Anda di halaman 1dari 61

LAJU PERTUMBUHAN

PENDUDUK

Oleh : Siti Thomas Z, SKM.Mkes


Bagian IKM-FK UNISSULA
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah
penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta
jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun
2000.
 Artinya, setiap tahun selama periode 2000-
2010, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta
jiwa (3,25 juta/tahun)
Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap
bulannya penduduk Indonesia bertambah
sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta
jiwa (270.833 jw/bulan)
Berdasarkan jumlah tersebut, maka setiap
harinya penduduk Indonesia bertambah
sebesar 9.027 jiwa. (9.027 jiwa/hari)
Setiap jam terjadi pertambahan penduduk
sebanyak 377 jiwa. (377 jiwa/jam)
Bahkan setiap detik jumlah pertambahan
penduduk masih tergolong tinggi yaitu
sebanyak 1,04 (1-2 jiwa/detik).
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia
tahun 2000-2010 sebesar 1,49 persen
pertahun
Tahun 2025 diproyeksi menjadi 273,2
juta
Dekade 1999-2000  1,49%/tahun
2000-2005  1,34%/tahun
2015  1,1 %/tahun
CBR turun dari 21/1000 penduduk
15/ 1000 penduduk
CDR tetap 7/1000 penduduk dalam
kurun waktu yang sama
PERINGKAT NEGARA BERDASARKAN
JUMLAH PENDUDUK, TAHUN 2010

NEGARA JUMLAH PENDUDUK


(Jutaan)
1. China 1.346
2. India 1.198
3. Amerika Serikat 315
4. Indonesia 237,6
5. Brazil 194
Jumlah Penduduk diatas proyeksi
6

Proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 yaitu


234,2 juta jiwa  hasil sensus penduduk tahun 2010 : 237,6
juta atau lebih besar 3,4 juta jiwa.
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

2.502.32

2.32 1.97
2.00
1.98
1.45 1.49
1.50
1.47
Est. LPP
1.00 1.27 1.10 LPP Real
0.98

0.50

0.00
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2020 2020-2025
Piramida Penduduk Indonesia
2010
Lansia
7,89%
Dewasa
52,63%
Usia
Sekolah
29,39%

Balita
10,09%

www.bps.go.id 2011
Piramida Penduduk Indonesia,
1961-2010

1961 1971 1980


75+ 75+ 75+
70-74 70-74 70-74
65-69 65-69 65-69
60-64 60-64 60-64
Laki-laki 55-59 Perempuan Laki-laki 55-59 Perempuan Laki-laki 55-59 Perempuan
50-54 50-54 50-54
45-49 45-49 45-49
40-44 40-44 40-44
35-39 35-39 35-39
30-34 30-34 30-34
25-29 25-29 25-29
20-24 20-24 20-24
15-19 15-19 15-19
10-14 10-14 10-14
5-9 5-9 5-9
0-4 0-4 0-4

12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12 12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12 12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan

1990 2000 2010


75+ 75+ 75+
70-74 70-74 70-74
65-69 65-69 65-69
60-64 60-64 Laki-laki 60-64 Perempuan
Laki-laki 55-59 Perempuan Laki-laki 55-59 Perempuan 55-59
50-54 50-54 50-54
45-49 45-49 45-49
40-44 40-44 40-44
35-39 35-39 35-39
30-34 30-34 30-34
25-29 25-29 25-29
20-24 20-24 20-24
15-19 15-19 15-19
10-14 10-14 10-14
5-9 5-9 5-9
0-4 0-4 0-4

12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12 12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12 12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan Jutaan
Bentuk piramida ekspansif
 terjadi jika sebagian besar penduduk berada
dalam kelompok umur muda.
 Bentuk piramida ini dicirikan melebar di
bagian bawah dan semakin meruncing di
bagian atasnya.
 Hal ini menunjukkan banyaknya tingkat
kelahiran.
 Bentuk piramida semacam ini umumnya
terjadi di negara-negara sedang berkembang.
Bentuk piramida konstruktif
 terjadi jika sebagian besar penduduk berada dalam
kelompok umur dewasa.
 Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk mengecil
di kelompok umur muda, melebar di kelompok umur
dewasa, dan mengecil kembali di kelompok umur tua.
 Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan yang
cepat terhadap tingkat kelahiran dan rendahnya
tingkat kematian penduduk.
 Bentuk piramida seperti ini terdapat di negara-negara
maju, seperti Jepang dan Swedia.
Bentuk piramida stasioner
 terjadi jika jumlah penduduk pada tiap
kelompok umur (muda, dewasa, dan tua)
relatif seimbang.
 Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk
yang relatif sama atau rata di tiap kelompok
umur.
 Pada umumnya, bentuk piramida semacam
ini terdapat di negara-negara Eropa yang telah
lama maju serta mempunyai tingkat kelahiran
dan tingkat kematian yang rendah.
DISTRIBUSI % PENDUDUK MENURUT PULAU

Persentase Penduduk Indonesia menurut Pulau, 2010

Kalimantan Sulawesi
Sumatera
5,8% 7,31%
21,31%
Maluku dan Papua
2,6%

5,5%

Jawa 57,49% Bali dan Nusa


Tenggara

13
Total Fertility Rate
7

6
5.61
5 4.68
4
3.39
3.02 2.86 2.78 2.60 2.60
3

0
1971 1980 1987 1990 1994 1997 2002 2007
DISTRIBUSI PENDUDUK
• 49,79%  Persentase Penduduk Perkotaan

• 50,21%  Persentase Penduduk Perdesaan

• 124jiwa/km2  Kepadatan penduduk

• 1,49persen/tahun  Laju Pertumbuhan Penduduk


Masalah Kualitas Penduduk

• Angka kematian ibu masih tinggi


• Angka kematian bayi masih tinggi
• Indeks Pembangunan Manusia
(IPM/HDI) rendah
• Pendidikan masih rendah - lama
pendidikan rata rata 5,9 th.
KUALITAS PENDUDUK INDONESIA

1. MMR : 359/100.000 kelahiran hidup


2. IMR : 34 per 1.000 kelahiran hidup
3. 60% penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah
4. HDI peringkat ke 124 dari 187 Negara (thn 2011) dan urutan ke 6 dari 10
Negara ASEAN
5. Angka Harapan Hidup Indonesia: 68/72 Tahun
6. Angka kemiskinan: 31,02 juta jiwa (13,3% dari total penduduk Indonesia)
*BPS 2010
7. Indikator kesejahteraan sosial lainnya
• Indeks Pembangunan Gender: 66,38 % (thn 2008)
• Indeks Pemberdayaan Gender: 62,27% (thn 2008)
8. Angka pengangguran: 7,14% dari angkatan kerja 116,5 juta (BPS, Agustus
2010)
Tren Laju Pertumbuhan Penduduk
(% per tahun)

Proyeksi:
1.27

Sumber: BPS, 2011


BILA LPP STAGNAN PADA 1,3%
PENDUDUK LIPAT DUA SETIAP 50 TAHUN
3760
3760
JUTA

3000
PP
EE 2500
NN 1880
1880
DD 2000
UU
DD
1500
UU 940
940
KK
1000
470
470
500 235
235

0
2010
2010 2060
2060 2110
2110 2160
2160 2210
2210
TT AA H
HUUN
N
Angka pertumbuhan nol (zero
population Growth)
Bahwa suatu penduduk tidaklah bertambah maupun
berkurang, suatu penduduk dapat mencapai
keseimbangan jika :
Banyaknya kelahiran sama dengan banyaknya kematian
dan migrasi netto sama dengan nol
 Jumlah kelahiran melebihi jumlh kematian tetapi
kelebihan tersebut diimbangi oleh migrasi keluar.
Jumlah kematian melebihi jumlah kelahiran, tetapi
kekurangan tsb diimbangi oleh migrasi masuk.
3 FAKTOR DASAR YG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN PENDUDUK

1. Fertilitas (kelahiran)
2. Mortalitas (kematian)
3. Migrasi
Penddk akan bertambah jumlahnya
jika ada bayi lahir (B) dan penduduk
yang datang (IM)

Penduduk akan berkurang jumlahnya


jika ada penduduk yang mati (D) dan
yang meninggalkan wilayah tsb (OM)
Ukuran-ukuran untuk menghitung
pertumbuhan penduduk

1. Persamaan berimbang (The Balancing


Equation)
Metode yang amat sederhana untuk
menghitung perubahan penddk dari tahun
ke tahun.

Pt = Po + ( B-D) + (IM-OM)
 Dimana :
Pt = banyakny penddk pd thn akhir
Po = banyaknya penddk pd thn awal
B = banyaknya kelahiran
D = banyaknya kematian
IM = banyaknya migrasi masuk
OM = banyaknya migrasi keluar
(B-D) = pertumbuhan penddk alamiah
(IM-OM) = migrasi neto
 Contoh :
Dlm bln jan thn 2014 juml penddk Kabupaten X sebesar
214.300 orang, juml kelahiran 3.165, juml kematian 1.912
orang. Pd thn itu juml migrasi msk 400 dan migrasi keluar
40 orang. Pd bln Januari 2015 juml penddk Kabupaten X
adlah :

Pt = Po + (B-D) + (IM-OM)
= 214.300 + (3.165 – 1.912) + (400-40)
= 215.913

Pd bln Jan 2015 juml penddk Kab. X besarnya 215.913


orang
2. Laju Pertumbuhan penddk Geometris
( LPPG) ( Geometric Growth)

Adl : pentumbuhan penddk bertahap (discreate),


yaitu dengan memperhitungkan pertambahan penddk
hanya pd akhir thn dari suatu periode.

Contoh :
Thn 2010 suatu wilayah juml pendd sebesar Po dan
rata2 pertumb penddk tiap thn sebesar r persen.
 Pd thn 2011 (setelah 1 thn) juml penddknya menjadi P1
atau
P1 = Po + Po.r
= Po (1+r)

 Pd thn 2012 (setelah 2 thn) jum penddknya menjadi P2


atau
P2 = P1 + P1.r
= P1 (1+r)  Po (1+r) (1+r)
= Po (1+r2)

 Setelah t thn maka juml penddknya menjadi :


Pt = Po (1+r)t
 Dimana :
Pt = banyaknya penddk pd akhir thn
Po = banyaknya penddk pd thn awal
r = angka pertumb penddk
t = jangka waktu
Contoh :
Juml penddk Semarang pd thn 2000 sebesar 2.163.000 dan pd thn
2010 meningkat menjadi 2.490.000. hitunglah besar laju pertumb
penddk perthn pd periode 2000-2010

Jawab :
Pt= Po (1+r)t
2.490.000 = 2.163.000 (1+r)10
(1+r)10 = 2.490.000
2.163.000

= 1.151.179
10 log (1+r) = log 1.151.179
= o,o611429 (antilog)
(1+r) = 1,014178
r = 0,014178 atau 1,42%
Jadi laju pertumbuhan penddk semarang sebesar 1,42% selama periode
2000-2010
3. Laju Pertumb Penddk Eksponensial (LPPE)
( Exponential Growth)

Adl : pertumbuhana penddk yang berlangsung terus


menerus.
Rumus :
Pt= Po.em
 Dimana :
Pt = banyaknya penddk pd akhir thn
Po = banyaknya penddk pd thn awal
r = angka pertumb penddk
m = jangka waktu
e = Angka eksponensia (2,71828)
4. Laju Pertumbuhan penddk di Perkotaan

Untuk wilayah pedesaan laju pertumbuhan


pendudk dipengaruhi oleh :
a. Pertumb penddk alami (B-D)
b. Migrasi neto (IM-OM)

Untuk wilayah perkotaan dipengaruhi oleh :


Reklasifikasi,yaitu perubahaan status
suatu wilayah dari pedesaan ke
perkotaan.
Sebagai contoh : pada tahun 1980 banyak
desa-desa di Ind mempunyai ciri-ciri
pedesaan ttp pada than 1990 beberapa
desa berubah ke ciri perkotaan yaitu :
1. Kepadatan penddk tinggi ( ± 5000
orang/km persegi)
2. Sekitar 75% penddk aktivitas di
bidang non pertanian
3. Tersedia fasilitas kota, misal : rumah
sakit, jalan aspal, supermarket, gedung
bioskop dll
PROGRAM Keluarga Berencana (KB)
nasional hingga akhir Desember 2009,
telah berhasil menurunkan laju
pertumbuhan penduduk Indonesia
sebesar 1,14 %/tahun.
Program KB telah menjangkau seluruh
keluarga miskin yang direncanakan
mendapat alat kontrasepsi gratis yang
rata-rata tingkat pencapaian di seluruh
provinsi melebihi seratus persen.
Di daerah yang pertumbuhan penduduknya
telah menurun terjadi:
Penurunan proporsi usia di bawah 15 th
Peningkatan proporsi penduduk usia
kerja
Peningkatan proporsi penduduk usi
lanjut (lansia) secara perlahan

Tuntutan perluasan kesempatan kerja


Pola Penyakit
Daerah yang pertumbuhan penduduknya
masih tinggi  proporsi penddk usia 0-
14 th masih besar  investasi sosial dan
ekonomi yang besar, penyediaan sarana
tumbuh kembang  pendidikan dan
kesehatan

Pertmbuhan Penduduk yg tinggi, kualitas


SDM rendah, sempitnya kesempatan
kerja  KEMISKINAN
MIGRASI
Migrasi adalah perpindahan penduduk
dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). 
Dengan kata lain, migrasi diartikan
sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah
(negara) ke daerah (negara) lain.
 Jenismigrasi adalah pengelompokan migrasi berdasarkan dua
dimensi penting dalam analisis migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah
(spasial) dan dimensi waktu.

 Migrasiinternasional adalah perpindahan penduduk dari suatu


negara ke negara lain. Migrasi internasional merupakan jenis migrasi
yang memuat dimensi ruang.

 Migrasi internal adalah perpindahan penduduk yang terjadi dalam


satu negara, misalnya antarpropinsi, antarkota/kabupaten, migrasi dari
wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan atau satuan administratif
lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten/kota, seperti
kecamatan dan kelurahan/desa. Migrasi internal merupakan jenis
migrasi yang memuat dimensi ruang.

 Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke


tempat lain dengan tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan
atau lebih.
 Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang berpindah
tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan. Migran
sikuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga
atau ikatan dengan tempat asalnya seperti tukang becak, kuli
bangunan, dan pengusaha warung tegal, yang sehari-harinya
mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan
atau beberapa bulan sekali.

 Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi


meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, (misal setiap hari
atau setiap minggu), pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang,
sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke
tempat asalnya secara teratur pula (missal pada sore atau malam
hari atau pada akhir minggu). Migran ulang-alik biasanya
menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada
waktu tertentu, misalnya pada siang hari.
 Kriteria Migran : seumur hidup, risen, dan total.

 Migran seumur hidup (life time migrant) adalah orang


yang tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data
berbeda dengan tempa tinggalnya pada waktu lahir.

 Migran risen (recent migrant) adalah orang tempat


tinggalnya pada saat pengumpulan data  berbeda dengan
tempat tinggalnya pada waktu lima tahun sebelumnya.

 Migran total (total migrant) adalah orang yang pernah


bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat
tinggal pada waktu pengunpulan data.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI

1. Faktor Pendorong :
 Makin berkurangnya SDA
 Menyempitnya lapangan kerja di tempat asal
akibat masuknya teknologi dengan mesin-mesin
 Adanya tekanan-tekanan, agama, suku di daerah
asal
 Tidak cocok dengan adat/budaya/kepercayaan
 Alasan pekerjaan /perkawinan yang tidak bisa
mengembangkan karier
 Bencana alam, kebakaran, gempa bumi, musim
kemarau, wabah penyakit dll
2. Faktor Penarik
 Kesempatan untuk memasuki lapangan
pekerjaan yang cocok
 Kesempatan mendapatkan pendapatan yang
lebih
 Kesempatan mendapatkan pendidikan yang
lebih tinggi
 Lingkungan dan keadaan hidup yang
menyenangkan, misal : fasilitas, perumahan dll
 Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai
tempat berlindung
 Adanya aktivitas di kota besar, tempat
hiburan dll
FERTILITAS
Adalah proses lahirnya seorang bayi
dari rahim perempuan dengan adanya
tanda-tanda tanda kehidupan, seperti
bernafas, menangis, bergerak, dsb.
ATAU
Kemampuan wujud reproduksi aktual
dari seorang wanita atau sekelompok
individu
Fertilitas  FERTILISASI
Semakin tinggi tingkat Fertilisasi 
tingkat Fertlitas Tinggi
Fertilisasi : penyatuan sperma dari laki-
laki dengan ovum dari perempuan.
Fertilisasi terjadi pada wanita usia
produktif (15-49 th)
Beberapa istilah :
Fekunditas : kemampuan wanita untuk
menghasilkan keturunan.
Infekunditas/sterilitas : ketidakmampuan
fekundity
Subfekunditas : kemampuan fekunditas
dibawah rata-rata
Vital rates : pengukuran jumlah kelahiran pd
tahun tertentu dihubungkan dg jumlah
penduduk yg memiliki resiko melahirkan pd
tahun tersebut
PENGUKURAN FERTILITAS

1. Pengukuran fertlitas tahunan (vital rate)


Pengukuran kelahiran pada tahun ttt
dihubungkan dengan jumlah pendd yang
mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun
tsb.
2. Pengukuran fertlitas Komulatif
pengukuran jumlah rata-rata anak yang
dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia suburnya
UKURAN-UKURAN FERTILITAS TAHUNAN

1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate ).


2. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility
Rate).
3. Tingkat Fertilitas menurut Umur (Age Specific
Fertility Rate)
PENGUKURAN FERTILITAS KOMULATIF

1. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates =


TFR)
2. Gross Reproduction Rates (GRR)
3. Net Reproduction Rates (NRR)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya fertilitas penduduk
FAKTOR DEMOGRAFI
1. Struktur umur
2. Struktur perkawinan
3. Umur kawin pertama
4. Paritas
5. Laju pertumbuhan penduduk
 FAKTOR NON DEMOGRAFI
1. Ekonomi
2. Sosial
3. Budaya
4. Kesehatan Reproduksi
5. Pendidikan, Industrialisasi
Davis & Blake (1956) dlm “The Social
Structure of Fertility: An Analitical
Framework ” menyatakan reproduksi
perempuan melalui tiga tahap, yaitu :
hubungan kelamin, konsepsi, kehamilan dan
kelahiran.

Davis & Blake (1956) juga mengatakan


bahwa faktor sosial dpt mempengaruhi
fertilitas melalui variabel antara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan
kelamin pd usia reproduksi

 Umur melalui hubungan kelamin


 Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak
pernah melakukan hubungan eklamin
 Lamanya masa reprodukdi yang hilang, karena :
 Perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi suami

 Suami meninggal dunia


 Impotensi, sakit, pisah sementara
 Frekuensi hubungan seks
Faktor-faktor yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran

Kematian janin karena faktor-faktor


yang tidak disengaja

Kematian janin karena faktor-faktor


yang disengaja
KEMATIAN (MORTALITAS)
Adalah peristiwa hilangnya tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi tiap saat
setelah kelahiran hidup (Budi utomo, 1985).

Morbiditas (penyakit/kesakitan)
Adalah keadaan penyimpangan dari keadaan
normal, yang biasanya dibatasi pada kes fidik dan
mental
Jenis Kematian di dalam Rahim (intra uterin)

Abortus, kematian janin menjelang dan sampai


umur 16 minggu
Immatur, kematian janin antara umur kandungan
di atas 16 minggu sampai pada umur kandungan 28
minggu
Prematur, kematian janin di dalam kandungan pd
umur di atas 28 minggu sampai waktu lahir
Kematian bayi di luar rahim (extra uterin)

Lahir mati (still bird)


Kematian baru lahir (neo natal death)
Kematian lepas baru lahir (post neo natal death),
adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan
tetapi kurang dari setahun
Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah
bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu
tahun
Penyebab Kematian Bayi

Faktor Endogen :
Faktor Eksogen :
Kematian bayi yang
Kematian bayi yang
disebabkan oleh
disebabkan oleh faktor
faktor anak sejak
yang berhubungan
lahir, diwarisi orang
dengan lingkungan luar
tuanya saat konsepsi
atau didapat ib unya
selama kehamilan
Sumber data Mortalitas Penduduk
Khusus di Indonesia

Registrasi penduduk, dilakukan dengan cara


prospektif, yaitu pencatatan kontinyu terhadap
peristiwa kematian
Penelitian. Penelitian ekmatian penddk biasanya
dilakukan bersamaan dengan penelitian kelahiran
yang disebut dengan penelitian statistik vital
Perkiraan (Estimasi). Perkiraan ttg jumlah
kematian dan kelahiran, didapatkan dari sensus
penduduk yang dilakukan
Pengukuran Data Kematian Penduduk

TingkatT Kematian Kasar (Crude Death Rate).


Tingkat Kematian Menurut Umur(Age Specific
Death Rate).
Tingkat KematianBayi (Infant Death
Rate(IDR)/Infat Mortality Rate (IMR)
Karakter kelompok Penduduk yang mempengaruhi Crude Death
Rate (CDR)

Antara penduduk daerah pedesaaan dan perkotaan


Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang
berbeda
Penduduk dengan perbedaan pendapatan
Perbedaaqan jenis kelamin
Penduduk dengan perbedaan status kawin
AKIBAT JUMLAH PENDUDUK BANYAK:

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

 Areal hutan;  Polusi udara (emisi


 Lahan kritis; kendaraan
 Hutan bakau; bermotor);
 Erosi laut;  Kesesakan
pemukiman;
 Terumbu karang;
 Ketersediaan air
 Pendangkalan
bersih;
sungai;
 dsbnya
 Sampah;
Sekian, Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai