Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan dan kehutanan. Kelima sektor pertanian tersebut bila ditangani lebih serius sebenarnya akan
mampu memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia mendatang,
salah satu penanganannya yaitu dengan perkembangan perekonomian pada bisnis pertanian agrobisnis
(Soekarwati, 2000:4). Agribisnis merupakan bentuk usaha menambah nilai dari produk pertanian
sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari produk pertanian sebelum diolah. Produk-produk agribisnis
yang merupakan produk yang tidak terlalu banyak membutuhkan modal tetapi dapat menyerap beberapa
tenaga kerja disekitarnya. Kontribusi olahan produk pertanian akan lebih terasa bagi perekonomian jika
telah dikelola dengan jumlah yang cukup besar atau dikelola secara industri (Soekarwati, 2003:27)..
Industrialisasi pertanian dikenal dengan nama agroindustri, dimana agroindustri dapat menjadi salah satu
pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di
pedesaan serta mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat yang hidup di pedesaan. Sektor
industri pertanian merupakan suatu sistem pengelolaan secara terpadu antara sektor pertanian dengan
sektor industri guna mendapatkan nilai tambah dari hasil pertanian. Agroindustri merupakan usaha untuk
meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses
modernisasi pertanian. Modernisasi di sektor industri ini dalam skala nasional dapat meningkatkan
penerimaan nilai tambah sehingga pendapatan ekspor akan lebih besar (Saragih, 2004).
Salah satu bentuk industri kecil yang berkembang di Indonesia adalah di bidang pangan.Keberadaan
industri pangan di Indonesia dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak serta mampu
mendorong berdirinya industri penunjang seperti industri pengolahan makanan dan industri kemasan.
Selain berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian juga berperan sebagai penghasil
bahan baku industri dan sebagai penyumbang pendapatan nasional (Mubyarto, 1994:5).

Di Indonesia,jenis olahan laut yang cukup khas yang sering diolah oleh masyarakat adalah Ikan kape-
kape (Psenes sp) merupakan salah satu jenis ikan tropis pelagis kecil yang ditemukan di perairan laut
dangkal. Ikan kape-kape potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan bergizi tinggi. Ikan kape
kape juga mengandung komponen asam lemak omega-3 dalam jumlah yang cukup tinggi. Ikan ini,
biasanya di olah menjadi sayur atau sambal, namun kami berusaha mengolah makanan ini menjadi
makanan selingan, atau camilan untuk kalangan menengah kebawah.

Menurut Anoraga (2004:44), peran penting usaha kecil selain sebagai wahana utama dalam penyerapan
tenaga kerja, juga sebagai penggerak roda ekonomi serta pelayanan masyarakat. Di sektor-sektor penting
dalam perekonomian Indonesia, usaha kecil mendominasi kegiatan usaha, karena di sektor pertanian,
lebih dari 99% kegiatan usaha dilakukan oleh pengusaha kecil. Menurut Sastrosoenarto (2006:277)
permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri kecil sampai saat ini dari segi
pengusaha/pengrajinnya adalah (1) kurangnya pengetahuan para pengusaha/pengrajin akan permintaan
pasar yang meliputi jenis produk, mutu, jumlah, waktu penyerahan dan harga yang diinginkan, (2)
kurangnya pengetahuan mengenai sistem produksi, sistem manajemen termasuk keuangan dan
pemasaran.Pada umumnya tujuan suatu usaha adalah untuk memperoleh laba, dan besar kecilnya laba
yang dicapai dapat mengukur kemajuan atau perkembangan usaha tersebut dalam menjalankan
fungsinya(Tunggal, 1997:21). Setiap pengusaha yang menjalankan kegiatan usahanya tentu
mengharapkan agar usahanya dapat memperoleh keuntungan dan adanya keberlanjutan usaha.Untuk itu
dibutuhkan analisis usaha agar usaha tersebut dapat mengetahuitingkat keuntungan yang dapar
diperolehnya serta memberikan gambaran untuk melakukan perencanaan jangka panjang Dengan adanya
analisis usaha tersebut pengusaha bisa mengambil kebijakan untuk usahanya baik dalam 4 jangka pendek
maupun jangka panjang, untuk pengembangan usaha tersebut.Analisis usaha tidak hanya menkaji apakah
usaha tersebut menguntungkan secara akuntansi, tetapi juga mengambarkan keadaan usaha berdasarkan
aspek sumberdaya, aspek produksi dan juga aspek pemasarannya, sehingga penting dilakukannya analisis
terhadap suatu usaha(Rahardi, dkk, 2007:66).

BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN

Tujuan kami memilih usaha ini yaitu :

1. Mencari keuntungan
2. Menarik minat konsumen pada makanan kami

KEUNGGULAN

Keunggulan dari produk ini yaitu :

1. Merupakan makanan baru dari segi bentuk dan penyajian


2. Keunikan dari produk itu sendiri karena masih jarang ditemukan
3. Bahan baku yang sehat dan higenis
4. Produk frozen food yang tahan lama jika disimpan di kulkas

ANALISA SWOT

Setiap kegiatan untuk memulai usaha, saya harus mengukur kemampuan saya terhadap lingkungan atau
pesaing, yaitu melalui analisis SWOT :

1. Strength ( kekuatan )
Kekuatan dari produk ini yaitu :

1. Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat.


2. Merupakan hal baru dalam jenisnya.
3. Bentuk dan cara penyajian yang praktis.
4. Bahan baku produk yang terjamin dan higienis.
5. Weakness ( kelemahan )
6. Dapat dikirim ke seluruh wilayah Indonesia.

Kelemahan dari produk ini yaitu :

1. Tidak dapat bertahan lama jika disimpan di suhu yang panas.


2. Produknya mudah ditiru.
3. Opportunity ( peluang )

Peluangnya yaitu :

1. Tempat strategis.
2. Fasilitas yang cukup memadai.

Threath ( ancaman )
1. Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga yang tidak terlalu mahal.

ANALISA 4P

1. Product ( produk )
Produk yang dijual adalah “ Bakso Kelereng ” yang merupakan makanan selingan sehari – hari.

2. Price ( harga )
Harga perporsi Rp 13.000 karena harga ini sangat terjangkau dan relatif murah.

3. Promotion ( promosi )
Dalam melakukan promosi produk ini, kami menyebarkan brosur kepada masyarakat dengan harga
promosi sebesar Rp 11.000 selama satu minggu.

4. Place ( tempat )
Tempat yang dipilih yaitu di jalan Bandar raya, rawa makmur, karena tempat ini strategis dimana mudah
dijangkau oleh konsumen.

ASPEK KEUANGAN

1. Aspek Modal
Bahan baku :

 Ikan kape-kape 1 kg Rp  60.000


 Tepung kanji 1,5 kg Rp   10.000
 Bawang putih Rp   17.000/kg
 Penyedap rasa Rp   28.000/kg
 Garam Rp    6.000
 Merica bubuk Rp   10.000
Jumlah                                          Rp.     131.000

Bahan tambahan :

 Mie Bihun Rp     3.000/kg


 Kecap asin Rp   12.000/btl
 Saus tomat Rp   11.000/kg
 Saus cabai Rp    24.000/kg
 Cabai bubuk Rp   35.000/kg

Jumlah                                                 Rp 85.000

Jumlah total bahan baku + tambahan                                      Rp 216.000

2. Peralatan
 Gerobak bakso Rp 1.500.000
 Kompor dan tabung gas Rp   500.000
 Mangkok Rp   100.000
 Perlengkapan lainya Rp   300.000
Jumlah                                                                                     Rp 2.400.000

BIAYA-BIAYA

Biaya Produksi                                    Rp     216.000

Biaya Gaji                                           Rp 1.500.000

Biaya Advertasi                                  Rp    300.000

Biaya Transportasi                              Rp      25.000

Biaya Listrik, Air                                Rp    150.000

Biaya Lain-lain                                    Rp    150.000

Perhitungan Keuntungan

Analisa perhari terjual 40 mangkuk

Penjualan perhari                                             40 x Rp 13.000           =    520.000

Penjualan dalam 1 bulan                                 30 x Rp 520.000         = 15.600.000

Potongan penjualan     40 x Rp 2000  =     80.000

Pot dalam satu minggu 7 x Rp 80.000                                   =    (-560.000)

Penjualan bersih                                                          Rp 15.040.000 


REAL BISNIS PLAN
Strategi pemasaran
Telah banyak jenis bakso yang bisa dijumpai di berbagai tempat di Indonesia. Namun dari sekian banyak
tempat, membuat lebih banyak pilihan dan kurang variatif karena rasa, bentuk yang kurang menarik. Oleh
sebab itu, masyarakat harus tau tentang keberadaan produk kami. Untuk itu, kami telah menyusun strategi
pemasaran. Tahapan-tahapannya sebagai berikut:

1. Pengembangan produk
Bakso memang telah banyak dijumpai di berbagai tempat di Indonesia, namun kami memberikan rasa
yang berbeda dan tampak lebih menarik serta lebih unik dengan cara penyajian yang baru. Bakso
kelereng ini akan menambah cita rasa baru di dunia kuliner. Dengan adanya Bakso kelereng, diharapkan
akan menambah variasi bakso baru.

1. Pengembangan wilayah pemasaran


Area pemasaran utama adalah di sekitar daerah tempat tinggal kami. Contohnya di Jalan bandaraya.
Promosi dilakukan melalui brosur-brosur, media social, sampai pada tingkat yang lebih tinggi

1. Kegiatan promosi
Promosi merupakan bagian dari proses pemasaran. Promosi sangat mempengaruhi kelancaran dan
keberhasilan suatu usaha. Kami melakukan promosi produk kami pada tahap awal melalui brosur dan dari
mulut ke mulut. Selanjutnya dilakukan juga promosi melalui media sosial yang kini marak di dunia maya.

2. Strategi Produksi
Kami memproduksi bakso yang belum ada dipasaran. Kami juga memberikan rasa bakso yang menarik
kepada konsumen. Kami berusaha menciptakan suatu pembaharuan di dunia makanan khususnya bakso.
Proses produksi kami dilakukan sewaktu-waktu saja, namun berjalan terus menerus selama bisnis
berjalan.

3. Strategi Penetapan Harga


Harga merupakan suatu variabel yang mempunyai peranan penting dalam dunia bisnis. Harga
menunjukkan level dari suatu produk juga menjadi acuan tentang bagaimana produk itu seharusnya bila
dilihat dari harganya. Harga yang kami tawarkan di sini, kami sesuaikan dengan sasaran kami yaitu para
masyarkat menengah ke bawah. Harga kami sesuaikan dengan bahan dan berbagai variable lain. Kami
akan mengutamakan kualitas makanan, dan tidak hanya berfokus mengambil keuntungan semata.

4. Rencana Pengembangan Produksi


Rencana-rencana pengembangan produksi kami antara lain:

1. Memperluas wawasan dibidang makanan khususnya Bakso


2. Menemukan dan menciptakan cara penyajian bakso
3. Memperluas berbagai cita rasa bakso
4. Meningkatkan produksi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bakso kereleng merupakan suatu jenis makanan yang kami buat dengan memberikan variasi rasa
dan bentuk yang unik serta baru. Produk kami ini selain bentuk dan cara penyajiannya yang unik,
tentunya juga menyehatkan. Proses pemasaran pada tahap awal kami lakukan melalui mulut ke
mulut dan brosur, lalu tahap selanjutnya dilakukan melalui media sosial seperti blog,
facebook,instagram,tik-tok, twitter. Harga yang kami tetapkan cukup terjangkau oleh masyarakat
menengah ke bawah.

Anda mungkin juga menyukai