Modul 2
Bagaimana membangun lingkungan belajar
yang mendukung transisi PAUD-SD?
Materi 1.
Guru mengetahui indikator kinerja praktik
pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD
STUDI KASUS
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
transisi kesiapan bersekolah; belajar yang Materi 2.2 : Masa dua literasi numerasi Materi 4 : Memahami
minggu awal di tahun konsep dasar lingkup
PAUD-SD Materi 3 : memahami mendukung secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta ajaran : sekolah
penting? kebijakan yang mendasari
transisi mengenal anak
sejak PAUD Materi 5 : Bagaimana
gerakan penguatan transisi PAUD-SD? dengan asesmen hingga SD? membangun kemampuan
PAUD-SD awal numerasi secara bertahap
Perubahan Pada Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak
Tidak 1. Anak (serta orang tua) dengan 1. Memilih kegiatan pembelajaran yang
melakukan tes lingkungan belajarnya agar memberikan pengalaman
calistung dapat merasa nyaman dalam menyenangkan dan bermakna
berkegiatan (memastikan ketercapaian
2. Sekolah dengan anak melalui kemampuan fondasi)
kegiatan pembelajaran yang 2. Melaksanakan kegiatan asesmen di
bertujuan untuk mendapatkan kelas dengan teknik yang menguatkan
potret capaian siswa melalui sikap terhadap belajar yang positif
asesmen awal, dan digunakan (teknik yang digunakan tidak berupa
sebagai basis perancangan tes lisan dan tes tertulis)
kegiatan pembelajaran 3. Menyusun informasi mengenai
selanjutnya perkembangan anak yang penting
untuk diketahui oleh orang tua/wali
murid
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Subtopik 1 1
Indikator praktik pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD
Masa transisi ini bukanlah masa yang mudah bagi anak, karena terdapat berbagai perbedaan tuntutan
antara di PAUD dengan SD. Peraturan dan kebijakan di SD berbeda dengan PAUD, sehingga anak dituntut
untuk dapat melakukan berbagai penyesuaian secara cepat dan tepat yang kemudian memunculkan tekanan
bagi anak. Lingkungan belajar yang mendukung penguatan transisi PAUD-SD adalah lingkungan belajar yang
mampu membangun jembatan yang layak agar anak didik dapat aman dan nyaman berjalan hingga
mencapai kesiapannya bersekolah.
Untuk dapat turut membangun jembatan, kita perlu satu persepsi dan satu visi mengenai apa yang
dimaksud dengan praktik pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD. Untuk mencapai hal
tersebut, kita telah menganalisa tiga kasus, yang harapannya akan semakin menguatkan
pemahaman kita bersama. Mari masuk ke pembahasan!
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 3
Kasus 1 10 menit.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 1
Kasus 1 10 menit.
Mari refleksikan
Pertanyaan pemantik :
a. Apa yang menyebabkan Ara (tokoh dalam kasus) mogok
sekolah?
b. Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
menghadapi situasi tersebut?
Untuk guru/satuan SD :
Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD menghadapi
situasi tersebut?
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 2
Kasus 2 10 menit.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 3
Kasus 2 10
10menit.
menit
Mari refleksikan
Pertanyaan pemantik :
a. Jika merujuk pada enam aspek kemampuan fondasi (yang sudah dibahas
pada modul 1), aspek kemampuan apa saja yang menurut Anda masih perlu
penguatan?
b. Hal apa yang dapat dilakukan ketika Anda sebagai guru Ical?
Untuk guru/satuan SD :
Sebagai guru Ical di SD, bagaimana cara Anda membantu Ical agar dapat lebih
efektif belajar di sekolah?
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 4
Kasus 3 10 menit.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 5
Kasus 3 10 menit.
Mari refleksikan
Pertanyaan pemantik :
a. Apa yang menyebabkan penurunan semangat belajar Cita?
b. Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika menghadapi situasi
tersebut?
Untuk guru/satuan SD :
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 6
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Modul 2
Bagaimana membangun lingkungan belajar
yang mendukung transisi PAUD-SD?
Materi 1.
Guru mengetahui indikator kinerja praktik
pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
transisi kesiapan bersekolah; belajar yang Materi 2.2 : Masa dua literasi numerasi Materi 4 : Memahami
minggu awal di tahun konsep dasar lingkup
PAUD-SD Materi 3 : memahami mendukung secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta ajaran : sekolah
penting? kebijakan yang mendasari
transisi mengenal anak
sejak PAUD Materi 5 : Bagaimana
gerakan penguatan transisi PAUD-SD? dengan asesmen hingga SD? membangun kemampuan
PAUD-SD awal numerasi secara bertahap
Perubahan Pada Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak
Tidak 1. Anak (serta orang tua) dengan 1. Memilih kegiatan pembelajaran yang
melakukan tes lingkungan belajarnya agar memberikan pengalaman
calistung dapat merasa nyaman dalam menyenangkan dan bermakna
berkegiatan (memastikan ketercapaian
2. Sekolah dengan anak melalui kemampuan fondasi)
kegiatan pembelajaran yang 2. Melaksanakan kegiatan asesmen di
bertujuan untuk mendapatkan kelas dengan teknik yang menguatkan
potret capaian siswa melalui sikap terhadap belajar yang positif
asesmen awal, dan digunakan (teknik yang digunakan tidak berupa
sebagai basis perancangan tes lisan dan tes tertulis)
kegiatan pembelajaran 3. Menyusun informasi mengenai
selanjutnya perkembangan anak yang penting
untuk diketahui oleh orang tua/wali
murid
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Subtopik 1 1
Indikator praktik pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD
Masa transisi ini bukanlah masa yang mudah bagi anak, karena terdapat berbagai perbedaan tuntutan
antara di PAUD dengan SD. Peraturan dan kebijakan di SD berbeda dengan PAUD, sehingga anak dituntut
untuk dapat melakukan berbagai penyesuaian secara cepat dan tepat yang kemudian memunculkan tekanan
bagi anak. Lingkungan belajar yang mendukung penguatan transisi PAUD-SD adalah lingkungan belajar yang
mampu membangun jembatan yang layak agar anak didik dapat aman dan nyaman berjalan hingga
mencapai kesiapannya bersekolah.
Untuk dapat turut membangun jembatan, kita perlu satu persepsi dan satu visi mengenai apa yang
dimaksud dengan praktik pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD. Untuk mencapai hal
tersebut, kita telah menganalisa tiga kasus, yang harapannya akan semakin menguatkan
pemahaman kita bersama. Mari masuk ke pembahasan!
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 3
Refleksi Kasus 1
Melakukan Pendekatan Pembelajaran yang
Menyenangkan dan Bermakna
Jika merujuk Apa yang menyebabkan Ara (tokoh dalam Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
pada enam kasus) mogok sekolah? menghadapi situasi tersebut?
aspek
kemampuan Ara mogok sekolah dan menghindar ketika Yang seharusnya diberikan pada Ara adalah
fondasi (yang bertemu atau mendengar kata “membaca”’. dukungan afektif, seperti:
sudah dibahas Sepulang sekolah, Ara pun menangis dan
pada modul 1), menolak untuk ke sekolah. Hal ini terjadi sejak 1. Motivasi bahwa Ara pasti akan bisa
aspek Ara diberikan tugas membaca, kemampuan yang nantinya apabila Ara lebih berusaha.
kemampuan masih sulit untuk ia kuasai. Ketika berusaha Pemberian motivasi ini akan membangun
yang perlu membaca, guru kelas Ara mengatakan ‘Kok “growth mindset”. Hal yang utama dan perlu
dikembangkan begitu saja tidak bisa?’. dibangun adalah penghargaan anak
dalam kasus terhadap usahanya sendiri, adanya
Ara adalah : Pemilihan kegiatan (penugasan membaca) juga keinginan untuk menjadi lebih baik, serta
Pemaknaan tidak tepat. Hal ini karena anak yang belum berusaha kembali ketika belum berhasil.
terhadap mampu membaca, tentunya akan kesulitan Komentar yang lebih tepat adalah, “Belum
belajar yang memahami mengapa dan bagaimana cara bisa ya? Tidak apa Ara, nanti Ibu/Bapak
positif mengolah simbol-simbol huruf yang dilihat. temani ya hingga Ara bisa. Sekarang, Ara
Kondisi ini bukan #bermain yang bermakna. coba lingkari saja huruf yang Ara sudah
kenal ya..
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 4
Refleksi Kasus 1
Melakukan Pendekatan Pembelajaran yang
Menyenangkan dan Bermakna
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 6
Refleksi Kasus 2
Membina kemampuan fondasi melalui
pemilihan muatan pembelajaran
Jika merujuk pada Mengapa Ical bersikap demikian? Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
enam aspek Ical dapat dikatakan masih belum memiliki kemampuan menghadapi situasi tersebut?
kemampuan untuk mengelola emosinya. Ia masih cenderung ingin
fondasi (yang semua keinginannya terpenuhi. Terlihat pula bahwa ia 1. Merancang kegiatan pembiasaan di kelas untuk
sudah dibahas masih perlu pendampingan agar dapat memiliki membangun pemahaman dan keterampilan Ical
pada modul 1), kemampuan sosial untuk berinteraksi dengan teman untuk mengelola emosinya serta menghargai
aspek sebayanya temannya. Guru SD Ical dapat membangun
kemampuan yang pemahaman Ical mengenai konsep “aturan”. Ical
perlu Apakah respon guru sudah tepat? perlu memahami bahwa dirinya sedang berada di
dikembangkan sekolah, dan di sekolah ada aturan yang perlu diikuti
dalam kasus Ical Cara guru memaknai kesiapan bersekolah kurang tepat untuk kepentingan bersama. Hal ini selaras dengan
adalah yang menyimpulkan dari perilaku Ical bahwa ia belum siap salah satu capaian di STPPA: “mengenali serta
kematangan untuk bersekolah. Guru SD Ical perlu memahami bahwa, menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku,
emosi. serta memiliki rasa senang terhadap belajar,
Ical mengalami a. Fungsi dari layanan dasar adalah membina setiap menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih
tantangan dalam peserta didiknya agar memiliki kemampuan fondasi baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali
berinteraksi yang menjadikannya siap bersekolah ketika belum berhasil.
secara sehat
b. Setiap anak memiliki laju perkembangan, dan 2. Guru SD Ical juga perlu membangun kematangan
dengan teman
kesempatan belajar yang berbeda-beda. Belum emosi Ical, sehingga mampu berkegiatan di
sebayanya.
tentu Ical sudah pernah berpartisipasi di PAUD. lingkungan belajar”
Walaupun sudah berpartisipasi di PAUD-pun,
kemampuan mengelola emosi perlu didukung tidak
hanya dari sekolah, tetapi juga dari dari rumah.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 6
Refleksi Kasus 2
Membina kemampuan fondasi melalui
pemilihan muatan pembelajaran
Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD menghadapi Apa yang perlu disiapkan oleh Anda sebagai guru PAUD?
situasi tersebut?
1. Membangun kebiasaan di kelas (anak memahami
1.Membangun kebiasaan di kelas (anak memahami adanya adanya aturan di kelas yang dibangun melalui
aturan di kelas yang dibangun melalui kesepakatan bersama, kesepakatan bersama, dan tujuannya agar suasana
dan tujuannya agar suasana kelas nyaman bagi semua). Penting kelas nyaman bagi semua). Penting untuk diperhatikan
untuk diperhatikan bahwa penanaman ini perlu dilakukan bahwa penanaman ini perlu dilakukan dengan
dengan pembiasaan karena sifatnya adalah membangun pembiasaan karena sifatnya adalah membangun
kebiasaan dan pemahaman. kebiasaan dan pemahaman.
2.Mengelola emosi berbasis disiplin positif: Perhatikan keamanan 2. Mengelola emosi berbasis disiplin positif: Perhatikan
anak terlebih dahulu; ajak anak untuk menarik napas dalam; keamanan anak terlebih dahulu; ajak anak untuk
dampingi anak untuk mengemukakan penyebab emosinya; menarik napas dalam; dampingi anak untuk
jelaskan kepada Ical mengapa perilakunya kurang baik; berikan mengemukakan penyebab emosinya.
pilihan perilaku yang dapat dilakukan selain mendorong teman
3. Bagi satuan PAUD yang menerapkan KM, kemampuan
untuk memahami aturan yang berlaku tertuang di
dalam elemen Jati Diri: “Anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku”; serta
“anak mampu meregulasi emosinya”
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 7
Refleksi Kasus 3
Jika merujuk Apa yang menyebabkan penurunan semangat Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
pada enam belajar Cita? menghadapi situasi tersebut?
aspek
kemampuan Penerapan asesmen kurang sesuai untuk anak 1. Memerhatikan teknik asesmen yang
fondasi (yang usia dini. digunakan
sudah dibahas Teknik asesmen yang digunakan oleh guru Cita
pada modul 1), Cita terlihat masih berada dalam proses belajar adalah tes tertulis. Testing (lisan ataupun
aspek kesadaran bilangan. Hal ini menjadikan ia tertulis) tidak dapat digunakan karena
kemampuan kesulitan mengerjakan soal hitungan yang lebih berpotensi menimbulkan rasa stress pada
yang perlu dominan penjumlahan bilangan. Alhasil, dari anak, serta bukan merupakan bentuk asesmen
dikembangkan kesepuluh soal, Cita hanya mampu menjawab tiga autentik.
dalam kasus Cita soal. Oleh sebab itu ia mendapat nilai merah. Cita
adalah pun merasa malu, merasa dirinya tidak mampu 2. Memerhatikan pengolahan hasil asesmen
kematangan dan tidak bersemangat untuk belajar. Hasil dari asesmen diolah oleh guru ke dalam
kognitif bentuk kuantitatif (atau nilai) yang lalu
diberikan kepada anak. Hasil asesmen
seharusnya digunakan untuk memberi
informasi kepada guru tentang capaian anak
yang tujuannya agar dapat digunakan untuk
merancang kegiatan selanjutnya.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 8
Refleksi Kasus 3
1. Merancang kegiatan asesmen yang sesuai bagi anak usia dini. Membangun kemampuan
Kegiatan asesmen yang disarankan untuk anak usia dini harus numerasi sejak dini.
mempertimbangkan pengalaman anak yang positif terhadap kegiatan
tersebut dan sedapat mungkin pengambilan data dilakukan secara Melihat kasus yang dialami Cita, mari
autentik (alami).Oleh karenanya, teknik asesmen yang disarankan adalah kita refleksikan bersama. Apakah
observasi atau unjuk kinerja BUKAN testing (tes lisan atau pun tertulis). kegiatan yang dilakukan di PAUD
sudah mulai membangun kesadaran
2. Penetapan tujuan pembelajaran yang lebih tepat. Bagi satuan bilangan melalui penggunaan objek
pendidikan yang menerapkan KM, pada Fase A dalam mapel matematika, konkret? Jika belum, guru PAUD dapat
kemampuan dasar yang perlu dibangun dimulai dari kesadaran mulai membuat kegiatan-kegiatan
membilang (“number sense”). Pemilihan kegiatan yang berfokus pada yang menguatkan kemampuan
pengerjaan operasi hitung oleh peserta didik, menunjukkan guru belum numerasi secara mendasar, salah
memahami bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang lebih satunya dimulai dari kesadaran
kompleks. Ada prasyarat yang perlu dibangun terlebih dahulu, yaitu bilangan.
pemahaman mengenai konsep bilangan yang diawali dengan
kemampuan kesadaran membilang.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 9
Tiga studi kasus tersebut membantu kita memahami bentuk
praktik pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD yang
ditandai dengan 3 indikator di bawah ini
PAUD
Melakukan Membina Melakukan SD Kelas Awal
Pendekatan kemampuan asesmen yang
Pembelajaran fondasi otentik
yang melalui
Menyenang- pemilihan
kan dan muatan
Bermakna pembelajaran
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 10
Instruksi Pengerjaan :
1. Bacalah dengan seksama teks yang ada dalam kotak berwarna kuning dan hijau
2. Kotak berwarna kuning bertuliskan praktik pembelajaran dan hijau bertuliskan contoh implementasinya
3. Jodohkanlah praktik pembelajaran dan contoh implementasinya secara tepat
Contoh :
1. Membangun konsep dan pemahaman akan setiap ketrampilan
Melakukan asesmen
3 c yang sesuai dengan elemen pembelaajran/STPPA
yang otentik 2. Merancang kegiatan pembiasaan di kelas untuk membangun
pemahaman dan keterampilan sesuai dengan elemen
pembelajaran/STTPA
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 11
Apa Perubahan yang ingin kita lihat di PAUD dan SD pada tahun ajaran 2023/2024?
Perubahan Pada Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak tercakup
Ke dalam 3 indikator kinerja sebagai berikut :
Indikator Indikator Kinerja 2 : Indikator Kinerja 3 :
Kinerja 1 : Masa Perkenalan di dua minggu pertama di Pelaksanaan pembelajaran
PPDB SD tahun ajaran baru (2023) di PAUD dan SD di PAUD dan SD
Tidak 1. Anak (serta orang tua) dengan 1. Memilih kegiatan pembelajaran yang
melakukan tes lingkungan belajarnya agar memberikan pengalaman
calistung dapat merasa nyaman dalam menyenangkan dan bermakna
berkegiatan (memastikan ketercapaian
2. Sekolah dengan anak melalui kemampuan fondasi)
kegiatan pembelajaran yang 2. Melaksanakan kegiatan asesmen di
bertujuan untuk mendapatkan kelas dengan teknik yang menguatkan
potret capaian siswa melalui sikap terhadap belajar yang positif
asesmen awal, dan digunakan (teknik yang digunakan tidak berupa
sebagai basis perancangan tes lisan dan tes tertulis)
kegiatan pembelajaran 3. Menyusun informasi mengenai
selanjutnya perkembangan anak yang penting
untuk diketahui oleh orang tua/wali
murid
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Subtopik 1 1
Latihan Pemahaman 2.1
https://forms.gle/igy2P9PCGvpBYYSt8
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Modul 2
Bagaimana membangun lingkungan belajar
yang mendukung transisi PAUD-SD?
Materi 2.1
Guru memiliki keterampilan untuk menerapkan
praktik pembelajaran yang mendukung transisi
PAUD-SD pada masa dua minggu awal di tahun
ajaran
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
transisi kesiapan bersekolah; belajar yang Materi 2.2 : Masa dua literasi numerasi Materi 4 : Memahami
minggu awal di tahun konsep dasar lingkup
PAUD-SD Materi 3 : memahami mendukung secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta ajaran : sekolah
penting? kebijakan yang mendasari
transisi mengenal anak
sejak PAUD Materi 5 : Bagaimana
gerakan penguatan transisi PAUD-SD? dengan asesmen hingga SD? membangun kemampuan
PAUD-SD awal numerasi secara bertahap
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 3
Hari Ke- Masa perkenalan anak (dan orang tua)
1-3 dengan lingkungan belajar
Ketika anak memasuki ruangan Memastikan setiap peserta didik mendapatkan proses adaptasi
baru yang masih gelap dan yang diperlukan agar dapat berkegiatan dengan nyaman dan aman
belum diketahuinya, Bapak/Ibu
guru di sekolah perlu
5 kegiatan wajib :
memberikan cahaya penerangan
yang dapat membantu anak
mengenali lingkungan belajarnya. Pengenalan potensi diri siswa baru
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 4
Hari Ke- Masa perkenalan anak (dan orang tua)
1-3 dengan lingkungan belajar
Kegiatan Wajib 1 : Pengenalan potensi diri siswa baru
Rambu Pelaksanaan
“Selamat pagi!
Namaku Cita,
hobiku menari.” Dalam konteks Transisi PAUD-SD, pengenalan potensi
siswa dapat dilanjutkan setelah MPLS dengan cara
menerapkan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
dapat memotret capaian anak.
Contoh Cara
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 5
Hari Ke- Masa perkenalan anak (dan orang tua)
1-3 dengan lingkungan belajar
Rambu Pelaksanaan
Dalam konteks Transisi PAUD-SD, hal ini dapat
dilakukan dengan menyusun kegiatan masa
perkenalan anak dengan sekolah, dengan melibatkan
orang tua. Sebagai pintu pertama masa sekolah,
disarankan agar pada MPLS satuan dapat
mengundang orang tua untuk mengantar anak ke
sekolah setidaknya pada hari pertama. Selain agar
hari pertama sekolah menjadi tempat perkenalan
orang tua sebagai mitra belajar dengan guru kelas,
anak pun mendapatkan penguatan dari orang tua
untuk memasuki lingkungan baru sehingga tercipta
rasa aman pada anak.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 6
Hari Ke- Masa perkenalan anak (dan orang tua)
1-3 dengan lingkungan belajar
Kegiatan Wajib 3 : menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru
Kegiatan Wajib 4 : Mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya
Kegiatan Wajib 5 : Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai,
menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang
memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 8
Hari Ke- Masa perkenalan anak (dan orang tua)
1-3 dengan lingkungan belajar
Contoh Cara
Membangun kesepakatan kelas dapat dilakukan dengan;
1.
1 Berikan contoh kesepakatan kelas dan bentuk
penerapannya. Misalnya:
a. Menghargai teman dengan tidak berbicara ketika
teman sedang berbicara
2
2. Ajak peserta didik untuk menyepakati kesepakatan yang
dibangun. yang mana poin dari keyakinan kelas tersebut
dapat ditulis dan digambar oleh guru pada lembaran
kertas besar yang dapat diberi cap tangan oleh para
peserta didik yang menyetujuinya.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 9
Hari Ke- Contoh Kegiatan Masa perkenalan anak
1-3 (dan orang tua) dengan lingkungan belajar
2.
1.
Guru menyiapkan gambar bentuk sesuai warna sebagai penentu
Anak diberikan kertas nama yang kelompok, kemudian meminta anak berkumpul sesuai kode bentuk
sudah dituliskan nama panggilan dan warna yang ada di kertas nama
anak, dengan diberikan kode satu
bentuk warna (misalnya bentuk
lingkaran warna merah, biru,
hijau) 3.
Guru selanjutnya mengajak tiap kelompok anak
bernyanyi bersama-sama. Tiap kelompok anak
disiapkan lagu sederhana yang berbeda
(misalnya Pelangi, Gembira Berkumpul, dan
lainnya). Setelah bernyanyi, guru mencontohkan
cara berkenalan, lalu mengajak anak di
kelompok tersebut memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama dan hal
kesukaannya (makanan/mainan/dll)
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 10
Hari Ke- Contoh Kegiatan Masa perkenalan anak
1-3 (dan orang tua) dengan lingkungan belajar
1. 2.
Guru menyiapkan Guru kemudian
gambar-gambar bentuk menginstruksikan anak untuk
geometri (segitiga, lingkaran, berkumpul di area dengan kode
persegi) dengan warna yang bentuk dan warna (misalnya
beragam yang ditempelkan di bentuk segitiga biru
tiap area sekolah (misalnya ditempelkan di tempat cuci
toilet, tempat cuci tangan, tangan). Sambil anak mencari
kantin, halaman sekolah, area tersebut dan berkumpul,
perpustakaan, dan lainnya). Tempat Cuci Tangan guru akan menjelaskan fungsi
area tersebut dan cara
menggunakannya. Contohnya,
area tempat cuci tangan, guru
menjelaskan cara, manfaat, dan
mengajak anak berbaris untuk
mencuci tangan bergantian.
Begitu pula dengan area fasilitas
lainnya.
UKS Perpustakaan
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 11
Hari Ke- Contoh Kegiatan Masa perkenalan anak
1-3 (dan orang tua) dengan lingkungan belajar
Tujuan kegiatan 3: Anak menunjukkan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.
1. 2. 3.
Guru mengajarkan Guru mengajak anak-anak Anak diajak untuk
penggunaan kata tolong, menggambar dengan tema mengucapkan kata tolong,
maaf, dan terima kasih Sekolahku dalam kelompok maaf, dan terima kasih
melalui kegiatan yang terdiri dari 4 - 5 anak ketika saling berbagi
menggambar berkelompoK. dan berbagi alat mewarnai menggunakan alat
mewarnai bersama-sama
4.
Setelah selesai
menggambar, anak-anak
diberikan kesempatan
untuk menceritakan
gambar masing-masing
secara bergantian
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 12
NASKAH ASLI
TIDAK DI DESAIN
Praktik Pembelajaran yang berpihak pada
transisi PAUD-SD di masa perkenalan
Dua minggu pertama sekolah merupakan gerbang pertama peserta didik pada fase transisi
PAUD-SD memasuki pendidikan sekolah sehingga ada dua hal yang perlu terjadi sebagaimana yang
ditentukan oleh Permendikbud No 18 tahun 2016 tentang MPLS adalah :
Pra - Masa perkenalan anak Masa perkenalan anak (dan Masa perkenalan satuan
(dan orang tua) dengan orang tua) dengan lingkungan pendidikan dengan peserta
lingkungan belajar belajar didik
Guru PAUD perlu memahami proses yang terjadi selama dua minggu ini, sehingga mengetahui
gambaran apa yang akan dilalui oleh peserta didiknya; serta apa yang dapat guru bantu siapkan
sejak di PAUD. Untuk itu, mari kita simak pemaparan di halaman selanjutnya!
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2 1
Hari Ke- Contoh Kegiatan Masa perkenalan anak
1-3 (dan orang tua) dengan lingkungan belajar
1. 2.
Guru menyiapkan Guru kemudian
gambar-gambar bentuk menginstruksikan anak untuk
geometri (segitiga, lingkaran, berkumpul di area dengan kode
persegi) dengan warna yang bentuk dan warna (misalnya
beragam yang ditempelkan di bentuk segitiga biru
tiap area sekolah (misalnya ditempelkan di tempat cuci
toilet, tempat cuci tangan, tangan). Sambil anak mencari
kantin, halaman sekolah, area tersebut dan berkumpul,
perpustakaan, dan lainnya). Tempat Cuci Tangan guru akan menjelaskan fungsi
area tersebut dan cara
menggunakannya. Contohnya,
area tempat cuci tangan, guru
menjelaskan cara, manfaat, dan
mengajak anak berbaris untuk
mencuci tangan bergantian.
Begitu pula dengan area fasilitas
lainnya.
UKS Perpustakaan
Dok. Foto : widiatmika.sch.id/id/facilities/wastafel-di-halaman-sekolah.html,
perpustakaanwakaf.blogspot.com/p/aktiviti.html, www.hipwee.com/hiburan/uks-horor/
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Subtopik 2 10
Kegiatan Inti 2 - Topik 2. Praktik Pembelajaran yang berpihak pada
transisi PAUD-SD di masa perkenalan
Dua minggu pertama sekolah merupakan gerbang pertama peserta didik pada fase
transisi PAUD-SD memasuki pendidikan sekolah sehingga ada dua hal yang perlu
terjadi:
Masa perkenalan anak (dan orang Masa perkenalan satuan pendidikan dengan
tua) dengan lingkungan belajar peserta didik (SD)
3 hari maksimal (sesuai ketentuan Periode dua minggu, meliputi tiga hari pertama
Permendikbud No 18 tahun 2016 - untuk masa pengenalan lingkungan belajar dan
MPLS) tujuh hari lainnya adalah proses kegiatan
pembelajaran untuk asesmen awal
Guru PAUD perlu memahami proses yang terjadi selama dua minggu ini, sehingga
mengetahui gambaran apa yang akan dilalui oleh peserta didiknya; serta apa yang
dapat guru bantu siapkan sejak di PAUD.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Subtopik 2 1
Kegiatan Inti 2 - Topik 2. Praktik Pembelajaran yang berpihak pada transisi
PAUD-SD di masa perkenalan
Dua minggu pertama sekolah merupakan gerbang pertama peserta didik pada fase
transisi PAUD-SD memasuki pendidikan sekolah sehingga ada dua hal yang perlu
terjadi:
Sebelum atau pada saat hari pertama MPLS, guru kelas didorong untuk dapat membuat wadah komunikasi dan
memberikan informasi terkait visi-misi serta kegiatan pembelajaran selama satu semester kepada para orang tua /
wali dari peserta didik serta perannya dalam pembelajaran. Guru kelas pun diharapkan agar dapat menyampaikan
kepada orang tua untuk menanyakan pertanyaan reflektif kepada anak sepulang sekolah seperti : “Kegiatan apa yang
Ananda lakukan di sekolah?’, “Ananda berkenalan dengan siapa saja?’, ‘Bagaimana perasaanmu masuk ke sekolah?”,
“Apa yang menyebabkanmu merasakan demikian?”, dan pertanyaan lainnya.
1. Sebelum hari pertama, infokan kepada orang tua/wali murid untuk mengantar anak-nya ke sekolah pada hari
pertama.
2. Sampaikan bahwa: Mengantarkan anak ke sekolah adalah kesempatan untuk membangun hubungan positif
antara lingkungan pendidikan di rumah dan di sekolah.
3. Tawarkan bagi orang tua/wali murid apakah dapat menemani Ananda di hari pertama berkegiatan (opsional
saja, karena tidak semua orang tua/wali murid memiliki keleluasaan waktu karena ada pekerjaan)
4. Membangun wadah komunikasi dengan orang tua
5. Siapkan daftar untuk orang tua/wali murid nomer yang dapat dihubungi untuk komunikasi terkait kegiatan
pembelajaran.
6. (Jika dimungkinkan), aturlah kursi dan meja membentuk lingkaran atau kelompok-kelompok, sehingga
mendorong peserta didik/orang tua untuk berinteraksi.
Kegiatan Inti 2 - Topik 2. Praktik Pembelajaran yang berpihak pada transisi
PAUD-SD di masa perkenalan
Masa Perkenalan Anak (Orang Tua) dengan Lingkungan Belajar (maks 3 hari
pertama)
Sesuai dengan pada Peraturan Menteri No 18 tahun 2016 tentang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, kegiatan
pada tiga hari pertama merujuk pada kegiatan wajib di dalam peraturan, yang ditentukan dengan maksud
memastikan setiap peserta didik mendapatkan proses adaptasi yang diperlukan agar dapat berkegiatan dengan
nyaman dan aman.
Ketika anak memasuki ruangan baru yang masih gelap dan belum diketahuinya, Bapak/Ibu guru di sekolah perlu
memberikan cahaya penerangan yang dapat membantu anak mengenali lingkungan belajarnya.
Penguatan Transisi PAUD-SD ini pun tidak hanya didukung dengan praktik pembelajaran di SD dan PAUD, tetapi
juga kerjasama antar pihak yang terlibat dalam penguatan Transisi PAUD-SD termasuk pihak orang tua, serta masa
perkenalan yang menjadi ‘gerbang utama jembatan PAUD-SD’ yang sedang kita bangun bersama.
Masa Perkenalan Anak (Orang Tua) dengan Lingkungan Belajar (maks 3 hari
pertama)
2. Kegiatan wajib: membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap
aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;
Alternatif cara: Selain oleh guru kelas, pengenalan ini dapat juga dilakukan oleh peserta didik kelas di atasnya yaitu kelas 2
sampai kelas 6. Hal ini menyebabkan peserta didik baru merasa nyaman selama pembelajaran di satuan pendidikan termasuk
selama kegiatan ekstrakurikuler, di waktu bermain/ istirahat, dan lain-lain.
Kegiatan Inti 2 - Topik 2. Praktik Pembelajaran yang berpihak pada transisi
PAUD-SD di masa perkenalan
Masa Perkenalan Anak (Orang Tua) dengan Lingkungan Belajar (maks 3 hari
pertama)
3. Kegiatan wajib: menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;
4. Kegiatan wajib: mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya
5. Kegiatan wajib: menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai,
menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang
memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
Tujuan kegiatan 1: Anak saling mengenal guru dan teman sebayanya (pada kegiatan ini, orang tua juga dapat
dilibatkan untuk bersama-sama berkenalan)
Kegiatan:
- Anak diberikan kertas nama yang sudah dituliskan nama panggilan anak, dengan diberikan kode satu bentuk
warna (misalnya bentuk lingkaran warna merah, biru, hijau)
- Guru menyiapkan gambar bentuk sesuai warna sebagai penentu kelompok, kemudian meminta anak
berkumpul sesuai kode bentuk dan warna yang ada di kertas nama
- Guru selanjutnya mengajak tiap kelompok anak bernyanyi bersama-sama. Tiap kelompok anak disiapkan
lagu sederhana yang berbeda (misalnya Pelangi, Gembira Berkumpul, dan lainnya). Setelah bernyanyi, guru
mencontohkan cara berkenalan, lalu mengajak anak di kelompok tersebut memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama dan makanan kesukaan (bagian ini dapat disesuaikan oleh guru misalnya warna
kesukaan, mainan kesukaan, atau lainnya; untuk anak-anak yang belum berani mengungkapkan dirinya, guru
dapat mendampingi dengan memberikan petunjuk kata)
Kegiatan Inti 2 - Topik 2. Praktik Pembelajaran yang berpihak pada transisi
PAUD-SD di masa perkenalan
Tujuan kegiatan 3: Anak menunjukkan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.
Kegiatan:
- Guru mengajarkan penggunaan kata tolong, maaf, dan terima kasih melalui kegiatan menggambar berkelompok
- Guru mengajak anak-anak menggambar dengan tema Sekolahku dalam kelompok yang terdiri dari 4 - 5 anak dan
berbagi alat mewarnai
- Anak diajak untuk mengucapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih ketika saling berbagi menggunakan alat mewarnai
bersama-sama
- Setelah selesai menggambar, anak-anak diberikan kesempatan untuk menceritakan gambar maisng-masing secara
bergantian
Kegiatan Inti 3. Topik 2. Praktik pembelajaran yang mendukung transisi
PAUD-SD pada masa dua minggu awal di tahun ajaran
Modul 2
Bagaimana membangun lingkungan belajar
yang mendukung transisi PAUD-SD?
Materi 2.1
Guru memiliki keterampilan untuk menerapkan
praktik pembelajaran yang mendukung transisi
PAUD-SD pada masa dua minggu awal di tahun ajaran
SIMULASI
Lembar Kerja
Untuk menggunakan lembar kerja, klik LINK INI dan tekan tombol
Gunakan Template / Use Template di kanan atas layar Anda. Lembar ini
dapat digunakan dalam bentuk digital atau cetak.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 1
Contoh : Hari 1
Dapat ceklis lebih dari satu kegiatan : Contoh : Anak saling mengenal guru 1. Guru menempelkan kartu berwarna
dan teman sebayanya di sisi kelas/di area tengah kelas
1. Kegiatan wajib: Pengenalan potensi diri 2. Guru menyebutkan warna dan
siswa baru. meminta peserta didik
2. Kegiatan wajib: membantu siswa baru
beradaptasi dengan lingkungan sekolah melompat/berdiri jika mereka
dan sekitarnya, antara lain terhadap memakai warna itu.
aspek keamanan, fasilitas umum, dan
3. Gunakan petunjuk seperti "warna
sarana prasarana sekolah;
3. Kegiatan wajib: menumbuhkan motivasi, favorit saya" atau "baju saya adalah
semangat, dan cara belajar efektif warna" dan mintalah siswa berdiri di
sebagai siswa baru;
4. Kegiatan wajib: mengembangkan dekat kartu warna mereka.
interaksi positif antar siswa dan warga
sekolah lainnya
5. Kegiatan wajib: menumbuhkan perilaku
positif antara lain kejujuran,
kemandirian, sikap saling menghargai,
menghormati keanekaragaman dan
persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan
sehat untuk mewujudkan siswa yang
memiliki nilai integritas, etos kerja, dan
semangat gotong royong.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 2
Hari ke - 1
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 2
Hari ke - 2
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 3
Hari ke - 3
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1 4
Latihan Pemahaman 2.2.1
https://forms.gle/r1hbq4HQ5roxzLj9A
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.1
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Modul 2
Bagaimana membangun lingkungan belajar
yang mendukung transisi PAUD-SD?
Materi 2.2
Praktik Pembelajaran yang berpihak pada transisi
PAUD-SD di masa perkenalan
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:
Setelah tiga hari pertama kita memberikan kesempatan bagi anak untuk berkenalan dengan lingkungan
belajar; maka mulai dari hari keempat hingga ke-10, saatnya satuan pendidikan yang berkenalan dengan anak.
Bagaimana caranya?
Melalui rangkaian kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan potret capaian siswa, dan
digunakan sebagai basis perancangan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 2
Praktik Pembelajaran yang berpihak pada transisi PAUD-SD
di masa perkenalan
Pembelajaran
yang dirancang
PAUD SD Kelas Awal
berdasarkan
asesmen awal
Asesmen awal ini adalah kegiatan yang dirasa sangat utama dalam upaya memperlancar proses transisi anak memasuki
SD, baik anak yang melalui PAUD terlebih dahulu, maupun yang tidak. Kegiatan ini membantu pendidik mendapatkan
gambaran kemampuan fondasi yang sudah dicapai oleh murid maupun yang masih perlu dikuatkan lagi di Fase A.
Data yang didapat dari hasil asesmen awal tersebut utamanya akan digunakan untuk merancang kegiatan pembelajaran,
tidak untuk menyeleksi peserta didik. Data tersebut juga akan membantu pendidik lebih mengenal anak sehingga dapat
membangun kelas yang berpusat pada anak, menentukan strategi pengajaran, menentukan rutinitas yang paling sesuai
dengan karakteristik kelas, dan menentukan prioritas perhatian pendidik tentang perkembangan setiap anak atau
kelasnya.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 3
Hari Ke- Asesmen Awal sebagai upaya satuan pendidikan
4-10 mengenal peserta didik
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 4
Hari Ke- Prinsip Penerapan Asesmen Awal sebagai upaya
4-10 satuan pendidikan mengenal peserta didik
Karena berpusat pada niat untuk membina, maka segala bentuk asesmen yang digunakan fungsinya adalah untuk
merancang kegiatan pembelajaran berikutnya yang lebih baik. Bagaimana Asesmen Awal diterapkan?
Asesmen dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran. kegiatan-kegiatan tersebut harus mengikuti
prinsip-prinsip berikut ini:
Berpusat pada anak dan Sederhana dan realistis, Bermakna, artinya hasil/
menyenangkan, artinya artinya tidak menjadi informasi yang diperoleh dari
asesmen awal tidak tambahan pekerjaan yang asesmen awal ini tidak sekedar
menggunakan kegiatan yang membebani guru kelas. menjadi kelengkapan
bersifat testing (seperti Asesmen awal dapat dilakukan administrasi belaka, namun
misalnya memanggil murid sebagai kegiatan yang dapat digunakan untuk
satu persatu dan terintegrasi dengan kegiatan membantu guru merencanakan
menginstruksikan murid pembelajaran. pembelajaran yang membantu
melakukan serangkaian murid menguatkan
kegiatan) sehingga tidak Kemampuan
memicu kondisi stres pada fondasinya,
anak.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 5
Hari Ke- Penerapan Asesmen Awal sebagai upaya satuan
4-10 pendidikan mengenal peserta didik
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 6
Hari Ke- Penerapan Asesmen Awal sebagai upaya
4-10 satuan pendidikan mengenal peserta didik
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 7
Kemampuan fondasi dapat dibangun sejak di PAUD hingga SD
kelas awal menggunakan CP/KD/Mapel
Mapel SD Agama dan Budi Pendidikan PJOK Bahasa Matematika IPAS Seni Budaya
Pekerti Pancasila Indonesia
Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya:
● Kesadaran pentingnya menghargai sesama dan kemampuan untuk berempati
● Kemampuan menyimak
● Kemampuan untuk mengutarakan gagasan
Pada KM/K13:Agama KM: Jati Diri KM: Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi,
PAUD dan Budi Pekerti K13: Fisik Rekayasa dan Seni/
Motorik/PHBS K13: Kognitif, Bahasa
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 8
Kemampuan fondasi dapat dibangun sejak di PAUD hingga SD
kelas awal menggunakan CP/KD/Mapel
Mapel SD Agama dan Budi Pendidikan PJOK Bahasa Matematika IPAS Seni Budaya
Pekerti Pancasila Indonesia
Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah
secara mandiri
● Kepemilikan kemampuan motorik kasar maupun motorik halus.
● Rasa syukur telah diciptakan oleh Tuhan YME yang tertampil dalam perilaku-perilaku positif seperti menjaga kebersihan
diri, kesehatan diri serta keselamatan diri.
● Kepemilikan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri.
Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi, numerasi serta pemahaman
dasar mengenai cara dunia bekerja
● Kreativitas, dan kemampuan literasi dan pra matematika untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
● Kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan mengenai objek, fenomena alam, atau fenomena sosial
melalui pengamatan dan eksplorasi untuk kemudian diutarakan melalui bahasa atau media sederhana
Pada KM/K13: Agama KM: Jati Diri KM: Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi,
PAUD dan Budi Pekerti K13: Fisik Rekayasa dan Seni/
Motorik/PHBS K13: Kognitif, Bahasa
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 9
Aspek kemampuan fondasi Contoh butir perilaku dari aspek fondasi
Mengenal nilai agama dan budi pekerti ● Mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaannya.
● Bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya
Pengembangan keterampilan motorik dan ● Mampu mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke sekolah.
perawatan diri yang memadai untuk dapat (Tahu mana barang miliknya, bisa membereskan tas sendiri)
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara ● Mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri
mandiri.
Kematangan kognitif yang cukup untuk ● Mampu menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana
melakukan kegiatan belajar, seperti ● Menyadari keterhubungan antara simbol angka/huruf dengan kata dan
kepemilikan dasar literasi, numerasi serta bilangan
pemahaman dasar mengenai cara dunia ● Mampu membilang jumlah benda atau objek dan menggunakan angka
bekerja. sebagai simbol jumlah objek atau benda
● Memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini,
besok, lama, sebentar, pagi, siang, malam)
Tahapan Praktik Pembelajaran yang berpihak pada
transisi PAUD-SD di masa perkenalan
Berikut adalah langkah dalam menyusun penerapan asesmen awal di dua minggu pertama
di awal tahun ajaran baru bagi kelas 1 SD.
Langkah 2 Rancang kegiatan yang dapat digunakan untuk mengamati perilaku tersebut
(Kegiatan dapat lebih dari satu!)
Mari aplikasikan pemahaman Anda terkait langkah di atas dengan mengerjakan lembar kerja yang tersedia.
Pembahasan dan contoh tabel di lembar kerja dapat Anda pelajari di aktivitas berikutnya.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 10
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
2022
Modul 2
Bagaimana membangun lingkungan belajar
yang mendukung transisi PAUD-SD?
Materi 2.2
Praktik Pembelajaran yang berpihak pada transisi
PAUD-SD di masa perkenalan
LEMBAR KERJA
Berikut adalah instrumen asesmen awal
yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi tentang capaian peserta didik.
Rancangan kegiatan pembelajaran yang
sudah disusun dimasukkan ke dalam
instrumen ini, dan dokumentasikan lah
perilaku peserta didik yang teramati di
kolom yang tersedia. Untuk membantu
proses pengumpulan data, ada dua
pertanyaan pemantik untuk memandu
guru menyimpulkan hasil asesmen awal.
Perlu diingat, lembar ini berupa contoh dan berfungsi sebagai alat bantu (bukan dokumen
administratif). Artinya, lembar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menggunakan lembar kerja, klik LINK INI dan tekan tombol Gunakan Template / Use Template di kanan atas layar
Anda. Lembar ini dapat digunakan dalam bentuk digital atau cetak.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 1
Sebelum mengisi lembar asesmen awal, Anda perlu mengetahui seperti apa perilaku nyata dari aspek kemampuan fondasi yang dapat Anda amati
agar dapat melakukan asesmen awal dengan efektif. Untuk membantu Anda, berikut tabel contoh perilaku teramati tersebut. Perlu diingat bahwa
butir perilaku dalam tabel ini bersifat sebagai contoh, Anda dapat menambahkan contoh butir perilaku tersebut selama masih berada dalam
cakupan aspek kemampuan fondasi.
Mengenal nilai agama dan budi pekerti ● Mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan
agama atau kepercayaannya.
● Bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya
Pengembangan keterampilan motorik dan ● Mampu mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke sekolah. (Tahu
perawatan diri yang memadai untuk dapat mana barang miliknya, bisa membereskan tas sendiri)
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri. ● Mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri
Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan ● Mampu menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana
kegiatan belajar, seperti kepemilikan dasar literasi, ● Menyadari keterhubungan antara simbol angka/huruf dengan kata dan bilangan
numerasi serta pemahaman dasar mengenai cara ● Mampu membilang jumlah benda atau objek dan menggunakan angka sebagai
dunia bekerja. simbol jumlah objek atau benda
● Memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini, besok, lama,
sebentar, pagi, siang, malam)
Mata Pelajaran: LEMBAR KERJA
Jumlah Peserta Didik:
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 2
Contoh Lembar Asesmen Awal yang Terisi
Mata Pelajaran: PJOK dan Bahasa Indonesia (dalam durasi 1 hari) LEMBAR KERJA
Jumlah Peserta Didik: 28 Anak
Keterampilan motorik ● Anak memiliki Kegiatan 1. Permainan “Ibu Ke-28 anak di kelas mampu mengikuti permainan Lebih banyak permainan yang
dan perawatan diri koordinasi gerak tubuh Berkata!”. Ketika guru dan telah memiliki koordinasi gerak tubuh yang menguatkan kemampuan
yang memadai untuk yang seimbang saat mengucapkan “Ibu Berkata!” seimbang menyimak anak
dapat berpartisipasi di berkegiatan anak akan diajak untuk
Ada beberapa anak yang kesulitan menyimak
lingkungan sekolah (berjalan/berlari/melo melakukan aktivitas tertentu
dan terus gagal dalam mengikuti instruksi walau
secara mandiri. mpat/menendang/mele seperti mengambil benda,
sudah disampaikan tiga kali berturut-turut.
mpar/merangkak) bergerak, atau apapun.
● Anak mampu Contohnya, “Ibu berkata,
menyimak dan berdiri dengan satu kaki!”.
mengikuti instruksi Guru juga dapat memberikan
sederhana instruksi yang lebih
● Anak mampu menantang.
mengemukakan
Kematangan kognitif pemahamannya Kegiatan 2: Kegiatan berbagi Hampir seluruh anak mampu mengerjakan hasil Mendampingi ananda A lebih
yang cukup untuk melalui media gambar cerita tentang sekolah, dengan karya dengan baik, kecuali ananda A yang sering agar ananda lebih
melakukan kegiatan ● Anak mampu mengenal menggunakan media gambar. memilih untuk bermain di pojok balok saja. nyaman dan lebih banyak
belajar, seperti konsep huruf dan Anak dipersilahkan untuk kegiatan project-based
mampu Ada 3 anak yang sudah mengenal konsep huruf
kepemilikan dasar menambahkan mendetilkan berkelompok agar A mau
mengemukakan dan mampu menambahkan kata di hasil karya
literasi, numerasi ceritanya dengan tulisan berinteraksi dengan teman
pemahamannya gambarnya. Lainnya memilih untuk
serta pemahaman (apabila sudah bisa). Anak
melalui tulisan menggunakan media gambar saja, tidak Kegiatan pembelajaran akan
dasar mengenai cara diajak untuk menjelaskan hasil
● Anak mampu ditambahkan kata-kata. mulai dari penguatan
dunia bekerja: karyanya )
menyampaikan keaksaraan: membacakan
gagasannya secara Hanya sedikit anak yang sudah mampu buku nyaring, mengenal huruf,
verbal mengemukakan pemahamannya mengenai dan lainnya
sekolah secara verbal dengan baik.
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2 3
Latihan Pemahaman 2.2.2
https://forms.gle/tQEQX72KFkVrAUFk6
Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 2.2