Gambaran Karakteristik HT Mini
Gambaran Karakteristik HT Mini
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Isroul Azhar
2213091
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul:
“Gambaran Karakteristik Pasien Hipertensi di Wilayah Gamping 1 Sleman
Yogyakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan,
arahan dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, dan
pada kesempatan ini penulis dengan mengucapkan terima kasih dengan setulus-
tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.,MB selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogykarta.
3. Miftafu Darussalam ,M, kep.,Sp.Kep.,MB selaku pembimbing skripsi yang
dengan sabar membimbing dan memotivasi dalam penyusunan skripsi.
4. Ike Wuri Winahyu Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah
memberi masukan, bimbingan dan saran.
5. Kepala Puskesmas Gamping I SlemanYogyakarta yang telah memberikan ijin
dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhir kata besar harapan penulis
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu
pengetahuan.
Yogyakarta, 25 September 2017
(Isroul Azhar)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
PERNYATAAN....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
INTISARI..............................................................................................................x
ABSTRACT............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................5
E. Keaslian Penelitian..................................................................................6
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 8..................................................9
Tabel 3.1Definisi Operasional...............................................................................26
Tabel 4.1 Karateristi Responden...........................................................................38
Tabel 4.2 Gambaran Pasien Hipertensi.................................................................3
Tabel 4.3 Tabulasi Silang......................................................................................40
vii
DAFTAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori.........................................................................22
Gambar 2.2 Kerangka Konsep.....................................................................23
viii
DAFTAR
ix
GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN
DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN
YOGYAKARTA
INTISARI
1
Mahasiswa Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
x
CHARACTERISTICS OF HYPERTENSION PATIENTS
IN PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN
YOGYAKARTA
ABSTRACT
Isroul Azhar , Miftafu Darussalam4
3
3
Mahasiswa Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
4
Dosen Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah di arteri meningkat
peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua
pengukuran, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik merupakan bunyi aliran darah
arteri ketika otot jantung berelaksai (Guyton dan Hall, 2006). Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100-140 mmHg dan
diastolik 60-90 mmHg.Tekanan darah tinggi terjadi bila tekanan darah terus-
menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih (Sidartawan, 2009).
Hipertensi merupakan penyakit yang sampai sekarang menjadi penyakit
yang banyak dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia dan juga negara-
negara maju . Hipertensi tidak hanya menyerang orang lanjut usia namun juga
usia produktif (Dhianingtias dan Hendarti, 2006). Hipertensi juga disebut the
silent killer. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya suatu gejala apapun,
sehingga pasien tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi. Hipertensi jelas
merusak organ tubuh, hingga penderita akan mengalami komplikasi kerusakan
jantung, ginjal otak, mata, organ lain hingga kematian (Park L, Ong, K, L et al,
2007).
Menurut WHO (2011) tercatat ada satu miliar orang di dunia menderita
hipertensi dan dua pertiga di antaranya berada dinegara berkembang yang
berpenghasilan rendah - sedang, bila tidak di lakukan tindakan yang tepat, jumlah
ini akan terus meningkat. Diprediksi angka hipertensi pada tahun 2025 sebanyak
29% atau 1,6 miliar orang diseluruh dunia menderita hipertensi. Berdasarkan data
kemenkes RI (2011), penyakit hipertensi termasuk penyakit dengan jumlah kasus
terbanyak pada pasien rawat jalan yaitu 80.615 kasus, hipertensi merupakan
penyakit penyebab kematian peringkat ketiga di Indonesia dangan CFR (Case
Fatality Rate ) sebesar 4,81% atau dengan kata lain sebagian besar hipertensi
dalam masyarakat belum terdiagnosis (63,2%), prevalensi hipertensi di indonesia
adalah sebesar 26,5% dan cukupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan
1
2
mencapai 36,8%, atau dengan kata lain sebagia besar hipertensi dalam masyarakat
belum terdiagnosis (63,2%).
Berdasarkan data Kemenkes RI (2011) penyakit hipertensi termasuk
penyakit dengan jumlah kasus terbanyak pada pasien rawat jalan yaitu 80.615
kasus. Hipertensi merupakan penyakit penyebab kematian peringkat ketiga di
Indonesia dengan CFR (Case Fetality Rate) sebesar 4,81%, (Kemenkes RI, 2011).
Prevalensi hipertensi di DIY menurut Riskesdes (2013) adalah 35,8% atau
lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional (31,7%). Prevalensi ini
menempatakan DIY pada urutan ke-5 sebagian provinsi dangan kasus hipertensi
yang tinggi dengan laporan dari (Survailans Terpadu Penyakit) STP sebanyak
32.860 kasus hipertensi, laporan (Sistem Informasi Rumah Sakit) SIRS tahun
2014 menjelasakan bahwa kunjungan rawat jalan dirumah sakit , khususnya
RSUD sleman sudah didominasi oleh penyakit tidak menular , hal ini
mempertegas kesimpulan bahwa di Kabupaten Sleman telah terjadi teransisi
epidemiologi dengan semakin menonjolnya penyakit-penyakit tidak menular,
khususnya penyakit hipertensi dan pembuluh darah (cardiovaskular disease).
Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik
yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 8 tahun 2003
mengklasifikasikan tekanan darah manusia menjadi tekanan darah normal,
prehipertensi, hipertensi tahap 1 dan hipertensi tahap 2. Hipertensi
menimbulkan masalah seperti adanya kecenderungan peningkatan prevalensi
hipertensi, manajemen hipertensi yang belum optimal, serta adanya penyakit
penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko yang dapat dikontrol dan tidak
dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, jenis kelamin,
suku, stres, dan faktor genetik sedangkan faktor yang dapat dikontrol antara lain
konsumsi garam, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok dan obesitas (Susalit,
2007), Faktor dapat dikontrol seperti mengurangi konsumsi garam dapat
menurunkan kejadian hipertensi karena konsumsi garam kurang dari 3 gram/hari
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 3,5 mmHg dan diastolik 2,1 mmHg
(Denio, 2007). Merokok merusak lapisan endotel pembuluh darah karena
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran karakteristik pasien hipertensi di
Puskesmas Gamping I Sleman
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran usia pada pasien hipertensi di Puskesmas
Gamping I Sleman Yogyakarta
b. Untuk mengetahui gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di
Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta
c. Untuk mengetahui karakteristik kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta
d. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan rokok pada pasien hipertensi di
Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien
a. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan informasi
kesehatan dan penyakit hipertensi
b. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemantauan hipertensi
sehingga dapat dikontrol apabila terjadi masalah dengan penyakit hipertensi
khususnya
2. Bagi Puskesmas Gamping I
Memberikan masukan dalam hal pemantauan hipertensi di wilayah
Puskesmas Gamping 1 dapat dijadikan pedoman dalam menentukan kebijakan
program penyakit hipertensi.
3. Mamfaat untuk ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
referensi atau data dalam melakukan penelitian selanjutnya maupun
penelitian yang sejenis.
6
E. Keaslian Penelitian
3. Jatamikia & Maulana (2015) judul penelitian perilaku merokok pada penderita
hipertensi didesa Sidokarto Kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar
(66,67%) perilaku responden adalah kurang baik dan sebagian kecil (33,33%)
perilaku cukup baik. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
perilaku merokok pada penderita hipertensi. Perbedaan penelitian ini adalah
responden waktu dan jenis penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dialkukan di Puskesmas Gamping I Sleman. Jl. Delisari,
Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Ambarketawang, Sleman, Kabupaten
Sleman. Wilayah kerja Puskesmas Gamping I meliputi desa Ambarketawang
Kecamatan Gamping. Kecamatan Gamping terbagi dalam 5 kelurahan, 59
dusun, 187 Rukun Warga (RW), dan 529 Rukun Tetangga (RT), dengan luas
wilayah kurang lebih 2683 Ha
Wilayah kerja Puskesmas Gamping I memiliki penduduk ± 69.998 jiwa,
yang terdiri dari 34.878 laki-laki, dan 35.120 perempuan, dengan 13.891
Kepala Keluarga. Pelayanan dasar di Puskesmas Gamping I menyediakan
program gizi, program KIA-KB, poli gigi dan poli umum, pemberantasan
penyakit menular dan tidak menular termasuk hipertensi, serta perogram
tambahan untuk usila dan jiwa yang dilakukan pada setiap hari kerja pukul
07:30-13:00 WIB. Sumber pembiayaan di Puskesmas Gamping I meliputi,
dana dari pemerintah (APBN, APBD I, II, Jamkesmas, Jamkesda, Jamkesos,
BPJS, dan Askes PNS), swasta, swadaya masyarakat (Dana Sehat), dan PNPM.
Program-program layanan kesehatan di Puskesmas Gamping I bersifat
promotif, preventif dan rehabilitatif yang diantaranya adalah pelayanan
kesehatan dasar, promosi dan pemberdayaan masyarakat melalu penyuluhan,
pelatihan kader, promosi kesehatan lingkungan, program gizi, program KIA-
KB pemberantasan penyakit menular dan tidak menular termasuk hipertensi,
serta program tambahan untuk usila dan jiwa.
36
3
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap karakteristik pasien hipertensi yang ada di
Puskesmas Gamping I Kabupaten Sleman Yogyakarta disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin
dan Pekerjaan pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Gamping I Sleman
(n=53)
Tabel 4.3. Tabulasi Silang Jenis Kelamin, Umur, Status Gizi, Genetik,
Kebiasaan Merokok, dan Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan
Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Gamping I
Sleman Yogyakarta (n=53)
Tekanan darah
Keterangan Normal Prehipertensi Tahap I Tahap II Total
f % f % f % f %
Jenis kelamin
Laki-laki 0 0 2 3,8 11 20,8 10 18,9 23 43,4
Perempuan 1 1,9 10 18,9 17 32,1 2 3,8 30 56,6
Jumlah 1 1,9 12 22,6 28 52,8 12 22,6 53 100
Usia
Dewasa awal 0 0 1 1,9 0 0 0 0 1 1,9
Dewasa akhir 0 0 5 9,4 4 7,5 4 7,5 13 24,5
Lansia awal 1 1,9 2 3,8 7 13,2 5 9,4 15 28,3
Lansia akhir 0 0 2 3,8 12 22,6 3 5,7 17 32,1
Manula 0 0 2 3,8 5 9,4 0 0 7 13,2
Jumlah 1 1,9 12 22,6 28 52,8 12 22,6 53 100
Status gizi
Tidak obesitas 0 0 11 20,8 17 32,1 4 7,5 32 60,4
Obesitas 1 1,9 1 1,9 11 20,8 8 15,1 21 39,6
Jumlah 1 1,9 12 22,6 28 52,8 12 22,6 53 100
Genetik
Tidak 1 1,9 6 11,3 17 32,1 0 0 24 45,3
Ya 0 0 6 11,3 11 20,8 12 22,6 29 54,7
Jumlah 1 1,9 12 22,6 28 52,8 12 22,6 53 100
Kebiasaan
merokok
Tidak 1 1,9 11 20,8 20 37,7 0 0 32 60,4
Ringan 0 0 1 1,9 8 15,1 5 9,4 14 26,4
Sedang 0 0 0 0 0 0 7 13,2 7 13,2
Jumlah 1 1,9 12 22,6 28 52,8 12 22,6 53 100
Kebiasaan olah
raga
Teratur 0 0 10 18,9 9 17,0 0 0 19 35,8
Tidak teratur 1 1,9 2 3,8 19 35,8 12 22,6 34 64,2
Jumlah 1 1,9 12 22,6 28 52,8 12 22,6 53 100
Kepatuhan
minum obat
Patuh 0 0 6 11,3 4 7,5 0 0 10 18,9
Tidak patuh 1 1,9 6 11,3 24 45,3 12 22,6 43 81,1
Jumlah 1 1,9 12 22,6 28 52,8 12 22,6 53 100
Sumber: Data Primer 2017.
B. Pembahasaan
1. Tekanan darah pada pasien hipertensi
Tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Gamping I Sleman
Yogyakarta masuk dalam kategori hipertensi tahap I (52,8%).
Banyaknya responden yang tekanan darahnya masuk dalam kategori
hipertensi tahap I dapat dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin responden yang
sebagian besar perempuan (56,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Srigoringo, Hiswani, & Jemedi (2013) yang mengatakan bahwa
hipertensi cenderung lebih banyak dijumpai pada perempuan. Menurut Bruner
& Suddarth (2005) mengatakan bahwa hipertensi lebih banyak menyerang
perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena perempuan yang
belum menopause dilindungi oleh hormon esterogen, hormon esterogen dapat
meningkatkan konsentrasi HDL dan dapat menurunkan konsentrasi LDL.
Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pencegah terjadinya sterosklerosis
(Stanley & Bare, 2007). Namun, setelah perempuan itu mengalami masa
menopouse, dimana hormon esterogen megalami penurunan. Hal ini biasanya
dialami oleh perempuan yang sudah usia lanjut. Sehingga, tekanan darah pada
perempuan lanjut usia cenderung tinggi (Potter & Perry, 2010).
Faktor lain yang bisa mempengaruhi tekanan darah pasien hipertensi
adalah usia pasien yang sebagian besar masuk dalam kelompok lansia akhir
(30,2%). Hal ini didukung oleh pendapat Potter & Perry (2010) yang
mengatakan bahwa lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah
sistolik yang berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun
dan meningkatkan risiko terjadinya penyakut yang berhubungan dengan
hipertensi. Selain itu, perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadinya pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuanya dalam beraokmodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
4
yang dilakukan oleh Pusparani (2016) yang mengatakan bahwa sebagian besar
responden pasien hipertensi adalah perempuan yang tidak merokok.
Pasien hipertensi yang tidak memiliki kebiasaan merokok memiliki
tekanan darah kategori hipertensi tahap I (37,7%). Pasien hipertensi yang
memiliki kebiasaan merokok ringan memiliki tekanan darah kategori hipertensi
tahap I (15,1%). Sedangkan pasien yang memiliki kebiasaan merokok sedang
memiliki tekanan darah kategori hipertensi tahap II (13,2%).
Hasil penelitian menunjukan pasien hipertensi tidak merokok
dikarenakan pasien berjenis kelamin perempuan yang umumnya tidak merokok
(56,6%). Penderita hipertensi dalam penelitian ini tidak merokok, namun untuk
faktor merokok beresiko terhadap kejadian hipertensi. Merokok dapat
menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat memperburuk hipertensi.
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap
melalui asap rokok yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan peroses aterosklerosis, dan
tekanan darah menjadi tinggi (Elizabeth, 2006). Selain itu, Nikotin dalam
tembakau membuat jantung bekerja lebih keras karena menyempitkan
pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi jantung serta tekanan darah
(Putri & Wijaya, 2013).
Tar dan asap rokok dapat menyumbat jalannya pernafasan. Nikotin
merangsang produksi hormon adrenalin dari ginjal yang dapat menyebabkan
jantung berdebar-debar sehingga meningkatkan tekanan darah (Suheni, 2007).
Nikotin dapat menyebabkan timbulnya pembekuan trombosit ke dinding
pembuluh darah. Nikotin, tar dan bahan lainnya dalam asap rokok terbukti
merusak dinding pembuluh endotel, mempermudah penggumpalan darah
sehingga dapat merusak pembuluh darah tepi (Depkes, 2007).
Jumlah rokok yang dihisap dapat mempengaruhi peningkatan tekanan
darah. Dalam setiap batang rokok akan meningkatkan tekanan sistolik 10-25
mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali per menit. Berdasarkan
banyaknya jumlah rokok yang dihisap dalam satuan batang, bungkus, pak per
hari, jenis perokok dibagi menjadi perokok ringan jika merokok sebanyak 2-5
4
batang per hari, dan perokok berat jika merokok sebanyak 6-10 batang atau
lebih per hari. Seseorang dikatakan bukan perokok jika tidak pernah menghisap
rokok selama 5-7 tahun atau hanya menghisap rokok maksimal satu batang per
hari dan seorang perokok jika merokok minimal dua batang rokok per hari
(Suheni, 2007). Berhenti merokok dapat mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok tersebut dapat menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung (Corwin, 2009).
4. Kebiasaan olahraga pada pasien hipertensi
Hasil penelitian menunjukkan kebiasaan berolah raga pasien hipertensi di
Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta adalah tidak teratur (64,2%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan Widiatmoko (2011) yang menunjukkan bahwa
faktor yang berhubungan dengan hipertensi adalah jarang berolahraga.
Pasien hipertensi dengan kebiasaan olah raga teratur memiliki tekanan
darah kategori prehipertensi (18,9%). Sedangkan pasien hipertensi dengan
kebiasaan olah raga tidak teratur memiliki tekanan darah kategori hipertensi
tahap I (35,8%).
Nurrahmani (2012) menjelaskan bahwa olahraga adalah aktivitas fisik
yang berkaitan dengan hipertensi. Pada dasarnya aktivitas apapun yang dipilih
ketika kecepatan dan detak jantung serta pernafasan meningkat, tubuh akan
menghasilkan senyawa yakni beta endorphin. Senyawa ini masih satu
kelompok dengan morfin, dan mendatangkan rasa tenang yang berlangsung
sepanjang hari. Akibatnya tekanan darah juga menjadi terkendali.
Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Tekanan darah akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas fisik dan lebih rendah ketika beristirahat
(Armilawati 2007). Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot
tubuh dan sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot
membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung
dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk meningkatkan zat-zat gizi
dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh
(Supariasa 2010). Peningkatan intesitas aktivitas fisik, 30-45 menit per hari,
penting dilakukan sebagai strategi pencegahan dan pengelolaan hipertensi.
4
Olahraga atau aktivitas fisik yang mampu membakar 800-1000 kalori akan
meningkatkan high density lipoprotein (HDL) sebesar 4mmHg (Khomsan
2004).
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas
pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan
kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah
akan memudahkan timbulnya hipertensi (Suyono, 2001).
Berolah raga secara teratur dapat meningkatkan kadar nitric oxide dalam
darah. Nitric Oxide merupakan salah satu senyawa yang berperan dalam
tranformasi sinyal dalam metabolism mahluk hidup. Senyawa ini akan
menyampaikan sinyal terhadap otot polos dalam lapisan pembuluh darah
(Endotelium), untuk berelaksasi, sehingga mengakibatkan pelebaran atau
vasodilatasi pembuluh darah yang berakibat meningkatkan aliran darah.
Produksi Nitric Oxide juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah paru,
sehingga meningkatkan saturasi oksigen sehingga memperbaiki pernafasan
yang lebih baik. Demikian pula pada pembuluh darah secara keseluruhan,
sehingga bisa menjadi anti hipertensi yang efektif menurunkan hipertensi
(Timiras, 2007).
5. Obesitas pada pasien hipertensi
Pasien hipertensi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta tidak
mengalami obesitas (60,4%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Ramdhan
(2015) yang menunjukkan penderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi tidak mengalami obesitas
(54,5%).
Menurut Supariasa (2010) berat badan lebih akan meningkatkan resiko
terhadap penyakit degeneratif. Penurunan berat badan dapat mengurangi
tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi kerja jantung sehingga
kecepatan jantung dan volume cukup berkurang (Corwin, 2009).
4
C. Keterbatasan Penelitian
1. Sebagian pasien hipertensi menolak untuk dijadikan responden karena alasan
terburu-buru akan melakukan aktivitas yang lain.
2. Peneliti harus mendatangi Puskesmas berulang-ulang karena sedikitnya pasien
hipertensi yang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tekanan darah pada pasien hipertensi yang ada di Puskesmas Gamping I
Kabupaten Sleman Yogyakarta masuk dalam kategori hipertensi tahap I
(52,8%).
2. Usia pasien hipertensi di Puskesmas Gamping I Kabupaten Sleman
Yogyakarta masuk dalam kelompok usia lansia akhir (30,2%).
3. Jenis kelamin pasien hipertensi yang ada di Puskesmas Gamping I Kabupaten
Sleman Yogyakarta adalah perempuan (56,6%).
4. Kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi yang ada di Puskesmas
Gamping I Kabupaten Sleman Yogyakarta adalah tidak patuh (81,1%).
5. Kejadian obesitas pada pasien hipertensi yang ada di Puskesmas Gamping I
Kabupaten Sleman Yogyakarta adalah tidak obesitas (60,4%).
6. Riwayat keluarga pada pasien hipertensi yang ada di Puskesmas Gamping I
Kabupaten Sleman Yogyakarta adalah tidak memiliki keluarga dengan riwayat
hipertensi (54,7%).
7. Pasien hipertensi yang ada di Puskesmas Gamping I Kabupaten Sleman
Yogyakarta tidak memiliki kebiasan merokok (60,4%).
8. Kebiasaan berolah raga pada pasien hipertensi yang ada di Puskesmas
Gamping I Kabupaten Sleman Yogyakarta adalah tidak teratur (64,2%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi pasien
Pasien perlu melakukan pemeriksaan tekanan darah, berat badan dan
pengobatan secara rutin pada petugas kesehatan serta menerapkan pola hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari dengan menjaga pola makan agar terhindar
dari kelebihan berat badan, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan
48
49
Dahlan, M., S. (2013), Besar Sample dan Cara Pengambilan Sample dalam
Penelitian Kedokterandan Keshatan, Edisi 3, salamba Medika, Jakarta.
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=LJeTWKvhIsnzvATupioBg#q=hiperte
nsi+pdf+2015. Diakses tanggal 3 februari 2017.
Ho, P.M., Bryson, C.L., & Rumsfeld, J.J. (2009). Medication Adherence : Its
Important in Cardiovasculer Outcomes. Circulation: 119. P 3028-3035.
A. Genetik
1. Apakah dalam keluarga anda ada yang mengalami
hipertensi ? Tidak Ya
B. Kebiasan Merokok
1. Apakah anda memiliki kebiasaan merokok ?
Tidak Ya
Keterangan :
Ya : jika merokok lebih dari 2 batang/hari
Tidak : jika tidak merokok atau merok maksimal 1 batang
/hari
2. Kebiasaan merokok anda apakah termasuk ringan atau
berat ? Ringan Berat
Keterangan
Ringan : jika merokok 2-5
batang/hari Berat : jika merokok 5
≥ /hari
C. Kebiasaan Olahraga
1. Apakah anda melakukan olahraga dalam seminggu ini ?
Tidak Ya
2. Jika ya berapa kali anda melakukan olahraga dalam 1 minggu ?
< 3 kali ≥ 3 kali
3. Berapa lama rata-rata ber olahraga dalam setiap kesempataan ?
< 15 menit 15-30 menit > 30 menit
D. Kuesioner Kepatuhan Minum Obat
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Pernahkah Anda lupa minum obat ?