Anda di halaman 1dari 73

KEPALA DESA RANCAEKEK KULON

KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DESA RANCAEKEK KULON


NOMOR …. TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DI
DESA RANCAKEK KULON DALAM KONDISI BENCANA NONALAM CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA RANCAEKEK KULON,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 13,


Pasal 28, Pasal 32, Pasal 43, Pasal 48, Pasal 58, Pasal 99,
Pasal 101, dan Pasal 103 Peraturan Bupati Bandung Nomor
6 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan dan
Pemberhentian Kepala Desa di Kabupaten Bandung Dalam
Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun
2021 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Bandung Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2021
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Dan
Pemberhentian Kepala Desa Di Kabupaten Bandung Dalam
Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019
(Covid-19), perlu menetapkan Peraturan Desa Rancaekek
Kulon tentang Pemilihan Kepala Desa Dalam Kondisi
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
b. bahwa untuk mendukung terwujudnya penyelenggaraan
pemilihan Kepala Desa yang lebih kondusif, jujur, adil dan
akuntabel dan dalam rangka mendukung terselenggaranya
pemerintahan Desa Rancaekek Kulon yang amanah dan
menganut prinsip good and clean goverment, di butuhkan
seorang figur pemimpin dari calon terpilih yang mampu dan
dapat menyelenggarakan pemerintahan dengan
memberdayakan masyarakat serta mengelola potensi
sumber daya yang ada di Desa Rancaekek Kulon dan
memahami karakteristik masyarakatnya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b diatas
perlu menetapkan Peraturan Desa Rancaekek Kulon
tentang Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan
-2-

Pemberhentian Kepala Desa Rancaekek Kulon Kecamatan


Rancaekek Kabupaten Bandung.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1409);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
Dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4)
-3-

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam


Negeri Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1222);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 67 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1223);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
6);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2016
tentang Laporan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1099);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016
tentang Administrasi Pemerintah Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1100);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
569);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
16. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Standar Layanan Informasi Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1899);
17. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019
Tentang Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 19 Tahun
2014 tentang Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa
-4-

(Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2014 Nomor


29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturah Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pemilihan dan
Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2018 Nomor 11);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun
2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 22)
sebagimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor
12 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Nomor 12);
20. Peraturan Bupati Bandung Nomor 31 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten
Bandung Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Badan
Permusyawaratan Desa Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Daerah
Kabupaten Bandung Tahun 2019 Nomor 32);
21. Peraturan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian
Kepala Desa di Kabupaten Bandung Dalam Kondisi
Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
(Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2021 Nomor 6)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati
Bandung Nomor 20 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2021 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemilihan Dan Pemberhentian Kepala Desa Di
Kabupaten Bandung Dalam Kondisi Bencana Nonalam
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);

22. -----
23. Peraturan Desa Rancaekek Kulon Nomor … Tahun ……..
tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa (Lembaran Desa
Rancaekek Kulon Tahun ……. Nomor …);
24. Peraturan Desa Rancaekek Kulon Nomor 5 Tahun 2022
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2023
(Lembaran Desa Rancaekek Kulon Tahun 2022 Nomor 5);

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA RANCAEKEK KULON
dan
KEPALA DESA RANCAEKEK KULON
-5-

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN


KEPALA DESA DI DESA RANCAKEK KULON DALAM KONDISI
BENCANA NONALAM CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat


Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Kabupaten adalah Kabupaten Bandung.

3. Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari Daerah
kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat.
4. Camat adalah Camat Rancaekek Kabupaten Bandung.

5. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
6. Desa adalah Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan


kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
9. Kepala Desa adalah Kepala Desa Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek
Kabupaten Bandung.
10. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan
kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur
pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam
bentuk Pelaksana Teknis dan Unsur Kewilayahan.
11. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
-6-

anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan


wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
12. BPD adalah BPD Rancaekek Kulon Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

13. Pegawai Negeri Sipil yang selajutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara
secara tetap oleh pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
14. Penjabat Kepala Desa adalah PNS di lingkungan daerah kabupaten yang diangkat
oleh bupati atau pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas, wewenang, dan
kewajiban serta memperoleh hak yang sama dengan kepala Desa sampai dengan
dilantiknya Kepala Desa Terpilih Hasil Pemilihan.
15. Pelaksana Harian Kepala Desa yang selanjutnya disebut Plh. Kepala Desa adalah
Perangkat Desa yang melaksanakan tugas rutin dari Kepala Desa definitif yang
berhalangan sementara.
16. Pelaksana Tugas Kepala Desa yang selanjutnya disebut Plt. Kepala Desa adalah
Perangkat Desa yang melaksanakan tugas rutin dari Kepala Desa definitif yang
berhalangan tetap.
17. Pemilihan Kepala Desa yang selajutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan
kedaulatan rakyat di Desa untuk memilih Kepala Desa secara langsung dan
demokratis.
18. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan adalah
Panitia Pemilihan Kepala Desa yang dibentuk dengan Keputusan BPD dan bertugas
untuk menyusun tata tertib pemilihan Kepala Desa serta menyelenggarakan
pemilihan.
19. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat KPPS
adalah kelompok yang dibentuk oleh Panitia Pemilihan untuk menyelenggarakan
pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
20. Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panwas
Pilkades adalah Panitia penyelenggara Pemilihan yang dibentuk oleh Keputusan
Camat yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan di wilayah desa.
21. Pemilih adalah Penduduk Desa setempat dan telah memenuhi persyaratan untuk
menggunakan hak pilihnya.
22. Hak Pilih adalah hak yang dimiliki Pemilih untuk menentukan sikap pilihannya.

23. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disebut KTP-el adalah identitas
resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang
berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang– Undang tentang Administrasi Kependudukan.
24. Surat Keterangan adalah surat keterangan telah dilakukan perekaman KTP-el yang
diterbitkan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang
kependudukan dan catatan sipil.
25. Bakal calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut bakal calon adalah warga negara
Republik Indonesia yang mendaftar kepada Panitia Pemilihan untuk mengikuti
Pemilihan.
26. Calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut Calon adalah bakal calon yang telah
memenuhi persyaratan administrasi dan ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai
calon Kepala Desa yang berhak dipilih.
27. Calon Kepala Desa Terpilih yang selanjutnya disebut Calon Terpilih adalah calon
-7-

Kepala Desa yang berhak dipilih dan memperoleh suara terbanyak dalam
Pemilihan.
28. Penelitian administratif berkenaan dengan persyaratan bakal calon menjadi peserta
Pemilihan adalah pemeriksaan terhadap bukti tertulis yang berkaitan dengan
keabsahan pemenuhan persyaratan bakal calon menjadi peserta Pemilihan.
29. Kampanye Pemilihan yang selanjutnya disebut Kampanye adalah kegiatan untuk
meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon Kepala
Desa apabila terpilih menjadi Kepala Desa.
30. Alat Peraga Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi,
misi, dan program Calon, simbol, atau tanda gambar Calon yang dipasang untuk
keperluan Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih Calon tertentu,
yang difasilitasi oleh Panitia Pemilihan yang didanai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa dan/atau dibiayai sendiri oleh Calon.
31. Bahan Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi,
program Calon, simbol, atau tanda gambar yang disebar untuk keperluan Kampanye
yang bertujuan untuk mengajak orang memilih Calon tertentu, yang difasilitasi oleh
Panitia Pemilihan yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan/atau
dibiayai sendiri oleh Calon.
32. Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan aktivitas
kampanye.
33. Pemungutan Suara adalah proses pemberian suara oleh Pemilih di tempat
pemungutan suara dengan cara mencoblos pada nomor urut, nama, atau foto
Calon.
34. Penghitungan Suara adalah proses penghitungan Surat Suara oleh KPPS untuk
menentukan suara sah yang diperoleh Calon, Surat Suara yang dinyatakan tidak
sah, Surat Suara yang tidak digunakan dan Surat Suara rusak/keliru dicoblos.
35. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara adalah proses pencatatan hasil
penghitungan perolehan suara oleh Panitia pemilihan.
36. Surat Suara adalah salah satu jenis perlengkapan Pemungutan Suara yang
berbentuk lembaran kertas dengan desain khusus yang digunakan oleh Pemilih
untuk memberikan suara pada Pemilihan yang memuat foto, nama, dan nomor
Calon.
37. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
dilaksanakannya Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara untuk Pemilihan.
38. Saksi Calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut Saksi adalah seseorang yang
mendapat surat mandat tertulis dari Calon untuk menyaksikan pelaksanaan
Pemungutan dan Penghitungan Suara.
39. Saksi adalah utusan dari Calon Kepala Desa yang terdaftar di Panitia Pemilihan
yang diberi tugas untuk turut menyaksikan proses Pemilihan.
40. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
41. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
42. Media Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut Media Daring adalah segala bentuk
platform media dalam jaringan internet atau online yang memiliki tautan, konten
aktual secara multimedia, atau fasilitasi pertemuan virtual dengan menggunakan
teknologi informasi.
-8-

43. Media Sosial adalah platform berbasis internet yang bersifat dua arah yang terbuka
bagi siapa saja, yang memungkinkan para penggunanya berinteraksi, berpartisipasi,
berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan konten berbasis komunitas.
44. Hari adalah hari kalender.

Pasal 2

(1) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahapan:

a. persiapan;

b. pencalonan;

c. pemungutan suara; dan

d. penetapan.

(2) Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
mengutamakan prinsip kesehatan dan keselamatan, berpedoman pada protokol
kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
(3) Protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi:

a. penggunaan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu bagi Panitia Pemilihan yang sedang bertugas;
b. penggunaan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu, sarung tangan sekali pakai, dan pelindung wajah (face
shield) bagi:
1. Petugas Pendaftaran Pemilih yang sedang melaksanakan pemutakhiran
dan validasi daftar pemilih;
2. KPPS yang sedang melaksanakan Pemungutan dan Penghitungan Suara
di TPS;
c. penyediaan tempat sampah tertutup di TPS untuk pembuangan sarung tangan
sekali pakai;
d. penyediaan sarana sanitasi yang memadai pada tempat dan/atau
perlengkapan yang digunakan untuk suatu kegiatan dalam pelaksanaan
tahapan pelaksanaan Pemilihan, berupa fasilitas cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun, disinfektan, dan/atau cairan antiseptik berbasis alkohol
(handsanitizer);
e. pengecekan kondisi suhu tubuh seluruh pihak yang terlibat sebelum suatu
kegiatan dalam tahapan pelaksanaan Pemilihan dimulai, dengan
menggunakan alat yang tidak bersentuhan secara fisik, dengan ketentuan
suhu tubuh paling tinggi 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga derajat celcius);
f. pengaturan menjaga jarak bagi seluruh pihak yang terlibat dalam setiap
tahapan pelaksanaan Pemilihan paling kurang 1 (satu) meter;
g. pengaturan larangan berkerumun untuk setiap kegiatan dalam masing-masing
tahapan pelaksanaan Pemilihan;
h. pembatasan jumlah peserta dan/atau personel yang ditugaskan pada setiap
kegiatan dalam pelaksanaan tahapan pelaksanaan Pemilihan yang
mengharuskan adanya kehadiran fisik;
i. pembersihan dan disinfeksi secara berkala terhadap ruangan dan peralatan
yang sering disentuh;
-9-

j. tidak menggunakan barang atau peralatan secara bersama;

k. penyediaan sumber daya kesehatan sebagai antisipasi keadaan darurat


berupa obat, perbekalan kesehatan, dan/atau personel yang memiliki
kemampuan di bidang kesehatan atau tim dari satuan tugas Penanganan
Corona Virus Disease 2019 Desa; dan
l. sosialisasi, edukasi, promosi kesehatan dan penggunaan media informasi
untuk memberikan pemahaman tentang pencegahan dan pengendalian
penularan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
m. pelibatan personel dari unsur satuan tugas Penanganan Corona Virus Disease
2019 Desa;
n. protokol kesehatan pencegahan Corona Virus Disease 2019 sesuai dengan
kebutuhan yang ditetapkan dalam keputusan bupati.
(4) Penerapan protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dikelompokkan berdasarkan pada titik kritis penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19), yang meliputi:
a. kegiatan bertatap muka secara langsung antara Panitia Pemilihan dengan
Pemilih, pendukung Calon dan pihak terkait lainnya;
b. kegiatan yang bersifat mengumpulkan orang dalam jumlah tertentu yang
diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan;
c. kegiatan yang bersifat penyampaian berkas dan/atau perlengkapan secara
fisik; dan
d. kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan berupa rapat pleno terbuka,
rapat koordinasi, bimbingan teknis, sosialisasi, dan/atau kegiatan lainnya.

Pasal 3

Kegiatan bertatap muka secara langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4)
huruf a dilakukan dengan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai berikut:
a. Panitia Pemilihan, Petugas Pendaftaran Pemilih, dan KPPS yang bertugas
mengenakan alat pelindung diri paling kurang berupa masker yang menutupi hidung
dan mulut hingga dagu;
b. bagi Petugas Pendaftaran Pemilih yang sedang melaksanakan pemutakhiran dan
validasi daftar pemilih, dan KPPS yang sedang melaksanakan Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, sarung tangan sekali pakai, dan pelindung wajah (face shield);
c. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a meminta kepada Pemilih,
pendukung Calon atau pihak terkait lainnya untuk mengenakan alat pelindung diri
paling kurang berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu;
d. tatap muka secara fisik dilakukan dengan menjaga jarak paling kurang 1 (satu)
meter antarpihak yang terlibat;
e. tidak melakukan jabat tangan dan kontak fisik lainnya;

f. mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum melakukan pertemuan
tatap muka;
g. menyediakan cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer);

h. seluruh pihak membawa alat tulis masing-masing;

i. melakukan pengecekan kondisi suhu tubuh seluruh pihak yang terlibat dengan
menggunakan alat yang tidak bersentuhan secara fisik, dengan ketentuan suhu
- 10 -

tubuh paling tinggi 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga derajat celcius); dan
j. setelah menyelesaikan tugas, personel membuka masker, mencuci tangan dengan
air mengalir dan sabun, dan melakukan sterilisasi atau penyemprotan disinfektan
terhadap peralatan yang digunakan.

Pasal 4

Kegiatan yang bersifat mengumpulkan orang dalam jumlah tertentu sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf b dilakukan dengan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai berikut:
a. terdapat …

a. terdapat pengaturan pembatasan jumlah peserta dengan mempertimbangkan


kapasitas ruangan yang memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1 (satu) meter
antarpeserta;
b. dilakukan pengecekan kondisi suhu tubuh seluruh pihak yang terlibat sebelum
dimulainya acara dengan menggunakan alat yang tidak bersentuhan secara fisik,
dengan ketentuan suhu tubuh paling tinggi 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga derajat
celcius);
c. seluruh peserta yang hadir wajib menggunakan alat pelindung diri paling kurang
berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu;
d. menjaga jarak paling kurang 1 (satu) meter antarpeserta;

e. tidak melakukan jabat tangan dan kontak fisik lainnya antarpeserta kegiatan;

f. penyediaan sarana sanitasi yang memadai pada tempat dilaksanakannya kegiatan


paling kurang berupa fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan/atau
cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer); dan
g. penyediaan sumber daya kesehatan sebagai antisipasi keadaan darurat berupa
obat, perbekalan kesehatan, dan/atau personel yang memiliki kemampuan di bidang
kesehatan atau satuan tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa.

Pasal 5

Kegiatan yang bersifat penyampaian berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf c dilakukan dengan protokol
kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai berikut:
a. berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik yang disampaikan dibungkus
dengan bahan yang tahan terhadap zat cair;
b. sebelum berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik diterima, dilakukan
penyemprotan disinfektan terhadap berkas dokumen yang masih terbungkus;
c. Panitia Pemilihan dalam menerima berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara
fisik mengenakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu dan sarung tangan sekali pakai;
d. membatasi jumlah orang yang ada di dalam ruangan, dengan mempertimbangkan
kapasitas ruangan yang memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1 (satu) meter
antarorang dalam penerimaan berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik,
meliputi:
1. Panitia Pemilihan yang bertugas menerima berkas dokumen dan/atau
perlengkapan secara fisik; dan
- 11 -

2. personel yang menyampaikan berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara


fisik.
e. pihak yang tidak berkepentingan dengan penyerahan berkas dokumen dan/atau
perlengkapan secara fisik dilarang hadir dan/atau berkerumun di tempat penyerahan
berkas dokumen;
f. penyampaian berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik menggunakan sistem
antrean, apabila seluruh petugas penerima sedang menerima berkas dokumen dan/atau
perlengkapan secara fisik, maka seluruh personel yang menyampaikan berkas dokumen
dan/atau perlengkapan secara fisik menunggu di luar ruangan atau ruangan yang
terpisah, dengan memperhatikan jaga jarak paling kurang 1 (satu) meter;
g. seluruh pihak membawa alat tulis masing-masing;

h. dalam penerimaan dokumen, menghindari jabat tangan atau kontak fisik lainnya
antara penerima dan pemberi berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik;
i. penyediaan sarana sanitasi yang memadai pada tempat dilaksanakannya kegiatan
paling kurang berupa fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan/atau
cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer); dan
j. ruangan tempat kegiatan dan perlengkapan yang digunakan dipastikan
kebersihannya.

Pasal 6

Kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan berupa rapat pleno terbuka, rapat
koordinasi, bimbingan teknis, sosialisasi, dan/atau kegiatan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf d dilakukan dengan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai berikut:
a. membatasi jumlah peserta yang hadir di dalam ruangan tempat dilaksanakannya
kegiatan yang diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan, Petugas Pendaftaran
Pemilih, dan KPPS, meliputi:
1. Panitia Pemilihan, Petugas Pendaftaran Pemilih, dan KPPS sesuai tugas dan
fungsinya;
2. Bakal Calon atau Calon;

3. Saksi Calon sesuai dengan tahapan pelaksanaan Pemilihan 1 (satu) orang


untuk masing-masing Calon;
4. BPD sesuai dengan tahapan pelaksanaan Pemilihan yang terdiri dari Ketua,
Wakil Ketua dan Anggota maksimal 3 (tiga) orang;
5. perwakilan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Daerah 1 (satu) orang;

6. perwakilan Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan1 (satu) orang;

7. perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan atau tim dari


Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa 1 (satu) orang;
dan
8. perwakilan masing-masing dari Lembaga Kemasyarakatan Desa 1 (satu)
orang.
b. seluruh peserta dilakukan pengecekan kondisi suhu tubuh sebelum dimulainya
kegiatan dengan menggunakan alat yang tidak bersentuhan secara fisik, dengan
ketentuan suhu tubuh paling tinggi 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga derajat celcius);
c. posisi kursi dan meja antarpeserta diatur dengan jarak paling kurang 1 (satu) meter;

d. setiap peserta dan personel yang bertugas dalam rapat pleno mengenakan alat
pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, serta
- 12 -

sarung tangan jika diperlukan;


e. tidak melakukan jabat tangan dan kontak fisik lainnya antarpeserta;

f. ruangan tempat kegiatan dan perlengkapan yang digunakan dipastikan


kebersihannya;
g. dalam hal rapat pleno terbuka melibatkan berkas yang diterima, berkas disterilisasi
sebelum digunakan dengan memperhatikan keamanan berkas agar tidak rusak;
h. menghindari terjadinya kerumunan peserta di dalam dan di luar ruang kegiatan;

i. menghimbau …

i. menghimbau peserta untuk patuh melaksanakan protokol kesehatan pencegahan


dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
j. penyediaan sumber daya kesehatan sebagai antisipasi keadaan darurat berupa
obat, perbekalan kesehatan, dan/atau personel yang memiliki kemampuan di bidang
kesehatan atau Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa pada
kegiatan pendaftaran Calon, rapat pleno terbuka pengundian nomor urut Calon,
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, rekapitulasi hasil
penghitungan suara di tingkat Desa, penetapan hasil Pemilihan dan Calon terpilih;
dan
k. penyediaan sarana untuk melihat dan mengikuti rapat pleno di luar ruangan, atau
melalui Media Daring.

Pasal 7

Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis protokol kesehatan ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan dengan berkoordinasi dengan satuan tugas Penanganan Corona Virus
Disease 2019 Desa, Pemerintah Desa, dan Panitia Pemilihan Tingkat Daerah melalui
Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan.

BAB II

PERSIAPAN PEMILIHAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 8

Tahapan persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a terdiri atas
kegiatan:
a. Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa tentang berakhirnya masa jabatan Kepala
Desa secara tertulis yang disampaikan 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa
jabatan Kepala Desa yang tembusannya disampaikan kepada Bupati melalui
Camat;
b. BPD membentuk Panitia Pemilihan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah
pemberitahuan akhir masa jabatan Kepala Desa;
- 13 -

c. Laporan akhir masa jabatan Kepala Desa disampaikan kepada Bupati melalui
Camat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa
jabatan sebagaimana dimaksud pada huruf a.
d. Laporan akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud pada huruf c paling sedikit
memuat :
1. ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya;

2. rencana penyelenggaraan pemerintahan Desa dalam jangka waktu untuk 5


(lima) bulan sisa masa jabatan;
3. hasil yang dicapai dan yang belum dicapai; dan

4. hal yang dianggap perlu perbaikan.

e. pelaksanaan atas rencana penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagaimana


dimaksud pada huruf d angka 2 dilaporkan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui
Camat dalam memori serah terima jabatan.
f. Panitia Pemilihan mengajukan usulan rencana biaya pemilihan kepada Bupati
melalui Camat paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terbentuknya Panitia
Pemilihan.
g. Usulan rencana biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf f berpedoman
pada standar biaya pemilihan dan tahapan pelaksanaan pemilihan.
h. Standar biaya dan tahapan pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada
huruf g ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Kedua

Panitia Pemilihan

Paragraf 1

Umum

Pasal 9

(1) Pemilihan diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan.

(2) Dalam menyelenggarakan Pemilihan, Panitia Pemilihan bebas dari pengaruh pihak
mana pun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh BPD.

(4) Pembentukan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19).
(5) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat ad hoc.
(6) Masa jabatan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terhitung
sejak ditetapkan oleh BPD.
Pasal 10

(1) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) berjumlah 9
(sembilan) orang yang terdiri dari unsur perangkat desa, unsur lembaga
- 14 -

kemasyarakatan Desa, dan unsur tokoh masyarakat Desa.

(2) Panitia pemilihan dari unsur perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) berjumlah sebanyak 2 (dua) orang.

(3) Panitia pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri
dan tidak memihak dengan susunan keanggotaan terdiri dari:
a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Bendahara; dan

d. Anggota.

Paragraf 2

Tugas, Asas-asas, dan Kewajiban Panitia Pemilihan

Pasal 11

Panitia pemilihan Kepala Desa bertugas :

a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan


mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. menyusun dan menetapkan tata tertib Panitia pemilihan;

c. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;

d. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;

e. menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
f. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang berkaitan
dengan tugas Panitia Pemilihan kepada masyarakat;
g. Melaksanakan pemutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan;

h. melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;

i. Menetapkan jumlah kotak suara dan kotak suara;

j. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui camat;

k. Memfasilitasi pencetakan surat suara, kotak suara, dan perlengkapan pemilihan


lainnya;
l. menyampaikan surat suara, kotak suara, dan perlengkapan pemilihan lainnya
kepada KPPS;
m. mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;

n. menetapkan bakal calon yang telah lolos penjaringan dan penyaringan menjadi
Calon
o. melakukan undian tanda gambar bagi calon Kepala Desa yang berhak dipilih;
- 15 -

p. mengumumkan nama-nama calon Kepala Desa yang berhak dipilih kepada


masyarakat di tempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat;
q. melaksanakan pemungutan suara;

r. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil


pemilihan;
s. menetapkan Calon Terpilih;

t. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; dan

u. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan perundang-
undangan.

Pasal 12

Dalam pelaksanaan tugasnya panitia pemilihan berpedoman pada asas-asas:

a. mandiri;

b. jujur;

c. adil;

d. kepastian hukum;

e. tertib penyelenggara Pemilihan;

f. kepentingan umum;

g. keterbukaan;

h. proporsionalitas;

i. profesionalitas;

j. akuntabilitas;

k. efisiensi; dan

l. efektivitas.

Pasal 13

Panitia Pemilihan dalam menyelenggarakan Pemilihan wajib:

a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan dengan tepat waktu;

b. memperlakukan peserta Pemilihan secara adil dan setara;

c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan kepada masyarakat;

d. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan;
- 16 -

e. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan penyelenggaraan


Pemilihan kepada BPD dan Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa;
f. menyerahkan arsip/dokumen dan barang inventaris sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan kepada BPD;
g. menyampaikan laporan secara periodik/berkala mengenai tahapan
penyelenggaraan Pemilihan kepada BPD serta menyampaikan tembusannya
kepada Panitia Pemilihan Tingkat Daerah melalui Sub Kepanitiaan Pemilihan di
Kecamatan;
h. membuat berita acara pada setiap rapat Panitia Pemilihan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
i. melaksanakan kewajiban lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Paragraf 3

Pembentukan Panitia Pemilihan

Pasal 14

Setiap calon anggota Panitia Pemilihan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. pada saat pendaftaran berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) atau pernah
menjadi anggota Panitia Pemilihan
d. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
e. memiliki pengetahuan/keahlian di bidang tertentu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Pemilihan atau memiliki pengalaman sebagai penyelenggara
Pemilihan Kepala Desa;
f. berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat;

g. penduduk Desa Rancaekek Kulon dengan dibuktikan oleh KTP-el;

h. bersedia bekerja penuh waktu, yang dibuktikan dengan surat pernyataan;

i. bersedia mengundurkan diri dari keanggotaan BPD apabila telah terpilih menjadi
anggota Panitia Pemilihan yang dibuktikan dengan surat pernyataan;
j. bersedia tidak mencalonkan diri Kepala Desa selama masa keanggotaan.
k. calon panitia pemilihan yang berasal dari unsur perangkat desa ditentukan oleh
Kepala Desa.

Pasal 15

(1) Pemenuhan persyaratan calon anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 14, dibuktikan dengan pemenuhan syarat administrasi berupa:
a. surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh calon anggota Panitia
- 17 -

Pemilihan sendiri, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 14 huruf b, huruf d, huruf e, huruf h, huruf i, dan huruf j;
b. fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yang telah dilegalisasi oleh
instansi yang berwenang, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 huruf f;
c. fotokopi Kutipan Akta Kelahiran atau keterangan kelahiran dari desa atau
istilah lain dan fotokopi KTP-el, sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, huruf c dan huruf g;
(2) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. dalam hal sekolah telah tidak ada lagi atau telah bergabung dengan sekolah
lain, fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) harus dilegalisasi oleh
Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota
tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.
b. dalam hal Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) bakal calon karena
sesuatu dan lain hal tidak dapat ditemukan atau hilang, calon anggota Panitia
Pemilihan dapat menyertakan surat keterangan pengganti Ijazah/Surat Tanda
Tamat Belajar (STTB) dari sekolah bersangkutan yang dilegalisasi oleh Dinas
Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota tempat
sekolah itu berdiri.
c. dalam hal Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) bakal calon karena
sesuatu dan lain hal tidak dapat ditemukan atau hilang, sedangkan sekolah
tempat calon bersekolah tidak beroperasi lagi, calon anggota Panitia Pemilihan
dapat menyertakan surat keterangan pengganti Ijazah/Surat Tanda Tamat
Belajar (STTB) yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan atau Kantor
Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota tempat sekolah itu berdiri.

(3) dalam hal calon panitia pemilihan dari unsur perangkat desa sebagaimana
dimaksud pasal 10 ayat (2) ditentukan oleh surat rekomendasi Kepala Desa

Pasal 16

BPD membentuk Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3)
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. calon anggota Panitia Pemilihan menyampaikan dokumen persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 secara langsung dengan memperhatikan
protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5;
b. BPD melakukan penelitian kelengkapan dokumen persyaratan calon anggota
Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a.
c. BPD menetapkan calon anggota Panitia Pemilihan yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dengan Keputusan PBD;
d. BPD mengumumkan anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf
c di papan pengumuman Kantor Desa;
e. BPD melaksanakan pelantikan anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud
pada huruf c dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4.
- 18 -

Pasal 17

(1) Sebelum melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 11, panitia
pemilihan mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh BPD.
(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji


Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota Panitia
Pemilihan Kepala Desa dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas akan bekerja dengan sungguh-sungguh,
jujur, adil dan cermat demi suksesnya pemilihan kepala desa, tegaknya demokrasi
dan keadilan serta mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan
pribadi atau golongan”.
Paragraf 4

Rapat Panitia Pemilihan

Pasal 18

Pengambilan keputusan Panitia Pemilihan dilakukan dalam rapat Panitia pemilihan


dengan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

Pasal 19

(1) Jenis rapat Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 adalah:

a. rapat pleno tertutup; dan

b. rapat pleno terbuka.

(2) Rapat pleno tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sah apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari seluruh anggota Panitia
Pemilihan yang dibuktikan dengan daftar hadir.
(3) Dalam hal rapat pleno tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak
tercapai persetujuan, keputusan rapat pleno diambil berdasarkan suara terbanyak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata terbit rapat pleno ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan.

Paragraf 5

Pemberhentian Panitia Pemilihan


- 19 -

Pasal 20

(1) Anggota Panitia Pemilihan berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila:

a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Panitia Pemilihan;

b. melanggar sumpah/janji jabatan;

c. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan secara berturut-turut


selama 1 (satu) bulan atau berhalangan tetap.
d. tidak menghadiri rapat Panitia Pemilihan yang menjadi tugas dan kewajibannya
selama 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas; atau
e. melakukan perbuatan yang terbukti menghambat Panitia Pemilihan dalam
mengambil keputusan dan penetapan sebagaimana ketentuan peraturan
perundang-undangan.
f. telah habis masa tugas.

(3) Pemberhentian anggota yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh BPD.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang penggantian anggota Panitia Pemilihan yang berhenti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur kemudian oleh BPD.
(5) Panitia Pemilihan yang terbukti melakukan pelanggaran administratif dapat
diberhentikan dari kepanitiaan Pemilihan.
(6) Anggota Panitia Pemilihan yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b, dan ayat (2) huruf a, huruf b, huruf, c huruf d, dan huruf e
digantikan dari unsur yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1).
(7) Perubahan susunan Panitia Pemilihan harus disempurnakan dan ditetapkan kembali
oleh BPD.
(8) Penyempurnaan dan penetapan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) dilaksakan melalui tahapan sebagaimana dimalsud dalam Pasal 16.

Pasal 21

(1) Panitia Pemilihan dibubarkan oleh BPD setelah Bupati menerbitkan keputusan
mengenai pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa Terpilih.
(2) Pembubaran Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan keputusan BPD paling lambat 14 hari sejak pelaksanaan pelantikan Kepala
Desa dan dilaporkan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat.

Paragraf 6

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara


- 20 -

Pasal 22

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Panitia
Pemilihan dibantu oleh petugas pendaftaran pemilih dan KPPS yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
(2) Petugas pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas :

a. melakukan pendataan calon pemilih; dan

b. melaporkan hasil pendataan kepada Panitia Pemilihan.

(3) Keanggotaan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 5 (lima) orang
yang berasal dari masyarakat di lokasi TPS yang mempunyai tugas
menyelenggarakan pemungutan suara di TPS.
(4) Susunan keanggotaan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Anggota.

(5) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) KPPS
menyelenggarakan fungsi :
a. membantu Panitia Pemilihan dalam menyampaikan surat undangan
pemungutan suara;
b. menerima dan memeriksa kelengkapan sarana dokumen pemungutan dari
Panitia Pemilihan;
c. menyiapkan sarana kelengkapan pelaksanaan pemungutan suara di TPS

d. menerima surat mandat Saksi Calon;

e. melaksanakan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;

f. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;

g. membuat dan menandatangani berita acara setiap tahapan pemungutan suara


dan penghitungan suara di TPS;
h. menjaga dan mengamankan keutuhan yang berisi surat suara, berita acara
pemungutan suara, berita acara penghitungan suara, dan perlengkapan
lainnya di TPS; dan
i. menyampaikan dan menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi berisi surat
suara, berita acara pemungutan suara, berita acara penghitungan suara, dan
perlengkapan lainnya kepada Panitia Pemilihan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai KPPS ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 23

KPPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilantik oleh Panitia Pemilihan dengan
memperhatikan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease
- 21 -

2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

Pasal 24

(1) Sebelum melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 22 ayat
(5), KPPS mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Panitia Pemilihan.
(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji


Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota KPPS
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan
berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas akan bekerja dengan sungguh-sungguh,
jujur, adil dan cermat demi suksesnya pemilihan kepala desa, tegaknya demokrasi
dan keadilan serta mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan
pribadi atau golongan”.

Paragaraf 3

Penetapan Pemilih

Pasal 25

(1) Pemilih yang menggunakan hak pilih harus terdaftar sebagai pemilih.

(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:

a. Terdaftar sebagai penduduk Desa Rancaekek Kulon sekurang-kurangnya 6


(enam) bulan dengan tidak terputus-putus sampai dengan sebelum
disahkannya DPT yang dibuktikan dengan KTP-el atau KK.
b. penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan sudah berumur
17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah ditetapkan sebagai pemilih.
c. nyata-nyata sedang tidak terganggu jiwa/ingatannya;

d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan
e. tidak sedang menjalani hukuman pidana atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
f. tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam suatu
kegiatan menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 seperti gerakan separatis, gerakan
inkonstitusional untuk mengubah dasar negara dan melanggar Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 kecuali ditentukan lain oleh oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. anggota TNI/Polri yang sudah tidak aktif.

(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat menggunakan hak
memilih.
- 22 -

Pasal 26

(1) Daftar penduduk potensial pemilih dari Dinas/Instansi yang berwenang mengenai
data kependudukan dan/atau daftar pemilih pada saat pelaksanaan pemilihan umum
terakhir di daerah dan/atau data penduduk di desa, digunakan sebagai bahan
penyusunan daftar pemilih untuk Pemilihan.
(2) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh Panitia Pemilihan
dilakukan pemutakhiran berdasarkan perbaikan dari pengurus Rukun
Tetangga/Rukun Warga dan tambahan pemilih yang telah memenuhi persyaratan
sebagai Pemilih.
(3) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan karena:

a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan tanggal
pemungutan suara pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;
b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah menikah;

c. telah meninggal dunia;

d. pindah domisili ke desa lain; atau

e. belum terdaftar.

(4) Berdasarkan daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan
melakukan rekapitulasi daftar Pemilih hasil pemutakhiran dan menetapkan DPS
dalam rapat pleno terbuka dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan
dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6.
(5) Rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihadiri oleh:

a. Panitia Pemilihan;

b. 1 (satu) orang Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan;

c. 1 (satu) orang Panwas Pilkades;

d. 1 (satu) orang unsur Pemerintah Desa;

e. BPD yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan paling banyak 3 (tiga) orang
anggota;
f. 1 (satu) orang perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan atau
tim dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa; dan
g. masing-masing 1 (satu) orang perwakilan pengurus Rukun Tetangga/Rukun
Warga
(6) Penerapan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) terkait dengan pembatasan jumlah peserta dalam rapat
pleno dilakukan dengan memperhatikan unsur perwakilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5).

Pasal 27

(1) DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) diumumkan secara luas oleh
Panitia Pemilihan melalui papan pengumuman Rukun Tetangga/Rukun Warga
- 23 -

dan/atau media pengumuman lainnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat,


untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari masyarakat Desa.
(2) Jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 3 (tiga)
hari.

Pasal 28

(1) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2), pemilih atau
anggota keluarga atau pihak yang berkepentingan dapat mengajukan usul
perbaikan data Pemilih yang tercantum dalam DPS kepada Panitia Pemilihan
dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
(2) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih atau anggota
keluarga dapat memberikan informasi yang meliputi:
a. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;

b. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut;

c. Pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun; atau

d. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat sebagai
pemilih.
(3) Usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau pemberian informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib disertai dengan penyerahan bukti
dokumen yang sah dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5.
(4) Panitia Pemilihan melakukan verifikasi bukti dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (3).
(5) Dalam hal usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diterima, Panitia Pemilihan segera mengadakan perbaikan DPS.

Pasal 29

(1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan kepada Panitia Pemilihan
melalui pengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga setempat disertai dengan
penyerahan bukti dokumen yang sah dengan menerapkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar sebagai pemilih tambahan.

(3) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari.

Pasal 30

(1) Daftar pemilih tambahan diumumkan secara luas oleh Panitia Pemilihan melalui
papan pengumuman Rukun Tetangga/Rukun Warga dan/atau media pengumuman
lainnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
- 24 -

(2) Jangka waktu pengumuman daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu
penyusunan tambahan.

Pasal 31

(1) Panitia Pemilihan melakukan rekapitulasi DPS hasil perbaikan serta daftar pemilih
tambahan dan menetapkan DPT dalam rapat pleno terbuka dengan menerapkan
protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6..
(2) Rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh:

a. Panitia Pemilihan;
b. 1 (satu) orang Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan;

c. 1 (satu) orang Panwas Pilkades;

d. 1 (satu) orang unsur Pemerintah Desa;

e. BPD yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan paling banyak 3 (tiga) orang
anggota;
f. 1 (satu) orang perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan atau
tim dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa; dan
g. masing-masing 1 (satu) orang perwakilan pengurus Rukun Tetangga/Rukun
Warga dengan membawa surat mandat.
(3) Penerapan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) terkait dengan pembatasan jumlah peserta dalam rapat
pleno dilakukan dengan memperhatikan unsur perwakilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
(4) Panitia Pemilihan menyampaikan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada BPD dan Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan dengan
menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

Pasal 32

(1) DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, diumumkan secara luas oleh Panitia
Pemilihan melalui papan pengumuman Rukun Tetangga/Rukun Warga dan/atau
media pengumuman lainnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
(2) Jangka waktu pengumuman daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan DPT.

Pasal 33

Untuk keperluan pemungutan suara di TPS, Panitia menyusun salinan DPT untuk TPS.
- 25 -

Pasal 34

Rekapitulasi jumlah pemilih tetap, digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan surat
suara dan alat perlengkapan pemilihan.

Pasal 35

DPT yang sudah disahkan oleh panitia pemilihan tidak dapat diubah, kecuali ada pemilih
yang meninggal dunia, Panitia Pemilihan membubuhkan catatan dalam DPT pada kolom
keterangan "meninggal dunia".

BAB III

PENCALONAN

Bagian Kesatu

Pendaftaran Bakal Calon

Pasal 36

Calon wajib memenuhi persyaratan:

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat atau
sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;

f. bersedia menjadi calon kepala Desa;

g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;

i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima)
tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan
sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
I tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
- 26 -

j. berbadan sehat;

k. tidak pernah sebagai kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan baik secara
berturut-turut maupun tidak berturut-turut;
l. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang
berwenang;
m. bebas dari penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang;

n. membuat visi dan misi calon kepala desa; dan

o. menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat
pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau istri.

Pasal 37

(1) Pemenuhan persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, dibuktikan
dengan pemenuhan syarat administrasi berupa:
a. surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh calon sendiri, sebagai
bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b,
huruf c dan huruf f;
b. fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yang telah dilegalisasi oleh
instansi yang berwenang, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 huruf d;
c. fotokopi Kutipan Akta Kelahiran atau istilah lain dan fotokopi KTP-el, sebagai
bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e;
d. surat keterangan tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara dari pejabat
yang berwenang, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 huruf g;
e. surat keterangan tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf h;
f. surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan
negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon sebagai bukti
pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf i;
g. surat keterangan sehat atau istilah lain dari dokter Rumah Sakit Umum
Daerah, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 huruf j;
h. surat keterangan tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga)
kali masa jabatan baik secara berturut-turut maupun tidak berturut-turut dari
Camat atas nama Bupati dilengkapi surat pernyataan tidak pernah menjabat
sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan baik secara berturut-
turut maupun tidak berturut-turut yang dibuat dan ditandatangani oleh calon
sendiri, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 huruf k;
i. surat keterangan berkelakuan baik atau istilah lain yang diterbitkan oleh
kepolisian paling rendah setingkat Kepolisian Resort sebagai bukti pemenuhan
syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf l;
j. surat keterangan bebas dari penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang atau istilah lain yang diterbitkan oleh Badan narkotika Nasional
sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
- 27 -

huruf m;
k. dokumen visi dan misi calon kepala Desa apabila terpilih menjadi kepala Desa,
sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
huruf n;
l. daftar riwayat hidup calon dibuat dan ditandatangani oleh calon yang
bersangkutan dilengkapi dengan pasfoto terbaru calon ukuran 4 cm x 6 cm
berwarna dan hitam putih masing-masing 4 (empat) lembar, sesuai dengan ciri
khas yang bersangkutan, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 huruf o.
(2) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. dalam hal sekolah telah tidak ada lagi atau telah bergabung dengan sekolah
lain, fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) harus dilegalisasi oleh
Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota
tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.
b. dalam hal Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) bakal calon karena
sesuatu dan lain hal tidak dapat ditemukan atau hilang, bakal calon dapat
menyertakan surat keterangan pengganti Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar
(STTB) dari sekolah bersangkutan yang dilegalisasi oleh Dinas Pendidikan
atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota tempat sekolah itu
berdiri.
c. dalam hal Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) bakal calon karena
sesuatu dan lain hal tidak dapat ditemukan atau hilang, sedangkan sekolah
tempat calon bersekolah tidak beroperasi lagi, bakal calon dapat menyertakan
surat keterangan pengganti Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang
dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama
Provinsi/Kabupaten/Kota tempat sekolah itu berdiri.
d. dalam hal terdapat pengaduan atau laporan tentang ketidakbenaran Ijazah/Surat
Tanda Tamat Belajar (STTB) calon di semua jenjang pendidikan setelah dilakukan
penetapan calon oleh Panitia Pemilihan, kewenangan atas laporan tersebut
diserahkan kepada Sub Kepanitian Pemilihan di Kecamatan, sampai dengan
terbitnya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
e. dalam hal putusan pengadilan tentang ketidakbenaran Ijazah/Surat Tanda
Tamat Belajar (STTB) calon sebagaimana dimaksud pada huruf d telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, keabsahan Ijazah/Surat Tanda Tamat
Belajar (STTB) yang digunakan bakal calon pada saat pendaftaran calon
dinyatakan tidak berlaku, dan calon yang bersangkutan dinyatakan tidak lagi
memenuhi syarat.

Pasal 38

(1) Panitia Pemilihan melakukan penjaringan dengan cara mengumumkan masa


pendaftaran bakal calon kepada masyarakat di papan pengumuman dan tempat
startegis lainnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat untuk melakukan proses
penjaringan.
(2) Masa pendaftaran bakal calon paling lama 9 (sembilan) hari terhitung sejak
pengumuman pendaftaran bakal calon.

Pasal 39
- 28 -

(1) Bakal Calon mengajukan surat permohonan mencalonkan diri sebagai Calon Kepala
Desa secara tertulis di atas kertas segel atau bermeterai cukup yang dibuat dalam
rangkap 2 (dua).
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Ketua Panitia Pemilihan dengan melampirkan berkas kelengkapan syarat
administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 secara langsung.
(3) Bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus hadir pada saat
pendaftaran.
(4) Dalam hal bakal calon tidak hadir, pendaftaran yang disampaikan oleh selain bakal
calon tidak diterima, kecuali ketidakhadiran tersebut disebabkan halangan yang
tidak dapat dihindari yang dibuktikan berdasarkan surat keterangan dari yang
berwenang.

Pasal 40

Panitia Pemilihan dalam pendaftaran bakal calon bertugas:

a. menerima berkas kelengkapan persyaratan pendaftaran dari bakal calon


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dan ayat (2);
b. mencatat dalam buku registrasi pendaftaran bakal calon paling sedikit meliputi:

1) nama bakal calon;

2) hari, tanggal dan waktu penerimaan;

3) alamat dan nomor telepon bakal calon.

c. memeriksa kelengkapan berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a;


dan
d. memberikan tanda bukti penerimaan pendaftaran sebagai Bakal Calon.

Pasal 41

Kegiatan pendaftaran Bakal Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40
dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan
Pasal 5.

Pasal 42

(1) Jumlah bakal calon hasil penjaringan sebagaimana dimaksud pada Pasal 38 paling
sedikit 2 (dua) orang.
(2) Bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam berita acara.

(3) Hasil penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan secara luas oleh
Panitia Pemilihan melalui papan pengumuman Rukun Tetangga/Rukun Warga
dan/atau media pengumuman lainnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
(4) Dalam hal sampai batas waktu penjaringan sebagaimana dimaksud dalam pasal 34
ayat (2) bakal calon kurang dari 2 (dua) orang, Pantia Pemilihan memperpanjang
- 29 -

waktu penjaringan selama 20 (dua puluh) hari.

Bagian Kedua

Penelitian Persyaratan Calon

Pasal 43

(1) Panitia Pemilihan melakukan penelitian persyaratan administrasi terhadap


kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan calon dengan melaksanakan
protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4.
(2) Dalam hal diperlukan koordinasi dan/atau klarifikasi dengan instansi/lembaga lain
dalam melakukan penelitian dokumen persyaratan calon, Panitia Pemilihan
melakukan klarifikasi dan koordinasi dengan menerapkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan/atau dengan memanfaatkan Media
Daring.
(3) Penelitian syarat administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan paling lama
20 (dua puluh) hari sejak penutupan pendaftaran Bakal calon.
(4) Panitia pemilihan mengumumkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), kepada masyarakat untuk memperoleh masukan.
(5) Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4), wajib diproses dan
ditindak lanjuti panitia pemilihan.

Pasal 44

Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (5) disampaikan


secara tertulis yang memuat paling sedikit :
a. nama dan alamat yang memberikan masukan;

b. nama calon yang menjadi obyek masukan; dan

c. materi masukan.

Bagian Ketiga

Penyerahan Perbaikan Persyaratan Calon dan Penelitian Perbaikan Persyaratan Calon

Pasal 45

(1) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud ayat (1), dokumen persyaratan
calon dinyatakan belum lengkap, belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi
syarat, Bakal Calon menyerahkan perbaikan dokumen persyaratan Calon pada
masa perbaikan, dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan
- 30 -

pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 5.
(2) Masa perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 3 (tiga) hari sejak
pemberitahuan hasil penelitian syarat administrasi diterima Bakal Calon.
(3) Ketentuan mengenai penyerahan dokumen pendaftaran Bakal Calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39, Pasal 40, dan Pasal 41 berlaku secara mutatis mutandis
terhadap penyerahan perbaikan dokumen persyaratan Calon.
(4) Ketentuan mengenai penelitian persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 dan Pasal 44 berlaku secara mutatis mutandis terhadap penelitian
perbaikan persyaratan calon.

Bagian Keempat

Seleksi Tambahan, Penetapan Calon, Pengundian Nomor Urut, dan Pengumuman

Pasal 46

(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 berjumlah paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang,
Panitia Pemilihan menetapkan Bakal Calon menjadi Calon.
(2) Calon yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada
masyarakat.
(3) Panitia Pemilihan menyampaikan salinan penetapan calon sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Calon.

Pasal 47

(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 kurang dari 2 (dua) orang, Panitia Pemilihan memperpanjang waktu
pendaftaran selama 20 (dua puluh) hari.
(2) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) orang
setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Panitia Pemilihan menunda tahapan penyelenggaraan Pemilihan dan
melaporkannya kepada Bupati melalui Camat.
(3) Tindak lanjut laporan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
oleh Bupati.

Pasal 48

(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 36 lebih dari 5 (lima) orang, Panitia Pemilihan melakukan seleksi tambahan
dengan menggunakan kriteria :
a. pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, dibuktikan dengan
memperlihatkan Surat Keputusan tentang pengangkatan dan/atau
pemberhentian yang diterbitkan oleh pejabat berwenang serta menyerahkan
Surat Keputusan tentang pengangkatan dan/atau pemberhentian yang
- 31 -

dilegalisasi oleh pejabat berwenang;


b. tingkat pendidikan, dibuktikan dengan memperlihatkan Ijazah/Surat Tanda
Tamat Belajar (STTB) asli dan menyerahkan fotokopi Ijazah/Surat Tanda
Tamat Belajar (STTB) yang telah dilegalisasi oleh pejabat berwenang;
c. ujian tertulis, dibuktikan dengan transkip/daftar nilai yang diterbitkan oleh pihak
perguruan tinggi dan menyerahkan fotokopi transkip/daftar nilai yang
diterbitkan oleh pihak perguruan tinggi yang telah dilegalisasi oleh pihak yang
berwenang;
d. usia, dibuktikan dengan memperlihatkan KTP-el dan menyerahkan fotokopi
KTP-el dan/atau memperlihatkan Kutipan Akta Kelahiran dan menyerahkan
fotokopi Kutipan Akta Kelahiran; dan
e. persentase dukungan dari warga desa, dibuktikan dengan tanda tangan dan
fotokopi KTP-el yang diberikan secara langsung oleh warga Desa kepada
bakal calon yang diberikan dukungan.
(2) Persentase dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dapat diberikan
kepada bakal calon lebih dari dari satu.
(3) Panitia Pemilihan melakukan verifikasi fotokopi KTP-el sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e untuk memastikan tidak adanya duplikasi.

Pasal 49

(1) Bobot nilai kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) ditentukan
sebagai berikut:
a. pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan dengan bobot nilai 20% (dua
puluh per seratus);
b. tingkat pendidikan dengan bobot nilai 20% (dua puluh per seratus);

c. ujian tertulis dengan bobot nilai 40% (empat puluh per seratus)

d. usia dengan bobot nilai 5% (lima per seratus); dan

e. persentase dukungan dengan bobot nilai 15% (lima belas per seratus).

(2) Kriteria pengalaman bekerja di pemerintahan sebagaimana dimaksud pasa ayat (1)
huruf a dengan skor nilai paling tinggi 10 (sepuluh) dengan rincian sebagai berikut:
a. Pengalaman bekerja di pemerintahan tingkat pusat atau daerah provinsi atau
daerah kabupaten/kota mendapat nilai 10 (sepuluh); dan
b. Pengalaman bekerja di pemerintahan Desa atau Kelurahan mendapat nilai 5
(lima).
(3) Kriteria pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan skor nilai
paling tinggi 10 (sepuluh) dengan rincian sebagai berikut:
a. Diploma/Sarjana ke atas mendapat nilai 10 (sepuluh);

b. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/sederajat mendapat nilai 7 (tujuh); dan

c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/sederajat mendapat nilai 5 (lima).

(4) Kriteria ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan skor nilai paling
tinggi 10 (sepuluh) dengan rincian sebagai berikut:
a. ujian tertulis sebanyak 50 (lima puluh) soal dengan bobot nilai setiap soal 0,2
(nol koma dua); dan
b. materi soal ujian tertulis berkaitan dengan pemerintahan desa dan
pemberdayaan masyarakat.
- 32 -

(5) Kriteria usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dengan skor nilai paling
tinggi 10 (sepuluh) dengan rincian sebagai berikut:
a. usia 25 (dua puluh lima) tahun sampai dengan 40 (empat puluh) tahun
mendapat nilai 7 (tujuh);
b. usia 41 (empat puluh satu) tahun sampai dengan 60 (enam puluh) tahun
mendapat nilai 10 (sepuluh); dan
c. usia 61 (enam puluh satu) tahun ke atas mendapat nilai 5 (lima).

(6) Kriteria presentase dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diukur
dari jumlah DPT dengan skor nilai paling tinggi 10 (sepuluh) dengan rincian sebagai
berikut:
a. Jumlah dukungan 5% (lima per seratus) sampai dengan 7% (tujuh per seratus)
mendapat nilai 5 (lima);
b. Jumlah dukungan lebih dari 7% (tujuh per seratus) sampai dengan 10%
(sepuluh per seratus) mendapat nilai 7 (tujuh);
c. Jumlah dukungan lebih dari 10% (sepuluh per seratus) mendapat nilai 10
(sepuluh).

Pasal 50

(1) Dalam hal terdapat total perolehan nilai bakal calon pada seleksi tambahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 sama, Panitia Pemilihan dapat meminta
bantuan perguruan tinggi untuk melakukan tes secara lisan atau wawancara.
(2) Materi tes lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan visi dan misi
calon apabila terpilih menjadi kepala Desa.
(3) Nilai tes secara lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan;

Pasal 51

(1) Panitia Pemilihan menuangkan hasil penelitian syarat administrasi dan penetapan
calon dalam Berita Acara Penetapan Calon Kepala Desa.
(2) Berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan
menetapkan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 5 (lima) orang
calon dengan Keputusan Panitia Pemilihan.
(3) Penentuan nomor urut calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan melalui undian secara terbuka oleh Panitia Pemilihan.
(4) Pengundian nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihadiri oleh:

a. Para calon;

b. Panitia Pemilihan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan anggota
paling banyak 2 (dua) orang;
c. 1 (satu) orang perwakilan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Daerah;

d. 1 (satu) orang perwakilan Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan;

e. 1 (satu) orang perwakilan Panwas Pilkades;

f. 1 (satu) orang perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan atau


tim dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa; dan
- 33 -

g. 1 (satu) orang perwakilan masing-masing dari Lembaga Kemasyarakatan


Desa.
(5) Dalam hal terdapat unsur yang tidak hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dibuat dalam berita acara.

Pasal 52

(1) Hasil pengundian nomor urut calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
ditetapkan oleh Panitia Pemilihan dengan dilengkapi Berita Acara.
(2) Nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat tetap dan menjadi
dasar Panitia Pemilihan dalam pengadaan surat suara.
(3) Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan
secara terbuka paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal penetapan.
(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat final dan mengikat.

Pasal 53

(1) Calon dilarang mengundurkan diri terhitung sejak ditetapkan sebagai calon oleh
Panitia Pemilihan.
(2) Dalam hal calon mengundurkan diri setelah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan,
terhadap calon yang mengundurkan diri dikenai sanksi administratif berupa
penggantian biaya pemilihan.
(3) Besaran penggantian biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berdasarkan hasil rapat Panitia Pemilihan dengan BPD yang dihadiri calon yang
mengundurkan diri.
(4) Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalam Berita Acara
dan dilaporkan oleh Panitia Pemilihan kepada Bupati melalui Camat.
(5) Tindak lanjut laporan kepada Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
oleh Bupati.

Pasal 54

(1) Dalam hal terdapat calon berhalangan tetap sejak penetapan calon sehingga jumlah
calon kurang dari 2 (dua) orang, Panitia Pemilihan melakukan penjaringan kembali.
(2) Terhadap bakal calon hasil penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan penelitian syarat administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 43;
(3) Dalam hal bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 36, Panitia Pemilihan menuangkan
hasil penelitian syarat administrasi dan penetapan calon Kepala Desa dalam Berita
Acara Penetapan Calon Kepala Desa.
(4) Dalam hal terdapat calon berhalangan tetap pada saat dimulainya kampanye
sampai hari pemungutan suara dan terdapat 2 (dua) orang calon atau lebih, tahapan
pelaksanaan Pemilihan dilanjutkan dan calon yang berhalangan tetap dinyatakan
gugur.
(5) Dalam hal terdapat calon berhalangan tetap pada saat dimulainya Kampanye
sampai hari pemungutan suara sehingga calon kurang dari 2 (dua) orang, tahapan
pelaksanaan Pemilihan ditunda oleh Panitia Pemilihan.
- 34 -

(6) Penundaan Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaporkan kepada
Bupati.
(7) Tindaklanjut terhadap penundaan Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
diatur oleh Bupati.
BAB IV

KAMPANYE

Pasal 55

(1) Calon dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial masyarakat Desa.

(2) Pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu
3 (tiga) hari sebelum dimulainya masa tenang.
(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip jujur,
terbuka, dialogis serta bertanggung jawab.

Pasal 56

(1) Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) memuat visi dan misi
calon apabila terpilih sebagai kepala Desa.
(2) Visi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keinginan yang ingin
diwujudkan dalam jangka waktu masa jabatan kepala Desa.
(3) Misi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi program yang akan dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 57

(1) Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) dapat dilaksanakan
dengan metode:
a. pertemuan terbatas;

b. pertemuan tatap muka;

c. dialog;

d. penyebaran bahan kampanye kepada umum;

e. Pemasangan tanda gambar Calon;

e. pemasangan alat peraga di tempat Kampanye dan di tempat lain yang


ditentukan oleh panitia pemilihan; dan
f. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

(2) Kegiatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan.
- 35 -

Pasal 58

(1) Calon atau pelaksana Kampanye mengutamakan metode Kampanye pertemuan


terbatas, pertemuan tatap muka, dan dialog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
huruf a, huruf b, dan huruf c dilakukan melalui Media Sosial dan Media Daring.
(2) Dalam hal pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, dan dialog sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilakukan melalui Media Sosial dan Media
Daring, pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, dan dialog dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. dilaksanakan dalam ruangan atau gedung;

b. membatasi jumlah peserta yang hadir secara keseluruhan paling banyak 50


(lima puluh) orang dan memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1 (satu)
meter antarpeserta Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan
Pasal 6, serta dapat diikuti peserta Kampanye melalui Media Sosial dan Media
Daring;
c. wajib menggunakan alat pelindung diri paling kurang berupa masker yang
menutupi hidung dan mulut hingga dagu;
d. menyediakan sarana sanitasi yang memadai pada tempat dilaksanakannya
kegiatan paling kurang berupa fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun, dan/atau cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer);
e. Mendapatkan izin tertulis dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Kecamatan; dan
f. wajib mematuhi ketentuan mengenai status penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) pada daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
dan/atau Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Kabupaten Bandung.
(3) Kampanye yang mengutamakan metode Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan
tatap muka, dan dialog sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berisi
materi mengenai program kerja di bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan, dan
Pemberdayaan Masyarakat serta materi mengenai materi mengenai penanganan
Corona Virus Disease 2019 dan dampak sosial ekonomi di Desa.
(4) Jadwal pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan
undian yang dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 59

(1) Penyebaran Bahan Kampanye kepada umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 huruf d dapat disebarkan pada setiap metode Kampanye oleh Calon atau
pelaksana Kampanye.
(2) Penyebaran Bahan Kampanye kepada umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. sebelum dibagikan, Bahan Kampanye yang akan dibagikan harus dalam
keadaan bersih, dibungkus dengan bahan yang tahan terhadap zat cair, dan
telah disterilisasi;
b. petugas yang membagikan Bahan Kampanye mengggunakan masker yang
menutupi hidung dan mulut hingga dagu dan sarung tangan; dan
- 36 -

c. pembagian Bahan Kampanye tidak menimbulkan kerumunan.

(3) Bahan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat disertai dengan
identitas calon Kepala Desa berupa nama, gambar, nomor urut dan pesan Calon
Kepala Desa
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bahan kampanye sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
(5) Selain Bahan Kampanye yang telah ditentukan Panitia Pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), Calon dan/atau pelaksana Kampanye dapat membuat dan
mencetak Bahan Kampanye berupa alat pelindung diri yang terdiri atas:
a. masker;

b. sarung tangan;

c. pelindung wajah (face shield); dan/atau

d. cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer).

Pasal 60

Kampanye melalui pemasangan tanda gambar Calon sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 57 ayat (1) huruf e dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Dilakukan di lingkungan kantor Desa oleh Panitia Pemilihan; dan

(2) Dilakukan di lingkungan TPS oleh KPPS.

Pasal 61

(1) Pelaksana Kampanye dilarang:

a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, dan/atau calon yang lain;

d. menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat;

e. mengganggu ketertiban umum;

f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan


kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau
calon yang lain;
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye Calon;

h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;

i. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut calon lain selain dari
gambar dan/atau atribut calon yang bersangkutan; dan
- 37 -

j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta


Kampanye.
k. melaksanakan kegiatan bazar, konser, pertunjukan seni budaya, pawai
kendaraan bermotor serta kegiatan lomba dan olahraga bersama;
l. melakukan segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumunan
dan sulit menjaga jarak yaitu deklarasi, iring-iringan, konvoi dan mengundang
massa pendukung baik di dalam maupun di luar ruangan
(2) Pelaksana Kampanye dalam kegiatan Kampanye dilarang mengikutsertakan:

a. kepala desa/penjabat kepala desa;

b. perangkat desa;

c. anggota BPD.

Pasal 62

Pelaksana Kampanye yang melanggar larangan Kampanye sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 61 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h,
huruf i, dan huruf j dikenai sanksi:
a. peringatan tertulis apabila pelaksana Kampanye melanggar larangan walaupun
belum terjadi gangguan; dan
b. penghentian kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau di suatu
wilayah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang berpotensi
menyebar ke wilayah lain.

Pasal 63

Calon Kepala Desa atau pelaksana Kampanye yang positif terpapar Corona Virus
Disease 2019 dilarang terlibat dalam kegiatan Kampanye.

Pasal 64

Masa tenang selama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

BAB V

PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 65
- 38 -

(1) Hari dan tanggal pemungutan suara adalah Hari Rabu Tanggal 11 Oktober 2023.

(2) Pemungutan Suara secara serentak di laksanakan di TPS.

(3) Pemungutan Suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
mulai pukul 07.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) sampai dengan pukul 12.00 Waktu
Iindonesia Barat (WIB).
(4) jumlah pemilih yang hadir menggunakan hak pilihnya lebih dari setengah jumlah
seluruh pemilih DPT yang telah disahkan oleh ketua panitia pemilihan Kepala Desa.
(5) Dalam hal jumlah pemilih yang hadir menggunakan hak pilihnya kurang dari yang
ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, waktu pelaksanaan
pemungutan suara calon kepala desa diperpanjang selama 1 (satu) jam.
(6) Apabila setelah perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) jumlah
pemilih yang hadir kurang dari setengah dari jumlah seluruh pemilih dalam DPT
yang telah disahkan oleh ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Desa, maka
pelaksanaan pemungutan suara calon Kepala Desa dinyatakan sah.

Pasal 66

(1) Penghitungan Suara dilaksanakan pada hari yang sama dengan pelaksanaan
Pemungutan Suara di TPS.
(2) Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah
berakhirnya waktu pelaksanaan Pemungutan Suara di TPS.

Pasal 67

(1) Penyelenggaraan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara dalam Pemilihan


dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. anggota KPPS dan petugas ketertiban TPS mengenakan alat pelindung diri
berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, sarung tangan
sekali pakai, dan pelindung wajah (face shield);
b. Pemilih yang hadir di TPS mengenakan masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu;
c. KPPS menyediakan sarung tangan sekali pakai untuk digunakan oleh Pemilih;

d. Saksi yang hadir di TPS mengenakan masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, dan sarung tangan sekali pakai;
e. menjaga jarak paling kurang 1 (satu) meter antarsemua pihak yang terlibat
dalam Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara;
f. tidak melakukan jabat tangan dan kontak fisik lainnya;

g. menyediakan sarana sanitasi yang memadai pada tempat dan/atau


perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara meliputi fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun, dan disinfektan;
h. mengatur pembatasan jumlah Pemilih yang memasuki TPS dengan
mempertimbangkan kapasitas tempat dan ketentuan jarak antar-Pemilih;
i. wajib menggunakan alat tulis masing-masing;
- 39 -

j. pelaksanaan rapid test dan pemeriksaan kesehatan kepada anggota KPPS


yang dilakukan oleh perangkat daerah yang menangani menyelenggarakan
urusan di bidang kesehatan 1 (satu) kali selama tahapan Pemilihan; dan
k. melakukan pengecekan kondisi suhu tubuh anggota KPPS, petugas ketertiban
TPS, Pemilih, Saksi yang hadir di TPS sebelum memasuki TPS dengan
menggunakan alat yang tidak bersentuhan secara fisik.
(2) Dalam hal tidak terdapat fasilitas untuk melaksanakan pemeriksaan rapid test
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j, dapat menggunakan surat keterangan
bebas gejala seperti influensa (influenza-like illness) yang dikeluarkan oleh dokter
rumah sakit atau otoritas kesehatan.
Bagian Kedua

Pemilih

Pasal 68

(1) Pemilih yang berhak memberikan suara di TPS, yaitu Pemilih yang terdaftar dalam
DPT di TPS yang bersangkutan
(2) Pemilih yang terdaftar dalam DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberikan suaranya di TPS tempat Pemilih terdaftar dalam DPT.
(3) Dalam memberikan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemilih
menyerahkan Surat Undangan Memilih dan menunjukkan KTP-el atau KK kepada
KPPS.
(4) Dalam hal Pemilih yang terdaftar dalam DPT tidak dapat menyerahkan Surat
Undangan Memilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemilih wajib
menunjukkan KTP-el atau KK.

Pasal 69

(1) Jumlah Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 500 (lima ratus) orang.

(2) Jumlah Pemilih untuk setiap TPS dapat disesuaikan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. tidak memisahkan Pemilih dalam satu keluarga pada TPS yang berbeda;

b. memudahkan Pemilih;

c. hal-hal berkenaan dengan aspek geografis; dan

d. jarak dan waktu tempuh menuju TPS dengan memperhatikan tenggang waktu
Pemungutan Suara.

Bagian Ketiga

Pemungutan Suara
- 40 -

Paragraf 1

Pengumuman dan Penyampaian Surat Undangan Memilih

Pasal 70

(1) Ketua KPPS wajib mengumumkan hari, tanggal, dan waktu Pemungutan Suara, dan
nama TPS kepada Pemilih di wilayah kerjanya, paling lambat 5 (lima) hari sebelum
hari Pemungutan Suara.
(2) Pengumuman hari, tanggal, dan waktu Pemungutan Suara di TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan menurut tata cara yang lazim digunakan di Desa.

Pasal 71

(1) Ketua KPPS menyampaikan Surat Undangan Memilih kepada Pemilih yang terdaftar
dalam DPT, di wilayah kerjanya paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari
Pemungutan Suara.
(2) Dalam Surat Undangan Memilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
disebutkan adanya kemudahan bagi penyandang disabilitas dalam memberikan
suara di TPS.
(3) Pemilih menandatangani tanda terima penyerahan Surat Undangan Memilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Dalam hal Pemilih tidak berada di tempat tinggalnya, ketua KPPS dapat
menyampaikan Surat Undangan Memilih kepada keluarganya dan diminta untuk
menandatangani tanda terima.
(5) Dalam hal sampai dengan 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara Pemilih
belum menerima Surat Undangan Memilih, Pemilih dapat mengambil di KPPS
sampai dengan sebelum KPPS mengembalikan Surat Undangan Memilih kepada
Panitia Pemilihan.

Pasal 72

Penyampaian Surat Undangan Memilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71


dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan
Pasal 5.

Pasal 73

(1) Dalam hal sampai dengan 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara terdapat
Surat Undangan Memilih yang tidak dapat diserahkan kepada Pemilih, ketua KPPS
wajib mengembalikan Surat Undangan Memilih kepada Panitia Pemilihan dengan
menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5..
- 41 -

(2) Panitia Pemilihan menerima pengembalian Surat Undangan Memilih dari dari KPPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menuangkan ke dalam berita acara
pengembalian Surat Undangan Memilih.
(3) Berita acara pengembalian Surat Undangan Memilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing untuk KPPS dan Panitia
Pemilihan.
(4) Panitia Pemilihan melakukan rekapitulasi seluruh berita acara pengembalian dari
seluruh KPPS di wilayah kerjanya dan menuangkan ke dalam berita acara
rekapitulasi pengembalian Surat Undangan Memilih.
(5) Dalam melakukan rekapitulasi berita acara pengembalian sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) Panitia Pemilihan dapat dibantu oleh KPPS.

Pasal 74

(1) Dalam hal terdapat Pemilih yang belum menerima Surat Undangan Memilih sampai
dengan 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara, Pemilih yang bersangkutan
dapat meminta Surat Undangan Memilih kepada Ketua KPPS paling lambat
sebelum KPPS mengembalikan ke Panitia Pemilihan dengan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5..
(2) Ketua KPPS meneliti nama Pemilih yang belum menerima Surat Undangan Memilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam DPT, dan mencocokkan dengan KTP-
el atau Surat Keterangan.
(3) Dalam hal pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam DPT,
Ketua KPPS memberikan Surat Undangan Memilih kepada Pemilih.
(4) Pemilih yang belum menerima atau kehilangan Surat Pemberitahuan Pemungutan
Suara, dapat menggunakan hak pilih pada hari Pemungutan Suara dengan
menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan.
(5) Petugas ketertiban TPS yang bertugas di depan pintu masuk TPS mengarahkan
Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk memastikan namanya
tercantum dalam salinan DPT.
(6) Dalam hal Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam salinan
DPT, petugas ketertiban mengarahkan Pemilih untuk masuk ke TPS.
(7) Anggota KPPS meneliti nama Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pada
Surat Undangan Memilih dan mencocokkan dengan KTP-el atau KK.
(8) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat menggunakan hak pilih pada
hari Pemungutan Suara dengan menunjukkan KTP-el atau KK.

Paragraf 2

Penyiapan TPS

Pasal 75

(1) Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS menyiapkan lokasi dan pembuatan TPS
dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. lokasi TPS berada pada ruang terbuka dan/atau tertutup harus dibuat agar
- 42 -

mudah dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala;


b. ukuran TPS dibuat dengan mengatur jarak antarpetugas dan Pemilih yang ada
di dalam dan diluar TPS;
c. pengaturan jarak tempat duduk yang ada di dalam TPS untuk ketua KPPS dan
anggota KPPS, Pemilih, Saksi, Panwas Pilkades dengan menerapkan jaga
jarak paling kurang 1 (satu) meter;
d. pengaturan jarak antar-Pemilih pada saat pelaksanaan pemberian suara di bilik
suara paling kurang 1 (satu) meter;
e. perlengkapan Pemungutan Suara secara berkala harus dilakukan
penyemprotan disinfektan;
f. perlengkapan tambahan yaitu tempat cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun, serta alat penyemprotan disinfektan harus tersedia di TPS; dan
g. penyediaan tempat pembuangan sampah.

(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat di tempat yang mudah dijangkau,
termasuk oleh penyandang disabilitas, dan menjamin setiap Pemilih dapat
memberikan suaranya secara langsung, umum, bebas dan rahasia.
(3) Pembuatan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah selesai paling
lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara.
(4) Dalam pembuatan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPS dapat bekerja
sama dengan masyarakat.

Pasal 76

(1) Ukuran TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan.
(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda batas dengan menggunakan
tali atau tambang atau bahan lain.
(3) Pintu masuk dan keluar TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat
menjamin akses gerak bagi Pemilih penyandang disabilitas yang menggunakan
kursi roda.
(4) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diadakan di ruang terbuka
dan/atau ruang tertutup, dengan ketentuan:
a. apabila di ruang terbuka, tempat duduk ketua KPPS dan anggota KPPS,
Pemilih, dan Saksi dapat diberi pelindung terhadap panas matahari, hujan, dan
tidak memungkinkan orang lalu lalang di belakang Pemilih pada saat
memberikan suara di Bilik Suara; atau
b. apabila di ruang tertutup, luas TPS harus mampu menampung pelaksanaan
rapat Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, dan posisi Pemilih
membelakangi tembok/dinding pada saat memberikan suara di Bilik Suara.
(5) Dalam hal pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b, dilakukan dalam keadaan kurang penerangan, perlu
ditambah alat penerangan yang cukup.
(6) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan sarana dan
prasarana:
a. ruangan atau tenda;

b. alat pembatas transparan pada meja KPPS untuk menghindari kontak


langsung antara KPPS dengan Pemilih;
c. papan pengumuman untuk memasang:

1. daftar Calon yang memuat nomor urut, foto, nama, serta visi dan misi
- 43 -

Calon; dan
2. salinan DPT;

d. tempat duduk dan meja ketua dan anggota KPPS;

e. meja untuk menempatkan kotak suara dan Bilik Suara;

f. tempat duduk Pemilih, Saksi, Panwas Pilkades; dan

g. alat penerangan yang cukup.

Pasal 77

(1) TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dapat dibuat di halaman atau
ruangan/gedung sekolah, balai pertemuan masyarakat, ruangan/gedung tempat
pendidikan lainnya, gedung atau kantor milik pemerintah dan non pemerintah
termasuk halamannya.
(2) Pembuatan TPS di tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlebih dahulu
harus mendapat izin dari pengurus/pimpinan atau pihak yang berwenang atas
gedung/kantor tersebut.
(3) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dibuat di dalam ruangan tempat
ibadah.

Pasal 78

(1) Pelaksanaan tugas anggota KPPS dan petugas ketertiban TPS disesuaikan dengan
protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019
(COVID-19), meliputi:
a. KPPS mengingatkan kepada seluruh Pemilih dan seluruh pihak terkait yang
hadir di TPS agar tidak berkerumun dan tetap menerapkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
b. anggota KPPS mengatur jarak duduk Pemilih dan memastikan Pemilih
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun pada saat masuk dan keluar
TPS;
c. anggota KPPS memberikan sarung tangan sekali pakai kepada Pemilih;

d. anggota KPPS memberikan tinta menggunakan alat tetes dan tidak


mencelupkan jari Pemilih ke dalam tinta;
e. anggota KPPS memberikan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga
dagu kepada Pemilih yang belum mengenakan masker sebelum memasuki
TPS;
f. KPPS melakukan pengecekan suhu tubuh terhadap Pemilih yang akan
menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan alat yang tidak bersentuhan
secara fisik; dan
g. petugas ketertiban TPS melakukan penyemprotan disinfektan seluruh
perlengkapan Pemungutan Suara di TPS.
(2) KPPS menyiapkan dan mengatur:
- 44 -

a. tempat duduk Pemilih yang menampung paling sedikit 25 (dua puluh lima)
orang, yang ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;
b. meja dan tempat duduk ketua KPPS, dan anggota KPPS;

c. tempat duduk untuk Pemilih, Saksi dan Panwas Pilkades yang ditempatkan di
dalam TPS, dan untuk Pemantau Pemilihan ditempatkan di luar TPS;
d. meja untuk tempat kotak suara yang ditempatkan di dekat pintu keluar TPS,
dengan jarak kurang lebih 3 (tiga) meter dari tempat duduk ketua KPPS dan
berhadapan dengan tempat duduk Pemilih;
e. meja kotak suara tidak terlalu tinggi sehingga kotak suara bisa dicapai oleh
umumnya Pemilih, dan Pemilih yang menggunakan kursi roda;
f. Bilik Suara yang ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk ketua KPPS
dan Saksi, dengan ketentuan jarak antara Bilik Suara dengan batas lebar TPS
paling sedikit 1 (satu) meter;
g. meja tempat Bilik Suara, dibuat berkolong di bawah meja yang memungkinkan
Pemilih berkursi roda dapat mencapai meja Bilik Suara dengan leluasa;
h. papan pada saat Pemungutan Suara ditempatkan di dekat pintu masuk untuk
memasang:
1. daftar Calon yang memuat nomor urut, foto, nama, serta visi dan misi
Calon; dan
2. salinan DPT;

i. papan sebagaimana dimaksud dalam huruf h, digunakan untuk memasang


formulir catatan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS
pada saat Penghitungan Suara;
j. papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di sebelah luar TPS;
dan
k. tambang, tali, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.

Paragraf 3

Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

Pasal 79

(1) KPPS memastikan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara, dan


perlengkapan lainnya sudah diterima dari Panitia Pemilihan paling lambat 1 (satu)
hari sebelum hari Pemungutan Suara.
(2) Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. kotak suara;

b. Surat Suara;

c. tinta;

d. Bilik Suara;

e. segel;
- 45 -

f. alat untuk memberi tanda pilihan; dan

g. TPS

(3) Perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. sampul kertas;

b. tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban TPS dan Saksi;

c. karet pengikat Surat Suara;

d. lem/perekat;

e. kantong plastik;

f. ballpoint;

g. gembok/kabel ties/alat pengaman lainnya;

h. spidol;

i. stiker nomor kotak suara;

j. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;

k. alat bantu tuna netra.

l. formulir lainnya

(4) Ketua KPPS memastikan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara,


perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (3a)
sudah diterima oleh KPPS dari PPS paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari
Pemungutan Suara.
(5) Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS bertanggung jawab terhadap keamanan
perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
(6) Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b, huruf c, huruf e dan huruf f, dan perlengkapan lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf c, huruf e, huruf j, huruf k, dan huruf l berada
di dalam kotak suara.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan
Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan perlengkapan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Paragraf 4

Pembagian Tugas KPPS

Pasal 80

(1) Ketua KPPS memberikan penjelasan kepada anggota KPPS mengenai:

a.
tata cara pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS; dan
- 46 -

b.
pembagian tugas anggota KPPS.
(2) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 1
(satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara.
(3) Dalam hal ketua KPPS berhalangan pada hari Pemungutan Suara, anggota KPPS
memilih salah satu anggota KPPS sebagai ketua KPPS.
(4) Dalam hal terdapat 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) orang anggota KPPS
berhalangan pada hari Pemungutan Suara, pembagian tugas masing-masing
anggota KPPS ditetapkan oleh ketua KPPS.
(5) Dalam hal anggota KPPS yang berhalangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
lebih dari 2 (dua) orang, sehingga jumlah anggota KPPS kurang dari 2 (dua) orang,
dilakukan penggantian anggota KPPS.
(6) KPPS dibantu 2 (dua) orang petugas ketertiban TPS yang bertugas menjaga
ketenteraman, ketertiban dan keamanan di TPS.
(7) Dalam melaksanakan tugasnya, petugas ketertiban TPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (6), berada di depan pintu masuk TPS dan di depan pintu keluar TPS.
(8) Pelaksanaan tugas anggota KPPS dan petugas ketertiban TPS disesuaikan dengan
protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19), meliputi:
a. KPPS mengingatkan kepada seluruh Pemilih dan seluruh pihak terkait yang
hadir di TPS agar tidak berkerumun dan tetap menerapkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
b. anggota KPPS mengatur jarak duduk Pemilih dan memastikan Pemilih
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun pada saat masuk dan keluar
TPS;
c. anggota KPPS memberikan sarung tangan sekali pakai kepada Pemilih;

d. anggota KPPS memberikan tinta menggunakan alat tetes dan tidak


mencelupkan jari Pemilih ke dalam tinta;
e. anggota KPPS memberikan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga
dagu kepada Pemilih yang belum mengenakan masker sebelum memasuki
TPS;
f. KPPS melakukan pengecekan suhu tubuh terhadap Pemilih yang akan
menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan alat yang tidak bersentuhan
secara fisik; dan
g. petugas ketertiban TPS melakukan penyemprotan disinfektan seluruh
perlengkapan Pemungutan Suara di TPS.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian tugas anggota KPPS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, penggantian anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
dan penetapan petugas ketertiban TPS ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Paragraf 5

Kegiatan Sebelum Rapat Pemungutan Suara

Pasal 81

Sebelum rapat Pemungutan Suara, ketua KPPS bersama dengan anggota KPPS yang
hadir melaksanakan kegiatan:
a. memeriksa TPS dan perlengkapannya;
- 47 -

b. memasang daftar Calon yang memuat nomor urut, foto, nama, serta visi dan misi
Calon, dan salinan DPT pada papan pengumuman;
c. menempatkan kotak suara yang berisi Surat Suara beserta kelengkapan
administrasinya di depan meja ketua KPPS;
d. mempersilakan dan mengatur Pemilih untuk menempati tempat duduk yang telah
disediakan;
e. menerima surat mandat dari Saksi; dan

f. memberikan salinan DPT kepada Saksi dan Panwas Pilkades yang sudah hadir.

Paragraf 6

Pelaksanaan Rapat Pemungutan Suara

Pasal 82

(1) Rapat Pemungutan Suara pada hari Pemungutan Suara dilaksanakan dengan
menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 6.
(2) Peserta rapat Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a.
KPPS;
b.
Pemilih;
c.
Saksi; dan
d.
Panwas Pilkades.
(3) Saksi sebagimana dimaksud pada ayat (2) huruf c berjumlah paling banyak 2 (dua)
orang untuk setiap Calon
(4) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dapat memasuki TPS berjumlah 1
(satu) orang pada satu waktu.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Saksi dilarang mengenakan atau membawa atribut
yang memuat nomor, nama calon, foto Calon, atau mengenakan seragam dan/atau
atribut lain yang mencitrakan pendukung atau menolak peserta Pemilihan.
(6) Rapat Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimulai pada pukul
07.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
(7) Apabila pada pukul 07.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) Saksi, Pemilih dan/atau Panwas Pilkades belum hadir, rapat
Pemungutan Suara ditunda sampai dengan kehadiran Saksi, Pemilih dan/atau
Panwas Pilkades, atau paling lama 30 (tiga puluh) menit.
(5) Apabila sampai dengan waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) Saksi, Pemilih dan/atau Panwas Pilkades belum hadir, rapat Pemungutan Suara
dibuka dan dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.

Pasal 83
- 48 -

Agenda rapat Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 terdiri atas:

a. pembukaan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara; dan

b. penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara.

Pasal 84

(1) Dalam melaksanakan agenda rapat Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 83, ketua KPPS:
a. membuka perlengkapan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara,
meliputi:
1. membuka kotak suara, mengeluarkan seluruh isi kotak suara di atas meja
secara tertib dan teratur, mengidentifikasi dan menghitung jumlah setiap
jenis dokumen dan peralatan, dan memeriksa sampul yang berisi Surat
Suara masih dalam keadaan disegel;
2. memperlihatkan kepada Pemilih dan Saksi serta Panwas Pilkades yang
hadir bahwa kotak suara benar-benar telah kosong, menutup kembali,
mengunci kotak suara dan meletakkannya di tempat yang telah
ditentukan;
3. memperlihatkan kepada Pemilih dan Saksi serta Panwas Pilkades yang
hadir bahwa sampul yang berisi Surat Suara dan formulir masih dalam
keadaan disegel; dan
4. menghitung dan memeriksa kondisi seluruh Surat Suara termasuk Surat
Suara cadangan sebanyak 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah
Pemilih yang tercantum dalam DPT, dan menandatangani Surat Suara
yang akan digunakan;
b. memberikan penjelasan kepada Pemilih dan Saksi serta Panwas Pilkades
mengenai:
1. jumlah Surat Suara yang diterima;

2. tata cara pemberian suara;

3. tata cara penyampaian keberatan oleh Saksi, Panwas Pilkades atau


warga masyarakat/Pemilih; dan
c. memberikan penjelasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 2 secara
berulang-ulang selama pelaksanaan Pemungutan Suara.
(2) Ketua KPPS memastikan petugas ketertiban TPS dan anggota KPPS berada pada
tempat sesuai dengan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (7)
dan ayat (8).

Pasal 85

(1) Penjelasan ketua KPPS kepada Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84
ayat (1) huruf b angka 2, meliputi:
a.
format/isi Surat Suara yang memuat nomor urut, pas foto, dan nama Calon;
b.
Pemilih memberikan suara di bilik suara;
c.
tata cara pemberian tanda pada Surat Suara;
- 49 -

d. dalam hal Surat Suara diterima oleh Pemilih dalam keadaan rusak atau Pemilih
keliru dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta Surat Suara pengganti
kepada ketua KPPS, dan hanya mendapat 1 (satu) kali penggantian;
e. pemberian tinta menggunakan alat tetes pada salah satu jari tangan Pemilih
hingga mengenai seluruh bagian kuku setelah Pemilih memberikan suara;
f. Pemilih yang memberikan suara yaitu Pemilih yang namanya tercantum dalam
salinan DPT;
g. kesempatan untuk memberikan suara kepada Pemilih berdasarkan prinsip
urutan kehadiran Pemilih; dan
h. larangan menggunakan telepon genggam dan/atau alat perekam gambar
lainnya di bilik suara.
(2) Tata cara pemberian suara pada Surat Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c ditetapkan sebagai berikut:
a. memastikan Surat Suara yang diterima telah ditandatangani oleh ketua Panitia
Pemilihan dan diparaf oleh Ketua KPPS;
b.
pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos;
c.
menggunakan alat coblos yang telah disediakan berupa paku; dan
d. pemberian suara pada Surat Suara dilakukan dengan cara mencoblos 1 (satu)
kali pada kolom yang berisi nomor urut, pas foto, dan nama Calon.

Pasal 86

(1) Jumlah Pemilih di dalam lokasi TPS pada satu waktu diatur sesuai dengan
kapasitas TPS yang memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1 (satu) meter,
dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67.
(2) Sebelum Pemilih memasuki TPS, anggota KPPS wajib memeriksa suhu tubuh
dengan menggunakan alat yang tidak bersentuhan secara fisik.
(3) Dalam hal terdapat Pemilih yang memiliki suhu tubuh 37,3° (tiga puluh tujuh koma
tiga derajat celcius) atau lebih, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemilih yang bersangkutan diarahkan ke tempat yang disediakan di luar TPS;

b. Pemilih yang bersangkutan mengisi daftar hadir yang diberikan oleh anggota
KPPS;
c. Pemilih menerima Surat Suara dan sarung tangan satu kali pakai dari anggota
KPPS;
d. Pemilih memberikan hak pilihnya dengan didampingi oleh orang lain yang
dipercaya Pemilih atau dibantu anggota KPPS dan mengisi formulir pernyataan
pendamping Pemilih;
e. pemberian suara sebagaimana dimaksud dalam huruf d dilakukan di bilik suara
yang tetap menjamin pemberian suara berlangsung sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan; dan
f. setelah memberikan suara, Pemilih diberikan tanda berupa tinta di salah satu
jari Pemilih sebagai bukti bahwa Pemilih yang bersangkutan telah memberikan
hak pilihnya, dengan menggunakan alat tetes dan tidak mencelupkan jari
Pemilih ke dalam tinta.
(4) Dalam hal terdapat Pemilih yang tidak menggunakan alat pelindung diri paling
kurang berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, petugas
ketertiban TPS memberikan masker kepada Pemilih yang bersangkutan sebelum
- 50 -

masuk ke dalam TPS.


(5) Dalam hal terdapat Saksi yang memiliki suhu tubuh 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga
derajat celcius) atau lebih, Saksi yang bersangkutan tidak dapat mengikuti
pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara dan diganti Saksi lainnya.
(6) Dalam hal pada saat Pemungutan dan Penghitungan Suara terdapat Pemilih, Saksi
atau Panwas Pilkades yang memiliki suhu tubuh 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga
derajat celcius) atau lebih, KPPS melaporkan kepada Panitia Pemilihan untuk
dilakukan langkah lebih lanjut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) Anggota KPPS dan petugas ketertiban TPS menghimbau kepada Pemilih untuk
tidak berkerumun di lingkungan TPS sebelum dan sesudah melakukan pemberian
suara.
Pasal 87

(1) Bagi Pemilih yang sedang menjalani Isolasi Mandiri karena Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan dipastikan tidak dapat mendatangi TPS untuk memberikan
hak pilihnya, KPPS dapat melayani hak pilihnya dengan cara mendatangi Pemilih
tersebut dengan persetujuan Saksi dan Panwas Pilkades, dengan mengutamakan
kerahasiaan Pemilih.
(2) Pelayanan hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh 2 (dua)
orang anggota KPPS bersama dengan Panwas Pilkades dan Saksi.
(3) Dalam memberikan pelayanan kepada Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), anggota KPPS tetap mengutamakan pelayanan Pemilih di TPS.
(4) Pelayanan penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan mulai pukul 12.00 waktu setempat sampai dengan selesai.
(5) Pelayanan penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan ketentuan:
a. Panitia Pemilihan berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) di wilayah setempat;
b. Panitia Pemilihan berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, menyampaikan data Pemilih yang terkonfirmasi dan sedang menjalani
karantina mandiri kepada KPPS;
c. KPPS yang bertugas mendatangi Pemilih menggunakan alat pelindung diri
lengkap, dan dapat didampingi oleh Panwas Pilkades dan Saksi; dan
d. menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

Paragraf 7

Pemberian Suara

Pasal 88

Pemberian suara dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan


pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pemilih menggunakan sarung tangan sekali pakai untuk mencoblos dengan paku
yang telah disediakan; dan
b. anggota KPPS melakukan sterilisasi paku secara berkala dengan disinfektan.
- 51 -

Pasal 89

(1) Setelah memberikan penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, ketua
KPPS:
a. menandatangani Surat Suara pada tempat yang telah ditentukan untuk
kemudian diberikan kepada Pemilih yang akan dipanggil;
b. memanggil Pemilih untuk memberikan suara berdasarkan prinsip urutan
kehadiran Pemilih;
c.
memberikan Surat Suara kepada Pemilih dalam keadaan terbuka; dan
d. mengingatkan dan melarang Pemilih membawa telepon genggam dan/atau
alat perekam gambar lainnya ke bilik suara.
(2) Ketua KPPS dapat mendahulukan Pemilih penyandang disabilitas, ibu hamil atau
orang tua untuk memberikan suara atas persetujuan Pemilih yang seharusnya
mendapat giliran sesuai dengan nomor urut kehadiran Pemilih tersebut.

Pasal 90

(1) Setelah menerima Surat Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (1)
huruf c, Pemilih wajib memeriksa dan meneliti Surat Suara dalam keadaan baik atau
tidak rusak.
(2) Dalam hal Pemilih menerima Surat Suara dalam keadaan rusak atau keliru dicoblos,
Pemilih dapat meminta Surat Suara pengganti kepada ketua KPPS.
(4) Ketua KPPS wajib memberikan Surat Suara pengganti sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) hanya 1 (satu) kali dan mencatat Surat Suara yang rusak atau keliru
dicoblos tersebut dalam berita acara.

Pasal 91

Pemilih yang telah menerima Surat Suara dari ketua KPPS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 89 ayat (1) huruf c, melakukan kegiatan:
a. menuju bilik suara;

b. membuka Surat Surat lebar-lebar dan meletakkan di atas meja yang disediakan
sebelum dicoblos;
c. mencoblos Surat Suara dengan paku di atas alas coblos yang telah disediakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2) huruf c;
d. melipat kembali Surat Suara seperti semula, sehingga tanda tangan ketua KPPS
tetap terlihat dan tanda coblos tidak dapat dilihat;
e. memasukkan Surat Suara ke dalam kotak suara; dan

f. Pemilih yang telah selesai memberikan suara membuang sarung tangan sekali
pakai pada tempat pembuangan yang telah disediakan di TPS.
g. Pemilih yang telah memberikan suaranya sebagaimana dimaksud pada huruf f
mendatangi anggota KPPS yang bertempat di dekat pintu keluar TPS, untuk
diberikan tanda khusus berupa tinta yang diteteskan ke salah satu jari Pemilih dan
tidak mencelupkan jari Pemilih ke dalam tinta, sebagai bukti bahwa Pemilih yang
- 52 -

bersangkutan telah memberikan hak pilihnya.


h. Pemilih yang telah diberikan tanda khusus berupa tinta sebagaimana dimaksud
pada huruf g segera meninggalkan area TPS dan tidak berkerumun di lingkungan
TPS.

Pasal 92

(1) Pemilih dilarang mendokumentasikan hak pilihnya di bilik suara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 91.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan pendokumentasian hak pilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 93

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 berlaku bagi Pemilih tunanetra,
tunadaksa, atau penyandang disabilitas lainnya yang mempunyai halangan fisik lain.
(2) Pemilih penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu
oleh pendamping.
(3) Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berasal dari anggota
KPPS atau orang lain atas permintaan Pemilih yang bersangkutan.
(4) Pemilih tunanetra sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam pemberian suara
dapat menggunakan alat bantu tunanetra yang disediakan.

Pasal 94

(1) Pemberian bantuan terhadap Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat
(2), dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. bagi Pemilih yang tidak dapat berjalan, pendamping yang ditunjuk membantu
Pemilih menuju Bilik Suara, dan pencoblosan Surat Suara dilakukan oleh
Pemilih sendiri; dan
b. bagi Pemilih yang tidak mempunyai dua belah tangan dan tuna netra,
pendamping yang ditunjuk membantu mencoblos Surat Suara sesuai
kehendak Pemilih dengan disaksikan oleh salah satu anggota KPPS.
(2) Pendamping yang ditunjuk membantu Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), wajib merahasiakan pilihan Pemilih yang bersangkutan, dan menandatangani
formulir surat pernyataan.
(3) Formulir surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan.

Pasal 95

(1) Pada pukul 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), ketua KPPS mengumumkan bahwa
waktu Pemungutan Suara telah berakhir dan yang dapat menggunakan hak pilihnya
hanya Pemilih yang telah hadir di TPS yang sedang menunggu giliran untuk
memberikan suara, dan telah terdaftar atau tercatat kehadirannya oleh anggota
KPPS.
- 53 -

(2) Setelah seluruh Pemilih selesai memberikan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di TPS bahwa Pemungutan
Suara telah selesai dan akan segera dilanjutkan dengan rapat Penghitungan Suara
di TPS.
(3) Setelah pengumuman Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPPS
dan Saksi menandatangani Berita Acara Pemungutan Suara.

Bagian Keempat

Penghitungan Suara

Paragraf 1

Penghitungan Suara di TPS

Pasal 96

(1) Ketua KPPS memastikan alat tulis yang digunakan dalam pelaksanaan
Penghitungan Suara telah dilakukan penyemprotan disinfektan.
(2) Pelaksanaan rapat Penghitungan Suara dimulai setelah waktu Pemungutan Suara
selesai, dipimpin oleh Ketua KPPS dengan menerapkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. KPPS mengatur tempat rapat, papan atau tempat untuk memasang formulir,
dan kotak suara;
b. KPPS menyemprot perlengkapan Penghitungan Suara dengan disinfektan
secara berkala;
c. KPPS mengatur posisi tempat duduk anggota KPPS, Saksi, Panwas Pilkades,
Pemilih, dan masyarakat dalam Penghitungan Suara dengan menjaga jarak
paling kurang 1 (satu) meter; dan
d. pendokumentasian hasil Penghitungan Suara setelah rapat Penghitungan
Suara berakhir dengan menjaga jarak paling kurang 1 (satu) meter.

Pasal 97

(1) Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS melakukan pencatatan ke dalam


formulir meliputi::
a.
jumlah Pemilih dalam DPT dan yang menggunakan hak pilihnya;
b.
jumlah Pemilih disabilitas yang terdaftar dan menggunakan hak pilihnya;
c.
jumlah Surat Suara yang diterima termasuk Surat Suara cadangan;
d. jumlah Surat Suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau keliru
dicoblos;
e.
jumlah Surat Suara yang tidak digunakan; dan
f.
jumlah Surat Suara yang digunakan.
- 54 -

(2) Penjumlahan terhadap Surat Suara yang digunakan, Surat Suara yang rusak atau
keliru dicoblos, dan Surat Suara yang tidak digunakan termasuk sisa Surat Suara
cadangan harus sama dengan jumlah Surat Suara yang diterima termasuk Surat
Suara cadangan oleh KPPS.
(3) Surat Suara yang tidak digunakan dan Surat Suara yang rusak atau keliru dicoblos
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberi tanda silang pada bagian luar Surat
Suara yang memuat tempat nomor, alamat TPS dan tanda tangan ketua KPPS
dalam keadaan terlipat dengan menggunakan spidol/ballpoint.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 98

(1) Ketua KPPS mengumumkan bahwa rapat Penghitungan Suara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 96 ayat (2) dimulai.
(2) Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS melakukan Penghitungan Suara dengan
cara:
a. membuka kunci dan tutup kotak suara dengan disaksikan oleh semua yang
hadir;
b. mengeluarkan Surat Suara dari kotak suara dan diletakkan di meja ketua
KPPS;
c. menghitung jumlah Surat Suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada
yang hadir dan mencatat jumlahnya;
d. mencocokkan jumlah Surat Suara yang terdapat di dalam kotak suara dengan
jumlah total Pemilih dari DPT pada TPS yang menggunakan hak pilih; dan
e. mencatat hasil penghitungan jumlah Surat Suara yang diumumkan
sebagaimana dimaksud pada huruf d dengan menggunakan formulir yang
telah disediakan.
(3) Anggota KPPS Kedua membuka Surat Suara, dan memberikan kepada ketua
KPPS.
(4) Ketua KPPS bertugas:

a. memeriksa tanda coblos pada Surat Suara dan menunjukkan kepada Saksi,
Panwas Pilkades, anggota KPPS atau Pemilih/masyarakat yang hadir dengan
ketentuan 1 (satu) Surat Suara dihitung 1 (satu) suara dan dinyatakan sah atau
tidak sah; dan
b. mengumumkan hasil pencoblosan pada Surat Suara dan perolehan suara
Calon dengan suara yang terdengar jelas.
(5) Penghitungan Suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang atau yang
mendapat penerangan cahaya cukup, dicatat dengan tulisan yang jelas dan terbaca
pada formulir hasil penghitungan suara yang ditempelkan pada papan yang telah
disediakan.
(6) Saksi, Panwas Pilkades yang hadir pada rapat Pemungutan dan Penghitungan
Suara diberi kesempatan untuk mendokumentasikan formulir hasil penghitungan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) setelah ditandatangani oleh KPPS dan
Saksi yang hadir.
(7) Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat berupa foto atau video.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai formular sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e dan ayat (5) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
- 55 -

Pasal 99

(1) Anggota KPPS mencatat hasil Penghitungan Suara ke dalam formulir hasil
penghitungan suara yang ditempel pada papan atau tempat tertentu dengan cara
tally, yaitu:
a. memberikan tanda berupa 1 (satu) garis tegak setiap hitungan suara sah dan
setiap hitungan kelima diberi garis datar memotong 4 (empat) garis tegak
tersebut (IIII);
b. memberikan tanda berupa 1 (satu) garis tegak setiap hitungan suara tidak sah
pada kolom jumlah suara tidak sah, dan setiap hitungan kelima diberi garis
datar memotong 4 (empat) garis tegak tersebut (IIII);
c.
menghitung perolehan suara sah masing-masing Calon;
d.
menjumlahkan seluruh suara sah;
e.
menjumlahkan seluruh suara tidak sah; dan
f.
menjumlahkan suara sah dan tidak sah.
(2) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS mengisi formulir hasil penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal terjadi kesalahan penulisan pada formulir sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), ketua KPPS melakukan pembetulan.
(4) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan cara:

a. dalam hal kesalahan penulisan terjadi pada bagian data administrasi berupa
data Pemilih dan pengguna hak pilih, data Pemilih disabilitas, dan data
penggunaan Surat Suara dalam formulir hasil penghitungan suara, pembetulan
dilakukan dengan mencoret angka atau kata yang salah dengan 2 (dua) garis
horizontal, dan menuliskan angka atau kata hasil pembetulan; dan
b. dalam hal kesalahan penulisan terjadi pada bagian salinan jumlah perolehan
suara dalam formulir hasil penghitungan suara, pembetulan dilakukan dengan
menghapus angka yang salah dengan alat penghapus tulisan cair, dan
mengganti angka hasil pembetulan.
(5) Ketua KPPS membubuhkan paraf pada angka atau kata hasil pembetulan yang
dicoret sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a.
(6) Ketua KPPS menuangkan pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ke
dalam formulir Kejadian Khusus dan/atau Keberatan.
(7) Pengisian formulir hanya dilakukan oleh KPPS.

Pasal 100

(1) Surat Suara untuk Pemilihan dinyatakan sah, jika :

a. ditandatangani oleh ketua Panitia Pemilihan dengan dibubuhi paraf Ketua


KPPS; dan
b. diberi tanda coblos pada nomor urut, foto atau nama salah 1 (satu) Calon
dalam Surat Suara.
(2) Tanda coblos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diatur sebagai berikut:

a. tanda coblos pada 1 (satu) kolom Calon yang memuat nomor urut atau nama
- 56 -

Calon atau foto Calon, dinyatakan sah untuk Calon yang bersangkutan;
b. tanda coblos lebih dari satu kali pada 1 (satu) kolom Calon yang memuat
nomor urut, nama Calon dan foto Calon, dinyatakan sah untuk Calon yang
bersangkutan; atau
c. tanda coblos tepat pada garis 1 (satu) kolom Calon yang memuat nomor urut,
nama Calon dan foto Calon, dinyatakan sah untuk Calon yang bersangkutan.
(3) Dalam hal terdapat tanda coblos pada 1 (satu) kolom Calon yang tembus secara
garis lurus sehingga terdapat dua atau lebih hasil pencoblosan yang simetris dari
lipatan Surat Suara, dan tidak mengenai kolom Calon lain, dinyatakan sah.
(4) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah atau tidak sahnya surat suara
antara KPPS dan Saksi, maka Ketua KPPS bekewajiban untuk memutuskan detelah
berkonsultasi dengan Panitia Pemilihan.

Pasal 101

Setelah rapat Penghitungan Suara, ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS keempat
dan kelima menyusun, menghitung dan memisahkan:
a. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya dinyatakan sah untuk masing-
masing Calon, diikat dengan karet dan dimasukkan ke dalam sampul kertas; dan
b. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya dinyatakan tidak sah, diikat dengan
karet dan dimasukkan ke dalam sampul kertas.

Pasal 102

(1) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS dan Saksi memeriksa kembali pengisian data
pada formulir hasil penghitungan suara.
(2) Ketua KPPS dan paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS menandatangani
formulir hasil penghitungan suara, dan dapat ditandatangani oleh Saksi.
(3) Dalam hal terdapat anggota KPPS dan Saksi yang hadir tetapi tidak bersedia
menandatangani formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (2), formulir hasil
penghitungan suara ditandatangani oleh anggota KPPS dan Saksi yang hadir yang
bersedia menandatangani.
(4) Penandatanganan formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
dilakukan setelah rapat Penghitungan Suara selesai.

Pasal 103

(1) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menuangkan hasil Penghitungan Suara pada
formulir hasil penghitungan suara ke dalam Berita Acara Penghitungan Suara.
(2) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS dan Saksi memeriksa dan mencocokkan
kembali data pada Berita Acara Penghitungan Suara dengan formulir hasil
penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 ayat (2).
(3) Ketua KPPS dan paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS menandatangani Berita
Acara Penghitungan Suara, dan dapat ditandatangani oleh Saksi dengan
menggunakan alat tulis masing-masing.
(4) Dalam hal terdapat anggota KPPS dan Saksi yang hadir tetapi tidak bersedia
menandatangani Berita Acara Hasil Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud
- 57 -

pada ayat (3), Berita Acara Hasil Penghitungan Suara ditandatangani oleh anggota
KPPS dan Saksi yang hadir yang bersedia menandatangani dan dinyatakan sah.
(5) Ketidakhadiran saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak mempengaruhi sah
dan tidaknya Hasil Penghitungan Suara di TPS
(6) Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan
untuk masing-masing Saksi sebanyak 1 (satu) rangkap dan 2 (dua) rangkap untuk
Panitia Pemilihan.

Pasal 104

(1) Formulir hasil penghitungan suara dimasukkan ke dalam kantong plastik dan
disegel.
(2) Formulir Kejadian Khusus dan/atau Keberatan, dan Daftar Hadir Pemilih
dimasukkan ke dalam masing-masing sampul sesuai dengan peruntukannya dan
disegel.
(3) KPPS memasukkan ke dalam kotak suara formulir dan perlengkapan Pemungutan
Suara yang terdiri atas:
a.
formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2);
b. Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat
(5)
c.
formulir Pendamping Pemilih Disabilitas;
d.
formulir Surat Undangan Memilih; dan
e. Surat Suara sah, Surat Suara tidak sah, Surat Suara yang tidak digunakan,
dan Surat Suara yang rusak atau keliru dicoblos yang masing-masing telah
dimasukkan ke dalam sampul.
(4) KPPS memasang gembok/kabel ties/pengaman lainnya pada kotak suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan menempel segel.

Pasal 105

(1) Saksi, atau Panwas Pilkades dapat mengajukan keberatan terhadap prosedur
dan/atau selisih penghitungan perolehan suara kepada KPPS apabila terdapat hal
yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal terdapat keberatan Saksi, atau Panwas Pilkades, KPPS wajib
menjelaskan prosedur dan/atau memeriksa selisih Penghitungan Suara yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Dalam hal keberatan yang diajukan Saksi, atau Panwas Pilkades sebagaimana
pada ayat (1) dapat diterima, KPPS seketika melakukan pembetulan.
(4) Dalam hal Saksi masih keberatan terhadap hasil pembetulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), KPPS meminta pendapat Panwas Pilkades yang hadir.
(5) Dalam hal pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan dalam bentuk
rekomendasi, KPPS wajib menindaklanjuti rekomendasi panwas Pilkades dimaksud.
(6) KPPS wajib mencatat keberatan Saksi yang diterima sebagai kejadian khusus pada
formulir kejadian khusus dan/atau keberatan dan ditandatangani oleh ketua KPPS.
(7) Keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima, dicatat pada formulir
kejadian khusus dan/atau keberatan sebagai keberatan Saksi dan ditandatangani
oleh Saksi dengan menggunakan alat tulis masing-masing.
- 58 -

(8) KPPS wajib mencatat seluruh kejadian khusus dalam rapat Penghitungan Suara
pada formulir kejadian khusus dan/atau keberatan.

Pasal 106

Keberatan yang diajukan oleh Calon, Saksi, Panwas Pilkades atau masyarakat/Pemilih melalui
Saksi dan/atau Panwas Pilkades terhadap pelaksanaan Penghitungan Suara di TPS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105, tidak menghalangi pelaksanaan rapat Penghitungan
Suara di TPS.
Paragraf 2

Penyampaian Hasil Penghitungan Suara

Pasal 107

(1) Dalam hal Saksi tidak hadir dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS,
Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (5)
dapat diperoleh dari Panitia Pemilihan, dengan mekanisme sebagai berikut:
a. KPPS membuat Berita Acara Penghitungan Suara sejumlah Saksi yang tidak
hadir dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;
b. KPPS menyerahkan Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud
dalam huruf a kepada Panitia Pemilihan; dan
c. Panitia Pemilihan Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud
dalam huruf b kepada Saksi yang yang tidak hadir dalam Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS.
(2) KPPS dan Panitia Pemilihan memberikan tanda terima penyampaian Berita Acara
Penghitungan Suara kepada Saksi.

Pasal 108

(1) KPPS wajib menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 104 ayat (4).
(2) KPPS wajib menyerahkan kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Panitia Pemilihan pada hari Pemungutan Suara dengan menggunakan surat
pengantar.
(3) Penyerahan kotak suara kepada Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), diawasi oleh Saksi, dan Panwas Pilkades.
(4) Panitia Pemilihan membuat berita acara penerimaan kotak suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
(5) Panitia Pemilihan wajib menyimpan kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) pada tempat yang memadai dan dapat dijamin keamanannya.
(6) Dokumen yang berada di dalam kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai bahan untuk rekapitulasi hasil Penghitungan Suara di tingkat
Desa.

Pasal 109
- 59 -

KPPS dilarang memberikan Berita Acara Hasil Penghitungan Suara kepada siapapun
dan/atau pihak manapun, kecuali kepada Panitia Pemilihan, Saksi, dan Panwas Pilkades.

Paragraf 3

Rekapitulasi Penghitungan Suara

Pasal 110

(1) Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dilakukan dengan menerapkan protokol


kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Panitia Pemilihan wajib menyampaikan surat undangan kepada peserta rapat
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara atau dapat disampaikan melalui Media
Daring yang memuat protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara;
b. peserta rapat harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6.
c. pengamanan di luar ruangan tempat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
dilakukan oleh anggota Perlindungan Masyarakat, anggota Satuan Polisi
Pamong Praja, petugas Kepolisian Republik Indonesia, dan anggota Tentara
Nasional Indonesia.
(2) Ketentuan ebih lanjut mengenai teknis pengamanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 111

(1) Panitia Pemilihan menyiapkan ruang dan perlengkapan rapat pleno terbuka
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dengan menerapkan prokotol kesehatan
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai ruang dan perlengkapan rapat pleno terbuka
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 112

(1) Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110,
dihadiri oleh:
a.
Calon didampingi 1 (satu) orang Saksi;
b.
Panitia Pemilihan;
c.
BPD yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Anggota maksimal 3 (tiga) orang;
- 60 -

d. 1 (satu) orang perwakilan Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Daerah;

e. 1 (satu) orang perwakilan Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan;

f. 1 (satu) orang perwakilan Panwas Pilkades;

g. 1 (satu) orang perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang kesehatan atau


tim dari Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa; dan
h. 1 (satu) orang perwakilan masing-masing dari Lembaga Kemasyarakatan
Desa.
(2) Dalam hal terdapat unsur yang tidak hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat dalam Berita Acara.

Pasal 113

Panitia Pemilihan melaksanakan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara terhadap hasil


Penghitungan Suara di seluruh TPS.

Pasal 114

(1) Panitia Pemilihan melakukan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 113 dengan mekanisme sebagai berikut:
a.
memastikan kelengkapan kotak suara dari seluruh TPS;
b.
menyiapkan alat bantu Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara tingkat Desa;
c.
membuka kotak suara tersegel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108;
d. mengeluarkan dan membuka kantong plastik tersegel yang berisi formulir hasil
penghitungan suara dan Berita Acara Penghitungan Suara dari kotak suara
sebagaimana dimaksud dalam huruf c;
e. membaca dengan cermat dan jelas data dalam Berita Acara Penghitungan
Suara dari TPS pertama sampai dengan TPS terakhir;
f. mencocokkan data dalam Berita Acara Penghitungan Suara dengan data hasil
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara di TPS yang tercantum formulir
hasil penghitungan suara;
g. mencocokkan data dalam Berita Acara Penghitungan Suara dengan Berita
Acara Penghitungan Suara yang dimiliki Saksi dan Panwas Pilkades;
h. membacakan kejadian khusus dan/atau keberatan Saksi dan/atau Panwas
Pilkades serta status penyelesaiannya yang terjadi pada saat pelaksanaan
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara di TPS yang tertuang dalam
formulir kejadian khusus dan/atau keberatan;
i. menyelesaikan apabila hal masih terdapat kejadian khusus dan/atau keberatan
yang terjadi di TPS sebagaimana dimaksud dalam huruf h;
j. membacakan dan menuangkan hasil akhir Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara tingkat Desa ke dalam Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara; dan
k. menetapkan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara tingkat Desa
sebagaimana dimaksud dalam huruf j.
(2) Saksi atau Panwas Pilkades dapat mengajukan keberatan terhadap prosedur
dan/atau selisih Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara kepada Panitia Pemilihan,
- 61 -

apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Dalam hal terdapat keberatan Saksi atau Panwas Pilkades, Panitia Pemilihan wajib
menjelaskan prosedur dan/atau memeriksa selisih Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal keberatan yang diajukan Saksi atau Panwas Pilkades sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat diterima, Panitia Pemilihan seketika melakukan
pembetulan.
(5) Dalam hal Saksi masih keberatan terhadap hasil pembetulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), Panitia Pemilihan meminta pendapat Panwas Pilkades,
dan/atau Sub Kepanitiaan Pemilihan di Kecamatan dan/atau Panitia Pemilihan
Kepala Desa Tingkat Daerah yang hadir.
(6) Panitia Pemilihan wajib mencatat pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan seluruh kejadian khusus dan/atau keberatan serta status penyelesaiannya yang
terjadi pada saat rapat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara pada formulir
kejadian khusus dan/atau keberatan Desa.

Pasal 115

(1) Dalam hal terdapat perbedaan data antara formulir hasil penghitungan suara dan
Berita Acara Penghitungan Suara, Panitia Pemilihan menggunakan data yang
tercantum dalam formulir hasil penghitungan suara.
(2) Dalam hal perbedaan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
diselesaikan, Panitia Pemilihan melakukan penghitungan surat suara.

Pasal 116

(1) Panitia Pemilihan menuangkan dan mencetak hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara ke dalam Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara, dan
memberikan kepada para Saksi dan panwas Pilkades.
(2) Panitia Pemilihan, para Saksi dan Panwas Pilkades memeriksa dan mencermati
kembali hasil cetakan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal terdapat kesalahan penulisan, Panitia Pemilihan melakukan pembetulan
dan mencetak kembali Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
(4) Ketua Panitia Pemilihan dan paling sedikit 2 (dua) orang anggota Panitia Pemilihan
menandatangani Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara, dan dapat
ditandatangani oleh Saksi dengan menggunakan alat tulis masing-masing.
(5) Dalam hal ketua dan anggota Panitia Pemilihan serta Saksi yang hadir tidak
bersedia menandatangani Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), formulir ditandatangani oleh anggota Panitia
Pemilihan dan Saksi yang hadir yang bersedia menandatangani dengan
menggunakan alat tulis masing-masing.
(6) Ketidakhadiran saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak mempengaruhi sah
dan tidaknya Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara di Tingkat Desa.
(7) Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (5), dibuat untuk:
a. masing-masing Saksi sebanyak 1 (satu) rangkap;
- 62 -

b. Panitia Pemilihan sebanyak 2 (dua) rangkap;

c. BPD sebanyak 1 (satu) rangkap; dan

d. Camat sebanyak 1 (satu) rangkap;

Pasal 117

(1) Panitia Pemilihan wajib menyampaikan salinan Berita Acara Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Suara kepada Calon atau Saksi dan Panwas Pilkades.
(2) Dalam hal Calon atau Saksi tidak hadir dalam Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara di tingkat Desa, salinan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
dapat diperoleh dari BPD.
(3) BPD memberikan tanda terima penyampaian salinan Berita Acara Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Suara kepada Calon atau Saksi.
(4) Format tanda terima sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai ketentuan yang
berlaku.

Pasal 118

(1) Panitia Pemilihan memberi kesempatan kepada Saksi, dan Panwas Pilkades untuk
mendokumentasikan hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
(2) Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa foto dan/atau
video

Paragraf 4

Penetapan Calon Terpilih

Pasal 119

(1) Calon yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara sah berdasarkan Berita
Acara Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 116 ayat (5), ditetapkan sebagai Calon Terpilih.
(2) Dalam hal Calon yang memperoleh suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) lebih dari 1 (satu) orang, Calon Terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah
perolehan suara sah yang lebih luas yang diperhitungkan berdasarkan jumlah
perolehan suara terbanyak dan sebaran TPS yang lebih banyak.
(3) Dalam hal berdasarkan penghitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diperoleh lebih dari 1 (satu) orang Calon, Calon Terpilih ditetapkan berdasarkan
perolehan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak.

Pasal 120
- 63 -

Penetapan Calon Terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ditetapkan dengan
Keputusan Panitia Pemilihan

Pasal 121

Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di kantor


desa atau di tempat lain yang terjamin keamanannya.
Paragraf 5

Laporan dan Pengusulan Pengesahan Calon Terpilih

Pasal 122

(1) Panitia Pemilihan menyampaikan laporan hasil Pemilihan kepada BPD dilampiri
berita acara pemungutan suara paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pelaksanaan
penghitungan suara.
(2) BPD menyampaikan laporan mengenai Calon Terpilih sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 119 kepada bupati melalui camat dengan tembusan kepala Desa atau
penjabat kepala Desa, dalam bentuk Keputusan BPD, Paling lama 7 (tujuh) hari
kerja setelah diterimanya laporan dari Panitia Pemilihan, dengan dilampiri dokumen:
a. asli dan fotokopi Keputusan Panitia Pemilihan tentang Penetapan Calon
Terpilih;
b. asli dan fotokopi berita acara jalanya pemungutan suara;

c. asli dan fotokopi berita acara hasil perhitungan surat undangan dan surat suara
dalam map tertutup.
d. asli dan fotokopi berita acara hasil penghitungan ulang surat suara dalam map
tertutup dan surat undangan (apabila terjadi penghitungan ulang)
e. asli dan fotokopi berita acara hasil penghitungan surat suara dalam map
terbuka;
f. asli dan fotokopi berkas persyarataan Calon Terpilih;

(3) Dalam hal Panitia Pemilihan tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), BPD menetapkan Calon Terpilih setelah berkordinasi dengan camat
dan pihak-pihak terkait.

BAB VI

PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU

Pasal 123

(1) Kepala Desa yang berhenti dan/atau diberhentikan dengan sisa masa jabatan lebih
dari satu tahun bupati mengangkat PNS dari pemerintah daerah kabupaten sebagai
penjabat kepala Desa sampai dengan ditetapkan kepala Desa antar waktu hasil
musyawarah Desa.
- 64 -

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lama
6 (enam) bulan sejak kepala Desa diberhentikan.
(3) Masa jabatan kepala Desa yang ditetapkan melalui musyawarah Desa terhitung
sejak tanggal pelantikan sampai dengan habis sisa masa jabatan kepala Desa yang
diberhentikan.

Pasal 124

(1) BPD membentuk panitia pemilihan kepala Desa antar waktu.

(2) Pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antar waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan pimpinan BPD.
(3) Panitia pemilihan kepala Desa antar waktu terdiri atas perangkat Desa dan unsur
masyarakat.
(4) Panitia pemilihan kepala Desa antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (3),
jumlahnya disesuaikan dengan beban tugas dan kemampuan anggaran pendapatan
belanja Desa.
(5) Panitia pemilihan kepala Desa antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (4)
bertanggungjawab kepada pimpinan BPD.
Pasal 125

(1) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat (3) melakukan
penjaringan dan penyaringan bakal calon kepala Desa antar waktu.
(2) Penyaringan bakal calon kepala Desa menjadi calon kepala Desa ditetapkan paling
sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon.
(3) Dalam hal jumlah calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang memenuhi
persyaratan lebih dari 3 (tiga) orang, panitia melakukan seleksi tambahan.
(4) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

a. memiliki pengalaman mengenai pemerintahan Desa;

b. tingkat pendidikan; dan/atau

c. persyaratan lain yang ditetapkan bupati.

(5) Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua) orang, panitia
pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama 7 (tujuh) hari.
(6) Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) orang
setelah perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), BPD menunda
pelaksanaan musyawarah Desa pemilihan kepala Desa sampai dengan waktu yang
ditetapkan oleh BPD.

Pasal 126

(1) Pemilihan kepala Desa antar waktu dilaksanakan melalui tahapan:

a. persiapan;

b. pelaksanaan; dan
- 65 -

c. pelaporan.

(2) Ketentuan tahapan pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlaku secara
mutatis mutandis terhadap Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
(3) Tahapan persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antar waktu oleh BPD paling lama
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak kepala Desa
diberhentikan;
b. pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa oleh Panitia Pemilihan
kepada penjabat kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat kepala Desa paling lama
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diajukan oleh Panitia
Pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa oleh panitia pemilihan
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari;
e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh Panitia
Pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari; dan
f. penetapan calon kepala Desa antar waktu oleh Panitia Pemilihan paling sedikit
2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan
pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak
dipilih dalam musyawarah Desa.
(4) Tahapan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD yang teknis


pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan;
b. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh musyawarah Desa
melalui musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;
c. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan dan peserta
musyawarah Desa melalui mekanisme musyawarah mufakat atau melalui
pemungutan suara yang telah disepakati oleh musyawarah Desa;
d. pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan kepada
musyawarah Desa; dan
e. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa.

(5) Peserta musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c melibatkan
unsur masyarakat.
(6) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berasal dari:

a. tokoh adat;

b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat;

d. tokoh pendidikan;

e. perwakilan kelompok tani;

f. perwakilan kelompok perajin;

g. perwakilan kelompok perempuan;

h. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;

i. perwakilan kelompok masyarakat miskin; atau


- 66 -

k. unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat


setempat.
(7) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf k diwakili paling
banyak 5 (lima) orang dari setiap dusun atau Rukun Warga.
(8) Jumlah peserta musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat
(5) dibahas dan disepakati bersama BPD dan pemerintah Desa dengan
memperhatikan jumlah penduduk yang mempunyai hak pilih di Desa yang
ditetapkan dengan keputusan BPD.
(9) Tahapan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melalui musyawarah Desa kepada BPD
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah musyawarah Desa mengesahkan
Calon Terpilih;
b. pelaporan Calon Terpilih hasil musyawarah Desa oleh ketua BPD kepada
bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan dari panitia
pemilihan;
c. penerbitan keputusan bupati tentang pengesahan pengangkatan Calon Terpilih
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan dari BPD; dan
d. pelantikan kepala Desa oleh bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan keputusan pengesahan pengangkatan Calon Terpilih dengan urutan
acara pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 127

(1) BPD menyampaikan laporan Calon Terpilih hasil musyawarah Desa kepada bupati.

(2) Bupati mengesahkan Calon Terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
keputusan bupati.
(3) Bupati wajib melantik Calon Terpilih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VII

KEPALA DESA, PERANGKAT DESA, PNS, PENJABAT KEPALA DESA DAN


BPD SEBAGAI CALON KEPALA DESA

Bagian Kesatu

Calon Kepala Desa dari Kepala Desa atau Perangkat

Pasal 128

(1) Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali diberi cuti sejak ditetapkan
sebagai Calon sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih.
(2) Selama masa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dilarang
menggunakan fasilitas pemerintah desa untuk kepentingan sebagai Calon.
(3) Dalam hal Kepala Desa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretaris Desa
melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa.
- 67 -

Pasal 129

(1) Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam Pemilihan diberi cuti terhitung sejak
yang bersangkutan terdaftar sebagai bakal calon sampai dengan selesainya
pelaksanaan penetapan calon terpilih.
(2) Tugas perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirangkap oleh
perangkat Desa lainnya yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

Bagian Kedua

Calon Kepala Desa dari PNS

Pasal 130

(1) PNS yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa harus mendapatkan izin
tertulis dari pejabat pembina kepegawaian.
(2) Dalam hal PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi
Kepala Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama
menjadi Kepala Desa tanpa kehilangan hak sebagai pegawai negeri sipil.
(3) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berhak mendapatkan tunjangan Kepala Desa dan penghasilan lainnya yang
sah.

Bagian ketiga

Calon Kepala Desa dari Penjabat Kepala Desa

Pasal 131

(1) Penjabat Kepala Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa harus
berhenti dari jabatannya sebagai penjabat kepala desa terhitung sejak yang
bersangkutan terdaftar sebagi bakal calon kepala desa.
(2) Dalam hal penjabat kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah PNS
maka berlaku juga ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130.

Bagian Keempat

Calon Kepala Desa dari BPD

Pasal 132

BPD yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa harus berhenti dari
keanggotaan BPD terhitung sejak yang bersangkutan terdaftar sebagi Bakal Calon.
- 68 -

BAB VIII

BIAYA PEMILIHAN

Pasal 133

(1) Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan Pemilihan dibebankan pada APBD
dan APB Desa.
(2) Biaya Pemilihan yang bersumber dari APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipergunakan untuk:
a. pembuatan surat suara dan kotak suara;

b. penjaringan dan penyaringan;

c. kampanye;

d. kelengkapan peralatan lainnya;

e. honorarium sub kepanitiaan kecamatan, Panitia Pemilihan dan Pantarlih;

f. honorarium BPD sebagai penanggung jawab;

g. honorarium KPPS; dan

h. biaya pelantikan.

(3) Besaran biaya penyelenggaraan Pemilihan yang bersumber dari APBD


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Bupati.
(4) Panitia Pemilihan mengajukan permohonan besaran bantuan keuangan biaya
penyelenggaraan pemilihan yang dilengkapi dengan persyaratan pengajuan
permohonan bantuan kepada bupati.
(5) Pengajuan besaran bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disesuaikan dengan jumlah DPS ditambah akres paling tiggi 2,5% (dua koma lima
persen) DPT yang diketahui oleh Camat.
(6) Persyaratan pengajuan permohonan bantuan biaya pemilihan yang bersumber dari
APBD harus dilengkapi dengan:
a. fotokopi Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

b. fotokopi Peraturan Desa tentang Pemilihan Kepala Desa;

c. proposal pengajuan bantuan biaya Pemilihan kepada bupati;

d. fotokopi surat keputusan Panitia Pemilihan tentang DPS Pemilihan yang


diketahui camat;
e. fotokopi surat keputusan BPD tentang pembentukan Panitia Pemilihan Kepala
Desa;
f. fotokopi surat keputusan camat tentang pembentukan Panitia Pengawas
Pemilihan Kepala Desa;
g. peta lokasi TPS;

h. fotokopi surat keputusan Panitia Pemilihan tentang Tata Tertib Pemilihan


Kepala Desa;
- 69 -

i. fotokopi Rekening Kas Desa;

j. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Pemerintah Desa;

k. fotokopi KTP-el Kepala Desa dan Kepala Urusan Keuangan;

l. fotokopi Surat Keputusan Kepala Dsea tentang Kepala Urusan Keuangan;

m. kuitansi dan Berita Acara Penerimaan Bantuan Keuangan bermeterai;

n. pakta integritas bermaterai;

o. surat Kepala Desa permohonan bantuan keuangan untuk Pemilihan;

p. surat rekomendasi camat.

(7) Biaya pemilihan yang dibebankan pada APB Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah biaya yang diperlukan untuk kebutuhan pada pelaksanaan
pemungutan suara.
(8) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan penerapan protokol kesehatan pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam rangka pelaksanaan
pemilihan.

BAB IX

STANDAR DAN KEBUTUHAN PERLENGKAPAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Pasal 134

(1) Standar dan kebutuhan perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar dan kebutuhan perlengkapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Bagian …….

Pembentukan dan Tugas Panitia Pengawas

Pasal ….

(1) Pengawasan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dilaksanakan oleh Panitia


Pengawas Pemilihan yang dibentuk dengan Keputusan Camat;

(2) Anggota Panitia Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

a. Forum Komunitas Pimpinan Kecamatan sebagai pengarah;


b. Sekretaris Kecamatan sebagai ketua;
c. Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan sebagai sekretaris;
d. Kepala Unit Satpol Kecamatan sebagai anggota; dan
e. 1 (satu) orang Perangkat Desa dari setiap Desa yang melaksanakan
pemilihan kepala desa sebagai panitia;

(3) Penentuan Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


- 70 -

ditetapkan dengan Keputusan Camat.

(4) Keputusan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada
Panitia Pemilihan tingkat Daerah dan Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Desa.

Pasal …..

(1) Panitia Pengawas Pemilihan mempunyai tugas, sebagai berikut:


a. mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa;
b. menerima laporan pelanggaran peraturan perUndang-Undangan
yang berkaitan dengan pemilihan Kepala Desa;
c. menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan Pemilihan
Kepala Desa;
d. menyampaikan laporan secara tertulis tentang sengketa yang timbul dalam
penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa kepada Panitia pemilihan Kepala Desa
tingkat Daerah.

(2) Pihak-pihak terkait wajib memberikan kemudahan kepada panitia pengawas


untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan per Undang-Undangan.

Pasal ….

Panitia Pengawas berkewajiban:


a. memperlakukan Calon Kepala Desa secara adil dan setara;
b. melakukan pengawasan pelaksanaan Pemilihan secara aktif;
c. melakukan mediasi/penyelesaian sengketa yang timbul dalam
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa; dan
d. menyampaikan laporan secara tertulis kepada Camat atas pelaksanaan
tugas pada akhir masa tugas;

Pasal …..

(1) Sebelum melaksanakan tugas, Ketua, Sekretaris dan Anggota Pantia


Pengawas Pemilihan mengucapkan sumaph/janji yang dipandu oleh Camat yang
dilakukan secara serentak sebagai berikut;

“Demi Allah /Tuhan, saya bersumpah/berjanji, bahwa saya akan memenuhi tugas
dan kewajiban saya sebagai Panitia Pengawas Pemilihan dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Replublik Indonesia Tahun 1945.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas akan bekerja dengan sungguh-sungguh,
jujur, adil dan cermat demi sukseksnya pemilihan kepala desa, kepentingan Negara
daripada kepentingan pribadi atau golongan”.

(2) Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa mulai melaksanakan tugas sejak
mengucapkan sumpah dan berakhir sampai dengan pelantikan Kepala Desa terpilih.

(3) Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa dibentuk paling lambat sebelum
pendaftaran pemilihan dan tugasnya berakhir 7 (tujuh) hari setelah pengucapan
sumpah/janji Kepala Desa.

BAB …..
- 71 -

MEKANISME PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Bagian Kesatu Mekanisme Pengaduan

Pasal …..

(1) Pelanggaran pada setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa dilaporkan kepada
Panitia Pengawas Pemilihan oleh masyarakat maupun Calon Kepala Desa atau Tim
Kampanye;
(2) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan secara lisan atau
tertulis, meliputi:
a. Nama dan alamat pelapor;
b. Waktu dan tempat kejadian perkara;
c. Nama dan alamat pelanggar;
d. Nama dan alamat saksi-saksi;
e. Uraian kejadian.
(3) Laporan sebagimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
Panitia Pengawas selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya pelanggaran;
(4) Tata cara pelaporan diatur lebih lanjut oleh Panitia Pengawas Pemilihan.

Pasal …..

(1) Panitia Pengawas Pemilihan mengkaji setiap laporan yang diterima;


(2) Panitia Pengawas Pemilihan memutuskan untuk menindak lanjuti atau
sebaliknya laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lama 7 (tujuh) hari sejak
laporan diterima;

(3) Dalam hal Panitia Pengawas Pemilihan memerlukan keterangan tambahan


dari pelapor untuk melengkapi laporan putusan sebagaimana dimaksud ayat (2)
paling lama 14 (empat belas) hari sejak laporan diterima;
(4) Dalam hal laporan yang bersipat sengketa dan tidak mengandung unsur
pidana, diselesaikan oleh Panitia Pengawas Pemilihan;
(5) Dalam hal laporan yang bersifat sengketa yang mengandung unsur pidana,
penyelesaiannya diteruskan kepada aparat penyidik;
(6) Laporan yang mengandung unsur pidana sebagaimana dimaksud ayat (5)
yang telah memperoleh putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, yang berakibat Calon Kepala Desa Terpilih tidak memenuhi persyaratan
ditindak lanjuti dengan Pembatalan Pemilihan oleh Panitia Pemilihan.

Bagian Kedua Penyelesaian Sengketa

Pasal ….

(1) Panitia Pengawas Pemilihan menyelesaikan sengketa sebagaimana


dimaksud pasal 53 ayat (4) dilakukan melalui:
a. Mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa melakukan musyawarah
untuk mencapai kesepakatan;
b. Dalam hal tidak mendapat kesepakatan sebagaimana dimaksud huruf a,
Panitia Pengawas Pemilihan membuat keputusan.
(2) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lambat 14
(empat belas) hari sejak pihak-pihak yang bersengketa dipertemukan.

Pasal ……
- 72 -

(1) Penyidikan terhadap sengketa yang mengandung unsur pidana yang diatur
oleh peraturan desa ini dilakukan sesuai dengan kitab Undang Undang Hukum
Acara Pidana;
(2) Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) diselesaikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 134

Hal-hal yang mengatur terkait Protokol Kesehatan pada Pasal …. sampai dengan……
disesuaikan situasi dan kondisi.

Pasal 135

Dengan berlakunya Peraturan Desa Rancaekek Kulon Nomor 2 Tahun 2023 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa Rancaekek Kulon
pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 maka Peraturan Desa Rancaekek Kulon
Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberhentian
Kepala Desa Rancaekek Kulon dinyatakan tidak berlaku.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 136

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini


dalam Lembaran Desa Rancaekek Kulon.

Ditetapkan di Rancaekek Kulon


pada tanggal ……………… 2023
KEPALA DESA RANCAEKEK KULON
- 73 -

…………………………

Diundangkan di Rancaekek Kulon


pada tanggal ……………… 2023
SEKRETARIS DESA RANCAEKEK KULON

……………………

LEMBARAN DESA RANCAEKEK KULON TAHUN ………… NOMOR ………………

Anda mungkin juga menyukai