Anda di halaman 1dari 18

DENTAL SIDE TEACHING

ALVEOLEKTOMI

A. KASUS
Pasien datang dengan keluhan gusi bagian atas terasa tajam dan sakit saat ditekan sehingga
mengganggu kenyamanan pasien terutama saat makan. Tonjolan tulang mulai dirasakan ±5
bulan sejak gigi-gigi tanggal dengan sendirinya. Pasien belum pernah memeriksakan keadaan
tersebut ke dokter gigi dan belum pernah mengkomsumsi obat anti nyeri.

B. KARTU STATUS
REKAM MEDIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI UNSRAT
Jln. DR.Soetomo Manado 95122

Operator : Elda T. Langi Kartu status : M.21541


Tanggal : 18 September 2018

Status Umum Pasien


1. Data Pasien/pribadi
Nama : Daniel Matindas
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 69 Tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Teling Atas (Kampung baru)
No.Telp : 0813 4045 5287
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP

2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gusi bagian atas terasa tajam dan sakit saat ditekan
sehingga mengganggu kenyamanan pasien terutama saat makan.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 1


b. Riwayat Perjalanan Penyakit
Tonjolan tulang mulai dirasakan ±5 bulan sejak gigi-gigi tanggal dengan sendirinya.
Pasien belum pernah memeriksakan keadaan tersebut ke dokter gigi dan belum pernah
mengkomsumsi obat anti nyeri.
c. Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut
Pasien belum pernah memeriksakan gigi dan mulut ke dokter gigi.
d. Riwayat Kesehatan Umum
Pasien tidak pernah di rawat di rumah sakit akibat kelelahan fisik.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah : -
Ibu :-
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Istri : Petani
Pasien : Petani

3. Kondisi Sistemik
Golongan Darah : O
Keluhan/Gejala
Nama Penyakit Ket.
Ya Tidak

Penyakit jantung 

Hipertensi/Hipotensi 

Kelainan darah 

Hemophilia 

Diabetes mellitus 

Penyakit ginjal 

Hepatitis 

Penyakit pernafasan 

Kelainan pencernaan 

Epilepsi 

HIV/AIDS 

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 2


Alergi obat 

Alergi makanan 

Hamil/menyusui 

Lain-lain

4. Keadaan umum
Pasien dalam keadaan baik, sehat, kooperatif dan komunikatif saat datang memeriksakan
giginya.

5. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 60 kali/menit
c. Pernafasan : 20 kali/menit

Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 161 cm

Pemeriksaan Ekstra Oral


Fasial Neuromuscular K.Ludah K.Limfe Tl.Rahang TMJ

Deformitas - - - - - -

Nyeri - - - - - -

Tumor - - - - - -

Gangguan
- - - - - -
Fungsi

Deskripsi lesi/kelainan lain : T.A.K

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 3


Pemeriksaan Intra Oral
Torus Palatinus : Tidak ada
Torus Mandibula : Tidak ada
Palatum : Dalam
Supernumerary teeth : Tidak ada
Diastema : Tidak ada
Gigi anomali : Tidak ada
Gigi tiruan : Ada
Oral Hygiene/OHI-S Index : Tidak dapat diukur
Lainnya : T.A.K

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 4


Odontogram

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

Keterangan:
18 : Missing 28 : Unerupted
17 : Missing 27 : Missing
16 : Missing 26 : Missing
15 : Mobile °1 25 : Missing
14 : Mobile °1 24 : Missing
13 : Missing 23 : Mobile °2
12 : Mobile °1 22 : Missing
11 : Missing 21 : Missing

41 : Missing 31 : Missing
42 : Missing 32 : Missing
43 : Missing 33 : Missing
44 : Missing 34 : Mobile °3
45 : Missing 35 : Missing
46 : Missing 36 : Missing
47 : Missing 37 : Mobile °2
48 : Missing 38 : Missing

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 5


Indeks Karies Gigi
D :0
M : 26
F :0
DMF-T : 26

6. Pemeriksaan Penunjang Roentgen


Tidak dilakukan

 Gambaran Klinis

Foto intraoral daerah Alveolar ridge mandibulary regio anterior

 Gejala subjektif:
Rasa sakit (nyeri) ada
 Pemeriksaan objektif:
Perkusi (-), palpasi (+), Sondasi (-)
 Diagnosis klinik
Eksositosis pada Alveolar ridge labio maxillary
 Rencana perawatan
Alveolektomi
 Prognosis
Baik, karena keadaan umum pasien baik, dan pasien kooperatif dan komunikatif.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 6


C. PROSEDUR PERAWATAN
1. Alat dan Bahan yang diperlukan
Alat yang diperlukan :
a. 1 set pakaian OK (pakaian, penutup kepala, lateks glove, sendal)
b. Masker, penutup dada, gelas kumur
c. Diagnostic set kaca mulut, sonde, ekscavator, pinset, nierbekken
d. Syringe disposable 3cc dan 5cc
e. Scaple handle no. 3 dan scalpel blade no. 15
f. Needle Holder
g. Standard suture scissors
h. Suture needle
i. Suture material black silk 4-O
j. Dappen glass
k. Mangkok melamin
l. Saliva ejector
m.Pinset chirurgies
n. Raspatorium
o. Bone file
p. Knable tang

Bahan yang diperlukan :


a. Cotton pellet dan tampon steril
b. Povidon iodine
c. Larutan saline (NaCl)
d. Aquades steril
e. Alkohol 70%
f. lidocain 2ml
g. Hemiseal/ hemospon
2. Tahapan Perawatan
 Indikasi dan pengisian kartu status
Pengisian kartu status dilakukan di rumah sakit gigi dan mulut PSPDG FK
UNSRAT dengan pemeriksaan awal meliputi anamnesa, pemeriksaan intra
oral dan ekstra oral serta foto keadaan mulut pasien. Selanjutnya pasien
diindikasikan untuk dilakukan perawatan alveolektomi.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 7


Instruktur: drg. Cristianto Kowel
Tanggal: 18 september 2018
 Dental Side Teaching

 Tahap Alveolektomi
Prosedur tindakan alveolektomi yaitu sebagai berikut :
 Persiapkan alat dan bahan
 Informed Consent
 Mengukur tekanan darah pasien
 Tindakan asepsis baik bagi operator, asisten dan pasien
 Desinfeksi daerah kerja dengan menggunakan cotton pellet yang telah ditetesi
povidon iodine
 Selanjutnya lakukan anestesi pada regio yang akan dilakukan alveolektomi. Teknik
anestesi yang dipakai ialah anestesi infiltrasi.
 Setelah dianestesi, tunggu 2-3 menit, kemudian dilakukan tes sensasi dengan
sonde pada area tersebut, jika tes sensasi negatif maka prosedur bedah
alveolektomi dapat dilanjutkan.
 Tahap selanjutnya yaitu pembukaan flap. Teknik full thickness / mukoperiosteum
akan dilakukan pada area tersebut dengan menggunakan scalpel; jenis flap
envelope dengan perluasan ke mesial dan distal. Insisi dilakukan dengan insisi
pada puncak alveolar area yang akan dikerjakan. Prosedur ini dilakukan untuk
memisahkan mukoperiosteal dan tulang. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
lapang pandang yang baik, jalan masuk alat yang cukup dan trauma seminimal
mungkin.
 Pengambilan tulang dilakukan dengan menggunakan knabel tang, saat
pengambilan tulang harus diikuti dengan melakukan irigasi larutan saline,
kemudian tulang dihaluskan dengan menggunakan bone file. Lalu lakukan
pengecekan kembali dengan menggunakan jari telunjuk apakah masih ada bagian
alveolar yang tajam lalu di kuret menggunakan spoon eskavator.
 Selanjutnya lakukan reposisi pada flap kembali, ratakan jaringan lunak kembali
ketempatnya dengan jari telunjuk, sebelum dilakukan penjahitan, flap dibersihkan
dengan menggunakan aquades kembali agar sisa tulang terbuang serta diirigasi
kembali dengan povidon iodine.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 8


 Tahap selanjutnya yaitu penjahitan. Penjahitan dimulai dari bagian mesial regio
Alveolar ridge labially maxillary terlebih dahulu kemudian diikuti bagian yang
lainnya. Teknik suturing yang akan digunakan yaitu teknik simple interrupted
suture. Penjahitan diperkirakan 2 simpul untuk menutup flap. Jarum yang
digunakan berukuran 4-0 dan dengan bentuk melengkung serta benang dari bahan
black silk nonresorbable.
Adapun penjahitan menggunakan teknik interrupted ialah sebagai berikut:
- Penjahitan dimulai dengan meletakan jarum pada needle holder, yaitu pada ujung
needle holder.
- Jarum dimasukan ± 3mm dari tepi luka kearah flap, untuk mencegah robeknya flap
maka tepi luka dipenetrasi jarum satu persatu. Benang dibuat simpul yaitu simpul
surgical.
- Bagian yang panjang diputar dua kali mengitari ujung needle holder. Lingkaran-
lingkaran tersebut diletakkan ditepi untuk membuat ikatan (simpul) dan untuk
menghindari kekusutan.

- Bagian yang pendek dari benang dijepit dengan ujung dari needle holder

- Needle holder ditarik melalui lingkaran-lingkaran tadi dan ujung-ujung dari benang
sekarang berpindah tempat

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 9


- Simpul dikencangkan, putaran yang kedua pada simpul akan menjamin simpul
tidak akan berubah.

- Needle holder diletakkan lagi diantara dua benang dan bagian yang panjang
diputar dua kali disekitar beak dari needle holder, tanpa menarik seluruh simpul.

- Bagian yang pendek dijepit lebih ujung dari needle holder dan ditarik melalui
lingkaran-lingkaran yang dibuat.

- Simpul dikencangkan dan dua ujung benang berpindah tempat lagi.

Hal yang perlu diketahui bahwa penjahitan tidak boleh mengakibatkan tarikan dari
tepi luka yang dapat mengakibatkan kerusakan aliran darah dengan akibat lanjut
berupa nekrosis jaringan. Ataupun benang jahitan dapat merobek mukosa dan
menyebabkan terbukanya lagi daerah pembedahan.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 10


Setelah itu berikan gigitan tampon yang telah dibasahi povidone iodine.
Instruksikan untuk menggigit tampon 30-60 menit. Tampon dapat diganti
dengan tampon steril sampai beberapa kali

 Instruksi post alveolektomi


Adapun hal-hal yang perlu diinstruksikan kepada pasien setelah prosedur bedah
yaitu sebagai berikut :
- Terangkan pada pasien bahwa proses penyembuhan bergantung dari ketaatan
pasien dalam melaksanakan instruksi pasca bedah. Terangkan pula bahwa kondisi
yang biasa terjadi pasca pembedahan yakni rasa sakit, perdarahan, dan
pembengkakan
- Instruksi meminum obat : Instruksikan pasien untuk rutin meminum obat yang
telah diresepkan.
- Tidak menghisap-hisap daerah luka : Instruksikan pasien agar tidak
menghisap-hisap daerah luka karena akan menghambat terjadinya proses
penyembuhan. Instruksikan pula untuk tidak sering membuang ludah maupun
mengunyah permen karet
- Istirahat : Setelah pembedahan, pasien harus beristirahat dan tidak melakukan
pekerjaan berat 1-2 hari.
- Rasa sakit : Rasa sakit dan tidak nyaman mencapai puncaknya pada waktu
kembalinya sensasi. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, instruksikan untuk
meminum analgetik yang telah diresepkan setiap 4 jam bila perlu.
- Perdarahan : Perdarahan ringan biasa terjadi pada 24 jam pertama. Perdarahan
paling baik dikontrol dengan menggunakan penekanan. Ingatkan pasien untuk
menggigit tampon/kasa.
- Pembengkakan : Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam
sesudah pembedahan. Ini sering terjadi sampai 1 minggu. Bila terjadi
pembengkakan, pasien diinstruksikan untuk kompres dingin (kantung es) pada
daerah wajah di dekat daerah yang dioperasi
- Makan dan minum : Instruksikan pasien untuk makan makanan yang lunak-
lunak dan dingin (ice cream, pudding, yogurt, milk, cold soup, orange juice).
Hindari makanan keras dan makan satu sisi dahulu.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 11


- Posisi Tidur : Instruksikan pasien untuk tidur dengan kepala agak dinaikkan
yaitu dengan diganjal dengan 1 atau 2 bantal tambahan. Ini dapat
mengurangi/mengontrol pembengkakan.
- Oral Hygiene : Lakukan sikat gigi seperti biasa namun tidak menyikat dengan
tekanan yang berlebih pada daerah yang dioperasi. Gunakan obat kumur
mengandung antiseptik selama 24 jam pertama hingga 3-4 hari kemudian.
- Medikasi : Berikan antibiotik, analgesik-anti inflamasi, anti-perdarahan, vitamin
dan obat kumur antiseptik.

 Pemberian resep
BP-RSGMP FK UNSRAT
Jl. DR Soetomo No. 3

R/ Lyncomicin caps 500


∫ 3 dd I cap.p.c
R/ Asam Traneksamat tab 500 mg No. X
∫ 2 dd I tab pc p.r.n.
R/ Kalium Diklofenak tab 50 mg No. X
∫ 3 dd I tab pc
R/ Becom C tab 500 mg No. VI
∫ 1 dd I tab p.c
R/ Chlorhexidine Gluconate Gargle 0,2% fl No. I
∫ 2 dd I col.or
Pro : Daniel Matindas
Umur : 69 tahun
Alamat : Teling atas, Kampng baru

 Kontrol post-bedah
- Instruksikan pasien untuk kembali kontrol kondisi ekstra oral dan intra oral 3 hari
post alveolektomi. Anamnesa dan tanyakan apakah ada keluhan.
- Jahitan dibuka 1 minggu post alveolektomi. Dilakukan pemeriksaan kembali
dengan teliti meliputi penutupan luka dan keberadaan bekuan darah. Biasanya
pasien akan datang dengan keadaan OHIS yang buruk disebabkan kurangnya

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 12


pembersihan mekanis pada daerah tersebut karena adanya rasa sakit, sehingga
diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur.
- Pasien diinstruksikan kembali untuk kontrol kedua 2 minggu post alveolektomi.
Anamnesa dan tanyakan apakah ada keluhan.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 13


PEMBAHASAN

A. Pengertian Alveolektomi
Alveolektomi merupakan pengurangan tulang soket dengan cara mengurangi plate
labial/bukal dari prosessus alveolar dengan pengambilan septum interdental dan
interadikuler. Alveolektomi termasuk bagian dari bedah preprostetik yaitu tindakan
bedah yang dilakukan untuk persiapan pemasangan protesa. Tujuan dari bedah
preprostetik yaitu untuk mendapatkan protesa dengan retensi, stabilitas, estetik, dan
fungsi yang lebih baik. Tindakan pengurangan dan perbaikan tulang alveolar yang
menonjol atau tidak teratur untuk menghilangkan undercut yang dapat menganggu
pemasangan protesa. Penonjolan tulang atau tidak teratur dapat menyebabkan protesa
tidak stabil sehingga dapat mempengaruhi kondisi tulang dan jaringan lunak
dibawahnya.
Tujuan alveolektomi yaitu antara lain :
- Membuang ridge alveolus yang tajam dan menonjol
- Untuk membuat kontur tulang yang memudahkan pasien dalam melaksanakan
pengendalian plak yang efektif
- Untuk membentuk kontur tulang yang sesuai dengan kontur jaringan gingival setelah
penyembuhan.

B. Indikasi dan Kontraindikasi Alveolektomi


- Indikasi Alveolektomi
1. Indikasi alveolektomi jarang dilakukan tetapi biasanya dilakukan pada kasus
proyeksi anterior yang berlebih pada alveolar ridge maxilla atau untuk
penggurangan prosesus alveolaris yang mengalami elongasi. Area yang berlebih
tersebut dapat menimbulkan masalah dalam estetik dan stabilitas gigi tiruan.
2. Alveolektomi diindikasi juga untuk preparasi rahang untuk tujuan prostektik yaitu
untuk memperkuat stabilitas dan retensi gigi tiruan.
3. Menghilangkan alveolar ridge yang runcing yang dapat menyebabkan protesa
tidak stabil, protesa sakit saat dipakai.
4. Untuk eksisi eksostosis
5. Menghilangkan undercut
6. Ekstraksi gigi yang traumatik maupun karena trauma eksternal.
- Kontraindikasi Alveolektomi antara lain :

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 14


1. pasien dengan penyakit sistemik
2. periodontitis

C. Klasifikasi Alveolektomi
a. Simple Alveolektomi
Tindakan ini dilakukan bersamaan dengan pencabutan gigi, dimana setelah
pencabutan gigi sebaiknya dilakukan penekanan tulang alveolar soket gigi yang
dicabut. Adapun prosedurnya pertama dibuat flap mukoperiosteal kemudian bentuk
yang irreguler diratakan dengan bor, bone cutting forcep setelah itu dihaluskan
dengan bone file. Selanjutnya bentuk tulang alveolar baik dilakukan penutupan luka
dengan penjahitan.
b. Secondary Alveoplasty
Linggir alveolar mungkin membutuhkan recounting setelah beberapa lama
pencabutan gigi akibat adanya bentuk yang irreguler. Pembedahan dapat dilakukan
dengan membuat flap mukoperiosteal dan bentuk yang irreguler dihaluskan dengan
bor, bone cutting forcep dan dihaluskan dengan bone dan ditutup luka dengan
penjahitan.
c. Alveolar Augmentasi
Pada keadaan resorbsi tulang yang hebat, maka diperlukan tindakan bedah yang lebih
sulit dengan tujuan untuk menambah besar dan lebar tulang rahang, menambah
kekuatan rahang, memperbaiki jaringan pendukung gigi tiruan. Terdapat beberapa
cara untuk menambah ketinggian linggir alveolar yaitu :
 Dengan cangkok tulang autogenous, tulang dapat diperoleh dari tulang iliak atau
costae
 Dengan melakukan osteotomi
 Dengan penambahan menggunakan Hydroxilapatit,

D. Komplikasi Alveolektomi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pasca alveolektomi yaitu antara lain :
a. Rasa sakit dan ketidak nyamanan
b. Pembengkakan yang berlebihan
c. Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam sesudah pembedahan.
Pembengkakan dapat bertahan selama 1 minggu. Aplikasi air dingin yang diletakkan
pada daerah wajah yang dekat dengan daerah pembedahan

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 15


d. Hematoma
Hematoma terjadi akibat adanya hemorrhage kapiler yang berkepanjangan dimana
darah berakumulasi didalam jaringan tanpa bisa keluar dari luka yang tertutup
maupun flap yang telah dijahit. Hematoma biasa terjadi pada submukosal,
subperiosteal, intramuscular dan fasial. Terapi untuk hematoma adalah dengan
aplikasi air dingin pada 24 jam pertama, lalu diikuti dengan aplikasi air hangat.
Kadang pemberian antibiotik dianjurkan untuk mencegah supurasi dari hematoma dan
analgesik untuk menggurangi rasa sakitnya.
e. Tulang yang patah atau pengambilan tulang yang terlalu banyak.
Dalam melaksanakan pembedahan, terutama yang dilakukan sebelum pembuatan gigi
tiruan immediate, secara tidak sengaja dpat terjadi pengambilan tulang yang terlalu
banyak atau tulang tersebut patah. Karen aitu perlu dipertimbangkan untuk melakukan
reposisi dengan menggunakan free bone graft yang dapat mempercepat proses
pembentukan tulang baru, serta menggurangi resorbsi tulang.

E. FLAP
Flap dibuat dengan tujuan mendapatkan lapang pandang yang jelas dan jalan masuk
secara mekanis yang memadai. Dasar flap harus lebih lebar daripada bagian ujungnya
yang bebas untuk mendapatkan suplai darah yang baik.
Syarat dari pembuatan flap:
a. Flap didesain sedemikian rupa sehingga suplai darah dapat dipertahankan
b. Desain flap harus dibuat dengan ukuran yang memadai sehingga dapat disingkap dari
daerah operasi
c. Flap dapat menutupi lagi bagian yang tadinya terbuka dan tidak dalam kondisi tegang
pada saat dijahit pada posisinya semula
d. Desain diusahakan menghindari saraf yang terletak didalam
Klasifikasi flap rongga mulut:
a. Didasarkan pada lokasi flap:
 Bukal
 Lingual
 Palatal
b. Didasarkan ketebalannya:
 Full thickness (mukoperiosteal). Flap ini dibentuk dengan cara memisahkan
jaringan lunak dari tulang (gingiva, mukosa, sub mukosa dan periosteum).

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 16


 Partial thickness (flap mukosa). Flap ini dibuat dengan insisi tajam sampai ke
dekat tulang alveolar, tetapi periosteum dan jaringan ikat tetap dibiarkan melekat
ke tulang dan menutupi tulang.
c. Didasarkan outlinenya:
 Envelope. Dengan membuat insisi horizontal pada tepi gingiva, kemudian
dimodifikasi seperlunya dengan melakukan insisi serong kea rah anterior.
Apabila diperlukan jalan masuk apical yang lebih besar maka ditambahi insisi
serong di bagian posterior. Terdapat tiga jenis flap envelope, yaitu:
- Triangular flap merupakan flap dengan desain tambahan serong di anterior
(mesial).
- Rectangular flap merupakan flap dengan desain insisi tambahan yaitu di
mesial dan distal.
- Contiguous merupakan flap yang disingkapkan dari satu sisi, missal untuk
alveoplasti.
 Semilunar. Flap ini memberikan fasilitas jalan masuk ke apical dan melindungi
terkoyaknya tepi gingiva. Penjahitan akan lebih baik apabila tepi bawah flap
terletak 2-3 mm di atas pertemuan antara mukosa bergerak dan tidak bergerak.
 Pedikel. Flap ini mempunyai basis di posterior dan mengikutsertakan nervus
palatine mayor. Flap ini diangkat dan dibelokkan untuk menutupi celah oroantral
pada region molar pertama.

F. SUTURING
Teknik Penjahitan terdiri antara lain :
a. Simple interrupted suture
b. Continuous suture
c. Subcuticular suture
d. Mattress suture
e. Haemoragic suture

Simple interrupted suture merupakan teknik penjahitan yang sering digunakan, teknik ini
disebut juga sebagai teknik jahitan terputus. Jahitan ini merupakan jenis jahitan yang
paling sering digunakan, karena sederhana dan dapat digunakan dalam semua prosedur
bedah mulut. Adapun prosedur penjahitan simple interrupted suture yaitu :
- Pegang bagi tepi luka dengan pinset chirurgis

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 17


- Masukkan ujung jarum dari tepi luka kemudian masukkan ujung jarum dari dalam
ujung luka dan keluarkan kurang lebih 1cm dari tempat insisi.
- Tarik benang dan buat simpul dengan melilitkan benang pada needle holder sebanyak
3kali, kencangkan simpul kemudian buat kembali simpul dengan melilitkan benang
pada needle holder sebanyak 2kali.
- Kencangkan simpul tersebut setelah itu potong bagian benang yang tersisa, ratakan
luka jangan sampai terjadi tumpang tindih kulit

Gambar teknik simple interrupted suture


Keuntungan teknik simple interrupted suture antara lain :
- Jahitan yang dihasilkan kuat
- Bila benang putus, hanya satu tempat yang terbuka
- Bila terjadi infeksi luka cukup dibuka jahitan yang terdapat infeksi
Kekurangan simple interrupted suture yaitu memerlukan waktu pengerjaan yang lebih
lama.

DST ALVEOLEKTOMI, ELDA T.L. 16014103006 18

Anda mungkin juga menyukai