Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PERAWATAN ANAK

DENGAN BRONKOPNEUMONIA

1.1 Latar Belakang


Bronkopenumonia merupakan radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada
bronkus sampai dengan alveolus paru. Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada
anak kecil dan bayi, biasanya sering disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia dan
Hemofilus influenza yang sering ditemukan pada dua pertiga dari hasil isolasi.
Berdasarkan data WHO, kejadian infeksi pneumonia di Indonesia pada balita
diperkirakan antara 10-20% pertahun (Andy Samuel., 2014)
Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. penyakit ini
meyumbang 16% dari seluruh kematian anak dibawah 5 tahun, yang menyebabkan
kematian pada 920.136 balita, atau lebih dari 2500 per hari, atau diperkirakan 2 anak
balita meninggal setiap menit pada tahun 2018 (WHO., 2019) dalam (Kementrian
Kesehatan RI,2020). Berdasarkan data laporan rutin subdik ISPA tahun 2018, didapatkan
penemuan insiden Bronkopnemunia (per 1000 balita) Indonesia sebesar 20,54
( Kementrian Kesehatan RI,2020). Di Indonesia,cakupan penemuan kasus
Bronkopnemonia pada balita dari tahun 2016-2019 mengalami peningkatan dari 94,12%
menjadi 97,30% Kementrian Kesehatan RI, 2020.
Prevelensi Bronkopnemonia berdasarkan data dinas kesehatan provinsi
Maluku 2014 kasus Bronkopnemonia pada balita yang ditemukan dan ditangani
sebanyak 599 kasus dengan prsentasi 3,64%. ( Dinkes Prov.Maluku, 2014)
Sub tema bentuk pemberdayaan dalam hasil penelitian ini mencakup intervensi
yang memudahkan jalan nafas seperti menepuk nepuk dada atau punggung, mengukur
suhu, mengompres, memberikan makanan melalui NGT, memberi obat yanmg diminum,
memberi Inhalasi, mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta memandikan. sub tema ini
menjelaskan bahwa bentuk pemberdayaan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi pasien.
pada penelitian ini yang menjadi focus adalah pasien Bronkopnemonia yang merupakan
penyakit akut yang kondisinya berbeda dengan artikel lain yang lebih focus terhadap
penyakit kronik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam Karya Ilmiah Akhir Ners ini
adalah “Bagaimanakah penerapan pemberdayaan keluarga dalam perawatan anak dengan
Bronkopnemonia dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif di Ruang Anak RSU Al Fatah?

1.3 Tujuan
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ( KIA-N) bertujuan untuk mengetahui Asuhan
keperawatan pada anak Bronkopneomonia dengan bersihan jalan nafas tidak efekti di Ruang
Anak RSU Al Fatah

1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang perawatan anak serta dapat digunakan sebagaai data dan
bahan tambahan untuk penelitian selanjutnya dengan metode inovasi yang berbeda.
LITERATUR RIVIEW

JURNAL I
Judul: Batuk Efektif Untuk Mengurangi Sesak Nafas Dan Secret Pada Anak Dengan Diagnose
Bronkopnemonia tahun 2022

Metode : tahapan asuhan keperawatan berupa pengkajian analisa data rencana keperaawatan
implementasi dan evaluasi

Tujuan : bertujuan untuk mengontrol frekuensi dan secret dapat dikeluarkan dengan optimal

Sampel : pasien anak dengan sesak

Populasi : semua pasien anak dengan sesak

Hasil : dari intervensi yang diberikan pada anak M dengan terapi batuk efektif terhadap
pengaaruh dalaam pengeluaran sekrresi dan penurunan sesak nafas, pasien tidak
dapaat mengeluarkan secret dan sesak nafas, setelaah dilakukaan intervenssi pasien
dapaat mengeluaarkaan secret dan sesak nafas berkurang

intervensi : fisioteraapi dada, batuk efektif, dan inhalasi nebulizer

JURNAL II

Judul : pemberdayaan keluarga pada anak dan balita pneumonia di RS: Presepsi perawat anak
dan keluarga

Metode : penelitian collaize

Tujuan : untuk mengeksplorasi tentang pemberdaayaan keluarga selama anaak di rawat di Rs


dari sudut pandang peraawaat anaa\k dan keluarga

Sampel : yang dipakaai 12 orang 6 orang perawaat anak dan 6 keluargaa anak balita yang
dirawat

Hasil: adalah 3 tema Yaitu pemaahaaman pemberdaayan keluaarga, prosess pemberdayaan


keluarga, dan daampaak pemberdayan keluarga
GAMBARAN KASUS

An.S 5 tahun mengalaami demam tinggi sebelum masuk RS demam naik turun sepanjang
hari disertai batuk berdahak dan pilek dahak berwarna putih bercampur darah, batuk lebih
sering kambuh saat pasien tidur dimalam hari selang satu hari setelah demam batuk,
batuk dan pilek muncul. pasien terlihat sesak dan nafasnya terengah engah, sesak terlihat
terus menerus tidak disertai suara mengi dan mengorok. pasien jadi kurang minum ASI
nya karena sesak bertaambah parah. Ibu pasien membawa pasien ke RS terdapat riwayat
muntah, BAB cair dan penurunan kesadaran selama demam, riwayat BAK normal.
Pemeriksaan fisik, Nadi 112x/ menit, Respirasi 30 x/menit, Suhu 38,5, BB 20 kg, Bibir
tampak kering, tampak sianosis, suara nafas tambahan halus nyaring ronchi (+).pasien
mengalami demam yang cukup tinggi, ayah pasien mengatakan anaknya mengalami
kesusahan dalam bernafas, hasil pemeriksaan fisik menunjukan keadaan umum cukup,
setelah dilakukan asuhan keperawaataan intervensi berupa Monitor TTV Monitor suara
napas tambahan Menganjurkan ibu memberikan minum selagi hangat,Mengajarkan ibu
untuk vibrasi dada anak Pemberdayaan keluarga dalam perawatan anak dengan
bronkopneumonia Kolaborasi.
PEMBAHASAN

Sebelum diberikan tindakan intervensi berupa Monitor TTV Monitor suara napas tambahan
Menganjurkan ibu memberikan minum selagi hangat,Mengajarkan ibu untuk vibrasi dada anak
Pemberdayaan keluarga dalam perawatan anak dengan bronkopneumonia Kolaborasi pasien
mengalami demam yang tinggi daan sesak.

setelah diberikan tindakan intervensi berupa Monitor TTV Monitor suara napas tambahan
Menganjurkan ibu memberikan minum selagi hangat,Mengajarkan ibu untuk vibrasi dada anak
Pemberdayaan keluarga dalam perawatan anak dengan bronkopneumonia Kolaborasi, keadaan
pasien cukup membaik dan demam mulaai menurun dan sudah tidak sesak lagi

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Asuhan keperawatan pada anak dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif
mengalami demam yang tinggi dan sesak. saat akan dilakukan tindakan intervensi berupa
Monitor TTV Monitor suara napas tambahan Menganjurkan ibu memberikan minum
selagi hangat,Mengajarkan ibu untuk vibrasi dada anak Pemberdayaan keluarga dalam
perawatan anak dengan bronkopneumonia Kolaborasi.Sesak dan demam pada anak mulai
membaik.
2. Menerapan pemberdayaan keluarga dalam perawatan anak dengan Bronkhopneumonia
dapat dipahami oleh keluarga maupun perawat anak. hambatan dalam penerapan teori ini
adalah bersifat umum, dan tidak ada respon baik anak maupun orang tua.
SARAN

1. Pemberdayaan keluarga dalam perawatan anak dengan Bronkhopneumonia yang bersifat


umum dan dapat di kembangkan lebih lanjut dalam memberikan asuhan keperawatan
pada anak.
2. Pengkajian sampai evaluasi pada anak dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efeltif
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Pemberian asuhan khususnya perawat dapat memberi respon juga terhadap respon yang
ditunjukan oleh orang tua dengan melaksanakan peran perawat khusunya sebagai advokat
dan pendidik disamping sebagai asuhan.

Anda mungkin juga menyukai