Anda di halaman 1dari 28

REFLEKSI KASUS

Polineuropati DM

Disusun oleh :
Ilham prayogo (30101206642)

Pembimbing :
dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.s
Here is where your presentation begins
Identitas Pasien

Nama : Ny. SA
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Karangawen, Demak
No. CM : 0124xxx
Anamnesis
Dilakukan di poli saraf RISA pada hari
Jumat, 26 Juli 2021

Keluhan Utama
:
nyeri pada kedu
a
tangan
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
 Lokasi : Tangan kanan dan kiri
 Onset : ±3 bulan
 Kualitas : nyeri seperti ditusuk-tusuk pada kedua tangan disertai baat
pada ujung jari
 Kuantitas : Skala nyeri 7. Aktivitas pasien saat ini terhambat pada
saat melakukan aktivitas kesehariannya.
 Kronologi : pasien merupakan penderita DM tidak terkontrol sejak ≥
10 tahun yang lalu.
 Faktor memperberat: Pasien merasa kedua tanganya sangat nyeri saat
disentuh dan keluhan tidak berkurang saat istirahat.
 Faktor memperingan : Keluhan berkurang saat meminum obat.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengeluh kesemutan pada kedua tangan
hilang timbul, 2 minggu terakhir pasien mengeluhkan nyeri, Nyeri
dirasakan cekot-cekot. Pasien memberikan nilai 7 untuk skala nyeri 1
hingga 10. Nyeri dirasakan sepanjang hari. Nyeri memberat saat
tersentuh dan saat terkena udara dingin. Nyeri dirasakan berkurang saat
pasien mengkonsumsi obat. Pasien merasa keluhannya ini mulai
mengganggu aktivitasnya sehari-hari, namun pasien masih bisa tidur di
malam hari. Pasien menyangkal adanya keluhan Demam (-), kelemahan
anggota gerak (-). Keluhan disertai rasa baal pada kedua ujung jari
tangan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat DM : ada

Riwayat Gastritis : ada

Riwayat jantung : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat DM : ada

Riwayat Keluhan serupa :

disangkal

Riwayat Hipertensi :
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

 Pembiayaan dengan BPJS, kesan sosial ekonomi


cukup.
 Pasien sehari-hari melakukan pekerjaan rumah
tangga.
 Pasien tidak merokok maupun konsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan di poli saraf RISA pada hari


Jumat, 23 Juli 2021
1. Keadaan Umum: Baik
2. Kesadaran : Komposmentis, GCS E4M6V5
3. Vital Sign
TD : 125/80 mmHg
Nadi : 98x/ menit, regular, isi dan
tegangan cukup
RR : 20 x / menit, regular
Suhu : 36.30 C
Pemeriksaan Fisik
Status generalis:
Kepala : bentuk: mesochepal, nyeri tekan (-).
Mata : reflek cahaya +/+, edem palpebra -/-, pupil bulat isokor
3mm /3mm

KESAN : DBN Hidung : nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)
Telinga : nyeri mastoid (-), nyeri tragus (-), kurang pendengaran
(-/-)
Mulut : sianosis (-),
Leher : pembesaran limfonodi (-), pembesaran tiroid (-)
STATUS INTERNUS

PARU-PARU JANTUNG
Inspeksi: hemithorax dextra dan Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak
sinistra simetris, retraksi (-) Palpasi: Iktus cordis teraba, tak kuat
Palpasi: krepitasi (-) angkat
Perkusi: sonor kedua lapang Perkusi : batas pinggang jantung dan
paru. bawah jantung > 2 cm kearah lateral
Auskultasi: Suara dasar Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II
vesikuler (+/+), suara tambahan normal reguler, bising (-)KESAN : DBN
ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
STATUS INTERNUS
ABDOMEN
Inspeksi : warna seperti kulit sekitar
KESAN : DBN Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi
Nyeri tekan : (-) regio epigastrium
Hepar : Tidak teraba pembesaran
Lien : Tidak teraba
Ballotement : -/-
STATUS NEUROLOGIS
Anggota Gerak Atas Kanan Kiri
Sistem motorik :    
- Gerakan normal normal
- Kekuatan 555 555
- Tonus N N
- Trofi (-) (-)
- Klonus (-) (-)
Sistem sensorik :    
meningkat meningkat
- Sensibilitas    
Refleks (+2) (+2)
- Biceps (+2) (+2)
- Triceps (-) (-)
- Hoffman (-) (-)
- Tromer
Anggota Gerak Bawah Kanan Kiri
Sistem motorik    
- Gerakan Normal Normal
- Kekuatan 555 555
- Tonus Normotonus Normotonus
- Trofi (-) (-)
- Klonus (-) (-)
Sistem Sensoris :
- Sensibilitas Baik Baik
Refleks    
- Patella (+2) (+2)
- Achiles (+2) (+2)

Reflek Patologis
Babinski - -
- -
Chaddock
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rencana Diagnosis
- Gula darah sewaktu
- Pemeriksaan EMG dan NCV
ASSESMENT NEUROLOGIS
DIAGNOSIS AWAL
Diagnosis Klinik : Allodynia, Hyperagelsia, Baal
Diagnosis Topik : Saraf tepi dermatom C7-C8
Diagnosis Etiologik : Polineuropati DM
INITIAL PLANT TERAPI
Konservatif:
Pregabalin 300 mg 1 x 1
Mecobalamin 500 mcg 1 x 1
Inj.Insulin
PROGNOSIS

QUO AD
QUO AD VITAM FUNCTIONAM QUO AD
DUBIA AD SANATIONAM
DUBIA AD
DUBIA AD
BONAM BONAM BONAM
EDUKASI
Tujuan: Mercury
Mercury is the smallest
• Menjelaskan pada planet
pasien mengenai
gejala dan tand penyakit neuropatik
Jupiter
diabetik. Jupiter is the biggest
planet
• Minum obat teratur dan rutin serta
mengetahui efek samping
Neptune obat
Neptune is the farthest
• Menjaga kadar gulaplanet
darahnya dalam
batas normal.
TINJAUAN PUSTAKA
Polineuropati Diabetik. .

 Neuropati yang disebabkan DM dengan kadar glukosa yang


tidak terkontrol, terutama DM tipe I.
 Mekanisme kerusakan saraf terjadi karena gangguan
metabolisme dimana akumulasi sorbitol dan fruktosa di
akson dan sel Schwann atau terjadi oklusi pembulah
darah yang menyediakan nutrisi pada saraf tersebut
terhambat (vasa vasorum).
Polineuropati Diabetik. .

 Prevalensi dari neuropati pada diabetes melitus bervariasi


antara 30-70%, umumnya berbentuk polineuropati atau
mononeuropati multipleks, tapi juga dapat berupa
campuran dari polineuropati dan mononeuropati.
 Polineuropati simetris distal merupakan bentuk neuropati
diabetika yang paling sering dijumpai, awitannya biasanya
tidak jelas.
Polineuropati Diabetik. .

 Gejala Klinis yang terdapat pada neuropati diabetikum


adalah :
 Motoris : Penurunan daerah distal
 Sensoris : Penurunan daerah distal
 Neuropatiserabut saraf besar mengakibatkan atraksia,
sedangkan serabut saraf kecil menyebabkan allodynia.
 Otonom : Abnormalitas pupil, pengeluaran keringat
terganggu, hipotensi orthostatik, takikardi saat
istirahat, gastroparese dan diare, kandung kemih yang
berdilatasi, dan impotensi.
Polineuropati Diabetik. .

 Diagnosa ditegakkan dari gejala klinik dan pemeriksaan


elektromiografi, serta menyingkirkan neuropati kronis
oleh penyebab lain. Pasien diabetes melitus juga dapat
mengalami neuropati karena defisiensi atau kompresi
Polineuropati Diabetik. .

 Penatalaksanaannya dapat berupa :


 Kontrol penyakit diabetes
 Pengendalian nyeri dengan penggunaan Carbamazepin,
gabapentin, antidepresan atau α-adrenergik blocker,
seperti phenoxybenzene.
 Penggunaan obat yang mengurangi enzim aldose
reductase dan menghambat pengumpulan sorbitol dan
fruktosa di saraf masih dalam tahap penelitian
 Manajemen neuropati otonom
Tata Laksana Polineuropati. .

 Tergantung etiologi.
 Diabetes : pengendalian kadar gula darah bisa
menghentikan perkembangan penyakit dan
menghilangkan gejala, tetapi penyembuhannya lambat
 Pembedahan dilakukan pada penderita yang mengalami
cedera atau penekanan saraf.
 Terapi fisik kadang bisa mengurangi beratnya kejang otot
atau kelemahan otot.
Prognosa. .

 Akut : 75% penyembuhan spontan, 10-17% penyembuhan


dengan intervensi, 8% berulang, 5% meninggal, Kronis:
tergantung etiologi.

Anda mungkin juga menyukai