Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KOMPLIKASI RETINOPATI DIABETIK PADA DIABETES MELTUS


Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik III Diabetes Mellitus
Dosen Pengajar : Ns. Alfeus Manuntung, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh

Desi Rinjani
PO.62.20.1.16.128

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN REGULER III
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TOPIK : Diabetes Melitus Dengan Komplikasi Retinopati


SUB TOPIK : Retinopati Diabetik
SASARAN : Pasien Diabetes Melitus
TEMPAT : Puskesmas Menteng
PEMATERI : Desi Rinjani
HARI/TANGGAL : Senin, 4 Mei 2020
WAKTU : 30 menit

I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan masyarakat memahami
tentang Diabetes Melitus Dengan Komplikasi Retinopati

II. TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang komplikasi Retinopati diabetes melitus,
diharapkan masyarakat dapat :
1. Mampu memahami tentang pengertian Retinopati Diabetik
2. Mampu memahami tentang Penyebab Retinopati Diabetik
3. Mampu memahami tentang tanda dan gejala Retinopati Diabetik
4. Mampu memahami tentang Klasifikasi Retinopati Diabetik
5. Mampu memahami tentang Pemeriksaan Penunjang Retinopati Diabetik
6. Mampu memahami tentang Komplikasi dari Retinopati Diabetik
7. Mampu memahami tentang Pencegahan dan penanganan Retinopati Diabetik

III. MATERI (MATERI TERLAMPIR)


1. Pengertian Retinopati Diabetik
2. Penyebab Retinopati Diabetik
3. Klasifikasi Retinopati Diabetik
4. tanda dan gejala Retinopati Diabetik
5. Pemeriksaan Penunjang Retinopati Diabetik
6. Komplikasi dari Retinopati Diabetik
7. Penatalaksaan Retinopati Diabetik
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab

V. MEDIA
1. Presentasion Power Point
2. Leaflet

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


No KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
1 Pembukaan 1. Memberi salam 1.  Menjawab salam 5 menit
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan inti 1. Menjelaskan tentang Pengertian 1. Mendengarkan dan 20 menit
Retinopati Diabetik memperhatikan
2. Menjelaskan tentang penyebab 2. Mendengarkan dan
Retinopati Diabetik memperhatikan
3. Menjelaskan tentang klasifikasi 3. Mendengarkan dan
Retinopati Diabetik memperhatikan
4. Menjelaskan tentang tanda dan 4. Bertanya dan
gejala Retinopati Diabetik menjawab pertanyaaan
5. Menjelaskan tentang pemeriksaan
penunjang untuk Retinopati
Diabetik
6. Menjelaskan tentang komplikasi
untuk Retinopati Diabetik
7. Menjelaskan tentang
penatalaksanaan untuk Retinopati
Diabetik
8. Tanya jawab

3 Penutup 1. Menutup penyuluhan dan 1. Mendengarkan dan 5 menit


menyimpulkan memperhatikan
2. Memberi salam penutup 2. Menjawab salam
VII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan  dengan mengajukan pertanyaan dan melihat proses selama penyuluhan dan
evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
A. Evaluasi proses
1. Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
2. Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
B. Evaluasi hasil
1. Masyarakat mampu menyebutkan pengertian Retinopati Diabetik
2. Masyarakat mampu menyebutkan Penyebab Retinopati Diabetik
3. Masyarakat mampu menyebutkan tentang klasifikasi Retinopati Diabetik
4. Masyarakat mampu menyebutkan tentang tanda dan gejala Retinopati Diabetik
5. Masyarakat mampu menyebutkan tentang Pemeriksaan penunjang untuk Retinopati Diabetik
6. Masyarakat mampu menyebutkan tentang Komplikasi dari Retinopati Diabetik
7. Masyarakat mampu menyebutkan Penatalaksanaan Retinopati Diabetik

VIII. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


A. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh klien dan keluarga
2. Memotivasi audience untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
3. Memotivasi audience untuk bertanya.

B. SETTING TEMPAT

2 2 2 2

Keterangan:
1. Penyaji
2. Klien/ peserta
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Atanasia, F. 2017. Merokok dan diabetes. Diunduh dari https://www.tanyadok.com/artikel-
kesehatan/merokok-dan-diabetes Pada tanggal 12 April 2017
2. Ariantytety. 2011. Pencegahan Retinopati Diabetik. Diunduh pada tanggal 5 April 2017
3. Hans, T. 2013. Life HealthyWith Diabetes.Yogyakarta: Rapha Publishing
4. No name. 2012. Cara Agar Anda Terhindar Dari Resiko Diabetes . Diunduh dari
http://diabetesindo.weebly.com/artikel-diabetes/category/diabetes/5. Pada tanggal 12 April
2017
Lampiran materi
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Retinopati adalah kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata berupa perdarahan,
tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah. Akibat yang serius
adalah kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan bahkan kebutaan.
Penyakit retinopati adalah penyakit lanjutan dari seseorang yang telah mengalami
diabetes melitus atau hipertensi.  Faktor yang diperkirakan penting dalam perkembangan
retinopati adalah seseorang yang yang sudah dinyatakan terserang diabetes melitus dan
hipertensi. Dalam suatu kasus,seseorang yang telah lama mengalami diabetes melitus,80%
kepastiannya diperkirakan mengalami retinopati.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula
dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh
tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing
manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh
dunia. Penyakit Diabetes Melitus terjadi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah berlebih.
Kelebihan gula tersebut menjadi racun bagi tubuh penderita.
Retinopati diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes melitus, di mana
kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina
mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya. Kondisi ini dapat diderita
oleh siapapun yang menderita diabetes tipe 1 maupun 2, terutama mereka yang gula darahnya
tidak terkontrol dan telah menderita diabetes dalam jangka waktu yang lama. Pada awalnya,
retinopati diabetik seringkali hanya menunjukkan gejala ringan, atau bahkan tidak
menimbulkan gejala sama sekali. Namun apabila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat
menyebabkan kebutaan. Maka dari itu, penderita diabetes melitus selalu disarankan untuk
melakukan pemeriksaan mata rutin setidaknya satu kali dalam setahun meskipun tidak
merasakan keluhan apapun pada mata.
Retinopati Hipertensi (hypertensive retinopathy)adalah kerusakanpada retina
akibattekanan darah tinggi.Kelainan pembuluh darah dapat berupa penyempitan umum
atausetempat, percabangan pembuluh darah yang tajam, fenomena crossingatau sklerose
pembuluhdarah.Kelainan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan kelainan pada retina yaitu
retinopatihipertensi.Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau eksudat retina yang
pada daerahmakula dapat memberikan gambaran seperti bintang (star figure).
B. Penyebab

Retinopati diabetik merupakan komplikasi dari penyakit diabetes yang memicu penyumbatan


pada pembuluh darah pada bagian retina mata. Retina adalah lapisan di bagian belakang mata
yang sensitif terhadap cahaya. Retina berfungsi mengubah cahaya yang masuk ke mata
menjadi sinyal listrik, yang kemudian akan diteruskan ke otak. Di otak, sinyal listrik tersebut
akan dipersepsikan sebagai gambar.

Agar dapat berfungsi dengan baik, retina membutuhkan asupan darah dari pembuluh darah di
sekitarnya. Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi secara perlahan akan
menyumbat pembuluh darah tersebut, sehingga asupan darah ke retina berkurang. Akibatnya,
retina akan membentuk pembuluh darah baru guna mencukupi kebutuhan darah. Namun,
pembuluh darah yang baru terbentuk ini tidak berkembang secara sempurna, sehingga rentan
pecah atau bocor.

C. Tanda dan Gejala


Pada tahap awal, retinopati diabetik dapat menimbulkan gejala yang khas seperti:
1. Penglihatan kabur dan ganda.
2. Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
3. Melihat lingkaran-lingkaran cahaya ataupunmelihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip.
4. Tidak dapat melihat sesuatu yang ada pada salah satu sisi.
5. Kesulitan dalam membaca.
6. Mata merah dan gatal.
7. Kehilangan penglihatan warna.
8. Sesuatu yang lurus tidak keliahatan lurus.
D. Klasifikasi Penyakit
1. Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik adalah kelainan retina ( retinopati) yang ditemukan pada
penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes mellitus lama berupa aneurismata,
melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak.
Penderita Diabetes Mellitus akan mengalami retinopati diabetik hanya bila ia
telahmenderita lebih dari 5 tahun. Bila seseorang telah menderita DM lebih 20 tahun maka
biasanya telah terjadi kelainan pada selaput jala / retina.
Retinopati diabetik sendiri dapat dibagi menjadi 2 :
a. Retinopati Diabetes non proliferatif
Suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan
pembuluh-pembuluh halus. Kebanyakan orang dengan Retinopati Diabetes non
proliferatif tidak mengalami gejala atau dengan gejala yang minimal pada fase
sebelum masa dimana telah tampak lesi vaskuler melalui ophtalmoskopi.
b. Retinopati Diabetes Proliferatif
Merupakan penyulit mata yang paling parah,karena retina yang sudah iskemik
atau pucat tersebut bereaksi dengan membentuk pembuluhdarah baru yang abnormal
(neovaskuler).  Neovaskuler atau pembuluh darah liar ini merupakan ciri Retinopati
Diabetes Proliferatif dan bersifat rapuh serta mudah pecah sehingga sewaktu-waktu
dapat berdarah kedalam badan kaca yang mengisi rongga mata, menyebabkan pasien
mengeluh melihat floaters (bayangan benda-benda hitam melayang mengikuti
penggerakan mata) atau mengeluh mendadak penglihatannya terhalang.
2. Retinopati Hipertensi
Retinopati Hipertensi (hypertensive retinopathy) adalah kerusakan pada retina
akibat tekanan darah tinggi. Retinopati Hipertensi adalah kelainan-kelainan retina dan
pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi.  Kelainan pembuluh darah dapat
berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan pembuluh darah yang tajam,
fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah. Kelainan pembuluh darah ini dapat
mengakibatkan kelainan pada retina yaitu retinopati hipertensi.Retinopati hipertensi dapat
berupa perdarahan atau eksudat retina yang pada daerah makula dapat memberikan
gambaran seperti bintang (star figure).
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis retinopati diabetika diantaranya:
Kadar Gula Darah (Sewaktu, Gula I-II)
Kadar HbA1CPemeriksaan segmen anterior bola mata dengan slitlamp
Pemeriksaan segmen posterior bola mata dengan ophthalmoscope maupun condensing lens.
F. Komplikasi
Bila tidak segera diobati, pembuluh darah baru yang tumbuh secara tidak normal di retina
dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang serius, bahkan kebutaan. Beberapa komplikasi
retinopati diabetik yang mungkin terjadi, antara lain:
Perdarahan vitreus. Kondisi ini terjadi bila darah masuk ke bagian tengah mata, akibat pecahnya
pembuluh darah yang baru terbentuk. Apabila darah yang bocor hanya sedikit, pasien hanya akan
melihat noda yang melayang (floaters). Namun bila darah yang bocor cukup banyak, penglihatan
pasien akan terhalang sepenuhnya.
Walaupun perdarahan vitreus umumnya menghilang dalam hitungan minggu atau bulan, pasien tetap
berisiko kehilangan penglihatan secara permanen bila retina telah rusak.
Ablasi retina. Pembuluh darah baru yang muncul akibat retinopati diabetik, dapat merangsang
pembentukan jaringan parut pada retina. Jaringan parut ini dapat menarik retina dari posisinya
sehingga menyebabkan penglihatan kabur, bahkan memicu kebutaan.
Glaukoma. Bila pembuluh darah baru tumbuh di bagian depan mata, saluran air mata dapat
tersumbat. Kondisi tersebut akan memicu glaukoma (peningkatan tekanan di dalam bola
mata). Glaukoma dapat merusak saraf dan menyebabkan gangguan penglihatan.
Kebutaan. Apabila tidak segera ditangani, retinopati diabetik, glaukoma, atau kombinasi
keduanya, dapat menyebabkan kebutaan.
G. Pencegahan dan Penanganan
1. Pencegahan
Prinsip utama  penatalaksanaan dari retinopati diabetik adalah pencegahan.
Pencegahan maksimal dapat dicapai dengan memperhatikan berbagai hal yang dapat
mempengaruhi perkembangan retinopati diabetik. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
guna mencegah retinopati diabetik antara lain:
a. Pemeriksaan Mata
Prinsip utama dalam menangani retinopati diabetik adalah pencegahan
dengan deteksi dini sebelum terjadi gangguan penglihatan yang berat. Walaupun
belum mengeluh dan tanpa melihat berapa lama pasien menderita diabetes, seorang
pasien harus dirujuk ke dokter mata untuk menjalani pemeriksaan mata awal
(skrinning).
Pemeriksaan mata rutin pada pasien dengan DM sangat dianjurkan.
Pemeriksaan mata pertama kali dianjurkan dilakukan pada saat pasien didiagnosis
DM atau maksimal 5 tahun setelah terdiagnoisis DM. Pemeriksaan mata selanjutnya
dilakukan secara berkala setiap satu tahun sekali.
Dalam pemeriksaan, mata akan ditetes supaya pupil menjadi lebih lebar dan
dokter dapat mengamati retina secarra seksama. Sebaiknya dilakukan untuk
dokumentasi dengan foto fundus, atau pencitraan lain yang diperlukan.
b. Kontrol Kadar Glukosa Darah
Kontrol kadar glukosa darah dengan mengkonsumsi obat sesuai anjuran
dokter Anda. Lakukan pengecekan kadar glukosa darah secara rutin minimal 1 bulan
sekali, dan lakukan pemeriksaan kadar HbA1C minimal 6 bulan sekali. Berdasarkan
penelitian Diabetic Control and Complication Trial (DCCT) diketahui bahwa gula
darah yang terkontrol selama 3 tahun pada pasien DM dapat menurunkan resiko
terjadinya retinopati diabetik hingga 60% dan mencegah perburukan retinopati
diabetik hingga 54%. Pada penelitian yang dilakukan United Kingdom Prospective
Diabetes Study (UKPDS) diketahui bahwa setiap penurunan HbA1C sebesar 1%
akan diikuti dengan penurunan resiko komplikasi mikrovaskular sebesar 35%. Kontrol
optimum glukosa darah / HbA1c sebesar < 7% diketahui dapat mempertahankan
atau menunda terjadinya retinopati diabetik.
c. Perbaiki Pola Hidup
Retinopati diabetik merupakan komplikasi dari DM. Oleh karena itu,
memperbaiki faktor-faktor risiko penyakit DM akan membantu mencegah terjadinya
retinopati diabetikum.
Dalam memperbaiki pola hidup, hal-hal yang perlu dihindari pasien Retinopati
Diabetik adalah sebagai berikut :
1) Merokok
Merokok telah lama diketahui menyebabkan penyakit jantung, kanker
paru-paru hingga impotensi. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa
merokok dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Merokok meningkatkan
kesempatan terkena diabetes. Jangan tunggu sampai terkena diabetes, karena
komplikasi diabetes menyebabkan retinopati diabetik, penyakit jantung, stroke,
penyakit pembuluh darah, kerusakan saraf dan masih banyak lainnya. Saat
menghisap asap rokok, sedikitnya ada 60 bahan kimia yang dapat
menyebabkan kanker dan lebih dari 4000 zat yang berbahaya bagi tubuh ikut
terhisap. Zat berbahaya tersebut antara lain nikotin, amonia, dan karbon
monoksida. Pada perokok terdapat peningkatan kadar gula darah dan juga
peningkatan distribusi lemak perut, tambahan lagi keduanya ini merupakan
penanda yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi hormon Insulin.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh American Journal of
Epidemiology, seorang perokok berat yang merokok sebanyak 16–25 batang
atau lebih setiap harinya memiliki risiko dua kali lipat lebih banyak menderita
Diabetes Mellitus jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. The
Cancer Prevention Study menemukan bahwa perempuan yang merokok lebih
dari 40 batang per hari memiliki risiko terkena Diabetes Mellitus 74% lebih tinggi
daripada perempuan yang tidak merokok, sedangkan risiko terkena Diabetes
Mellitus bagi laki-laki perokok meningkat sebesar 45%. Maka, dapat disimpulkan
bahwa dengan semakin seringnya merokok, risiko seseorang untuk menderita
Diabetes Mellitus akan semakin bertambah. Bagi penderita Diabetes Mellitus,
sadari bahwa kebiasaan merokok dapat memperburuk penyakit Diabetes
Mellitus karena merokok dan Diabetes Mellitus saling membahayakan satu
sama lain.
2) Obesitas
Komplikasi lain yang berhubungan dengan diabetes melitus dan
obesitasadalah retinopati diabetik. Hubungan antara diabetes melitus dan
obesitas dengan kejadian retinopati diabetik salah satunya adalah terjadinya
neovaskularisasi pada retina yang rentan pecah dan dapat menjadi retinopati.
Orang yang menderita obesitas lebih berisiko terhadap diabetes. Untuk
dapat mengurangi risiko diabetes yaitu dengan menurunkan berat badan. Jaga
berat badan agar tetap ideal agar terhindar dari bahaya diabetes. Bahkan
mengurangi berat badan sekitar 5 persen saja dapat menurunkan risiko diabetes
hingga 70 persen.
3) Kebiasaan mengkonsumsi junk-food (makanan cepat saji)
Hindari kebiasaan mengkonsumsi makan cepat saji. Orang yang gemar
makan makanan cepat saji lebih terancam mengalami obesitas dan
mengembangkan tingkat resistensi insulin hingga 2 kali lipat. Selain itu, banyak
makanan cepat saji yang sarat akan lemak trans yang tidak sehat dan
karbohidrat olahan. Hal tersebut dapat membuat berat badan tidak stabil dan
meningkatkan risiko diabetes.
4) Gizi seimbang
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi gizi seimbang adalah sebagai
berikut :
a) Makanlah beraneka ragam makanan, untuk menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
b) Makanlah untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat
badan normal) agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti
bekerja, belajar, berolahraga dan kegiatan lain.
c) Makanlah sumber makanan karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks dan
serat seperti padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong,
ubi jalar, kentang), sagu, dan lain-lain. Kemudian makanlah sumber
makanan karbohidrat sederhana alamiah seperti buah-buahan, sayuran
dan susu serta karbohidrat sederhana yang diproses seperti gula, madu,
sirup, bolu, selai, dan lain-lain.
d) Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan
energi. Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk memenuhi
kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta
menambah lezatnya makanan.
e) Gunakan garam beryodium.
5) Olahraga secara teratur
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal. Prinsipnya tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal
dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
Beberapa contoh olah raga yang disarankan yaitu jalan atau lari pagi,
bersepeda, berenang. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total
30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri
pendinginan antar 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan
meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan
penggunaan glukosa.
2 Penanganan
Retinopati diabetik dapat di tangani dan disembuhkan. Penanganan terbaik yang
di ketahui adalah :
a. Bedah laser
Laser digunakan untuk pembakaran kecil pada retina, untuk menambal
pembuluh darah ekstra, dan menghindari tumbuhnya pembuluh darah baru yang
rapuh. Edema macular juga dapat di tangani dengan bedah laser. Sebagai
tambahan, alat bantu penglihatan kurang, seperti lensa pembesar (untuk close up)
dan lensa telescopic (untuk jarak) dapat membantu. Apabiloa ada perdarahan
vitreous atau operasi untuk mengangkat pembuluh darah yang pecah dan jaringan
scar (jaringan bekas luka), untuk menghentikan perdarahan, untuk mengganti
sebagian cairan vitreous dalam mata dengan cairan garam, dan kadang-kadang di
perlukan tindakan operasi untuk memperbaiki detached (ablasio) retina. Ada pila cara
penanganan retinopati diabetik dengan menyuntikan obat (biasanya obat anti fakta
pertumbuhan) ke dalam retiana.
b. Foto coagulasi
Penyinaran dengn sinar laser (xenon ARC) membuka area baru dalam
pengobatan retinopati. Khususnya pada diabetes retinopati grade II (DR II) jelas
terjadi perbaikan pada retina dan penglihatan. Pada DR II lanjut dan DR III kelaianan
ini menetap, sehingga tidak terjadi kemunduran penglihatan.
Cara kerja dan kegunaan foto coagulasi ini adalah :
1) Membekukan dan merusak kapiler sumber perdarahan.
2) Mencegah pembentukan pembuluh darah baru.
3) Mencegah perlengketan retina dan pertumbuhan jaringan ikat.

Anda mungkin juga menyukai