Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PENENTUAN BERAT MOLEKUL MENGGUNAKAN PENURUNAN


TITIK BEKU

Penyusun :

Nama : Mahabati Fita Hanjani

NIM : 021200003

Fakultas / Prodi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia


Hari, Tanggal / Plug : Rabu, 21 April 2021 / A

Dosen Pembimbing : Mitha Puspitasari, S.T., M.Eng

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK
KIMIA FAKULTAS TEKNIK
INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KIMIA FISIKA

Acara : PENENTUAN BERAT MOLEKUL MENGGUNAKAN PENURUNAN


TITIK BEKU

DISUSUN OLEH

Nama : Mahabati Fita Hanjani

NIM : 021200003

Fakultas / Prodi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari, Tanggal / Plug : Rabu, 21 April 2021

Dosen Pembimbing : Mitha Puspitasari, S.T., M.Eng

Disetujui
Dosen Pembimbing

Mitha Puspitasari, S.T., M.Eng


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA dengan judul “PENENTUAN BERAT
MOLEKUL MENGGUNAKAN PENURUNAN TITIK BEKU” sebagai data hasil
pengamatan saya, saya juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Mitha Puspitasari, S.T., M.Engselaku dosen pembimbing pada praktikum kimia


analisa
2. Para asisten laboratorium

3. Kelompok praktikum saya yang telah saling bekerja sama dalam melakukan
praktikum.

Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
semester genap yaitu semester dua D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.

Laporan praktikum ini masih jauh dari kata baik, oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk lebih baik dalam
kedepannya untuk membuat laporan.

Demikian yang dapat saya tulis, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Yogyakarta, 21 April 2021

Penulis

Mahabati Fita Hanjani


PENENTUAN BERAT MOLEKUL MENGGUNAKAN PENURUNAN TITIK BEKU

I. Tujuan
Menentukan konstanta penurunan titik beku molal suatu solvent dan
menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap.
II. Dasar Teori
Titik beku adalah temperatur tetap dimana suatu zat tepat mengalami perubahan
wujud dari cair ke padat. Setiap zat yang mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm
Naftalen adalah zat non volatil yang berfungsi menurunkan energi bebas dari pelarut
sehingga kemampuan pelarut untuk berubah menjadi fase uapnya akan menurun pula,
oleh karena itu tekanan uap pelarut dalam larutan akan lebih rendah bila dibandingkan
dengan tekanan uap pelarut yang sama dalam keadaan murni. Penurunan tekanan uap
sebanding dengan penurunan titik beku. Jadi jika tekanan uapnya turun maka perubahan
titik beku juga akan turun, begitu pun sebaliknya.
Bila zat yang tidak mudah menguap dilarutkan ke dalam air pelarut, maka akan
terjadi penurunan tekanan uap. Akhirnya pada suhu tertentu tekanan zat pelarut dalam
larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap murninya. Besarnya tekanan uap ini
tergantung dari banayknya zat yang dilarutkan. Adanya perubahan tekanan tersebut akan
menyebabkan gangguan dinamis dari larutan. Ternyata semakin besar penambahan mol
solute akan mengakibatkan semakin besar penurunan tekanan uapnya.

III. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Piknometer
3. Gelas beker
4. Pipet volume
5. Thermometer
6. Thermostat
7. Cawan petri
8. Penghisap
b. Bahan
1. Garam
2. Asam asetat pekat
3. Es batu
4. Zat X

IV. Rangkaian Alat

Keterangan
a. Thermostat
b. Thermometer
c. Gelas beker
d. Tabung reaksi
e. Sampel
f. Pengaduk
g. Es batu dan garam
V. Cara Kerja
1. Menentukan Kb Solvent

Memasukan es batu yang telah dihancurkan dan juga garam kedalam


thermostat

Memasukan 15 ml asam asetat pekat kedalam tabung reaksi lalu


memasukan tabung reaksi kedalam thermostat

Mencatat perubahan suhu pada range menit tertentu hingga larutan


membeku

Mencatat titik beku solvent murni (asam asetat pekat)

Mengulang percobaan dengan asam asetat dan menambahkan 0,25 gram


naftalen.

2. Menentukan Berat Molekul Zat X

Memasukan 15ml asam cuka pekat ke tabung reaksi dan menambahkan 0,25
gram zat X ke tabung reaksi

Memasukan ke dalam thermostat dan mencatat perubahan suhu pada range


menit tertentu hingga larutan menjadi beku

Mencatat titik beku larutan

VI. Data Percobaan


A. Penentuan Tetapan Penurunan Titik Beku (Kb) Molal Asam Cuka Pekat
1. Penentuan titik beku asam cuka (Tb)
a. Volume asam cuka : 15 ml
b. Berat jenis asam cuka : 1,05 gram/cm³
c. Berat asam cuka : 15,75 gram
2. Penentuan Titik Beku Larutan Naftalen (BM=128)
a. Berat Naftalen : 0,15 gram
B. Penentuan BM zat X
a. Volume asam cuka : 15 ml
b. Berat asam cuka : 15,75 gram
c. Berat zat X : 0,15 gram

No Waktu (menit) Titik beku (˚C)


Asam asetat Asam asetat + Asam asetat +
murni naftelena zat X
1. 1 25 20 14,5
2. 2 22 17 20
3. 3 20 15 18
4. 4 18,5 13 17
5. 5 17 13 14
6. 6 15 13 12
7. 7 15 13 12
8. 8 15 13 12
9. 9 15 13 12
VII. Perhitungan
VIII. Pembahasan
Percobaan penurunan titik beku ini bertujuan untuk menentukan tetapan
penurunan titik beku asam cuka dan berat molekul zat X dengan metode titik beku.
Dalam percobaan ini menggunakan tiga bahan yaitu asam cuka murni, nafthalene, dan
zat X. Dimana fungsi dari asam cuka murni sebagai solvent, nafthalene sebagai solute,
dan zat X juga sebagai solute yang tidak mudah menguap
Naftalen adalah zat non volatil yang berfungsi menurunkan energi bebas dari
pelarut sehingga kemampuan pelarut untuk berubah menjadi fase uapnya akan menurun
pula, oleh karena itu tekanan uap pelarut dalam larutan akan lebih rendah bila
dibandingkan dengan tekanan uap pelarut yang sama dalam keadaan murni. Penurunan
tekanan uap sebanding dengan penurunan titik beku. Jadi jika tekanan uapnya turun
maka perubahan titik beku juga akan turun, begitu pun sebaliknya. Titik beku
mengalami penurunan setelah ditambahkan naftalen. Penambahan zat terlarut nonvolatil
ke dalam suatu pelarut menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Keberadaan
partikel-partikel zat pelarut mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam
pembentukan susunan kristal padat, sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk
mencapai susunan kristal padat dari fasa cairnya. Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat terlarut.
Dalam praktikum ini digunakan alat thermostat yang didalamnya terdapat garam
dan juga es batu. Garam didalam thermostat berfungsi sebagai penurun titik beku air, air
yang awalnya berupa es akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan titik beku air murni. Fungsi garam bukan agar air tetap menjadi es, tetapi es akan
mencair namun suhu yang dimiliki lebih rendah. Lalu fungsi dari es batu untuk
menurunkan suhu sampel hingga sampel dapat membeku atau tidak dapat mengalir lagi.

IX. Kesimpulan
1. Berat asam cuka yang digunakan sebesar : 15,75 gram
2. Konstanta penurunan titik beku solvent :26,88 ˚C gram/mol
3. Berat molekul zat X sebesar : 85,33 gram/mol

X. Daftar Pustaka
Buku Petunjuk Praktikum Penyimpanan Dan Transportasi Bahan. Laboratorium
Penyimpanan Dan Transportasi Bahan. Program Studi D3 Teknik Kimia.
Fakultas Teknik Indutsri, UPN “Veteran” Yogyakarta.
Unknown. Penurunan titik beku.chemedu09.blogspot. Diakses 21 April 2021.
http://chemedu09.blogspot.com/2011/05/penurunan-titik-beku.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai