Anda di halaman 1dari 2

Kisah Nabi Yunus

Nama Yunus disebutkan sebanyak empat kali dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam) dan kisahnya
disebutkan dalam Surah Yunus (10): 98, Al-Anbiya' (21): 87-88, Ash-Shaffat (37): 139-148, dan
Al-Qalam (68): 48-50. Dalam Alkitab (kitab suci Kristen), kisah Yunus disebutkan pada Kitab
Yunus (Yonah) di Perjanjian Lama dan dalam Matius 12: 38-41 dan Lukas 11: 29-32 di
Perjanjian Baru. Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi), kisah Yunus disebutkan dalam Kitab Dua
Belas (Trei Asar).
Meski memiliki inti yang sama, kisah Yunus dalam tradisi Islam dan Alkitab memiliki beberapa
perbedaan dalam urutan kronologi. Tradisi Muslim biasanya menyebutkan bahwa Yunus
berdakwah dulu, kemudian dia pergi dan naik ke kapal karena seruannya ditolak, kemudian
dibuang ke laut dan ditelan ikan. Alkitab mencatat bahwa Yunus diperintahkan ke Niniwe, tapi
melarikan diri ke kapal dan kemudian ditelan ikan. Setelah dimuntahkan, Yunus pergi ke Niniwe
dan menyeru penduduknya.
Awal kisah
Disebutkan bahwa Allah memerintahkan Yunus untuk pergi ke kota Niniwe atau Ninawa (Irak)
untuk menyeru penduduknya yang senang berbuat jahat. Al-Qur'an menjelaskan bahwa Yunus
keluar dalam keadaan marah. Sebagian ulama menafsirkan ayat tersebut bahwa Yunus keluar
dari Niniwe dengan marah lantaran penduduknya tidak menerima seruan Yunus. Lantaran
pembangkangan mereka, Yunus memberi ancaman bahwa mereka akan ditimpa azab. Setelah
Yunus keluar, barulah para penduduk sadar dan bertobat. Sebagian versi menambahkan bahwa
setelah Yunus keluar, langit mulai menjadi gelap yang menjadi pertanda kedatangan azab yang
telah diancamkan. Para penduduk ketakutan dan akhirnya bertobat, sehingga azab tidak jadi
menimpa mereka. Yunus sendiri naik perahu setelah keluar dari Niniwe. Ada ulama yang
berpendapat bahwa Yunus naik ke kapal sebelum pergi ke Niniwe.
Alkitab menyebutkan bahwa Yunus naik kapal sebelum pergi ke Niniwe. Dia diperintahkan
Tuhan menyeru penduduk Niniwe, tetapi justru melarikan diri dari "kehadiran Tuhan" dengan
pergi ke Jaffa (terkadang diterjemahkan menjadi Joppa atau Joppe), dan berlayar menuju Tarsis
Ikan
Setelah menaiki kapal, sebuah badai besar muncul dan para awak kapal, menyadari bahwa badai
tersebut bukanlah badai biasa, membuang undi dan mendapati bahwa Yunus yang membawa
malapetaka kepada mereka. Yunus mengakuinya dan mengatakan bahwa apabila ia dibuang ke
laut, badainya akan berhenti. Awak kapal menolak melakukan hal tersebut dan mereka terus
mendayung, tetapi semua upaya mereka gagal dan akhirnya mereka terpaksa membuang Yunus
ke laut. Hasilnya, badai reda dan awak kapal memberikan persembahan kepada Tuhan. Ajaibnya,
Yunus selamat karena ia ditelan seekor ikan raksasa, dan ia menghabiskan tiga hari tiga malam
di dalam perut ikan tersebut. Selama berada di dalam perut ikan tersebut, Yunus berdoa pada
Tuhan dalam penderitannya dan berjanji akan memberi persembahan dan membayarkan apa
yang telah dijanjikannya. Tuhan lalu memerintahkan ikan tersebut untuk memuntahkan Yunus
keluar.
Al-Qur'an menyebutkan bahwa saat berada dalam ikan, Yunus bertobat dan berdzikir, "Tiada
Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang yang zalim." Disebutkan
bahwa bila dia tidak berdzikir pada Allah dan memohon ampun atas kesalahannya, Yunus akan
ditempatkan dalam ikan tersebut sampai hari kebangkitan. Ahli sejarah Persia abad kesembilan
Ath-Thabari menyatakan bahwa meskipun Yunus berada di dalam ikan, "tidak ada tulang atau
bagian tubuhnya yang cedera". Ath-Thabari juga menuliskan bahwa Allah membuat badan ikan
tersebut tembus pandang, sehingga memungkinkan Yunus melihat "keindahan laut dalam "dan
bahwa Yunus mendengar semua ikan memuji Allah.
Setelah beberapa waktu dalam ikan, Yunus dimuntahkan di tanah tandus dalam keadaan sakit.
Allah kemudian menumbuhkan tanaman yang disebut yaqthinah untuk Yunus. Sebagian ulama
menafsiran bahwa yaqthinah adalah tumbuhan sejenis labu.

Anda mungkin juga menyukai