Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK PADA Tn.B DENGAN HIPERTENSI DI


RS SURYA HUSADHA NUSA DUA
TANGGAL 11 – 13 OKTOBER 2021

OLEH:
SANG NYOMAN EDIANA KELINGAN
C2221043

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. PERUBAHAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER

Semakin meningkat usia semakin banyak perubahan yang terjadi pada


fungsi fisiologis tubuh. Adapun perubahan pada struktur jantung dan sistem
vaskular menyebabkan penurunan kemampuan untuk berfungsi secara efisien.
Katup jantung menjadi lebih tebal dan kaku, jantung serta arteri kehilangan
elastisitasnya. Tumpukan kalsium dan lemak berkumpul didalam dinding
arteri, vena menjadi sangat berkelok- kelok.
Meskipun fungsi dijaga dalam keadaan normal, tetapi sistem
kardiovaskuler berkurang cadangannya dan kemampuannya dalam merespon
stress menurun. Curah jantung saat istirahat (frekuensi jantung x volume
sekuncup) berkurang sekitar 1% per tahun setelah usia 20. Dalam kondisi
stress, baik curah jantung maksimum dan denyut jantung maksimum juga
menurun tiap tahun.
Kemampuan arteri dalam melakukan fungsinya berkurang sampai 50%,
pembuluh darah kapiler mengalami penurunan elastisitas dan permeabilitas.
Terjadi perubahan fungsional yaitu kenaikan tahanan vaskular sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan sistol dan penurunan perfusi jaringan.
Penurunan sensitifitas baroreseptor mengakibatkan terjadinya hipotensi
postural. Curah jantung (cardiac output) berkurang akibat penurunan denyut
jantung maksimal dan volume sekuncup. Respon vasokonstriksi dalam
mencegah terjadinya penggumpalan darah (pooling of blood) menurun
sehingga respon terhadap hipoksia menjadi lambat (Rini, 2018).
2. DEFINISI
Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Sari & Sustrami,
2018).
Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya karena tidak disertai
gejala khas sebagai peringatan. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena
komplikasi jantung. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor risiko utama
penyakit kardiovaskular serta stroke (Fanggidae et al., 2018).
Hipertensi atau biasa dikenal dengan penyakit darah tinggi didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik. Hipertensi merupakan masalah umum yang saat ini masih menjadi
masalah kesehatan utama di dunia (Binaiyanti, 2017). Disimpulkan bahwa
hipertensi dapat didefinisikan suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah yang bisa dikenal dengan penyakit darah tinggi yang berbahaya
karena tidak disertai gejala khas sebagai peringatan.

3. EPIDEMIOLOGI
Kejadian hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar
orang, yang mana angka tersebut menggambarkan 31% jumlah penduduk
dewasa di dunia yang mengalami peningkatan sebesar 5,1% lebih besar
dibanding prevalensi global pada tahun 2000-2010. Pada rentang tahun yang
sama, kejadian hipertensi ini lebih tinggi terjadi pada penduduk di negara
berkembang dibandingkan negara maju bahkan nyaris sebanyak 75% penderita
dengan hipertensi tinggal di negara berkembang dan terjadi peningkatan
sebanyak 8,1% (Tri & Arum, 2019).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 kejadian hipertensi di
Indonesia berada dalam peringkat ke 6 dari 10 kategori penyakit tidak menular
kronis. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015 oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kemenkes Republik Indonesia menunjukkan
prevalensi hipertensi nasional sebesar 31,7%. Dari jumlah itu, 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke, sedangkan sisanya pada gagal jantung, gagal
ginjal, dan kebutaan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menyatakan untuk angka kejadian hipertensi di Indonesia naik dari 31,7%
menjadi 34,1% (Masnina, R; Khotimah, H; Anwar, K; Ali Basir, 2019)

4. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Hipertensi primer atau esensial
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi
esensial sedangkan 10% tergolong hipertensi sekunder. Mereka yang
menderita hipertensi primer kira-kira spertiganya menunjukan gejala
sesuatu pun selama 10 atau 20 tahun.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Hipertensi
sekunder adalah akibat dari suatu penyakit kondisi dan kebiasaan (Candra,
2018).
Adapun faktor – faktor lain yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
yaitu ;
a) Faktor Internal
1) Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai resikomenderita hipertensi. Orang yang
memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi mempunyai resiko dua
kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
2) Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Tingginya hipertensi
sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh perubahaan
struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai
akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
3) Jenis kelamin
Gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih
banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio
sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan
darah dibandingkan dengan wanita. Namun, setelah memasuki
manopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Setelah usia
65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat
dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor hormonal.

b) Faktor Eksternal
1) Konsumsi garam berlebihan
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Garam mempunyai peran dalam
pathogenesis hipertensi melalui masukan natrium yang tinggi.
2) Kebiasaan merokok
Merokok menyebabkan meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan
oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Zat-zat kimia beracun
seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang
masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh
darah arteri yang mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan
darah tinggi (Linda, 2018).

5. PATOFISIOLOGI
Baik TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan TDD
meningkat samapi umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung menetap atau
sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin mencerminkan
adanya pengakuan pembuluh darah`dan penurunan kelenturan (compliance)
arteri dan ini mengakibatkan peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur.
Mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas. Efek
utama dari ketuaan normal terhadap sistem kardiovaskuler meliputi
perubahan aorta dan pembuluh darah sistemik. Penebalan dinding aorta dan
pembuluh darah besar meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun
sesuai umur. Perubahan ini menyebabkan penurunan compliance aorta dan
pembuluh darah besar dan mengakibatkan peningkatan TDS.
Penurunan elastisitas pembuluh darah menyebabkan peningkatan
resistensi vaskuler perifer. Sensitivitas baroreseptor juga berubah dengan
umur. Perubahan mekanisme refleks baroreseptor mungkin dapat
menerangkan adanya variabilitas tekanan darah yang terlihat pada
pemantauan terus menerus. Penurunan sensitivitas baroreseptor juga
menyebabkan kegagalan refleks postural, yang mengakibatkan hipertensi
pada lanjut usia sering terjadi hipotensi ortostatik. Perubahan keseimbangan
antara vasodilatasi adrenergik dan vasokonstriksi adrenergik akan
menyebabkan kecenderungan vasokontriksi dan selanjutnya mengakibatkan
peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan tekanan darah.
Resistensi Na akibat peningkatan asupan dan penurunan sekresi juga
berperan dalam terjadinya hipertensi. Walaupun ditemukan penurunan renin
plasma dan respons renin terhadap asupan garam, sistem renin-angiotensin
tidak mempunyai peranan utama pada hipertensi pada lanjut usia. Perubahan-
perubahan di atas bertanggung jawab terhadap penurunan curah jantung
(cardiac output), penurunan denyut jantung, penurunan kontraktilitas
miokard, hipertrofi ventrikcl kiri, dan disfungsi diastolik. Ini menyebabkan
penurunan fungsi ginjal dengan penurunan perfusi ginjal dan laju filtrasi
glomerulus (Candra, 2018).

6. MANIFESTASI KLINIS
Sebagian besar penderita hipertesi tidak menimbulkan gejala khusus.
Meskipun secara tidak disengaja, beberapa gejala terjadi secara bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan hipertensi padahal sesungguhnya bukan
hipertensi. Gejala lain yang muncul seperti sakit kepala dan nyeri kepala
bagian belakang, pandangan mata kabur, terjadi pembengkakan pada kaki dan
pergelangan kaki, serta denyut jantung menguat tetapi tidak teratur. Satu-
satuya cara untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur
tekanan darah (Chindy, Isti, & Nugraheni, 2019).
7. PATHWAY
Usia Gaya Hidup
Konsumsi Lemak
berlebih
Rokok
Elastisitas P.D ↓,
Daya regang P.D ↓ Curah Jantung ↓ Vasokontriksi Hiperlipidia
PD (Penumpukan Komponen Toksik
Lipid Pada PD) masuk ke PD
Aliran darah ke Ginjal ↓
Penumpukan flek
Penyempitan PD pada P.D
Pelepasan renin
Merangsang sekresi aldosteron o/ korteks adrenal

Merangsang angiotensin I  Angiotensin II

Retensi Na & air oleh tubulus ginjal

volume intravascular 

Otak dan jaringan perifer lainnya Pembuluh Darah Retina


HIPERTENSI

Vasokontriksi Spasme Arteriole


Suplai O2 ↓
Pembuluh Darah Sistemi Koroner
Ginjal k
Displopia
Iskemik
Gangguan Perfusi Jaringan Blood Flow ↓ Vasokontriksi
Nyeri Akut Risiko
Cidera
Peningkatan
afterload

Respon RAA
Penurunan
Rangsang Aldosteron Curah Jantung

Retensi Na+

Fatigue
Edema
Intoleransi Aktivitas

Kelebihan Volume
Cairan
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/ PENUNJANG
Diagnosis harus ditegakkan dengan cepat dan tepat berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
a) Anamnesis
Dari anamnesis perlu digali riwayat hipertensi sebelumnya, keteraturan
konsumsi obat hipertensi dan jenis obat hipertensi yang diminum. Kemudian
perlu dicari kemungkinan kerusakan pada organ target.
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang teliti dilakukan pada organ target yang dicurigai
terkena kerusakan berdasarkan anamnesis. Pengukuran tekanan darah
dilakukan di kedua lengan. Dilakukan pula palpasi denyut nadi di keempat
ekstremitas. Auskultasi dilakukan untuk mendengar adnya bruit di pembuluh
darah besar, bising jantung dan ronki paru. Pemeriksaan funduskopi dan
pemeriksaan neurologis umum juga penting dilakukan.
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
laboratorium (darah rutin, ureum, kreatinin, glukosa darah dan elektrolit),
elektrokardiografi (EKG) dan foto dada. Bila terdapat indikasi dapat dilakukan
juga pemeriksaan ultrasonografi (USG), ekokardiografi dan CT scan kepala
(Kadek Dwi Pramana, 2018).

9. PENATALAKSANAAN
a) Terapi Farmakologi (obat untuk hipertensi)
Terapi farmakologis adalah dengan menggunakan obat-
obatanantihipertensi. Masing-masing obat antihipertensi memiliki efektivitas
dankeamanan dalam pengobatan hipertensi. terapi farmakologi hipertensi
terdiri dari sebelas kelompok antihipertensi, antara lain:
1) Diuretik
Obat jenis diuretik adalah obat pilihan pertama pada hipertensi.
mekanisme diuretik dengan menekan reabsorbsi natrium di tubulus ginjal
sehingga meningkatkan ekskresi natrium dan air.
2) Antagonis aldosteron
Spironolakton dan eplerenon bekerja dengan menahan retensinatrium.
Efek samping dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasiendengan penyakit
gagal ginjal kronis.
3) Penghambat reseptor beta adrenergik
Mekanisme kerja dengan menghambat reseptor beta adrenergik sehingga
terjadi penurunan curah jantung dan penghambatan pelepasan renin, frekuensi
dan kontraksi otot jantung.
4) Penghambat saluran kalsium
Mekanisme obat ini adalah dengan merelaksasi otot jantung dan otot
polos melalui penghambatan masuknya ion kalsium masuk ke dalam intrasel.

b) Terapi Non Farmakologi (modifikasi pola hidup)


Terapi non farmakologi merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh
seorang yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi yang
terkontrol, pendekatan non farmakologi ini dapat membantu pengurangan
dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup
merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan
penanganan hipertensi.Intervensi non-farmakologi ini harus dimulai sebelum
menggunakan obat-obatan. Terapi non-farmakologi pada penderita hipertensi
dapat menggunakan pengobatan tradisional. Dapat dilakukan senam anti-
hipertensi secara rutin, menghindari konsumsi garam berlebih
(Artiyaningrum, 2015).

10. KOMPLIKASI
a) Stroke
Pecahnya aneurisma di otak bisa menyebabkan stroke. Hipertensi yang
tidak terkendali juga bisa menyebabkan pembekuan darah di arteri karotis
(arteri di leher). Bekuan darah tersebut bisa menyebabkan stroke emboli bila
memasuki otak.
b) Gagal jantung
Peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi pembuluh darah,
memberikan beban tambahan pada jantung dan akan menyebabkan kegagalan
jantung.
c) Gagal ginjal
Hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteri di ginjal,
menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
d) Retinopati
Kerusakan pembuluh darah pada jaringan peka cahaya di bagian belakang
mata, hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteriol (cabang
arteri) di mata, sehingga menyebabkan lesi (Kong & Tradisional, 2016).

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


a. PENGKAJIAN
1) Identitas
Meliputi : Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, alamat sebelum tinggal
di panti, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan sebelumnya, pendidikan
terakhir, tanggal masuk panti, kamar dan penanggung jawab.
2) Riwayat Keluarga
Menggambarkan silsilah (kakek, nenek, orang tua, saudara kandung, pasangan,
dan anak-anak)
3) Status Kesehatan Saat Ini
Meliputi : status kesehatan umum selama stahun yang lalu, status kesehatan
umum selama 5 tahun yang lalu, keluhan-keluhan kesehatan utama, serta
pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan
4) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien dari
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda klinis
dari suatu penyakit dengan teknik inpeksi, aukultasi, palpasi dan perkusi.
Pada pemeriksaan kepala dan leher meliputi pemeriksaan bentuk kepala,
penyebaran rambut, warna rambut, struktur wajah, warna kulit, kelengkapan
dan kesimetrisan mata, kelopak mata, kornea mata, konjungtiva dan sclera,
pupil dan iris, ketajaman penglihatan, tekanan bola mata, cuping hidung,
lubang hidung, tulang hidung, dan septum nasi, menilai ukuran telinga,
ketegangan telinga, kebersihan lubang telinga, ketajaman pendengaran,
keadaan bibir, gusi dan gigi, keadaan lidah, palatum dan orofaring, posisi
trakea, tiroid, kelenjar limfe, vena jugularis serta denyut nadi karotis.
Pada pemeriksaan payudara meliputi inpeksi terdapat atau tidak kelainan
berupa (warna kemerahan pada mammae, oedema, papilla mammae menonjol
atau tidak, hiperpigmentasi aerola mammae, apakah ada pengeluaran cairan
pada putting susu), palpasi (menilai apakah ada benjolan, pembesaran kelenjar
getah bening, kemudian disertai dengan pengkajian nyeri tekan).
Pada pemeriksaan thoraks meliputi inspeksi terdapat atau tidak kelainan
berupa (bentuk dada, penggunaan otot bantu pernafasan, pola nafas), palpasi
(penilaian vocal premitus), perkusi (menilai bunyi perkusi apakah terdapat
kelainan), dan auskultasi (peniaian suara nafas dan adanya suara nafas
tambahan).
Pada pemeriksaan jantung meliputi inspeksi dan palpasi (mengamati ada
tidaknya pulsasi serta ictus kordis), perkusi (menentukan batas-batas jantung
untuk mengetahui ukuran jantung), auskultasi (mendengar bunyi jantung, bunyi
jantung tambahan, ada atau tidak bising/murmur).
Pada pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi terdapat atau tidak kelainan
berupa (bentuk abdomen, benjolan/massa, bayangan pembuluh darah, warna
kulit abdomen, lesi pada abdomen), auskultasi(bising usus atau peristalik usus
dengan nilai normal 5-35 kali/menit), palpasi (terdapat nyeri tekan,
benjolan/masa, benjolan/massa, pembesaran hepar dan lien) dan perkusi
(penilaian suara abdomen serta pemeriksaan asites).
Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya meliputi area pubis, meatus uretra,
anus serta perineum terdapat kelainan atau tidak. Pada pemeriksaan
muskuloskletal meliputi pemeriksaan kekuatan dan kelemahan eksremitas,
kesimetrisan cara berjalan.
Pada pemeriksaan integument meliputi kebersihan, kehangatan, warna,
turgor kulit, tekstur kulit, kelembaban serta kelainan pada kulit serta terdapat
lesi atau tidak.
Pada pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaan tingkatan kesadaran
(GCS), pemeriksaan saraf otak (NI-NXII), fungsi motorik dan sensorik, serta
pemeriksaan reflex (Mulyani, 2019).
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan hipertensi
3) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
4) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan masalah sirkulasi oksigen
6) Risiko cedera berhubungan dengan hipoksia jaringan (Herdman, T. H.,2015)
c. INTERVENSI DAN RASIONAL
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan askep seelama 3 NIC Label : Cardiac Care
a. Evaluasi adanya nyeri dada a. Untuk mengetahui adanya iskemia
x24 jam diharapkan tidak terjadi
(intensitas, lokasi, durasi). pada jantung
penurunan curah jantung
b. Catat adanya distrimia jantung. b. Untuk mengetahui kelainan pada
Dengan Kriteria Hasil c. Catat adanya tanda dan gejala fungsi jantung
penurunan cardiac putput. c. Untuk mencegah terjadinya
NOC Label : Efektivitas pompa
d. Monitor status pernafasan yang kelelahan jantung
jantung
menandakan gagal jantung. d. Untuk mencegah adanya kegagalan
a. Tanda Vital dalam rentang
e. Monitor balance cairan. nafas
normal
f. Monitor respon pasien terhadap e. Untuk mengetahui keseimbangan
- Tekanan darah ( 110 – 130/
efek pengobatan antiaritmia. cairan tubuh
70 – 90 mmHg)
g. Atur periode latihan dan istirahat. f. Untuk mencegah gangguan pada
- Nadi ( 60 – 100 x/menit)
(M. Bulechek, G.,2016) jantung
- Respirasi ( 16 – 20 x/menit)
g. Untuk mencegah kelelahan.
b. Dapat mentoleransi aktivitas,
tidak ada kelelahan.
c. Tidak ada edema paru, perifer,
dan tidak ada asites.
d. Tidak ada penurunan kesadaran.
e. AGD dalam batas normal.
f. Tidak ada distensi vena leher.
g. Warna kulit normal.
(Sue Moorhead,d., 2016)

2. Setelah dilakukan askep seelama 3 NIC : Manajemen sensasi perifer

x24 jam diharapkan perfusi jaringan a. Monitor adanya daerah tertentu

perifer kembali efektif yang hanya peka terhadap a. Untuk mengetahuui adanya paralisis

Dengan Kriteria Hasil panas/dingin/tajam/tumpul


b. Untuk mengetahui adanya Gerakan
NOC Label : Status sirkulasi b. Monitor adanya paretese
involuter
a. Tekanan systole dandiastole c. Instruksikan keluarga untuk
c. Untuk mengetahui adanya luka atau
dalam rentang yang diharapkan mengobservasi jika ada isi atau
perdarahan
b. Tidak ada ortostatik hipertensi laserasi

c. Tidak ada tanda tanda d. Gunakan sarung tangan untuk d. Untuk mencegah infeksi nosocomial

peningkatan tekanan intrakranial proteksi


e. Mencegah tertekannya saraf-saraf
(tidak lebih dari 15 mmHg) e. Batasi gerakan pada kepala, leher
tubuh
d. Berkomunikasi dengan jelas dan dan punggung
sesuai dengan kemampuan f. Monitor kemampuan BAB f. Untuk mengetahui fungsi saraf

Menunjukkan perhatian, g. Kolaborasi pemberian analgetik


g. Untuk mengurangi nyeri kepala
konsentrasi dan orientasi (Sue h. Monitor adanya tromboplebitis
h. Untuk mengetahui adanya
Moorhead,d., 2016) i. Diskusikan mengenai penyebab
penggumpalan darah
perubahan sensasi (M. Bulechek,

G.,2016) j. Untuk mengetahui penyebab

gangguan sistem saraf dan

memberikan pengobtan dengan tepat

3. Setelah dilakukan asuhan NIC Label:

keperawatan selama 3 x 24 jam Manajemen Nyeri

diharapkan nyeri dapat tertangani a. Lakukan pengkajian nyeri secara a. Untuk mengetahui tingkat nyeri yang

komprehensif dialami pasien

Dengan Kriteria hasil : b. Gali faktor-faktor penurun dan b. Untuk mengetahui penyebab nyeri

NOC Label : pemberat nyeri dan cara menangani nyeri

Tingkat Nyeri

c. Berikan informasi mengenai nyeri, c. Meningkatkan pemahaman


a. Tidak melaporkan nyeri penyebab nyeri, lama nyeri akan mengenai nyeri dan penanganannya

b. Tidak menggosok area yang dirasakan, serta penanganan nyeri d. Agar pasien dapat mengenali nyeri

terdampak d. Dorong pasien memonitor dan dan cara penanganan yang tepat

c. Ekspresi wajah tidak menahan menangani nyeri e. Untuk menurunkan nyeri secara

nyeri e. Berikan pasien penurun nyeri sesuai efektif

Dapat beristirahat (Sue peresepan analgesic f. Untuk membantu mengurangi nyeri

Moorhead,d., 2016) f. Dukung istirahat/tidur yang adekuat g. Untuk mengurangi penggunaan obat

untuk membantu penurunan nyeri analgesic

g. Ajarkan penggunaan teknik non

farmakologi (M. Bulechek,

G.,2016)

4. Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Manajemen Hipervolemia

keperawatan selama 3x24 jam a. Monitor pola nafas a. Untuk mengetahui adanya kesulitan

diharapkan kelebihan cairan pasien b. Monitor suara paru abnormal bernafas akibat kelebihan cairan

dapat teratasi c. Monitor suara jantung abnormal b. Untuk mengetahui adanya kesulitan
Dengan Kriteria Hasil: d. Monitor edema perifer bernafas akibat kelebihan cairan

NOC Label : e. Monitor data laboratorium c. Untuk mengetahui kelelahan jantung

Keseimbangan cairan f. Monitor intake dan output d. Untuk mengetahui adanya kelebihan

a. Tekanan darah ( 110 – 130/70 – g. Berikan peresepan untuk cairan

90 mmHg) mengurangi preload ( furosemide) e. Untuk mengetahui kadar serum

b. Denyut nadi ( 80 – 100 x/menit) (M. Bulechek, G.,2016) elektrolit tubuh

c. Keseimbangan intake dan output f. Untuk mengetahui keseimbangan

cairan dalam 24 jam cairan tubuh

d. Turgor kulit baik g. Untuk membantu menguragi

e. Hematokrit normal kelebihan cairan tubuh

f. Tidak terjadi edema perifer

Tidak ada suara nafas tambahan

(Sue Moorhead,d., 2016)

5. Setelah dilakukan asuhan NIC Label: Manajemen Energi

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien dapat melakukan a. Kaji status fisiologis pasien yang a. Untuk mengetahui penyebab
aktivitas kembali myebabkan kelelahan kelelahan

b. Monitor sistem kardiorespirai b. Untuk mengetahui status

Dengan Kriteria Hasil: pasien selama kegiatan perkembangan pasien

NOC Label: c. Anjurkan periode istirahat dan c. Mencegah kelelahan

Toleransi terhadap aktivitas kegiatan secara berganti

a. Saturasi oksigen ketika d. Lakukan ROM aktif/pasif d. Untuk mencegah atropi otot

beraktivitas (98-100%) e. Bantu pasien dalam aktivitas e. Untuk memenuhi kebutuhan ADL

b. Frekuensi nadi (100-150 sehari-hari yang teratur sesuai pasien

x/menit) kebutuhan

c. Frekuensi pernapasan (20 – 60 f. Anjurkan aktivitas fisik sesuai f. Untuk mencegah atropi

x/menit) dengan kemampuan

d. Tekanan darah (110-120/ 70-80 g. Monitor respon oksigen pasien g. Untuk mencegah kelelahan saat

mmHg) (M. Bulechek, G.,2016) latihan

Kemudahan melakukan ADL

(Sue Moorhead,d., 2016)


6. Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Manajemen Lingkungan

keperawatan selama 3 x 24 jam, a. Sediakan lingkungan yang aman

diharapkan cidera dapat dihindari untuk pasien a. untuk mencegah cidera pada pasien

Dengan Kriteria Hasil : b. Identifikasi kebutuhan b. Untuk mengetahui batas

NOC Label : Kontrol Resiko keamanan pasien kemampuan pasien dan

a. Pasien terbebas dari cidera c. Pindahkan barang-barang yang pengamanan yang diperlukan pasien

b. Pasien mampu mengenali membahayakan c. Mencegah terjadinya cidera akibat

perubahan status kesehatan d. Pasang side raik tempat tidur lingkungan

(Sue Moorhead,d., 2016) e. Anjurkan keluarga untuk d. Mencegah pasien terjatuh

menemani pasien (M. Bulechek, e. Mencegah terjadinya cidera

G.,2016)
d. EVALUASI
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi
keperawatan. Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Ada 2 komponen
untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu Proses Formatif dan hasil
sumatif. Proses Formatif berfokus pada aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan, evaluasi proses harus dilaksanakan
segera setelah perencanaan dilaksanakan dan terus menerus dilaksanakan sampai
tujuan tercapai.
Hasil sumatif berfokus pada perubahan prilaku/status kesehatan pasien pada
akhir tindakanperawatan pasien, tipe ini dilaksanakan pada akhir tindakan secara
paripurna. Disusun menggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara objektif oleh pasien
setelah diberikan implementasi keperawatan
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjek dan objektif apakah telah
tertasi, teratasi sebagian atau belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis Ada tiga
kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan keberhasil
an tujuan tindakan yaitu tujuan tercapai apabila pasien menunjukkan perubahan
sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan,tujuan tercapai sebagian apabila jika
klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria hasil yang telah ditetapkan,
tujuan tidak tercapai jika klien menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada
kemajuan sama sekali (Abdul & Sjahranie, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, R., & Sjahranie, W. (2019). Caesarea Di Ruang Perawatan Mawar Nifas.

Artiyaningrum, B. (2015). Pemeriksaan Rutin Di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang


Tahun 2014.
Binaiyanti, S. (2017). Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Mejing Wetan Gamping Sleman Yogyakarta.
Candra, S. (2018). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 10–28.
Chindy, N., Isti, S., & Nugraheni, T. (2019). Klasifikasi Tekanan Darah, 7, 9–29.
Fanggidae, E. H., Riskiyanti, D., Manafe, T., Agnes, M., Dedy, E., L, C. N., … Cendana, U.
N. (2018). Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Pre-Hipertensi, 15, 353–
361.
Herdman, T. H. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klarifikasi 2015- 2017. Jakarta:
buku kedokteran EGC.
Kadek Dwi Pramana. (2018). Penatalaksanaan Krisis Hipertensi. Kedokteran Universitas
Islam Al-Azhar, (20), 91–96.
Kong, H., & Tradisional, M. (2016). Hipertensi ( Tekanan Darah Tinggi ), 1–5.
Linda, L. (2018). Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Hipertensi, I(2), 150–157.
Masnina, R; Khotimah, H; Anwar, K; Ali Basir, M. (2019). Laporan Penelitian Kdm
(Kolaborasi Dosen Dan Mahasiswa) Judul Penelitian.
Mulyani, S. Siwi. (2019). Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Tresna
Werdha Nirwana Puri Samarinda. Retrieved From Http://Repository.Potensi-
Utama.Ac.Id/Jspui/Bitstream/123456789/2990/6/Bab Ii.Pdf
M. Bulechek, G. (2016). edisi enam Nursing interventions classification ( N I C ). singapore:
elsevier Global rights.
Rini, F. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Panti
Jompo Kota Malang. Repository Umm, 9–46. Retrieved From Http://Repository.Potensi-
Utama.Ac.Id/Jspui/Bitstream/123456789/2990/6/Bab Ii.Pdf
Sari, N. A., & Sustrami, D. (2018). Efektifitas Air Kelapa Hijau Muda Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Posyandu Usila Puskesmas Perak Timur
Surabaya, 11–22.
Sue Moorhead, d. (2016). edisi enam Nursing outcomes classification (Noc).Singapore:
Elsevier Global Rights.
Tri, Y., & Arum, G. (2019). Higeia Journal Of Public Health, 3(3), 345–356.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK MENDIKNAS RI. NOMOR 122/D/O/2012
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/ Akred/ PT/IV/2015
Kompleks Kampus MAPINDO Jl. Padang Luwih, Tegal Jaya Dalung - Badung
Telp. (0361) 9072036, Fax. 419959 Email: binausada@yahoo.com Web: binausadabali.ac.id

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.B


DENGAN HIPERTENSI PADA TANGGAL 11 – 13 OKTOBER 2021
DI RS SURYA HUSADHA NUSA DUA

Nama Mahasiswa : SANG NYOMAN EDIANA KELINGAN


NIM : C2221043
Ruang : RAWAT INAP
Tanggal Pengkajian : 11 OKTOBER 2021/09.00
Tanggal Praktik : 14 OKTOBER 2021
Paraf :
……………….
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Tn. B
No. Rekam Medis :
Tempat/ tanggal lahir :Tabanan, 31 – 12 - 1958
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki – Laki
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Perum Kori Nuansa
Tgl. Masuk ke RS : 11 Oktober 2021
Diagnosa medis : Hipertensi
b. Penanggung jawab
Nama : Tn.MS
Jenis kelamin : Laki – laki
Umur : 40 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat : Perum Kori Nuansa
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sering mengeluh pusing dan sakit kepala di bagian belakang

GENOGRAM

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: keturunan
: tinggal serumah
: pasien

3. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien mengatakan mempunyai penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, pasien juga
mengatakan sering mengeluh nyeri pada kepala bagian belakang, nyeri timbul saat
bangun dari tempat tidur, seperti ditusuk – tusuk, skala yang dirasakan yaitu 5 ( 1-10),
dan kadang hilang timbul.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga pasien mengatakan dikeluarga tidak ada yang mengalami tensi tinggi maupun
penyakit gula.
5. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tempat tinggal pasien bersih, lingkungan disekitar disapu setiap pagi dan sore,
pencahayaan di kamar baik karena dilengkapi fentilasi yang bagus, sumber air yang
digunakan yaitu sumur boor, dikamar mandi tidak dilengkapi pengangan untuk lansia,
lantai tidak licin pencayaan bagus, wc jongkok.
6. RIWAYAT REKREASI
Pasien mengatakan dirinya jarang jalan-jalan keluar rumah, namun pasien biasanya
berkumpul dengan keluarganya pasa saat hari raya dan kadang di tengok oleh anaknya
yang sudah menikah.
7. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Pasien mengatakan jika dirinya sakit biasanya diajak ke puskesmas terdekat oleh
keluarganya
8. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Pasien mengatakan hari khusus yang dirasakan oleh pasien adalah hari raya galungan
lan kuningan dan hari upacara piodalan di desa.
9. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien mengatakan tidak pernah kerumah sakit dan tidak pernah dirawat dirumah sakit
sebelumnya.
10. TINJAUAN SISTEM
a. Keadaan umum: Baik
b. Kesadaran: Composmentis
GCS : 15
Verbal :5
Eye :4
Motorik :6

c. TTV: Tekanan Darah : 160/100 mmHg


Suhu : 36, 6oc
Respirasi : 20x/ menit
Nadi : 89x/menit
d. IMT: 20,5
e. Integumen
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah atau gangguan pada kulitnya
O :-
I : Warna kulit sawomatang, tidak ada lesi, distribusi rambut rata dan rapi
P : Kulit tampak kurang elastis, CRT : <2 detik, tidak ada edema dan tidak ada nyeri
tekan
f. Kepala
S : Pasien mengatakan ada keluhan dibagian kepala belakang, pasien merasa nyeri,
nyeri dirasakan pada saat bangun dari tempat tidur, seperti ditusuk – tusuk, skala 5 (1-
10) waktunya hilang timbul
O : Pasien tampak memegang bagian area nyeri
I : Normochepal, rambut tampat ubanan, kulit rambut bersih, tidaka ada lesi, rambut
halus
P : Tidak ada nyeri tekanan pada kepala pasien , tidak ada pembekakan.
g. Mata
S : Pasien mengatakan penglihatan masih baik
O :-
I : Bentuk bola mata kanan dan kiri simetris, sclera putih, gerak bola mata baik,
lampang pandang baik, refleksi pupil baik.
P : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada edema
h. Telinga
S : Tidak ada masalah pada telinganya dan masih bisa mendengar secra normal.
O :-
I : bentuk daun telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik, tidak ada lesi , warna kulit sama dengan skitarnya, tidak ada tanda
– tanda peradangan.
P : Tidak ada nyeri tekan tidak ada massa maupun benjolan.
i. Hidung dan Sinus
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah atau gangguan
O :-
I : Bentuk hidung normal, warana kulit pada hidung sama dengan yang lainya, tidak
ada lesi, tidak ada sekret, tidak ada pupil tidak ada tarikan cuping hidung.
P : Tidak ada nyeri tekan pada bagaian hidung.
j. Mulut dan tenggorokan
S : Pasien mengatakan giginya sudah mulai ompong, tidak ada masalah pada saat
makan , pasien tidak pernah makan daging yang padat karena dapat membuat gigi
sakit.
O : Gigi –gigi pasien tampak ompong bagian pangkal
I : Bentuk bibir tipis, warna merah muda, tidak ada lesi, mukosa bibir kering, tidak
ada pembekakan, pada tenggorokan, tidak ada bibir sumbing.
P : Tidak ada nyeri tekan
k. Leher
S : Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan atau masalah pada leher pasien
mengatakan bisa menoleh kiri dan kanan, pasien tidak memiliki gangguan menelan
O:
I : Bentuk leher simetris, tidak ada jaringan parut, tidak ada pembekakan.
P : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
l. Payudara
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah dibagian payudaranya.
O:
I : Bentuk payudara simetris, tidak ada pembekakan antara dada kiri dan kanan.
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, tidak ada pembekakan.
m. Pernapasan
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah atau gangguan pada saat bernafas, pasien
juga mengatakan masih bisa bernafas dengan normal
O:
I : Bentuk dada simetris
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, tidak ada massa
P : Terdengar suara resonan pada semua lapang paru, tidak ada suara tambahan.
A: Bunyi nafas versikuler, tidak ada suara tambahan.

n. Kardiovaskuler
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah atau gangguan pada jantung pada saat
melakukan aktivitas atau setelahnya.
O:
I : Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, nadi 80x/menit
P : Terdengar suara pekak
P : Tidak ada nyri tekan, tidak ada pembesaran
A: Bunyi jantung normal, tidak ada bunyi tambahan.
o. Gastrointestinal
S : Pasien mengatakan tidak ada masalah pada bagian perutnya.
O :-
I : Warna kulit abdomen sawo matang, tidak ada lesi.
A: Bising usus 10x/menit
P : Suara abdomen
P: Tidak ada pemebsaran hati , ginjal, limfa dan tidak terdapat nyeri tekan.
p. Perkemihan
S : Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam perkemihan
O:
I : Warna urine kuning, bau khas urine, tidak adanya kemerahan, tidak adanya darah,
pasien buang air kencing sebanyak 4x sehari.
P : Tidak terdapat nyeri tekanan
q. Muskuloskeletal
S : Pasien mengatakan dapat bergerak bebas dan bisa beraktifitas seperti biasa.
O:
I : Pasien terlihat berjalan seperti normal
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, tidak terdapat masa yang teraba
5555 5555
5555 5555
r. Sistem saraf pusat
S : Pasien mengatakan masih ingat masa lalunya, pendengaran jelas, penglihatan
sudah mulai buram, mencium bau dengan baik
O:
I : Pasien mampu menerima respon dengan baik, pasien sudah membaca tulisan ,
pasien mampu mendengarkan dengan baik.
P : Tidak ada nyeri tekan
s. Reproduksi
S : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pada sistem alat responden
O:
I:-
P:-

11. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Psikososial
Pasien mangatakan sering malakukan ngayah ke banjar dan sering juga komunikasi
sama warga disekitar rumah.
b. Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
 Apakah klien mengalami kesulitan tidur? Tidak
 Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
 Apakah klien sering merasa murung dan menangis sendiri? Tidak
 Apakah klien sering was-was dan khawatir? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya”
Pernyataan tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak
 Ada atau banyak pikiran? Tidak
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain? Tidak
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter? Tidak
 Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari atau sama 1 jawaban “ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+) / NEGATIF (-)
Kesimpulan :
Pasien mengatakan tidak terdapat masalah dengan tidurnya, pasien mengatakn
hubunganya dengan anak dan menantunya baik, interaksi dengan tetangga baik,
pasien bisa mengikuti sosialisasi dalam acara di lingkungannya dengan masyarakat
sekitar.

c. Spiritual
Pasien mengatakan beragama hindu dan pasien bisa sembahnyang di sore hari,
walaupun sakit pasien hanya sembahyang dalam hati.

12. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


a. INDEKS KATZ
Aktivitas Mandiri Tergantung
Mandi 1√ 0
Berpakaian 1√ 0
Toilet 1√ 0
Berpindah 1√ 0
Kontinensia (mengontrol) 1√ 0
Makan 1√ 0
Skor = 5

Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang lain, seseorang yang
menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap
mampu.
Skor: >4 = mandiri
3-4 = dibantu
<3 = tergantung
Kesimpulan : Tn. B, melakukan semua aktifitas secara mandiri
b. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan Frekuensi: 3
10 Jumlah: 1 piring
5
Jenis: nasi, lauk pauk dan
sayuran
2 Minum 5 Frekuensi: 7-8 kali
10 Jumlah: ± 200 cc
Jenis: air putih, kopi
3 Berpindah dari kursi roda ke
5-10
tempat tidur/ sebaliknya 15
4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi: 2 kali
menyisir rambut, menggosok 0
5
gigi)
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, 5 10
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi: 2 kali
7 Jalan di permukaan datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Menggunakan pakaian 5 10
10 Kontrol bowel (BAB) 10 Frekuensi: 1- 2 kali sehari
5
Konsistensi: padat
11 Kontrol bladder (BAK) Frekuensi: 4-5 kali sehari
10 Warna: kuning sampai
5
jernih

12 Olahraga/latihan 10 Frekuensi: 1 kali


5
Jenis: jalan santai
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu Frekuensi: ± 1 kali
luang 10 seminggu/ sebulan
5
Jenis: berkumpul di
rumah

Keterangan :
110√ : mandiri
65-105 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan Total
Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan, didapatkan hasil 130, disimpulkan bahwa Tn.B
dapat melakukan seluruh kegiatan sehari-hari dengan mandiri.
13. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
a. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Portable Mental Status Questioner
(SPSMQ). Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10 pertanyaan
No Pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini √
2 Hari apa sekarang √
3 Apa nama tempat ini √
4 Dimana alamat anda √
5 Berapa umur anda √
6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir) √
7 Siapa presiden Indonesia sekarang √
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya √
9 Siapa nama ibu anda √
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap √
angka baru, semua secara menurun
Jumlah 10 0
√Interpretasi hasil :
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Kesimpulan: Pasien dalam pengkajian status mental gerontik memiliki interprestasi
hasil fungsi intelektual utuh dari 10 pertanyaan yang diajukan pasien
mampu menjawab benar 10.

b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 5 Menyebutkan dengan benar:
 Tahun 2021
 Musim Panas Hujan
 Tanggal
 Hari Senin
 Bulan september
2 ORIENTASI 5 5 Dimana kita sekarang?
 Negara Indonesia
 Provinsi Bali
 Kota Denpasar
 Banjar Pande Pedungan
 Desa Pedungan
3 REGISTRASI 3 3 Sebutkan 3 objek (oleh pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan masing-masing objek,
kemudian tanyakan kepada klien ketiga
objek tadi (untuk disebutkan)
 Objek Baju
 Objek Jaket
 Objek Majalah
4 PERHATIAN 5 3 Minta klien untuk memulai dari angka 100
DAN kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
KALKULASI  93
 86
 79
 72
 65
5 MENGINGAT 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada nomer 2 (registrasi) tadi,bila benar 1
poin untuk 1 objek
6 BAHASA 9 1 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien (misal jam
tangan atau pensil)

Minta kepada klien untuk mengulangi kata


2 berikut “tak ada, jika, dan, atau, tetapi” bila
benar, nilai 2 poin. Bila pernyataan benar
2-3 buah, mis : tidak ada, tetapi maka nilai
1 poin

Minta klien untuk mengikuti perintah


2 berikut yang terdiri dari 3 langkah : “ambil
kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh di
lantai”
 Ambil kertas
 Lipat dua
 Taruh dilantai

1 Minta klien membaca dan melakukan yang


dibacanya:
“Pejamkanlah mata anda”

Minta klien untuk menulis satu kalimat


1 secara spontan

Nilai Total 25

Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan didapatkan nilai 25, disimpulkan bahwa aspek
kognitif dari fungsi mental Tn.B baik.

c. Status Psikologis (skala depresi pada lansia)


Pilih jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan dalam seminggu terakhir
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup 0
YA TIDAK*
anda saat ini?
2 Apakah anda membatalkan banyak dari 0
YA* TIDAK
rencana kegiatan/minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? YA* TIDAK 0
4 Seringkah anda merasa kebosanan? YA* TIDAK 0
5 Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa 0
YA TIDAK*
depan?
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan 1
YA* TIDAK
kesulitan anda tanpa jalan keluar?
7 Apakah anda sering kali merasa bersemangat? YA TIDAK* 0
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal 1
YA* TIDAK
buruk bakal menimpa anda?
9 Apakah anda sering kali merasa gembira? YA TIDAK* 0
10 Apakah anda sering kali merasa tak 0
YA* TIDAK
terbantukan?
11 Apakah anda sering kali merasa gelisah dan 0
YA* TIDAK
resah?
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah 1
daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu YA* TIDAK
hal baru?
13 Apakah anda sering kali mengkhawatirkan 1
YA* TIDAK
masa depan anda?
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya 1
YA* TIDAK
ingat anda?
15 Apakah anda berpikir/ bersyukur masih hidup 0
YA TIDAK*
saat ini?
16 Apakah anda sering kali merasa sedih dan 0
YA* TIDAK
putus asa?
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? YA* TIDAK 0
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu 0
YA* TIDAK
anda?
19 Apakah menurut anda kehidupan ini penuh 1
YA TIDAK*
tantangan yang menyenangkan?
20 Apakah anda merasa kesulitan untuk 0
YA* TIDAK
mengawali suatu kegiatan tertentu
21 Apakah anda merasa diri anda penuh energi? YA TIDAK* 1
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi 0
YA* TIDAK
tanpa harapan?
23 Apakah menurut anda keadaan orang lain 0
YA* TIDAK
lebih baik dari anda?
24 Apakah anda seringkali merasa marah hanya 0
YA* TIDAK
karena alasan sepele?
25 Apakah anda sering merasakan bagaikan 0
YA* TIDAK
menangis?
26 Apakah anda kesulitan berkonsentrasi? YA* TIDAK 1
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan 0
YA TIDAK*
menyenangkan?
28 Apakah anda lebih suka menghindari 1
YA* TIDAK
acara/sosialisasi?
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil 0
YA TIDAK*
suatu keputusan?
30 Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana 0
YA TIDAK*
biasanya?
TOTAL 9
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 poin
Interpretasi hasil:
0-9 : normal
10-19 : depresi ringan
20-30 : depresi berat
Kesimpulan:
Dari hasil wawancara didapatkan skor 9, disimpulkan bahwa pasien tidak mengalami
depresi.
ANALISA DATA
Nama : Tn. B Ruang :Rawat Inap
Usia : 63 tahun Tanggal : 11 Oktober 2021

Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1 11 Oktober DS = Pasien meengatakan Penurunan curah
2021 mengeluh nyeri pada bagian Nyeri Akut jantung
kepala belakang.
P = Nyeri berkurang saat Penurunan aliran
berbaring di tempat tidur. darah ke ginjal
Q = Nyeri seperti ditusuk –
tusuk Pelepasan renin
R= Kepala bagian belakang
S = 5 (1-10) Retensi Na dan air
T= hilang timbul, nyeri dalam tubulus
timbul saat bangun dari ginjal
tempat tidur
Peningkatan
DO = Pasien tampak volume
menahan nyeri intravaskuler
Tekanan Darah : 160/100
mmHg Pada pemuluh
Suhu : 37oc darah koroner
Respirasi : 20x/ menit
Nadi : 90x/menit Terjadi iskemik

Nyeri akut

2. 11 Oktober DS = Pasien mengatakan Resiko cidera Penurunan curah


2021 nyeri timbul saat bangun jantung
dari tempat tidur, pasien
mengatakan matanya sudah Penurunan aliran
mulai kabur. darah ke ginjal

Do = pasien nampak Pelepasan renin


memegangi kepalanya dan
tidak seimbang saat bangun Retensi Na dan air
posisi semula, pasien dalam tubulus
mengalami penurunan ginjal
fungsi pengelihatan.
Peningkatan
volume
intravaskuler

Retina

Spasme Arteriole

Diplopia

Resiko cidera
3. 11 Oktober DS = Pasien mengatakan ke Defisit Penurunan curah
2021 rumah sakit dan tidak pengetahuan jantung
pernah dirawat dirumah
sakit Penurunan aliran
darah ke ginjal
Do = Pasien dan keluarga
tampak kurang memahami Pelepasan renin
tentang hipertensi dan
pencegahannya. Retensi Na dan air
dalam tubulus
ginjal

Peningkatan
volume
intravaskuler

Pada pemuluh
darah koroner

Terjadi iskemik

Nyeri

Kurang paparan
informasi
penyakit

Defisit
pengetahuan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


Nama :Tn.B Ruang :-
Usia : 63 tahun Tanggal : 11 Oktober 2021
Tanggal
No Tanggal/Jam Diagona Keperawatan Paraf
Teratasi
1 11/10/21 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
09.00 biologis yang ditandai dengan Pasien
meengatakan mengeluh nyeri pada bagian
kepala belakang.
P = Nyeri berkurang saat berbaring di tempat
tidur.
Q = Nyeri seperti ditusuk –tusuk
R= Kepala bagian belakang
S = 5 (1-10)
T= hilang timbul, nyeri timbul saat bangun
dari tempat tidur, Pasien tampak menahan
nyeri
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Suhu : 37oc
Respirasi : 20x/ menit
Nadi : 90x/menit

2 11/10/2021 Resiko cidera berhubungan dengan usia


09.00 ditandai dengan Pasien mengatakan nyeri
timbul saat bangun dari tempat tidur, pasien
mengatakan matanya sudah mulai kabur,
pasien nampak memegangi kepalanya dan
tidak seimbang saat bangun posisi semula,
pasien mengalami penurunan fungsi
pengelihatan.

3 11/10/2021 Defisit pengetahuan berhubungan dengan


Pkl 09.00 kurang paparan informasi ditandai dengan
pasien mengatakan ke rumah sakit dan tidak
pernah dirawat dirumah sakit, pasien dan
keluarga tampak kurang memahami tentang
hipertensi dan pencegahannya.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama :Tn.B Ruang :-
Usia : 63 tahun Tanggal : 11 Oktober 2021
Diagnosa Nama/
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan Paraf
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan NIC Label:

keperawatan selama 3 x 24 Manajemen Nyeri

jam diharapkan nyeri dapat a. Lakukan pengkajian nyeri a. Untuk mengetahui tingkat

tertangani secara komprehensif nyeri yang dialami pasien

b. Gali faktor-faktor penurun dan b. Untuk mengetahui penyebab

Dengan Kriteria hasil : pemberat nyeri nyeri dan cara menangani

NOC Label : c. Berikan informasi mengenai nyeri

Tingkat Nyeri nyeri, penyebab nyeri, lama c. Meningkatkan pemahaman

a. Tidak melaporkan nyeri akan dirasakan, serta mengenai nyeri dan

nyeri ( dipertahankan penanganan nyeri penanganannya

pada skala 3 d. Dorong pasien memonitor dan d. Agar pasien dapat mengenali

ditingkatkan ke skala menangani nyeri nyeri dan cara penanganan

5 ) ditandai dengan e. Berikan pasien penurun nyeri yang tepat


pasien tidak mengeluh sesuai peresepan analgesic e. Untuk menurunkan nyeri

nyeri lagi f. Dukung istirahat/tidur yang secara efektif

b. Tidak menggosok area adekuat untuk membantu f. Untuk membantu mengurangi

yang terdampak penurunan nyeri nyeri

( dipertahankan pada g. Ajarkan penggunaan teknik g. Untuk mengurangi

skala 3 ditingkatkan non farmakologi penggunaan obat analgesic

ke skala 5 ) ditandai

dengan pasien tidak

memegang atau

menggosok arel tubuh

yang sakit

c. Ekspresi wajah tidak

menahan nyeri

( dipertahankan pada

skala 3 ditingkatkan

ke skala 5 ) ditandai
dengan ekspresi

wajah pasien tidak

meringis serta tenang

d. Dapat beristirahat

( dipertahankan pada

skala 3 ditingkatkan

ke skala 5 ) ditandai

dengan pasien

mengatakan dapat

beristiraht tanpa

gangguan

e. Vital Sign dalam batas

normal

( dipertahankan pada

skala 3 ditingkatkan

ke skala 5 ) ditandai
dengan

S = 36 – 37O C

N = 80 – 100 x/menit

Rr = 18 – 20 x/ menit

TD = 120 – 130 /80 – 90

mmHg

2. Resiko Cidera Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Manajemen Lingkungan

keperawatan selama 3 x 24 a. Sediakan lingkungan yang a. untuk mencegah cidera pada

jam, diharapkan cidera aman untuk pasien pasien

dapat dihindari b. Identifikasi kebutuhan b. Untuk mengetahui batas

Dengan Kriteria Hasil : keamanan pasien kemampuan pasien dan

NOC Label : Kontrol c. Pindahkan barang-barang yang pengamanan yang diperlukan

Resiko membahayakan pasien

a. Pasien terbebas dari d. Pasang side raik tempat tidur c. Mencegah terjadinya cidera

cidera ( dipertahankan e. Anjurkan keluarga untuk akibat lingkungan

pada skala 3
ditingkatkan ke skala menemani pasien d. Mencegah pasien terjatuh

5 ) ditandai dengan e. Mencegah terjadinya cidera

pasien tidak

mengalami cidera

maupun terjatuh

b. Pasien mampu

mengenali perubahan

status kesehatan

( dipertahankan pada

skala 4 ditingkatkan ke

skala 5 ) ditandai

dengan pasien mampu

mengetahui kondisi

tubuh sakit dan sehat

3. Defisit Pengetahuan Setelah diberikan asuhan NIC Label:


keperawatan selama 3 x 24 Pengajaran: Proses Penyakit

jam diharapkan a. Kaji tingkat pengetahuan pasien a. Untuk mengetahui besarnya

pengetahuan pasien dan mengenai proses penyakit pemahaman penyakit

keluarga meningkat

tentang penyakit. b. Jelaskan proses terjadinya b. Agar keluarga dan pasien

Dengan kriteria hasil : penyakit mengetahui proses terjadinya

NOC Label : penyakit

Pengetahuan Manajemen

Hipertensi c. Jelaskan tanda dan gejala pada c. Agar keluarga dan pasien

a. Pasien dan keluarga suatu penyakit mampu mengetahui tanda dan

mampu mengenali gejala penyakit

penyebab dari

penyakit d. Jelaskan d. Agar keluarga dan pasien

( dipertahankan manajemen/terapi/penanganan mengetahui bagaimana

pada skala 3 yang dapat dilakukan penanganan yang dapat

ditingkatkan ke terhadap penyakit


skala 4 ) ditandai e. Jelaskan komplikasi yang

dengan pasien dan mungkin terjadi (M. Bulechek, e. Agar pasien dan keluarga

keluarga mampu G.,2016) mampu menangani dan

menyebutkan mencegah komplikasi yang

penyebab terjadinya terjadi

penyakit

b. Pasien dan keluarga

mengetahui tanda

dan gejala penyakit

( dipertahankan

pada skala 3

ditingkatkan ke

skala 4 ) ditandai

dengan pasien dan

keluarga mampu

menyebutkan tanda
dan gejala

terjadinya penyakit

hipertensi

c. Pasien dan keluarga

memanajemen

penyakit

( dipertahankan

pada skala 3

ditingkatkan ke

skala 4 ) ditandai

dengan pasien dan

keluarga mampu

menyebutkan cara

menangani serta

mencegah penyakit

hipertensi (Sue
Moorhead,d., 2016)

D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn.B Ruang :-
Usia : 63 tahun Tanggal 11 Oktober 2021

Dx Nama/
No Hari, Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien
Kep TTD
Senin, 11 Oktober I, II - Menyediakan lingkungan yang Rs : Pasien mengatakan nyeri pada bagian
2021 kepala belakang, tidak ada minum obat
aman untuk pasien
09.15 wita apapun sebelumnya.
P = Nyeri berkurang saat berbaring di
tempat tidur.
Q = Nyeri seperti ditusuk –tusuk
R= Kepala bagian belakang

- Melakukan pengkajian nyeri secara S = 5 (1-10)


T = hilang timbul , terutama saat bangun
komprehensif
dari tempat tidur.
- Menggali faktor-faktor penurun dan

pemberat nyeri Ro : Lingkungan pasien tampak aman dan


bersih, Pasien tampak memegangi kepala
- Mendorong pasien memonitor dan
belakang dan pasien dan keluarga tampak
menangani nyeri belum mengetahui cara mengurangi nyeri

- Mengajarkan penggunaan teknik kepala belakang, pasien dan keluarga telah


diajarkan cara mengurangi nyeri kepala
non farmakologi
belakang dengan mengkompres areal yang
terasa sakit, khusuya tengkuk/leher
belakang pasien dengan air hangat.
Tekanan darah pasien 160/100 mg.

III - Mengkaji tingkat pengetahuan Rs : Pasien mengatakan belum memahami


tentang tensi tinggi dan tidak mengetahui
pasien mengenai proses penyakit
- Menjelaskan proses terjadinya cara mengatasinya

penyakit
Ro : Pasien belum memahami tentang
- Menjelaskan komplikasi yang
penyakit hipertensi dan tampak bingung
mungkin terjadi saat ditanyakan penanganan yang tepat.

II Rs : Pasien mengatakan pandangan


- Mengidentifikasi kebutuhan
mataanya sudah mulai kabur
keamanan pasien
Ro : Pasien tampak kesulitan saat diminta
- Menganjurkan keluarga untuk
membaca dan saat bangun pasien tampak
memindahkan barang-barang yang
tidak seimbang, kaleuarga telah dianjurkan
membahayakan paasien untuk memindahkan barang – barang yang
membahayakan pasien
II, III Rs : Pasien mengatakan hanya tiduran
untuk mengurangi sakit kepalanya dan
- Menjelaskan
tidak ada minum obat apapun untuk
manajemen/terapi/penanganan yang
mengurangi sakit kepalanya.
dapat dilakukan untuk mengurangi
Ro : Pasien telah diberikan informasi
nyeri
tentang cara mengurangi nyeri dengan
- Ajarkan penggunaan teknik non melakukan kompres air hangat pada areal
belakang kepala serta senam hipertensi
farmakologi dalam mengatasi nyeri
untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
dan menurunkan tekanan darah

tinggi.

- Dukung istirahat/tidur yang adekuat

untuk membantu penurunan nyeri

Selasa, 12 Oktober I, II - Menyediakan lingkungan yang Rs : Pasien mengatakan nyeri pada bagian
2021 kepala belakang, tidak ada minum obat
aman untuk pasien
09.00 wita apapun sebelumnya.
- Melakukan pengkajian nyeri secara
P = Nyeri berkurang saat berbaring di
komprehensif tempat tidur.
Q = Nyeri seperti ditusuk –tusuk
- Menggali faktor-faktor penurun dan
R= Kepala bagian belakang
pemberat nyeri
S = 4 (1-10)
- Mendorong pasien memonitor dan T = hilang timbul , terutama saat bangun
dari tempat tidur.
menangani nyeri
Pasien mengatakan telah melakan kompres
- Mengajarkan penggunaan teknik
hangat pada leher belakang dan merasa
non farmakologi kaku pada leher membaik.
Ro : Lingkungan pasien tampak aman dan
bersih, Tekanan darah pasien saat ini
140/100 mmHg.
III - Mengkaji tingkat pengetahuan Rs : Pasien dan keluarga mengatakan mulai
paham dengan penanganan tensi tinggi.
pasien mengenai proses penyakit

- Menjelaskan proses terjadinya


Ro : Pasien dan keluarga telah diberikan
penyakit edukasi tentang hipertensi, gejala
hipertensi serta cara pencegahan hipertensi
- Menjelaskan komplikasi yang

mungkin terjadi

II - Mengidentifikasi kebutuhan Rs : Pasien mengatakan sudah rajin makan


sayur dan selalu hati – hati saat berkegiatan
keamanan pasien

- Menganjurkan keluarga untuk


Ro : Lingkungan pasien tampak aman dan
memindahkan barang-barang yang bersih dari benda berbahaya yang dapat
menyebabkan cidera pada pasien.
membahayakan paasien

II, III Rs : Pasien mengatakan sudah melakukan


kompres air hangat pada lehernya untuk
- Menjelaskan mengurangi rasa sakit nya.

manajemen/terapi/penanganan yang
Ro : Pasien telah diberikan informasi
dapat dilakukan untuk mengurangi
tentang cara mengurangi nyeri dengan
nyeri melakukan kompres air hangat pada areal
belakang kepala serta senam hipertensi
- Ajarkan penggunaan teknik non
untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
farmakologi dalam mengatasi nyeri
Pasien dan keluarga tampak mampu
dan menurunkan tekanan darah melakukan senam hipertensi walaupun
tampak bingung dengan urutan senam
tinggi.
hipertensi.
- Dukung istirahat/tidur yang adekuat

untuk membantu penurunan nyeri

Selasa, 12 Oktober I, II - Menyediakan lingkungan yang Rs : Pasien mengatakan masih merasa


2021 sakit pada bagian kepala belakang
aman untuk pasien
09.00 wita P = Nyeri berkurang saat berbaring di
- Melakukan pengkajian nyeri secara
tempat tidur.
komprehensif Q = Nyeri seperti ditusuk –tusuk
R= Kepala bagian belakang
- Menggali faktor-faktor penurun dan
S = 4 (1-10)
pemberat nyeri
T = hilang timbul , terutama saat bangun
dari tempat tidur.
Pasien mengatakan telah melakukan
- Mendorong pasien memonitor dan kompres hangat pada leher belakang dan

menangani nyeri merasa kaku pada leher membaik.

- Mengajarkan penggunaan teknik


Ro : Lingkungan pasien tampak aman dan
non farmakologi bersih, pasien tampak memgang leher
belakangnya. Tekanan darah pasien saat ini
150/100 mmHg.
III - Mengebvaluasi tingkat pengetahuan Rs : Pasien dan keluarga mengatakan mulai
paham dengan penanganan tensi tinggi.
pasien mengenai proses penyakit

hipertensi
Ro : Pasien dan keluarga mampu
- Mengevaluasi pengetahuan pasien menjawab secara singkat tentang
hipertensi, gejala hipertensi serta cara
dan keluarga tentang proses
pencegahan hipertensi
terjadinya penyakit hipertensi

- Mengevaluasi pengetahuan pasien

dan keluarga tentang komplikasi

yang mungkin terjadi


II - Mengidentifikasi kebutuhan Rs : Pasien mengatakan selalu hati – hati
saat berkegiatan
keamanan pasien

- Menganjurkan keluarga untuk


Ro : Lingkungan pasien tampak aman dan
memindahkan barang-barang yang bersih dari benda berbahaya yang dapat
menyebabkan cidera pada pasien.
membahayakan paasien

II, III Rs : Keluarga mengatakan sudah rutin


menyiapkan air hangat untuk
- Menjelaskan
mengkompres leher pasien, dan pasien
manajemen/terapi/penanganan yang
mengatakan merasa enak pada saat leher di
dapat dilakukan untuk mengurangi kompres.

nyeri
Ro :Pasien dan keluarga tampak mampu
- Ajarkan penggunaan teknik non
melakukan senam hipertensi walaupun
farmakologi dalam mengatasi nyeri tampak bingung dengan urutan senam
hipertensi.
dan menurunkan tekanan darah

tinggi.

- Dukung istirahat/tidur yang adekuat


untuk membantu penurunan nyeri
EVALUASI

Nama : Tn.B Ruang :-


Usia : 63 tahun Tanggal : 11 Oktober 2021

Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
1 11/10/21 I S=
19.00 Pasien mengatakan masih merasa sakit pada
bagian kepala belakang ( skala 3)
P : Nyeri berkurang saat berbaring di tempat tidur.
Q : Nyeri seperti ditusuk –tusuk
R : Kepala bagian belakang
S : 5 (1-10)
T : hilang timbul , terutama saat bangun dari tempat
tidur.
Pasien mengatakan telah melakukan kompres
hangat pada leher belakang dan merasa kaku pada
leher membaik ( skala 4)

O: Lingkungan pasien tampak aman dan bersih,


pasien tampak memgang leher belakangnya ( skala
3)
Tekanan darah pasien saat ini 150/100 mmHg
( skala 3)

A = Tujuan Belum Tercapai


P = Lanjutkan intervensi
- Kompres hangat untuk mengurangi nyeri
- Lakukan senam anti-hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
- Kolaborasi dengan pihak puskesmas untuk
memantau perkembangan dan nutrisi pasien
2 11/10/2021 II S = Pasien mengatakan selalu hati – hati saat
09.20 berkegiatan ( skala 4)

Ro = Lingkungan pasien tampak aman dan bersih


dari benda berbahaya yang dapat menyebabkan
cidera pada pasien (skala 4)

A = Tujuan tercapai

P = pertahankan kondisi

3. 11/10/2021 III S = Keluarga mengatakan sudah rutin menyiapkan


09.30 air hangat untuk mengkompres leher pasien, dan
pasien mengatakan merasa enak pada saat leher di
kompres ( skala 4)

O=
- Pasien dan keluarga mampu menjawab
secara singkat tentang hipertensi, gejala
hipertensi serta cara pencegahan hipertensi
(skala 4)
- Pasien dan keluarga tampak mampu
melakukan senam hipertensi walaupun
tampak bingung dengan urutan senam
hipertensi (skala 4)

A = Tujuan tercapai
P = Pertahankan kondisi
Nama : Tn.B Ruang :-
Usia : 63 tahun Tanggal : 12 Oktober 2021

Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
1 12/10/21 I S=
09.00 Pasien mengatakan masih merasa sakit pada
bagian kepala belakang ( skala 3)
P : Nyeri berkurang saat berbaring di tempat tidur.
Q : Nyeri seperti ditusuk –tusuk
R : Kepala bagian belakang
S : 4 (1-10)
T : hilang timbul , terutama saat bangun dari tempat
tidur.
Pasien mengatakan telah melakukan kompres
hangat pada leher belakang dan merasa kaku pada
leher membaik ( skala 4)

O: Lingkungan pasien tampak aman dan bersih,


pasien tampak memgang leher belakangnya ( skala
3)
Tekanan darah pasien saat ini 150/100 mmHg
( skala 3)

A = Tujuan Belum Tercapai


P = Lanjutkan intervensi
- Kompres hangat untuk mengurangi nyeri
- Lakukan senam anti-hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
- Kolaborasi dengan pihak puskesmas untuk
memantau perkembangan dan nutrisi pasien
2 12/10/2021 II S = Pasien mengatakan selalu hati – hati saat
09.20 berkegiatan ( skala 4)

Ro = Lingkungan pasien tampak aman dan bersih


dari benda berbahaya yang dapat menyebabkan
cidera pada pasien (skala 4)

A = Tujuan tercapai

P = pertahankan kondisi

3. 12/10/2021 III S = Keluarga mengatakan sudah rutin menyiapkan


09.30 air hangat untuk mengkompres leher pasien, dan
pasien mengatakan merasa enak pada saat leher di
kompres ( skala 4)

O=
- Pasien dan keluarga mampu menjawab
secara singkat tentang hipertensi, gejala
hipertensi serta cara pencegahan hipertensi
(skala 4)
- Pasien dan keluarga tampak mampu
melakukan senam hipertensi walaupun
tampak bingung dengan urutan senam
hipertensi (skala 4)

A = Tujuan tercapai
P = Pertahankan kondisi
Nama : Tn.B Ruang :-
Usia : 63 tahun Tanggal : 13 Oktober 2021

Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
1 13/10/21 I S=
09.00 Pasien mengatakan masih merasa sakit pada
bagian kepala belakang ( skala 3)
P : Nyeri berkurang saat berbaring di tempat tidur.
Q : Nyeri seperti ditusuk –tusuk
R : Kepala bagian belakang
S : 4 (1-10)
T : hilang timbul , terutama saat bangun dari tempat
tidur.
Pasien mengatakan telah melakukan kompres
hangat pada leher belakang dan merasa kaku pada
leher membaik ( skala 4)

O: Lingkungan pasien tampak aman dan bersih,


pasien tampak memgang leher belakangnya ( skala
3)
Tekanan darah pasien saat ini 150/100 mmHg
( skala 3)

A = Tujuan Belum Tercapai


P = Lanjutkan intervensi
- Kompres hangat untuk mengurangi nyeri
- Lakukan senam anti-hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
- Kolaborasi dengan pihak puskesmas untuk
memantau perkembangan dan nutrisi pasien
2 13/10/2021 II S = Pasien mengatakan selalu hati – hati saat
09.20 berkegiatan ( skala 4)

Ro = Lingkungan pasien tampak aman dan bersih


dari benda berbahaya yang dapat menyebabkan
cidera pada pasien (skala 4)

A = Tujuan tercapai

P = pertahankan kondisi

3. 13/10/2021 III S = Keluarga mengatakan sudah rutin menyiapkan


09.30 air hangat untuk mengkompres leher pasien, dan
pasien mengatakan merasa enak pada saat leher di
kompres ( skala 4)

O=
- Pasien dan keluarga mampu menjawab
secara singkat tentang hipertensi, gejala
hipertensi serta cara pencegahan hipertensi
(skala 4)
- Pasien dan keluarga tampak mampu
melakukan senam hipertensi walaupun
tampak bingung dengan urutan senam
hipertensi (skala 4)

A = Tujuan tercapai
P = Pertahankan kondisi

Anda mungkin juga menyukai