Anda di halaman 1dari 47

Arah Kebijakan

Bidang Kepemudaan
Woro Srihastuti Sulistyaningrum, ST. MIDS
Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga
Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan Dalam Acara


Seminar Forum Kajian Pembangunan (FKP) SMERU Institute

Jakarta, 23 Oktober 2018


Outline Paparan

PENDAHULUAN

ANALISA SITUASI
BIDANG KEPEMUDAAN

ARAH KEBIJAKAN PEMUDA


DALAM RPJMN 2015-2019, RKP
2018 DAN 2019

BACKGROUND STUDY
RPJMN 2020-2024

PENUTUP
2
PENDAHULUAN

3
PENGANTAR

Kebijakan Perencanaan Nasional bidang Pemuda dan Olahraga tertuang sebagai bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) (Perpres No. 2 Tahun 2015) dan Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) yang disahkan melalui Peraturan Presiden .

➢ Pendekatan perencanaan dalam rangka pelaksanaan RKP 2019 dilakukan dengan Kebijakan Money Follow
Program dan Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial (THIS).

➢ Saat ini telah disahkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 72 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) Tahun 2019.

Dalam rangka implementasi Kebijakan Perencanaan Nasional di atas, diseminasi, sinkronisasi dan evaluasi atas
capaian dan proses pembangunan bidang kepemudaan merupakan hal yang harus dilakukan.

➢ Dalam rangka penyusunan perencanaan kebijakan yang terarah dan efektif, maka diperlukan masukan dan
tanggapan yang berbasis bukti penelitian.

➢ Salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan nasional adalah dengan adanya Focus Group
Discussion (FGD) dengan para stakeholder terkait seperti halnya “Forum Kajian Pembangunan” (FKP).

4
PENDEKATAN THIS (TEMATIK, HOLISTIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL)

• Diperoleh dari evaluasi → Tema RKP


• Penetapan Prioritas Nasional atau Daerah
Tematik (Terfokus)
• Penetapan sasaran dan target pembangunan (disesuaikan dengan visi dan misi
Presiden, Gubernur, Bupati atau Walikota)

Holistik • Tahapan holistik suatu tema/subjek dari hulu ke hilir


(Menyeluruh) • Komponen pembentuk suatu tema/subjek

• Siapa berbuat apa (who’s doing what)


Integratif (Terpadu) • Pembagian urusan atau kewenangan
• Integrasi Perencanaan dan Pendanaan

Spasial (Lokasi • Prioritas bersifat spasial dengan scope atau lokus yang jelas
yang Jelas)

5
Perencanaan yang Berkesinambungan

CAPAIAN PEMBANGUNAN
BIDANG PEMUDA

6
ANALISA SITUASI
BIDANG KEPEMUDAAN

7
Pemuda dan Bonus Demografi
(in thousands)
70-74
1971
60-64

50-54

40-44

30-34
Jumlah
20-14
penduduk
10-14 119,2 Juta
0-4
Usia harapan
15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000 hidup
Female Male 55,1 tahun

63,4 juta
(in thousands)
80-84

2015 70-74
60-64
50-54
40-44

Pemuda*) di Indonesia 30-34 Jumlah


penduduk
atau 24,3% dari total penduduk
20-24
255,1 Juta
10-14
(Statistik Pemuda Indonesia, BPS, 2017) 0-4 Usia harapan
15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000 hidup
Male Female Working School Lainnya
Others 70,8 tahun
*) Usia Pemuda adalah 16-30 tahun (UU Nomer 40 Tahun 2009
tentang Kepemudaan)
Sumber: BPS, Sensus dan Supas 13
PELUANG BONUS DEMOGRAFI DI INDONESIA (1)

Bonus Demografi merupakan keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio
Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang
▪ Penurunan rasio ketergantungan → meningkatnya penduduk usia kerja → peluang terjadinya Bonus Demografi
▪ Trend rasio ketergantungan dapat tercapai, asumsi proyeksi tercapai:
▪ Fertilitas menurun (TFR = 2,1 pada tahun 2025)
▪ Angka Kematian Bayi menurun= 22,3 pada tahun 2025

Bonus Demografi tidak otomatis, tetapi dapat diraih dengan kebijakan tepat

▪ TFR tetap terjaga


▪ SDM sehat dan terdidik (usia anak s/d lansia, perempuan dan laki-laki)
▪ Tenaga kerja produktif, termasuk tenaga kerja perempuan
▪ Stabilitas ekonomi, ketersediaan lapangan kerja

Jika tidak, terjadi dampak tidak baik:


- tingginya penganguran
- konflik sosial
- tekanan pada pangan dan lingkungan

9
PELUANG BONUS DEMOGRAFI DI INDONESIA (2)

10
INDONESIA DALAM KONSTELASI REGIONAL
Baik secara nasional maupun regional, Indonesia berpeluang mendapatkan Bonus Demografi

Dibandingkan Jepang, Australia, Tiongkok,


dan Singapura, proporsi usia produktif 100
Indonesia cukup besar
90

80

70

Dependency ratio (%)


Di seluruh negara ASEAN, 38% Tiongkok
jumlah penduduk usia produktif 60 Jepang
terdapat di Indonesia Indonesia
50
38%
Singapura
40
Thailand
Indonesia berpeluang untuk: 30
Mengisi kebutuhan tenaga kerja di Australia
20
tingkat regional
Menampung industri padat tenaga kerja 10

0
1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050

11
OPTIMALISASI BONUS DEMOGRAFI

Peningkatan Ketrampilan kerja


Tenaga kerja yang terampil dan fleksibel Transparansi & akuntabilitas & efisiensi
Akses dan kualitas pendidikan dasar dan menengah Penegakan hukum
Kesetaraan gender
Penurunan TFR sampai di level 2,1
Keluarga Berencana
Pendidikan:
Pendidikan perempuan remaja Tenaga Kerja
Terampil

Struktur Kesehatan: Good Bonus


Penduduk: Sehat Governance:
Demografi
Produktif Kepercayaan &
Fertilitas Delivery
rendah

Lapangan
Kerja tumbuh
Ekonomi inskulsif
Perbaikan gizi pada 1000 HPK
Investasi human capital
Penurunan kematian anak Sektor prioritas bagi “today’s youth”
Peningkatan kesehatan reproduksi Transfer sistem antar generasi
Ketrampilan “lansia” Tabungan
Kesempatan kerja bagi perempuan dan “lansia”
12
Indeks Pembangunan Pemuda (IPP)
(Launching di Bappenas pada tanggal 13 Juli 2018)

• Rata-rata lama • Angka Kesakitan • Pemuda Wirausaha


sekolah Pemuda (white collar)
• Angka Partisipasi • Pemuda Korban • Tingkat Pengangguran
Kasar (APK) Sekolah Kejahatan Terbuka Pemuda
Menengah • Pemuda Merokok
• APK Perguruan Tinggi • Remaja Hamil

Domain Kesehatan dan Lapangan dan


Pendidikan Kesejahteraan Kesempatan Kerja

• Pemuda sukarelawan • Perkawinan Usia Anak


• Pemuda Berorganisasi • Pemudi Bersekolah SMA+
• Pemuda Berpendapat di Perguruan Tinggi
Rapat Kemasyarakatan • Pemudi Bekerja

Partisipasi dan Gender dan


Kepemimpinan Diskriminasi
Sumber: Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia 2017 13
Capaian Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Indonesia 2017
Domain Pendidikan

Domain Kesehatan dan Kesejahteraan

Domain Partisipasi dan Kepemimpinan

47,33 50,17 Domain


Gender dan Diskriminasi
• Tercatat sebagai domain membutuhkan perhatian
khusus karena merupakan domain terlemah keempat
dengan indeks berturut-turut 36,7 dan 43,3 di pada
tahun 2015 dan 2016.
• Kenaikan nilai indeks didukung oleh perbaikan
indikator perkawinan usia anak dan perempuan
bekerja di sektor formal.
• Provinsi D.I Yogyakarta tercatat sebagai provinsi yang
paling tinggi dalam capaian domain ini.

Domain
Lapangan dan Kesempatan Kerja
70 63,3 63,3 2015 2016
55,0 57,5
60 50,2 • Tercatat sebagai domain membutuhkan perhatian
46,7 46,7 47,3
50 40,0 43,3 khusus karena merupakan domain terlemah dengan
35,0 36,7
40 indeks berturut-turut 35,0 dan 40,0 pada tahun
30
2015 dan 2016.
20
10 • Kenaikan nilai indeks didukung oleh perbaikan
0 indikator tingkat pengangguran terbuka.
Pendidikan Kesehatan dan Lapangan dan Kesempatan Partisipasi dan Gender dan Diskriminasi IPP
Kesejahteraan Kerja Kepemimpinan
• Provinsi Kalimantan Timur tercatat sebagai provinsi
Sumber: Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia 2017 dengan perubahan paling baik pada domain ini.
14
Pemuda: Tantangan Pembangunan Kependudukan

• Perlambatan perekonomian global


• Peningkatan penduduk • Perkembangan konstelasi politik di negara maju
usia produktif
• Penduduk lanjut usia di negara maju
• Kualitas SDM Indonesia
relatif masih rendah
• Kemiskinan
• TFR, AKI & AKB • Kerentanan
bervariasi antarpropinsi • Ketimpangan Perpanjangan
antarkelompok dan Peningkatan
• Cakupan jaminan sosial
pendapatan dan • Konflik sosial Demographic
yang belum menyeluruh
antarwilayah Dividend
• Urbanisasi yang belum • Produktivitas
• Pengangguran usia Rendah
tertata muda

Pertumbuhan
Tantangan Indikator Pembangunan
ekonomi
TFR=Total Fertility Rate
AKI= Angka Kemaian Ibu
AKB = Angka Kematian Bayi
15
REPUBLIK
Human Capital Indonesia Masih Terbatas
INDONESIA

Permasalahan Human Capital Data WEF menunjukkan:


terkait tenaga kerja masih
didominasi oleh persoalan
keahlian.
Rata-rata skor 62,19 Ranking 65 dari 130 negara
Malaysia (ranking 33), Thailand (ranking 40), dan Vietnam (ranking 64)
• Penduduk usia produktif yang bekerja pada Nilai Global Human Capital Index 2017 Beberapa Negara
pekerjaan berkeahlian tinggi dan
76 74,84
menengah masih terbatas.
74 73,28
• Gender gap dalam partisipasi angkatan 72,05 71,56
72
kerja usia produktif masih tinggi.
70 68,29
• Youth employment (Tingkat pengangguran
68
terbuka dan proporsi setengah penganggur 66,15
lebih tinggi dibandingkan dengan 66 64,36
kelompok usia lainnya). 64 62,82
62,19
62
• Lulusan pendidikan tersier masih terbatas.
60
Singapore United Japan Malaysia Australia Brunei Thailand Philippines Indonesia
States Darussalam
Sumber: WEF Global Human Capital Index (2017 )

Diperlukan peningkatan keahlian (know how), peningkatan pembangunan SDM (development), perbaikan
kualitas relevansi pendidikan (capacity), dan penyempurnaan sisitem penempatan tenaga kerja (deployment).

16
Kondisi Angkatan Kerja Muda:
REPUBLIK
INDONESIA
Penganggur dan Setengah Penganggur
TPT Berdasarkan Umur dan TPT Nasional, 2018 Setengah Penganggur Berdasarkan Umur
7 30%

Juta Orang
20% 17,78%
6 25%
15,82%
15% 5
20%
4
13,74% 15%
10% 7,42% 3 13,19%
TPT Nasional 9,72% 10%
5,13% 2 7,63%
4,07%
5% 2,43% 2,01% 1,80% 1,72% 1,73% 5%
1
0,79%
0 0%
0%
2010 2014 2015 2016 2017 2018
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+
15-19 20-24 25-29 % 15-19
Keterangan: Data garis merupakan setengah penganggur dibagi dengan pekerja % 20-24 % 25-29 Nasional
Sumber: Sakernas periode Februari

Angkatan kerja muda masih cenderung kurang produktif.


• Sejak 2010, tingkat pengangguran terbuka (TPT) angkatan kerja muda berada di atas TPT nasional. TPT Nasional (Feb
2018) sebesar 5,13%, sedangkan TPT 15-19 tahun mencapai 17,78%, 20-24 tahun 15,82%, dan 25-29 tahun 7,42%.
• 3,9 juta orang (11,72%) kaum muda yang bekerja adalah setengah penganggur.
• Semakin muda kelompok usia, semakin tinggi proporsi setengah penganggurnya.

17
Keaktifan Kaum Muda Indonesia Masih Lebih Rendah
REPUBLIK
INDONESIA
Dibandingkan dengan Beberapa Negara ASEAN
Proporsi Kaum Muda yang Tidak Sekolah, Bekerja atau
NEET kaum muda Indonesia masih tinggi, terutama Pelatihan (NEET) di Beberapa Negara ASEAN
perempuan. 30,0
24,8
25,0
• Proporsi kaum muda Indonesia yang tidak bekerja, sekolah atau
20,0
pelatihan (NEET) dua kali lebih besar dari Malaysia dan Thailand, dan 17,7 13,81
15,0 12,28 9,3
hampir tiga kali Vietnam. NEET kaum muda Indonesia sebagian 10,0 9,2
besar terdiri dari perempuan. Sekitar 18% perempuan muda tidak 5,0
9,8
7,1
aktif secara ekonomi (2015). 0,0 2,5 4,6

• Usia 15-19: Lebih dari 60% bersekolah (laki-laki dan perempuan), Malaysia Indonesia Thailand Vietnam
NEET perempuan sedikit lebih tinggi (2018). NEET Male NEET Female NEET total
• Usia 20 ke atas: NEET perempuan lebih dari 40%.

LAKI-LAKI 20-24
PEREMPUAN
20-24
25-29
15-19 8% 15-19
11% 19% 1% 9% 25-29
0,5%
11% 41%
15%
28% 73%
61% 20% 50% 46%
88% 65%
54%

NEET Bekerja Sekolah


Keterangan: NEET Bekerja Sekolah
NEET = Number of youth – number of youth in employment + number of youth not in employment
who are in education or training (ILO, 2013a) Sumber: Hasil pengolahan Sakernas Februari 2018
18
Kaum Muda Cenderung Berkeahlian Rendah dan
REPUBLIK
INDONESIA
Menjadi Pekerja Rentan
Pekerja Berdasarkan Keahlian
dan Kelompok Umur Status Pekerja Berdasarkan Kelompok Umur
3% 9%
15-19 43,86%
20-24

35%
34%
62% 57%

18,05%
25-29 13,47% 12,62%
12%
4,87% 5,14% 5,00%
3,37% 4,68% 2,64% 2,50% 3,93%
Tinggi
55% 33% Menengah
15-19 20-24 25-29 30+
Rendah
Pekerja Bebas di Pertanian Pekerja Bebas di Non Pertanian Pekerja Keluarga/Tdk Dibayar

Pekerja muda cenderung berada pada pekerjaan rentan


▪ Lebih dari separuh pekerja usia muda (15-29) berada pada pekerjaan dengan keahlian menengah-rendah.
▪ Proporsi pekerja keluarga/tidak dibayar usia muda masih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang telah berusia 30+. Lebih
dari 40% pekerja usia 15-19 tahun adalah pekerja tak dibayar.

19
Sumber: Kedeputian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, 2018
REPUBLIK
Produktivitas Tenaga Kerja dalam Kancah Global
INDONESIA

Produktivitas Tenaga Kerja 2015 Laju Pertumbuhan Produktivitas TK, 2010-2015 (%)
7,2 6,9
Singapore 127,8 (108)
US 117,9 (100) 4,9
4,3 4,3 4,2
Hong Kong 106,5 (90)
3,1
Australia 92,7 (79) 1,8
Japan 77,2 (65) 1,2

Korea 63,4 (54)

Lao PDR
China

Thailand

Singapore
Cambodia

Philippines

Indonesia

Malaysia
Vietnam
Malaysia 55,7 (47)
East Asia 31,3 (27)
ASEAN 6 28,1 (24)
Thailand 26,5 (22)
Indonesia 24,3 (21)
China 22,3 (19) Produktivitas TK Indonesia berada pada posisi
ASEAN 21,9 (19)
yang cukup baik di antara beberapa negara Asia.
Philippines 18,1 (15)
India 14,6 (12) • Dalam kurun waktu 2010-2015, laju pertumbuhan
Lao PDR 11,1 (9) produktivitas TK Indonesia hampir setara dengan Kamboja,
Vietnam 9,6 (8)
Vietnam, dan Filipina; meskipun masih tertinggal jika
Myanmar Ribu USD (2015), dibandingkan dengan China dan Laos.
5,7 (5)
Cambodia 5,7 (5)
US = 100 dalam tanda kurung • Tetapi secara nominal, Indonesia masih tertinggal dibandingkan
Singapore dan Malaysia. Produktivitas TK Indonesia hanya
0 20 40 60 80 100 120 140 160
sekitar 21% dibandingkan dengan US.
Sumber: APO Productivity Database 2017
Keterangan: Pertumbuhan produktivitas berdasarkan rata-rata pertumbuhan tahunan PDB berdasarkan harga konstan per pekerja menggunakan 2011 PPP

22
REPUBLIK
INDONESIA
Peluang Teknologi Digital
Teknologi Digital dapat Berpeluang Mendisrupsi

Kajian McKinsey (2016) mengindikasikan:

52,6 60% 30%


Jabatan pekerjaan di Jabatan pekerjaan di
Pekerjaan akan
dunia akan dunia akan digantikan
berpotensi tergantikan
oleh mesin-mesin
Juta oleh otomasi di menggunakan
otomasi. canggih.
Indonesia.

Teknologi Digital Menstimulasi Produktivitas Ekonomi


Kajian yang sama mengindikasikan:

3,7 $6 78%
Pekerjaan baru seiring Pendapatan total e- Pengguna internet
dengan bangkitnya ekonomi commerce di melakukan
digital dalam 7 tahun ke Indonesia (2016). pembelian online.
Juta depan di Indonesia. Miliar

Estimasi pertumbuhan e-commerce di Indonesia mencapai 18% per tahun dalam 5 tahun mendatang dan berkontribusi
untuk menambah PDB sebesar USD 35 miliar.

23
Lapangan Kerja di Masa Depan:
REPUBLIK
INDONESIA
Jenis Okupasi yang Berkembang
Arsitek, Perencana, Surveyor, &
Desainer
Manajer Konstruksi Ahli Matematika, Aktuaris, & Statistika
Teknisi Teknik Bangunan
Konstruksi Profesional
Teknisi Pengawas Ahli Teknik
Pekerja Konstruksi
Analis dan Pengembangan
Perangkat Lunak & Aplikasi
Guru & Dosen • Analis Sistem
Pendidikan
• Pengembangan Perangkat Lunak
Teknologi • Pemrogram Aplikasi

Informasi Profesional Database dan Jaringan


Dokter Medis
Profesional Keperawatan &
Administrator Sistem dan Jaringan
Kebidanan
Teknisi Medis & Farmasi Pelayanan Teknisi Telekomunikasi &
Pekerja Child Care Kesehatan Broadcasting
Asisten Jasa Kesehatan

Seniman Kreatif dan


Kreatif Pertunjukan
Pimpinan Eksekutif & Direktur Desainer
Pelaksana

Manajer Keuangan Manajer


Manajer Penjualan, Marketing,
& Pengembangan Usaha Sumber: WEF & Proyeksi McKinsey

24
Perokok pada Usia Remaja dan Sekolah

Prevalensi Merokok (RISKESDAS, 2013)

Usia Pertama Merokok Diantara Remaja 15-19 Tahun Pernah


Merokok (SDKI, 2012)

Peserta Didik Merokok (GSHS, 2015)


Konsumsi Alkohol, Narkoba dan HIV

Perilaku Konsumsi Alkohol (SDKI, 2012) Peserta Didik Konsumsi Alkohol (GSHS, 2015)

Tren Pelajar dan Mahasiswa Pengguna Narkoba (BNN,2014)


Kasus HIV Menurut Kelompok Umur tahun 2010-2015 (Kemenkes, 2016)
Baseline Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs) Pemuda dan Remaja
Pemetaan Indikator pemuda dalam TPB/SDGs

12 Tujuan
70 Indikator, terdiri:
(57 indikator metadata nasional , Cut off: Konsumsi Per
Jumlah
pemuda
dan 13 indikator tambahan ) Kapita Per Bulan
miskin
1 x GK 12.76 (Rp350.000) 9.8 juta
1.2 x GK 12.94 (Rp420.000) 19 juta
1.5 x GK 13.17 (Rp525.102) 31.6 juta

Sumber: Exercise Rancangan Baseline SDGs untuk Pemuda, 2018


27
ARAH KEBIJAKAN
PEMUDA DALAM RPJMN
2015-2019, RKP 2018 DAN
2019

28
Arah Kebijakan dan Sasaran Bidang Kepemudaan
(RPJMN 2015-2019, Perpres No.2 Tahun 2015)

Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 Sasaran RPJMN 2015-2019

Memperluas kesempatan
memperoleh pendidikan dan Meningkatnya pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa
ketrampilan; patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas pemuda

Meningkatkan peran serta • meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam


pemuda dalam pembangunan pendidikan kepramukaan;
sosial, politik, ekonomi, budaya • meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam
dan agama; pengembangan wawasan kebangsaan, bela negara, dan
ketahanan nasional;
Melindungi segenap generasi
muda dari bahaya
penyalahgunaan napza,
minuman keras, penyebaran Meningkatnya partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan,
terutama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama
penyakit HIV/AIDS, dan penyakit
menular seksual di kalangan
pemuda.
• meningkatnya partisipasi kader pemuda kepeloporan,
kepemimpinan, dan kewirausahaan;
Meningkatkan potensi pemuda
• meningkatnya partisipasi kader pemuda dalam kegiatan
dalam kewirausahaan, kepeloporan, organisasi kepemudaan;
dan kepemimpinan dalam
pembangunan; • penobatan para role model pemuda Indonesia;
29
OVERVIEW CAPAIAN RPJMN 2015-2019: PEMUDA DAN OLAHRAGA
2014 Perkiraan
Sasaran Satuan (Baseline) 2017 *) Target 2019 Capaian
2019
1. Partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan

• Pemuda yang difasilitasi sebagai Kader Kewirausahaan Orang 4.000 4.000 5.000

• Pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan keterampilan kreativitas seni, Orang 90 14.000 14.000
budaya dan ekonomi kreatif
• Pemuda kader yang difasilitasi dalam pengembangan kepedulian, kesukarelawanan, Orang 1.250 1.300 1.500
dan kepeloporan
2. Budaya olahraga
• Meningkatnya persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga Persen 24,99 27,61 (2015) 35,00
(target 2017: 30,90 persen) (2012)
• Peserta olahraga massal, petualang, tantangan dan wisata Orang 8.000 8.000 8.000

3. Prestasi olahraga
• Peringkat pada Asian Games Peringkat 17 4 10 besar (2018)
• Peringkat pada Asian Paragames 9 5 8 besar (2018)
• Peringkat pada SEA Games Peringkat 4 5 1 (Juara Umum)
• Peringkat pada ASEAN Paragames 2 1 1 (Juara Umum)
• Olahragawan Andalan yg dibina Orang 2.000 1.320 2.000

• Bibit olahragawan yang difasilitasi dalam Pemanduan Bakat Cabang Olahraga Unggulan Orang 16.000 12.400 16.000

• Olahragawan yang difasilitasi dalam pengembangan olahragawan berbakat Orang 5.000 5.000 5.000

• PPLP/PPLM yang memenuhi standar Persen n.a n.a 30

Sumber: BPS dan Kemenpora Ket. *) data realisasi sudah tercapai/on track/on trend perlu kerja keras sangat sulit tercapai 30
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2018:
Perkuatan Implementasi Money Follows Program

10 PN dan 30
Menajamkan Prioritas Program Prioritas
Nasional

RKP Memastikan
Pengendalian
dilakukan sampai ke

2018 pelaksanaan program level proyek (satuan 3)

Belanja K/L, Belanja Non


Menajamkan Integrasi K/L, Belanja Transfer ke
Sumber Pendanaan Daerah, PHLN, BUMN,
PINA dan Swasta

31
TEMA, PRIORITAS NASIONAL DAN PROGRAM PRIORITAS RKP 2018
TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018 :
“Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”

Peningkatan Kualitas Money Follow Program dengan pendekatan Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial
I. PENDIDIKAN IV. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN VII. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Pendidikan Vokasi PARIWISATA 17. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat
8. Pengembangan 3 Kawasan Sasaran
2. Peningkatan kualitas guru Perubahan Iklim
Pariwisata (dari 10) 18. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
II. KESEHATAN 19. Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil,
Revolusi Mental 9. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi
3. Peningkatan Kesehatan Ibu Khusus (KEK) (dari 10) dan Koperasi
dan Anak VIII. INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS,
10. Pengembangan 3 Kawasan Industri
4. Pencegahan dan DAN KEMARITIMAN
(KI) (dari 14)
Penanggulangan Penyakit 20. Pengembangan Sarana dan Prasarana
11. Perbaikan Iklim Investasi dan Transportasi (darat, laut, udara, dan
5. Preventif dan Promotif Penciptaan Lapangan Kerja inter-moda)
(Gerakan Masyarakat Hidup
12. Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa 21. Pengembangan Telekomunikasi dan
Sehat)
Bernilai Tambah Tinggi
Pemerataan
Informatika
III. PERUMAHAN DAN IX. PEMBANGUNAN WILAYAH
V. KETAHANAN ENERGI
PERMUKIMAN 22. Pembangunan Wilayah Perbatasan
13. EBT dan Konservasi Energi dan Daerah Tertinggal
6. Penyediaan Perumahan
Layak 14. Pemenuhan Kebutuhan Energi 23. Pembangunan Perdesaan
7. Air Bersih dan Sanitasi VI. KETAHANAN PANGAN 24. Reforma Agraria
15. Peningkatan Produksi pangan 25. Pencegahan dan Penanggulangan
16. Pembangunan sarana dan prasarana Bencana (a.l Kebakaran Hutan)
pertanian (termasuk irigasi) 26. Percepatan PembangunanPapua
Kesetaraan Gender
X. POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN
27. Penguatan Pertahanan 29, Kepastian Hukum
28. Stabilitas Politik dan Keamanan 30. Reformasi Birokrasi Tata kelola
Pemerintahan
=Pengarusutamaan/ yang Baik
PRIORITAS KHUSUS
Mainstreaming
Asian Games dan Asian Para Games

Memprioritaskan Belanja Pemerintah Untuk Pencapaian Sasaran Prioritas Nasional 32


KONTRIBUSI PEMUDA DAN OLAHRAGA
DALAM PRIORITAS NASIONAL RKP 2018
PENDIDIKAN KESEHATAN KP:Peningkatan Pemahaman Hidup
Sehat
ProPN: Kampanye Hidup Sehat dan
Deteksi Dini Penyakit
Promotif dan Proyek KL:
Preventif “Gerakan
Masyarakat Hidup •Kampanye Olahraga tradisional, usia dini
Sehat” dan Lansia, olahraga penyandang cacat,
Peningkatan dan olahraga di lembaga
Kualitas Guru kemasyarakatan
•Kampanye olahraga massal, petualang,
Pendidikan Peningkatan tantangan dan wisata (termasuk Gowes
Derajat Pesona Nusantara Tahun 2018)
Kesehatan dan •Kampanye olahraga di sekolah dasar,
Peningkatan Gizi Pencegahan dan menengah, perguruan tinggi, pendidikan
Kesehatan Ibu Masyarakat Pengendalian nonformal dan informal
Peningkatan dan Anak Penyakit
kualitas dan •Kampanye olahraga di sentra olahraga
relevansi pendidikan, sentra olahraga rekreasi dan
pendidikan vokasi sentra olahraga prestasi

KP:Pendidikan dan pelatihan


kewirusahaan dan kecakapan POLITIK, HUKUM DAN
kerja
ProPN: Peningkatan PERTAHANAN KEAMANAN
kualitas layanan
pendidikan dan pelatihan
kecakapan kerja dan Kepastian
Hukum
kewirausahaan
KP: Peningkatan Penanggulangan Penyalahgunaan
Proyek KL:
Narkoba
▪ Pengembangan ProPN: Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Kewirausahaan Pemuda Politik,
Reformasi Stabilitas Proyek KL:
Hukum dan
politik dan 1.Pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan
birokrasi Pertahanan Keamanan
Keamanan penanggulangan penyalahgunaan narkoba
KP : Kegiatan Prioritas 2.Jambore Pemuda Indonesia (dalam rangka
ProPN : Proyek Prioritas Nasional pencegahan penyalahgunaan narkoba)

Penguatan
pertahanan
Arah Kebijakan Bidang Pemuda Dalam RKP 2018
(Perpres 79 Tahun 2017)

Meningkatnya pelayanan
kepemudaan yang berkualitas
melalui:
a) Penguatan koordinasi lintas
1 Meningkatnya pemberdayaan dan
pengembangan pemuda melalui:
sektor penyelenggaraan a) Pengembangan sentra pemberdayaan
pelayanan kepemudaan; pemuda;
b) Peningkatan Indeks
Pembangunan Pemuda. 2 b) Pengembangan wawasan, kapasitas,
kepedulian, kesukarelawanan, dan
kreativitas pemuda, terutama melalui
sinkronisasi pelaksanaan kirab pemuda
nusantara; dan
c) Peningkatan potensi pemuda dalam
kewirausahaan, kepemimpinan dan
kepeloporan.
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2019
Kesinambungan Implementasi Money Follows Program
2017 2018 2019
Menajamkan
Prioritas Nasional
23 PN 10 PN 5 PN

154 PP 30 PP 24 PP

RKP Memastikan Pengendalian Dilakukan


2019
Pelaksanaan Sampai ke Level Proyek
Program (satuan 3)

Menajamkan Belanja K/L, Belanja Non K/L,


Integrasi Belanja Transfer ke Daerah, PHLN,
Sumber Pendanaan BUMN, PINA dan Swasta

RKP 2019 fokus pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya (pemerintah, swasta, perbankan)
untuk mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN
Tema dan Prioritas Nasional
Prioritas Nasional

Tema RKP 1 Pembangunan Manusia melalui Pengurangan


Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar

2
2019
Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui
Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman
“Pemerataan

3
Pembangunan
Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui
untuk
Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif
Pertumbuhan

4
Berkualitas”
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan
Sumber Daya Air

5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan


Pemilu
Kontribusi Bidang Pemuda pada PN 3 37

Kerangka PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan


Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri,
Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Sasaran:
Meningkatnya jumlah calon
wirausaha baru yang
difasilitasi dan dilatih
Satuan
Proyek Prioritas
Target
Pemuda kader yang 5.000 orang
difasilitasi dalam per
pengembangan tahun
kewirausahaan
pemuda

37
Kontribusi Bidang Pemuda pada PN 5 38

Sasaran:
Tertanganinya permasalahan
penyalahgunaan narkoba
Proyek Prioritas Target Satuan
Pemuda kader yang 3.000 orang per
difasilitasi dalam tahun
peningkatan
penanggulangan
penyalahgunaan narkoba
Jambore Pemuda 34 Provinsi
Indonesia (dalam rangka
pencegahan
penyalahgunaan narkoba)
38
Arah Kebijakan Bidang Pemuda Dalam RKP 2019
(Perpres 72 Tahun 2018)

Meningkatnya pelayanan
kepemudaan yang berkualitas
melalui:
a) Penguatan koordinasi lintas
1 Meningkatnya pemberdayaan dan
pengembangan pemuda melalui:
sektor penyelenggaraan a) Pengembangan sentra pemberdayaan
pelayanan kepemudaan; pemuda;
b) Peningkatan Indeks
Pembangunan Pemuda; dan
c) Pengembangan Pendidikan
2 b) Pengembangan wawasan, kapasitas,
kepedulian, kesukarelawanan, dan
kreativitas pemuda, terutama melalui
Kepramukaan. sinkronisasi pelaksanaan kirab pemuda
nusantara; dan
c) Peningkatan potensi pemuda dalam
kewirausahaan, kepemimpinan dan
kepeloporan.
BACKGROUND STUDY RPJMN
2020-2024

40
BS Bidang Pemuda: Prinsip Dasar dan Area Fokus Pembangunan Pemuda
Area Fokus Prinsip Dasar Pembangunan/
overarching strategy
Perlindungan Sosial
Inklusif and Sensitif Gender
Kesehatan
Fisik dan
Mental Pengakuan Agensi Pemuda

Politik dan Ketrampilan


Pelayanan yang Sensitif Pemuda
Kewargaan Karakter dan
Pengetahuan

Sinergi dan Kemitraan


Partisipasi
Ekonomi
dan Inovasi
Terukur dan Terencana

41
BS Bidang Pemuda: Isu Strategis Kepemudaan

Area Fokus Strategis

Partisipasi Politik dan Kesehatan Fisik Perlindungan


Pendidikan
ekonomi kewargaan dan Mental Sosial

a. Pendidikan dan 1. Kewirausahaan 1. Toleransi 1. Gaya hidup sehat dan 1. Perlindungan Hukum
Keterampilan 2. Partisipasi dalam 2. Kepeloporan aktif 2. Pencatatan Sipil
b. Pembangunan Karakter Ekonomi Kreatif 3. Kepedulian sosial 2. Penyalahgunaan obat 3. Jaminan Sosial
3. Akses ke lapangan kerja 4. Voluntarisme dan zat terlarang Ketenagakerjaan
4. Inovasi perekonomian 5. Kepemimpinan 3. Kekerasan terhadap 4. Jaminan Kesehatan
Desa dan pertanian 6. Partisipasi dalam Pemuda Nasional
organisasi dan kegiatan 4. Kecelakaan Lalu Lintas 5. Program Anti
1. Kualitas pendidikan vokasi social budaya 5. Kesehatan jiwa Kemiskinan
2. Kualitas pendidikan di era globalisasi 7. Partisipasi politik non 6. Pernikahan dini
3. Kualitas pendidikan karakter electoral 7. Kesehatan reproduksi
4. Keterampilan Abad 21 8. Partisipasi politik 8. Pergaulan bebas,
5. Akses terhadap pendidikan menengah dan tinggi elektoral pornografi, dll
6. 42 dan kualitas pendidikan nonformal & informal
Akses 9. Perilaku anti-sosial
7. Sertifikasi Kompetensi Profesional (kriminalitas)
BS Bidang Pemuda:
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBANGUNAN PEMUDA

Tindak lanjut implementasi Perpres Nomor 66


Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas
Sektor Pelayanan Kepemudaan:
- Regulasi dan optimalisasi peran tim Koordinasi Strategis Lintas Sektor
Pelayanan Kepemudaan
- Regulasi Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dan implementasinya

Indikator IPP dan baseline SDGs untuk Pemuda


dan Remaja perlu diselaraskan dengan program
dan kegiatan Kementerian/Lembaga.

43
Konsep
BS Bidang Pemuda: Pembangunan
RANCANGAN Pemuda
KONSEP PEMBANGUNAN PEMUDA
Kondisi Saat Ini Sasaran Pokok
Meningkatnya pelayanan kepemudaan berkualitas, serta pemberdayaan dan
47,33 50,13
IPP Indonesia (2015) (2016)
pengembangan pemuda yang tercermin dari:

10,01 10,21
1 Meningkatnya Indeks Pembangunan Pemuda;
Rata-rata Lama Sekolah Pemuda
(2015) (2016) 2 Meningkatnya literasi digital pemuda;

Angka Kesakitan Pemuda


9,34 8,54 Meningkatnya kemandirian ekonomi pemuda terutama dalam kewirausahaan
(2015) (2016) 3 ekonomi 4.0 dan partisipasi kerja pemuda penyandang disabilitas;

Wirausaha Pemuda (white collar)


0,28 0,30 Berkembangnya wawasan, kapasitas, kepedulian, kesukarelawanan,
(2015) (2016) 4 kreativitas, kepemimpinan dan kepeloporan pemuda;
Partisipasi pemuda dalam 81,9 Meningkatnya akses pemuda terhadap program perlindungan sosial,
Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
5 termasuk perlindungan hukum, kesehatan, dan ketenagakerjaan.
(2015)

Pemuda Perempuan Bekerja di 22,99 24,07


Sektor Informal (2015) (2016) Arah Kebijakan Pokok
Sumber: Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Indonesia 2017 Menguatkan sinergi lintas sektor di tingkat pusat dan integrasi lintas sektor di
1 tingkat daerah
Tantangan Ke Depan 2 Melibatkan peran aktif pemuda dalam pembangunan, melalui:
1. Mengoptimalkan sinergi lintas sektor dalam rangka pemanfaatan peluang Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan ketrampilan serta
bonus demografi. a
akses kesehatan;
2. Mengoptimalkan globalisasi dan kemajuan teknologi untuk pengembangan
Peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan sosial, politik,
potensi pemuda b
ekonomi, budaya dan agama;
3. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pemuda.
4. Meningkatkan kemandirian pemuda, terutama dalam kewirausahaan. c Peningkatan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan
5. Meningkatkan partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan. kepemimpinan dalam pembangunan;
6. Menjamin pelaksanaan program pemberdayaan pemuda yang berkelanjutan. Pemenuhan hak pemuda untuk memperoleh perlindungan dari pengaruh
7. Melindungi pemuda untuk tidak terlibat perilaku beresiko.
3 destruktif dan penguatan upaya mitigasi perilaku berisiko pemuda 44
PENUTUP

45
PENUTUP
1. Dalam rangka penyusunan perencanaan kebijakan pembangunan nasional yang baik,
efektif dan terarah diperlukan analisa situasi yang berbasis data dan informasi yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. (Pasal 32 UU No 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
2. Perencanaan pembangunan nasional, terutama bidang kepemudaan tidak terlepas
dari peran dan masukan dari berbagai stakeholder terkait. Pemerintah terbuka atas
masukan berbagai pihak dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan
nasional.
3. Forum Kajian Pembangunan (FKP) dapat menjadi salah satu bentuk fasilitasi diskusi
yang berbasis bukti hasil penelitian dan memberikan manfaat dalam penyusunan
perencanaan pembangunan nasional terutama bidang kepemudaan.

Anda mungkin juga menyukai