Anda di halaman 1dari 14

Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Berbahan Pangan Lokal


TA 2023

melalui Swakelola Type I


Swakelola
Penyelenggaraan Swakelola dilakukan berdasarkan tipe Swakelola sebagai berikut:
a. tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran;
b. tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan, dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola;
c. tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Ormas pelaksana Swakelola; dan
d. tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan/atau berdasarkan usulan Kelompok
Masyarakat, dan dilaksanakan serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana
Swakelola.
Peraturan LKPP No.3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola

PASAL 7:
“PA/KPA dengan pertimbangan untuk mengatasi kekosongan hukum
dan/atau stagnasi pemerintahan guna kemanfaatan dan kepentingan
umum dapat menyesuaikan prosedur/tata cara pedoman Swakelola”.
Pelaksanaan Swakelola Tipe I

PA/KPA dapat menggunakan pegawai K/L/PD PA/KPA


dan/atau tenaga ahli;
Penggunaan tenaga ahli tidak boleh melebihi
PENYELENGGARA
50% dari jumlah anggota Tim Pelaksana; SWAKELOLA :
UKPBJ/
Dalam hal dibutuhkan pengadaan barang/jasa - Tim Persiapan PPK
- Tim Pelaksana PP
melalui Penyedia, dilaksanakan sesuai ketentuan - Tim Pengawas
dalam Perpres 16/2018 dan Perpres 12/2021; Ditetapkan oleh PA/KPA
Tim Pelaksana melaksanakan swakelola sesuai
dengan jadwal dan tahapan pelaksanaan
kegiatan/sub kegiatan/output sesuai dengan
hasil persiapan.

5
Melakukan Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan
Pengadaan Secara Swakelola

Swakelola

Penyerahan

Persiapan/ Sasaran pengawasan adalah


pelaksanaan
Perencanaan terhadap masalah administrasi,
teknis, dan keuangan sejak
pengawasan
persiapan, pelaksanaan sampai
dengan penyerahan hasil pekerjaan
Pelaporan yang dilakukan Tim Pengawas
Pertanggungjawaban
Melakukan Penyerahan Hasil Pekerjaan
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV
Pimpinan Kelompok
Masyarakat/tim
Tim pelaksana Swakelola menyerahkan hasil pekerjaan dan pelaksana menyerahkan hasil
laporan pelaksanaan pekerjaan kepada PPK melalui Berita pekerjaan dan laporan
Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan kepada
PPK
melalui Berita Acara Serah Terima
Hasil Pekerjaan
Penyerahan hasil pekerjaan
Penyerahan hasil pekerjaan dan laporan pelaksanaan dan laporan pelaksanaan
pekerjaan kepada PPK setelah dilakukan pemeriksaan oleh pekerjaan kepada PPK setelah
dilakukan pemeriksaan oleh Tim
Tim Pengawas Pengawas

PPK menyerahkan hasil pekerjaan


(termasuk barang/jasa yang berbentuk aset) kepada PA/KPA
DAK Non Fisik TA 2023 bidang Kesehatan
(BOK Puskesmas)
1) Dana Bantuan Operasional Kesehatan yang selanjutnya disebut Dana
BOK adalah dana bantuan DAK Nonfisik bidang Kesehatan yang
digunakan untuk pendanaan belanja operasional program prioritas
nasional bagi dinas kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat sebagai
pelaksana program kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Dana BOK Puskesmas disalurkan dari rekening kas umum negara ke
rekening Puskesmas yang menjadi bagian kas umum daerah.
3) DAK Non Fisik tidak boleh dimanfaatkan untuk honor panitia, instruktur
senam, moderator, MC, pembaca do’a, seminar kit, hadiah lomba,
retribusi, pendanaan vaksin, cetak foto, belanja modal, pemeliharaan
bangunan, kendaraan, sarana dan prasarana.
4) Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota (PA)  Kepala Puskesmas (KPA) 
SDM Puskesmas (PPK)  Pokja/Pejabat Pengadaan (dari Puskesmas atau
dari satker lain yang di SK kan oleh PA/KPA)
Penyedia dalam Swakelola
Dalam hal Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana
Swakelola telah mempunyai standar biaya yang telah ditetapkan
sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maka penyusunan RAB
berdasarkan tarif yang telah ditetapkan dalam PNBP tersebut.
Apabila dalam pelaksanaan Swakelola tipe I terdapat kebutuhan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia maka:
a) Dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; atau
b) Untuk Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana
Swakelola yang menerapkan tarif berdasarkan PNBP, maka semua
kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa mengacu pada tarif yang telah
ditetapkan dalam PNBP tersebut  pengadaan yang dikecualikan
Kriteria Barang/Jasa yang diadakan melalui Swakelola
Contoh:
1) Barang/jasa yang dilihat dari segi nilai, lokasi, dan/atau sifatnya tidak diminati oleh Pelaku
Usaha
2) Jasa penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan/atau pelatihan, kursus,
penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan
3) Jasa penyelenggaraan kegiatan sayembara atau kontes
4) Barang/jasa yang dihasilkan oleh usaha ekonomi kreatif dan budaya dalam negeri untuk
kegiatan pengadaan festival, parade seni/budaya
5) Jasa sensus, survei, pemrosesan/pengolahan data, perumusan kebijakan publik, pengujian
laboratorium dan pengembangan sistem, aplikasi, tata kelola, atau standar mutu tertentu.
6) Barang/jasa yang masih dalam pengembangan sehingga belum dapat disediakan atau diminati
oleh Pelaku Usaha
7) Barang/jasa yang dihasilkan oleh Ormas, Kelompok Masyarakat, atau masyarakat
8) Barang/jasa yang pelaksanaan pengadaannya memerlukan partisipasi masyarakat 
Peningkatan pembangunan non fisik bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
misalnya Pelayanan peningkatan gizi keluarga di posyandu
Bentuk Perikatan dengan Penyedia dalam Swakelola
• sd Rp.10 juta  bukti pembelian/pembayaran (pembelian langsung)
• sd Rp.50 juta  kuitansi (pembelian langsung)
• di atas Rp.50jt sd Rp.200 jt  SPK/Surat Pesanan (Pengadaan
Langsung/ePurchasing oleh Pejabat Pengadaan)
• di atas Rp.200 jt  surat perjanjian/kontrak/surat pesanan (tender oleh
UKPBJ atau ePurchasing oleh PPK)
Transaksi sd Rp. 2 juta atau pembayaran menggunakan Kartu Kredit
Pemerintah (KKP) tidak dikenakan pajak (PPN dan PPh)
Untuk belanja barang diatas Rp. 2jt, kalau Penyedia tidak memiliki NPWP
dikenakan tarif 100% lebih tinggi (mis. PPh 22 dipungut bendahara dari 1,5%
menjadi 3%; PPN 11% menjadi 22%)
Syarat NPWP untuk pemilihan penyedia per orangan  potensi kendala
dalam pelaksanaan pengadaan barang di daerah terpencil/pasar
tradisonal/toko kelontong dan sejenisnya
Bela Pengadaan (transaksi sd Rp.50jt)
a) Bela Pengadaan merupakan program untuk mendukung Program
UMK Go Digital melalui proses belanja langsung K/L/PD yang
bernilai paling tinggi Rp. 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah)
kepada UMK yang tergabung dalam Marketplace yang sudah
terintegrasi dalam Bela Pengadaan
b) Apabila menggunakan Kartu Kredit Pemerintah (KKP), maka
transaksi berapa pun tidak dipungut pajak oleh Bendahara Instansi.
c) Tapi apabila menggunakan Tunai (UP/Uang Persediaan) atau Cash
on Delivery (COD) maka untuk saat ini, transaksi yang tidak
dipungut pajak dibatasi untuk transaksi di bawah Rp2.000.000,-
(dua juta rupiah).
Rujukan:
• Peraturan Presiden No.12 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan
Presiden No.16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
• Peraturan LKPP No.3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola
• Peraturan Menteri Kesehatan No.42 Tahun 2022 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun 2023
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai