Anda di halaman 1dari 29

HO - 3

RAGAM DAN LARAS BAHASA

Drs. Ahmad Khuldun Munji, MA.


HP: 081311275761
UNIVERSITAS PANCASILA
2020-2021
TUJUAN MATERI PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu menerapkan penggunaan bahasa


Indonesia yang baik dan benar; ragam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang baku secara resmi/formal; dan laras
bahasa ilmiah menurut bidang ilmu;

PENDAHUUAN
 Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi
bahasa sebagai ekspresi diri, dan fungsi bahasa
sebagai komunikasi; bahasa yang digunakan
masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa;
 Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang
terbentuk karena pemakaian Bahasa;
 Laras bahasa dimaksudkan sebagai kesesuaian
antara bahasa dan fungsi pemakaiannya;
Lanjutan:

 Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media


yang digunakan latar belakang pembicara, dan topik
pembicaraan;
 Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam
laras bahasa daripada aspek lain dalam ragam Bahasa;
 Konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling
terkait dalam perwujudan aspek komunikasi Bahasa;
 Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam
bahasanya.
URAIAN MATERI

1. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar;


 Mengapa kita harus menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar? Apa yang dijadikan alat ukur
(kriteria) bahasa yang baik dan benar?;
 Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan
memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan
informasi;
 Pemilihan itu bertalian dengan topik yang dibicarakan,
tujuan pembicaraan, orang yang diajak bicara (ragam
bahasa lisan) atau pembaca (ragam bahasa tulis), dan
tempat pembicaraan;
 Bahasa yang baik itu bernalar. Artinya, bahasa yang
digunakan logis dan sesuai dengan tata nilai
masyarakatnya.
Lanjutan:

 Kriteria yang digunakan untuk menentukan


penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah
bahasa. Kaidah bahasa itu meliputi aspek;
1. Tata bunyi;
2. Tata Bahasa;
3. Kosakata atau istilah;
4. Ejaan, dan
5. Makna;
 Berbahasa bukan sekadar berkomunikasi (asal
mengerti atau pokoknya mengerti), berbahasa
perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang
berlaku (Sugono, 2009).
2. Ragam Bahasa;

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa
menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan,
hubungan pembicara, teman bicara, dan medium
pembicaraannya (KBBI, 2005: 920);
 Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi
perlu memperhatikan aspek; (1). Media yang
digunakan, (2). Latar belakang penuturnya,
(3). Pokok persoalan yang dibicarakan;
 Berdasarkan media yang digunakan untuk
menghasilkan bahasa, ragam bahasa dapat
dibedakan atas ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis.
Lanjutan:

 Dilihat dari latar belakang penuturnya, ragam bahasa


dibedakan menjadi; (1). Ragam daerah (dialek), (2).
Ragam bahasa terpelajar, (3). Ragam bahasa resmi
dan takr esmi;
 Berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan,
ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang
ilmu dan teknologi serta seni, misalnya ragam bahasa
hukum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa ekonomi.
Ragam bahasa bidang ilmu ini lazim disebut laras
bahasa.
Lanjutan:

a. Ragam Bahasa Berdasarkan Media yang Digunakan.


 Berdasarkan media atau sarana yang digunakan untuk
menghasilkan bahasa, penggunaan bahasa dapat dibeda-
kan menjadi dua ragam bahasa, yaitu;(1). Ragam bahasa
lisan, dan (2). Ragam bahasa tulis;
 Bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap,
dengan fonem sebagai unsur dasar, disebut ragam lisan,
sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan, dengan huruf sebagai unsur dasarnya, disebut
ragam tulis;
 Lafal merupakan aspek pembeda ragam bahasa lisan dari
ragam bahasa tulis, sedangkan ejaan merupakan aspek
pembeda ragam bahasa tulis dari ragam bahasa lisan;
Lanjutan:

 Aspek tata bahasa dan kosakata di dalam kedua jenis


ragam itu memiliki ciri yang berbeda walaupun bidangnya
sama;
 Dalam ragam bahasa lisan, pembicara dapat memanfaatkan
gerak tubuh, gerak tangan, mimik muka, atau tinggi rendah
suara untuk membantu kepahaman ide, gagasan, pengala-
man, sikap, sedangkan dalam ragam bahasa tulis, hal
seperti itu tidak dapat dilambangkan dengan tulisan;
 Dalam ragam bahasa tulis dituntut adanya kelengkapan
unsur tata bahasa, baik bentuk kata maupun susunan kali-
mat, ketepatan pilihan kata, ketepatan penerapan kaidah
ejaan untuk membantu kejelasan pengungkapan diri dalam
bentuk tulisan;
 Contoh penggunaan ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis;
Lanjutan:

Ragam Bahasa Lisan Ragam Bahasa Tulis


1. Pengendara motor dilarang lewat 1. Pengendara motor dilarang mele-
jalan ini kecuali yang pakai wati jalan ini, kecuali mereka yang
helm; pakai helm;
2. Kita perlu pemikiran-pemikiran 2. Kita memerlukan pemikiran untuk
untuk memecahkan masalah- memecahkan masalah yang ber-
masalah yang berkaitan dengan kaitan dengan pelaksanaan
pelaksanaan pengembangan pengembangan kota;
kota; 3. Semua peserta peretemuan itu
3. Semua peserta dari pertemuan sudah hadir.
itu sudah pada hadir; 4. Kami mengucapkan terima kasih
4. Kami menghaturkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu/Sau-
atas kehadirannya. dara;
5. Berhubung dengan itu, menge- 5. Sehubungan dengan hal itu, dike-
mukakannya pula bahwa minat mukakannya pula bahwa minat
baca kaum remaja semakin baca kaum remaja makin
menurun. menurun.
Lanjutan:

b. Ragam Bahasa Berdasarkan Latar Belakang Penutur.


Berdasarkan latar belakang penuturnya, ragam bahasa
dibedakan menjadi; (1). Ragam daerah (dialek), (2). Ragam
bahasa terpelajar, dan (3). Ragam bahasa resmi dan ragam
bahasa takresmi.

1) Ragam Daerah (Dialek);


Bahwa bahasa Indonesia yang digunakan di suatu daerah
berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di daerah
lain. Misalnya; bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang
Jayapura berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan
orang Medan. Penggunaan bahasa yang beda-beda karena
perbedaan daerah, dinamakan ragam dialek atau lazim
disebut logat. Logat yang paling mudah diamati adalah lafal.
Lanjutan:

2) Ragam Bahasa Terpelajar.


 Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
yang berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan
bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata
yang berasal dari bahasa asing, misalnya pidio (video),
komplek (kompleks), pitamin (vitamin), dan pariasi (variasi);
 Perbedaan itu juga terlihat dalam bidang tata bahasa,
misalnya nyari  Saya mau nyari buku di perpustakaan
(mencari), mensukseskan  Kita harus mensukseskan
program-program pemerintah (menyukseskan);
 Ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok berpendidikan
memiliki ciri keterpeliharaan. Ragam bahasa terpelajar itulah
yang digunakan dalam dunia pendidikan, ilmu dan teknologi,
lembaga pemeritahan, serta media massa.
Lanjutan:

3) Ragam Bahasa Resmi dan Tak-resmi.

 Ragam bahasa juga dipengarui oleh sikap pembicara


terhadap kawan bicara (lisan) atau sikap penulis terhadap
pembaca (tulis). Sikap itu, antara lain, resmi, akrab,
takresmi, dan santai;
 Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap
pembicara atau penulis turut memengaruhi sikap tersebut;
 Misalnya; bahasa petugas ketika melapor kepada atasan
atau pimpinannya. Demikian juga, bahasa surat
lamaran/permohonan pekerjaan berbeda dengan surat
cinta dua remaja. Perbedaan itu terlihat pada pemilihan
kata dan penerapan kaidah tata bahasa.
Lanjutan:

4) Ragam Bahasa Indonesia Baku.

Bahasa Inggris, dan bahasa-bahasa lain di Eropa, dapat men-


jadi bahasa dunia karena tingginya sifat kebakuan bahasa-ba-
hasa tersebut. Seperti halnya penggunaan bahasa-bahasa di
dunia itu, bahasa Indonesia menggunakan bahasa orang yang
berpendidikan sebagai tolok ukur penggunaan bahasa yang
dianggap baku.

Berikut ini tiga ciri ragam bahasa baku.


 Kemantapan dinamis; Artinya, selalu mengikuti kaidah
atau aturan yang tetap, mantap, tetapi terbuka untuk
menerima perubahan yang bersistem;
Lanjutan:

 Kecendekiaan; Ciri kecendekiaan ragam bahasa baku


dapat dilihat dari kemampuan dalam mengungkapkan
proses pemikiran yang rumit dalam berbagai bidang
kehidupan dan ilmu pengeta-huan. Sifat ini diwujudkan
dalam paragraf, kalimat, dan satuan-satuan bahasa lain
yang mengungkapkan penalaran dan pemikiran yang
teratur, logis, dan masuk akal;

 Keseragaman; Keseragaman dimaknai sebagai memiliki


kaidah yang seragam; yang bertujuan menyeragamkan
kaidah, bukan menyeragamkan ragam bahasa, laras
bahasa, atau variasi Bahasa;
Lanjutan:

Bahasa Indonesia baku digunakan dalam;


 Komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi,
peraturan pengumuman instansi resmi atau undang-
undang;
 Penulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah,
skripsi, disertasi, dan buku ilmu pengetahuan;
 Pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah,
ceramah, kuliah, pidato, dan …
 Pembicaraan dengan orang yang dihormati atau
yang belum dikenal.
Lanjutan:

5) Ragam Bahasa Berdasarkan Pokok Persoalan.

 Dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan masyarakat


yang berbeda terdapat penggunaan bahasa yang berbeda
pula;
 Misalnya, bahasa yang digunakan dalam lingkungan
agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan kedokteran, hukum, dan psikologi;
 Demikian pula, bahasa yang digunakan dalam lingkungan
politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan niaga/perdagangan, olahraga, seni, atau
teknologi;
 Bahasa yang digunakan menurut bidang pemakaian ini
dikenal/disebut pula dengan laras bahasa.
Lanjutan:

 Laras bahasa adalah bahasa yang digunakan “menurut


lingkungan atau pokok persoalan yang dibicarakan; dan
terkait langsung dengan selingkung bidang dan keilmuan”;
 Laras bahasa yang berkaitan dengan bidang ilmu
dinamakan laras bahasa ilmiah, sedangkan laras bahasa
yang tidak berkaitan dengan bidang ilmu disebut laras
bahasa non-ilmiah;
 Laras bidang ilmu (laras bahasa ilmiah) dapat dibedakan
menjadi sub-sublaras. Laras bahasa ekonomi, antara lain,
mempunyai sub-sublaras berikut: laras bahasa manajemen,
laras bahasa akuntansi, laras bahasa asuransi, dan laras
bahasa perpajakan.
Lanjutan:

Pembedaan di antara sub-sub laras


bahasa ilmiah itu dapat diamati pada;
 Penggunaan kosakata dan istilah;
 Penyusunan kalimat;
 Pembentukan paragraph;
 Penampilan teknis, dan -
 Penampilan kekhasan dalam wacana.
Contoh laras bahasa undang-undang
(sublaras bahasa hukum):
Lanjutan:

Contoh laras bahasa farmasi:

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa serbuk jahe kuning (Zingiber gramineum
BI) yang telah diketahui parameter serbuknya digunakan
sebagai zat aktif yang berkhasiat anti mual dalam bentuk
sediaan tablet kunyah yang mempunyai komposisi formula
sebagai berikut: serbuk jahe 9 %, pengisinya sorbitol dan
manitol 77 %, povidon 10 %, aerosil 0,5 % Mg stearat 2,5
%,pewarna 0,25 % dan aspartam 0,75%. Hasil evaluasi talet
kunyah seperti uji keseragaman berat, uji keseragaman ukuran,
uji kekerasan tablet, dan uji friabilitas memenuhi syarat.
Lanjutan:

 Laras bahasa adalah bahasa yang digunakan “menurut


lingkungan atau pokok persoalan yang dibicarakan; dan
terkait langsung dengan selingkung bidang dan keilmuan”;
 Laras bahasa yang berkaitan dengan bidang ilmu
dinamakan laras bahasa ilmiah, sedangkan laras bahasa
yang tidak berkaitan dengan bidang ilmu disebut laras
bahasa non-ilmiah;
 Laras bidang ilmu (laras bahasa ilmiah) dapat dibedakan
menjadi sub-sublaras. Laras bahasa ekonomi, antara lain,
mempunyai sub-sublaras berikut: laras bahasa
manajemen, laras bahasa akuntansi, laras bahasa
asuransi, dan laras bahasa perpajakan.
3. LATIHAN SOAL

Latihan di bawah ini, yang berupa soal-soal, agar


dibahas dan dicarikan jawabannya, sesuai dengan
materi pembelajaran;
1. Berikan contoh penggunaan bahasa
Indonesia yang benar;
2. Berikan contoh penggunaan bahasa
Indonesia yang baik;
3. Kapan Anda harus menggunakan
ragam bahasa baku?
4. Mengapa bahasa tulis ilmiah harus
sesuai dengan kaidah bahasa?
4. RANGKUMAN

1. Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah kete-patan


memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan
informasi. Pemilihan itu bertalian dengan topik yang
dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak bicara
(ragam bahasa lisan) atau pem-baca (ragam bahasa tulis),
dan tempat pembicaraan;
2. Kriteria penggunaan bahasa yang benar adalah ketepatan
menerapkan kaidah bahasa. Kaidah bahasa itu meliputi
aspek (1) tata bunyi, (2) tata bahasa, (3) kosakata atau
istilah, (4) ejaan, dan (5) makna;
Lanjutan:

3. Dalam kegiatan berkomunikasi, penutur perlu memperhatikan


aspek (1) media yang digunakan, (2) latar belakang penutur-
nya, (3) pokok persoalan yang dibicarakan. Berdasarkan media
yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa dapat
dibedakan atas ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
Dilihat dari latar belakang penuturnya, ragam bahasa di-bedakan
menjadi (1) ragam daerah (dialek), (2) ragam bahasa terpelajar,
(3) ragam bahasa resmi dan takresmi. Berdasarkan pokok
persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibe-dakan atas
bidang-bidang ilmu dan teknologi serta seni, missal-nya ragam
bahasa hukum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa ekonomi;
4. Laras bahasa adalah bahasa yang digunakan menurut lingkung-an
atau pokok persoalan yang dibicarakan. Dengan demikian, laras
bahasa terkait langsung dengan selingkung bidang dan keilmuan.
Laras bahasa yang berkaitan dengan bidang ilmu dinamakan laras
bahasa ilmiah.
5. TUGAS BELAJAR MANDIRI

Tugas ini wajib dikerjakan oleh mahasiswa sebelum


perkuliahan. Tugas dapat berupa pertanyaan atau
kasus sederhana terkait materi pembelajaran yang
akan dibahas dikelas. Dosen menyampaikannya
pada pertemuan sebelumnya;

Tugas:
1. Ragam bahasa Indonesia apa yang Anda gunakan
ketika Anda menulis karya ilmiah? Berikan alasan Anda!
2. Mengapa Anda tidak menggunakan ragam bahasa
Indonesia baku ketika Anda membeli sesuatu di toko?
Misalnya, Bolehkah saya bertanya, “Berapa harga
sebatang pensil yang berwana merah itu?
6. TUGAS TERSTRUKTUR

Tugas ini diberikan kepada mahasiswa setelah memperoleh


materi pembelajaran. Tugas berisikan soal atau kasus yang
mutunya sesuai dengan kemampuan akhir yang
diinginkan. Hasil pekerjaan mahasiswa
dikumpulkan pertemuan berikutnya;
1. Tulislah Kata yang Baku pada kolom kanan!
Kata Tidak Baku Kata Baku
antri ……………………………
faksimil ……………………………
frekwensi ……………………………
joang ……………………………
khabar ……………………….....
kongkrit ……………………………
lembab …………………………….
legalisir ……………………………..
LATIHAN SOAL

Perbaiki Kalimat Tidak Baku berikut


menjadi Kalimat Baku;

1. Bilang dahulu dong sama saya punya nyokap;


2. Memang kebangetan itu orang, anak kecil diomelin;
3. Taruk buku itu di meja;
4. Gue cuman punya duit sepuluh rebu;
5. Jangan dicuekin ya tugas bahasa Indonesia.
Referensi / Pustaka Rujukan

Alwi, Hasan dan Dendy Sugono (Editor). 2000. Politik


Bahasa: Risalah Seminar Politik Bahasa. Jakarta:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional;
Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia;
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia
dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
BERSAMBUNG

Anda mungkin juga menyukai