FMEA
FMEA
Tim FMEA:
2. Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode
3. Identifikasikan kemungkinan penyebab dari tiap failure mode, dan deskripsikan upaya-upaya yang sudah
dilakukan ( kalau ada) untuk mengatasi failure mode:
I. IDENTIFIKASI RISIKO
A. PEMILIHAN PROSES
Hasil dari identifikasi risiko yang kemudian di lakukan pemilihan area prioritas
melalui 3H1P akhirnya didapatkan hasil bahwa ruang laboratorium paling
beresiko. Dari banyaknya tindakan yang dilakukan di ruang laboratorium
maka dipilih satu proses yang potensial beresiko yaitu Prosedur Pengambilan
Darah Vena Dengan Spuit, maka perlu dilakukan manajemen resiko-
pengkajian terhadap Prosedur Pengambilan Darah Vena Dengan Spuit di
ruang Laboratorium dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis )
Label Identitas
Pasang
tourniquet
Tusuk Vena
Masukkan darah
ke tabung
B. PENGENALAN TERHADAP TERJADINYA FAILURE DAN AKIBAT ADANYA FAILURE UNTUK TIAP MODEL
KESALAHAN/KEGAGALAN
Petugas membuat Petugas gagal Pasien tidak membawa kartu Riwayat pasien-sistem administratif
rekam medik baru jika melengkapi data pasien identitas tidak terdata dengan baik,
pasien baru dan di RM Potensial salah orang bila ada
memberi kartu identitas nama sama
berobat.
Petugas mencari RM tidak ketemu/lama Rekam medik tidak ditemukan Memperlambat pelayanan,
rekam medik jika dalam pencarian karena RM belum kembali ke rak, Waktu tunggu lama,
pasien lama. tanda trecer tidak ada Pasien tidak puas dengan pelayanan
Petugas Petugas tidak Pasien kondisi penyakit Pasien bingung mencari tempat
menyampaikan kepada menyampaikan dimana khusus/airbone campur dengan duduk diruang tunggu, tidak ada
pasien bahwa pasien sebaiknya pasien pasien lain, tertular penyakit pemilahan pasien(sesuai kondisi),
sudah terdaftar. duduk (didepan ruang pasien duduk berdekatan
tujuan), dipilah sesuai
kondisi
Proses Failure Mode Cause Failure Effect Failure
Upaya Yang Ada
(Langkah) (Model Kesalahan) (Penyebab Kesalahan) (Efek yang ditimbulkan)
1 Kemungkinan Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada yang
Terjadi ingat kapan terakhir terjadi.
Sangat
Rendah
Detection Rating Scale :
5 Berpeluang Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak
Sedang otomatis atau dilakukan secara sampling.
Untuk
Diketahui
DIAGRAM PARETO
KESIMPULAN :
Berdasarkan diagram pareto di atas modus kegagalan yang dominan adalah kegagalan mengidentifikasi pasien prioritas, Petugas
meminta print out kartu BPJS sebagai syarat mendaftar bagi peserta BPJS, Pasien belum dipilah sesuai kondisi, Petugas tidak
menyampaikan dimana sebaiknya pasien duduk (didepan ruang tujuan,penandaan jaga jarak, ruang khusus untuk pasien dengan
kondisi tertentu).
III. ANALISA RISIKO
Berdasarkan diagram pareto di atas modus penyebab kesalahan yang dominan adalah kegagalan mengidentifikasi pasien
prioritas, Petugas meminta print out kartu BPJS sebagai syarat mendaftar bagi peserta BPJS, Pasien belum dipilah sesuai kondisi,
Petugas tidak menyampaikan dimana sebaiknya pasien duduk (didepan ruang tujuan,penandaan jaga jarak, ruang khusus untuk
pasien dengan kondisi tertentu). Jadi modus penyebab kesalahan yang dominan ini akan ditindaklanjuti untuk dicari solusinya.
DIAGRAM TULANG IKAN
MANUSIA METODE
Petugas belum
paham tentang Prosedur prioritas
pemilahan pasien belum punya
Kepatuhan terhadap
pasien
pasien prioritas
kurang Pemilihan pasien
prioritas belum
dilakukan hanya bumil,
lansia
Kegagalan mengidentifikasi
Kondisi pasien (pasien prioritas)
Penanda pasien pengunjung yang
prioritas belum ramai
ada
Kurang
berjalannnya
monitoring Ruang tunggu pasien
kepatuhan terbatas
petugas
MATERI MESIN
LINGKUNGAN
IV. RENCANA PERBAIKAN SOLUSI/RENCANA TINDAK LANJUT
Penandaan pada
pasien identitas
mirip (nama)
Form
monitoring
waktu tunggu
Form
kepuasan
pasien
2. SOP Penerimaan Pasien Dengan SOP Penerimaan Pasien Monitoring Pada area prioritas
Resiko, Kendala Dan Kebutuhan Dengan Resiko, Kendala Dan
Khusus Kebutuhan Khusus sudah
dibuat
Trecer
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
10. Kebijakan
Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
11. Referensi
Kesehatan Masyarakat
1. Petugas pendaftaran mengenali hambatan yang dimiliki
12. Prosedur/Langkah-langkah
oleh pasien:
Hambatan Bahasa (tidak bisa berbahasa Indonesia)
Hambatan fisik (dilihat dari cara berjalan pakai
tongkat atau alat bantu yang lain, di tuntun, buta,
bisu, tuli, menggunakan kursi roda)
2. Petugas pendaftaran segera menghubungi petugas
penerjemah yang sudah di tunjuk oleh Kepala UPTD
Puskesmas sebagai penerjemah Bahasa (jika pasien
tidak bisa berbahasa Indonesia) dan melakukan
pendaftaran.
3. Jika hambatan fisik maka petugas pendaftaran akan
mendahulukan dan mengantarkan pasien langsung
menuju ruang periksa yang dituju dan mempersilahkan
kepada kerabat yang mengantar untuk melakukan
pendaftaran, jika pasien datang sendiri tanpa ada yang
mengantar maka pada ruang pemerikasaan akan
melakukan pendataan langsung diruang periksa dan
setelah itu menyerahkan ke bagian pendaftaran.
1. Pengkajian
No Penilaian/Pengkajian Ya Tidak
a. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang/sempoyongan/limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk,tripot,
kursi roda, orang lain)
2. Hasil
3. Tindakan
PASIEN
DATANG
ya tdk
GADAR,
LANSIA,
HAMIL,DIFABEL
, KONDISI
ya tdk
BARU
CEK
PASIEN
TERDAFTAR
NO Failure mode Solusi Keparahan Frek
Kej
5 Petugas salah menulis resep Mencocokan ulang resep, rekam Berbahaya Kemu
medis dan pasien ringan terjad