BAB 1
PENDAHULUAN
1
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
1.1 TUJUAN
1. Mengidentifikasi proses produksi tambang batubara.
2. Mengidentifikasi limbah yang dihasilkan dari proses produksi batubara.
3. Mengidentifikasi proses pengolahan limbah dari proses produksi batubara.
4. Mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari proses produksi limbah
batubara.
5. Mengidentifikasicara mengurangi dampak limbah dari proses batu bara.
2
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BATUBARA
1. Pengertian Bahan Galian Batubara
Bahan Galian Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa
tumbuhan yang terperangkap dalam sedimen dan dapat dipergunakan sebagai
bahan baker, Jenis sedimen ini terperangkap dan mengalami perubahan
material organik akibat timbunan (burial) dan diagenesa.
Batubara awalnya merupakan bahan organik yang terakumulasi dalam
rawa-rawa yang dinamakan peat. Pembentukan batubara memerlukan kondisi-
kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah
geologi. Zaman karbon kira-kira 340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah masa
pembentukan Batubara yang paling produktif.
3
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
4. Pembentukan Batubara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara
disebut dengan istilah pembatubaraan (Coalification).Ada dua proses yang
terjadi yaitu :
Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material
tanaman terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang
berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat
oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta
membentuk gambut.
Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.
6. Grasifikasi Batubara
Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih efisien jika
dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain, yang bernilai
ekonomis tinggi. Cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah gasifikasi
atau penyubliman batubara.
Coal Gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat
menjadi gas batubara yang mudah terbakar (combustible gasses), setelah
proses pemurnian gas-gas ini CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida),
H (hidrogen), CH4 (metana), dan N2 (nitrogen) dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Hanya dengan menggunakan watergas atau coal gas. Gasifikasi secara
nyata mempunyai tingkat emisi udara kotoran padat, dan limbah terendah.
7. Pembersihan Batubara
Cara untuk membersihkan batubara dari sulfur adalah dengan cara
memecah batubara kebongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Secara
khusus bongkahan batubara tadi dimasukkan kedalam tangki besar yang terisi
air, maka batubara akan mengapung kepermukaan ketika kotoran sulfur
tenggelam.
5
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2.1 LIMBAH
A. Pengertian Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif
terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah adalah sisa
produksi, baik dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia.
Beberapa pengertian tentang limbah :
1. Berdasarkan kepurusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I
tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah
didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia.
B. Karakteristik Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga).
Limbah yang mempunyai karakteristik secara umum sebagai berikut :
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Penyebarannya berdampak luas
4. Berdampak jangka panjang (antargenerasi)
Kualitas limbah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah adalah sebagai berikut :
a. Volume limbah, banyak sedikitnya limbah memengaruhi kualitas
limbah.
b. Kandungan limbah, kualitas limbah dipengaruhi oleh kandungan bahan
pencemar.
c. Frekuensi pembuangan limbah, pembuangan limbah dengan frekuensi
yang sering akan menimbulkan masalah.
1. Karakteristik fisik
a) Zat padat
b) Bau
c) Suhu
d) Warna
e) Kekeruhan
2. Karakteristik kimia
Bahan organic
BOD (Biologycal Oxygen Demand)
DO (Dessolved Oxygen)
6
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
C. Jenis-jenis Limbah
1. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Sumbernya
a. Limbah domestik (rumah tangga)
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman
pendudukp (rumah tangga) dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran,
dan gedung perkantoran.
b. Limbah industry
Limbah industri merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun
perkebunan.
d. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Jenis
limbah yang dihasilkan terutama berupa material tambang, seperti
logam dan batuan.
e. Limbah pariwisata
Kegiatan wisata menimbulkan limbah yang berasal dari sarana
transportasi yang membuang limbahnya ke udara, dan adanya tumpahan
minyak dan oli yang dibuang oleh kapal atau perahu motor di daerah
wisata bahari.
f. Limbah medis
Limbah yang bersal dari dunia kesehatan atau libah medis mirip dengan
sampah domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia
adalah contoh limbah medis.
7
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2) Sifat limbah B3
Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dikenal
sampah spesifik, yaitu sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini :
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Beracun (moderately toxic)
Berbahaya (harmful)
Korosif (corrosive)
Bersifat mengiritasi (irritant)
Dll
8
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan
dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa
lumpur dari hasil proses tersebut
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan
digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan
cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.
Berdasarkan karakteristiknya tersebut, limbah B3 dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
mudah meledak;
pengoksidasi;
sangat mudah sekali menyala;
sangat mudah menyala;
mudah menyala;
amat sangat beracun;
sangat beracun;
beracun;
berbahaya;
korosif;
bersifat iritasi;
berbahayabagi lingkungan;
karsinogenik;
teratogenik;
mutagenik.
4) Senyawa B3
Contoh limbah B3 antara lain logam berat seperti Al, Cr, Cd,
Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida,
sulfida, fenol, dan lain sebagainya.
5) Limbah B3 dalam rumah tangga
Contoh produk limbah rumah tangga berpotensi B3, yaitu
sebagai berikut :
a. Dapur : pembersih lantai, kompor gas, pembersih kaca,
plastik, racun tikus, dan bubuk pembersih.
b. Tempat cucian : pembersih, detergen, pembersih lantai, bahan
pencelup, dan pembuka sumbat saluran air kotor.
c. Kamar mandi : aerosol, disifektan, hair spray, pewarna rambut,
pembersih toilet, dan medicated shampoo.
d. Kamar tidur : kamper, obat anti nyamuk, baterai, cat kuku, dan
pembersih.
9
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
e. Garasi dan gudang : oli dan aki mobil, minyak rem, catwax,
pembesih karburator, cat dan tiner, lem, pembunuh tikus,
semir sepatu, dan genteng asbes.
f. Ruang tamu : pembersih karpet, pembersih lantai, pembersih
perabotan, pembersih kaca, pengharum ruangan.
g. Taman : pupuk dan insektisida.
h. Ruang makan : bumbu dan obat.
3. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Wujudnya
a. Limbah padat
Limbah padat atau bisa disebut sampah merupakan limbah
yang terbanyak di lingkungan. Istilah sampah diberikan kepada barang-
barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak
digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa
padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan.
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic
pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat
kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-
tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit
tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll Sumber-
sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara
garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.
b. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan
yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat
digolongkan berdasarkan pada :
1) Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu
contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda
Titrimetrik
10
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
11
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
lingkungan mencakup baku mutu limbah padat, baku mutu air laut, baku
mutu emisi, baku mutu limbah cair, dan baku mutu air pada sumber air.
12
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
BAB 3
GAMBARAN UMUM KEGIATAN ATAU USAHA
3.1 PROFIL PERUSAHAAN
13
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
VISI
MISI
NILAI
Visioner
Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka panjang
dalam pengembangan bisnis.
Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen
dan bertanggung jawab.
Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan
baru untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
Professional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan
kreativitas, penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk
keahlian yang terus menerus meningkat.
SadarBiayadanLingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan
menjalankan usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian
lingkungan.
MAKNA
14
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
KOMITMEN
ANAK PERUSAHAAN
SEJARAH PERUSAHAAN
Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman
kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan
terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air
Laya.
Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang
selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan
15
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
16
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
AKTIFITAS PERUSAHAAN
Perusahaan ini bergerak pada bidang produksi .
Dengan bahan yang diambil dari alam yaitu
batubara .Batubara adalah salah satu kekayaan
alam yang dimiliki
oleh
17
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
juga mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai penghangat ruangan dan juga
bahan bakar kereta api.
Tanjung Enim
PTBA mengoperasikan tiga unit penyimpanan batubara di
pertambangan Tanjung Enim. Setiap penyimpanan batubara dilengkapi
dengan feed breakers dan conveying system yang terintegrasi dengan
kapasitas sekitar 1.500 – 1.700 ton per jam (tons per hour/tph) dan alat
pemuatan batubara ke kereta dengan kapasitas 2.000 – 2.800 meter kubik per
jam.
Penyimpanan pertama dan kedua berisi batubara dari Tambang Air
Laya dan Muara Tiga Besar.Sementara itu, penyimpanan lainnya berisi
batubara dari unit Banko Barat.Bagian batubara di penimbunan Air Laya
dipindahkan dengan ban berjalan ke PLTU Bukit Asam.
Batubara dari tempat penyimpanan diangkut dengan kereta api ke
pelabuhan atau dermaga. PTBA memiliki kontrak jangka panjang dengan PT
Kereta Api Indonesia (Persero) untuk mengangkut batubara ke Pelabuhan
Tarahan di Lampung atau Dermaga Kertapati di Palembang. Pelabuhan
Tarahan berjarak 410 km dari Tanjung Enim dan Dermaga Kertapati berjarak
190 km dari Tanjung Enim.
Rangkaian kereta api yang mengangkut batubara ke Pelabuhan
Tarahan terdiri dari 46 gerbong yang masing-masing berkapasitas 50 ton,
sementara rangkaian kereta ke Dermaga Kertapati terdiri dari 35 gerbong
dengan kapasitas 30 ton. Di Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati,
PTBA memiliki penyimpanan batubara yang dilengkapi dengan alat pemuat
ke kapal.
Ombilin
Batubara yang ditambang dari pertambangan Ombilin dibersihkan
sebelum dikirimkan ke PLTU Sijantang atau diangkut dengan kereta api
untuk ke PT Semen Padang dan Dermaga Teluk Bayur.
Batubara yang dipindahkan melewati jalur kereta api dari Ombilin ke
Padang telah ada sejak dulu dengan panjang rel sejauh 155 km.
3.2 GAMBARAN UMUM PRODUKSI
Tambang Open Cut (Tambang Terbuka)
18
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
19
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.2 LIMBAH CAIR BATU BARA
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi batubara bermacam-
macam. Limbah tersebut dapat tergolong limbah cair, limbah padat B3 dan non
B3, dan emisi.
4.1.1. Karakteristik Limbah Cair
Proses produksi batubara menyimpan bahaya lingkungan bagi
manusia. Salah satu bahaya dari pertambangan batu bara adalah air buangan
tambang berupa lupur dan tanah hasil pencucian yang diakibatkan dari proses
pencucian batubara yang lebih popular disebut Sludge.
Limbah cucian batu bara yang ditampung dalam bak penampung
sangat berbahaya karena mengandung logam-logam beracun yang jauh lebih
berbahaya dibanding proses pemurnian pertambangan emas yang mengunakan
sianida (CN).
20
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
21
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
statik berupa anyaman kawat baja halus dengan ukuran lubang antara 1 mm
hingga 0,125 mm. Cara kerjanya sederhana, pengayak lumpur dipasangkan
pada pipa yang mengalirkan limbah pencucian. Partikel padat yang tidak dapat
melewati lubang ayakan akan tertahan.
Proses selanjutnya adalah koagulasi. Di dalam limbah pencucian
batubara umumnya banyak terdapat ion-ion bermutan negatif. Akibat gaya
saling tolak-menolak antar partikel bermuatan negatif maka partikel akan selalu
stabil di dalam air. Agar partikel dapat diendapkan maka diperlukan
penambahan ion positif agar partikel menjadi bermuatan netral. Jadi yang
dimaksud koagulasi adalah proses pengendapan dengan penambahan ion
bermuatan positif.
Setelah partikel bermuatan netral pengendapan partikel akan lebih
mudah dilakukan. Proses selanjutnya adalah flokulasi. Flokulasi adalah proses
pengendapan dimana ditambahkan sejumlah senyawa kimia (disebut flokulan)
yang berfungsi untuk menggumpalkan partikel sehingga partikel berukuran
lebih besar dan proses pengendapan dapat berlangsung lebih cepat. Dalam
proses flokulasi diperlukan pengadukan agar kemungkinan bertumbuknya
partikel dengan flokulan semakin besar.
Tahapan terakhir dalam pengelolaan limbah pencucian batubara
adalah sedimentasi di dalam kolam pengendap atau thickener. Perbedaan antara
kolam pengendap dengan thickener adalah pada kolam pengendap proses
pengeluran endapan padat tidak terjadi secara kontinu sementara pada thickener
pengeluaran endapan padat terjadi secara kontinu.
4.2 LIMBAH PADAT B3 BATU BARA
Definisi debu batubara. Debu batubara adalah material batubara
yang terbentuk bubuk (powder),yang berasal dari hancuran batubara
ketika terjadi pemrosesannya(breaking, blending, transporting, and
weathering). Debu batubara yang dapat meledak adalah apabila debu itu
terambangkan di udara sekitarnya.
Pembentukan Debu Batubara. Debu batubara dihasilkan dari
kegiatan penambangan itu sendiri. Pemisahan (breaking) secara kering dengan
cara peledakan penggaruan dapat menimbulkan debu yang banyak. Debu
batubara juga dapat terbentuk pada proses penggilingan dan ketika
22
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
23
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
DustBoss® products
24
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
ulang.
Hal ini dapat mencakup lebih dari 125.000 ft ² dari satu lokasi,
dan perangkat Carriage-mount benar-benar portabel,
memungkinkan untuk ditempatkan di mana pun yang paling
butuhkan pada setiap hari-hari tertentu. Semua unit yang
diproduksi dari bahan-industrial strength, dan dirancang untuk
berjalan sepanjang hari tanpa pengawasan. Beberapa
pelanggan mengoperasikan peralatan DustBoss mereka 24 jam
sehari. Klik Disini untuk detail produk.
4.3 LIMBAH PADAT NON B3 BATU BARA
Abu batubara sebagai limbah tidak seperti gas hasil pembakaran,
karena merupakanbahan padat yang tidak mudah larut dan tidak mudah
menguap sehingga akan lebih merepotkan dalam penanganannya. Apabila
jumlahnya banyak dan tidak ditangani dengan baik, maka abu batubara
tersebut dapat mengotori lingkungan terutama yang disebabkan oleh abu yang
beterbangan di udara dan dapat terhisap oleh manusia dan hewan juga dapat
mempengaruhi kondisi air dan tanah di sekitarnya sehingga dapat mematikan
tanaman. Akibat buruk terutama ditimbulkan oleh unsur-unsur Pb, Cr dan Cd
yang biasanya terkonsentrasi pada fraksi butiran yang sangat halus ( 0,5 – 10
µm ). Butiran tersebut mudah melayang dan terhisap oleh manusia dan hewan,
25
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2. Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran
akibat pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang
tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air
dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung
zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak
bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat
berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan
PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada
diatasnya akan mati.
3. Udara
Penambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan
dari pembakaran batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat
cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan asam)
dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor
udara.
Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat
berbahaya bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
infeksi saluran pernafasan (ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara
tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir
cacat.
4. Hutan
Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber
kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah
dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang
sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa
menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya
menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh
buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.
5. Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan batubara terjadi pada saat
aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara.Selain itu, pencemaran
27
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di
sekitar laut tersebut.
4.5 USAHA MENGURANGI DAMPAK PERTAMBANGAN
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pertambangan
batubara adalah sebagai berikut :
1. Penghentian penggunaan jalan umum untuk aktivitas angkutan
batubara mesti ada ketegasan pemerintah daerah untuk
menyetop dan menindak tegas setiap penguasaha aktivitas
pertambangan ilegal yang selama ini semakin menjamur dan
penurunan terhadap dampak kerusakan lingkungan dan sosial
yang ditimbulkannya.
2. Tidak mengeluarkan perizinan baru agar tidak menambah
semrawutnya pengelolaan sumber daya alam tambang
batubara, saat ini hal yang paling mudah dan sangat mungkin
untuk dilakukan adalah dengan tidak mengeluarkan izin baru
lagi. Sehingga memudahkan untuk melakukan monitoring
terhadap pertambangan batubara yang ada.
3. Penghentian pertambangan batubara ilegal secara total,
pemerintah harus melakukan penghentian pertambangan
batubara ilegal secara tegas tanpa padang bulu dan transparan.
4. Penghentian bisnis yayasan dan koperasinya TNI – POLRI
5. Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit
lingkungan semua usaha pertambangan batubara.
6. Meninggikan standar kualitas pengelolaan lingkungan hidup
dan komitmen untuk kelestarian lingkungan hidup.
7. Pelembagaan konflik untuk menyelesaikan persengketaan
rakyat dengan perusahaan pertambangan agar tercapai solusi
yang memuaskan berbagai pihak.
8. Menyusun kebijakan strategi pengelolaan sumber daya alam
tambang.
9. Setiap perusahaan diwajibkan mereklamasi bekas-bekas
penambangan dan menjamin serta memastikan hasil reklamasi
tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak pemerintah harus
mengawasi jalannya proses reklamasi tersebut, sehingga
28
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
29
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.5 KESIMPULAN
Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga
dengan kegiatan eksploitasi bahan tambang, pastilah membawa dampak yang jelas
terhadap lingkungan dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak tersebut dapat
bersifat negatif ataupun positif, namun pada setiap kegiatan eksploitasi pastilah
terdapat dampak negatifnya, hal tersebut dapat diminimalisir apabila pihak yang
bersangkutan bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya dan
juga memanfaatkannya secara bijaksana.
Sebagai contoh adalah kegiatan pertambangan batubara di pulau
Kalimantan yang bisa dibilang telah mencapai tahap yang kronis, dengan
menyisakan lubang-lubang besar bekas kegiatan pertambangan dan juga dampak-
dampak yang lainnya seperti limbah yang dihasilkan dari pertambangan
batubara.Hal tersebut setidaknya dapat diminimalisir dan dikurangi dampaknya
apabila kita melakukan tindakan perbaikan maupun pengolahan dan juga
memanfaatkan SDA secara bijaksana.
Dalam persoalan kali ini limbah lah yang menjadi persoalan yang tidak
dapat dikesampingkan oleh industry batubara terkait. Limbah yang dihasilkan
pastilah akan berbahaya bagi lingkungan, jika tidak diolah terlebih dahulu. Hal-hal
seperti itulah yang patut mendapatkan perhatian lebih dari pemilik usaha, dengan
cara membangun unit plan pengolahan limbah agar sama-sama memiliki timbal
balik positif antara lingkungan dengan industry pertambangan, kususnya batubara.
5.2 SARAN
Agar pemerintah lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan
tentang AMDAL, sehingga para penambang lebih memperhatikan dampak
lingkungan dari pada keuntungan semata.Diharap juga pemerintah lebih tegas
menindak para penambang yang terbukti melanggar peraturan penambangan agar
para penambang terutama perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi yang
ramah lingkungan sehingga dapat meminimalkan dampak lingkungan dan resiko
kecelakaan.Diharap dengan penambang yang bertanggung jawab terhadap
30
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
31
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
32