivitasnya untuk kelangsungan pemerintahan
pusat. Tarik menarik itu berlangsung sedemikian keras, di te-
ngah kesadaran subyektif kaum muda yang terlanjur meme-
gang senjata dan hendak merumuskan kedaulatan dengan ca-
ranya sendiri. Pemerintah pusat harus melakukan pilihan, an-
tara menegakkan stabilitas atau mengikuti selera kaum revolu-
sioner yang akan mengguncang kekuasaair di beberapa daerah.
Dengan menggunakan kaum tentara yang masih setia dengan
kekuasaan pusat, ditempuhlah sejumlah penertiban yang tak
urung membawa korban .La$-la$kaum kiri, yang juga memi-
liki pendukung di lingkungan kalangan serdadu, tidak bisa me-
ngendalikan kemauan serta kepentingan yang ada. Terjebak di
antara tuntutan untuk menjalankan revolusi atau meninggal-
kannya karena belum wakfunya, membuat kaum kiri memutus-
kan unruk mendukung revolusi dini. Peristiwa Madiun mengi-
ngatkan kembali akan lemahnya konsolidasi di tubuh kaum kiri
dan kurang mampunya mengendalikan ambisi serta tekanan
yang adapada sebagian pendu'icungnya, yang keberulan terj a-
di pada kaum serdadu. Keadaan yang berulang kembali pada
masa-masa selanjutnya. Konsolidasi yang telah berhasil dilaku-
kan, bahkan kemenangan dalam Pemilu, meski hanya pada
urutan keempat, lagi-lagi membuat PKI tidak merasa nyaman
dengan situasi yang diperuncing oleh kalangan tentara. Dipaka
oleh tekanan internal, akhirnya sebuah penculikan para jende-
ral dilakukan dan meledak sebuah penumpasan yang luar biasa
keji terhadap kaum kiri. Kegagalan yang harus dibayar dengan
mahal, untuk selama-lamanya PKI, mendapat larangbn untuk
berdiri. PKI menjadi partai yang dijauhi, seperti seekor anjing
kurap, yang seolah-olah tidak memiliki jasa sedikitpun.
Meski jika ditinjau ulang, gerakan kiri memberikan sum-
bangan yang tak kecil dalam pembentukan kebangsaan. Pada
masa proklamasi banyak gerakan kaum muda, yang sebagian

241
ISTAM KIRI

berisikan aktivis kiri, memberikanjasa dalam mempercepat du-


kungan sekaligus menegaskan ulang benruk revolusi sosial yang
akan dikerjakan. Kritikan atas hubungan produksi, kedaulat-
an hingga serangannya yang keras pada feodalisme hingga saat
ini sangat bermanfaat. Terutama ketika negara kini memeluk
erat-eratideologi kapitalisme dan kebesaran masa lalu yang di
bangun oleh sejumlah kaum feodal. Kelompokyang sebagian
masih memegang saham publik, bahkan b eberapa diantaranya
hadir melalui dinasti kekuasaan yangberbasis nama penguasa-
penguasa sebelumnya. Kaum kiri berjasa dalam melakukan kri-
tik atas keyakinan borjuis, yakni keyakinan yang memutlakkan
stabilitas, pertumbuhan ekonomi hingga yang paling kontem-
porer adalah gigihnya negara untuk melakukan privatisasi. Ka-
um borjuis yang menjadi pelaku utama penciptaan bangsa hing-
ga perumusan tatanan ekonomi, telah menggantikan identitas
kebangsaan yang merdeka menjadi kebangsaan yang tergan-
tung sepenuhnya pada ptanata ekonomi international. Dasar
kritikan kaum kiri dimana semua relasi sosial mgski dipahami
dengan memakai konsep dan indikator hubungan produksi, te-
lah memberikan kritikan yang terang pada tatanan masyarakat
internasional. Para pemuka kemerdekaan dari Tan Malaka
hingga Hatta memiliki tambang pengetahuan dari konsep dan
dasar ontologi marxis. Karenanya, bukan sebuah paradoks jika
PKI setelah melakukan revolusi Madiun tetap dipertahankan
keberadaannya karena elite negara merasa perlu unruk hadir-
nya sebuah partai yangsecara kritis melakukan kritikbaikterha-
dap sistem ekonomi yanghendak dibenruk maupun akumulasi
kekayaan, yang dikuatirkan akan dilakukan oleh segelintir elite
politik. Kenyataannya saat ini ternyata membenarkan kekuatir-
an, yang dulu menjadi sumber kecaman kaum kiri, akumulasi
kekayaan individual yang kian tak terkontrol yang didampingi
proses privatisasi yang tak terkendali. Dibutuhkan hidupnya
kembali ideologi kiri, yang kali ini mesti berdampingan dengan
nilai-nilai spiritual, karena 'persekutuan'itu akan membawa te-

242
Revolusi: Meninjau Sejarath dan Pergulatan Konsep

nagaperlawanan yang jauh lebih kuat.


Apa yang terjadi pada revolusi Indonesia adalah perja-
lanan revolusi yang berjalan sendiri-sendiri; kaum kiri yang
akan menegakkan masyarakatkomunis dan kaum kananyang
hendak membangun tatanan yang sesuai dengan firman Tuhan.
Dua-duanya berangkat dari keprihatinan yang sama, kebreng-
sekkan negara dalam menciptakan tatanan hukum yang kian
menjauh dari keadilan, rusaknya sistem ekonomi yang tidak
menjamin adanya pemerataandan perliridungan hak asasi war-
gayangmakin melemah. Sejarah penindasan tidak pernah ber-
ubah dan kali ini tantangan yang dihadapi jauh lebih berat, glo-
balisasi ekonomi yang kian mengganas disertai dengan teologi
yang mendukung penuh berlakunya sistem yang kapitalistik.
Berangkat dari kerisauan irulah diperlukan jawaban yang muja-
r ab, b agaimana menegaskan kembali revolusi sosial yang bera-
kar dari kandungan kiri dengan mendasarkan cita-cita padater-
benruknya masyarakat adil, sebagaimana amanatdalam setiap
agama. Unruk melakukan itu semua, diburuhkan adanya sepe-
rangkat modal politik, sosial, dan kultural yang memadai. Revo-
lusi memang perlu diuji coba sel(hli lagi, terutam a di saat imaji-
nasi pembaharuan mengalami kemacetan dan lagiJagi peneku-
fuan antara kelompok keagamaan dengan kalangan borjuasi
makin erat. Sejarah Islam Kiri yang dulu pernah ditumbuh-
kembangkan oleh Haji Misbach danbeberapa saudaranyayang
lain mungkin menjadi salah satu jawaban yang andal. Tenru
untuk melakukanya kita memerlukan beberapa prasyarat, yang
kelak, akan meledakkan revolusi sekeras yang terjadi di Cina
atau mungkin apa yang secara gemilang dilakukan oleh Iran.
Semua itu yang jelas bukan kemustahilan.

243
o4
Revotusi Istam Kiri
Dari Mana Kita Mutai?
Namun, jika kita tidak mempunyai harapan untuk membebaskan lndonesia
Melalui anarkisme, anarkisme dapat muncul
dari sikap masyarakat dilndonesia
(Tan Malaka)

Dimana ada hidoep, disitoelah ada pergerakan;


Tiap-tiap pergerakan mesti membawa korban;
Tiapliap korban mesti membawa kebaikan

Pengantrr

tersisa kini hanya selembar foto dan lambang. So-


\ Zung
sok ini memang dikenal sebagai pencetus gagasan
Y
J- pembaharuan dan juga petarung yang gigih dari poli-
tik imperialisme. Hidupnya dipertaruhkan untuk kemenangan
sabda Tuhan dan sejumlah cara telah ditempuhnya. Masuk bui
hingga ancaman pembunuhan hanya secuil resiko yang sang-
gup ia tanggung. Di bawah kepemimpinannya dunia'menjadi
punya harapan. Dengan perjuangannya agamabukan lagi sede-
ret doa, tapi juga segumpal tindakan. Melaluinya agamatidak
lagi jadi seperangkat keyakinan melainkan juga ideologi, bah-
kan praktek gerakan sosial. Kitab suci yang dibacanya pasti ti-
dak saja dimengerti, melainkan juga menjadi roh yang membu-

245
ISLAM KIRI

atnya tidak gentar melawan resiko. Mereka adalahparapemim-


pin revolusi yang mencatat sejarah keberhasilan. Jika kita de-
retkan namanya pasti kita akan melihatbetapa kemilau jalan
hidup yang dilaluinya. Sebut saja Hassan Al Banna yang mem-
bawa gerakan Ikhwanul Muslimin menjadi kekuatan yang hing-
ga saat ini masih memiliki daya pikat dan cengkraman penga-
ruh yang sangat luas. Andaikan bisa disebut lagi nama tenar
Imam Khomeini yang membuat negara-negara' Barat diserang
wabah ketakutan sekaligus kecemasan. Revolusi Iran membuat
banyak orang harus percaya kalau Islam adalah aiaran yang
menyajikan secara komplit kerangka kehidupan ekonomi, sosi-
al, dan politik. Hingga saat ini pesona revolusi Iran merambah
sampai pada dunia kebudayaan. Iran, yang kita tahu, ternyata
mampu membuat karya sinema yang meyenfuh dan indah.
Tenfu gerakan kontemporer lain jika mau disebut adalah Ha-
mas, yang telah berjasa menyediakan instirusi publik bagi warga
Palestina dengan ongkos murah. Gerakan sosial dan ekonomi
Hamas ini sangat sedikit mendapat liputan, lebih banyak sorot-
anpadaaksi bunuh diri, sehingga membuatnya dijuluki sebagai
gerakan teroris.
Julukan, apapun itu namanya, telah menciptakan stero-
tipe yang selama ini lebih banyak merugikan. Uraian media
massa mengenai pengeboman diberbagai tempat dengan men-
cantumkan pelakunya berasal dari pesantren telah menempat-
kan orang Islam sebagai tersangka utama kerusuhan. Meski di-
sana-sini ada pembelaan akan tetapi, sukar diingkari kalau ma-
sih ada kelompok Islam yang ingin mengembalikan kehidupan
seperti di masa purba. Tuduhan yang kerapkali dilontarkan,
kelompok yang menyukai penggunaan kekerasan ini 'kangen'
dengan kehidupan masa lalu, yang damai, tenffam di bawah
pimpinan para utusan Tuhan. Meski sangkaan itu tidak salah
semuanya, akan tetapi ini hal ini lebih menunjukkan keangkuh-
an dari sebuah pandangan terhadap geiala sosial yang sebenar-
nya jauh lebih kompleks. Bahkan, dalam berbagai praktek persi-

246
Revotusilslam Ki, Dari Mana KitaMutai?

dangan mulai timbul kejanggalan yang mau tak mau meniup-


kan sangkaan akan adanya konspirasi. Kemunculan gerakan
radikal-apapun namanya-hendaknya dipahami sebagai ba-
gian dari protes atas struktur yang timpang. Yang ingin penulis
nyatakan, kalau gejala ini muncul di tengah proses perubahan
yang membawa resiko danbahayanya sendiri. Perubahan ini
telah memicu harapan sebagian kalangan untuk menampilkan
kembali kepemimpinan yang kokoh, berakar d'an memberikan
jaminan akan kehidupan yang lebih baik. Kecemasan atas ke-
timpangan, kesenjangan, dan praktek hukum yang vandalis te-
lah membuat sebagian orangpercaya akan perubahan yangber-
tipe 'keras dan langsung'. Ketika itulah orang kemudian berpa-
ling pada agama,bukan karena teks-teks yang tegas melainkan
tatananyangdiungkapkan dalam kitab membawa harapan ter-
sendiri. Di hadapan kaum teknokrat atau kalangan intelekrual
perubahan selalu saja berada dalam tahapan program, akan te-
tapi di bawah kendali revolusi, perubahan berbasis pada 'sesu-
atu' yang baru yang tak bisa direncanakan. Revolusi meski akan
membawa kitapadazaman yangberbeda. Dan tiap perbedaan
akan menanamkan kesadaran dlternatif. Pertanyaannya me-
mang-seperti yang tertera pada judul bab ini-darimana revo-
lusi kita mulai?

Mendonon0 l(esadanan ka0amaan:


0anl l(esrdanan Magir menuju l(esadanan leuoluslonen

Kebudayaan sejati adalah Revo/usi


(Jean Paul Satre)

Kita yakin bahwa kemerdekaan kita hanya dapat dicapai melalui pepgorbanan
darah dan air mata. Dan suatu revolusihanya akan berhasiljika diorganisir
dengan baik dan bila berlangsung di seluruh wilayah secara serentak
(Semaoen)

Revolusi mustahil muncul kalau tidak ada landasan kesa-


daran revolusioner. Kesadaran revolusioner itu timbul setelah
didahului dengan pemahaman mengenai apa itu realitas. Sela-
ISLAM KIRI

ma ini realitas yang patologis kerapkali dipahami dalam bahasa


teologi sebagai 'cobaan'. Karena cobaan maka yang diperlukan
adalah kesabaran dan usaha yang gigih. Pada taraf ini maka
kegiatan memecahkan kemiskinan, bukan melalui pembukaan
lapangan kerja saja, akan tetapi juga menggalakkan pelatihan.
Bahkan, pendidikan diorientasikan pada pembekalan ketrampil-
an agar cocok dengan mesin industri. Bahkan, pendidikan dan
pelatihan kini memiliki makna yang sama. Sep'erti dimana-ma-
na mulai menyembul gagasanuntukmenjadikan siswa sebagai
tenaga yang 'siap pakai' . Pendidikan bahkan diperpendek wak-
tunya dan materi yang disajikan menyesuaikan dengan keingin-
an dan perkembangan mesin. Usaha untuk mendorong kemaju-
an dunia pendidikan yang berorientasi pada hal-hal yang sifat-
nya praktis ini dikerjakan dengan merubah sistem kelembaga-
annya. Usaha pendidikan kini mirip dengan pendirian pabrik
yang dikelola, diolah, dan produknya dikeluarkan melalui biaya
yang tidak sedikit. Di sini realitas semacam ketimpangan, keti-
dakadilan, kemiskinan tidak mend apatkan jawaban, akan tetapi
semua itu menjadi sebuah spiral kekerasan. Karena itu, proses
pembentukan kesadaran, mengf.rtip pendekatan Freire masih
sebatas kesadaran magis. Agama yang keluar dari pergulatan
sosial karena menyibukkan diri ke dalam urusan yang sepenuh-
nya privat. Dikatakan privat karena hanya mengunrs soal-soal,
seperti ketenangan hati, berdamai dengan maut, atau memben-
tuk keluarga sakinah. Tema keagamaan semacam ini makin
membelenggu kesadaran umat Islam terutama dalam kaitan
dengan mandat sebagai agama pembebas.
Sebagai agamapembebas sebenarnya realitas patut untuk
'dipersoalkan'. Dipersoalkan karena realitas ketimpangan yang
ada telah menindas harkat kemanusiaan. Apalagi, jika secara
metodis realitas sosial yangada sekarang dikaitkan dengan ta-
tanan geopolitik internasional. Sebuah tatanan yang tidak terba-
ngun dengan sendirinya melainkan daiberbagai peristiwa yang
saling pengaruh-mempengaruhi. Serangkaian peperangan dan

248
n"iotusi Ua n,i, Dai Mana Kita Mulai?

sejumlah negoisasi perdagangan telah memunculkan kekuasa-


an baru yang memiliki daya pengaruh hingga saat ini. Sebagian
kalangan menyebut dinamika globalisasi telah membawa per-
ubahan mendasar, bukan saja menyangkut tatanan ekonomi
melainkan juga sistem kekeluargaan. Diantarannya, keterlibat-
an perempuan yang menunfut kesetaraanyanglebih besar telah
mengubah pola keluarga tradisional, yang menempatkan kedu-
dukan perempuan dalam wilayah privat. Yang mungkin berpe-
ngaruh langsung adalah sistem ekonomi yang menuju p ada pe-
ngakuan akan pemberlakuan pasar bebas. Transaksi ekonomi
kini sepenuhnya berada di tangan kelompok indusffialis, bukan
lagi berada di tangan negara. Fungsi dan peran negara dilikui-
dasi untuk memberikan layanan pada kepentingan pemodal.
Modal ini bergerak bukan lagi mewakili negara akan tetapi ke-
lompok kepentingan yang kekuasaanya jauh melebihi negara
itu sendiri. Biasanya dengan menggunakan'elit modern' disu-
sunlah seperangkat kebijakan yang digunakan untuk memobil!
sasi sumber dayayangada di setiap negarc.Investasi beratyang
sedikit menyedot tenagakela dan pengurasan akan sumber da-
ya alam menjadi bagian penting dari tahapan industrialisasi.
Kedudukan dan fungsi negarasepenuhnya digantikan oleh me-
kanisme pasar yang aturannya ditentukan oleh badan-badan
keuangan international. Tapi, sistem ini tentu bukan lahir de-
ngan sendirinya melainkan ada 'kepentingan' yang saling ber-
lomba memperebutkan pengaruh.
Perlombaan memperebutkan pengaruh dilakukan oleh se-
jumlah negarcbesar yang masing-masing punya motif berebut
wilayah. Persis situasinya dengan tahapan awal kelahiran kolo-
nialisme. Ada Amerika yang terus berusaha unruk menjalankan
kepemimpinan global dan berambisi untuk mengambil fungsi
PBB. Bukan semata-mata dalam perumusan terorisme, melain-
kan juga ambisi untuk mendorong iklim perdagangan bebas
maupun budaya sekuleristik. Ada pengalaman konkret yang
ada diberbagainegara mengenai politik luar negeri Amerika

249
ISLAM KIRI

yang tidak mengenal akal sehat. Terutama, sejak Amerika


mempersoalkan Terorisme, seolah semua negara yang mayori-
tas penduduknya beragama Islam, menjadi tempat sembunyi
pasukan teroris. Persoalan yang sebetulnya masih gelap karena
semua media massa hampir menyajikan kesimpulan yang sa-
ma, 'terorisme' adalah kejahatan yang diorganisir, dipimpin,
dan dikerjakan oleh kaum fundamentalis agama. Model dari
pelaku pengeboman selalu saja sama, paras mukanya berjeng-
got, tidak takut mati, bengama Islam, dan inemiliki hubungan
satu dengan yang lain. Makanya muncul nama yang dapat
menghimpun orang yang berciri sama, yakni Jama'ah Islami-
yah. Sebuah nama yang mendekatkan dengan Islam sebagai
agama. Di sini tidak ada yang mempersoalkan nama itu, bah-
kan, beberapa pemimpin Islam disini mengamini apa yang se-
jak awal dilakukan oleh Amerika. Disini lagi-lagirealitas yang
ada dan masih belum akurat ini tidak dipersoalkan.
Andaikan dipermasalahkan, gerakan Islam terjaruh da-
lam model berfikir konspiratif. Konspiratif karena menyatukan
Amerika-zionis-Israel seolah-olah negarayang sama dan satu
kepentingan: menindas Islam. Perspektif dan pendekatan ini
telah membuat gerakan Islam terseret dalam sikap politik yang
naif. Kenaifan ini muncul ketika sentimen anti Amerika tidak
memunculkan gerakan boikot yang massal, tetapi hanya sebatas
retorika yang miskin akan komitmen politik. Pengamatan yang
lebih jeli, hendaknya diawali dari melihat tatanan politik inter-
nasional, di mana peran Amerika dan Israel menjadi sangat
besar. Kedua negaraini memiliki kepentingan politik strategis,
yakni mengamankan kawasan teluk dari lahirnya pemimpin
yang tidak setuju dengan praktek ekonomi pasar dan demokrasi
Amerika. Koalisi bukan terjadi dengan dua negara ini semata,
melainkan dukungan laten yangdidapat dari pemimpin politik
Timur Tengah lain. Sudah sejak lama sebagian besar pemimpin
negara di Timur Tengah muncul setelah melalui dukungan
Amerika beserta sekurunya. Apalagi jika kita saat ini melihat

250
ir&*, ,O* On, Dai Mana Kita ltutai?

kepemimpinan politik di Afganistan maupun Irak. Juga keterli-


batan instirusi seperti PBB, Uni Eropa maupun perusahaan
multinational lain yang ikut memberikan vonis 'sanksi ekono-
mi' pada sejumlah negarayang tidak patuh pada kebijakan me-
reka. Tatanan politik dunia, terutama jika meyentuh kawasan
Timur Tengah dan Asia Tenggara, kini memang diramaikan
dengan intervensi modal dan pasukan asing. Jika pasukan asing
berujung pada diperluasnya pangkalan.militer maka intervensi
modal akan mendorong liberalisasi pasai. Liberalisasi inilah
yang secara langsung mempengaruhi pasar ten aga kerja, modal
sumber daya alam hingga hak hidup masyarakat lokal. Disini-
lah untuk menghindan gayaberfikir konspiratif, gerakan Islam
perlu memahami struktur dan jalinan kepentingan yang ada
dalam tatanan masyarakat international.
Konsep kesadaran kritis yang diorientasikan pada peruba-
han struktur fundamental dalam bidang ekonomi dan politik
nampaknya menjadi mandat semua gerakan Islam. Gerakan
Islam tidak lagi bisa terus menerus mendengungkan Islam iru
sempurna tanpa memahami kompleksitas tantangan yang me-
nyelimuti strukturglobal. Iru seBabnya pengenalan atas realitas
yang timpang menjadi amat penting. Realitas yang timpang ini
bisa dipahami jika gerakan Islam membaca secara jeli arus ge-
rakan Islam yang ada pada masa lalu. Suaru kritik progresif
perlu dilakukan dengan melihat sejarah gerakan secara obyektif
(dalam artian struktur dan sistem sosial) sekaligus subyektif (da-
lam artian pelaku-pelakunya) Disini obyektifitas dan subyektifi-
tas bukan sesuatu yang dikotomis, melainkan fungsi dialektis
yangberhubungan dengan kenyataan sosial. Dengan model di-
alektika maka kesadaran kritis akan menjadi sebuah kesadaran
revolusioner ketika pemahaman terhadap penindasan dan kor-
bannya tidak lagi rancu. Kerancuan ini biasanya bermula dari
kesadaran keagamaan yang positivis, artinya kesadaran yang
berangkat dari pemahaman atas realitas sosial masa lalu sebagai
sesuatu yang: empiris-objektif, deduktif-nomologis, dan instru-

25r
ISLAM KIRI

mental-bebas nilai.r Implikasi kesadaran semacam ini akan


mendorong gerakan Islam terjatuh dalam: (1) Prosedur unfuk
melakukan perubahan sosial tidak mempertimbangkan peruba-
han global dan kerapkali melihat persoalan seperti pada masa-
masa sebelumnya. Tuntutan kalau syariah Islam ditegakkan
maka semua persoalan bangsa akan beres menunjukkanbagai-
mana simplifikasi berflrkir terjadi. Hal yang _sama kerapkali
muncul dengan gagasan liberalisasi teologi maka Islam akan
bisa berkembang, hal ini memperlihatkan lbmahnya observasi
atas ideologi liberalisme; (2) Gerakan Islam dalam memutus-
kan tindakan sosial tidak melibatkan massa rakyat yang lebih
luas, apalagi mengakomodasi keburuhan ummat yang ter-alie-
nasi. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana basis kelas sosial mere-
ka yang ada di lingkaran partai Islam atau organisasi Islam se-
kalipun. Kebanyakan diantara mereka adalah kelas menengah
yang kurang memiliki keyakinan dan prinsip politik yangberpi-
hak sehingga partai politik tidak menjalankan program pendi-
dikan politik massa yang lebih sistematis; (3) Kesadaran keaga-
maan terjatuh dalam praktek-praktek yangbersifat 'teknis' dan
menurunkan'hukum-hukum' yang menjauh dari prinsip kea-
dilan. Diantaranya, gejalaseperti pengkafiran, pembakaran bu-
ku, maupun pengharaman atas produk tertenfu, makin menun-
jukkan betapa masih konvensionalnya 'modus politik' gerakan
Islam disini.

rDalam istilah Fazlur Rahman, pemikiran Islam tradisional ketika


berurusan dengan teks-teks Al Quran, menempuh jalur positivisme historis
versi orang-orang saleh. Dimana oleh Farid Essack, pendekatan ini memun-
culkan; pertama, identifikasi dengan pengarang, penerima awal teks atau
audiens utama, dalam bentuk apapun (kognitif, spiritual, psikologis dan lain-
lain) tidak memperhitungkan perbedaan situasi historis penerima teks dan
penafsir. Kedua, klaim bahwa 'Tuhan mengilhami kita dengan penafsiran
yang benar' yang ini bertentangan dengan pruralisme. Fadahal Perubahan,
menurut Al Qur'an, adalah sebuah proses dialektik serempak antara peru-
bahan jiwa dan struktur, (sosioekonomi) karenanya pendekatan postivistik
jelas terbelakang. Lih Farid E ssack, Membebaskan YangTertindas, Mizan, 2000.

252
Revolusilslan Ki, Dai Mana Kita Mulai?

Persoalan diatas itu pulalah yang membawa malapetaka


besar terhadap pertumbuhan gerakan Islam. Malapetaka itu
yang mengantar gerakan politik Islam sunyi pendukung, bah-
kan saat ini kering 'pemimpin' alternatif. Andaikan ada gerak-
an muda seperti HMI, KAMMI, IMM, maupun PMII masih
diselimuti oleh perkara dasar: dari ideologi gerakan hingga ja-
ringan massa.2 Ketergantungan inteleklual mereka terhadap ga-
gasanbesar membuat gerakan muda ini tidak mampu menam-
pilkan pikiran brillian dan orisinil. Apalagi, daya pikat politik
membuat pimpinan genkan muda ini tampil secara prematur
dan tidak memiliki komitmen politik yang jelas. Karena itu, an-
dalan gerakan ini hanyalah basis massa yang terbatas padama-
hasiswa dengan agendayang ditenrukan secara reaktif. Di sam-
ping iru, jaringan gerakan muda yang jumlahnya besar ini ku-
rang memiliki solidaritas dengan tingkat kedisplinan anggota
yang rendah. Anggota dalam tahapan awal bisa saja gonta-ganti
'baju'gerakan hanya untuk mencicipi pengalaman tanpa mau
terikat dengan garis ideologi gerakan. Sama dengan gerakan
politik Islam lain, perpecahan p-engurus, bahkan hingga baku-
hantam muncul diberbagai gerakan muda Islam. Terlebih-lebih
persoalan yang menyangkut'dimanfaatkannya' gerakan muda
oleh elite politik menjadi perkara yang biasa. Pada level meraih
dukungan kaum muda yang lain, tampak gerakan muda Islam
miskin kreativitas dan tidak memiliki inovasi sebagai seorang
organiser. Yang lebih fatallagi, sangat sedikit gerakan kaum
muda Islam yang memiliki media. Padahal, media yangakan

2Dalam kitik Ida Nashim dilukiskan bagaimana lemahnya gerakan


mahasiswa, yakni: (l) tidak memiliki penepeltif politik karena tidak mampu
untr,rk menjalin front atau aki politik yang strategis; (2) Gerakannya cenderung
mengagungkan mitos agmt of change atau agent of developmenti (3) Sangat
dogmatis dan kaku, sehingga tak membedakan antara 'srategi perjuanga'
dan 'taktik perjuangan'; (4) eksklusif dan sektarian karena merasa diri 'paling
benar'; (5) tidak memiliki organisasi yang kuat, karena tak memiliki pimpinan
yang mempunyai 'simpul massa' yang kuat. Lih. Pembebasan edisi l6lThn
V/Minggu III-IV/Februari 2000

253
,ISLAM KIRI

menjadi senjata gerakan dan bisa dijadikan sebagai kekuatan


tanding. Bahkan, sedikit gerakan muda Islam yang rnemiliki
kepedulian untuk mengorganisirkalangan miskin kota atau pe-
tani. Kebanyakan lebih menyukai untuk menempatkan kaum
proletar sebagai topik diskusi. Andaikan mereka mengorganisir,
modelnya pun menyerupai mekanisme kuliah kerja nyata
(KKN), bukan sebagai medium unfuk mendorong munculnya
gerakan sosial (social movement).
Memandang persoalan diatas itu pulilah maka gerakan
Islam pertama-tama perlu mendorong rumbuhnya kesadaran
kritis. Untuk melakukannya, gerakan Islam perlu memberi per-
hatian besar dan kritik progresif terhadap lembaga pendidikan
y ang ada dan mengaku-aku' Islam'. Kritik yang perlu disampai-
kan menyangkut: Pertama, biaya pendidikan yang sangat ting-
gi, dimana anak didik serta orang rua siswa ditempatkan seba-
gai 'tambang' pembiayaan. Tabel di bawah memperlihatkan be-
tapa mahalnya pendidikan Islam dan seolah-olah ada pema-
haman yang tidak bisa diganggu gugat bahwa pendidikan harus
mahal kalau mau berkualitas. Terlebihlebih saat ini, dimana
pendidikan mulai terkena kebijalian swastanisasi, sebuah kebi-
jakan zalimyangdirestui oleh partai Islam. Terlebih-lebih sejak
perguruan tinggi negeri menjadi PT Badan Hukum MilikNega-
ra (BHMN)yangbiayanyabukan sekedar SPP saja.3 Perhatian
mengenai biaya ini penting dan parut gerakan Islam berkaca
pada model pendidikanyangada di negara macam Kuba--gra-
tis dari TK hingga perguruan tinggi-atau Iran yang merupa-
kan negara pencetus revolusi. Pendidikan pada akhirnya bu-
kan menjadi sarana unfuk mendorong tumbuhnya kesadaran
kritis, tapi lembaga yang melakukan penyeleksian 'kelas sosial'.

3Sebutlah UGM yang mendapat sumbangan dari SPP dan SPMA


dan satu biaya pendidikan realistik (BOP) Besarnyabiaya BOP untuk pen-
didikan sarjana Rp 500.000 hingga Rp 750.000 per semester kemudian di-
tambah dengan SPP Rp 500.000. Ini belum SPMA yang dapat dipilih sesuai
dengan kemampuan ekonomi siswa, Lih. Kompas I Mei 2003

254
Revolusilslan Ki, Dai Mana Kila Mulai?

Terlebih-lebih tidak semua lembaga pendidikan transparan da-


lam pengelolaan dana, malahan beb erapalembaga pendidikan
giat melakukan korupsi. Biaya pendidikan yang mahal ini juga
dipengaruhi oleh kebijakan negara, yangmelepaskan diri dari
tanggung jawabnya sebagai pelindung rakyat. Negara lagi-lagi
tak mampu menyediakan sekolah murah yang bermutu. Ba-
nyak sekolah yang menjadi milik pemerintah hancur bangunan-
nya, bahkan menelan korban nyawa, sefagaiman aterterupada
tabel di bawah ini. Bisa kita illustrasikanbagaimana biaya seko-
lah mahal berdampingan dengan sekolah raky at y angbangun-
annya hancur. Negara yang membiaran swastanisasi pendidik-
an hingga pada ambruknya bangunan sekolah, menunjukkan
kalau negara memang sudah tidak menjalankan fungsi yang
sebenarnya. Biaya pendidikan merupakan kasus 'besar'yang
mendapat perhatian rendah gerakan Islam, bahkan sebagian
gerakan Islam, ikut terlibat dalam dosa struktural ini.

Tabel Biaya Sekolah Unggulan lslam


Nama Sekolah Tingkat - Uang Pangkal SPP Per Bulan
lnsan Cendekia SMU Ro 8-10 Juta Ro 500-900 ribu
Madania SMU Ro 17 iuta Ro 1.5-2 iuta
Dwi Warna SMU Ro 20 iuta Rp 2,5 iuta
Sekolah alam SD Rp 3-6 iuta Rp 260-300 ribu
TK Rp 7-8 juta Rp 250-300 ribu
Perguruan SD Rp 9-10 juta Rp 250-300 ribu
AFAzhar SMP Rp 8-9 juta Rp 250-300 ribu
SMU Ro 8-10 iuta Rp 250-300 ribu

TK Rp 12,5 juta Rp 400 ribu


Perguruan
SD Rp 12,5 juta Rp 400 ribu
Al-lzhar
SMP Rp 12,5 juta Rp 450 ribu

Sumber: Panjimas 2003

255
ISLAM KlRI

Beberapa peristiwa gedung sekolah roboh


Tanggal Peristiwa Keterangan
Gedung SD Negeri 6 Kota 20 anak dirawat di rumah sakit,
Tangerang, Banten, roboh sebagian besar karena kepala
25 - 01-1995
menimpa 44 anak yang duduk siap bocor
menoeriakan tes hasil belaiar
Dua dari enam lokal gedung SD di 200 siswa terpaksa masuk
29 - 01-1995 Kalijambe, Kecamatan Tambunan, sekolah secara bergilir pagi dan
Bekasi. Jawa Barat, ambruk siano
Gedung SD Negeri Cinunuk lll dan 336 siswa tidak dapat mengikuti

31- 05 - 1995
V Kecamatan Cileunyi, kabupaten kegiatan belajar mengajar dan
Bandung, Jawa Barat ambruk djadwal test hasil belajar
teroanoolr
Gedung SD Negeri Kademangan, 2 anak cedera kaki dan kepala
29 - 09 - 1998 Kecamatan Kasemen, Kabupaten
Seranq. Banten. roboh
Gedung SD Negeri Krinjing I dan ll Siswa terpaksa belajar di Balai
Kecamatan Kajoran, Kabupaten Desa Krinjing
12-12-2000
Magelang, Jawa Tengah roboh
akibat huian lebat
Sebagian gedung SD Negeri Jati Tidak ada korban
Makmur I Kecamatan Pondok
3-05-2000
Gede, kota Bekasi, Jawa Barat
roboh
Bangunan SD Negeri lll., 11 siswa luka, tiga diantaranya
Kecamatan Punggelan, Kabupaten luka berat
26 -02 -2002
Banjarnegara, Jawa Tengah
ambruk
Atap salah satu ruang belajar SD Proses beajar mengajar
29 - 01- 2003 Negeri 01 pagi/O2 Petang Kwitang dialihkan ke SD Negeri0l
Jakarta Pusat ambruk Kenari Jakarta Pusat
Tembok pembatas gedung SD Seorang siswa tewas karena
30-01 -2003 Eintara ll Bekasi, Jawa Barat, runtuhan tembok
roboh
Atap gedung SLTP Negeri 22 di Ruangan yang tertimpa atap
jalan Jembatan Batu, Jakarta masih digunakan untuk kegiatan
Barat, ambruk ekstra kurikuler. Kegiatan
13 - 02 - 2003
belalar-mengajar dipindahkan
ke SD Negeri 1 0 dan 1 5
Mangga Besar Jakarta barat
Atap gedung SD Negeri 01 Bambu 333 siswa SD Negeri 01
Apus dan SLTP Negeri 80 Halim diliburkan selama 3 hari,
17 -02-2003 Jakarta Timur,ambruk sementara 1.117 siswa SLTP
Negeri 80 pindah ke gedung
baru sebelahnva
Surnber Kompas 2 Maret 2003

256
Revotusitslam Kiri, Dari Mana Kita Mulai?

Persoalan kedua yang bersenfuhan dengan pendidikan


adalahmetodologi serta materi pengajaran yang menempatkan
guru sebagai pusat pengetahuan. Disini yang menyolok adalah
pendidikan agama yang berkutat di seputar doktrin dan menja-
dikannya sebagai tolak ukur pada semua perilaku sosial. Pela-
jaran agama hanya berorientasi pada teks dan sangat sedikit
yang mencoba mendekatkan dengan realitas sosial. Pendidikan
keagamaanyang tidak membangkitkan kesadaran kritis ini di-
dasarkan pada beberapa asumsi: (1) Pengetahuan agama dida-
sarkan pada sejumlah tels yang sudah dipaket untuk dipelaja-
ri oleh semua siswa. Kadang pendidikan agama lslam untuk
SLTP diulangkembali di SMU danujian dilakukan sebagaima-
na pelajaran-pelajaran lain; (2) Tempat terbaik mempelajari
agama adalah di kelas atau kalaupun di luar kelas, itupun ber-
ada di masjid. Sangat jarang pelajaran agama diberikan di te-
ngah anakjalanan, pekerja seks komersial atau buruh yangbe-
kerja di pabrik. Apalagi, pelajaran agama yang memperkenal-
kan peserta didik dengan para terpidana kasus politik Islam.
Padahal materi ini penting untuk mendekatkan peserta didik
pada korban-korban pembangunan ; (3) Bahan aj ar y ang p aling
umum adalah Qur'an, Hadits dan buku teks keagamaanyang
standar dan baku. Sangat jarangpendidikan keagamaan meng-
gunakan bahan baku karya sastra, musik, puisi apalagi film ke-
manusiaan. Efeknya pelajaran agama seperti pelajaran olah ra-
ga, menjadikan peserta didik sosok militan, disiplin beribadah,
tapi miskin imajinasi. Yang lebih mengkuatirkan sistem pendi-
dikan ini juga terjadi di perguruan tinggi Islam, yakni kurang
mendorong terbukanya cakrawala kebudayaan di kalangan ma-
hasiswanya. Jika pelajaran tentang kebudayaan saja minim ma-
ka sangat mustahil peserta didik akan mengenal nilai etik dan
kemanusiaan secara universal. Bagian terlemah dari materi ke-
agamaanadalah penekanan pada moralitas yang sempit serta
tidak mendo rong adanyakomitmen sosial yang memiliki orien-
tasi struktural.

257
ISLAM KIRI

Kerisauan atas buruknya sistem pendidikan Islam ini di-


teriakkan secara lantang oleh Syed M. Naquib Al-Atas, yang
melakukan kritikan keras terhadap definisi pendidikan-yang
di Indonesia selalu diistilahkan-dengan tarbiyah. Secara istilah
menunjukkanbagaimana kata tarbiyah ini sesungguhnya me-
rupakan gagasan modernis yangterpengaruh oleh konsep barat
mengenai pendidikan. Apalagi, dalam hal makna, tarbiyah se-
sungguhnya terbatas pada aspek fisikal perkembangan tanam-
an, sedang tarbiyah dalam pengertian pendidikan manusia, ha-
nya terbatas pada aspek emosional dan fisikal. Pendidikan Is-
lam mustinya menggunakan istilah adab atau ta'dib; makna
yang tidak terbatas hanya pada aspek kognitif, akan tetapi me-
liputi pendidikan spirirual, moral, dan sosial. Tujuan pendidik-
an Islam-seperti yang dinyatakan oleh Al-Attas, bukan hanya
untuk melatih pikiran, melainkanjuga untuk melatih keseluruh-
an potensi sebagai manusia. Irulah sebabnya pendidikan tidak
hanya berimplikasi pada p engajaran,tetapi juga melatih kepriba-
dian pelajar. Disini guru bukan hanya seorang pengaiar yang
mentransfer ilmu melainkan juga seorang pendidik yang me-
latih jiwa dan kepribadian. Al-Aitas mengkritikkeras lembaga
pendidikan muslim yang dikelola dengan gayamanaiemen pe-
rusahaan, dimana pelaksana pendidikan menyesuaikan materi
yang diajarkan sesuai dengan funtutan pasar. Pendidikan se-
macam ini akan menghasilkan'tumbuhnya pelbagaibentuk ek-
stremisme yang modal utamanya adalah kebodohan'4 Efek
yangmengerikan adalah tampilnya generasi yang dinamakan-
mengutip istilah Syed Hussein Alatas-generasi bebal.s Bebalis-

al-ih Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam
Syed M. Naquib Al-Attas, Mizan 2003
sAda ciri pokok orang bebal: (l) dia tidak mampu menganalisa
masalah; (2) jika diberitahu kepadanya, dia tidak dapat memecahkannya;
(3) dia tidak mampu mempelajari seni belajar; dan (5) dia biasanya tidak
mau mengakui kepandirannya. Lih Syed Hussein Alatas, Intelektual Masyara-
kat Berkembang, LP3ES, 1988

258
Revolusi lslam Kri, Dari Mana Krta Mulai?

me adalah suatu sikap yang terdiri daiberbagaiperangaiyang


manifestasi akhirnya, termasuk ketidaktahuan, lamban, asuh
tak acuh, dan keras kepala yang membafu, sebagai ganti dari
usaha yang gigih. Karakter orang bebal-yang menjadi peng-
hambat revolusi-diantaranya: (1) tidak berpikir secara kontek-
stual, baik dalam artian ruang dan waktu, dan dinamika saling
hubungan masing-masing faktornyai Q) hanya bereaksi terha-
dap sesuatu yang langsung, dan takdapatmelihat yangadadi
baliknya; (3) berpikir dalam artian sebab-'sebab yang terbatas,
dan bukanya sebab-akibat yang berkesinambungan; (4) biasa-
nya patuh dan tidak kritis terhadap landasan pemikiran sendi-
ri; (5) tidak mawas diri atas suatu masalah atau situasi; (6) tidak
konsekuen; (7) dalam berpikir tidak analitis, tetapi diskriptif;
(8) kekurangan energi mental dan selalu mengikuti garis perla-
wanan yang paling sedikit; (9) tidak dapat berbicara pada ab-
straksi taraf tinggi tanpadibandingkan dengan kenyataan. Dari
ciri-ciri diatas kentara sekali bagaimana kualitas pendidikan
agama kita masih banyak menghasilkan orang yang bebal.
Berdasarkan atas sistem pendidikan agamasemacam ifu-
lah maka pendidikan Islam milnjadi terbelakang dan sangat
kuatir dengan proyek 'pemurtadan'. Gegap gempita RUU Sis-
diknas-sebelum disahkan-menunjukkan bagaimana kece-
masan gerakan Islam jika pendidikan agamalslam tidak diajar-
kan pada sekolah yang kebanyakan siswanya beragama Islam.
Padahal, pemurtadan sudah sejak awal dilakukan ketika: perta-
ma, pendidikan Islam tidak mampu berintegrasi dengan sistem
pengetahuan lain. Ini yang menyolok ketika pengetahuanaga-
ma tidak mampu untuk berhubungan dengan ilmu pengetahuan
sosial. Interaksi yang sebenarnya bisa mendorong munculnya-
apa yang diistilahkan oleh Kuntowijoyo-sebagai ilmu sosial
profetik. Kedua, meletakkan pribadi sebagai agen moral yang
terpisah dengan unsur-unsur di luarnya. Pendidikan agama ti-
dak berorientasi pada perubahan realitas sosial yang timpang,
akan tetapi lebihbanyakberurusan dengan pembentukan mora-
ISTAM KIRI

litas individual. Disini la$-lagpendidikan agama memberi te-


kanan pada sejarah masa lalu dan terkadang mendorong tampil-
nya realitas masa lalu dalam kehidupan sosial kekinian. Biasanya
ini berbentuk model pendidikan keagamaan yang menekankan
karakter moral yang layak, dimana siswa dilatih untuk menja-
di pribadi baik yang ukurannya standar moral tradisional. Keti
ga, dampak yang paling nyata, pendidikan agama Islam 'anti'
terhadap sejumlah gagasan sosial baru, sepefii hak asasi manu-
sia, demokrasi, dan bahkan revolusi. Di luar iru terkadang me-
nolak dan menentang'pengujian kritis' terhadap doktrin mau-
pun teks wahyu. Akibatnya pendidikan keagamaan akan men-
jauhi kegiatan 'praksis' kemasyarakatan dan lebih senang unruk
bergulat dalam pengetahuan teksrual yang sempit dan harfiah.
Pemurtadan muncul ketika spirit 'perlawanan dan pembebasan'
Islam digantikan oleh moralitas masa silam dan diajarkan oleh
pendidik yang memiliki wewenang monopolistik serta tidak bo-
leh dikritik.
Implikasi pada perrumbuhan gerakan sosial, pendidikan
semacam ini hanya akan menelu$an aktivis yangmemilikike-
sadaran naif. Pandangan-pandangan sosial-politiknya sangat
determinis akibat dari reduksi pemahaman tata hubungan inter-
nasional yang sempit. Dengan gampang mereka akan mencaci
maki Amerika, Israel, dan sekutunya tapi tidak mendorong
munculnya gerakan yang jauh lebih sistematis untuk melawan
kekuasaan besar itu. Disinilah selayaknya gerakan Islam sebe-
lum melangk ah pada kesadaran revolusioner harus belaj ar' le-
bih banyak' nilai-nilai ideologis dan pemikira\ negata yang
dijuluki oleh Imam Khomeini sebagai setan besar (Amerika,
Israel dan konco-konconya) Ringkasnya, diperlukan muncul'
nya cendekiawan-cendekiawan muslim yang mampu mengem-
bangkan gagasan dan kritik progresif terhadap arus ideologi
dominan. Untuk itu, temanya bukan lagi kekuatiran adanya
lembaga pendidikan yang akan bikin murtad, tapi mendorong
munculnya gerakan yang berorientasi pada penentangan atas

260
Revolusilslam Ki, Dai Mana Ktaltulai?

sistem pendidikan Islam yang kapitalistik. Khomeini, Bani


Sadr, Murtadha Mutahhari, maupun Ali Syariati memulai revo-
lusi dengan mengembangkan kesadaran kritis, baik terhadap
filsafat nilai yang mendasari sekulerisme maupun praktek poli-
tik yang dilakukan oleh negara-negara besar itu. Jika kesadaran
iru bisa dipupuk, bahkan dibudayakan dalam institusi pendi-
dikan maka yang kemudian dikerjakan adalah mendorong tum-
buhnya gerakan keagamaan yang berorientasi pada keberpihak-
an terhadap kalangan tertindas. Dalam prakteknya gerakan ini
akan memulai dengan mempertanyakan secara kritis norma,
keyakinan, doktrin yang diberikan oleh penguasa, bahkan ula-
ma sekalipun, yang memiliki basis kelas sosial yang berbeda.
Dalam bentuk yang lebih aktual gerakan ini harus terus mencari
kontra norma, kontra definisi yang disesuaikan dengan kenya-
taan sosial dan basis pendukung gerakan.
Kesadaran revolusionerunruk itu harus disemaikan mela-
lui karakter cendekiawan muslim, meminjam istilah Gramsci,
partisan yang mengemban tugas dasar dan fundamental, yakni:
memberi massa pendidikan dasar dan sosialisasi alternatif. Di-
sini perlu seorang cendekiawanmuslim sebagai partisan yang
terlibat, dimana keberpihakan adalah sesuatu yang imperatif.
Keprihatinan penulis pada cendekiawan muslim saat ini, adalah
ketidakmampuan untuk berpihak kepada kelas sosial tertindas
sehingga mereka tidak mampu melakukan aksi progresif. Seper-
tiyang dinyatakan oleh Karl Mannheim,6 peran intelegensia
tidak harus membawa masyarakat ke arah rnodernisasi, tetapi
mampu memberikan evaluasi objektif mengenai komposisi dan
kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam masyarakat itu
sendiri. Sehingga secara relatif massa akan mendapatkan penge-
tahuan yang bisa dijadikan landasan bagi aksi kolektif mereka.
Kumpulan kaum cendekiawan ini diharapkan dapat memben-

6l,ih Roa Eyerman, Cendekiawan antara Budaya


dan politik, yayasan
Obor Indonesia,1996

26r
ISLAM KIRI

tuk kelompok yang kohesif dengan misi historis yang jelas, yak-
ni memberikan kepada masyarakat gambaran mengenai keada-
annya sebagai suatu totalitas. Itulah yang kemudian mendorong
terbentuknya Ik*rwanul Muslimun. Karenanya, sosok cendekia-
wan yang bisa mendorong terbangunnya kesadaran revolusio-
ner adalah mereka yang memiliki relasi langsung dengan publik
dan berbicara dalam mode kolektif. Kesadaran kolektif ini yang
dikerjakan olehHassan al Bannahingga ImamKhomeini, yang
pertama-tama melakukan pembacaan militan atas doktrin dan
tradisi-yang menjadi sumber rujukan masyarakat-untuk di-
interpretasi dalam konteks sejarah baru. Dalam kesadaran revo-
lusioner itulah seorang cendekiawan sekaligus menjadi aktivis
sosial, yang menjadi mediator dunia lama dan dunia baru, an-
tara budaya tinggi dan budaya imigran, yang diinterpr:etasi, dio-
lah unruk memunculkan sebuah gelombang perlawanan yang
niscaya akan melahirkan sebuah gerakan sosial besar. Dalam
pembentukan kesadaran seperti irulah maka ada sejumlah ta-
hapan yang musti dilalui untuk mendorong terbentuknya kesa-
daran revolusioner.
Jika dilihat dari pertumbuhin fase kesadaran maka kesa-
daran revolusioner akan terbentuk, sebagaimana pendekatan
Freire, jika melalui tahapan sebagaimana yang tertera di ba-
wah ini.

262
Revolusi lslam Ki, Dari Mana Kita Mulai?

Kesadaran

Realitas sosial
merupakan sesuatu
Realitas sosial merupakan Realitas sosial
yang dipengaruhi oleh
sesuatu yang telah merupakan sesuatu yang
dibentuk oleh Tuhan dan aktor sosial juga
'dibentuk' oleh wahyu dan
kebiasaan individu struklur global seperti
doktrin kitab suci
negara, modal dan
senjata

Perubahan sosial
Perubahan sosial
mengandalkan
mengandalkan
kemampuan untuk
Semua perubahan sosial tampilnya individu
melihat struklur secara
merupakan hasil campur yang perilakunya
tangan Tuhan sepenuhnya kritis dan mendorong
sesuai dengan
wahyu dalam konteks
bunyi literer teks
'inspirasi' dan 'sprif
kitab suci
pembebasan

Perubahan sosial
dapat terjadijika Perubahan sosiallebih Perubahan sosial
kehidupan berorientasi pada berorientasi pada
dikembalikan pada perbaikan kualitas terbentuknya gerakan
masa lalu individu sosial yang populis

263
ISTAM KIRI

Tahapan-tahapan pembentukan
kesadaran revolusioner
I
o
Tahap I
Munculnya komitmen moral, keprihatinan individu terha-
dap : Kesenjangan dan ketidak adilan, kapitalisme pen-
didikan, globalisasi modal yang memunculkan gagasan
" pembaharuan tetapi masih bersifat sporadis
I
o
Tahap tr
Munculnya gerakan kolektif yang didasarkan atas cita-cita
bersama, yakni pembebasan kaum tertindas dan perlawanan
terhadap ketidakadilan
I
o
Tahap Itr
Perjuangan revolusioner urifuk merebut kuasa politis
maupun kultural yang dijalankan melalui sejumlah
tindakan praksis

Fase-fase kesadaran ini mengarahkan pada konkretisasi


pandangan-pandangan teologi dengan pengalaman hidup um-
mat ketika mereka berhadapan dengan masalah-masalah sosi-
al. Itu sebabnya gerakan Islam Kiri dapat mencapai kesadaran
revolusi dan melepaskan diri dari belenggu kesadaran naif jika:
pertama, melihat aksi lebih penting ketimbang teori. Gerakan
Islam musti menyakini satu dalil bahwa perubahan masyarakat
tak akan terjadi hanya dengan mendiskusikan, menata, mem-
perdebatkan teori-teori abstrak. Mereka perlu menyakini bahwa
pembaharuan teologi apapun jika itu dipisahkan dari praksis

264
Revolusilslan Kii, Dai Mana Kila tlulai?

politik sebenarnya merupakan ungkapan terselubung dari ke-


pentingan kelas sosial penindas agar perubahan masyarakat ti-
dak melenyapkan kekuasaan mereka. Disini diskursus menge-
nai pembaharuan yang melayani berkembangnya kapitalisme
global patut untuk dicurigai. Ini mengacu pada pemahaman
neoman<isme, bahwa pralsis harus mendahului refleksi teoritis
dan praksis revolusioner harus diterangi olehteori. Hanya de-
ngan cara ini teori akan menghasilkan transformasi sejarah
yang real. Sedangkan Islam sendiri merupakan agama yang
mengandalkan amal atau praksis perbuatan. Al Qur'an, seba-
gaimana yang dinyatakan Muh Iqbal, adalah kitab yang meng-
andalkan'amal' daipadagagasan. Dalam 750 ayatnya Qur'an
mendorongpenggunaan akal sedang 250 ayathanya menyang-
kut persoalan hukum. Dalam bahasa Iqbal 'tindakan adalah
bentuk kontemplasi tertinggi'. Basis kesadaran revolusioner se-
lanjutnya adalah pemahaman atas nilai-nilai aorentik. Aotenti-
sitas menolak segala bentuk 'kebiasaan' yang menjadi kelazim-
an, sebagaimana yang dilukiskan oleh Nietszche.. .apa yang
menjadi lazim pastilah bernilai rendah. Begitulah setnestinya dan se-
lalu begitu adanya; hal-hal besar untuk orang-orang besa4 jurang-ju-
rang memiliki kedalaman, kehalusan milik orang-orang berbudi.
Ringkasnya, sesuatu yang langka untuk orang langka. Disini kritik
Iqbal menjadi berlaku, ummat mengalami kekurangan dalam
hal keberanian, imajinasi, dan heroisme karena tidak kembali
pada nilai-nilai sejati Islam.
Kesadaran revolusioner ini akan mengungkapkan bentuk-
nya dalam bentuk gerakan sosial. Sebuah gerakan sosial yang
dalam gambaran Sayyid Qutb, akan 'membangkitkan kemanu-
siaan manusia, membangunnya, menyegarkan dan niengibar-
kan kejayaanya dan membuatnya dominan dalam segala aspek
kehidupan manusia'. Karenanya gerakan ini tidak bekerja da-
lam studi tafsir yang tekstual karena hanya akan melahirkan
kontiniutas, dan bahkan kemandegan. Gerakan sosial akan ber-
hadapandengan'sejarah, masyarakat, alam, bahkan diri indivi-

265
ISLAM KIRI

du'. Tetapi sekali lagi, kesadaran revolusioner tidak bisa dinilai


dari cetusan ideologis dan j anj i-j anj inya, melainkan juga kinerja
mereka. Jika kita meninjau kembali kemenangan revolusi Islam
di Iran akan tampak kalau kesadaran revolusioner ini rumbuh
sejak dari'pembacaan' atas doktrin Syiah. Pertama adalah ang-
gapan bahwa semua otoritas politik iru tidak legitimcre, khusus-
nya monarkhi, otoritas kerajaan. Dalam keyakinan Syiah pada
masa tidak adanya Imam semua otoritas atau kekuasaan politik
dengan sendirinya tidak legitimate.lni berbeda dengan Sunni,
dalam formulasi al-Mawardi, bahwa tatanan politik yangada,
tidak harus dilawan atau ditentang sepanjang penguasa menja-
lankan shalat jum:at dan menjalankan batas minimal perafur-
ansyai'ah. Dimensi kedua dalam syiah, peristiwa Karbala me-
mainkan peran besar khususnya dalam pertarungan antarape-
nindas dan tertindas. Perjuangan Imam Hussein telah membe-
rikan ketajaman berpolitik yang akan berhadapan dengan stnrk-
rur kekuasaan politik. Dimensi ketiga yang penting adalah po-
sisi ijtihad yang membagi masyarakat muslim menjadi dua ke-
lompok utama mujtahid dan non mujtahid.Merekayang dalam
kategori bukan mujtahid harus m6ngikuti keputusan kaum muj-
tahid dan ini yang kemudian dinamai dengan doktrin taqlid.
Sebuah doktrin yang memungkinkan dan membuka peluang
untuk mengorganisir gerakan secara revolusioner.
Dalam pandangan Kalim Siddiqui, suatu revolusi Islam
yang berlandaskan kesadaran revolusioner akan meledak jika:
pframo, semua muslim di suaru wilayah termobilisir sampai
titik di mana kehendak dan upaya kolektifrrya menjadi tidak
terkalahkan dan tergoyahkan; kedua, masyarakat muslim me-
merlukan kepemimpinan yang secara positif memiliki komit-
men dengan tujuan peradaban Islam dan tidak ada kepentingan
kelas atau kepentingan lainnya; kaiga, energi yang kemudian
dikeluarkan inr mampu meresmlkturisasi masyarakat pada se-
mua tingkat secara internal;dankeempat tatanan sosial membu-
tuhkan keyakinan dan kemampuan untuk berhubungan dengan

266
Revolusitslan Ki, Dai Mana Kla Mulai?

dunia eksternal melalui caranyasendiri.T Dalam definisi sema-


cam inilah makabentukpraksis dari gerakan Islam di Indonesia
memerlukan, alat'baca' baru. Suatu alatbacasituasi yang akan
membekali gerakan Islambaik secara ideologis, strategi, analisa
dan yang penting adalah kepemimpinan. Seperti yang tercan-
tum dalam tabel, alat baca ini bisa dengan 'membuka dan me'
nelaah' kitab suci dari perspektif mereka yang dianiaya oleh
kondisi struktural atau belenggu kebenaran I ama.Dengan pem-
bacaan serta telaah seperti itu maka kesadaian untuk mengupas
kandungan Qur'an dan sunnahNabi musti diarahkanpada tin-
dakan praksis pembebasan, bukan 'silat'penafsiran teks. Kesa-
daran revolusioner iru takkan dapat rumbuh selama gerakan
Islam tidak mampu memobilisir massa secara efektif. Dalam
istilah Gramsci, tindakan manusia iru dipengaruhi terutama
oleh kesadaran kolektif yang hegemonik sifatnya. Adalah man'
dat gerakan Islam bagaimana menumbuhkan kesadaran revolu-
sioner dengan melawan tatanan hegemonik ini. Puncak kesa-
daran revolusioner adalah 'pengalaman'; hanya dengan peng-
alaman menjadi tertindas, kita akan mendapatkan perasaan,
pengetahuan, kepercayaan danilalam beberapa hal sebuah ke-
sadaran perlawanan baru, akan 'struktur penindasan'. Di sini-
lah, sekali lagi, gerakan Islam perlu banyak belajar dari ilmuwan
kiri.

7
Lih, Kalim Siddiqui, Smten-Smtan Islam, Tanggung Jawab Sosial dan
Kewajiban Menegakkan Syariat, Pustaka Pelajar,2002

267
ISLAM KIRI

Menclplalan Marsr Irsll


menladl Massa yrng leuoluslonen

lbadah tidak lain kecuali melayani manusia


Bukan dengan tasbih, sajadah dan jubah
(Sa'adi)

Sebanyak 150 ribu anak di lndonesia di kota-kota besar


Bekerja dan hidup dijalan-jalan, tidak punya rumah tinggaldan
tidakterlindungi Dai jumlah tersebuf 70 ribu anak, terutama perempuan
dieksploitasi jadi prostitusi (Pelacur)
Aryani Patimah ( Ketua Koord Pusat Korps Pelajar Islam lndonesia (Pll)Wali

Dalam salah satu riset pendek tentang sebuah partai politik


ditemukan bahwa meskipun banyak anggota masyarakat yang
kecewa dengan pemimpin salah saru partaitapi di pemilu men-
datang, masyarakat itu tetap akan memilih pemimpin partai
yang'mengecewakan' sebagai presiden. Bukankah ini sebuah
kekonyolan, sudah dikecewakan tapi masih dipilih. Periset iru
berkesimpulan kalau masyarakat Indonesia dalam memilih pe-
mimpin masih tetap pada kategori ideologi, dimana partai-lah
yang dominan bukan kualitas figur.t Meski analisis ini masih
bisa diperdebatkan, akan tetapi disini tampak bagaimana he-
gemoni partai. Sedangkan partai dalam artian sesungguhnya
belum muncul disini; partai yang merupakan kelanjutan dari
sebuah gerakan sosial. Beberapa partai yang jumlahnya besar
saat ini, sebagian berbasis pada kelas penguasa lama yang me-
miliki agenda politik yang konservatif. Malahan sebagian besar
partai kerapkali menggunakan uang dalam meraih dukungan
massa, baik iru partai yang berbasis kebangsaan maupun aga-
ma. Praktis tindakan partai politik ini, bukan saja memorak-
porandakan desain perubahan politik yang sesuai dengan cita-
cita reformasi melainkan juga merusak kepercayaan masyara-
katpada peran serta fungsi partai politik yang sesungguhnya.

sLih Kompas,Fokus, 17 Agustus 2003

268
Revolusilslan Ki, Dai Mana Kla Mulai?

Situasi ini tercermin dalam pemilihan kepala daerahdimana


calon yang dipilih oleh masyarakat bisa dikalahkan oleh calon
partai. Permainan uang dalam kegiatan politik sudah di atas
ambang batas dan korupsi menjadi kegiatan yang mewabah.
Terlebih-lebih pandangan mereka hampir seragam, terhadap
isu globalisasi modal sebagian besar partai tidak curiga. Mereka
bukan saja tidak anti-kapitalisme, tapi menjadi pelaku aktif dari
kampanye liberalisasi pasar.
Situasi yang mengenaskan menyelimuti partai politik
yang berbasis agama. Terutama p artaiyangmengklaim sebagai
penyalur apirasi politik kaum muslim. Partailslam dari sisi ke-
pengurusan masih dipenuhi oleh mantan penguasa lama, bah-
kan ada partai besar Islam, yang memberikan kursi penting par-
taipadaseorang purnawirawan. Ada kelemahan yang menon-
jol terutama dalam mekanisme rekruitmen keanggotaa n, pada-
hal rekruitmen merupakan fungsi sentral dari sistem politik ka-
rena mengindikasikan nilai-nilai dasar partai. Komposisi dari
kepengurusan partai politik Islam masih didominasi oleh kelas
menengah yang kepentingan materialnya lebih menonjol dan
kurang didukung oleh keberadiin cendekiawan organik. Nam-
paknya dasar rekruitrnen masih berpola asriptrt srynhubungan
kekeluarg;aan aau keberadaan mantan penguasa lama yang masih
menggunakan jaringan lama unfuk memperluas pengaruh. Di-
sini pola seleki nampaknya menjadi masalah, terutama penem-
patan posisi politik yang akan mempengaruhi peran politik. Se-
hingga wajar jika perpecahan partai gampang terpicu karena
proses seleksinya hanya dilakukan oleh kelompok kecil yang
otoriter. Ketrampilan politik yang dimiliki terutama dalam me-
respon gagasan-gagasan alternatif sangat rendah, malahan be-
berapa diantarannya, menolak ide tentang HAM. Ini dirunjuk-
kan dari begitu mudahnyapartaisetuju dengan cara kekerasan
untuk menyelesaikan sejumlah konflik di daerah. Bahkan visi
sebagai partai yang berbasis pada nilai-nilai Islam, tidak mendo-
rong partai memiliki kepedulian dan komitmen yang nyatapa-

269
ISLAM KIRI

da pemihakan kaum tertindas. Sangat sedikit partai yang peduli


atas masalah perdagangan perempuan dan anak . Makin sedikit
lagi partai yang komitmen atas masalah swastanisasi pendidik-
an atau pelanggaran HAM di masa lalu.
Dasar eksistensi partai politik seperti ini yang membuat
partai mengidap gejala fasisme. Fasisme, manakala perubahan
komposisi kepengurusan partai maupun perumusan program
ditentukan dan dilakukan dari atas, tanpa melibatkan massa
partaiyangada di basis. Persis sebagaimana ideologi fasisme,e
yang biasanya berpedoman pada: ( 1 ) nasionalisme fanatik, yang
menyakini dan menghormati persatuan dan kesatuan bangsa
secara utuh. Tiap benruk tuntutan akan keadilan akan diselesai
kan dengan cara-cara militeristik;(2) kekuasaanada di tangan
pimpinan partai secara absolut dan tidakbisa dilakukan kontrol
atasnya. Bahkan pelanggaran yang adapadakerua partai tidak
bisa dilakukan pengusutan secara terbuka; (3) partai politik sulit
sekali untuk mengembangkan aliansi strategis dengan sayap ge-
rakan massa di luar parlemen. Terutama, aliansi dengan massa
yang memiliki komitmen pada perubahan politik yang progre-
sif. Aliansi yang terbangun antar'bartai hanya aliansi pragmatis
untuk memenuhi dan melayani kepentingan politik sesaat. Ka-
renanya dalam mengembangkan dukungan pada massa, partai
politik-baik Islam maupun nasionalis-mengandalkan faktor
emosional, dogma, dan mitos-mitos yang kadangkala irrasio-
nal. Seperti prinsip Hitler, 'semakin besar kebohongan diguna-
kan dalam propaganda makin baik kemungkinan unfuk berha-
sil'. Dalam kaitan itu pulalah maka semuapartaipolitik meng-
andalkan penggunaan aparatus kekerasan, seperti satgas yang
kerapkali dimanfaatkan untuk menyelamatkan dan melindungi
segala benfuk propagan da partai. Peran dan fungsi partai yang
meliputi seleksi calon-calon, kampanye dan melaksanakan
fungsi pemerintahan; menjadi lumpuh di tangan partai yang

el"ih Erry Syahrian, Teroisme Negarc, Pondok Edukasi, 2003

270
Revolusi lslan Ki, Dari Mana Kita Mulai?

mengendalikan kebijakan berbasis pada paham fasisme. Massa


luas tidak memperoleh pendidikan politik yangnyata melain-
kan indoktrinisasi yang menyesatkan akal sehat dan tidak mam-
pu mengembangkan aspirasi maupun wawasan politik yang
global.
Pada titik inilah safu kesadaran massa yang revolusioner
perlu disusun. Disini massa sejak awal harus dibenruk sikap
dan orientasi politiknya untuk seruju dengan langkah revolusi.
Dengan kontak yang terus-menerus melalui metode dialog,
massa perlu mempelajari norma, nilai, dan simbol-simbol poli-
tik yang dekat dengan revolusi. Kursus-kursus politik mengenai
penerapan teori revolusi di lapangan menjadi 'pintu masuk' un-
tuk mengen alkan padamassa akan keampuhan penerapan sffa-
tegi revolusi. Revolusi dipilih sebagai jalan keluar karena peru-
bahan yangdigagas selama ini, tumpul dalam menyelesaikan
masalah. Jika mengandalkan partai politik yangada, tampak
betapa parpol tidak dapat mengelola konflik dan perbedaan
pendapat yang terjadi di lingkungan internal mereka. Unruk
bersandar pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mau-
pun Organisasi Non Pemerintah (Ornop) tampak bahwa dua
lembaga ini kehilangan kredibilitas, karena tidak adanya trans-
paransi dan akuntabilitas publik. Belum persoalan yang selalu
diruduhkan pada lembaga ini, yakni ketergantungannyayang
besar terhadaplembaga donor.ro Untuk melangkah dan seruju
padapenerapan revolusi, massa perlu diberikan gambaran atas

'oModel aliran dana untuk Ornop itu tentu menyimpan kepentingan-


kepentingan utama lembaga donor. Rombongan penerima dana.itu diklasi-
fikasikan dalam tiga jenis: pertama, aliran dana sebagai infra struktur ke-
Wrcayaan danpada umumnya ini terbatas pada komunitas-komunitas ke-
percayaan masing-masing. Rombongan kedua adalah jenis-jenis pengerahan
sosial sebagai infrasruktur produksi barang dan sirkulasi kapital, dan rom-
bongan ketiga menempatkan aliran dana bukan sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan domestik, melainkan untuk tujuan kesejahteraan (frlantropis)
atau untuk 'iuranpergerakan' antar sesama pelaku perubahan. Lih Kerangka
Acuan, "Kitab-Korporasi, Kuasa-R akyat", Jurnal Wacana.

271
ISLAM KIRI

tragedi yang menimpa masyarakat sipil saat ini, yakni pelang-


garan-pelanggaran yang eksffem. Masalah mengenai korupsi,
Indonesia menempati kedudukan puncak kemudian tingkat ke-
kerasan juga memperoleh ranking tertinggi. Hal yang sama un-
tuk soal pengangguran, perdagangan anak dan perempuan serta
yang paling menakjubkan, angka hutang luar negeri. Keadaan
yang ekstrem ini merupakan akibat dari pendangkalan intelek-
rualitas di internal kekuasaan, maupun dalam diri kekuatan ma-
syarakat sipil, sehingga hampir semua gerdkan dan aktor sosi-
al bebal terhadap penderitaan masyarakat umum.
Untuk itu massa jikalau hendak dibentuk kesadaran revo-
lusioner perlu dibenturkan dengan pengalaman-pengalaman
praksis di lapangan. Perjuangan di luar parlemen itu penting
dan mendidik massa, karena: (1) Akan membangun rasa perca-
ya diri dan keyakinan akan kekuatan aksi massa bagitercapai-
nya perubahan-perubahan politik yang fundamental; (2) Me-
mupuk militansi yang tinggi karena memperoleh pengalaman
bentrokbaik dengan kekuatan militer maupun kekuatan repre-
sif lain; (3) Di lapangan aktivis akan dididikuntuk mengorgani-
sir konflik-konflik sosial yang ada dalam masyarakat dan ini
bisa menjadi energi positif bagi didesakkannya tuntutan-tuntut-
an perubahan yang bes ar; (4) Dapat membuat ketrampilan pro-
pagandayang lebih variatif sebagai alat unruk politik yang pen-
tingbagi massa rakyat; (5) Memaksa kekuatan-kekuatan kritis
di masyarakat untuk tampil ke permukaan dan mulai bersikap
kritis pada penguasa; (6) Membuka ruang partsipasi demokrasi
yang luas bagiberbagai organ kekuatan politik dan wadah-wa-
dah kekuatan eksffa parlementer; (1)Yangamat penting peng-
alaman menggalang massa akan memaksa rejim untuk memini-
malisir dikeluarkannya berbagaiproduk-produk politik y ang rc-
presif.rr Kepercayaan pada parlemen ini memang harus dilucuti,

"Lih Wilson, Wiginyo, "Oposisi Politik", Pembebasan No l4lIV/


November 1999

272
Revotusi lstan Ki, Dari Mana KitaMulai?

karena dalam sejarahnya, parlemen hanya alat borjuasi yang


digunakan untuk keuntungan bagi kelasnya sendiri. Andaikan
peran dan fungsi parlemen itu menjadi lebih demokratis, itu
karena aksi perlawanan berbagai elemen masyarakat yang
menginginkan perubahan struktur kekuasaan dalam parlemen.
Karenanya jika berada di jalur parlemen maka progresifitas pa-
rati harus ditopang dengan mobilisasi aksi massa yang terus-
menerus. Alsi massa ini bisa berjalan jikalau gerakan revolusio-
ner menyiapkan pirantinya.
Revolusi, sebagaimana dikemukakan di bab awal, akan
muncul jikalau: kesadaran akan kondisi yang buruk tertanam
secara mendalam pada massa. Tapi, kesadaran saja belum men-
cukupi jika tidak ditunjang dengan munculnya gerakan revolu-
sioner yang memiliki agenda, kepemimpinan, dan kemampuan
komunikasi pada massa. Komunikasi iru merupakan kunci ter-
penting terutama dalam menggerakkan massa yang pasif menu-
ju pada kondisi massa yang revolusioner. Massa yang pasif dan
malas untuk terlibat aktif dalam mendorong kereta perubahan
ini, dalam analisis Gramsci, memangberada dalam kukungan
hegemoni penguasa. Hegemoni,'ilalam penpektif Gramsci,r2 bu-
kanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan,
melainkan hubungan penetujuan lewat metode kepemimpinan
politik dan ideologis. Diantaranya adalah menyebarluaskan pe-
mahaman tentang arti demokrasi yang dilenyapkan nilai-nilai
egaliternya. Ada lima syarat yang mutlak bagi pengembangan
demokrasi," yang saat ini oleh rezim disalahgunakanra, yakni:

'2lih Roger Simon, Gegawn-gagasan Politik Gramvi,Insist fress, 1999


'3l,ih Juan J Linz, Mmjauhi Demokrasi kaum Pmjahat,Mizan,200l
raDalam istilah Mochtar Pabotinggi, kita memandang demokrasi se-
bagai prakis, yakni momen teknisnya. Tidak heran, yang muncul di permu-
kaan adalah dinamika voting yang tidak menghasilkan banyak untuk ma-
syarakat, selain untuk kepentingan segelintir orang. Momen deliberasi atau
pendalaman dan pematangan nilai demokrasi tambah ditinggalkan. Padahal,
demokrasi mustinya diawali dengan momen deliberasi. Pada masa ini tidak
boleh ada voting, yang ada hanya musyawarah. Lrh Komgs I 7 Agustus 2003
ISLAM KIRI

pertama, penciptaan kondisi bagi berkembangnya masyarakat


sipil yang bebas dan aktif. Kondisi demikian tidak bisa dipe-
nuhi karena masyarakat sipil masihbelum mampuberkembang
secara bebas disebabkan oleh ancaman kekerasan yang masih
saja dijalankan oleh penguasa lama. Kedua,keberadaan masyara-
kat politik yang relatif otonom. Hal ini belum dapat dipenuhi
karena besarnya campur tangan berbagaiunsur kekuatan poli-
tik dalam berbagai urusan sosial, ekonomi, bahkan kebudaya-
an. Ketiga, syarat yang tak bisa dipenuhi sama sekali, aparat
negara benar-benar tunduk pada hukum. I(eempet, harus ada
birokrasi negara yang dapatmelayani kepentingan luas rakyat.
Syarat yang juga tidak bisa dipenuhi. Kelima, syarat terakhir,
masyarakat ekonomi yang terlembagakanjuga masih sangat
rentan. Nilai-nilai demokrasi palsu ini terus dikembangkan de-
ngan menyatukan kepentingan semua kelas sosial utama se-
hinggagagasan demokrasi yangmenipu iru seolah menjadi run-
futan semua kelompok.
Tapi untuk membongkar kedokkepalsuan paham demo-
krasi ini, mustahil hanya dilakukan lewat, pengusutan secara
epistemologis konsep demokra$i. Analisisnya, sebagaimana
yang dinyatakan oleh Lenin, mustinya berangkat dari analisis
konkret terhadap siruasi-siruasi yang konkret. Siruasi konkret
inilah yang akan mendorong masuknya kesadaran revolusioner.
Apa arti siruasi yang konkret? Situasi yang menghasilkan ba-
nyakperubahan dan kemelut. Dalam pandangan Gramsci, per-
lu dibedakan antara perubahan-perubahan organik yang relatif
permanen dengan perubahan yang sifatnya sementara,lang-
sung, dan kebetulan. Gerakan revolusioner perlu mempertim-
bangkan watak perubahan itu sendiri, dimana penilaian itu
hampir tidak dimiliki oleh gerakan politik Islam. Ketika terja-
di pergolakan yang besar, pada masa awal reformasi, dimana
militansi semua gerakan pro-demokrasi mulai meningkat: di-
buktikan dengan alsi demo yang terus-menerus, akan tampak
betapa gerakan politik Islam tidak cekatan untuk melakukan

274
Revolusi lslan Kri, Dari Mana Kita Mulai?

pengorganisiran. Yang lebih fatal gerakan Islam tambah men-


dukung ken daraanpenguasa yang memakai dan menggunakan
simbol Islam. Gerakan Islam di saat bertemu dengan perubah-
an organik tidak mampu menjadi kekuatan progresif, akan te-
tapi menjadi lapisan kekuatan pendukung rezim. Suatu kenya-
taan politik betapa gerakan politik Islam terjatuh pada sikap
politik yang reaksioner. Hal yang tidak dilakukan oleh Imam
Khomeini ketika terjadi perubahan organik maka tidak dilaku-
kan'tawar-menawar' meskipun rezimPahli:vi mencoba meng-
angkat simbol Islam. Pertikaian yang berujung pada digunakan-
nya kekerasan yang ujung-ujungnya menghancurkan secara ra-
ta kekuatan rezimlama. Aliansi dengan kekuatan progresif di-
lakukan oleh Imam Khomeini dan revolusi ini berhasil, perta-
ma-tama karena Khomeini telah memegang secara penuh ke-
kuatan aliansi dari berbagai kelompok dan kelas lainnya, kedua,
penyatuan sebagai gerakan yang memperjuangkan nilai-nilai
Islam dengan kehendak kolektif nasional-kerakyatan. Aliansi
yang menjadikan Khomeini menjadi pemegang hegemoni ba-
ru, hingga saat ini.
Pembentukan massa yang rdvolusioner tidak akan muncul
jikalau tidak ada organ yang memiliki watak revolusi. Disiplin
organ perlu ditanamkan sehingga tidak seperti sekarang, ger-
akan Islam di Indonesiadengangampang diacak-acak oleh di-
nas intlejen.'s Syaikh Muhammad Husain Fadhullah, musuh

'sDalam operasi intelejen ada yang dinamakan denganfalseflag,ke$-


atan atau operasi yang dilakukan oleh suatu pihak sehingga dampak dari
kejadian itu akan dinisbahkan kepada pihak yang dikehendaki. Ini terjadi
pada kasus Imron dimana Najamuddin, intel yang menyusup ke jamaah
Imron ikut memprovokasi untuk menyerang pos Polisi Cicendo, Februari
l98l dan pembajakan pesawat Woyla. Juga hal serupa terjadi di Majelis
Mujahhidin, dimana Badan Intelejen Negara diduga kuat'menanam' Abdul
Haris, yang keberadaannya, setelah penangkapan Abu Bakar Ba'ayir lenyap.
Dalam pandangan Daniel S Lev, orang-orang radikal Islam berguna sekali
karena gampang digerkkan dan dipakai. Hal yang sama terjadi pada AI Faruq
yang ditangkap ketika bersama Abdul Harris yang dituduh bagian Al Qaida
ditangkap di Indonesia, tapi dievakuasi ke Amerika. Lih Sa6lr No 4 Th XI
11 September 2003 dan Mingguan Tempo I Desember 2002

275
ISLAM KIRI

besar zionis Israel, menyatakan kesadaran aktivis Islam hen-


daknya diawali dengan pengetahuan tentang konsep kekuatan
dalam Islam, dalam kaitannya dengan kekuatan Tuhan dan ke-
kuatan manusia, melalui hakikat berikut ini: bahwa kesadaran
tentang kekuasaan mutlak Tuhan, sama sekali tidak menghilangkan
kesadaran manusia tentang kekuatan diinya. Bahkan, semakin me-
ningkatkan kekuatannya dai waktu ke waktu. Sebab, dalam konsep
ini kehtatan Tuhan dipandang sebagai sumber kekuatan diinya. Ke-
tika kesadarannya tentong kekuatan Tuhan mehingknt, maka mming-
kat pulalah kqakinannya terhodap sumber seluruh kehtatan. Keyakin-
an mengenai kekuasaan Allah ini yang mengharamkan seorang
aktivis Islam untuk menjadi hamba dari kekuatan lain, seba-
gaimana ucapan Imam Ali: Janganlah kamu menjadi hamba
bagi orang lain sesamamu, sebab Allah telah menjadikanmu
makhluk merdeka. Keyakinan yang dibalut oleh kalim at la haw-
lawa laquwwata illa billah(tidakada daya dan kekuatan kecuali
dari Allah) dan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya
kami adalah milikAllah dan kepada-Nya kami kembali)'6 Da-
sar akidah ini juga bisa memecahkan persoalan teoritis yang
selalu diidap oleh gerakan Isla#.r7 Kesadaran akan kekuasaan

r6lmam Ali menaftirkan makna kalimat la hawla wa la quwata illa


billah dengan mengatakan bahwa kita tidak memiliki apapun, kecuali yang
dijadikan Allah sebagai milik kita. Ketika Allah menjadikan sesuatu sebagai
milik kita, maka disitu Allah menetapkan kewajiban kepada kita. Dan ketika
sesuatu itu diambil dari diri kita, maka Dia pun meniadakan kewajiban itu
dari diri kita. Sedang inna liilahi wa inna ilaihi raji'un dikatakan oleh Imam
Ali, "Sesungguhnya ketika kita mengucapkan inna lillahi (sesungguhnya
kami adalah milik Allah) adalah pengakuan kepemilikan Allah tersebut atas
diri kita, sedangkan ucapan wa inna ilaihi raji'un (dan kepada-Nya kami
kembali) merupakan pengakuan tentang kefanaan diri kita. Lih. Syaikh Mu-
hammad Husain Fadhullah, Islam dan Logika Kekuatan, Mizan, 1995
rTOleh Abdul Karim Soroush dinyatakan bahwa penyakit teoritis da-
lam dunia Islam yang paling berat,pada umumnya, adalah bahwa orang
memahami Islam sebagai identitas bukan sebagai kebenaran. Karena sebagai
kebenaran Islam bisa berdampingan dengan kebenaran-kebenaran lain se-
dangkan Islam sebagai identitas cenderung berseteru dengan kebenaran-
kebenaran lain. Lih Abdul Karim Soroush, Mengugat Otoitas dan Tradisi
Agama,Mizan,2002

276
Reiolusi tstamXirf, Dati Mana KitaMuhi?

Tuhan meliputi segalanya ifu, seperti yang dinyatakan oleh


Imam Ali: Seseorang tidak akan merasakan lezatnya iman sebe-
lum dia mengetahui bahwa musibah yang menimpanya bukan-
lah karena kesalahannya, dan bahwa kesalahannya bukanlah
sesuatu yang akan menimpakan musibah kepadanya. Karena
sesungguhnya yangbisa mendatangkan madharat dan manfaat
itu hanya Allah Azzawa Jalla'.
Keyakinan dasar ini perlu ditanamkan untuk melawan sis-
tem yang dibangun oleh para penindas. Konsep Amar Ma'ruf
Nahyu Munkar perlu diorientasikan, bukan pada kesalehan in-
dividual melainkan sebuah kewajiban kepada seluruh muslim
untuk menentang segala penyimpangan sosial yang menjadi
wujud pembangkangan pada kekuasaan Allah. Bahkan, Imam
Al Baqir a.s mengatakan: Barangsiapayangberjalan untuk me-
nemui seorang penguasa yang menyeleweng, lalu dia menyu-
ruhnya bertakwa kepada Allah, menasihati dan menakut-na-
kutinya (dengan silsa Allah), maka dia akan memperoleh paha-
la al-tsaqalain Qindan manusia) berikut amal-amal mereka' Ra-
dikalisme massa dibentuk pertama-tam a denganmengokohkan
aqidah perlawanan dan itu harus ditunjukkan terlebih dulu oleh
pemimpin gerakan revolusi. Simaklah beberapa komentar ten-
tang pemimpin gerakan di mata para pengikutnya.
Hassan al Banna, siapa sesungguhnya pemimpin Ikhwa-
nul Muslimun ini? Syaikh Muhammad Al Ghazali, pemimpin
Ikhwanul Muslimun berkata'Ketika Hassan al Banna terbu-
nuh, tiba-tiba dunia tampakbegiru hina di mata orang yang me-
mandangnya. Apayang telah dicabik-cabik oleh peluru bengis
di rubuh lelaki ini? Sesungguhnya peluru itu hanya mencabik-
cabik seonggok tubuh yang dilelahkan oleh kekhusyukkan iba-
dah dengan sujud-sujudnya yang panjang. Sedangkan David
Commins berrutur, bagaimana aktivitas militan Banna yang
memberikan ceramah dari kedai kopi ke kedaikopi lain dengan
daya tahan tubuh yang menakjubkan. Dari Banna mulai disu-
sun kerangka organisasi yang rinci, bahkan struktur organyang

277
ISLAM KIRI

detail mulai dari keluarga. Fathi Yakan menyatakan, dalam or-


ganisasi Ikhwanul Muslimun adatigababak perubahan: pma-
tna,menyerupadapemusatanperubahandanishlah(perbaikan)
pada pribadii kedua, memusatkan perubahan dan ishlah pada
keluarga sebagai kelanjutan yang pertama; dan ketiga adalah
perbaikan menyeluruh pada masyarakat. Melalui model peru-
bahan inilah dididik kader-kader gerakan yang memiliki janji
tunggal: 'Dan saya berjanji unfuk menyebarkan dan mengem-
bangkan ajaran-ajaran Islam kepada setiap individu di keluar-
gaku, dan saya tidak akan memasukkan anak-anakku ke seko-
lah yang tidak menjaga akidah dan akhlak mereka, dan saya
akan memboikot setiap surat kabar, berita, buku, badan, klub,
instansi yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam' Kesa-
daran kader yang revolusioner ini dirunjang oleh logika praksis
gerakanrs Ikhwanul Muslimun, yang bertumpu pada, konsep
tarbawi dan jihadi. Islam didekatkan pada masyarakat dengan
cara memberikan tauladan dalam bentuk manusia yang mener-
jemahkan perkataan kepada perbuatan dan tingkah laku. Ke-
pemimpinan memegang peranan penting dalam merumuskan
arah serta orientasi gerakan, bahkan melaluinya massa dilatih
untuk menelusuri tahapan-tahapan perjuangan. Meski gerakan
Ikhwanul Muslimun ketika melewati fase konfrontasi mengala-
mi kekalahan, akan tetapi model gerakan ini menyebar secara
meluas pada berbagai wilayah, termasuk Indonesia sendiri.
Sikap yang sama ditempuh oleh Imam Khomeini, yang
memberi tafsir militan atas konsep Imam Muntazhar (al-Mah-
di) yang dinanti bukan dengan diam berpangku tangan, melain-
kan bergerak dan mempersiapkan kedatangannya melalui pen-

rsPraksis gerakan ini sebagaimana ucapan Banna 'Jadilah Anda orang


yang suka bekerja, bukan orang yang suka berdebat dan bertengkar, sesulrg-
guhnya apabila Allah memberikan petunjuk kepada.suafu kaum maka Dia
akan mengilhami mereka untuk bekerja, dan kaum itu tidak akan tersesat
setelah mendapatkan petunjuk kecuali mereka suka berdebat' Lih Fathi Ya-
kan, Revolusi Hasan Al Banna, Harakah, 2002

278
Revotusi lslamKii, DatiMana Kita Mutai?

dirian negara Islam. Makna progresif untuk tidak menunggu,


akan tetapi senantiasa bergerak telah mendorong Khomeini un-
tuk melakukan sejumlah langkah politik yang radikal. Dianta-
ranya menerjemahkan konsep shalat yang dikerjakan dengan
maksud untuk mencegah dari perbuatan munkar, ditafsir secara
struktural, yakni shalat yang mendidik pelafunya melawan se-
gala bentuk kezaliman dan jika shalat tidak diorientasikan kesa-
na maka iru tidak dapat disebut shalat. Pembacaan struktural
ini kemudian diterjemahkan dengan melaktikan kritik keras pa-
da pemerintah yang beruda dalam kedudukan tergantung de-
ngan pemerintahan asing. Visi politik Khomeini yang tidak
memperkenankan kompromi dan penekanan pada 'apayang
tidak Islami', membimbing para pendukungnya untuk bersikap
militan. Elemen ini didukung tenru oleh asketisme yang menye-
lubungi kehidupan Imam Khomeini, yang sangat terkenal kare-
na kesederhanaan dan kezuhudannya. Sikap Khomeini yang
kadang disebut otoriter karena menumpas keras kaum oposisi,
hendaknya bisa dipahami dalam kerangka pembentukan pe-
merintahan revolusioner. Sebagaimana pemahaman atas Ikh-
wanul Muslimun yang memutusitin untuk membentuk kekuat-
an rahasia yang mengandalkan pemakaian kekerasan. Hal yang
sama dikerjakan oleh Stalin yang menegakkan kedikatoran un-
tuk menumpas semua kekuatan yangberlawanan dengan diri-
nya. Tanggapan keras ini harus dipahami dalam tiga kondisi
utama: pertama, semua pemerintahan revolusioner memerlu-
kan kestabilan sosial-ekonomi dan politik guna menyukseskan
revolusi. Dalam konteks Marxis, tuntutan kaum petani harus
diseimbangkan dengan tunfutan kaum pekerja dan siapa yang
menentang dominasi golongan penguasa akan dilibas. Kedua,
keburuhan negara untuk mempertahankan diri dari serangan
musuh dalam negeri maupun luar negeri. Fakta penyerangan
Irak ke Iran menjelang kemenangan revolusi harus dihadapi
dengan kekerasan. Ketiga, kebutuhan untuk mendorongpem-

279
ISLAM KIRI

bangunan industri dasar secara cepat untuk pemulihan ekono-


mi mendorong diterapkannya gaya politik yang otoriter.
Karenanya massa militan tidakbisa dibentuk jika pendu-
kungutama gerakan adalah kelas menengahyang orientasi ma-
terialnya lebih dominan ketimbang idealisme gerakan. Basis re-
volusi tetap berada dalam kesadaran revolusioner kalangan pe-
kerja yang dibimbing oleh kepemimpinan intelektual organik.
Dalam pembacaan kiri, apayangterjadi di Iran maupun Mesir
ketika itu sebenarnya implikasi dari: pertama, anarki ekonomi
kapitalis yangberjalan secara eksploitatif dan membawa dam-
pak kemunculan sekulerisme yang bersifat agresif dalam berba-
gai bidang kehidupan. Berhadapan dengan itu maka Imam
Khomeini maupun Hassan Al Banna melakukan sosialisasi
program alternatif yang dilakukan secara progresif, dan diha-
rapkan menjadi cikal-bakal tatanan sosial di masa mendatang'
Ikhwanul Muslimun maupungerakan politik Imam Khomeini
mulai menjangkau para pekerja perkotaan yang menjadi kor-
ban dari tatanan ekonomi kapitalis. Pada tahapan ketiga, ditum-
buhkan kesadaran revolusi melalui perpaduan semangat pem-
bebasan dan tradisi keras gerakin. Unsur aktif dalam revolusi
disini mulai melakukan perlawanan, yang kerapkali mengguna-
kan cara kekerasan dan berakibat adanya kontradiksi internal
dalam tubuh rezim. Transformasi masyarakat religius menja-
di alternatif yang dikedepankan oleh Imam Khomeini dan Has-
san al Banna yang kemudian secara ideologis diteruskan oleh
Sayyid Qutb, memberikan kerangka teologis yang terpadu un-
tuk tatanan masyarakat mendatang
Dalam konteks inilah, unfuk mendorong gerakan Islam
disini menuju basis massa revolusioner yang dilakukan perta-
ma-tama adalah menetapkan akidah perjuangan dan penguat-
an organ. Motor untuk menggerakkan keduanya adalah ulama
yang mengambil peran cendekiawan organik.re Mustahil revo-

teDalam salah satu wawancara dengan Ali Syariati dinyatakan


bagaimana mandat seorang cendekiawan yang musti berhubungan intensif

280
Revolusi lslam Kii, Dai Mana Kita Mutai?

lusi akan diledakkan jik a gerakanlslam Indonesia tidak memili-


ki basis cendekiawan organik, yang dalam pengertian Gramsci,
akan mengambil fungsi'organisasional dan konektif' Dalam
segi yang paling ekstrem, sosok ulama yang memiliki kontak
dengan massa dhuafaserta kemahiran dalam mengorganisir me-
reka untuk menampilkan blok kekuatan perlawanan dengan re-
zim penindas, adalah modal pembenruk massa yang revolusio-
ner. Dengan bergabung bersama-sama kelas sosial revolusioner,
gerakan Islam diharapkan mampu mengusuhg ideologi alterna-
tif yang akan mengakomodasi kebutuhan-keburuhan politis ser-
ta ekonomi kelas proletar.Tapiuntuk melangkah kesana, tentu
gerakan Islam musti bersentuhan dengan isu-isu praksis kaum
massa dhuafa, seperti upah yang rendah, pemukiman yangla-
yak, penggusuran tanah, dan tidak terus-menerus berada dalam
isu teologis yang absffak, misalnya syariah atau praktek kemak-
siatan. Karena melalui isu-isu seperti itulah maka gerakan Islam
berada dalam posisi yang berlawanan dengan kelas dan posisi
politis kelompok sosial tertentu. Orientasi massa unfuk mengu-
asai negara, bukan merupakan tujuan utama, mengingat kema-
juan kapitalisme disini sudah amdt maju, dimana superstruktur
kaum borjuis menyelinap kemana-mana. Karenanya mema-
hami sistem kekuasaan bukan hanya negara saja, mutlak menja-
di kesadaran kolektif gerakan revolusioner Islam disini. Apalagi
dengan makin ekstensifrrya pertumbuhan industrialisasi yang
bisa mematikan militansi kaum buruh, bahkan kaum perger-
akan lain. Jelas gerakan Islam perlu melakukan 'survei yang
cermat' atas tatanan suprastruktur ini serta yang teramat pen-
ting'ketrampilan' dalam melakukan pengorganisasian. Pada
momen yang lain, yangjuga jauh lebih penting adalahpenata-
an disiplin padapara anggotayang menjadi tiang idealisme uta-
ma gerakan.

dengan massa, bahkan sesuatu yang cela jika cendekiawan memegang


jabatan politik. Tugas cendekiawan dalam negara yang dicengkram oleh
kekuasaan kolonialis adalah menyadarkan massa untuk melawan rezim
kolonial. Lih Dr Ali Syariati, Tugas Cendekiawan Muslim, Grafiui, 1992

281
ISTAM KIRI

Msrs[ut'luast' [[ama
[en[uasr yrn0 elslloilalil Ie luasa ralyal
Danl

Allah telah membeikan kepada mukmin tiga hal:


(1) Kehormatan dunia dan akhirat; (2) Keselamatan dalam keduannya;
(3) Ketakutan di hati yang zalim
(lmam Baqir as)

Saya kha negara kita tidak mestinya meniadi


uitbuitende staat (negara pengeksploitasi manusia)
(Hafta)

Revolusi tak akan memberikan


kesempatan sedikitpun kepada kelas penindas
Untuk tampil lagi menegakkan kekuatan
(FidelCastro)

Revolusi mempersyaratkan hancurnya kekuasaan agama


yang otoriter, yang seringkali memanfaatkan isu keagamaan
untuk'sekedar memenuhi kepentingan kekuasaan. Krisis identi-
tas yang dialami oleh masyarakat muslim saat ini kian akut dan
di Indonesiagejalatersebut menonjol saat gerakan Islam 'mati
kuru' dalam isu terorisme. Penangkapan atas sejumlah aktivis
muslim yang diikuti dengan peradilan yang dipublikasikan seca-
ra intensif melalui media massa, telah meruntuhkan keperca-
yaan bahwa Islam di Indonesia, adalahlslam yang damai. Or-
ganisasi seperti NU dan Muhammadyah, yang dibanggakan
karena semangat inklusif-nya, kini makin menegaskan diri seba-
gai organisasi yang berbeda dari pelaku teroris itu. Malahan
beberapa pimpinanya, dengan tegas mengatakan, kalau me-
mang terbukti muslim iru pelaku pengeboman maka patutlah
mereka dihukum. Danbahkan dengan antusias, dinyatakan ka-
lau Islam sama sekali tidak mengajarkan penggunaan kekeras-
an. Begitulah identitas Islam yang sejati dipertunjukkan oleh
pimpinan organisasi besar Islam. Yang tidak dilakukan oleh pa-
ra pimpinan itu secara serius hanya satu, bertanya dengan sung-
guh-sungguh, kenapa seorang yang mengaku muslim iru memu-
tuskan unfuk melakukan pengeboman? Apakah rhemang ada

282
Revolusilslam Kiri, Dai Mana Kita Mutai?

dorongan teologis atau mema ng ada sebab yang lain, yang


mungkin lebih bersifat sosio-politis. Mengapa mereka harus me-
rumuskan sebuah cita-cita politik yang utopis, seperti menegak-
kan syariah Islam yang sepertinyabertentangan dengan paham
demokrasi? Para pemimpin Islam ini, tampaknya enggan untuk
bertanya sejauh itu, yang penting mungkin baginya adalah me-
nyelamatkan identitas Islam yang damai. Karenanya beberapa
organ besar itu kini memutuskan untqk ber-aktivitas dalam
mendekatkan Islam dengan perdamaian. Hal ini diwujudkan
dengan eratnya hubungan gerakan Islam dengan lembaga do-
nor yang memang memiliki perhatian khusus dengan Islam.
Penjelasan lain, yang mungkin maksudnya pembelaan di-
luncurkan oleh gerakan Islam-yang sering dinamai dengan-
kaum fundamentalis. Tanpa investigasi yang memadai, bahkan
pelacakan atas semua tindakan pengeboman maka disebutlah
Amerika beserta agen-agen zionis yang melakukan tindakan
itu semua. Lagi-lagsgerakan Islam hanya menjadi 'kendaraan
tumpangan'untuk maksud yang dari abad ke abad selalu saja
sama: menghapuskan kekuatan Islam politik. Sinyalemen akan
masuknya sejumlah agen ke dalam gerakan Islam makin me-
nunjukkan betapa lemahnya sel dari gerakan yang berjuang atas
nama Tuhan ini. Slogan mereka memang keras dan anrusias:
mengutuk Amerika dan menunrut pembebasan para pimpinan,
tapi iru tidak didukung oleh basis massa yang besar sehingga
tidak mengerucut pada komitmen politik yang nyata. Dukung-
an gerakan ini sangat kecil, bahkan kebanyakan berasal dari
basis sosial yang homogen dengan kedekatan emosional yang
kuat antar sesama. Padahal jika dilihat dari sisi pengalaman
dan usia, para aktivis gerakan ini, memiliki reputasi politik yang
cemerlang. Sehingga analisis mengenai pelaku pengeboman Ba-
li maupun Palestina, hampir sama, dilakukan oleh Amerika de-
ngan bantuan tenaga dari kaum zionis. Analisis yang mengu-
lang-ulang dan menjadi membosankan karena tidakdisertai de-
ngan sejumlah tindakan politik yang nyata. Kalau gerakan yang

283
ISLAM KIRI

pertama, bisa terjatuh padawatakopornrnis karena dengan mu-


dah menjalin hubungan dengan gerakan lain yang secara nilai
dan ideologi berbeda, maka pola pikirgerakan terakhir ini lama
kelamaan akan terjatuh pada gaya berpikir yang simplitis. Ke-
duanya akan terjatuh ke dalam praktek politik yang pragmatis
karena didasari oleh kepemimpinan yang masih lemah.
Kepemimpinan ini masalah yang berat dalamlingkungan
gerakan Islam di Indonesia saat ini. Sejak gerakan Sarekat Islam
hancur maka sejak itu pula gerakan Islam kbhilangan roh popu-
lisnya. Sarekat Islam padahalmengajarkan banyak hal, dari ke-
pemimpinan hingga pembinaan kader. Sejarah mengenainya,
sangat disayangkan, kurang dipelajari oleh gerakan Islam saat
ini. Sikap malas belajar pada sejarah inilah yang seringkali
membuat gerakan Islam terjatuh pada penguasa otoriter yang
memanipulasi agama untuk kepentingan-kepentingan praktis
politik jangka pendek. Kebutuhan gerakan Islam pada tingkat
'kepastian' kalau Islam masih memegang posisi mayoritas
membuat kalangan Islam terbius oleh doktrin dan suka mem-
vonis kelompok lain sebagai kala.ngan kafir dan tersesat. Jikalau
tidak menyukai vonis sesat, gerakan keagamaan biasanya ber-
ada di tangan pemimpin retorik yang menyukai kata 'hikmah'
dalam segala peristiwa. Baik kekuasaan otoriter maupun de-
mokratis, keduanya akan mendatangkan hikmah bagi ummat
Islam. Ummat Islam tidak perlu sibuk mengurus soal tentang
kesenjangan, ketimpangan, pelanggaran HAM, apala$ swasta-
nisasi aset-aset publik, karena agama memang bukan 'ideologi',
apalagsalat perjuangan sosial. Agama adalahkeyakinan indivi-
dual yang tidak perlu dicampuradukkan dengan masalah politik
dan sosial. Jika gerakan 'pengkafiran' akan selalu membuat pe-
ngikutnya'panas' maka gerakan agama yang tipe individual
ini akan melahirkan sosok pengikut yang 'dingin dan tentram'.
Klaimbahwa agamalslam iru mayoritas karenanya harus
ambil peran politik dominan ternyata tidak didukung secara
memadai oleh kepemimpinan yang bisa diterima oleh semua

284
Revoiusi lslam Kri, Dari Mana Kita Mulai?

golongan. Kepemimpinan gerakan ini masih mengandalkan


militansi konservatif dan terkadang agak tertinggal dengan isu-
isu baru. Sedangkan klaim bahwa agama tidak perlu dicampur
aduk dengan politik, biasanya didukung oleh cendekiawan yang
memang tidak memiliki komitmen gerakan sosial-politik yang
nyata di tengah ummat. Biasanya mereka adalah kaumberpen-
didikan tinggi yangbesar dan tumbuh di kalangan kelas mene-
ngah yang memang rendah kesadaran akan arti gerakan sosial.
Keduanya punya soal serupa, yakni kepeinimpinan yangpopu-
lis yang didukung oleh integritas dan kriteria moral yang tinggi.
Kepemimpinan merupakan masalah krusial karena ber-
sangkut-paut dengan bagaimana transmisi keyakinan, nilai-ni-
lai, ideologi, sekaligus dasar-dasar perjuangan diterapkan. Dari
mana datangnya pemimpin gerakan Islam? Ada yang menetap-
kan pemimpin berdasar padaKongres atau Musyawarah bersa-
ma dan sebagian yang lain masih mempertahankan unsur'ke-
luarga' para pendiri. Kiprah para pimpinan ini akan diukur dari
sejauh mana membawa gerakan keagamaan menjadi gerakan
yang demokratis dengan dakwah yang nir-kekerasan. Sebagai
suatu gerakan keagamaan yangmenampilkan wajah humanis
maka aktivitas gerakan keagamaanbesar, diantaranya NU dan
Muhammadyah, lebih bersifat sosial dan kulrural. Pendekatan
sosial dan kultural inilah yang telah membawa kedua gerakan
ini memiliki basis massa yang luas dan infra serta suprastruktur
yang merambah hingga ke pelosok daerah. Namun, agenda
yang masih tersisa memang berkaitan dengan pengembangan
solidaritas dan kebersamaan antar organ gerakan yang masih
lemah. Apalagi jika kedua organ ini-seperti NU dan Muham-
madyah2O-memiliki kendaraan politik yang berbeda, inaka se-

29NU mengalami persoalan menyangkut kepemimpinan terutama se-


telah muncul PKB. Dengan khitah 1926, yang menjauhkan NU dari politik
praktis membuat kader mudanya duduk di lembaga-lembaga non-politik.
Stok kepemimpinan nasionalnya, sejak Abdurrahman Wahid dilengserkan,
menjadi sangat terbatas. Terlebih-lebih, PKB sendiri mengalami perpecahan
yang akut. Meskipun Muhamammadyah memiliki basis infrastruktur yang

285
ISLAM KIRI

ringkali praktek politik akan menimbulkan konflik diantara ke-


duanya. Sebuah nasehat dari Imam Ali parut untuk didengar-
kan: 'Sungguh menggelisahkan dan sangat mengherankan bah-
wa musuh-musuh, walaupun salah, tetapi bersafu dan kalian
walaupun berada di pihak yang benar, terpecah-belah'. Keterpe-
cah-belahan ini, bahkan, dalam balutan sejarah politik saat ini,
mendorongberbagai pendirian organ politik Islam yang sibuk
dengan agenda politik masing-masing. Koalisi fiartai Islam, ba-
ik yang kecil maupun besar, tidak pernah-mampu terbentuk,
padahal jumlah suara diantara partai ini tidak terpaut jauh.
Apalagi penerimaan terhadap kepemimpinan mutlak mustahil
akan pernah terjadi. Jauh berbeda dengan konsep 'Wali Ima-
mah' dalam tradisi Syiah. Wali Imamah yangberarti otoritas
keagamaan, yaitu suatu posisi yang menjadikan Iman sebagai
model bagi yang lainnya, yang harus mengikutinya dan meneri-
ma perintah-perintah darinya. Wali Imamah ini yang memang
menjadi modal utama gerakan Revolusi Iran dapat mendulang
kesuksesan.
Jika menelusuri kriteria siapa yang bisa menjadi pemim-
pin dalam tradisi Syiah, ketika''ierjadi kegaiban Imam, akan
teridentifikasi karekteristik yang merupakan campuran dari pra-
syarat religius dan sosial. Syarat iru meliputi2r: (1) Beriman ke-
pada Allah, wahyu-wahyu-Nya dan ajaran-ajaran nabi-Nya.
Qur'an mengatakan: Allah tidak akan membiarkan orang-
orang kafir menang atas orang-orang yang beriman' (Qs, 4:l4I);
(2) Jujur, taat kepada hukum-hukum Islam, dan sungguh-sung-
guh dalam pelalsanaannya. Saat Allah mengatakan kepada
Ibrahim bahwa dia telah diangkat sebagai Imam, akhirnya dita-

kuat, tapi peran Muhammadyah, yang oleh rezim Orde Baru, didepolitisasi
mendorong Muhammadyah untuk berkembang dalam peran sosial seperti
sekarang. Semangat keterbukaan, inklusivisme, dan pruralisme membuat
gerakan ini kurang peka pada sejumlah isu-isu ekonomi global, apalagl de-
ngan proses ideoligisasi yang tidak terlalu kuat. LIh Tempo 19 Agustus 2001
2f
Lih Murtadha Murhahai, Kqemimpiran Islam,Penerbit Gua Hira, l99l

286
Revolusitslam Ki, Dai Mana Kta Mutai?

nyakan apakah setiap orang dari keluarganyaiuga akan menca-


pai posisi ini. Dalam jawabannya Allah mengatakan: 'JanjlKu
tidak mengenai orang-orangzalim' (Qs2:124) Nabi Daud di-
beritahu oleh Allah: 'Hai Daud! Kami telah menjadikanmu
khalifah di muka bumi, oleh karena itu berilah kepurusan (per-
kara) diantara manusia dengan adil (Qs 36:28); (3) Pengetahuan
Islam yang memadai, sesuai dengan kedudukannya yang mulia.
Qur'an mengatakan: Apakah orang-orang yang menunjuki ke-
pada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang ti-
dak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi perunjuk? (Su-
rat alBaqarah, 10:35); ( ) Cukup kompeten memegang posisi
tersebut danbebas dari setiap cacatyangtidak sesuai dengan
kepemimpinan Islam; (5) Standar hidupnya sama dengan stan-
dar hidup orang yang berpenghasilan rendah. Kriteria kepemim-
pinan semacam ini yang menggerakkan motor revolusi, karena-
nya, syarat spiritual menjadi kriteria utama. Dalam puisi Mau-
lawi menjelaskan: 'Jika manusia selalu disibukkan dengan pi-
kiran akan kesenangan dan ketidak-senangan hidup serta keun-
tungan dan kerugian maka dia mudah kehilangan ketenangan
jiwanya dan tidak mungkin melayang kebagian langit yang le-
bih tinggi'
Kini kriteria kepemimpinan agama memang mendapat-
kan rival baru, yakni kepemimpinan yang berbasis teknokratis
(ketrampilan) dan kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai
kerakyatan. Kepemimpinan teknokratik ini disediakan oleh du-
nia pendidikan yang bergerak dengan kemajuan pesat dan
menghasilkan manusia-manusia teknokrat yang memiliki disi-
plin keilmuanyang spesifik. Persoalan sosial pun bisa dipan-
dang sebatas persoalan 'teknis' yang dapat ditangani dengan
kriteria efisiensi, biaya rendah dan efektifitas. Program peruba-
han sosial, mengutip pendapat Habermas, diturunkan menja-
di hukum dan dalil umum yangdapatditerapkan secara teknis
sehingga semua 'proses perubahan sosial' ini diharapkan bisa
dikendalikan dan dimanipulasi. Disini kepemimpinan tekno-

287
ISLAM KIRI

kratik dalam melihat nilai, bukan sebagai sistem yang imperatif


melainkan sebagai data, dengan kata lain, nilai tidak dilihat da-
lam kadar'benar-tidaknya' atau'baik-buruknya', melainkan ha-
nya dilihat dari akibat dan konsekuensi apa yang timbul dari-
nya. Dengan demikian nilai akhirnya hanya berfungsi sebagai
informasi saja dan pengambilan kepurusan disini hanya berarti
suatu kalkulasi biasa tentang saling pengaruh arrtara variabel-
variabel: teknik, tujuan, dan nilai. Hakekat pertgambilan kepu-
tusan yang seharusnya disertai kebebasan (bisa berdasarkan da-
ta yang ada,bisa juga bertentangan dengan data yarry ada) di-
reduksi menjadi masalah teknis belaka. Gerakan Islam, dalam
beberapa hal mengalami proses ini, yakni rasionalisasi teknolo-
gis atas semua proses perubahan sosial. Mengembalikan peru-
bahan sosial dengan dzikir kolektif, doa bersama, pembersihan
hati secara disiplin telah menggantikan sikap sosial yang lebih
menghargai kebebasan dan keterbukaan. Perkara sosial dipe-
cahkan dengan paket ritual lama kelamaan mengeliminasi hu-
bungan antar manusia dan disana tidakterjadi proses emansipa-
si yang meluas. Kondisi yang sama ketika gerakan Islam sibuk
terlibat dalam partai politik dan'terjebak dalam aturan-aturan
yang secara teknis mengukur dukungan hanya berdasar pada
jumlah simpatisan dan keanggotaan.
Sedang kepemimpinan corak yang lain adalah kepemim-
pinan yang berbasis pada nilai-nilai populis. Kepemimpinan
yang mengacu pada 'otonomi dan kebebasan' pada subjek ma-
nusia dan menjauhi dari sikap dominatif. Kepemimpinan ma-
cam ini melakukan 'sekularisasi', dalam artian kekuasaan pe-
nuh ada pada individu sembari melakukan kritikpada dogma-
tisme tradisi yang dianggap sebagai 'selubung' kepentingan bor-
juis. Melalui sekularisasi ini masuklah sejumlah isu populis
yang dihasilkan dari kritik ideologis terhadap kekuasaan domi-
natif yang ada dalam negara maupun kuasa modal. Kritikan
biasanya tertuju pada: pertatna, pengtJrangan campur tangan
negara dan menempatkan negara sebagai 'kuasa' otoriter dan

288
Relolusilstan Kiri, DariMana KitaMulai?

represif. Negara, bukan menjadi pusat kuasa yang harus direbut


tetapi negara didoronguntuk dilucuti sejumlah perannya. Pan-
dangan kalau negaraadalah sarang korupsi dan kekuasaannya
yang otoriter membuat negaru perlu diawasi secara ekstensif.
Dalam bentuk gerakan, muncullah lembaga pengawas parle-
men, peradilan, bahkan pengawas Pemilu. Kekuatan ini berang-
gotakan masyarakat sipil yang melakukan aktivitas berdasarkan
kriteria umum demokrasi: transparansi, akuntabilitas, dan parti-
sipasi. Kedua adalah mendorong bertambahnya kekuasaan ma-
syarakat sipil dalam menentukan peran dan posisinya dalam
berhubungan dengan negara. Tendensi ini selain ingin memper-
kuat posisi publikjuga hendak mendorong publik unruk meng-
ambil peran yang selama ini dimonopoli oleh negara. Depoliti-
sasi selama Orde Baru yang menghancurkan kesadaran politik
wargakini dibangkitkan dengan mendorong kesadaran hak se-
bagai warga negara yangmerdeka. Dalam benruk gerakan mun-
cullah parlemen desa yang diakomodasi oleh UU Otonomi
Daerah. Juga badan perwakilan desa yang beranggotakan to-
koh masyarakat setempa t. Ketigaadalah pemeliharaan aset-aset
ekonomi, sosial dan kultural md'syarakat dari campur tangan,
baik negara maupun pemodal. Ada banyak gerakan sosial yang
peduli, misalnya pada hak-hak masyarakat adat yang selama
ini cenderung diabaikan oleh kekuasa an atau gerukan lingkung-
an. Juga yang tak kalah pentingnya adalah gerakan advokasi
tanah, air, maupun konsumen. Gerakan ini menyebar luas de-
ngan kepemimpinan yang terdesentralisasi pada berbagai wi-
layah. Keempat adalah perlindungan atas hak-hak minoritas
yang selama ini diabaikan oleh negaradan di masa depan dapat
dilenyapkan oleh gerak modal. Gerakan ini diantaranya adalah
gerakan perlindungan untuk hak-hak anak, perempuan, peng-
ungsi, pekerja seks komersial, dan kaum defabel. Para aktivis
dan gerakan ini sangat menjunjung tinggi gagasan mengenai
hak asasi manusia. Kepemimpinan dalam gerakan populis ini
tidak berada di tangan sosok yang memiliki kriteria spirirual

289
ISLAM KIRI

atau kemampuan teknokratik melainkan bersandar pada komit-


men dan kepercayaan publik. Legitimasinya tidak diukur dari
tingkat pendidikan melainkao dari kompetensi pengalaman
praksis di lapangan.
Diantara tantangan-tantangan diatas maka gerakan Islam
diharapkan mengubah konsep kepemimpinan, dari yang semu-
la berbasis pada kemampuan dan pengetahuan, kini sudah wak-
tunya untuk menambah kriteria yang penling, yakni watak seba-
gai 'pelayan' rakyat. Komitmen kerakyatan ini merupakan krite-
ria penting, agar gerakan Islam tidak terjatuh pada identitas
simbolik Islam atau semangat liberalisme yang pragmatis. Me-
nempatkan Islam hanya sebagai simbol politik akan mendo-
rong munculnya pemimpin politik yangkaya retorika, tapi le-
mah dalam menangani tantangan aktual. Sedang memegang
kepemimpinan liberal hanya membuat ummat berkutat pada
proyek pembaharuan sembari meninggalkan spirit Islam seba-
gai agamagerakan. Kepemimpinan keduanya akan sukar ber-
hadapan dengan tantangan besaryang kini ada di muka ummat.
Tantangan terpenting yang dihadapi oleh gerakan Islam saat
ini adalah kombinasi dari kekua'3aan ekspansi modal finansial
dan kemajuan tekhnologi. Dampak dari kombinasi kekuatan
ini adalah alienasi rakyat dalam pengambilan kepurusan di se-
gala bidang. Pasar kapitalis ini bahkan memunculkan tipe ke-
pemimpina n agamasendiri, yakni pemimpin yang dibesarkan,
tumbuh dan beraktivitas di lingkungan media. Radius kerja pa-
sar kapitalis ini malahan telah menampilkan kriteria kepemim-
pinan baru, yakni pemimpin yang diterima dan diakui oleh 'pa-
sar'. Media menjadi alat ukur legitimasi seorang pemimpin,
bahkan media menjadi'mediator' antara pemimpin dengan
massanya. Kualitas'kedekatan' p ada r aW at kemudian j adi sa-
ngat banal, karena akan dilihat dari bagaimana secara aktif pe-
mimpin berhubungan dan tatap muka dengan publik, yang iru
semua ditunjukkan melalui visualisasi media. Gejala kepemim-
pinan seperti ini, juga akan runtuh kalau media tidak pernah

290
Rii;dusi tstam Kiti, Dai Mana Kita Mutai?

memberinya liputan dan pemimpin semacam ini, nasibnya per-


sis seperti aktris sinetron. Massa yang mengikutinya bukan ka-
rena program, melainkan pendekatan yang dikerjakannya sesu-
ai dengan'selera dan keinginan'massa. Pemahaman ini menye-
bar luas, bahkan berbagai gerakan kaum muda Islam mulai
mengundang, menjamu dan memberikan panggung luas bagi
kepemimpinan seperti ini.
Kepemimpinan rakyat menjadi pentingbagi sebuah pro-
gram revolusi, karenanya kepemimpinan'rakyat pertama-taffia
dimunculkan oleh kalangan rakyatsendiri. Rakyat disini dalam
pengertian yang marxis, yakni mereka yangberada dalam pe-
nindasan, bukan rakyat dalam kategori kelas menengah yang
menjadi mesin penindas. Pemimpin agama yang berasal dari
bawah dan muncul karena dukungan bawah akan menjadi kri-
teria demokratis dari sebuah organ keagamaan. Kepemimpin-
an yang mengandalkan unsur genealogis sudah tidak lagi me-
madai karena sifatnya yang simbolik, dan bisa jadi akan mendo-
rongkesadaran magis massa. Dukunganbawah itu pentingka-
rena kepemimpinan akan diukur daibagaimana kemampuan
menangani persoalan praksis di'iingkat massa serta keberpihak-
annya. Otomatis karena berasal dan didukung oleh rakyat maka
pengetahuannya akan masalah kerakyatan jauh lebih memadai
ketimbang kepemimpinan yang berbasis pendidikan semata.
Karena berasal dari rakyat dan terbiasa hidup bersama rakyat,
maka kepemimpinan model ini, jauh lebih dinamis dan terbiasa
dengan perubahan. Kriteria kedua, kepemimpinan berbasis rak-
yat akan mampu mengambil kepurusan dengan cepat tanpa ha-
rus menunggu atau berunding unruk mencapai kata mufakat,
ketika terjadi krisis. Apa yang dilakukan oleh Imam Khomeini,
merupakan karakteristik pemimpin revolusi, ketika terjadi kri-
sis, maka diambil putusan yangcepat dan tangkas. Walaupun
putusan ini kemudian melahirkan kekerasan, tapi itu menjadi
penting bagi jaminan stabilitas revolusi. Seorang pemimpin aga-
ma yang berwatak revolusioner, memiliki kemampuan dalam

291
ISLAM KIRI

pengambilan putusan secara tegas dan mampu mengoreksi ke-


putusan yang keliru dalam waktu yang singkat. Akuntabilitas
kepemimpinan revolusi terletak dari kemampuannya mengam-
bil putusan strategis dalam waktu yang singkat. Sering kita da-
patkan pemimpin agama terlambat untuk ambil keputusan stra-
tegis maka massa dibawah dengan gampangdisulutemosinya
dan rnenggunakan kekerasan secara sporadis, dan yang muncul
kemudian adalah pesta anarki. Kriteria ketigoyangpaling uta-
ma, dalam kepemimpinan agama yang berwatak revolusioner,
adalah memiliki sifat 'pelindung dan benteng' terakhir ketika
gerakan keagamaan yang dipimpinnya mengalami kekalahan.
Hal ini dirunjukkan oleh Hassan al Banna dan Sayyid Qutb
yang menjadi korban pertama dari kekerasan yang dilakukan
oleh penguasa. Bukan seorang pemimpin revolusi jika massa
di bawahnya mengalami penangkapan, tapi pemimpinnyama-
sih duduk aman. Kehidupan dalam bui merupakan semacam
'prestasi' bagi seorang pemimpin revolusi.
Etos kepemimpinan semacam ini seringkali terjaruh pada
one-mafl leadership yang akan mendorong munculnya kebijakan
yang otoriter. Batasannya lagi-ld$iadalah legitimasi yang akan
menyelamatkan kepemimpinan dari peluang otoriter. Dengan
kualitas kepemimpinan semacam inilah maka pembangunan
organ akan selalu menekankan pada: (1) Kualitas kader yang
disesuaikan dengan kemampuan dalam menyelesaikan segala
persoalan di tingkatan lapangan. Kader perlu sejak dini dita-
namkan kepekaannya akan masalah-masalah lapangan yang
secara struktural punya kaitan dengan problem global; (2) Wa-
wasan militan gerakan tidak dapat dirumbuhkan melalui dok-
ffin semata melainkan juga nilai-nilai kultural yang berwatak
pembebasan. Gerakan Islam revolusioner tidak bisa diindika-
sikan dengan seragam atau paras muka yang'Islami', akan te-
tapi, bagaimana pula gerakan iru dapat menelurkan karya-karya
kebudayaan secara produktif; (3) Karenanya basis massa terbe-
sar tiada lain adalah kelas sosial yang ter-alineasi yang selama

292
Revolusi lslam Kri, Dari Mana Kita fulutai?

ini menjadi korban terdepan ekspansi ideologi kapitalisme. Pe-


meliharaan basis massa ini tiada lain adalah dengan pemba-
ngunan infra struktur gerakan, terutama yang bersangkut-paut
dengan pelayanan publik. Gerakan Islam perlu mendirikan
lembaga pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang bisa diakses
oleh masyarakat miskin; (4) Karenanyapenataan organ menja-
di penting terutama yang bersangkut-paut dengan managemen
pengelolaan dana. Gerakan Islam diharapkan tidak mengulang
apa yangkrni terjadi di lingkungan Ornop,'yakni ketergantung-
an pada lembaga donor. Atau tidak terjatuh seperti badan swas-
ta yang berwatak kapitalistik, berorientasi laba sebesar-besar-
nya. Dengan prasyarat-prasyarat diatas maka organ Islam yang
berwatak revolusioner akan mampu menjalankan aktivitasnya
ketika organ ini mampu: pertatna, membaca siklus perubahan
secara struktural; kedua, dapat mengidentifikasi segala kondisi
sosial beserta efek-efek yang menyert ainya; ketiga yang penting,
menafsir ulang segala bentuk doktrin atau teks dalam pemba-
caan yang militan dan terakhir secara dialektis mampu mema-
hami kaitan antara gejala ekonomi, nilai, dan prinsip gerakan
sosial. Pada titik inilah revolusi'tidak mustahil akan meletus.

l(eslmpulrn

Revolusi sosial mungkin bukan sekedar mimpi. Kegiatan


iru mirip dengan sederet aktivitas yang memiliki tujuan dan
maksud yang jelas. Motif revolusi sosial memang berawal dari
ketidakpuasan, dari keadaan yang kadang terkunci sama sekali
menjadi keadaanyang penuh dengan perubahan. Dan sifat per-
ubahan iru total, dari segi struktur, revolusi sosial menawarkan
sesuatu yang baru. Sesuatu yang, ibarat baris panjang, bukanlah
baris yang lurus tapi terputus-purus. Untuk itu revolusi membu-
tuhkan barisan pelopor, yang tumbuh dan memiliki pengala-
man penindasan, eksploitasi atau penghinaan martabat oleh
rezim yang menjalankan mesin penindasan. Pengalaman pe-
nindasan ini membuat cadangan kebencian demikian menda-

?c)1
ISLAM KIRI

lam dan itu penting bagi pengkonsolidasian kesadaran pada


tingkatan massa. Kesadaran untuk mempertahankan garis po-
litik revolusi yang berkombinasi dengan keimanan yang militan.
Keimanan yang mengaktifkan kembali bunyi teks-teks suci
yang mengibarkan perlawanan terhadap tiap penindasan.
Tapi revolusi tidak berhenti disini, karena sebagaimana
tertera di bab awal, diperlukan organ yang berkualitas. Organ
itu pertama-tama hendaknya menjamin kedisiplinan yang dia-
kui oleh semua anggota sebagai penjaga kebijakan utama. Di
samping, kedisiplinan yang jauh lebih pentingadalah kemam-
puan anggota untuk mengorganisir setiap sektor kerja; meng-
organisir dalam semangat perjuangan antara dua garis, yakni
garis yang memisahkan kita dengan musuh, dan perlunya men-
dapatkan pandangan yang menyeluruh dan memadukan fugas
utama dengan tugas-tugas revolusioner. Mengorganisir ini juga
meliputi bagaimana kader dilatih untuk melakukan analisis se-
cara struktural terhadap kondisi lapangan dan membuat berba-
gai inisiatif unfuk melakukan perlawanan intens terhadap ber-
bagai bentuk ketimpangan. Disini inisiatif iru penting, terutama
unfuk mensintesakan b erbagai pengalaman-pengalaman prak-
sis lapangan dengan wilayah teori yang menjadi bahan srudi'
Karenanya diperlukan barisan pelopor yang mencerminkan se-
mangat sebagai cendekiawan organik, memiliki pertautan an-
tara pengalaman praksis dan teori.
Dalam struktur organ seperti ini maka kekuatan pendukung
yang utama adalah basis massa rakyat yang dhuafa. Gerakan
Islam yang berorientasi pada perubahan revolusioner, tidak
mungkin meninggalkan massa rakyatdengan lebih memilih un-
ruk berpihak pada kelas menengah. Keberpihakan yang akan
berakibat lepasnya kontrol agendapopulis gerakan Islam dari
massa rakyat. Kepercayaan utama memang perlu disandarkan
pada kalangan rakyat miskin dan diharapkan dapat menyatu-
kan serta mengorganisir mereka dalam energi besar perubahan.
Bagaimanakepercayaan rakyat dapatterbangun? Dalam kait-

294
Retvdusi Islam Ki, Dui Mana Kita Mulai?

an inilah tugas gerakan Islam, terutama pemimpinnya, untuk


memberikan contoh dari pelalsanaan hidup revolusioner. Ke-
pemimpinan dengan prilaku 'pelayanan' serta contoh yang kon-
krit akan'pengorganisiran' akan memberikan pendidikan lang-
sungpada massa rakyat. Cara<ara ini perlu didampingi oleh pe-
ngetahuan agama yang memberikan spirit perlawanan dan pe-
ngetahuan mendalam akan organ yang berwatak revolusioner.
Tahapan terakhir dari revolusi adalah pengalaman lang-
sung. Ada banyak contoh yang dikemukikan di bab awal ba-
gaimana revolusi telah ditempuh. Dan lebih banyak lagi dicon-
tohkan bagaimana kegagalan revolusi berakib at padaperubah-
an orientasi maupun strukturgerakan. Tapi bukan keberhasil-
an dan kegagalan yang bisa dinilai dari sebuah organ yang ber-
orientasi revolusi, akan tetapi bagaimana pendidikan dan disi-
plin kader telah ditanamkan. Kader darigerakan revolusioner
memiliki pengalaman ruhaniah yangjauh lebih kaya ketimbang
organisasi yang berwatak reformis. Produk kerja gerakan revo-
lusi tak lain adalah kerja basis yang akan membangun ingatan
dan kesadaran revolusioner padamassa rakyat. Kerja pengorga-
nisiran dan dorongan untuk riielakukan transformasi inilah
yang mungkin bisa dijadikan awal dari sebuah pembibitan ger-
akan revolusi. Kini memang saamya gerakan Islam keluar dari
skenario perubahan reformis untuk menyambut suatu perubah-
an yang nyata dan memiliki akibat yang jauh lebih besar. Sam-
butlah revolusi, karena revolusi adalah bagian dari Iman. Ingat-
lah firman Allah: 'Mereka yang berjuang di pihak Kami, akan
kami runjukkan jalan-jalan Kami (29:69)

295
epitog

WAHAI I(AUM MUSLIMIN,


MARI KITA JATANIGN
REVOTUSI!!

Kebenaran m ustahil m usn ah,


jawaban Tuhan bagi penidasan tak pemah berubah
(Shabbir Banoobhai)

Aku datang dengan tank, dan hanya tankyang bisa mengusirku


(Abu Zuhair Yahya, Perdana Mented lrak, 1968)

Mereka harus merebut kekuasaan segera...kemenangan sudah diiamin dan


ada peluang sembilan dari sepuluh bahwa tidak ada pertunpahan
darah . ..Menunggu adalah keiahatan terhadap revolusi
(Vladimir llich Ulyaniv Lenin, Oktober 1917)

aya tidak menyangka, kalau sosok tua yang murah se-


nyum itu akhirnya memilih mundur dari jabatan. Ia dike-
nal sebagai penguasa yang memiliki segala-galanya: ke-
cerdasan, kekayaan, dan pasukan yang loyal. Puluhan tahun
berkuasa dengan laras senapan di tangan kanan serta peratur-
an di lengan kiri, telah membuatnya menjadi figur pemimpin
yang sukar ditandingi. Soeharto adalah nama yang bertaring
dengan reputasi pembangunan sekaligus penganiayaan yang su-
kar dilupakan. Ia memilih menyebut zaman berkuasanya seba-
gai Orde Baru, karena mampu melakukan aktivitas, tindakan,
maupun kebijakan yang serba 'baru'. Penembakan misterius
dikombinasikan dengan penegakan hukum, pembabatan hutan
disandingkan dengan pembangunan berwawasan lingkungan,
dan korupsi dikawinkan dengan pengawasan melekat. Keyakin-
an absolut itu telah mengokohkan ciffa dirinya yang tidakseke-

297
ISLAM KIRI

dar sebagai presiden, tetapi juga sebaga i'bapak'bangsa. Na-


mun, kekuasaan itu ibarat'macan kertas' yanggampang diro-
bek, di bawah tangan-tangan anak muda-yang ketika mereka
lahir-mungkin kekuasaan Soeharto masih segar-bugar. Mere-
ka seusia dengan penulis, lahir di awal tahun 70-an, dimana
pada tahun itu Soeharto bertampang seperti sosok prajurit mu-
da. Sosok yang penulis kenal melalui poster yang dipasang di
tiap kelas danselalukami diminta olehguru kelas untukmeng-
hormatinya. Penghormatan itu kadang aneh, lucu dan mengge-
likan; sehingga tak terasa ketika menjadi mahasiswa, kita tanpa
malu kemudian menghujatnya. Dilarangnya anak-anak muda
belajar komunis, telah membuat Soeharto berjasa dalam meng-
orbitkan, gagasan Karl Marx, Lenin, hingga Aidit. Kami mem-
baca, mendiskusikan dan menelaah bukan sekedar rasa ingin
tahu, tapi juga hendak merasakan hawa pemberontakan. La-
rangan lebih indah ketika diterjang, apalagi larangan untuk
membaca. Mengupas buku Das Kapital, kemudian mendisku-
sikan tentang PKI sama asyiknya dengan belajar mengenai so-
sok Kartosuwirjo. Negara menyebut mereka pemberontak, ka-
"'"
mi mengatakannya pahlawan.
Pelajaran sejarah sejak SD yangkami terima hanya meng-
hapal deretan nama orang dengan sterotipe tertentu. Muso itu
pemberontak, sedang Sukarno itu pahlawan, kemudian Haji
Misbach kyai komunis yang tak perlu diketahui sebagaimana
kami takpernal kenal dengan Tirto Adisurjo. Pahlawan kami
adalah serdadu, seperti pak Dirman, Urip Sumohardjo, hingga
pak Harto sendiri. Penulis masih ingat peringatan 'napak tilas',
dimana kami ibarat serdadu yang menelusuri jalanan sembari
berkhayal tentang bagaimana kekejaman kolonial Belanda. Pe-
merintah kolonial Belanda benar-benar terkutuk, hingga dalam
perrunjukan sandiwara peringatan kemerdekaan, selalu dilukis-
kan tolol, bodoh dan kejam. Baru ketika mahasiswa, penulis
tahu kalau salah satu negarayangkasih utang Indonesia adalah
pemerintah Belanda. Baru saat penulis aktif di Ornop, bantuan

298
EpitoS *

untukpenguatan demokrasi dan HAM disokongjuga olehpe-


merintah Belanda. Dengan atraktif penulis ingat bagaimana
guru menguraikan tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh
PKI di Madiun maupun pada peristiwa 65. Guru tidakpernah
berrurur berapa juta orang yang dianggap komunis dibunuh ra-
mai-ramai dan dijebloskan dalam bui. Kami sekolah, seolah
dalam siruasi negeri yang beres dan tak punya masalah. Kelas
yang dipasang gambar foto pak Harto selalu riang karena aca-
ranya adalah menyanyi, menghapal, din upacara. Pernah da-
lam satu waktu semua murid diminta oleh sekolah untukbelajar
baris-berbaris selama beberapa hari dengan diasuh oleh bapak
serdadu. Kami dilatih apa artinya menghormat, balik kanan,
langkah tegap, dan banyak yang lain. Dari pagi hingga siang
hari murid diberitahu b agaimanapentingnya baris-berbaris bah-
kan lomba untuk itu menjadi kegiatan rutin di kota kami. Ke-
mudian kegiatan Orde Baru yang sasarannya adalah siswa ter-
ruang dalam karnaval, dimana kita diminta untukberbusana da-
ri masing-masing daerah unruk dipamerkan kepada masyarakat
luas. Ada yangberbaju daerah Sumatera, Aceh, Papua (sebutan
untuk Irian Jaya) Kalimantan dan lain-lain. Yang menarik pasti
ada y ang berbaj u'penghambat pembangunan', yang divisual-
kan dalam bentuk orang mabuk, orang yang gemar judi, atau
pelaku kejahatan. Tidak adayangsuka denganbusana peng-
hambat pembangunan, karena iru yang mau diperlakukan se-
perti ifu, biasanya teman-teman saya yang'nakal'.
Zamanitvternyata telah berlalu demikian lama, tapi ingat-
an itu masih membayangdalam tempurungkepala saya hingga
detik ini. Hari itu, jam 09.00 tanggal2l Mei 1998, Soeharto di
c-redential rootnlstana Negara, berkata: Saya memutuskan untuk
menyatakan berhenti dai jabatan saya sebagai Presiden M, terhitung
sejak saya bacakan peryataan ini pada hai ini, Kamis 21 Mei 1998.
Di Televisi terlihat kelompok mahasiswa, yangpalingrajin dan
antusias meminta Soeharto mundur, berloncatan dan salingpe-
luk. Rasa terharu, banga,bahkan gembira sulit unruk dirurup-
ISTAM KIRI

tutupi. Detik-detik kemundurannya memang dipicu oleh berba-


gai gerakan mahasiswa yang menuntut secara keras dan tekan-
an yang dilakukan oleh rombongan cendekiawan maupun seku-
tu Soeharto sendiri. Tapi, kejatuhan Soeharto bukan ber arti ta-
matnya kediktatoran. Sejak Soeharto keluar dari istana, pucuk
penguasa silih berganti. Syahdan masing-masing penguasa
menjanjikan akan memakmurkan rakyatnya dan akan mene-
gakkan kembali kedaulatan rakyat. Pendek kata , diantarapara
calon pemimpin ini memiliki janji, bak tukang obat, untuk men-
jadikanbangsa ini lebih makmurdan demokratis. Tapi, mereka
takbisa mengelabui mata dan hati rakyat, karena terpampang,
di hadapan rakyat bau korupsi dan persekongkolan. Bayangan
pelanggaran berat HAM yang dikerjakan oleh rezimmasa lalu
hanya menjadi lembaran berita. Darah rakyat yang fumpah di
banyak daerah hanya menjadi bahan diskusi. Malahan tanpa
sungkan-sungkan penguasa melakukan apa yangdibenci dan
ditolak oleh rakyat sejak dulu, yakni menelurkan kebijakan
yang mencekik. Kebijakan iru diantaranya, pencabutan subsidi,
swastanisasi aset-aset publik dan melontarkan rakyat padapere-
konomian pasar. Perilaku pengriiisa macam ini tenru memper-
cepat emosi mahasiswa ,ydngsedari awal punya jasa besar da-
lam merontokkan rezimdiktator. Kebijakan ini juga menghina
mereka yang telah berkorban nyawa untuk sebuah perubahan.
Belakangan untuk mengamankan agar kebijakan itu bersih dari
protes dengan teganya penguasa memakai serdadu sebagai ta-
meng. Penangkapan dan pemenjaraan yang dulu dikerjakan
oleh Soeharto kini dilakukan dengan lebih antusias. Merasa
pendekatan'reformis' itu gagal muncul keinginan unfuk mene-
gakkan revolusi.
Bagi mereka yang tidak percaya akan mukjizat revolusi
ada baiknya menonton film Bang Rajan. Kisah para pemuda
kampung yang mempertahankan daerahnya dari serbuan keji
pasukan Birma. Semula para pemudayangtinggal di kampung
Bang Rajan ini hidup dengan tentram. Pasukan Birma yang

300
Epilq ii

angkuh, keji dan ingin memperbudak mereka mulai berambisi


menguasai wilayah. Mereka tidak mau berunding karena percu-
ma bicara dengan pemerintahan yang punya motif biadab, dan
lebih memilih untuk menempuh perang. Diasahnya pedang,
berlatih menggunakan kapak, bahkan belajar membuat meri-
am. Di bawah pimpinan seorang pemberani mereka melawan
pasukan Birma dengangagah dan terhormat. Mereka memang
kalah dan semua penduduk Bang Rajan tewas terbunuh, tapi
kematian itu adalah pilihan terhormat ketimbang hidup di ba-
wah perbudakan. Film itu memberikan kisah kemilau tentang
perlawanan di bawah pancaran doa seorang bikshu. Atau per-
nahkah anda menikmati filmTjoetNya Dien, perempuanyang
hingga buta matanya, tapi tak pernah menyerah melawan para
'kape-kape' yang hendak menguasai Aceh. Tjoet Nya Dien bah-
kan mampu mencium bau busuk pengkhianatan dalam organi-
sasinya. Jika Bang Rajan mendidik kita bahwa kematian lebih
mulia maka Tjoet Nya Dien menggoreskan betapa keimanan
adalahlandasan semangat untuk merdeka. Belajar dari film itu
kemudian penulis, lebih memilih, unruk mencoba menjajagi ke-
mungkinan melakukan revolusi. Rasa cemburu penulis pada
Iran yang menjadi negara kukuh karena hasil revolusi dan Kuba
di bawah pimpinan Fidel Castro maupun Cina yang sekarang;
telah menyandarkan penulis untuk merindukan perubahan
yang lebih besar dan bermakna. Mungkin memang negeri iru
tidak sepenuhnya sempurna, sebagaimana tidak sempurnanya
negara yang disebut kampium demokrasi, tapi setidaknya disa-
na ada 'kemerdekaan' dan 'kepemimpinan' yang memukau. Se-
telah Soeharto jatuh, kota tempat penulis tinggal, semakin sesak
dengan kebusukan. Di parlemen bau korupsi sangat menyengat
dan di jalan-jalan penulis temukan sekelompok anak muda
yang lebih suka memegangparang ketimbang buku. Di ruang
diskusi ada kekesalan, gumpalan marah, dan rasa sakit hati
yang bisa jadi menggelegar mengalahkan analisis dosen yang
kaku serta dingin. Fantasi revolusi mungkin keterlaluan, tapi

301
ISLAM KIRI

paling tidak itu adalah pintu yang menarik dimasuki, ketim-


bangyang sekarang ada. Yang sekarang hanya sebuah peme-
cahan yang, menurut penulis, bertele-tele, rumit, prosedural,
dan yang paling menyakitkan, tidak menusuk jantung masalah.
Mungkin hidup memang harus berkalang darah. Ada
1200 orang mati dalam kerusuhan Mei 1998. Kematian yang
tak pernah tahu siapa yang bertanggung jawab. Ada bermacam-
macam tim dibentuk yang gunanya untuk menjelidiki peristiwa
itu. Jangan ditanya hasil, hanya sebuah lembaran berita yang
memenuhi paket selingan majalah mingguan. Mungkin kemati-
an orang-orang iru takadagunanya untuk diusut, sebagaimana
tewasnya buruh perempuan yangbernama Marsinah atau war-
tawan bernama Udin. Jika kita bertanya mengapa? Mungkin
syair Mustofa Bisri bisa menjawabnya: Inilah negeri paling
aneh/dimana keserakahan dimapankan/kekuasaan dikerucut-
kanlkemunafikan dibudayakan/ telinga-telinga disumbat harta
dan martabat/mulut-mulut dibungkam iming-iming dan an-
caman. . . Orang-orang penting yang berpesta setiap harilmem-
biarkan leher-leher mereka dijerat dasi/ agar hanya bisa.Di ne-
gerimu/kebenaran ditaklukkan/'6leh rasa takut dan ambisi/ke-
adilan ditundukkan/oleh kekuasaan dan kepentingan/Nurani
dilumpuhkan/oleh nafsu dan angkara. Syair itu memangbukan
jawaban definitif, tapi pelampiasan dari segala silang-sengkarut
yang berlangsung di negeri ini. Bosan kadang membaca koran
yang isinya kocak dan seringkali membuat kita jadi tampak to-
lol. Bayangkan hanya perkara goyangpinggul penyanyi dang-
dut, semua orang menyempatkan diri berkomentar. Lebih tidak
waras lagiadalahmelaporkannya ke parlemen. Bangsa ini jadi
tampak memalukan karena urusannya tidak keluar dari segala
hal yang bersinggungan dengan pinggul dan pantat. Lebih tidak
patut adalah media Islam yang menyinggung soal itu seserius
mengangkat konflik Palestina dengan Israel. Berita remeh te-
meh ini diangkat karena memiliki potdnsi pembaca yangbesar.
Dan repotnya pangsa itu berarti nilai keuntungan yang bisa

302
EpiloS 4

diraup. Informasi 'sampah'yang menelan ribuan kertas me-


mang jadi ciri khas jurnalisme yang beradadi bawah sistem ka-
pitalisme. Kapitalisme jauh lebih kejam dari itu, yakni martabat
manusia hanya menjadi komoditi yang diperjual-belikan. Se-
butlah tentang kekejaman seputar perdagangan anak dan pe-
rempuan yang hingga saat ini tak bisa dipecahkan. Atau yang
lebih tragis lagi menyangkut tentang rendahnya gaji yang dite-
rima oleh buruh. Buramnya kisah mereka, makin menyebabkan
kepercayaan kita pada dogma kapitalismeluntur. Bukan sema-
ta-mata karena kekejamannya, tetapi juga kehormatan sebagai
makhluk yang bebas dan merdeka, menjadi lenyap.
Agama juga menjadi sasaran penyerbuan ideologi kapita-
lisme. Ingatlah bagaimana ta$ubnya kita dengan siaran televisi
menjelang bulan puasa. Semua bintang sineffon yang semula
berperan jadi hanru kini berkopyah dan berjilbab. Acara selalu
akan dimulai dengan ucapan salam dan orang miskin akan jadi
pameran dalam tiap pembagian zakat. Bahkan kini, kita bisa
membaca pesan nabi melalui SMS. Kemudahan teknologi ini
memang telah membuat kalangan muslim dapat mengakses ri-
buan pesan yang ada dalam ratusan lembar kitab. Sayang, iru
semua memang baru pesan, bukan gugatan informatif menge-
nai ketimpangan yang menimpa kalangan muslim. Sayang pe-
san iru sebatas mengingatkan dan menghimbau tentangperka-
ra-perkara rirual, bukan sebuah'pesan' pada para penguasa
yang lalim dan korup. Yang mena$ubkan lagi kini banyak dibu-
ka kursus teologi, dan yang berfikir ala filosof hingga dzik,t
besar yang bisa menguras air mata. Semuanya tentu tidak gratis
karena ada ongkos yang digunakan untuk membiayainya. Ke-
banyakan pesertanya dari kalangan kelas menengah dan kaum
atas yang berpunya. Mereka diingatkan unruk selalu 'member-
sihkan hati dan ingat bahwa hidup bukan sesuatu yang kekal.
Kebanyakan memang terharu, bahkan ada banyak yang kemu-
dian menitikkan air mata; tapi apakih kegunaan air mata di
tengah genanganbencana yang takhabis-habis? Di tengah dibu-

303
ISLAM KIRI

runya banyak orangyang menjadi tersangka pelaku pengebom-


an, di tengah korupsi yang melilit, di tengah pelanggaran HAM
yang berakibat kematian banyak penduduk. Pembersihan itu
hanya membuat kita 'tentram dan 'maklum'. Ada kerinduan
untuk membangkitkan perlawanan yang keras. Saya lalu ingat
Nahj al-Balaghah dimana Imam Ali mengutip sabda Nabi: Tak
ada kaum yang bangkit ke tingkat kesucian, kecuali bila si le-
mah berani berdiri di hadapan yang kuat tanpa ragu'
Seorang mukmin, persis seperti yang disabdakan oleh Na-
bi, tidak diperkenankan untuk memiliki sifat kikir dan pengecut!
Dalam doanya, Nabi selalu memohon: Ya Allah saya berlin-
dung kepada-Mu dari kekikiran dan ketakutan. Bagaimana un-
tuk menjadi seorang mukmin yang ideal seperti itu? Jiwanya
harus ditempa dengan kesulitan dan konsisten melakukan per-
lawanan terhadap berbagai benruk kezaliman. Imam Ali as me-
ngatakan: Jiwa seorang mukmin lebih kukuh dan lebih kuat
dari baru gilingan. Dalam Safinah al-Bahr, Imam Ja'far Shadiq
as menyatakan "Allah memberi seorang mukmin pilihan dalam
segala hal, kecuali satu: menghinakan diri. Seorang mukmin
selalu mulia dan lebih tinggi darf'gunung karena gunung dapat
digugurkan dengan beliung, sedangkan jiwa seorang mukmin
tidak dapat dihancurkan. Itulah kehormatan yang saat ini di-
koyak-koyak dan ummat Islam di sini berada dalam kondisi ter-
puruk. Ummat Islam harus merebut kembali kehormatan dan
martabatnya sebagai ummat yang terbaik. Tiada lain caranya de-
ngan usaha keras, sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ali,
'Orang tak akan memperoleh hak-haknya tanpa usaha, dan ma-
nusia yang tertindas tak mungkin mencegah penindasan selain
dengan usaha' Usaha itulah yang penulis katakan dengan
menggulirkan sebuah revolusi! Karena sebagaimana yang dika-
takan oleh Imam Husain, lebih baik mati dalam kehormatan
daipadahidup dalam kehinaan' Apakah kita tidak terhina, se-
bagaibangsa yang mayoritas muslim, tapi tertinggi angka ko-
rupsinya? Berada dalam nomorbuncit soal kualitas sumber da-

304
Epilog i
ya manusia? Partai Islamnya selalu kalah? terjebak dalam hu-
tang luar negeri yang mencekik leher? Bahkan kini kita seperti
menjadi bangsa pengemis apa saja. Padahal Nabi jauh-jauh hari
mengingatkan Apabila anda dalam keperluan, j anganmenge-
mis secara hina kepada siapapun. Mintalah itu dengan sikap
menghargai diri' Harga diri iru lenyap, bahkan di kalangan
orang yang mengaku aktivis muslim, yang menyukai pamer ke-
kayaan dan berdiam diri melihat korupsi. Kemiskinan yang me-
leleh di muka para pengemis pinggirjalan ternyata tak membu-
at mereka sadar lalu mengangkat perlawanan.
Sa'adi menyatakan: bukan kemiskinan yang membuatku
pucatlaku pucat karena meratapi fakir miskin. Bagaimana kita
menyaksikan kemiskinan selama ini? Kemiskinan bukan saja
pemandangan yang menyayat perasaan, tapi bukti betapa prob-
lem struktural mengenai keadilan tak pernah bisa diselesaikan.
Yang digelontorkan hanya kebijakan sporadis dan khutbah se-
ruan untukhidup sederhana. Sekali la$,ingatlah ucapan Imam
Ali yang mengutip perkataan Nabi saw: Tiada umat yang dapat
mencapai tingkat kesucian dan kebebasan dari cacat sebelum
mereka mencapai kedudukan dflmana si lemah berani menen-
tang si kuat dan menuntut hak-haknya tanpa ragu-ragu'. Benar
apa yang dikemukakan oleh Sayyid Qutb dimana Islam digam-
barkan sebagai gerakan revolusioner:'Prinsip-prinsip funda-
mental Islam bersifat revolusioner. Ia adalah revolusi melawan
pendewaan manusia, melawan ketidakadilan, melawan pras-
angka politik, ekonomi, ras dan agama'Begitulah sedari awal
Islam memangberorientasi pada penumbangan kaum penindas
dan sejarah perlawanan iru melekat dalam keimanan. Ingatlah
bagaimana gerakan Sarekat Islam yang dipenuhi oleh banyak
aktivis mulai meneriakkan kemerdekaan jauh sebelum parape-
lajar, seperti Hatta dan Sukarno. Mereka adalah rakyat kebanya-
kan yang tahu bahwa ber-Islam berarti memihak rakyat untuk
melawan penindas. Ingat kata-kata Haji Misbach, Djangan loe-
pa jangan laloe! Dan djangan mau ketinggalan! Pemandangan Islam
ISLAM KIRI

tersedia untuk membela Ra'jat jang melarat dan tertindas . Iu adalah


iklan untuk sebuah majalah yang namanya hingga hari ini tak
bisa ada yang meniru: Djago! Djago! Bendera Islam dibentang-
kan dengan terang-terangan sebagai alat perlawanan, bukan Is-
lam yang pro poligami atau Islam yang berjuang untuk pelajar-
an agama; tapi Islam yang meyentuh apinya, melawan kelalim-
an penguasa.
Keadaan memang telah membuat banyak orang Islam
yang kini dapatmencicipi bangku sekolah dan duduk menjadi
eksekutif. Ekonomi yang mekar telah meroketkan sebagian dari
mereka, untuk hidup enak dan nyaman. Iklim politik yang libe-
ral telah memberi kesempatan bagibanyak orang untuk bikin
partai Islam. Beruntunglah mereka yang'punya' kemudian
memberikan sebagian hartanya untuk sedekah. Tapi apakah
memang seorang muslim hanya dirunrut untukberbuat seperti
iru? Apakah kita tidak merasa 'malu' menyaksikan betapa seko-
lah yang mengaku-aku Islam tapi ongkosnya mahal sekali. Apa-
kah kita tidakcukup tersiksa dengan tingginya angka pelangar-
an HAM yang memakan korban sesama muslim. Nabi selalu
sabdakan, seorang mukmin dan rhukmin lainnya ibarat batang
tubuh. Jika yang satu sakit maka yang lainnya ikut sakit. Karena
itulah mari kita merintis sebuah revolusi, dimana yang terpen-
ting lebih dulu, adalah menyiapkan kondisi subyektif dalam
lingkungan ummat. Seperti yang penulis katakan dalam bab-
bab sebelumnya, perubahan kesadaran hingga konsep untuk
melakukan agitasi massa perlu dimaknai sebagai pengumpul-
an kekuatan. Dalam Qs Al-Anfal ayat 60, Allah firmankan,
'Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat unfuk
berperang (yang dengan persiapan iru) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu' Revolusi adalah menyiapkan 'ku-
da-kuda' untuk berperang sehingga terbukti bahwa Islam iru
sesungguhnya ajaranyang'terhormat dan kuat'. Dengan Revo-
lusi ummat tidak menjadi loyo, malas dan pengecut. Sifat-sifat

306
Eptlo1 *

yang perlu dijauhi jika kita akan melakukan sebuah revolusi.


Doa Rasulullah yang selalu diajarkan pada sahabatnya, meru-
pakan modal terbaik ketika kita memutuskan unfuk melakukan
revolusi, "Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari rasa
gundah dan gelisah, aku berlindung kepadamu dari rasa lemah
dan sifat malas, aku berlindung kepadamu dari sifat pengecut
dan bakhil dan aku berlindung kepadamu dari lilitan hutang
dan kekerasan sikap orang"
Doa inilah yang menjadi landasan untuk mendorong se-
buah revolusi. Sebuah revolusi yang akan menggulingkan ke-
kuasaan otoriter menjadi kekuasaan rakyat. Sebab, sebagaima-
na yang dikatakan oleh khalifah yang ketiga (Ustman bin Affan)
'Sesungguhnya, Allah mencegah dengan kekuasaan sesuatu
yang tidak bisa dicegah dengan Al-Qur'an' Kekuasaan adalah
tujuan utama dari proses revolusi, karena melalui kekuasaan
perubahan akan dijalankan. Kekuasaan bukan semata-mata ter-
letak pada pemerintahan, melainkan juga kuasa pengetahuan
dan modal. Masih ada 'mandat'yang harus dikerjakan, oleh
semua gerakan Islam, jika hendak memutuskan unruk melaku-
kan revolusi. Keputusan untuk nielakukan revolusi akan mem-
berikan kita harapan akan perubahan yang lebih baik. Perubah-
an dimana ajaran Islam akan lebih memiliki kehormatan dan
kedudukan yang lebih tinggi karena memang kebepihakannya
pada kelas sosial tertindas dan nilai-nilai keadilan. Begirulah
keyakinan saya pada'Islam Kiri'yang tidak semata-mata me-
muat deretan doa dan ibadah melainkan perlawanan yangber-
gelora. Mungkin irulah yang akan mengembalikan kejayaan Is-
lam di negeri ini. Islam sebagaimana dirurunkan pertama kali,
menjadi pembebas bagi mereka yangberadadalam ketertindas-
an. Saya lalu ingat sebuah pesan yang disampaikan oleh Hassan
al Banna, melalui kutipan sebait syair: Kalau manusia mmolak
hujiah / dan bersikap tiran / / dai perda-
Perang lebih baik bagi dunia
maian.Itulah posisi keimanan saya, keimanan yang mengabdi
pada pembelaan terhadap kaum tertindas, keimanan Islam Kiri
ISLAM KIRI

yang autentik. Sebagaimana bunyi firman Allah: 'Mengapa ka-


mu tidak berperang di jalan Allah dan membela orang-orang
yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak
yang berdoa,'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri
ini (Mek*ah) yang zhalimpenduduknya danberilah kami pe-
lindung dan penolong dari sisiMu (An Nisa; 75) Itulah orientasi
Islam Kiri yang sebenarnya. Mari kita mulai Revolusi !!!!!

Wassalam

Eko Prasetyo

308
Sumber Inspirasi dan Gagasan

Abdul Aziz Sayyidul Ahal, 2000, Umar Bin Abdul Aziz, Nega-
rawan Yang Saleh, Jakarta, Pustaka Firdaus.
Abdullah Taufik, 1996, Islam dan Masyarakat, Jakarta: LP3ES

'' Jakarta, LP3ES.

,200I, Nasionalisme dan Sejarah, Bandvng: Satya


Historika
Adams, Patricia, 2002, Odious Debts (UtangNajis), Jakarta: IN-
- FID.
AhmadJaiz, Hartono, 2001, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia,
Jakarta, Pustaka Al-Kautsar
Al Banna, Hasan, 1999, Memoar Hassan Al Banna, Solo: Inter-
media.
1999, Risalah Pergerakan lkhwanul Muslimun I & 2,
Solo: Intermedia.

309
i-
tsLAM KlRl " *

Al Baqir, Muhammad,I99g-, Mutiara Maliul Balaghah, Bandung:


Mizan
Al Mayli Muhsin, 1993, Pergulatan Mmcari Islam, Perjalanan Re'
ligius Roga Graudy, Jakarta'. Paramadina

Al Qaradhawi, Yusuf, 1999, 70 Tahun Al-Ikhwan Al-Muslimun, Ja'


karta: Pustaka Al Kautsar
1999Merasakan Kehadiran Tuhatn, Yogyakarta:
Mitra Pustaka.
Alatas, Syed Hussein, 1988, Intelektual Masyarakat Berkembang,
Jakarta:LP3ES.
A la Maududi, Abul, 1995, Pmjajalun Peradaban, Bandung: Pener-
bit Pustaka.
Amsffong, Karen, 2001, Sejarah Tuhan, Bandung, Mizan
, 2001, Berperang Demi Tuhan, Bandung, Mizan dan
Serambi

Anderson, &en,2002, Imagi4gd Communities, Komunitas'


Komunitas Terbayang,Insist Press dan Pustaka Pelajar
Andi Arief dan Nezar Patrra, 1999, Antonio Gramsci, Negara
dan Hegemoni, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anwar M Syafi 'I, 1995, Pemikimn dan Aksi Islam Indonesia,Jakata:


Paramadina.

As Sisiy, Abbas, 2000, Ikhwanul Muslimin dalam Kmangan,Ia'


karta: Gema Insani Press
Asa, Syu'bah,2O0 1, Tafsir Ayat-'4yat Politik, Jakarta : Gramedia
Awad Mahmud, 2002, Para Pemberontak di Jalan Allah,Yogya'
karta: Pena Cendekia
Ayatullah Ruhullah al-Musawi al-Khomeini, 2000, Pesan Sang
Imam, Bandung: Al-Jawad

310
SumDerGagasan u

Bagir, Haidar (penyunting), 1988, Murtadha Muthahhai, Sang


Mujahid, Sang Mujtahid, Bandung: Yayasan Muthahhari.
Bahnasawi, K. Salim, 2003, Butir-Butir Pemikiran Sayyid Qutb,
Jakarta: Gema Insani Press.
Bisri, A Mustofa, 2002, Negeri Daging, Yogyakarta: Bentang.
Brown, L Carl, 2002, Wajah Islam Politik, Jakarta: Serambi
Chapra, Umer, M.2002, The Future of Economics; An Islamic
Perspective, Jakarta: SEBI

,2000, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema


Insani Press

,2001, Islam dan Pembangunan Ekonomi, Gema In-


sani Press.

Chaidar dan Tim Peduli Tapol Amnesti International,Igg6,


Bencana Kaum Muslim di Indonesia 1980-2000, Yogyakarta:
Wihdah Press
Chomsky, Noam, 1991, Amerika Sang Teroris? (terj), Jakarta:
Mizan
Damanik, Ali Said, 2002, Fenomena Partai Keadilan,Bandung:
Teraju.

David Smith dan Phil Evans, 20A2, Das Kapital untuk Pemula,
Yogyakarta: Insist Press.
Dengel, Holk H, 1995, Darul Islam dan Kartosuwirjo 'Angan-
Angan yang Gagal ", Jakarta: Sinar Harapan.

Dijk. C Van, 1995, Darul Islam Sebuah Pemberontakan,'Jakarta,.


Grafiti
Djoko Damono, Sapardi, 1982, Mate Pisau, Jakarta', Balai Pus-
taka.
E. Lucas, Anton, L989, Peistiwa Tiga Daerah, Rnolusi dalam
Revolusi, Jakarta: Grafitti.

3ll
ISLAM KIRI .A

Effendy, Bahtiar, 1998,Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran


dan Praktik Politik Islam di Indonesia, Jakarta'. Paramadina.

, 1999, Masyarakat Agama dan Pruralisme Keagama-


an, Yogy akarta : Galang Press.
Engineer, Asghar Ali, 1993 , Islam dan Pembebasan (ter j) , Yogya-
karta: LKIS.
dan Teologi Pembebasan Asia(terj), Yog-
, lggg, Islam
yakarta: Pustaka Pelajar.

,2000, .,4sal Usul Perkembangan Islam (teri), Yogya-


karta: Pustaka Pelajar.

, 2001, Devolusi Negara Islam (terj), Yogyakarta: Pus-


taka Pelajar.
Esack Farid, 2000, Membebaskan Yang Tertindas, Bandung:
Mizan.
Espito, John. L, 1993, Dinamika Kebangunan Islam, Jakarta:
Rajawali Press

, Igg6, Ancaman Istai) Uitos,q.tau Realitas,Bandung:


Mizan
,1997, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, Problem
dan Prospek, Bandung: Mizan.

2000, Eksilopedi Islam Oxford (terj), Bandung: Mizan


Espito, John. L dan John O Voll, 2002, Tokoh Kunci Gerakan
Islam Kontemporer (terj), Jakarta: Murai Kencana.

F auzi,Noer, 2003, Bersaksi untuk Pembaharuan Agraia, Yogy a'


karta: Insist Prese, KPA dan Karsa.
Gerges, Fawaz, 2002, Amerika dan Islam Politik, Jakarta:
Alvabet
Glasse, Cyril, 1996 Eksilopedi Islam, Rajawali Press.

312
SumberGagasan {

Greg Soetomo, 1998, Reyolusi Damai, Belajar dai Fitiphina,


Yogyakarta: Kanisius.

,2003, Krisis Seni Krisis Kesadaran, Yogyakarta:


Kanisius.
Guevara, Che, 2001, CIre Guewra, Rnolusi Rakyat,Yogyakarta:
Bentang.

, 2001, Catatan Revolusioner Chc Guevara, Yogyakarta:


Yayasan Litera Indonesia.

Haekal, Muhammad Husain, 1988, Sejarah Hidup Muhammad,


Jakarta: Litera AntarNusa.

_, 1995, Abu Bakar As-Siddiq, Sebuah Biogref, Jakarta:


Litera AntarNusa.

,200I, Umar bin Khattab, Sebuah Telaah Mendalam,


Jakarta: Litera AntarNusa.
Hardiman, F. Budi, 2003, Melampaui Positivisme dan Modernitas,
Yogyakarta: Kanisius.
Hefrrer, Robert W 2003, Civil Is;iam,Jakarta: ISAI.
Henry Veluneyer dan James Petras, 2002, Impaialisme Abad 21,
Yogyakarta: Kreasi Wacana.

, 2000, Islam Pasar Keadilan, Yogyakarta: LKiS


Hettne, Bjorn, 200I, Teoi Pembangunan Dan Tiga Dunia, Jakarta:
Gramedia.
Holst, Henviette Roland, 2005, Reyolusi Sosial, Petunjuk Praktis
Melawan Kaum Imperialis, Jakarta: Melibas.

Hunter. Shirren T,2004, Politik Kebangkitan Islam, Keragaman


dan Kesatuan (terj), Yogyakarta: Tiara Wacana.

Huntington, Samuel P,2002, Benturan Antar Peradaban (terj),


Yogyakarta: Qalam.

313
tsLAM KtRt " *

Lawrence, Bruce B, 2002, Menqis Mitos, Islam di Balik Kekerasan?


Jakata: Serambi.
Ibrahim, Anwar, 1996, Renaisans Asia, Bandung, Mizan.
I. Wibowo (Pengantar), 2000, Berkaca dari Pengalaman Repub-
lik Rakyat Cina, Negara dan Masyarakat, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama & Pusat Studi Cina.
, 2003 , Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan , Yog-
yakarta: Cindelaras
ICG (International Crisis Group) report, 2000,Indonesia: Me-
ngendalikan Militer

,2002, Indonesia: Menuju Perdamaian di Maluku.


,2006, Indonesia: Al Qaeda Asia Tenggara: Kasus 'Ja-
ringan Ngruki' di Indonesia

Johnson, James Turner, 2002, Perang Suci Atas Nama Tuhan


(terj), Bandung: Pustaka Hidayah.
Juergensmeyer, Mark, 1998, Menentang Negara Sekular (terj),
Bandung: Mizan.

, 2000, Teror Atas Nama Tuhan (terj), Jakarta: Nizam


Press.

Kastor, Rustam, 1999, Konspirasi Politik kMS dan Kristen Meng-


hancurkan Ummat Islam di Ambon-Maluku, Yogyakatta:
Wihdah Press.
, 2000, B adai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan
Maluku, Yogyakarta: Wihdah Press
Kuntowijoyo, 199I, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi,
Bandung:Mizan.
1985, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia,Yog-
y akarta: Pustaka Pelaj ar.

-,
314
'.i.:.
SumberGagasan {

1994, Demokrasi dan Budaya Birokrasi, Yogyakarta:


Bentang.
1994, Radikalisasi Petani, Yogyakarta: Bentang.

1997 , Identitas Politik Umat Islam, Bandung: Mizan.


L997 , Pengantarllmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang.

,2000, MuslimTanpa Masjid, Bandung: Mizan.


Kleden, Ignas, 1988, S ikap llmiah dan Kritik Kebudayaan,Jakar-
ta: LP3ES.
"Menulis Politik: Indonesia Sebagai lJtopta",
Jakarta: Kompas.
Kasdi, Aminuddin ,200I, Kaum Merah Menjarah, Yogyakarta:
-,1998,
Jendela
Kompas, 1999, " I000 tahun Nusantara", Jakarta.

Karl Mannheim, 199I, Ideologi dan (Jtopia, Menyingkap Kaitan


Pikiran dan Politik, Yogyakarta: Kanisius.
Khor, Martin, 2002, Globalisasi"dan Kisis Pembangunan Berke-
lanjutan, Yogyakarta: Cinde Laras.

, 2002, Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan,


Yogyakarta: Cinde Laras
Lee, Robert D, 2000, Mencari Islam Autentik, Bandung: Mizan
Lechte, John, 200 1, 50 Filsuf Kontemporer, Yogyakarta: Kanisius.

Lustiyah Hanim dan Hira Jhamtani,2002, Globalisasi dan Mo-


nopoli Pengetahuan, Jakarta: Infid, Konphalindo dan IGJ

Lenin, 2002, Lenin, Rnolusi Dai Mana Kita Mulai, Jakarta: Era
Publisher.
Luxemburg, Rosa, 2000, Pemogokan Massa, Yogyakarta:
Bentang

3t5
ISLAM KIRI

Machel, Samora, 2003, Membangun Kekuatan Rakyat, Dili,


Yayasan HAK
Mills, C Wright, 2003, Kaum Mancis, Ide-Ide Dasar dan Sejarah
Perkembangan, Yogy akarta : Pustaka Pelajar.

Mohamad, Mahathir, 1999, A New Deal For Asia, Jakarta:


Handal Niaga Pustaka
Muthahhari, Murtadha, 1991, Kepemimpinan Islam, Banda
Aceh: Penerbit Gua Hira.
,2001, Kitik Islam Terhadap Materialisme, Jakarta:
Al Huda.
, 2003, Manusia Sempurna, J akarta: Lentera.
, 1996, Islam & Tantangan Zaman, Jakarta: Pustaka
Hidayah
Mohamad, Goenawan , 1995, Catatan Pinggir 4, Jakarta: Grafiti.

,2000, Catetan Pinggir 5, Jakarta: Grafiti.


2401, Setelah Revolusi Tak Ada lagi, Jakarta: Alvabet

, 2001, Kata Waktu, Jakarta: Pusat Data dan Analisa


Tempo
-, , 2042, Eksotopi, Jakarta: Grafiti.
Mathews, Cleve, L994, Etika Media Massa, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Montgomery Watt, William, 1996, Fundamentalisme Islamdan
Modernitas, Jakarta: Srigunting.

Malaka, Tan, 2000, Gerpolek, Yogyakarta: Jendela.


, 2000, Aksi Massa, Jakarta: Teplok Press.
Noer, Deliar, 1997, Gaakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942,
Jakarta: LP3ES.

3t6
Sunber*agasan {

,2003, Partai Islam di Pentas Nasional 1945-196J,


Bandung: Mizan.

, 2004, Pemikiran Politik di Negei Barat, Bandung:


Mizan.
, 2001, Membincangkan Tokoh-Tbkoh Bangsa, Ban-
dung:Mizan.
Nasir, Mohammad, 1998, Kebebasan Berpendapat dalam Pemerin-
tahan Islam Telaah Pemikiran M. Natsir Tmtang Hak Warga
Negara dalam Islam, Skripsi Fakultas Hukum UII.

Nasution, Adnan Buyung, 1995, Aspirasi Pemerintahan Konsti-


tusi Di Indonesia, Jakarta: Grafitti.

P.A van der Weij, 2001, Filsuf-flsuf Besar tentang Manusia (terj),
Yogyakarta: Kanisius.
Piscatori, James dan Dale F Eickman, 1998, Ekspresi potitik
Muslim (terj), Bandung: Mizan.
Prasetyo, Eko,1997, Pelecehan Seksual, Yogyakarta: FH UII.
_, L999 , Kekerasan dalam Politik Over Acting, Yogyakar-
ta, LKBH UII
,2003, HAM, Kejahatan Negara dan Imperialisme
Modal,Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka pelajar.

_, 20M, Tragedi Kebun hrykch, Pembannian para Medis


di Ambon, Jakarta: Jihad Press

2000, Islam Kiri Melawan Kapitalbme Modal, yog-


yakafta: Insist Press dan Pustaka Pelajar
2001, Membela Agama Tuhan, Yogyakarta: Insist
Press

Raines, John,2002, Marx tentang Agama, Bandung: Teraju.

Qaradhawi, Yusuf, 2000, 70 Tahun Al-Ikhwan Al-Muslimun, Ja.


karta'. Pustaka Al Kautsar

3t7
ISLAM KIRI . {

Qutb, Sayyid, 2000, Tafir Fi Zhilalil Qur'an Jilid 1,2,3, Jakarta:


Gema Insani Press.

,2000, Petunjuk Jalan, Jakarta; Gema Insani Press


Qutb, Muhammad,2000, Islam Agama Pembebas, Ycrgyakarta:
Mitra Pustaka
2000, Merasakan KehadiranTuhan, Yogyakara:
, Mi-
tra Pustaka
Rakhmat, Jalaluddin, 1984, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

,1992, Retoika Modern,Bandung: PT Remaja Ros-


dakarya.
1994, Tafsir Bil Ma'tsur, Bandung: PT Remaja Ros-
dakarya.
2003, Meraih Cinta llahi, Pencerahan Sufrstik, Ban-
dung, PT Remaja Rosdakarya.
1996, Catatan Kang Jalal. Visi Media, Politik dan Pen'
didikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
1999, Tafiir Suf Al Fatihah Mukadimah,Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
1994, Rekayasa Sosial, Revolusi atau Reformasi,Ban-
dung: PT Remaja Rosdakarya.
Rafsanjani, 200I, Keadilan Sosial, Pandangan Islam tentong HAM,
Hegemoni Barat dan Solusi Dunia Modern, Bandung: Yayas-
an Nusa Cendekia.
Rahardjo, M Dawam,1997, Ensiklopedi Al-Qur'an, Tafiir Sosial
Berdasarkan Konsep- Konsep Kunci, Jakarta : Paramadina.

, 1998, Islam dan Transformasi Ekonomi, Jakarta,


Lembaga Studi Agama & Filsafat

318
SunberGagasan *

, Iggg, Gerakan Keagamaan dalam penguatan Civil


Society, Jakarta: LSAF & TAF.
Rahmena Ali (ed), 1995, Para Perintis Zaman Baru Islam, Ban_
dung:Mizan.
S. Turner, Bryan, 2000, Mauisme dan Revolusi Sosial Dunia Islam,
Bandung: Yayasan Nusa Cendekia.
Sardar, Ziauddn dan Merryl Wyn, Davies, 2003, Mmgapa Omng-
Membenci Amerika, Jakarta, Classic press

Schroeder, Ralph, 2001, Max Weber tentang Hegemoni Sistem Ke_


percay aan (Terj), Yogy akarta : Kanisius.

Sd. Subhan, 1996, Langkah Merah Geraknn pKI 1950-I955,yog_


yakarta: Bentang.

Setiawan, Bonnie, 2000, Stop WTO, Dari Seattle Sampai Bangkok,


Jakarta: Infid.
Shiva, Vandana, 2002, Water Wars, pivatisasi proft dan polusi,
Yogyakarta: Insist Press dan Walhi.
Siddiqui, Kalim, 2002, Seruan-l1rruo, Islam, Tanggung Jawab
Sosial & Kewajiban Menegakkan Syaiah, yogyakarta: pus_
taka Pelajar.
Simon, Roger, 1999, Gagasan-Gagasan politik Gramsci, yogya_
karta: Insist Press dan Pustaka pelajar.
Skocpol, Theda, 1991, Negara & Revolusi Sosial, Surabaya,
Airlangga.
Soroush, Abdul Karim, 2002, Menggugat Otoitas dan Tradisi
Agama, Bandung: Mizan.

Sudarto, 1997, Konflik hlam-Kristen, Semarang: pT pustaka Riz-


ki Putra.
Suffatni, Retno (ed), 2003, Tokoh Tokoh tak Terlupakan,yogya-
karta: LKiS.

3t9
ISLAM KIRI

Sugiharto, I Bambang dan Rachmat W, Agus, 2000, Wajah Baru


Etika dan Agama, Yogyakarta: Kanisius.
Syahran, Erry, 2003, Fasisme Terorisme Negara, Pemikiran Gio-
vanni Gentile, Solo: Pondok Edukasi.
Syaikh Muhammad Husain Fadhlullah, Syaikh Muhammad,
1995, Islam & Logika Kekuatan,Mizan, Bandung.

Ali,
Syariati, I 996, Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, Bandung:
Mizan
Thamrin Husain dan Zaiin Salampessy, L995, Ketika Semer-
bak Cengkih, Tergusur Asap Mesiu, Tapak Ambon.

Theo Van Boven, 2002, Mereka yang Menjadi Korban, Elsam.


Third World Network, 2002, Pengelolaan International dai Sudut
Pandang Negara Sedang Berkembang, Yogyakarta: Cinde
Laras
Thukul, Wiji, 2001, Aku Ingin Jadi Peluru, Magelang: Indonesia
Tera.

Tibi Bassam, 2000, Ancaman Funiammtalisme, Yogy akarta, Ti-


ara Wacana.
Trijono, Lambang, 2001, Keluardari Kemelut Maluku, Yogyakar-
ta, Pustaka Pelajar.
Turner, Bryan S, 2000, Runtuhnya Univusalitas Sosiologi Barat
(terj), Yogyakarta: Ar Ruzz.
Tzen Po Ta, 2000, Mao Tze Tung, Desa Mengepung Kota, Dai
Revolusi Demokrasi ke Revolusi Sosialisme, Yogyakarta:
Kreasi Wacana
Uhlin, Anders, 2000, Oposisi Berserak, Bandung: Mizan
Van Dijk, C, 1995, Darul Islam, Sebuah Pemberontakan, Jakarta:
Grafitti

320
Sumber Gagasan

Woodward, Mark R, 2000, Jalan Baru Islam (terj), Bandung:


Mizan
WF Wertheim, 1998, Gelombang Pasang Emansipasi. Jakarta:
ISAI
Wan Daud, Wan Mohd Nor, 2002, Filsafat dan Praktik Pen-
didikan Islam Syed M Naquib Al-Attas,Bandung: Mizan.
Yamani, 2001, Antara Al Farabi dan Khomeint,Bandung: Mizan.

,200I, Wasiat Suf Ayatullah Khomeini, Bandung:


Mizan
Yakan, Fathi, 2002, Revolusi Hasan Al Banna, Jakarta: Harakah
Young, Kenneth, 1998, Politik Kelas Menengah Indonesia, Jakarta:
LP3ES.
Zubaidi, M., 1989, Ide dan Pemikiran Imam Khomeini, Bandar-
Lampung: Yapi.
Zayar, 2002, Revolusi lran, Yogyakarta: Sumbu.

Malrlrfi, Jurnal & l(orrn

Koran Tempo
Koran Kompas
Koran Rqublika
Koran Jewa Pos
Bulletin Inskar Jihad
Tabloid Adil
Tabloid Jurnal Islam
Majalah Dwi Mingguan Sabili
Majalah Pantau (Kajian Media dan Jurnalisme)

321
ISLAM KIRI

Majalah Panjimas
Suara Hidayatullah

Mingguan Tempo
Mingguan Forum Keadilan
Minggtan Gatra
Media Kerja Budaya MKB)
SyiarAl-Huda
Bask
Media AI Wa'Fie (Media Politik & Dabtah)
Jurnal Kalam
Jurnal Islamika
Jurnal Wumul Qur'an
Jurnal Wacana Insist Press

Jurnal AI Huda
Jurnal Demokrasi & HAM
Jurnal Sejarah LIPI
Jurnal Pisma
Jurnal UNISIA UII
Jurnal Inovasi UMY

l(anya tilm

Film Petaka Akibat Darwinisme Terhadap Kemanusiaan, Harun-


yahya Channel

Film Arsitek-Arsitek di Alam, Harunyahya Channel


Fllm Rahasia di Balik Materi,Harunyahya Channel

322
SumberGagasan R

MP3 Mabit (Malam Bina Iman & Taqwa) & Nasyid


Film Palestina Berdarah, Ammi 2000
Film Schinders ZHr Prgduksi Universal
Film CrouchingTiger Hidden Dragon, Columbia Pictures
Fllm The Untouchables, Paramount

Film Discovery Channel, Best Kept Sectet FBI


r pilm The Cup, Buddhism Is Their Philosophy. Soccer Is Their Reti-
gion, HanWay

, Film Children of Heaven, Miramax International


F ilm Malena, Miramax International

, Film The Message, Ar Risalah, Sejarah Nabi Muhammad SAW,


, Ar Risalah
FIlm Martin Luther, The Classic Louis De Rechmont Produc-
t.
, tlon
, F ilm Gandhi His Triumph Changsd The Wortd Forever, Columbia
Pictures
Film Of The Rings (The Fellowship Of
The Lord The Rizfl, New
, Line Cinema
Film, Robin Williams Three Classic Films (Dead Poets Society,
Good Morning Vietnam, Jack)
,

323
Indeks

A
Abd A Hussain Hazhir 58
Abd Al Hamid Zanganah 58
Abd al Qadir 66
Abd al Salem Arif 67
Abdul Nasser 66, 67
AbvDzar 52
Adam Smith 113, 114, 115, 116
Afganistan 105, 108, L09, 125, 200, 25I.
agitasi 58, 72, 185, 189, 2I4, 218, 220, 306
Ahmad Kasravi 57
Aidit 154, 208, 227, 233, 234, 235, 236, 238, 298.
aksi 15, L7, 24-26, 29, 36, 4I, 48, 58,65, 70, 72,
73, 106, 108, 111, 1L8, L32, 177, l7g,
lgL, 194, 209, 2r3, 2r4, 2L6, 217, 2lg, 223,229,
230, 233, 235, 236, 246, 253, 26L, 264, 272,
273,274
Al Ghazali 83
Ali Syariati 43, 48, 51, 52, 53, 73, 79, 84, 85, 261,
280, 28r
Aljazair 5, 56, 70, 99

325
ISLAM KIRI

AlQur'an l,18-20, 28, 46, 54, 56, 57, 6I, 64, 67, 71,
78, 80-82, 86, 94, 95, 252, 257, 265, 267, 286,
297,307
Amerika 22, 24, 37, 46, 47, 55, 58, 59, 60, 62, 67, 73,
79, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 112, ll9, 120,
124, 125, 126, 1,27, 128, 129, l3l, 133, 134,
lN, l4l, 143, L5/., Lffi, 157, 158, 185, lf]r, |99,2m,201,
202, 203, 2M, 205, 206, 226, 249, .250, 260,275, 283,
Amiral Cabral 39
anarkisme 186, 2I7, 245
Anthony Giddens lll, ll2
Argentina 99, 184
asketik 45, 50, I02
Ayatullah Khomeini 5, 43-55, 57-63, 70-77, 79-82, 89-
91, 95, 96, 99-103, 246, 26A-262, 275, 278, 279,
280, 291
AyatullahThaliqani 51, 53, 54, 56, 57, 76
B
Bani Sadr 22, 48, 51, 54, 71, 91, 92, 93, 261
BankDunia 108, I42, 143, I57, l6L, 162, 168
Banna 63, 64, 65, 66, 68,70,7I,72,73,75,82,
83, 87, 88, 94, 95, 96,99, 100, 102, 103,
246, 262, 277, 278, 280, 292, 307
barat25,3l, 44, 52,54,55, 58, 60, 65, 77,83,97,
98, 99, 101, 107, r09, r25, 129, 133,134,
135,142, 149,200, 205, 2r8, 246,258
Barisan Pelopor 230, 293, 294
bayonet 45,79
Belanda L25, 147, 149, I50, 151, 153, 20I, 2L0, 2I2,
2r3, 216, 220, 221, 222, 223, 228, 229, 232,
234, 298, 299
boikot 107, 209, 2I8, 250, 278

326
lndeks {

bolshevik
17r, 184, 186, 189, r94, 195, 196, r97, r98,2L2,213
borjuis 3, 29, 35, I32, 175, 182, 198, 218, 242,281,
288
Boven Digoel 219, 221
BPPN 164
Brebes 230
Bretton Woods 120, L56, 157
Bruce BLawrence 97
BUMN 42, 16l, 162, 163, 164
buruh 22, 35, 54, 56, 69,72, 9l-93, ll8, 126, I37,
I39, I44, l5l, r52, r54, 173, 183, 184, 186, 187,
189, 194,195, 197, r98, 206, 208,209, 213, 215,
2r7, 218, 220, 225, 23r, 232, 238,257, 281, 302,
303,

c
cendekiawan45, 62, 70, 92, 102, 103, 167, 215, 221,
260, 261, 262, 269, 280,'281, 285, 294, 300
cEo 109, 137
Che Guevara 57, 99, I84, 203
D
David Ricardo 115, 116
demokrasi 11-13, 30, 53, 68,69, 97, 106, 118, 153,
168, 183, 187, 193, 200, 213, 222, 227,23r, 239,
250, 260, 272-274, 283, 289, 299, 301
demonstrasi 41, 46, 48, 49, 106, 118, 153, 218
dhuafa 28I,294
dialektika 28, 251
diktator 20, 34, 52, ll8, I32, I93, 194, 200, 20I,
203, 300
doktrin 6, 11, 13, 18, 21, 34, 43, 61, 75, 95,96, 100,
192, 201, 202, 257, 260-262, 266, 271, 294, 292, 293

327
ISLAM KIRI

E
Edmund Burke 76
eksploitasi IL7, l3I, 136, 137, 156, I73, 268, 282, 293
eksploitatif 18, 24, 100, 1L0, L46, 194, 280, 282
embargo 108, 154
F
faqih 60, 6L, 74, 90
fasisme xvii, 118, 119, 270, 27L
Fidel Castro 203, 204, 282, 301
Frlsafat 24-26, 44, 51, 65, 7I, 81, 91, I79, 258,26I
G
GATS 123, 124
gerakan 3, 5, 6, 8-11, 13-15, L7, 20,24-27, 29-34,
36, 39,41, 42,48, 50, 51, 53, 54-59, 63, 64,
66, 68-70, 72-76, 83, 84, 87-89, 94, 95, 97-103,
Lrl, 132, 133, 153, 168, r74, L75, 179, 183, 184,
188, 189, 192, 199, 200, 201, 207-2L0, 212-
2L7, 220, 22r-223, 225,227, 230,231, 233, 235,
236, 239, 240,24L, 245-247, 250,25r-255, 259,
260-262, 264-268, 270-278, 280-286, 288-295, 300,
305, 307
Gholam Azhari 49
Godot 85
Gramsci 12, 23, 67, 120, L58, 26I, 267, 273, 274, 28I
Gunnar Myrdal 119
H
HAM 5, 13, 16, 30, 42, 62, 269, 270, 284, 299, 300,
304, 306
Hamid II 99
HMI 6, 8, 253
Ho Chi Minch 185
Hobbes lI4, 176

328
ldeks *

I
ideologi lI, 12, 16, 17, 22, 23, 25, 29-31, 33, 36, 4I,
51,52, 54-56,59, 59, 60, 66, 69, 70, 76, 79, 79,
95,96, 101, 103, 110, 111, 113, Ll4, lr7-122,
124, 126, L27, 146, r54, 166, 175, 177, l7g, Lg},
192, 199, 20L, 203, 205-207 , 213, 2L4, 225, 240,
242, 245, 252, 253,260, 266-269, 270, 273, 290,
281, 284, 285, 2gg, 293, 303,
IGGI I55
Ikhwanul Muslimin 63, 64, 83, 246
imajinasi I0, 23, 4I, 243, 257, 265
Imam 23, 43, 49, 59, 74, 77, 84, 89, 90, 266, 286
ImamAli 56, 86, 93, 276, 277, 286, 304, 305
Imam Husain 86, 304
imamah 61,286
IMF 120, 127, r28, l2g, 130, r3r, I32, r57, 160,
163, 165,
IMM 6, 8, 37, 253
Imperialis 125, 221
imperialisme 19, 52, 56,.70, 79,83, 97, 100, 104, I09,
rl7 , 132, 164, 187 , 204, 221, 222, 226, 240, 245
Iqbal 26, 27, 38, 265
Iran 46,47,48,49, 50,51-56, 58, 59-63, 67,70,72-
75, 79,90, 9r, 93, 96, gg, gg, I02, r25, 134, 204,
205, 206, 243, 246, 249,54, 266, 279, 290, 296, 301
ISDV 208, 209
Islam l, 3-16, 18-40, 42-49,51-54, 57, 58, 60-7I, 73-84,
86-102, 109, 110, 200, 203,207,209,210,2r1,
2L4, 216, 2L7, 2lg, 222, 229, 235, 243, 245, 246,
248, 250-255, 257-261, 264-270, 274-276, 279-299,
290-295, 302, 304-308,
lsrael 42, 62, 67, 106, 107, 109, I25, I40, 142, 250,
260, 276, 302
Ivan Illich 145

329
tsLAM KtRl - i
J
jahiliah 6, 77, 78, 88, 96, 101
jamaah 44, 70, 72,88, 275
Jamal al-Din al Afghani 99
Iawa 147-153, 2I4, 2I9, 221,
jihad 19, 57, 64, 68, 73, 78, 86, 87, I0L, 278
Jimmy Carter 59
K
kader 13, 68,188, 191, 193, 219,221,234,278,284, , o

285, 292, 294, 295


Kalim Siddiqui 266, 267
KAMMI 6, 8, 37,253
Kapitalis 93, 108, 109, 110, 117
kapitalisme 8, 11, L7,19,27,28,35, 36, 42,43,52,
54, 56, 70, 78,79, 92,96, 100, 104, 105,, 109,
110, 111, 113, 115-118, r24, r35, 136, r40,
142-146, 151, 168, 187, 215-217, 222, 226, 240,
242, 264, 265, 269, 28r, 293, 303,
Karbala 49, 52, 61, 101, 266'"
KarlMarx 25-28, 110, 116, 136, 152, 183, 184,
228, 298
Kartosuwirjo 2I2, 298
keadilan I0, 20 22, 34, 42, 49, 57, 71, 85, 90, 95, 96,
100, 101, rl4, 146,243,252,270, 302,305, 307
kemiskinan 40, 42, 84, 95, 96, lI8, 1,22, 137, I44,
r45, 179, 181, 248, 305
Keynes 129
kezaliman 6, 23, 35, 85, 88, 279, 304
khalifah 22, 287, 301
kiri 1-3, 19, 22-24, 28, 35-37, 4I, 55, 56, 68, 103, 132,
135, 243, 245, r54, 208, 207,220, 230,231, 236,
239-243, 267, 280,
kitab 28, 46,57, 7I, 84, 94,245,247, 265, 267, 271,303

330
tndeks i
komite sentral 195
komunisme 79,97, LI0, I20, 202,2I9, 227
konfusian 188
konstitusional 53, 55,123, 226
kontrarevolusi 73, 182,196, 203, 224
Koptik 94
korporasi 120,123,124, 139, 142, 146,151, 153,
t67, 271
Kuba 56, 180, 184, 201, 202, 203, 204', 206, 208, 254,
301
Kuomintang 188, 189, l9l, 224
L
t land reform 47, 54, I9l
I Lenin 1, 52,73,111, 185, 194-
I 199,225,228,274,297,298
' Liberalisasi l2g, 251

lpr
i

, Madiun 232, 233, 234, 241, 2A2, 299


I Mao Tse Tung 187
Marshal Aid 120
I Varshall Plan 157
' massa 1, 29, 30, 34, 36, 4!, 48, 50, 51, 54-56, 61, 62,
I 7l-75, 95, II8, 123, l4l, 145, 148, 167, I71,
; 174,180-182, 185, I87, 190, l9l, I93, L97,
, 199, 205, 206, 2ll, 213, 216-220, 223, 224, 227,
' 234-236, 239, 246, 250, 252, 253, 261, 267 , 269,
, 270, 271-273, 275, 277, 279, 290, 2gl-293, 295,
290-295, 306,
' ,.raterialisme 33, 35, 51, 71, 224
: merkantilisme 151
Mesir 63, 64, 65, 66, 67 , 69, 70, 72, 74, 83, 87 ,
89,95,98, 109,280
MNC 127

331
.-
ISLAM KIRI
Milton Friedman ll0, 127
mobilisasi 21,179, 185, 190-192, 194, 204-206,249, 273
modal 4, 8,13, 30, 34,35, 93, 100, 103, 111, 113,
rl4, 116-118, Lzl, r24, 127, L30, 135, 136, 139,
143,144, Lsr, 152, 154-56,158, 160, 164, 166,
167, 173, 222, 226, 243, 249, 25r, 258, 264, 269,
28r, 286, 288-290, 307
Mossadeq 46, 5I, 52, 54, 55, 58
Muhammad Al Ghazali 277
Muhammadyah 282, 285, 286
Muharram 49, 52
Mujahhidin 57, 275
Muso 226, 227, 208,231, 232, 233, 238, 298
Muthahhari 5I, 52, 53, 85
N
nabi 21, 22, 23, 24, 43, 6I, 7I, 84,86,88-90,
102, 2L7, 267, 286,303-306
NAFTA 124
nasionalis 46, 51,53, 55, 7l;"74,75, 96,
99, 189, 190, 204, 22r-223, 230, 235, 270
NATO 107, 125, 126, 129
neoliberalisme 12, 110, 1ll, 122-124, 126, 127,
L33, 146,147, 160, 163, L66, 167
Nietszche 265
NPA 1LO,I92
NU 282, 285
o
oposisi 41, 50, 52, 53,55, 57, 59,62,67,73,74,
r32, 133, r75, 178,272,279
organ 14, 30, 31, 55, 57,73, I27, 194, I95,209,
2rr, 215, 226, 272, 275, 277, 280, 283, 285, 286,
291-295
ornop 12, 13, 132, I33, 140, 168, 27I,293,298
332
lndeks R

otokmsi I75,194
otoriter 47,61,70, 109, 130, 167, 173, 181, 198,269,
279, 280, 282, 284, 288, 289, 292, 307
P
Palestina 42, 65, 97, 140, 142, 246, 283, 302
pan Islamisme 99, 100
partai 4-6, 13, 25, 46, 51, 56, 65, 66, 68, 69, 73, 74,
83, 134,r51,169, 183, 184, 188-198, 203,204,
208, 217-226, 228, 229, 232-235, 238, 24r, 242,
252, 254, 268-27r, 286, 288, 306,
pasar 8, 9, 12, 17 , 18, 22, 28, 34, 42, 47, 98, 103,
108, 109, 110, 111, 113, rl4, ll5, 116, Ir7, llg,
122, 123, 124, 126, 127, 128, l2g, 130, r32,
L36, 144, 145, 146, 150, 151, 157, 159, 159, 160,
16l, 163, 165, 167, 20r,202,205,222,249,250,
251, 258, 269, 290, 300,
PBB 60, 103, 106, 107, 108, 126, r34, rgg, 249, 251,
Pekalongan 154,231
pelopor 197, 293, 294, 230
Pemalang 230
pembangunan 12, 13,27, 69, 72,93,96, 100, 106,
111, 112, lr4, ll9, 120, r2I, 122, 142, 146,
150, 155, 156, 157, 158,166, 181, lg3, 196,205,
227, 257 , 279, 292, 293, 297, 2gg
pembebasan l, 19, 22-24, 26, 33, 35, 36, 39, 53, 56,
68, 78,85, 95, 108, L24, 129, 134, 16l, 164, 174,
r75, r84, r92, 200,203, 215, 216, 224, 253, 260,
264, 267, 272,280, 283, 292
pemberontakan 54, 59, 73, 74, 85,99, 148, 153, l7I,
180, 185, 186, 188, 200, 202,, 206, 217,219, 219,
220, 22r, 223, 225, 230, 233, 298,
penindasan 20, 22, 23, 24, 3I, 34, 43, 52,57, 85, 100,
101, 103, 104, 136, 147, 156, 166, 167,190, 1gl,
2rl, 234, 243, 251, 267, 2gl, 293, 294, 297 , 304,
)).1
ISLAM KIRI

perang4, 54, 57,89, 101, 105, 107, 108, lI2, tI8,


ll9,120, r24,125, r29,134, l4r, t42,149,r53,
r57, 175, L82, L84, 185, 187, 188, 189, 190, 191,
192, 194, 195, 20r, 204, 205, zlr, 2r7, 23r, 232,
238,248,301, 307
persenjataan 60, 109, 112, 1'17, ll9, L34, 140, 189
petani 6, 47, 64,93, 117,148-153, I82, 183, 185, 189,
190, 191, 194, 195, 196, 197, r98,2A4,206,210,
216, 219, 235, 254. 279,
pKI 153, 154, 207, 208, 209, 2L4, 215, 216, 217, 219,
220, 22r, 223, 224,',226, 227, ?23, ?A, nl, 2n, 233, 2y,
235, 236, 238, 239, 240, 24r, 242, 298, 299,
PMA 158, 254
Polarisasi 152,164
politik 24, 44,45, 47, 50, 51, 53-61, 63, 65-70, 72,
75-77, 80-84, 89-91, 94, 95, 97, 99-102, 104, 107'
109, llL, ll7, r20, r23, 126, 127, 129,r35, L4r,
147, r49,151, 152, 154, 155, 157,168, 169,174-
180, 183, 184, 185, 186, 190, 192, r93, 194, 198,
200,201, 204, 205, 206,"208, 209, 210, 2ll, 2r5,
2L8, 220-225, 227, 228, 232-236, 238-240, 242,
243, 245, 246, 248-253, 257, 260, 26L, 265, 266,
268-275, 279-28r, 283-286, 288-290, 294, 305, 306,
populis 45, 62, 7I, 72, 91, I84, 284, 285, 288, 289, 294
praksis 9, L3, 15, 26, 33, 34, 63, 87, 184,260,264,
265, 267, 272-274, 278, 281, 290, 291, 294
PRD 6, 173
privatisasi 12, !7, 109, 136, I37, 142,143, 160-167, 242
proletarisasi 34, I52
protes 25, 43, 46, 55,98, 153, L86, 209,247, 300

334
lndeks r

a
Qum 47
Qutb 66-68, 70, 71, 73, 75, 77-8I, 83, 88, 89, 96,
99, 101, 265, 280, 292, 305
R
radikal 9-11, 35, 37, 53, 54, 56, 57, 60, 73,74,76, 89,
11@, rc, lE 1% ry D, z1%, n, D, ry n5,2fr, m m,

279
rejim 127, 272
revolusi I-4, 7, 9-L6, 19, 20,22, 26, 28, 33-37, 39,
4r-43, 47, 49-63, 66, 67, 70, 73-77, 79, 81, 92,
85, 89, 91,97, 100-105, r49,169, l7l-189, r9l-r97,
199, 240, 202-210, 212-214, 2t6-218, 220, 22t,
223-235, 238-243, 245-247, 25r, 254, 259-262, 264-
267, 271-275, 277 -282, 286, 287, 29r-295, 297,
300, 301, 304-308
revolusioner 4,26,33, 36, 39, 5l-53, 57,60-63,70,73,
76, 78, 79, 81, 84, 103, r04, 177-179, 181, 182,
lg4-186, 192, rg5, 196, i97, lgg,200,202-206,
208, 209, 212, 215, 217, 2t9-221, 224-227, 230,
231, 235, 236, 242, 247, 251, 260-262, 264-268,
27t-275, 278-281. 29r, 295, 305
Rosa Luxemburg I17, 184, 207
RRC 191, 235
s
Saddam Hussein 106, 134, 205
Sandera 59
SAP 128
Islam 6, i53, 210,
Sarekat 2lI, 214, 216, 228, 284, 305
SAVAK 50, 53, 54
Semaoen 213, 2I4, 215, 2I9, 220, 222, 223, 241
setan 60, 80, 81, 116,207,260

335
ISLAM KlRl ' R

SMID 173
sosialisme 54, 66, 109, 153, I79, 184, I87, 196,213,
2r4, 222
Stalin 195, 196, 197, I98, 199, 203,228,279
sufi 81,99
sunni 51, 77,266
syiah 46, 56, 57,60, 61, 70, 72, 74, 77, 205, 266, 286
T
TanMalaka 2I4, 215, 216, 217, 2L8, 228, 229, 231,
240, 242, 245
tanah 47, 50, 59,84, 86,95, 116, 117, I35, I4I-143,
149, 151-153, 188, 190, 191, 193-195, 2r9, 22r,
223,227,235,28r, 289,
Tegal 227,230
teologi 9, t7, L8,22-24,33, 45, 53, 78,82,85,91,
93, 95, r30, L74. 243, 248, 252, 264, 280,
28r, 283,
teror 23, 48, 57, 58, 20I, 220
terorisme 109, I40, 250, 270;186, 249, 250, 282,
tertindas 1, 15, 18-20, 23, 25, 34, 50, 53, 57, 61,
67, 76, 79, 85, 92, 93, 100, 102, 185,206,216,
252,26L, 264, 266, 267, 270, 304, 306, 307
tirani 19, 76,85, 97, 180
Tsar 194, 196, 197
Tunisia 98
U
Uni Eropa 124, 125, 127, 25I
Y
Van Den Bosch 149
Vietnam 56, 185, 204, 225, 226, 238
voc 147, 148, r49, 150, 151, 156, 158, 167, 168,
r69

336
iaexs {
w
Wali Imamah 286
wina 230,149
wTo t26, t59

337
Biodata Penutis

ko Prasetyo, ayah dari seorangbocah kecil yangberusia dua


tahun ini, alumnus fakultas hukum UII. Aktivitasnya di
habiskan untuk nonton film, baca novel dan diskusi dengan
sejumlah gerakan mahasiswa. Kini bekerja sebagai manajer penerbit-
an Insist Press dan kerua divisi program Pusham UII. Di samping
mengasuh anak kegiatannya banyak ditumpahkan untuk menggarap
proyek-proyek lembaga donor, khususnya masalah Polisi dan Hak
Asasi Manusia. Menulis sejumlah buku, diantaranya IIAM Keiahat-
an Negara dan Imperialisme Modal (Pustaka Pelajar & Insist Press
2001),IslamKiri Melawan Kapitalisrye Modal(Pustaka Pelajar & Insist
press 2002) danMembela Agama Tuhan(InsistPress 2003). Buku lain-
nya dirulis bareng dengan Dr Mansour FaY'rh (Membela dsn Mere-
gakkan EAM,Insist human right, 2003) serta dengan Laskar Jihad
(Tragedi Kebun Cengkeh,Jihad Press, 2002). Pernah aktif dalam Tim
PembelaMuslim serta pengalaman lama menjadiguru taman kanak-
kanak Al Qur'an membuatnya memilih untuk tetap memilih Islam
sebagai keyakinan utama. Keyakinan yang mengantarkannya untuk
bergaul denganberbagai pemeluk agama lain, sekaligus pengikut ide-
ologi lain. Saat ini bersama istrinya membuka outlet berjalan' yang
bernama Hijrah, dengan fungsi memasarkan produk muslim sekali-
gus mempropagandakan semangat anti kapitalisme. Di samping seba-
gai redaktur Jurnal w0c0ll8 juga memiliki bulletin Hijrah, yang berori-
entasi pada perlawanan runggal terhadap rezimpasar bebas dan se-
mua instirusiperdagangan global yang berwatak fasis'

Anda mungkin juga menyukai